Jr Pterigium
-
Author
tri-fitrian-afrianto -
Category
Documents
-
view
246 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of Jr Pterigium

JOURNAL READINGManagement of Recurrent Pterygia
Lab. Ilmu Kesehatan MataRSUD Kanjuruhan-Kepanjen
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang2011
Pembimbing :dr. Sigit Wibisono, Sp. M
Malisa Lukman, S.Ked 2071210029

INTRODUCTION
• Pterigium penyakit pada mata bagian eksternal yang sering terjadi pada daerah tropis dan subtropis, penyebab paparan sinar ultraviolet.
• Perubahan histopatologi elastodisplasia dan elastodistrofi pada jaringan ikat subepitel (Austin, et al., 1983).

• Tujuan pembedahan mengeksisi jaringan pterigium, mencegah kekambuhan, dan memperbaiki integritas permukaan bola mata.
• Pada eksisi sederhana tingkat kekambuhan tinggi antara 24-89% (Jaros dan Deliuse, 1988).
• Usaha untuk menurunkan kekambuhan antimetabolit (mitomycin C), radioterapi, conjunctiva atau limbal conjunctival autograft, dan amniotic membrane graft (Kenyon et al., 1985).

• Penelitian terkini limbal conjunctival autograft transplantation (LCAG) efektif untuk mencegah terjadinya kekambuhan pterigium (Rao et al., 1998; Gris et al., 2000; Al Fayez, 2002).

AIM
• Menentukan tingkat kekambuhan pterigium setelah dilakukan dua prosedur tindakan pembedahan eksisi pterigium yang berbeda : Conjungtival autograft Limbal conjungtival autograft
• Ditambah dg pemberian mitomycin C

MATERIAL & METHODS
• DESIGN 20 mata dari 20 pasien (7F, 13M)
Kelompok 2 Limbal Conjungtiva Autograft
n = 10
mitomycin C 0,01% selama 3 menit
intraoperatif bare sklera
randomisasi
Diobservasi selama 12 bulan
Kelompok 1 Conjungtiva Autograft
n = 10
Analisa data dan Hasil

• DRUGS• Pasca operasi kedua kelompok diberi obat antibiotik topikal dan steroid digunakan 4x1 (2 minggu pertama) 2x1 (2 minggu selanjutnya).

• SURGERY OPERATION• Anastesi lokal • Pemberian mitomycin C 0,01% pada sklera yg
telah dibuka selama 3 menit saat operasi. • Badan pterigium diambil dan bagian kepala
pterigium dihilangkan dengan cara dibedah agar lamela kornea bersih.
• Tempat diberikannya mitomycin C diirigasi dengan larutan garam yang seimbang sambil mempersiapkan conjunctival autograft atau limbal conjunctival graft yang berasal dari konjungtiva bagian temporal (dg cara menandai bagian konjungtiva yg akan diinsisi injeksi larutan saline dibawah konjungtiva menggunakan spuit insulin untuk memisahkan konjungtiva dari tenon graft dieksisi).

• Conjunctival autograft dijahit dg bagian konjungtiva tempat pterigium yang telah dieksisi dg benang vicryl 8/0.
• Pada kelompok 2 memotong stem cell (dg bagian konjungtiva) pada limbus dengan jarak 1 mm dari kornea yang bersih graft ditutupkan pada bagian konjungtiva tempat pterigium yang telah dieksisi stem cell dijahit pada limbus dengan dua potongan benang jahit silk 10/0.

• Follow up pada hari ke-2 dan 1 minggu pasca operasi, kemudian setiap bulan selama 12 bulan.
• Kekambuhan proliferasi fibrovaskular yang meluas sampai ≥ 1,5 mm kornea (Lam et al., 1989).

• STATISTICAL ANALYSIS• Analisis tingkat kekambuhan
menggunakan uji T dan disebut siginifikan jika nilai p ≤ 0,05.

RESULT
• Setelah 12 bulan pasca operasi :• Kelompok limbal conjunctival autograft
1 mata kambuh setelah 4 bulan.• Kelompok conjunctival autograft 2 mata
kambuh setelah 2 & 4 bulan (p = 0,027).• Komplikasi pada hari pertama pasca
operasi keratitis pungtata superfisial, mata merah, iritasi (disebabkan oleh penggunaan mitomycin C yang kemudian pulih spontan).

Pra dan pasca eksisi pterygium dengan Conjungtiva Autograft
Pra dan pasca eksisi pterygium dengan Limbal Conjungtiva Autograft

DISCUSSION
• Limbal conjunctival autograft transplantation (LCAG) mampumencegah terjadinya kekambuhan pterigium teori bahwa defisiensi stem sel limbus perkembangan dari pterygium limbal autograft dengan epitel limbus pada conjunctival graft yang akan memperbaiki fungsi barier dari limbus (Rao et al., 1998; Gris et al., 2000; Al Fayez, 2002).

• Mitomycin C agen sitotoksik yang potensial untuk menghambat sintesis DNA arrest pada fase S siklus sel.
• Pada penelitian ini penggunaan dosis yang rendah dalam suatu konsentrasi (0,01%) ditujukan untuk menurunkan terjadinya komplikasi pada permukaan bola mata.

CONCLUSION
• Kombinasi pemberian mitomycin C saat operasi dan limbal conjunctival autograft mampu mencegah terjadinya kekambuhan pada pterigium dan memperbaiki integritas permukaan bola mata.

