Rino Sinusitis
-
Upload
jihan-anandya-alyka-fitri -
Category
Documents
-
view
27 -
download
0
description
Transcript of Rino Sinusitis
7/18/2019 Rino Sinusitis
http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 1/14
LAPORAN PENDAHULUAN RINOSINUSITIS
A. PENGERTIAN
Rinosinusitis adalah penyakit inflamasi mukosa yang melapisi hidung dan sinus paranasal.
Peradangan ini sering bermula dari infeksi virus, yang karena keadaan tertentu berkembang
menjadi infeksi bakterial dengan penyebab bakteri pathogen yang terdapat di saluran napas
bagian atas. Penyebab lain adalah infeksi jamur, infeksi gigi, dan dapat pula terjadi akibat fraktur
dan tumor (Benninger dan Gottschall, 2!" #oetjipto dkk, 2!$
Rinosinusitis merupakan peradangan mukosa hidung dan sinus paranasal, yang selalu dimulai
dengan penyumbatan daerah kompleks osteomeatal oleh infeksi, obstruksi mekanik atau alergi
(%&ang dkk, 2'" orissen dkk, 2" Baroody, 2)$
Rinosinusitis adalah peradangan mukosa nasal dan sinus paranasal, dikatakan kronis apabila
berlangsung paling sedikit *2 minggu (+-, 2*$ #inusitis dapat didefinisikan sebagai peradangan pada salah satu atau lebih mukosa sinus
paranasal, umumnya disertai atau dipicu oleh rinitis sehingga sering disebut sebagai rinosinusitis.
Bila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis, sedangkan bila mengenai semua sinus
paranasal disebut pansinusitis. (#oetjipto /ardani R#,2)$
Rinosinusitis merupakan penyakit peradangan yang menyerang organ sinus paranasal dan
kavitas nasal. #ejak pertengahan tahun *'', kata sinusitis telah diganti menjadi istilah
rinosinusitis, dimana jarang ditemukan kasus sinusitis tanpa rhinitis dan juga penyakit rhinitis
yang selalu disertai dengan sinusitis. (0ee, 21$
Rinosinusitis kronik (R#-$ atau sering disebut sinusitis kronik didefinisikan sebagai gangguan
akibat peradangan dan infeksi mukosa sinus paranasalis dan pada mukosa hidung yang telah
mengalami perubahan reversibel maupun irreversible dengan berbagai etiologi dan faktor
predisposisi dan *,2, berlangsung lebih dari *2 minggu R#- masih merupakan tantangan dan
masalah dalam praktek umum maupun spesialis mengingat anatomi, etiologi serta
penanganannya yang kompleks (%aro&i dkk, 2**$
Rinosinusitis kronis adalah inflamasi mukosa hidung dan sinus paranasal yang dapat
ditegakkan berdasarkan ri&ayat gejala yang diderita sudah lebih dari *2 minggu, dan sesuai
dengan 2 kriteria mayor atau * kriteria mayor ditambah 2 kriteria minor (#tankie&ic3, 2*"Bus4uets, 2!" #oetjipto, 2!" #etiadi 5, 2'$.
Rinosinusitis (R#-$ merupakan istilah yang lebih tepat karena sinusitis jarang tanpa didahului
rinitis dan tanpa melibatkan infl amasi mukosa hidung. Rinosinusitis menjadi penyakit
berspektrum infl amasi dan infeksi mukosa hidung dan sinus paranasal. Rinosinusitis
didefinisikan sebagai gangguan akibat infl amasi mukosa hidung dan sinus paranasal" dikatakan
kronik apabila telah berlangsung sekurangnya *2 minggu (Benninger dkk, 2$
7/18/2019 Rino Sinusitis
http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 2/14
5enurut American Academy of Otolaryngology Head and Neck Surgery *''!, rinosinusitis
adalah peradangan kronik pada satu atau lebih mukosa sius paranasal. #ecara embriologis
mukosa sinus merupakan lanjutan dari mukosa hidung, sehingga sinusitis hampir selalu
didahului dengan rinitis dan gejala6gejala obstruksi nasi, rinore serta hiposmia dijumpai pada
rinitis maupun sinusitis. Berdasarkan Task force yang dibentuk oleh American Academy of
Otolaryngic Allergy (7787$, dan 7merican Rhinologic #ociety (7R#$, rinosinusitis kronik
didefinisikan sebagai rinosinusitis yang berlangsung lebih dari *2 minggu dengan 2 gejala mayor
atau lebih atau satu gejala mayor disertai dua gejala minor (%&ang dkk, 2"
irapongsananuruk, *''1 cit #etiadi 2'$
Rinosinusitis (maksila$ adalah inflamasi pada mukosa hidung dan sinus paranasal (sinus
maksila$, ditandai oleh dua atau lebih gejala, diantaranya terdapat sumbatan hidung9obstruksi9
kongesti, atau ada sekret hidung (anterior9 posterior nasal drip$, rasa nyeri9tertekan pada &ajah,
berkurang atau hilangnya penghidu" juga temuan endoskopik: adanya sekret mukopurulenterutama dari meatus medius, atau edema9sumbatan mukosa terutama di meatus medius dan atau
adanya perubahan mukosa dalam kompleks osteomeatal dan atau sinus pada temuan tomografi
komputer9 +; scan$ (<okkens dkk, 2)$
B. KLASIFIKASI
Pinheiro et al . (*''1$ dalam +- (2*$, membagi rinosinusitis ditinjau dari lima
aksis, yaitu:
*. Gambaran klinis (akut, subakut, dan kronik$
5enurut -onsensus =nternational (2>$ dalam #oetjipto /ardani (2)$ membagirinosinusitis menjadi:
a. 7kut dengan batas sampai > minggu
b. #ub akut bila terjadi antara > minggu sampai bulan atau *2 minggu
c. -ronik bila lebih dari bulan atau *2 minggu
Rinosinusitis kronis adalah peradangan mukosa hidung dan sinus paranasal yang menetap selama
lebih *2 minggu atau > kali serangan akut berulang pertahun yang masing6masing serangan lebih
dari * hari.
2. 0okasi sinus yang terkena (maksilaris, frontalis, ethmoidalis, dan sphenoidalis$
. 8rganisme yang terlibat (virus, bakteri, atau jamur$
>. -eterlibatan ekstrasinus (komplikasi atau tanpa komplikasi$
?. 5odifikasi penyebab spesifik (atopi, obstruksi komplek osteomeatal$
7/18/2019 Rino Sinusitis
http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 3/14
-lasifikasi lain didasarkan ditemukan ada tidaknya alergi, membagi rinosinusitis
menjadi alergi dan nonalergi atau berdasarkan ada tidaknya infeksi dibagi dalam rinosinusitis
infeksi dan noninfeksi. Rinosinusitis infeksi biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas atas
akut yang disebabkan virus, biasanya infeksi bakteri merupakan lanjutan dari infeksi virus.
=nfeksi virus biasanya akan membaik tanpa terapi setelah 2 minggu. @irus yang biasa menjadi
penyebab adalah virus influen3a, corona virus dan rinovirus. =nfeksi virus sering diikuti infeksi
bakteri terutama kokkus (streptococcus pneumonia dan staphilococcus aureus$ dan haemophilus
influen3a. Rinosinusitis kronik noninfeksi Bisa disebabkan alergi, faktor lingkungan (misalnya
polutan$ dan penyebab fisiologik atau yang berkaitan dengan usia (misalnya rinitis vasomotor
dan perubahan hormonal$.
Pembagian berdasarkan derajat sinusitis digunakan gambaran radiologis untuk
menunjukkan berat ringannya penyakit. Pembagian secara radiologis telah banyak dilakukan di
antaranya menurut 0und 5ac-ay. Pembagian menurut sistem 0und 5ac-ay didasarkan pada pengukuran obyektif kelainan masing6masing sinus dengan skor bila tidak ditemukan kelainan,
skor * bila ditemukan opasitas parsial, skor 2 bila ditemukan opasitas total sinus, dan penilaian
patensi osteomeatal komplek. #istem ini banyak dipakai karena mampu mengukur kelainan
masing6masing sinus secara obyektif, dapat dipakai untuk kasus individual, dan
mempertimbangkan kondisi komplek osteomeatal (Aeinreich, 2>$.
C. ETIOLOGI
*. <aktor %ost
a. mur, enis -elamin dan Ras
Rinosinusitis kronik merupakan penyakit yang dapat mengenai semua kelompok umur, semua
jenis kelamin dan semua ras.
b. Ri&ayat Rinosinusitis 7kut
Rinosinusitis akut biasanya didahului oleh adanya infeksi saluran pernafasan atas seperti batuk
dan influen3a. =nfeksi saluran pernafasan atas dapat menyebabkan edema pada mukosa hidung,
hipersekresi dan penurunan aktivitas mukosiliar. Rinosinusitis akut yang tidak diobati secara
adekuat akan menyebabkan regenerasi epitel permukaan bersilia yang tidak lengkap, akibatnya
terjadi kegagalan mengeluarkan sekret sinus dan menciptakan predisposisi infeksi.c. =nfeksi Gigi
=nfeksi gigi merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya rinosinusitis maksila. %al ini
terjadi karena sinus maksila mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan akar gigi premolar
dan molar atas. %ubungan ini dapat menimbulkan masalah klinis seperti infeksi yang berasal dari
gigi dan fistula oroantral dapat naik ke atas dan menimbulkan infeksi sinus maksila.
d. Rinitis 7lergi
7/18/2019 Rino Sinusitis
http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 4/14
7lergi merupakan suatu penyimpangan reaksi tubuh terhadap paparan bahan asing yang
menimbulkan gejala pada orang yang berbakat atopi sedangkan pada kebanyakan orang tidak
menimbulkan reaksi apapun.' Rinitis alergi adalah suatu penyakit manifestasi reaksi
hipersensitifitas tipe = (Gell +omb$ yang diperantarai oleh =gC dengan mukosa hidung sebagai
organ sasaran utama. Gejalanya berupa hidung beringus, bersin6bersin, hidung tersumbat dan
gatal.
Peranan alergi pada rinosinusitis kronik adalah akibat reaksi anti gen anti bodi menimbulkan
pembengkakan mukosa sinus dan hipersekresi. 5ukosa sinus yang membengkak dapat
menyumbat ostium sinus dan mengganggu drainase sehingga menyebabkan timbulnya infeksi,
yang selanjutnya menghancurkan epitel permukaan. -ejadian yang berulang terus6menerus dapat
menyebabkan rinosinusitis kronis.
e. iabetes 5ellitus
iabetes mellitus merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya rinosinusitis kronik. %al inidisebabkan penderita diabetes mellitus berada dalam kondisi immunocompromised atau turunnya
sistem kekebalan tubuh sehingga lebih rentan terkena penyakit infeksi seperti rinosinusitis.
f. 7sma
7sma merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya rinosinusitis kronik. #ebesar 2?6 D
penderita asma dapat berkembang menjadi polip hidung sehingga mengganggu aliran mukus.
g. -elainan anatomi hidung
-elainan anatomi seperti septum deviasi, bula etmoid yang membesar, hipertrofi atau paradoksal
konka media dan konka bulosa dapat mempengaruhi aliran ostium sinus, menyebabkan
penyempitan pada kompleks osteomeatal dan menggangu clearance mukosilia sehingga
memungkinkan terjadinya rinosinusitis.
h. -elainan kongenital
-elainan kongenital seperti sindroma kartagener dan fibrosis kistik dapatmengganggu transport
mukosiliar (sistem pembersih$. #indrom kartagener atau sindrom silia immortal merupakan
penyakit yang diturunkan secara genetik, dimana terjadi kekurangan9ketiadaan
lengan dynein sehingga menyebabkan terjadinya gangguan pada koordinasi gerakan silia dan
disorientasi arah dari denyut silia. Gangguan pada transport mukosiliar dan frekuensi denyut silia
menyebabkan infeksikronis yang berulang sehingga terjadi bronkiektasis dan rinosinusitis. Pada fibrosis kistik terjadi
perubahan sekresi kelenjar yang menghasilkan mukus yang kental sehingga menyulitkan
pembersihan sekret. %al ini menimbulkan stase mukus yang selanjutnya akan terjadi kolonisasi
kuman dan timbul infeksi.
2. <aktor 7gent
7/18/2019 Rino Sinusitis
http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 5/14
Rinosinusitis kronik dapat disebabkan oleh beberapa bakteri patogen seperti Streptococcus
pneumonia, Haemophillus influenza, Moraxella catarrhalis, Streptococcus pyogenes,
Staphylococcus aureus, Bacteroides, eptostreptococcus, !uso"acterium dan Basil gram #$%.
#elain bakteri, rinosinusitis juga dapat disebabkan oleh virus ( &hino'irus, influenza 'irus,
parainfluenza 'irus dan Adeno'irus$ dan jamur ( Aspergillus dan (andida$.
. <aktor 0ingkungan
<aktor lingkungan yang memengaruhi terjadinya rinosinusitis kronik yaitu polusi udara dan
udara dingin. Paparan dari polusi udara dapat mengiritasi saluran hidung, menyebabkan
perubahan mukosa dan memperlambat gerakan silia. 7pabila berlangsung terus6menerus dapat
menyebabkan rinosinusitis kronik. dara dingin akan memperparah infeksi karena menyebabkan
mukosa sinus membengkak. %al ini membuat jalannya mukus terhambat dan terjebak di dalam
sinus, yang kemudian menyebabkan bakteri berkembang di daerah tersebut
D. ANATOMI DAN FISIOLOGI
#inus atau lebih dikenal dengan sinus paranasal merupakan rongga di dalam tulang
kepala yang terbentuk dari hasil pneumatisasi tulang6tulang kepala. #inus paranasal terdiri dari
empat pasang sinus yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid, dan sinus sfenoid kanan dan
kiri. #inus paranasal berfungsi sebagai pengatur kondisi udara, penahan suhu, membantu
keseimbangan kepala, membantu resonansi suara, peredam perubahan tekanan udara, dan
membantu produksi mucus untuk membersihkan rongga hidung.
#ecara embriologik sinus paranasal berasal dari invaginasi mukosa rongga hidung dan
perkembangannya dimulai pada fetus usia 6> bulan, kecuali sinus sfenoid dan sinus frontal.
#emua rongga sinus dilapisi oleh mukosa yang merupakan lanjutan dari mukosa hidung, berisi
udara dan semua sinus mempunyai muara (ostium$ di dalam rongga hidung.
#ecara klinis sinus paranasal dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok anterior
dan posterior. -elompok anterior terdiri dari sinus frontal, sinus maksila, dan sel anterior sinus
etmoid. -elompok posterior terdiri dari sel6sel posterior sinus etmoid dan sinus sfenoid.
7/18/2019 Rino Sinusitis
http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 6/14
Pembagian #inus Paranasal
*. #inus 5aksila
7/18/2019 Rino Sinusitis
http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 7/14
#inus maksila merupakan sinus paranasal terbesar dan terdapata pada daerah tulang maksila.
#aat lahir sinus maksila bervolume !61 ml, sinus kemudian berkembang mencapai ukuran
maksimal yaitu *? ml (> E E 2mm$ saat berusia *?6*1 tahun. Bentuk sinus maksila ini
adalah seperti piramida dengan bagian puncak menghadap ke lateral dan meluas ke arah prosesus
3ygomatikus dari maksila.
asar sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas, yaitu premolar (P* dan P2$,
molar (5* dan 52$, kadang kadang juga gigi taring dan gigi molar 5. 7kar6akar gigi tsb dapat
menonjol ke dalam sinus sehingga infeksi gigi geligi mudah naik ke atas menyebabkan
rinosinusitis.
2. #inus <rontal
#inus frontal terletak di os frontal dan mulai terbentuk sejak bulan keempat fetus. #inus frontal
mulai berkembang pada usia 16* tahun dan akan mencapai ukuran maksimal sebelum usia 2
tahun.) @olume sinus ini sekitar !F) ml (21 E 2> E 2 mm$. #inus frontal biasanya bersekat6sekatdan tepi sinus berlekuk6lekuk. ;idak adanya gambaran lekuk6lekuk dinding sinus pada foto
rontgen menunjukkan adanya infeksi sinus. #inus frontal dipisahkan oleh tulang yang relatif tipis
dari orbita dan fosa serebri anterior sehingga infeksi dari sinus frontal mudah menjalar ke
daerah ini.
. #inus Ctmoid
#inus etmoid merupakan struktur yang berisi cairan pada bayi yang baru dilahirkan. Pada saat
janin yang berkembang pertama adalah sel anterior diikuti oleh sel posterior. #el tumbuh secara
berangsur6angsur sampai umur *2 tahun. Gabungan sel anterior dan posterior mempunyai
volume *? ml ( E 2) E *> mm$. Bentuk sinus etmoid seperti piramid dan dibagi menjadi
multipel sel oleh sekat yang tipis.
ibagian terdepan sinus etmoid anterior ada bagian yang sempit, disebut resesus frontal yang
berhubungan dengan sinus frontal. i dalam etmoid anterior terdapat suatu penyempitan yang
disebut infundibulum, tempat bermuaranya ostium sinus maksila. Peradangan di resesus frontal
dapat menyebabkan rinosinusitis frontal dan peradangan di infindibulum dapat menyebabkan
rinosinusitis maksila.
>. #inus #fenoid
#inus sfenoid merupakan rongga yang terletak di dasar tengkorak, tidak berhubungan dengandunia luar sehingga jarang terkena infeksi. #inus ini terletak dalam os sfenoid di belakang sinus
etmoid posterior.) #inus sfenoid dibentuk di dalam kapsul rongga hidung dari hidung janin dan
tidak berkembang hingga usia tahun.
#inus mencapai ukuran penuh pada usia *1 tahun dengan volume sekitar ),? ml (2 E 2 E *)
mm$. #ebelah superior sinus sfenoid berbatasan dengan fosa serebri media dan kelenjar hipofisa,
7/18/2019 Rino Sinusitis
http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 8/14
sebelah inferior dengan atap nasofaring, sebelah lateral dengan sinus kavernosus dan a. karotis
interna dan sebelah posteriornya berbatasan dengan fosa posterior di daerah pons
E. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi rinosinusitis kronik terkait faktor: patensi ostium, fungsi silia dan
kualitas sekret. Gangguan salah satu faktor tersebut atau kombinasi faktor6faktor tersebut
merubah fisiologi dan menimbulkan sinusitis. -egagalan transpor mukus dan menurunnya
ventilasi sinus merupakan faktor utama berkembangnya rinosinusitis kronik.
Patofisiologi rinosinusitis kronik dimulai dari blokade akibat udem hasil proses radang
di area kompleks ostiomeatal. Blokade daerah kompleks ostiomeatal menyebabkan gangguan
drainase dan ventilasi sinus6sinus anterior. #umbatan yang berlangsung terus menerus akan
mengakibatkan terjadinya hipoksi dan retensi sekret serta perubahan p% sekret yang merupakan
media yang baik bagi bakteri anaerob untuk berkembang biak. Bakteri juga memproduksi toksinyang akan merusak silia. #elanjutnya dapat terjadi hipertrofi mukosa yang memperberat blokade
kompleks ostiomeatal. #iklus ini dapat dihentikan dengan membuka blokade kompleks
ostiomeatal untuk memperbaiki drainase dan aerasi sinus.
<aktor predisposisi rinosinusitis kronik antara lain adanya" obstruksi mekanik seperti
septum deviasi, hipertrofi konkha media, benda asing di hidung, polip serta tumor di dalam
rongga hidung. <aktor sistemik yang mempengaruhi seperti malnutrisi, terapi steroid jangka
panjang, diabetes, kemoterapi dan defisiensi imun. <aktor lingkungan seperti polusi udara, debu,
udara dingin dan kering dapat mengakibatkan perubahan pada mukosa dan kerusakan silia.
Pathway
7/18/2019 Rino Sinusitis
http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 9/14
Path&ay Rinosinusitis
F. GEJALA DAN TANDA KLINIS
iagnosis ditegakkan bila ditemukan 2 atau lebih gejala mayor atau * gejala mayor dan
2 gejala minor. Pemeriksaan fisik ;%; dengan menggunakan nasoendoskopi dan foto polos
hidung dan sinus paranasal atau #P (Bus4uets 5 , 2 " raft , *''? " #tankie&ic3, 2*$
*. Gejala 5ayor :
%idung tersumbat
#ekret pada hidung 9 sekret belakang hidung 9 P
#akit kepala
yeri 9 rasa tekan pada &ajah
-elainan penciuman (hiposmia 9 anosmia$
2. Gejala 5inor :
7/18/2019 Rino Sinusitis
http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 10/14
emam, halitosis
Pada anak" batuk, iritabilitas
#akit gigi
#akit telinga 9 nyeri tekan pada telinga 9 rasa penuh pada telinga.
Gejala dan ;anda -linis : (Ballenger, *'') cit #etiadi 2'$
*. Gejala #ubjektif
a. yeri
#esuai dengan daerah sinus yang terkena dapat ada atau mungkin tidak. #ecara anatomi, apeks
gigi6gigi depan atas (kecuali gigi insisivus$ dipisahkan dari lumen sinus hanya oleh lapisan tipis
tulang atau mungkin tanpa tulang hanya oleh mukosa, karenanya sinusitis maksila sering
menimbulkan nyeri hebat pada gigi6gigi ini
b.
#akit kepala5erupakan tanda yang paling umum dan paling penting pada sinusitis. /olff menyatakan bah&a
nyeri kepala yang timbul merupakan akibat adanya kongesti dan udema di ostium sinus dan
sekitarnya. Penyebab sakit kepala bermacam6macam, oleh karena itu bukanlah suatu tanda khas
dari peradangan atau penyakit pada sinus. ika sakit kepala akibat kelelahan dari mata, maka
biasanya bilateral dan makin berat pada sore hari, sedangkan pada penyakit sinus sakit kepala
lebih sering unilateral dan meluas kesisi lainnya. #akit kepala yang bersumber di sinus akan
meningkat jika membungkukkan badan kedepan dan jika badan tiba6tiba digerakkan. #akit
kepala ini akan menetap saat menutup mata, saat istirahat ataupun saat berada dikamar gelap.
yeri kepala pada sinusitis kronis biasanya terasa pada pagi hari, dan akan berkurang atau hilang
setelah siang hari. Penyebabnya belum diketahui dengan pasti, tetapi mungkin karena pada
malam hari terjadi penimbunan ingus dalam rongga hidung dan sinus serta adanya statis vena.
c. yeri pada penekanan
yeri bila disentuh dan nyeri pada penekanan jari mungkin terjadi pada penyakit di sinus6sinus
yang berhubungan dengan permukaan &ajah
d. Gangguan penghindu
=ndra penghindu dapat disesatkan (parosmia$, pasien mencium bau yang tidak tercium oleh
hidung normal. -eluhan yang lebih sering adalah hilangnya penghindu (anosmia$. %al inidisebabkan adanya sumbatan pada fisura olfaktorius didaerah konka media. 8leh karena itu
ventilasi pada meatus superior hidung terhalang, sehingga menyebabkan hilangnya indra
penghindu. Pada kasus kronis, hal ini dapat terjadi akibat degenerasi filament terminal nervus
olfaktorius, meskipun pada kebanyakan kasus, indra penghindu dapat kembali normal setelah
infeksi hilang.
2. Gejala 8bjektif
7/18/2019 Rino Sinusitis
http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 11/14
a. Pembengkakan dan udem
ika sinus yang berbatasan dengan kulit terkena secara akut, dapat terjadi pembengkakan dan
udem kulit yang ringan akibat periostitis. Palpasi dengan jari mendapati sensasi seperti pada
penebalan ringan atau seperti meraba beludru.
b. #ekret nasal
5ukosa hidung jarang merupakan pusat fokus peradangan supuratif, sinus6sinuslah yang
merupakan pusat fokus peradangan semacam ini.
7danya pus dalam rongga hidung seharusnya sudah menimbulkan kecurigaan adanya suatu
peradangan dalam sinus. Pus di meatus medius biasanya merupakan tanda terkenanya sinus
maksila, sinus frontal atau sinus etmoid anterior, karena sinus6sinus ini bermuara ke dalam
meatus medius.
G.
KOMPLIKASI-ompikasi rinosinusitis telah menurun secara nyata sejak ditemukan antibiotika.
-omplikasi yang dapat terjadi ialah:
*. 8steomielitis dan abses subperiostal
Paling sering timbul akibat sinusitis frontal dan biasanya ditemukan pada anak6anak. Pada
osteomielitis sinus maksila dapat timbul fistula oroantral.
2. -elainan 8rbita
isebabkan oleh sinus paranasal yang berdekatan dengan mata (orbita$. Hang paling sering ialah
sinusitis etmoid, kemudian sinusitis frontal dan maksila.
Penyebaran infeksi terjadi melalui tromboflebitis dan perkontinuitatum. @ariasi yang dapat
timbul ialah udema palpebra, selulitis orbita, abses subperiostal, abses orbita dan selanjutnya
dapat terjadi trombosis sinus kavernosus.
. -elainan =ntrakranial
apat berupa meningitis, abses ektradural, abses otak dan trombosis sinus kavernosus.
>. -elainan Paru
#eperti bronkitis kronis dan brokiektasis. 7danya kelainan sinus paranasal disertai denga
kelainan paru ini disebut sinobronkitis. #elain itu dapat juga timbul asma bronkial
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
*. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan palpasi turut membantu menemukan nyeri tekan pada daerah sinus yang terkena
disamping pemeriksan rinoskopi anterior dan rinoskopi posterior.
2. ;ransiluminasi
7/18/2019 Rino Sinusitis
http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 12/14
;ransluminasi mempuyai manfaat yang terbatas, hanya dapat dipakai untuk pemeriksaan sinus
maksila dan sinus frontal, bila fasilitas pemeriksaan radiologik tidak tersedia.
. Pemeriksaan radiologi
a. <oto rontgen sinus paranasal
Pemeriksaan radiologik yang dapat dibuat antara lain: /aters, P7 dan 0ateral. ;epi mukosa sinus
yang sehat tidak tampak pada foto rontgen, tetapi jika ada infeksi tepi mukosa akan tampak
karena udema permukaan mukosa. Permukaan mukosa yang membengkak dan udema tampak
seperti suatu densitas yang paralel dengan dinding sinus.
Pembengkakan permukaan mukosa yang berbatas tegas pada resesus alveolaris antrum maksila
biasanya terjadi akibat infeksi yang berasal dari gigi atau daerah periodontal.
ika cairan tidak mengisi seluruh rongga sinus, selalu dapat dilihat adanya batas cairan (air fluid
level$ pada foto dengan posisi tegak.
b.
+;6#can (+omputer ;omography$ sinus paranasal#inus maksila, rongga hidung, septum nasi dan konka terlihat pada penampang +;6#can aksial
dan koronal. Pada sinusitis dengan komplikasi, +;6#can adalah cara yang terbaik untuk
memperlihatkan sifat dan sumber masalah.
+;6#can koronal dari sinus paling baik untuk pembedahan, memberikan visualisasi yang baik
tentang anatomi rongga hidung, komplek osteomeatal, rongga6rongga sinus dan struktur6struktur
yang mengelilinginya seperti orbita, lamina kribiformis, dan kanalis optikus. 8bstruksi anatomi
pada komplek osteomeatal dan kelainan6kelainan gigi akan terlihat jelas.
+;6#can dapat menilai tingkat keparahan inflamasi dengan menggunakan sistem gradasi
yaitu staging )und$Mackay. #istem ini sangat sederhana untuk digunakan secara rutin dan
didasarkan pada skor angka hasil gambaran +; scan. )und$Mac*ay &adiologic Staging
System ditentukan dari lokasi Gradasi Radiologik sinus maksila, etmoid anterior, etmoid
posterior dan sinus sphenoid, Penilaian Gradasi radiologik dari 62, Gradasi : ;idak ada
kelainan, Gradasi * : 8pasifikasi parsial Gradasi 2 : 8pasifikasi komplit.
>. asoendoskopi
asoendoskopi ini akan mempermudah dan memperjelas pemeriksaan karena dapat melihat
bagian6bagian rongga hidung yang berhubungan dengan faktor lokal penyebab sinusitis.
Pemeriksaan nasoendoskopi dapat melihat adanya kelainan septum nasi, meatus media, konkamedia dan inferior, juga dapat mengetahui adanya polip atau tumor.
I. DIAGNOSIS
Gejala klinik rinosinusitis kronis menurut American Academy of Otolaryngic
Allergy (7787$, dan American &hinologic Society (7R#$ adalah rinosinusitis yang berlangsung
7/18/2019 Rino Sinusitis
http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 13/14
lebih dari *2 minggu dengan 2 gejala mayor atau lebih atau * gejala mayor disertai 2 gejala
minor atau lebih (#etiadi 5, 2'$.
J. PENATALAKSANAAN
ika pada pemeriksaan ditemukan adanya faktor predisposisi seperti deviasi septum,
kelainan atau variasi anatomi -85, hipertrofi adenoid pada anak, polip, kista, jamur, gigi
penyebab sinusitis, dianjurkan untuk melakukan penatalaksanaan yang sesui dengan kelainan
yang ditemukan (lusoy, 2)$.
ika tidak ditemukan faktor predisposisi, diduga kelainan adalah bakterial yang
memerlukan pemberian antibiotik dan pengobatan medik lainnya.
*. 5edikamentosa
a. 7ntibiotika
5eskipun tidak memegang peran penting, antibiotika dapat diberikan sebagai terapia&al. Pilihan antibiotika harus mencakup I6laktamase seperti pada terapi sinusitis akut lini ke ==,
yaitu amoksisillin klavulanat atau ampisillin sulbaktam, sefalosporin generasi kedua, makrolid,
klindamisin. ika ada perbaikan antibiotik diteruskan mencukupi * F *> atau lebih jika
diperlukan.
ika tidak ada perbaikan dapat dipilih antibiotika alternatif seperti siprofloksasin,
golongan kuinolon atau yang sesuai dengan kultur. ika diduga ada bakteri anaerob, dapat diberi
metronida3ole.
ika dengan antibiotika alternatif tidak ada perbaikan, maka eveluasi kembali apakah
ada faktor predisposisi yang belum terdiagnosis dengan pemeriksaan nasoendoskopi maupun +;6
#can.
b. ;erapi 5edik ;ambahan
+ekongestan, ekongestan berperan penting sebagai terapi a&al mendampingi
antibiotik. ekongestan oral menstimulasi reseptor J6adrenergik dimukosa hidung dengan efek
vasokontriksi yang dapat mengurang keluhan sumbatan hidung, meningkatkan diameter ostium
dan meningkatkan ventilasi.
Preparat yang umum adalah pseudoefedrine dan phenyl$propanolamine. -arena efek
peningkatan tekanan darah tinggi dan penyakit jantung harus dilakukan dengan hati6hati.ekongestan topikal mempunyai efek yang lebih cepat terhadap sumbatan hidung,
namun efeknya ini sebetulnya tidak fisiologik dan pemakaian jangka lama (lebih dari ) hari$
akan menyebabkan rinitis medika mentosa.
Antihistamin, 7lergi berperan sebagai penyebab sinusitis kronis pada lebih dari ?D
kasus, karenanya penggunaan antihistamin justru dianjurkan, demikian juga kemungkinan
imunoterapi.
7/18/2019 Rino Sinusitis
http://slidepdf.com/reader/full/rino-sinusitis-56971b074733b 14/14
-arena antihistamin generasi pertama mempunyai efek antikolinergik yang tinggi,
generasi kedua lebih disukai seperti azelastine, acri'astine, cetirizine,
fexofenadine dan loratadine.
*ortikosteroid , ada 2 jenis kortikosteroid, yaitu kortikosteroid
topikal dan kortikosteroid oral , kortikosteroid topikal mempunyai efek lokal terhadap bersin,
sekresi lendir, sumbatan hidung dan hipo9anosmia. Penemuannya merupakan perkembangan
besar dalam pengobatan rinitis dan sinusitis.
Penggunaannya kortikosteroid topikal meluas pada kelainan alergi dan non6alergi.
5eskipun obat semprot ini tidak mencapai komplek osteomeatal, keluhan pasien berkurang
karena udema di rongga hidung dan meatus medius hilang.
#edangkan kortikosteroid oral dapat mencapai seluruh rongga sinus. ;erapi singkat
selama dua minggu sudah efektif menghilangkan beberapa keluhan. Preparat oral dapat diberikan
mendahului yang topikal, obat oral dapat membuka sumbatan hidung terlebih dahulu sehinggadistribusi obat semprot merata.
2. Penatalaksanaan 8peratif
#inusitis kronis yang tidak sembuh dengan pengobatan medik adekuat dan optimal serta
adanya kelainan mukosa menetap merupakan indikasi tindakan bedah.
Beberapa macam tindakan bedah mulai dari antrostomi meatus inferior, +ald&el60uc,
trepanasi sinus frontal, dan Bedah #inus Cndoskopi <ungsional (B#C<$ dapat dilaksanakan.
Bedah sinus konvensional tidak memperlihatkan usaha pemulihan drainase dan
ventilasi sinus melalui ostium alami.
amun dengan berkembangnya pengetahuan patogenesis sinusitis, maka berkembang
pula modifikasi bedah sinus konvensional misalnya operasi +ald&el60uc yang hanya
mengangkat jaringan patologik dan meninggalkan jaringan normal agar tetap berfungsi dan
melakukan antrostomi meatus medius sehingga drainase dapat sembuh kembali.
Bedah #inus Cndoskopi <ungsional (B#C<$ merupakan kemajuan pesat dalam bedah
sinus. enis operasi ini lebih dipilih karena merupakan tindakan konservatif yang lebih efektif
dan fungsional.
-euntungan B#C< adalah penggunaan endoskop dengan pencahayaan yang sangat
terang, sehingga saat operasi kita dapat melihat lebih jelas dan rinci adanya kelainan patologidirongga6rongga sinus.
aringan patologik yang diangkat tanpa melukai jaringan normal dan ostium sinus yang
tersumbat diperlebar.
engan ini ventilasi sinus lancar secara alami, jaringan normal tetap berfungsi dan
kelainan didalam sinus maksila dan frontal akan sembuh sendiri.