Penyembuhan Luka

5
PENYEMBUHAN LUKA Penyembuhan luka merupaka proses yang kompleks. Jenis sel khusus secara beruntun membersihkan jejas, kemudian membangun dasar secara progresif (scaffolding) untuk mengisi setiap defek yang ditimbulkan. Berbagai macam faktor saling mempengaruhi dalam proses ini, seperti faktor fisik, faktor pertumbuhan terlarut dan ECM serta tenaga yang dihasilkan oleh perubahan sel. Berikut ini ringkasan proses penyembuhan luka. 1. Induksi respon peradangan akut pada jejas awal 2. Regenerasi sel parenkim 3. Migrasi dan proliferasi, baik sel parenkim atau sel jaringan ikat 4. Sintesis protein ECM 5. Remodelling unsur parenkim untuk mengembalikan fungsi jaringan 6. Remodelling jaringan ikat untuk memperoleh kekuatan luka Penyembuhan luka ini terbagi menjadi 2, yaitu penyembuhan primer dan penyembuhan sekunder. Penyembuhan Primer Pemulihan luka primer adalah penyembuhan suatu insisi bedah yang bersih dan tidak terinfeksi di sekitar jahitan bedah. Disebut juga dengan penyatuan primer/ penyembuhan primer. Insisi hanya menyebabkan robekan fokal pada kesinambunagn membrane basalis epitel dan menyebabkan kematian

description

inflamasi

Transcript of Penyembuhan Luka

Page 1: Penyembuhan Luka

PENYEMBUHAN LUKA

Penyembuhan luka merupaka proses yang kompleks. Jenis sel khusus secara

beruntun membersihkan jejas, kemudian membangun dasar secara progresif

(scaffolding) untuk mengisi setiap defek yang ditimbulkan. Berbagai macam faktor

saling mempengaruhi dalam proses ini, seperti faktor fisik, faktor pertumbuhan

terlarut dan ECM serta tenaga yang dihasilkan oleh perubahan sel. Berikut ini

ringkasan proses penyembuhan luka.

1. Induksi respon peradangan akut pada jejas awal

2. Regenerasi sel parenkim

3. Migrasi dan proliferasi, baik sel parenkim atau sel jaringan ikat

4. Sintesis protein ECM

5. Remodelling unsur parenkim untuk mengembalikan fungsi jaringan

6. Remodelling jaringan ikat untuk memperoleh kekuatan luka

Penyembuhan luka ini terbagi menjadi 2, yaitu penyembuhan primer dan

penyembuhan sekunder.

Penyembuhan Primer

Pemulihan luka primer adalah penyembuhan suatu insisi bedah yang bersih dan tidak

terinfeksi di sekitar jahitan bedah. Disebut juga dengan penyatuan primer/ penyembuhan

primer. Insisi hanya menyebabkan robekan fokal pada kesinambunagn membrane basalis

epitel dan menyebabkan kematian sel epitel dan jaringan ikat dalam jumlah yang relative

lebih sedikit. Akibatnya regenerasi epitel menonjol dari pada fibrosis . Ruang insisi yang

sempit segera terisi oleh darah bekuan fibrin; dehidrasi pada permukaan menghasilkan suatu

keropeng yang menutup dan melindungi tempat penyembuhan.

Dalam waktu 24 jam, neutrofil akan muncul pada tepi insisi , dan bermigrasi menuju

bekuan fibrin. Sel basal pada tepi irisan epidermis mulai menunjukan peningkatan aktivitas

mitosis. Dalam waktu 24 hingga 48 jam , sel epitel dari kedua irisan telah mulai bermigrasi

dan berpoliferasi di sepanjang dermis., dan mendepositkan komponen membrane basalis saat

dalam perjalannya. Sel tersebut bertemu digaris tengah di bawah keropeng

permukaan ,menghasilkan suatu lapisan epitel tipis yang tidak putus.

Page 2: Penyembuhan Luka

Pada hari ke-3 neutrofil sebagian telah besar digantikan oleh makrofag , dan jaringan

granulasi secara progresif menginvasi ruang insisi.Serat kolagen pada tepi insisi mulai

timbul, tetapi mengrah vertical dan tidak menjembatani insisi. Proliferasi sel epitel berlanjut ,

menghasilkan suatu lapisan epidermis penutup yang menebal.

Pada hari ke-5 , neovaskularisasi mencapai puncaknya karena jaringan granulasi

mengisi ruang insisi. Serabut kolagen menjadi lebih berlimpah dan mulai menjembatani

insisi. Epidermis mengembalikan ketebalan normalnya krena deferensiasi sel permukaan

menghasilkan arsitektur epidermis matur yang disertai dengan keratinasi permukaan

Selama minggu kedua , penumpukan kolagen dan poliferasi fibroblast masih

berlanjut. Infiltrat leukosit , edema, dan peningkatan vaskularitas telah amat berkurang .

Proses panjang “pemutihan” dimulai , dilakukan melalui peningkatan deposisi kolagen di

dalam jaringan parut bekasinsisi dan regresi saluran pembuluh darah .

Pada akhir bulan pertama , jaringan parut yang bersangkutan terdiri atas suatu

jaringan ikat selyang sebagian besar tanpa disertai sel radang dan ditutupi oleh suatu

Page 3: Penyembuhan Luka

epidermis yang sangat normal. Tambahan dermis yang hancur pada garis insisi akan

menhilang permanen, Kekuatan regang pada luka akan meningkat bersama perjalanan waktu.

Penyembuhan Sekunder

Jika kehilangan sel atau jaringan terjadi lebih luas seperti infark, ulserasi radang ,

pembentukan abses, atau bahkan luka bakar besar , proses pemulihannya menjadi lebih

kompleks. Pada keadaan ini regenerasi sel parenkim saja tidak dapat mengembalikan

arsitektur asal . Akibatnya , terjadi pertumbuhan jarinagn granulasi yang luas kea rah dalam

dari tepi luka , diikuti dengan penumpukan ECM serta pembentukan jaringan parut. Bentuk

penyembuhan ini disebut dengan penyatuan sekunder atau penyembuhan

sekunder.Penyembuhan sekunder berbeda dengan penyembuhan primer dalam bebrapa hal

yang meliputi :

a. Secara intrinsic , kerusakan jaringan yang luas mempunyai debris nekrotic, eksudat,

dan fibrin yang lebih besar yang harus disingkirkan. Akibatnya reaksi radang menjadi

lebih hebat dan berpotensi lebih besar mengalami cedera sekunder yang diperantarai

radang.

b. Jaringan granulasi akan terbentuk dalam jumlah yang jauh lebih besar . Kerusakan

yang lebih luas meningkatkan jumalah jaringan granulasi yang lebih besar untuk

mengisi kekosongan dalam arsitektur stroma dan menyediakan kerangka pertumbuhan

kembali epitel jaringan yang mendasari. Pada umumnya jaringan granulasi yang lebih

besar akan menghasilkan suatu masa jaringan parut yang lebih besar

c. Penyembuhan sekunder menunjukan fenomena kontraksi luka. Sebagai contoh ,

dalam waktu 6 minggu kerusakan kulit yang luas dapat berkurang menjadi 5-10% dari

ukuran semula , terutama melalui kontraksi.Proses ini dianggap berasal dari adanya

miofibroblas yaitu fibroblast yang diubah yang menunjukan berbagai gambaran

ultrastruktural dan fungsional sel otot polos kontraktil.