Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

27
Pengaruh nutrisi terhadap penyembuh an luka BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Menurut Soekirman, status gizi berarti sebagai keadaan fisik seseorang atau sekelompok orang yang ditentukan dengan salah satu atau kombinasi dari ukuran-ukuran gizi tertentu. (7) Menurut I Dewa Nyoman S, status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel tetentu. (2) Statu s gizi merupak an suatu rangkai an inter val dari pasi en dengan nutrisi yang baik sampai pasien kakexia. Pasien malnutrisi yang parah akan mudah me nj adikan terj adin ya luka terbuka, infeksi, kebocoran anastomosis luka, dan komp likasi lainnya. Beberapa tekhnik dari pengukuran status gizi dapat mengestimasi status pasien dari spektrum gizi ini. (5) Kebanyakan penderita yang akan dibedah tidak membu tu hk an pe rha ti an khu sus un tuk mas al ah gi zi. Pada umu mny a, mer eka dap at ber pua sa unt uk waktu ter tentu ses uai dengan pen yak it dan pembed ahanny a. Akan tet api , tid ak jar ang  j uga pender it a datang dalam keadaan gi zi yang kurang baik, misalnya yang terj adi pada penderita penyakit saluran cerna, keganasan, infeksi kronik, dan trauma berat. (8) 2.2 Pengukuran Status Gizi Pengukuran gizi telah dijelaskan secara komprehensif untuk menentukan status gizi menggunakan pendekatan riwayat medis, nutrisi, dan pengobatan; pemeriksaan fisik, pengukuran

Transcript of Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

Page 1: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 1/27

 

Pengaruh nutrisi terhadap penyembuhan luka

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Menurut Soekirman, status gizi berarti sebagai keadaan fisik

seseorang atau sekelompok orang yang ditentukan dengan salah

satu atau kombinasi dari ukuran-ukuran gizi tertentu. (7)

Menurut I Dewa Nyoman S, status gizi adalah ekspresi darikeadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau

perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel tetentu.(2)

Status gizi merupakan suatu rangkaian interval dari pasien

dengan nutrisi yang baik sampai pasien kakexia. Pasien malnutrisi

yang parah akan mudah menjadikan terjadinya luka terbuka,

infeksi, kebocoran anastomosis luka, dan komplikasi lainnya.

Beberapa tekhnik dari pengukuran status gizi dapat mengestimasi

status pasien dari spektrum gizi ini.(5)

Kebanyakan penderita yang akan dibedah tidak

membutuhkan perhatian khusus untuk masalah gizi. Pada

umumnya, mereka dapat berpuasa untuk waktu tertentu sesuai

dengan penyakit dan pembedahannya. Akan tetapi, tidak jarang

  juga penderita datang dalam keadaan gizi yang kurang baik,

misalnya yang terjadi pada penderita penyakit saluran cerna,

keganasan, infeksi kronik, dan trauma berat. (8)

2.2 Pengukuran Status Gizi

Pengukuran gizi telah dijelaskan secara komprehensif untuk

menentukan status gizi menggunakan pendekatan riwayat medis,

nutrisi, dan pengobatan; pemeriksaan fisik, pengukuran

Page 2: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 2/27

 

antropometrik, laboratorium, dan pertimbangan ahli. Pengukuran

gizi pasien secara komprehensif meliputi evaluasi riwayat pasien

dari pola makan, pantangan makan, perubahan berat badan, dan

pengaruh lain yang mempengaruhi intake atau absorpsi nutrisi.Pengukuran tubuh untuk komposisi tubuh, status cairan, dan tanda

  juga gejala defisiensi nutrisi, tes biokmia, seperti albumin,

prealbumin, dan transferin. Analisis komposisi tubuh, kekuatan

genggaman, dan hipersensitifitas kulit yang tertunda. Meskipun

begitu, banyak dari pemeriksaan ini (seperti albumin dan kekuatan

genggaman) tidak praktis digunakan pasca operasi. (10)

  Tekhnik skrining yang paling efektif meliputi riwayat dan

pemeriksaan fisik yang adekuat dengan identifikasi penurunan berat

badan yang tidak disengaja. Korelasi yang kuat muncul antara

buruknya tingkat protein dan komplikasi pascaoperasi setelah

operasi gastrointestinal. Penurunan berat badan yang tidak

disengaja lebih dari 10 % dalam 6 bulan terakhir atau lebih dari 20

% dan adanya kebutuhan metabolik yang meningkat

mengindikasikan adanya resiko gangguan gizi. 2 (dua) perhitungan

yang biasa digunakan ialah: (5)

Gejala lainnya seperti nyeri perut, diare kronis, anoreksia,

atau letargi biasanya menyertai perubahan klinis ini dalam berat

badan. Pengukuran antropometri dengan berat dan tinggi badan

sudah cukup adekuat. Ketebalan kulit untuk menentukan massa

lemak, pengumpulan urin untuk menilai indeks kreatinin-tinggibadan, dan tekhnik spesifik lainnya tidak lagi digunakan secara

umum. Pengukuran dari status immunologis dengan hitung limfosit

perifer total atau transformasi limfosit tidak spesifik untuk defisiensi

gizi dan dapat juga ditemukan pada keadaan lain seperti infeksi

yang parah. (5)

2.2.1 Wawancara Pasien, Keluarga, Atau Perawat Pasien

Page 3: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 3/27

 

Setelah memeriksa rekam medis pasien, wawancara singkat

dengan keluarga dekat pasien mengenai riwayat diet pasien akan

sangat berharga. Sebagai contoh, kecenderungan kehilangan berat

badan yang tidak disengaja harus lebih dahulu dicatat, contohnyapada pasien yang obes, merupakan petunjuk yang penting intake

nutrisi yang tidak optimal dalam waktu yang lama. Dalam kasus

lain, pasien yang kurus yang kelihatan malnutrisi namun memang

memiliki berat badan kurang dalam waktu yang lama. Praktisi

kesehatan juga perlu menanyakan pantangan dalam diet, dengan

mengetahui makanan yang dipantangnya maka akan dapat

mengarah ke arah defisiensi beberapa nutrisi. (11)

2.2.2 Pemeriksaan Fisik 

Pemeriksaan fisik dapat berguna dalam mengkonfirmasi

kecurigaan adanya defisiensi gizi. Praktisi kesehatan harus melihat

tanda dari kehilangan otot dan lemak, penyembuhan luka yang

lama, buruknya integritas kulit, dan tanda lainnya dari defisiensi gizi

sebagai data yang objektif dalam menentukan adanya malnutrisi.(11)

2.2.3 Proses Penyakit

Proses penyakit juga harus dipertimbangkan ketika

mempertimbangkan pilihan nutrisi suportif untuk pasien-pasien

tertentu. Nutrisi suportif baik secara parenteral maupun enteral

dapat membuat terjadinya risiko komplikasi yang dapat melebihi

nilai manfaatnya pada beberapa pasien. Klinisi harus mengevaluasi

beberapa faktor, termasuk keinginan pasien dan prognosis, tingkat

keparahan penyakit, waktu durasi yang diantisipasi ketika nutrisi

tidak dapat diberikan per oral, risiko yang dapat ditimbulkan dari

akses nutrisi suportif dan infus, dan dampak potensial jika tidak

diberikan nutrisi. (12)

2.2.4 Malnutrisi

Page 4: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 4/27

 

Malnutrisi berat mempengaruhi morbiditas karena

terganggunya penyembuhan luka dan menurunnya daya tahan

tubuh terhadap infeksi. Namun, malnutrisi protein-kalori yang ringan

tidak banyak memengaruhi hasil operasi. Berbeda denganmalnutrisi akibat kelaparan, pada penderita bedah terdapat

beberapa faktor lain yang menyebabkan malnutrisi. Dua faktor

utama adalah kurangnya asupan makanan dan proses radang yang

mengakibatkan katabolisme meningkat dan anabolisme menurun.

Keadaan ini dapat langsung tampak pada penurunan kadar serum

albumin dan hipotrofi otot.(8),(9)

Asupan nutrisi yang faali adalah melalui makanan dan

minuman. Ini dapat berupa diet yang dapat diberikan secara oral,

melalui sonde hidung, atau secara intravena.(8)

Diet juga dibedakan atas diet biasa dan diet khusus, misalnya

pada penderita diabetes. Penderita kolelitiasis juga memerlukan

diet khusus yang kurang mengandung lemak. Contoh lain adalah

diet tinggi serat untuk penderita obstipasi dan diet rendah kalori

untuk penderita obesitas. Diet khusus kalori dan protein telur tinggi

dibutuhkan oleh penderita malnutrisi kronik yang mampu makan

secara normal. (8)

Makanan biasa yang dicairkan diberikan kepada penderita

dengan obstruksi esofagus atau pada orang yang tidak dapat

mengunyah, seperti pada patah tulang rahang. (8)

Kadang penderita begitu lemah dan mengalami anoreksia,

atau terdapat gangguan mekanik dan obstruksi saluran cerna yang

mengakibatkan proses faali itu tak dapat berlangsung. Fungsi

saluran cerna bisa sangat terganggu sehingga proses pencernaan

dan penyerapan sedemikian terganggu dan kebutuhan nutrisinya

tidak terpenuhi. Keadaan ini disebut kegagalan intestinal. Keadaan

ini terdapat pada sindrom usus pendek akibat reseksi sebagian

Page 5: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 5/27

 

besar ileum dan yeyunum, fistel usus, gangguan motilitas usus

misalnya pada paralisis usus dan pada peradangan usus yang luas

seperti pada penyakit Crohn dan kolitis ulserosa. Pada kasus khusus

dan sulit ini diperlukan tambahan nutrisi secara enteral atauparenteral. (8)

2.3 Perubahan Pada Pasien Bedah

2.3.1 Perubahan Fisiologis Pada Pasien Bedah

 Telah dibuktikan bahwa permeabiltas usus meningkat 2 (dua)

sampai 4 (empat) kali pada periode segera pascaoperasi, dan

normalnya berlangsung selama 5 hari. Akhir-akhir ini kurangnya

nutrisi berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dan

menurunnya tinggi dari villus. Penemuan ini mengarah ke

investigasi dari penatalaksanaan yang bertujuan menjaga barrier 

mukosa yang intak. Meningkatnya permeabilitas usus

mengindikasikan kegagalan dari fungsi barrier  usus untuk

mengeluarkan bakteri dan toksin endogen. Hal ini menjadi salah

satu agen penyebab dalam systemic inflammatory response

syndrome, sepsis dan gagal organ multipel. Meskipun, terdapat

kegagalan untuk menunjukan bahwa terdapat korelasi antara

rusaknya fungsi barrier  usus dan komplikasi sepsis setelah

kegagalan gastrointestinal bagian atas.(6)

2.3.2 Perubahan Metabolik Pada Pasien Bedah

  Tubuh memproduksi respon khas terhadap luka karena

trauma, operasi elektif, atau inflamasi. Semakin ringan cedera,

responnya akan semakin tumpul dan cepat hilang, sedangkan

semakin besar luka yang didapat, maka respon yang muncul akan

semakin lama dan parah khususnya jika komplikasinya muncul.

Respon tersebut akan meningkatkan tingkat metabolisme, sekresi

glukokortikoid dan katekolamin, produksi sitokin proinflamasi, danretensi cairan. Retensi cairan dan output urin yang rendah

Page 6: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 6/27

 

disebabkan bertambahnya sekresi vasopresin dan mineralokortikoid

sebagaimana meningkatnya edema usus disebabkan meningkatnya

permeabilitas. Pemulihan pascaoperasi tanpa komplikasi

mempunyai hasil diuresis cairan ini pada hari ketiga dan keempatpascaoperasi sejalan dengan menurunnya respon endokrin.

Hiperglikemia terjadi disebabkan oleh supresi katekolamin dari

sekresi insulin oleh pankreas (efek sentral) dan inhibisi uptake

glukosa oleh jaringan perifer dalam responnya terhadap kadar

sirkulasi insulin (efek perifer). (5),(6)

Setiap respon tersebut memiliki manfaat yang khusus seperti

retensi garam dan air yaitu untuk menjaga volume darah,

meningkatnya produksi glukosa hepar yaitu untuk menyediakan

"tenaga" yang cukup, dan mobilisasi dari asam amino untuk

glukoneogenesis, produksi protein hepar, proliferasi fibroblas, dan

regulasi imunologi. Perubahan kecepatan katabolisme protein,

khususnya pretein otot. Katekolamin menstimulasi glikogenolisis

dan glukoneogenesis hepar. Kortisol merangsang glikogenolisis,

glukoneogenesis, dan proteolisis protein dan efek potensial

katekolamin pada hepar. (5)

Hormon lain disekresi sebagai respon terhadap luka. Arginine

vasopresin (yang awalnya diketahui sebagai antidiuretik hormon

(ADH)), meningkatkan absorpsi air dan stimulasi glikogenesis hepar

dan glukoneogenesis. Kadar glukagon meningkatkan glikolisis,

lipolisis, dan glukoneogenesis. Insulin like growth factor -I (IGF-I) danGrowth Hormone (GH) menurun, dan hal ini menginduksi

ketidakseimbangan dalam regulasi hormon mengarah penurunan

hormon anabolik dan percepatan kehilangan jaringan. (5)

Respon stress berbeda dengan kelaparan tanpa luka.

Kelaparan mengurangi pengeluaran energi dan meningkatkan

lipogenesis dan produksi keton bodies. Namun tidak berkembang

menjadi respon protein fase akut. Stress meningkatkan pengeluaran

Page 7: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 7/27

 

energi, mempercepat produksi protein hepar, merangsang respon

protein fase akut, dan mempercepat proteolisis tanpa produksi

keton bodies. Asam lemak, keton bodies, dan gliserol merupakan

substrat energi utama dalam kelaparan dan terjadi pada 95%kebutuhan awal. Dalam keadaan stres, asam amino merupakan

sumber yang penting dari produksi glukosa melalui glukoneogenesis

hepar. Protein menyediakan 15-20 % energi, padahal lemak

menyediakan energi sampai 80-85%. (5)

Kondisi hipermetabolik yang lebih lama dapat berhubungan

dengan keseimbangan nitrogen yang negatif yang muncul

kemudian. Tingkat metabolik biasanya meningkat sekitar 10%

pasca operasi. Jika dukungan gizi yang memadai tidak ada pada

tahap ini akan terjadi proteolisis dari otot rangka yang berlebihan

dan terjadi depresi metabolisme yang lebih lanjut. Peningkatan

pengeluaran energi dikaitkan dengan berbagai tanggapan hormonal

yang terjadi sebagai akibat dari trauma bedah. Sitokin, termasuk

Tumor Necrotizing Factor  (TNF) dan interleukin (IL-1 dan IL-6)

memiliki peran penting dalam menentukan perubahan metabolik

  jangka panjang. Perubahan ini tidak relevan secara klinis, kecuali

terjadinya sepsis pasca bedah atau trauma setelah operasi tetapi

dalam hubungannya dengan kelaparan preoperatif sering

mengakibatkan keseimbangan nitrogen negatif secara signifikan. (6)

2.3.3 Peran Usus Dalam Pertahanan Tubuh

Sebagian besar konsensus menyatakan bahwa nutrisi harus

diberikan melalui saluran gastrointestinal daripada parenteral bila

memungkinkan. Konsensus ini dihasilkan dari berbagai percobaan

klinis prospektif acak pada pasien trauma dan pasien bedah umum.

Hasil eksperimental yang signifikan telah mendokumentasikan

bahwa terjadi perubahan dalam histologi pencernaan serta imunitas

mukosa ketika saluran pencernaan tidak diberikan makanan. (5)

Page 8: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 8/27

 

Perlindungan sistemik dan intraperitoneal juga dipengaruhi

oleh rute pemberian gizi. Nutrisi enteral akan mengurangi kematian

bakteri intraperitoneal dibandingkan dengan hewan yang diberi

makan diet parenteral isonitrogen dan isokalorik. Studi-studi awaltelah dikonfirmasi oleh Lin dan rekan-rekannya, yang menunjukkan

bahwa makanan enteral pada tikus menghasilkan peningkatan TNF

intraperitoneal dan inhibisi proliferasi bakteri. Hal ini menghasilkan

respon sistemik TNF yang tumpul terhadap sepsis intraperitoneal.

 Temuan ini telah dikonfirmasi oleh Fong dan rekan pada subyek

manusia. Ketika nutrisi parenteral diberikan secara infus maka

sebenarnya diberikan pula endotoksin, respon TNF ditingkatkan

pada individu yang diberikan nutrisi secara parenteral dibandingkan

dengan mereka yang makan secara enteral. Sehingga pada

beberapa aspek, rute pemberian nutrisi secara enteral lebih tetap

disukai.(5)

2.4 Kebutuhan Nutrisi

 Tujuan utama dari nutrisi suportif adalah untuk memenuhi

kebutuhan energi untuk proses metabolisme, pemeliharaan suhu

basal, dan perbaikan jaringan. Kegagalan untuk menyediakan

sumber energi nonprotein yang memadai akan menyebabkan

penggunaan cadangan jaringan tubuh. Kebutuhan untuk energi

dapat diukur dengan kalorimetri secara langsung atau diperkirakan

dari ekskresi nitrogen urin, yang sebanding dengan pengeluaran

energi selama istirahat. Namun, penggunaan kalorimetri secaratidak langsung, terutama pada pasien yang sakit kritis, sering

mengarah kepada perhitungan yang terlalu tinggi dari kebutuhan

kalori. (1)

Untuk menentukan kebutuhan kalori harus diketahui

metabolisme basal, sedangkan untuk menentukan basal energy 

expenditure (BEE) ini digunakan suatu rumus Harris-Benedict. (1),(5),(8)

Page 9: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 9/27

 

Rumus : (1),(5),(8)

BEE (Laki-laki) = 66,47 + 13,75 (Berat badan/Kg) + 5,0 (Tinggi

Badan/Cm) - 6,76 (Usia/tahun) Kkal/hari

BEE (Perempuan) = 655,1 + 9,56 (Berat badan/Kg) + 1,85 (Tinggibadan/Cm) - 4,68 (Usia/tahun) Kkal/hari

Persamaan ini, disesuaikan dengan jenis stres bedah, yang

cocok untuk memperkirakan kebutuhan energi pada lebih dari 80%

pasien rawat inap. Telah terbukti bahwa penyediaan 30 kkal / kg per

hari akan cukup memenuhi kebutuhan energi pada sebagian besar

pasien pascaoperasi, dengan risiko rendah kelebihan makan. Pada

trauma atau sepsis, kebutuhan substrat energi meningkat,

memerlukan kalori yang lebih besar melebihi pengeluaran energi

nonprotein yang dihitung (Tabel 2.1). Kebutuhan tambahan kalori

nonprotein ini diberikan setelah luka biasanya 1,2-2,0 kali lebih

besar daripada resting energy expenditure (REE) yang dihitung,

tergantung pada jenis cedera.(1)

Untuk mengoreksi katabolisme yang tinggi seperti yang

terjadi pascatrauma, pascabedah, pada infeksi atau sepsis, harus

ditambahkan 50% atau lebih dari BEE, tetapi jangan melebihi 150%

BEE. (8)

Kondisi Kkal/kg

per day

Perhitungan

di atas BEE

Gram Protein/kg

per day

Kalori non

protein:

Nitrogen

 Normal/moderate malnutrition 25–30 1.1 1 150:1

Mild stress 25–30 1.2 1.2 150:1

 Top of Form

Moderate stress 30 1.4 1.5 120:1

Severe stress 30–35 1.6 2 90–120:1

Burns 35–40 2 2.5 90–100:1

Bottom of Form

Page 10: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 10/27

 

 Tabel 2.1 Penyesuaian kalori di atas Pengeluaran Energi Basal (BEE)

pada kondisi hipermetabolik. (1)

 Tujuan kedua dari nutrisi suportif adalah untuk memenuhi

kebutuhan substrat untuk sintesis protein. Kalori nonprotein yang

sesuai: rasio nitrogen 150:1 (misalnya, 1 g N = 6,25 g protein),

harus dipertahankan, yang merupakan kebutuhan kalori basal yang

diberikan untuk mencegah penggunaan protein sebagai sumber

energi. Sekarang terdapat bukti yang lebih besar yang menunjukkan

bahwa asupan protein meningkat, dan kalori lebih rendah: nitrogen

rasio 80:1 untuk 100:1, yang mungkin memiliki manfaat

penyembuhan pada pasien dengan hipermetabolik dan sakit kritis.

Dengan tidak adanya disfungsi ginjal atau gangguan hati yang berat

dapat dugunakan rejimen gizi standar, sekitar 0,25-0,35 g nitrogen

per kilogram berat badan harus disediakan setiap hari. (1)

Kebutuhan kalori harus dirinci. Karbohidrat sebagai sumber

kalori diberikan tidak lebih dari 6 g/kgBB/hari, bila berlebihan,

terjadi hipermetabolisme. Oleh karena pembatasan penggunaan

karbohidrat seperti di atas, lemak digunakan juga sebagai sumber

kalori, sekaligus sebagai sumber asam lemak esensial. (8)

Penderita dengan katabolisme berat, seperti trauma ganda

dan luka bakar, memerlukan nutrisi tinggi protein dan asam amino

untuk mengatasi keseimbangan nitrogen yang negatif. Umumnya

diperlukan 1,2-1,5 g protein/kgBB/hari. (8) 

Elektrolit dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan elektrolit

dan asam basa, juga untuk metabolisme sel. Unsur Na+, K +, Mg+,

Ca+, P+, Cl- sama pentingnya seperti protein dan kalori dalam proses

penggantian sel yang rusak. Vitamin dan unsur runut {trace

element) juga esensial untuk proses metabolisme. Dosis tinggi

vitamin tertentu, seperti vitamin C atau vitamin E, memainkan

peranan penting dalam pertahanan tubuh sebagai antioksidan.

Page 11: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 11/27

 

Konsentrasi plasma vitamin C dan E telah ditunjukkan dapat

mengurangi pasien sakit berat dengan Acute Respiratory Distress

Syndrome (ARDS) dibandingkan dengan sukarelawan yang sehat. (5),

(8)

Kebutuhan nutrisi dlperkirakan atas dasar kondisi klinis

pasien. Penentuan status metabolik yang lebih tepat dapat

didasarkan pada keselmbangan nitrogen. (8)

2.5 Kelebihan Pemberian Nutrisi (Overfeeding)

Kelebihan memberikan nutrisi biasanya disebabkan oleh

kelebihan perhitungan kebutuhan kalori yang terlalu tinggi, seperti

yang terjadi ketika berat badan aktual digunakan untuk menghitung

BEE dalam populasi pasien seperti pasien yang sakit kritis dengan

cairan overload yang signifikan dan gemuk. Kalorimetri langsung

dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan energi, tetapi sering

melebihi BEE dari 10% hingga 15% pada pasien stres, terutama jika

pasien sedang menggunakan ventilator. Dalam hal ini, berat kering

(dry weight) yang diperkirakan harus diperoleh dari anggota

keluarga atau anamnesis sebelum cedera. Secara klinis,

peningkatan konsumsi oksigen, peningkatan produksi CO2, lemak

hati, penekanan fungsi leukosit, dan meningkatkan risiko infeksi

semuanya telah didokumentasikan dengan adanya kelebihan

pemberian makan (overfeeding).(1)

2.6 Rute Pemberian Nutrisi Suportif 

2.6.1 Nutrisi Enteral

Nutrisi enteral memberi hasil lebih baik karena prosesnya

berlangsung faali. Nutrisi enteral lebih disukai daripada nutrisi

parenteral atas dasar kurangnya biaya yang harus dikeluarkan dan

risiko yang terdapat jika diberikan secara intravena. Pemberian

nutrisi secara enteral telah menghasilkan beberapa manfaat klinis

Page 12: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 12/27

 

yang spesifik, termasuk mengurangi kejadian komplikasi infeksi

pasca operasi dan peningkatan respon penyembuhan luka. Nutrisi

enteral dapat memiliki efek menguntungkan lain, termasuk

mengubah eksposur antigen dan mempengaruhi oksigenasi darimukosa usus. Penelitian lebih lanjut diperlukan pada hal ini untuk

menjelaskan apakah nutrisi enteral benar-benar memodulasi fungsi

usus atau apakah indikasi pemberian gizi enteral tergantung oleh

bahwa pasien telah memiliki fungsi organ tubuh yang sehat

kembali. (1),(6),(8)

Pengobatan konvensional setelah reseksi usus biasanya

diperlukan puasa dengan pemberian cairan intravena sampai

terjadinya flatus, terutama karena kekhawatiran terjadinya ileus

pasca operasi. Ini didasarkan pada asumsi bahwa makanan per oral

tidak dapat ditoleransi pada ileus dan integritas dari anastomosis

yang baru dibangun dapat mempengaruhinya juga. Namun

demikian, motilitas usus kecil pulih 6-8 jam setelah trauma bedah

dan absoprsi tetap ada bahkan ketika tidak adanya gerak peristaltik

normal. Sejak itu telah menunjukkan bahwa pemberian makan

enteral pascaoperasi pada pasien yang menjalani reseksi

gastrointestinal aman dan dapat ditoleransi dengan baik bahkan

ketika dimulai dalam waktu 12 jam dari operasi. (6)

Pilihan diet cairan encer untuk diet pertama pascaoperasi

berdasarkan teori bahwa cairan encer lebih mudah ditoleransi

daripada cairan yang kental atau makanan padat pada periode dinipascaoperasi. Alasan lainnya yaitu cairan encer menyediakan

rehidrasi oral dan meminimalkan sekresi pankreas dan

gastrointestinal dibandingkan makanan biasa.(4)

Studi prospektif acak untuk pasien dengan status gizi yang

baik (albumin 4 g / dL) dan menjalani operasi pencernaan tidak

menunjukkan perbedaan dalam hasil dan komplikasi bila diberikan

nutrisi enteral dibandingkan dengan pemberian pemeliharaan infus

Page 13: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 13/27

 

sendiri pada hari-hari pertama setelah operasi. Selanjutnya, pada

studi permeabilitas usus pada pasien gizi baik yang menjalani

operasi kanker gastrointestinal bagian atas menunjukkan

normalisasi permeabilitas usus pada hari kelima pasca operasi.Pada kasus ekstrem yang lain, meta-analisis terbaru pada pasien

sakit kritis menunjukkan penurunan 44% komplikasi infeksi pada

mereka yang menerima dukungan nutrisi enteral lebih dari mereka

yang menerima nutrisi parenteral. Kebanyakan studi prospektif acak

untuk trauma abdomen dan toraks yang parah menunjukkan

penurunan yang signifikan terjadinya komplikasi infeksi untuk

pasien yang diberi nutrisi enteral awal bila dibandingkan dengan

mereka yang tidak diberi makan atau menerima nutrisi parenteral.

Selain itu, pemberian makanan ke lambung sejak awal setelah

cedera kepala tertutup sering dihubungkan dengan makan yang

kurang dan defisiensi kalori karena kesulitan mengatasi

gastroparesis dan risiko tinggi terjadinya aspirasi. (1)

Rekomendasi nutrisi enteral dini untuk pasien bedah dengan

malnutrisi sedang (albumin = 2,9-3,5 g / dL) hanya dapat dilakukan

oleh penarikan kesimpulan karena kurangnya data secara langsung

berkaitan dengan populasi ini. Untuk pasien ini, pemberian nutrisi

enteral diukur berdasarkan pengeluaran energi dari pemulihan

pasien, atau jika timbul komplikasi yang dapat mengubah rencana

pemulihan (misalnya, kebocoran anastomotic, operasi kembali,

sepsis, atau kegagalan untuk disapih saat menggunakan ventilator).

Keadaan klinis lain yang memperkuat nutrisi suportif enteral dapat

digunakan pada penurunan neurologis permanen, disfungsi

orofaringeal, short bowel syndrome, dan pasien transplantasi

sumsum tulang. (1)

Diet lengkap berbentuk cairan yang menghasilkan ampas

terbatas, biasanya diberikan melalui pipa lambung, duodenum, atau

yeyunum. Makanan dan minuman yang sudah separuh dicerna inidigunakan untuk orang yang keadaannya payah karena malnutrisi

Page 14: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 14/27

 

berat, koma lama, penderita yang sedang menggunakan respirator,

dan penderita sakit berat di ruang rawat intensif. (8)

Diet dasar (elemental diet) mulai dipakai di penerbangan

ruang angkasa karena hampir tidak menghasilkan ampas. Diet ini

terdiri atas campuran asam amino, glukosa, dan trigliserida yang

hampir tidak usah dicerna dan langsung diserap. Diet itu juga dapat

diberikan melalui pipa lambung halus pada penderita sindrom usus

pendek, fistel usus, atau penderita radang usus yang parah seperti

kolitis ulserosa atau penyakit Crohn. (8)

 Terdapat beberapa teknik yang tersedia untuk akses enteral.

Saat ini digunakan metode dan indikasi pilihan dirangkum dalam

tabel 2.2. (1)

Pilihan Akses Komentar

Nasogastric Tube Penggunaan jangka pendek; risiko aspirasi;

trauma nasofaring; sering menyangkut.

Nasoduodenal/nasojej

unal

Penggunaan jangka pendek; risiko aspirasi

rendah pada jejunum; adanya tantangan

dalam menempatkannya (bantuan radiografi

sering diperlukan)

Percutaneousendoscopicgastrostomy (PEG)

Diperlukan keterampilan endoskopi; dapat

digunakan untuk dekompresi lambung atau

bolus feed; risiko aspirasi; bisa bertahan 12-24

bulan; tingkat komplikasi sedikit lebih tinggi

yaitu disebabkan cara penempatan dan

kebocoran pada lokasi penempatan.Operasi gastrostomi Membutuhkan anestesi umum dan laparotomi

kecil; mungkin dapat dibuat penempatan

feeding port duodenum jejunum yang

diperpanjang ; dapat ditempatkan secara

laparoskopik

Gastrostomi

fluoroskopi

Penempatan jarum dan garpu T sebagai

  jangkar ke perut; dapat menyisipkan kateter

kecil melalui gastrostomy ke duodenum /

Page 15: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 15/27

 

 jejunum menggunakan fluoroskopi

PEG-jejunal tube Ditempatkan pada jejunum dengan endoskopi

biasa yang tergantung pada keahlian

operator; jejunum sering tersangkut

retrograde; prosedur dua tahap dengan

penempatan PEG, diikuti dengan konversi

fluoroskopi dengan tabung pengisi jejunum

melalui PEG

Direct percutaneous

endoscopic

 jejunostomy (DPEJ)

Menempatkan melalui endoskopik langsung

dengan enteroscope; adanya tantangan dalam

penempatan; risiko cedera lebih besar

Operasi Jejunostomi Umumnya diterapkan saat laparotomi;anestesi umum; penempatan ilaparoskopi

biasanya membutuhkan asisten untuk

penyisipan kateter; laparoskopi menawarkan

visualisasi langsung dari penempatan kateter

Fluoroscopic

 jejunostomy

Pendekatannya sulit dengan risiko cedera;

tidak umum dilakukan

 Tabel 2.2 Beberapa pilihan untuk akses pemberian makansecara enteral.(1)

2.6.2 Nutrisi Parenteral

Nutrisi parenteral hanya diberikan bila nutrisi enteral tak

dapat dilakukan, misalnya karena kelainan gastrointestinal

sedemikian berat sehingga fungsi digesti dan absorbsi terganggu.

Nutrisi Cara

Pemberian

Contoh Indikasi

Makanan cair

Diet khusus

  Tinggi kalori

protein

Lengkap cair

Oral

Oral

Oral/Parenteral

Oral/enteral

Obstruksi esophagus, patah tulang

rahang

Diabetes, kolelitiasis, obstipasi,

obesitas

Malnutrisi kronis

Page 16: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 16/27

 

Diet dasar

Parenteral total

Oral/Parenteral

Parenteral

Malnutrisi, respirasi buatan, koma

yang lama, perawatan intensif 

Penerbangan ruang angkasa, fistel

usus, ileus, morbus Crohn, colitis

Fistel, short bowel syndrome,

kolitis

 Tabel 2.3 Diet dan nutrisi khusus.(8)

Nutrisi parenteral total terdiri atas nutrisi intravena yangmengandung semua nutrien yang diperlukan. Nutrisi ini dipakai

pada penderita dengan ileus lama atau fistel usus. Nutrisi parenteral

total ini melalui vena sentral, sebaiknya ujung kateter berada di

v.kava superior. Pada ketiga cara khusus di atas, yaitu diet lengkap

cair, diet dasar, dan diet parenteral total, diperlukan formula nutrisi

khusus sehingga pencernaan dapat berlangsung sempurna. (8)

Sebuah uji klinis besar multicentre tidak menunjukkan

penurunan yang signifikan dalam morbiditas atau kematian ketika

Total Parenteral Nutrition (TPN) perioperatif diberikan kepada

sekelompok pasien bedah yang heterogen. Stratifikasi pasien dalam

percobaan ini yang disesuaikan dengan status gizi menunjukkan

bahwa pasien dengan gizi buruk ringan tidak memiliki manfaat dari

pemberian TPN tetapi lebih banyak terjadi komplikasi infeksi. Hal ini

menyebabkan para peneliti menyimpulkan bahwa TPN perioperatif 

harus dibatasi pada pasien dengan malnutrisi berat tanpa adanya

indikasi spesifik lainnya. Studi berikutnya difokuskan terutama pada

pasien malnutrisi parah dengan keganasan gastrointestinal. Pasien

ini telah ditunjukkan secara klinis mengalami penurunan yang

signifikan, baik pada komplikasi infeksi maupun noninfeksi ketika

diberi makan secara parenteral selama minimal sepuluh hari

sebelum dioperasi. Sebuah meta-analisis terbaru dari 27 percobaan

Page 17: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 17/27

 

acak terkontrol menyimpulkan bahwa TPN tidak memiliki pengaruh

yang signifikan secara statistik secara keseluruhan pada morbiditas

dan mortalitas pasien bedah. Penelitian terbaru yang dianalisa

dengan kualitas metodologi yang lebih baik hanya menunjukkanmanfaat sedikit daripada studi sebelumnya. Studi tersebut hanya

menunjukkan kecenderungan penurunan angka komplikasi pada

pasien malnutrisi.(6)

Di bawah ini merupakan situasi di mana nutrisi parenteral

telah digunakan dalam upaya untuk mencapai tujuannya: (1)

1.  Bayi baru lahir dengan anomali pencernaan gastrointestinal,

seperti fistula trakeoesofagus, gastroschisis, omphalocele atau

atresia usus besar.

2.  Bayi yang gagal berkembang karena kekurangan pencernaan

disebabkan dengan short bowel syndrome, malabsorpsi,

defisiensi enzim, ileus mekonium, atau diare idiopatik.

3.  Pasien dewasa dengan short bowel syndrome sekunder

disebabkan reseksi usus halus yang luas (<100>

4.  Enteroenteric, enterocolic, enterovesical, atau fistula

enterocutaneous dengan output yang tinggi (> 500 mL/hari).

5.  Pasien operasi dengan ileus paralitik berkepanjangan setelah

operasi besar (> 7 - 10 hari), luka multipel, trauma tumpul atau

perut terbuka, atau pasien dengan refleks ileus yang rumit

dengan berbagai penyakit medis.

6. Pasien dengan panjang usus normal, tetapi terdapat malabsorpsi

sekunder meliputi sariawan, hypoproteinemia, insufisiensi enzim

atau pankreas, enteritis regional, atau kolitis ulserativa.

7. Dewasa pasien dengan gangguan pencernaan fungsional seperti

esofageal diskinesia setelah kecelakaan serebrovaskular, diare

idiopatik, muntah psikogenik, atau anorexia nervosa.

8.  Pasien dengan kolitis granulomatosa, kolitis ulseratif, dan

enteritis TB, di mana bagian-bagian utama dari mukosa absorptif 

terserang penyakit.

Page 18: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 18/27

 

9.  Pasien dengan keganasan, dengan atau tanpa cachexia, di

antaranya gizi buruk mungkin membahayakan keberhasilan cara

pemberian pilihan terapeutik.

10. 

Gagal untuk mencoba memberikan kalori yang memadaidengan tabung enteral atau terdapat sisa residu yang tinggi.

11. Pasien sakit kritis yang hipermetabolik selama lebih dari 5 hari.

(1)

Kondisi kontraindikasi diberikannya nutrisi parenteral meliputi:

(1)

1.  Kurangnya tujuan khusus dari manajemen pasien, atau pada

kasus yang bukan untuk memperpanjang hidup yang bermakna.

2.  Periode ketidakstabilan hemodinamik atau kekacauan metabolis

yang parah (misalnya, hiperglikemia berat, azotemia,

ensefalopati, hyperosmolality, dan gangguan cairan elektrolit)

membutuhkan kontrol atau koreksi terlebih dahulu sebelum

mencoba pemberian infus yang hipertonik.

3.  Pasien layak untuk makan melalui saluran pencernaan, pada

sebagian besar kasus, ini adalah jalan terbaik yang digunakan

untuk memberikan gizi.

4. Pasien dengan status gizi yang baik.

5.  Bayi dengan usus halus kurang dari 8 cm, ketika bayi tidak

mampu beradaptasi meskipun dengan pemberian gizi

parenteral.

6.  Pasien yang dengan cara berfikir yang ireversibel atau tidak

manusiawi.(1)

2.6.3 Rute Nutrisi Enteral Banding Parenteral

Setiap rute pemberian nutrisi suportif berhubungan dengan

komplikasi yang berbeda-beda. Umumnya, komplikasi yang terkait

dengan nutrisi parenteral berhubungan dengan morbiditas yang

lebih besar daripada nutrisi enteral karena sifat invasif dari cara

pemberiannya. Rute cara pemberian juga memiliki efek pada fungsi

Page 19: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 19/27

 

organ, terutama saluran usus. Substrat makanan yang diberikan

oleh rute enteral lebih baik dimanfaatkan oleh usus daripada

diberikan pemberian nutrisi secara parenteral. Selain itu, pemberian

nutrisi secara enteral bila dibandingkan dengan solusi TPN dapatmencegah atrofi mukosa gastrointestinal, melemahkan respon

trauma stres, menjaga imunokompetensi dan melestarikan flora

usus normal. (1),(6)

Sebuah penelitian meta-analisis yang membandingkan

kemanjuran gizi nutrisi enteral dan parenteral awal pada pasien

bedah berisiko tinggi menemukan bahwa pemberian nutrisi enteral

dini pasca operasi ialah efektif dan dapat mengurangi tingkat

morbiditas septik dibandingkan dengan mereka yang dikelola TPN

bahkan ketika kateter yang menyebabkan sepsis telah dikeluarkan

dari analisis. Nutrisi enteral juga merupakan pilihan yang sangat

efektif pada pasien malnutrisi dengan kanker gastrointestinal dan

memiliki komplikasi yang lebih sedikit, perawatan pascaoperasi di

rumah sakit yang lebih singkat dan mengurangi biaya dibandingkan

dengan TPN. Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa

rute enteral harus digunakan sedapat mungkin, tetapi jika rute

pemberian secara enteral tidak dapat dilakukan lebih dari 1 (satu)

minggu maka pemberian TPN yang dini harus dipertimbangkan.(6)

 Jadi, pertama-tama harus diusahakan agar pasien bisa makan

melalui mulut dalam bentuk makanan lunak atau makanan cair. Bila

ini tidak berhasil, nutrisi enteral dapat diberikan melalui pipalambung melalui hidung (nasogastric tube), atau bila perlu, sonde

dapat dimasukkan lebih dalam lagi sampai ke duodenum, bahkan

bagian proksimal yeyunum. Kadang-kadang makanan ini perlu

diberikan melalui sonde gastrostomi atau yeyunostomi. Nutrisi

parenteral dapat diberikan sebagai tambahan bila nutrisi enteral

tidak memenuhi kebutuhan nutrisi pasien. (8)

Page 20: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 20/27

 

Dalam memberikan nutrisi enteral maupun parenteral,

perhitungan kebutuhan protein dan kalori sama seperti yang telah

dibahas di atas. (8)

Komplikasi nutrisi enteral, antara lain aspirasi, muntah, diare,

salah letak pipa, sedangkan komplikasi nutrisi parenteral serupa

dengan masalah kateter vena, seperti salah letak, menembus vena,

atau tersumbat. Penyulit lain ialah tromboflebitis, infeksi dan sepsis

umum, serta gangguan metabolikyang bisa terjadi karena

pemberian cairan terlalu cepat. (8)

2.7 Nutrisi Perioperatif 

Banyak penelitian meneliti nutrisi suportif preoperatif dan

postoperatif, meskipun hasilnya terdapat banyak konflik. Masalah

utama dari data-data tersebut ialah pengambilan pasien yang tidak

mempunyai resiko terhadap komplikasi yang berkaitan dengan

nutrisi.  Terutama ketika nutrisi perenteral pada lengan dimasukkan,

hasil sering menunjukkan peningkatan komplikasi septik pada

pasien yang mendapatkan nutrisi parenteral yang seharusnya tidak

peru mendapatkan keadaan yang penyulit seperti ini. Contoh klasik

adalah Veterans Affairs Cooperive study, yang secara acak memilih

pasien pra operasi bedah untuk diberikan nutrisi parenteral selama

7 sampai 15 hari sebelum operasi atau untuk kelompok kontrol

dengan akses gratis untuk diet. Jumlah nutrisi parenteral yang

diberikan dalam studi melebihi rekomendasi saat ini, dan ini

memperburuk efek negatif. Secara keseluruhan, saat itu terjadi

pengurangan komplikasi penyembuhan (luka terbuka, anastomosis

luka yang tidak adekuat, pembentukan fistula) pada kelompok

nutrisi parenteral, tetapi terjadi peningkatan komplikasi infeksi

secara signifikan, terutama pneumonia.  Setelah stratifikasi

disesuaikan dengan tingkat gizi buruk yang sudah ada sebelumnya,

sangat jelas manfaat nutrisi parenteral pada pasien gizi buruk,

dengan pengurangan yang signifikan dalam penyembuhan

Page 21: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 21/27

 

komplikasi dan tidak ada kenaikan (dan penurunan beberapa) pada

komplikasi infeksi. Dalam percobaan gizi perioperatif, hampir semua

percobaan dengan hasil negatif atau efek negatif dari gizi terjadi

pada sebagian besar pasien dengan gizi yang baik. Namun,percobaan yang menyertakan sejumlah besar pasien malnutrisi

menunjukkan manfaat yang signifikan dengan nutrisi perioperatif.

Orang bisa menyimpulkan bahwa pasien dengan gizi yang baik-

yang teridentifikasi setelah anamnesis riwayat dan pemeriksaan

fisik-tidak mungkin untuk mendapatkan manfaat preoperatif baik

menggunakan nutrisi parenteral meupun makanan enteral. Namun,

  jika pasien memiliki defisiensi gizi yang sudah ada sebelumnya,

terdapat data-data yang mendukung penggunaan nutrisi suportif di

awal sebelum operasi dan/atau periode pasca operasi.(5)

2.8 Monitoring Terapi Nutrisi Suportif 

Status cairan harus dievaluasi setiap hari pada pasien sakit

kritis. Formulasi nutrisi parenteral harus terkonsentrasi dan natrium

harus dikurangi saat berat badan pasien tiba-tiba meningkat 1-2 kg

dalam 24 jam. Laboratorium untuk pengukuran glukosa, natrium,

kalium, status asam-basa, dan fungsi ginjal harus dilakukan setiap

hari, sedangkan pengukuran untuk kalsium, fosfor, dan magnesium

harus dilakukan setidaknya tiga kali seminggu. Konsentrasi

trigliserida, tes fungsi hati, hitung darah lengkap dengan diferensial,

waktu prothrombin, dan waktu tromboplastin harus dinilai mingguan

selama fase akut cedera pada populasi pasien ini.(5)

Keseimbangan nitrogen dapat dihitung setelah pengumpulan

urin 24 jam untuk volume dan urea nitrogen yang digunakan untuk

menentukan beratnya katabolisme. Keseimbangan nitrogen

didefinisikan sebagai perbedaan antara asupan nitrogen dan

ekskresi nitrogen. Pasien yang memiliki cedera tulang belakang

atau kepala berat akan tetap berada dalam keseimbangan nitrogen

negatif bahkan ketika diberikan dosis protein 2 g/kg/hari disebabkan

Page 22: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 22/27

 

atrofi disuse. Keseimbangan nitrogen, atau keseimbangan nol

nitrogen, dapat terjadi pada pasien stress, sehat sebelumnya, dan

pasien bedah yang muda.(5),(14)

Gambar 2.1 Pengaruh keparahan cedera terhadap wasting

nitrogen.

Konsentrasi protein serum dapat digunakan sebagai ukuran

status gizi karena kenaikan konsentrasi protein tertentu dapat

mencerminkan terjadinya anabolisme protein. Konsentrasi serum

albumin merupakan penanda protein yang paling umum digunakan

untuk menilai status gizi. Namun, albumin merupakan penanda

yang buruk untuk menilai status gizi pada pasien sakit kritis karena

konsentrasinya cepat menurun jika terjadi stres atau luka akibat

redistribusi dari ruang intravaskuler ke ruang interstisial, dan karena

waktu paruh hidupnya yang panjang (<21 style="">C Reactive

Protein (CRP) dapat dipertimbangkan karena protein ini merupakan

protein serum jangka pendek. CRP diakui sebagai protein fase akut

yang positif, dan sintesisnya meningkat selama inflamasi dan stres.

  Jika terjadi peningkatan konsentrasi CRP dan serum prealbumin

tiba-tiba menurun, ini mungkin menandakan adanya suatu kondisi

inflamasi yang mendasari daripada terjadinya penurunan status gizi.

Namun, gabungan prealbumin rendah dan konsentrasi CRP dapat

mencerminkan kalori atau protein yang tersedia tidak memadai.

Hal-hal ini merupakan prinsip-prinsip dasar yang bisa digunakan

untuk membantu klinisi dalam membuat penyesuaian yangdiperlukan dalam membuat rejimen gizi pasien. (5),(14)

2.9 Immunonutrisi

Selain penelitian yang sedang berlangsung memastikan

manfaat spesifik dari rute pemberian untuk nutrisi suportif,

penelitian terbaru juga difokuskan pada komposisi rejimen gizi.

Secara khusus, banyak perhatian telah dibayarkan kepada potensi

Page 23: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 23/27

 

nutrisi khusus yang dapat mempengaruhi respons metabolik

terhadap penyakit. Salah satu hal yang kontroversi atas pemberian

nutrisi suportif dalam beberapa tahun terakhir ialah nutrisi yang

memodulasi kekebalan (imunonutrisi), termasuk glutamin, arginin,omega-3 asam lemak, dan nukleotida. Sejumlah percobaan telah

dilakukan untuk menilai dampak dari produk yang mengandung

bahan-bahan tersebut pada pasien. Namun, banyak dari percobaan

telah dikritik cacat desain, dan hasilnya masih menjadi konflik. (6),(13)

Glutamin adalah asam amino bebas terbanyak yang terdapat

dalam kompartemen ekstra dan intraseluler. Hal ini memainkan

peran penting dalam transportasi nitrogen dan homeostasis asam

basa dan merupakan bahan bakar untuk mempercepat pembelahan

diri sel-sel seperti enterosit, limfosit dan fibroblast. Glutamin juga

terlibat dalam mekanisme pertahanan antioksidan dengan

mempengaruhi sintesis glutathione. Dalam situasi stres berat atau

penurunan gizi, permintaan glutamin dapat melebihi kapasitas

tubuh untuk mensintesisnya. Studi telah mengeksplorasi manfaat

rejimen nutrisi parenteral yang diperkaya glutamin, terutama pada

usus dan sistem kekebalan tubuh. Telah terbukti bahwa

penambahan glutamin untuk rejimen nutrisi parenteral yang

diberikan kepada pasien setelah operasi elektif perut menghasilkan

pengurangan panjang lama waktu rawat inap di rumah sakit dan

mengurangi biayanya. Hal ini juga disertai dengan perbaikan

keseimbangan nitrogen dan pemulihan limfosit yang lebih cepat.

Glutamin juga telah ditunjukkan untuk mempertahankan

permeabilitas usus pada pasien pasca operasi. (3),(6)

Seperti halnya glutamin, arginin adalah asam amino

nonesensial yang penting dalam kondisi stres metabolik. Asam

amino ini, salah satu yang tertinggi dalam nitrogen, telah dikaitkan

dengan perbaikan keseimbangan nitrogen dan penyembuhan luka.

Arginine diyakini meningkatkan imunitas melalui promosi makrofagdan sitotoksisitas natural killer tumor, serta proliferasi dan aktivasi

Page 24: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 24/27

 

sel T. Selain itu, arginin merupakan prekursor untuk nitrat oksida,

yang terlibat dalam pengaturan irama vaskular dan fungsi

kekebalan tubuh. Ciri-ciri ini telah membuat potensi arginin menarik

untuk digunakan pada pasien bedah.

(3),(13)

Glutamine Arginine

1. Meningkatkan kapasitas

absorpsi usus setelah reseksi

usus

2. Mengurangi permeabilitas usus

3. Resolusi dini eksperimental

pankreatitis

4. Menjaga keseimbangan

nitrogen

5. Meningkatkan regenerasi hati

setelah hepatektomi

6. Mengembalikan fungsi

imunoglobulin mukosa

7. Meningkatkan clearance pada

peritonitis bakteri

8. Melindungi viabilitas enterosit

pascaradiasi

9. Mengembalikan tingkat

glutathione intraselular

10. Memfasilitasi sensitivitas

tumor terhadap kemoterapi

dan terapi radiasi

11. Meningkatkan fungsi natural

killer dan lymphokine-

activated killer cell

1.  Meminimalkan iskemia /

reperfusi cedera hati

2.  Mengurangi translokasi bakteri

usus

3.  Meningkatkan fungsi natural

killer dan lymphokine-

activated killer cell

4.  Meningkatkan retensi nitrogen

dan sintesis protein

 Tabel 2.4 Manfaat eksperimental suplemen Glutamine dan Arginine.

(1)

Page 25: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 25/27

 

Dua asam amino, alanin dan glutamin, adalah karier untuk

pertukaran nitrogen pada organ. Ini dapat dijelaskan dari gambar

2.2.

Gambar 2.2 Siklus otot-usus-hati-alanin-glutamin-glukosa. Secara

keseluruhan skema dari respon metabolik terhadap penyakit.

Skema ini meliputi hubungan metabolisme antara organ. Fitur ini

sampai sekarang masih belum jelas namun saat ini mendapatkan

perhatian lebih. Salah satu artikel adalah bahwa tanggapan tersebut

terjadi sebagai respon terhadap cedera dan secara teleologis benar

dan menguntungkan. Dengan demikian, luka membutuhkan

glukosa, bisa glutamin, dan juga arginin yang berhubungan dengan

elemen selular tertentu. Gerakan asam amino dari perifer (otot)

menuju hati mungkin mengakibatkan sekresi protein fase akut,

yang memiliki tujuan, pada gilirannya, adalah untuk melawan

infeksi. Glutamin dikeluarkan otot yang sebagai energi yang

berguna untuk banyak sel. Glutamin diambil ginjal untuk menjadi

prekursor untuk membentuk amoniak. Usus halus dapat mengambil

dan mematabolisme glutamin, yang kemudian akan mengeluarkan

sejumlah alanin. Hepar kemudian menggunakan alanin yang

dilepaskan untuk memproduksi glukosa. Proses yang kompleks ini

memainkan peran penting dalam glukoneogenesis dan

mengubahnya menjadi glutamin di otot.

Asam lemak omega-3, terutama yang berasal dari minyak

ikan, bersaing dengan asam lemak lainnya untuk digunakan kedalam membran sel. Berbeda dengan asam lemak omega-6 yang

biasanya disediakan sebagai lipid intravena, asam lemak ini

menimbulkan antiinflamasi, dan anti-trombotik. Di antara percobaan

terbatas yang mengevaluasi asam lemak omega-3 dan pengaruh

mereka pada hasil pasien, percobaan kontrol acak baru-baru ini

menilai dampaknya terhadap pasien pasca operasi dengan hasil

memanjangnya waktu pembedahan perut. Dua puluh empat pasiengizi baik yang diterima baik infus 10 g minyak ikan (Omegaven,

Page 26: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 26/27

 

Fresenius AG, Bad Homburg, Jerman) maupun tanpa infus minyak

ikan pada hari 1-5 perioperatif. Kedua kelompok menerima nutrisi

suportif yang sama pada hari ke-4 dan 5. Tidak ada perbedaan yang

signifikan yang khas pada kedua kelompok. Hasil penelitianmenunjukkan kecenderungan tingkat infeksi pascaoperasi yang

lebih rendah dan lama tinggal di rumah sakit yang lebih pendek

untuk pasien yang makan asam lemak omega-3. (13)

Nukleotida adalah unit dari struktur DNA dan RNA. Meskipun

diketahui memiliki efek potensial meningkatkan imunitas yang

berkaitan dengan natural killer cells dan limfosit T, ada penelitian

manusia telah menunjukkan efek yang menguntungkan dari

suplementasi nukleotida. (13)

Imunonutrisi dapat meningkatkan perbaikan hasil pada pasien

bedah elektif tapi berpotensi merugikan pada pasien sakit kritis. Hal

ini didukung oleh penelitian kontrol acak baru-baru ini yang

menunjukkan bahwa pasien sepsis yang diberi nutrisi enteral untuk

meningkatkan imunitas terjadi kematian lebih besar daripada yang

didapat oleh nutrisi parenteral. Produk ini sebaiknya tidak

direkomendasikan secara rutin untuk semua pasien pascaoperasi,

sampai penelitian lebih lanjut menjelaskan bahwa pasien dapat

mengambil manfaat dari nutrisi suportif yang memodulasi imunitas.

(13)

BAB III

KESIMPULAN

Pengukuran status gizi pasien dimulai dari anamnesis,

pemeriksaan fisik sampai uji laboratorium. Pada pasien dengan

kurang gizi dapat mempengaruhi morbiditas karena terganggunya

penyembuhan luka dan menurunnya daya tahan tubuh terhadap

infeksi. Dibandingkan dengan nutrisi parenteral, nutrisi enteral lebihbaik ditoleransi dan dapat mengurangi morbiditas terjadinya sepsis,

Page 27: Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka

5/7/2018 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-nutrisi-terhadap-penyembuhan-luka-559aba8fd9c3f 27/27

 

biaya dan lama tinggal di rumah sakit. Imunonutrisi dapat

meningkatkan perbaikan hasil pada pasien bedah elektif tapi

berpotensi merugikan pada pasien sakit kritis, sehingga produk ini

sebaiknya tidak direkomendasikan secara rutin untuk semua pasienpascaoperasi karena masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Penyembuhan luka membutuhkan memerlukann penambahan

pemakaian nutrisi dalam tubuh. Pasien membutuhkan diit kaya protein,

karnohidrat, lemak, vitamin A, vitamin C, dan mineral seperti Fe dan Zn.

Pasien kurang nutrisi membutuhkan waktu untuk memperbaiki status nutrisi

mereka setelah pembedahan. Pasien yang gemuk meningkatkan resiko

infeksi luka dan penyembuhan lama karena supply darah jaringan adipoise

tidak adekuat