MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

100
MANAJEMEN KEPERAWATAN Pengantar Manajemen Keperawatan 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain. (P. Siagian, 2000) Sedangkan manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989) Jadi manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyrakat. 2.1.2 Fungsi Manajemen 1. Perencanaan (planning), perencanaan merupakan : a. Gambaran apa yang akan dicapai b. Persiapan pencapaian tujuan c. Rumusan suatu persoalan untuk dicapai d. Persiapan tindakan – tindakan e. Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja f. Tiap – tiap organisasi perlu perencanaan 2. Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat – alat, keuangan dan fasilitas. 3. Penggerak (actuating), menggerakkan orang – orang agar mau / suka bekerja. Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara interval 4. Pengendalian / pengawasan (controling), merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang – orangnya, cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki.

description

menejemen dalam keperawatan

Transcript of MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

Page 1: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Pengantar Manajemen Keperawatan        2.1.1 Pengertian Manajemen

                                Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain. (P. Siagian, 2000)

                                Sedangkan manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989)

                                Jadi manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyrakat.

2.1.2 Fungsi Manajemen1.       Perencanaan (planning), perencanaan merupakan :a.       Gambaran apa yang akan dicapaib.      Persiapan pencapaian tujuanc.       Rumusan suatu persoalan untuk dicapaid.      Persiapan tindakan – tindakane.      Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak sajaf.        Tiap – tiap organisasi perlu perencanaan2.       Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan

menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat – alat, keuangan dan fasilitas.3.       Penggerak (actuating), menggerakkan orang – orang agar mau / suka bekerja. Ciptakan suasana

bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara interval

4.       Pengendalian / pengawasan (controling), merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang – orangnya, cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki.

5.       Penilaian (evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil – hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi organik administrasi dan manajemen.

Adapun unsur yang dikelola sebagai sumber manajemen adalah man, money, material, methode, machine, minute dan market.

2.1.3 Prinsip Manajemen          Prinsip – prinsip manajemen menurut Fayol adalah

a.       Division of work (pembagian pekerjaan)b.      Authority dan responsibility (kewenangan dan tanggung jawab)c.       Dicipline (disiplin)d.      Unity of command (kesatuan komando)e.      Unity of direction (kesatuan arah)

Page 2: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

f.        Sub ordination of individual to generate interest (kepentingan individu tunduk pada kepentingan umum)

g.       Renumeration of personal (penghasilan pegawai)h.      Centralization (sentralisasi)i.         Scalar of hierarchy (jenjang hirarki)j.        Order (ketertiban)k.       Stability of tenure of personal (stabilitas jabatan pegawai)l.         Equity (keadilan)m.    Inisiative (prakarsa)n.      Esprit de Corps (kesetiakawanan korps)

2.1.4  Proses Manajemen Keperawatan                                Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana

masing – masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses, output, kontrol dan mekanisme umpan balik.

                                Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Output adalah asuhan keperawatan, pengembangan staf dan riset.

                                Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang standar dan akreditasi. Mekanisme timbal balik berupa laporan finansial, audit keperawatan, survey kendali mutu dan penampilan kerja perawat.

         2.1.5  Prinsip – prinsip yang mendasari Manajemen Keperawatana.       Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi

perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang efektif dan terencana.

b.      Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

c.       Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbergai tingkat manajerial.

d.      Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.

e.      Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.

Page 3: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

f.        Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.

g.       Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik.

h.      Manajemen keperawatan menggunakan komunikasin yang efektif. Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai.

i.         Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat – perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.

j.        Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan prinsip – prinsip melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan.

Berdasarkan prinsip – prinsip diatas maka para manajer dan administrator seyogyanya bekerja bersama – sama dalam perencanaan dan pengorganisasian serta fungsi – fungsi manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2.2  Metode Asuhan Keperawatan         2.2.1 Pengertian                    Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem (struktur, proses

dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart & Woods, 1996).

                    Mc. Laughin, Thomas dean Barterm (1995) mengidentifikasikan 8 model pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum dilakukan di rumah sakit adalah Keperawatan Tim dan Keperawatan Primer. Karena setiap perubahan akan berdampak terhadap suatu stress, maka perlu mempertimbangkan 6 unsur utama dalam penentuan pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan (Marquis & Huston, 1998; 143) yaitu:

a.       Sesuai dengan visi dan misi institusib.      Dapat diterapkan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan.c.       Efisien dan efektif penggunaan biaya.d.      Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga dan masyarakat.e.      Kepuasan kinerja perawat.

2.2.2  Tujuana.       Menjaga konsistensi asuhan keperawatanb.      Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim

keperawatan.c.       Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.d.      Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.e.      Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap anggota tim

keperawatan.

2.2.3  Macam-macam metode Asuhan Keperawatan

Page 4: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

                         Menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998) ada 4 metode pemberian asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan:

1.    Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) FungsionalModel ini diterapkan pada saat perang dunia ke 2. Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan 1 – 2 jenis intervensi keperawatan kepada semua pasien di bangsal. Model ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan, perawat melaksanakan tugas ( tindakan) tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang ada (Nursalam, 2002).

Kepala RuanganPerawat :

PengobatanPerawat :

PengobatanPerawat :

PengobatanPerawat :

Pengobatan 

                                                                                     Pasien 

2.    Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) KasusSetiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti isolasi, intensive care.Metode ini berdasarkan pendekatan holistik dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi pada pasien tertentu (Nursalam, 2002).Kepala RuanganStaf PerawatStaf PerawatStaf PerawatPasien

Page 5: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

PasienPasien 

3.    Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) PrimerPada metode keperawatan primer terdapat kontinutas keperawatan dan bersifat komprehensif serta dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat primer biasanya mempunyai 4 – 6 klien dan bertanggung jawab selama 24 jam selama klien dirawat dirumah sakit. Perawat primer bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan membuat rencana pulang klien jika diperlukan. Jika perawat primer sedang tidak bertugas , kelanjutan asuhan akan didelegasikan kepada perawat lain (associate nurse)

Kepala RuanganDokterSarana RSPerawat Primer

PasienPerawat Pelaksana eveningPerawat Pelaksana nightPerawat Pelaksana jika diperlukan 

Page 6: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

4.    Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) TimMetode tim menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga professional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu ( Douglas, 1984).

Kepala Ruangan 

                                                                                                  Ketua TimKetua TimKetua TimAnggotaAnggotaAnggotaPasien / klienPasien / klienPasien / klien 

2.3  Interdisciplinary Rounds or Case Conference       2.3.1  Pengertian KonferensI

Merupakan kegiatan berdiskusi kelompok untuk membahas hal-hal yang telah dilakukan pada praktik klinik atau lapangan, tingkat pencapaian tujuan praktik klinik hari tersebut, kendala yang dihadapi dan cara mengatasinya, serta kejadian lain yang tidak direncanakan, termasuk kejadian kegawatan klien yang harus dihadapi peserta didik.

Page 7: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

1. Konferensi klinik Merupakan kegiatan berdiskusi antara berbagai antar profesi kesehatan seperti dokter,

perawat dan ahli gizi yang membahas tentang perkembangan pasien, ilmu-ilmu terbaru yang

bertujuan dalam perkembangan pelayanan kesehatan dan untuk kesehatan pasien.

2. Konferensi pra-klinik

Merupakan kegiatan berdiskusi kelompok tentang praktik klinik yang akan dilakukan

keesokan hari. Tujuan, cara pencapaian tujuan, dan rencana tindakan (mulai dari fokus

pengkajian, sampai kepada rencana evaluasi), serta tambahan didiskusikan bersama.

 2.3.2  Interdisciplinary Rounds Or Case Conference

             Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi dilakukan

sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas

perawatan pelaksanaan. konference sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat

mengurangi gangguan dari luar.

              Konferensi terdiri dari pre conference dan post conference yaitu :

1.       Pre Conference

Pre conference adalah komunikasi ka tim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk

rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim.

Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre

conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari katim dan

PJ tim(Modul MPKP, 2006)

2.       Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan

sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil askep

tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh katim

atau Pj tim (Modul MPKP, 2006)

Tujuan Pre dan Post Conference : Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa

masalah-masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan

gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana

antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan

merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan non kognitif (McKeachie, 1962).

Page 8: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

Juga membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi

pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan (T.M.Marelli, et.al, 1997).

3. Peer review

                Peer Review adalah proses evaluasi diantara teman sekerja dan seprofesi dengan kemampuan 

yang sama praktek. Mereka secara kritis mereview praktek sejawatnya dengan menggunakan standar 

kinerja yang baku. Ini adalah self-regulation dan mendukung prinsip autonomi. Peer review terdiri dari 

sejawat yang memeriksa tujuan asuhan langsung dari sejawatnya dengan standar yang khusus, indicator 

kritis dari asuhan yang ditulis oleh sejawat. Tujuan peer review adalah untuk mengukur akontabilitas, 

evaluasi dan meningkatkan pemberian asuhan, identifikasi kekuatan dan kelemahan, mengembangkan 

policy yang baru atau diubah. 

2.4  Keselamatan Pasien (Patient Safety)

        Keselamatan pasien, yaitu upaya perlindungan pasien dari hal-hal yang dapat membahayakan

keselamatan pasien seperti jatuh, kebakaran, dll.

a.       Pasien Safety

Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit

membuat asuhan pasien lebih aman.(Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah sakit,

Depkes R.I. 2006)

b.      Universal precation

Tindakan pengendalian infeksi sederhana yang digunakan oleh seluruh petugas kesehatan, untuk

semua pasien, setiap saat pada semua tempat, pelayanan dalam rangka pengurangi resiko

penyebaran infeksi (Nursalam dan Ninuk, 2007).

Standar keselamatan pasien wajib diterapkan rumah sakit dan penilaiannya dilakukan dengan

menggunakan Instrumen Akreditasi rumah Sakit. Standar Keselamatan Pasien menurut (PMK

No. 1691 tentang keselamatan pasien Rumah Sakit) terdiri dari 7 standar yaitu :

Target 1 syarat 1

Identifikasi pasien secara tepat : tujuan dari sasaran ini adalah untuk mendapatkan identifikasi

yang setepatnya dari individu yang menerima perawatan tersebut

Target 2 syarat 2

Page 9: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

Meningkatkan komunikasi yang efektif : komunikasi yang tidak efektif adalah hal yang paling

sering disebutkan sebagai penyebab dari kasus-kasus sentinel. Komunikasi harus tepat pada

waktunya, akurat, komplit, tidak rancu, dan di mengerti sang penerima.

Target 3 syarat 3

Meningkatkan keamanan penggunaan obat yang membutuhkan perhatian : manajemen obat-

obatan yang tepat merupakan faktor penting dalam menjamin keselamatan pasien

Target 4 syarat 4, 5 dan 6

Mengurangi salah lokasi, salah pasien dan salah tindakan operasi : tujuan dari target ini adalah

untuk selalu mengenali tepat lokasi, tepat pasien dan tepat tindakan.

Target 5 syarat 7

Mengurangi risiko infeksi : penelitian telah membuktikan bahwa melakukan petunjuk cuci

tangan akan mengurangi transmisi infeksi dari staff ke pasien. Hal ini akan mengurangi insiden

kesehatan yang berhubungan dengan infeksi.

Target 6 syarat 8

Mengurangi resiko pasien cedera karena jatuh : jatuh menjadi salah satu bagian besar dari

penyebab cederanya pasien yang sedang dirawat dirumah sakit.

Diposkan oleh Keperawatan di 05.50

http://disiniwinny.blogspot.com/2013/01/manajemen-keperawatan.html

Kamis, 08 Agustus 2013

Aku dan Kanker Fibrosarcomaku

Yang terhormat pembaca Blog Manajemen Keperawatan http://mankep.blogspot.com. 

Saya mohon maaf lama tidak mengudate data dan informasi terkait dengan manajemen keperawatan yang semestinya bisa saya lakukan. Saya mau cerita sedikit tentang hal ini: sejak November 2012 saya mengalami gangguan nyeri dipipi kanan dan saya periksakan ke dokter gigi, dan ke dokter bedah serta dokter Onkologi Pada bulan Desember 2012 saya dinyatakan menderita Kanker Fibrosarcoma, dan pada bulan Januari 2013 tepatnya tanggal 2 saya menjalani operasi di RS Negeri di Kota Yogyakarta, kemudian saya   rawat   inap   selama  10  hari  disana,  pengalaman   sepuluh  hari  membuat   saya  merasa  berharga bagaimana perawatan kanker.

Page 10: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

Setelah 10 hari dirumah sakit saya diperbolehkan pulan dan kontrol beberapa kali di RS Sarjito, namun karena kekurang pahaman saya dan ketakutan bayang-bayang tindakan berikutnya tentang radioterapi dan kemoterapi maka perlahan saya mundur dari pengobatan. Selang 2 bulan kemudian, dan selam itu saya  beraktifitas  mencari  pengobatan  kemana-mana,   ternyata   kanker   saya   semakin  membesar  dan semakin menjalar dipipi kanan, rongga hidung sebelah kiri, dan juga mulut. Gangguan ini saya rasakan semakin menjadikan saya susah melakukan aktifitas bicara, makan dan juga aktifitas yang lain. Namun demikian Alhmadulillah saya masih dapat beribadah meski dengan kadang menahan hawa yang tidak biasanya saya rasakan terutama hawa dingin yang tidak bisa saya tertahankan. Oleh karena awal berat badan saya yang 95kg turun menjadi 70 kg, membuat lapisan lemak penahan dingin berkurang.

bulan  Juni  2013 akhirnya  saya memutuskan untuk berobat  ke  RS  Darmais   Jakarta,  dengan harapan kepada Alloh subhanahu wata'aala, mendapatkan pengobatan kanker yang sesuai. selama bulan juni inilah   saya   juga   bolak-balik   rawat   jalan   untuk   mendapatkan   kepastian   diagnosa   penyakit   saya" Alhamdulillah" disini  ditemukan jenis kanker penyakit  saya seperti pada link  ini  kanker fibrosarcoma jenis  spindell.  Namun demikian  dokter  mengatakan bahwa penyakit   ini  perlu  perawatan yang tidak mudah dan dengan kondisi   saat   ini   saya  dinyatakan  "  perawatan  paliatif"  perawatan   terminal  kata dokter. 

Sempat shock saya mendengarnay, namun saya tahu Alloh pasti punya kehendak yang berbeda. saya terus   berusaha   untuk   kuat,   semangat   menghadapi   semuanya.   Tepat   tanggal   16   Juli   2013   saya mendapatkan perawatan rawat inap dengan alasan saya mengalami sesak nafas dan harus dibuat jalan nafas buatan, sehingga apapun yang dilakukan untuk yang terbaik, ; berupa tindakan trakeostomi; sejak tanggal itulah sampai dengan hari jumat ini saya baru bisa update untuk curhat pada pembaca. 

Page 11: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

Kondiri ini tidak mudah bagi saya, dukungan terus mengalir alhamdulillah dari berbagai arah, teman2 teman saya dulu,  Adik  kelas  Akper  angkatan 1999-2000,  mantan murid  saya yang tidak dapat  saya sebutkan satu persatu, Ketua Stikes Muhammadiyahh Gombong, BPH Stikes Muhammadiyah Gombong, PCM Gombong dan juga rekan dokter dari RS PKU Muhammadiyah Gombong, serta yang lain sodara yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Dan yang paling luar biasa adalah Ibu saya yang senantiasa mendampini saya sejak awal mondok hingga sampai dengan saat ini beliau selalu menemani di Rumah Sakit Darmais.

Pengobatan kanker ternyata membutuhkan hal yang tidak sedikit, apalagi dengan kondisi saya sebagai "dosen tetap" tidak memiliki Jaminan kesehatan yang memadai pengobatan kanker memerlukan biaya yang cukup banyak, sehingga kondisi ini mungkin menjadi pemikiran dan beban juga dalam keluarga saya, Alhamdulillah sebagian dapat tertopang hingga saat ini, dan semoga dapat bertahan sampai usaha saya untuk mendapatkan kesembuhan dari Alloh SWT.

Sebenarnya terlalu naif untuk menuliskan hal ini namun apa daya; saya memohon dukungan dan doa untuk kesembuhan saya dari Anda semua. tetapi saya juga tidak bisa menolah apabila berkenan akan memberikan sumbangan dapat Anda lakukan melalui rekening saya An. Safrudin Agus

Nursalim BCA 7675015104 dan Rek BNI 0223539175 ...

Demikian curhatan saya, atas doanya dan bantuannnya kami ucapkan terima kasih.

Saya   pengin   curhat   tentang   pengalaman   saya   mendapatkan   RIZKI   KANKER   FIBROSARCOMA   dan TRAKEOSTOMI di seri berikutnya. Semoga saya mendapatkan umur yang panjang. Aamiin

You might also like:

Personal Assesment dalam Manajemen Leadership Skill

Sentinel Event Alert Issue 48: Health care worker fatigue ...

Manajemen Konflik dan Tehnik memanajemen Konflik

LinkWithin

Page 12: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

Diposkan oleh Safrudin di 22.18 2 komentar: 

Kirimkan Ini lewat Email   BlogThis!   Berbagi ke Twitter   Berbagi ke Facebook   

Link ke posting ini

Rabu, 22 Mei 2013

Perilaku Konsumen dan Aplikasinya

1.      Konsumen

Dalam buku consumer behavior in tourism john swarbrooke dan susan honer (2003) mengatakan bahwa perilaku konsumen adalah kunci penopang semua aktivitas marketing yang dilaksanakan untuk pengembangan, promosi dan penjual produk wisata. Selain itu tidak ada dua individu yang sama astu dengan yang lainnya dan perbedaan dalam sikap, persepsi, emage/citra, motivasi mempunyai pengaruh yang penting dalam keputusan perjalanan. Factor-faktor yang mempengaruhi tersebut dihubungkan dekat dengan model-model perilaku konsumen. 

Menurut loudon della bitta (1993:8), perilaku konsumen adalah proses pengambilan krputusan dan kegiatan fisik perseorangan yang dilakukan dalam mengevaluaisi, mendapatkan, menggunakan atau menolak barang dan jasa. Ditegaskan oleh Horner dan Swarbrooke (1996), perilaku konsumen mempelajari mengapa orang membeli produk yang mereka beli dan bagaimana mereka membuat keputusan tersebut.

Perilaku   konsumen  adalah  proses  dan  aktivitas  ketika   seseorang   berhubungan   dengan 

pencarian,  pemilihan,  pembelian,  penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi 

kebutuhan dan keinginan.

Page 13: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

Perilaku  konsumen  merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan 

pembelian.

Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan 

dengan  mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan 

keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang. 

2.      Aplikasi

Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal :

1.       untuk merancang sebuah  strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat 

perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli. 

2.      perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan 

mengetahui   bahwa   konsumen   akan   banyak   menggunakan   transportasi   saat  lebaran,   pembuat 

keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut. 

3.       Aplikasi ke tiga adalah dalam hal  pemasaran sosial  (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara 

konsumen. 

Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan 

ide dengan lebih cepat dan efektif. Dan juga dapat memberikan gambaran kepada para pemasar dalam 

pembuatan  produk,  penyesuaian  harga  produk,  mutu  produk,  kemasan dan sebagainya  agar  dalam 

penjualan produknya tidak menimbulkan kekecewaan pada pemasar tersebut.

Selanjutnya silahkan download full disini …

You might also like:

KONSEP BERUBAH DALAM MANAJEMEN  Pengorganisasian dalam Keperawatan 

LinkWithin

Diposkan oleh Safrudin di 18.55 Tidak ada komentar: 

Kirimkan Ini lewat Email   BlogThis!   Berbagi ke Twitter   Berbagi ke Facebook   

Link ke posting ini

Page 14: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

Sabtu, 05 Januari 2013

Kepemimpinan Dalam Keperawatan

A.    Pengertian / Istilah

1        Kepemimpinan

a.       Menurut Stogdill :

Proses mempengaruhi aktifitas suatu kelompok yang terorganisasi dalam usahanya mencapai penetapan tujuan dan pencapaian tujuan

b.      Menurut Gardner:

Proses   bujukan   dan   contoh   dimana   seseorang   individu   atau   tim   kepemimpinan   mempengaruhi kelompok untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan tujuan pemimpin tersebut atau sesuai dengan tujuan bersama

c.       Menurut Merton:

Kepemimpinan sebagai suatu transaksi sosial dimana seseorang mempengaruhi orang lain.

d.      Menurut Mc Gregor:

Kepemimpinan merupakan suatu hubungan yang sangat kompleks yang berubah bersama waktu seperti perubahan yang dilakukan oleh manajemen, serikat kerja atau kekuatan luar.

e.       Menurut Talbott:

Kepemimpinan merupakan bahan vital yang merubah suatu kerumunan  orang menjadi organisasi yang berfungsi dan bermamfaat.

2        Pemimpin

Page 15: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

Adalah seorang yang akan diikuti / dipatuhi oleh orang lain secara sukarela / tanpa paksaan. (Lundberg, 1982)

3        Manager

Adalah seorang yang melaksanakan fungsi menejerial

B. Karateristik Pemimpin yang baik

Pemimpin yang baik hendaknya memiliki karateristik sebagai berikut:1.      Tanggung Jawab yang Seimbang.

Keseimbangan dini  adalah antara tanggung  jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang harus mengerjakan pekerjaan tersebut.

2.      Mode Perencanaan yang Positif.

Seorang pemimpin yang baik harus dapat dijadikan panutan dan contoh oleh bawahannya. Misalnya ia mengharapkan bawahannya untuk tepat waktu. Maka pemimpin tersebut harus bersikap tepat waktu dalam memenuhi janji atau melaksanakan tugasnya.

3.      Memilih Keterampilan Komunikasi Yang Baik

Pemimpin harus dapat menyampaikan ide-idenya secara singkat dan jelas, serta dengan cara yang tepat.

4.      Memiliki Pengaruh yang Positif.

Seorang pemimpin yang baik memiliki  pengaruh terhadap bawahannya   dan menggunakan pengaruh tersebut untuk hal hal yang positif.

5.      Mempunyai Kemampuan Untuk Meyakini Orang Lain

Peminpin   yang   sukses   adalah   pemimpin   yang   dapat   menggunakan   keterampilan   komunikasi   dan pengaruhnya untuk meyakinkan orang lain terhadap ide-idenya / sudut pandangnya serta mengarahkan mereka pada tanggung jawab terhadap ide / sudut pandangnya tersebut.

C. Gaya Kepemimpinan

Adalah suatu cara yang digunakan peminpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Umumnya dikenal 5 gaya kepemimpinan, yakni:

1.      Kepemimpinan otokratis.

Page 16: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

Disebut  juga kepemimpinan diktator atau directif.  Orang yang menganut pendekatan  ini  mengambil keputusan tanpa berkonsultasi dengan para bawahannya yang harus melaksanakan keputusannya atau karyawan yang dipengaruhi keputusan tersebut.

2.      Kepemimpinan demokratis.

Gaya   kepemimpinan   ini   dikenal   pula   dengan   kepemimpinan   konsultif   atau   konsensus.   Orang   yang menganut pendekatan ini melibatkan para karyawan yang harus melaksanakan keputusan dalam proses perbuatannya. Sebenarnya yang membuat keputusan akhir adalah pemimpin, namun sebelumnya telah menerima masukan dan rekomendasi dari anggota tim.

3.      Kepemimpinan partisipatif.

Gaya kepemimpinan  ini   juga dikenal  dengan  istilah kepemimpinan  terbuka,  bebas  dan non directif. Orang  yang  menganut  pendekatan   ini  hanya   sedikit  memegang  kendali   dalam proses  pengambilan keputusan.   Ia  menyajikan   informasi  mengenai   sesuatu  permasalahan  dan  memberikan  kesempatan kepada anggota tim ( bawahan ) untuk mengembangkan strategi dan pemecahannya.

4.      Kepemimpinan berorientasi pada tujuan

Gaya kepemimpinan ini juga disebut kepemimpinan berdasarkan hasil-hasil atau sasaran. Orang yang menganut  pendekatan  ini  meminta anggota tim /  bawahannya untuk memusatkan perhatian hanya pada tujuan / sasaran yang ada.

5.      Kepemimpinan situasional.

Gaya kepemimpinan ini dikeanl sebagai kepemimpinan tidak tetap. Asumsi yang digunakan dalam gaya ini adalah bahwa tidak ada suatupun gaya kepemimpinan yang tepat bagi setiap manager dalam semua kondisi.

Pada  era  globalisasi,  dalam dunia  keperawatan  para  manager  keperawatan  tidak  hanya  melakukan pendekatan   terhadap   5   gaya   kepemimpinan   yang   disebut   diatas.   Namun   harus   memiliki   gaya kepemimpinan   yang   berdasarkan   nilai-nilai   luhur   keperawatan   yang   didasarkan   pada   falsafah keperawatan dengan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat melalui manajemen operasional dan manajemen asuhan keperawatan.

D. Pemimpin Keperawatan ( Nursing Manager)

Kepemimpinan keperawatan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pasien meskipun mereka kelihatannya jauh dari  pasien. Para pemimpin keperawatan melakukan kontak dengan pasien secara langsung   maupun   tidak   langsung.   Stomer   (1985)   mengemukakan   sebaiknya   seorang   pemimpin keperawatan / manager keperawatan mendorong stafnya untuk melaksanakan melalui:

Page 17: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

1.      Membuat kebijaksanaan yang jelas dan mendorong perilaku etikal.

2.      Tanggung jawab kepemimpinan.

3.      Menyebarluaskan kode etik melalui teknik kerja yang aktif.

4.       Mendorong staf untuk menambah pengetahuannya melalui kursus-kursus, pelatihan atau pendidikan keperawatan berkelanjutan.

Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjadi seorang pemimpin keperawatan yang sukses adalah sebagai berikut:

1.      Meluaskan pandangan hari ini kemasa depan

2.      Mengetahui posisi diri.

3.      Sensitif terhadap masalah dan melihat pengaruhnya.

4.      Mengikuti  kecenderungan / perubahan-perubahan.

5.      Mempelajari alat / hal-hal yang harus dikuasai

6.      Berfikir terus-menerus

7.      Pendengar yang baik.

8.      Mempelajari peraturan.

9.      Mencegah merendahkan orang lain.

10.  Mengembangkan keadaan yang tidak menentang.

11.  Belajar mempercayai.

12.  Meningkatkan harga diri.

13.  Gembira.

14.  Berusaha untuk maju.

15.  Menjadi seorang pemimpin.

Dengan demikian seorang pemimpin keperawatan harus memahami kunci-kunci  keterampilan dalam manajemen keperawatan antara lain:

1.      Keterampilan berkomunikasi.

2.      Keterampilan memberi motivasi kepada staf.

Page 18: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

3.      Keterampilan kepemimpinan.

4.      Keterampilan mengatur waktu.

5.      Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan.

E. Penerapan Kepemimpinan Dalam Keperawatan

Mengimplementasikan   kepemimpinan   dalam   keperawatan   merupakan   tanggung   jawab   perawat, melalui   kepemimpinan   yang   efektif   diharapkan   dapat   meningkatkan   mutu   pelayanan.   Untuk   itu diperlukan   suatu   keterampilan   kepemimpinan.   Kepemimpinan   yang   efektif   divisualisasikan   sebagai suatu rantai yang kokoh, dimana satu dengan lainnya saling berhubungan.Menurut   Kron   (1981),   dalam   bukunya   "The   Management   of   Patient   Care   "   memaparkan   tentang kegiatan-kegiatan untuk mencapai kepemimpinan yang efektif melalui :

1.      Perencanaan dan pengorganisasian.

Adalah   pekerjaan   /   kegiatan   yang   harus   dilakukan   oleh   perawat.   Untuk   itu   diperlukan   koordinasi sehingga   semua   kegiatan   dapat   dikerjakan   dengan   baik.   Adalah   menjadi   suatu   kewajiban   perawat menciptakan   suasana   yang   memberikan   kenyamanan   dan   keamanan   pada   pasien   melalui   suatu pengorganisasian yang baik.

2.      Membuat penegasan dan memberi pengarahan (making assigments and giving directions)

Dengan   berbagai   metode   dalam   memberi   penugasan   di   rumah   sakit   maka   diperlukan   memberi pengarahan secara jelas dan singkat.

3.      Memberi bimbingan (Providing guidence)

Bimbingan adalah suatu alat yang penting dalam keperawatan. Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk membantu stafnya dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan, sehingga pasien mendapat kepuasan dalam asuhan keperawatan.

4.      Mendorong kerja sama dan partisipasi (Encouraging cooperation and participation)

Kerjasama merupakan hubungan yang erat  untuk dapat berpartisipasi,  misalnya perawat melakukan kesalahan maka berikan informasi dan jelaskan melalui suatu diskusi. Hargai upaya yang telah dilakukan sehingga nanti dapat mengkoreksi kesalahannya. Oleh karena itu proses kepemimpinan keperawatan dalam kerja sama tim (team work)  adalah sangat  penting sehingga dapat meningkatkan kerja  sama antara perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

5.      Mengkoordinasikan kegiatan ( Coordinating Activities)

Page 19: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

Mengkoordinasikan   kegiatan   dalam   suatu   unit/ruangan   merupakan   kegiatan   yang   penting   dalam kepemimpinan  keperawatan.  diinformasikan  kepada  perawat   tentang  kegiatan  yang  ada  diruangan, dibutuhkan juga laporan tentang pencapaian pekerjaan oleh staf perawat.

6.      Observasi/supervisi (Observing or Supervising)

Mengawasi   staf   perawat   dan   pekerjaannya   merupakan   tanggung   jawab   yang   besar   dari   seorang pemimpin keperawatan. Dibutuhkan kemampuan untuk meneliti asuhan keperawatan yang dibedakan pada pasien dengan aspek individunya. Untuk dibutuhkan juga di dalam pengawasan / observasi tidak hanya penampilan  fisik   tetapi  kemungkinan emosi  dan pengertian dari   staf  dalam memberi  asuhan keperawatan.

7.      Evaluasi Hasil penampilan kerja (evaluating performance results)

Evaluasi   merupakan   proses   berkelanjutan   untuk   menganalisa   kekuatan   dan   kelemahan   staf   dalam bekerja   sehingga   dapat   mendorong   mereka   bekerja   dengan   baik.   Seorang   pemimpin   juga   harus mengevaluasi dirinya sendiri baik sebagai perawat ataupun sebagai peminpin secara jujur.

DAFTAR PUSTAKA

Andrew   Mc.   Chile,   MA,   Phd.,  Penerapan Psikologi Dalam Perawatan,   Yayasan   Esentia   Medika, Yogyakarta, 1996.

Charles   Abraham,   Eaman   Shanley,   Editor   Yasmin   Asih,   S.Kp.,  Psikologi Sosial Untuk Perawat ,   EGC, Jakarta, 1997.

Elaine   L.   La   Monica,   alih    bahasa    Dra.   Elly   Nurachman,   S.Kp.,   M.App.Sc., Kepemimpinan & manajemen Keperawatan, EGC, Jakarta, 1998.

Thara Kron, RN, BS, The Management of Patient Care , WB. Saunders Company, Philadelphia, 1981

You might also like:

RESUME KOMUNIKASI ORGANISASI HIKMAHTUN MUNAWAROH A01001339 2B  Pengorganisasian dalam Keperawatan 

LinkWithin

Diposkan oleh Safrudin di 19.06 Tidak ada komentar: 

Kirimkan Ini lewat Email   BlogThis!   Berbagi ke Twitter   Berbagi ke Facebook   

Page 20: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

Link ke posting ini

Rabu, 02 Januari 2013

KONSEP BERUBAH DALAM MANAJEMEN

NAMA   : DIAN RATNANINGRUM

NIM       : A01001346

KELAS  : II B

KONSEP BERUBAH DALAM MANAJEMEN

A.    Pengertian

1.       Perubahan  adalah  hal   yang  pasti   terjadi,   termasuk  di  dalam konteks  organisasi.  Perubahan   terjadi 

karena yang menjalankan organisasi adalah manusia, dan manusia terus berubah. Sering dikatakan satu 

hal yang pasti terjadi di dunia adalah perubahan.

2.       Berubah  merupakan  kegiatan  atau  proses  yang  membuat   sesuatu  atau  seseorang  berbeda  dengan 

keadaan sebelumnya (Atkinson,1987).

3.       Sonnenberg,  dalam Managing With  A  Conscience:  How to   Improve  Performance Through  Integrity, 

Trust, And Commitment (1994) menyatakan bahwa di dunia ini perubahan terjadi setiap hari, sehingga 

menjalankan   usaha   seperti   biasa   adalah   merupakan   resep   yang   dapat   menjamin   kegagalan.   Agar 

berhasil, perusahaan harus merangkul perubahan.

Pengertian   perubahan   secara   umum   menurut   Stephen   Robbins   dalam  Organizational behavior

(2009), adalah membuat sesuatu terjadi. Dalam organisasi, perubahan dapat terjadi dalam lingkup yang 

kecil, tentang sesuatu yang kecil, dan perubahan yang kecil-kecil ini terjadi secara terus menerus.

Page 21: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

B.     Konteks perubahan

Dalam kaitannya dengan konteks perubahan Balogun dan Hailey dalam bukunya yang berjudul Exploring

Strategic Change (2004) merumuskan suatu model berupa kaledoskop perubahan yang merupakan fitur 

fitur atau aspek kontekstual  yang perlu dipertimbangkan dalam memutuskan suatu perubahan, fitur 

tersebut yaitu:

1. Time: seberapa cepat perubahan diperlukan? Apakah organisasi dalam keadaan krisis atau apakah itu 

terkait dengan pengembangan strategi jangka panjang?

2.   Scope:   tingkatan   perubahan   yang   bagaimana   yang   dibutuhkan?   Penyesuaian   atau   trasformasi? 

Apakah perubahan mempengaruhi seluruh organisasi atau hanya sebagaian.

3. Preservation: aset, karakteristik, praktik organisasi apa yang perlu tetap dijaga dan dilindungi selama 

perubahan

4.   Diversity:   apakah   staf   dan   profesional   dan   divisi   dalam   organisasi   bersifat   homogen   atau   lebih 

beragam dalam hal nilai nilai, norma, adan perilaku?

5.   Capability:   apa   tingkatan   kemampuan   organisasi,   manajerial,   dan   personal   untuk   melaksanakan 

perubahan?

6. Capacity: seberapa besar sumber daya yang mampu diinvestasikan oleh organisasi dalam perubahan 

yang diajukan terutama dalam hal keuangan, SDM, dan waktu.

7.   Readiness   for   Change:   Seberapa   siap   anggota   organisasi   dalam   melakukan   perubahan?   Apakah 

mereka menyadari akan kebutuhan perubahan dan termotivasi untuk melaksanakan perubahan?

8. Power: apakah kekuasaan diberikan dalam organisasi. Seberapa besar kebebasan hak dalam memilih 

yang dibutuhkan oleh unit untuk berubah, dan yang dimiliki oleh pimpinan perubahan?

C.    Berikut Faktor Pendorong Perubahan :

Page 22: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

1.   Lingkungan   Eksternal:   tingkat   persaingan,   politik,   ekonomi,   kekuatan   global,   demografik,   sosial, 

teknologi, konsumen 

2.  Lingkungan Internal: silus kehidupan produk, pergantian pimpinan, ketersediaan sumber daya internal, 

konflik.

D.    Proses Perubahan.

1.   Mencairkan:  melibatkan  penghancuran   cara  normal  orang  yang  melakukan   sesuatu-mmemutuskan 

pola,kebiasaan,dan rutinitas sehingga orang siap untuk menerima alternatifbaru(hersey, Blanchard) atau 

mengurangi   kekuatan   untuk   mengurangi   status   quo,   menciptakan   kebutuhan   akan   perubahan, 

meminimalisasi tantangan terhadap perubahan seperti memberikan masalah proaktif.

Contoh :Refresing,kegiatan_kegiatan baru.

2.  Memindahkan: mengembangkan perilaku, nilai dan sikap yang baru.

3.   Membekukan   kembali:akan   terjadi   jika   prilaku   baru   sudah   menjadi   bagian   dari   kepribadian 

seseorang.dengan cara memperkuat, mengevaluasi, dan membuat modifikasi konstruktif. 

E.     Konsep Perubahan.

1.  First order change : berlangsung terus menerus & bukan perubahan besar bagi keseluruhan organisasi.

2.  Second order change: perubahan radikal semua organisasi.

F.     Karakteristik Agen Perubahan.

1. Keteguhan hati – mengakui apa yang terjadi di masa lalu & mampu melihat perbedaannya.

2. Visibilitas – kemampuan untuk melihat & memberikan dukungan terhadap ide & tindakan seseorang.

3.  Ketekunan – kesabaran & kamantapan usaha yang dibutuhkan untuk mencapai hasil.

4.   Dorongan motivasi – tidak pernah mundur & menyerah apa yang telah dilakukan & selalu mendorong 

pada peluang ke depan.

G.    Ketrampilan Yang Diperlukan Untuk Beerubah.

1.      Kemampuan mendengarkan.

2.      Kemampuan meningkatkan pendidikan.

Page 23: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

3.      Mengerti akan kebutuhan & bisa memotivasi orang lain

H.    Kegagalan Perubahan.

1.      Manajer tidak menguasai prinsip manajemen perubahan.

2.      Manajer tergoda pada “solusi mudah” dan “perbaikan cepat”.

3.      Manajer tidak menganggap penting aspek budaya dan kepemimpinan dalam perubahan.

4.      Manajer mengabaikan aspek manusia dalam mengelola perubahan.

I.       Resistensi Pada Perubahan.

Resistensi Terhadap Perubahan

Pada dasarnya, melakukan perubahan merupakan usaha untuk memanfaatkan peluang untuk mencapai 

keberhasilan.   Karena   itu   melakukan   perubahan   mengandung   resiko,   yaitu   adanya   resistensi   atau 

penolakan   terhadap  perubahan.  Dalam konteks   ini  Ahmed,   Lim  &   Loh  di   dalam  Learning Through

Knowledge Management (2002) secara tegas menyatakan bahwa resistensi terhadap perubahan adalah 

tindakan yang berbahaya dalam lingkungan yang penuh dengan persaingan ketat. Resistensi terhadap 

perubahan dapat dikelompokan menjadi dua kategori, yaitu resistensi individu dan resistensi organisasi. 

Pengertian resistensi individu adalah penolakan anggota organisasi terhadap perubahan yang diajukan 

oleh pimpinan organisasi.  Beberapa  faktor   resistensi  yang  lazim terjadi  dalam perubahan organisasi 

adalah sebagai berikut:

1. Kebiasaan kerja. Orang sering resisten terhadap perubahan karena menganggap kebiasaan yang baru 

dianggap merepotkan atau mengganggu.

2. Keamanan. Seperti takut dipecat, atau kehilangan jabatan

3.   Ekonomi.   Faktor   ekonomi   seperti   gaji   paling   sering   dipertanyakan,   karena   orang   sangat   tidak 

megharapkan gajinya turun.

4. Sesuatu yang tidak diketahui. Istilah lain yang sering dipakai mengenai resistensi terhadap perubahan 

adalah   karena   setiap   perubahan   akan   mengganggu   comfort   zone   (zona   nyaman),   yaitu   kebiasaan-

kebiasaan   kerja   yang   selama   ini   dirasakan   nyaman,   Sonnenberg   dalam   kaitannya   dengan   hal   ini 

mengidentifikasi tujuh alasan mengapa orang resisten terhadap perubahan, yaitu:

1.   Procastination.   Kecenderungan   menunda  perubahan,   karena  merasa  masih  banyak  waktu   untuk 

melakukan perubahan.

Page 24: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

2.   Lack   of   motivation.   Orang   berpendapat   bahwa   perubahan   tersebut   tidak   memberikan   manfaat 

sehingga enggan berubah

3.  Fear of   failure.  Perubahan menimbulkan pembelajaran baru.  Orang takut  kalau nantinya  ia  tidak 

memiliki kemampuan yang baik tentang sesuatu yang baru tersebut sehingga ia akan gagal.

4.   Fear   of   the   unkown.   Orang   cenderung   merasa   lebih   nyaman   dengan   hal   yang   diketahuinya 

dibandingkan  dengan  hal  yang  belum diketahui.  Perubahan  berarti  mengarah  kepada  sesuatu  yang 

belum diketahui.

5. Fear of loss. Orang takut kalau perubahan akan menurunkan job security, power, t atau status.

6.  Dislike   the   innitiator  of  change.  Orang  sering   sulit  menerima perubahan  jika  mereka   raterhadap 

kepiawaian inisiator perubahan atau tidak menyukai anggota agen perubahan.

7. Lack of communication. Salah pengertian akan apa yang diharapkan dari perubahan, informasi yang 

disampaikan tidak utuh dan komprehensif.

J.      Penanggulangan Resistensi

Kotter dan Schlesinger, dalam ‘Choosing Strategies for Change’ (Harvard Business Review-Juli – Agustus, 

2008), merumuskan enam cara untuk menanggulangi resistensi terhadap perubahan. Robbins (2005), 

mengkaji   berbagai   taktik   untuk   menanggulangi   resistensi   terhadap   perubahan,   namun   kemudian 

memutuskan   untuk   merangkum   keenam   taktik   yang   dirumuskan   oleh   Kotter   &   Schlesinger   (2008) 

sebagaimana rangkuman berikut.

1. Pendidikan dan Komunikasi. Menerapkan komunikasi terbuka kepada seluruh anggota. Komunikasi 

dapat dilakukan dalam bentuk lisan, tulisan, atau lisan dan tulisan. Dengan demikian seluruh anggota 

organisasi dapat menerima informasi dari satu sumber. Informasi yang disampaikan harus jelas, baik 

alasan   mengapa  dilakukan   perubahan,   tujuan   melakukan   perubahan,   dan   manfaat   perubahan   bagi 

seluruh organisasi.

2.   Partisipasi.   Sebelum  mengaplikasikan   rancangan  perubahan   yang   telah  diformulasikan,   pimpinan 

puncak   dan   agen   perubahan   harus   dapat   mengidentifikasi   siapa-siapa   yang   resisten   terhadap 

perubahan.   Orang   orang   yang   resisten   kemudian   dilibatkan   dalam   membahas   faktor   faktor   yang 

menimbulan perubahan.

3. Fasilitas dan dukungan. Agen perubahan harus dilatih sedemikian rupa agar dapat memfasilitasi dan 

membantu anggota organisasi yang menghadapi kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan 

Page 25: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

yang   telah   dirancang.   Jika   perlu   agen   perubahan   dapat   menyelenggarakan   pelatiha   atau   seminar 

seminar untuk meningkatkan pemahaman tentang perubahan tersebut.

4. Negoisasi. Dilakukan jika agen perubahan menemui resistensi perubahan dari orang tertentu. Orang 

tersebut diundang untuk berdiskusi dan negosiasi.

5.   Manipulasi   dan   kooptasi.   Yang   dimaksud   dengan   manipulasi   adalah   menonjolkan   suatu   realita 

sehingga terlihat dan terasa akan sangat menarik. Sedangkan kooptasi adalah kombinasi dari manipulasi 

dan partisipasi. Dengan menonjolkan suatu realita sehingga terlihat menarik orang yang resisten diajak 

berdiskusi dan membuat keputusan tentang faktor faktor yang mempengaruhi pentingnya melakukan 

perubahan.

6.   Paksaan.   Taktik   ini   adalah   penerapan   ancaman   atau   pemaksaan   terhadap   orang   yang   resisten 

terhadap  perubahan.   Pemindahan   atau   rotasi,   tidak  promosi,   pemecatan,   adalah   beberapa   bentuk 

paksaan.   Dalam   rumusan   cara-cara   penanggulangan   resistensi   terhadap   perubahan,   Kotter   dan 

Schlesinger (2008) menggabungkan pendidikan dan komunikasi  sebagai  satu cara.  Dalam praktiknya, 

pendidikan  dapat   juga  dijadikan  sebagai   satu   taktik   tersendiri.  Orang  orang  yang   resisten   terhadap 

perubahan dapat   juga ditanggulangi  dengan menyekolahkan mereka untuk  memperoleh  pendidikan 

yang lebih tinggi. Diharapkan, selama mereka mengikuti pendidikan, pola pikir mereka akan berubah 

dan akan lebih memahami perubahan yang akan dilakukan.

K.    Strategi Rasional Empirik

1.       StrateLingkungan Eksternal: tingkat persaingan, politik, ekonomi, kekuatan global, demografik, sosial, 

teknologi, konsumen.

2.      Lingkungan Internal: silus kehidupan produk, pergantian pimpinan, ketersediaan sumber daya internal, 

konflik.

3.       Lingkungan   Eksternal:   tingkat   persaingan,   politik,   ekonomi,   kekuatan   global,   demografik,   sosial, 

teknologi, konsumen.

4.      Lingkungan Internal: silus kehidupan produk, pergantian pimpinan, ketersediaan sumber daya internal, 

konflik 

Strategi   ini   didasarkan   karena   manusia   sebagai   komponen   dalam   perubahan   memiliki   sifat 

rasional   untuk   kepentingan   diri   dalam   berperilaku.   Untuk   mengadakan   suatu   perubahan   strategi 

rasional   dan   empirik   yang   didasarkan   dari   hasil   penemuan   atau   riset   untuk   diaplikasikan   dalam 

perubahan   manusia   yang   memiliki   sifat   rasional   akan   menggunakan   rasionalnya   dalam   menerima 

Page 26: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

sebuah perubahan. Langkah dalam perubahan atau kegiatan yang diinginkan dalam strategi  rasional 

empirik ini dapat melalui penelitian atau adanyadesiminasi melalui pendidikan secara umum sehingga 

melalui desiminasi akan diketahui secara rasional bahwa perubahan yang akan dilakukan benar-benar 

sesuai   dengan   rasional.Strategi   ini   juga   dilakukan   pada   penempatan   sasaran   yang   sesuai   dengan 

kemampuan dan keahlian yang dimiliki  sehingga semua perubahan akan menjadi efektif dan efisien, 

selain itu juga menggunakan sistem analisis dalam pemecahan masalah yang ada.

Strategi Reedukatif Normatif.

Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar norma yang ada di masyarakat. Perubahan yang 

akan dilaksanakan melihat nilai nilai normatif yang ada di masyarakat sehingga tidak akan menimbulkan 

permasalahan baru di masyarakat. Standar norma yang ada di masyarakat ini di dukung dengan sikap 

dan sistem nilai   individu yang ada di  masyarakat.  Pendekatan  ini  dilaksanakan dengan mengadakan 

intervensi secara langsung dalam penerapan teori-teori yang ada.Strategi ini dilaksanakan dengan cara 

melibatkan individu, kelompok atau masyarakat dan proses penyusunan rancangan untuk perubahan. 

Pelaku   dalam   perubahan   harus   memiliki   kemampuan   dalam   berkolaborasi   dengan   masyarakat. 

Kemampuan ilmu perilaku harus dimiliki dalam pembaharu.

Strategi Paksaan- Kekuatan.

Dikatakan   strategi   paksaan-kekuatan   karena   adanya   penggunaan   kekuatan   atau   kekuasaan 

yang dilaksanakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral dan kekuatan politik.Strategi ini 

dapat dilaksanakan dalam perubahan sistem kenegaraan, penerapan sistem pendidikan dan lain-lain.

L.      Menurut Tiffany Dan Lutjens (1989) Telah Mengidentifikasi Tujuh Strategi Berubah Yang Cocok

Dengan Kontinum Dari Yang Paling Netral Sampai Yang Paling Koersif.

1.       Edukasi  

Strategi  ini memberikan suatu presentasi fakta yang relatif tidak bisa yang dimaksudkan untuk berfungsi 

sebagai justifikasi rasional atas tindakan yang terencana.

2.       Fasilitatif

Strategi  ini memberikan sumber penting untuk berubah.Strategi  ini mengasumsikan bahwa orang ingin 

berubah, tetapi membutuhkan sumber-sumber untuk membuat perubahan tersebut.

Page 27: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

3.       Teknostruktural

Strategi   ini  mengubah   teknologi  untuk  mengakses   struktur   sosial   dalam  kelompok  atau  mengubah 

srtuktur   sosial   untuk  mendapatkan   teknologi.Strategi   ini  memengaruhi  hubungan  antara   teknologi, 

ruang dan struktur. Penggunaan ruang dapat diubah untuk memengaruhi struktur sosial.

4.       Data-based  

Strategi ini mengumpulkan dan menggunakan data untuk membuat perubahan sosial. Data digunakan 

untuk menemukan inovasi yang paling baik guna memecahkan masalah yang dihadapi.

5.       Komunikasi  

Strategi  komunikasi menyebarkan informasi sepanjang waktu melalui saluran dalam sistem sosial.

6.       Persuasif  

Pemakaian penalaran, debat,dan bujukan dilakukan untuk menyebabkan perubahan.

7.       Koersif  

Terdapat hubungan wajib antara perencan dan pengadopsi. Kekuasaan digunakan untuk menyebabkan 

perubahan.

M.   Tahap-tahap dalam perubahan.

Secara umum tahap tahap perubahan akan meliputi tiga tahap: persiapan, penerimaan, dan komitmen.

1.       Pada tahap persiapan dilakukan berbagai  kontak melalui  ceramah,  pertemuan,  maupun komunikasi 

tertulis.   Tujuannya   agar   tercapai   kesadaran   akan   pentingnya   perubahan   (change awareness). 

Ketidakjelasan   tentang   pentingnya   oerubahanakan   menjadi   penghambat   upaya-upaya   dalam 

pembentukan   komitmen.   Sebaliknya   kejelasan   akan   menimbulkan   pemahaman   yang  baik   terhadap 

pentingnya perubahan, yang mendukung upaya-upaya dalampembentukan komitmen.

2.       Dalam penerimaan, pemahaman yang terbentuk akan bermuara ke dalam dua kutub, yaitu persepsi 

yang positif di satu sisi atau persepsi negatif di sisi yang lain. Persepsi yang negatif akan melahirkan 

keputusan untuk tidak mendukung perubahan, sebaliknya persepsi positif yang  melahirkan keputusan 

untuk memulai perubahan dan merupakan suatu bentuk komitmen untuk berubah.

3.       Tahap komitmen melalui  beberapa  langkah yaitu  instalasi,  adopsi,   instusionalisasi,  dan  internalisasi. 

Langkah   instalasi  merupakan  periode  percobaan   terhada  p  perubahan  yang  merupakan  preliminary

testing terdapat  dua konsekuensi  dari   langkah  ini.  Konsekuensi  pertama,  perubahan dapat  diadopsi 

untuk  pengujian   jangka  panjang.  Kedua,   perubahan gugur  setelah   implementasi  pendahuluan  yang 

Page 28: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

mungkin  disebabkan oleh masalah ekonomi-finansial  –politik,perubahan dalam tujuan strategis,  dan 

tingginya vested interest.

N.    Tahapan perubahan menurut Kurt Lewis.

Tahap Pembekuan (Refreezing) Tahap ini merupakan tahap pembekuan dimana seseorang yang 

mengadakan perubahan kelak mencapai tingkat atau tahapan yang baru dengan keseimbangan yang 

baru. Proses pencapaian yang baru perlu dipertahankan dan selalu terdapat upaya mendapatkan umpan 

balik, pembinaan tersebut dalam upaya mempertahankan perubahan yang telah dicapai. Berdasarkan 

langkah-langkah menurut Kurt Lewin dalam proses perubahan ditemukan banyak hambatan. Hambatan 

tersebut yang akan mempertahankan status quo (menetap) agar tidak terjadi perubahan. Karena itu 

diperlukan   kemampuan   yang   benar-benar   ada   dalam   konsep   perubahan   sesuai   dengan   tahapan 

berubah.

O.    Tahap perubahan Rogers E (1962)

 Menurut Rogers E untuk menandakan suatu perubahan perlu ada beberapa langkah yang ditempuh 

sehingga harapan atau tujuan akhir dari perubahan dapat tercapai. Langkah-langkah tersebut antara lain 

:

1.       Tahap Awareness Tahap ini merupakan tahap awal yang mempunyai arti bahwa dalam mengadakan 

perubahan diperlukan adanya kesadaran untuk berubah apabila tidak ada kesadaran untuk berubah, 

maka tidak mungkin tercipta suatu perubahan.

2.      Tahap Interest Tahap yang kedua dalam mengadakan perubahan harus timbul perasaan minat terhadap 

perubahan yang selalu memperhatikan terhadap sesuatu yang baru dari perubahan yang dikenalkan. 

Timbulnya minat akan mendorong dan menguatkan kesadaran untuk berubah.

3.      Tahap Evaluasi Tahap ini terjadi penilaian tarhadap sesuatu yang baru agar tidak terjadi hambatan yang 

akan ditemukan  selama mengadakanperubahan.  Evaluasi   ini  dapat  memudahkan  tujua  dan  langkah 

dalam melakukan perubahan.

4.       Tahap Trial  Tahap  ini  merupakan tahap uji  coba terhadap sesuatu yang baru atau hasil  perubahan 

dengan harapan sesuatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesaui dengan kondisi atau situasi yang ada, 

danmemudahkan untuk diterima oleh lingkungan.

5.      Tahap Adoption Tahap ini merupakan tahap terakhir dari perubahan yaitu proses penerimaan terhadap 

sesuatu yang baru setelah dilakukan uji coba dan merasakan adanya manfaat dari sesuatu yang baru 

sehingga selalu mempertahankan hasil perubahan.

Page 29: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

P.     Tahapan perubahan menurut Lippit.

Teori Havelock Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan menekankan perencanaan yang 

akan mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai perubahan menurut Havelock.

1.      Membangun suatu hubungan.

2.      Mendiagnosis masalah.

3.      Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan.

4.      Memilih jalan keluar.

5.      Meningkatkan penerimaan.

6.      Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri.

Q.    Reaksi terhadap perubahan.

Bagi sebagian individu perubahan dapat dipandang sebagai suatu motivator dalam meningkatkan 

prestasi   atau   penghargaan.   Tapi   kadang-kadang   perubahan   juga   dipandang   sebagai   sesuatu   yang 

mengancam   keberhasilan   seseorang   dan   hilangnya   penghargaan   yang   selama   ini   didapat.   apakah 

seseorang   memandang   perubahan   sebagai   suatu   hal   yang   penting   atau   negatif.   Umumnya   dalam 

perubahan sering muncul resistensi atau adanya penolakan terhadap perubahan dalam berbagai tingkat 

dari orang yang mengalami perubahan tersebut. Menolak perubahan atau mempertahankan status quo 

ketika berusaha melakukan perubahan,  bisa saja terjadi.  Karena perubahan bisa merupakan sumber 

stress.   Oleh   karenanya   timbullah   perilaku   tersebut.   Penolakan   sering   didasarkan   pada   ancaman 

terhadap keamanan dari individu, karena perubahan akan mengubah perilaku yang ada. Jika perubahan 

menggunakan   pendekatan   pemecahan   masalah   maka   harus   diberitahukan   mengenai   dampak   yang 

mungkin timbul akibat perubahan.

R.    Respon Terhadap Perubahan.

1.      Menerima dan mendukung.

2.      Tidak menerima – tidak mendukung.

3.      Menolak:

a.       takut akan sesuatu yang tidak pasti (loss of predictability).

b.      takut akan kehilangan pengaruh.

c.       takut akan kehilangan ketrampilan & proficiency.

d.      takut kehilangan reward, benefit.

Page 30: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

e.       takut akan kehilangan respect, dukungan, kasih saying.

f.       takut gagal.

S.      Ekologi perubahan

Ada empat tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap, perilaku, individual, dan 

perilaku   kelompok.   Setelah   suatu   masalah   dianalisa,   tentang   kekuatannya,

maka pemahaman tentang tingkat-tingkat perubahan dan siklus perubahan akan dapat berguna. Hersey 

dan Blanchard (1977) menyebutkan dan mendiskusikan empat tingkatan perubahan.

1.      Perubahan peratama dalam pengetahuan cenderung merupakan perubahan yang paling mudah dibuat 

karena bisa merupakan akibat dari membaca buku, atau mendengarkan dosen.

2.      Sedangkan perubahan sikap biasanya digerakkan oleh emosi dengan cara yang positif dan atau negatif. 

Karenanya perubahan sikap akan lebih sulit dibandingkan dengan perubahan pengetahuan.

3.       Tingkat   kesulitan   berikutnya   adalah   perilaku   individu.   Misalnya   seorang   manajer   mungkin   saja 

mengetahui dan mengerti bahwa keperawatan primer jauh lebih baik dibandingkan beberapa model 

asuhan keperawatan  lainnya,   tetapi   tetap tidak menerapkannya dalam perilakunya karena berbagai 

alasan, misalnya merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut.

4.      Perilaku kelompok merupakan tahap yang paling sulit untuk diubah karena melibatkan banyak orang . 

Disamping   kita   harus   merubah   banyak   orang,   kita   juga   harus   mencoba  mengubah   kebiasaan   adat 

istiadat, dan tradisi juga sangat sulit.

Bila kita tinjau dari  sikap yang mungkin muncul  maka perubahan bisa kita tinjau dari  dua sudut 

pandang yaitu perubahan partisipatif dan perubahan yang diarahkan.

1.       Perubahan Partisipatif  akan  terjadi  bila  perubahan berlanjut  dari  masalah pengetahuan ke  perilaku 

kelompok.   Pertama-tama   anak   buah   diberikan   pengetahuan,   dengan   maksud   mereka   akan 

mengembangkan   sikap   positif   pada   subjek.   Karena   penelitian   menduga   bahwa   orang   berperilaku 

berdasarkan sikap-sikap mereka maka seorang pemimpin akan menginginkan bahwa hal  ini memang 

benar.   Sesudah  berprilaku  dalam cara   tertentu  maka  orang-orang   ini  menjadi   guru  dan  karenanya 

mempengaruhi   orang   lain   untuk   berperilaku   sesuai   dengan   yang   diharapkan.   Siklus   perubahan 

partisipatif dapat digunakan oleh pemimpin dengan kekuasaan pribadi dan kebiasaan positif. Perubahan 

ini  bersifat   lambat  atau   secara  evolusi,   tetapi   cenderung   tahan   lama  karena  anak  buah  umumnya 

menyakini  apa yang merekan lakukan. Perubahan yang terjadi  tertanam secara instrinsik dan bukan 

merupakan tuntutan eksterinsik.

Page 31: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

2.       Perubahan diarahkan atau  paksaan  Bertolak  belakang  dengan perubahan partisifatif,  perubahan  ini 

dilakukan   dengan   menggunakan   kekuasaan,   posisi   dan   manajemen   yang   lebih   tinggi   memberikan 

tengatng aarah dan perilaku untuk system dari masalah : aktualnya seluruh organisasi dapat menjadi 

fokus.   Perintah   disusun   dan   anak   buah   diharapkan   untuk   memenuhi   dan   mematuhinya.   Harapan 

mengembangkan  sikap  positif   tentang  hal   tersebut  dan  kemudian  mendapatkan  pengetahuan   lebih 

lanjut. Jenis perubahan ini bersifat berubah-ubah, cenderung menghilang bila manajer tidak konsisten 

untuk menerapkannya.

T.     Perubahan dalam Keperawatan.

Dalam perkembangannya keperawatan juga mengalami proses perubahan seiring dengan kemajuan dan 

teknologi. Alasan terjadinya perubahan dalam keperawatan antara lain:

1.       Keperawatan   Sebagai   Profesi   Keperawatan   sebagai   profesi   yang   diakui   oleh   masyarakat   dalam 

memberikan   pelayanan   kesehatan   melalui   asuhan   keperawatan   tentu   akan   dituntut   untuk   selalu 

berubahkearah   kemandirian   dalam   profesi   keperawatan,   sehingga   sebagai   profesi   akan   mengalami 

perubahan kearah professional dengan menunjukan agar profesi keperawatan diakui oleh profesi bidang 

kesehatan yang sejajar dalam pelayanan kesehatan.

2.      Keperawatan Sebagai Bentuk Pelayanan Asuhan Keperawatan Keperawatan sebagai bentuk pelayanan 

asuhan keperawatan professional yang diberikan kepada masyarakat akan terus memenuhi tuntutan 

kebutuhan masyarakat dengan mengadakan perubahan dalam penerapan model asuhan keperawatan 

yang tepat, sesuai dengan lingkup praktek keperawatan.

3.      Keperawatan Sebagai Ilmu Pengetahuan Keperawatan sebagai ilmu pengetahuan terus selalu berubah 

dan berkembang sejalan dengan tuntutan zama dan perubahan teknologi,  karena itu dituntut selalu 

mengadakan   perubahan   melalui   penelitian   keperawatan   sehingga   ilmu   keperawatan   diakui   secara 

bersama oleh disiplin ilmu lain yang memiliki landasan yang kokoh dalam keilmuan.

4.       Keperawatan  Sebagai  Komunikasi  Keperawatan   sebagai   komunikasi  dalam masyarakat   ilmiah  harus 

selalu  menunjukkan   jiwa professional  dalam tugas  dan   tanggung  jawabnya dan selalu  mengadakan 

perubahan sehingga citra sebagai profesi tetap bertahan dan berkembang.

U.    Penerapan Proses Berubah Dalam:

1.      Pendidikan.

Karena   kemajuan   zaman   maka   setiap   periode   tertentu   dalam   dunia   pendidikan   ada   pergantian 

kurikulum untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Page 32: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

2.      Pelayanan keperawatan

Pelayanan  keperawatan  di   rumah   sakit   a   yg  dulunya   kurang  professional,setelah  pasien  yg  datang 

kesana menjadi sedikit maka rumah sakit tersebut akan melakukan perubahan dengan meningkatkan 

mutu pelayanan keperawatan yang lebih berkualitas lagi.

3.      Individu.

Mahasiswa yang dulunya malas belajar  dan ketika ujian mendapat  nilai  d,  maka dia bisatermotivasi 

untuk  belajar   lebih  giat   agar  mendapat  nilai   b   atau  bahkan  a,  maka   terjadi   perubahan  dalam diri 

mahasiswa tersebut.

4.      Masyarakat.

Masyarakat yang dulunya kurang menyadari   tentang pentingnya akan kebersihan  lingkungan sekitar 

setelah ada salah seorang warga nya menderita penyakit DBD maka masyarakat mulai sadar dan mau  

berubah untuk meningkatkan pola hidup bersih.

V.    Berbagai issu dalam perkembangan keperawatan

Telenursing akan berkaitan dengan issu aspek legal, peraturan etik dan kerahasiaan pasien sama 

seperti  telehealth  secara keseluruhan. Di banyak negara, dan di beberapa negara bagian di Amerika 

Serikat khususnya praktek telenursing dilarang (perawat yang online sebagai koordinator harus memiliki 

lisensi di setiap resindesi negara bagian dan pasien yang menerima telecare harus bersifat lokal) guna 

menghindari   malpraktek   perawat   antar   negara   bagian.   issu   legal   aspek   seperti   akontabilitas   dan 

malprakatek, dsb dalam kaitan telenursing masih dalam perdebatan dan sulit pemecahannya.

Dalam memberikan asuhan keperawatan secara  jarak  jauh maka diperlukan kebijakan umum 

kesehatan   (terintegrasi)   yang   mengatur   praktek,   SOP/standar   operasi   prosedur,   etik   dan 

profesionalisme,   keamanan,   kerahasiaan   pasien   dan   jaminan   informasi   yang   diberikan.   Kegiatan 

telenursing  mesti   terintegrasi   dengan   startegi   dan   kebijakan   pengembangan   prakte   keperawatan, 

penyediaan pelayanan asuhan   keperawatan dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang 

menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet.

Perawat   memiliki   komitmen   menyeluruh   tentang   perlunya   mempertahankan   privasi   dan 

kerahasiaan pasien sesuai  kode etik keperawatan.  Beberapa hal   terkait  dengan  isu   ini,  yang secara 

fundamental   mesti   dilakukan  dalam  penerapan   tehnologi   dalam  bidang   kesehatan  dalam  merawat 

pasien adalah :

1.       Jaminan   kerahasiaan   dan   jaminan   pelayanan   dari   informasi   kesehatan   yang   diberikan  harus   tetap 

terjaga

Page 33: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial resiko 

(seperti   keterbatasan   jaminan   kerahasiaan   informasi,   melalui   internet   atau   telepon)   dan 

keuntungannya

3. Diseminasi   data   pasien   seperti   identifikasi   pasien   (suara,   gambar)   dapat   dikontrol   dengan 

membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email.

Sumber :

Monica, elaine L.la. 1998. Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan. Jakarta : EGC

http://agung.blog.stisitelkom.ac.id/files/2011/11/Konsep_Manajemen_Perubahan_dan_Tantangan_dan_Transformasi_Perguruan_Tinggi_menghadapi_Globalisasi.pdf

http://mankep.blogspot.com/

Minggu, 01 Januari 2012

Pengorganisasian dalam Keperawatan

1.      Pendahuluan

Manajemen merupakan proses penatalaksanaan kegiatan organisasi melalui upaya orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan manajemen keperawatan merupakan pengalokasian aktifitas keperawatan yang dilaksanakan oleh para perawat dalam upaya memberikan pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan tidak dapat bekerja sendiri, tetapi harus bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi klien. Kerjasama tersebut harus ditata sehingga menghasilkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, penataan yang

Page 34: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

dimaksud adalah pengorganisasian segala sumber yang bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan.

Pengorganisasian adalah langkah kedua dalam manajemen yang sangat penting dilakukan oleh setiap unit kerja / unit organisasi ( Subur, 1997 ). Pengorganisasian dalaam keperawatan dimaksudkan untuk mengelompokkan aktifitas - aktifitas dengan sasaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penugasan masing - masing kelompok diberikan kepada pimpinan yang diberi wewenang untuk mengawasi sekaligus melakukan koordinasi dengan unit lain baik secara horizontal maupun vertikal.

2.      Pengertian

Pengorganisasian adalah proses pengelompokan orang, alat - alat, tugas - tugas, kewenangan dan tanggung jawab yang seimbang dan sesuai dengan rencana operasional sehingga suatu organisasi dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan ( Subur,1997 ).

Pengorganisasian meliputi proses memutuskan tingkat organisasi yang diperlukan untuk obyektif divisi keperawatan, departemen, pelayanan atau unit. Setiap unit harus melalui tipe pekerjaan , yang langsung dilakukan terhadap klien, macam perawat sesuai dengan pekerjaan , serta jumlah pengelola atau supervisi yang diperlukan ( Swanburg, 2000 ).

Proses pengorganisasian dapat dirinci sebagai berikut :

1.      Memahami tujuan

2.      Menetapkan tugas pokok dan merinci kegiatan

3.      Mengelompokkan tugas / jabatan

4.      Menyusun struktur organisasi dan departementasi

5.      Menyusun otoritas organisasi

6.      Mengisi jabatan / staffing

7.      Fasilitating

3. Konsep Pengorganisasian

Dalam menganalisa pengaruh pola formal organisasional pada sifat dasar komunikasi antara para pekerja, perlu untuk mengerti konsep sebagai berikut:

1. Peran

Peran diartikan sebagai suatu set perilaku dan sikap yang diharapkan dari seseorang oleh mereka yang berinteraksi dengannya. Peran seseorang diartikan oleh harapan - harapan orang lain, individu tersebut

Page 35: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

sangat bergantung pada harapan mereka bagi aspek identitas pribadinya. Sepanjang hidupnya seseorang memegang serangkaian peran, yang berubah dengan perubahan keadaan hidupnya. Sebagai pekerja sebuah departemen keperawatan, perawat dapat memegang beberapa peran jabatan pada waktu yang sama. Kepala perawat tertentu merupakan bawahan bagi atasannya, seorang supervisor bagi staf perawatnya, rekan kerja kepala perawat lainnya dan mungkin kepala panitia atau konsultan bagi para pekerja di divisi lain dalam organisasinya. Karena perbedaan sikap dan perilaku diperlukan dalam pelaksanaan masing - masing peran, kepala perawat yang telah diuraikan di atas harus sering " merubah seragam " selama hari kerjanya, penyesuaian dan penyesuaian ulang ekspresi wajah, bahasa tubuh, nada suara dan bahasa untuk memenuhi harapan pihak yang berkepentingan lainnya yang telah mengartikan setiap peran.

2. Kekuasaan

Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar bersikap sesuai dengan harapan seseorang. Karena kekuasaan tumbuh dari interaksi manusia, kekuasaan tidak bersifat statis, tetapi terus menerus berubah. Perolehan kekuasaan oleh perawat perorangan tampaknya memudahkan perolehan kekuasaan yang lebih besar dalam situasi yang sama. Kemungkinan karena meningkatnya  jumlah komunikasi dengan yang lain atau perubahan dalam kualitas komunikasi tersebut. Begitu juga sebaliknya, kehilangan kekuasaan seorang pekerja bisa mengubah hubungan timbal baliknya dengan yang lain sehingga membuatnya terus menerus kehilangan kekuasaan seiring dengan waktu. Kekuasaan terdiri dari beberapa jenis yaitu: kekuasaan memberikan penghargaan ( Reward power ) adalah kesanggupan untuk memberikan penghargaan terhadap yang lain, kekuasaan paksaan ( Coercive power ) adalah kesanggupan untuk menerapkan hukuman kepada yang lain. Menejer perawat dapat menghukum seorang pegawai melalui penurunan pangkat, skors, atau pemecatan. Kekuasaan referensi ( Referent power ) adalah kemampuan mengilhami kebanggaan tertentu pada yang lain sehingga mereka berharap untuk mengidentifikasikan diri mereka sendiri dengan obyek kekaguman mereka. Kekuasaan ahli ( Expert power ) merupakan kemampuan untuk meyakinkan yang lain supaya seseorang  memiliki derajat pengetahuan dan keahlian tinggi dalam area spesialisasi.

3. Status

Konsep status berhubungan erat dengan konsep kekuasaan. Status dapat diartikan sebagai urutan penganugerahan suatu kelompok kepada seseorang yang sesuai dengan penilaian mereka atas pekerjaan dan sumbangsihnya. Derajat status yang diberikan kepada pekerjaan tertentu erat kaitannya dengan jarak dari hierarki organisasi tingkat atas, jumlah keahlian yang diperlukan dalam melaksanakan tugas kerja tersebut, derajat pelatihan khusus, atau pendidikan yang diperlukan bagi posisi tersebut, tingkat tanggung jawab dan otonomi yang diharapkan dalam pelaksanaan kerja dan gaji yang didapat dari jabatan tersebut. Status masing - masing perawat tergantung pada posisi dari departemen kesehatan dalam tabel organisasi unit kerjanya. Status sebuah kelompok dikaitkan dengan kemampuannya dalam mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kelompok. Kebanyakan perawat percaya bahwa tujuan keperawatan bagi perawatan klien dan kesembuhannya sama pentingnya dengan kesejahteraan klien seperti juga dengantujuan pengobatan medis atau tujuan administrasi keuangannya.

Page 36: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

4. Wewenang

Konsep wewenang secara berbelit - belit dihubungkan dengan konsep tanggung jawab. Jabatan pada hierarki keperawatan puncak dihubungkan dengan lapisan atas dari tanggung jawab dan wewenang. Jadi status yang tinggi dihubungkan dengan wewenang yang memberi status pekerjaan tinggi bagaimanapun dapat diserahkan pada jabatan di lapisan rendah struktur organisasi.

5. Kepusatan ( Centrality )

Konsep sentralisasi / kepusatan organisasi mengacu pada kenyataan bahwa beberapa jabatan ditempatkan sedemikian rupa dalam struktur organisasi sehingga melibatkan si pemegang jabatan ke dalam seringnya komunikasi dengan sejumlah besar pekerja lainnya. Sebaliknya, jabatan lainnya ditempatkan sedemikian rupa sehingga terjadi sedikit komunikasi di antara pemegang jabatan dengan yang lainnya. Dengan menggunakan skema organisasi lembaga tersebut, adalah mungkin untuk menghitung jumlah langkah atau pertukaran  pembicaraan yang diperlukan guna menyampaikan informasi kepada jabatan yang diberikan dari setiap posisi lain dalam jaringan kerja tersebut. Jumlah langkah bagi orang atau jabatan tertentu disebut total jarak organisasi. Penambahan jarak perseorangan bagi semua pegawai dalam organisasi dan membaginya dengan jumlah pegawai akan menghasilkan jarak rata - rata organisasi (Average organizational distance) bagi semua jabatan dalam struktur itu. Dengan membandingkan total jarak organisasi seseorang dengan jarak rata - rata bagi seluruh struktur, seseorang dapat menentukan setiap jarak relatif organisasi ( Relative organizational distance ) pegawai. Para pegawai dengan jarak relatif organisasi yang  terkecil adalah yang paling pokok dalam struktur tersebut. Mereka lebih banyak menerima informasi yang berhubungan dengan kerja di banding pekerja pokok. Terhadap pekerja yang berpengetahuan, informasi adalah bahan mentah untuk produksi. Karena pekerja yang lebih terpusat secara organisasi seharusnya lebih produktif dibanding pekerja yang kurang terpusat.

6. Komunikasi ( Communication )

Semua pekerjaan dalam sebuah kelompok manusia dilakukan melalui dan karena komunikasi antar pekerja. Komunikasi biasa diartikan sebagai pengiriman informasi dan opini antar manusia. Diperlukan pendahuluan pesan oleh si pengirim dan persepsi pesan yang sama oleh si penerima pesan. Kebanyakan ahli komunikasi percaya bahwa penangkapan pesan tersebut merupakan aspek yang lebih kritis dari proses dan usaha memperbaiki kualitas serta akurasi komunikasi sebaiknya dimulai dengan mengajari manusia bagaimana mendengar secara bersungguh - sungguh dan kritis terhadap semua aspek pesan yang dikirim. Adalah mungkin untuk melatih pengirim pesan agar mengatur, mengulang, dan merangkum informasi sehingga memaksimalkan pengertian oleh si penerima pesan. Pengirim pesan dapat diajari  memperkuat isi verbal setiap pesan dengan ekspresi yang sesuai dan gerak isyarat untuk menekankan konsep kunci serta untuk mendapatkan masukan dari si penerima pesan sebagai tanda atas keefektifan komunikasi.

4.   Prinsip - prinsip pengorganisasian 

Page 37: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

Untuk mencapai tujuan dalam pengorganisasian diperlukan prinsip - prinsip sebagai berikut :

1.      Prinsip rantai komando

Rantai komando menyatakan bahwa untuk memuaskan anggota, efektif secara ekonomis dan berhasil dalam mencapai tujuan mereka, organisasi dibuat dengan hubungan hierarkis dalam alur autoritas dari atas ke bawah. Prinsip ini mendukung struktur mekanistis dengan autoritas sentral yang mensejajarkan autoritas dan tanggung jawab. Komunikasi terjadi sepanjang rantai komando dan cenderung satu arah ke bawah. Pada organisasi keperawatan modern, rantai komando ini adalah datar, dengan garis menejer dan staf teknis serta administrasi yang mendukung stap perawat teknis.

2.      Prinsip kesatuan komando

Kesatuan komando menyatakan bahwa seorang pekerja mempunyai satu penyelia dan terdapat satu pimpinan dan satu rencana untuk kelompok aktifitas dengan obyektif yang sama. Prinsip ini masih diikuti pada kebanyakan organisasi keperawatan tetapi masih terus dimodifikasi dengan memunculkan teori organisasi. Keperawatan primer dan manajemen kasus mendukung prinsip kesatuan komando ini, seperti juga praktek bersama.

3.      Prinsip rentang kontrol

Rentang kontrol menyatakan bahwa individu harus menjadi penyelia suatu kelompok bahwa ia dapat mengawasi secara efektif dalam hal jumlah, fungsi, dan geografi. Prinsip asal ini telah menjadi elastis makin sangat terlatih pekerja makin kurang pengawasan yang diperlukan. Pekerja dalam masa latihan memerlukan lebih banyak pengawasan untuk mencegah terjadinya kesalahan. Bila digunakan tingkat yang berbeda dari pekerja keperawatan, menejer perawat harus lebih banyak mengkoordinasikan.

4.      Prinsip spesialisasi

Spesialisasi menyatakan bahwa setiap orang harus dapat menampilkan satu fungsi kepemimpinan tunggal. Sehingga ada divisi tenaga kerja : suatu perbedaan di antara berbagai tugas. Spesialisasi dianggap oleh kebanyakan orang menjadi cara terbaik untuk menggunakan individu dan kelompok. Rantai komando menggabungkan kelompok -kelompok dengan spesialitas yang menimbulkan fungsi departementalis.

5.      Prinsip pembagian kerja

Merupakan perincian dan pengelompokan aktifitas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain yang dilakukan oleh suatu bagian atau unit kerja tertentu. Prinsip dasarnya adalah untuk mencapai efisiensi pelaksanaan kerja dimana orang mengerjakan kegiatan tertentu sesuai dengan kemampuannya. Hal - hal yang harus diperhatikan dalam pembagian kerja adalah :

a.       Setiap unit kerja mempunyai perincian tugas dan  aktifitas  yang    akan dilakukan, secara jelas dan tegas.

b.      Setiap staf atau anggota organisasi harus memiliki perincian tugas, tanggung jawab dan wewenang.

c.       Beban tugas yang diberikan kepada staf atau unit organisasi harus sesuai dengan kemampuan.

Page 38: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

d.      Variasi tugas yang diberikan hendaknya diusahakan yang sejenis atau erat hubungannya satu sama yang lain.

e.       Penempatan staf harus tepat dan sesuai.

f.       Penambahan atau pengurangan tenaga harus berdasarkan beban kerja.

Dalam pembagian kerja ada beberapa dasar yang perlu diperhatikan yang dapat dipakai sebagai pedoman :

a.       Pembagian kerja atas dasar wilayah atau teritorial, misalnya koordinator perawatan yang berada di lantai dua rumah sakit yang terdiri dari ruang penyakit dalam kelas dua, ruang bedah umum kelas dua, dan sebagainya.

b.      Pembagian kerja atas jenis barang atau jasa yang diproduksi. Misalnya koordinator asuhan keperawatan ruang unit bedah, koordinator pendidikan keperawatan, koordinator pengendalian mutu pelayanan keperawatan.

c.       Pembagian kerja berdasarkan waktu / shift pagi, siang, dan malam.

d.      Pembagian atas dasar konsumer yang dilayani, misalnya perawat yang khusus merawat klien dengan penyakit kulit, THT, dan lain - lain.

6.      Prinsip pendelegasian

Pendelegasian adalah pelimpahan wewenang atau kekuasaan. Kekuasaan merupakan hak seseorang untuk mengambil tindakan yang perlu agar tugas dan fungsinya dapat dilaksanakan dengan baik. Wewenang atau kekuasaan itu terdiri dari berbagai aspek antara lain wewenang mengambil keputusan , menggunakan sumber daya, memerintah, dan menggunakan batas waktu tertentu. Adapun manfaat pendelegasian adalah :

a.       Pimpinan dapat melakukan tugas pokok saja.

b.      Setiap staf atau perawat memiliki wewenang sesuai dengan tugasnya.

c.       Meningkatkan kemampuan staf.

d.      Kegiatan tetap berjalan walaupun pimpinan tidak ada.

e.       Pelatihan dan kaderisasi untuk meningkatkan jenjang karir.

Dalam melakukan pendelegasian seorang pimpinan hendaknya memperhatikan kemampuan orang yang diberi wewenang atau pendelegasian, memperhatikan pendapat orang yang diberi wewenang, melakukan bimbingan, menggerakkan dan melakukan pengontrolan.

Page 39: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

Prinsip - prinsip organisasi yang telah disebutkan di atasadalah saling ketergantungan dan dinamis bila digunakan oleh manajer perawat untuk menciptakan lingkungan yang merangsang dalam praktek keperawatan klinis.

      Dalam keperawatan, pengorganisasian pelayanan keperawatan dilaksanakan dengan cara ( Burgess 1988 & Gillies 1988 ) :

1. Fungsional / penugasan

Yaitu pembagian tugas untuk perawat yang dilakukan oleh kepala ruangan masing - masing mempunyai tugas khusus.

2.      Alokasi pasien

Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan untuk beberapa klien / satu klien oleh  satu perawat saat berjaga.

3. Perawatan group / team nursing

Yaitu pelayanan lapangan dimana sekelompok perawat memberikan pelayanan keperawatan kepada sekelompok klien, kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijasah dan berpengalaman.

4. Pelayanan keperawatan utama

Yaitu pengorganisasian dalam pelayanan keperawatan sehingga satu orang primary nursing dalam 24 jam bertanggung jawab pada klien yang di bawah tanggung jawabnya dari masuk RS sampai pulang.

5. Struktur organisasi Rumah Sakit di Indonesia

Struktur organisasi rumah sakit dan lembaga - lembaga yang berkaitan dengan rumah sakit tidak dapat digambarkan secara seragam. Tetapi beberapa hal tentang struktur organisasi tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :

1. Struktur organisasi Depkes RI2. Kaitan organisasi RSUD dengan Depkes RI dan Depdagri3. Organisasi RS Swasta

4.      RS Pemerintah

Page 40: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

Struktur organisasi dan tata kerja RSU pemerintah diatur dalam SK Menkes RI No. 134 / Menkes / SK / IV/ 78 tahun 1978 yang berlaku untuk RS Umum kelas A, B, dan C yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Rincian tugas :

a.       Direktur rumah sakit mempunyai tugas : memimpin, mengawasi, dan mengkoordinasikan tugas - tugas rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku.

Direktur rumah sakit dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh :

-          Unsur bantuan kepemimpinan : para wakil direktur

-          Unsur bantuan administrasi : kepala bagian sekretariat

-          Unsur bantuan pelaksanaan fungsional : para kepala bidang

-          Unsur bantuan pelaksanaan keuangan : bidang keuangan

-          Unsur bantuan fungsional : kepala unit pelaksana fungsional.

b.      Bagian sekretariat mempunyai tugas :

-          Mempersiapkan dan menyusun program laporan mengenai kegiatan semua satuan organisasi dalam lingkungan RS

-          Melakukan pengelolaan pegawai urusan ketata - usahaan

-          Melakukan ketata -  usahaan  penderita rawat inap

-          Melaksanakan pencatatan medis

c.       Instalasi 

Bertugas sebagai penunjang UPF, yang meliputi :

-          Farmasi

-          Patologi

-          Laboratorium

-          Gizi

-          Pemeliharaan RS

Page 41: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

-          Kamar jenasah

d.      Unit  pelaksana fungsional

Melakukan usaha pelayanan kesehatan :

-          Promotif

-          Preventif

-          Kuratif

-          Rehabilitatif

-          Rujukan

e.       Bidang - bidang

Bidang penunjang medis : mengkoordinasikan seluruh kebutuhan

-          Unit - unit :     unit anestesi dan perawatan intensif

           unit pelayanan darurat medis

           unit radiologi

           unit pelayanan rehabilitasi

-          Instalasi

Bidang pelayanan medis : mengkoordinasikan seluruh unit pelaksana fungsional yang langsung atau tidak langsung memperlancar kegiatan pelayanan kegiatan pada UPF.

Bidang pendidikan dan latihan mempunyai tugas :

1)      Mengatur dan mengkoordinasikan pendidikan dan latihan dokter, dokter ahli, dan paramedis.

2)      Melaksanakan penataran medis dan paramedis dalam rangka sistem rujukan.

3)      Melaksanakan kegiatan perpustakaan

Bidang keuangan mempunyai tugas :

1)        Mempersiapkan dan menyusun anggaran pendapatan dan belanja, pertanggung jawaban keuangan .

2)        Melakukan tata usaha keuangan, pengelolaan bendahara.

3)        Pengelolaan penerimaan, pembukuan penyetoran ke kas negara dan pertanggung jawaban keuangan yang diperoleh dari pelayanan RS.

Page 42: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

6. Penutup

Fungsi manajemen keperawatan dalam organisasi adalah mengembangkan seseorang. Hal tersebut berjalan bilamana perawat mau  belajar dan menggunakan ilmu yang ditunjukkan oleh pengalaman dan penelitian yang dikembangkan agar fungsi organisasi dalam manajemen keperawatan semakin berkembang.

Perawat manajer perlu bekerja untuk struktur organisasi ideal. Mereka harus membangun, menguji, mengakui kesalahan, berkompromi, dan menerima. Mereka harus merancang organisasi yang sederhana untuk menyelesaikan pekerjaan. Organisasi adalah produktif jika orang memberikan perhatian yang memenuhi kebutuhan klien dan setiap karyawan merasakan kepuasan.

Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada klien tidak dapat bekerja sendiri, tetapi harus bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi klien. Kerja sama antar perawat dengan tim kesehatan tersebut harus ditata sehingga menghasilkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, penataan yang dimaksud adalah pengorganisasian segala sumber yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan.

Page 43: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

DAFTAR PUSTAKA

Gillies, D. A. ( 1989 ). Nursing Management, A System  Approach.WB Saunders

Company. Philadelphia.

Prayitno, Subur. ( 1997 ). Dasar - dasar administrasi kesehatan masyarakat. Airlangga University Press. Surabaya.

   Prayitno, Subur. ( 2000 ). Administrasi Rumah Sakit di Indonesia. FKUA. Surabaya.

  Sullivan, E.J.et al. ( 1990 ). Management and Leadership for Nurse Manager. Jones and Barlett Publisher. Boston.

  Swanburg, C Russel. ( 2000 ). Pengantar Kepemimpinan dan Manjemen Untuk Perawat Klinis. EGC. Jakarta.

You might also like:

RESUME KOMUNIKASI ORGANISASI HIKMAHTUN MUNAWAROH A01001339 2B  Komunikasi dalam organisasi  Proposal Ronde Keperawatan dalam Manajemen Keperawatan 

LinkWithin

Diposkan oleh Safrudin di 14.18 

http://mankep.blogspot.com/2012/01/pengorganisasian-dalam-keperawatan.html

Rabu, 21 Desember 2011

Proposal Ronde Keperawatan dalam Manajemen Keperawatan

Oleh Safrudin

A. Definisi

Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi  masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim.

B. Karakteristik 

1. Klien dilibatkan secara langsung

Page 44: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

2. Klien merupakan fokus kegiatan

3. Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama

4. Kosuler memfasilitasi kreatifitas

5. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat 

6. primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

C. Tujuan

1. Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.

2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien.

3. Meningkatkan validitas data klien.

4. Menilai kemampuan justifikasi.

5. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.

6. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.

D. Peran Ketua Tim dan Anggota Tim

1. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.

2. Menjelaskan masalah keperawata utama.

3. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.

4. Menjelaskan tindakan selanjutnya.

5. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.

E. Peran Ketua Tim Lain dan/Konselor

1. Memberikan justifikasi

2. Memberikan reinforcement.

3. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang rasional.

Page 45: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

4. Mengarahkan dan koreksi.

5. Mengintegrasi teori dan konsep yang telah dipelajari.

F. Persiapan

1. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.

2. Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.

G. Pelaksanaan

1. Penjelasan tentang klien o/ perawat primer dlm hal ini penjelasan difokuskan pd mslh keperawatan& rencana tindakan yg akan/telah dilaksanakan& memilih prioritas yg perlu didiskusikan.

2. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.

3.  Pemberian justifikasi  oleh perawat primer/ perawat konselor/  kepala ruangan tentang masalah klien serta tindakan yg akan dilakukan.

4. Tindakan keperawatan pd masalah prioritas yg telah &yg akan ditetapkan.

H. Langkah2 Ronde Keperawatan

Langkah-langkah yang diperlukan dalam ronde keperawatan adalah sebagai berikut :

a. Pesiapan

1). Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde

2). Pemberian informed consent kepada klien/keluarga

b. Pelaksanaan Ronde

1). Penjelasan tentang klien oleh Perawat dalam hal ini penjelasan difokuskan

2).  Pada  masalah  keperawatan  dan   rencana  tindakan  yang  akan  atau   telah  dilaksanakan  dan  memilih prioritas yang perlu didiskusikan

3). Pemberian justifikasi oleh perawat tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan

4). Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan

I. Pasca Ronde

Page 46: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Sitorus R. & Yulia. 2005.  Model  praktek keperawatan profesional di Rumah Sakit Panduan Implementasi,. EGC, Jakarta

Ratna Sitorus, 2005, Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit,. EGC, Jakarta

Contoh Proposal RONDE KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN FISTULA RECTO SIGMOID

DIRUANG .......................... RS .............................................

Topik               : Perawatan  klien dengan fistula recto sigmoid

Sasaran            : Klien Tn. S

Waktu             : 60 Menit (Pukul 11.00 – 12.00 wib)

Hari/tanggal    : Kamis, 11 Oktober 2001

 

1. Tujuan Ronde Keperawatan

a.       Tujuan Umum :

            Menyelesaikan masalah-masalah klien yang belum teratasi.

Page 47: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

      b.   Tujuan Khusus :

1)      Menjustifikasi masalah yang belum teratasi.

2)      Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer lain.

2. Sasaran

            Klien Tn. S, Umur 26 tahun yang dirawat diruang ................... RS .......

3. Materi

a.       Teori Perawatan fistula recto sigmoid

b.      Masalah-masalah Keperawatan yang muncul pada klien dengan fistula recto sigmoid. 

4. Metode

      Diskusi  +  Bed side teaching

5. Media

a.       Papan White Board

b.      Spidol

c.       Penghapus

d.      Materi yang disampaikan secara lisan.

6. Proses Ronde

NO TAHAP WAKTU PENANGGUNG JAWAB

1 Pra Ronde:

       Menentukan kasus & topik 5 Oktober 2001 Kepala Ruangan

Page 48: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

       Menentukan Tim ronde

       Informed Consent

       Membuat Pra planning

       Diskusi

       Mencari Sumber Literatur

(12.00 – 13.00 wib)

8 Oktober 2001

( 12.00 – 13.30 wib)                

Kepala Ruangan

PP

PP

PP

PP & Konselor

2 Ronde :

       Penyampaian Masalah

       Dischange Planning

11 Oktober 2001

(11.00 – 12.00 wib)

Kelompok 1B Gerb. I

3 Post Ronde :

Evaluasi Pelaksanaan Ronde

Revisi & Perbaikan

11 Oktober 2001

12.00 – 12.45 wib

PP & Konselor

7. Kriteria Evaluasi

         Bagaimana Koordinasi persiapan dan pelaksanaan Ronde

         Bagaimana peran PP saat Ronde

         Bagaimana PA berperan dalam pelaksanaan ronde keperawatan.

8. Pengorganisasian

         Perawat Primer            : ...........

         Perawat Associated    : ................... 

9. Kepustakaan

Gillies (1989). Managemen Keperawatan suatu pendekatan Sistem. EGC. Jakarta

PPNI Propinsi Jawa Timur (2000). Materi Pelatihan Kepemimpinan dan Managemen Keperawatan. PPNI. Surabaya

Page 49: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

Sjamsuhidajat.R; De Jong, Wim (1997). Buku Ajar Ilmu Bedah.ed. Revisi.EGC. Jakarta

Sobiston (1994). Buku Ajar Bedah.Buku 2. EGC.Jakarta 

                                                                                .............,      ........................

      Kepala Ruangan                                                          Perawat Primer

                                                                             

 

Page 50: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas
Page 51: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

RS .....................................................................

(Mhn ijin kepada rumah sakit untuk kop)

Jl. Yos Sudarso ..............................

 

SURAT PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

            Nama                           : 

            Umur                           :

            Jenis Kelamin              :

            No.KTP/SIM/lainnya  :

            Alamat                                    :

            Untuk                          : O  Diri sendiri           O  Isteri               O  Suami

                                                  O  Anak                    O  Orang Tua      O Lainnya   

            Nama Klien                 :

            Umur

            Jenis Kelamin              :

            Alamat                                    :

            Ruangan                      :

Page 52: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

            Rekam Medis No.       :

            Dengan ini menyatakan sesungguhnya telah :

Memberikan Persetujuan dan telah mendapatkan penjelasan yang sejelasnya tentang maksud dilakukan Ronde keperawatan dan tidak akan melakukan tuntutan/ gugatan dikemudian hari atas tindakan tersebut.

            Demikianlah persetujuan ini diberikan agar dipergunakan sebagaimana mestinya.

                                                                Gombong,        Oktober 2001

Perawat Yang Menerangkan                                       

Nama Perawat Nama Jelas

      Saksi-saksi :                                               Tanda Tangan

                                                                                    

1. ……………………………..                  1. ……………………

2. ……………………………..                  2..……………………

RS ...........................................................................................

Page 53: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

Stikes ......................... (Mhn ijin kepada rumah sakit untuk kop)

Jl. Yos Sudarso .................................

 

SURAT PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

            Nama                           : 

            Umur                           :

            Jenis Kelamin              :

            No.KTP/SIM/lainnya  :

            Alamat                                    :

            Untuk                          : O Diri sendiri            O Isteri                O Suami

                                                  O Anak                     O Orang Tua       O Lainnya   

            Nama Klien                 :

            Umur

            Jenis Kelamin              :

            Alamat                                    :

            Ruangan                      :

            Rekam Medis No.       :

Page 54: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

            Dengan ini menyatakan sesungguhnya telah :

Memberikan Persetujuan dan telah mendapatkan penjelasan tentang maksud dan tujuan dilakukannya ketentuan Sentralisasi obat dan tidak akan melakukan tuntutan/ gugatan dikemudian hari atas ketentuan tersebut.

            Demikianlah persetujuan ini diberikan agar dipergunakan sebagaimana mestinya.

                                                                  Gombong,        Oktober 2001

Perawat Yang Menerangkan                                       

Nama Perawat Nama Jelas

      Saksi-saksi :                                               Tanda Tangan

                                                                                    

1. ……………………………..                  1. ……………………

2. ……………………………..                  2..……………………

Page 55: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

KONSEP DASAR TEORI KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN FISTULA RECTO SIGMOID

 

A.    Pengertian

      Fistula Recto Sigmoid adalah Suatu visera berongga sebagai akibat dari perforasi atau pengaliran abses diantara colon sigmoid dan rectum.

B.     Etiologi

      Kadang fistula disebabkan oleh colitis disertai oleh praktitis seperti TBC,Amobiasis, dan morbus crohn.

C.     Gambaran Klinik

         Ada riwayat kekambuhan disertai pengeluaran nanah/pus didaerah sekitar fistula.

         Demam

         Keluhan nyeri

D.    Penatalaksanaan

1.      Medis

         Fistulotomi → Membuka fistel dari lobang asalnya sampai kelobang kulit

         Fistulektomi → mengangkat/mengikat fistel.

         Kadang dibutuhkan operasi 2 tahap untuk menghindari terpotongnya sfingter anus.

2.      Perawatan luka secara aseptic 

Page 56: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

E.     Masalah-masalah Keperawatan yang muncul pada klien dengan fistula recto sigmoid :

1.      Nyeri

2.      Infeksi/sepsis

3.      Integritas kulit dan jaringan

4.      Nutrisi

5.      Penurunan mobilitas fisik

6.      Penurunan perawatan diri

7.      Konsep diri/Body Image

8.      Kurang pengetahuan

F.      Persiapan Perawatan klien dan informed consent

G.    Prosedur tindakan keperawatan yang dilakukan

1.      Nyeri

            HE,Kaji tentang konsep nyeri & penanganannya,istirahat,metode distraksi selama nyeri,relaksasi,stimulasi kutan,Kolaborasi pemberian analgesik

2.      Infeksi/sepsis

            Kaji terhadap predicator,Rawat luka secara aseptic,kurangi organisme yang masuk,kaji factor yang memperparah,kolaborasi pemberian antibiotik

3.      Integritas kulit dan jaringan

            Rawat luka dengan tehnik aseptic,pertahankan kecukupn masukan cairan & nutrisi yang adekuat

4.      Nutrisi

            Menentukan kebutuhan kalori,protein dan vitamin,menimbang BB,pantau pemeriksaan Lab.kaji kemampuan klien u/memenuhi kebutuhan nutrisinya                     

5.      Penurunan mobilitas fisik

            Kaji kemampuan mobilitas,Mobilisasi secara bertahap,

6.      Penurunan perawatan diri

Page 57: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

            Kaji factor penyebab,tingkatkan partisipasi optimal,motivasi klien

7.      Konsep diri/Body Image

            Beri kesempatan klien u/ mengekspresikan perasaan,berikan informasi yang dapat dipercaya,berikan semangat dan motivasi

8.      Kurang pengetahuan

            Memberikan informasi yang dapat dipahami,hindari pengertian yang salah,HE 

H.    Kepustakaan

      Carpenito.Lynda Juall (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Ed.8.EGC. Jakarta

Doenges.Marilynn. E (2000).Rencana asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan PendokumentasianPasien.Ed 3. EGC.Jakarta

Rothrock.Jane C (2000).Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif. EGC. Jakarta.

Sjamsuhidajat.R; De Jong, Wim (1997). Buku Ajar Ilmu Bedah.ed. Revisi.EGC. Jakarta

Sobiston (1994). Buku Ajar Bedah.Buku 2. EGC.Jakarta 

You might also like:

Quesioner Mutu Pelayanan Keperawatan  Perencanaan di Ruang MPKP  Komunikasi dalam organisasi 

LinkWithin

Diposkan oleh Safrudin di 13.23 

http://mankep.blogspot.com/2011/12/proposal-ronde-keperawatan-dalam.html

Selasa, 11 Desember 2012

Perencanaan di Ruang MPKP

Page 58: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

A.     Pendahuluan

Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal  yang akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1990). Perencanaan dapat juga diartikan sebagai suatu rencana kegiatan tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana   kegiatan   itu   dilaksanakan,   dimana   kegiatan   itu   dilakukan.   Sehingga   perencanaan   yang matang akan memberi petunjuk dan mempermudah dalam melaksanakan suatu kegiatan. Dalam suatu organisasi perencanaan merupakan pola pikir yang dapat menentukan keberhasilan suatu kegiatan dan titik tolak dari kegiatan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

Kegiatan   perencanaan   dalam   praktek   keperawatan   profesional   merupakan   upaya   meningkatkan profesionalisme   dalam   pelayanan   keperawatan   sehingga   mutu   pelayanan   bukan   saja   dapat dipertahankan tapi bisa terus meningkat sampai tercapai derajat kepuasan tertinggi bagi penerima jasa pelayanan  keperawatan  dan   pelaksana  pelayanan   itu   sendiri.  Dengan  demikian   sangat  dibutuhkan perencanaan yang profesional juga.

Jenis-jenis  perencanaan terdiri  dari  rencana  jangka panjang,  rencana  jangka menengah dan rencana jangka pendek. Perencanaan jangka panjang disebut juga perencanaan strategis yang disusun untuk 3 sampai 10 tahun.   Perencanaan jangka menengah dibuat dan   berlaku 1 sampai 5 tahun. Sedangkan perencanaan  jangka pendek dibuat satu  jam sampai dengan satu tahun.  Hirarki  dalam perencanaan terdiri dari perumusan visi, misi, filosofi, peraturan, kebijakan, dan prosedur (Marquis & Houston, 1998). 

Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi, filosofi dan kebijakan. Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah perencanaan jangka pendek yang meliputi rencana kegiatan harian, bulanan dan tahunan. 

B.     Tujuan MPKPC.     Visi Di Ruang MPKPD.     Misi Di Ruang MPKPE.     Filosofi di Ruang MPKPF.      Kebijakan di ruang MPKP“Staf MPKP bertugas  berdasarkan SK”

Page 59: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

G.     Rencana Jangka Pendek di Ruang MPKPTabel I.1. Rencana Harian Kepala Ruangan

WaktuKegiatan

Keterangan

07.00 Operan

Pre conference (jika jumlah tim lebih dari 1), mengecek SDM dan sarana prasarana.

08.00 Mengecek kebutuhan pasien (pemeriksaan, kondisi dll)

09.00 Melakukan interaksi dengan pasien baru atau pasien yang memerlukan perhatian khusus

10.00 Melakukan supervisi pada ketua tim/perawat pelaksana

Perawat 1 :………………………..(nama)

……………………………………(tindakan)

Perawat 2 :………………………..(nama)

……………………………………(tindakan)

Perawat 3 :………………………..(nama)

……………………………………(tindakan)

11.00 Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat terstruktur/insidentil

12.00 Mengecek ulang keadaan pasien, perawat, lingkungan yang belum teratasi

Ishoma

13.00 Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan keperawatan untuk sore, malam dan esok hari sesuai tingkat ketergantungan pasien

Mengobservasi post conference 

14.00 Operan

Tabel I.2. Rencana Harian Ketua Tim

Waktu Kegiatan Keterangan

Page 60: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

07.00 Operan

Pre conference (jika jumlah anggota tim lebih dari 1 orang)

Membimbing makan dan memberi obat pasien

08.00 Pasien 1…………………………(tindakan)

Pasien 2…………………………(tindakan)

Pasien 3…………………………..(tindakan)

09.00 Supervisi perawat (dapat diatur sesuai kondisi dan kebutuhan)

Perawat 1.......................................(nama)

…………………………………..(tindakan)

Perawat 2.......................................(nama)

.......................................................(tindakan)

10.00 Memimpin Terapi Aktivitas Kelompok

11.00 Pasien 1…………………………(tindakan)

Pasien 2…………………………(tindakan)

Pasin 3…………………………..(tindakan)

12.00 Membimbing makan dan memberi obat pasien

Ishoma

13.00 Post conference dan menulis dokumentasi  

Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep

Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas

14.00 Operan

Tabel I.3. Rencana Harian Perawat Pelaksana

Waktu Kegiatan Ket

Page 61: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

07.00 14.00 21.00 Operan

Pre conference (jika 1 tim lebih dari 1 orang)

Membimbing makan dan memberikan obat (dinas pagi)

08.00 15.00 22.00 Pasien 1……………………………(tindakan)

Pasien 2……………………………(tindakan)

Pasien 3……………………………(tindakan)

09.00 16.00 23.00 Pasien 4……………………………(tindakan)

Pasien 5……………………………(tindakan)

Pasien 6……………………………(tindakan)

10.00 17.00 24.00 Pasien 1……………………………(tindakan)

Pasien 2……………………………(tindakan)

Pasien 3……………………………(tindakan)

11.00 18.00 05.00 Pasien 4……………………………(tindakan)

Pasien 5……………………………(tindakan)

Pasien 6……………………………(tindakan)

12.00 19.00 Membimbing makan dan memberi obat pasien

Istirahat

13.00 20.00 06.00 Post Conference (jika tim lebih dari satu orang) dan dokumentasi askep

14.00 21.00 07.00 Operan

Tabel I.4. Dokumentasi Pembuatan Rencana Harian (RH) Perawat

No Nama Perawat

Bulan :

1 2 3 4 5 6 7 30 Jml %

1 Ali Ö Ö Ö 0 Ö Ö Ö Ö 0 Ö Ö 9 100

2 Adi - Ö Ö Ö Ö 0 Ö Ö Ö Ö Ö 9 90

Page 62: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

3 Ani Ö Ö 0 Ö Ö Ö Ö 0 Ö Ö Ö 9 100

4 Ami 0 Ö Ö Ö 0 Ö Ö Ö Ö 0 Ö 8 100

5 Aki - Ö Ö Ö 0 Ö Ö Ö Ö Ö Ö 9 90

6 Bona 0 Ö Ö Ö - Ö Ö Ö Ö 0 Ö 8 88,9

7 Buni Ö Ö 0 Ö Ö Ö Ö 0 Ö Ö Ö 9 100

8 Buri Ö Ö Ö 0 Ö Ö Ö Ö 0 Ö Ö 9 100

2. Rencana bulanan

Tabel I.5. Rencana Bulanan Kepala Ruangan

 

RENCANA KEGIATAN BULANAN KEPALA RUANGAN MPKPBulan  : ______________________

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

1

Rapat Rgn

LapBul

2

Supervisi

Katim

3

Audit dok

4

Supervisi PA

5

Audit dok

6

Penkes   Klp Klg

7

8

Rapat koord

9

Supervisi

Katim

10

Audit dok

11

Supervisi PA

12

Audit dok

13

Case Conf

14

Page 63: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

15 16

Supervisi Katim

17

Audit dok

18

Supervisi PA

19

Audit dok

20

Penkes   Klp Klg 

21

22

Menyusun jadwal Dinas

23

Supervisi Katim

24

Audit dok

25

Supervisi PA

26

Audit dok

27

Case Conf

28

29

Rapat Koord

30

Supervisi Katim

31

Audit dok

Mengetahui

Kepala Ruangan

( ……………………..)

Tabel I.6. Rencana Bulanan Ketua Tim

 RENCANA KEGIATAN BULANAN KETUA TIM MPKP

Bulan  : ______________________

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Page 64: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

1

Rapat Ruangan

2

Supervisi PA

3

Supervisi PA

4

Supervisi PA

5

Supervisi PA

6

Case Conf

Penkes Klg

7

8

Alokasi pasien

9

Supervisi PA

10

Supervisi PA

11

Supervisi PA

12

Supervisi PA

13

Case Conf

Penkes Klg

14

15

Alokasi pasien

16

Supervisi PA

17

Supervisi PA

18

Supervisi PA

19

Supervisi PA

20

Case Conf

Penkes Klg

21

22

Menyusun jadwal  dinas Tim

23

Supervisi PA

24

Supervisi PA

25

Supervisi PA

26

Supervisi PA

27

Case Conf

Penkes Klg

28

29

Menyusun Laporan Tim

30

Koordinasi dg   Katim menyusun Lap Bln

31

Menyusun Laporan Bulanan

Ketua Tim                                                                                          Kepala Ruangan

( ……………………..)                                                                        ( ………………………)

3. Rencana tahunan

2.

3.

Page 65: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

Setelah mengikuti pelatihan MPKP diharapkan perawat mampu:1.      Merumuskan visi ruang MPKP

2.      Merumuskan misi ruang MPKP

3.      Merumuskan filosofi ruang MPKP

4.      Memahami kebijakan ruang MPKP

5.      Menyusun perencanaan jangka pendek yang meliputi rencana harian, bulanan dan tahunan

Visi adalah pernyataan singkat yang menyatakan mengapa organisasi itu dibentuk serta tujuan organisasi tersebut. Visi perlu dirumuskan sebagai landasan perencanaan organisasi. 

Contoh visi di Ruang MPKP RSMM Bogor adalah “Mengoptimalkan kemampuan hidup klien gangguan jiwa sesuai dengan kemampuannya dengan melibatkan keluarga.”

Misi adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan organisasi dalam mencapai visi yang telah ditetapkan. 

Contoh   misi  di  Ruang MPKP di  RSMM Bogor  adalah “Memberikan pelayanan prima secara holistik meliputi bio, psiko, sosio dan spiritual dengan pendekatan keilmuan keperawatan kesehatan jiwa yang professional.”

Filosofi adalah seperangkat nilai-nilai yang mengakar dan menjadi rujukan semua kegiatan dalam organisasi dan menjadi landasan dan arahan seluruh perencanaan jangka panjang. Nilai-nilai dalam filosofi dapat lebih dari satu. 

Beberapa contoh pernyataan filosofi :

Individu memiliki harkat dan martabat

Individu mempunyai tujuan tumbuh dan berkembang

Setiap individu memiliki potensi berubah

Page 66: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

Setiap orang berfungsi holistik (berinteraksi dan bereaksi terhadap lingkungan)

Kebijakan adalah pernyataan yang menjadi acuan organisasi dalam pengambilan keputusan. 

Contoh kebijakan di ruang MPKP RSMM Bogor: 

“Kepala Ruangan MPKP dipilih melalui fit and proper test”

Rencana   jangka   pendek   yang   diterapkan   di   ruang   MPKP   terdiri   dari   rencana   harian,   bulanan   dan tahunan.

1.       Rencana harian

Rencana harian adalah  kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan perannya masing-masing,   yang   dibuat   pada   setiap   shift.   Isi   kegiatan   disesuaikan   dengan   peran   dan   fungsi   perawat. Rencana harian dibuat sebelum operan dilakukan dan dilengkapi pada saat operan dan pre conference. 

a.       Rencana harian kepala ruangan

Isi rencana harian Kepala Ruangan meliputi:

         Asuhan keperawatan, 

         Supervisi Katim dan Perawat pelaksana

         Supervisi tenaga selain perawat dan kerja sama dengan unit lain yang terkait. 

Contoh Rencana Harian Kepala Ruangan dapat dilihat pada Tabel I.1.

Nama               :                                   Ruangan:                     Tanggal:

Jumlah perawat:                                  Jumlah pasien:

Page 67: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

b.                              Rencana Harian Ketua Tim

Isi rencana harian ketua tim adalah: 

      Penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien pada tim yang menjadi tanggung jawabnya 

      Melakukan supervisi perawat pelaksana 

      Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain. 

      Alokasi pasien sesuai perawat yang dinas

Contoh Rencana Harian Ketua Tim dapat dilihat pada Tabel I.2.

Nama   Perawat:                                  Ruangan:                     Tanggal:

Nama pasien:

1. ________________                                                4. ______________

2. ________________                                                5. ______________

3. ________________                                                6. ______________

c.                              Rencana Harian Perawat Pelaksana

Page 68: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien yang dirawat pada shift dinasnya. Rencana harian perawat pelaksana shif sore dan malam agak berbeda jika hanya satu orang dalam satu tim maka perawat tersebut berperan sebagai ketua tim dan perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre dan post conference. 

Contoh Rencana Harian Perawat Pelaksana dapat dilihat pada Tabel I.3.

Nama perawat            :                       Ruangan :                                Tanggal:

Nama pasien               :

1. _____________                              4. ___________________

2. _____________                              5. ___________________

3. _____________                              6. ___________________

d. Penilaian Rencana Harian Perawat

Untuk menilai keberhasilan dari perencanaan harian dilakukan melalui observasi menggunakan instrumen jurnal rencana harian (Tabel I.4).

Setiap Ketua Tim mempunyai instrumen dan mengisinya setiap hari. Pada akhir bulan dapat dihitung presentasi pembuatan rencana harian masing-masing perawat.

Keterangan    (Ö )        Perawat membuat rencana harian

                        ( - )      Perawat tidak membuat rencana harian

                        ( 0 )     Perawat libur

Page 69: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

Presentasi RH =                                Jumlah RH yg dibuat                                                 x 100%

                           Jumlah hari dinas pd bulan tersebut

2. Rencana Bulanan

a.       Rencana bulanan karuSetiap   akhir   bulan   Kepala   Ruangan   melakukan   evaluasi   hasil   keempat   pilar   atau   nilai   MPKP   dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rrencana tindak lanjut dalan rangka peningkatan kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup rencana bulanan karu adalah:

         Membuat jadual dan memimpin case conference

         Membuat jadual dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga

         Membuat jadual dinas

         Membuat jadual petugas TAK

         Membuat jadual dan memimpin rapat bulanan perawat

         Melakukan jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan

         Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana

         Melakukan audit dokumentasi

         Membuat laporan bulanan

Contoh Rencana Bulanan Kepala Ruangan dapat dilihat pada Tabel I.5.

b.      Rencana bulanan ketua tim

Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang dilakukan ditimnya. Kegiatan-egiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah:

         Mempresentasikan kasus dalam case conference

         Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga

         Melakukan supervisi perawat pelaksana

3. Rencana Tunan

Page 70: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

Setiap akhir tahun kepala ruangan melakukan evalusi hasil kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan berikutnya. Rencana kegiatan tahunan mencakup:

         Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP baik proses kegiatan (aktivitas yang sudah dilaksanakan dari 4 pilar praktek professional) serta evaluasi mutu pelayanan

         Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim.

          Penyegaran   terkait   dengan   materi   MPKP   khusus   kegiatan   yang   masih   rendah   pencapaiannya.   Ini bertujuan   mempertahankan   kinerja   yang   telah   dicapai   MPKP   bahkan   meningkatkannnya   di   masa mendatang

         Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karir perawat (pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan  pendidikan formal, membuat jadual untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.

You might also like:

Perencanaan di Ruang MPKP  Quesioner Mutu Pelayanan Keperawatan  Komunikasi dalam Organisasi 

LinkWithin

Diposkan oleh Safrudin di 00.02 

http://mankep.blogspot.com/2012/12/perencanaan-di-ruang-mpkp_11.html

Pengertian Visi dan Misi

Dalam hal pencapaian suatu tujuan di perlukan suatu perencanaan dan tindakan nyata untuk dapat mewujudkannya, secara umum bisa di katakan bahwa Visi dan Misi adalah suatu konsep perencanaan yang di sertai dengan tindakan sesuai dengan apa yang di rencanakan untuk mencapai suatu tujuan.

Bagi mereka yang berkecimpung dalam kegiatan organisasi tentu tidak asing dengan kalimat Visi dan Misi di karenakan suatu organisasi, kelompok atau badan suatu instansi pasti memiliki Visi dan Misi untuk mewujudkan tujuannya, tapi apakah Visi dan Misi hanya bisa di miliki dan di terapkan oleh Suatu Organisasi, kelompok atau bandan suatu instansi…? Jawabnya tentu tidak, Visi dan Misi pun bisa di miliki dan di terapkan secara personal dan individu.

Lalu apakah pengertian dari Visi dan Misi…?Dari referensi materi berikut ada beberapa pengertian dari Visi dan Misi yang mudah-mudahan

Page 71: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

dapat memberi manfaat...

Pengertian VisiVisi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan - tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Visi itu tidak dapat dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut. Beberapa persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan visi:

- Berorientasi ke depan- Tidak dibuat berdasarkan kondisi saat ini- Mengekspresikan kreatifitas- Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat

Pengertian MisiMisi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Misi perusahaan adalah tujuan dan alasan mengapa perusahaan itu ada. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan.

Arti lain :a. Visi adalah suatu pernyataan tentang gambaran keadaan clan karakteristik yangingin di capai oleh suatu lembaga pada jauh dimasa yang akan datang. Banyakintepretasi yang dapat keluar dari pernyataan keadaan ideal yang ingin dicapailembaga tersebut. Visi itu sendiri tidak dapat dituliskan secara lebih jelasmenerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, oleh kemungkinan kemajuanclan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masayang panjang tersebut. Pernyataan Visi tersebut harus selalu berlaku padasemua kemungkinan perubahan yang mungkin terjadi sehingga suatu Visi hendaknyamempunyai sifat/fleksibel. Untuk itu ada beberapa persyaratan yang hendaknyadipenuhi oleh suatu pernyataan Visi: 1) Berorientasi pada masa depan; 2) Tidakdibuat berdasar kondisi atau tren saat ini; 3) Mengekspresikan kreativitas; 4)Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat ; 5)Memperhatikan sejarah, kultur, clan nilai organisasi meskipun ada perubahanterduga ; 6) Mempunyai standard yang tinggi, ideal serta harapan bagi anggotalembaga ; 7) Memberikan klarifikasi bagi manfaat lembaga serta tujuan-tujuannya ; 8 ) Memberikan semangat clan mendorong timbulnya dedikasi padalembaga ; 9) Menggambarkan keunikan lembaga dalam kompetisi serta citranya ;10) Bersifat ambisius serta menantang segenap anggota lembaga (Lewis&Smith,1994).

b. Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalamusahanya meng-ujud-kan Visi. Dalam operasionalnya orang berpedoman padapernyataan misi yang merupakan hasil kompromi intepretasi Visi. Misi merupakansesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garisbesar cara pencapaian Visi. Pernyataan Misi memberikan keterangan yang jelastentang apa yang ingin dituju serta kadang kala memberikan pula keterangantentang bagaimana cara lembaga bekerja. Mengingat demikian pentingnya

Page 72: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

pernyataan misi maka selama pembentukannya perlu diperhatikan masukan-masukandari anggota lembaga serta sumber-sumber lain yang dianggap penting. Untuksecara Iangsung pernyataan Misi belum dapat dipergunakan sebagai petunjukbekerja.

Intepretasi lebih mendetail diperlukan agar pernyataan Misi dapatditerjemahkan ke langkah-langkah kerja atau tahapan pencapaian tujuansebagaimana tertulis dalam pernyataan Misi. Untuk memberikan tekanan padafaktor komprehensif dari pernyataan misi maka pernyataan tersebut hendaknyamampu memberikan gambaran yang menjawab pertanyaan pertanyaan sbb (Lewis &Smith 1944) : 1) Keberadaan lembaga adalah untuk berbuat apa; 2) Apa produkatau jasa yang utama dari lembaga; 3) Apa yang bersifat unik dari lembaga ; 4)Siapa konsumen utama dari lembaga; 5) Mengapa mereka merupakan konsumen utama; 6) Pihak lain mana yang berkepentingan dengan lembaga dan mengapa; 7) Apa“Core Values” / nilai dasar lembaga; 8 ) Apa yang berbeda pada lembaga 5 thyang lalu dan sekarang ; 9) Mengapa berbeda ; 10) Apa yang berbeda padalembaga saat sekarang dan 5 th dari sekarang; 11) Mengapa hal itu akan menjadibeda; 12) Apa produk atau jenis jasa yang akan diberikan lembaga di masadepan; 13) Apa yang harus dikerjakan lembaga untuk menyiapkan produk barutersebut; 14)Apakah jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas merefleksikan Visilembaga ? ; 15) Bila tidak, pertanyaan mana yang harus ada dan apa jawabannya.materi referensi:RKAP EXSAM

Dari sumber lain yang mendefinisikan tentang Visi dan Misi diantaranya:• Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi harus dibawa agardapat eksis, antisipatif dan inovatif. Visi adalah suatu gambaran yang menantangtentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi.

• Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan sasaran yangingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu fokus. Misimenjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya, dan bagaimanamelakukannya.

• Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuanorganisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misitersebut, diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapatmengenal organisasi dan mengetahui peran dan program-programnya serta hasilyang akan diperoleh dimasa mendatang.

• Visi adalah pandangan/pemikiran pada yang akan datang (cita cita)Misi adalah sedang/akan melakukan apa yang sudah ada dalam visi itu.

Itulah sekilas tentang pengertian dari Visi dan Misi, walau masih banyak pengertian dan definisi lainnya yang di paparkan oleh para ahli tentang Visi dan Misi… Selengkapnya.

http://handpage.blogspot.com/p/pengertian-visi-dan-misi.html

Page 73: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

Published by profsuryanto on March 8, 2013 | Leave a response

Visi, Misi dan Tujuan Organisasi

Seorang atau sekelompok orang baik pemerintah atau swasta dalam mendirikan sutau organisasi pasti memiliki keinginan mengapa organisasi didirikan.

Keinginan itu dirangkum dalam suatu visi, misii dan tujuan organisasi

A  Visi Organisasi

A vision statement established where the organisasianization is headed, what it is tryng become, and how quickly (J.B. Whittaker, 1995)

Visi mengacu pada gambaran masa depan dengan beberapa komentar yang implisit atau eksplisit mengenai  mengapa orang harus berusaha keras untuk menciptakan masa depan seperti itu (J.P. Kotter)

Visi: Organisasi mau dibawa kemana?

A.1  Visi Organisasi yang Efektif (J.P. Kotter)

Dapat dibayangkan (memberikan gambaran mengenai masa depan organisasi nantinya).

Menarik (menyentuh kepentingan seluruh aspek terkait organisasi)

Dapat diimplementasikan (berisikan tujuan-tujuan yang realistis dan dapat dicapai)

Fokus (jelas memberikan bimbingan dalam pengambilan keputusan)

Fleksibel (cukup umum sehingga memungkinkan individu untuk mengambil inisiatif dan respon-respon alternatif yang berhubungan dengankondisi yang berubah-ubah)

Dapat dikomunikasikan (mudah untuk disampaikan)

Ada time frame-nya

A.2  4 syarat menetapkan dan menulis Visi (Bennis & Mische)

1. Mencakup segala hal dan berani, menekankan hasil yang luar biasa ketimbang hanya hasil yang bertahap

2. Menciptakan sara kekuatan, semangat dan komitmen ketimbang kegelisaan, kepanikan, dan intimidasi

Page 74: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

3. Realistis dan dapat dicapai, dipergunakan sebagai pedoman bagi semua aktivitas organisasi

4. Spesifik dan harus dinyatakan dengan keyakinan, sebab visi adalah artikulasi dari citra, nilai, arah dan tujuan yang akan memandu masa depan organisasi.

A.3  Contoh pernyataan visi

Pusat pungutan zakat Malaysia

Mewujudkan sebuah institusi zakat berlandaskan syarak yang boleh memainkan peranan, berkesan untuk menolong kehidupan dan ekonomi masyarakat negara ini, khususnya masyarakat Islam sesuai dengan sumber-sumber yang ada dan boleh menjadi satu model kepada dunia Islam.

Bill Gates Microsoft

Personal computer ada di setiap meja kantor dan di setiap keluarga.

Bank Muamalat Indonesia

Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar emosional, dikagumi di pasar rasional.

Coca-Cola Amatil Indonesia

Menjadikan produk coca-cola sebagai pilihan utama,minuman siap saji yang tersedia dimana saja melalui pengembangan organisasi yang sehat dankuat dengan karyawan yang cakap serta berorientasi pada customer.

LPSDM Insantama Cendekia

Menjadi lembaga pengembangan SDM terkemuka

 

B  Misi Organisasi

Merupakan pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai organisasi di masa yang akan           datang oleh semua pihak yang berkepentingan dalam organisasi (anaonymous)

Misi yang jelas akan memberikan arahan jangka panjang sehingga dapat memberikan stabilitas manajemen dan kepemimpinan organisasi

B.1  6 kriteria menulis misi

1. Jagalah agar pernyataan tetap sederhana. Tidak harus pendek tetapi sederhana2. Memungkinkan masukan dari seluruh SDM organisasi.

Page 75: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

3. Orang luar bisa mendatangkan kejelasan dan perspektif yang segar ke dalam proses penulisan pernyataan misi anda.

4. Susunan dan nada kata-kata seharusnya mencerminkan kepribadian organisasi atau ingin menjadi apa organisasi ini.

5.  Berbagilah pernyataan misi dengan cara kreatif sebanyak mungkin dan dalam bahasa sebanyak yang diperlukan. Jagalah agar pernyataan misi tetap berada dihadapan setiap orang.

6.  Mengandalkan pernyataan misi sebagai bimbingan. Tantanglah pernyataan misi terus menerus, dan nilailah karyawan dengan sebaik apa mereka mematuhi prinsip-prinsipnya. Manajemen harusmengatakan dan menghayatinya.

B.2  Contoh Pernyataan misi

XEROX

Xerox,The Document Company, akanmenjadi pemimpin di pasar dokumen, memberikan pelayanan dokumen yang meningkatkan produktivitas.

Motorola

Tujuan dasar kami kepuasan pelanggal total

Pusat Pungutan Zakat Malaysia

Bekerjasama dengan semua pihak untuk membantu golongan-golongan yang layak dibantu dari  kewangan zakat berlebihan, karena tiada lagi golongan yang meminta bantuan seperti di zaman khalifah Umar Ibnu Abdul Aziz.

Bank Muamalat Indonesia

Menjadi rule model lembaga keuangan syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai kepada stakeholders.

GOOD YEAR

Peningkatan terus menerus dalam produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggan kami.

 

C.  Sebab Visi dan Misi Organisasi tidak Efektif

1. Konsep tentang vis dan misi itu sendiri tidak jelas2. Secara instrinsik organisasi tidak secara sungguh-sungguh mendambakan dan

mengusahakan tercapainya visi danmisi itu sendiri. Organisasi tidak memiliki motivasi.

Page 76: MANAJEMEN KEPERAWATAN tugaaaaas

3. Rumusan dianggap tidak realistis untuk dicapai. Artinya visi danmisi tidak dipercaya oleh konstituen organisasi karena tidak selaras dengan sistemnilai organisasi.

4. Visi dan misi tidak fleksibel. Sementara organisasi harus tangguh menghadapi berbagai tantangan dan teguh menuju arah yg telah ditetapkan.

5.  Visi dan misi tidak didukung oleh strategi bisnis dan manajemen yang tepat.6.  Visi dan misi tidak ditopang oleh  kepemimpinan yg mampu merealisasikan visi dan

misi organisasi tersebut menjadi kenyataan.

Evi Rosalina

Program Studi – Magister Manajemen

http://profsuryanto.ubkom.org/2013/03/08/tugas-visi-dan-misi-organisasi/

http://startupbisnis.com/3-hal-yang-membedakan-antara-leader-dan-manager/

http://translate.google.com/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.mindtools.com/pages/article/newTMC_05.htm&prev=/search%3Fq%3Danalysis%2Bswot%26biw%3D1024%26bih%3D606

http://promobdg.com/hal-hal-yang-harus-dimiliki-seorang-pemimpin/

http://wolipop.detik.com/read/2013/07/18/180400/2307359/1133/kualitas-yang-harus-dimiliki-seorang-pemimpin--bag-1-

http://berauzha.blogspot.com/2010/10/action-plan.html