Tugas Manajemen Keperawatan

27
Tugas Manajemen Keperawatan Memberikan Pengarahan yang Efektif Disusun guna memenuhi sebagian syarat mata kuliah Manajemen Keperawatan Dosen Pengampu : Riana Dewi, S. Kep. MM. Disusun oleh Ismiaudia Frinawati Masfiyah Roza Ade Putri Pratiwi Rochmah Widowati Noviyanti Bq. Nurhafaza Hilmiati Irma Suryani Adita Canti Ahayu Nurrahman Apriani C/KP/VI KONSENTRASI INSTALASI GAWAT DARURAT PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

description

cara memberi pengarahan yang efektif

Transcript of Tugas Manajemen Keperawatan

Page 1: Tugas Manajemen Keperawatan

Tugas Manajemen Keperawatan

Memberikan Pengarahan yang Efektif

Disusun guna memenuhi sebagian syarat mata kuliah Manajemen Keperawatan

Dosen Pengampu : Riana Dewi, S. Kep. MM.

Disusun oleh

Ismiaudia Frinawati

Masfiyah

Roza Ade Putri Pratiwi

Rochmah Widowati

Noviyanti

Bq. Nurhafaza Hilmiati

Irma Suryani

Adita Canti Ahayu

Nurrahman Apriani

C/KP/VI

KONSENTRASI INSTALASI GAWAT DARURAT

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

2015

Page 2: Tugas Manajemen Keperawatan

Daftar Isi

Cover

Kata Pengantar …………………………………………………………… ii

Daftar Isi ……………………………………………………………...…… iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………….………………….… 1

A. Latar Belakang ……………………………….…………………… 1

B. Tujuan Masalah ……………………………….…………………… 2

C. Metode Penulisan ……………………………………………………. 3

D. Sistematika Penulisan ………………………………………….... 3

BAB II TINJAUAN TEORI ………………………………………………….… 4

A. Pengertian Pengarahan ………………………………………….... 4

B. Tujuan Pengarahan ………………………………………………….… 5

C. Metode Penulisan ……………………………………………………. 5

D. Jenis Komunikasi dalam Pengarahan ……………………………. 6

E. Pelaporan …………………………………………………………..... 8

BAB III PEMBAHASAN ………………………………………………….. 10

BAB III PENUUTUP ……………………………………………………...…... 14

A. Kesimpulan ………………………………………………………...… 14

B. Saran …………………………………………………………………... 14

Daftar Pustaka

ii | M e m b e r i k a n P e n g a r a h a n y a n g E f e k t i f

Page 3: Tugas Manajemen Keperawatan

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah

SWT, atas terselesaikannya pembuatan makalah Manajemen

Keperawatan ini yang berjudul Memberikan Pengarahan yang Efektif.

Rasa terima kasih yang besar juga saya ucapkan kepada berbagai

pihak yang telah membantu baik dari segi moril maupun materil

terhadap proses penyusunan makalah ini.

Makalah sederhana ini adalah sebuah hasil dari perpaduan

antara beberapa literature yang kami cari. Secara umum

pembahasannya berisi tentang kiat-kiat atau cara untuk memberikan

pengarahan yang efektif. sebagaimana diketahui, sebagai seorang

leader, misalnya dalam dunia keperawatan, diperlukan suatu

pengarahan agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan

terarah dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Makalah ini

kami buat dengan menggunakan metode deskripsi, guna untuk

mempermudah dalam memberikan pemahaman bagi pembaca dan

melalui poin-poin yang kami coba buat dengan sebaik mungkin.

Selanjutnya, penulis menyadari bahwa masih ada kesalahan,

untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat saya harapkan,

terima kasih…

Yogyakarta, 21Maret 2015

PENULIS

iii | M e m b e r i k a n P e n g a r a h a n y a n g E f e k t i f

Page 4: Tugas Manajemen Keperawatan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap orang dalam menjalani hidupnya akan bertemu dengan apa yang

sering disebut dengan organisasi, baik itu organisasi yang besar ataupun yang

kecil, dll. Setiap oraganisasi memiliki dasar dalam pengelolaannya, akan tetapi

tetap ada suatu hal yang dapat membedakannya seperti misalnya, gaya

pengelolaan, tujuan, dll. Contohnya, sebuah organisasi rumah sakit akan

dikelola dengan gaya formal atau serius untuk menghasilkan pendapatan.

Berbeda halnya dengan organisasi kemahasiswaan yang dikelola dengan gaya

informal atau tidak menghasilkan pendapatan yang berorientasi pada laba.

Akan tetapi, pada dasarnya fungsi-fungsi manajemen tersebut adalah bersifat

universal.

Fungsi-fungsi manajemen pada dasarnya adalah sama, dimana saja dan

kapan saja dalam sebuah organisasi. Fungsi manajerial akan sama untuk

organisasi berukuran besar, sedang, maupun kecil, kelompok, hobi, dan

sebagainya.

Walaupun dilaksanakan oleh seorang manajer yang berbeda, namun

fungsi-fungsi manajemen sama. Bahkan di negara yang berbeda budaya,

fungsi dan prinsip sekalipun. Misalnya, Taeko Fujisawa, salah seorang pendiri

perusahaan Honda Motor, mengatakan bahwa manajemen Jepang 95%

mengambil cara-cara manajemen Amerika yang di terapkan di Jepang, namun

sisa 5% dari perbedaan yang dimiliki manajemen Jepang dengan Amerika lah

yang membuat manajemen Jepang dipandang mempunyai ciri berbeda dengan

manajemen Amerika. Gaya manajemen Jepang menitik beratkan karyawan

atau sumber daya manusia sebagai modal utama atau yang terpenting dalam

kegiatan sebuah organisasi. Sedangkan, gaya manajemen Amerika

menganggap semata-mata karyawan hanyalah sebagai salah satu unit produksi

saja. Dan itulah yang membedakan antara gaya manajemen

1 | M e m b e r i k a n P e n g a r a h a n y a n g E f e k t i f

Page 5: Tugas Manajemen Keperawatan

Jepang dengan Amerika, manajemen Jepang lebih mengarahkan kepada

manajemen pastisipatif.

Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. definisi ini mengandung arti

bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan

orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan.

proses manajemen sendiri terdiri dari proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengawasan.

Seperti yang telah diterapkan oleh Jepang, yang mengarahkan kepada

manajemen partisipatif, dimana titik berat dalam sebuah manajemen yaitu

dengan cara memaksimalkan sumberdaya manusia sebagai modal utama

dalam sebuah kegiatan organisasi. Oleh karena itu diperlukan suatu

pengarahan yang baik dan efektif agar apa yang telah direncanakan oleh suatu

organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pengarahan

terhadap karyawan atau anggota yang telah tersusun atau terbentuk melalui

pengorganisasian.

Dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai

berikut; bagaiamanakah cara memberikan pengarahan yang efektif?

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana cara memberikan pengarahan yang

efektif pada karyawan atau anggota

2. Tujuan Khusus

- Untuk mengetahui bagaimana cara memberikan pengarahan yang

efektif pada karyawan sebagai seorang manajer.

- Untuk mengetahui cara berkomunikasi yang efektif dalam

memberikan pengarahan.

- Untuk mengetahui aktivitas apa saja yang berhubungan dengan

pengarahan

2 | M e m b e r i k a n P e n g a r a h a n y a n g E f e k t i f

Page 6: Tugas Manajemen Keperawatan

C. Metode Penulisan

Mertode penulisan makalah ini adalah menggunakan metode

deskripsi.

D. Sistematika Penulisan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

2. Tujuan Khusus

C. Metode Penulisan

D. Sistematika Penulisan

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Pengarahan

B. Tujuan Pengarahan

C. Fungsi Pengarahan

D. Jenis Komunikasi dalam Pengarahan

E. Pelaporan

BAB III

PEMBAHASAN

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar Pustaka

3 | M e m b e r i k a n P e n g a r a h a n y a n g E f e k t i f

Page 7: Tugas Manajemen Keperawatan

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Pengarahan

Secara umum, pengertian pengarahan adalah suatu proses pembimbingan,

pemberian petunjuk, dan instruksi kepada bawahan agar mereka mampu

bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. pengarahan berarti

memberikan petunjuk kepada bawahan tentang apa yang harus mereka

kerjakan atau tidak boleh mereka kerjakan. pengarahan mencakup berbagai

proses kegiatan, pedoman dan buku panduan yang telah ditentukan oleh

perusahaan.

Pengarahan dalam ilmu manajemen merupakan aspek hubungan

manusiawi dan kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia

mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif dan efisien untuk

mencapai suatu tujuan.

Pengarahan adalah fase kerja manajemen, dimana manajer berusaha

memotivasi, membina komunikasi, menangani konflik, kerja sama, negosiasi.

(Marquis dan Huston, 2010). Pengarahan adalah fungsi anajemen yang

memantau dan menyesuaikan perencanaan, proses dan sumber yang efektif

dan efisien mencapai tujuan (Huber, 2000). Pengarahan yang efektif akan

meningkatkan dukungan perawat untuk mencapai tujuan manajemen

keperawatan dan tujuan asuhan keperawatan (Swanburg, 2000). Motivasi

sering disertakan dengan kegiatan orang lain mengarahkan, bersamaan dengan

komunikasi dan kepemimpinan (Huber, 2006).

Memberi pengarahan adalah fungsi atau tugas yang keempat dari

pimpinan. Bila rencana pekerjaan sudah tersusun, struktur organisasi sudah

ditetapkan dan posisi-posisi atau jabatan-jabatan dalam struktur organisasi

atau dalam perusahaan sudah diisi, berkewajibanlah pimpinan untuk

menggerakkan bawahan, memutar roda mesin perusahaan dan

4 | M e m b e r i k a n P e n g a r a h a n y a n g E f e k t i f

Page 8: Tugas Manajemen Keperawatan

mengkoordinasi, agar apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat terealisasi.

Menggerakkan bawahan inilah yang dimaksud dengan fungsi keempat dari

pimpinan, yakni mengarahkan bawahan.

B. Tujuan Pengarahan

Secara umum tujuan pengarahan yang ingin dicapai pada setiap sistem

perusahaan maupun organisasi adalah sebagai berikut :

1. Menjamin kontinuitas kegiatan perusahaan.

2. Melaksanakan pekerjaan sesuai prosedur standar.

3. Menghindari kegiatan yang tidak produktif.

4. Membina disiplin kerja.

5. Membina motivasi yang terarah.

Namun, pada dasarnya tujuan dari pengarahan adalah bagaimana agar

seorang pegawai paham dan dapat melaksanakan tugas yang telah diberikan

dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan.

C. Fungsi Pengarahan

Fungsi pengarahan selalu berkaitan dengan perencanaan kegiatan

keperawatan di rumah sakit dalam rangka menugaskan perawat untuk

melaksanakan tugas demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kepala

ruangan dalam melakukan kegiatan pengarahan melalui: saling memberi

motivasi, membantu pemecahan masalah, melakukan pendelegasian

menggunakan komunikasi yang efektif, melakukan kolaborasi dan koordinasi.

(Swanburg, 2000). Memotivasi adalah menunjukkan arah tertentu kepada

perawat atau staf dan mengambil langkah yang perlu untuk memastikan

mereka sampai pada tujuan (Soeroso, 2003).

5 | M e m b e r i k a n P e n g a r a h a n y a n g E f e k t i f

Page 9: Tugas Manajemen Keperawatan

D. Jenis Komunikasi dalam Pengarahan

Jenis pengarahan ada 3, yaitu :

1. Orientasi

Orientasi adalah cara pengarahan dengan memberikan informasi yang

perlu agar kegiatan yang akan dikerjakan dapat dilaksanakan dengan

baik. Biasanya orientasi ini diberikan pada pegawai baru, dengan

tujuan untuk memberikan pengenalan dan pengertian tentang masalah

yang terjadi ditempat kerja. Akan tetapi, orientasi ini juga dapat

diberikan kepada pegawai lama, dengan tujuan untuk mengingatkan

dan agar pegawai dapat selalu memahami peranannya.

2. Perintah

Perintah adalah hal yang umum dilakukan seorang pemimpin terhadap

anggotanya. Definisi perintah adalah, permintaan dari pemimpin

kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan atau

mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu. Adapun

macam-macam perintah sebagai berikut:

Perintah umum dan khusus

Perintah umum mempunyai sifat luas, sedangkan perintah

khusus bersifat mendetail. Penggunaan perintah ini tergantung

kepada prefensi pemimpin, kemampuan untuk meramalkan

keadaan serta tanggapan yang diberikan oleh pegawai.

Perintah lisan dan tertulis

Penggunaan perintah lisan dan tertulis harus disesuaikan

dengan kemampuan seorang pegawai. Contohnya, jika seorang

pemimpin memberikan tugas yang sedikit rumit dan perlu

pemahaman yang sedikit lebih lama, maka sebaiknya

menggunakan perintah tertulis. Perintah tertulis dapat

menghindari adanya salah tafsir. Tetapi, jika dalam keadaan

mendesak perintah lisan akan lebih cepat diberikan walaupuan

dapat memberikan resiko yang lebih besar. Jadi, dengan kata

6 | M e m b e r i k a n P e n g a r a h a n y a n g E f e k t i f

Page 10: Tugas Manajemen Keperawatan

lain perintah lisan sebaiknya diberikan pada tugas-tugas yang

relative lebih mudah.

Perintah formal dan iformal

Perintah formal adalah perintah yang diberikan kepada pegawai

sesuai dengan tugas yang telah ditetapkan dalam organisasi

kerja. Sedangkan perintah informal lebih banyak mengandung

saran atau dapat pula berupa bujukan dan ajakan.

3. Delegasi wewenang

Pendelegasian wewenang lebih bersifat umum jika dibandingkan

dengan pemberian perintah. Dengan pendelegasian wewenang ini,

pemimpin dapat melimpahkan sebagian dari wewenang yang

dimilikinya kepada pegawainya.

Kegiatan komunikasi merupakan hal terpenting dalam kegiatan

pengarahan dalam suatu organisasi. Komunikasi dapat diibaratkan dengan

sistem syaraf dalam suatu organisasi hidup. Dalam kegiatan sebuah

perusahaan, informasi dapat mengalir dengan cara vertical, horizontal,

maupun diagonal.

1. Sistem komunikasi vertical

Sistem komunikasi vertical terjadi dan berlangsung dari atas maupun

dari bawah. Komunikasi dari atas terjadi saat manager mengadakan

komunikasi dengan pada bawahannya dari jenjang yang lebih tinggi ke

jenjang yang lebih rendah. Sebaliknya, komunikasi dari bawah terjadi

manakala bawahan mengadakan kontak lisan maupun tertulis dengan

manajer, ataupun juga dapat terjadi antara manajer pertama dengan

manajer menengah dan seterusnya.

2. Sistem komunikasi horizontal

Komunikasi ini terjalin antar departemen, unit dan bagian dalam satu

jenjang organisasi, atau komunikasi antar sesama rekan kerja dalam

jenjang yang sama.

7 | M e m b e r i k a n P e n g a r a h a n y a n g E f e k t i f

Page 11: Tugas Manajemen Keperawatan

3. Sistem komunikasi diagonal

Ketiga sistem komunikasi di atas banyak bergantung pada kedelapan

elemen penting yang harus selalu ada untuk menghasilkan komunikasi

yang efektif. Kedelapan pokok komunikasi menurut Stoner dan

Wankel (1986) tersebut meliputi hal-hal berikut:

a. Pengiriman (sender atau source)

b. Penyandian (encoding)

c. Pesan (message)

d. Penerima (receiver)

e. Pengurai sandi (decoding)

f. Penggaduh (noise)

g. Umpan balik (feedback)

Dalam penerapan fungsi pengarahan, manajer juga dituntur untuk

memainkan komunikasi melalui proses pembimbingan dan penyediaan para

bawahan. Oleh karena itu, perlu adanya:

1. Koordinasi

2. Integrasi

3. Sinkronasi

E. Pelaporan

Pelaporan sebenarnya dapat diberikan beberapa batasan, namun batasan

tersebut tidak mengikat batasan lain. Menurut moekijat (1980) memberikan

batasan laporan (report) adalah sebagai berikut:

- Laporan adalah pengenal informasi nyata yang ditujukan kepada orang

tertentu untuk tujuan tertentu.

- Laporan adalah setiap tulisan yang berisi hasil pengolahan data.

8 | M e m b e r i k a n P e n g a r a h a n y a n g E f e k t i f

Page 12: Tugas Manajemen Keperawatan

- Laporan adalah alat komunikasi ketika penulis membuat nenerapa

kesimpulan atau rekomendasi mengenai fakta atau keadaan-keadaan

yang telah diselidiki.

Dengan dibuatnya laporan, sebenarnya terdapat beberapa manfaat yang

dapat diambil. Manfaat yang diambil tersebut, antara lain sebagai berikut:

1. Tanggung gugat/pertanggung jawaban dan pengendalian.

2. Penyampaian informasi.

3. Sebagai bahan pengambilan keputusan.

4. Alat membina kerjasama dan koordinasi.

5. Alat pengembangan gagasan dan tukar-menukar pengalaman.

Seringkali orang mengalami kesulitan untuk mengembangkan laporan

yang efektif. Laporan yang efektif minimum memenuhi kriteria sebagai

berikut:

1. Benar dan objektif.

2. Jelas.

3. Efektif.

4. Tegas.

5. Konsisten.

6. Tepat waktu.

7. Lengkap.

9 | M e m b e r i k a n P e n g a r a h a n y a n g E f e k t i f

Page 13: Tugas Manajemen Keperawatan

BAB III

PEMBAHASAN

Seperti yang telah dijelaskan, bahwa pemberian pengarahan ini dilakukan

oleh seorang atasan atau manajer kepada bawahan atau anggotanya untuk

melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Pengarahan ini merupakan fungsi yang

menstimulir tindakan-tindakan atau apa yang diarahkan agar dapat dilaksanakan.

Tindakan tersebut adalah tindakan yang dilakukan bukan oleh mesin melainkan

manusia, karena yang dibahas disini adalah memberikan pengarahan kepada

bawahan. Sehingga, pengarahan yang diberikan meliputi pemberian perintah dan

motivasi pada personalia yang akan melaksanakan perintah tersebut. Hal yang

dijadikan contoh sebagai pembahasan disini adalah bagaimana memberika

pengarahan yang efektif sebagai seorang kepala ruangan kepada bawahannya

dalam lingkup keperawatan.

Kepala ruangan haruslah menunjukkan bahwa ia memiliki kemampuan

bekerja yang harmonis, bersikap objektif dalam menghadapi persoalan dalam

pelayanan keperawatan melalui pengamatan, dan objektif juga dalam menghadapi

tingkah laku stafnya. Kepala ruangan harus peka akan kodrat manusia yang punya

kelebihan dan kekurangan, memerlukan bantuan orang lain, mempunyai

kebutuhan yang bersifat pribadi dan sosial (Muninjaya, 2004).

Dari kata-kata yang tertulis di atas, maka menjadi seorang kepala ruangan

diperlukan sikap yang adil kepada setiap bawahannya sehingga ia mampu

memberi keharmonisan dalam dunia kerjanya, semisal di bangsal tempat dimana

ia bertugas.

Kata terkait dengan bersikap objektif disini adalah bagaimana seorang

kepala ruangan dapat bereaksi dengan persoalan yang ada tanpa terfokus pada

issue atau gossip yang tersebar di likungan kerjanya, melaikan ia bisa menemukan

hal yang sebenarnya terjadi melalui pengamatan tapi tidak juga mengabaikan data

subyektif yang ada. Contohnya, saya pernah mendengar cerita dari seorang dosen

ketika tengah mengajar di kelas. Beliau bercerita, ketika ia tengah bertugas

10 | M e m b e r i k a n P e n g a r a h a n y a n g E f e k t i f

Page 14: Tugas Manajemen Keperawatan

menjadi seorang manajer dalam lingkup kerjanya di rumah sakit. Ia mendengar

banyak keluhan tentang salah satu anggotanya dalam ruangan tersebut yang sering

membolos kerja. Ia sebagai manajer tidak hanya terfokus pada keluahan yang ada,

melainkan membuktikannya sendiri mengenai kebenaran dari keluhan anggotanya

kerjanya yang lain. Sehingga saya simpulkan bahwa beliau dalam bekerja dapat

menyelesaikan masalah yang ada dengan objektif, namun tidak mengabaikan

subjektivitas yang ada.

Setiap orang memiliki karakteristik, tinggat pengetahuan dan daya tanggap

yang berbeda. Saat dihadapkan dengan beragam jenis staf, seorang kepala ruangan

harus dapat memposisikan dirinya. Tidak berat sebelah terhadap satu pihak atau

satu sisi. Karena itu seorang kepala ruangan dikatakan harus peka akan kodrat

manusia yang punya kelebihan dan kekurangan, memerlukan bantuan orang lain,

mempunyai kebutuhan yang bersifat pribadi dan sosial.

Manajer keperawatan harus memiliki keterampilan komunikasi

interpersonal yang baik. Kepala ruangan setiap hari berkomunikasi dengan pasien,

staf, dan atasan setiap hari (Nursalam, 2012). Komunikasi membentuk inti

kegiatan manajemen dan melewati semua proses manajemen (Marquis dan

Huston, 2010).

Menurut pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi

adalah hal yang penting dalam setiap kegiatan. Komunikasi ini digunakan untuk

menyampaikan pesan dari pemberi pesan pada penerima pesan, sehingga

diharapkan, setelah terbentuknya komunikasi yang baik, pengarahan terhadap

suatu hal dapat tersampaikan dan dapat terlaksana dengan baik.

Prinsip komunikasi manajer keperawatan menurut Nursalam (2012), yaitu:

1. Manajemen harus mengerti struktur organisasi, siapa yang terkena

dampak dari keputusan yang dibuat. Jaringan komunikasi formal dan

informal perlu dibangun antara manajer dan staf.

2. Komunikasi bukan hanya sebagai perantara, tetapi sebagai proses yang

tak terpisahkan dalam organisasi.

11 | M e m b e r i k a n P e n g a r a h a n y a n g E f e k t i f

Page 15: Tugas Manajemen Keperawatan

3. Komunikasi harus jelas, sederhana dan tepat.

4. perawat professional dalah mampu berkomunikasi dengan secara

adekuat, lengkap dan cepat.

5. Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasi dapat

diterima.

6. Menjadi pendengar yang baik adalah komponen penting dalam

komunikasi.

Koflik sering terjadi dalam tatanan asuhan keperawatan. Konflik yang

terjadi antar staf dengan staf, staf dengan pasien, staf dengan keluarga dan

pengunjung, staf dengan dokter (Swanburg, 2000). Manajer memiliki interaksi

dengan staf yang memiliki nilai, keyakinan, latar belakang dan tujuan berbeda

yang menjadi sumber terjadinya konflik (Maequis dan Huston, 2010). Sebagai

manajer keperawatan, kepala ruangan memiliki asumsi bahwa konflik suatu hal

yang dapat dihindari dan jika konflik tidak dikelola dengan baik, maka dapat

menghasilkan penyelesaian yang kreatif dan berkualitas. Kepala ruang

menggunakan konflik yang konstruktif dalam menjadikan lingkungan yang

produktif (Nursalam, 2012).

Pengarahan akan mencapai tujuannya jika dikerjakan dengan baik.

Dauglas dalam Swansburg (2000) mengatakan bahwa ada dua belas aktivitas

teknis yang berhubungan dengan pengarahan pada manajemen, yaitu:

1. Merumuskan tujuan perawatan yang realistis untuk pelayanan

keperawatan, pasien dan perawat pelaksana.

2. Memberikan prioritas utama untuk kebutuhan klien sehubungan

dengan tugas-tugas perawat pelaksana.

3. Melaksanakan koordinasi untuk efisiensi pelayanan.

4. Mengidentifikasi tanggung jawab dari perawat pelaksana.

5. Memberikan perawatan yang berkesinambungan.

6. Mempertimbangkan kebutuhan terhadap tugas-tugas dari perawat

pelaksana.

12 | M e m b e r i k a n P e n g a r a h a n y a n g E f e k t i f

Page 16: Tugas Manajemen Keperawatan

7. Memberikan kepemimpinan untuk perawat dalam hal pengajaran,

konsultasi dan evaluasi.

8. Mempercayai anggota.

9. Menginterpretasikan protocol.

10. Menjelaskan prosedur yang harus diikuti.

11. Memberikan laporan ringkas dan jelas.

12. Menggunakan proses kontrol manajemen.

13 | M e m b e r i k a n P e n g a r a h a n y a n g E f e k t i f

Page 17: Tugas Manajemen Keperawatan

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengarahan akan mencapai tujuannya jika dilakukan dengan baik. Dalam

memberikan pengarahan yang baik dan efektif, seorang manajer harus memiliki

keterampilan komunikasi yang baik. Disamping itu, seorang manajer diharapkan

memiliki kemampuan bekerja yang harmonis, bersikap objektif serta peka,

sehingga menjadi pribadi yang menyenangkan bagi staf atau bawahannya dan

akan mempermudah seorang manajer dalam memberikan pengarahan. Adapun

jika terjadi suatu konflik, maka seorang manajer harus dapat meredakannya

dengan cara yang sedemikian rupa dan dengan cara yang baik tanpa harus

memihak kepada satu pihak saja atau menjatuhkan pihak satunya. Membangun

hubungan dengan komunikasi yang baik akan memberikan efek yang positif

dalam pemberian pengarahan yang efektif.

B. Saran

Saran yang dapat penulis berikan terhadap pembaca dalam memberikan

adalah, ketika tengah menjadi seorang pemimpin atau manajer, haruslah

memperhatikan kondisi staf atau seseorang yang diberikan pengarahan. Seperti,

sejauh mana pemahamannya akan arahan yang diberikan, sehingga tidak menjadi

penyulit saat ingin mencapai tujuan yang diinginkan.

14 | M e m b e r i k a n P e n g a r a h a n y a n g E f e k t i f

Page 18: Tugas Manajemen Keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Herlambang, Susatyo. 2013. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Gosyen

Publishing

Manullang, M. 2004. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press

_____. _____. Pengarahan dalam Manajemen. dikutip dari

_https://www.academia.edu/6229572/FUNGSI_Pengarahan_DALAM_M

ANAJEMEN . Diakses tanggal 10 Maret 2015, pukul 17. 15 WIB

| M e m b e r i k a n P e n g a r a h a n y a n g E f e k t i f