presus hipertensi IKK

63
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Penyakit hipertensi di negara-negara industri merupakan salah satu masalah kesehatan utama, di Indonesia hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan oleh dokter yang bekerja pada pelayanan kesehatan primer karena angka prevalensinya yang tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkanya.hipertensi. Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot jantung. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya dan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain. Di Indonesia banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang. Hipertensi primer meliputi kurang lebih 90% dari seluruh pasien hipertensi dan 10% lainnya 1

Transcript of presus hipertensi IKK

Page 1: presus hipertensi IKK

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Penyakit hipertensi di negara-negara industri merupakan salah satu

masalah kesehatan utama, di Indonesia hipertensi juga merupakan masalah

kesehatan yang perlu diperhatikan oleh dokter yang bekerja pada pelayanan

kesehatan primer karena angka prevalensinya yang tinggi dan akibat jangka

panjang yang ditimbulkanya.hipertensi. Hipertensi merupakan peningkatan

tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ,

seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah

jantung dan otot jantung.

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu

hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya dan hipertensi sekunder

yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain. Di Indonesia banyaknya

penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang. Hipertensi primer meliputi

kurang lebih 90% dari seluruh pasien hipertensi dan 10% lainnya disebabkan

oleh hipertensi sekunder. Sekitar 50% dari golongan hipertensi sekunder dapat

diketahui penyebabnya dan dari golongan ini hanya beberapa persen yang dapat

diperbaiki kelainannya. Sekitar 50% dari golongan hipertensi primer tidak

menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga cenderung untuk menjadi

hipertansi berat karena ketidaktahuan akan faktor resiko dari hipertensi.

Prevalensi hipertensi terkontrol hanya 4% padahal biaya pengobatan

hipertensi yang tidak terkontrol jauh lebih besar daripada biaya yang dibutuhkan

untuk pencegahannya, karena itu selain memberikan terapi farmakologis dokter

juga mempunyai kewajiban untuk mengedukasi pasien untuk berubah prilaku,

pola makan dan gaya hidup sehat untuk mrnunjang pengobatannya.

1

Page 2: presus hipertensi IKK

Praktek dokter keluarga ialah praktek kedokteran dalam pelayanan primer

atau kontak pertama yang dijalankan secara paripurna atau komprehensif.

Pelayanan yang diberikan harus meliputi pelayanan promosi kesehatan

(promotif), pencegahan penyakit (preventif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan

(rehabilitatif).

B. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS WIROBRAJAN

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional,

merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina

peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan

terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas

pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.

Sesuai keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor

128/MENKES/II/2004, puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak

pengembangan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, serta

pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat wilayah kerjanya.

Puskesmas Wirobrajan merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan di

wilayah kerja Puskesmas Wirobrajan dan memiliki satu puskesmas pembantu

yaitu puskesmas Tegalmulyo.

Puskesmas Wirobrajan terletak di kota Yogyakarta dengan batas-batas

wilayah sebagai berikut :

Sebelah utara : Kecamatan Tegalrejo

Sebelah timur : Kecamatan Ngampilan dan Mantrijeron

Sebelah selatan : Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul

Sebelah Barat : Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul

2

Page 3: presus hipertensi IKK

Luas wilayah Kecamatan Wirobrajan adalah 1,78 km2dengan pembagian

kelurahan menjadi 3 kelurahan terdiri dari :

1. Kelurahan Pakuncen : 56 RT, 12 RW

2. Kelurahan Wirobrajan : 58 RT, 12 RW

3. Kelurahan Patangpuluhan : 51 RT, 10 RW

Jumlah penduduk kecamatan Wirobrajan 30.519 jiwa dengan perincian

penduduk laki-laki sebanyak 15.179 jiwa dan penduduk wanita 15.333 jiwa.

Sasaran kesehatan wilayah kerja puskesmas Wirobrajan (mengacu pada indikator

Indonesia sehat 2010 dan SPM) diantaranya yitu :

1. Derajat kesehatan

2. Keadaan lingkungan

3. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

4. Pelayanan kesehatan

5. Perbaikan gizi masyarakat

Puskesmas Wirobrajan dilengkapi dengan UGD (Unit Gawat Darurat)

dan ambulans yang setiap saat dapat digunakan pada jam kerja. Puskesmas

Wirobrajan belum melayani pasien rawat inap. Kegiatan pelayanan secara umum

meliputi: Balai pengobatan umum (BPU), Balai pengobatan gigi (BPG),

BKIA/KB (Balai Kesehatan Ibu dan Anak/Keluarga Berencana), Unit farmasi,

Unit puskesmas keliling, UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Konseling gizi,

Kesehatan lingkungan, Promosi kesehatan, Poli lansia dan konseling berhenti

merokok. Pelayanan khusus kepada balita dan usila dilaksanakan pada kegiatan

luar gedung yaitu kegiatan posyandu.

3

Page 4: presus hipertensi IKK

Pelayanan dokter keluarga yang melibatkan dokter keluarga sebagai

penapis (gate keeper) di tingkat pelayanan primer, dokter spesialis di tingkat

pelayanan sekunder, rumah sakit rujukan dan sistem jaminan pemeliharaan

kesehatan yang bekerja secara bersama-sama, menempatkan dokter keluarga

pada posisi yang sangat strategis dalam pembangunan kesehatan.

Tujuan yang ingin dicapai dalam pelayanan kedokteran keluarga adalah

memberikan pelayanan kesehatan bagi individu dan keluarga serta masyarakat

yang bermutu namun terkendali biayanya, yang tercermin dalam tata laksana

pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter keluarga.

REKAPITULASI 10 BESAR PENYAKIT PADA KUNJUNGAN PASIEN

PUSKESMAS TAHUN 2009

No Kode Diagnosis Jumlah Kunjungan

1 J06 Infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas

6707

2 110 Hipertensi primer 20233 K04 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 19234 R51 Nyeri kepala 16665 E11 Diabetes mellitus Tipe II 16046 L30 Dermatitis lainnya 11447 R50 Demam yang tidak diketahui sebabnya 12598 Commn cold 10719 K29 Gastritis 50310 115 Hipertensi sekunder 935(Sumber Puskesmas Wirobrajan)

4

Page 5: presus hipertensi IKK

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Laporan ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat ujian Kepaniteraan

Klinik Ilmu Kedokteran Keluarga Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta

2. Tujuan Khusus

Sebagai sarana pembelajaran dan penerapan prinsip-prinsip pelayanan

kedokteran keluarga dalam mengatasi masalah penyakit dalam keluarga

dan faktor masalah dalam keluarga serta fungsi keluarga.

D. Manfaat

1. Manfaat bagi Puskesmas

Sebagai sarana bagi perencanaan peningkatan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat dan mengoptimalkan peranan Puskesmas.

2. Manfaat bagi Penulis

Sebagai sarana pembelajaran dan pengalaman dalam upaya peningkatan

pelayanan kesehatan dengan menerapkan ilmu-ilmu kedokteran keluarga.

3. Manfaat bagi Pembaca

Sebagai sarana ilmu pengetahuan dan pembelajaran serta informasi

tentang pelayanan kesehatan masyarakat.

5

Page 6: presus hipertensi IKK

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

HIPERTENSI

A. Definisi

Menurut Joint National Committee 7 (2003), hipertensi didefinisikan sebagai

tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih atau tekanan darah diastolik 90

mmHg atau lebih, sedangkan menurut WHO tahun 1999, hipertensi adalah

tekanan darah yang sama atau melebihi 140 mm Hg sistolik dan atau sama atau

melebihi 90 mmHg diastolik pada seseorang yang tidak menggunakan anti

hipertensi.

B. Etiologi

Menurut Yogiantoro et al (2006), berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat

dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu:

1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui

penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Disebabkan oleh berbagai faktor

seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-

angiotensin, dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko, seperti obesitas,

alkohol, merokok serta polisitemia.

2. Hipertensi sekunder. Adalah hipertensi yang penyebabnya diketahui.

Penyebabnya banyak disebabkan oleh penyakit ginjal, penggunaan estrogen,

hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, sindrom Cushing,

feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan

kehamilan dan lain-lain.

6

Page 7: presus hipertensi IKK

C. Epidemiologi

Distribusi epidemiologi penyakit hipertensi terdiri dari :

1. Person (orang)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit hipertensi dilihat

dari segi orang :

a. Umur Penyakit hipertensi pada kelompok umur paling dominant

berumur (31-55tahun). Hal ini dikarenakan seiring bertambahnya usia, tekanan

darah cenderung meningkat. Yang mana penyakit hipertensi umumnya

berkembang pada saat umur seseorang mencapau paruh baya yakni cenderung

meningkat khususnya yang berusia lebih dari 40 tahun bahkan pada usia lebih

dari 60 tahun keatas.

b. Jenis kelamin Penyakit hipertensi cenderung lebih tinggi pada jenis

kelamin perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dikarenakan pada

perempuan meningkat seiring dengan bertambahnya usia yang mana pada

perempuan  masa premenopause cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi

daripada laki-laki penyebabnya sebelum menopause, wanita relatife terlindungi

dari penyakit kardiovaskuler oleh hormone estrogen yang dimana kadar estrogen

menurun setelah menopause.

c. Status gizi     Keadaan Zat gizi seperti karbohidrat, protein dan lemak

Kekurangan   atau kelebihan salah satu unsur zat gizi akan menyebabkan

kelainan atau penyakit. Oleh karena itu, perlu diterapkan kebiasaan makanan

yang  seimbang sejak usia dini dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan

masing-masing individu agar tercapai kondisi kesehatan yang prima.Dimana ini

merupakan faktor penting sebagai zat pembangun atau protein ini penting untuk

pertumbuhan dan mengganti sel-sel rusak yang didapatkan dari bahan makanan

hewani atau tumbuh-tumbuhan (nabati).Sehingga ini  sebagai penunjang untuk

7

Page 8: presus hipertensi IKK

membantu menyiapkan makanan khusus serta mengingatkan kepada penderita,

makanan yang harus dihindari/dibatasi.

d. Faktor psikokultural  Penyakit Hipertensi ada banyak hubungan

antara psiko-kultural, tetapi belum dapat diambil kesimpulan.Namun pada

dasarnya dapat berpengaruh apabaila terjadi stres, psikososial akut menaikkan

tekanan darah secara tiba-tiba yang mana ini merupakan penyebab utama

terjadinya penyakit hipertensi dan merupakan masalah kesehatan yang layak

untuk perlu diperhatikan.

2. Place (tempat)

Tempat yang dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan kasus

hipertensi adalah merupakan wilayah yang berdominan dipesisir dari pada

dipegunungan. Yang dimana penduduk yang berdomisil didaerah pesisir

lebih rentan terhadap penyakit hipertensi karena tingkat mengkonsumsi

garam lebih tinggi atau berlebihan dibanding daerah pegunungan yang

kemungkinan lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan

3. Determinan

Determinan atau faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit

Hipertensi adalah :

a). Faktor herediter didapat pada keluarga yang umumnya hidup dalam

lingkungan dan kebiasaan makan yang sama.

b)  Konsumsi garam : telah jelas ada hubungan, tetapi data pe-nelitian pada

daerah-daerah dimana konsumsi garam tinggi tidak selalu mempunyai prevalensi

tinggi

c)   Obesitas : telah diketahui adanya korelasi timbal balik antara obesitas dan

hipertensi

8

Page 9: presus hipertensi IKK

D. Klasifikasi dan Manifestasi klinis

Klasifikasi pengukuran tekanan darah berdasarkan kriteria Joint National

Comitte (JNC) 7 tahun 2003 adalah sebagai berikut:

Klasifikasi Tekanan Darah

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal <120 dan <80Prehipertensi 120-139 atau 80-89Hipertensi Stadium I 140-159 atau 90-99Hipertensi Stadium II ≥160 atau ≥ 100

Manifestasi klinis hipertensi : Peninggian tekanan darah kadang-kadang

merupakan satu-satunya gejala. Bila demikian, gejala baru muncul setelah terjadi

komplikasi pada mata, ginjal, otak atau jantung. Gejala lain yang sering

ditimbulkan adalah sakit kepala, epistaksis, sering marah, telinga mendengung,

rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang dan pusing.

E. Faktor Resiko

Faktor risiko hipertensi, beberapa di antaranya dapat dikendalikan atau

dikontrol dan tidak dapat dikontrol diantaranya :

1.      Faktor risiko yang dapat dikendalikan atau dikontrol yaitu obesitas,

kurang olahraga, merokok, menderita diabetes mellitus, menkonsumsi garam

berlebih, minum alKohol, diet, minum kopi, pil KB , stress emosional dan

sebagainya.

2.      Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan atau tidak dapat dikontrol

yaitu Umur, jenis kelamin, dan genetic.     

9

Page 10: presus hipertensi IKK

F. Patofisiologi dan Patogenesis

Hipertensi terbukti sering muncul tanpa gejala, berarti gejala bukan

merupakan tanda untuk diagnostik dini, dokter harus aktif menemukan tanda

awal hipertensi, sebelum timbul gejala dan hipertensi muncul tidak dapat

dirasakan atau tanpa gejala dan terjadi kelainan pada jantung, otak, ginjal, dan

pembuluh darah tubuh berupa arteriosklerosis kapiler. Hal ini, karena ada

hubungan antara hipertensi, penyakit jantung koroner, dengan gagal ginjal

khususnya gagal ginjal kronik.

Munculnya hipertensi, tidak hanya disebabkan oleh tingginya tekanan

darah., akan tetapi, ternyata juga karena adanya faktor risiko lain seperti

komplikasi penyakit dan kelainan pada organ target, yaitu jantung, otak, ginjal,

dan pembuluh darah. Dan Justru lebih sering muncul dengan faktor risiko lain

yang mana sedikitnya timbul sebagai sindrom X atau Reavan, yaitu hipertensi

plus gangguan toleransi glukosa atau diabetes mellitus DM), dislipidemia, dan

obesitas.Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140

mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan

diastolik masih dalam kisaran normal.

Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan

bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah;

tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik

terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan

atau bahkan menurun drastis.

E. Diagnosis

Menurut European Society of Hypertension (ESH) dan European Society

of Cardiology (ESC) 2007, prosedur diagnosa hipertensi terdiri atas:

pemeriksaan tekanan darah, identifikasi faktor resiko, dan pemeriksaan

10

Page 11: presus hipertensi IKK

adanya kerusakan organ dan penyakit lain yang terjadi bersamaan atau

menyertai keadaan klinis yang ada.

F. Penatalaksanaan

Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis

penatalaksanaan:

1. Penatalaksanaan non farmakologis atau perubahan gaya hidup;

Modifikasi kebiasaan hidup dilakukan pada setiap penderita hipertensi,

meskipun cara ini tidak dapat dilakukan sebagai cara tunggal untuk setiap

derajat hipertensi, akan tetapi cukup potensial dalam menurunkan faktor

resiko kardiovaskuler dan bermanfaat pula menurunkan tekanan darah.

Disamping itu diharapkan memperbaiki efikasi obat antihipertensi.

Keuntungan lain karena merupakan upaya penatalaksanaan hipertensi yang

murah dengan efek samping minimal.

Menurut JNC 7, modifikasi kebiasaan hidup untuk pencegahan dan

penatalaksanaan hipertensi adalah sebagai berikut:

Menurunkan berat badan (index masa tubuh diusahakan 18,5 - 24,9 kg/m2)

diperkirakan menurunkan TDS 5-20 mmHg/10 kg penurunan berat badan.

Diit dengan asupan cukup kalium dan kalsium dengan mengkonsumsi

makanan kaya buah, sayur, rendah lemak hewani dan mengurangi asam

lemak jenuh diharapkan menurunkan TDS 8-14 mmHg

Mengurangi konsumsi natrium tidak lebih dari 100 mmoU hari (6 gram

NaCI), diharapkan menurunkan TDS 2-8 mmHg

Meningkatkan aktifitas fisik misalnya dengan berjalan minimal 30

menit/hari diharapkan menurunkan TDS 4-9 mmHg

Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol. Mengurangi

konsumsi alkohol 2 gelas ( 30 mL ethanol) per hari pada laki-laki dan1

gelas per hari pada wanita dan pasien kurus diharapkan dapat menurunkan

11

Page 12: presus hipertensi IKK

TDS 2–4 mmHg

2. Penatalaksanaan farmakologis atau dengan obat

Pengobatan hipertensi primer ditujukan untuk menurunkan tekanan darah

dengan harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi.

Pengobatan ini adalah pengobatan jangka panjang dengan kemungkinan besar

untuk seumur hidup.

Klasifikasi dan Tatalaksana Tekanan Darah Menurut JNC 7

Klasifikasitekanan darah

TDSmmHg

TDDmmHg

Perubahangaya hidup

Terapi obat awal

Tanpa Indikasi yang Memaksa

Dengan Indikasi yang Memaksa

Normal <120 Dan < 80 Dianjurkan

Pre-hipertensi 120-139 Atau 80-89 Ya Tidak ada obat antihipertensi yang dianjurkan

Obat-obatan untuk compelling indication

Hipertensi Stadium 1

140-159 Atau 90-99 Diuretika jenis thiazide untuk sebagian besar, dapat dipertimbangkan ACEI, ARB, OB, CCB, atau kombinasi.

Obat-obatan untuk compelling indications.Obat antihipertensi lainnya (diuretika, ACEI, ARB, PB, CCB) sesuai kebutuhan

Hipertensi Stadium 2

160 atau 100 Kombinasi 2 obat untuk sebagian besar (umumnya jenis thiazide dan ACEI atau AR atau (3B atau CCB)

Obat-obatan untuk compelling indications.Obat antihipertensi lainnya (diuretika, ACEI, ARB, Bb, CCB) sesuai kebutuhan

12

Page 13: presus hipertensi IKK

Pemilihan obat anti hipertensi menurut ESH-ESC (2007) harus

mempertimbangkan manfaat utama pengobatan hipertensi, yaitu penurunan tekanan

darah itu sendiri. Terdapat bukti bahwa obat-obat kelas tertentu dapat memiliki efek

berbeda, dan pada kelompok penderita tertentu obat-obatan tidak memiliki efek

samping yang setara, terutama pada individu tertentu. Kelas-kelas utama obat

antihipertensi seperti diuretik, -bocker, calcium antagonist, ACE inhibitor, ARB

dapat dipakai sebagai pilihan awal dan juga pemeliharaan. Pilihan obat awal menjadi

tidak penting karena kebutuhan untuk menggunakan kombinasi 2 obat atau lebih

untuk mencapai tekanan darah target. Dengan banyaknya bukti-bukti ilmiah, pilihan

obat tergantung banyak faktor, antara lain: Pengalaman pasien sebelumnya dengan

obat antihipertensi, harga obat, gambaran resiko, ada tidaknya kerusakan organ dan

penyakit penyerta, serta pilihan pasien.

Pada sebagian besar pasien, pengobatan dimulai dengan dosis kecil obat

antihipertensi yang dipilih, dan jika perlu dosisnya secara perlahan-lahan dinaikkan,

bergantung pada umur, kebutuhan, dan hasil pengobatan. Obat antihipertensi yang

dipilih sebaiknya yang mempunyai efek penurunan tekanan darah selama 24 jam

dengan dosis sekali sehari, dan setelah 24 jam efek penurunan tekanan darahnya

masih diatas 50 % efek maksimal. Obat antihipertensi kerja panjang yang mempunyai

efek penurunan tekanan darah selama 24 jam lebih disukai daripada obat jangka

pendek disebabkan oleh beberapa faktor :

1) Kepatuhan lebih baik dengan dosis sekali sehari

2) Harga obat dapat lebih murah

3) Pengendalian tekanan darah perlahan-lahan dan persisten

4) Mendapat perlindungan terhadap faktor resiko seperti kematian mendadak,

serangan jantung, dan stroke, yang disebabkan oleh peninggian tekanan darah

pada saat bangun setelah tidur malam hari.

Ternyata kebanyakan penderita hipertensi memerlukan dua atau lebih obat

antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah. Jika target tekanan darah belum

13

Page 14: presus hipertensi IKK

tercapai penambahan obat kedua dari klas lain harus segera ditambahkan. Jika

tekanan darah 20/10 mmHg diatas target tekanan darah dipertimbangkan pengobatan

awal dengan menggunakan dua macam klas obat sebagai obat kombinasi tetap atau

masing-masing diberikan tersendiri.

Pemberian dua obat antihipertensi sejak awal ini akan mempercepat

tercapainya target tekanan darah. Akan tetapi harus diwaspadai kemungkinan

hipotensi ortostatik terutama pada penderita diabetes, disfungsi saraf otonom dan

penderita geriatric. Penggunaan obat generik atau kombinasi perlu dipertimbangkan

untuk mengurangi biaya. Penderita paling sedikit harus dievaluasi setiap bulan untuk

penyesuaian obat agar target tekanan darah segera tercapai. Jika target sudah tercapai,

evaluasi dapat dilakukan tiap 3 bulan. Penderita dengan hipertensi derajat 2 atau

dengan faktor komorbid misalnya diabetes, dan payah jantung, memerlukan evaluasi

lebih sering. Faktor resiko kardiovaskuler yang lain serta adanya kondisi komorbid

harus secara bersama diobati sampai seoptimal mungkin.

Pada sebagian besar pasien hipertensi, terapi harus dimulai bertahap, dan

penurunan tekanan darah dicapai secara progresif dalam beberapa minggu. Untuk

mencapai target tekanan darah, tampaknya sebagaian besar pasien memerlukan terapi

kombinasi lebih dari satu obat. Menurut tekanan darah awal dan ada tidaknya

komplikasi, tampaknya cukup beralasan untuk memulai terapi dengan obat tunggal

dosis rendah atau kombinasi dua obat dosis rendah Terdapat keuntungan dan kerugian

dari kedua pendekatan ini.

14

Page 15: presus hipertensi IKK

Algoritme pengobatan hipertensi (JNC 7)

15

Modifikasi gaya hidup

Tidak mencapai target tekanan darah (< 140/90 mmHg) (<130/80 untuk penderita diabetes atau penyakit ginjal kronik)

PILIHAN OBAT AWAL

Dengan indikasi yang memaksa (with compelling indications)

Hipertensi stage 1 (TDS 140-159 atau TDD 90-99 mmHg)

Diuretika jenis thiazide untuk sebagian besar kasus Dapat dipertimbangkan ACEI, ARB, Bb, CCB, atau kombinasi

Hipertensi stage 2 (TDS 160 atau TDD 100 mmHg)

Kombinasi 2 obat untuk sebagian besar kasus (umumnya diuretika jenis thiazide dan ACEI, atau ARB, atau PB, atau CCB

Obat-obat untuk indikasi yang memaksa (compelling indications)

Obat antihipertensi lain sesuai kebutuhan diuretika, ACEI, ARB, f3b, CCB)

Optimalkan dosis atau berikan tambahan obat sampai target tekanan darah tercapai, pertimbangkan konsultasi dengan

ahli hipertensi

TIDAK MENCAPAI TARGET TEKANAN DARAH

Tanpa indikasi yang memaksa (without compelling indiacations)

Page 16: presus hipertensi IKK

Menurut ESH-ESC (2007), pemilihan antara monoterapi dan terapi kombinasi

harus mempertimbangkan tingkat tekanan darah yang belum diterapi, ada tidaknya

kerusakan organ dan faktor resiko.

Kombinasi 2 obat yang efektif dan ditoleransi dengan baik adalah :

Diuretika dan beta bloker

Diuretic dengan ACE inhibitor w au ARB

Calcium antagonis (dehidropiri(lin) dan beta blocker

Calcium antagonist dan ACE Inhibitor atau ARB

16

Pilihan antara

Obat tunggal dosis rendah

Kombinasi 2 obat dengan dosis rendahJika target tekanan darah

tidak tercapai

Obat sebelumnya dengan dosis

maksimal

Ganti ke obat lain dengan dosis

rendah

Kombinasi sebelumnya dengan dosis

maksimal

Tambahkan obat ketiga dengan dosis rendah

Jika target tekanan darah tidak tercapai

Kombinasi 2 atau 3 obat

Monoterapi dosis

Kombinasi 3 obat pada dosis efektif

Page 17: presus hipertensi IKK

Calcium antagonist dan diuretic

Alfa blocker dan beta blocker

Oleh karena faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan tekanan darah

pada hipertensi primer sangat banyak, obat antihipertensi yang dikembangkan tentu

saja berdasarkan pengetahuan patofisiologi tersebut. Obat golongan diuretic,

penyekat beta, antagonis kaslsium, dan penghambat enzim konversi angiotensin

(penghambat ACE), merupakan antihipertensi yang sering digunakan pada

pengobatan.

a. Diuretic

Mempunyai efek antihipertensi dengan cara menurunkan volume

ekstraseluler dan plasma sehingga terjadi penurunan curah jantung.

b. Golongan penghambat simpatetik

Penghambatan aktivitas simpatik dapat terjadi pada pusat vasomotor otak

seperti pada pemberian metildopa dan klonidin atau pada ujung saraf perifer

seperti reserpin dan guanetidin. Metildopa mempunyai efek antihipertensi dengan

menurunkan tonus simpatik secara sentral.

c. Penyekat beta

Mekanisme antihipertensi obat ini adalah melalui penurunan curah jantung

dan penekanan sekresi renin. Obat ini dibedakan dalam 2 jenis : yang

menghambat reseptor beta 1 dan yang menghambat reseptor beta 1 dan 2.

Penyekat beta yang kardioselektif berarti hanya menghambat reseptor beta 1, akan

tetapi dosis tinggi obat ini juga menghambat reseptor beta 2 sehingga penyekat

beta tidak dianjurkan pada pasien yang telah diketahui mengidap astma bronchial.

Kadar renin pasien dapat dipakai sebagai predictor respons antihipertensi

penyekat beta karena mekanisme kerjanya melalui system renin-angiotensin.

d. Vasodilator

Yang termasuk golongan ini adalah doksazosin, prazosin, hidralazin,

minoksidil, diazoksid, dan sodium nitropusid. Obat golongan ini bekerja langsung

17

Page 18: presus hipertensi IKK

pada pembuluh darah dengan cara relaksasi otot polos yang akan mengakibatkan

penurunan resistensi pembuluh darah. Hidralazin, minoksidil, dan diazoksid

bekerja pada arteri sehingga penurunan resistensi pembuluh darah akan diikuti

oleh peninggian aktivitas simpatik, yang akan menimbulkan takikardia, dan

peninggian kontraktilitas otot miokard yang akan mengakibatkan peningkatan

curah jantung.

e. Penghambat enzim konversi angiotensin

Yang pertama kali digunakan dalam klinik adalah enalapril dan kaptopril.

Kaptopril yang dapat diberikan peroral menurunkan tekanan darah dengan cara

menghambat enzim konversi angiotensin sehingga terjadi penurunan kadar

angiotensin 11, yang mengakibatkan penurunan aldosteron dan dilatasi arteriol.

Selain itu, obat ini menghambat degradasi bradikinin yang merupakan vasodilator

kuat yang akan memperkuat efek antihipertensinya. Pada hipertensi ringan dan

sedang dapat diberikan dosis 2 kali 12,5 mg tiap hari. Dosis yang biasa adalah 25-

50 mg tiap hari. Pada saat ini sudah beredar obat penghambat enzim konversi

angiotensin yang lain seperti lisinopril, fosinopril, ramipril, silazapril, benazepril,

kuinopril, dan delapril.

f. Antagonis kalsium

Hubungan antara kalsium dengan system kardiovaskuler telah lama diketahui.

Aktivitas kontraksi otot polos pembuluh darah diatur oleh kadar ion kalsium (Ca2+)

intraseluler bebas yang sebagian besar berasal dari ekstrasel dan masuk melalui

saluran kalsium (calcium channels). Peningkatan kontraktilitas otot jantung akan

mengakibatkan peninggi-tn curah jantung. Hormone presor seperti angiotensin, juga

akan meningkat efeknya oleh pengaruh kalsium. Berbagai faktor tersebut

berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah.

.

18

Page 19: presus hipertensi IKK

BAB III

LAPORAN KASUS

A. Identitas

Nama : Ny. M

Umur : 70 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Alamat : Jl. Sugeng Jeroni no.72 RT 33 RW 06 Kelurahan

Patangpuluhan Kecamatan Wirobrajan Yogyakarta

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : -

No. RM : 03091001

Tanggal kunjungan Puskesmas : 27 Oktober 2010

Tanggal kunjungan rumah I : 28 Oktober 2010

Tanggal kunjungan rumah II : 29 Oktober 2010

B. SUBJEKTIF

Keluhan Utama : kepala pusing

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan kepala pusing dan tengkuk terasa pegal sejak 3

hari yang lalu. Rasa pusing dirasakan hilang timbul, terlebih bila pasien kurang

istirahat. Nyeri kepala dirasakan di kepala bagian bawah disertai kaku pada leher dan

bahu.

Rasa pusing dan nyeri kepala tidak diikuti dengan keluhan mata berkunang-

kunang, telinga tidak berdengung, pasien tidak mengeluarkan darah dari hidungnya.

Pasien juga mengeluh sering sulit tidur, terutama beberapa minggu belakangan ini,

19

Page 20: presus hipertensi IKK

pasien mengaku banyak pikiran yang membebaninya. Pasien tidak ada keluhan mual,

tidak muntah, nafsu makan tidak ada masalah, tidak ada gangguan BAB dan BAK.

Pasien mengaku jarang makan makanan hewani, pasien tidak merokok.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengaku menderita hipertensi sejak 4 tahun yang lalu saat berobat ke

posyandu lansia. Riwayat merokok disangkal.

Riwayat penyakit DM : disangkal

Riwayat penyakit jantung : disangkal

Riwayat penyakit asma : disangkal

Riwayat penyakit ginjal : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit hipertensi : dibenarkan, suami

Riwayat penyakit DM : disangkal

Riwayat penyakit jantung : dibenarkan, suami

Riwayat penyakit asma : disangkal

Riwayat penyakit ginjal : disangkal

C. OBJEKTIF

PEMERIKSAAN FISIK

Kesan Umum : baik

Kesadaran : Kompos mentis

Tanda utama :

Tekanan darah : 200/100 mmHg

Nadi : 84 x/menit, teratur, isi dan tegangan cukup

Suhu badan : afebris

Pernafasan : 20 x/menit, tipe torakal.

20

Page 21: presus hipertensi IKK

Status gizi :

BB : 41 kg

TB : 145 cm

BMI = BB (kg) : (TB)2

= 41 : (1,45)2

=19,5

BB kurang : < 18,5

BB normal : 18,5- 24,5

BB lebih : >25

Pemeriksaan Kulit : turgor dan elastisitas dalam batas normal, kelainan

kulit (-), Sianosis (-)

Pemeriksaan kepala

- Bentuk kepala : Mesosefal

- Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut, distribusi merata

Pemeriksaan mata

- Palpebra : Edema (-/-),

- Konjungtiva : Anemis (-/-),

- Sklera : Ikterik (-/-)

- Pupil : Reflek cahaya (+/+), isokor

Pemeriksaan Telinga : Otore (-/-), nyeri tekan (-/-), serumen (-/-)

Pemeriksaan Hidung : sekret (-/-), epistaksis (-)

Pemeriksaan Leher

- Kelenjar tiroid : Tidak membesar

- Kelenjar lnn : Tidak membesar, nyeri (-)

- Retraksi suprasternal : (-)

-JVP : tidak meningkat

21

Page 22: presus hipertensi IKK

Pemeriksaan Dada :

Depan : Kanan Kiri

Inspeksi : retraksi (-)

Palpasi : ketinggalan gerak (-).

Perkusi : sonor pada seluruh

lapang paru

Auskultasi :

- Suara dasar :

vesikuler

- Suara tambahan :

Ronkhi kering (-), wheezing

(-), krepitasi (-)

Inspeksi : retraksi (-)

Palpasi : ketinggalan gerak (-).

Perkusi : sonor pada seluruh

lapang paru

Auskultasi :

- Suara dasar :

vesikuler

- Suara tambahan :

Ronkhi kering (-),

wheezing (-) krepitasi (-)

Belakang Kanan Kiri

Palpasi : ketinggalan gerak (-).

Perkusi : sonor

Auskultasi :

- Suara dasar : vesikuler

- Suara tambahan :

Ronkhi kering (-), wheezing

(-), krepitasi (-)

Palpasi : ketinggalan gerak (-).

Perkusi : sonor

Auskultasi :

- Suara dasar : vesikuler

- Suara tambahan :

Ronkhi kering (-),

wheezing (-), krepitasi(-)

22

Page 23: presus hipertensi IKK

Jantung

Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak

Palpasi : Iktus kordis teraba pada sela iga ke 5 linea

midclavicula kiri, teraba tidak kuat angkat

Perkusi : Batas jantung

Kanan atas : SIC II linea para sternalis

kanan.

Kiri atas : SIC II linea para sternalis

kiri.

Kanan

bawah

: SIC IV linea para sternalis

kanan.

Kiri bawah : SIC V linea midklavikula

kiri.

Auskultasi : S1 > S2 reguler, Bising jantung (-)

Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi : Bentuk bulat, defans muskular (-), venektasi

(-), sikatrik (-)

Auskultas

i

: Peristaltik usus (+) normal

Palpasi : Nyeri tekan abdomen (-), Hepatomegali (-),

nyeri tekan hepar (-), lien tak teraba

membesar, nyeri lepas tekan (-), massa (-),

Nyeri tekan suprapubik (-)

Perkusi : Timpani, nyeri ketok kostovertebra (-),pekak

beralih (-), undulasi (-)

23

Page 24: presus hipertensi IKK

Pemeriksaan Ekstremitas

Tungkai Lengan

Kanan Kiri Kanan Kiri

Gerakan

Tonus

Trofi

Edema

bebas

Normal

Eutrofi

-

bebas

Normal

Eutrofi

-

Bebas

Normal

Eutrofi

-

Bebas

Normal

Eutrofi

-

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Usulan pemeriksaan :

- Darah rutin

- Urinalisa

- Kimia darah

- Rongent thorak

- EKG

F. DIAGNOSIS

Hipertensi primer grade II tidak terkontrol

H. RENCANA PENATALAKSANAAN

1. Non Farmakologis

- Peerubahan pola makan

BB : 41 kg

TB : 145 cm

Kebutuhan Kalori menurut rumus BROCCA

BB ideal = (TB-100)-10%(TB-100)

= (145-100)-10%(145-100)

24

Page 25: presus hipertensi IKK

= 40,5 kg

- Pengendalian stressor-stressor psikososial

- Menghindari factor resiko (merokok, alkohol)

- Program aktifitas fisik, contohnya jalan-jalan santai minimal 10 menit 3 kali

dalam seminggu

2. Farmakologis

Amlodipin 5 mg 1x 1 tab

HCT ½-0-0

B1 2 x 1 tab

25

Page 26: presus hipertensi IKK

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Analisis Kasus

Diagnosis kerja pada pasien ini adalah Hipertensi primer grade II tidak

terkontrol. Diagnosis ini diperoleh berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Dari anamnesis didapatkan keluhan pasien yaitu: kepala pusing, tengkuk pegal..

Dari pemeriksaan fisik saat di puskesmas didapatkan tekanan darah pasien

mencapai 200/100 mmHg sementara saat kunjungan rumah tekanan darah sudah

menurun dan keluhan yang dirasakan sudah berkurang.

B. Hasil Kunjungan Rumah

a. Kondisi pasien

Saat kunjungan rumah pertama, keluhan yang dirasakan pasien sudah

berkurang dan dari pemeriksaan fisik tidak didapatkan kelainan

b. Pekerjaan

Pasien berumur 70 tahun dan bekeraja sebagai ibu rumah tangga. Kegiatan

pasien sehari-hari adalah mengurus cucu, memasak dan beerkebun.

c. Lokasi

Rumah terletak Jl. Sugeng Jeroni no.72 RT 33 RW 06 Kelurahan

Patangpuluhan Kecamatan Wirobrajan Yogyakarta, dengan kepadatan

penduduk padat,tidak terdapat pekarangan yang membatasi rumah pasien

dengan tetangga, dekat dengan sumber pencemaran polusi udara karena

terletak di tepi jalan protocol, rumah tersebut milik pasien.

26

Page 27: presus hipertensi IKK

d. Kondisi rumah

Dibangun kokoh dan tidak bertingkat. Lantai rumah terbuat dari ubin dan

sebagian semen, dinding rumah terbuat dari tembok dan atap rumah terbuat

dari genteng dengan luas bangunan ± 50 m2. Kebersihan di dalam rumah

terkesan cukup bersih dan rapi.

Kepemilikan barang di rumah adalah 1 sepeda motor, 2 meja dan kursi tamu

sederhana, 1 buah sofa, 1 rak televisi, 3 kasur, 1 set meja makan sederhana,

dan peralatan dapur. Alat elektronik yang ada di rumah adalah sebuah kipas

angin listrik, sebuah televisi berwarna ukuran 21 inchi, sebuah setrika, sebuah

rice cooker.

e. Pembagian ruangan

Rumah terdiri dari beberapa ruangan, yaitu 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1

kamar mandi, 1 dapur dan 1 gudang.

Ventilasi

RuangUkuran Ukuran

RuanganPerbandin

ganKet.

Jendela VentilasiRuang tamu I 2x1 m 0,5x0,1m 4x3 m >25%Kamar I - - 2x2 m <25%Kamar II 1x1,5 m - 2x2 m <25%Dapur - 0,1x1 m 2x2 m <25%Kamar mandi - 0,1x2 m 2x3 m <25% WC (+)

jongkok

f. Pencahayaan

Pencahayaan dirasakan cukup, sinar matahari dapat masuk rumah. Penerangan

dirasa cukup karena untuk membaca tulisan tidak membutuhkan cahaya lampu

27

Page 28: presus hipertensi IKK

listrik pada siang hari. Daya listrik yang dipakai pada rumah adalah 900 watt,

cukup untuk keperluan sehari-hari.

g. Sanitasi Dasar

1. Sumber air bersih

Sumber air yang digunakan untuk minum, mandi dan mencuci berasal dari

sumur pompa. Jarak antara sumur dan septic tank sekitar 7 m.

2. Jamban keluarga

Pasien memiliki jamban keluarga dirumahnya (WC jongkok). Kondisi

jamban mudah dibersihkan, lokasinya menjadi satu dengan rumah, terkesan

kurang bersih dan tidak berlumut.

3. Saluran pembuangan air limbah (SPAL)

Limbah rumah tangga semua disalurkan ke selokan dekat rumah.

4. Tempat sampah

Sampah dikumpulkan dikeranjang sampah, bila sudah penuh akan dibuang

di bak sampah yang lebih besar yang terletak di dekat gang masuk, dan

akan diambil petugas sampah setiap harinya, pembayaran ditanggung

bersama dengan warga sekitar

h. Halaman

28

Page 29: presus hipertensi IKK

Tidak punya. Untuk menjemur pakaian biasanya pasien menjemur di muka

rumah atau tepi gang di depan rumah pasien.

i. Kandang

Tidak mempunyai kandang

C. Identifikasi Fungsi Keluarga

1. Fungsi biologis dan reproduksi

Pasien merupakan anak pertama dari pasangan suami – istri yang telah

menikah selama 3 tahun. Pasien belum memasuki usia reproduksi. Ibu pasien

belum mengikuti KB.

2. Fungsi afektif

Pasien hidup dengan ibu, ayah, nenek dan paman pasien. Tidak ada konflik

antar keluarga. Pasien sering bermain bersama seluruh anggota keluarganya.

Permasalahan antar keluarga dapat diselesaikan dengan cara musyawarah.

3. Fungsi sosial

Keluarga pasien sering menyapa tetangga dan sering bekerjasama dengan

mereka. Pasien akrab dengan seluruh anggota keluarganya dan beberapa

tetangganya. Pasien sering diasuh neneknya saat ayahnya pergi bekerja dan

ibunya membeli barang – barang dagangan di pasar.

4. Fungsi ekonomi

Pemenuhan kebutuhan keluaraga bergantung pada ayah yang bekerja sebagai

pedagang baju di kaki lima kawasan Malioboro. Ayah pasien juga bekerja

sampingan sebagai sopir sebuah rental mobil di dekat rumah, jika dibutuhkan.

5. Fungsi religius

Semua anggota keluarga menjalankan ibadahnya dengan baik.

29

Page 30: presus hipertensi IKK

6. Fungsi pendidikan

Pasien belum pernah mendapat pendidikan formal. Di rumah pasien sering

mendapat bimbingan dan pengetahuan dari anggota keluarganya.

Fungsi keluarga tidak terganggu.

D. Pola Makan Keluarga

Frekuensi makan rata-rata tiap harinya sebanyak 2-3 kali, Menu

makanan terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur, buah dan susu walaupun setiap hari

tidak selalu lengkap tergantung selera makan pasien dan suasana hati pasien.

Pasien suka minum susu di dalam botol. Satu kardus susu 400 gr sering

dihabiskan dalam waktu 2 hari.

Di keluarga nenek pasien menderita Diabetes Mellitus. Untuk pola

makan nenek pasien diatur oleh ibu pasien dengan memberikan porsi yang lebih

kecil dari porsi anggota keluarga yang lain dan mengurangi konsumsi gula.

E. Perilaku Kesehatan Keluarga

Bila ada anggota keluarga yang sakit yang pertama kali dilakukan adalah

langsung dibawa berobat ke dokter/Puskesmas. Penimbangan berat badan pasien

rutin dilakukan di posyandu. Untuk kepentingan pengobatan pasien menggunakan

kartu Jamkesta. Pasien tidak mendapatkan ASI eksklusif. Pasien sudah

mendapatkan Lima Imunisasi dasar Lengkap sesuai jadwal.Ayah pasien

mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah.

F. Perangkat Penilaian Keluarga

1. DAFTAR ANGGOTA KELUARGA YANG TINGGAL DALAM SATU

RUMAH

Anggota keluarga yang berada di satu rumah yaitu:

Nama Kedudukan dalam L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan

30

Page 31: presus hipertensi IKK

keluarga (th)

T Kepala rumah

tangga (ayah pasien)

L 36 SLTA pedagang

A Ibu pasien P 31 SLTA Ibu rumah tangga

L pasien L 1,5 - -

D Nenek pasien P 55 SD -

A Paman pasien L 25 SLTA mahasiswa

2. GENOGRAM

Genogram keluarga An.L, tanggal 22 September 2010

Keterangan:

: laki-laki : laki-laki meninggal : tinggal serumah

: perempuan : Pasien BW : Breadwinner

(pencari nafkah)

31

N,33 S, 36

L, 1,5

S,55 S, 60T, 60 R, 60

A, 25

BW

DM

Page 32: presus hipertensi IKK

: perempuan meninggal DM: Diabetes Mellitus

3. NILAI APGAR KELUARGA

Kuisioner APGAR keluarga

PenilaianHampir

tidak pernah

KadangHampir selalu

Saya puas dengan keluarga saya karena masing-masing anggota keluarga sudah menjalankan kewajiban sesuai dengan seharusnya.

V

Saya puas dengan keluarga saya karena dapat membantu memberikan solusi terhadap permasalahan yang saya hadapi.

V

Saya puas dengan kebebasan yang diberikan keluarga saya untuk mengembangkan kemampuan yang saya miliki.

V

Saya puas dengan kehangatan / kasih saying yang diberikan keluarga saya.

V

Saya puas dengan waktu yang disediakan keluarga untuk menjalin kebersamaan

V

TOTAL 8

32

Page 33: presus hipertensi IKK

Skoring: hampir selalu: 2, kadang:1, hampir tidak pernah:0

Total skor: 8-10: fungsi keluarga sehat (high functional family)

4-7 : kurang sehat (moderate dissfunctional family)

0-3 : sakit (severe dissfunctional family)

Pasien masuk ke dalam kategori fungsi keluarga sehat

1. FAMILY SCREEM

Aspek Sumber Daya Patologi

Sosial Interaksi antar anggota keluarga yang baik

Kultural Keluarga pasien serta masyarakat sekitar memiliki budaya saling mengenali tetangga dan memiliki kultur tolong-menolong yang tinggi.

-

Religi Anggota keluarga menjalankan ibadahnya dengan baik.

-

Ekonomi Kebutuhan ekonomi dirasa cukup -

Pendidikan - Pengetahuan ayah tentang bahaya merokok di dalam rumah kurang

Kesehatan Kesadaran untuk berobat baik, akses ke puskesmas dekat. Pasien mempunyai jamkesta sehingga dapat dipergunakan untuk periksa ke puskesmas dan ke Rumah Sakit

-

33

Page 34: presus hipertensi IKK

Keluarga pasien memiliki kondisi patologi dalam hal pengetahuan tentang bahaya

merokok bagi kesehatan.

G. Identifikasi Pengetahuan, Sikap, Perilaku (PSP)

1. FUNGSI BIOLOGIS DAN REPRODUKSI

Pasien belum memasuki usia reproduksi. Orangtua pasien belum mengikuti

KB dan berencana untuk menambah anak.

2. PENCEGAHAN PENYAKIT

Pasien belum cukup usia untuk pergi ke puskesmas/RS sendiri. Ibu pasien

selalu membawa pasien ke puskesmas terdekat jika pasien terlihat tidak enak

badan. Penimbangan berat badan pasien rutin dilakukan di posyandu. Untuk

kepentingan pengobatan pasien menggunakan kartu Jamkesta. Pasien sudah

mendapatkan Lima Imunisasi dasar Lengkap sesuai jadwal.

3. GIZI KELUARGA

Frekuensi makan rata-rata tiap harinya sebanyak 2-3 kali, Menu makanan

terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur, buah dan susu walaupun setiap hari tidak

selalu lengkap tergantung selera makan pasien dan suasana hati pasien. Pasien

tidak mendapatkan ASI eksklusif. Pasien suka minum susu di dalam botol.

Satu kardus susu 400 gr sering dihabiskan dalam waktu 2 hari.

4. HIGIENE DAN SANITASI LINGKUNGAN

Keadaan rumah pasien terasa nyaman, rapi dan tidak kotor, pencahayaan

cukup. Udara yang masuk cukup dan ventilasinya cukup. Jarak antara rumah

pasien dengan tetangga sangat berdekatan, hal tersebut membuat pasien dan

tetangga menjadi sangat dekat dan berhubungan baik. Namun pasien tidak

memiliki halaman sendiri sehingga harus menjemur pakaian di tepi gang

depan rumahnya dan muka rumahnya. Sumur sumber air berada di dalam

rumah pasien dan berjarak <10 meter dari septic tank, semua limbah cair

34

Page 35: presus hipertensi IKK

dialirkan ke selokan Sanitasi lingkungan pada pasien ini bisa dikatakan cukup

baik.

H. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Tatanan Rumah Tangga.

No. Indikator Jawaban1 Seluruh anggota keluarga tidak merokok Tidak2 Persalinan tenaga kesehatan Ya3 ASI eksklusif Tidak4 Imunisasi Ya5 Balita ditimbang Ya6 Sarapan pagi Ya7 Makan buah dan sayur Ya8 Ada kartu kepesertaan asuransi kesehatan (JPKM) Ya9 Keluarga melakukan kebiasaan cuci tangan dengan air

bersih dan sabun, sebelum makan dan sesudah BABYa

10 Keluarga melakukan kebiasaan gosok gigi sebelum tidur Ya11 Olah raga min. 3x seminggu Tidak 12 Jamban keluarga Ya13 Air bersih dan bebas jentik Ya14 Tersedia tempat sampah di dalam/di luar rumah Ya15 SPAL Ya 16 Ventilasi Ya17 Kepadatan Ya

35

Page 36: presus hipertensi IKK

18 Seluruh lantai rumah di semen atau ubin atau kayu Ya

Klasifikasi:

Sehat I : dari 18 pertanyaan, jawaban ”Ya” antara 1-5 pertanyaan.

Sehat II : dari 18 pertanyaan, jawaban ”Ya” antara 6-10 pertanyaan.

Sehat III : dari 18 pertanyaan, jawaban ”Ya” antara 11-15 pertanyaan.

Sehat IV : dari 18 pertanyaan, jawaban ”Ya” antara 16-18 pertanyaan.

Berdasarkan jumlah nilai identifikasi PHBS pada pasien ini masuk dalam klasifikasi

Sehat III. Keluarga masih memiliki perilaku kurang sehat yaitu kebiasaan merokok,

tidak memberikan ASI eksklusif dan tidak melakukan olahraga secara rutin.

I. Pedoman Umum Gizi Seimbang

No Pedoman Umum Gizi Seimbang Ya Tidak1 Makanlah makanan yang fungsinya untuk memenuhi

kecukupan stok energy dalm tubuh√

2 Makanlah semua ragam aneka makanan (yang pasti halal dan mengandung hewani)

3 Makan sumber karbohidrat, contohnya beras, jagung,kentang, umbi-umbian, tebu, gandum dll, setengah dari kebutuhan energi

4 Batasi konsumsi lemak atau minyak yang berlebih √5 Gunakan garam yang beryodium √6 Makanlah makanan sumber zat besi, contohnya di

sayuran yang hijau dan buah-buahan.√

7 Berikan ASI saja sampai bayi umur 6 bulan √8 Biasakan untuk makan di pagi hari √9 Minumlah air putih yang bersih, aman, dan cukup

jumlahnya√

10 Olahraga secara teratur dan berjemurlah paling tidak 10 menit setiap hari

11 Say no to alcohol, rokok dan obat-obatan terlarang √12 Makanlah sesuai dengan kebutuhan dan pastikan

makanan tersebut aman dipencernaan√

36

Page 37: presus hipertensi IKK

13 Bacalah label pada kemasan makanan, pasikan komposisinya aman dan teliti kadaluarsanya.

Jumlah 7 6

Pasien baru melaksanakan PUGS sebesar 53,8 %.

Berdasarkan hasil analisis di atas, harus ada perbaikan tentang pola makan semua

ragam makanan, kebiasaan olahraga teratur, merokok, pengecekan tanggal

kadaluarsa makanan dan memastikan makanan aman untuk dicerna.

J. Pelaksanaan Program

Tanggal Kegiatan yang dilakukan

Hasil kegiatan Catatan untuk pembinaan berikutnya

22 September

2010

Anamnesis perjalanan penyakit

dan pemeriksaan fisik, kelengkapan data dan menilai kondisi rumah

Mengetahui proses perjalanan penyakit (RPD) dan mengetahui

kondisi lingkungan

rumah

Mengeksplorasi fungsi keluarga

24 September

2010

Anamnesis penyakit kembali, mengeksplorasi fungsi-fungsi

keluarga

Kelengkapan data Memberikan

konseling mengenai

merokok dan pola makan

37

Page 38: presus hipertensi IKK

J. Identifikasi Lingkungan Hidup Keluarga

Denah Lokasi Rumah Pasien

38

U

JL. RE MARTADINATA

JL. HOS

COKROAMINOTO

PASAR KLITHIKAN

PASAR KLITHIKAN

PASAR KLITHIKAN

PUSTU

JL PAKUNCEN

SINGOSAREN

PASAR KLITHIKAN

AMC

STIKES

RUMAH PASIENSINGOSAREN, WB I/634,

PAKUNCEN, WIROBRAJAN, YOGYAKARTA

Page 39: presus hipertensi IKK

Denah Rumah Pasien

J. Daftar Masalah Keluarga

No. Masalah yang terjadi

pada keluarga

Rencana Pembinaan Sasaran pembinaan

1 Ayah mempunyai

kebiasaan merokok di

dalam rumah

Menyarankan untuk mengurangi merokok

terlebih di dalam rumah

Ayah pasien

2 Pola makan pasien

terlalu banyak

mengkonsumsi susu,

sehingga untuk makan

agak kurang

Menyarankan untuk memenuhi menu

seimbang

Keuarga pasien

39

U

6 m

7 m

1x2

2X2

2X2

4X3

3X2

2X1Keterangan :

1. Kamar tamu2. Kamar tidur3. Kamar mandi4. Dapur5. Ruang makan6. Gudang

1

2

2

3 4

5 62x1

4x1

Page 40: presus hipertensi IKK

K. Diagnosis Kedokteran Keluarga

a. Diagnosis :

Infeksi Saluran Pernafasan Akut ringan pada pasien balita dengan ayah

perokok aktif dan pola makan kurang seimbang.

b. Bentuk keluarga :

Keluarga besar

c. Fungsi keluarga yang terganggu :

Tidak didapatkan fungsi keluarga yang terganggu

40

Page 41: presus hipertensi IKK

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Diagnosis pada pasien ini adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut ringan

pada balita dengan ayah perokok aktif dan pola makan kurang seimbang.

2. Fungsi-fungsi keluarga termasuk keluarga baik

3. Penanganan pada pasien yaitu terapi farmakologis dan Non-farmakologis.

B. SARAN

1. Mahasiswa

a. Lebih memahami dan aktif dalam menganalisa permasalahan kesehatan

baik pada keluarga maupun lingkungannya.

b. Lebih sering berhubungan dengan masyarakat khususnya dalam

keluarga untuk menindak lanjuti suatu penyakit yang dialami oleh

keluarga tersebut

2. Puskesmas

Diharapkan dapat lebih sering melakukan pendekatan kepada masyarakat

melalui edukasi dalam usaha promotif dan preventif kesehatan masyarakat

terutama penyakit – penyakit infeksi pada anak.

3. Penderita dan keluarga

a. Mencoba memenuhi menu seimbang yang dianjurkan untuk pasien

b. Menghentikan kebiasaan merokok bagi ayah , terutama di dalam rumah

c. Selalu menjaga keakraban dan kepedulian antar anggota keluarga

khususnya di bidang kesehatan

41

Page 42: presus hipertensi IKK

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Profil Kesehatan Puskesmas Wirobrajan Kota Yogyakarta..

Puskesmas Wirobrajan. Yogyakarta.

Anonim. 2009. Infeksi Saluran Pernafasan Akut. www.doctorology.net

Anonim. 2009. Bahaya Merokok bagi Kesehatan.

Hafidz H. 2009. Standard Kecukupan Gizi dan Perencanaan Pemenuhannya.

www.biologi-online.com

Rasmaliah. 2004. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Dan

Penanggulangannya.Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra

Utara.

42