Presus IKK Gt
-
Upload
ragil-tak-sempurna -
Category
Documents
-
view
54 -
download
0
description
Transcript of Presus IKK Gt
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
ANAMNESIS
Nama : Ny. H.Y Ruang : B.P.U
Umur : 51 thn PUSKESMAS :
Gedongtengen
Nama Lengkap : Ny. H.Y
Umur : 51 thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pajeksan 132/8
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : SMA
Tgl kunjungan PUSKESMAS : 22 Januari 2013
Tgl Home visit I : 24 Januari 2013
Tgl Home visit II : 26 Januari 2013
Tanggal 22 Januari 2013
KELUHAN UTAMA : nyeri kepala
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 2 hari yang yang lalu pasien mengeluh nyeri kepala mengeluhkan rasa ’cengeng’
atau sakit di tengkuk, namun sakit terasa tidak terlalu berat. Rasa mual atau muntah disangkal. Pasien
tidak mengeluhkan rasa lemas dan mudah lelah. Demam dan pilek disangkal. Sakit gigi atau adanya
gigi yang berlubang disangkal. Sesak napas pada saat aktivitas disangkal. Rasa berdebar-debar,
bengkak di kaki, mimisan, mata kabur, dan kelemahan anggota gerak disangkal. BAK dan BAB tidak
ada keluhan. Makan dan minum seperti biasa.Pasien merupakan penderita hipertensi yang didiagnosis
sejak 7 bulan yang lalu. Pada saat itu, pasien merasakan keluhan sakit kepala dan cengeng seperti
yang dikeluhkan sekarang. Pasien kemudian dibawa ke Puskesmas dan dikatakan menderita
RM.01.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
hipertensi dan diberikan obat yang diminum secara teratur sampai sekarang. Pasien melakukan
kontrol rutin di Puskesmas.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan serupa dibenarkan
Riwayat Hipertensi ± sejak 7 bulan yang lalu
Riwayat Penyakit DM disangkal
Riwayat penyakit Jantung disangkal
Riwayat alergi disangkal
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu kandung pasien memiliki riwayat penyakit Hipertensi dan stroke
Ayah kandung disangkal
Dua saudara memiliki hipertensi
Riwayat alergi disangkal
4. Riwayat Pengobatan Sebelumnya
Pasien ssering berobat ke PUSKESMAS untuk kontrol Hipertensinya
5. Riwayat Pribadi
Pasien merupakan seorang ibu 51 tahun dengan 3 orang anak. Anak pertama laki-laki umur 30
tahun, anak kedua laki-laki umur 28 tahun, anak terakhir perempuan umur 27 tahun, Pasien tinggal
bersama anak pertama dan belum menikah di rumahnya. Suami pasien meninggal 4 tahun yang lalu,.
Untuk kebutuhan sehari-harinya pasien bekerja sebagai peracik bunga nikahan, hasil penjualan
digunakan untuk kebutuhan makan, dll. Saat suami masih hidup suami bekerja sebagai peracik bunga
juga, harga penjualan 1 bunga yang sudah jadi sekitar 150-200 ribu, kalau rame sekitar 7-10 bunga bisa
terjual, menurut pasien pendapatan tersebut sudah cukup
6. Riwayat Agama
Pasien beragama Islam dan mengaku selalu mengerjakan sholat wajib.
RM.02.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
7. Riwayat Sosial
Pasien termasuk orang yang supel bergaul dengan tetangga sekitarnya dan tidak ada masalah
dengan lingkungan sekitar.
8. Riwayat Ekonomi
Pasien merasa kondisi ekonominya cukup, hasil penjualan bunga sudah cukup untuk mencukupi
kebutuhannya.
Anamnesis Sistem
- Neurologi : Panas (-), pusing (+), kelumpuhan anggota gerak (-), kesadaran
menurun (-)
- Respirasi : Batuk (-), pilek (-), sesak napas (-), pernapasan dangkal (-)
- Kardiovaskular : Pucat (-), takikardi (-),
- Gastrointestinal : Mual (-), Muntah (-),nyeri uluhati (-), BAB cair (-) warna hitam, perut
kembung(-), sakit pada anus (-), flatus (+)
- Urogenital : BAK lancar, nyeri BAK (-), BAK sering (-)
- Muskuloskeletal : Lemas (-), kaku sendi (-), nyeri sendi (-)
- Integumentum : Gatal (-), nyeri tekan epigastrium(-)
PEMERIKSAAN
JASMANI
Nama : Ny. H.Y Ruang : B.P.U
Umur : 51 Tahun PUSKESMAS :
Gedongtengen
PEMERIKSAAN UMUM
Kesan umum : Baik
Kesadaran : Kompos mentis
Tanda Utama
- Nadi / HR : 80 x/menit
- Suhu badan : 36ºC
- Pernafasan : 20 x/menit
- Tekanan Darah : 140/90 mmHg
- BB : 53 kg
RM.03.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
- TB : 160 cm
- Gizi : Cukup BMI: 20
Status Generalis
- Kulit : teraba hangat, tidak kering, turgor kulit kembali < 2 detik, petekie (-).
- Kelenjar limfe : pembesaran (-)
- Kepala : Simetris, mesochepal, distribusi rambut merata
- Muka : Simetris, tidak ada jejas
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikhterik (-/-), pupil isokor 3
mm, reflek cahaya (+/+)
- Hidung : Deviasi sputum (-), discharge (-)
- Mulut/Gigi : Bibir kering (-), lidah tidak kotor, carries (-)
- Telinga : Simetris, serumen (-/-)
- Leher : pembesaran kelejar tiroid dan kelenjar limfe (-)
- Otot : tonus normal.
- Tulang : deformitas (-).
- Sendi : gerakan bebas, anggota gerak lemas (-), nyeri gerak (-).
PEMERIKSAAN KHUSUS
Thoraks :
Inspeksi : Simetris, gerakan respirasi dalam batas normal, massa (-), retraksi suprasternal (-), retraksi
intercosta (-), hematom (-),deformitas (-).
Jantung :
Palpasi : iktus kordis tak kuat angkat
Perkusi
Batas-batas Jantung Batas kanan atas : SIC II, LPS dextra ;
Batas kiri atas : SIC II, LMC sinistra
Batas kanan bawah : SIC IV, LPS dextra ; Batas kiri bawah : SIC IV, LMC sinistra
Auskultasi : S1 > S2 reguler, bising (-), gallop (-)
RM.04.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
Paru-paru :
Depan : Kanan Kiri
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Tampak simetris, retraksi suprasternal (-),
retraksi intercosta (-), tidak ada
ketinggalan gerak, hematom (-).
Vokal fremitus kanan sama dengan kiri,
ketinggalan gerak (-)
Sonor pada seluruh lapang paru
Suara dasar vesikular, Ronkhi kering (-),
Ronkhi basah (-), krepitasi (-),
Tampak simetris, retraksi suprasternal (-),
retraksi intercosta (-), tidak ada
ketinggalan gerak, hematom (-).
Vokal fremitus kanan sama dengan kiri,
ketinggalan gerak (-)
Sonor pada seluruh lapang paru
Suara dasar vesikular, Ronkhi kering (-),
Ronkhi basah (-), krepitasi (-),
Belakang Kanan Kiri
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Simetris, Ketinggalan gerak (-),
vokal fremitus ka=ki.
Sonor pada seluruh lapang paru
Suara dasar vesikular, Ronkhi kering (-),
Ronkhi basah (-), krepitasi (-).
Simetris, Ketinggalan gerak (-),
vokal fremitus ka=ki.
Sonor pada seluruh lapang paru
Suara dasar vesikular, Ronkhi kering (-),
Ronkhi basah (-), krepitasi (-),
Abdomen : lihat status lokalis abdomen
Ektremitas :
Akral hangat, perfusi jaringan baik, kapilari refil < 2 detik, deformitas (-).
Superior kanan : Edem (-), sianosis (-), tonus cukup
Superior kiri : Edem (-), sianosis (-), tonus cukup
Inferior kanan : Edem (-), sianosis (-), tonus cukup
Inferior kiri : Edem (-), sianosis (-), tonus cukup
Status lokalis regio abdomen :
Inspeksi : perut tegang (-), dinding abdomen sama dengan dinding dada, sikatrik (-)Auskultasi : peristaltik (+) Palpasi : tegang (-), defans muskular (-), massa (-), nyeri tekan pada epigastrium(-) , nyeri
lepas tekan (-), turgor kulit kembali cepat < 2 detik (normal), hepar dan lien tak teraba, nyeri ketok ginjal (-/-), murphy sign (-)
Perkusi : Timpani (+)
RM.05.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
Pemeriksaan Penunjang
Usul cek kolesterol
HASIL KUNJUNGAN KE RUMAH :
KONDISI PASIEN
Kunjungan ke rumah dilakukan pada tgl 24 Januari 2013 pukul 11.00-13.00 WIB.
Kunjungan kedua dilakukan pada tgl 16 Januari 2013 pukul 15.00- 17.00. Pasien tampak sedang
beristirahat di rumah. Kondisi pasien tampak sehat, bisa melakukan aktivitas sehari-hari.
KEADAAN RUMAH
a) Lokasi : Rumah yang dihuni pasien terletak di pemukiman yang padat,
saling berimpit antar tetangga, didepan rumah terdapat jalan kecil.
b) Kondisi rumah : bangunan permanen, bertingkat, dinding bagian depan
tembok,dinding dapur tembok, atap dari genting ada langit-langit.
c) Luas : luas rumah ± 49 m2 , jumlah orang dalam1 rumah ada 4 orang
d) Lantai Rumah : lantai ubin kondisi bersih
e) Pembagian ruangan : terdapat 1 ruang tamu, 4 kamar tidur, 1 dapur, dan 1 kamar
mandi di dalam rumah
f) Jendela rumah : terdapat 3 jendela berukuran 1x0,5 m2, jendela hanya terdapat di
depan rumah, tidak ada jendela di kamar
g) Pencahayaan : Cahaya yang masuk ke ruang kurang, Pencahayaan diukur
dengan cara manual yaitu pemeriksa kemampuan membaca di dalam ruangan tanpa
menggunakan alat bantu penerangan.
h) Kebersihan dan tata letak barang dalam ruangan : kebersihan dalam rumah kurang
baik dan tata letak barang-barang dalam rumah berantakan dan kotor.
i) Sanitasi Dasar : persediaan air berasal dari PAM, jamban terletak didalam
rumah, sarana pembuangan air lmbah dialirkan ke selokan kecil dibelakang rumah
j) Halaman : tidak memiliki halaman
k) Kesan kebersihan : bersih
RM.06.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
l) Kepemilikan barang :
Pasien memiliki kursi dan meja tamu, memiliki tempat tidur, lemari pakaian,
perlengkapan dapur, mesin cuci, 1 motor dan perlengkapan eletronik berupa 1 unit tv
21”.
Tabel. Variabel dan Nilai Skor Variabel Rumah Sehat
No Variabel Skor
1 Lokasi a. Tidak rawan 3
b. Rawan banjir 1
2 Kepadatan Hunian a. Tidak padat (> 8 m2 / orang) 3
b. Padat (< 8 m2 / orang) 1
3 Lantai a. Semen, ubin, keramik, kayu 3
b. Tanah 1
4 Pencahayaan a. Cukup 3
b. Tidak cukup 1
5 Ventilasi a. Ada ventilasi 3
b. Tidak ada ventilasi 1
6 Air bersih a. Air dalam kemasan 3
b. Ledeng / PAM 3
c. Mata air terlindung 2
d. Sumur pompa tangan 2
e. Sumur terlindungi 2
f. Sumur tidak terlindung 1
g. Mata air tidak terlindung 1
h. Lain-lain 1
7 Pembuangan kotoran (kakus) a. Leher angsa 3
b. Plengsengan 2
c. Cemplung / cubluk 2
d. Kolam ikan/ sungai/ kebun 1
e. Tidak ada 1
8 Septi tank a. Dengan jarak >10 m dari sumber air
minum 3
b. Lainnya 1
RM.07.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
9 Kepemilikan WC a. Sendiri 3
b. Bersama 2
c. Tidak ada 1
10 SPAL a. Saluran tertutup 3
b. Saluran terbuka 2
c. Tanpa saluran 1
11 Saluran got a. Mengalir lancar 3
b. Mengalir lambat 2
c. Tidak ada got 1
12 Pengelolaan sampah a. Diangkut petugas 3
b. Ditimbun 2
c. Dibuat kompos 3
d. Dibakar 2
e. Dibuang ke sungai 1
f. Dibuang sembarangan 1
g. Lainnya 1
13 Polusi udara a. Tidak ada gangguan polusi 3
b. Ada gangguan 1
14 Bahan bakar masak a. Listrik dan gas 3
b. Minyak tanah 2
c. Kayu bakar 1
d. Arang/ batu bakar 1
TOTAL 40
Penetapan skor kategori rumah sehat sebagai berikut :
Baik : skor 35-42 (>83 %)
Sedang : skor 29-34 (69-83 %)
Kurang : skor <29 (<69 %)
Pada pasien termasuk kedalam kategori rumah yang baik.
NILAI APGAR
APGAR keluarga merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengukur sehat/tidaknya
suatu keluarga yang dikembangkan oleh Rusen, Geyman dan Leyton, dengan menilai 5 fungsi
pokok keluarga /tingkat kesehatan keluarga.
RM.08.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
KRITERIA PERTANYAAN HAMPIR
SELALU (2)
KADANG-
KADANG (1)
HAMPIR TIDAK
ADA (0)
ADAPTASI Apakah pasien
puas dengan
keluarga karena
masing-masing
anggota keluarga
telah menjalankan
kewajiban sesuai
dengan
seharusnya?
KEMITRAAN Apakah pasien
puas dengan
keluarga karena
dapat membantu
memberikan solusi
terhadap
permasalahan yang
dihadapi ?
PERTUMBUHAN Apakah pasien
puas dengan
kebebasan yang
diberikan keluarga
untuk
mengembangkan
kemampuan pasien
miliki?
KASIH SAYANG Apakah pasien
puas dengan
kehangatan yang
diberika keluarga
RM.09.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
KEBERSAMAAN Apakah pasien
puas dengan waktu
yang disediakan
keluarga untuk
menjalin
kebersamaan
TOTAL 2 2 0
Skor klasifikasi APGAR :
8-10 Fungsi keluarga baik
4-7 Disfunsi keluarga sedang
0-3 Disfungsi keluarga berat
Berdasarkan hasil penilaian APGAR kesimpulannya fungsi keluarga baik
GENOGRAM
Dibuat tanggal 24 Januari 2013
Genogram keluarga Ny. H.Y
61th 60th 58th 56th 49th 45th
51 th
30 th 28 th 27 th Keterangan ;
Perempuan Laki-laki meninggal D decision maker
Laki-laki HT: Hipertensi ST :stroke
Pasien Tinggal 1 rumah
Perempuan meninggal B Breadwinner
RM.010.
HTST
HTHT
B
D
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
FAMILY MAP
pasien 51 th
Anak laki-laki
Anak laki-laki Anak Perempuan
NILAI SCREEM
ASPEK SUMBER DAYA PATOLOGI
SOSIAL Interaksi pasien dengan
masyarakat baik
Tidak ada
CULTURAL Pasien dan keluarga tidak
mempercayai mitos-mitos yang
tidak jelas kebenarannya.
Bila merasa sakit pasian
langsung berobat ke puskesmas
atau kedokter
Tidak ada
RELIGIUS Keluarga pasien beragama
muslim, mengerjakan shalat 5
waktu dan rajin mengikuti
pengajian
Tidak ada
ECONOMY Bekerja menjual racikan bunga,
dengan penghasilan cukup
Tidak ada
EDUCATION Memiliki TV sebagai sumber
informasi, Pendidikan terakhir
pasien SMA
Tidak ada
MEDICAL Pasien dan keluarga menjangkau
PUSKESMAS sebagai
Tidak ada
RM.011.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
pelayanan kesehatan primer
Pasien tidak memilki kartu
asuransi
FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi biologis dan reproduksi
Pasien melewati masa produktif usia produksinya.
b. Fungsi afektif
Pasien hidup berdua dengan anak pertamannya, sedangkan suami pasien sudah
meninggal 4 tahun yang lalu.
c. Fungsi ekonomi
Pasien bekerja menjual racikan bunga, hasil penjualan mencukupi kehidupan sehari hari.
d. Fungsi religius
Pasien dan keluarga termasuk keluarga yang religius
e. Fungsi sosialisasi dan pendidikan
Pendidikan terakhir pasian adalah SMA
f. Fungsi sosaial dan budaya
Pasien termasuk orang yang supel dan aktif dilingkungan tempat tinggalnya.
LOKASI RUMAH
T
Jl.Malioboro
Gapura Bangunrejo
DENAH RUMAH
RM.012.
Rumah pasien
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
Denah rumah Ny. H.Y dibuat 2 4 Januari 2013
S
R. Tamu wc K.T 2
bawah
atas
K.T 1 K.T 3 K.T 4
Dapur
DIAGNOSIS KLINIS:
Hipertensi Grade I
DIAGNOSIS KEDOKTERAN KELUARGA :
Hipertensi Grade I pada wanita 51 tahun hubungan keluarga harmonis dan fungsi keluarga baik
PENATALAKSANAAN :
Non farmakologi
Modifikasi gaya hidup dengan target tekanan darah <140/90 mmHg langkah langkah
Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan (BMI>27)
Meningkatkan aktivitas aerobik (30-40 menit 3-5 kali per minggu)
Mengurangi asupan natrium <100 mmol (6 g NaCl atau Na+/2,4 g/hari )
Mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan
Mengkonsumsi sayuran dan buah
Farmakologi
Captopril 25 mg 2x1
Paracetamol 3x1 k/p
TINJAUAN PUSTAKA
RM.013.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
HipertensiPengertian
Menurut WHO ( 1978 ) Hipertensi adalah jika tekanan darah : > 140 / 90 mmHg Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 Yaitu :1. Hipertensi primer / Hipertensi esensial yang ( tidak diketahui penyebabnya ) disebut juga
hipertensi idiopatik. → Terdapat sekitar 95 % kasusFaktor yang mempengaruhuinya seperti :
Genetik, Lingkungan, Hiperaktivitas susunan saraf simpatis, Sistem renin-angiotensin, Defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraselular, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko seperti obesitas, alkohol, merokok
2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal . Terdapat 5 % kasus. Penyebab spesifiknya diketahui, seperti Penyakit Ginjal ( Stenosis arteri renalis, Pielonefritis, Glomerulonefritis, Tumor-tumor ginjal, Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan), Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal), Terapi penyinaran yang mengenai ginjal, penggunaan estrogen, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, sindrom Cushing, Preeklamsi pada kehamilan, dll
Patogenesis
Teori tentang patogenesis terus berkembang Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer Pada tahap awal hipertensi primer, curah jantung meningkat, tahanan perifer normal, disebabkan
peningkatan aktifitas simpatik Tahap selanjutnya, curah jantung kembali normal sedangkan tahanan perifer meningkat. ( ini
disebabkan refleks autoregulasi, yaitu :mekanisme tubuh mempertahankan keadaan hemodinamik yang normal)
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. (arteriosklerosis )
3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
RM.014.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
Gejala Klinis
Tekanan darah meningkat Kadang tanpa gejala Berdasarkan survey hipertensi ditemukan gejala :
Sakit kepala, Pusing, Migren, Epistaksis ( jarang ), cepat marah, telinga berdenging, susah tidur, Sesak nafas, rasa berat ditengkuk, mata berkunang-kunang
Gejala lain yang disebabkan oleh komplikasi hipertensi : Gangguan penglihatan Gangguan Neurologi Gagal jantung Gangguan fungsi ginjal
Menegakkan Diagnosis
Hipertensi ditegakkan dengan dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan yang berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis
Pengukuran tekanan darah darah dilakukan dalam keadaan pasien duduk bersandar, setelah beristirahat selama 5 menit
Anamnesis : Lama menderitanya, riwayat dan gejala penyakit-penyakit yang berkaitan seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, riwayat penyakit dalam keluarga, kebiasaan seperti merokok, makanan, pemakaian obat bebas, hasil antihipertensi sebelumnya bila ada, dan faktor psikososial lingkungan ( keluarga, pekerjaan, dll )
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan menentukan
adanya kerusakan organ dan faktor risiko lain atau mencari penyebab hipertensi
Pemeriksaan : urinalisa, darah perifer lengkap, kimia darah ( kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, kolesterol HDL, dan EKG
Pemeriksaan tambahan : Protein urin 24 jam, asam urat, kolesterol LDL
Klasifikasi sesuai WHO
Klasifikasi Klasifikasi Diastolik
Normotensi < 140 140 – 160
Hipertensi ringan 140 –180 140 – 160
Hipertensi perbatasan 140 –180 90 – 95
Hipetensi sedang dan berat > 180 > 105
Hipertensi sistolik terisolasi > 140 < 90
Hipertensi sistolik terisolasi 140 – 160 < 90
RM.015.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
Hipertensi sistolik terisolasi adalah hipertensi dengan tekanan sistolik ≥ 160 mmHg, tetapi tekanan diatolik < 90 mmHg
Penatalaksanaan Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko penyakit kardiovaskular
dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan
Tujuan terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan tekanan diastolik di bawah 90 mmHg dan mengontrol faktor risiko
Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya hidup saja, atau dengan obat anti hipertensi.
Faktor risiko : usia lebih dari 60 tahun, merokok, dislipidemia, diabetes melitus, jenis kelamin ( pria dan wanita menopause), riwayat penyakit kardiovaskular dalam keluarga.
Penatalaksanaan berdasarkan klasifikasi risiko :Tekanan Darah Kel. Risiko A Kel. Risiko B Kel. Risiko CDerajat hipertensi ( mm Hg )
Tak ada faktor resiko, tak ada kerusakan organ target
Minimal 1 faktor resiko, tak termasuk DM, tak ada kerusakan organ target
Kerusakan organ target dan DM, dgn atau tanpa faktor resiko lain
130-139 / 85-89 Modifikasi gaya hidup
Modifikasigaya hidup
Dengan obat
140-159 / 90-99 Modifikasi gaya hidup
Modifikasigaya hidup
Dengan obat
≥ 160 / 100 Dengan obat Dengan obat Dengan obat
Modifikasi gaya hidup cukup efektif, dapat menurunkan kardiovaskular dengan biaya sedikit, dan risiko minimal. Tata laksana ini tetap dianjurkan meski harus disertai obat anti hipertensi karena dapat menurunkan jumlah dan dosis obat
Langkah-langkah yang dianjurkan :1. Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan (indeks massa tubuh 27)2. Membatasi alkohol3. Meningkatkan aktivitas fisik aerobik (30-45 menit/hari)4. Mengurangi asupan natrium ( < 100 mmol Na / 2,4 g Na / 6 g Na CL / hari)5. Mempertahankan asupan kalium yang adekuat ( 90 mmol / hari )6. Mempertahankan asupan kalsium dan dan magnesium yang adekuat7. Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan
Obat diberikan dimulai dengan dosis rendah Pemberian obat kombinasit dari golongan yang berbeda. Kombinasi ini terbukti memberikan
efektivitas tambahan dan mengurangi efek samping
RM.016.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
Obat-obatan : Diuretik, menurunkan volume ekstraselular dan plasma sehingga menurunkan curah jantung Dosis : Tiazid 20-50 mg, 1-2 kali sehari Vasodilator : Hidralazin 10-25 mg setiap hari Penghambat Enzim konversi angiotensin : Kaptopril, Enapril. 2 x 12.5 mg, 3 x 25 - 50 mg Penyekat Beta : Propanolol, Metropolol, dll
Komplikasi Hipertensi yang lama : dapat terjadi Gagal ginjal Hipertensi berat : Gagal jantung Hipertensi ringan dan sedang pada mata dapat terjadi perdarahan retina, gangguan
penglihatan, sampai dengan kebutaan.
HIPERTENSI SEKUNDER
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu hipertensi esensial atua hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya dijumpai lebih kurang 90% dan hipertensi sekunder yang penyebabnya diketahui yaitu 10% dan seluruh hipertensi pada hipertensi sekunder penyebab dan patofisiologi diketahui sehingga dapat dikendalikan dengan obat-obatan atau pembedahan.
Penyebab Hipertensi Sekunder1. Ginjal Glomerulonefritis
PielonefritisNefritis tubulointerstisialNekrosis tubular akutKistaNefrokalsinosisKistaNefrokalsinosisTumorRadiasiDiabetesSLEPenyumbatan
2. Renovaskular AterosklerosisHiperplasiaTrombosisAneurismaEmboli kolesterolVaskulitisRejeksi akut sesudah transplantasi
3. Adrenal FeokromositomaAldosteronisme primerSindrom cushing
RM.017.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
4. Aorta Koarktasio aortaArteritis Takayasu
5. Neoplasma Tumor wilmTumor yang mensekresi renin
6. Kelainan endokrin lain Obesitas Resistensi insulin HipertiroidismeHipotiroidiseHiperparatiroidismeHiperkalsemiaAkromegaliSindromi karsinoid
7. Saraf Stres berat, psikosisTekanan intrakranial meninggiStrokEnsefalitis, sindrom Guilain Barre
8. Toksemia pada kehamilan9. Obat-obatan Konstrasepsi oral
kortikosteroidPengobatan
Pengobatan hipertensi akan mengurangi progresivitas fungsi ginjal.
Pembatasan Natrium Cara-cara pembatasan natrium yaitu : 1) pembatasan natrium dalam sehari sampai 2 g (88
mmol); 2) mengukur berat badan dan tekanan darah secara teratur, 3) pemeriksaan ureum dan kreatinin serum dan 4) dilarang pemberian tambahan garam kalium.
Pasien dievaluasi terhadap tanda-tanda dehidrasi (hipotensi ortostatik atau penurunan berat badan yang cepat) atau peningkatan ureum dan kreatinin. Bila terjadi gagal ginjal terminal dengan gejala sidosis metaboik yang memerlukan bikarbonat, pemaian natrium perlu disesuaikan. Pemberian cairan sitrat lebih baik daripada natrium klorida. Bila dengan cara ini belum memberikan hasil yang memuaskan terhadap pengendalian terhadap darah, perlu ditambahkan diuretik.
Diuretik tiazidTiazid khasiatnya kurang bila diberikan pada pasien hipertensi renal dengan kadar kreatinin
lebih dari 2 mg% atau klirens kreatinin kurang dari 30 ml per menit sebab kerjanya pada netron distal dimana netrium rendah.
Diuretik Loop Diuretik loop seperti furosemid, asam efakrin, bumetamid dan toresemid merupakan pilihan
utama untuk penanggulangan kelebihan cairan ekstraselular kurang dari 30 ml per menit kerja diuretik loop adalah menghambat reabsorbsi natrium dan klorida pada loop henie yang naik didaerah medula sebanyak 25-30%.
RM.018.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
Pengobatan kombinasi diuretik loop dan tiazidPengobatan kombinasi ini dapat memberi khasiat positif walaupun tes klirens kreatinin kurang
dari 10 ml per menit. Kerja pengobatan kombinasi ini adalah diuretik loop bekerja pada bagian proksimal yang menghambat absorbsi natrium, sehingga natrium yang tiba di distal dieksresi oleh diuretik tiazid.
Anti hipertensi non diuretik Penghambat Enzim Pengkonversi Angiotensin
Kerja obat golongan ini adalah menurunkan tekanan dalam kapiler glomerulus sehingga mencegah terjadinya sklerosis dan kerusakan glomerulus. Menurut diabetes collaborative studi group pada diabetes tipe I, pemberian kaptopril dapat memperlambat progresivitas fungsi ginjal. Jadi kerja penghambat enzim pengkonversi angiotensin selain antihipertensi juga untuk memperlambat progresivitas penyakit ginjal. Pada pasien yang tidak menderita diabetes belum ada kesepakatan tentang kerja obat tersebut terhadap pengurangan progresivitas faal ginjal.
Antagonis kalsium Antagonis kalsium mempunyai sifat vasodilatasi arterio aferen sehingga tekanand alam kapiler
glomerulus meningkat. Keadaan tersebut dalam waktu lama akan mempengaruhi fungsi ginjal. Tetap banyak tulisan-tulisan mengenai penggunaan antagonis kalsium paisen hipertensi dengan gagal ginjal mempunyai khasiat baik terhadap penurunan tekanand arah maupun dalam mempertahankan filtrasi glomerulus.
Pengobatan kombinasi Pengobatan kombinasi antara golongan penghambat enzim pengkonversi angiotensin dan
antagonis kalsium diberikan pada pasien hipertensi dengan gagal ginjal yang berat atau telah resisten. Bila kombinasi kedua obat tersebut belum berhasil dapat ditambahkan vasodilator seperti minoksidil.
Diet rendah protein Diet rendah protein mempunyai pengaruh terhadap penurunan tekanan dalam kapiler glomerulus.
RM.019.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
REFERENSIa. Braunwald E, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL. Harrison’s
manual of medicine 16th ed. McGraw-hill international edition. Boston. 2002: 679
b. JNC-VII, The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure, JAMA 2003, 289(19),
2560-72.
c. American Heart Association. “Statistics You Need To Know.” Available at:
http://www.americanheart.org/presenter.jhtml?identifier=107.
d. American Heart Association. “High Blood Pressure.” Available at:
http://www.americanheart.org/presenter.jhtml?identifier=4623.
e. Review of Clinical Hypertension. The American Society of Hypertension. 2005
RM.020.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Tampak depan rumah
Kamar pasien
RM.021.