Kasbes Mata

23
LAPORAN KASUS SEORANG ANAK LAKI-LAKI BERUSIA 8 TAHUN DENGAN ODS KONJUNGTIVITIS ET CAUSA SUSPEK VIRUS DAN ODS SUSPEK KELAINAN REFRAKSI Diajukan untuk memenuhi tugas kepaniteraan senior Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Penguji kasus : dr. A. Kentar Arimadyo S., MSi.Med., Sp.M Pembimbing : dr. Leidina Rachmadian Dibacakan oleh : Vetty Kurniawati Dibacakan tanggal : 27 Januari 2014

description

Contoh Kasbes Mata

Transcript of Kasbes Mata

Page 1: Kasbes Mata

LAPORAN KASUS

SEORANG ANAK LAKI-LAKI BERUSIA 8 TAHUN DENGAN

ODS KONJUNGTIVITIS ET CAUSA SUSPEK VIRUS DAN ODS

SUSPEK KELAINAN REFRAKSI

Diajukan untuk memenuhi tugas kepaniteraan senior

Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Penguji kasus : dr. A. Kentar Arimadyo S., MSi.Med., Sp.M

Pembimbing : dr. Leidina Rachmadian

Dibacakan oleh : Vetty Kurniawati

Dibacakan tanggal : 27 Januari 2014

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014

Page 2: Kasbes Mata

HALAMAN PENGESAHAN

Melaporkan kasus:

Penguji kasus : dr. A. Kentar Arimadyo S., MSi.Med., Sp.M

Pembimbing : dr. Leidina Rachmadian

Dibacakan oleh : Vetty Kurniawati

Dibacakan tanggal : 27 Januari 2014

diajukan untuk memenuhi tugas kepaniteraan senior di Bagian Ilmu Kesehatan Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Semarang, 27 Januari 2014

Mengetahui,

Pembimbing Penguji

dr. Leidina Rachmadian dr. A. Kentar Arimadyo S., MSi.Med., Sp.M

2

Page 3: Kasbes Mata

LAPORAN KASUS

Penguji kasus : dr. A. Kentar Arimadyo S., MSi.Med., Sp.M

Pembimbing : dr. Leidina Rachmadian

Dibacakan oleh : Vetty Kurniawati

Dibacakan tanggal : 27 Januari 2014

I. PENDAHULUAN

Konjungtivitis adalah penyakit yang terjadi di seluruh dunia dan dapat

diderita oleh seluruh masyarakat tanpa dipengaruhi usia.(1) Hal ini disebabkan

karena mudahnya konjungtivitis menular dari orang ke orang, khususnya

konjungtivitis viral dan bakterial. Konjungtivitis tersebut dapat menular

melalui batuk ataupun bersin-bersin. (2) Konjungtivitis sering dikenal juga

dengan istilah “red/pink eye”, karena karakteristik tampilan klinisnya adalah

mata merah (hyperemia conjungtiva).(3)

Pengertian dari konjungtivitis adalah radang/inflamasi konjungtiva. (4)

Konjungtiva adalah membran mukosa tipis yang transparan, yang

membungkus permukaan anterior dari bola mata dan permukaan posterior dari

palpebra. Konjungtiva bertanggung jawab terhadap produksi mukus, yang

dihasilkan oleh sel goblet yang penting dalam menjaga stabilitas tear film dan

tranparansi kornea. Selain itu, konjungtiva juga mampu melindungi

permukaan okular dari patogen, baik sebagai barier fisik, maupun sebagai

barier terhadap sumber sel-sel inflamasi.(5)

3

Page 4: Kasbes Mata

Pada konjungtivitis, konjungtiva menjadi merah (hiperemi konjungtiva

bulbi/injeksi konjungtiva, lakrimasi, eksudat dengan sekret yang lebih nyata

di pagi hari, kelopak mata membengkak (pseudoptosis), folikel, membran,

pseudomembran, mata merasa seperti adanya benda asing, dan adenopati

preaurikuler. Konjungtivitis akibat infeksi virus atau konjungtivitis viral

sering disebabkan oleh infeksi adenovirus, konjungtivitis viral ini sangat

menular.(4)

II. IDENTITAS PENDERITA

Nama : An. AR

Umur : 8 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Karanggening, Gunung pati

Pekerjaan : Pelajar

No. CM : -

III. ANAMNESIS

(Autoanamnesis dan alloanamnesis dengan pasien dan ayah pasien pada

tanggal 18 Januari 2014 di poliklinik mata Puskesmas Gunungpati)

Keluhan Utama : kedua mata merah

Riwayat Penyakit Sekarang :

Sejak satu minggu yang lalu pasien mengeluh mata kanan merah.

Mata merah sepanjang hari, diikuti dengan mata kiri ikut memerah 3 hari

kemudian. Selain itu pasien juga demam dan mengeluh dari mata keluar lodok

berwarna putih (+), mata bengkak, terasa gatal, mata terasa lengket akibat ada

lodok yang keluar dari mata. Mata lengket khususnya setelah pasien bangun

tidur di pagi hari. Pasien tidak diberi obat apapun untuk mengurangi keluhan,

4

Page 5: Kasbes Mata

dan keluhan tidak berkurang dengan istirahat, sehingga pasien diperiksakan ke

poli mata Puskesmas Gunungpati oleh orangtua nya.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat mata merah sebelumnya disangkal

Riwayat trauma pada mata disangkal

Riwayat menggunakan kacamata koreksi disangkal

Riwayat alergi disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :

Adik pasien mengalami mata merah seperti ini, usia 5 tahun, dan

tinggal serumah dengan pasien. Ayah pasien juga mengalami mata merah

sebelum adik nya terkena, namun sekarang sudah sembuh.

Riwayat Sosial Ekonomi :

Pasien adalah seorang pelajar, duduk di bangku kelas 3 SD. Biaya

pengobatan pasien ditanggung oleh orangtua pasien yang keduanya bekerja

sebagai PNS, dengan jumlah tanggungan 2 orang anak belum mandiri. Kesan

sosial ekonomi pasien cukup.

IV. PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN FISIK ( Tanggal 18 Januari 2014)

Status Praesen :

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Komposmentis

Tanda vital :

Nadi : 94x/menit

RR : 20x/menit

5

Page 6: Kasbes Mata

Suhu : 38o C

Pemeriksaan fisik: kepala : mesosefal

nnll preaurikuler : -/-

nnll submandibuler : -/-

leher : tidak ada kelainan

thoraks : cor : tidak ada kelainan

paru : tidak ada kelainan

abdomen : tidak ada kelainan

ekstremitas : tidak ada kelainan

Status Oftalmologi (Tanggal 18 Januari 2014)

OD OS

Oculo Dexter Oculo Sinister

6/10 VISUS 6/7,5Tidak dilakukan KOREKSI Tidak dilakukan

Tidak dilakukan SENSUS COLORIS Tidak dilakukan

Gerak bola mata bebas ke segala arah

PARASE/PARALYSE Gerak bola mata bebas ke segala arah

Tidak ada kelainan SUPERCILIA Tidak ada kelainan

Edema (+), spasme (-) PALPEBRA SUPERIOR

Edema (-), spasme (-)

Edema (+), spasme (-) PALPEBRA INFERIOR

Edema (-), spasme (-)

6

Page 7: Kasbes Mata

Hiperemis (+),folikel (-), pseudomembran (-),

papil (-)

KONJUNGTIVA PALPEBRALIS

Hiperemis (+),folikel (-), pseudomembran (-),

papil (-)

Hiperemis (+), sekret (+)

KONJUNGTIVA FORNICES

Hiperemis (+), sekret (+)

Hiperemis (+),injeksi konjungtiva (+), sekret

(+) serous

KONJUNGTIVA BULBI

Hiperemis (+), injeksi konjungtiva (+), sekret

(+) serous

Tidak ada kelainan SCLERA Tidak ada kelainanJernih CORNEA Jernih

Kedalaman cukup CAMERA OCULI ANTERIOR

Kedalaman cukup

Kripte (+) IRIS Kripte (+)

Bulat, central, regular,d : 3 mm, RP (+) N

PUPIL Bulat, central, regular, d : 3 mm, RP (+) N

Jernih LENSA Jernih

(+) cemerlang FUNDUS REFLEKS (+) cemerlang

Tidak dilakukan TENSIO OCULI Tidak dilakukan

Tidak dilakukan SISTEM CANALIS LACRIMALIS

Tidak dilakukan

V. RESUME

Seorang anak laki-laki usia 8 tahun datang ke poli mata Puskesmas

Gunungpati, Semarang dengan keluhan oculo dextra sinistra hiperemis sejak

satu minggu yang lalu. OD palpebra oedem (+), sekret (+) serous, gatal (+),

demam (+). Adik dan ayah pasien menderita keluhan yang sama, tinggal satu

rumah dengan pasien, namun ayah pasien sekarang sudah sembuh.

Status praesens : dalam batas normal

Pemeriksaan fisik : dalam batas normal, tidak ada kelainan

Status Oftalmologi :

7

Page 8: Kasbes Mata

Oculo Dexter Oculo Sinister6/10 VISUS 6/7,5

Edema (+), spasme (-) PALPEBRA SUPERIOR

Edema (-), spasme (-)

Edema (+), spasme (-) PALPEBRA INFERIOR

Edema (-), spasme (-)

Hiperemis (+), sekret (+)

KONJUNGTIVA FORNICES

Hiperemis (+), secret (+)

Hiperemis (+),injeksi konjungtiva (+),sekret

(+)serous

KONJUNGTIVA BULBI

Hiperemis (+),injeksi konjungtiva (+),sekret

(+)serous

VI. DIAGNOSIS BANDING

1. ODS konjungtivitis:

DD/ ODS konjungtivitis e.c suspek vernal

ODS konjungtivitis e.c suspek bakteri

ODS konjungtivitis e.c suspek virus

2. ODS kelainan refraksi:

DD/ Miopi

Astigmatisme

VII. DIAGNOSIS KERJA

ODS konjungtivitis e.c suspek virus

VIII. TERAPI

Lyteers ED 6x1 tetes (ODS)

Imunomodulator 1x1 tab

Kompres dingin

IX. PROGNOSIS

8

Page 9: Kasbes Mata

OD OS

Quo ad visam ad bonam ad bonam

Quo ad sanam ad bonam ad bonam

Quo ad vitam ad bonam

Quo ad cosmeticam ad bonam

X. SARAN

Kontrol 3 hari kemudian untuk evaluasi kondisi pasien

XI. EDUKASI

Menjelaskan pada orangtua pasien dan pasien bahwa keluhan pada

mata pasien terjadi karena terjadi peradangan pada selaput mukosa

mata pasien.

Menjelaskan pada orangtua pasien dan pasien bahwa kemungkinan

penyebab penyakitnya adalah infeksi virus.

Menjelaskan pada orangtua pasien dan pasien bahwa penyakitnya

menular sehingga harus menjaga kebersihan mata dan tangan. Pasien

dianjurkan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan

mata. Dan kemudian pasien dianjurkan pula untuk menutup mata atau

menggunakan kacamata.

Menjelaskan orangtua pasien dan pasien tentang tatalaksana pada

kasus ini yaitu pemberian tetes air mata buatan, suplemen

multivitamin, kompres dingin, asupan nutrisi yang baik, serta istirahat

yang cukup.

Menjelaskan pada orangtua pasien dan pasien untuk mematuhi terapi

yang sudah disarankan dokter, agar cepat sembuh dan terhindar dari

komplikasi penyakit.

Menjelaskan kepada pasien untuk kontrol kembali 3 hari kemudian

untuk evaluasi keadaan pasien. Selama 3 hari tersebut pasien

9

Page 10: Kasbes Mata

disarankan istirahat yang cukup agar proses penyembuhan dapat

berjalan maksimal dan jika sudah sembuh agar dapat dilakukan

pemeriksaan tajam penglihatan, dan jika hasilnya masih menetap agar

dapat dilakukan koreksi.

XII. DISKUSI

A. Anatomi Konjungtiva

Konjungtiva merupakan mukosa tipis dan transparan yang menutupi

permukaan posterior palpebra dan permukaan anterior sklera. Konjungtiva

berfungsi untuk melindungi dan membantu membasahi bola mata terutama

kornea. Berbagai macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva.

Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel goblet.

Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea.

Secara klinis, konjungtiva terdiri dari tiga bagian:

1. Konjungtiva palpebralis, menutupi permukaan belakang palpebra. Sebagian

besar melekat pada tarsus.

2. Konjungtiva bulbi, menutupi bola mata bagian depan kecuali kornea.

Terikat secara longgar pada sklera.

3.Konjungtiva forniks merupakan bagian peralihan antara kedua jenis

konjungtiva tersebut diatas, dan membentuk lipatan antara palpebra dan bola

mata. Lipatan tersebut amat mudah digerakan dari dasarnya sehingga

memungkinkan gerakan bola mata yang luas. Banyak mengandung pembuluh

darah.(4,5)

10

Page 11: Kasbes Mata

Gambar 1. Anatomi konjungtiva

Keterangan: 1. Limbus

2. Konjungtiva bulbi

3. Konjungtiva forniks

4. Konjungtiva palpebra

5. Punctum lacrimalis

6. Margin konjungtiva

Konjungtiva mendapat perdarahan dari a.konjungtivalis posterior

cabang a.palpebralis dan a.ciliaris anterior. Dilatasi dari masing-masing arteri

akan memberi arti diagnostik tertentu. Konjungtiva mendapat persyarafan dari

cabang N.V yang berakhir sebagai ujung bebas terutama di daerah

konjungtiva palpebralis.(4)

B. Konjungtivitis

Konjungtivitis merupakan radang konjungtiva atau radang selaput

lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata bagian depan.

Gambaran klinis yang terlihat pada konjungtivitis dapat berupa hiperemis

konjungtiva bulbi (injeksi konjungtiva), lakrimasi, eksudat dengan sekret yang

lebih nyata di pagi hari, pseudoptosis akibat kelopak membengkak, kemosis,

hipertrofi papil, folikel, membran, pseudomembran, granulasi, flikten, mata

terasa seperti adanya benda asing, dan adenopati aurikuler.(5)

11

Page 12: Kasbes Mata

Hiperemia adalah tanda konjungtivitis akut yang paling mencolok.

Kemerahannya paling jelas di forniks dan makin berkurang ke arah limbus.

Epifora sering mencolok pada sekresi air mata yang diakibatkan oleh adanya

sensasi benda asing. Transudasi juga timbul dari pembuluh-pembuluh darah

yang hiperemis sehingga menambah jumlah air mata. Eksudasi adalah ciri

semua jenis konjungtivitis akut. Eksudat yang berlapis-lapis dan amorf

menandakan konjungtivitis bakteri, sedangkan yang berserabut ditemukan

pada konjungtivitis alergika.(3, 5)

Klasifikasi konjungtivitis berdasarkan etiologi yaitu:(5)

1. Konjungtivitis Virus

Konjungtivitis virus adalah suatu penyakit umum yang dapat

disebabkan oleh berbagai jenis virus. Konjungtivitis virus biasanya

disebabkan oleh Adenovirus, Herpes simplek virus (HSV), Varisela (herpes)

zooster virus (VZV), moluskum contangiosum, dan Virus New Castle.

2. Konjungtivitis Bakteri

Terdapat dua bentuk konjungtivitis bakteri: akut (termasuk hiperakut

dan subakut) dan kronik. Konjungtivitis bakteri akut biasanya dapat sembuh

sendiri, berlangsung kurang dari 14 hari. Sebaliknya, konjungtivitis hiperakut

(purulen) yang disebabkan oleh Nisseria gonorrhoeae atau Nisseria

meningitidis dapat menimbulkan komplikasi mata berat bila tidak diobati

sejak dini. Konjungtivitis kronik biasanya sekunder terhadap penyakit

palpebra atau obstruksi ductusnasolacrimalis.

3. Konjungtivitis Jamur

Penyebab konjungtiva jamur tersering adalah Candida sp. (biasanya

Candida albicans) adalah infeksi yang jarang terjadi, umumnya tampak

sebagai bercak putih. Keadaan ini dapat timbul pada pasien diabetes atau

pasien yang terganggu sistem imunnya, sebagai konjungtivitis ulseratif atau

granulomatosa. Kerokan menunjukkan reaksi radang sel polimorfonuklear.

12

Page 13: Kasbes Mata

4. Konjungtivitis Alergi

Konjungtivitis alergi merupakan reaksi antibodi humoral terhadap

alergen. Biasanya dengan riwayat atopi. Gejala utama penyakit alergi ini

adalah radang (merah, sakit, bengkak, dan panas), gatal, silau berulang dan

menahun. Tanda karakteristik lainnya adalah datangnya bermusim.

Pengobatan terutama dengan menghindarkan penyebab pencetus penyakit dan

memberikan astringen, sodium kromolin, steroid topikal dosis rendah yang

kemudian disusul dengan kompres dingin untuk menghilangkan edema.

Tabel 1. Gambaran Klinis Konjungtivitis(5)

Tanda Bakterial Virus Alergik Toksik

Injeksi

konjungtiva

Mencolok Sedang Ringan-

sedang

Ringan-

sedang

Hemoragi + + - -

Kemosis ++ +/- ++ +/-

Eksudat Purulen/mukopurulen Air

(serous)

Berserabut,

lengket

-

Pseudomembra

n

+/- +/- - -

Papil +/- - + -

Folikel - + - +

Nodus

preaurikuler

- ++ - -

Panus - - - -

Gatal Minim Minim Hebat

Air mata Sedang Profuse Sedang

Pewarnaan

kerokan dan

Bakteri, PMN Monosit Eosinofil

13

Page 14: Kasbes Mata

eksudat

C. Konjungtivitis Virus

Konjungtivitis virus dapat disebabkan berbagai jenis virus, tetapi

Adenovirus adalah virus yang paling banyak menyebabkan penyakit ini, dan

Herpes simplex virus yang paling membahayakan. Selain itu penyakit ini juga

dapat disebabkan oleh virus Varicella zooster, picornavirus (enterovirus 70,

Coxsackie A24), poxvirus, dan human immunodeficiency virus.

Penyakit ini sering terjadi pada orang yang sering kontak dengan

penderita dan dapat menular melalui droplet pernafasan, kontak dengan

benda-benda yang menyebarkan virus dan berada di kolam renang yang

terkontaminasi.(6, 7)

Gejala klinis pada konjungtivitis virus berbeda-beda sesuai dengan

etiologinya. Pada konjungtivitis virus epidemik yang disebabkan oleh

adenovirus tipe 8 dan 19 biasanya dijumpai demam dan mata seperti kelilipan,

mata berair berat dan kadang dijumpai pseudomembran. Pada

faringokonjungtivitis biasanya pasien mengeluhkan gejala pada saluran

pernafasan atas dan gejala infeksi umum lainnya seperti sakit kepala dan

demam. Pada konjungtivitis herpetic yang disebabkan oleh virus herpes

simpleks (HSV) yang biasanya mengenai anak kecil dijumpai injeksi

unilateral, iritasi, sekret mukoid, nyeri, fotofobia ringan dan sering disertai

keratitis herpes. Konjungtivitis hemoragika akut yang biasanya disebabkan

oleh enterovirus dan coxsackie virus memiliki gejala klinis nyeri, fotofobia,

sensasi benda asing, hipersekresi airmata, kemerahan, edema palpebra dan

perdarahan subkonjungtiva dan kadang-kadang dapat terjadi kemosis. (5, 8)

Karakteristik konjungtivitis virus yang khas sehingga dapat dibedakan

dari konjungtivitis oleh karena penyebab lainnya, yaitu: sekret berair/serous,

adanya folikel-folikel konjungtiva khususnya di palpebra bawah, pembesaran

kelenjar getah bening preaurikuler, mungkin juga terdapat edema kelopak dan

14

Page 15: Kasbes Mata

lakrimasi berlebih, serta adanya riwayat kontak dengan penderita untuk

konjungtivitis viral epidemika.(5,9)

ANALISIS KASUS

Pasien ini didiagnosis ODS konjungtivitis et causa suspek virus dengan dasar

anamnesis dan pemeriksan fisik sebagai berikut :

1. Anamnesis

Pasien mengeluh kedua mata hiperemis. Sekret (+) serous, gatal (+),

demam (+), bengkak (+), mata lengket khususnya di pagi hari, lodok

(+) putih. Adanya riwayat penyakit keluarga bahwa adik dan ayah

pasien menderita keluhan yang sama, tinggal 1 rumah dengan pasien.

2. Pemeriksaan Oftalmologis (ODS)

Pemeriksaan visus: OD: 6/10, OS: 6/7,5

Palpebra superior dan inferior didapatkan edema (hanya pada OD )

Konjungtiva palpebra hiperemis (+), folikel (-)

Konjungtiva fornices didapatkan hiperemis (+)

Konjungtiva bulbi didapatkan hiperemis (+), injeksi konjungtiva (+),

sekret serous (+).

3. Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil semua dalam batas normal,

tidak ada kelainan.

Pada kasus ini diberikan terapi supportif berupa tetes Lyteers ED 6x1

(ODS), immunomodulator 1x1 tab untuk meningkatkan daya tahan tubuh

dikarenakan pada pasien yang menderita infeksi karena virus membutuhkan

daya tahan tubuh yang baik untuk dapat mendukung proses

penyembuhan/self limiting, kompres dingin agar memberikan sedikit rasa

nyaman pada mata pasien, dan anjuran kontrol ulang untuk mengulang

pemeriksaan visus setelah sembuh dari konjungtivitis.

15

Page 16: Kasbes Mata

DAFTAR PUSTAKA

1. Konjungtivitis. Repository USU. Available at:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32585/4/Chapter%20II.pdf

cited 2014 Dec 20.

2. Viral or bacterial conjungtivitis. Available at:

http://www.cumc.columbia.edu/student/health/pdf/C/Conjunctivitis.pdf cited

2014 Dec 20.

3. Care of patient with conjungtivitis. Optometri Clinical Guidelines. Available

at:

http://www.aoa.org/documents/optometrists/CPG-11.pdf cited 2014 Dec 20.

4. Vaughan D. Oftalmologi Umum. 17th ed. Jakarta: Widya Medika; 2000

5. Ilyas S. Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2000.

6. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. 3 ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2005.

7. Scott I. Viral Conjunctivitis. Available at :

http://emedicine.medscape.com/article/1191370-overview cited 2014 Dec 20.

8. Prevention Conjuntivitis (Pink Eye). 2013:http://www.webmd.com/eye-

health/eye-health-conjunctivitis cited 2014 Dec 20.

9. Bruce james Cc, Anthony Bron. Oftalmologi. 9 ed: Erlangga; 2006.

16