BAYI BARU LAHIR

33
BAYI BARU LAHIR Kriteria Bayi Baru Lahir Normal Bayi yang lahir dengan presentasi kepala melalui vagina tanpa menggunakan alat, pada usia kehamilan 37- 42 minggu, dengan berat badan 2500- <4000 gram, dengan nilai APGAR ≥7 tanpa cacat bawaan. Secara rinci dapat di jelaskan sebagai berikut : Berat badan 2500 – 4000 gram Usia Kehamilan 37-42 minggu Menangis pada saat lahir (Skor Apgar 7) Tidak terdapat kelainan/cacat kongenital 1 Panjang badan lahir 48 – 52 cm Lingkar dada 30 – 38 cm, Lingkar kepala 33 – 35 cm Bunyi jantung dalam menit – menit pertama kira – kira 180x/menit, kemudian menurun sampai 120 – 140x/menit Pernafasan pada menit – menit pertama cepat kira – kira 80x/menit kemudian menurun setelah tenang kira – kira 40 x/menit. Klasifikasi bayi berdasarkan berat lahir : - Berat Lahir Rendah : < 2500 gram - Berat Lahir cukup/normal : > 2500 – 4000 gram - Berat Lahir lebih : > 4000 gram - Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) : berat lahir 1500-2500 gram - Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) : berat lahir < 1500 gram

Transcript of BAYI BARU LAHIR

Page 1: BAYI BARU LAHIR

BAYI BARU LAHIR

Kriteria Bayi Baru Lahir Normal

Bayi yang lahir dengan presentasi kepala melalui vagina tanpa menggunakan alat, pada usia

kehamilan 37- 42 minggu, dengan berat badan 2500- <4000 gram, dengan nilai APGAR ≥7

tanpa cacat bawaan.

Secara rinci dapat di jelaskan sebagai berikut :

Berat badan 2500 – 4000 gram

Usia Kehamilan 37-42 minggu

Menangis pada saat lahir (Skor Apgar 7)

Tidak terdapat kelainan/cacat kongenital 1

Panjang badan lahir 48 – 52 cm

Lingkar dada 30 – 38 cm, Lingkar kepala 33 – 35 cm

Bunyi jantung dalam menit – menit pertama kira – kira 180x/menit, kemudian menurun sampai

120 – 140x/menit

Pernafasan pada menit – menit pertama cepat kira – kira 80x/menit kemudian menurun setelah

tenang kira – kira 40 x/menit.

Klasifikasi bayi berdasarkan berat lahir :

- Berat Lahir Rendah : < 2500 gram

- Berat Lahir cukup/normal : > 2500 – 4000 gram

- Berat Lahir lebih : > 4000 gram

- Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) : berat lahir 1500-2500 gram

- Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) : berat lahir < 1500 gram

- Bayi Berat Lahir Ekstrim Rendah (BBLER) : berat lahir < 1000 gram3

Klasifikasi bayi berdasarkan usia gestasi :

- Bayi kurang bulan : < 37 minggu

- Bayi cukup Bulan : 37-42 minggu

- Bayi lebih bulan > 42 minggu

- Bayi kecil untuk masa kehamilan : berat lahir < 10 persentil menurut grafik “Lubchenco”

Page 2: BAYI BARU LAHIR

- Bayi besar untuk masa kehamilan : berat lahir > 10 persentil menurut grafik “Lubchenco”

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berat Bayi Baru Lahir

- Adanya infeksi pada ibu saat kehamilan

- Faktor Genetik

- Fungsi plasenta

- Kecukupan Nutrisi

Angka kecukupan gizi (AKG) bagi ibu hamil bertambah sering dengan berbagai

perubahan yang menyertainya . Ketidakmampuan seorang ibu hamil untuk mencakupi

kebutuhan gizinya akan berdampak pada berat bayi yang akan dilahirkan.

Berikut Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Ibu Hamil :

Jenis gizi Jumlah

kebutuhan

Sumber

Energi (kalori) 16-18 th 2200

19-29 th 1900

30-49 th 1800

Trimester 1

+180

Trimester

II&III+ 300

kkal

lemak, karbohidrat, protein, (nasi , kentang,

minyak, lemak hewani, terigu , ubi-ubian )

Protein 40 + 10 g Daging, ikan, telur, kacang-kacangan, tahu,tempe.

Kalsium 0,5 + 0,6

mg

Susu, ikan teri, kacang-kacangan, sayuran hijau.

Zat besi 28 + 2 mg Daging, hati, sayuran hijau

Vit.A 3500 + 500

SI

Hati, kuning telur, sayur dan buah berwarna hijau

dan kuning kemerahan.

Vit.B1 0,8 + 0,2

mg

Biji-bijian, padi- padian, kacang-kacangan, daging.

Vit.B2 1,3 + 0,2

mg

Hati, telur, sayur, kacang-kacangan.

Vit.B6 12,4 + 2 2 Hati, daging, ikan, biji-bijian, kacang-kacangan

Page 3: BAYI BARU LAHIR

mg

Vit.C 20 + 20 mg Buah dan sayur.

Tabel. 1 Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Ibu Hamil

Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir

Pernapasan : sulit atau lebih dari 60 kali permenit

Kehangatan : terlalu panas (> 38 C atau terlalu dingin < 36 C)

Warna : kuning (terutama 24 jam pertama), biru atau pucat, memar

Pemberian makan : hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah

Tali pusat : merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah

Infeksi : suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk, pernapasan

sulit.

Tinja/kemih : tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir atau

darah pada tinja

Aktivitas : mengigil, atau menangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu

mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bisa tenang, menangis terus-terusan.

Keadaan patologis yang dapat terjadi pada BBL

Asfiksia

Gangguan pernapasan

Hipo/hipertermia

BBLR

Dehidrasi

Ikterus

Infeksi/Sepsis

Tetanus Neonaturum

Kejang

Gangguan saluran cerna

Cedera lahir

ASUHAN BAYI BARU LAHIR

Page 4: BAYI BARU LAHIR

Pengkajian pada bayi baru lahir dapat dilakukan segera setelah lahir yaitu untuk mengkaji

penyesuaian bayi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine. Selanjutnya dilakukan

pemeriksaan fisik secara lengkap untuk mengetahui normalitas & mendeteksi adanya

penyimpangan

Penatalaksanaan bayi baru lahiir memiliki 3 tujuan utama :

1. mendeteksi masalah medis penting sedini mungkin sehingga dapat diobati secra tepat dengan

melakukan pemeriksaan fisik bayi.

2. mempermudah adaptasi pada kehidupan ekstrauterus melalui perawatan neonatus secara

tepat.

3. melindungi bayi baru lahir dari proses berbahaya (misalnya : hipotermia dan infeksi) melalui

perawatan neonatus secara tepat.

Pengkajian segera BBL

a. Penilaian awal

Nilai kondisi bayi :

• nilai usia gestasi dan ukuran gestasi ?

• apakah bayi menangis kuat/bernafas tanpa kesulitan ?

• apakah bayi bergerak dg aktif/lemas?

• apakah warna kulit bayi merah muda, pucat/biru?

APGAR SCORE

• Merupakan metode untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5 variabel

(pernafasan, frekuensi denyut Jantung, warna kulit, tonus otot & iritabilitas reflek)

• Ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar (1950).

Dilakukan pada :

• Menit ke 1 kelahiran

untuk mengetahui bayi asfiksia /tidak dan memberi kesempatan pd bayi untuk memulai

perubahan

Page 5: BAYI BARU LAHIR

• Menit ke-5

untuk mengetahui prognosis bayi

• Menit ke-10

penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yg rendah & perlu tindakan resusitasi.

Penilaian menit ke-10 memberikan indikasi morbiditas pada masa mendatang, nilai yg

rendah berhubungan dg kondisi neurologis.

Interpretasi :

APGAR score dilakukan ketika 5 menit pertama dan dapat diulangi pada menit ke 10, 15 atau 30

selanjutnya jika skor masih rendah.

Preosedur penilaian APGAR

Pastikan pencahayaan baik

Page 6: BAYI BARU LAHIR

Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit pertama dg cepat & simultan.

Jumlahkan hasilnya

Lakukan tindakan dg cepat & tepat sesuai dg hasilnya

Ulangi pada menit kelima

Ulangi pada menit kesepuluh

Dokumentasikan hasil & lakukan tindakan yg sesuai. 5,6,7,10,11

Penilaian

Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2

Nilai tertinggi adalah 10

Asuhan segera Bayi Baru Lahir

Adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama satu jam pertama setelah

kelahiran.

Sebagian besar BBL akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dg sedikit

bantuan/gangguan.

Oleh karena itu PENTING diperhatikan dlm memberikan asuhan SEGERA, yaitu jaga

bayi tetap kering & hangat, kontak antara kulit bayi dg kulit ibu sesegera mungkin. 5,6,7,10,11

a. Membersihkan jalan nafas

1. Sambil menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayi dg handuk di atas perut ibu

2. Bersihkan darah/lendir dr wajah bayi dg kain bersih & kering/ kassa

3. Periksa ulang pernafasan

4. Bayi akan segera menagis dlm waktu 30 detik pertama setelah lahir. 5,6,7,10,11

b. jika tdk dpt menangis spontan hal yang dilakukan :

1. letakkkan bayi pd posisi terlentang di t4 yg keras & hangat

2. gulung sepotong kain & letakkan di bwh bahu shg leher bayi ekstensi

3. bersihkan hidung, rongga mulut, & tenggorokan bayi dg jari tangan yg dibungkus kassa

steril

4. tepuk telapak kaki bayi sebanyak 2-3x/ gosok kulit by dg kain kering & kasar

Page 7: BAYI BARU LAHIR

Gambar 2. Posisi ekstensi

c. Kebiasaan yang harus dihindari 6,7,10

LANGKAH-LANGKAH ALASAN TIDAK DIANJURKAN

Menepuk pantat bayi Trauma/cedera

Menekan dada Patah, pneumothorax, gawat nafas, kematian

Menekan kaki bayi ke bagian

perutnya

Merusak pembuluh darah dan kelenjar pada

hati/limpa, perdarahan

Membuka sphincter anusnya Merusak /melukai sphincter ani

Menggunakan bungkusan

panas/dingin

Membakar/hipotermi

Meniupkan oksigen/udara

dingin pada tubuh/wajah bayi

Hipotermi

Memberi minuman air bawang Membuang waktu, karena tindakan resusitasi

yang tidak efektif pada saat kritis

d. Penghisapan lendir

1. Gunakan alat penghisap lendir mulut (De Lee)/ alat lain yg steril, sediakan juga tabung

oksigen & selangnya

2. Segera lakukan usaha menghisap mulut & hidung

3. Memantau mencatat usaha nafas yg pertama

4. Warna kulit, adanya cairan / mekonium dlm hidung / mulut hrs diperhatikan. 6,7,10

e. Perawatan tali pusat

setelah plasenta lahir & kondisi ibu stabil, ikat atau jepit tali pusat

Cara :

1. celupkan tangan yg masih menggunakan sarung tangan ke dlm klorin 0,5% untuk

membersihkan darah & sekresi tubuh lainnya

2. bilas tangan dengan air matang /DTT

Page 8: BAYI BARU LAHIR

3. keringkan tangan (bersarung tangan)

4. letakkan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan hangat

5. ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dr pusat dengan menggunakan benang DTT. Lakukan

simpul kunci/ jepitkan

6. Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat &

lakukan pengikatan kedua dg simpul kunci dibagian TP pd sisi yg berlawanan

7. Lepaskan klem penjepit & letakkan di dlm larutan klorin 0,5%

8. Selimuti bayi dg kain bersih & kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup. 6,7

f. Mempertahankan suhu tubuh

bayi akan kehilangan panas badan melalui

1. evaporasi,

2. radiasi, dan

3. konveksi.

Tindakan yang dilakukan untuk mencegah kehilangan panas :

1. Pengeringan menggunakan handuk yang memiliki daya serap baik segera setelah lahir dan

menjaga bayi tetap terbungkus di dalam handuk atau selimut yang hangat, bersih dan kering

2. Pemeriksaan dan resusitasi di kamar bersalin harus dilakukan di bawah lampu penghangat

3. Tutup bagian kepala bayi

4. Anjurkan ibu untuk memeluk & menyusukan bayinya

5. Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian

6. Tempatkan bayi di lingkungan yg hangat 5,6,7,11

g. Pencegahan infeksi

Memberikan obat tetes mata/salep

diberikan 1 jam pertama bayi lahir yaitu ; eritromysin 0,5%/tetrasiklin 1%.

INGAT !

JANGAN MENGOLESKAN SALEP APAPUN/ZAT LAIN KE BAGIAN TALI PUSAT

Page 9: BAYI BARU LAHIR

Yang biasa dipakai adalah larutan perak nitrat/ neosporin & langsung diteteskan pd

mata bayi segera setelah bayi lahir.

Larutan atau salep tersebut jangan dibilas dari mata setelah diberikan karena dapat

mengurangi efektivitas obat. 5,6,7,10,11

h. Pencegahan hepatitis

Dosis vaksin rekombinan pertama harus diberikan sebelum usia 2 bulan dan lebih

baik jika dalam periode neonatal.

Bayi yang terlahir dari ibu hepatitis B-positif atau ibu dengan status hepatitis tidak

diketahui memerlukan penetalaksanaan khusus. Jika ibu hepatitis B-positif, begitu suhu

stabil, mandikan bayi segera setelah lahir untuk menghilangkan semua bahan darah

infeksius.

Bersihkan kulit sebelum setiap injeksi atau pengambilan darah. Sebelum 12 jam

pascalahir, berikan globin imun hepatitis B kepada bayi (0,5 mL IM) di satu tempat, dan

vaksin hepatitis rekombinan secara bersamaan di tempat yang lain. Jika menggunakan vaksin

Recombivax, gunakan 0,5 mL formulasi dewasa (5μg), bukan formulasi pediatri (2,5 μg)

yang digunakan untuk profilaksis biasa. Jika status hepatitis ibu tidak diketahui, kirim darah

ibu untuk pengujian segera dan berikan vaksin, seperti di atas, dalam 12 jam pertama.

Kemudian, jika ibu ternyata terbukti hrpatitis B-positif, kepada bayi diberikan globin

hiperimun sesegera mungkin dan definitive sebelum 7 hari. Jika negatif, lanjutkan jadwal

imunisasi yang lazim. Bayi dari ibu hepatitis B-positif harus diimunisasi lebih cepat dari

jadwal, dengan dosis kedua pada 1 bulan dan dosis ketiga, 6 bulan. 5,6,7,10,11

BBL sangat rentan terjadi infeksi, sehingga perlu diperhatikan hal-hal dalam

perawatannya.

1. Cuci tangan sebelum & setelah kontak dg bayi

2. Pakai sarung tangan bersih pd saat menangani bayi yg blm dimandikan

3. Pastikan semua peralatan (gunting, benang tali pusat) telah di DTT, jika menggunakan

bola karet penghisap, pastikan dlm keadaan bersih

4. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut serta kain yg digunakan untuk bayi dlm

keadaan bersih

Page 10: BAYI BARU LAHIR

5. Pastikan timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop & benda2 lainnya akan

bersentuhan dg bayi dlm keadaan bersih (dekontaminasi setelah digunakan). 5,6,7,10,11

4. Asuhan bayi baru lahir 1-24 jam pertama kelahiran

Tujuan :

Mengetahui aktivitas bayi normal/tidak & identifikasi masalah kesehatan BBL yg

memerlukan perhatian keluarga & penolong persalinan serta tindak lanjut petugas

kesehatan. 6,7

Pemantauan 2 jam pertama meliputi :

1. Kemampuan menghisap (kuat/lemah)

2. Bayi tampak aktif/lunglai

3. Bayi kemerahan /biru 6,

Sebelum penolong meninggalkan ibu, harus melakukan pemeriksaan & penilaian ada tidaknya

masalah kesehatan terutama pada :

1. By kecil masa kehamilan/KB

2. Gangguan pernafasan

3. Hipotermia

4. Infeksi

5. Cacat bawaan/trauma lahir. 6,7

Jika tidak ada masalah,

a. lanjutkan pengamatan pernafasan, warna & aktivitasnya

b. Pertahankan suhu tubuh bayi dg cara :

1. hindari memandikan min. 6 jam/min suhu 36,5 C

2. bungkus bayi dengan kain yg kering & hangat, kepala bayi harus tertutup 6,7

c. Lakukan pemeriksaan fisik

1. gunakan tempat yg hangat & bersih

2. cuci tangan sebelum & sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan & bertindak lembut

3. LIHAT, DENGAR, & RASAKAN

4. Rekam /catat hasil pengamatan

5. jika ditemukan faktor risiko/masalah segera Cari bantuan lebih lanjut 6,7

Page 11: BAYI BARU LAHIR

d. Pemberian vitamin K

1. untuk mencegah terjadinya perdarahan karna defisiensi vit. K

2. Bayi cukup bulan/normal 1 mg/hari peroral selama 3 hari

3. Bayi berisiko 0,5mg – 1mg perperenteral/ IM, 5,6,,7

e. Identifikasi BBL

1. Peralatan identifikasi BBL harus selalu tersedia

2. Alat yg digunakan; kebal air, tepi halus dan tidak melukai, tdk mudah sobek dan tdk

mudah lepas

3. Harus tercantum ; nama bayi (Ny) tgl lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama

lengkap ibu

4. Di tiap tempat tidur harus diberi tanda dg mencantumkan nama, Tgl lahir, nomor

identifikasi 5,6,7

f. Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi, meliputi :

1). Pemberian nutrisi

Berikan asi sesering keinginan bayi atau kebutuhan ibu (jika payudara ibu penuh)

Frekuensi menyusui setiap 2-3 jam

Pastikan bayi mendapat cukup colostrum selama 24 jam. Colostrum memberikan zat

perlindungan terhadap infeksi dan membantu pengeluaran mekonium.

Berikan ASI saja sampai umur 6 bulan

2). Mempertahankan kehangatan tubuh bayi 6,7

Suhu ruangan setidaknya 18 - 21ºC

Jika bayi kedinginan, harus didekap erat ke tubuh ibu

Jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur (misalnya botol berisi air

panas). 6,7

3). Mencegah infeksi

Cuci tangan sebelum memegang bayi dan setelah menggunakan toilet untuk BAK/BAB

Page 12: BAYI BARU LAHIR

Jaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih, selalu dan letakkan popok di bawah tali pusat.

Jika tali pusat kotor cuci dengan air bersih dan sabun. Laporkan segera ke bidan jika timbul

perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau bau busuk.

Ibu menjaga kebersihan bayi dan dirinya terutama payudara dengan mandi setiap hari

Muka, pantat, dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih , hangat, dan sabun setiap hari.

Jaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan pastikan setiap orang yang

memegang bayi selalu cuci tangan terlebih dahulu. 5,6,7

Managemen bayi baru lahir

Page 13: BAYI BARU LAHIR
Page 14: BAYI BARU LAHIR

Sumber : Kemenkes RI. Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir.. Jakarta : Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2011

Manajemen Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia

Page 15: BAYI BARU LAHIR

PENILAIANSambil meletakkan & menyelimuti bayi di atas perut ibu atau dekat perineum, lakukan penilaian BBL: 1.Apakah bayi cukup bulan?2.Apakah air ketuban jernih, tidak tercampur mekonium?3.Apakah bayi menangis atau bernapas?4.Apakah bayi tonus otot baik / bergerak aktif?

LANGKAH AWAL1. Jaga bayi tetap hangat2. Atur posisi bayi3. Isap lendir4. Keringkan dan rangsang taktil5. Reposisi

JIka bayi tidak cukup bulan dan atau tidakbernapas atau megap-megap dan ataulemas

NILAI NAPAS

Bayi bernapas normal Bayi tidak bernapas / bernapas megap-megap

ASUHAN PASCA RESUSITASI1. Pemantauan tanda bahaya2. Pencegahan hipotermi3. Inisiasi menyusu dini4. Pemberian vitamin K15. Pencegahan infeksi6. Pemeriksaan fisik7. Pencatatan & Pelaporan

VENTILASI1. Pasang sungkup, perhatikan lekatan2. Ventilasi 2 X dengan tekanan 30 cm air3. Jika dada mengembang lakukan ventilasi 20 X dengan tekanan

20 cm air selama 30 detik

Bayi mulai bernapas normal Bayi tidak bernapas / bernapas megap-megap

1. Ulangi ventilasi sebanyak 20 X selama 30 detik2. Hentikan ventilasi & nilai kembali napas tiap 30 detik3. Jika bayi tidak bernapas spontan sesudah 2 menit resusitasi,

siapkan rujukan, nilai denyut jantung

Jika dirujuk JIka tidak mau dirujuk & tidak berhasil

1. Sesudah 10 menit bayi tidak bernapas spontandan tidak terdengar denyut jantungpertimbangkan untuk menghentikan resusitasi

2. Konseling

3. Pencatatan & Pelaporan

1. Konseling2. Lanjutkan Resusitasi3. Pemantauan tanda bahaya4. Pencegahan hipotermi5. Pencegahan infeksi6. Pencatatan & Pelaporan

BAYI LAHIR

NILAI NAPAS

1. Hentikan Ventilasi

2. ASUHAN PASCA RESUSITASI

Jika air ketuban tercampur mekonium

Jika bayi tidak bernapasatau megap-megap

Jika bayi menangisatau bernapas normal

Buka mulut lebar, usapdan isap lendir dari mulut

Potong tali pusat

Potong tali pusat

NILAI NAPAS

Note: ralatjk tidak mau dirujuk & tidak berhasil, sesudah 20 menit bayi tidak bernapas spontan dan

tidak terdengar jantung, pertimbangkan untuk menghentikan resusitasi.

Page 16: BAYI BARU LAHIR

PEMERIKSAAN FISIK PADA NEONATAL

a. Pemeriksaan kepala

Adanya caput suksedanium dan sephalohematoma. Perbedaanya caput suksedanium

dan sephalohematoma, terjadinya tidak segera setelah partus, merupakan suatu

pendarahan subpetiosteum dan bila diraba, fluktuasinya lebih jelas.

Kalau caput suksedanium adalah suatu edema sehingga konsistensinya berlainan, bila

diraba tidak ada fluktuasi, dapat dilihat segera setelah lahir, dalam 3 hari setelah

direabsorbsi menjadi tidak ada berkasnya, lokalisasi dapat melampaui sutura. 5,10,11

Kedua keadaan diatas tidak perlu adanya perawatan yang khusus.

Ubun-ubun bayi (frontanela). Frontanela anterior berbentuk wajik berukuran 2,5

sampai 6 cm. Biasanya tertutup dalam tulang sampai usia bayi 18 bulan. Frontanela

anterior ini selama masa bayi memberikan informasi penting mengenai kondisi bayi.

Misalnya frontanela anterior cekung menandakan bayi dehidrasi, sedangkan

frontanela anterior menonjol meandakan adanya peningkatan tekanan intrakranial.

Frontanela posterior berbentuk segitiga berukuran 1-2,5 cm, yang tertutup sekitar usia

bayi 2 bulan. 5,10,11

b. Wajah

Wajah dengan tanda dismorfik seperti lipatan epikantus, melebarnya jarak kedua

mata, dan letak daun telingan yang rendah saling berhubungan dengan sindro kongenital.

Wajah yang tidak simetris mungkin disebabkan oleh kelumpuhan saraf ke-7,

hipoplasia otot depresor sudut mulut, atau posisi janin yang tidak normal. Bila rahang

janin terletak diatas bahu atau disalah satu ekstremitas selama hamil, maka mandibula

akan ada jauh dari garis tengah. Tulang tengkorak bayi prematur tampak seperti

hidrosefalus oleh karena pertumbuhan otak relatif lebih besar dari pertumbuhan organ

lainnya. 5,10,11

c. Mata Bayi

Page 17: BAYI BARU LAHIR

Mata bayi baru lahir Biasanya sedikit tertutup. Mata bayi berwarna hitam atau coklat.

Pada bayi barat berwarna keabu-abuan atau biru gelap abu-abu. Kelopak mata seringkali

tampak edema dalam beberpa hari, akibat dari proses kelahiran. Seringkali terdapat

perdarahan subkonjungtiva karena tekanan pada kepala bayi selama persalinan, hal ini tidak

mempunyai arti atau pengaruh besar. Pupil biasanya sama, yaitu bulat, dengan kontriksi

langsung dan bersamaan dalam berespons terhadap cahaya, mungkin disebabkan karena

tekanan intrakranial yang tinggi. 5,10,11

d. Telingan Bayi

Perhatikan bentuk, ukuran, dan posisi telinga, dan rasakan kartilagonya. Pada BBL cukup

bulan telah cukup terbentuk tulang rawan sehingga bentuk telingan dapat dipertahankan.

Daun telingan yang letaknya rendah (low-set ears), yaitu yang batas atasnya berada di lebih

rendah dari kantus lateral mata, terdapat pada BBL dengan sindrom tertentu antara lain

sindrom Pierre-Robin. Pada telingan kadangkala ditemukan daun telinga yang terlipat, dan

biasanya pulih dengan sendirinya dalam 1 minggu pertama. 5,10,11

Perlu diperhatikan adanya preauricular pits, skin tags atau daun telinga tambahan.

Skin tags atau tonjolan kulit dapat terjadi sebagai kelainan autosomal dominan, namun pada

kasus seperti ini penting untuk melakukan pemeriksaan pendengaran lanjutan. Pemeriksaan

dengan otoskop biasanya tidak menjadi bagian pemeriksaan rutin BBL. 5,10,11

e. Hidung

Perlu diperhatikan bentuk hidung dan lebar jembatannya (nasal bridge). Jika tampak

terlalu lebar, ukurlah jarak antar kantus medial mata. Jarak tersebut tidak boleh lebih dari 2,5

cm pada BBL cukup bulan. Hidung dapat tampak pesek karena tekanan yang dialami di

intrauterin.

BBL bernapas melalui hidung. Apabila ia bernapas melalui mulut, maka harus

dipikirkan kemungkinan terdapatnya obstruksi jalan napas oleh karena atresia koana bilateral

atau fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring. Pernapasan cuping

hidung menunjukkan adanya gangguan pernapasan. 5,10,11

Page 18: BAYI BARU LAHIR

f. Mulut

Mulut seharusnya simetris dan posisinya terletak tepat digaris tengah. Mulut

diinspeksi adanya kelengkapan strukturnya. Bibr bayi baru lahir normalnya berwarna merah

muda dan lidahnya rata dan simetris. Dilihat apakah ada labiognatoskhizis (celah

bibir/sumbing) dan kelainan kongenital lainnya. Pada palatosizis (palatum terbuka/ celah

langit-langit) perlu diketahui berkaitan dengan cara pemberian minum terhadap bayi dan

pemeriksaan lebih lanjut. Tonsil biasanya tidak didapatkan. 5,10,11

g. Leher Bayi

Leher bayi tampak pendek, fleksibel dan mudah digerakkan serta tidak ada selaput.

Bila terdapat selaput, perlu dicurigai adanya sindrom turner. Bayi pada posisi terlentang

dapat mempertahankan ehernya dengan punggungnya dan menonggakkan kepalanya

kesamping. Bayi pada posisi duduk menunjukkan kemampuannya sebentar untuk

mempertahankan kepalanya tegak. 5,10,11

h. Thorax

Frekuensi nafas normal 30-60 kali per menit, pernafasan yang irreguler sering terdapat

pada bayi, kadang-kadang Cheyne Stokes sering terdapat pada bayi, akan tetapi tidak

mempunyai arti yang penting, simetris ataupun tidak dari pergerakan tubuh dan bentuknya

asimetris pada gerakan thorax terjadi pada malformasi vertebra, penyakit yang menyebabkan

distress pernafasan tampak adanya retraksi dari epigastrium dan interkostal bagian bawah. 5,10,11

i. Jantung

Mengikuti kecenderungan pernafasan. Suara denyut jantung (120-160 kali/menit)

terdngar jelas dan teratur. Titik intensitas maksimal bisa terlihat pada ruang interkostal ke-4

sebelah kiri pada garis midklavikula. 5,10,11

j. Abdomen

Page 19: BAYI BARU LAHIR

Abdomen berbentuk silindris, lembut dan biasanya menonjol yang menunjukkan

adanya aliran vena superfisial. Puntung talipusat (umbilikus) mengering dan berwarna gelap.

Organ-organ berikut ini dapat dipalpasi, antara lain :

Liver, teraba lunak/lembut 1-2 cm dibawah tepi kostal kanan.

Ujung limpa, berada disepanjang lateral pada kuadran kiri atas.

Ginjal, pada palpasi dalam, dengan 2 tempat, terletak 1-2 cm diatas umbilikus.

Urine, tampak jernih

Terdapat bising usus dan regurgitasi (sendawa) setelah minum susu.

Nadi femoral normal. 5,10,11

k. Anus

Hendaknya diperhatikan ada atau tidaknya mekonium (feses pertama yang berwarna

hitam) pada 48 jam pertama. Feses kuning mulai pada hari ke-5. Feses bayi yang minum ASI

bisa tampak agak kehijauan dan berlendir. Periksa ada atau tidaknya atresia ani. Terdapat

refleks perianal. 5,10,11

l. Genetalia

Pada laki-laki, tampak penis lurus. Kulup (foreskin) menutupi dan menempel pada glands

penis, yang mempunyai lubang uretra di tengah-tengahnya tepat diujungnya. Adanya

testis, apakah sudah terjadi decensus atau tidak dan kelainan penis lainnya, seperti

fimosis (kulit kulup tidak dapat diretraksi untuk memaparkan glans penis), hipospasia

(lubang uretra terletak pada permukaan ventral pada penis), epispadia (lubang uretra

terletak pada permukaan dorsal), hidrokel (pengumpulan cairan di sekitar salah satu atau

kedua testis). 5,10,11

Bila wanita, sering didapat dari vagina keluar mukus putih kental, ini normal. Kadang-

kadang ada pendarahan seperti mensis, ini dikarenakan faktor hormon dari ibu selama

kehamilan, ini tidak apa-apa. 5,10,11

m. Ekstremitas

Ektermitas atas dan ekstremitas bawah, masing-masing mempunyai 10 jari. Perhatikan

adanya kelainan jari, seperti: sindaktili (penggabungan jari-jari yang abnormal),

Page 20: BAYI BARU LAHIR

polidaktili (jumlah jari yang berlebihan), atau garis simean (garis telapak tangan

transversal tunggal), tang terlihat pendek, jari kelingking melingkar kedalam, paling

sering tampak pada sindrom down. 5,10,11

Bayi yang lahir dengan ekstraksi atau tindakan forcep dan persalinan patologis haruslah

diperiksa adanya kelumpuhan. Biasanya dengan merangsang maka tidka semua

ekstremitas diangkat dan yang lumpuh tidak bergerak. Penyakt kongenital yang sering

yaitu dislokasi kongenital dimana gluteal asimetris. 5,10,11

Perhatikan apakah ada talipes equinovarus (clubfoots), dimana kaku tampak berputar

kebawah dan kedalam, dan telapak mengarah ketengah. Jika masalahnya berat, perlu

tindak lanjut ortopedik (dokter bedah). 5,10,11

PEMERIKSAAN TANDA VITAL DAN PENGUKURAN BAYI BARU LAHIR NORMAL.

Page 21: BAYI BARU LAHIR

Tabel 1. tanda vital dan pengukuran pada bayi baru lahir normal

PEMERIKSAAN REFLEKS FISIOLOGIS NEONATAL

Reflex fisiologis bayi baru lahir

1. Rooting Reflex / Search Reflex

2. Babinski Reflex

3. Palmar Grasp / Grasping Reflex

4. Moro Reflex / Startle Reflex

5. Sucking Reflex

6. Gag Reflex

7. Righting Reflex

8. Tonic Neck Reflex / Fencing Reflex

9. Crawling Reflex

10. Stepping Reflex

11. Galant Reflex

12. Crossed Extensor Reflex

13. Flexor Withdrawal Reflex

14. Extensor Thrust Reflex

15. Tonic Labyrinthine

16. Protective Extension Reaction

Refleks fisiologis yang sering diperiksa pada umumnya ialah reflek fisiologis urutan 5

teratas, yaitu : Rooting Reflex / Search Reflex , Babinski Reflex, Palmar Grasp / Grasping

Page 22: BAYI BARU LAHIR

Reflex , Moro Reflex / Startle Reflex, Sucking Reflex.

1. Rooting Reflex / Search Reflex

Reflek ini dapat dimunculkan dengan cara mengusap pipi bayi dengan lembut.

Bayi akan memalingkan wajahnya ke arah sentuhan dan kemudian membuka mulutnya

untuk makan. Hilang pada usia 4 bulan.

2. Sucking Reflex

Merupakan kemampuan dasar bayi untuk bertahan hidup. Reflek ini menjamin

bayi mendapatkan makanan hingga ia dapat secara voulenter / sadar mampu menghisap.

Reflek ini dapat dimunculkan dengan menyentuh bibir bayi. Bayi menghisap benda yang

menyentuh bibir dengan kuat. Kemampuan untuk menghisap / sucking secara sadar

muncul saat usia 2 bulan.

Page 23: BAYI BARU LAHIR
Page 24: BAYI BARU LAHIR
Page 25: BAYI BARU LAHIR

Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua

Pernafasan sulit/ > 60x/menit

Suhu > 38 °C atau < 36,5 °C

Warna kulit biru/pucat

Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, rewel, banyak muntah, tinja lembek, sering warna

hijau tua, ada lendir darah

Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk

Tidak berkemih dalam 3 hari, 24 jam

Mengigil, tangis yg tidak biasa, rewel, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang 10,11

Berikan immunisasi BCG, Polio dan Hepatis B 11