Referat anak-DHF
-
Author
misstiursani -
Category
Documents
-
view
116 -
download
2
Embed Size (px)
Transcript of Referat anak-DHF
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
1/35
KRITERIA DHF WHO
2011 DANPENATALAKSANAAN
SYOK DENGUE
Venny Tiursani Sarumpaet
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
2/35
Latar Belakang
Demam dengue banyak terjangkit di daerah tropis dan subtropis.
Asia menempati urutan pertama
50 jutamemerlukan perawatan di rumah sakit.
Indonesia sebagai negara tropis dengan angka kejadian Dengueyang tinggi, memiliki potensi tinggi untuk terjadinya penyebaran
wabah Dengue di masyarakat. Jutaan orang mengalami Dengue
dan sebagian besar didominasi oleh anak-anak (WHO, 2011)
2009: terdapat 156.052kasus dengue tercatat di Indonesia, dari
keseluruhan total 232.530kasus tercatat di seluruh Asia Tenggara.Dari angka tersebut terdapat 1.369 kasus kematian di Indonesia dari
total 2031 kasus kematian di Asia Tenggara (WHO, 2011).
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
3/35
Diantara negara negara Asia Tenggara endemisitas di
Indonesia berada pada kategori A. Kategori A
menempatkan demam dengue sebagai problem
kesehatan mayot, dan merupakan salah satu kausautama hospitalisasi dan kematian pada anak (WHO,
2011).
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
4/35
Tinjauan Pustaka
Demam dengue/DD dan Demam berdarah dengue/DBD (Dengue
Haemorhagic Fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot,dan/atau nyeri sendi yang disertai oleh leukopenia ,ruam,
limfadenopati,trombositopeni,dan diatesis hemoragic.
Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh
hemokonsentrasi (peningkatan Hematokrit) atau penumpukan
cairan dirongga tubuh. Sindrom Renjatan Dengue (Dengue SyokSindrom) adalah demam berdarah dengue yang ditandai dengan
renjatan/syok (WHO, 1997).
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
5/35
Etiologi
VirusDengue
Den-1
Den-2
Den-4
Den-3
Paling
dominan di
Indonesia
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
6/35
Epidemiologi
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
7/35
Cara Penularan
Manusia
Aedes aegypti
Aedes albopictus
Aedespolynesiensis
Virus dengue
Den-3
VIRUS VECTOR
HOSTDF/DHF
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
8/35
Patogenesis- Patofisologis
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
9/35
Perubahan Patofisiologis
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
10/35
Manifestasi Klinis
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
11/35
Tanda dan Gejala
gejala demam tinggi mendadak,
kadang-kadang bifasik (saddle back fever),
nyeri kepala berat,
nyeri belakang bola mata,
nyeri otot, tulang,
atau sendi, mual, muntah, dan timbulnya ruam.
Ruam berbentuk makulopapular.
petekia.
Gejala klasik
Leukopeni
trombositopeni.
Lab
Demam Dengue (Hadinegoro & Soegijanto, 2004).
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
12/35
Tanda dan Gejala
DBD
demam tinggi, mendadak 2-7 hari, disertai dengan muka kemerahan.
Keluhan seperti anoreksia, sakit kepala, nyeri otot, tulang, sendi,mual
Bentuk perdarahan
uji tourniquet (Rumple Leede) positif,
kulit mudah memar dan perdarahan Petekia
Epistaksis dan perdarahan gusi lebih jarang ditemukan,
Perdarahan saluran cerna ringan dapat ditemukan pada fasedemam.
Hati biasanya membesar (Suhendro, 2006).
Bentuk klasik
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
13/35
Fase Penyakit
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
14/35
Diagnosis
Dua tanda klinis pertama dengan dua kriteria laborat cukup untuk
menegakkan diagnosis DHF. Kemunculan hepatomegali sebagai tambahan
dari dua kriteria klinis pertama merupakan gambaran sugestif DHF sebelum
terjadi kebocoran plasma.
(WHO, 2011)
Kriteria Klinis
Demam. Onset akut, tinggi, danterus menerus. Bertahan 2-7 hari.
Terdapat manifestasi perdarahantermasuk uji rumple leed positif,ptekiae, purpura, ekimosis,epitaksis, gusi berdarah,hematemesis, dan melena.
Pembesaran hepar(hepatomegali).
Syok.
Kriteria Lab
Trombositopenia (100.000)
Hemokonsentrasi. Hematokritmeningkat 20%.
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
15/35
Klasifikasi
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
16/35
Tatalaksana
Pada dasarnya terapi DBD adalah bersifat suportif dan
simtomatis. Penatalaksanaan ditujukan untuk mengganti
kehilangan cairan akibat kebocoran plasma dan
memberikan terapi substitusi komponen darah bilamanadiperlukan. Dalam pemberian terapi cairan, hal
terpenting yang dibagi menjadi dua, Triase pada
penderita suspek dengue, dan manajemen DF/DHF di
bangsal perawatan rumah sakit.
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
17/35
Triase penderita suspek
Dengue
Bila pasien tiba di rumah sakit dengan kondisi yang berat atau kritis, langsung
ditangani oleh petugas medis yang terlatih (lanjut ke nomer 3)
Untuk pasien lainnya, lakukan sesuai tahapan berikut:
1. Anamnesis onset demam dan warning sign2. Lakukan tes torniket.
3. Ukur vital signs, termasuk suhu, tekanan darah, nadi, pernapasan, dan perfusi
perifer.
4. Lakukan pemeriksaan darah
Semua pasien demam pada kunjungan pertama cek hematokrit, jumlah
leukosit dan trombosit
Semua pasien dengan warning sign
Semua pasien dengan demam >3hari
Semua pasien dengan gangguan sirkulasi dan syok.
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
18/35
Triase Penderita Suspek
Dengue
Bila terdapat leukopenia dan atau trompbositopeia dengan warning sign segera di
konsulkan.
5. Konsultasi medis segera direkomendasikan terutama pada pasien dengan syok
atau pasien dengan warning sign.6. Keputusan observasi dan pengobatan
Syok: resusitasi dan rawat inap
Pasien hipoglikemia tanpa leukipeni dan atau trombositopenia segera
mendapatkan infus glukosa darurat dan cairan intravena yang mengandung
glukosa.
Pasien dengan warning sign Pasien resiko tinggi dengan leukopenia dan trombositopenia
7. Edukasi pasien dan keluarga sebelum pasien dipulangkan.
8. Follow up berkala.
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
19/35
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
20/35
Warning Sign
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
21/35
Manajemen di Bangsal
1. Monitoring pasien DF/DHF selama periode kritis (trombositopenia berkisar
100.000 sel/mm3).
Keadaan umum, nafsu makan, vomitus, perdarahan, dll
Perfusi perifer
Tanda vital
Hematokrit serial setidaknya setiap 4-6 jam pada kondisi stabil dan lebih sering
pada pasien dengan perdarahan.
2. Tes laborat tambahan
Pasien dengan obesitas atau penderita diabetes melitus harus diperiksa kadar
gula darah. Pasien dengan syok berkepanjangan harus diperiksa laboratorium
lainnya.
3. Cairan intravena
Indikasi pemberian cairan Intravena pada pasien;
Pasien tidak mendapatkan asupan cairan oral yang adekuat atau muntah
Kadar hematokrit terus meningkat 10%-20% walaupun sudah diberikan cairan
peroral
Presyok atau syok
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
22/35
4. Manajemen pasien dengan warning signs
Penting untuk mengidentifikasi apakah warning sign yang timbul akibat dari DSS
atau penyebab lain.
5. Manajemen DHF derajat I dan II
Pada umumnya cairan yang masuk (oral + IV) berkisar pada kebutuhan sehari dan
diberikan lebih dari 48 jam.
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
23/35
Kebutuhan Cairan
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
24/35
Kebutuhan Cairan
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
25/35
Pemberian Infus Non-Syok
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
26/35
Manajemen syok (DHF gr III)
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
27/35
ABCS
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
28/35
Pemberian Infus (kasus Syok)
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
29/35
Prolonged Syok (DHF gr IV)
Pemberian cairan resusitasi pada DHF derajat IV lebih penting guna
mengembalikan tekanan darah, dan pemeriksaan laborat harus
dilakukan secepat mungkin untuk mengetahui keterlibatan organ.
Bahkan hipotensi ringan juga harus segera diatasi dengan cepat.
Sebanyak 10 ml/kgBb bolus cairan harus diberikan secepatmungkin,idealnya dalam waktu 10-15 menit.
Ketika tekanan darah kembali, cairan intravena selanjutnya dapat diberikan
sesuai dengan penanganan derajat III.
Apabila tidak ada perbaikan dari kondisi syok setelah pemberian cairan
10ml/kgBB pertama, ulangi pemberian cairan bolus sebanyak10ml/kgBB dan hasil pemeriksaan laboratorium harus segera dikoreksi.
Transfusi darah dapat dipertimbangkan dan dimonitor dengan catheter urin,
catheter vena sentral atau arteri.
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
30/35
Perdarahan Hebat
Tentukan sumber perdarahanhentikan
Epitaksis berat dapat dikendalikan dengan nasal tampon.
Tranfusi darah tidak boleh ditunda hingga level hematokrit menurun drastis.
Jika jumlah darah yang kehilangan dapat dihitung, harus segera diganti.
Apabila tidak dapat dihitung berikan 10ml/KgBb (WB) atau 5ml/KgBb(PRC).
Pada perdarahan gastrointestinal, H-2 antagonis dan Proton Pump Inhibitor
dapat diberikan. Namun belum ada studi yang jelas tentang mekanisme dan
efikasi pemberian terapi.
Tidak ada bukti yang mendukung pemberian komponen darah sepertitrombosit, FFP, atau kriopresipitat, dan hanya akan menimbulkan overload
cairan. Rekombinan Faktor 7 dapat berguna pada pasien dengan
kegagalan organ.
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
31/35
Monitoring
Nadi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur harus dicatat setiap 15-30
menit atau lebih sering, sampai syok dapat teratasi.
Kadar hematokrit harus diperiksa tiap 4-6 jam sampai keadaan klinis pasien
stabil
Setiap pasien harus mempunyai formulir pemantauan, mengenai jenis
cairan, jumlah, dan tetesan, untuk menentukan apakah cairan yang
diberikan sudah mencukupi.
Jumlah dan frekuensi diuresis.
Pada DBD syok lakukan Cross match darah, untuk persiapan transfusedarah apabila diperlukan.
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
32/35
Kriteria Pulang
Pasien dapat dipulangkan, apabila:
Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
Nafsu makan membaik
Tampak perbaikan secara klinis
Hematokrit stabil
Tiga hari setelah syok teratasi
Jumlah trombosit > 50.000/l Tidak dijumpai distress pernafasan (disebabkan oleh
efusi pleura atau asidosis)
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
33/35
Pencegahan
Jumlah kasus biasanya meningkat bersamaan dengan peningkatan
curah hujan oleh karena itu puncak jumlah kasus berbeda tiap
daerah. Pada umumnya di Indonesia meningkat pada musim hujan
sejak bulan Desember sampai dengan April-Mei tiap tahun.
Pencegahan atau pemberantasan DBD dengan membasmi nyamuk
dan sarangnya dengan melakukan 3M.
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
34/35
Kesimpulan
Penegakkan diagnosis DBD:
Demam akut 2-7 hari, bersifat bifasik.
Manifestasi perdarahan yang biasanya berupa:
Uji tourniquet positif
Petekia, ekimosis, atau purpuraPerdarahan mukosa, saluran cerna, dan tempat bekas suntikan
Hematemesis atau melena
Trombositopenia
-
5/28/2018 Referat anak-DHF
35/35
Terima Kasih