Makalah ikk

download Makalah ikk

of 27

description

makalah ilmu kesehatan komunitas

Transcript of Makalah ikk

Masalah Program KB dan KIA Grace Praing 102009215 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510 [email protected]

BAB IPENDAHULUANSecara teori, sebuah negara dibentuk oleh masyarakat di suatu wilayah yang tidak lain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama setiap anggotanya dalam koridor kebersamaan. Dalam angan setiap anggota masyarakat, negara yang dibentuk oleh mereka ini akan melaksanakan fungsinya menyediakan kebutuhan hidup anggota berkaitan dengan konstelasi hidup berdampingan dengan orang lain di sekelilingnya. Di kehidupan sehari-hari, kebutuhan bersama itu sering kita artikan sebagai kebutuhan publik. Salah satu contoh kebutuhan publik yang mendasar adalah kesehatan.Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara dan aparaturnya berkewajiban untuk menyediakan layanan yang bermutu dan mudah didapatkan setiap saat. Salah satu wujud nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya Puskesmas. Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah menyediakan layanan kesehatan yang bermutu namun dengan biaya yanng relatif terjangkau untuk masyarakat, terutama masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah. Antara lain yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai Angka Kematian Ibu dan Bayi,Program Keluarga Berencana dan Program Kesehatan Ibu dan Anak.

BAB IIPEMBAHASANA. Penyebab dan Penanggulangan Angka Kematian Ibu dan Bayi Jumlah kematian ibu (hamil, melahirkan maupun nifas) adalah poin yang menunjukan keberhasilan atau kegagalan suatu Negara atau daerah dalam bidang kesehatan.Melalui data data tersebut, dapat dilihat maju mundurnya program KIA disuatu negara atau daerah tersebut.Dalam scenario menggambarkan betapa buruknya kondisi daerah tersebut. Tingginya jumlah kematian ibu (hamil, melahirkan dan nifas) yang mencapai rata rata 375/100.000 adalah bukti yang cukup kuat untuk menggambarkan situasi didaerah tersebut. Bandingkan dengan standar nasional yaitu 288/100.000.Faktor tidak langsung penyebab kematian ibu karena masih banyaknya kasus3 Terlambatdan4 Terlalu, yang terkait dengan faktor akses, sosial budaya, pendidikan, dan ekonomi. Kasus 3 Terlambat meliputi: Terlambat mengenali tanda bahaya persalinan dan mengambil keputusan Terlambat dirujuk Terlambat ditangani oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan

Berdasarkan Riskesdas 2010, masih cukup banyak ibu hamil dengan faktor risiko 4 Terlalu, yaitu: Terlalu tua hamil (hamil di atas usia 35 tahun) sebanyak 27% Terlalu muda untuk hamil (hamil di bawah usia 20 tahun) sebanyak 2,6% Terlalu banyak (jumlah anak lebih dari 4) sebanyak 11,8% Terlalu dekat (jarak antar kelahiran kurang dari 2 tahun)Penyebab tidak langsung lainnya risiko kematian ibu dapat diperparah oleh adanya anemia dan penyakit menular seperti malaria, tuberkulosis (TB), hepatitis, dan HIV/AIDS. Pada 1995, misalnya, prevalensi anemia pada ibu hamil masih sangat tinggi, yaitu 51 persen, dan pada ibu nifas 45 persen. Anemia pada ibu hamil mempuyai dampak kesehatan terhadap ibu dan anak dalam kandungan, meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, bayi dengan berat lahir rendah, serta sering menyebabkan kematian ibu dan bayi baru lahir. Faktor lain yang berkontribusi adalah kekurangan energi kronik (KEK). Beberapa factor penyebab AKI:a. UsiaPenyebab kematian pada ibu yang pertama dapat dilihat dari usianya. Dalam sistem reproduksi sehat diketahui bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun.Usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun merupakan usia berisiko untuk hamil dan melahirkan. Komplikasi yang sering timbul pada kehamilan di usia muda adalah anemia, partus prematur, partus macet. Sedangkan kehamilan di atas usia 35 tahun menyebabkan ibu terkena risiko terjadinya hipertensi kehamilan, diabetes, penyakit kardiovaskuler, penyakit ginjal dan gangguan fungsi paru. Dengan resiko-resiko tersebut sangat besar kemungkinan untuk menyebabkan kematian pada ibu. Sehingga usia kehamilan yang paling aman adalah usia 20 35 tahun.Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali secara emosional dan fisik belum matang, selain pendidikan pada umumnya rendah, ibu yang masih muda cenderung tergantung pada orang lain.2b. Kebiasaan HidupPengaruh lain yang berkaitan dengan kematian ibu (hamil, melahirkan dan nifas) adalah factor kebiasaan hidup.Banyak kebiasaan hidup yang tidak sehat dan berpengaruh pada kesehatan ibu dan bayi yang dikandungnya. Kebiasaan tersebut antara lain merokok dan juga mengkonsumsi minuman beralkohol.Banyak studi yang telah dilakukan untuk mencari tahu tentang bahaya merokok bagi kesehatan, khususnya bagi wanita yang sedang mengandung.Bagi wanita yang sedang hamil atau mengandung, merokok sama halnya dengan membunuh janin, karena karbon monoksida dan nikotin akan ikut kedalam aliran darah ke peredaran darah janin yang dikandungnya. Hal ini akan mengakibatkan ketersediaan oksigen bagi janin akan berkurang, termasuk mempercepat denyut jantung janin. Resiko kelahiran premature juga akan menjadi lebih besar. Nikotin yang terserap kedalam darah pada wanita yang merokok juga dapat dikeluarkan melalui air susu ibu (ASI), sehingga bayi yang menghisap ASI akan ikut tercemar nikotin.Kebiasaan merokok pada wanita dapat ditemukan pada wanita perkotaan yang terjebak dalam arus trend an gaya hidup, sedangkan pada wanita yang hidup di pedesaan, kebiasaan merokok cenderung terjadi pada mereka yang masih menggunakan rokok sebagai bagian dari ritual adat dan kebudayaan.3Selain merokok, ada juga kebiasaan hidup lain yang berpengaruh pada kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya, yaitu mengkonsumsi minuman beralkohol. Alcohol yang masuk kedalam tubuh ibu yang sedang mengandung akan dengan mudah menembus kedalam plasenta. Hal ini akan memberikan dampak yang serius bagi janin. Ibu yang sering mengkonsumsi alcohol akan memungkinkan terjadinya pembentukan janin yang tidak sempurna seperti bibir terbelah, lumpuh, keabnormalan funsi jantung, dan visceral. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang mengkonsumsi minuman beralkohil akan memiliki berat badan yang rendah serta mengalami perkembangan yang lambat. Hal ini dikenal dengan sebutanThe Fetal Alcohol Syndrome.Selain akibat yang timbul pada bayi yang dikandungnya, alcohol juga dapat berpengaruh pada proses kelahiran bayi yang dikandung oleh sang ibu. Sang ibu akan kesulitan dalam proses melahirkan dan dapat meninggal akibat kegagalan jantung yang berdenyut cepat akibat pengaruh alcohol yang terkandung dalam darahnya.c. PengetahuanPengetahuan yang baik akan menghasilkan kualitas hidup yang baik pula. Pengetahuan bisa didapatkan dari berbagai sumber dan bersifat aktif dan pasif. Aktif jika subjek atau host itu sendiri yang berusaha mencari tahu berbagai informasi pengetahuan untuk kesejahteraan hidupnya. Sedangkan dikatakan pasif jika subjek atau host tersebut menerima informasi pengetahuan tersebut dari orang lain melalui berbagi media penyampaian, baik itu melalui penyyuluhan atau seminar atau pendekatan terpadu lainnya.Dari pengetahuan yang didapat, subyek atau host tersebut akan menerapkan pengetahuan atau informasi tersebut kedalam kehidupannya.dalam kasus ini, akan dibahas pengetahuan tentang gizi yang cukup selama masa kehamilan.Berbicara tentang masalah kesehatan, tidak dapat dilepaskan dari pembahasan tentang gizi, mengingat gizi merupakan salah satu factor penting dalam menentukan kualitas hidup. Oleh karena itu, untuk menjaga agar seseorang tetap sehat, harus diperhatikan kecukupan dan keseimbangan gizi yang ada didalam makanannya setiap hari.Kecukupan gizi yang dibutuhkan oleh setiap orang tidaklah sama, tergantung pada usia, kondisi kesehatan, kemampuan reproduksi, dan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan. Perhitungan angka kecukupan gizi dapat mengacu pada aturan FAO, WHO, atau Karya Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG) yang lebih disesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia.5Dalam kaitannya dengan ibu (hamil, melahirkan dan nifas), perubahan hormonalan fisik perempuan yang terjadi selama hamil akan mempengaruhi pola konsumsi makanannya. Pada kehamilan awal pada umumnya seorang perempuan (karena perubahan hormonnya) akan mengalami mual dan muntah sehingga perempuan tersebut akan enggan untuk mengkonsumsi makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Perubahan pola makan ini akan berpengaruh pada keadaan gizi dan kesehatan yang dapat dicerminkan dengan pertambahan berat badan selama kehamilan. Secara umum angka kecukupan zat gizi untuk perempuan hamil dan menyusui jauh lebih tinggi dari keadaan normal.Ibu-ibu yang kekurangan gizi cenderung melahirkan bayi dengan berat badan rendah karena kekurangan gizi pada saat berada dalam kandungan dan mungkin akan tetap seperti itu pada awal awal tahun yang penting dalam kehidupannya.6Oleh sebab itu, konsumsi makanan yang cukup bagi ibu yang sedang hamil, menentukan kesehatan janin sampai kelak dilahirkan. Jika terjadi kekurangan gizi, pertumbuhan janin akan terhambat, bayi lahir lebih awal (premature), bayi cacat, berat badan bayi rendah (BBLR), dan dapat menyebabkan kematian ibu maupun bayi yang dilahirkan.7d. Jumlah AnakTerakhir adalah faktor jumlah anak yang dilahirkan oleh ibu. Jumlah kelahiran yang paling aman adalah 2-3 anak. Untuk ibu yang akan melahirkan untuk pertama kali mempunyai resiko untuk mengalami kematian maternal dikarenakan sang ibu belum siap secara mental dan secara fisik untuk melakukan kelahiran. Sedangkan ibu yang akan melahirkan lebih dari 4 kali juga beresiko untuk mengalami kematian maternal karena secara fisik sang ibu sudah mengalami kemunduran untuk menjalani proses kehamilan.Jarak kehamilan yang terlalu dekat, yaitu kurang dari 2 tahun dapat meningkatkan resiko kematian maternal pada ibu. Jarak antar kehamilan yang paling baik adalah di atas dua tahun agar tubuh sang ibu dapat pulih dari kebutuhan ekstra saat proses kehamilan dan kelahiran.8e. LingkunganLingkungan juga menjadi salah satu factor yang mempengaruhi KIA.Banyak aspek yang mempengaruhi KIA yang dapat dilihat dalam suatu lingkungan. Dalam hubungannya dengan meningkatnya kasus kematian ibu (hamil, melahirkan dan nifas), ada dua aspek yang akan dibahas.Yang pertama adalah aspek geografis. Kondisi geografis suatu lingkungan mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat di lingkungan itu sendiri.Kondisi lingkungan yang tidak mendukung, seperti sulit terjangkau oleh sarana transportasi tentu saja mengakibatkan sulitnya sarana dan tenaga kesehatan untuk menjangkau daerah tersebut. Imbasnya, kondisi kesehatan masyarakat di lingkungan tersebut akan terbengkalai, masyarakat akan minim dalam sarana kesehatan, dan banyak ibu yang mengalami kesulitan selama masa kehamilan, melahirkan dan juga nifas, sehingga angka kematian ibu (hamil, melahirkan dan nifas) akan terus bertambah besar.Yang kedua adalah masalah social ekonomi. Kondisi keuangan yang tidak mencukupi tentu menyulitkan para ibu (hamil, melahirkan dan nifas)untuk memperoleh fasilitas kesehatan yang memadai.Oleh sebab itu, mereka cenderung memilih dukun beranak karena biaya yang dikeluarkan tentu jauh lebih murah dibanding puskesmas.Akibatnya, banyak ibu yang meniggal saat melahirkan karena pendarahan atau mengalami infeksi akibat proses melahirkan yang tidak steril, dan berujung pada kematian.f. Pelayanan KesehatanBelakangan ini telah dikenal suatu konsep yang dinamai paradigma sehat.Secara harafiah, paradigm sehat itu sendiri diartikan sebagai model kebijakan pembangunan kesehatan baru yang bersifat holistic, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak factor yang bersifat lintas sector dan upayanya lebih diarahkan pada pemeliharaan, peningkatan, perlindungan kesehatan (promotif) dan pencegahan terhadap ancaman penyakit (preventif) dan bukan hanya penyembuhan orang sakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan setelah sakit (rehabilitative).9Dalam kaitannya dengan kasus banyaknya kematian ibu yang dialami oleh puskesmas desa pedes, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa konsep paradigma sehat tidak berjalan di daerah tersebut. Padahal dalam keputusan menteri kesehatan nomor 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas, telah tertian butir butir upaya kesehatan wajib yang harus dilakukan oleh suatu puskesmas. Upaya tersebut antara lain : Upaya promosi kesehatan. Upaya kesehatan lingkungan. Upaya KIA serta KB. Upaya perbaikan gizi masyarakat. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (P3M). Upaya pengobatan.10Promosi kesehatan merupakan salah satu upaya yang penting dalam menggalakan kehidupan masyarakat yang sehat, dalam kasus ini menekan jumlah kematian ibu (hamil, melahirkan dan nifas).Promosi kesehatan mampu memberikan titik terang baru dalam masyarakat agar worldview mereka bisa berubah menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Promosi kesehatan juga membantu mengajar masyarakat tentang tata cara penanganan yang tepat terhadap kaum ibu, baik yang sedang hamil, melahirkan maupun yang sedang menjalani masa nifas. Dan dengan promosi kesehatan yang tepat, kunjungan ke puskesmas juga akan meningkat seiring dengan bertambahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan.Dapat dipastikan bahwa dengan meningkatnya kunjungan ke puskesmas karena promosi kesehatan yang baik, jumlah kematian ibu (hamil, melahirkan maupun nifas) pada puskesmas desa pedes dapat ditekan dari angka 350/100.000 hingga kurang dari 288/100.000.Namun dalam pelaksanaannya, masih banyak kendala yang dialami oleh puskesmas di daerah terpencil. Minimnya fasilitas kesehatan dan jarangnya kunjungan tenaga kesehatan juga menjadi salah satu factor yang mempengaruhi tingginya angka kematian ibu (hamil, melahirkan dan nifas).PenanggulanganBanyak cara yang dapat ditempuh uintuk menanggulangi tingginya kasus kematian ibu (hamil, melahirkan dan nifas). Seperti yang telah dipaparkan diatas, metode promosi kesehatan, peningkatan pelayanan dan perbaikan sarana atau fasilitas kesehatan dapat menjadi awal yang tepat untuk mengatasi terulangnya kasus tersebut.Selain itu, perhatian pemerintah dan instansi terkait setempat juga sangat dibutuhkan dalam hal ini. Salah satunya dengan bantuan dana yang cukup agar aktivitas puskesmas dan sarana kesehatan dapat berjalan dengan normal dan sesuai dengan fungsinya. Karena tanpa dana yang memadai, kinerja puskesmas tentu akan terganggu atau terhenti sama sekali.Penyebab Kematian Bayi Paling SeringSalah satu faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya bayi adalah kemampuan dan keterampilan penolong persalinan, sesuai dengan pesan pertama kunci Making Pregnancy Safer (MPS) yaitu setiap persalinan hendaknya ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. Faktor lainnya karena kurangnya pengetahuan dan perilaku masyarakat yang tidak mengenali tanda bahaya dan terlambat membawa ibu, bayi dan balita sakit ke fasilitas kesehatan.Penyebab langsung kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan kekurangan oksigen (asfiksia).Penyebab tidak langsung kematian ibu dan bayi baru lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial ekonomi dan budaya. Kondisi geografis serta keadaan sarana pelayanan yang kurang siap ikut memperberat permasalahan ini.Beberapa hal tersebut mengakibatkan kondisi 3 terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambatsampai di tempat pelayanan dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat) dan 4 terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, terlalu rapat jarak kelahiran).

Upaya PenanggulanganUpaya penurunan AKB dan AK Balita perlu memberikan perhatian yang besar pada upaya penyelematan bayi baru lahir dan penanganan penyakit infeksi (diare dan pneumonia). Untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi diperlukan kerja keras. Untuk mencapai sasaran Millenium Development Goals (MDGs) yaitu Angka Kematian Ibu (AKI)sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (KH) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 KHpada tahun 2015, perlu upaya percepatan yang lebih besar dan kerja keras karena kondisi saat ini, AKI 307per 100.000 KH dan AKB 34 per 1.000 KH.Menurut Menkes, Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai upaya percepatan penurunanAKI dan AKB antara lain mulai tahun 2010 meluncurkan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) kePuskesmas di Kabupaten/ Kota yang difokuskan pada kegiatan preventif dan promotif dalam programKesehatan Ibu dan Anak.Kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, tekanan darah yang tinggi saat hamil (eklampsia),infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran. Sedangkan penyebab langsung kematian bayi adalahBayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan kekurangan oksigen (asfiksia). Penyebab tidak langsung kematian ib udan bayi baru lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial ekonomi dan budaya.Kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang kurang siap ikut memperberat permasalahan ini.Beberapa hal tersebut mengakibatkan kondisi 3 terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambatsampai di tempat pelayanan dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat) dan 4 terlalu (terlalutua, terlalu muda, terlalu banyak, terlalu rapat jarak kelahiran), tambah Menkes. Keterlambatan pengambilan keputusan di tingkat keluarga dapat dihindari apabila ibu dan keluargamengetahui tanda bahaya kehamilan dan persalinan serta tindakan yang perlu dilakukan untukmengatasinya di tingkat keluarga, ujar Menkes.Selain itu, program P4K juga mendorong ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan, bersalin,pemeriksaan nifas dan bayi yang dilahirkan oleh tenaga kesehatan terampil termasuk skrining statusimunisasi tetanus lengkap pada setiap ibu hamil. Kaum ibu juga didorong untuk melakukan inisiasi menyusudini (IMD) dilanjutkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.Perencanaan persalinan dapat dilakukan manakala ibu, suami dan keluarga memiliki pengetahuan mengenai tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas; asuhan perawatan ibu dan bayi; pemberian ASI; jadwal imunisasi; serta informasi lainnya. Semua informasi tersebut ada di dalam Buku KIA yang diberikankepada ibu hamil setelah didata melalui P4K. Buku KIA juga berfungsi sebagai alat pemantauan perkembangan kesehatan ibu hamil serta pemantauan pertumbuhan bayi sampai usia 5 tahun. Buku ini dapat diperoleh di puskesmas. B. Puskesmas1. Definisi dan Fungsi PuskesmasPuskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah suatu organisasi fungsionalyang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata,dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, serta biaya yang dapat dipikul olehpemerintah dan masyarakat.1 Menurut Ilham Akhsanu, puskesmas adalah Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan.Fungsi Puskesmas adalah mengembangkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh seiring dengan misinya. Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive Health Care Service yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Prioritas yang harus dikembangkan oleh Puskesmas harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar (basic health care services) yang lebih mengedepankan upaya promosi dan pencegahan (public health service).

Sebagai organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang dimiliki Puskesmas juga meliputi kewenangan merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi Puskesmas. Jumlah kegiatan pokok Puskesmas diserahkan pada tiap Puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki, namun Puskesmas tetap melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.

RS ProvinsiPKM kelurahan

RS Kabupaten

PKM kecamatan

PosyanduGambar 1: Level Pelayanan Kesehatan

Adapun penjabaran fungsi puskesmas sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan primer antara lain: 1,2,31. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya.2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

2. Penyelenggaraan Program PuskesmasVisi dan misi Puskesmas di Indonesia merujuk pada program Indonesia Sehat 2010. Hal ini dapat kita lihat pula dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal). Standar Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan, indikator, dan nilai (benchmark). Pelaksanaan Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM) diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1457/MENKES/SK/X/2003 dibedakan atas UW-SPM yang wajib diselenggarakan oleh seluruh kabupaten-kota di seluruh Indonesia dan UW-SPM spesifik yang hanya diselenggarakan oleh kabupaten-kota tertentu sesuai keadaan setempat. UW-SPM wajib meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar, penyelenggaraan perbaikan gizi masyarakat, penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular, penyelenggaraan promosi kesehatan, dan lain-lain. Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria. Hal ini diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standard Pelayanan Minimal. 8,9

3. Visi dan Misi Indonesia Sehat 2010Visi Pembangunan Kesehatan di Indonesia adalah Indonesia Sehat 2010. Dalam Indonesia Sehat 2010, Lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya lingkungan sehat yaitu:1. Lingkungan yang bebas dari polusi2. Tersedianya sumber air bersih3. Sanitasi lingkungan yang memadai4. Perumahan dan pemukiman yang sehat5. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa

Perilaku Masyarakat Indonesia sehat yang diharapkan adalah:1. Yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan2. Mencegah resiko terjadinya penyakit3. Melindungi diri dari ancaman sakit4. Berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakatUntuk mencapai visi tersebut, maka disusunlah misi pembangunan kesehatan sebagai berikut:1. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individual, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.

4.Program Pokok Puskesmas

Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya, karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut:1-10

24 | Community Medicine

1. Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )2. Keluarga Berencana3. Usaha Peningkatan Gizi4. Kesehatan Lingkungan5. Pemberantasan Penyakit Menular6. Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat8. Usaha Kesehatan Sekolah9. Kesehatan Olah Raga10. Perawatan Kesehatan Masyarakat

11. Usaha Kesehatan Kerja12. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut13. Usaha Kesehatan Jiwa14. Kesehatan Mata15. Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )16. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan17. Kesehatan Usia Lanjut

Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan kesehatan di daerah. Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk meningkatkan/meratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien di Puskesmas, peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan/revitalisasi kader PKK, pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang komprehensif, serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah. Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah, jelas bahwa Puskesmas memiliki pencitraan yang rendah pada saat sekarang, terutama jika dilihat dari sarana, Puskesmas tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas Kesehatan.

I. Imunisasi dasarImunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut. Tujuan Umum program imunisasi adalah turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). sedangkan tujuan khususnya adalah tercapainya target Universal Child Immunization yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di 100% desa/kelurahan pada tahun 2010, tercapainya eliminasi tetanus maternal dan neonatal (insiden dibawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun), tercapainya pemutusan rantai penularan Poliomyelitis pada tahun 2004-2005, serta sertifikasi bebas polio pada tahun 2008, tercapainya reduksi campak (RECAM) pada tahun 2005.5,8

Manfaat dari imunisasi memang sangat luar biasa. Karena manfaat yang luar biasa itulah mengapa pemerintah mencanangkan program imunisasi untuk bayi hingga balita. Di Indonesia imuniasi sudah mulai diperkenalkan sejak tahun 1970. Tujuan imunisasi itu sendiri adalah untuk meningkatkan sistem imun dari tubuh dengan cara memberikan vaksin sehingga bayi akan kebal terhadap penyakit tertentu. Vaksin itu sendiri adalah mikroorganisme yang telah dilemahkan yang bertujuan menginduksi sistem imun dari tubuh untuk membentuk antibodi terhadap antigen tertentu. Walaupun yang dimasukan adalah mikroorganisme tetapi anda tidak perlu khawatir karena imunisasi tidaklah berbahayadan tidak menimbulkan efek apapun. Tetapi untuk melakukan imunisasi anda harus berhati hati dan teliti, imunisasi akan berbahaya jika dilakukan pada saat bayi mengalami panas tinggi karena dapat menyebabkan kecacatan pada otak. Jadi pemberian imunisasi sebaiknya dilakukan ketika bayi dalam kondisi sehat.

Beberapa imunisasi pokok dan wajib untuk diberikan kepada anak yang dianjurkan oleh pemerintah untuk anak balita adalah:1. Imunisasi HepatitisImunisasi yang ditujukan untuk memberikan kekebalan terhadap agen hepatitis. Biasanya diberikan pada saat anak berusia 2 tahun dan diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak waktu sekitar 6 12 bulan.2. Imunisasi BCGImunisasi BCG diperuntukan memberikan kekebalan terhadap kuman TBC. Dan diberikan sebelum anak berusia 2 bulan.3. Imunisasi DPTUntuk memberi kekebalan terhadap penyaki tetanus, dipteri dan pertusis.4. Imunisasi campakUntuk melindungi dari virus campak,yang diberikan pada saat anak berusia 9 bulan.

5. Imunisasi polioUntuk melindungi tubuh dari serangan virus polio. Vaksin ini diberikan 5 kali yaitu pada saat bayi baru lahir, 2 bulan, 4 bulan, 5 bulan dan 15 bulan.

Manfaat imunisasi adalah: Untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak terhadap penyakit tertentu. Termasuk penyakit yang berbahaya. Menekan angka penyakit menular Dapat meningkatkan derajat kesehatan Nasional, karena semakin jarang penyakit. Lebih menghemat biaya untuk keperluan berobat. Karena dengan melakukan imunisasi maka uang untuk biaya berobat dapat digunakan untuk kebutuhan lainnya.

Langkah-Langkah Kegiatan Petugas Imunisasi menerima kunjungan bayi sasaran Imunisasiyang telah membawa Buku KIA/KMS di Ruang Imunisasi setelahmendaftar di loket pendaftaran. Petugas memeriksa status Imunisasi dalam buku KIA / KMS danmenentukan jenis imunisasi yang akan diberikan. Petugas menanyakan keadaan bayi kepada orang tuanya(keadaan bayi yang memungkinkan untuk diberikan imunisasi atau bilatidak akan dirujuk ke ruang pengobatan). Petugas menyiapkan alat dan vaksin. Petugas menyiapkan sasaran. Petugas memberikan Imunisasi. Petugas melakukan KIE tentang efek samping pasca imunisasikepada orang tua bayi sasaran imunisasi. Petugas memberitahukan kepada orang tua bayi mengenai jadwalimunisasi berikutnya. Mencatat hasil imunisasi dalam Buku KIA/KMS dan buku catatan imunisasi serta rekapitulasi setiap akhir bulannya.

II. Keluarga berencana6Keluarga berencana merupakan salah satu program wajib puskesmas. Tujuannya adalah menekan angka kelahiran suatu negara, diharapkan dengan program ini tingkat kesejahteraan negara akan meningkat.

Tujuan Keluarga Berencana Nasional di Indonesia adalah :Tujuan UmumMeningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.

Tujuan Khusus Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi. Meningkatnya kesehatan Keluarga Berencana dengan cara penjarangan kelahiran.

Langkah-Langkah Kegiatan Petugas kesehatan atau petugas lapangan keluarga berenca (PLKB) mencari akseptor baru, memberikan penyuluhan tentang KB dan mengajak pasangan usia subur (PUS) tersebut untuk mengikuti program KB. Petugas memasangkan alat kontrasepsi pada akseptor, dengan mempertimbangkan alat kontrasepsi apa yang ingin dipakai akseptor. Petugas melakukan KIE tentang alat kontrasepsi yang dipakai kepada akseptor. Petugas memberitahukan kepada akseptor mengenai cara kerja kontasepsi, tergantung kontrasepsi apa yang dipakai. Melakukan pencatatan/evaluasi setiap bulannya.

Dampak positif Program Keluarga BerencanaBerikut ini beberapa manfaat KB yang perlu diketahui : Kehamilan terlalu diniPerempuan dibawah usia 17 tahun rentan mengalami kematian sewaktu persalinan. Hal ini dikarenakan perkembangan tubuhnya belum sempurna dan belum cukup matang serta siap dilewati bayi. Sang bayi pun terancam resiko kematian sebelum usianya mencapai satu tahun.

Kehamilan terlalu "telat"Perempuan berusia terlalu tua untuk mengandung dan melahirkan memiliki banyak resiko berbahaya. Terlebih jika memiliki masalah-masalah kesehatan lain atau terlalu sering hamil dan melahirkan. Kehamilan-kehamilan jarak dekatKehamilan dan persalinan membutuhkan banyak energi dan kekuatan. Jika Ibu belum pulih dari satu pesalinan namun sudah hamil kembali, tubuh tidak akan sempat memulihkan kebugarannya. Berbagai masalah bahkan kematian pun akan dihadapi saat berhadapan dengan situasi kehamilan jarak dekat. Terlalu sering hamil dan melahirkanPerempuan memiliki lebih dari empat anak beresiko menghadapi kematian akibat pendarahaan hebat dan kelainan-kelainan lainnya.

Tidak ada paksaan dan tidak ada yang boleh memaksa Ibu untuk mengikuti program Keluarga Berencana ataupun tidak. Namun pekerja kesehatan akan menyarankan Ibu untuk mengikuti program ini jika terjadi sesuatu yang dapat membahayakan diri Ibu. Dibutuhkan kesadaran dalam diri sendiri, mengenai pentingnya mengikuti program Keluarga Berencana, baik untuk kebaikan diri sendiri, anak, juga kesejahteraan keluarga.

Tidak ada yang boleh memaksa Ibu mengikuti program Keluarga Berencana, dan tidak ada paksaan untuk Ibu mengenakan alat KB tertentu. Namun jika alat KB yang Ibu pilih dapat membahayakan diri sendiri, maka konsultasikan terlebih dahulu hal tersebut pada dokter kandungan.

Dampak Negatif Program Keluarga BerencanaSelain memiliki dampak positif, program keluarga berencana ini juga memiliki dampak-dampak negative antara lain:1.Menerima efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi2.Tidak dapat haid (sering setelah pemakaian berulang)3.Sering menaikkan Berat Badan4.Peningkatan risiko infeksi5.Frekuensi bersenggama6.Kemudahan untuk kembali hamil lagi7.Efek samping ke laktasi8.Efek dari kontrasepsi tersebut di masa depan9.Memiliki keturunan terbatas

III. Antenatal Care (Program Kesehatan Ibu dan Anak)Antenatal care adalah layanan kesehatan yang ditujukan untuk ibu hamil, tujuannya adalah menghindari komplikasi yang mungkin terjadi pada kehamilan, sehingga angka kematian bayi dapat ditekan serendah mungkin.

Tujuan Umum Program KIA Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup sehatmelalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menujuNorma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajatkesehatananak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakanlandasan bagipeningkatan kualitas manusia seutuhnya.

Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah : Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalamupaya pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10 keluarga, Posyandu dansebagainya. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibubersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu meneteki,bayi dan anak balita. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan seluruhanggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah,terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.

3.Prinsip Pengelolaan Program KIA Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan pokok : Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya. Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan pertolongan oleh tenaga professional secara berangsur. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan pengamatannya secara terus menerus. Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1bulan) dengan mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.

Pelayanan dan jenis Indikator KIAa. Pelayanan antenatal : Adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal.

Standar minimal 5 T untuk pelayanan antenatal terdiri dari :1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan2. Ukur Tekanan darah3. Pemberian Imunisasi TT lengkap4. Ukur Tinggi fundus uteri5. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan dengan ketentuan waktu minimal 1 kali pada triwulan pertama, minimal 1 kali pada triwulan kedua, dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga.

b. Pertolongan PersalinanJenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat :1. Tenaga profesional : dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantubidan dan perawat.2. Dukun bayi :Terlatih : ialah dukun bayi yang telah mendapatkan latihan tenaga kesehatan yangdinyatakan lulus.Tidak terlatih : ialah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus. c.Deteksi dini ibu hamil berisiko :Faktor risiko pada ibu hamil diantaranya adalah :1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun .2. Anak lebih dari 43. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang 2 tahun atau lebih dari 10 tahun4. Tinggi badan kurang dari 145 cm5. Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm6. Riwayat keluarga mendeita kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat kengenital.7. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul.

Risiko tinggi kehamilan merupakan keadaan penyimpangan dan normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi .

Risiko tinggi pada kehamilan meliputi :1. Hb kurang dari 8 gram %2. Tekanan darah tinggi yaitu sistole lebih dari 140 mmHg dan diastole lebih dari 90 mmHg3. Oedema yang nyata4. Eklampsia5. Perdarahan pervaginam6. Ketuban pecah dini7. Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu.8. Letak sungsang pada primigravida9. Infeksi berat atau sepsis10. Persalinan premature11. Kehamilan ganda12. Janin yang besar13. Penyakit kronis pada ibu antara lain Jantung,paru, ginjal.14.Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan.

Risiko tinggi pada neonatal meliputi :1. BBLR atau berat lahir kurang dari 2500 gram2. Bayi dengan tetanus neonatorum3. Bayi baru lahir dengan asfiksia4. Bayi dengan ikterus neonatorum yaitu ikterus lebih dari 10 hari setelah lahir5. Bayi baru lahir dengan sepsis6. Bayi lahir dengan berat lebih dari 4000 gram7. Bayi preterm dan post term8. Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang9.Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan.

c. Indikator pelayanan kesehatan ibu dan bayi1.Cakupan Kunjungan ibu hamil K4 a. Pengertian : Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang kontak dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai dengan standar 5T dengan frekuenasi kunjungan minimal 4 kali selama hamil, dengan syarat trimester 1 minimal 1 kali trimester II minimal 1kali dantrimester III minimal 2 kali.

Standar 5 T yang dimaksudadalah :1) Pemeriksaaan atau pengukuran tinggi dan berat badan2) Pemeriksaaan atau pengukuran tekanan darah3) Pemeriksaan atau pengukuran tinggi fundus4) Pemberian imunisasi TT5) Pemberian tablet besi

Langkah-Langkah Kegiatana. Petugas kesehatan mendata ibu hamil (bumil) di wilayah tersebut.b. Petugas melakukan penyuluhan kepada bumil tentang antenatal care.c. Petugas mengadakan pelatiahan kepada dukun beranak tentang persalinan yang steril dan mengajarkan dukun untuk segera membawa pasien ke puskesmas jika terjadi perdarahan saat persalian.d. Petugas mengadakan kegiatan untuk bumil, meliputi pemeriksaan kehamilan, penyuluhan tentang makanan bergizi, melakukan pengobatan jika terdapat resiko penyakit selama kehamilan, seperti eklampsia-preeklampsia, hipertensi, ataupun penyakit-penyakit lainnya .e. Melakukan pencatatan/evaluasi setiap bulannya.

Imunisasi Tetanus Toxoid

PengertianImunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus .Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan .Ibu hamil adalah ibu yang mengandung mulai trimester I s/d trismester III.

Manfaat imunisasi TT ibu hamila.Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005; Chin, 2000). Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat .b.Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes RI, 2000)Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum (Depkes, 2004).Jumlah dan dosis pemberian imunisasi TT untuk ibu hamilImunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali (BKKBN, 2005; Saifuddin dkk, 2001), dengan dosis 0,5 cc di injeksikan intramuskuler/subkutan dalam (Depkes RI, 2000).

Umur kehamilan mendapat imunisasi TTImunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap (BKKBN, 2005). TT1 dapat diberikan sejak di ketahui postif hamil dimana biasanya di berikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan (Depkes RI, 2000).

Jarak pemberian imunisasi TT1 dan TT2Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu (Saifuddin dkk,2001; Depkes RI, 2000).

Efek samping imunisasi TTBiasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan (Depkes RI, 2000). TT adalah antigen yang sangat aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT .Efek samping tersebut berlangsung 1-2 hari, ini akansembuh sendiri dan tidak perlukan tindakan/pengobatan (Depkes RI, 2000).

Tempat pelayanan untuk mendapatkan imunisasi TTa.Puskesmasb.Puskesmas pembantuc.Rumah sakitd.Rumah bersaline.Polindesf.Posyandug.Rumah sakit swastah.Dokter praktik, dani.Bidan praktik(Depkes RI, 2004).Tempat-tempat pelayanan milik pemerintah imunisasi diberikan dengan gratis.

Anemia pada kehamilan Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr% (Winkjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar 35 tahun. Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya, berisiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia. Wintrobe (1987) menyatakan bahwa usia ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu semakin rendah usia ibu hamil maka semakin rendah kadar hemoglobinnya. 2. Pendarahan akut3. Pendidikan rendah4. Pekerja berat5. Konsumsi tablet tambah darah < 90 butir6. Makan < 3 kali dan kurang mengandung zat besi.

Gejala anemia pada kehamilan Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, palpitasi, mata berkunang-kunang,malaise,lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia),konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa.Dampak anemia defisiensi besi pada ibu hamil Anemia pada ibu hamil bukan tanpa risiko. Menurut penelitian, tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Soeprono menyebutkan bahwa dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan (abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atoni), gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain).Fungsi Fe/zat besi Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah (hemoglobin). Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk membentuk mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat di tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistim pertahanan tubuh.Kebutuhan zat besi pada masa kehamilan Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 810 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 2025 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil.Sumber lain mengatakan, kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat (untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah) sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg Fe ditransfer ke janin, dengan 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah darah merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan.Besarnya angka kejadia anemia ibu hamil pada trimester I kehamilan adalah 20%, trimester II sebesar 70%, dan trimester III sebesar 70%.4Hal ini disebabkan karena pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35%, ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak untuk janin. Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300 350 mg akibat kehilangan darah. Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil.Penyerapan besi dipengaruhi oleh banyak faktor. Protein hewani dan vitamin C meningkatkan penyerapan. Kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitat dapat mengikat Fe sehingga mengurangi jumlah serapan. Karena itu sebaiknya tablet Fe ditelan bersamaan dengan makanan yang dapat memperbanyak jumlah serapan, sementara makanan yang mengikat Fe sebaiknya dihindarkan, atau tidak dimakan dalam waktu bersamaan. Disamping itu, penting pula diingat, tambahan besi sebaiknya diperoleh dari makanan, karena tablet Fe terbukti dapat menurunkan kadar seng dalam serum.Pemberian tablet Fe untuk mencegah anemia pada masa kehamilan Memberikan preparat besi yaitufero sulfat, fero glukonatatauNa-fero bisirat.Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia.

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia masih cukup tinggi. Pertolongan medis bukanlah satu-satunya jalan dalam menanggulangi masalah tersebut. Dibutuhkan kerja sama pemerintah dan masyarakat untuk mengubah paradigm kesehatan yaitu lebih mengutamakan tindakan pencegahan daripada mengobati. Jika pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat bekerja sama dengan baik, maka AKI dan AKB paling tidak dapat mengalami penurunan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. 2004; hal. 13-33.2. Muninjaya, a.a Gde. Manajemen Kesehatan. 1999; hal. 15-102.3. Azwar, azrul. Pengantar Administrasi Kesehatan. 1980; hal. 11-121.4. Hartono, Bambang. Penataan Sistem Kesehatan Daerah. Departemen kesehatan RI. 2001; hal 28-42; 77-80.5. Departemen Kesehatan RI. Kesehatan Ibu dan Anak dalam Pedoman Kerja Puskesmas Jilid II. 1990-1991; hal C2-4.6. Departemen Kesehatan RI. Keluarga Berencana dalam Pedoman Kerja Puskesmas Jilid II. 1990-1991; hal C2-4.7. Ridlo IA. Model Puskesmas Era Desentralisasi. September 2008. Diunduh dari http://www.kebijakankesehatan.co.cc/2008/09/model-puskesmas-era-desentralisasi.html, 10 Juli 2010.8. Rima Amelia. Visi dan Misi Indonesia sehat 2010. April 2010. Di unduh dari http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2136859-visi-dan-misi-indonesia-sehat/#ixzz1RoLfubNF. 9 juli 2011.