Makalah PBL 26 ikk ikm

43
TUBERKULOSIS PARU DALAM KONSEP KEDOKTERAN KELUARGA Juan Rollin Manu - NIM 10.2008.017 Mahasiswa semester 6 FK UKRIDA angkatan 2008 [email protected]/ + 62 85641 090 716 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang dapat menyerang berbagai organ atau jaringan tubuh. Tuberkulosis paru merupakan bentuk yang paling banyak dan paling penting. Penyakit tuberkulosis sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi. Menurut hasil penelitian, penyakit tuberkulosis sudah ada sejak zaman Mesir kuno yang dibuktikan dengan penemuan mumi, dan penyakit ini juga sudah ada pada kitab pengobatan Cina ‘pen tsao’ sekitar 5000 tahun yang lalu. Pada tahun 1882, ilmuwan Robert Koch berhasil menemukan kuman tuberkulosis yang merupakan penyebab penyakit ini. Kuman ini berbentuk batang (basil) yang dikenal dengan nama ‘Mycobacterium Tuberkulosis’. 1 Sebagai dokter dalam keluarga, dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga 1

description

ikk ikm blok 26 pbl problem base learning

Transcript of Makalah PBL 26 ikk ikm

Page 1: Makalah PBL 26 ikk ikm

TUBERKULOSIS PARU DALAM KONSEP KEDOKTERAN KELUARGA

Juan Rollin Manu - NIM 10.2008.017

Mahasiswa semester 6 FK UKRIDA angkatan 2008

[email protected]/ + 62 85641 090 716

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang dapat menyerang berbagai organ

atau jaringan tubuh. Tuberkulosis paru merupakan bentuk yang paling banyak dan paling

penting. Penyakit tuberkulosis sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi. Menurut hasil

penelitian, penyakit tuberkulosis sudah ada sejak zaman Mesir kuno yang dibuktikan dengan

penemuan mumi, dan penyakit ini juga sudah ada pada kitab pengobatan Cina ‘pen tsao’ sekitar

5000 tahun yang lalu. Pada tahun 1882, ilmuwan Robert Koch berhasil menemukan kuman

tuberkulosis yang merupakan penyebab penyakit ini. Kuman ini berbentuk batang (basil) yang

dikenal dengan nama ‘Mycobacterium Tuberkulosis’. 1

Sebagai dokter dalam keluarga, dapat memberikan pelayanan kesehatan yang

berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, tidak hanya memandang

penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak

hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau

keluarganya (Ikatan Dokter Indonesia, 1982). 2,3

Dokter keluarga adalah dokter yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan

pelayanan kesehatan tingkat pertama serta pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang

dibutuhkan oleh semua anggota yang terdapat dalam satu keluarga. Sehingga kasus

penyakit yang dialami oleh keluarga, peran seorang dokter keluarga dapat dijalankan

dengan baik.

1

Page 2: Makalah PBL 26 ikk ikm

1.2 Masalah

Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium

tuberkulosis. Pada tahun 1995, diperkirakan ada 9 juta pasien TB Paru dan 3 juta kematian akibat

TB diseluruh dunia. Diperkirakan 95% kasus TB dan 98% kematian akibat TB didunia, terjadi

pada negara-negara berkembang. 4

Fakta yang menunjukan bahwa TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat yaitu

o Indonesia merupakan negara dengan pasien TB terbanyak ke-3 di dunia setelah

India dan China.

o Tahun 1995, hasil survey SKRT menunjukkan penyakit TB merupakan penyebab

kematian nomor 3 setelah kardiovaskular dan penyakit saluran pernafasan.

o Hasil Survey Prevalensi TB di Indonesia tahun 2004 menunjukkan bahwa angka

prevalensi TB BTA positif secara Nasional 110 per 100.000 penduduk.

o Sampai tahun 2005, program Penanggulangan TB dengan strategi DOTS

menjangkau 98% Puskesmas, sementara rumah sakit dan BP4/RSP baru sekitar

30%. 5,6

Dari fakta-fakta di atas, telah jelas bahwa maslah TB paru bukan suatu maslah yang

ringan. Dan sebagai seorang dokter, perlu tindakan dan kerja sama dengan penderita agar

masalah TB paru bisa di atasi.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah

- Mengetahui konsep kedokteran keluarga

- Mengetahui dan mempelajari lebih dalam tentang penyakit tuberkulosis

- Mengetahui bagaimana cara mencegah dan menanggulangi sebagai seorang dokter

dalam konsep kedokteran keluarga.

2

Page 3: Makalah PBL 26 ikk ikm

BAB II

ISI

2.1 KONSEP KEDOKTERAN KELUARGA

a. Pengertian Dokter Keluarga

Pelaksana praktek dokter keluarga adalah dokter keluarga (family physician). Pada saat

ini rumusan tentang dokter keluarga banyak pula macamnya. Beberapa diantaranya adalah :

1. Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan

yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya

memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga

dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau

keluarganya (Ikatan Dokter Indonesia, 1982).

2. Dokter keluarga adalah dokter yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan

pelayanan kesehatan tingkat pertama serta pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang

dibutuhkan oleh semua anggota yang terdapat dalam satu keluarga, dan apabila kebetulan

berhadapan dengan suatu masalah kesehatan khusus yang tidak mampu ditanggulangi,

meminta bantuan konsultasi dari dokter ahli yang sesuai (The American Board of Family

Practice, 1969).

3. Dokter keluarga adalah dokter yang melayani masyarakat sebagai kontak pertama yang

merupakan pintu masuk ke sistem pelayanan kesehatan, menilai kebutuhan kesehatan

total pasien dan menyelenggarakan pelayanan kedokteran perseorangan dalam satu atau

beberapa cabang ilmu kedokteran serta merujuk pasien ketempat pelayanan lain yang

tersedia sementara tetap menjaga kesinambungan pelayanan, mengembangkan tanggung

jawab untuk pelayanan kesehatan menyeluruh dan berkesinambungan serta bertindak

sebagai koordinator pelayanan kesehatan, menerima tanggung jawab untuk perawatan

total pasien termasuk konsultasi sesuai dengan keadaan lingkungan pasien yakni keluarga

3

Page 4: Makalah PBL 26 ikk ikm

atau unit sosial yang sebanding serta masyarakat (The American Academic of General

Practice, 1947). 2,3

b. Tujuan pelayanan dokter

Tujuan pelayanan dokter keluarga secara umum dapat dibedakan atas dua macam yakni :

1.Tujuan umum

Tujuan umum pelayanan dokter keluarga pada dasarnya adalah sama dengan tujuan

pelayanan kesehatan secara keseluruhan, yakni terwujud-nya keadaan sehat bagi setiap

anggota keluarga.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus pelayanan dokter keluarga erat hubungannya dengan sejarah

perkembangan pelayanan dokter keluarga di satu pihak serta ciri-ciri pelayanan dokter

keluarga dipihak lain.Tujuan khusus yang dimaksud adalah terpenuhinya kebutuhan

keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif dan efisien.

c. Ciri-Ciri Pelayanan Dokter Keluarga

Menurut Ikatan Dokter Indonesia (1982) Ikatan Dokter Indonesia melalui Muktamar ke

19 yang dilaksanakan di Surakarta pada tahun 1982 telah pula merumuskan ciri-ciri pelayanan

dokter keluarga tersebut. Ciri-ciri yang dimaksud adalah :

Yang melayani penderita tidak hanya sebagai orang-perorang, melainkan sebagai anggota

satu keluarga dan bahkan sebagai anggota masyarakat sekitarnya.

Yang memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan memberikan perhatian

kepada penderita secara lengkap dan sempurna, jauh melebihi jumlah keseluruhan

keluhan yang disampaikan.

Yang mengutamakan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat

kesehatan seoptimal mungkin, mencegah timbulnya penyakit dan

mengenal serta mengobati penyakit sedini mungkin.

4

Page 5: Makalah PBL 26 ikk ikm

Yang mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan

dan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut sebaik-baiknya.

Yang menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama dan

bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan lanjutan.

d. Bentuk Prakter Dokter Keluarga

Pada tahap awalnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Debra P. Hymovich bentuk

dan wadah praktek dokter keluarga ditentukan oleh pengalaman masing-masing dokter.

Tergantung dari pengalaman hubungan pasien dokter, bentuk dan wadah yang diselenggarakan

dapat berbeda-beda. Ada yang hanya menekankan pentingnya pelayanan berobat jalan yang

diselenggarakan di tempat praktek saja, ada pula yang juga sekaligus melakukan kunjungan

rumah serta ada yang menggabungkannya dengan pelayanan rawat nginap yang biasanya

dilakukan di rumah sakit.

Pada tahap selanjutnya, berkembangan bentuk dan wadah praktek dokter keluarga mulai

terarah. Disepakati bentuk dan wadah praktek dokter keluarga yang baik, seharusnya mencakup

ketiga macam pelayanan di atas.

Dokter keluarga harus mempunyai tempat praktek yang memenuhi syarat, tempat

dimana pelayanan yang menyeluruh dan berkesinambungan diselenggarakan.

Dokter keluarga harus mempunyai semacam sistim komunikasi yang meng-

hubungkan dokter dengan pasien, yang diwujudkan misalnya dengan meng-

ikutsertakan tenaga paramedis, terutama untuk pelayanan kunjungan rumah

yang bersifat tindak lanjut. Dokter keluarga harus mempunyai hubungan yang

baik dengan rumah sakit, tempat dimana dokter keluarga merawat sendiri para

pasiennya.

e. Pelayanan Dokter Keluarga

Dari kedua pengertian yang seperti ini, jelaslah bahwa pelayanan dokter keluarga

mempunyai beberapa ciri tersendiri. Ciri-ciri yang dimaksud adalah (McWhinney, 1981;

Carmichael, 1973; Hymovick and Barnards, 1973; IDI, 1982);

5

Page 6: Makalah PBL 26 ikk ikm

1. mengikatkan diri pada kebutuhan pasien secara keseluruhan, bukan pada disiplin ilmu

kedokteran, kelompok penyakit atau kiat kedokteran tertentu.

2. mengungkapkan kaitan munculnya suatu penyakit dengan pelbagai faktor yang

mempengaruhinya.

3. berorientasi pada pencegahan penyakit serta pemeliharaan kesehatan.

4. berhubungan dengan pasien sebagai anggota dari unit keluarga, dan memandang keluarga

sebagai dasar dari suatu organisasi sosial dan atau suatu kelompok fungsional yang saling

terkait.

5. memanfaatkan pendekatan menyeluruh dan memperhatikan pasien secara lengkap dan

sempurna, jauh melebihi jumlah keseluruhan keluhan yang disampaikan.

6. mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan berusaha

memenuhi kebutuhan tersebut sebaik-baiknya.

7. melayani kepentingan pasien di tempat praktek, di rumah dan di rumah sakit.

Apabila pelayanan dokter keluarga yang seperti ini dapat diselenggarakan, memang akan

diperoleh banyak manfaat. Manfaat yang dimaksud antara lain (Cambridge Research Institute,

1976):

1. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya, bukan

penanganan keluhan yang disampaikan saja,

2. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dari"terjamin kesinambungan

pelayanan yang diselenggarakan.

3. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, maka pengaturannya akan lebih baik dan terarah.

4. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga penanganan satu

masalah kesehatan tidak menimbulkan pelbagai masalah lainnya.

5. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan, maka segala keterangan tentang

keluarga tersebut dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan yang sedang

dihadapi.

6

Page 7: Makalah PBL 26 ikk ikm

6. Akan dapat diperhitungkan pelbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit,

termasuk faktor sosial dan psikologis.

7. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tatacara yang lebih

sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya kesehatan. 2,3

2.2 RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU

Skenario Kasus:

Bapak M (45 tahun) memiliki seorang istri (43 tahun) dan 5 orang anak. Istri Bapak M

mendapatkan pengobatan TBC paru dan sudah berjalan 3 bulan. Anak perempuannya (R,9 tahun)

saat ini sedang batuk-batuk sudah 3 minggu tidak kunjung reda, karena ketiadaan uang hanya

minumobat dari took obat dan jamu. Keluarga Bapak M tinggal di sebuah rumah semi permanen

4x11 meter di pemukiman yang padat penduduk.

Berdasarkan skenario di atas, maka rumusan masalah yang bisa di ambil yaitu Ibu M sedang

mendapatkan TBC, sudah berjalan 3 bulan dengan anak perempuan bapak M menderita batuk 3

minggu tidak sembuh.

Pada kasus skenario yang didapat, permasalahan penyakit yang harus di bahas lebih dalam

mengenai Tuberkulosis Paru (TB Paru).

a. Pendahuluan

Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang dapat menyerang berbagai organ

atau jaringan tubuh. Tuberkulosis paru merupakan bentuk yang paling banyak dan paling

penting. Penyakit tuberkulosis sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi. Menurut hasil

penelitian, penyakit tuberkulosis sudah ada sejak zaman Mesir kuno yang dibuktikan dengan

penemuan mumi, dan penyakit ini juga sudah ada pada kitab pengobatan Cina ‘pen tsao’ sekitar

5000 tahun yang lalu. Pada tahun 1882, ilmuwan Robert Koch berhasil menemukan kuman

tuberkulosis yang merupakan penyebab penyakit ini. Kuman ini berbentuk batang (basil) yang

dikenal dengan nama ‘Mycobacterium Tuberkulosis’. 1

7

Page 8: Makalah PBL 26 ikk ikm

b. Epidemiologi

Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium

tuberkulosis. Pada tahun 1995, diperkirakan ada 9 juta pasien TB Paru dan 3 juta kematian akibat

TB diseluruh dunia. Diperkirakan 95% kasus TB dan 98% kematian akibat TB didunia, terjadi

pada negara-negara berkembang. Demikian juga, kematian wanita akibat TB lebih banyak dari

pada kematian karena kehamilan, persalinan, dan nifas. Penyakit ini menyerang semua golongan

umur dan jenis kelamin, serta mulai merambah tidak hanya pada golongan sosial ekonomi

rendah.

Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis (15-

50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan pendapatan tahunan rumah

tangganya sekitar 20-30%. Jika ia meninggal akibat TB, maka akan kehilangan pendapatanya

sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara ekonomis, TB juga memberikan dampak buruk lainnya

secara sosial stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat.

Gambar 1: Penyebaran TBC di dunia

Sumber: (http://infotbc.blogspot.com/2009/12/program-penanggulangan-tbc_13.html)

8

Page 9: Makalah PBL 26 ikk ikm

Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah pasien TB di

Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan China dengan jumlah pasien

sekitar 10% dan total jumlah pasien di dunia. Diperkirakan pada tahun 2005, setiap tahun ada

539.000 kasus baru dan kematian 101.000 orang. Insidensi kasus TB BTA positif sekitar 110 per

100.000 penduduk. 4,6

c. Etiologi 1,4

Penyebab penyakit tuberkulosis adalah bakteri Mycobacterium tuberkulosis dan

Mycobakterium bovis. Kuman tersebut mempunyai ukuran 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron

dengan bentuk batang tipis, lurus, atau agak bengkok, bergranular atau lipoid (terutama asam

mikolat).

Bakteri ini mempunyai sifat istimewa yaitu dapat bertahan terhadap pencucian warna

dengan asam dan alcohol, sehingga disebut basil tahan asam (BTA) serta tahan terhadap zat

kimia dan fisik. Kuman tuberkulosis juga tahan dalam keadaan kering dan dingin, bersifat

dorman dan aerob.

Gambar 2: Bakteri Mycobacterium tuberculosis penyebab TBC

Sumber: (http://getfreeartikel.wordpress.com/2011/05/15/tuberculosis-tbc/)

9

Page 10: Makalah PBL 26 ikk ikm

Bakteri tuberkulosis ini mati pada pemanasan 1000 C selama 5-10 menit atau pada

pemanasan 600 C selama 30 menit, dan dengan alcohol 70-95% selama 15-30 detik. Bakteri ini

tahan selama 1-2 jam di udara terutama di tempat lembab dan gelap (bisa berbulan-bulan),

namun tidak tahan terhadap sinar atau aliran udara. Data pada tahun 1993 melaporkan bahwa

untuk mendapatkan 90% udara bersih dari kontaminasi bakteri memerlukan 40 kali pertukaran

udara per jam.

d. Penularan

• Cara Penularan:

- Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.

- Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk

percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000

percikan dahak.

- Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam

waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar

matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa

jam dalam keadaan gelap dan lembab.

- Daya penularan seorang pasein dapat ditentukan oleh banyaknya kuman yang

dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak,

makin menular pasien tersebut.

- Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB adalah ditentukan

konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.

10

Page 11: Makalah PBL 26 ikk ikm

Gambar 3: Skema Diagnosis TBC Paru pada orang dewasa

Sumber: (http://getfreeartikel.wordpress.com/2011/05/15/tuberculosis-tbc/)

• Resiko Penularan:

- Risiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak. Pasien TB

paru dengan BTA positif memberikan kemungkinan risiko penularan lebih besar dari

pasien TB paru dengan BTA negatif.

- Risiko penularan setiap tahunnya juga ditunjukan dengan Annual Risk of

Tuberculosis Infection (ARTI) yaitu proporsi penduduk yang berisiko terinfeksi TB

selama satu tahun. ARTI sebesar 1% berarti 10 diantara 1000 penduduk terinfeksi

setiap tahunnya.

- ARTI di Indonesia bervariasi 1-3%.

11

Page 12: Makalah PBL 26 ikk ikm

- Infeksi TB dibuktikan dengan perubahan reaksi tuberculin negatif menjadi positif.

• Resiko Menjadi sakit TB:

- Hanya sekitar 10% yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB.

- Dengab ARTI 1%, diperkirakan diantara 100.000 penduduk rata-rata terjadi

1000 terinfeksi TB dan 10% diantaranya (100 orang) akan menjadi sakit TB

setiap tahun. Sekitar 50 diantaranya adalah pasien TB BTA positif.

- Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi TB adalah day

tahan tubuh rendah, diantaranya karena HIV/AIDS dan malnutrisi (gizi

buruk).

- HIV merupakan faktor resiko yang paling kuat bagi yang terinfeksi TB

menjadi sakit TB. Infeksi HIV mengakibatkan kerusakan luas sistem daya

tahan tubuh seluler (celluer immunity), sehingga terjadi infeksi penyerta

(oportunistic), seperti tuberkulosis, maka yang bersangkutan akan menjadi

sakit parah bahkan mengakibatkan kematian. Bila jumlah orang terinfeksi

HIV meningkat, maka jumlah pasein TB akan meningkat, dengan demikian

penularan TB di masyarakat meningkat pula. 4

e. Gejala dan Tanda

Untuk mengetahui tentang penderita tuberkulosis dengan baik harus dikenali tanda dan

gejalanya. Seseorang ditetapkan sebagai pengidap tuberkulosis apabila ditemukan gejala klinis

utama yaitu:

Batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih

Batuk diikuti dengan gejala tambahan yaitu batuk berdarah, sesak napas, nyeri dada,

badan lemas, nafsu makan turun, BB turun, malaise, keringat pada malam hari tanpa

kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. 6

f. Pemeriksaan fisis

12

Page 13: Makalah PBL 26 ikk ikm

Pemeriksaan pertama terhadap keadaan umum pasien mungkin ditemukan konjungktiva

pada mata atau kulit yang pucat karena anemia, suhu demam (subfebris), badan kurus atau berat

badan menurun.

Pada pemeriksaan fisis pasien sering tidak menunjukan suatu kelainan pun terutama pada

kasus dini atau yang sudah terinfiltrasi secara asimptomatik.Secara anamnesis dan pemeriksaan

fisik, Tb paru sulit dibedakan dengan pneumonia biasa.

Tempat kelainan lesi TB paru yang paling dicurigai adalah bagian apeks (puncak) paru.

Bila dicurigai adanya infiltrate maka didapatkan perkusi yang redup dan auskultasi suara napas

bronchial. Tetapi infiltrate diliputi penebalan pleura, suara napasnya menjadi vesikuler melemah.

Bila terdapat kavitas cukup besar, perkusi memberikan suara hipersonor atau timpani dan

auskultasi memberikan suara amforik. 1,6

g. Diagnosis Tuberkulosis 4,5,6

Diagnosis tuberkulosis pada orang dewasa

Diagnosis TBC Paru pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan ditemukannya BTA

pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila

sedikitnya dua dari tiga spesimen SPS BTAhasilnya positif.

Bila hanya 1 spesimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto

rontgen dada atau pemeriksaan dahak SPS diulang

Kalau hasil rontgen mendukung TBC, maka penderita didiagnosis sebagai

penderita TBC positif

Kalau hasil rontgen tidak mendukung TBC maka pemeriksaan dahak SPS

diulangi

Apabila fasilitas memungkinkan maka dilakukan pemeriksaan lain misalnya biakan.

Bila ketiga spemen dahak hasilnya negatif diberikan antibiotik spektrum luas ( misalnya

kotrimoksasol atau Amoksisilin) selama 1-2 minggu bila tida ada perubahan namun gejala klinis

tetap mencurigakan TBC ulangi pemeriksaan dahak SPS.

13

Page 14: Makalah PBL 26 ikk ikm

Kalau hasil SPS positif diagnosis sebagai penderita TBC BTA positif.

Kalau hasil SPS tetap negatif lakukan pemeriksaan foto rontgen dada untuk

mendukung diagnosis TBC.

Bila hasil rontgen mendukung TBC didiagnosis sebagai penderita TBC BTA

negatif rontgen positif.

Bila hasil rontgen tidak di dukung TBC penderitatersebutbukan TBC.

UPK yang tidak memiliki fasilitas rontgen penderita dapat dirujuk untuk foto rontgen

dada.

Pada saat ini uji tuberkulin tidak mempunyai arti dalam menentukan diagnosis TBC pada

orang dewasa sebab sebagian besar masyarakat sudah terinfeksi dengan Mycobacterium

tuberculosis karena tingginya prevalensi TBC. Suatu uji tuberkulin positif hanya menunjukkan

bahwa yang bersangkutan pernah terpapar dengan mycobacterium tuberculosis dilain pihak hasil

uji tuberkulin positif hanya menunjukan bahwa yang bersangkutan pernah terpapar dengan

mycobacterium tuberculosis dilain pihak hasil ujituberkulin dapat negatif meskipu orang

tersebut menderita tuberkulosis misalnya pada penderita HIV/AIDS malnutrisi berat TBC miller

dan morbili.

• Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari, yaitu sewaktu pagi

sewaktu (SPS

• Diagnosis TB paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB.

Pada program TB nasional, penemuan BTA melalui pemeriksan dahak mikroskopis

merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti foto toraks, biakan dan uji

kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjan sesuai dengan

indikasinya.

• Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja.

Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada TB paru, sehingga

sering terjadi overdiagnosis. Gambaran kelainan radiologik paru tidak selalu

menunjukan aktifitas penyakit.

Gambar 4: Gambaran pemeriksaan Rontgen dada pasien TBC

14

Page 15: Makalah PBL 26 ikk ikm

Sumber: (http://getfreeartikel.wordpress.com/2011/05/15/tuberculosis-tbc/)

Diagnosis Tuberkulosis pada anak

Diagnosis paling tepat adalah dengan ditemukan kuman TBC dari bahan yang diambil

dari penderita misalnya dahak, bilasan lambung, biopsi dll. Tetapi pada anak hal ini sulit dan

jarang didapat sehingga sebagian besar diagnosis TBC anak didasarkan atas gambar klinis

gambar foto rontgen dada dan uji tuberkulin. Untuk itu penting memikirkan adanya TBC pada

anak kalau terdapat tanda tanda yang mencurigakan atau gejala gejala seperti dibawah ini :

1) Seorang anak harus dicurugai menderita tuberkulosis kalau

Mempunyai sejarah kontak erat ( serumah ) dengan penderita TBC BTA positif

Terdapat reaksi kemerahan cepat setelah penyuntikan BCG ( dalam 3–7 hari )

Terdapat gejalaumum TBC

2) Gejala umum TBC pada anak

Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas dan tidak naik

dalam 1 bulan meskipunsudahdenganpenanganangizi yang baik (failure to thrive).

Nafsu makan tidak ada (anorexia) dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik

(failure to thrive) dengan adekuat.

15

Page 16: Makalah PBL 26 ikk ikm

Demam lama/berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria atau infeksi saluran

nafas akut) dapat disertai keringat malam.

Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit biasanya multipel paling sering

di daerah leher ketiak dan lipatan paha (inguinal).

Gejala–gejaladari saluran nafas misalnya batuk lama lebih dari 30 hari (setelah

disingkirkan sebab lain daribatuk) tandacairandidadadan nyeri dada.

Gejala-gejala dari saluran cerna misalnya diare berulang yang tidak sembuh dengan

pengobatan di are benjolan (masa) di abdomen dan tanda-tanda cairan dalam abdomen.

3) Gejala spesifik

Gejala-gejala ini biasanya tergantung pada bagian tubuh mana yang terserang misalnya :

TBC Kulit/skrofuloderma

TBC tulang dan sendi :

o Tulang punggung ( spondilitis ) : gibbus

o Tulang panggul ( koksitis ) : pincang pembengkakan dipinggul

o Tulang lutut : pincangdan / ataubengkakTulang kaki dantangan

TBC Otak dan Saraf:

o Meningitis : dengangejala iritabel kaku kuduk muntah-

muntahdankesadaranmenurunGejalamata

Konjungtivitis flikten ularis

Tuberkel koroid ( hanya terlihat dengan funduskopi )

4). Uji Tuberkulin ( Mantoux )

Uji tuberkulin dilakukan dengan cara Mantoux ( pernyuntikan intrakutan ) dengan

semprit tuberkulin 1 cc jarum nomor 26. Tuberkulin yang dipakai adalah tuberkulin PPD RT 23

kekuatan 2 TU. Pembacaandilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan. Diukur diameter transveral

dari indurasi yang terjadi. Ukuran dinyatakan dalam milimeter, uji tuberkulin positif bila indurasi

>10 mm ( pada gizi baik ), atau >5 mm pada gizi buruk.

16

Page 17: Makalah PBL 26 ikk ikm

Bila uji tuberkulin positif, menunjukkan adanya infeksi TBC dan kemungkinan ada TBC

aktif pada anak. Namun uji tuberkulin dapat negatif pada anak TBC dengan anergi ( malnutrisi ,

penyakit sangat berat pemberian imunosupresif, dll ).Jika uji tuberkulin meragukan dilakukan uji

ulang.

5) Reaksi Cepat BCG

Bila dalam penyuntikan BCG terjadi reaksi cepat ( dalam 3-7 hari ) berupa kemerahan

dan indurasi > 5 mm, maka anak tersebut dicurigai telah terinfeksi Mycobacterium tubercolosis.

6) Foto Rontgen dada

Gambar rontgen TBC paru pada anak tidak khas dan interpretasi foto biasanya sulit,

harus hati-hati kemungkinan bisa overdiagnosis atau underdiagnosis. Paling mungkin kalau

ditemukan infiltrat dengan pembesar kelenjar hilu atau kelenjar paratrakeal.

Foto rontgen dada sebaiknya dilakukan PA ( postero- Anterior ) dan lateral, tetapi kalau

tidak mungkin PA saja.

7) Pemeriksaan mikrobiologi dan serologi

Pemeriksaan BTA secara mikroskopis langsung pada anak biasanya dilakukan dari

bilasan lambung karena dahak sulit didapat pada anak. Pemeriksaan BTA secara biakan ( kultur )

memerlukan waktu yang lama cara baru untuk mendeteksi kuman TBC dengan cara PCR

( Polymery chain Reaction ) atau Bactec masih belum dapat dipakai dalam klinis praktis.

Demikian juga pemeriksaan serologis seperti Elisa, Pap, Mycodot dan lain-lain masih

memerlukan penelitian lebih lanjut untuk pemakaian dalam klinis praktis. 1,4,6

2.3. UPAYA PENCEGAHAN

Adapun tingkat pencegahan umum terdiri dari:

1. PRIMORDIAL

Usaha pencegahan primordial TB ialah dengan memperbaiki kondisi lingkungan.

Lingkungan adalah segala sesuatu baik fisik, biologis, maupun sosial yang berada di sekitar

17

Page 18: Makalah PBL 26 ikk ikm

manusia serta pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan

manusia. Unsur-unsur lingkungan adalah sebagai berikut:

Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia yang bersifat tidak

bernyawa, misalnya air, tanah, kelembaban udara, suhu, angin, rumah dan benda mati

lainnya.

Lingkungan Biologis

Lingkungan biologis adalah segala sesuatu yang bersifat hidup seperti tumbuh tumbuhan,

hewan, termasuk mikroorganisme.

Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial adalah segala sesuatu tindakan yang mengatur kehidupan manusia dan

usaha-usahanya untuk mempertahankan kehidupan, seperti pendidikan pada tiap individu,

rasa tanggung jawab, pengetahuan keluarga, jenis pekerjaan, jumlah penghuni dan

keadaan ekonomi.

Lingkungan Rumah

Lingkungan rumah adalah segala sesuatu yang berada di dalam rumah. Lingkungan

rumah terdiri dari lingkungan fisik yaitu ventilasi, suhu, kelembaban, lantai, dinding serta

lingkungan sosial yaitu kepadatan penghuni.

Lingkungan rumah menurut WHO adalah suatu struktur fisik dimana orang

menggunakannya untuk tempat berlindung. Lingkungan dari struktur tersebut juga semua

18

Page 19: Makalah PBL 26 ikk ikm

fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani

dan rohani serta keadaan sosial yang baik untuk keluarga dan individu.

Lingkungan rumah yang sehat dapat diartikan sebagai lingkungan yang dapat

memberikan tempat untuk berlindung atau bernaung dan tempat untuk bersitirahat serta dapat

menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, psikologis maupun sosial Menurut APHA

(American Public Health Assosiation), lingkungan rumah yang sehat harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

1. Memenuhi kebutuhan fisiologis

Suhu ruangan, yaitu dalam pembuatan rumah harus diusahakan agar kontruksinya

sedemikian rupa sehingga suhu ruangan tidak berubah banyak dan agar

kelembaban udara dapat dijaga jangan sampai terlalu tinggi dan terlalu rendah.

Untuk ini harus diusahakan agar perbedaan suhu antara dinding, lantai, atap dan

permukaan jendela tidak terlalu banyak.

Harus cukup mendapatkan pencahayaan baik siang maupun malam. Suatu

ruangan mendapat penerangan pagi dan siang hari yang cukup yaitu jika luas

ventilasi minimal 10 % dari jumlah luas lantai.

Ruangan harus segar dan tidak berbau, untuk ini diperlukan ventilasi yang cukup

untuk proses pergantian udara.

Harus cukup mempunyai isolasi suara sehingga tenang dan tidak terganggu oleh

suara-suara yang berasal dari dalam maupun dari luar rumah.

Harus ada variasi ruangan, misalnya ruangan untuk anak-anak bermain, ruang

makan, ruang tidur, dll.

Jumlah kamar tidur dan pengaturannya disesuaikan dengan umur dan jenis

kelaminnya.

2. Perlindungan terhadap penularan penyakit

Harus ada sumber air yang memenuhi syarat, baik secara kualitas maupun

kuantitas, sehingga selain kebutuhan untuk makan dan minum terpenuhi, juga

cukup tersedia air untuk memelihara kebersihan rumah, pakaian dan penghuninya.

Harus ada tempat menyimpan sampah dan WC yang baik dan memenuhi syarat,

juga air pembuangan harus bisa dialirkan dengan baik.

19

Page 20: Makalah PBL 26 ikk ikm

Pembuangan kotoran manusia dan limbah harus memenuhi syarat kesehatan, yaitu

harus dapat mencegah agar limbah tidak meresap dan mengkontaminasi

permukaan sumber air bersih.

Tempat memasak dan tempat makan hendaknya bebas dari pencemaran dan

gangguan binatang serangga dan debu.

Harus ada pencegahan agar vektor penyakit tidak bisa hidup dan berkembang biak

di dalam rumah, jadi rumah dalam kontruksinya harus rat proof, fly fight,

mosquito fight.

Harus ada ruangan udara (air space) yang cukup.

Luas kamar tidur minimal 8,5 m³ per orang dan tinggi langit-langit minimal 2.75

meter 5

2. PRIMER

• Health Promotion

Upaya promotif dilakukan dengan beberapa cara:

a. Peningkatan pengetahuan pekerja tentang penanggulangan TBC di tempat kerja

melalui pendidikan & pelatihan petugas pemberi pelayanan kesehatan di tempat kerja.

b. Penyuluhan

Materi penyuluhan terdiri dari:

- Pengertian TB

- Penyebab TB

- Tanda dan gejala TB

- Cara penularan TB

- Cara mencegah penularan TB

- Pengobatan TB

- Prognosis penyakit TB

- Penyebarluasan informasi

- Peningkatan kebugaran jasmani

20

Page 21: Makalah PBL 26 ikk ikm

- Peningkatan kepuasan kerja

- Peningkatan gizi kerja

• Spesific Protection

Pencegahan primer merupakan upaya yang dilaksanakan untuk mencegah timbulnya

penyakit pada populasi yang sehat. Dalam hal ini dapat diberikan vaksin.

Vaksin merupakan suspensi mikroorganisme yang dilemahkan atau dimatikan (bakteri,

virus, atau riketsia) yang diberikan untuk mencegah, meringankan, atau mengobati penyakit yang

menular.

Vaksin BCG merupakan serbuk yang dikering-bekukan untuk injeksi berupa suspensi.

Sebelum digunakan serbuk vaksin BCG harus dilarutkan dalam pelarut khusus yang telah

disediakan secara terpisah. Penyimpanan sediaan vaksin BCG diletakkan pada ruang atau tempat

bersuhu 2 – 8 0 C serta terlindung dari cahaya.

Pemberian vaksin BCG biasanya dilakukan secara injeksi intradermal/intrakutan (tidak

secara subkutan) pada lengan bagian atas atau injeksi perkutan sebagai alternatif bagi bayi usia

muda yang mungkin sulit menerima injeksi intradermal.

Selain pemberian vaksin, upaya mencegah penularan penyakit TBC, antara lain:

1. Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin

2. Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun)

3. Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan

4. Menghindari udara dingin

5. Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat

tidur

6. Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari

7. Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan

tidak boleh digunakan oleh orang lain

8. Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein

9. Meningkatkan ventilasi rumah

10. Sterilisasi dahak,seprai, sarung bantal,dll dengan menggunakan sinar matahari

langsung atau sodium hipoklorit 1%

21

Page 22: Makalah PBL 26 ikk ikm

3. SEKUNDER

• Early diagnosis and promt treatment 1,4,6

Pada pencegahan sekunder, sasaran kepada penderita TBC agar tidak menyebar kepada

orang-orang di sekitar. Diagnosis dini TB paru dengan mengeathui bahwa ciri-ciri atau gejala

pasien yaitu

- Batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih

- Batuk diikuti dengan gejala tambahan yaitu batuk berdarah, sesak napas, nyeri dada,

badan lemas, nafsu makan turun, BB turun, malaise, keringat pada malam hari tanpa

kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.

Pengobatan TBC Kriteria I (Tidak pernah terinfeksi, ada riwayat kontak, tidak menderita

TBC) dan II (Terinfeksi TBC/test tuberkulin (+), tetapi tidak menderita TBC (gejala TBC tidak

ada, radiologi tidak mendukung dan bakteriologi negatif) memerlukan pencegahan dengan

pemberian INH 5–10 mg/kgbb/hari.

Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :

Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.

Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian

besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.

Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan

Kanamisin.

Tabel Dosis obat antituberkulosis (OAT)

Obat Dosis

harian (mg/kgbb/hari)

Dosis

2x/minggu (mg/kgbb/hari)

Dosis

3x/minggu (mg/kgbb/hari)

INH 5-15 (maks 300 mg) 15-40 (maks. 900 mg) 15-40 (maks. 900 mg)

22

Page 23: Makalah PBL 26 ikk ikm

Rifampisin 10-20 (maks. 600 mg) 10-20 (maks. 600 mg) 15-20 (maks. 600 mg)

Pirazinamid 15-40 (maks. 2 g) 50-70 (maks. 4 g) 15-30 (maks. 3 g)

Etambutol 15-25 (maks. 2,5 g) 50 (maks. 2,5 g) 15-25 (maks. 2,5 g)

Streptomisi

n

15-40 (maks. 1 g) 25-40 (maks. 1,5 g) 25-40 (maks. 1,5 g)

Pengobatan TBC pada orang dewasa

Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3

Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari

(tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam

seminggu (tahap lanjutan).

Diberikan kepada: Penderita baru TBC paru BTA positif. Penderita TBC ekstra paru

(TBC di luar paru-paru) berat.

Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3

Diberikan kepada:  penderita kambuh., penderita gagal terapi, penderita dengan

pengobatan setelah lalai minum obat.

Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3

23

Page 24: Makalah PBL 26 ikk ikm

Diberikan kepada: penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.

Pengobatan TBC pada anak

Adapun dosis untuk pengobatan TBC jangka pendek selama 6 atau 9 bulan, yaitu:

1. 2HR/7H2R2 : INH+Rifampisin setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian INH

+Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 7 bulan (ditambahkan Etambutol

bila diduga ada resistensi terhadap INH).

2. 2HRZ/4H2R2 : INH+Rifampisin+Pirazinamid: setiap hari selama 2 bulan pertama,

kemudian INH+Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 4 bulan (ditambahkan

Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap INH).

Pengobatan TBC pada anak-anak jika INH dan rifampisin diberikan bersamaan, dosis

maksimal perhari INH 10 mg/kgbb dan rifampisin 15 mg/kgbb.

Dosis anak INH dan rifampisin yang diberikan untuk kasus:

 

TB tidak berat: INH: 5 mg/kgbb/hari dan Rifampisin: 10 mg/kgbb/hari

 

TB berat (milier dan meningitis TBC):  INH: 10 mg/kgbb/hari dan Rifampisin: 15

mg/kgbb/hari dan  dosis prednison: 1-2 mg/kgbb/hari (maks. 60 mg)

• Disablity Limitation

Pencegahan (profilaksis) primer

Anak yang kontak erat dengan penderita TBC BTA (+). INH minimal 3 bulan

walaupun uji tuberkulin (-). Terapi profilaksis dihentikan bila hasil uji tuberkulin ulang

menjadi (-) atau sumber penularan TB aktif sudah tidak ada.

24

Page 25: Makalah PBL 26 ikk ikm

Pencegahan (profilaksis) sekunder

Anak dengan infeksi TBC yaitu uji tuberkulin (+) tetapi tidak ada gejala sakit

TBC.Profilaksis diberikan selama 6-9 bulan.

Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) pertama kali

diperkenalkan pada tahun 1996 dan telah diimplementasikan secara meluas dalam sistem

pelayanan kesehatan masyarakat. Sampai dengan tahun 2001, 98% dari populasi

penduduk dapat mengakses pelayanan DOTS di puskesmas. Strategi ini diartikan sebagai

"pengawasan langsung menelan obat jangka pendek oleh pengawas pengobatan" setiap

hari.

Indonesia adalah negara high burden, dan sedang memperluas strategi DOTS

dengan cepat, karenanya baseline drug susceptibility data (DST) akan menjadi alat

pemantau dan indikator program yang amat penting. Berdasarkan data dari beberapa

wilayah, identifikasi dan pengobatan TBC melalui Rumah Sakit mencapai 20-50% dari

kasus BTA positif, dan lebih banyak lagi untuk kasus BTA negatif. Jika tidak bekerja

sama dengan Puskesmas, maka banyak pasien yang didiagnosis oleh RS memiliki risiko

tinggi dalam kegagalan pengobatan, dan mungkin menimbulkan kekebalan obat.

Akibat kurang baiknya penanganan pengobatan penderita TBC dan lemahnya

implementasi strategi DOTS. Penderita yang mengidap BTA yang resisten terhadap OAT

akan menyebarkan infeksi TBC dengan kuman yang bersifat MDR (Multi-drugs

Resistant). Untuk kasus MDR-TB dibutuhkan obat lain selain obat standard pengobatan

TBC yaitu obat fluorokuinolon seperti siprofloksasin, ofloxacin, levofloxacin (hanya

sangat disayangkan bahwa obat ini tidak dianjurkan pada anak dalam masa

pertumbuhan).

4. TERTIER

• Rehabilitation

25

Page 26: Makalah PBL 26 ikk ikm

Rehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TBC, termasuk dalam

pencegahan tersier. Dimulai dengan diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan

usaha penyesuaian diri secara psikis, rehabilitasi penghibur selama fase akut dan

hospitalisasi awal pasien, kemudian rehabilitasi pekerjaan yang tergantung situasi individu.

Selanjutnya, pelayanan kesehatan kembali dan penggunaan media pendidikan untuk

mengurangi cacat sosial dari TBC, serta penegasan perlunya rehabilitasi. 4

BAB III

PENUTUP

26

Page 27: Makalah PBL 26 ikk ikm

Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang

berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita

sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti

secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya (Ikatan Dokter

Indonesia, 1982). Sehingga kasus penyakit yang dialami oleh keluarga, peran seorang dokter

keluarga dapat dijalankan dengan baik.

Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang dapat menyerang berbagai organ

atau jaringan tubuh. Tuberkulosis paru merupakan bentuk yang paling banyak dan paling

penting. Penyakit tuberkulosis sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi.

Penyebab penyakit tuberkulosis adalah bakteri Mycobacterium tuberkulosis dan

Mycobakterium bovis. Kuman tersebut mempunyai ukuran 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron

dengan bentuk batang tipis, lurus, atau agak bengkok, bergranular atau lipoid (terutama asam

mikolat).

Untuk mengetahui tentang penderita tuberkulosis dengan baik harus dikenali tanda dan

gejalanya.

Adapun tingkat pencegahan umum terdiri dari:

1. Primordial

Usaha pencegahan primordial TB ialah dengan memperbaiki kondisi lingkungan.

Lingkungan adalah segala sesuatu baik fisik, biologis, maupun sosial yang berada di sekitar

manusia serta pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan

manusia.

2. Primer

•Health Promotion

27

Page 28: Makalah PBL 26 ikk ikm

Upaya promotif dilakukan dengan beberapa cara:

a. Peningkatan pengetahuan pekerja tentang penanggulangan TBC di tempat

kerja melalui pendidikan & pelatihan petugas pemberi pelayanan kesehatan

di tempat kerja.

b. Penyuluhan

•Spesific protection dengan pemberian vaksin

3. Sekunder

• Early Diagnosis and promt treatment

Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :

a. Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin,

Pirazinamid. Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas

yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan

dengan obat-obat ini.

b. Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin,

Kapreomisin dan Kanamisin.

• Disablity Limitation terdiri dari pencegahan (profilaksis) primer dan sekunder

4. Tertier

Rehabilitation

Rehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TBC, termasuk dalam pencegahan tersier.

28

Page 29: Makalah PBL 26 ikk ikm

DAFTAR PUSTAKA

1. Widoyono. Tuberkulosis Paru. In: Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan,

dan Pemberantasannya. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2008. hal: 13-21

2. Azwar Azrul. Praktek dokter keluarga. In: Menuju pelayanan kesehatan yang lebih

bermutu. Jakarta: Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia; 1996. hal: 115-49

3. Azwar Azrul. Pengantar administrasi kesehatan. Edisi ke-3. Jakarta: Binarupa Aksara;

2006. hal:104-19

4. Aditama Tjandra et all. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Edisi ke-2.

Cetakan ke-2. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2008. hal: 3-37

5. Pohan Imbalo. Tuberkulosis Paru. In: Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006. hal: 438-50

6. Amin Zulkifli dan Asril Bahar. Tuberkulosis Paru. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,

Simadibrata M, Setiati S. Ilmu penyakit dalam. Edisi 5. Jilid 3. Jakarta: Pusat Penerbitan

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2009. hal : 2230-9

29