KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) …
Transcript of KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) …
1
KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DENGAN
GURU AGAMA DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRA
KURIKULER KEAGAMAAN DI MTsN AIR BANGIS
KABUPATEN PASAMAN BARAT
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)
Oleh:
HANAMUL HUDIA
NIM. 08060124
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2015
2
i
3
ii
4
iii
5
ABSTRAK
Hanamul Hudia (NPM: 08060124), Kerjasama Guru Bimbingan dan
Konseling (BK) dengan Guru Agama dalam Pe1aksanaan Kegiatan Ekstra
Kurikuler Keagamaan di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat,
Skripsi, Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera
Barat, 2015.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat. Berdasarkan
pelaksanaan kegiatan sudah ada tetapi sharing antara guru BK dan guru agama
dalam kegiatan-kegiatan peserta didik jarang dilakukan. Fokus penelitian ini akan
mendeskripsikan: (1) Kerjasama guru BK dengan guru agama dalam perencanaan
kegiatan ekstra kurikuler keagamaan, (2) Kerjasama guru BK dengan guru agama
dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan, (3) Kerjasama guru BK
dengan guru agama dalam pengawasan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang bersifat
deskriptif yaitu menggambarkan gejala-gejala, fakta dan realita yang ada di
lapangan apa adanya tentang kerjasama guru BK dengan guru agama dalam
pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan. Adapun yang menjadi informan
penelitian adalah: guru BK, guru agama dan informan tambahan adalah kepala
madrasah. Instrumen yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara, teknik yang digunakan dalam pengolahan data melalui reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini mengungkapkan kerjasama guru BK dengan guru
agama pada perencanaan kegiatan sudah menunjukkan adanya kerjasama, seperti
adanya saling koordinasi dalam menganalisis kebutuhan, menentukan jenis dan
tujuan kegiatan, menentukan sasaran, penetapan personil, sarana, waktu dan
tempat. Pada pelaksanaan guru BK dengan guru agama juga bisa dikatakan sudah
melakukan kerjasama seperti pelaksanaan penyiapan peserta didik, personil,
perlengkapan, jenis kegiatan, penyiapan administrasi dan pelaksanaan evaluasi.
Kemudian pada pengawasan guru BK dengan guru agama juga sudah
menunjukkan kerjasama seperti kerjasama dalam memantau proses sesuai jenis
kegiatan ekstra kurikuler keagamaan baik secara lansung maupun tidak lansung
terhadap aktivitas kegiatan peserta didik.
iv
6
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah
S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga disampaikan-Nya jua
kepada Nabi Muhammad S.A.W. Skripsi ini ditulis berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan oleh penulis sendiri dengan judul “Kerjasama Guru Bimbingan
dan Konseling (BK) dengan Guru Agama dalam Pelaksanaan Kegiatan Ekstra
Kurikuler Keagamaan di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat”.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi salah satu syarat
mencapai gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Bimbingan dan Konseling
di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat.
Penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak dalam
pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini. Penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI
Sumatera Barat, Ibu Dr. Zusmelia, M.Si., dan Wakil Ketua I Bapak Drs.
Nurhadi, M.Si., Wakil Ketua II Bapak Dasrizal, M.Pd., dan Wakil Ketua III
Ibu Dra. Hj. Mulyati, M.Si. yang telah memberi kesempatan kepada penulis
untuk dapat menuntut ilmu di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) PGRI Sumatera Barat ini.
2. Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling, Ibu Dr. Helma, M. Pd.
v
7
3. Sekretaris Program Studi Bimbingan dan Konseling Ibu Dra. Hj. Fitria Kasih,
M. Pd., Kons.
4. Pembimbing I Ibu Dr. Asmaiwaty Arief, M.Pd. dan Pembimbing II Bapak
Zulfikar, S.Pd.I, M.Pd. yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada
penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling di STKIP
PGRI Sumatera Barat yang telah memberikan arahan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Pengelola pustaka dan pengelola BAAK, yang telah membantu penulis dalam
kelancaran penelitian ini.
7. Bapak Kepala MTsN Air Bangis Drs. Yen Hendri. S.Pd., Bapak dan Ibu wakil
kepala madrasah dan seluruh majelis guru, staf tata usaha yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Bapak Afrizal, S.Ag dan, Ibu Fifi Arianti S.Pd.I. selaku guru BK, kemudian
Ibu Nudialis, STh.I., Bapak Drs. Riswan., Bapak Aidil Haqqi, S.Pd.I., Ibu
Yulwina, S.Ag, Ibu Asma Wati, S.Ag selaku guru agama dan pembina
dibidang keagamaan yang telah memberikan informasi dan membantu penulis
dalam penulisan skripsi ini.
9. Seluruh kerabat (koun), terkhusus (Ayah Bujang Idal dan Ibu Suharti) yang
telah memberikan dukungan materil maupun moril, semoga menjadi amal
baik dan senantiasa selalu dimudahkan rezeki oleh-Nya.
10. Kepada Adik (Adi dan Ria) yang telah membantu penulis, semoga lancar
kuliahnya dan segera wisuda.
vi
8
11. Kepada para sahabatku ataupun handai taulan, yang tidak bisa disebutkan
namanya satu persatu, terima kasih atas motivasi yang diberikan selama ini.
12. Rekan-rekan seperjuangan yang terkhusus BK 2008 (Wandi), (Nando, Bang
Nov dll) semoga selesai juga skripsinya, dan untuk teman-teman angkatan
2009, 2010 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih untuk
motivasi dan semangat yang telah diberikan selama ini.
Teristimewa buat Ayah (Yufridal), Umak (Arniati) yang selalu
memberikan dukungan baik materil maupun moril serta doa dan kasih sayang
yang tulus kepadaku, Kakak (Yuhelfi Heldi), (Al Hafiz), Adik (Zil Hanifa)
yang selalu mendukung dan memberikan motivasi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan di sana sini dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini. Semoga bantuan yang
diberikan dalam penulisan skripsi ini dibalas oleh Allah S.W.T dengan pahala
yang berlipat ganda, Aamiin.
Padang, 2015
Hanamul Hudia
vii
9
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI ........................................ i
HALAMAN PENGESAHAN LULUS UJIAN SKRIPSI ........................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 14
C. Fokus Penelitian ....................................................................... 14
D. Rumusan Masalah .................................................................... 14
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 15
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 15
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kerjasama ................................................................................ 17
1. Pengertian .......................................................................... 17
2. Bentuk-bentuk Kerjasama ................................................. 17
3. Latar Belakang Adanya Kerjasama ................................... 18
viii
10
B. Kegiatan Ekstra Kurikuler ....................................................... 19
1. Pengertian Ekstra Kurikuler .............................................. 19
2. Visi dan Misi Kegiatan Ekstra Kurikuler .......................... 23
3. Fungsi Kegiatan Ekstra Kurikuler .................................... 24
4. Prinsip Program Kegiatan Ekstra Kurikuler...................... 25
5. Jenis- jenis Kegiatan Ekstra Kurikuler .............................. 27
6. Format Kegiatan Ekstra Kurikuler .................................... 28
7. Perencanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler ........................... 29
8. Pelaksanaan Kegiatan Ekstra kurikuler ............................. 30
9. Penilaian Kegiatan Ekstra Kurikuler ................................. 30
10. Pengawasan Kegiatan Ekstra Kurikuler ............................ 31
C. Guru Bimbingan dan Konseling .............................................. 31
1. Pengertian ........................................................................... 31
2. Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab Guru BK .................. 32
D. Guru Agama ............................................................................. 37
1. Pengertian Guru Agama Islam ........................................... 37
2. Tugas Guru Pendidikan Agama Islam ............................... 41
E. Kerangka Pikir .......................................................................... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 43
B. Informan Penelitian .................................................................. 44
C. Definisi Operasional ................................................................. 45
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 46
ix
11
E. Teknik Keabsahan Data ............................................................ 47
F. Teknik Analisis Data ............................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum .......................................................................... 51
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................. 52
1. Kerjasama Guru BK dengan Guru Agama pada Perencanaan
dalam Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler Keagamaan .. 52
2. Kerjasama Guru BK dengan Guru Agama dalam Pelaksanaan
Kegiatan Ekstra Kurikuler Keagamaan ................................. 75
3. Kerjasama Guru BK dengan Guru Agama pada Pengawasan
dalam Pelaksanaan Kegiatan Esktra Kurikuler Keagamaan ... 99
C. Rekapitulasi Hasil Penelitian ........................................................ 103
D. Pembahasan .................................................................................. 106
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 115
B. Saran .............................................................................................. 116
KEPUSTAKAAN 118
LAMPIRAN 121
x
12
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Daftar Nama Pembina Keagamaan MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman
Barat Tahun Pelajaran 2013-2014 .............................................................. 10
2. Lampiran Penyebaran Kegiatan Kesiswaan Berdasarkan Permendiknas
No. 38 Tahun 2008 .................................................................................... 22
3. Informan Kunci ......................................................................................... 45
4. Informan Tambahan .................................................................................. 45
5. Rekapitulasi Hasil Penelitian .................................................................... 103
xi
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Kerangka Pikir .............................................................................. 42
xii
14
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kisi-kisi Wawancara Setelah Dijudge ........................................ 122
Lampiran 2. Rekapitulasi Hasil Judge Kisi-kisi Wawancara ......................... 123
Lampiran 3. Hasil Wawancara ........................................................................ 132
Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian .............................................................. 143
Lampiran 5. Surat Mohon Izin Penelitian dari STKIP PGRI Sumtera Barat . 145
Lampiran 6. Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Kesatuan Badan dan
Politik Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat ................................................ 146
Lampiran 7. Surat Balasan dari MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat
.......................................................................................................................... 147
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tidak dapat dipungkiri apa yang dikatakan Syukur (2011: 37) bahwa
kemajuan dan kekuatan suatu bangsa tidak hanya terletak pada
melimpahruahnya kekayaan alam dan seberapa hebatnya kecanggihan alat-alat
kerja yang dimiliki. Tetapi terletak pada kualitas sumber daya manusia yang
dimilki bangsa tersebut, dengan sumber daya manusia yang berkualitaslah
yang akan bisa mengelola dan memanfaatkan sebaik-baiknya kekayaan-
kekayaan yang dimiliki, juga dengan sumber daya manusia berkualitaslah
yang bisa menciptakan dan menjalankan alat-alat itu. Salah satu alternatif
terciptanya sumber daya manusia berkualitas adalah melalui proses
pendidikan yang harus dilakukan. Proses ini merupakan langkah strategis
untuk menggali, membangun dan mengembangkan segenap potensi-potensi
yang ada pada suatu bangsa secara utuh.
Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 Ayat 1 menjelaskan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Pelaksanaan pendidikan bagi peserta didik mengacu kepada
tercapainya tujuan pendidikan nasional, yakni mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Berdasarkan tujuan
1
2
pendidikan nasional tersebut, salah satu upaya yang dilakukan sekolah dalam
rangka meningkatkan mutu lulusan peserta didiknya adalah dengan
menanamkan aspek kepribadian kepada setiap peserta didik. Sedangkan
menanamkan aspek kepribadian peserta didik bisa melalui pelayanan
pengembangan diri yakni meliputi kegiatan pelayanan konseling dan kegiatan
ekstra kurikuler.
Menurut ABKIN (2006: 1-2) pengembangan diri merupakan kegiatan
pendidikan di luar mata pelajaran yang integral dari kurikulum
sekolah/madrasah bertujuan dalam pembentukan watak dan kepribadian
peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling serta
kegiatan ekstra kurikuler. Untuk satuan pendidikan kejuruan, kegiatan
pengembangan diri, khususnya pelayanan konseling ditujukan guna
pengembangan kreatifitas dan karir. Kemudian itu untuk satuan pendidikan
khusus, pelayanan konseling menekankan peningkatan kecakapan hidup
sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik. Kemudian itu kegiatan
pengembangan diri berupa pelayanan konseling difalisitasi/dilaksanakan oleh
konselor, guru dan atau tenaga kependidikan lain sesuai dengan kemampuan
dan kewenangannya.
Menurut Hidayat dan Herdi (2013: 122)
Pelayanan pengembangan diri dalam bentuk ekstra kurikuler
mengandung arti bahwa di dalamnya akan terjadi difersifikasi program
berbasis minat dan bakat yang memerlukan pelayanan pembina khusus
sesuai dengan keahliannya. Ini berarti bahwa pelayanan
pengembangan diri tidak semata-mata tugas konselor, dan tidak
semata-mata wilayah bimbingan dan konseling.
3
Berdasarkan uraian di atas sangat jelas bahwa pembentukan
kepribadian peserta didik merupakan salah satu tujuan dari kegiatan
pengembangan diri dan pengembangan diri merupakan bagian yang integral
dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah/madrasah. Salah satu
pengembangan diri yang membangun kepribadian peserta didik adalah pada
implementasi kegiatan ekstra kurikuler dan dapat disimpulkan untuk
pengembangan diri (ekstra kurikuler) dibutuhkan kerjasama diberbagai pihak
khususnya di sekolah/madrasah.
Kegiatan pengembangan diri (ekstra kurikuler) merupakan bagian dari
pembinaan kesiswaan, hal ini dapat dilihat pada tujuan pembinaan kesiswaan
yang tercantum pada Pedoman Administrasi SLTP Tahun 1997 dan SMU
Tahun 1997 (Hadiyanto, 2000: 54) bahwa pembinaan kesiswaan bertujuan
untuk:
1. Meningkatkan peran serta dan membina sekolah sebagai wiyata mandala
sehingga peserta didik terhindar dari usaha dan pengaruh negatif yang
bertentangan dengan kebudayaan nasional;
2. Menumbuhkan daya tangkal peserta didik dari pengaruh negatif yang
datang dari dalam maupun luar lingkungan sekolah;
3. Memantapkan kegiatan ekstra kurikuler dalam menunjang pencapaian
kurikulum;
4. Meningkatkan apresiasi dan penghayatan seni;
5. Menumbuhkan sikap berbangsa dan bernegara;
6. Meneruskan dan mengembangkan jiwa, semangat serta nilai-nilai ‟45
4
7. Meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani
Kegiatan ekstra kurikuler menjadi salah satu unsur penting dalam
membangun kepribadian peserta didik, seperti yang tersebut dalam peraturan
pemerintah No. 39 tahun 2008, sebagai berikut:
1. Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal dan terpadu yang
meliputi bakat, minat, dan kreativitas.
2. Memantapkan kepribadian peserta didik untuk mewujudkan ketahanan
sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan
pengaruh negatif yang bertentangan dengan tujuan pendidikan.
3. Mengaktualisasikan potensi peserta didik dalam pencapaian prestasi
unggulan sesuai bakat dan minat;
4. Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak
mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka
mewujudkan masyarakat madani (civil societi).
Menurut Hadiyanto (2000: 210) bahwa ‟‟kegiatan ekstra kurikuler
merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran biasa, pada waktu
libur, di dalam maupun di luar sekolah, secara rutin atau hanya pada waktu
tertentu saja‟‟.
Menurut Prayitno (2006: 13) kegiatan ekstra kurikuler adalah:
Kegiatan kependidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling
untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang
secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga kependidikan
yang bekemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.
5
Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan oleh beberapa ahli maka
dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan di luar jam
pelajaran biasa, pada waktu libur, di dalam maupun di luar sekolah/madrasah
dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang
secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah. Program kegiatan
ekstra kurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di
luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pengetahuan dan
pengembangan, bimbingan dan pembiasaan peserta didik agar memiliki
kemampuan dasar penunjang. Kegiatan-kegiatan dalam program ekstra
kurikuler diarahkan dalam upaya memantapkan pembentukan kepribadian
peserta didik.
Berdasarkan pengamatan penulis di MTsN Air Bangis Kabupaten
Pasaman Barat tanggal 24 Agustus 2013, bahwa di sekolah/madrasah tersebut
sedang digiatkan dengan berbagai kegiatan ekstra kurikuler. Adapun kegiatan
ekstra kurikuler yang dilaksanakan adalah ekstra kurikuler keagamaan, ekstra
kurikuler olahraga, ekstra kurikuler drum band, ekstra kurikuler
PASKIBRAKA, ekstra kurikuler pramuka dan ekstra kurikuler OSIS. Sesuai
dengan nuansa madrasah kegiatan ekstra kurikuler di MTsN Air Bangis
Kabupaten Pasaman Barat lebih identik dengan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan. Hasil wawancara peneliti pada tanggal 24 Agustus 2013 dengan
guru yang membimbing, melatih dan membina kegiatan ekstra kurikuler
6
keagamaan, bahwa kegiatan ekstra kurikuler akan ditingkatkan dan merupakan
salah prioritas sesuai dengan nuansa sekolah/madrasah yaitu ekstra kurikuler
yang bernuansakan nilai-nilai agama. Kegiatan ekstra kurikuler digiatkan
kembali sejak tahun 2011 yang mana sebelumnya kegiatan ekstra kurikuler
sekolah/madrasah terabaikan atau tidak terlaksana padahal kegiatan ekstra
kurikuler merupakan sebagai pengalihan, preventif dan upaya membentengi
diri peserta didik dari berbagai pengaruh negatif yang akan melanda secara
tiba-tiba.
Hal ini sesuai dengan pendapat Nata (2003: 22)
Salah satu masalah yang sering ditemukan adalah adanya kekurangan
jam pelajaran untuk pengajaran Agama Islam yang disediakan di
sekolah-sekolah umum seperti Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Umum dan seterusnya. Masalah inilah yang dianggap sebagai
penyebab utama timbulnya kekurangan para pelajar dalam memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran Agama Islam. Sebagai akibat
dari kekurangan ini, para pelajar tidak memiliki bekal yang memadai
untuk membentengi dirinya dari berbagai pengaruh negatif akibat
globalisasi yang menerpa kehidupan. Banyak pelajar yang terlibat
dalam perbuatan kurang terpuji seperti tawuran, pencurian,
penodongan, penyalahgunaan obat terlarang dan sebagainya. Semua
perbuatan yang dapat menghancurkan masa depan para pelajar ini
penyebab utamanya adalah kekurangan bekal Pendidikan Agama. Hal
ini disebabkan karena kurangnya jam pelajaran agama yang diberikan
di sekolah-sekolah sebagaimana yang tersebut di atas.
Beranjak dari paparan di atas, sudah jelas sekali bahwa sangat
pentingnya untuk meningkatkan pendidikan agama kepada peserta didik
terkhusus untuk sekolah umum agar menjadi pribadi yang taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi pengaruh negatif di era globalisasi saat ini
tidak hanya melanda sekolah umum tetapi sekolah keagamaan juga. Hal ini
butuh kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu untuk mengatasi
7
problematika di atas, maka diperlukan usaha yang berupa penambahan jam
kegiatan keagamaan (ekstra kurikuler) guna meningkatkan mutu pendidikan
agama bagi peserta didik dan mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian
dapat dikatakan ekstra kurikuler keagamaan merupakan bagian yang integral
dari pembelajaran pendidikan agama di sekolah/madrasah.
Menurut Mulyasa (Revi Alita, 2010: 7) Dalam dunia pendidikan
peranan dan tanggung jawab seorang guru menjadi sebuah acuan untuk
tercapainya tujuan dari pendidikan tersebut, yang mana tanggung jawab guru
dapat dijabarkan ke sebuah kompetensi yang lebih khusus sebagai berikut:
1. Tanggung jawab moral; bahwa setiap guru harus mampu menghayati
perilaku dan etika yang sesuai dengan moral pancasila dan
mengamalkannya dalam pergaulan hidup sehari-hari.
2. Tanggung jawab dalam bidang pendidikan di sekolah; bahwa setiap guru
harus menguasai cara belajar-mengajar yang efektif, mampu
mengembangkan kurikulum, silabus, dan rencana pelaksanaan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang efektif, menjadi model
yang baik bagi peserta didik, memberikan nasehat, melaksanakan evaluasi
hasil belajar, dan mengembangkan peserta didik.
3. Tanggung jawab dalam bidang kemasyarakatan; bahwa setiap guru harus
turut serat mensukseskan pembangunan, yang harus kompeten dalam
membimbing, mengabdi dan melayani masyarakat.
8
4. Tanggung jawab dalam bidang keilmuan; bahwa setiap guru harus turut
serta memajukan ilmu, terutama yang menjadi spesifikasinya, dengan
melaksanakan penelitian dan pengembangan.
Pada dasarnya guru agama dan guru bidang studi umum memiliki
tugas dan tanggung jawab yang sama.
Menurut Sagala (2009: 13)
Tugas dan tanggung jawab guru bukan hanya mentransfer ilmu
pengetahuan kepada anak didik, melainkan lebih dari itu, guru juga
berkewajiban membentuk watak dan jiwa anak didik yang sebenarnya
sangat memerlukan masukan positif dalam bentuk ajaran agama,
ideologi dan lain-lain, memberikan bimbingan sehingga anak didik
memiliki jiwa dan watak yang baik, mampu membedakan mana yang
baik dan mana yang buruk, mana yang halal dan mana yang haram,
adalah termasuk tugas guru.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara
tugas dan tanggung jawab guru agama dan guru bidang studi umum yakni
sama-berkewajiban untuk mengajarkan agama kepada peserta didiknya.
Kemudian dalam agama Islam mengajarkan bahwa setiap umat Islam
wajib mendakwahkan dan memberikan pendidikan Islam kepada yang lain
sebagaimana dipahami dari firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 125 yang
terjemahannya:
Sesungguhnya manusia kepada jalan Tuhan dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang mengetahui tentang siapa-siapa
yang tesesat di jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapatkan petunjuk
Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Bab I
Pasal 1 ayat 6 menjelaskan bawa ”Pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara,
9
tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”.
Juga berdasarkan pasal 4 ayat 4 bahwa pendidikan diselenggarakan dengan
memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreatifitas
peserta didik dalam proses pembelajaran.
Jika diambil kesimpulan dari penjelasan di atas jelaslah bahwa guru
pembimbing (guru BK) dan guru (guru mata pelajaran; guru mata pelajaran
umum dan guru mata pelajaran agama) merupakan salah satu tenaga
pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sepenuhnya terhadap anak asuh
yang dibinanya agar menjadi anak yang berbudi pekerti yang luhur.
Menurut SKB Mendikbud dan kepala BKN NO.0433/P/1993 dahn No.
25 tahun 1993 (Prayitno, 2001: 4) ”Guru pembimbing (BK) adalah guru yang
bertugas, bertanggung jawab, berwewenang, dan berhak secara penuh dalam
kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah peserta didik.”.
Jika melihat pengertian ekstra kurikuler pada Permenag No.16 tahun
2010 maka kegiatan ekstra kurikuler keagamaan adalah upaya pemantapan
dan pengayaan nilai-nilai dan norma serta pengembangan kepribadian, bakat
dan minat peserta didik pendidikan agama yang dilaksanakan di luar jam intra
kurikuler dalam bentuk tatap muka atau non tatap muka.
Juga berdasarkan Permenag No.16 tahun 2010 menyatakan bahwa
proses pembelajaran ekstra kurikuler pendidikan agama merupakan
pendalaman, penguatan, pembiasaan, serta perluasan dan pengembangan dari
10
kegiatan intra kurikuler yang dilaksanakan dalam bentuk tatap muka atau non
tatap muka.
Jadi kegiatan ekstra kurikuler keagamaan dapat disimpulkan adalah
kegiatan tambahan di luar jam pelajaran tatap muka dilaksanakan di
sekolah/madrasah atau di luar sekokolah/madrasah agar lebih memperkaya
dan memperluas wawasan pengetahuan, kemampuan dan upaya pemantapan
dan pengayaan nilai-nilai dan norma serta pengembangan kepribadian, bakat
dan minat peserta didik yang telah dipelajari dalam rangka menambahkan
dalam diri bagi peserta didik unruk dapat mengamalkan ajaran yang
diperolehnya melalui kegiatan belajar di kelas, serta untuk mendorong
pembentukan pribadi mereka sesuai dengan nilai-nilai agama.
Terkait dengan pelaksanaan ekstra kurikuler keagamaan di MTsN Air
Bangis Kabupaten Pasaman Barat, kegiatan ekstra kurikuler keagamaan yang
sedang berjalan ialah praktek ibadah, khutbah, pidato, kultum (kuliah tujuh
menit) baca tulis Al Qur‟an, muhadarah, kesenian qasidah, melaksanakan
kegiatan keagamaan dibulan Ramadhan, perayaan hari besar Islam setiap
tahunnya dan masih banyak lagi. Berikut nama, bidang studi yang diajar dan
lulusan guru pembina ekstra kurikuler keagamaan MTsN Air Bangis
Kabupaten Pasaman Barat yang telah mendapat SK dari kepala madrasah:
Tabel 1. Pembina Keagamaan Berdasarkan SK Kepala MTsN Air Bangis
No Nama Mata pelajaran
yang diampu
Lulusan
1. Nudialis, S. Thl Qu‟ran Hadist S1 IAIN
2. Drs. Riswan Bahasa Arab Bhs. Arab IAIN
3. Yulwina, S.Ag Bhs. Indonesia PAI IAIN
11
4. Asma Wati, S.Ag QH, B. Arab/Senbud PAI IAIN
5. Aidil Haqqi S.Pd.I QH, B. Arab/Senbud S1 PAI YAPTIP
Sumber : Tata Usaha MTsN Air Bangis 2014
Kemudian itu berdasarkan wawancara penulis dengan pembina ekstra
kurikuler keagamaan pada tanggal 24 Agustus 2013, informasi yang didapat
yaitu bahwa pelaksanaan ekstra kurikuler keagamaan di MTsN Air Bangis
Kabupaten Pasaman Barat tersebut belum berjalan dengan baik sebagaimana
harapan. Hal ini penulis mengidentifikasi bahwa pada kehadiran peserta didik
tiap pertemuan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan (muhadarah) yang
semakin hari semakin sedikit, padahal jadwal kegiatan sudah ditetapkan oleh
guru pembina ekstra kurikuler. Ironisnya lagi, kelompok yang diberi tugaspun
dalam kegiatan juga hanya beberapa saja yang hadir, juga dari pada itu sarana
dan prasarana yang belum memadai, seperti belum adanya gedung tempat
latihan, mushalla, gedung perpustakaan, lemari mading, toilet serta peralatan
ekstra kurikuler khususnya untuk kegiatan keagamaan misalnya peralatan
untuk kesenian (kesenian Islami), kemudian inisiatif guru yang belum tampak
yakni sebagai pembimbing, pelatih dan pembina ekstra kurikuler khususnya di
bidang keagamaan dan belum terprogramnya kegiatan ekstra kurikuler secara
baik.
Kemudian dari pada itu MTsN Air Bangis merupakan salah satu
sekolah yang berbasiskan agama yang mana hal-hal yang menyangkut
keagamaan lebih ditonjolkan, dan MTsN Air Bangis adalah salah satu
madrasah yang melakukan kerjasama. Sebagai bentuk realitas kerjasama di
MTsN Air Bangis setiap tahunnya terus mengadakan kegiatan keagamaan
12
(ekstra kurikuler) seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, namun sesuai
wawancara penulis dengan salah satu guru mata pelajaran agama, bahwa
kegiatan keagamaan berdasarkan pelaksanaan sudah ada dan bagus tetapi
proses belum menunjukkan adanya kerjasama, seperti sharing antara guru BK
dan guru agama dalam kegiatan-kegiatan peserta didik jarang dilakukan atau
belum terlihat.
Menurut krienberg yang dikutip Prayitno (Dwi Yani, 2009: 2) bahwa
”Kerjasama antara guru BK dan guru mata pelajaran merupakan hal yang
sangat penting, dan terciptanya hubungan kerja yang baik antara keduanya,
akan sangat baik bagi keberhasilan bimbingan dan konseling di sekolah”.
Menurut Abdulsyani (2012: 156) “kerjasama adalah suatu bentuk
proses sosial, dimana di dalamnya terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan
untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling
memahami terhadap aktifitas masing-masing.
Menurut Nawawi (1983: 3) bahwa pengendalian kerjasama itu
berkenaan dengan berbagai kegiatan seperti: perencanaan, pengorganisasian,
pemberian bimbingan/pengarahan, koordinasi, konrol/evaluasi dan
perwujudan komunikasi yang terarah secara maksimal pada pencapaian tujuan
bersama. Jika dikaitkan dengan kegiatan ekstra kurikuler, khususnya ekstra
kurikuler keagamaan di MTsN Air Bangis, bahwa kerjasama antar guru
belum mendapat perhatian. Suatu kegiatan di institusi (lembaga)
sekolah/madrasah memerlukan kerjasama yang kompak. Maka dari itu
penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap proses kerjasama
13
antara guru BK dengan guru agama dalam pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan.
Beranjak dari hal di atas dan berdasarkan ketertarikan penulis untuk
menelaah secara mendalam yakni fokus pada bagaimana kerjasama yang
dilakukan antara guru BK dengan guru mata pelajaran agama pada
pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan di MTsN Air Bangis
Kabupaten. Pasaman Barat dengan mengimplementasikan atau berpedoman
pada fokus penelitian yang nantinya akan dituangkan dalam sebuah karya
ilmiah yang berjudul “Kerjasama Guru Bimbingan Konseling (BK)
dengan Guru Agama dalam Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler
Keagamaan di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat”
14
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan di atas
maka identifikasi masalah penelitian ini adalah:
1. Motivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan.
2. Ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan.
3. Guru pembina kegiatan ekstra kurikuler keagamaan.
4. Program kegiatan ekstra kurikuler keagamaan.
5. Kerjasama personil madrasah dalam kegiatan ekstra kurikuler keagamaan.
C. Fokus Penelitian
1. Kerjasama guru BK dengan guru agama dalam perencanaan pelaksanaan
kegiatan ekstra kurikuler keagamaan di MTsN Air Bangis Kabupaten
Pasaman Barat.
2. Kerjasama guru BK dengan guru agama dalam pelaksanaan kegiatan
ekstra kurikuler keagaamaan di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman
Barat
3. Kerjasama guru BK dengan guru agama terhadap pengawasan kegiatan
ekstra kurikuler keagamaan di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman
Barat.
D. Rumusan Masalah
Berdasarakan permasalahan yang akan diteliti, penulis dapat
merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana kerjasama guru BK
15
dengan guru agama dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan
di MTsN Air Bangis Pasaman Kab. Pasaman Barat?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui:
1. Kerjasama guru BK dengan guru agama dalam perencanaan pelaksanaan
kegiatan ekstra kurikuler keagamaan di MTsN Air Bangis Kabupaten
Pasaman Barat.
2. Kerjasama guru BK dengan guru agama dalam pelaksanaan kegiatan
ekstra kurikuler keagamaan di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman
Barat.
3. Kerjasama guru BK dengan guru agama dalam pengawasan pelaksanaan
kegiatan ekstra kurikuler keagamaan di MTsN Air Bangis Kabupaten
Pasaman Barat.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi:
1. Kepala Madrasah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan
bagi penyelenggaraan pendidikan dan upaya membentuk akhlak dan
kepribadian peserta didik pada khususnya serta peningkatan pelaksanaan
secara serius dan terorganisir pada pelayanan pengembangan diri peserta
didik khususnya pada kegiatan ekstra kurikuler keagamaan.
2. Peserta didik, sebagai bahan informasi bagi peserta didik tentang
pentingnya kegiatan ekstra kurikuler, disamping mengembangkan bakat,
16
minat serta kecakapan lain agar dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal, juga membentuk kepribadian mulia sebagaimana yang yang
dicita-citakan pendidikan nasional.
3. Guru BK, dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk pemahaman
tentang pengembangan diri peserta didik dalam pelaksanaan berbagai
kegiatan ekstra kurikuler dan sebagai peningkatan kerjasama dengan
personil sekolah/madrasah.
4. Guru mata pelajaran, terkhusus guru agama (pembina keagamaan) yakni
dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam rangka memanfaatkan
kegiatan ekstra kurikuler sebagai penunjang proses dan mutu pembelajaran
juga pembentukan akhlak dan kepribadian peserta didik serta
meningkatkan kerjasama dalam pembinaan peserta didik terkhusus
kegiatan ekstra kurikuler keagamaan.
5. Orangtua, merupakan bahan informasi tentang berbagai kegiatan ekstra
kurikuler yang merupakan program madrasah khususnya di bidang
keagamaan yang mana dapat bermanfaat bagi peserta didik, terkhusus
kepada orangtua murid agar memberikan motivasi dan dukungan terhadap
anak agar potensi anak berkembang secara optimal.
6. Penulis, untuk mengetahui dan menambah wawasan tentang kegiatan
pengembangan diri ekstra kurikuler di sekolah/madrasah.
17
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kerjasama
1. Pengertian
Kooperasi (kerjasama) berasal dari dua kata latin, co yang berarti
bersama-sama, dan operatif berarti bekerja, dengan demikian kooperasi
(kerjasama), berarti bekerja sama. Kooperasi merupakan perwujudan
minat dan perhatian orang untuk bekerja bersama-sama dalam suatu
kesepemahaman, sekaligus motifnya sering dan tertuju kepada
kepentingan diri sendiri.
Kerjasama adalah suatu bentuk proses sosial, dimana di dalamnya
terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama
dengan saling membantu dan saling memahami terhadap aktivitas masing-
masing. Roucek dan Warren mengatakan, bahwa kerjasama berarti
berkerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Ia adalah suatu
proses sosial yang paling besar dasar. Biasanya kerjasama melibatkan
pembagian tugas, dimana setiap orang mengerjakan setiap setiap pekerjaan
yang merupakan tanggung jawabnya demi tercapainya tujuan bersama.
2. Bentuk-bentuk Kerjasama
a. Kerjasama primer
Yakni kerjasama yang terbentuk secara wajar di dalam
kelompok-kelompok. Di dalam kelompok-kelompok ini inndividu-
individu cenderung membaurkan diri dengan sesamanya di dalam
17
18
kelompok, dan masing-masing hendak berusaha menjadi bagian dari
kelompoknya. Di dalam kelompok-kelompok primer yang kecil dan
bersifat tatap muka seperti ini, orang perorangan cenderung lebih
senang bekerja dalam tim selaku anggota tim dari pada bekerja sendiri
sebagai perorangan.
b. Kooperasi sekunder
Kooperasi yang ada di dalam kelompok sekunder itu lebih
bersifat direncanakan secara rasional dan disengaja dari pada bersifat
spontan atau berdasarkan emosi solidaritas. Kelompok-kelompok yang
sedikit banyak bersifat terencana dan teratur dan pada umumnya
bersifat tatap muka. Segala bentuk organisasi modern adalah contoh
kelompok sekunder macam ini, seperti organisasi pemerintah,
organisasi sosial, dan organisasi keagamaan.
3. Latar Belakang Adanya Kerjasama
Menurut Abdulsyani dikutip dari Charles Horton Cooley kerjasama
timbul apabila:
a. Orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan
yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup
pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi
kepentingan-kepentingan tersebut melalui kerjasama;
b. Kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan
c. Adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam
kerjasama yang berguna. Pada dasarnya kerjasama dapat terjadi terjadi
19
apabila seseorang atau sekelompok orang dapat memperoleh
keuntungan atau mamfaat dari orang atau kelompok lainnya, begitu
pula sebaliknya.
B. Kegiatan Ekstra Kurikuler
1. Pengertian
Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan yang diikuti dan
dilaksanakan oleh peserta didik baik di sekolah maupun di luar sekolah
bertujuan agar dapat memperkaya dan memperluas diri serta memperluas
pengetahuan, wawasan serta mendorong pembinaan sikap dan nilai-nilai
dalam kehidupan. Kegiatan ekstra kurikuler pada dasarnya berasal dari
rangkaian tiga kata yaitu: kata kegiatan, ekstra dan kurikuler. Menurut
bahasa, kata ekstra mempunyai arti tambahan di luar yang resmi.
Sedangkan kata kurikuler, mempunyai arti bersangkutan dengan
kurikulum, Sehingga kegiatan ekstra kurikuler dapat diartikan sebagai
kegiatan tambahan di luar yang berkaitan dengan kurikulum.
Sedangkan pengertian kegiatan ekstra kurikuler menurut istilah,
dapat kita ketahui dari definisi-definisi yang telah ada.
Menurut Prayitno (2006: 13)
Kegiatan kependidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan
konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui
kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan
tenaga kependidikan yang bekemampuan dan dan berkewenangan
di sekolah/madrasah
Menurut Sukardi (1987: 283):
Bahwa kegiatan ekstra kurikuler ialah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh peserta didik diluar jam pelajaran biasa, termasuk
20
pada saat liburan sekolah, yang bertujuan untuk memberikan
pengkayaan kepada peserta didik dalam artian memperluas
pengetahuan peserta didik dengan cara/mengaitkan pelajaran yang
satu dengan pelajaran yang lainnya.
Menurut Rukhiyat dan Solihin (2004: 23) ada dua macam sumber
yang memberikan rumusan tentang ekstra kurikuler yaitu:
a. SK Dirjen Dikdasmen No.226/C/Kep/0/1992
Berdasarkan SK tersebut dirumuskan bahwa, ekstra kurikuler
adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur
sekolah yang dilakukan, baik di sekolah maupun di luar sekolah,
dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan
peserta didik, mengenal hubungan antara berbagai pelajaran,
menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan
manusia seutuhnya.
b. Lampiran SK Mendikbud No. 060/U/1993, dan No.080/U/1993
Berdasarkan ketiga lampiran SK mendikbud tersebut
dikemukakan bahwa kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan yang
diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan
program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Kegiatan
ekstra kurikuler berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan
yang berkaitan dengan program kurikuler.
Memperhatikan kedua sumber tersebut, ada perbedaan rumusan
dalam kalimat, tetapi makna yang terkandung di dalamnya sama.
Kedua-duanya menekankan bahwa kegiatan ekstra kurikuler mengacu
21
pada mata pelajaran dalam rangka pengayaan dan perbaikan, serta dalam
usaha pembinaan manusia atau upaya pemantapan pembentukan
kepribadian peserta didik.
Sementara itu berdasarkan Departemen Agama Republik Negara
Indonesia (2010: 3) ”kegiatan ekstra kurikuler adalah upaya pemantapan
dan pengayaan nilai-nilai dan norma serta pengembangan kepribadian,
bakat dan minat peserta didik pendidikan agama yang dilaksanakan di luar
jam intra kurikuler dalam bentuk tatap muka atau non tatap muka”.
Juga berdasarkan Departemen Agama Republik Negara Indonesia
(2010: 7) menyatakan ”proses pembelajaran ekstra kurikuler pendidikan
agama merupakan pendalaman, penguatan, pembiasaan, serta perluasan
dan pengembangan dari kegiatan intra kurikuler yang dilaksanakan dalam
bentuk tatap muka atau non tatap muka”.
Dalam Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 39 Tahun 2008 Tanggal 22 Juli 2008 bahwa terdapat 8 materi dan
jenis kegiatan ekstra kurikuler, maka kegiatan ekstra kurikuler keagamaan
masuk pada materi kegiatan poin pertama yaitu Materi Kegiatan
Pembinaan Ketakwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Adapun jenis
kegiatannya adalah: a. Melaksanakan kegiatan peribadatan sesuai
agamanya masing-masing, b. Memperingati hari-hari besar keagamaan, c.
Melaksanakan perbuatan amaliah sesuai norma d. Membina toleransi
kehidupan antar umat beragama, e. Mengadakan kegiatan lomba yang
bernuansa keagamaan. f. Mengembangkan dan memberdayakan kegiatan
22
keagamaan di sekolah. Di samping itu untuk kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan juga dapat dilihat pada lampiran penyebaran kegiatan
kesiswaan berdasarkan Permendiknas No. 38 Tahun 2008 yakni sebagai
berikut:
Tabel 2. Lampiran Penyebaran Kegiatan Kesiswaan Berdasarkan
Permendiknas No. 38 Tahun 2008 No Jenis Kegiatan Deskripsi Contoh
1. Melaksanakan peribadatan
sesuai dengan ketentuan
agama
Kegiatan ini
dilaksanakan untuk
meningkatan
keimanan dan
ketakwaan melalui
ibadah wajib dan
sunnah
Kegiatan
tadarusan
Sholat Duha
Sholat Dzuhur
Ashar berjamaah
2. Memperingati hari-hari
besar keagamaan
Menggali
makna/arti tiap-tiap
hari besar
kegamaan untuk
diteladani
Peringatan maulid
Peringatan isra‟
mi‟raj
Paskah (umat non
muslim)
Natal (umat non
muslim)
3. Melaksanakan amaliah
sesuai norma agama
Melaksanakan
kegiatan-kegiatan
sesuai tuntunan
agama
Melakukan/
membiasakan infak
jumat
Melaksanakan
Qurban
4. Membina toleransi
kehidupan antar umat
beragama
Membiasakan
kegiatan yang
saling tolong-
menolong dan
saling menghargai
Donor darah
Gorong royong
5. Mengadakan lomba yang
bernuansa keagamaan
Melakukan lomba
dalam nuansa
keagamaan
Lomba MTQ
Lomba kaligrafi
Lomba pidato
Lomba melukis
6. Mengembangkan dan
memberdayakan kegiatan
keagamaan di sekolah
Melakukan
kegiatan sesuai
dengan potensi
yang dimilki
sekolah
Wisata spritual
Istiqosah
Marawis
Sumber: Sasmito, Teguh. 2010. Penyusunan Program Pengembanga Diri Ekstra
Kurikuler di SMA, (Online),
(http://Teguhsasmitodp1.Files.Wordpress.Com/2010/06/14-juknis-Pd
Ekstrakurikuler Isi-evisi 0104 Pdf diakses 13 September 2013) .
23
Secara yuridis, pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler memiliki
landasan hukum yang kuat, karena diatur dalam Surat Keputusan Menteri
yang harus dilaksanakan oleh sekolah dan madrasah. Salah satu Keputusan
Menteri yang mengatur kegiatan ekstra kurikuler adalah Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional RI No. 125/U/2002 yang dikutip Rohmat
(Fitria Sari, 2006: 17) tentang kalender pendidikan dan jumlah belajar
efektif di sekolah. Pada bagian keputusan itu dijelaskan hal-hal sebagai
berikut:
Bab V pasal 9 ayat 2
Pada tengah semester 1 dan 2 sekolah melakukan kegiatan oleh
raga dan seni (porseni), karyawisata, lomba kreativitas atau praktek
pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan bakat,
kepribadian, prestasi dan kreativitas siswa dalam rangka
mengembangkan pendidikan anak seutuhnya.
Juga menurut keputusan Mendiknas nomor 125/U/2002 yang
dikutip Rohmat (Fitria Sari: 17) bahwa
Liburan sekolah atau madrasah selama bulan Ramadhan diisi dan
dimanfaatkan untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang
diarahkan pada peningkatan akhlak mulia, pemahaman,
pendalaman dan amaliah agama termasuk kegiatan ekstra kurikuler
lainnya yang bermuatan moral
2. Visi dan Misi Kegiatan Ekstra Kurikuler
Menurut panduan pengembangan diri untuk satuan pendidikan dan
menengah ABKIN (2006: 13) menjelaskan struktur pelaksanaan kegiatan
ekstra kurikuler sebagai berikut:
a. Visi
Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah berkembangnya potensi
bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan
24
kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga
dan masyarakat.
1. Misi
1) Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta
didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka
2) Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta
didik mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri
dan atau kelompok.
Lebih lanjut, direktorat pendidikan menengah kejuruan
(Suryosubroto, 1997: 2) menyatakan ”ruang lingkup kegiatan ekstra
kurikuler harus perpangkal pada kegiatan yang dapat menunjang serta
dapat mendukung kegiatan intra kurikuler dan program ko-kurikuler”. Jadi
ruang lingkup kegiatan ekstra kurikuler adalah berupa kegiatan-kegiatan
yang dapat menunjang dan dapat mendukung program intra kurikuler yaitu
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan penalaran siswa,
keterampilan melalui hobi dan minat serta pengembangan sikap yang ada
pada program intra kurikuler dan program ko-kurikuler.
3. Fungsi Kegiatan Ekstra Kurikuler
a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai
dengan potensi, bakat dan minat merka.
b. Sosial, yaitu kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
25
c. Fungsi rekreatif, yaitu kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan suasana rileks, menggembirakan dan menyenangkan
bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.
d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
4. Prinsip Kegiatan Ekstra Kurikuler
Menurut ABKIN (2006: 14) prinsip-prinsip kegiatan ekstra
kurikuler adalah:
a. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan
potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.
b. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan
keinginan dan diikuti secara sukarela oleh peserta didik.
c. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang
menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.
d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler dalam suasana
yang disukai dan menggembirakan peserta didik.
e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang membangun
semangat untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
f. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang
dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.
g. Kegiatan hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya
pengajaran kelas, sebaliknya pengajaran kelas hendaknya juga
menyediakan sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan murid.
26
h. Kegiatan ekstra kurikuler ini hendaknya dipandang secara integral dari
keseluruhan program pendidikan di sekolah, tidak sebagai tambahan
atau sebagai kegiatan yang berdiri sendiri.
Dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstra kurikuler
direncanakan berdasarkan potensi minat dan bakat, keinginan dan
kesukarelaan, keikutsertaan, menggembirakan membangun,
bersemangat, bermanfaat dan menjadi motivasi bagi peserta didik dan
merupakan salah satu yang pokok di sekolah/madrasah.
Sejalan dengan itu Sutisna (Suryosubroto, 1997: 275-276)
mengemukakan bahwa prinsip-prinsip kegiatan ekstra kurikuler adalah
sebagai berikiut:
a. Semua peserta didik, guru dan personil administrasi hendaknya ikut
serta dalam meningkatkan program.
b. Kerjasama dalam tim adalah fundamental
c. Pembatasan-pembatasan partisipasi hendaknya dihindarkan
d. Proses adalah lebih penting dari pada hasil, program hendaknya cukup
komprehensif dan seimbang dapat memenuhi kebutuhan dan minat
semua siswa.
e. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah.
f. Program harus berdasarkan sumbangannya kepada nilai-nilai
pendidikan di sekolah dan efisiensinya di sekolah
27
g. Kegiatan hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya
pengajaran kelas, sebaliknya pengajaran kelas hendaknya juga
menyediakan sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan murid.
h. Kegiatan ekstra kurikuler ini hendaknya dipandang secara integral
dari keseluruhan program pendidikan di sekolah, tidak sebagai
tambahan atau sebagai kegiatan yang berdiri sendiri.
Dalam prinsip kegiatan ekstra kurikuler telah dijelaskan dari uraian
di atas bahwa prinsip yang lebih diutamakan yaitu kerjasama personil
sekolah dalam suatu tim untuk meningkatkan program dalam mencapai
suatu tujuan karena hal ini bukan program sekedar tambahan atau berdiri
sendiri dan bukan semata-mata kerja guru pembimbing (BK) dan bukan
pula semata-mata kerja guru mata pelajaran hal itu bagian integral dari
keseluruhan kurikulum sekolah mengutamakan suatu proses serta dalam
perencanaan program memandang secara menyeluruh yang dapat
memenuhi semua kebutuhan sekolah dan peserta didik.
5. Jenis-jenis Kegiatan Ekstra Kurikuler
a. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa
(LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera
Pusaka (PASKIBRAKA).
b. Karya Ilmiah, meliputi kegiatan ilmiah remaja (KIR), kegiatan
penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.
c. Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat
olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan.
28
d. Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan subtansi antara lain,
karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni
budaya.
Dapat disimpulkan bahwa jenis kegiatan ekstra kurikuler di
adakan di sekolah/madrasah sangatlah beragam maka dari itu
seyogianya sekolah/madarasah tidak hanya terfokus pada satu jenis
kegiatan untuk melihat minat, keberbakatan dan dalam upaya
pembentukan kepribadian peserta didik.
6. Format Kegiatan Ekstra Kurikuler
Menurut ABKIN (2006: 14-15) format kegiatan ekstra kurikuler
terdapat dalam berbagai bentuk sebagai berikut:
a. Individual, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta
didik secara perseorangan.
b. Kelompok, yaitu format ekstra kurikuler yang diikuti oleh kelompok-
kelompok peserta didik.
c. Klasikal, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta
didik dalam satu kelas.
d. Gabungan, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta
didik antar kelas/antar sekolah/madrasah.
e. Lapangan, yaitu kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti seorang atau
sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau kegiatan
lapangan.
29
Dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstra kurikuler tidak hanya
sekedar kegiatan tambahan saja untuk peserta didik akan tetapi sudah
disediakan format tertentu untuk pengembangan bakat, minat dan
dalam rangka pengembangan kepribadian peserta didik yang
seharusnya difasilitasi oleh sekolah/madrasah.
7. Perencanaan Kegiatan
Perencanaan kegiatan ekstra kurikuler mengacu pada jenis-jenis
kegiatan yang memuat unsur-unsur:
a. Sasaran kegiatan
b. Subtansi kegiatan
c. Pelaksana kegiatan dan pihak-pihak yang terkait serta
keorganisasiannnya
d. Waktu dan tempat
e. Sarana
Dapat disimpulkan perencanaan kegiatan ekstra kurikuler harus
memenuhi unsur sebagai mana yang telah dijelaskan di atas yang
mana untuk keterlaksanaan kegiatan tentu ada peserta didik, pokok
kegiatan atau kegiatan apa yang akan dilaksanakan, siapa yang
melaksanakan atau penanggung jawab dimana dan kapan dilaksanakan
dan ketersediaan fasilitas pendukungnya. Jadi perencanaan kegiatan
harus terorganisir dan ditata sedetail mungkin.
30
8. Pelaksanaan Kegiatan
a. Kegiatan ekstra kurikuler yang bersifat rutin, spontan dan keteladanan
dilaksanakan secara lansung oleh guru, konselor dan tenaga
kependidikan di sekolah/madrasah.
b. Kegiatan ekstra kurikuler yang terprogram dilaksanakan sesuai
sasaran, subtansi, jenis kegiatan, waktu, tempat dan pelaksana
sebagaimana telah direncanakan.
Jika dilihat dari penjelasan di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat dua bentuk pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler yang dilaksanakan oleh sekolah/madrasah yaitu pelaksanaan
kegiatan yang secara lansung oleh pendidik (guru, konselor dan tenaga
kependidikan) seperti; senam, ibadah khusus keagamaan dsb.
Kemudian itu pelaksnaan kegiatan ekstra kurikuler berdasarkan
program sekolah yang mana berdasarkan kondisi kebutuhan dan
kondisi pribadi peserta didik seperti; pramuka, olahraga, keagamaan,
akademik dsb.
9. Penilaian Kegiatan
Hasil dan proses keegiatan ekstra kurikuler dinilai secara kualitatif
dan dilaporkan kepada pimpinan sekolah/madrasah dan pemangku
kepentingan lainnya oleh penanggung jawab kegiatan yang bersangkutan
dengan kegiatan.
Dapat disimpulkan penilaian ekstra kurikuler tidak berbentuk
hitungan angka akan tetapi hanya sekedar kualitas hasil pelaksanaan yang
31
mana penilaiannya dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah atau pembina
kegiatan atau pihak tertentu yang terkait dengan kegiatan.
10. Pengawasan Kegiatan Ekstra Kurikuler
Menurut ABKIN (2006: 15) pengawasan kegiatan ekstra kurikuler
sebgai berikut:
a. Kegiatan ekstra kurikuler di sekolah/madrasah di pantau, di evaluasi
dan melalui kegiatan pengawasan.
b. Pengawasan kegiatan ekstra kurikuler dilakukan secara:
1) Interen, oleh kepala sekolah/madrasah
2) Eksteren, oleh pihak yang secara struktur/fungsional memilki
kewenangan membina kegiatan ekstra kurikuler yang dimaksud.
c. Hasil pengawasan didokumentasi dianalisis dan ditindaklanjuti untuk
peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler di sekolah/madrasah.
Dapat disimpulkan bahwa pengawasan kegiatan ekstra
kurikuler sejalan dengan evaluasi yakni oleh kepala madrasah secara
interen atau berdasarkan laporan hasil pelaksanaan kegiatan dan secara
eksteren oleh pembina ekstra kurikuler sesuai jenis kegiatan yang
dibina.
C. Guru Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Guru BK
Menurut Prayitno (2001: 4) guru BK adalah guru yang mempunyai
tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan
32
bimbingan dan konseling terhadap sejumlah peserta didik. Sedangkan
pengertian guru BK menurut Jamal Ma‟mur (2010: 170) adalah:
Guru BK adalah tenaga pendidik profesional yang telah
menyelesaikan pendidikan akademik strata satu (S-1) program
studi bimbingan dan konseling dan program profesi konselor dari
perguruan tinggi. Penguasaan kiat penyelenggaraan layanan BK
yang memandirikan serta diasah melalui latihan menerapkan
kompetensi akademik yang telah diperoleh dalam konteks autentik
pendidikan profesi konselor yang berorientasi pada pengalaman
dan kemampuan praktik lapangan.
Kemudian menurut Sukardi (2008: 90) guru BK adalah sebagai
konselor sekolah yakni sebagai profesional, artinya secara formal mereka
telah dipersiapkan oleh lembaga atau institusi pendidikan yang berwenang.
Guru BK perlu memberikan pelayanan bimbingan dan konseling
kepada peserta didik dengan semua potensi dan keprofesionalannya
sehingga dapat menjadikan peserta didik yang tumbuh dan berkembang
sesuai dengan kebutuhan.
2. Fungsi, Tugas, dan Tanggung Jawab Guru BK
a. Fungsi guru BK
Fungsi seorang guru pembimbing (BK) di sekolah ialah
membantu kepala sekolah beserta stafnya di dalam menyelenggarakan
kesejahteraan sekolah. Kemudian fungsi guru BK di sekolah dapat
diidentifikasi dan dipahami dari aktivitas-aktivitas layanan, yang
tercakup di dalam dan sesuai dengan program yang
diselenggarakannya. Adapun fungsi guru BK adalah sebagai berikut:
1) Meliputi tugas-tugas administratif, seperti merancang,
merencanakan dan memandu karyawisata siswa dalam kaitannya
33
dengan informasi jabatan/karir, pembuatan laporan kepada orang
tua siswa, dan sebagainya. Kemudian, tugas-tugas pengajaran,
tutorial, pengawasan dan pengajaran remedial; disiplin siswa;
tugas-tugas klerikal; mencek kehadiran siswa; dan merancang
program akademik atau merancang jadwal sekolah.
2) Mencakup: penyediaan informasi bagi siswa yang berkaitan
dengan kebutuhan mereka akan pendidikan, jabatan, dan data
sosial-pribadi; bantuan dalam penyelenggaraan layanan testing
untuk mengungkap minat, kemampuan, prestasi belajar dan
penyesuaian diri siswa; bantuan penempatan dan pengelompokan
siswa di dalam situasi belajar yang menguntungkan secara
maksimal; konsultasi sekolah serta penyelenggaraan layanan
kemasyarakatan bagi siswa; menyediakan program-program
pelatihan dalam jabatan bagi para guru, administrator, dan personal
lain mengenai filsafat dan teknik-teknik bimbingan;
memperkenalkan siswa kepada layanan bimbingan sebagai
program yang berkesinambungan; dan memandu penelitian untuk
mengukur keefektifan layanan bimbingan.
3) Meliput: penyediaan layanan informasional sebagai bagian dari
hubungan konseling manakala diminta oleh klien; penyediaan
layanan testing sebagai bagian hubungan konseling; mamandu
penelitian yang dirancang untuk mengukur keefektifan konseling;
34
dan memandu suatu program pengenalan konseling yang
berkesinambungan.
4) Konselor melakukan konseling yang profesional dengan individu
atau kelompok siswa, yang memiliki permasalahan kesulitan
belajar; menyediakan atau menciptakan suasana yang
memungkinkan siswa dapat menanggulangi permasalahannya
secara terbuka dan efektif; dengan begitu kemampuan mereka
berkembang ke arah keberhasilan program pengajaran.
b. Tugas, dan Tanggung Jawab Guru BK
Guru BK melaksanakan tugas pokoknya di sekolah berkenaan
dengan pelayanan bimbingan dan konseling sekolah merupakan
kegiatan untuk membantu siswa menemukan dirinya dan
merencanakan masa depan, sehingga diharapkan ia mencapai
kesuksesan di bidang akademik, persiapan karir, dalam hubungan
sosial masyarakat. Dengan demikian tugas seorang guru BK adalah
sebagai berikut:
1) Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling,
2) Merencanakan program bimbingan dan konseling (terutama
program-program satuan layanan dan satuan kegiatan pendukung
untuk satuan-satuan waktu tertentu, program-program tesebut
dikemas dalam program harian, mingguan, bulanan, semesteran
dan tahunan).
3) Melaksanakan segenap satuan layanan bimbingan dan konseling
35
4) Melaksanakan segenap progam satuan kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling.
5) Menilai proses dan hasil pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling.
6) Menganalisis hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling.
7) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan
dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
8) Mengadministrasikan kegiatan satuan layanan dan kegiatan
pendukung bimbingan yang dilaksanakannya
9) Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatannya dalam
pelayanan bimbingan dan konseling secara menyeluruh kepada
koordinator BK dan kepala sekolah.
Selanjutnya dengan itu, than tawy (Pebrilian: 2014) mengatakan
tugas konselor atau guru bidang studi adalah sebagai berikut:
1) Menyusun program bimbingan dan konseling
2) Melaksanakan program bimbingan dan konseling
3) Mengevaluasi hasil evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling
4) Menganalisis hasil evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling
5) Melaksanakan tindak lanjut pelaksanaan bimbingan dan konseling
6) Membimbing siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler.
Kemudian menurut Ahmadi dan Rohani (1991: 50) secara khusus
guru pembimbing atau konselor mempunyai tugas-tugas sebagai berikut:
36
1) Bertanggung jawab tentang keseluruhan pelaksanaan layanan
konseling di sekolah
2) Mengumpulkan, menyusun, mengolah, serta menafsirkan data yang
kemudian dapat dipergunakan oleh semua staf bimbingan di sekolah
3) Memilih dan mempergunakan berbagai instrument tes psikologi untuk
memperoleh berbagai informasi mengenai bakat khusus, minat,
kepribadian, dan intelegensi untuk masing-masing peserta didik.
4) Melaksanakan bimbingan kelompok maupun bimbingan individual
(wawancara konseling)
5) Membantu petugas bimbingan untuk mengumpulkan, menyusun dan
mempergunakan informasi tentang berbagai permasalahan pendidikan,
pekerjaan, jabatan atau karir, yang dibutuhkan oleh guru bidang studi
dalam proses belajar mengajar.
6) Melayani orangtua atau wali peserta didik ingin mengadakan
konsultasi tentang anak-anaknya.
Hal yang beda dikatakan Walgito (2010: 38), bahwa tugas konselor
itu ialah:
1) Mengadakan penelitian atau observasi terhadap situasi atau
keadaan sekolah, baik mengenai peralatan, tenaga,
penyelenggara ataupun aktifitas-aktivitas yang lain.
2) Memberikan saran-saran ataupun pendapat kepada kepala
sekolah ataupun kepada staf pengajar yang lain demi
kelancaran dan kebaikan sekolah.
3) Menyelengarakan bimbingan terhadap anak-anak, baik yang
bersifat preventif (usaha untuk menjaga keadaan yang telah
baik agar tetap baik) maupun yang bersifat korektif
(mengadakan konseling kepada anak-anak yang mengalami
kesulitan yang tidak dapat dipecahkan sendiri yang
membutuhkan pertolongan dari pihak lain.
37
D. Guru Agama
1. Pengertian Guru Agama Islam
Dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 16
tahun 2010 pada butir 7 disebutkan bahwa guru pendidikan agama adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, memberi teladan, menilai dan
mengevaluasi peserta didik.
Kemudian pengertian guru agama Islam secara etimologi
(Muhaimin, 2010: 44) ialah dalam literature Islam seorang guru/pendidik
biasa disebut sebagai ustadz, mu‟allim, murabby, mursyd, mudarris,
mu‟addib.
Kata ustadz biasa digunakan untuk memanggil seorang profesor.
Ini mengandung bahwa seseorang guru dituntut untuk komitmen terhadap
profesionalisme dalam mengemban tugasnya. Seorang dikatakan
professional, bilamana pada dirinya melekat sikap dedikatif yang tinggi
terhadap tugasnya, sikap komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja
serta sikap continous improvement, yakni selalu berusaha memperbaiki
dan memperbarui model-model atau cara kerjanya sesuai dengan tuntunan
zamannya, yang dilandasi oleh kesadaran yang tinggi bahwa tugas
pendidik adalah tugas menyiapkan generasi penerus yang akan hidup pada
zamannya di masa depan sebagai mana pernyataan sahabat Ali bin Abi
Thalib r.a “Allimu auladakum fainnahum makhluquna lizaman ghairi
38
zamanikum (diajarilah anak-anakmu karena mereka diciptakan untuk
zamannya di masa depan bukan untuk zamanmu sekarang).
Dalam konsep pendidikan modern telah terjadi pergeseran
pendidikan, diantaranya adalah pendidikan di keluarga bergeser ke
pendidikan di sekolah; guru adalah tenaga yang profesional dari pada
tenaga sembilan. Hal ini mengandung makna bahwa pendidikan sekolah
merupakan tumpuan utama bagi masyarakat, sehingga menuntut
penanganan yang serius dan profesional terutama dari kalangan gurunya.
Kata mu‟allim berasal dari kata dasar „ilm yang berarti menangkap
hakekat sesuatu terkandung dimensi teoritis dan dimensi amaliah. Ini
mengandung bahwa seorang guru dituntut untuk mampu menjelaskan
hakikat ilmu pengetahuan yang diajarkannya, serta menjelaskan dimensi
teoritis dan praktisnya, dan berusaha membangkitkan peserta didik untuk
mengamalkannya. Allah mengutus rasul-Nya antara lain agar beliau
mengajarkan (ta‟lim) kandungan al kitab dan al hikmah, yakni kebijakan
dan kemahiran dalam melaksanakan ilmu pengetahuan itu dalam
kehidupannya yang bisa mendatangkan manfaat dan berusaha semaksimal
mungkin untuk menjauhi mudharat.
Kata murabbiy berasal dari kata rabb, Tuhan adalah sebagai Raab
al-„alamin dan Rabb al-nas, yakni menciptakan, mengatur, dan
memelihara alam seisinya termasuk manusia. Manusia sebagai khalifah-
Nya diberi tugas untuk menumbuhkembangkan kreativitasnya agar
mampu mengkreasi, mengatur dan memelihara alam seisinya. Dilihat dari
39
pengertian ini, maka tugas guru adalah mendidik dan menyiapkan peserta
didik agar mampu berkreasi, sekaligus mengatur dan memelihara hasil
kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat
dan alam sekitarnya.
Kata mursyd biasa digunakan untuk guru dalam Thariqah
(Tasawuf). Imam Syafi‟I pernah meminta nasehat kepada gurunya (Imam
Waki‟) sebagai berikut: “syakautu ila waki‟in su‟a hifzi, wa arsyadany ila
tarki al-ma‟ashi, fa akhbarani bianna al-„ilma nurullahi, la yubda li yubda
li al-„ashi”. Ada dua hal yang perlu digaris bawahi dari nasihat Imam
Waki‟ tersebut yaitu pertama, untuk memperkuat ingatan diperlukan upaya
meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat. Dalam konsep psikologi
orang yang dikatakan sehat mentalnya bilamana terwujud keserasian
antara fungsi fungsi jiwa dengan lainnya. Fungsi jiwa antara lain berupa
dorongan, perasaan, ingatan, pikiran, jika salah satu fungsinya terganggu,
maka akan berpengaruh terhadap lainnya. Orang yang berbuat maksiat
akan terganggu perasaannya, ia kan memiliki perasaan bersalah dan
berdosa, yang pada gilirannya akan mengganggu kekuatan ingatan dan
juga pikirannya.
Kedua, ilmu itu adalah cahaya ilahi yang mana tidak akan tampak
dan terlahirkan dari orang yang suka berbuat maksiat. Manusia itu terdiri
atas tiga aspek utama, yaitu: (1) aspek jismyah, yakni keseluruhan organ
fisik-biologis, system kelenjer, dan system syaraf; (2) aspek nafsiyah,
yakni keseluruhan kualitas insani yang khas milik manusia (3) aspek
40
ruhanyah, yakni keseluruhan potensi luhur psikis manusia yang memancar
dari dimensi al-ruh dan al fitrah.
Kata mudarris berasal dari akar kata darasa-yadrusu-darsan wa
durusan wa dirasatan, yang berarti: terhapus, hilang bekasnya, menghapus,
menjadikan usang, melatih, mempelajari. Dilihat pengertian ini, maka
tugas guru adalah berusaha mencerdaskan peserta didiknya,
menghilangkan ketidaktahuan atau memberantas kebodohan mereka, serta
melatih keterampilan mereka sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuannya. Pengetahuan dan keterampilan seseorang akan cepat
usang selaras dengan percepatan kemajuan iptek dan perkembangan
zaman, sehingga guru dituntut untuk memiliki kepekaan intelektual dan
informasi, serta memperbarui pengetahuan dan keahliannya secara
berkelanjutan, agar tetap up to date dan tidak cepat usang.
Sedangkan kata mu‟addib berasal dari kata adab, yang berarti
moral, etika dan adab atau kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir dan
batin. Kata peradaban adalah orang yang beradab sekaligus memiliki peran
dan fungsi untuk membangun peradaban yang berkualitas di masa depan.
Berdasarkan uraian di atas ditarik sebuah kesimpulan bahwa guru
agama Islam adalah seseorang yang dilandasi oleh dedikasi dan kesadaran
yang tinggi , dalam menjalankan tugas untuk menyiapkan generasi penerus
yang akan hidup pada zamannya di masa depan, berusaha membangkitkan
peserta didik untuk mengamalkan ajaran Islam berdasarkan petunjuk
Allah yakni melalui rasul-Nya yang bermuara kepada ketakwaan serta ,
41
mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi, sekaligus
mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan
malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam sekitarnya, dan berusaha
mencerdaskan peserta didiknya, menghilangkan ketidaktahuan atau
memberantas kebodohan mereka, serta melatih keterampilan mereka
sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya sekaligus memiliki peran
dan fungsi untuk membangun peradaban yang berkualitas di masa depan.
2. Tugas Guru Pendidikan Agama Islam
Menurut Zuhairini dkk (Aris Twidyatama, 2010: 19 ) Pendidik atau
guru merupakan salah satu faktor tenaga pendidikan yang sangat penting,
karena pendidikan akan mengantarkan peserta didik kearah kedewasaan.
Guru Pendidikan Agama Islam mempunyai tugas yang tidak ringan
dibandingkan dengan tugas guru bidang studi lainnya. Hal ini dikarenakan,
selain meyampaikan mata pelajaran agama, juga mereka bertujuan
terhadap pembentukan kepribadian siswa dengan nilai-nilai agama Islam.
Adapun tugas guru pendidikan agama Islam adalah :
a. Mengajarkan ilmu pendidikan agama Islam
b. Menanamkan keislaman dalam jiwa anak
c. Mendidik anak agar taat kepada agama
d. Mendidik anak agar berbudi pekerti mulia.
42
E. Kerangka Pikir
f.
Gambar 1. Kerangka Pikir
Pada kerangka berpikir penulis akan menggambarkan kerjasama guru
BK dengan guru agama yakni kerjasama pada perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan yang
dilaksanakan di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat. Adapun
kerjasama guru BK dengan guru agama yang ingin penulis deskripsikan ialah
kerjasama guru BK dengan guru agama dalam pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan yang ada dan telah dilaksanakan di MTsN Air Bangis
Kabupaten Pasaman Barat.
Perencanaan Pengawasan Pelaksanaan
Guru BK Guru
Agama
Kegiatan Ekstra Kurikuler Keagamaan
Kerjasama
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian yang bersifat
kualitatif deskriptif yaitu cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi
yang bersifat pernyataan, menerangkan, menjelaskan serta menggambarkan
apa yang ditemukan di lapangan. Menurut Yusuf (2005: 83) bahwa‟‟Penelitian
deskriptif adalah salah satu penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi
tersebut”.
Sedangkan menurut Moleong (2010: 6) penelitian kualitatif adalah:
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik
dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah.
Menurut Iskandar (2009: 17)
Pendekatan kualitatif (naturalistic) merupakan pendekatan yang
memerlukan pemahaman yang mendalam dan menyeluruh
berhubungan objek yang diteliti bagi menjawab permasalahan untuk
mendapat data-data kemudian dianalisis dan mendapat kesimpulan
penelitian dalam situasi dan kondisi yang tertentu.
Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa penelitian kualitatif bersifat deskriptif adalah penelitian
yang dilakukan untuk menggambarkan serta mengumpulkan informasi
mengenai fakta tertentu tentang keadaan yang sedang berlansung dalam
bentuk kata-kata atau bahasa berdasarkan masalah yang sedang diteliti
43
44
sehingga pemahaman terhadap permasalahan menjadi lebih jelas. Melalui
metode ini diharapkan penulis dapat mengetahui, mengungkap dan
menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat tentang keadaan yang
sedang terjadi di lapangan yaitu mengenai kerjasama guru BK dengan guru
agama dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kulikuler keagamaan di MTsN Air
Bangis Kabupaten Pasaman Barat.
B. Informan Penelitian
Menurut Bungin (2011: 76) bahwa “informan penelitian adalah subjek
yang memahami objek penelitian”. Informan penelitian ini ditentukan setelah
peneliti menentukan informan kunci (key informants) dan selanjutnya dari
informan kunci ditetapkan informan berikutnya. Informan kunci didasarkan
pada pertimbangan bahwa informan tersebut harus memiliki pengalaman yang
banyak mengenai latar penelitian dan benar-benar terkait dengan
permasalahan yang akan diteliti yaitu tentang kerjasama guru BK dengan guru
agama dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan di MTsN Air
Bangis. Sebagai informan kunci dalam penelitian ini penulis menetapkan guru
BK dan guru agama selaku pembina dalam pelaksana kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat. Untuk
lebih detail dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
45
Tabel 3. Informan Kunci
No Informan Keterangan Jumlah Keterangan
Lulusa/Tahun
1 Guru BK Informan kunci 2 BP.IAIN/2000 dan
BPI/2012
2 Guru Agama Informan kunci
5
PAI IAIN/2002, Bahasa
Arab IAIN/1992, PAI
IAIN/2003,
YAPTIP/2012
Sumber : Tata Usaha MTsN Air Bangis 2014
Table 4. Informan Tambahan
No Informan Keterangan Jumlah Keterangan
Lulusa/Tahun
1 Kepala
Madrasah
Informan
tanbahan
1 STIM dan UNP PP
IPS Pd. Ekonomi
Sumber : Tata Usaha MTsN Air Bangis 2014
Tabel di atas menunjukan 7 informan kunci penelitian yakni 2 orang
guru BK dan 5 orang guru agama yang telah di SK-kan oleh kepala madrasah,
selain informan kunci, ada juga informan tambahan, yaitu akan ditujukan
kepada kepala madrasah. Untuk lebih lanjut penentuan informan lanjutan
ditentukan melalui teknik snowball sampling. Menurut Sugyono (2010: 85)‟‟
snowball sampling adalah teknik mengambil sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar”. Penentuan informan lanjutan dijajaki
melalui petunjuk arah dan saran dari informan kunci.
C. Defenisi Operasional
Defenisi operasional dalam penelitian ini ditujukan untuk mencegah
terjadinya kesalah penafsiran antara pembaca dengan penulis dari makna yang
diinginkan oleh penulis maka perlu dijelaskan variabel yang digunakan
sebagai berikut:
46
Menurut Abdulsyani (2012: 156) “kerjasama adalah suatu bentuk
proses sosial, dimana di dalamnya terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan
untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling
memahami terhadap aktifitas masing-masing.
Kerjasama yang penulis maksud di sini adalah bentuk atau proses
kerjasama guru BK dengan guru agama terkait dengan perencanaan.
pelaksanaan dan pengawasan dalam pelaksnanaan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat.
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Lofland dan Lofland (Moleong, 2010: 157) bahwa “Jenis
data dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain” Data yang diperlukan
dalam penelitian ini adalah berkenaan dengan kerjasama guru BK dengan
guru agama dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan di MTsN
Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat.
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan penulis menggunakan alat
pengumpulan data berupa wawancara. Menurut Mulyana (2008: 180) bahwa
“Wawancara adalah bentuk kumunikasi antara dua orang mengajukan
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu”.
Menurut Bungin (2011: 111)
Wawancara mendalam adalah adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab informan atau atau
orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman
(guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam
kehidupan sosial relativ lama.
47
Sejalan dengan itu menurut Yusuf (2005: 278) bahwa “Wawancara
merupakan suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara
(interviewer) dengan responden atau orang yang diwawancarai (interviewee)
melalui komunikasi lansung”.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
wawancara adalah suatu alat pengumpul data yang digunakan untuk
memperoleh informasi secara lansung dari responden tentang masalah yang
diteliti.
E. Teknik Keabsahan Data
Untuk menjamin keabsahan data dan kepercayaan data penelitian yang
peneliti peroleh dapat dilakukan dengan cara sebagaimana dikemukakan
Sugiyono (2010: 270), yaitu:
1. Kepercayaan (Credibility)
a. Perpanjangan pengamatan, berarti peneliti kembali ke lapangan
melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang
pernah ditemui maupun yang baru.
b. Meningkatkan ketekunan pengamatan, berarti melakukan pengamatan
secara lebih cermat dan berkesinambungan, dengan meningkatkan
ketekunan ini maka peneliti dapat melakukan pengecekkan kembali
apakah data ang telah ditemui salah atau tidak.
c. Melakukan triangulasi, terbagi atas:
48
1) Triangulasi sumber data, yaitu untuk menguji data yang dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui berbagai
sumber dengan berbagai cara,dan berbagai waktu.
2) Triangulasi waktu, yaitu menguji kredibilitas data yang dilakukan
dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi
atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.
3) Triangulasi metode atau teknik, yaitu untuk menguji kredibilitas
data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda.
d. Menggunakan bahan referensi, yaitu adanya pendukung untuk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Alat-alat bantu
perekam data dalam penelitian kualitatif, seperti camera, handycam,
alat rekam suara sangat diperlukan untuk mendukung kredibilitas data.
Dalam laporan penelitian, sebaiknya data-data yang dikemukakan
perlu dilengkapi dengan foto-foto atau dokumen autentink, sehingga
menjadi lebih dapat dipercaya.
e. Mengadakan membercheck, yaitu proses pengecekan data yang
diperoleh peneliti kepada pemberi data yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang
diberikan pemberi data.
2. Keteralihan (Transferability)
Nilai transfer bergantung pada pemakai, hingga manakala hasil
penelitian tersebut dapat digunakan dalam konteks dan situasi lain. Supaya
orang lain memahami hasil penelitian kualitatif atau menerapkannya maka
49
peneliti dalam membuat laporan harus memberikan uraian yang jelas,
sistematis dan dipercaya, hal ini dilakukan untuk dapat memutuskan dapat
atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat
lain.
3. Dapat dipercaya (Depenability)
Depenability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap
keseluruhan proses penelitian. Caranya dilakukan oleh auditor yang
independen atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas
peneliti dalam melakukan penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis. Miles
dan Hubermen (Sugiyono, 2010: 246-252) menjelaskan bahwa aktivitas
analisis data dalam penelitian kualitatif ada 3 tahapan, yaitu:
1. Reduksi Data (Data Reductions)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data.
2. Penyajian Data (Display Data)
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori atau dalam bentuk teks yang bersifat
naratif. Mendisplaykan maka dapat memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
50
dipahami. Peneliti menguraikan data yang telah dikelompok berupa cerita
dalam bentuk paragraf.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (Verifikasi/Conclusion Drawing).
Penarikan kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi
data dan display data, sehingga data dapat disimpulkan dalam bentuk
deskriptif sebagai laporan penelitian. Tahap ini merupakan tahap yang
terakhir dari data yang sudah disimpulkan.
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Penelitian
Pada penelitian ini, temuan data yang penulis kemukakan adalah data
yang bersifat kualitatif yang mana data yang disajikan sesuai dengan apa yang
dikemukakan informan yaitu wawancara dengan guru BK dan guru agama
tentang kerjasama guru BK dengan guru agama dalam pelaksanaan kegiatan
ekstra kurikuler keagamaan di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat.
Wawancara dilakukan kepada 2 orang guru BK yang salah satu guru BK
tersebut memiliki latar belakang pendidikan BK serta yang satunya lagi
memiliki latar belakang pendidikan agama yang ber SK guru BK dan 5 orang
guru agama yang sudah di SK-kan oleh Kepala MTsN Air Bangis Kabupaten
Pasaman Barat sebagai pembina dibidang keagamaan (pembina keagamaan)
serta sebagai informan tambahan yaitu Kepala MTsN Air Bangis Kabupaten
Pasaman Barat.
Selanjutnya data tersebut dikelompokkan sesuai dengan tujuan
penelitian yang tergambar dalam pertanyaan wawancara. Berdasarkan hasil
analisis yang penulis dapatkan dari wawancara mengenai kerjasama guru BK
dengan guru agama dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan
di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat yang dilihat dari perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan. Wawancara dilaksanakan mulai tanggal 1-20
Oktober 2014. Analisis data hasil temuan penelitian ditujukan untuk melihat
kerjasama guru BK dengan guru agama dalam pelaksanaan kegiatan ekstra
51
52
kurikuler keagamaan di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat.
Variabelnya adalah kerjasama guru BK dengan guru agama dalam
pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan di MTsN Air Bangis
Kabupaten Pasaman Barat dengan sub variabel perencanaan, yakni terdiri dari
beberapa indikator yaitu: a) Analisis Kebutuhan, b) Menentukan Jenis dan
Tujuan Kegiatan c) Menentukan Sasaran, d) Penetapan Personil, e) Sarana dan
f) Waktu dan Tempat.
Kemudian sub variabel untuk pelaksanaan yang terdiri dari beberapa
indikator yaitu: a) Pelaksanaan Penyiapan Peserta Didik/Peserta Kegiatan, b)
Pelaksanaan Penyiapan Personil, c) Pelaksanaan Penyiapan Perlengkapan/
Peralatan, d) Pelaksanaan Jenis Kegiatan, e) Pelaksanaan Penyiapan
Administrasi, f) Pelaksanaan Evaluasi. Selanjutnya sub variabel pengawasan
juga terdiri dari indikator yaitu: a) Bentuk dan Proses Kegiatan
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang dilakukan, tergambar
kerjasama guru BK dengan guru agama dalam pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat. Hasil
penyajian data dari temuan penelitian yang dilakukan sesuai dengan kegiatan
yang terlaksana di MTsN Air bangis Kabupaten Pasaman Barat.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Kerjasama Guru BK dengan Guru Agama pada Perencanaan dalam
Pelaksnaan Kegiatan Ekstra Kurikuler Keagamaan.
a. Analisis Kebutuhan
Berdasarkan wawancara dengan guru BK dan guru agama
(pembina keagamaan) pada tanggal 9-11 Oktober 2014, terungkap
53
bahwa sebelum merencanakan kegiatan guru BK dan pembina
keagamaan terlebih dahulu melakukan analisis kebutuhan yaitu guru
BK, pembina keagamaan serta wali kelas saling berkoordinasi
menganalisis kondisi madrasah (situational analysis) seperti
menganalisa pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler yang sudah
terlaksana (berdasarkan data/laporan kegiatan tahun sebelumnya)
secara kualitas dan kuantitas, kondisi peserta didik (salah satunya
melihat kemampuan peserta dalam membaca Al Qur‟an hal ini
dilakukan pada proses input peserta didik dsb), analisis program ekstra
kurikuler yang telah terlaksana, analisis kondisi keadaan sarana dan
prasarana untuk berbagai kegiatan, analisis kondisi waktu untuk
pelaksanaan kegiatan, analisis keadaan lingkungan peserta didik,
analisis kondisi guru pembimbing dan pembina/pelatih kegiatan dan
analisis pencapaian tujuan dari jenis ekstra kurikuler keagamaan sesuai
dengan jenis kegiatan serta penyesuaian jenis kegiatan keagamaan
yang baru diprogramkan yang pada tahun/semester sebelumnya belum
ada.
Jadi guru BK dan guru agama dalam menganalisis kebutuhan
secara berkoordinasi dan mencatat atau mendokumentasikan terlebih
dahulu apa yang tersedia di madrasah, baik itu sebagai pendukung
kegiatan, kondisi sarana dan prasarana, kondisi waktu dan keberadaan
guru pembimbing, pembina/pelatih kegiatan juga program yang ada di
madrasah, dengan kata lain guru BK dan guru agama secara
54
berkoordinasi melakukan collect data berdasarkan data-data tahun
sebelumnya.
Kemudian itu sebagai collect data yang dilakukan oleh guru
BK dan guru agama pada peserta didik berbentuk data pribadi peserta
didik (termasuk hobi dan minat bakat peserata didik yakni melalui
pengisian data pribadi dan pengisian angket atau balangko kegiatan
ekstra kurikuler (termasuk ekstra kurikuler keagamaan), hasil belajar
dan prestasi peserta didik (baik itu hasil belajar secara akademik,
maupun prestasi pada pengembangan hobi, minat dan bakat). Data-
data tersebut dihimpun oleh guru BK melalui kerjasama dengan guru
pembina dan wali kelas kemudian data-data tersebut dilaporkan kepada
waka siswa.
b. Menentukan Jenis dan Tujuan Kegiatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK dan guru
pembina keagamaan pada tanggal 9-11 Oktober 2014 dalam
menentukan jenis kegiatan ekstra kurikuler keagaman didasari Visi dan
Misi MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat, berdasarkan
analisis keadaan madrasah seperti kondisi sarana dan prasarana yang
bisa dimanfaatkan untuk pendukung kegiatan atau analisis kebutuhan
peserta didik serta dan berdasarkan kalender nasional serta
kesepakatan dalam rapat tahunan majelis guru serta rapat yang bersifat
insidental tentang kegiatan yang akan direncanakan. Adapun ekstra
kurikuler keagamaan yang direncanakan dalam satu tahun di MTsN
55
Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat tahun pelajaran 2014-2015
adalah:
1) Kegiatan Muhadarah
Kegiatan muhadarah merupakan suatu wadah untuk
menampilkan hobi, minat dan bakat peserta didik yang
bernuansakan agama juga salah satu kegiatan yang menjaring
berbagai talenta peserta didik di bidang keagamaan. Kegiatan
muhadarah merupakan kegiatan terprogram MTsN Air Bangis
Kabupaten Pasaman Barat yang diadakan 1 kali dalam 2 minggu,
jadwal kegiatan setiap hari Jum‟at jam 07.20 -08.30.
Sebenarnya kegiatan muhadarah pada tahun-tahun
sebelumnya dilaksanakan sesudah sholat ashar (sore) namun
dikarenakan kondisi peserta didik sulit untuk hadir maka jadwalnya
direvisi sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Adapun yang
melaksanakan kegiatan adalah seluruh peserta didik dan sebagai
peserta pengisi acara kegiatan dibimbing dan dilatih atau disiapkan
oleh wali kelas masing-masing kelas dengan bantuan pembina
keagamaan, guru mata pelajaran (sesuai bidang keilmuan), guru
BK (sesuai kemampuan) dan pembina OSIS.
Rutinitas penampilan hobi, minat dan bakat peserta didik
yang tertuang dalam kegiatan muhadarah di MTsN Air Bangis
adalah; pengembangan bakat sebagai protokol, penampilan
pembacaan ayat suci Al Qur‟an sejalan dengan sari tilawah, adzan,
56
shalat jenazah, pidato (Berbahasa Arab, Bahasa Idonesia dan
Bahasa Inggris), pemaparan bidang studi (khusus mata pelajaran
agama), selingan qasidah/nasid/robbana, puisi, pembacaan hafalan
surat-surat pendek, kultum, senandung Al Qur‟an, pengungkapan
hadis rasul dan doa. Sebagai pengisi acara kegiatan, pelaksnaannya
diawali dari kelas VII, VIII dan IX. Adapun tujuan dari kegiatan
muhadarah adalah membina kepercayaan diri peserta didik untuk
tampil di depan orang banyak dalam upaya pengembangan hobi,
minat dan bakat dengan merujuk kepada Visi MTsN Air Bangis
Kabupaten Pasaman Barat yakni terwujudnya peserta didik
berprestasi dalam Imtaq dan Iptek.
2) Kegiatan Pembiasaan Hafiz Al Qur‟an Juz 30
Kegiatan pembiasaan hafiz Al Qur‟an juz 30 ialah kegiatan
pembiasaan peserta didik mengharuskan hafal ayat-ayat Al Qur‟an
terutama pada juz 30. Kegiatan pembiasaan hafiz Al Qur‟an juz 30
merupakan kegiatan terprogram MTsN Air Bangis Kabupaten
Pasaman Barat dan berdasarkan kontrak kerja kepala madrasah,
berdasarkan kebijakan dari Kementrian Agama (Kemenag)
Pasaman Barat, dan Kanwil Propinsi Sumbar, sesuai perencanaan
kegiatannya dijadwalkan setiap hari Selasa, Rabu dan Kamis jam
07.20-08.00, yakni peserta didik secara bergiliran membacakan
hafalannya kepada wali kelas sesuai kelompok yang telah
ditentukan oleh wali kelas masing-masing kelas dan
57
dikonfirmasikan kepada pembina keagamaan dan guru BK.
Adapun target hafalan sesuai tingkatan kelas, yaitu untuk kelas VII
target hafalan 20 ayat juz 30, kelas VIII target hafalan 1 juz dan
kelas IX target hafalan 2 juz ayat yaitu hafalan juz 30 dengan
tambahan 1 juz. Tujuan pembiasaan hafiz Al Qur‟an juz 30 adalah
agar peserta didik senantiasa menghafal ayat Al Qur‟an dan bisa
dimanfaatkan di tengah kehidupan masyarakat terutama untuk
peserta didik itu sendiri.
3) Kegiatan Melafalkan Asmaul Husna
`Kegiatan melafalkan asmaul husna merupakan kegiatan
rutin dilaksanakan di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat,
sesuai perencanaan dijadwalkan pada setiap hari Jum‟at yakni 1
kali dalam 2 minggu yang dilaksanakan dalam kelas masing-
masing sebelum jam pelajaran dimulai yakni jam 07.20-07.40 yang
dibimbing oleh wali kelas dibantu dan dilatih pembina keagamaan
serta guru BK (sesuai kemampuan). Adapun tujuan kegiatan adalah
agar peserta didik hafal asmaul husna, untuk menguatkan
kecintaan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT.
4) Kegiatan Penampilan Bakat Kultum dan Khotbah
Kegiatan penampilan bakat kultum dan khotbah merupakan
program rutin MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat, sesuai
perencanaan kegiatan penampilan bakat kultum dan khotbah
dijadwalkan pada hari Sabtu sebelum pelajaran dimulai yakni jam
58
07.20-07.50 yang dibimbing wali kelas dibantu dan dilatih oleh
pembina keagamaan serta guru BK (sesuai kemampuan). Adapun
tujuan kegiatan ialah untuk menciptakan generasi DAI muda dan
membina kepercayaan diri peserta didik untuk tampil di depan
umum dan suatu saat akan bermanfaat bagi kehidupannya dan
masyarakat atau sebaliknya.
5) Kegiatan Pembacaan Ayat Suci Al Qur‟an Sebelum Kegiatan
Pembelajaran Dimulai.
Kegiatan pembacaan ayat suci Al Qur‟an sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai merupakan kegiatan rutin peserta didik
dilaksanakan berdasarkan daftar absen kelas yang mana peserta
didik secara bergiliran membaca ayat Al Qur‟an sejalan dengan sari
tilawah di kelasnya masing-masing pada jam 07.20.07.30. Adapun
tujuannya adalah agar peserta didik membiasakan membaca Al
Qur‟an dan mempelajarinya.
6) Kegiatan Berdoa Sebelum dan Sesudah Belajar
Kegiatan berdoa sebelum dan sesudah belajar juga
merupakan kegiatan rutin madrasah yang dilaksanakan oleh peserta
didik secara bergiliran dalam memimpin doa di kelas masing-
masing berdasarkan daftar absen kelas. Tujuannya adalah agar
guru, peserta didik memperoleh ketenangan dan/dibukakan oleh
Allah S.W.T mata hatinya dan dilapangkan dadanya dalam
memberi dan menerima ilmu pengetahuan dan agar peserta didik
59
senantiasa dalam melakukan suatu aktivitas mengawali dan
mengakhiri dengan doa.
7) Kegiatan Sholat Dzuhur Berjamaah
Kegiatan sholat dzuhur berjamaah merupakan kegiatan rutin
MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat. Pelaksanaan sholat
dzuhur berjamaah dilaksanakan setiap hari kecuali hari Jum‟at dan
Sabtu yakni di Mesjid Raya Air Bangis. Sebagai sangsi, peserta
didik yang tidak ikut sholat akan didenda senilai uang Rp.10000
dan diproses oleh guru BK.. Adapun tujuan kegiatan ialah
memantapkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sebagai melaksanakan kewajiban beribadah, juga upaya
menanamkan dalam diri peserta didik untuk disiplin, baik disiplin
melaksanakan sholat khususnya sholat berjamaah dan disiplin
menggunakan waktu.
8) Kegiatan Perayaan Hari Besar Islam
(a) Kegiatan Perayaan Memperingati Isra Mi‟raj Nabi Muhammad
S.A.W
Kegiatan perayaan memperingati isra mi‟raj Nabi
Muhammad S.A.W merupakan program rutin tahunan MTsN
Air Bangis, dengan mendatangkan ustadz/ah sebagai pemberi
tausiah dan dikuti acara lomba keagamaan. Adapun tujuan
pelaksanaan kegiatan dirumuskan oleh pembina keagamaan
60
melalui rapat tahunan majelis guru (terencana/insidental)
berkenaan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.
(b) Kegiatan Perayaan Memperingati Maulid Nabi Muhammmad
S.A.W
Kegiatan perayaan memperingati maulid Nabi
Muhammad S.A.W juga merupakan program rutin tahunan
madrasah dengan mendatangkan ustadz/ah sebagai pemberi
tausiah dan diikuti acara perlombaan. Adapun tujuan
pelaksanaan kegiatan dirumuskan oleh pembina keagamaan
pada rapat tahunan majelis guru (terencana/insidental)
berkenaan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.
9) Kegiatan Pesantren Ramadhan
Kegiatan pesantren Ramadhan merupakan program
tahunan yang dilaksanakan di lingkungan MTsN Air Bangis
Kabupaten Pasaman Barat. Adapun kegiatan yang dilaksanakan
adalah; pelaksanaan sholat duha, kegiatan melafalkan asmaul
husna dan tadarus dengan sistim halaqah (lingkaran), hafalan ayat
suci Al Qur‟an kemudian pembelajaran materi; dzikir, sholat dan
kisah para nabi. Sebagai tujuan kegiatan sudah ditentukan oleh
pemerintah daerah Kabupaten Pasaman Barat.
61
c. Menentukan Sasaran
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK dan pembina
keagamaan pada tanggal 9-13 Oktober 2014 terungkap bahwa sasaran
kegiatan ekstra kurikuler keagamaan adalah seluruh peserta didik,
yakni dalam mengembangkan hobi, bakat dan minat peserta didik,
meningkatkan iman dan takwa (Iptak) dan pembentukan kepribadian
peserta didik. Dalam penentuan sasaran/peserta didik/sasaran kegitan,
sesuai perencanaan pada setiap jenis kegiatan telah direncanakan
berdasarkan data yang telah dihimpun, baik itu dari guru BK, pembina
dan wali kelas, serta pembina OSIS untuk semua jenis kegiatan (ekstra
kurikuler keagamaan)
Dalam menentukan sasaran disesuaikan dengan jenis kegiatan
yang direncanakan, maka dari itu penulis menjelaskannya sebagai
berikut:
1) Menentukan Sasaran pada Kegiatan Muhadarah
Sasaran kegiatannya secara umum seluruh peserta didik dan
khususnya yaitu secara perkelas peserta didik akan ditunjuk oleh
wali kelas masing-masing kelas yang dibantu dan saling koordinasi
dengan pembina dan guru BK dalam melatih peserta didik.
2) Menentukan Sasaran pada Kegiatan Pembiasaan Hafiz Al Qur‟an
Juz 30
Sasaran kegiatannya yaitu kepada seluruh peserta didik,
mulai dari kelas VII, VIII, dan IX. Sebagai penentuan sasaran,
peserta didik dibagi beberapa kelompok oleh wali kelas masing-
62
masing kelas. Untuk persiapan hafiz Al Qur‟an juz 30 sebagai
kegiatan lainnya (perlombaan, dsb) ditentukan dan dibantu oleh
wali kelas, pembina pembina OSIS, dan guru BK/seluruh guru
(sesuai bidang keilmuan).
3) Menentukan Sasaran pada Kegiatan Melafalkan Asmaul Husna
Sasaran kegiatannya adalah seluruh peserta didik mulai dari
kelas VII, VIII, dan IX. kegiatan melafalkan asmaul husna
dilaksanakan oleh peserta didik berdasarkan kelompok yang telah
ditentukan dan dibantu oleh wali kelas masing-masing kelas.
Sebagai persiapan untuk kegiatan lainnya (perlombaan, dsb)
ditentukan oleh wali kelas, pembina,, pembina OSIS, dan guru
BK/seluruh guru (sesuai bidang keilmuan).
4) Menentukan Sasaran pada Kegiatan Penampilan Bakat Kultum dan
Khotbah
Sasaran kegiatannya adalah seluruh peserta didik, menurut
hasil wawancara dengan kepala MTsN Air Bangis Kabupaten
Pasaman Barat tanggal 10 Oktober 2014 bahwa penampilan bakat
khotbah ditujukan kepada anak laki-laki dan kultum pada anak
perempuan, dan sebagai penentuan sasaran peserta didik pada
penampilan bakat kultum dan khotbah yaitu melalui pengisian
angket kepada peserta didik bagi yang berminat untuk
keberbakatan kultum dan khotbah, untuk 1 kali pertemuan wali
kelas menunjuk 2 peserta didik satu anak perempuan menampilkan
63
kultum dan satu anak laki-laki menampilkan khotbah. Sebagai
persiapan kegiatan lainnya (lomba, dsb) ditentukan dan dibantu
oleh wali kelas, pembina, pembina OSIS, dan guru BK/seluruh
guru (sesuai bidang keilmuan)
5) Menentukan Sasaran pada Kegiatan Berdoa Sebelum dan Sesudah
Belajar.
Sasaran kegiatannya adalah seluruh peserta didik dan guru,
yakni peserta didik secara bergiliran menurut daftar absen untuk
memimpin pembacaan doa yang dibimbing oleh guru mata
pelajaran/wali kelas yang mengajar pada jam pertama dan terakhir
kemudian dikonfirmasikan kepada pembina keagamaan dan guru
BK.
6) Menentukan Sasaran Kegiatan pada Penampilan Pembacaan Ayat
Suci Al Qur‟an
Sasaran kegiatannya adalah seluruh peserta didik, yakni
peserta didik secara bergiliran menurut daftar absen yang
dibimbing oleh guru mata pelajaran/wali/pembina keagamaan kelas
yang mengajar pada jam pertama kemudian dikonfirmasikan dan
saling koordinasi kepada pembina keagamaan dan guru BK, dan
untuk persiapan kegiatan lainnya (lomba dsb) akan diatur oleh
pembina keagamaan, wali kelas dan guru BK/seluruh guru (sesuai
bidang keilmuan).
64
7) Menentukan Sasaran pada Kegiatan Sholat Dzuhur Berjamaah
Sasaran kegiatannya adalah seluruh peserta didik, juga
seluruh guru/personil MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat.
8) Menentukan Sasaran Kegiatan pada Perayaan Hari Besar Islam
(a) Menentukan Sasaran Kegiatan pada Perayaan Memperingati
Isra Mi‟raj Nabi Muhammad SAW
Sasaran kegiatannya adalah seluruh peserta didik dan
jika ada perlombaan maka peserta didik ditentukan oleh wali
kelas, pembina, dan guru BK/seluruh guru (sesuai bidang
keilmuan).
(b) Menentukan Sasaran Kegiatan pada Perayaan Memperingati
Maulid Nabi Muhammad SAW
Sasaran kegiatannya adalah seluruh peserta didik dan
jika ada perlombaan maka peserta didik ditentukan oleh wali
kelas, pembina, dan guru BK/seluruh guru (sesuai bidang
keilmuan).
9) Menentukan Sasaran Kegiatan Pesantren Ramadhan
Sasaran kegiatannya adalah seluruh peserta didik yang
jadwalkan sesuai tingkatan kelas, dibimbing oleh seluruh guru
MTsN Air Bangis terutama guru agama (pembina keagamaan) dan
jika ada perlombaan ditentukan oleh wali kelas, pembina, dan guru
BK/seluruh guru (sesuai bidang keilmuan),
65
d. Penetapan Personil
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK dan pembina
keagamaan pada tanggal 9-13 Oktober terungkap bahwa penetapan
personil sudah ditentukan dalam rapat majelis guru (terencana dan
insidental) yang terkait dengan jenis kegiatan ekstra kurikuler, seperti
perencanaan seluruh kegiatan ekstra kurikuler keagamaan dikelola oleh
pembina, waka siswa dan dibantu oleh guru BK, jadi dapat diambil
kesimpulan setiap perencanaan kegiatan keagamaan dikendalikan oleh
pembina dikontrol oleh waka siswa. Sebagai gambaran penetapan
personil pada perencanaan kegiatan sesuai jenis kegiatan yang
diadakan di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat akan
dijelaskan sebagai berikut :
1) Penetapan Personil pada Kegitan Muhadarah
Penetapan personil kegiatan sesuai perencanaan adalah wali
kelas bertanggung jawab atas peserta didik binaannya dalam
membimbing untuk peserta pengisi kegiatan pada pelaksanaan
kegiatan muhadarah yang dibantu oleh pembina keagamaan
sebagai pembina/pelatih peserta didik setiap jenis kegiatan yang
akan dilaksanakan, kemudian guru BK juga turut membantu sesuai
kemampuan dan mencatat aktifitas peserta didik baik pada latihan
sampai pada pelaksanaan kegiatan. Kemudian guru mata pelajaran
juga turut membantu wali kelas sesuai bidang keilmuannya.
66
2) Penetapan Personil pada Kegiatan Hafiz Al Qur‟an Juz 30
Penetapan personil kegiatan cecara khususnya yaitu
seluruh peserta didik sebagai sasaran kegiatan. Sesuai perencanaan
wali kelas sebagai pembimbing peserta didik dalam kegiatan hafiz
Al Qur‟an juz 30 yang dibantu pembina keagamaan (latihan) serta
guru BK (sesuai kemampuan), mencatat kegiatan peserta didik
baik pada latihan maupun pada pelaksanaan kegiatan sebagai data
peserta didik maupun data madarasah. Kemudian untuk persiapan
pada kegiatan lainnya (perlombaan dsb) akan diatur wali kelas,
pembina keagamaan dan guru BK/seluruh guru (sesuai bidang
keilmuan).
3) Penetapan Personil pada Kegiatan Penampilan Bakat Kultum dan
Khotbah
Penetapan personil kegiatannya secara khusus seluruh
peserta didik sebagai sasaran kegiatan sesuai perencanaan, wali
kelas sebagai pembimbing pada penampilan peserta didik pada
kegiatan penampilan bakat kultum dan khotbah, pembina
keagamaan turut mambantu wali kelas sebagai pembina/pelatih
peserta didik, guru BK juga membantu (sesuai kemampuan) dan
mencatat/mendokumentasikan hasil penampilan peserta didik baik
pada proses latihan maupun pada pelaksanaan kegiatan sebagai
data peserta didik atau data madrasah. Kemudian untuk persiapan
67
pada kegiatan lainnya (perlombaan dsb) akan diatur wali kelas,
pembina dan guru BK/seluruh guru (sesuai bidang keilmuan)
4) Penetapan Personil pada Kegiatan Penampilan Melafalkan Asmaul
Husna
Penetapan personil pada kegiatan adalah seluruh peserta
didik sebagai sasaran kegiatan, wali kelas sebagai pembimbing
pada penampilan peserta didik pada kegiatan penampilan
melafalkan asmaul husna yang mana peserta didik dibagi beberapa
kelompok oleh wali kelas. pembina keagamaan turut membantu
wali kelas sebagai pembina/pelatih peserta didik, guru BK juga
membantu (sesuai kemampuan) dan mencatat hasil latihan, hasil
penampilan peserta didik pada pelaksanaan kegiatan sebagai data
peserta didik atau data madrasah. Kemudian untuk persiapan pada
kegiatan lainnya (perlombaan dsb) akan diatur/ditentukan wali
kelas, pembina dan guru BK/seluruh guru (sesuai bidang keilmuan)
5) Penetapan Personil pada Kegiatan Sholat Dzuhur Berjamaah
Penetapan personil pada kegiatan sholat dzuhur berjamaah
adalah seluruh peserta didik sebagi sasaran dan seluruh personil
sekolah (sejalan mengawasi peserta didik terutama wali kelas,
pembina keagamaan dan guru BK).
68
6) Penetapan Personil pada Kegiatan Berdoa Sebelum dan Sesudah
Belajar
Penetapan personil pada kegiatan berdoa sebelum dan
sesudah belajar adalah seluruh peserta didik sebagai sasaran yang
dibimbing guru mata pelajaran/wali kelas/pembina keagamaan
yang mengajar pada jam pertama dan terakhir kemudian
dikonfirmasikan pelaksanaan kegiatan kepada wali kelas yang
diketahui oleh pembina dan guru BK.
7) Penetapan Personil pada Kegiatan Pembacaan Ayat Suci Al Qur‟an
Sebelum Kegiatan Pembelajaran Dimulai
Penetapan Al Qur‟an sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai adalah seluruh peserta didik sebagai sasaran yang
dibimbing guru mata pelajaran/wali kelas/pembina keagamaan
yang mengajar pada jam pertama kemudian dikonfirmasikan
kepada wali kelas yang diketahui oleh pembina keagamaan dan
guru BK.
8) Penetapan Personil pada Kegiatan Perayaan Hari Besar Islam
(a) Penetapan Personil pada Kegiatan Perayaan Memperingati Isra
Mi‟raj Nabi Muhammad S.A.W
Penetapan personil pada kegiatan adalah di dalam rapat
majelis guru sesuai jenis kegiatannya berdasarkan proposal
yang akan diajukan kepada kepala madrasah dan untuk
penampilan lomba-lomba keagamaan yang ditampilkan peserta
69
didik disiapkan oleh wali kelas dengan bantuan pembina
keagamaan dan guru BK.
(b) Penetapan Personil pada Kegiatan Perayaan Memperingati
Maulid Nabi Muhammad Saw
Penetapan personil pada adalah ditentukan oleh
pembina keagamaan di dalam rapat majelis guru sesuai jenis
kegiatannya berdasarkan proposal yang diajukan kepada kepala
madrasah dan untuk penampilan lomba-lomba keagamaan yang
ditampilkan peserta didik disiapkan oleh wali kelas dengan
bantuan pembina keagamaan dan guru BK.
9) Penetapan Personil pada Kegiatan Pesantren Ramadhan
Penetapan personil pada kegiatan adalah ditentukan oleh
pembina keagamaan di dalam rapat majelis guru. Berdasarkan
wawancara dengan pembina keagamaan pada tanggal 11 oktober
2014 bahwa kegiatan pesantren Ramadhan seluruh guru ikut andil
dalam membimbing kegiatan yakni mengkondisikan kemampuan
guru.
e. Sarana
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK dan guru
pembina keagamaan pada tanggal 9-13 Oktober 2014 terungkap bahwa
penetapan sarana sudah ditentukan dalam rapat yang berkenaan dengan
jenis kegiatan dan berdasarkan kebutuhan peserta didik dan kondisi
madarasah yang telah dianalisa oleh pembina keagamaan, guru BK
70
dan personil lainnya. Untuk secara rinci dapat dilihat penentuan sarana
untuk jenis kegiatan ektra kurikuler keagamaan yang telah ditetapkan,
berikut dijelaskan di bawah ini :
1) Penetapan Sarana pada Kegiatan Muhadarah
Penetapan sarana pada kegiatan sesuai perencanaan yakni
dilaksanakan di dalam lingkungan MTsN Air Bangis Kabupaten
Pasaman Barat (halaman madrasah) dan untuk perlengkapan
disesuai dengan kondisi sarana yang ada, jenis kegiatan dan
kemampuan peserta didik.
2) Penetapan Sarana pada Kegiatan Hafiz Al Qur‟an Juz 30
Penetapan sarana kegiatan sesuai perencanaan yaitu
dilaksanakan di dalam kelas masing-masing dan penyediaan satu
kitab Al Qur‟an terjemahan di setiap kelas.
3) Penetapan Sarana pada Kegiatan Penampilan Bakat Kultum dan
Khotbah
Penetapan sarana pelaksanaan kegiatan sesuai perencanaan
dilaksanakan di dalam kelas dan sebagai buku sumber dapat
dipinjam peserta didik di perpustakaan.
4) Penetapan Sarana pada Kegiatan Melafalkan Asmaul Husna
Penetapan sarana kegiatan sesuai perencanaan dilaksanakan
di dalam kelas, dan sebagai sumber dapat dilihat peserta didik di
perpustakaan dan bantuan serta bimbingan pembina keagamaan
dan guru BK.
71
5) Penetapan Sarana pada Kegiatan Pembacaan Ayat Suci Al Qur‟an
Sebelum Pembelajaran Dimulai
Penetapan sarana kegiatan yakni di ruangan kelas masing-
masing kelas dan satu buah kitab Al Qur‟an terjemahan setiap
kelas.
6) Penetapan Sarana pada Kegiatan Sholat Dzuhur Berjamaah
Penetapan sarana dalam pelaksanaan kegiatan sholat dzuhur
berjamaah dilaksanakan di Mesjid Raya Air Bangis, dikarenakan
pembangunan mushalla di madrasah belum selesai.
7) Penetapan sarana pada kegiatan berdoa sebelum dan sesudah
belajar
Penetapan sarana kegiatan yakni dilaksanakan di dalam
kelas, dengan selebaran teks bacaan doa yang ditempelkan masing-
masing ruangan kelas oleh guru BK.
8) Penetapan Sarana pada Kegiatan Perayaan Hari Besar Islam
(a) Penetapan Sarana pada Kegiatan Perayaan Memperingati Isra
Mi‟raj Nabi Muhammad Saw
Penetapan sarana kegiatan sesuai perencanaan dalam
rapat majelis guru, berdasarkan kebutuhan peserta didik dan
keadaan madrasah yakni dilaksanakan di luar kelas (halaman
madrasah dengan meyiapkan tenda, kursi mikrofon, sound
system dan peralatan sesuai tampilan kegiatan dan jenis ekstra
kurikuler peserta didik.
72
(b) Penetapan Sarana pada Kegiatan Perayaan Peringatan Maulid
Nabi Muhammad S.A.W
Penetapan sarana pelaksanaan kegiatan sesuai
perencanaan rapat majelis guru, berdasarkan kebutuhan peserta
didik dan keadaan madrasah yakni dilaksanakan di luar kelas
(halaman Madrasah) dengan meyiapkan tenda kursi, mikrofon,
sound system serta peralatan sesuai jenis kegiatan.
9) Penetapan Sarana Kegiatan Pesantren Ramadhan
Penetapan sarana kegiatan yakni dilaksanakan di MTsN Air
Bangis Kabupaten Pasaman Barat yaitu di ruangan kelas
berhubung mushalla belum selesai dan untuk kegiatan-kegiatan
perlombaan disiapkan, mikrofon, sound system serta peralatan
sesuai jenis kegiatan.
f. Waktu/Tempat
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK dan guru
pembina keagamaan pada tanngal 9-13 Oktober 2014 terungkap
bahwa penetapan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan disesuaikan dengan kondisi kebutuhan peserta
didik dan keadaan madrasah. Sesuai dengan kegiatan yang telah
ditetapkan, maka penetapan waktu/tempat dapat dijelaskan sebagai
berikut:
73
1) Penetapan Waktu/Tempat Kegiatan Muhadarah
Penetapan waktu/tempat pelaksanaan kegiatan yakni 1 kali
dalam 2 minggu yakni hari Jumat jam 07.20-08.30 dan
dilaksanakan di halaman madrasah.
2) Penetapan Waktu /Tempat Kegiatan Hafiz Al Qur‟an Juz 30
Penetapan waktu/tempat pelaksanaan kegiatan yakni 3 kali
dalam seminggu yakni hari Selasa, Rabu, dan Kamis jam 07.20-
07.50 yang dilaksanakan maing-masing kelas.
3) Penetapan Waktu/Tempat Kegiatan Penampilan Bakat Kultum dan
Khotbah
Penetapan waktu/tempat pelaksanaan kegiatan yakni 1 kali
dalam seminggu yakni setiap hari Sabtu jam 07.20-07.40 dan
dilaksanakan di dalam kelas.
4) Penetapan Waktu/Tempat Pelaksanaan Kegiatan Melafalkan
Asmaul Husna
Penetapan waktu/tempat pelaksanaan kegiatan yakni 1 kali
dalam 2 minggu setiap hari Jumat jam 07.20-07.40 dan
dilaksanakan di dalam kelas.
5) Penetapan Waktu/Tempat Pelaksanaan Kegiatan Berdoa Sebelum
dan Sesudah Belajar
Penetapan waktu/tempat pelaksanaan yakni dilaksanakan
setiap hari di kelas dengan durasi 5 menit.
74
6) Penetapan Waktu/tempat pada Kegiatan Pembacaan Ayat Suci Al
Qur‟an
Penetapan waktu/tempat pada kegiatan yakni dilaksanakan
setiap hari sebelum jam pembelajaran di mulai dengan durasi
waktu 5 menit di dalam kelas.
7) Penetapan Waktu/Tempat Pelaksanaan Kegiatan Sholat Dzuhur
Berjamaah
Sholat dzuhur berjamaah dilakukan setiap hari kecuali
Jumat dan Sabtu di Mesjid Raya Air Bangis dari jam 11.40 (proses
mengambil absen dan wuduk sampai sholat dimulai yakni jam
12.40 di Mesjid Raya Air Bangis.
8) Penetapan Waktu/Tempat Pelaksanaan Kegiatan Perayaan Hari
Besar Islam
(a) Penetapan Waktu/Tempat pada Kegiatan Perayaan Peringatan
Maulid Nabi Muhammad S.A.W
Penetapan waktu/tempat kegiatan sesuai perencanaan
yakni rapat majelis guru (berpedoman pada kalender nasional),
dan berdasarkan kebutuhan peserta didik dan keadaan
madrasah yaitu dilaksanakan di luar kelas (halaman sekolah)
sesuai tanggal yang ditetapkan.
75
(b) Penetapan Waktu/Tempat Kegiatan Perayaan Peringatan Isra
Mi‟raj Nabi Muhammad S.A.W
Penetapan waktu pelaksanaan kegiatan sesuai
perencanaan rapat majelis guru (berpedoman pada kalender
nasional), berdasarkan keadaan madrasah dan kebutuhan peserta
didik yang dilaksanakan di luar kelas (halaman madrasah) sesuai
tanggal yang ditetapkan.
9) Penetapan Waktu/Tempat Sarana Kegiatan Pesantren Ramadhan
Penetapan waktu/tempat kegiatan yakni dilaksanakan di
MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat sesuai jadwal yang
telah ditentukan selama satu bulan Ramadhan.
2. Bentuk Kerjasama Guru BK dengan Guru Agama dalam
Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler Keagamaan.
a. Pelaksanaan Penyiapan Peserta Didik
1) Pelaksanaan Penyiapan Peserta Didik pada Kegiatan Muhadarah
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK dan guru
pembina keagamaan pada tanggal 9-13 Oktober 2014 terungkap
bahwa penyiapan peserta didik pada pelaksanaan kegiatan
muhadarah yaitu guru BK dan guru pembina keagamaan turut
membantu wali kelas masing-masing kelas dalam
membimbing/melatih peserta kegiatan (sasaran kegiatan/peserta
didik) sebagai persiapan untuk mengisi acara muhadarah misalnya;
kegiatan muhadarah isi kegiatannya berdasarkan skedul yang telah
dibuat atau direncanakan oleh pembina keagamaan dan
76
kesepakatan seluruh personil sekolah baik itu waka siswa, pembina
OSIS termasuk guru BK/seluruh guru). Suatu contoh melatih
peserta didik adalah pembina keagamaan membantu wali kelas
untuk melatih peserta kegiatan untuk membuat konsep pidato
untuk ditampilkan peserta didik yang akan tampil pada acara
kegiatan muhadarah hal ini juga diketahui oleh guru BK dan
membuat catatan semua aktivitas latihan peserta didik dan merekap
skedul pelaksanaan sebagai himpunan data dan arsip BK. Jadi
dapat disimpulkan guru agama (pembina keagamaan) selalu siap
membantu wali kelas pada setiap latihan untuk penampilan peserta
didik dan guru BK juga ikut membimbing/melatih peserta didik
(sesuai kemampuan) dan melakukan pemantauan terhadap aktivitas
latihan peserta didik. Kemudian, sehari sebelum kegiatan
muhadarah dilaksanakan guru BK mengkomunikasikan melalui
mikrofon tentang kelas yang sebagai pelaksana kegiatan
muhadarah, peserta didik yang mengisi kegiatan umumnya seluruh
peserta didik.
2) Pelaksanaan Penyiapan Peserta Didik pada Kegiatan Pembiasaan
Hafiz Al Qur‟an Juz 30
Penyiapan peserta didik pada kegiatan yaitu peserta didik
diberikan intruksi setiap kelas oleh guru BK baik untuk latihan
maupun peserta didik yang mendapat giliran membacakan
hafalannya secara berkelompok sebagaimana yang telah ditentukan
77
oleh pembina keagamaan dan wali kelas untuk persiapan
penampilan membacakan hafalan ayat Al Qur‟an juz 30, dan dalam
kegiatan latihan guru BK juga ikut membantu dan memantau
proses latihan (sesuai kemampuan) serta membuat catatan-catatan
pada proses latihan peserta didik.
3) Pelaksanaan Penyiapan Peserta Didik pada Kegiatan Melafalkan
Asmaul Husna
Pelaksanaan penyiapan peserta didik pada kegiatan yaitu
peserta didik secara perkelas diberikan intruksi oleh guru BK baik
untuk latihan atau peserta didik yang mendapat giliran
menampilkan kegiatan melafalkan asmaul husna yakni secara
berkelompok yang telah ditentukan kepada pembina keagamaan
dan wali kelas untuk persiapan penampilan melafalkan asmaul
husna, dan dalam kegiatan latihan guru BK juga ikut membantu
dan memantau proses latihan (sesuai kemampuan).
4) Pelaksanaan Penyiapan Peserta Didik pada Kegiatan Penampilan
Bakat Kultum dan Khotbah
Pelaksanaan penyiapan peserta didik dalam kegiatan yaitu
peserta didik secara perkelas berdasarkan hobi, minat dan bakat,
diberikan intruksi oleh guru BK baik untuk latihan atau peserta
didik yang mendapat giliran menampilkan bakat kultum dan
khotbah yang telah ditentukan pembina keagamaan dan wali kelas
78
jadwalnya. Pada proses latihan guru BK juga membantu peserta
didik (sesuai kemampuan).
5) Pelaksanaan Penyiapan Personil pada Kegiatan Pembacaan Ayat
Suci Al Qur‟an Sebelum Kegiatan Pembelajaran Dimulai.
Pelaksanaan penyiapan personil pada kegiatan sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai yaitu wali kelas/guru mata
pelajaran/pembina keagamaan yang mengajar pada jam pertama
sebagai pembimbing pada kegiatan pembacaan ayat Al Qur‟an oleh
peserta didik yang diketahui oleh guru pembina keagamaan dan
guru BK.
6) Pelaksanaan Penyiapan Peserta Didik pada Kegiatan Berdoa
Sebelum dan Sesudah Belajar.
Pelaksanaan penyiapan peserta didik pada pelakasanaan
kegiatan sudah ditentukan sebagai peraturan MTsN Air Bangis,
yaitu guru BK memberikan selebaran teks doa yang
dibacakan/dihafal oleh peserta didik disetiap kelas secara bergiliran
sesuai urutan daftar absen peserta didik, dalam pelaksanaan guru
mata pelajaran/wali kelas menginstruksikan kepada peserta didik
yang membacakan/memimpin doa sesuai giliran.
7) Pelaksanaan Penyiapan Peserta Didik pada Kegiatan Sholat Dzuhur
Berjamaah
Pelaksanaan penyiapan peserta didik pada kegiatan sholat
dzuhur berjamaah yakni guru BK melalui mikrofon
79
mengintruksikan kepada peserta didik agar mengambil kartu
melalui absen sholat yakni diambil melalui wali kelas masing-
masing dan diberikan lagi kepada wali kelas di mesjid ketika sholat
akan dilaksanakan kemudian guru BK dan seluruh guru termasuk
kepala madrasah siap mengawasi peserta didik baik proses
perjalanan peserta didik ke mesjid dan berwudhuk sampai peserta
didik benar-benar selesai dan siap untuk sholat.
8) Pelaksanaan Penyiapan Peserta Didik pada Kegiatan Perayaan Hari
Besar Islam
(a) Pelaksanaan Penyiapan Peserta Didik pada Kegiatan Perayaan
Memperingati Isra Mi‟raj Nabi Muhammad Saw
Pelaksanaan Penyiapan peserta didik pada kegiatan
adalah wali kelas dan pembina keagamaan serta guru BK
(sesuai kemampuan) melatih peserta didik yang tampil pada
acara jika ada perlombaan/penampilan bakat sesuai jenis
kegiatan, kemudian guru BK mengumumkan keseluruh peserta
didik melalui mikrofon untuk hadir dan berkumpul pada hari
pelaksanaan kegiatan.
(b) Pelaksanaan Penyiapan Peserta Didik pada Kegiatan Perayaan
Memperingati Maulid Nabi S.A.W
Pelaksanaan penyiapan peserta didik pada kegiatan
adalah wali kelas dan pembina keagamaan serta guru BK
(sesuai kemampuan) melatih peserta didik yang tampil pada
80
acara jika ada perlombaan/penampilan bakat sesuai jenis
kegiatan, kemudian guru BK mengumumkan keseluruh peserta
didik melalui mikrofon untuk hadir dan berkumpul pada hari
pelaksanaan kegiatan.
9) Pelaksanaan Penyiapan Peserta Didik pada Kegiatan Pesantren
Ramadhan
Pelaksanaan penyiapan peserta didik pada kegiatan yaitu
guru BK menginstruksikan jadwal kegiatan yang diketahui oleh
wali kelas dan pembina keagamaan kepada seluruh peserta didik
dan menempelkan jadwal kegiatan di setiap kelas.
b. Pelaksanaan Penyiapan Personil
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK dan guru
pembina keagamaan pada tanggal 9-13 Oktober 2014 terungkap
bahwa pelaksanaan penyiapan personil pada kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan sudah diatur berdasarkan rapat majelis guru seperti
pembentukan pembina di bidang keagamaan yang telah di SK-kan
kepala madrasah, sebagai penanggung jawab dalam merencanakan
kegiatan ekstra kurikuler keagamaan, pembentukan panitia sesuai
jenis kegiatan, penentuan peserta didik sebagai peserta kegiatan setiap
jenis kegiatan yang akan dilaksanakan.
Sebagai gambarannya penulis akan menjelaskan sebagai
berikut:
81
1) Pelaksanaan Persiapan Personil pada Kegiatan Muhadarah
Pelaksanaan persiapan personil pada kegiatan muhadarah
ditetapkan wali kelas dan pembina keagamaan sebagai
pembimbing dan melatih peserta didik untuk tampil pada kegiatan
muhadarah dan guru BK juga turut membantu wali kelas dan
pembina keagamaan sesuai kemampuan juga dalam
mengumpulkan peserta didik agar berbaris untuk mengikuti acara
kegiatan muhadarah. Kemudian pada kegiatan pelaksanaan
muhadarah diakhir kegiatan guru BK ikut andil memberikan kata-
kata nasehat dan motivasi kepada peserta didik sesuai jadwal yang
telah ditetapkan.
2) Pelaksanaan Persiapan Personil pada Kegiatan Hafiz Al Qur‟an Juz
30
Pelaksanaan penyiapan personil kegiatan ditetapkan oleh
pembina keagamaan yaitu wali kelas sebagai pembimbing peserta
didik dalam membacakan hafalannya sesuai jadwal dan kelompok
peserta didik yang diketahui oleh pembina keagamaan dan guru
BK.
3) Pelaksanaan Persiapan Personil pada Kegiatan melafalkan Asmaul
Husna
Pelaksanaan penyiapan personil kegiatan ditetapkan oleh
wali kelas sebagai pembimbing peserta didik dalam membacakan
penampilan melafalkan asmaul husna sesuai jadwal dan kelompok
82
peserta didik. Kemudian pada latihan pembina keagamaan dan guru
BK (sesuai kemampuan) ikut membantu wali kelas melatih dan
membimbing peserta didik sebagai persiapan kegiatan penampilan
melafalkan asmaul husna.
4) Pelaksanaan Persiapan Personil pada Kegiatan Bakat Khultum dan
Khotbah
Penyiapan personil kegiatan ditetapkan wali kelas sebagai
pembimbing dan melatih peserta didik yang dibantu oleh guru
pembina keagamaan, guru yang berkompeten dan guru BK (sesuai
kemampuan). Untuk penampilan kegiatan (misalnya guru mata
pelajaran Bahasa Arab membantu membuat teks pidato Berbahasa
Arab). Penampilan bakat kultum dan khotbah ditampilkan kepada
wali kelas masing-masing sesuai jadwal peserta didik yang
diketahui oleh pembina keagamaan dan guru BK.
5) Pelaksanaan Penyiapan Personil pada Kegiatan Pembacaan Ayat
Suci Al Qur‟an Sebelum Kegiatan Pembelajaran Dimulai.
Pelaksanaan penyiapan personil pada kegiatan diatur dan
dibimbing oleh wali kelas dan guru mata pelajaran/pembina
keagamaan yang mengajar di jam pertama yang diketahui oleh
pembina keagamaan dan guru BK.
83
6) Pelaksanaan Penyiapan Personil pada Kegiatan Berdoa Sebelum
dan Sesudah Belajar.
Pelaksanaan penyiapan personil adalah guru mata
pelajaran/wali kelas/pembina keagamaan yang mengajar pada jam
pertama sebagai pembimbing dalam pembacaan doa oleh peserta
didik melaui pengisian absen yang diketahui oleh wali kelas, guru
pembina keagamaan dan guru BK.
7) Pelaksanaan Penyiapan Personil pada Kegiatan Sholat Dzuhur
Berjamaah
Pelaksanaan penyiapan personil pada kegiatan sholat dzuhur
berjamaah yakni wali kelas mengatur/mengurus peserta didiknya
(mulai dari pengambilan absen peserta didik peserta didik dengan
menggunakan kartu shalat, dan mengawasi sampai sholat di mulai)
pembina keagamaan dan guru BK juga mengontrol peserta didik
sampai sholat di mulai, jika ada peserta didik tidak sholat maka
diproses oleh guru BK.
8) Pelaksanaan Penyiapan Personil pada Kegiatan Perayaan Hari
Besar Islam
(a) Pelaksanaan Penyiapan Personil pada Kegiatan Perayaan
Memperingati Isra Mi‟raj Nabi Muhammad Saw
Pelaksanaan penyiapan personil pada kegiatan sudah
diatur oleh pembina keagamaan melalui rapat majelis guru
yang dicantumkan pada proposal yang berisikan rincian
84
kegiatan, biaya dsb, diajukan kepada kepala madrasah. Jadi
pada kegiatan wali kelas telah menyiapkan peserta didik
sebagai pengisi kegiatan dan seluruh guru mempunyai tugasnya
masing-masing juga BK pada kegiatan berlansung memantau
seluruh aktivitas peserta didik dan jika guru BK ada kompeten
dalam kegiatan (misalnya ada perlombaan) maka guru BK ikut
andil sebagai juri dalam kegiatan tersebut.
(b) Pelaksanaan Penyiapan Personil pada Kegiatan Perayaan
Memperingati Maulid Nabi S.A.W
Pelaksanaan penyiapan personil pada kegiatan juga
sudah diatur oleh pembina keagamaan melalui rapat majelis
guru yang dicantumkan pada proposal yang berisikan rincian
kegiatan, biaya dsb, diajukan kepada kepala madrasah. Jadi
pada kegiatan wali kelas telah menyiapkan peserta didik
sebagai pengisi kegiatan dan seluruh guru mempunyai
tugasnya masing-masing juga BK pada kegiatan berlansung
memantau seluruh aktivitas peserta didik dan jika guru BK
ada kompeten dalam kegiatan (misalnya ada perlombaan)
maka guru BK ikut andil sebagai juri dalam kegiatan tersebut.
9) Pelaksanaan Penyiapan Personil pada Kegiatan Pesantren
Ramadhan
Pelaksanaan penyiapan personil pada kegiatan yaitu guru
BK menginstruksikan jadwal kegiatan yang diketahui oleh wali
85
kelas dan pembina keagamaan, kepada seluruh peserta didik dan
menempelkan jadwal kegiatan di setiap kelas. Sebagai pemateri
seluruh guru ikut andil dalam membimbing peserta pesantren
Ramadhan sesuai kemampuan.
c. Pelaksanaan Penyiapan Perlengkapan
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK dan guru
pembina keagamaan pada tanggal 9-13 Oktober 2014 terungkap
bahwa penyiapan perlengkapan diatur oleh guru piket sebelum
sebelum kegiatan di mulai (sesuai jenis kegiatan), guru BK akan
mencatat atau mencek jika ada kerusakan pada perlengkapan dan akan
menyampaikan kepada waka bagian humas dan sarana prasarana.
Untuk lebih rinci dapat dijelaskan peneliti sebagai berikut:
1) Pelaksanaan Penyiapan Perlengkapan pada Kegiatan Muhadarah
Pelaksanaan penyiapan perlengkapan pada kegiatan
muhadarah diatur satu hari sebelum kegiatan di mulai yakni
dikondisikan sesuai perlengkapan madrasah, seperti penyiapan
sound system, mikrofon, kursi, meja dsb. Pada hari pelaksanaan,
guru piket menyiapkan peralatan yang diperlukan dan dibantu oleh
guru BK, pembina keagamaan/seluruh guru dan peserta didik.
2) Pelaksanaan Penyiapan Perlengkapan pada Kegiatan Pembiasaan
Hafiz Al Qur‟an Juz 30
Pada pelaksanaan penyiapan perlengkapan/peralatan pada
kegiatan, cuma buku absen, buku daftar hafalan peserta didik oleh
86
wali kelas dan satu buah Al Qur‟an terjemahan. Sebagai himpunan
data guru BK juga menyiapkan buku absen merangkap daftar
hafalan ayat dari peserta didik.
3) Pelaksanaan Penyiapan Perlengkapan pada Kegiatan melafalkan
Asmaul Husna
Pelalaksanaan penyiapan perlengkapan pada kegiatan hanya
daftar absen peserta didik, buku daftar kelompok peserta didik
yang melafalkan dan satu daftar teks asmaul husna yang disiapkan
wali kelas. Untuk perlengkapan tersebut satu rangkap dipegang
oleh guru BK.
4) Pelaksanaan Penyiapan Perlengkapan pada Kegiatan Penampilan
Bakat Kultum dan Khotbah
Pelaksanaan penyiapan perlengkapan pada kegiatan yaitu
menyiapkan perlengkapan/peralatan hanya daftar absen peserta
didik, buku daftar penampilan peserta didik dan kopian konsep
kultum dan khotbah yang diatur oleh wali kelas. Untuk
perlengkapan tersebut satu rangkap untuk guru BK.
5) Pelaksanaan Penyiapan Perlengkapan pada Kegiatan Penampilan
Pembacaan Ayat Suci Al Qur‟an Sebelum Kegiatan Pembelajaran
Dimulai.
Pelaksanaan penyiapan perlengkapan pada pembacaan ayat
sudah diatur setiap harinya yakni wali kelas/guru piket
mempersiapkan di setiap kelas, satu buah Al Qur‟an terjemahan,
87
buku absen merangkap peserta didik yang membaca Al Qur‟an dan
terjemahan pada hari itu yang diketahui pembina keagamaan dan
guru BK.
6) Pelaksanaan Penyiapan Perlengkapaan pada Kegiatan Berdoa
Sebelum dan Sesudah Belajar
Pelaksanaan penyiapan perlengkapan pada kegiatan yakni
guru mata pelajaran/wali kelas/pembina keagamaan
mempersiapkan buku absen merangkap peserta didik yang
memimpin pembacaan doa pada hari itu yang diketahui pembina
keagamaan dan guru BK.
7) Pelaksanaan Penyiapan Perlengkapan pada Kegiatan Sholat
Dzuhur Berjamaah
Pelaksanaan penyiapan perlengkapan pada kegiatan sholat
dzuhur berjamaah yaitu wali kelas mempersiapkan absen sholat
dan kartu sholat yang dibantu oleh pembina keagamaan dan guru
BK serta persiapan sound system dan mikrofon untuk
pengumuman.
8) Pelaksanaan Kegiatan Perayaaan Hari Besar Islam
(a) Pelaksanaan Penyiapan Perlengkapan pada Kegiatan Perayaan
Memperingati Isra Mi‟raj Nabi Muhammad Saw
Penyiapan perlengkapan hanya menyiapkan sound
system, mikrofon, kursi tenda dsb. Jadi untuk penyiapannya
dilaksanakan oleh guru piket dan seluruh guru pada hari itu.
88
(b) Pelaksanaan Penyiapan Perlengkapan pada Kegiatan Perayaan
Memperingati Maulid Nabi Muhammmad S.A.W
Penyiapan perlengkapan pada kegiatan yakni
menyiapkan sound system mikrofon dan kursi tenda dsb. Jadi
untuk penyiapannya dilaksanakan oleh guru piket dan seluruh
guru pada hari itu.
9) Pelaksanaan Penyiapan Perlengkapan pada Kegiatan Pesantren
Ramadhan
Penyiapan perlengkapan pada kegiatan yakni hanya
menyiapkan absen hadir, Al Qur‟an, pena spidol, papan tulis sound
system dan mikrofon oleh seluruh guru MTsN Air Bangis.
d. Pelaksanaan Jenis Kegiatan
1) Pelaksanaan Jenis Kegiatan Muhadarah
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK dan guru
pembina keagamaan pada tanggal 9-13 Oktober 2014 terungkap
bahwa pelaksanaan jenis kegiatan muhadarah dilaksanakan 1 kali
dalam 2 seminggu setiap hari Jum‟at jam 07.20-08.30 sesuai skedul
yang dibuat oleh pembina keagamaan kemudian dibantu oleh wali
kelas masing-kelas yang tampil dan peserta yang tampil sebagai
peserta kegiatan dalam menunjukkan hobi dan bakatnya sesuai
nuansa madrasah, adapun rincian kegiatan dalam muhadarah
adalah: penampilan protokol, pembacaan ayat Al Qur‟an dan
saritilawah, adzan, sholat jenazah, pidato (berbahasa Arab, bahasa
89
Inggris dan bahasa Indonesia), selingan Islami pemaparan bidang
studi, pembacaan ayat pendek, pengungkapan hadis rasul, doa dan
kata kata nasehat oleh guru sesuai jadwal. Pada pelaksanaan
berlansung guru BK memantau setiap jenis kegiatan peserta didik
dan menilik skedul yakni menyesuaikan skedul dan pelaksanaan
dan keberbakatan peserta didik dan membuat catatan tertentu.
sebagai data peserta didik dan madrasah.
2) Pelaksanaan Jenis Kegiatan Hafiz Al Qur‟an Juz 30
Pelaksanaan hafiz Al Qur‟an juz 30 yaitu dilaksanakan di
dalam kelas sesuai kelompok yang telah ditetapkan wali kelas
secara bergiliran dibimbing oleh wali kelas masing-masing. Setelah
kegiatan selesai wali kelas mengkonfirmasikan dan saling
koordinasi dengan pembina keagamaan dan guru BK tentang
kegiatan perserta didik.
3) Pelaksanaan Jenis Kegiatan Penampilan Bakat Kultum dan
Khotbah
Pelaksanaan penampilan bakat kultum dan khotbah hanya
dilaksanakan di dalam kelas saja yang mana peserta didik sesuai
jadwal masing-masing, menampilkan bakat kultum dan khotbah
secara perorangan yang dibimbing oleh wali kelas setiap kelas
masing-masing. Setelah kegiatan selesai wali kelas
mengkonfirmasikan dan saling koordinasi dengan guru BK dan
pembina keagamaan tentang kegiatan peserta didik.
90
4) Pelaksanaan Jenis Kegitan penampilan Melafalkan Asmaul Husna
Pelaksanaan kegiatan melafalkan asmaul husna hanya
dilaksanakan dikelas masing-masing setiap hari senin jam 07.20-
07.40 menurut kelompok yang telah dijadwalkan yang dibimbing
oleh wali kelas masing-masing kelas. Setelah kegiatan sesesai wali
kelas mengkonfirmasikan dan saling koordinasi dengan guru BK
dan pembina keagamaan tentang kegiatan peserta didik.
5) Pelaksanaan Jenis Kegiatan Sholat Dzuhur Berjamaah
Pelaksanaan jenis kegiatan sholat dzuhur berjamaah yang
dilaksanakan di Mesjid Raya Air Bangis, dikarenakan
pembangunan mushalla madrasah belum selesai. Sebelum kegiatan
sholat berjamaah dilaksanakan wali kelas mengatur kelas
binaannya yaitu peserta didik melakukan pengisian absen dan
pembagian kartu sholat kepada peserta didik dibantu oleh pembina
keagamaan, dan guru BK memberikan instruksi melalui mikrofon
bahwa seluruh peserta diharap ke mesjid dalam rangka pelaksanaan
sholat dzuhur berjamaah. setelah sampai di mesjid diadakan lagi
pengecekkan yakni pengembalian kartu sholat oleh peserta didik
kepada wali kelas sampai selesai yang dibantu oleh seluruh guru.
6) Pelaksanaan Jenis Kegiatan pada Pembacaan Ayat Suci Al Qur‟an
Pelaksanaan jenis kegiatan pada pembacaan ayat suci Al
Quran dilaksanakan setiap hari sebelum jam pembelajaran di mulai
berdasarkan daftar absen peserta didik dengan durasi waktu 5 menit
91
yang dibimbing oleh guru mata pelajaran/wali kelas/pembina
keagamaan yang mengajar pada jam pertama diawal pembelajaran,
kemudian dikonfirmasikan dan saling koordinasi dengan pembina
keagamaan dan guru BK.
7) Pelaksanaan Jenis Kegiatan Berdoa Sebelum dan Sesudah Belajar
Untuk pelaksanaan kegiatan berdoa yang dilaksanakan di
dalam kelas secara bergiliran sesuai daftar absen yang dibimbing
oleh guru mata pelajaran/wali kelas yang mengajar diawal dan
diakhir pembelajaran dan aktivitas kegiatan dikonfirmasikan
kepada pembina keagamaan dan guru BK .
8) Pelaksanaan Jenis Kegiatan pada Perayaan Hari Besar Islam
(a) Pelaksanaan Jenis Kegiatan pada Kegiatan Perayaan
Memperingati Isra Mi‟raj Nabi Muhammad S.A.W
Pelaksanaan kegiatan perayaan memperingati isra
mi‟raj nabi Muhammad S.A.W dilaksanakan di luar kelas
(halaman madrasah) dengan mendatangkan ustadz/ah dan
pengadaan acara perlombaan oleh pembina keagamaan yakni
perlombaaan yang berdasarkan keagamaan oleh setiap kelas,
dengan membentuk panitia dan juri perlombaan. sesuai
kemampuan, guru BK juga ikut andil sebagai juri pada kegiatan
dan melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan.
92
(b) Pelaksanaan Jenis Kegiatan pada Kegiatan Maulid Nabi
Muhammad S.A.W
Pelaksanaan kegiatan pada kegiatan perayaan
memperingati maulid nabi Muhammad S.A.W juga
dilaksanakan di luar kelas (halaman madrasah) dengan
mendatangkan ustadz/ah dan pengadaan acara perlombaan oleh
pembina keagamaan yakni perlombaaan yang bernuansakan
keagamaan oleh setiap kelas, dengan membentuk panitia dan
juri perlombaan. Sesuai kemampuan, guru BK juga ikut andil
sebagai juri pada kegiatan dan melakukan pengawasan
terhadap seluruh kegiatan.
9) Pelaksanaan Jenis Kegiatan Pesantren Ramadhan
Pelaksanaan pesantren Ramadhan dlaksanakan di kelas
umumnya dibimbing guru agama (pembina keagamaan) dan jika
ada materi kegiatan yang bersifat umum maka seluruh guru ikut
membimbing peserta didik pada kegiatan pesantren Ramadhan.
e. Pelaksanaan Penyiapan Administrasi
1) Pelaksanaan Penyiapan Administrasi pada Kegiatan Muhadarah
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK dan guru
agama (pembina keagamaan) pada tanggal 9-13 Oktober 2014
terungkap bahwa pelaksanaan penyiapan administrasi kegiatannya
yaitu berupa pembuatan jadwal dan skedul/draf pelaksanaan
93
muhadarah oleh wali kelas bersama dengan pembina keagamaan
dan guru BK.
2) Pelaksanaan Penyiapan Administrasi pada Kegiatan Pembiasaan
Hafiz Al Qur‟an Juz 30
Pelaksanaan pada kegiatan pembiasaan hafiz Al Qur‟an juz
30 yaitu penyiapan buku daftar hadir dan buku daftar hafalan ayat
peserta didik oleh wali kelas,yang diketahui oleh pembina
keagamaan dan guru BK.
3) Pelaksanaan Penyiapan Administrasi pada Kegiatan Kultum dan
Khotbah
Untuk administrasi pelaksanaan kegiatan yaitu penyiapan
buku daftar hadir dan buku daftar penampilan bakat kultum dan
khotbah peserta didik yang diketahui dan dicatat oleh pembina
keagamaan dan guru BK.
4) Pelaksanaan Penyiapan Administrasi pada Kegitan Melafalkan
Asmaul Husna
Untuk administrasi pelaksanaan kegiatan yaitu pembagian
kelompok oleh wali kelas, penyiapan daftar hadir dan buku daftar
kelompok peserta didik yang yang tampil melafalkan asmaul husna
yang diketahui oleh pembina keagamaan dan guru BK.
5) Pelaksanaan Penyiapan Administrasi pada Kegiatan Pembacaan
Ayat Suci Al Qur‟an Sebelum Kegiatan Pembelajaran Dimulai.
94
Untuk administrasi pelaksanaan kegiatan yaitu penyiapan
daftar hadir peserta didik dan buku daftar peserta didik yang
membaca Al Qur‟an dan sari tilawah oleh guru mata pelajaran/wali
kelas/pembina keagamaan yang diketahui oleh wali kelas,
pembina keagamaan dan guru BK.
6) Pelaksanaan Penyiapan Administrasi pada Kegiatan Berdoa
Sebelum dan Sesudah Belajar
Untuk pelaksanaan administrasi pada ditentukan oleh wali
kelas/guru mata pelajaran/pembina keagamaan yaitu penyiapan
daftar hadir dan buku daftar kegiatan pembacaan doa sesudah dan
sebelum belajar oleh peserta didik yang diketahui oleh pembina
keagamaan dan guru BK .
7) Pelaksanaan Administrasi pada Kegiatan Sholat Dzuhur Berjamaah
Untuk pelaksanaan administrasi kegiatan yaitu penyiapan
absen sholat dan penyiapan kartu sholat oleh wali kelas yang
dibantu oleh pembina keagamaan dan guru BK, untuk peserta didik
yang tidak sholat tanpa alasan yang kuat akan dicatat oleh guru BK
sebagai kasus dan hasil pembayaran denda akan dimasukkan ke
khas pembangunan mushalla.
95
8) Pelaksanaan Administrasi pada Kegiatan Perayaan Hari Besar
Islam
(a) Pelaksanaan Administrasi pada Kegiatan Perayaan
Memperingati Isra Mi‟raj Nabi Muhammad S.A.W
Untuk pelaksanaan administrasi pada kegiatan yaitu
penyiapan proposal kegiatan, membuat skedul kegiatan dan
blangko penilaian pada perlombaan oleh pembina keagamaan
yang dibantu guru BK.
(b) Pelaksanaan Administrasi pada Kegiatan Perayaaan
Memperingati Maulid Nabi Muhammad S.A.W
Pelaksanaan administrasi kegiatan yaitu penyiapan
proposal kegiatan, membuat skedul kegiatan dan blangko
penilaian pada perlombaan oleh pembina keagamaan yang
dibantu guru BK.
9) Pelaksanaan Administrasi pada Kegiatan Pesantren Ramadhan
Pelaksanaan administrasi pada kegiatan yaitu penyiapan
absen dan menempelkan jadwal kegiatan, penyiapan skedul
pelaksanaan kegiatan lomba oleh pembina keagamaan dan guru
BK.
f. Pelaksanaan Evaluasi
1) Pelaksanaan Evaluasi pada Kegiatan Muhadarah
Berdasarkan wawancara dengan guru BK dan guru agama
(pembina keagamaan) pada tanggal 11 Oktober 2014, terungkap
96
bahwa dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan muhadarah
yakni dengan melihat proses kegiatan peserta didik pada
pelaksanaan kegiatan. Kemudian sebagai evaluasi guru BK dan
pembina keagamaan memberi tugas kepada peserta didik untuk
membuat catatan tentang isi pelaksanaan kegiatan muhadarah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK dan pembina
keagamaan pada tanggal 11 Oktober 2014 bahwa kegiatan
muhadarah pada pelaksanaannya ditahun 2014 bisa dikatakan lebih
baik dari pada tahun sebelumnya karena para peserta didik tampak
serius dalam mengisi kegiatan meskipun ada sebagian peserta didik
(kelas yang tidak tampil seperti gelisah, meribut pada pelaksanaan
kegiatan berlansung. Kemudian untuk peserta didik yang tampil
pada kegitan guru BK dan pembina keagamaan akan melihat dan
menilai keberbakatan peserta didik. Peserta yang tampil yang
mempunyai bakat yang menonjol akan disalurkan sesuai bakatnya
misalnya ada peserta didik yang bagus dalam pidato maka bisa
sebagai perwakilan kelas dalam kaitannnya dengan pidato dsb.
2) Pelaksanaan Evaluasi Kegiatan Pembiasaan Hafiz Al Qur‟an Juz 30
Berdasarkan wawancara dengan guru BK dan pembina
keagamaan pada tanggal 11 Oktober 2014, terungkap bahwa dalam
melakukan evaluasi pada pelaksanaan kegiatan yakni dengan
melihat proses kegiatan peserta didik pada waktu peserta didik
membacakan hafalan ayat sampai selesai pambacaan ayat yakni
97
memperhatikan aturan bacaan ayat, irama sesuai kriteria aturan
bacaan ayat tetapi yang terutama adalah hafalan ayat tersebut.
kemudian hasil evaluasi tersebut di ketahui oleh guru BK dan
pembina keagamaan melalui konfirmasi dengan wali kelas.
3) Evaluasi pada Kegiatan melafalkan Asmaul Husna
Berdasarkan wawancara dengan guru BK dan guru
pembina keagamaan pada tanggal 11 Oktober 2014, terungkap
bahwa dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan pelafalan
asmaul husna yakni dengan melihat kegiatan peserta didik pada
waktu latihan yakni dilakukan oleh wali kelas, pembina keagamaan
dan guru BK, sampai pada pelaksanaan kegiatan yakni dibimbing
oleh wali kelas.
4) Pelaksanaan Evaluasi pada Kegiatan Kultum dan Khotbah
Sebagai evaluasi yakni melihat dari proses latihan peserta
didik dan penampilan di kelas yang diketahui oleh guru BK dan
penampilan peserta didik pada kegiatan lainnya.
5) Evaluasi Pada Kegiatan Berdoa Sebelum dan Sesudah Belajar
Evaluasi pada kegiatan yaitu melihat aktivitas peserta didik
pada kegiatan pembacaan doa oleh seluruh peserta didik yang
dipimpin oleh satu peserta didik yang mendapat giliran, yaitu
melihat keseriusan peserta didik dalam pembacaan doa khususnya
dalam memimpin doa.
98
6) Evaluasi pada Kegiatan Pembacaan Ayat Suci Al Qur‟an Sebelum
Pelajaran DiMulai
Yaitu melihat proses peseta didik dalam pembacaan Al
Qur‟an dan saritilawah dan penampilan peserta didik pada kegiatan
lainnnya seperti perlombaan dsb.
7) Evaluasi pada Kegiatan Sholat Dzuhur Berjamaah
Evaluasi pada kegiatan sholat dzuhur berjamaah yaitu
melihat proses yang dimulai dari pengisian absen sampai
pelaksanaan shalat dan menanyakan kepada peserta didik berapa
shalat yang dikerjakan satu hari dengan cara melalui absen kelas
dengan hitung jari oleh guru sambil mencek kehadiran.
8) Evaluasi pada Kegiatan Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam
(a) Perayaan Memperingati Isra Mi‟raj Nabi Muhammad S.A,W
Evaluasi pada kegiatan yakni melihat proses kesesuaian
antara rencana dengan pelaksanaan dan kualitas kegiatan.
(b) Evaluasi pada Kegiatan Perayaan Memperingati Maulid Nabi
Muhammad S.AW
Yakni melihat proses kesesuaian antara rencana dengan
pelaksanaan dan kualitas kegiatan.
9) Evaluasi pada Kegiatan Pesantren Ramadhan
Sebagai evaluasi yaitu melihat kehadiran peserta didik dan
keseriusan peserta didik dalam mengikuti kegiatan dan melihat
catatan juga penampilan peserta didik pada acara perlombaan.
99
3. Bentuk Kerjasama Guru BK dengan Guru Agama pada Pengawasan
dalam Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler Keagamaan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK dan guru pembina
keagamaan 9-13 Oktober 2014 terungkap bahwa dalam pengawasan
kegiatan ekstra kurikuler keagaman dilaksanakan oleh seluruh personil
madrasah terutama pembina keagamaan dengan bantuan guru BK, berikut
pengawasan pada pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan di
MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat dilihat dari:
a. Proses dan Bentuk/Jenis Kegiatan:
1) Pegawasan pada Proses Pelaksanaan Kegiatan Muhadarah
Pengawasan pada proses kegiatannya yaitu wali kelas,
pembina keagamaan, guru BK serta kepala madrasah bekerjasama
dalam mengamati atau memantau proses kegiatan peserta didik
dalam kegiatan muhadarah mulai dari awal sampai kegiatan selesai
dan seluruh personil madrasah turut ikut andil dalam mengontrol
keterlaksanaan kegiatan.
2) Pengawasan pada Proses Pelaksanaan Kegiatan Pembiasaan Hafiz
Al Qur‟an Juz 30
Pengawasan pada proses kegiatannya yaitu wali kelas
sejalan dengan membimbing peseta didik pada proses pembacaan
hafalan ayat berdasarkan kelompok yang telah dijadwalkan,
kemudian pembina keagamaan dan guru BK merekap data peserta
didik yang menampilkan hafalannya malalui wali kelas dan
mendokumentasikan data tersebut, jika pembina keagamaan dan
100
guru BK piket pada hari dan tepat pada jam pelaksanaan kegiatan
maka pembina keagamaan dan guru BK lansung mengawasi
dengan memantau peserta didik secara rolling pada proses
kegiatan.
3) Pengawasan pada Proses pelaksanaan kegiatan penampilan bakat
kultum dan khotbah
Pengawasan pada kegiatannya yaitu wali kelas/pembina
keagamaan (memantau peserta didik secara rolling jika piket pada
awal jam pagi) sebagai pembimbing penampilan peserta didik
dikelas dalam penampilan bakat kultum dan khotbah sesuai jadwal
kemudian data peserta didik yang tampil akan direkap oleh oleh
guru BK melalui konfirmasi dan saling koordinasi dengan wali
kelas, pembina keagamaan. Kemudian jika guru BK piket pada jam
pelaksanaan kegiatan maka maka pengawasan dilakukan secara
Rolling yakni memantau pelaksanaan kegiatan setiap kelas.
4) Pengawasan pada Proses Kegiatan Pelafalan Asmaul Husna
Pengawasan pada proses kegiatan oleh peserta didik yaitu
wali kelas melihat atau memantau penampilan peserta didik sesuai
kelompok kemudian dikonfirmasikan kepada guru BK dan
pembina keagamaan. Jika Pembina keagamaan dan guru BK piket
pada hari jadwal pelaksanaan kegiatan maka secara rolling dalam
mengawasi peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan.
101
5) Pengawasan pada Proses Kegiatan Pembacaan Ayat Suci Al
Qur‟an Sebelum Kegiatan Pembelajaran Dimulai.
Pengawasan pada proses kegitannya adalah guru mata
pelajaran/wali kelas/pembina keagamaan melihat peserta didik
berdasarkan giliran, kemudian pelaksanaan kegiatan
dikonfirmasikan dan saling koordinasi dengan pembina keagamaan
dan guru BK.
6) Pengawasan pada Proses Kegiatan Pembacaan Doa Sebelum dan
Sesudah Belajar
Pengawasan pada proses kegitan yaitu guru mata
pelajaran/wali kelas/pembina keagamaan memantau peserta didik
berdasarkan giliran dalam memimpin doa, kemudian kegiatan
peserta didik dikonfirmasikan dan saling koordinasi dengan
pembina keagamaan dan guru BK.
7) Pengawasan pada proses Pelaksanaan Kegiatan Sholat Dzuhur
Berjamaah
Pengawasan pada pelaksanaan kegiatan sholat dzuhur
berjamaah yaitu mulai dari pengumpulan peserta didik untuk
berangkat ke mesjid, dan pengisian absen peserta didik dan
melalui absen sholat peserta didik sampai kegiatan sholat di mulai
yakni dilaksanakan oleh wali kelas dengan bantuan pembina
keagamaan dan wali kelas, umumnya pengawasan dilakukan oleh
seluruh personil sekolah.
102
8) Pengawasan pada Proses Pelaksanaan Kegiatan Perayaan Hari
Besar Islam
a) Pengawasan pada proses pelaksanaan Kegiatan Perayaan Isra
Mi‟raj Nabi Muhammad S.A.W
Pengawasan pada proses pelaksanaan kegiatan yaitu
seluruh guru memperhatikan proses kegiatan terutama pembina
keagamaan dan guru BK melihat keterlaksanaan program
apakah sesuai dengan perencanaan serta pengawasan terhadap
peserta didik.
b) Pengawasan pada Kegiatan Perayaaan Memperingati Maulid
Nabi Muhammad S.A.W
Sebagai pengawasan pada pelaksanaan kegiatan yaitu
seluruh guru memperhatikan proses kegiatan terutama pembina
keagamaan dan guru BK seperti melihat keterlaksanaan program
apakah sesuai dengan perencanaan.
9) Pengawasan pada proses pelaksanaan Kegiatan Pesantren
Ramadhan
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK dan guru
pembina keagamaan pada tanggal 9-13 Oktober 2014 terungkap
bahwa pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan pesantren
Ramadhan hanya melihat proses pelaksanaan kegiatan dengan
melalui pengisian absen peserta didik oleh guru yang membina
kegiatan pesantren Ramadhan pada umumnya seluruh guru.
103
C. Rekapitulasi Hasil Penelitian
1. Kerjasama Guru BK dengan Guru Agama pada Perencanaan dalam
Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler Keagamaan
Tabel 5. Rekapitulasi Kerjasama Guru BK dengan Guru Agama pada
Perencanaan dalam Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler
Keagamaan
No Indikator Bentuk Kerjasama
1. Analisis
Kebutuhan
a. Menganalisis hasil pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan yang sudah terlaksana
b. Menganalisis program kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan yang telah terlaksana
c. Menganalisis kemampuan dan kebutuhan peserta
didik; hobi, minat dan bakat
d. Menganalisis keadaan sarana prasarana
pendukung
e. Menganalisis untuk penyesuaian kondisi waktu
pelaksanaan kegiatan
f. Menganalisis keadaan lingkungan peserta didik
g. Menganalisis ketersediaan guru pembimbing dan
pembina/pelatih
h. Menyesuaikan jenis kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan yang baru diprogramkan
i. Melaporkan hasil analisis kebutuhan kepada
waka siswa
2. Menetukan
Jenis dan
Tujuan
kegiatan
a. Menyesuaikan perencanaan jenis kegiatan
dengan hasil analisis kebutuhan
b. Menyesuaikan dengan keadaan sarana prasarana
pendukung terhadap rencana jenis kegiatan
c. Berpartisipasi (mengembangkan ide yang
berhubungabn dengan rencana jenis kegiatan) di
dalam pertemuan rapat tahunan majelis guru dan
rapat bersifat insidental
d. Menyesuaikan kegiatan dengan kalender nasional
e. Saling membantu atas tugas kontrak kinerja
kepala madrasah terkait dengan perencanaan jenis
kegiatan
3. Menentukan
sasaran
kegiatan
a. Secara umum seluruh peserta didik
b. Menyesuaikan data hasil analisis kebutuhan,
kemudian merencanakan jenis kegiatan
4. Penetapan
personil
a. Melakukan dan menghadiri rapat majelis guru
(terencana/insidental
b. Berdasarkan SK dari kepala madrasah
104
5. Sarana a. Menyesuaikan dengan kondisi sarana dan
prasarana yang ada
b. Menyesuaikan dengan jenis kegiatan dan
kemampuan peserta didik serta keadaan madrasah
6. Waktu dan
Tempat
a. Menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik
b. Menyesuaikan situasi dan kondisi/keadaan
madrasah (termasuk sarana prasarana dan
keadaan cuaca)
2. Kerjasama Guru BK dengan Guru Agama dalam Pelaksanaan
Kegiatan Ekstra Kurikuler Keagamaan
Tabel 6. Rekapitulasi Kerjasama Guru BK dengan Guru Agama dalam
Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler Keagamaan
No Indikator Bentuk Kerjasama
1. Pelaksanaan
Penyiapan
Peserta Didik
a. Membantu wali kelas/ personil lainnya
membimbing melatih peserta didik/peserta
kegiatan
b. Memantau proses latihan peserta didik
c. Memberikan pengumuman kepada seluruh
peserta didik tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
2.
3
.
Pelaksanaan
Penyiapan
perlengkapan
a. Mencatat mencek jika ada kerusakan pada
perlengkapan dan melaporkan kepada waka
humas dan sarana prasarana
b. Menyiapkan dengan menyesuaikan
perlengkapan untuk pendukung kegiatan
c. Menyiapkan bahan yang berkaitan dengan
kegiatan peserta didik.
d. Menyiapkan buku catatan berkaitan dengan
kegiatan peserta didik
4. Pelaksanaan
Jenis Kegiatan .
a. Memantau setiap jenis kegiatan peseta didik
b. Membuat catatan
c. Saling berkoordinasi
d. Memberikan intruksi tentang pelaksanaan
kegiatan
e. Membimbing peserta kegiatan sesuai jenis
kegiatan
105
5.
Pelaksanaan
Penyiapan
Administrasi
a. Membuat jadwal sesuai dengan jenis kegiatan
b. Membuat skedul kegiatan jika dibutuhkan
c. Penyiapan buku daftar hadir, dll
d. Mencatat hasil kegiatan dan saling koordinasi
e. Membuat proposal kegiatan jika dibutuhkan
f. Membuat pengumuman tertulis sesuai jenis
kegiatan.
6. . Pelaksanaan
Evaluasi
a. Melihat proses kegiatan peserta didik pada
pelaksanaan kegiatan/latihan
b. Membuat catatan tentang isi pelaksanaan
kegiatan
c. Melihat dan menilai keberbakatan peserta
didik
d. Saling koordinasi
e. Mengisi daftar hadir
f. Membawa peserta didik keruangan BK jika
ada membuata keributan saat pelaksanaan
kegiatan
g. Melihat proses kegiatan dan menyasuaikan
perencanaan dengan pelaksanaan
3. Kerjasama Guru BK dengan Guru Agama pada Pengawasan dalam
Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler Keagamaan
Tabel 7. Rekapitulasi Kerjasama Guru BK dengan Guru Agama pada
Pengawasan dalam Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler
Keagamaan
No Indikator Bentuk Kerjasama
1. Bentuk dan
Proses Kegiatan
a. Seluruh personil madrasah mengamati proses
kegiatan sesuai jenis kegiatan
b. Merekap data peserta didik yang berkaitan
dengan kegiatan
a. Mengamati secara lansung dan tidak lansung
b. Saling koordinasi
c. Melihat kesesuaian perencanaan dengan
pelaksanaan kegiatan
106
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat dilakukan
pembahasan sebagai berikut:
1. Kerjasama Guru BK dengan Guru Agama pada Perencanaan dalam
Pelakasanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler Keagamaan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil
bahwa kerjasama guru BK dan guru agama dalam pelaksanaan kegiatan
ekstra kurikuler keagamaan di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman
Barat cukup terlaksana yang mana dalam tahap perencanaan kegiatan guru
BK dan guru agama sebelum merencanakan melakukan aktivitas yang
terkait dengan sub variabel penelitian yang berdasarkan hasil wawancara
peneliti, yakni sebagai berikut:
a. Analisis Kebutuhan
Kerjasama guru BK dan guru agama dalam analisis kebutuhan
tergambar yaitu guru BK, pembina keagamaan serta wali kelas saling
berkoordinasi memperhatikan kondisi madrasah (situational analysis),
analisis program ekstra kurikuler yang telah terlaksana, analisis
kondisi keadaan sarana dan prasarana untuk berbagai kegiatan, analisis
kondisi waktu untuk pelaksanaan kegiatan, analisis keadaan
lingkungan peserta didik, analis kondisi guru pembimbing dan
pembina/pelatih ekstra kurikuler keagamaan dan analisis pencapaian
tujuan dari jenis ekstra kurikuler keagamaan sesuai dengan jenis
kegiatan, melakukan collect data berbentuk data pribadi peserta didik
(termasuk hobi dan minat bakat peserata didik yakni melalui pengisian
107
data pribadi dan pengisian angket balangko kegiatan ekstra kurikuler),
hasil belajar dan prestasi peserta didik. Data-data tersebut dihimpun
oleh guru BK melalui kerjasama dengan guru pembina keagamaan dan
wali kelas kemudian data-data tersebut dilaporkan kepada waka siswa.
b. Menentukan Jenis dan Tujuan Kegiatan,
Kerjasama guru BK dan guru agama dalam menentukan jenis
dan tujuan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan berdasarkan visi dan
misi MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat, menganalisis
keadaan madrasah seperti kondisi sarana dan prasarana yang bisa
dimanfaatkan untuk pendukung kegiatan ekstra kurikuler (ekstra
kurikuler keagamaan) atau analisis kebutuhan peserta didik serta
kesepakatan dalam rapat tahunan majelis guru serta rapat yang bersifat
insidental tentang kegiatan ekstra kurikuler keagamaan yang akan
direncanakan. Adapun ekstra kurikuler keagamaan yang direncanakan
dalam satu tahun di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat
tahun pelajaran 2014-2015 adalah: Kegiatan Muhadarah, Kegiatan
pembiasaan Hafiz Al Qur‟an Juz 30, Kegiatan Melafalkan Asmaul
Husna, Kegiatan penampilan bakat kultum dan Khotbah, Kegiatan
pembacaan ayat suci Al Qur‟an Sebelum Kegiatan Pembelajaran
Dimulai, kegiatan berdoa sebelum dan sesudah belajar, Kegiatan
Sholat Dzuhur Berjamaah, Kegiatan Perayaan Hari Besar Islam
(Kegiatan Perayaan Memperingati Isra Mi‟raj Nabi Muhammad
S.A.W dan Kegiatan Perayaaan Memperingati Maulid Nabi
108
Muhammad S.A.W dan Kegiatan Pesantren Ramadhan. Sebagai
deskriptif implementasi kerjasama guru BK dan guru agama sudah
penulis jelaskan pada poin deskripsi hasil penelitian.
c. Menentukan Sasaran
Kerjasama guru BK dan guru agama dalam menentukan
sasaran/peserta didik/sasaran kegiatan sesuai perencanaan pada setiap
jenis kegiatan telah direncanakan berdasarkan rapat guru dan data yang
telah dihimpun, baik itu dari guru BK, pembina keagamaan dan wali
kelas, serta pembina OSIS untuk semua jenis kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan. Jadi dalam menentukan sasaran disesuaikan dengan jenis
kegiatan ekstra kurikuler keagamaan yang direncanakan, sebagai
gambaran implementasi kerjasama guru BK dan guru agama pada
setiap jenis kegiatan sudah dijelaskan penulis pada poin deskripsi hasil
penelitian.
d. Penetapan Personil
Kerjasama guru BK dan guru agama dalam penetapan personil
sudah ditentukan dalam rapat majelis guru (terencana dan insidental)
yang terkait dengan jenis kegiatan ekstra kurikuler, seperti
perencanaan seluruh kegiatan ektra kurikuler keagamaan dikelola oleh
pembina keagamaan, waka siswa dan dibantu oleh guru BK, jadi dapat
diambil kesimpulan setiap perencanaan kegiatan keagamaan
dikendalikan oleh pembina keagamaan dikontrol oleh waka siswa.
Sebagai gambaran kerjasama guru BK dan guru agama dalam
109
penetapan personil pada perencanaan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan sesuai jenis kegiatan yang diadakan di MTsN Air Bangis
Kabupaten Pasaman Barat, sudah penulis jelaskan pada poin deskripsi
hasil penelitian.
e. Sarana
Kerjasama guru BK dan guru agama dalam penetapan sarana
sudah ditentukan dalam rapat yang berkenaan dengan jenis kegiatan
dan berdasarkan kebutuhan peserta didik dan kondisi madrasah yang
telah dianalisa oleh pembina keagamaan, guru BK dan personil
lainnya.
f. Waktu/Tempat
Kerjasama guru BK dan guru agama dalam penetapan waktu
dan tempat pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan
disesuaikan dengan kondisi kebutuhan peserta didik dan keadaan
madrasah. Sesuai dengan kegiatan ekstra kurikuler yang telah
ditetapkan, penetapan waktu/tempat sudah dijelaskan pada poin
deskripsi hasil penelitian.
2. Bentuk Kerjasama Guru BK dengan Guru Agama dalam
Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler Keagamaan
a. Pelaksanaan Penyiapan Peserta Didik
Adapun bentuk kerjasama guru BK dan guru agama dalam
penyiapan peserta didik dalam kegiatan ekstra kurikuler keagamaan
disesuaikan dengan jenis kegiatan ekstra kurikuler keagamaan yang
telah direncanakan seperti kerjasama dalam pelatihan peserta didik,
110
pengkomunikasian peserta didik sebagai peserta kegiatan atau pengisi
kegiatan.
b. Pelaksanaan Penyiapan Personil
Adapun bentuk kerjasama guru BK dan guru agama dalam
penyiapan personil pada pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan disesuaikan dengan jenis kegiatan ekstra kurikuler
kegamaan yang telah direncanakan, penyiapan personil pada kegiatan
ekstra kurikuler keagamaan sudah diatur berdasarkan rapat majelis
guru seperti pembentukan pembina di bidang keagamaan yang telah di
SK-kan kepala madrasah sebagai penanggung jawab dalam
merencanakan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan, pembentukan
panitia sesuai jenis kegiatan, penentuan peserta didik sebagai peserta
kegiatan setiap jenis kegiatan yang akan dilaksanakan. Sebagai catatan,
wali kelas merupakan personil yang berperan dalam membimbing
kelas binaannya dalam kegiatan ekstra kurikuler keagamaan. Guru BK
secara otomatis sebagai personil madrasah yang membantu baik itu
guru agama/pembina keagamaan dan wali kelas dalam pembinaan
peserta didik pada kegiatan ekstra kurikuler keagamaan.
c. Pelaksanaan Penyiapan Perlengkapan
Adapun bentuk kerjasama guru BK dan guru agama dalam
penyiapan perlengkapan pada pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan disesuaikan dengan jenis kegiatan ekstra kurikuler
kegamaan yang telah direncanakan dan penyiapan perlengkapan diatur
111
oleh guru piket sebelum kegiatan di mulai (sesuai jenis kegiatan) jika
pada hari kegiatan guru BK/guru agama terjadwal sebagai piket maka
guru BK/guru agama yang menyiapkan perlengkapan kegiatan,
kemudian guru BK akan mencatat atau mencek jika ada kerusakan
pada perlengkapan dan akan mengkonfirmasikan kepada waka bagian
humas dan sarana prasarana.
d. Pelaksanaan Jenis Kegiatan
Pelaksanaan setiap jenis kegiatan sudah ditetapkan berdasarkan
hasil rapat guru baik itu secara terencana ataupun insidental kemudian
kerjasama guru BK dan guru agama pada setiap jenis kegiatan terlihat
pada saat adanya saling konfirmasi dan koordinasi pada setiap
pelaksanaan kegiatan.
e. Pelaksanaan Penyiapan Administrasi
Adapun bentuk kerjasama guru BK dan guru agama dalam
penyiapan adminisrtrasi pada pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan disesuaikan dengan jenis kegiatan ekstra kurikuler
kegamaan yang telah direncanakan seperti kerjasama dalam
pembuatan skedul berbagai kegiatan keagamaan, pendokumentasian
berbagai data kegiatan.
f. Pelaksanaan Evaluasi
Adapun bentuk kerjasama guru BK dan guru agama dalam
pelaksanaan evaluasi pada pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan disesuaikan dengan jenis kegiatan ekstra kurikuler
112
kegamaan yang telah direncanakan secara umum bentuk kerjasamanya
yaitu melakukan evaluasi dengan memantau seluruh kegiatan baik
secara internal maupun eksternal.
3. Bentuk Kerjasama Guru BK dengan Guru Agama pada Pengawasan
dalam Pelaksnaan Kegiatan Ekstra Kurikuler Keagamaan.
Pengawasan kegiatan ekstra kurikuler keagaman dilaksanakan oleh
seluruh personil sekolah termasuk kepala madrasah, namun dalam
pengawasan ekstra kurikuler di MTsN Air Bangis Kabupaten pasaman
Barat hanya melihat atau memantau dari proses kegiatan yang
dilaksanakan peserta didik.
Adapun bentuk kerjasama guru BK dan guru agama dalam
pelaksanaan pengawasan yaitu pada proses pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan disesuaikan dengan jenis kegiatan ekstra kurikuler
kegamaan yang telah direncanakan. Secara umum bentuk kerjasamanya
yaitu pengawasan secara lansung dan ada yang secara tidak lansung.
seperti pengawasan pada proses kegiatan muhadarah, proses kegiatan
sholat dzuhur berjamaah dan proses kegiatan perayaan memperingati hari
besar Islam dan proses kegiatan pesantren Ramadhan Pengawasannya
secara lansung oleh guru BK dan guru agama kemudian pengawasan
secara tidak lansung seperti proses kegiatan pembiasaan hafiz Al Qur‟an
juz 30, proses kegiatan melafalkan asmaul husna, kegiatan penampilan
kultum dan khotbah, proses kegiatan berdoa sebelum dan sesudah belajar,
proses kegiatan pembacaan Al Qur‟an sebelum pembelajaran dimulai dan
namun kepala madrasah MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat
113
melakukan pengawasan secara umum sering mengawasi kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan secara lansung.
Sesuai hasil penelitian yang mengacu pada fokus penelitian maka
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan merupakan bagian dari unsur
manajemenisasi dan Administrasi. Menurut Nawawi (1983:3) bahwa
pengendalian kerjasama itu berkenaan dengan berbagai kegiatan seperti:
perencanaan, pengorganisasian, pemberian bimbingan/pengarahan, koordinasi,
kontrol/evaluasi dan perwujudan komunikasi yang terarah secara maksimal
pada pencapaian tujuan bersama.
a. Perencanaan
Perencanaan pada dasarnya berarti persiapan menyusun suatu
keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau
pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu.
b. Organisasi
Organisasi adalah sistem kerjasama sekelompok orang untuk
mencapai tujuan bersama. Langakah pertama dalam pengorganisasian
diwujudkan melalui perencanaan dengan menetapkan bidang-bidang/
fungsi-fungsi yang termasuk ruang lingkup kegiatan akan diselenggarakan
oleh suatu kelompok kerjasama tertentu.
c. Bimbingan/pengarahan
Bimbingan (direction) berarti memelihara, menjaga dan
memajukan organisasi melalui setiap personal, baik secara struktural
maupun fungsional.
114
d. Koordinasi
Koordinasi adalah kegiatan mengatur dan membawa personal,
metode, bahan, buah fikiran, saran-saran, cita,cita, dan alat-alat dalam
hubungan kerja yang harmonis, saling isi mengisi, dan saling menunjang
sehingga pekerjaan berlansung efektif dan seluruhnya terarah pada
pencapaian tujuan yang sama.
e. Kontrol dan Evaluasi
Dalam administrasi kontrol atau pengawasan berarti kegiatan
engukur tingkat efisiensi penggunaan metode dan alat tertentu dalam usaha
mencapai tujuan. Untuk itu diperlukan kegiatan pengamatan, baik lansung
maupun tidak lansung terhadap berbagai aspek atau kegiatan administratif
manajemen, akan tetapi juga mengenai kegiatan profesional yang harus
diselenggarakan sebagai beban kerja setiap personal/unit kerja yang ada.
f. Komunikasi dalam administrasi berarti penyampaian informasi, idea
(gagasan), pendapat dan saran-saran guna melancarkan kerjasama
sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
Maka bentuk kerjasama guru BK dan guru agama dalam
pelaksanaan ekstra kurikuler keagamaan merujuk pada pengendalian
kerjasama, secara sistem sederhana yakni kerjasama dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan/control.
Menurut Rukhyat dan solihin (2004:26)
Keberhasilan pengelolaan pelaksanaan suatu kegiatan sangat
ditentukan oleh kemampuan manajerial unsur pimpinan. Demikian
pula halnya pengelolaan pelaksanaan ekstra kurikuler bergantung
pada kemampuan kepala sekolah/madrasah dan bagaimana
sekolah/madrasah mengelola program ekstra kurikuler tersebut.
115
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang kerjasama guru BK dengan guru
agama dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan di MTsN Air
Bangis Kabupaten Pasaman Barat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Bentuk kerjasama guru BK dengan guru agama pada perencanaan dalam
pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan bisa dikatakan ada,
karena berdasarkan pada analisis kebutuhan, menentukan jenis dan tujuan
kegiatan, sasaran, waktu dan tempat, guru BK dengan guru agama saling
berkoordinasi, saling membantu serta saling membutuhkan dengan
personil madrasah lainnya, jadi dapat dikatakan tanpa kerjasama guru BK
dengan guru agama dan personil lainnya setiap jenis kegiatan tidak akan
terencana dengan baik.
2. Kerjasama guru BK dengan guru agama pada pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan yang dilihat dari pelaksanaan penyiapan peserta
didik/penyiapan peserta kegiatan, penyiapan personil, penyiapan
perlengkapan/peralatan, jenis kegiatan, penyiapan administrasi dan
evaluasi pada setiap jenis kegiatan, guru BK dengan guru agama sudah
menunjukkan adanya kerjasama dan menjalankan peran serta fungsinya
masing-masing kemudian dengan personil madrasah lainnya pun juga
saling kerjasama dan saling membantu, jadi tanpa adanya kerjasama antara
guru BK dengan guru agama serta bantuan personil madrasah lainnya
115
116
pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan tidak akan berjalan
tuntas dan hanya akan menjadi tontonan belaka.
3. Bentuk kerjasama guru BK dengan guru agama pada pengawasan dalam
pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan disetiap proses dan
benuk/jenis kegiatan, guru BK dengan guru agama sudah menunjukkan
kerjasama yakni dengan melakukan pemantauan atau melihat baik secara
lansung maupun secara tidak lansung saat proses pelaksanaan setiap
aktivitas peserta didik dan pada pengawasan juga terdapat kerjasama
dengan personil madrasah lainnya.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka diajukan
beberapa saran kepada berbagai pihak yang terkait, sebagai berikut:
1. Kepala Madrasah
Agar selalu mendukung dan berupaya dalam peningkatan program
dan kualitas manajemenisasi kerjasama untuk seluruh personil madrasah
dan penyediaan sarana prasarana pendukung kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan yang dibutuhkan oleh guru dan peserta didik demi penguatan
ciri khas MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat.
2. Guru BK dan Guru Agama/Pembina Keagamaan
Sebelumya disarankan agar seluruh personil madrasah agar lebih
meningkatkan kerjasama dan saling koordinasi, terkhusus untuk
peningkatan kualitas pelaksanaan kegiatan yang diawali manajemen ekstra
kurikuler yang bagus, menyimpan secara detail dokumen-dokumen yang
117
berhubungan dengan manajemen ekstra kurikuler (perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan) terkhusus kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan yang telah dilaksanakan agar seluruh kegiatan mudah dirivew
sebagai pedoman program kegiatan berikutnya yang akan direncanakan
kembali.
3. Wali Kelas
Agar memberikan motivasi kepada peserta didik binaan agar selalu
bersemangat untuk mengikuti kegiatan ekstra kurikuler khususnya
kegiatan eksra kurikuler keagamaan dan selalu memberikan informasi up
tude yang tentang potensi minat, bakat dan hobi peserta didik kepada guru
BK maupun guru agama (pembina keagamaan).
4. Orangtua,
Diharapkan agar memberikan motivasi yang positif kepada
anaknya terkait dengan kegiatan keagamaan karena kegiatan yang
berhubungan dengan keagamaan (ekstra kurikuler keagamaan) merupakan
alternatif dalam pembentukan kepribadian Islami dan merupakan upaya
preventif terhadap anak dari sikap negatif.
5. Bagi Peneliti Selanjunya
Diharapkan untuk dapat meneliti tentang pelaksanaan kegiatan
ekstra kurikuler keagamaan dengan melihat variabel lainnya.
118
KEPUSTAKAAN
Arikunto, Suharsimi. (2005). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN). (2006). Panduan
Pengembangan Diri Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: Rineka Cipta.
Alita, Revi. (2010). “Kerjasama Guru Pembimbing Dengan Guru Dalam
Mengatasi Perilaku Merokok Siswa di SMP N 32 Padang. Skripsi. IAIN
Imam Bonjol Padang.
Bellinda Pebrillian, 2014. Guru Bimbingan dan Konseling,
(http://bellindapebrillianmediabki.wordpress.com/konseling2/individual/be
rbicara/, diakses 1 Agustus 2014)
Dwi Yani, Siska. (2009). “Kerjasama Guru Mata Pelajaran dengan Guru
Pembimbing dalam Pelaksanaan Pelayanan BK di SMP Negeri 31
Padang.” Skripsi. STKIP PGRI SUMBAR
Dwi Narwoko. J, dan Bagong Suyanto, (2011). Sosiologi Suatu Teks Pengantar
dan Terapan. Jakarta: Prenada Media Group
Depdiknas. (2003). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas
Mulyana, Deddy. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif Pradikma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Fitria Sari, Yulia. (2009) “Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler Dalam
Meningkatkan Keberhasilan Pendidikan Agama Islam di MAN Malang”.
Skripsi.UIN Malang
Hadiyanto. (2000). Manajemen Peserta Didik. Padang: FIP UNP
Narmoatmojo, Winarno. 2009. Ekstra kurikuler di sekolah; dasar kebijakan dan
aktualisasinya, (http://winarno.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/10/makalah-
Eskuldisekolah.)pdf diakses 13 september 2013
Nata, Abuddin. (2003). Manajemen Pendidikan. Jakarta: Pernada Media
Mulyana, Deddy. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif Pradikma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
119
Muhaimin, H. (2010). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di
Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Moleong. (2008). Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Hidayat, Rahmat dan Herdi. (2013). Bimbingan Konseling Kesehatan Mental.
Bandung: Rosda Karya
Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Gaung
Persada Press.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan Pendidikan Agama Pada Sekolah,,
http://pendis.kemenag.go.id/file/dokumen/KMA162010.pdf.) diakses 14
Januari 2014
Prayitno. (2001). Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: Rineka cipta
Rukhiyat, Adang dan Solihin. (2004). Manajemen Pembinaan Ekstra Kurikuler.
Jakarta: Rineka Cipta
Sagala, Syaiful (2011). Kemampuan Professional Guru dan Tenaga
Kependidikan. Bandung: Alfabeta
Sasmito, Teguh. 2010. Penyusunan Program Pengembangan Diri Ekstra kurikuler
di SMA, (http://Teguhsasmitodp1.files.Wordpres.Com/2010/06/14-juknis-
Pd Ekstra kurikuler Isi-revisi01042010pdf diakses 13 September2013
Soekanto, Soejono. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Bandung:
Alfabeta
Sukardi, Dewa Ketut. (1987). Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah, Jakarta:
Ghalia Indonesia
Syukur, Fatah. (2011). Manajemen Pendidikan Berbasis pada Madrasah.
Semarang: Pustaka Risky Putra
Nawawi Hadari (1983). Administrasi Pendidikan. Jakarta: CV Haji Masagun
Suryosubroto (1997). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Walgito, Bimo. (2004). Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir). Yogyakarta:
C.V. Andi ffset
120
Yusuf, A. Muri. (2005). Metodologi Penelitian. Padang : UNP Press
Zusmelia. et al. (2013). Pedoman Penulisan Skripsi. Padang: STKIP PGRI
SUMBAR
(2000). Al Qur‟an Terjemahan. Bandung: CV Diponegoro
121
PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahim, sholawat dan salam semoga disampaikan
Allah SWT kepada junjungan alam yakni Nabi Muhammad Saw. sebelumnya
peneliti mendo‟akan semoga bapak/Ibu dan dalam keadaan sehat wal‟afiat dan
diberikan kelancaran dalam menjalankan aktivitas sehari-hari Amin Ya Rabbal‟
alamin. Wawancara ini bukanlah suatu tes atau ujian, jawaban yang Bapak, Ibu
dan berikan tidak akan dinilai benar atau salahnya. Jawaban yang Bapak/Ibu
berikan tidak akan berpengaruh terhadap aktivitas yang sedang dijalankan, untuk
itu harapan peneliti kepada Bapak/Ibu dapat memberikan jawaban yang sesuai
dengan kondisi dan kenyataan yang ada.
Padang, Oktober 2014
Hanamul Hudia
122
KISI-KISI WAWANCARA
KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DENGAN
GURU AGAMA DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRA
KURIKULER KEAGAMAAN DI MTsN AIR BANGIS KABUPATEN
PASAMAN BAssRAT
Variabel Sub Variabel Indikator No. Pertanyaan Total
KKerjasama
Guru BK dan
Guru Agama
dalam
pelaksanaan
kegiatan Ekstra
kurikuler
keagamaan
A. Perencanaan 1. Analisis Kebutuhan
2. Menentukan Jenis
dan Tujuan Kegiatan
3. Menentukan Sasaran
4. Penetapan Personil
5. Sarana
6. Waktu /Tempat
1, 2
3
4
5, 6
7
8
2
1
1
2
1
1
B. Pelaksanaan 1. Pelaksanaan
Penyiapan Peserta
Didik/Peserta
Kegiatan
2. Pelaksanaan
Penyiapan Personil
3. Pelaksanaan
Penyiapan
Perlengkapan/Peralata
n
4. Pelaksanaan Jenis
Kegiatan
5. Pelaksanaan
Penyiapan
Administrasi
6. Pelaksanaan Evaluasi
9
10
11
12
13
14
1
1
1
1
1
1
C. Pengawasan
1. Bentuk dan Proses
Kegiatan
15
1
Jumlah 15
Lampiran 1.
123
REKAPITULASI HASIL JUDGE INSTRUMEN PENELITIAN
KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DENGAN
GURU AGAMA DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRA
KURIKULER KEAGAMAAN DI MTsN AIR BANGIS
KABUPATEN PASAMAN BARAT
No. Pertanyaan Penimbang Keterangan
Rahma Wira
Nita, M. Pd.
Kons
1. √ Terima
2. √ Terima
3. √ Terima
4. √ Terima
5. √ Terima
6. √ Terima
7. √ Terima
8. √ Terima
9. √ Terima
10. √ Terima
11. √ Terima
12. √ Terima
13. √ Terima
14. √ Terima
15. √ Terima
Jadi, jumlah pertanyaan wawancara yang ditolak setelah dijudge tidak ada,
semua pertanyaan diterima/ layak untuk dipakai saat melakukan penelitian. Jadi
jumlah pertanyaan semuanya sebanyak 15 pertanyaan.
Lampiran 2.
124
PEDOMAN WAWANCARA
UNTUK GURU AGAMA (PEMBINA KEAGAMAAN)
Nama Inisial :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Pewawancara :
No Pertanyaan
Deskripsi jawaban
A. Perencanaan
1.
2.
Seperti apa kerjasama bapak/Ibu dengan
guru BK dalam menganalisis kebutuhan
sebagai masukan untuk perencanaan
kegiatan ekstra kurikuler keagamaan setiap
jenis kegiatan di MTsN Air Bangis ?
Bagaimana kerjasama bapak/Ibu dengan
guru BK dalam pengumpulan data yang
digunakan untuk melihat potensi peserta
didik sebagai sasaran dan peserta kegiatan
pada jenis kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan ?
3. Bagaimana kerjasama bapak/Ibu dengan
guru BK dalam menentukan jenis dan
tujuan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan yang direncanakan di MTsN
Air Bangis ?
4. Bagaimana kerjasama bapak/ibu dengan
guru BK dalam penentuan peserta didik
sebagai sasaran kegiatan dalam
perencanaan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan pada setiap jenis kegiatan?
5.
6.
Bagaimana kerjasama bapak/Ibu dengan
guru BK dalam penetapan personil pada
perencanaan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan pada setiap jenis kegiatan?
Bagaimana kerjasama bapak/Ibu dengan
125
guru BK dengan organisai sekolah dalam
penyusunan perencanaan program kegiatan
ekstra kurikuler keagamaan pada setiap
jenis kegiatan?
7. Bagaimana kerjasama bapak/Ibu dengan
guru BK dalam menentukan anggaran
biaya yang dibutuhkan dalam perencanaan
pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan sesuai jenis kegiatan?
8.
Bagaimana kerjasama bapak/Ibu dengan
guru BK dalam menentukan waktu dan
tempat kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan sesuai jenis kegiatan?
B. Pelaksanaan
9. Seperti apa kerjasama bapak/Ibu dengan
guru BK dalam pelaksanaan penyiapan
peserta didik pada pelaksanaan kegiatan
ekstra kurikuler keagamaan pada setiap
jenis kegiatan?
10.
Seperti apa kerjasama bapak/Ibu dengan
guru BK dalam pelaksanaan
mempersiapkan personil terkait dengan
pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan pada setiap jenis kegiatan?
11. Seperti apa kerjasama bapak/Ibu dengan
guru BK dalam pelaksanaan
mempersiapkan perlengkapan/peralatan
yang dibutuhkan untuk keperluan
pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan pada setiap jenis kegiatan?
12. Seperti apa kerjasama bapak dengan guru
BK dalam pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan pada jenis kegiatan
yang telah ditentukan?
13. .
Seperti apa kerjasama bapak dengan guru
BK dalam pelaksanaan mempersiapkan
administrasi terkait dengan pelaksanaan
kegiatan ekstra kurikuler keagamaan pada
126
setiap jenis kegiatan?
14.
Bagaimana kerjasama bapak/Ibu dengan
guru BK dalam pelaksanaan evaluasi
terkait dengan pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan pada setiap jenis
kegiatan?
C. .
Pengawasan
15. .
Seperti apa kerjasama bapak/Ibu dengan
guru BK melakukan pengawasan setiap
bentuk/jenis dan proses kegiatan pada
pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan ?
Pewawancara
Hanamul Hudia
127
PEDOMAN WAWANCARA
UNTUK GURU BK
Nama Inisial : AF dan FA
Hari/Tanggal : 11Oktober 2014
Waktu : 10.00
Tempat : MTsN Air Bangis (ruangan tamu majelis guru)
Pewawancara : Hanamul Hudia
No Pertanyaan
Deskripsi jawaban
A. Perencanaan
1.
2.
Seperti apa kerjasama bapak/Ibu dengan
guru BK dalam menganalisis kebutuhan
sebagai masukan untuk perencanaan
kegiatan ekstra kurikuler keagamaan setiap
jenis kegiatan di MTsN Air Bangis?
Bagaimana kerjasama bapak/Ibu dengan
guru BK dalam pengumpulan data yang
digunakan untuk melihat potensi peserta
didik sebagai sasaran dan peserta kegiatan
pada jenis kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan?
3. Bagaimana kerjasama bapak/Ibu dengan
guru BK dalam menentukan jenis dan
tujuan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan yang direncanakan di MTsN
Air Bangis?
4. Bagaimana kerjasama bapak/ibu dengan
guru BK dalam penentuan peserta didik
sebagai sasaran kegiatan dalam
perencanaan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan pada setiap jenis kegiatan?
5.
Bagaimana kerjasama bapak/Ibu dengan
guru BK dalam penetapan personil pada
perencanaan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan pada setiap jenis kegiatan?
128
6.
Bagaimana kerjasama bapak/Ibu dengan
guru BK dengan seluruh organisasi
sekolah dalam penyusunan perencanaan
program kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan pada setiap jenis kegiatan?
7. Bagaimana kerjasama bapak/Ibu dengan
guru BK dalam menentukan anggaran
biaya yang dibutuhkan dalam perencanaan
pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan sesuai jenis kegiatan?
8.
Bagaimana kerjasama bapak/Ibu dengan
guru BK dalam menentukan waktu dan
tempat kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan sesuai jenis kegiatan ?
B. Pelaksanaan
9. Seperti apa kerjasama bapak/Ibu dengan
guru BK dalam pelaksanaan penyiapan
peserta didik pada pelaksanaan kegiatan
ekstra kurikuler keagamaan pada setiap
jenis kegiatan?
10. Seperti apa kerjasama bapak/Ibu dengan
guru BK dalam pelaksanaan
mempersiapkan personil terkait dengan
pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan pada setiap jenis kegiatan?
11. .
Seperti apa kerjasama bapak/Ibu dengan
guru BK dalam pelaksanaan
mempersiapkan perlengkapan/peralatan
yang dibutuhkan untuk keperluan
pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan pada setiap jenis kegiatan?
12. Seperti apa kerjasama bapak dengan guru
BK dalam pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan pada jenis kegiatan
yang telah ditentukan?
13. Seperti apa kerjasama bapak dengan guru
BK dalam pelaksanaan mempersiapkan
administrasi terkait dengan pelaksanaan
kegiatan ekstra kurikuler keagamaan pada
129
setiap jenis kegiatan?
14.
Bagaimana kerjasama bapak/Ibu dengan
guru BK dalam pelaksanaan evaluasi
terkait dengan pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan pada setiap jenis
kegiatan?
C. M
Pengawasan
15.
Seperti apa kerjasama bapak/Ibu dengan
guru BK melakukan pengawasan setiap
bentuk/jenis dan proses kegiatan pada
pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan ?
Pewawancara
Hanamul Hudia
130
WAWANCARA
UNTUK KEPALA MADRASAH
Nama Inisial :
Hari/Tanggal :
Tempat :
Pewawancara :
1. Seperti apa kerjasama guru BK dengan guru agama dalam menganalisis
kebutuhan peserta didik terkait dengan perencanaan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan di MTsN Air Bangis ?
2. Seperti apa kerjasama guru BK dengan guru agama dalam menentukan jenis
dan tujuan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan ?
3. Seperti apa kerjasama guru BK dan guru agama dalam penentuan sasaran
kegiatan dalam perencanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan pada setiap
jenis kegiatan ?
4. Seperti apa kerjasama guru BK dan guru agama dalam penentuan personil
dalam perencanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan pada setiap jenis
kegiatan ?
5. Seperti apa kerjasama guru BK dan guru agama dalam penentuan sarana
dalam kegiatan ekstra kurikuler keagamaan pada setiap jenis kegiatan ?
6. Seperti apa kerjasama guru BK dan guru agama dalam penentuan waktu dan
tempat kegiatan ekstra kurikuler keagamaan pada setiap jenis kegiatan ?
7. Seperti kerjasama guru BK dan guru agama dalam pelaksanaan penyiapan
peserta didik sebagai peserta kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan pada setiap jenis kegiatan?
131
8. Seperti kerjasama guru BK dan guru agama dalam pelaksanaan kegiatan
ekstra kurikuler keagamaan setiap jenis kegiatan?
9. Seperti apa kerjasama guru BK dan guru agama dalam mempersiapkan
personil terkait dengan pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan pada
setiap jenis kegiatan?
10. Seperti apa kerjasama guru BK dan guru agama dalam mempersiapkan
perlengkapan/peralatan yang dibutuhkan untuk keperluan pelaksanaan
kegiatan ekstra kurikuler keagamaan pada setiap jenis kegiatan?
11. Seperti apa kerjasama guru BK dan guru agama dalam mempersiapkan
administrasi terkait dengan pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan
pada setiap jenis kegiatan?
12. Bagaimana kerjasama guru BK dan guru agama dalam mengevaluasi terkait
dengan pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan pada setiap jenis
kegiatan?
13. Seperti apa kerjasama bapak dengan guru BK dan guru agama dalam
pengawasan proses pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan pada
setiap bentuk/ jenis kegiatan?
Pewawancara
Hanamul Hudia
132
HASIL WAWANCARA
DENGAN GURU AGAMA (PEMBINA KEAGAMAAN)
Nama Inisial : N, RW,AQ,Ydan AW
Hari/Tanggal : Kamis, jum‟at /9 dan 10 Oktober 2014
Waktu : 08.00, 10.00,13.10, 10.00,20.00 -selesai
Tempat : MTsN Air Bangis ( ruangan tamu majelis guru) dan
rumah informan
Pewawancara : Hanamul Hudia
No Pertanyaan
Deskripsi jawaban
A. Perencanaan
1.
2.
Seperti apa kerjasama
bapak/Ibu dengan guru BK
dalam menganalisis
kebutuhan sebagai masukan
untuk perencanaan kegiatan
ekstra kurikuler keagamaan
setiap jenis kegiatan di MTsN
Air Bangis ?
Bagaimana kerjasama
bapak/Ibu dengan guru BK
dalam pengumpulan data
yang digunakan untuk
melihat potensi peserta didik
sebagai sasaran dan peserta
kegiatan pada jenis kegiatan
ekstra kurikuler keagamaan?
Kerjasama dalam melaksanakan
situational analysis (analisis keadaan)
atau analisi butuhan seperti; analisis
program ekstra kurikuler keagamaan
yang terlaksana dan yang akan
diprogramkan, analisis keadaan sarana
prasarana pendukung, analisis
ketersediaan guru
pendidik/pembina/pelatih, analisis
kondisi waktu, analisis kondisi
lingkungan peserta didik, setelah
dianalisis kemudian disampaikan kepada
waka siswa
Kerjasama dalam collect date; data
output atau masukan peserta didik
seperti data pribadi peserta didik; hobi,
minat dan bakat peserta didik, melihat
hasil belajar, prestasi peserta didik
(akademik dan non akademik) kemudian
dengan menggunakan angket sebagai
pilihan setiap jenis kegiatan terkhusus
sdibidang ekstra kurikuler keagamaan
yang ada di madrasah
Lampiran 3.
133
3. Bagaimana kerjasama
bapak/Ibu dengan guru BK
dalam menentukan jenis dan
tujuan kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan yang
direncanakan di MTsN Air
Bangis ?
Berdasarkan visi dan misi madrasah,
berdasarkan kondisi satuan pendidikan
yakni madrasah; kerjasama dalam
mempelajari hasil analisis standar sarana
dan prasarana madrasah yang telah
dihasilkan, menganalisis kesiapan sarana
dan prasarana yang ada untuk
pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan, merumuskan jenis kegiatan
ekstra kurikuler keagamaan yang bisa
dilaksanakan berdasarkan analisis\
kebutuhan bakat dan minat peserta didik;
hasil instrumen penjaringan kebutuhan,
bakat dan minat peserta didik, melalui
pendistribusian instrumen penjaringan
kebutuhan, bakat dan minat kepada
peserta didik dengan mengumpulkan dan
menganalisis instrumen penjaringan
kebutuhan, bakat dan minat peserta didik,
pengelompokkan dan menentukan jenis
kegiatan ekstra kurikuler kemudian
berdasarkan rapat majelis guru, juga
berdasarkan kontrak kerja kepala
madrasah
4. Bagaimana kerjasama
bapak/ibu dengan guru BK
dalam penentuan peserta
didik sebagai sasaran
kegiatan dalam perencanaan
kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan pada setiap jenis
kegiatan?
Secara umum sasaran kegiatan seluruh
peserta didik dan sebagai peserta
kegiatan disesuaikan dengan jenis
kegiatan, berdasarkan hasil kerjasama
dalam analisis conditional (analisis
keadaan) atau analisis kebutuhan yang
melalui collect data, berdasarkan kontrak
kerja kepala madrasah, berdasarkan data
yang telah terhimpun akan disesuaikan
dengan jenis kegiatan yang telah
ditetapkan
5.
6.
Bagaimana kerjasama
bapak/Ibu dengan guru BK
dalam penetapan personil
pada perencanaan kegiatan
ekstra kurikuler keagamaan
pada setiap jenis kegiatan?
Bagaimana kerjasama
bapak/Ibu dengan guru BK
dengan organisasi
Dalam bentuk rapat majelis guru,
berkoordinasi dengan waka siswa dan
wali kelas tentang perencanaan kegiatan
Mengadakan rapat majelis guru
berdasarkan analysis conditional, dan
analisis kebutuhan, hasilnya dilaporkan
kepada waka siswa.
134
sekolah/madrasah dalam
penyusunan perencanaan
program kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan pada
setiap jenis kegiatan?
7. Bagaimana kerjasama
bapak/Ibu dengan guru BK
dalam menentukan anggaran
biaya yang dibutuhkan dalam
perencanaan pelaksanaan
kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan sesuai jenis
kegiatan?
Berdasarkan hasil rapat majelis guru
tentang kegiatan yang didasari analysis
conditional dan analisis kebutuhan dan
disesuaikan dengan jenis kegiatan
kemudian anggaran dana yang diperlukan
dilaporkan kepada waka siswa dan
kepada kepala madrasah
8.
Bagaimana kerjasama
bapak/Ibu dengan guru BK
dalam menentukan waktu dan
tempat kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan sesuai
jenis kegiatan ?
Kerjasama melalui rapat guru,
menganalisis kondisi madrasah dan
analisis kebutuhan
B. Pelaksanaan
9. Seperti apa kerjasama
bapak/Ibu dengan guru BK
dalam pelaksanaan
penyiapan peserta didik pada
pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan pada
setiap jenis kegiatan?
Mengkomunikasikan kegiatan yang akan
dilaksanakan, melatih, menyiapkan
sarana prasarana untuk setiap jenis
kegiatan
10.
Seperti apa kerjasama
bapak/Ibu dengan guru BK
dalam pelaksanaan
mempersiapkan personil
terkait dengan pelaksanaan
kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan pada setiap jenis
kegiatan?
Rapat majelis guru, pembentukan panitia
setiap jenis kegiatan, penyiapan nara
sumber jika ada
11. Seperti apa kerjasama
bapak/Ibu dengan guru BK
dalam pelaksanaan
mempersiapkan
perlengkapan/peralatan yang
Kerjasama dalam piket harian, kerjasama
seluruh guru berdasarkan hasil rapat guru
yang berhubungan dengan sarana
prasarana yang dibutuhkan, disesuaikan
dengan jenis kegiatan
135
dibutuhkan untuk keperluan
pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan pada
setiap jenis kegiatan?
12. Seperti apa kerjasama bapak
dengan guru BK dalam
pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan pada
jenis kegiatan yang telah
ditentukan?
Menyiapkan peserta didik,
mengevaluasidan mengontrol atau
mengawasi, membuat dan menyimpan
data kegiatan/data kegiatan peserta didik
13. .
Seperti apa kerjasama bapak
dengan guru BK dalam
pelaksanaan mempersiapkan
administrasi terkait dengan
pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan pada
setiap jenis kegiatan?
Membuat skedul atau draf kegiatan,
penilaian kegiatan/penilaian terhadap
peseta didik secara internal dan
eksternal, menyimpan data
kegitan/kegiatan peserta didik
14.
Bagaimana kerjasama
bapak/Ibu dengan guru BK
dalam pelaksanaan evaluasi
terkait dengan pelaksanaan
kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan pada setiap jenis
kegiatan?
Melihat proses kegiatan, berdasarkan
absen peserta didik/peserta kegiatan,
kesesuaian, kualitas dan kuantitas yang
merujuk kepada hasil kegiatan sesuai
jenis kegiatan baik secara internal
maupun eksternal
C. .
.
Pengawasan
15. .
Seperti apa kerjasama
bapak/Ibu dengan guru BK
melakukan pengawasan
setiap bentuk/jenis dan proses
kegiatan pada pelaksanaan
kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan ?
Mengawasi dengan melihat atau
memantau proses kegiatan sesuai dengan
jenis/ bentuk kegiatan. Jika tidak sempat
melihat secara lansung saling konfirmasi
dan koordinasi
Pewawancara
Hanamul Hudia
136
WAWANCARA DENGAN GURU BK
Nama Inisial : AFdan FA
Hari/Tanggal : 11Oktober 2014
Waktu : 09.00, 10.00 -selesai
Tempat : MTsN Air Bangis (ruangan tamu majelis guru)
Pewawancara : Hanamul Hudia
No Pertanyaan
Deskripsi jawaban
A. Perencanaan
1.
2.
Seperti apa kerjasama
bapak/Ibu dengan guru BK
dalam menganalisis
kebutuhan sebagai masukan
untuk perencanaan kegiatan
ekstra kurikuler keagamaan
setiap jenis kegiatan di MTsN
Air Bangis ?
Bagaimana kerjasama
bapak/Ibu dengan guru BK
dalam pengumpulan data
yang digunakan untuk
melihat potensi peserta didik
sebagai sasaran dan peserta
kegiatan pada jenis kegiatan
ekstra kurikuler keagamaan?
Kerjasama dalam melaksanakan
situational analysis (analisis keadaan)
atau analisi butuhan seperti; analisis
program ekstra kurikuler keagamaan
yang terlaksana dan yang akan
diprogramkan, analisis keadaan sarana
prasarana pendukung, analisis
ketersediaan guru
pendidik/pembina/pelatih, analisis
kondisi waktu, analisis kondisi
lingkungan peserta didik, setelah
dianalisis kemudian disampaikan kepada
waka siswa
Kerjasama dalam collect date; data
output atau masukan peserta didik
seperti data pribadi peserta didik; hobi,
minat dan bakat peserta didik, melihat
hasil belajar, prestasi peserta didik
(akademik dan non akademik) kemudian
dengan menggunakan angket sebagai
pilihan setiap jenis kegiatan terkhusus
sdibidang ekstra kurikuler keagamaan
yang ada di madrasah
3. Bagaimana kerjasama
bapak/Ibu dengan guru BK
dalam menentukan jenis dan
tujuan kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan yang
Berdasarkan visi dan misi madrasah,
berdasarkan kondisi satuan pendidikan
yakni madrasah; kerjasama dalam
mempelajari hasil analisis standar sarana
dan prasarana madrasah yang telah
137
direncanakan di MTsN Air
Bangis ?
dihasilkan, menganalisis kesiapan sarana
dan prasarana yang ada untuk
pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan, merumuskan jenis kegiatan
ekstra kurikuler keagamaan yang bisa
dilaksanakan berdasarkan analisis\
kebutuhan bakat dan minat peserta didik;
hasil instrumen penjaringan kebutuhan,
bakat dan minat peserta didik, melalui
pendistribusian instrumen penjaringan
kebutuhan, bakat dan minat kepada
peserta didik dengan mengumpulkan dan
menganalisis instrumen penjaringan
kebutuhan, bakat dan minat peserta didik,
pengelompokkan dan menentukan jenis
kegiatan ekstra kurikuler kemudian
berdasarkan rapat majelis guru, juga
berdasarkan kontrak kerja kepala
madrasah
4. Bagaimana kerjasama
bapak/ibu dengan guru BK
dalam penentuan peserta
didik sebagai sasaran
kegiatan dalam perencanaan
kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan pada setiap jenis
kegiatan?
Secara umum sasaran kegiatan seluruh
peserta didik dan sebagai peserta kegiatan
disesuaikan dengan jenis kegiatan,
berdasarkan hasil kerjasama dalam
analisis conditional (analisis keadaan)
atau analisis kebutuhan yang melalui
collect data, berdasarkan kontrak kerja
kepala madrasah, berdasarkan data yang
telah terhimpun akan disesuaikan dengan
jenis kegiatan yang telah ditetapkan
5.
6.
Bagaimana kerjasama
bapak/Ibu dengan guru BK
dalam penetapan personil
pada perencanaan kegiatan
ekstra kurikuler keagamaan
pada setiap jenis kegiatan?
Bagaimana kerjasama
bapak/Ibu dengan guru BK
dengan organisasi
sekolah/.madrasah dalam
penyusunan perencanaan
program kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan pada
setiap jenis kegiatan?
Dalam bentuk rapat majelis guru,
berkoordinasi dengan waka siswa dan
wali kelas tentang perencanaan kegiatan
Mengadakan rapat majelis guru
berdasarkan analysis conditional, dan
analisis kebutuhan, hasilnya dilaporkan
kepada waka siswa.
138
7. Bagaimana kerjasama
bapak/Ibu dengan guru BK
dalam menentukan anggaran
biaya yang dibutuhkan dalam
perencanaan pelaksanaan
kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan sesuai jenis
kegiatan?
Berdasarkan hasil rapat majelis guru
tentang kegiatan yang didasari analysis
conditional dan analisis kebutuhan dan
disesuaikan dengan jenis kegiatan
kemudian anggaran dana yang diperlukan
dilaporkan kepada waka siswa dan
kepada kepala madrasah
8.
Bagaimana kerjasama
bapak/Ibu dengan guru BK
dalam menentukan waktu dan
tempat kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan sesuai
jenis kegiatan ?
Kerjasama melalui rapat guru,
menganalisis kondisi madrasah dan
analisis kebutuhan
B. Pelaksanaan
9. Seperti apa kerjasama
bapak/Ibu dengan guru BK
dalam pelaksanaan
penyiapan peserta didik pada
pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan pada
setiap jenis kegiatan?
Mengkomunikasikan kegiatan yang akan
dilaksanakan, melatih, menyiapkan
sarana prasarana untuk setiap jenis
kegiatan
10. Seperti apa kerjasama
bapak/Ibu dengan guru BK
dalam pelaksanaan
mempersiapkan personil
terkait dengan pelaksanaan
kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan pada setiap jenis
kegiatan?
Rapat majelis guru, pembentukan panitia
setiap jenis kegiatan, penyiapan nara
sumber jika ada
11. .
Seperti apa kerjasama
bapak/Ibu dengan guru BK
dalam pelaksanaan
mempersiapkan
perlengkapan/peralatan yang
dibutuhkan untuk keperluan
pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan pada
setiap jenis kegiatan?
Kerjasama dalam piket harian, kerjasama
seluruh guru berdasarkan hasil rapat guru
yang berhubungan dengan sarana
prasarana yang dibutuhkan, disesuaikan
dengan jenis kegiatan
139
12. Seperti apa kerjasama bapak
dengan guru BK dalam
pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan pada
jenis kegiatan yang telah
ditentukan?
Menyiapkan peserta didik,
mengevaluasidan mengontrol atau
mengawasi, membuat dan menyimpan
data kegiatan/data kegiatan peserta didik
13. .
Seperti apa kerjasama bapak
dengan guru BK dalam
pelaksanaan mempersiapkan
administrasi terkait dengan
pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan pada
setiap jenis kegiatan?
Membuat skedul atau draf kegiatan,
penilaian kegiatan/penilaian terhadap
peseta didik secara internal dan eksternal,
menyimpan data kegitan/kegiatan peserta
didik
14.
Bagaimana kerjasama
bapak/Ibu dengan guru BK
dalam pelaksanaan evaluasi
terkait dengan pelaksanaan
kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan pada setiap jenis
kegiatan?
Melihat proses kegiatan, berdasarkan
absen peserta didik/peserta kegiatan,
kesesuaian, kualitas dan kuantitas yang
merujuk kepada hasil kegiatan sesuai
jenis kegiatan baik secara internal
maupun eksternal
C. M
M
.
Pengawasan
15. .
Seperti apa kerjasama
bapak/Ibu dengan pembina
ma melakukan pengawasan
setiap bentuk/jenis dan proses
kegiatan pada pelaksanaan
kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan ?
Mengawasi dengan melihat atau
memantau proses kegiatan sesuai dengan
jenis/bentuk kegiatan. Jika tidak sempat
melihat secara lansung saling konfirmasi
dan koordinasi
Pewawancara
Hanamul Hudia
140
WAWANCARA
DENGAN KEPALA MADRASAH
Nama Inisial : Y
Hari/Tanggal : 10 Oktober 2014
Waktu : 09.00/sd
Tempat : MTsN Air Bangis (ruangan kepala madrasah)
Pewawancara : Hanamul Hudia
1. Seperti apa kerjasama guru BK dengan guru agama dalam menganalisis
kebutuhan peserta didik terkait dengan perencanaan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan di MTsN Air Bangis ?
Jawaban: Pada dasarnya kegiatan ekstra kurikuler keagamaan dilaksanakan
berdasarkan kerjasama seluruh personil sekolah namun dalam perencanaan
guru BK dan guru agama secara inisiatif melakukan analisis seperti analisis
keadaan sarana prasarana madrasah sebagai pendukung kegiatan dan
melakukan analisis kebutuhan peserta didik, seperti anilisis hobi, minat dan
bakat yakni melalui angket dan berdasarkan data pribadi peserta didik setelah
data dianalisis maka diputuskanlah perencanaan ekstra kurikuler keagamaan
yang akan dilaksakan melalui kerjasama dengan waka siswa dan waka siswa
melaporkan kepada kepala madrasah.
2. Seperti apa kerjasama guru BK dengan guru agama dalam menentukan jenis
dan tujuan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan ?
Jawaban: Guru BK dengan guru agama bekerjasama melakukan analisis dari
hasil analisis keadaan madrasah dan analisis kebutuhan peseta didik, maka
dari situlah penentuan ekstra kurikuler keagamaan ditentukan, kemudian
ekstra kurikuler juga berdasarkan kontrak kerja kepala madrasah yaitu dalam
upaya pembinaan peserta didik yang harus dilaksanakan.
3. Seperti apa kerjasama guru BK dan guru agama dalam penentuan sasaran
kegiatan dalam perencanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan pada setiap
jenis kegiatan ?
Jawaban: sasaran kegiatan adalah seluruh peserta didik yakni untuk
pengembangan kepribadian peserta didik jadi penentuan sasaran juga
berdasarkan kerjasama guru BK dan guru agama dalam analisis hasil dari
analisis kebutuhan peserta didik kemudian disesuaikan dengan jenis kegiatan.
141
4. Seperti apa kerjasama guru BK dan guru agama dalam penentuan personil
dalam perencanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan pada setiap jenis
kegiatan ?
Jawab: Dalam bentuk rapat majelis guru
5. Seperti apa kerjasama guru BK dan guru agama dalam pensentuan sarana
dalam kegiatan ekstra kurikuler keagamaan pada setiap jenis kegiatan ?
Jawab: Berdasarkan hasil rapat majelis guru tentang kegiatan yang didasari
analysis conditional dan analisis kebutuhan dan disesuaikan dengan jenis
kegiatan kemudian anggaran dana yang diperlukan dilaporkan kepada waka
siswa, waka bagian humas sarana dan prasarana kemudian kepada kepada
kepala madrasah
6. Seperti apa kerjasama guru BK dan guru agama dalam penentuan waktu dan
tempat kegiatan ekstra kurikuler keagamaan pada setiap jenis kegiatan ?
Jawab : Kerjasama melalui rapat guru, menganalisis kondisi madrasah dan
analisis kebutuhan peserta didik.
7. Seperti kerjasama guru BK dan guru agama dalam pelaksanaan penyiapan
peserta didik sebagai peserta kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan pada setiap jenis kegiatan?
Jawab: Mengkomunikasikan kegiatan yang akan dilaksanakan, melatih,
menyiapkan sarana prasarana untuk setiap jenis kegiatan
8. Seperti kerjasama guru BK dan guru agama dalam pelaksanaan kegiatan
ekstra kurikuler keagamaan pada jenis kegiatan?
Jawab: Menyiapkan peserta didik, mengevaluasi dan mengontrol atau
mengawasi, melaporkan pelaksanaan kegiatan, melihatkan data kegiatan
peserta didik yang telah ditentukan
9. Seperti apa kerjasama guru BK dan guru agama dalam mempersiapkan
personil terkait dengan pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan pada
setiap jenis kegiatan?
142
Jawab: Rapat majelis guru, pembentukan panitia setiap jenis kegiatan,
mendatangkan ustadz/ah jika dibutuhkan
10. Seperti apa kerjasama guru BK dan guru agama dalam mempersiapkan
perlengkapan/peralatan yang dibutuhkan untuk keperluan pelaksanaan
kegiatan ekstra kurikuler keagamaan pada setiap jenis kegiatan?
Jawab: Melaporkan kepada waka bagian humas dan sarana prasarana, saling
membantu dala menyiapkan atau berdasarkan piket guru
11. Seperti apa kerjasama guru BK dan guru agama dalam mempersiapkan
administrasi terkait dengan pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan
pada setiap jenis kegiatan?
Jawab: Membuat skedul atau draf kegiatan, penilaian kegiatatn/penilaian
terhadap peseta didik secara internal dan eksternal, menyimpan data
kegitan/kegiatan peserta didik membuat laporan, membuat proposal kegiatan
dll.
12. Bagaimana kerjasama guru BK dan guru agama dalam mengevaluasi terkait
dengan pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan pada setiap jenis
kegiatan?
Jawab: Mengawasi sejalan dengan melihat proses kegiatan sesuai dengan jenis
kegiatan. Jika tidak sempat melihat secara lansung saling konfirmasi,
mengawasi sejalan dengan melihat hasil berdasarkan proses pelaksanaan
kegiatan baik secara internal dan eksternal setiap jenis kegiatan dan melihat
kesesuaian rencana kegiatan, skedul kegiatan dengan pelaksanaan kegiatan.
13. Seperti apa kerjasama bapak dengan guru BK dan guru agama dalam
pengawasan dalam proses pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan
pada setiap jenis kegiatan?
Jawab : Mengawasi secara lansung dan secara tidak lansung proses
pelaksanaan jenis/bentuk kegiatan ekstra kurikuler keagamaan
Pewawancara
Hanamul Hudia
143
DOKUMENTASI
A. Kegiatan Muhadarah
Lampiran 4.
144
B. Sholat Dzuhur Berjamaah
145
146
147