KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
-
Upload
nur-cholis -
Category
Documents
-
view
41 -
download
0
Transcript of KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hernia merupakan benjolan yang tumbuh pada dinding abdomen
yang ditutupi oleh kulit yang disebabkan akibat tekanan dari rongga perut
yang meninggi. Keadaan umum penderita biasanya baik. Umumnya penderita
mengeluh adanya benjolan yang muncul dipermukaan kulit, benjolan itu
biasanya menghilang dan bisa timbul. Timbulnya benjolan secara tiba-tiba
bisa disebabkan karena penderita mengejan berlebihan, menangis,
mengangkat berat. Kebanyakan penderita bekerja pada perusahaan-
perusahaan yang membutuhkan tenaga manusia yang sangat banyak. Di
negara yang maju seperti sekarang ini, banyak orang yang rawan terkena
hernia termasuk orang-orang yang tinggal di kota besar (Mansjoer, 2007).
Insiden hernia pada populasi umum adalah 1%, dan pada bayi
prematur 5%. Laki-laki paling sering terkena (85% kasus). Setengah dari
kasus-kasus hernia inguinalis selama kanak-kanak terjadi pada bayi di bawah
6 bulan. Hernia pada sisi kanan lebih sering daripada sisi kiri (2 : 1). 25%
pasien menderita hernia bilateral. Sedangkan insiden tertinggi adalah pada
masa bayi 9 lebih dari 50%, selebihnya terdapat pada anak-anak yang berusia
kurang dari 5 tahun (Brunnert & Suddart, 2002).
Oleh karena itu perlu kiranya menetahui bagaimana penyakit
tersebut sehingga dapat diputuskan tindakan secara tepat, , maka sangat
diperlukan suatu tindakan secara dini dan tepat. Dari latar belakang di atas
penulis bermaksud mengambil judul makalah “asuhan keperawatan pada Tn.
M dengan pre operasi hernia di ruang Dahlia RSUD Kartini Jepara”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
1
Setelah dilakukan seminar kurang lebih 1X45 menit, diharapkan
mahasiswa mampu mengetahui asuhan keperawatan pada Tn. M dengan
pre operasi hernia di ruang Dahlia RSUD Kartini Jepara.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan seminar kurang lebih 1X45 menit, diharapkan
mahasiswa mampu :
a. Mengetahui pengertian hernia
b. Mengetahui klasifikasi hernia
c. Mengetahui etiologi hernia
d. Mengetahui manifestasi klinis hernia
e. Mengetahui patofisiologi hernia
f. Mengetahui patways hernia
g. Mengetahui komplikasi hernia
h. Mengetahui pemeriksaan penunjang hernia
i. Mengetahui penatalaksanaan hernia
j. Mengetahui asuhan keperawatan hernia
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
HERNIA
A. Pengertian
Hernia adalah keluarnya dalam perut adalah melalui cincin terusan
pada ke daerah lipat paha dan kandung buah zakar/suatu penonjolan isi perut
dari rongga yang normal melalui lubang kongenital/didapat. Lubang itu dapat
timbul karena lubang embrional yang tidak menutup/melebar, akibat tekanan
rongga perut yang meninggi (Brunnert & Suddart, 2002).
Hernia adalah penonjolan usus melalui lubang abdomen atau
lemahnya area dinding abdomen. Terdapat beberapa poin penting dalam
hernia yaitu : defek atau bagian yang lemah dari dinding rongga, kantung
hernia, isi hernia, dan cincin hernia (daerah penyempitan kantung hernia
akibat defek tersebut) (Mansjoer, 2007).
Hernia adalah penyakit yang disebabkan karena prostusi atau
penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga
yang bersangkutan (Long, 1996).
B. Klasifikasi
Klasifikasi hernia yang dikutip oleh Brunnert & Suddart (2002)
adalah sebagai berikut :
1. Menurut/tofografinya : hernia inguinalis, hernia umbilikalis, hernia
femoralis dan sebagainya.
2. Urut isinya : hernia usus halus, hernia omentum, dan sebagainya.
3. Menurut terlibat/tidaknya : hernia eksterna (hernia ingunalis, hernia
serofalis dan sebagainya).
3
4. Hernia inferna tidak terlihat dari luar (hernia diafragmatika, hernia
foramen winslowi, hernia obturatoria).
5. Causanya : hernia congenital, hernia traumatika, hernia visional dan
sebagainya.
6. Keadaannya : hernia responbilis, hernia irreponibilis, hernia inkarserata,
hernia strangulata.
7. Nama penemunya :
a. H. Petit (di daerah lumbosakral)
b. H. Spigelli (terjadi pada lenea semi sirkularis) di atas penyilangan
rasa epigastrika inferior pada muskulus rektus abdominis bagian
lateral.
c. H. Richter : yaitu hernia dimana hanya sebagian dinding usus yang
terjepit.
8. Beberapa hernia lainnya :
a. H. Pantrolan adalah hernia inguinalis dan hernia femoralis yang
terjadi pada satu sisi dan dibatasi oleh rasa epigastrika inferior.
b. H. Skrotalis adalah hernia inguinalis yang isinya masuk ke skrotum
secara lengkap.
c. H. Littre adalah hernia yang isinya adalah divertikulum Meckeli.
C. Etiologi
Faktor yang mempengaruhi terjadinya hernia yaitu kerusakan dari
integritas dinding muskuler dan peningkatan tekanan intra abdominal. Faktor
pendukung antara lain :
1. Mengejan terlalu kuat dan lama
2. Mengangkat beban berat
3. Aktifitas fisik yang berlebihan
4. Batuk yang kuat (Syamsuhidayat, 1997).
D. Manifestasi Klinis
Biasanya penyakit hernia menyebabkan terbentuknya benjolan tanpa
rasa nyeri dan bisa pula nyeri. Jika penderita berdiri, benjolan bisa membesar
4
dan jika penderita berbaring, benjolan akan mengecil karena isinya keluar
masuk dibawah pengaruh gaya tarik bumi. Benjolan akan membesar lagi jika
penderita batuk, membungkuk, mengangkat beban berat atau mengedan
(Syamsuhidayat, 1997).
Penderita menyatakan turun berok, burut atau kelingsir atau
menyatakan adanya benjolan di selakanganya/kemaluan. Benjolan itu bisa
mengecil atau menghilang, dan bila menangis mengejan waktu
defekasi/miksi, mengangkat benda berat akan timbul kembali. Dapat pula
ditemukan rasa nyeri pada benjolan atau gejala muntah dan mual bila telah
(Mansjoer, 2007).
E. Patofisiologi
Kesadaran yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra
abdomen adalah kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat beban berat,
mengejan pada saat defekasi dan mengejan pada saat seseorang miksi. Hernia
dapat terjadi karena lubang embrional yang tidak menutup atau melebar, atau
akibat tekanan rongga perut yang meninggi (Mansjoer, 2007).
Menurut sifatnya hernia dapat disebut hernia reducible bila isi hernia
dapat keluar masuk. Isi hernia keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk
lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada nyeri atau gejala obstruksi
usus. Bila isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan kedalam rongga
disebut hernia irreducible. Hal ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi
kantung pada perineum kantong hernia. Bila tidak ada keluhan rasa nyeri
ataupun tanda sumbatan usus akibat perlekatan tersebut disebut hernia akreta
(Price, 1995).
Apabila hernia tidak dilakukan pembelahan atau pembedahan maka isi
perut akan lepas di dalam rongga dan terdapat nekrosis sampai gangren
karena peredaran darah terganggu. Dengan penanganan yang dini komplikasi
yang mungkin timbul dapat dihindari (Syamsuhidayat, 1997).
5
Melemahnya dinding rongga
Peningkatan tekanan intra abdomen
Anulus inguinalis internus terdesak
Isi rongga keluar dari rongga peritoneum
Hernia
Kongenital usia lanjut
Batuk, angkat berat, mengenjan terlalu kuat
Terbuka terus
Usus terjadi jepitan oleh anulus inguinalis
Gangguan aliran darah
Gangguan pasase segmen usus yang
terjepit
Mual dan Muntah
Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri
Abdomen lambung terasa penuh
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Suplay O2 ke jaringan turun
Resiko gangguan perfusi jaringan
Intake nutrisi berkurang
Ketidaktahuan tentang penyakit
Ansietas
F. Patwhays (Pre Operasi Hernia)
6
Sumber : Mansjoer (2007), Syamsuhidayat (1997), Long (1996)
G. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada penyakit hernia yang dikutip oleh
Brunnert & Suddart (2002) adalah sebagai berikut :
1. Inkarserasi, terjadi bila bagian hernia usus tidak dapat direduksi lagi
melalui defek abdomen
2. Strangulasi, terjadi bila bagian inkarserata usus mengalami hernia
memperlihatkan tanda strangulasi
3. Obstruki usus
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien hernia
adalah sebagai berikut :
1. Lab darah : hematology rutin, BUN, kreatinin dan elektrolit darah.
2. Radiologi, foto abdomen dengan kontras barium, flouroskopi
(Syamsuhidayat, 1997).
I. Penatalaksanaan
1. Pada hernia inguinalis lateralis reponibilis maka dilakukan tindakan
bedah efektif karena ditakutkan terjadi komplikasi.
2. Pada yang ireponibilis, maka diusahakan agar isi hernia dapat
dimasukkan kembali. Pasien istirahat baring dan dipuasakan atau
mendapat diit halus. Dilakukan tekanan yang kontinyu pada benjolan
misalnya dengan bantal pasir. Baik juga dilakukan kompres es untuk
mengurangi pembengkakan. Lakukan usaha ini berulang-ulang sehingga
isi hernia masuk untuk kemudian dilakukan bedah efektif di kemudian
hari atau menjadi inkarserasi.
3. Pada inkerserasi dan strangulasi maka perlu dilakukan bedah darurat.
7
Tindakan bedah pada hernia ini disebut herniotomi (memotong hernia
dan herniorafi (menjahit kantong hernia). Pada bedah efektif manalis dibuka,
isi hernia dimasukkan,kantong diikat dan dilakukan “bassin plasty” untuk
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
Pada bedah darurat, maka prinsipnya seperti bedah efektif. Cincin
hernia langsung dicari dan dipotong. Usus dilihat apakah vital/tidak. Bila
tidak dikembalikan ke rongga perut dan bila tidak dilakukan reseksi usus dan
anastomois “end to end” (Mansjoer, 2007).
J. Asuhan Keperawatan Hernia
1. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
o Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise, lelah.
o Tanda : pucat, nampak lemah, kesadaran menurun.
b. Sirkulasi
o Tanda : Bradikardi, kulit / membran mukossa kering, lidah kotor
di tengah. tepi dan ujung merah.
c. Integritas ego
o Gejala : Ansietas, ketakutan, emosi kesal misalnya perasaan tak
berdaya / tidak ada harapan
o Tanda : Menolak, perhatian menyempit.
d. Eliminasi
o Gejala : biasanya sering terjadi konstipasi tetapi juga dapat diare
atau normal, muntah.
e. Makanan atau cairan
o Gejala : Anoreksia, mual / muntah, penurunan berat badan.
o Tanda : Penurunan lemak subkutan / masa otot, kelemahan,
tonus otot dan turgor kulit buruk, perut terasa penuh.
f. Hygiene
o Gejala : nafas cepat, pucat dan jaringan kekurangan O2.
o Tanda : Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri
karena badan yang lemas.
8
g. Nyeri / keamanan
o Tanda : kadang-kadang nyeri pada abdomen.
h. Seksualitas
o Gejala : Frekuensi menurun / menghindari aktivitas seksual
karena sakit yang dideritanya.
i. Interaksi sosial
o Gejala : Masalah hubungan / peran sehubungan dengan kondisi
fisik dan penyakitnya.
j. Penyuluhan atau pembelajaran
o Gejala : Riwayat keluarga berpenyakit hernia serta pencegahan
dan penatalaksanaan hernia. (Doengoes, 2000).
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada hernia adalah
sebagai berikut :
a. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan usus terjadi
jepitan oleh anulus inguinalis.
b. Resiko gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplay O2 ke
jaringan berkurang.
c. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake nutrisi berkurang.
d. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang penyakitnya
3. Intervensi
a. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan usus terjadi
jepitan oleh anulus inguinalis.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam,
nyeri yang dirasakan berkurang sampai hilang
Kriteria Hasil :
1) Keluhan nyeri kurang
2) Ekspresi wajah tidak tegang
3) Tidak meringis
9
4) Skala 1-3 (ringan)
Intervensi :
1) Kaji tingkat/skala nyeri
Rasional : mengetahui intensitas nyeri yang dirasakan oleh klien
saat ini.
2) Anjurkan pasien untuk tarik nafas panjang jika nyeri timbul
Rasional : meningkatkan relaksasi dalam membantu
menurunkan nyeri.
3) Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang penyebab nyeri
Rasional : mencegah timbulnya nyeri saat nyeri dirasakan oleh
klien.
4) Alihkan perhatian nyeri
Rasional : Menurunkan tegangan abdomen dan meningkatkan
rasa kontrol nyeri.
5) Kolaborasi medis dengan pemberian analgesik
Rasional : untuk mengontrol nyeri yang dialami klien.
b. Resiko gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplay O2 ke
jaringan berkurang.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam,
tidak terjadi gangguan perfusi jaringan
Kriteria Hasil :
1) TTV normal
TD : 120/80 mmhg
N : 70-100 X/menit
S : 36-37 0C
R : 16-24 X/menit
2) Sianosis tidak terjadi
3) Tingkat kesadaran, fungsi motorik dan sensorik meningkat.
Intervensi :
1) Pantau dan catat status neurologis sesering mungkin dan
bandingkan normalnya atau standar.
10
Rasional : mengetahui kekuatan motorik klien akibat
penurunan kesadaran.
2) Pantau tanda-tanda vital.
Rasional : peningkatan tekanan darah memungkinkan
pengisian oksigen ke jaringan kapiler berkurang
3) Pantau frekuensi dan irama jantung auskultasi adanya mur-mur.
Rasional : mengetahui adanya bunyi tambahan jantung selain
S1 dan S2 yang dapat mempengaruhi aliran darah ke jaringan
4) Pantau irama dan frekuensi pernafasan adakah dyspnea dan
hyperventilasi.
Rasional : frekuensi dan irama dapat memperlihatkan
perubahan yang terjadi pada tekanan darah klien
5) Evaluasi pupil, perubahan pengelihatan.
Rasional : mengetahui adanya penurunan kesadaran klien
akibat dari suplai oksigen ke otak kurang.
6) Kolaborasi : Beri O2 sesuai dengan advis dokter
Rasional : membantu suplai oksigen ke jaringan.
c. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake nutrisi berkurang.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam,
kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi.
Kriteria Hasil :
1) Tidak ada mual, muntah
2) Pasien menghabiskan satu porsi makanan
3) Berat badan meningkat
Intervensi :
1) Kaji status nutrisi klien
Rasional : Mengetahui status nutrisi klien
2) Ijinkan klien untuk memakan makanan yang dapat ditoleransi
klien
11
Rasional : Untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera
makan klien meningkat
3) Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi
Rasional : Meningkatkan kualitas intake nutrisi
4) Anjurkan klien makan dengan tehnik porsi kecil tapi sering
Rasional : Meningkatkan jumlah masukan nutrisi
5) Timbang berat badan tiap hari
Rasional : Memberikan informasi tentang kebutuhan diit atau
keefektifan terapi
6) Berikan kebersihan oral
Rasional : Mulut yang lebih bersih dapat meningkatkan rasa
makanan
d. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang penyakitnya
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kurang lebih 1 X
24 jam klien tidak mengalami ansietas.
Kriteria Hasil :
1) Mampu bersosialisasi dengan klien lain
2) Tidak menolak tindakan keperawatan
3) TD : 120/80 mmHg
4) Berpartisipasi dalam pembelajaran/penyuluhan
Intervensi :
1) Kaji tingkat ansietas klien
Rasional : mengetahui berat ringannya ansietas yang dialami
oleh klien.
2) Kaji tanda-tanda vital klien
Rasional : ansietas yang berlebih disertai dengan adanya
peningkatan tekanan darah serta sesak nafas.
3) Anjurkan klien bersosialisi dengan klien lainnya
Rasional : menrunkan kecemasan klien dengan pengalihan
masalah.
4) Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam
12
Rasional : menurunkan kecemasan klien dengan merilekskan
otot-otot tubuh klien.
5) Berikan penuyuluhan kesehatan tentang penyakitnya
Rasional : meningkatkan pengetahuan klien tentang penyakit
yang diderita serta menurunkan ketakutan akibat penyakitnya.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN HERNIA PADA TN. M
DI RUANG DAHLIA RSUD KARTINI JEPARA
A. Pengkajian
Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 31 Desember 2012 jam 10.00
WIB diruang Dahlia RSUD Kartini Jepara.
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Tn. M
Umur : 46 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Troso 4/10 Jepara
Suku/kewarganegaraan : Jawa / Indonesia
Tanggal masuk RS : 27 Desember 2012
No RM / No Reg : 483934
Diagnosa medis : Hernia Scrotalis
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. A
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Troso 4/10 Jepara
Hub dengan pasien : Anak
2. Keluhan utama
Pasien mengatakan kadang mengeluh sakit pada bagian perut
bawah dan cemas terhadap sakitnya.
13
3. Riwayat penyakit pasien
a. Riwayat penyakit sekarang
Pada tanggal 27 Desember 2012, pasien datang ke rumah sakit
kartini jepara dengan keluhan hernia sudah dialami sejak 1 tahun yang
lalu. Kadang pasien merasa nyeri saat bergerak, ada pembesaran
(diameter 5 cm) di skrotum dan mengalami TD tinggi lama.
TD : 170/100 mmHg, RR : 22 X/ menit, N : 80 X/ menit, S : 37 0C, terapi yang didapat Captropil 3X12,5 mg, ASA 3X1, Clobazam
3X1, HCT 0,5X1 dan RL 20 TPM. Kemudian pasien dibawa ke ruang
Dahlia untuk mendapatkan perawatan yang optimal.
b. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sudah setahun ini pasien telah didiagnosa
menderita hernia setelah memeriksakanya di dokter praktek dan pasien
sempat dianjurkan untuk segera dilakukan operasi.
c. Riwayat penyakit keluaraga
Pasien mengatakan ayah dari pasien memiliki penyakit
hipertensi, tidak ada keluarga yang menderita DM, asma, atau penyakit
menular lainnya.
4. Pengkajian Fungsional Menurut Gordon
a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Sebelum sakit : Pasien sangat menghargai kesehatan, kesehatan
munurutnya anugrah yang harus dijaga, apabila
tubuh pasien sakit pasien segera memeriksanya ke
dokter.
Selama sakit : Pasien sangat ingin cepat sembuh, pasien kini
merasakan kesehatan sangatlah mahal harganya.
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Sebelum sakit : Pasien makan seadanya dengan lauk dan sayuran
3X sehari dan paling suka makan pete, minum 6-7
gelas / hari.
Selama sakit : Pasien tidak pernah menjalankan diet secara
teratur, pasien makan kacang-kacangan, sayur-
14
sayuran, makan 3X sehari, porsi tidak habis,
minum 1 gelas untuk 24 jam tapi kadang-kadang 2
gelas sehari.
c. Pola eliminasi
Sebelum sakit : Pasien BAB 1X sehari dengan konsisten lembek,
warna kuning,bau khas. BAK 3-4X perhari
berwarma kuning.
Selama sakit : Pasien BAB 1X sehari dengan konsisten padat,
warna kuning,bau khas. BAK 1-2X perhari.
d. Pola aktifitas dan latihan
Sebelum sakit
aktifitas 0 1 2 3
Makan V
Minum V
Berpakaian V
Toileting V
Ambulasi V
Selama sakit
aktifitas 0 1 2 3
Makan V
Minum V
Berpakaian V
Toileting V
Ambulasi V
Ket :
0 : Mandiri
1 : Menggunakan alat bantu
2 : Menggunakan bantuan orang lain
15
3 : Menggunakan bantuan orang lain dan alat
e. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit : Pasien tidur selama 7-8 jam/hari, istirahat siang 1
jam dari jam 14.00-15.00 WIB.
Selama sakit : Pasien tidur jam 21.00 – 06.00 WIB, sebanyak 9
jam, tapi setiap 1jam sekali selalu bangun. Istirahat
siang mulai jam 11.00 WIB sampai 14.00 WIB.
f. Pola persepsi dan kognitif
Proses pikir pasien dapat dimengerti, mampu menjawab semua
pertanyaan yang diberikan oleh perawat selama proses pengkajian.
Pasien merasa sedih apabila sakitnya kambuh.
g. Pola persepsi dan konsep diri
Pasien seorang kepala rumah tangga, pasien merasa
merepotkan anaknya akibat penyakitnya dan pasien selalu berdoa
untuk meminta kesembuhannya.
h. Pola peran dan hubungan
Sebelum sakit : Pasien sebagian kepala keluarga didalam
keluarganya bersama anaknya, hubungan dengan
masyarakat sangat baik.
Selama sakit : Kepala keluarga digantikan oleh anaknya karena
sakitnya pasien. Walaupun sakit, hubungan dengan
masyarakat tetap baik.
i. Pola seksualitas
Pasien berjenis kelamin laki-laki, pasien menikah umur 25
tahun. Pasien tidak pernah melakukan hubungan seksual karena sakit
yang dialaminya.
j. Pola toleransi dan koping stress
Setiap ada masalah, pasien selalu mendiskusikannya dengan
keluarganya atau anaknya. Pengambilan keputusan berada pada anak
laki- lakinya yang tinggal serumah dengan pasien. Pasien mengetahui
tentang penyakit yang diderita dan tindakan keperawatan yang dijalani.
k. Pola nilai dan kenyakinan
16
Sebelum sakit : Sebelum sakit pasien lebih sering menghabiskan
waktu dirumah dan berkebun.
Selama sakit : Pasien sudah tidak dapat melakukan berkebun, kini
pasien hanya bisa tidur saja menjalani perawatan.
5. Pemeriksaan Fisik (Persistem) (31 Desember 2012)
a. Keadaan umum pasien : compos mentis
Glasgow Coma Scale
Motorik : 1 2 3 4 5 6
Verbal : 1 2 3 4 5
Eye : 1 2 3 4
Nilai total : 15
Tanda-tanda vital (31 Desember 2012) :
TD : 200/100 mmHg
Nadi : 88 X/menit
Suhu : 36,5 0C
RR : 24 x/menit
Tanda-tanda vital (1 Januari 2013) :
TD : 200/100 mmHg
Nadi : 88 X/menit
Suhu : 36,7 0C
RR : 22 x/menit
Tanda-tanda vital (2 Januari 2013) :
TD : 150/60 mmHg
Nadi : 86 X/menit
Suhu : 36,5 0C
RR : 24 x/menit
Tanda-tanda vital (3 Januari 2013) :
TD : 200/100 mmHg
Nadi : 86 X/menit
Suhu : 36,7 0C
RR : 24 x/menit
Tanda-tanda vital (4 Januari 2013) :
17
TD : 180/120 mmHg
Nadi : 86 X/menit
Suhu : 36,7 0C
RR : 24 x/menit
Tanda-tanda vital (5 Januari 2013) :
TD : 150/120 mmHg
Nadi : 80 X/menit
Suhu : 36,5 0C
RR : 24 x/menit
b. Sistem respirasi : tidak terjadi dypsneu/kecepatan pernafasan normal,
wajah tampak pucat kelelahan.
c. Kardiovaskuler : tekanan darah meningkat (hipertensi), denyut nadi
normal (16-24 X/menit).
d. Sistem saraf :
Kesadaran GCS (compos mentis = 15).
Fungsi sensori-persepsi penglihatan pasien masih dapat melihat
dengan baik dan mampu berorientasi dengan baik pada orang,
tempat dan waktu.
Fungsi sensori-motor tidak terjadi kelumpuhan, nyeri sering
dirasakan jika digunakan beraktivitas, tidak adanya riwayat kejang
pada pasien.
e. Sistem pencernaan
Sering mual, nafsu makan berkurang, refleks menelan baik,
kemampuan mengunyah baik dan pola makan sering kurang dari
porsi yang disediakan.
Frekuensi Buang air kecil berkurang.
Sakit pada perut bawah
o P : nyeri bila bergerak di daerah perut bawah.
o Q : Nyeri cekot-cekot kaya ditusuk banyak jarum
o R : Bagian atas scrotum di perut bawah
o S : Skala Nyeri 5
o T : Nyeri kadang-kadang
18
f. Kemampuan bergerak : tidak terjadi penurunan kekuatan otot dan
masih mampu beraktivitas sendiri.
g. Kemampuan komunikasi : pasien mampu berkomunikasi dengan baik
dengan orang terdekat maupun petugas kesehatan.
h. Psikososial : pasien mendapatkan dukungan dari keluarga besar untuk
sembuh serta mendapatkan perawatan dengan baik di rumah sakit,
hubungan dengan keluarga dan masyarakat juga berjalan dengan baik.
6. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 27 Desember 2012
GDS : 137 mg% (80-150 mg%)
Ureum : 49,9 mg% (10-50 mg%)
Creatinin : 1,9 mg% (0,6-1,1 mg%)
Uricacid : 6,0 mg% (3,4-7,0 mg%)
Natrium : 150 mmol/l (135-155 mmol/l)
Calium : 4,2 mmol/l (3,5-5,5 mmol/l)
Chlor :109 mmol/l (95-105 mmol/l)
Tanggal 28 Desember 2012
Hb : 16,3 gr% (14-18 gr%)
Leukosit : 7.100 mm3 (4.000-10.000 mm3)
Thrombocit : 175.000 mm3 (150.000-400.000 mm3)
Haemotocryt : 48,7 % (40-48 %)
Gol. Darah : - O – Rh (+)
7. Terapi
Tanggal 31 Desember 2012
RL : 20 tpm
Ceftri : 1 ul
Captropil : 3X12,5 mg
HCT : 1/2X1
Tanggal 1 Januari 2013
RL : 20 tpm
Ceftri : 1 ul
Captropil : 3X12,5 mg
19
HCT : 1/2X1
Tanggal 2 Januari 2013
RL : 20 tpm
Ceftri : 1 ul
Captropil : 3X12,5 mg
HCT : 1/2X1
Tanggal 3 Januari 2013
RL : 20 tpm
Ceftri : 1 ul
Captropil : 3X25 mg
HCT : 1/2X1
Clobazam : 1Xmalam
Amlodipin : 1X5 gram
Tanggal 4 Januari 2013
RL : 20 tpm
Ceftri : 1 ul
Captropil : 3X25 mg
HCT : 1/2X1
Amlodipin : 1X5 gram
Tanggal 5 Januari 2013
RL : 20 tpm
Ceftri : 1 ul
Captropil : 3X25 mg
HCT : 1/2X1
Clobazam : 1Xmalam
Amlodipin : 1X5 gram
B. Analisa Data
Nama : Tn. M Ruang : Dahlia
Umur : 46 tahun Dx. Medis : Hernia
No Hr/tgl Data Fokus Etiologi Problem
1 Jumat DS : pasien mengatakan Usus terjepit Gangguan rasa
20
4-1-2013 kadang mengeluh sakit pada
bagian perut bawah.
o P : nyeri bila bergerak di
daerah perut bawah.
o Q : Nyeri cekot-cekot kaya
ditusuk banyak jarum
o R : Bagian atas scrotum di
perut bawah
o S : Skala Nyeri 5
o T : Nyeri kadang-kadang
DO :
o Klien kadang-kadang
mengkerutkan dahi
o Klien meringis
o Tn.M terlihat lemas
o TD : 180/120 mmHg
Nadi : 86 X/menit
Suhu : 36,7 0C
RR : 24 x/menit
oleh anulus
inguinalis
nyaman :
Nyeri
2 Jumat
4-1-2013
DS : pasien mengatakan cemas
terhadap penyakitnya yang
sudah dideritanya selama 1
tahun dan pasien tidak tahu
tentang penyakitnya.
DO :
o Wajah nampak pucat
o TD : 180/120 mmHg
Nadi : 86 X/menit
Suhu : 36,7 0C
RR : 24 x/menit
Ketidaktahuan
tentang
penyakitnya
Ansietas
3 Jumat DS : klien mengatakan makan Intake nutrisi Resiko nutrisi
21
4-1-2013 3X sehari tetapi porsi tidak
habis.
DO :
o Klien nampak pucat dan
lemas
o Klien tidak pernah
menjalankan diet dari
rumah sakit secara
teratur.
o Klien makan kacang-
kacangan, sayur- sayuran.
berkurang kurang dari
kebutuhan
tubuh
4 Jumat
4-1-2013
DS : klien mengatakan
mempunyai tekanan darah
tinggi sudah lama.
DO :
o Klien nampak pucat dan
lemas.
o TD : 180/120 mmHg
Nadi : 86 X/menit
Suhu : 36,7 0C
RR : 24 x/menit
Suplay O2 ke
jaringan
kurang
Resiko
gangguan
perfusi
jaringan
C. Prioritas Diagnosa Keperawatan
Prioritas diagnosa keperawatan yang muncul pada asuhan
keperawatan Tn. M dengan hernia yaitu :
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan usus terjadi jepitan
oleh anulus inguinalis.
2. Resiko gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplay O2 ke
jaringan kurang
3. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
nutrisi berkurang.
4. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang penyakitnya
22
D. Rencana Tindakan Keperawatan
Nama : Tn. M Ruang : Dahlia
Umur : 46 tahun Dx. Medis : Hernia
Tgl/jam No.
DX
Tujuan dan kriteria
hasil
Intervensi Rasional
4-1-2013
Jam
11.00
WIB
1 Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1 X 24 jam, nyeri
yang dirasakan berkurang
sampai hilang.
KH :
1. Keluhan nyeri
kurang
2. Ekspresi
wajah tidak tegang
3. Tidak
meringis
4. Skala 1-3
(ringan)
1. Kaji
tingkat/skala
nyeri
2. Anjurkan
pasien untuk
tarik nafas
panjang jika
nyeri timbul
3. Jelaskan pada
pasien dan
keluarga
tentang
penyebab nyeri
4. Alihkan
perhatian nyeri
1. Mengetahui
intensitas
nyeri yang
dirasakan oleh
klien saat ini.
2. Meningkatkan
relaksasi
dalam
membantu
menurunkan
nyeri.
3. Mencegah
timbulnya
nyeri saat
nyeri
dirasakan oleh
klien.
4. Menurunkan
tegangan
abdomen dan
meningkatkan
rasa kontrol
23
5. Kolaborasi
medis dengan
pemberian
analgesic.
nyeri.
5. Untuk
mengontrol
nyeri yang
dialami klien.
4-1-2013
Jam
11.15
WIB
2 Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1 X 24 jam, tidak
terjadi gangguan perfusi
jaringan
KH :
1. TTV normal
TD : 120/80 mmhg
N : 70-100 X/menit
S : 36-37 0C
R : 16-24 X/menit
2. Sianosis tidak
terjadi
3. Tingkat
kesadaran, fungsi
motorik dan sensorik
meningkat.
1. Pantau dan
catat status
neurologis
sesering
mungkin dan
bandingkan
normalnya atau
standar.
2. Pantau tanda-
tanda vital.
3. Pantau
frekuensi dan
irama jantung
auskultasi
adanya mur-
mur.
4. Pantau irama
1. Mengetahui
kekuatan
motorik klien
akibat
penurunan
kesadaran.
2. Peningkatan
tekanan darah
memungkinka
n pengisian
oksigen ke
jaringan
kapiler
berkurang
3. Mengetahui
adanya bunyi
tambahan
jantung selain
S1 dan S2
yang dapat
mempengaruhi
aliran darah ke
jaringan
4. Frekuensi dan
24
dan frekuensi
pernafasan
adakah
dyspnea dan
hyperventilasi.
5. Evaluasi pupil,
perubahan
pengelihatan.
6. Kolaborasi :
Beri O2 sesuai
dengan advis
dokter
irama dapat
memperlihatkan
perubahan yang
terjadi pada
tekanan darah
klien
5. Mengetahui
adanya
penurunan
kesadaran
klien akibat
dari suplai
oksigen ke
otak kurang.
6. Membantu
suplai oksigen
ke jaringan.
4-1-2013
Jam
11.30
WIB
3 Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 X 24 jam,
kebutuhan nutrisi pasien
dapat terpenuhi.
KH :
1. Tidak ada mual,
muntah
2. Pasien menghabiskan
satu porsi makanan
3. Berat badan
meningkat
1. Kaji status
nutrisi klien
2. Ijinkan klien
untuk
memakan
makanan yang
dapat
ditoleransi
klien
3. Berikan
makanan yang
disertai dengan
suplemen
1. Mengetahui
status nutrisi
klien
2. Untuk
memperbaiki
kualitas gizi
pada saat
selera makan
klien
meningkat
3. Meningkatkan
kualitas intake
nutrisi
25
nutrisi
4. Anjurkan klien
makan dengan
tehnik porsi
kecil tapi
sering
5. Timbang berat
badan tiap hari
6. Berikan
kebersihan oral
4. Meningkatkan
jumlah
masukan
nutrisi
5. Memberikan
informasi
tentang
kebutuhan diit
atau
keefektifan
terapi
6. Mulut yang
lebih bersih
dapat
meningkatkan
rasa makanan
4-1-2013
Jam
11.45
WIB
4 Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
kurang lebih 1 X 24 jam
klien tidak mengalami
ansietas.
KH :
1. Mampu bersosialisasi
dengan klien lain
2. Tidak menolak
tindakan keperawatan
3. TD : 120/80 mmHg
4. Berpartisipasi dalam
pembelajaran/penyul
uhan
1. Kaji tingkat
ansietas klien
2. Kaji tanda-
tanda vital
klien
1. Mengetahui
berat
ringannya
ansietas yang
dialami oleh
klien.
2. Ansietas yang
berlebih
disertai dengan
adanya
peningkatan
tekanan darah
serta sesak
nafas.
26
3. Anjurkan klien
bersosialisi
dengan klien
lainnya
4. Ajarkan tehnik
relaksasi nafas
dalam
5. Berikan
penuyuluhan
kesehatan
tentang
penyakitnya
3. Menurunkan
kecemasan
klien dengan
pengalihan
masalah.
4. Menurunkan
kecemasan
klien dengan
merilekskan
otot-otot tubuh
klien.
5. Meningkatkan
pengetahuan
klien tentang
penyakit yang
diderita serta
menurunkan
ketakutan
akibat
penyakitnya.
E. Implementasi Keperawatan
Nama : Tn. M Ruang : Dahlia
Umur : 46 tahun Dx. Medis : Hernia
Tgl/jam No.
DX
Implementasi
Keperawatan
Respon Tanda
Tangan
4-1-2013
Jam 14.00
WIB
1 Mengkaji
tingkat/skala nyeri
DS : klien mengatakan nyeri
kadang-kadang timbul
apabila digunakan untuk
gerak.
DO :
o Skala : 5
27
4-1-2013
Jam 14.15
WIB
4-1-2013
Jam 14.30
WIB
4-1-2013
Jam 14.50
WIB
1
1
1
Menganjurkan
pasien untuk tarik
nafas panjang jika
nyeri timbul
Menjelaskan pada
pasien dan keluarga
tentang penyebab
nyeri
Mengalihkan
perhatian nyeri
o Klien meringis saat
gerak
o Klien kooperatif
DS : klien mengatakan mau
tarik nafas dalam ketika
perut bawaahnya sakit.
DO :
o Klien
mendemonstrasikan
nafas dalam
o Klien kooperatif
DS : klien mengatakan mau
mendengarkan penjelasan
perawat
DO :
o Klien menganggukan
kepala
o Klien kooperatif
DS : klien mengatakan jika
sakit sering digunakan untuk
berbincang-bincang dengan
keluarganya
DO :
o Klien nampak bercakap-
cakap dengan anaknya
o Klien kooperatif
4-1-2013
Jam 15.00
WIB
2 Mengukur GCS. DS : klien mengatakan mau
mengikuti tindakan
keperawatan
28
4-1-2013
Jam 15.30
WIB
4-1-2013
Jam 15.40
WIB
2
2
Memantau TD,
frekuensi dan irama
jantung.
Memantau irama dan
frekuensi pernafasan
adakah dyspnea dan
hyperventilasi.
DO :
o Klien nampak lemas
o GCS : 15
o Klien kooperatif
DS : klien mengatakan
tekanan darahnya tinggi.
DO :
o TD : 160/100
o Klien mendapatkan
terapi captropil
o Tidak ada suara mur-mur
o Klien kooperatif
DS : klien mengatakan tidak
mengalami sesak nafas
DO :
o Tidak sesak
o RR : 24 X/menit
o Klien kooperatif
5-1-2013
Jam 06.00
WIB
5-1-2013
Jam 06.05
WIB
5-1-2013
Jam 06.25
WIB
3
3
3
Mengijinkan klien
untuk memakan
makanan yang dapat
ditoleransi klien
Memberikan
hidangan makanan
nasi
Menganjurkan klien
makan dengan tehnik
porsi kecil tapi sering
DS : klien mengatakan
biasanya makan roti
pemberian anakanya
DO : klien kooperatif
DS : klien mengatakan “ya
pak terima kasih”
DO :
o Klien makan setengah
porsi
o Klien kooperatif
DS : klien mengatakan
biasanya makan roti
pemberian anakanya
29
5-1-2013
Jam 06.40
WIB
3 Menganjurkan
menjaga kebersihan
oral/gosok gigi
DO :
o Klien menganggukan
kepala
o Klien kooperatif
DS : klien mengatakan saya
tadi sudah menggosok gigi
DO : klien kooperatif
5-1-2013
Jam 06.40
WIB
5-1-2013
Jam 07.30
WIB
5-1-2013
Jam 07.50
WIB
5-1-2013
Jam 08.50
WIB
4
4
4
4
Mengkaji tingkat
ansietas klien
Mengkaji tanda-
tanda vital klien
Menganjurkan klien
bersosialisi dengan
klien lainnya
Mengajarkan tehnik
relaksasi nafas
dalam
DS : klien mengatakan
cemas menghadapi operasi
DO :
o Klien nampak pucat saat
membicarakan operasi
o Bicara klien nampak
lebih keras dari biasanya
o Klien kooperatif
DS : klien mengatakan “ya
pak”
DO :
o TD : 150/120 mmHg
Nadi : 80 X/menit
Suhu : 36,5 0C
RR : 24 x/menit
DS : klien mengatakan “ya
pak”
DO :
o Klien menganggukan
kepala
o Klien kooperatif
DS : klien mengatakan
sudah bisa relaksasi nafas
dalam
30
5-1-2013
Jam 09.00
WIB
4 Memberikan
penuyuluhan
kesehatan tentang
penyakitnya
DO :
o Klien
mendemonstrasikan
nafas dalam
o Klien kooperatif
DS : klien mengatakan “ya
pak saya mau
mendengarkan”
DO :
o Klien menganggukkan
kepala
o Klien kooperatif
F. Evaluasi
Nama : Tn. M Ruang : Dahlia
Umur : 46 tahun Dx. Medis : Hernia
No
DX
Tgl/jam Evaluasi Tanda
tangan
1 5-1-2013
Jam 12.00
WIB
S : klien mengatakan masih merakan nyeri saat
bergerak tapi intensitasnya berkurang
O :
o Skala : 3
o Klien masih meringis saat bergerak
o Klien dapat mendemonstrasikan nafas dalam
dan distraksi
o Klien kooperatif
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi : Kaji tingkat/skala nyeri,
Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang
penyebab nyeri, Alihkan perhatian nyeri dan
kolaborasi medis dengan pemberian analgesic.
31
2 5-1-2013
Jam 12.20
WIB
S : klien mengatakan tidak merasakan pusing dan
sesak
O :
o Klien nampak lebih segar
o TD : 180/110 mmHg
o N : 24 X/menit
o Klien kooperatif
A : masalah teratasi sebagaian
P : lanjutkan intervensi : Pantau dan catat status
neurologis sesering mungkin dan bandingkan
normalnya atau standar, Pantau tanda-tanda vital,
Pantau frekuensi dan irama jantung auskultasi
adanya mur-mur serta Pantau irama dan frekuensi
pernafasan adakah dyspnea dan hyperventilasi.
3 6-1-2013
Jam 06.00
WIB
S : klien mengatakan masih sering mual tetapi
makan tetap 3 kali
O :
o Klien menghabiskan porsi 1 piring
o Klien sudah makan roti dari tadi pagi
o Klien kooperatif
A : masalah teratasi sebagaian
P : lanjutkan intervensi : Mengijinkan klien untuk
memakan makanan yang dapat ditoleransi klien,
memberikan hidangan makanan nasi,
menganjurkan klien makan dengan tehnik porsi
kecil tapi sering dan anjurkan menjaga kebersihan
oral/gosok gigi
4 6-1-2013
Jam 06.20
WIB
S : klien mengatakan takut menghadapi operasi
dan masih belum tahu tentang penyakitnya
O :
o Nada bicara klien pelan dan tenang
32
o TD 160/100 mmHg
o Klien tidak bisa menjawab ketika ditanya
tentang penyakitnya
o Klien kooperatif
A : masalah teratasi sebagaian
P : lanjutkan intervensi : mengkaji tingkat ansietas
klien, kaji tanda-tanda vital klien, anjurkan klien
bersosialisi dengan klien lainnya, ajarkan tehnik
relaksasi nafas dalam dan berikan penuyuluhan
kesehatan tentang penyakitnya
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penulisan makalah ini, penulis dapat mengambil beberapa
kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1. Hernia merupakan penonjolan isi perut dari rongga yang hormat melalui
suatu defek pada fasia dan muskuloapaheurotik dinding perut. Baik
secara kongenital atau di dapat yang memberi jalan keluar pada setiap
alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut.
2. Penyebab penyakit hernia adalah adanya peningkatan tekanan yang
meninggi pada daerah intraabdomal.
3. Tanda dan gejala hernia
a. Adanya rasa nyeri di daerah abdomen
b. Adanya penonjolan pada daerah yang sakit
c. Adanya rasa panas yang meninggi
d. Peningkatan suhu tubuh karena adanya peradangan
4. Penatalaksanaan
a. Pada hernia inguinalis reducible dan irreducible dilakukan tindakan
bedah efektif karena dilakukan terjadinya komplikasi.
b. Bila terjadi strangulasi tindakan bedah harus dilakukan secepat
mungkin sebelum terjadinya nekrosis usus.
33
B. Saran
1. Kapada mahasisiwa/i, agar memahami lebih jelas tentang penyakit hernia,
sehingga akhirnya pembaca dapat menjaga diri dan waspada terhadap.
2. Untuk perawat, perhatikan perkembangan klien disetiap tindakan
keperawatan, agar perawat lebih memahami kebutuhan klien.
3. Dan untuk klien, setelah perawat memberi penjelasan tentang penyakit
hernia sampai penatalaksanaannya, hendaknya klien dapat bekerja sama
dengan perawat, agar tindakan keperawatan yang dilakukan menjadi lebih
mudah.
DAFTAR PUTAKA
Brunner & Sudarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8, Vol 2, Penerbit Buku Kedokteran. EGC : Jakarta.
Doenges Marillyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Alih Bahasa. I Made Kariasa, S.Kp, Yasmin Asih, S.Kp,. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Long, Barbara C, 1996. Perawatan Medikal Bedah, Jilid 3, Alih Bahasa Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, Bandung.
Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.
Syamsuhidayat, 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Alih Bahasa Niluh Gede Yasmin Asih, ECG, Jakarta.
34