tinpus preskas
-
Author
anindita-putri-hapsari -
Category
Documents
-
view
229 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of tinpus preskas
-
7/25/2019 tinpus preskas
1/24
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Perdarahan Uterus Abnormal/Abnormal Uterine Bleeding
(AUB)A. Den!s!
Abnormal Uterine Bleeding (AUB) atau perdarahan
uterus abnormal dikenal juga sebagai Dysfunctional uterine
bleeding(DUB) didefnisikan sebagai perubahan pada siklus,
lama atau jumlah kehilangan darah pada saat menstruasi
yang tidak disebabkan oleh patologi pelvis, obat, penyakit
sistemik atau kehamilan. Di mana perdarahan dikatakan
abnormal di antaranya pada keadaan berikut ini :
endarahan yang terjadi di antara dua siklus menstruasi endarahan yang terjadi setelah berhubungan seks !potting yang terjadi di dalam siklus menstruasi endarahan yang lebih berat atau lebih lama dari biasanya erdarahan setelah menopause !iklus menstruasi yang lebih dari "# hari atau kurang dari
$% hari Amenorhea yang terjadi "&' bulan
Pola dari perdarahan uterus abnormal
enggolongan standar dari perdarahan abnormal dibedakan
menjadi :
%) Menoragia (hipermenorea) adalah perdarahan
menstruasi yang banyak dan memanjang. Adanya
bekuan&bekuan darah tidak selalu abnormal, tetapi dapat
menandakan adanya perdarahan yang banyak. ioma
submukosa, komplikasi kehamilan, adenomiosis, *UD,
hiperplasia endometrium, tumor ganas, dan perdarahan
dis+ungsional adalah penyebab tersering dari menoragia.
-
7/25/2019 tinpus preskas
2/24
$) Hipomenorea (kriptomenorea) adalah perdarahan
menstruasi yang sedikit, dan terkadang hanya berupa
berak darah. asien yang menjalani kontrasepsi oral
terkadang mengeluh seperti ini, dan dapat dipastikan ini
tidak apa&apa.") Metroragia (perdarahan intermenstrual) adalah
perdarahan yang terjadi pada -aktu&-aktu diantara
periode menstruasi. erdarahan ovulatoar terjadi di
tengah&tengah siklus ditandai dengan berak darah, dan
dapat dilaak dengan memantau suhu tubuh basal. olip
endometrium, karsinoma endometrium, dan karsinoma
serviks adalah penyebab yang patologis) Polimenorea berarti periode menstruasi yang terjadi
terlalu sering. /al ini biasanya berhubungan dengan
anovulasi dan pemendekan +ase luteal pada siklus
menstruasi.#) Menometroragiaadalah perdarahan yang terjadi pada
interval yang iregular. 0umlah dan durasi perdarahan juga
bervariasi. 1ondisi apapun yang menyebabkan
perdarahan intermenstrual dapat menyebabkan
menometroragia. 2nset yang tiba&tiba dari episode
perdarahan dapat mengindikasikan adanya keganasan
atau komplikasi dari kehamilan.') Oligomenorea adalah periode menstruasi yang terjadi
lebih dari "# hari. Amenorea didiagnosis bila tidak ada
menstruasi selama lebih dari ' bulan. 3olume perdarahan
biasanya berkurang dan biasanya berhubungan dengan
anovulasi, baik itu dari +aktor endokrin (kehamilan,
pituitari&hipotalamus) ataupun +aktor sistemik (penurunan
berat badan yang terlalu banyak). 4umor yang
mengekskresikan estrogen menyebabkan oligomenorea
terlebih dahulu, sebelum menjadi pola yang lain.
-
7/25/2019 tinpus preskas
3/24
B. Et!olo"!1elebihan atau kekurangan hormon yang mengatur
siklus menstruasi dapat menyebabkan perdarahan uterus
abnormal ini. 1etidakseimbangan dapat disebabkan oleh
banyak hal, termasuk masalah tiroid atau beberapa obat.
enyebab lainnya termasuk berikut ini : 1ehamilan 1eguguran 1ehamilan ektopik
asalah terkait dengan beberapa metode pengendaliankelahiran, seperti alat kontrasepsi dalam rahim (A1D5)
atau pil 1B *n+eksi pada rahim atau leher rahim 6ibroid asalah dengan pembekuan darah olip Beberapa jenis kanker, seperti kanker rahim, leher rahim,
atau vagina
kondisi medis kronis (misalnya, masalah tiroid dandiabetes)
#. $las!%as!
Berdasarkan International Federation of Gynecology and Obstetrics
(FIGO), terdapat 9 kategori utama disusun sesuai dengan akronim !"#
$O%I&' yakni polip, adenomiosis, leiomioma, malignancy dan iperplasia,
coagulopaty, o*ulatory dysfunction, endometrial, iatrogenik, dan not yetclassified+
elompok !"# merupakan kelainan struktur yang dapat dinilai
dengan berbagai teknik pencitraan dan atau pemeriksaan istopatologi+
elompok $O%I&' merupakan kelinan non strruktural yang tidak dapat
dinilai dengan teknik pencitraan atau istopatologi+ -istem klasifikasi tersebut
disusun berdasarkan pertimbangan ba.a seorang pasien dapat memiliki satu
atau lebi faktor penyebab !/B+
-
7/25/2019 tinpus preskas
4/24
I. Polip (AUB P)
0efinisi 1
& ertumbuan lesi lunak pada lapisan endometrium uterus, baik
bertangkai maupun tidak, berupa pertumbuan berlebi dari stroma dan
kelen2ar endometrium dan dilapisi ole epitel endometrium+
Ge2ala 1
& olip biasanya bersifat asimptomatik, tetapi dapat pula menyebabkan
/!+
& "esi umumnya 2inak, namun sebagian kecil atipik atau ganas+
0iagnostik 1
& 0iagnosis polip ditegakkan berdasarkan pemeriksaan /-G dan atau
isteroskopi, dengan atau tanpa asil istopatologi+
& 3istopatologi pertumbuan eksesif lokal dari kelen2ar dan stroma
endometrium yang memiliki *askularisasi dan dilapisi ole epitel
endometrium
II. Adenomiosis (AUB-A)
0efinisi 1
& 0i2umpai 2aringan stroma dan kelen2ar endometrium ektopik pada lapisan
miometrium
Ge2ala 1
& &yeri aid, nyeri saat snggama, nyeri men2elang atau sesuda aid, nyeri
saat buang air besar, atau nyeri pel*ik kronik
& Ge2ala nyeri tersebut diatas dapat disertai dengan perdaraan uterus
abnormal+
-
7/25/2019 tinpus preskas
5/24
0iagnostik 1
& riteria adenomiosis ditentukan berdasarkan kedalaman 2aringan
endometrium pada asil istopatologi
& !denomiosis dimasukkan ke dalam sistem klasifikasi berdasarkan
pemeriksaan #4I dan /-G
& #engingat terbatasnya fasilitas #4I, pemeriksaan /-G cukup untuk
mendiagnosis adenomiosis
& 3asil /-G menun2ukkan 2aringan endometrium eterotopik pada
miometrium dan sebagian berubungan dengan adanya ipertrofi
miometrium+
& 3asil istopatologi menun2ukkan di2umpainya kelen2ar dan stroma
endometrium ektopik pada 2aringan miometrium+
III. Leiomioma (AUB-L)
0efinisi 1
& ertumbuan 2inak otot polos uterus pada lapisan miometrium
Ge2ala 1
& erdaraan uterus abnormal
& enekanan teradap organ sekitar uterus, atau ben2olan dinding
abdomen
0iagnostik 1
& #ioma uteri umumnya tidak memberikan ge2ala dan biasanya bukan
penyebab tunggal /!
& ertimbangan dalam membuat sistem klasifikasi mioma uteri yakni
ubungan mioma uteri denga endometrium dan serosa lokasi, ukuran,
serta 2umlka mioma uteri+
-
7/25/2019 tinpus preskas
6/24
Berikut adala klasifikasi mioma uteri 1
a+ rimer 1 ada atau tidaknya satu atau lebi mioma uteri
b+ -ekunder 1 membedakan mioma uteri yang melibatkan endometrium
(mioma uteri submukosum) dengan 2enis mioma uteri lainnya+
c+ 5ersier 1 lasifikasi untuk mioma uteri submukosum, intramural dan
subserosum+
IV. Malignancy and hyperplasia (AUB-M)
0efinisi 1
& ertumbuan iperplastik atau pertumbuan ganas dari lapisan
endometrium
Ge2ala 1
& erdaraan uterus abnormal
0iagnostik 1
& #eskipun 2arang ditemukan, namun iperplasia atipik dan keganasan
merupakan penyebab penting /!
& lasifikasi keganasan dan iperplasia menggunakan sistem klasifikasi
FIGO dan 63O
& 0iagnostik pasti ditegakkan berdarkan pemeriksaan istopatologi+
V. Coagulopathy (AUB-C)
0efinisi 1
& Gangguan emostatis sistemik yang berdampak teradap perdaraan
uterus
Ge2ala 1
& erdaraan uterus abnormal
-
7/25/2019 tinpus preskas
7/24
0iagnostik 1
& 5erminologi koagulopati digunakan untuk kelainan emostatis sistemik
yang terkait dengan /!
& 5iga belas persen perempuan dengan perdaraan aid banyak memiliki
kelainan emostatis sistemik, dan yang paling sering ditemukan adala
penyakit *on 6illebrand
VI. !ulatory dys"unction (AUB-)
0efinisi 1
& egagalan o*ulasi yang menyebabkan ter2adinya perdaraan uterus
Ge2ala 1
& erdaraan uterus abnormal
0iagnostik 1
& Gangguan o*ulasi merupakan sala satu penyebab /! denganmanifestasi perdaraan yang sulit diramalkan dan 2umla dara yang
ber*ariasi
& 0aulu termasuk dalam kriteria erdaraan uterus disfungsional (/0)
& Ge2ala ber*ariasi mulai dari amenorea, perdaraan ringan dan 2arang,
ingga perdaraan aid banyak
& Gangguan o*ulasi dapat disebabkan ole sindrom o*arioum polikistik,
iperprolaktenemia, ipotiroid, obesitas, penurunan berat badan,
anoreksia atau olaraga berat yang berlebian+
VII. #ndometrial (PUA-#)
0efinisi 1
-
7/25/2019 tinpus preskas
8/24
& Gangguan emostatis lokal endometrium yang memiliki kaitan erat
dengan ter2adinya perdaraan uterus+
Ge2ala 1
& erdaraan uterus abnormal
0iagnostik 1
& erdaraan uterus abnormal yang ter2adi pada perempuan dengan siklus
aid teratur
& enyebab perdaraan pada kelompok ini adala gangguan emostatis
lokal endometrium
& !danya penurunan produksi faktor yang terkait *asokonstriksi seperti
endotelin78 dan prostaglandin F: serta peningkatan aktifitas
fibrinolitik
& Ge2ala lain kelompok ini adala perdaraan tenga atau perdaraan
yang berlan2ut akibat gangguan emostasis lokal endometrium
& 0iagnosis /!7% ditegakkan setela menyingkirkan gangguan lain
pada siklus aid yang bero*ulasi
VIII. Iatrogeni$ (AUB-I)
& erdaraan uterus abnormal yang berubungan dengan inter*ensi
medis seperti penggunaan estrogen, progestin, !04+
& erdaraan aid diluar 2ad.al yang ter2adi akibat penggunaan
estrogen atau progestin dimasukkan dalam istila perdaraan sela
atau breaktroug bleeding+
& erdaraan sela ter2adi karena rendanya konsentrasi estrogen dalam
sirkulasi yang disebabkan ole sebagai berikut 1
-
7/25/2019 tinpus preskas
9/24
o asien lupa atau terlambat minum pil kontrasepsi
o emakaian obat tertentu seperti rifampisin
o erdaraan aid banyak yang ter2adi pada perempuan pengguna
anti koagulan ( .arfarin, eparin, dan lo. molecular .eigt
eparin) dimasukkan ke dalam klasifikasi /!7$
I;+ %ot yet classi"ied (AUB-%)
& ategori not yet classifieddibuat untuk penyebab lain yang 2arang
atau sulit dimasukkan dalam klasifikasi
& elainan yang termasuk dalam kelompok ini adala endometritis
kronik atau malformasi arteri7*ena
& elainan tersebut masi belum 2elas kaitannya dengan ke2adian /!
D. D!a"nos!s
embuatan anamnesis yang ermat penting untuk
diagnosis. erlu ditanyakan bagaimana mulainya perdarahan,
apakah didahului siklus yang pendek atau oleh
oligomenorea7amenorea, si+at perdarahan (banyak atau
sedikit&sedikit, sakit atau tidak), lama perdarahan, dan
sebagainya. ada pemeriksaan umum perlu diperhatikan
tanda&tanda yang menunjuk ke arah kemungkinan penyakit
metabolik, penyakit endokrin, penyakit menahun, dan lain&
lain. 1eurigaan terhadap salah satu penyakit tersebut
hendaknya menjadi dorongan untuk melakukan pemeriksaan
dengan teliti ke arah penyakit yang bersangkutan. ada
pemeriksaan ginekologik perlu dilihat apakah tidak ada
kelainan&kelainan organik, yang menyebabkan perdarahan
-
7/25/2019 tinpus preskas
10/24
abnormal (polip, ulkus, tumor, kehamilan terganggu). Dalam
hubungan dengan pemeriksaan ini, perlu diketahui bah-a di
negeri kita keluarga sangat keberatan dilakukan pemeriksaan
dalam pada -anita yang belum ka-in, meskipun kadang&
kadang hal itu tidak dapat dihindarkan. Dalam hal ini dapat
dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan dengan
menggunakan anestesia umum.
Berdasarkan gejala, tes lain mungkin diperlukan. Di
antaranya:
U!8&gelombang suara yang digunakan untuk membuat
gambar dari organ panggul. Biopsi endometrium&menggunakan kateter keil atau tipis
(tabung), jaringan diambil dari lapisan rahim
(endometrium) dan diperiksa di ba-ah mikroskop. /isteroskopi&!ebuah perangkat tipis dimasukkan melalui
vagina dan pembukaan serviks. /isterosalpingograf&Dye dengan disuntikkan ke dalam
rahim dan saluran tuba. 1emudian mengambil 9&ray. Dilatasi dan kuretase (D ;)&embukaan leher rahim
diperbesar. 0aringan yang lembut dikerok atau disedot
darilapisan rahim. /al ini diperiksa di ba-ah mikroskop.
-
7/25/2019 tinpus preskas
11/24
dalam pramenopause dorongan untuk melakukan kuretase
ialah untuk memastikan ada tidaknya tumor ganas.
E. Penan"anan
1adang&kadang pengeluaran darah pada perdarahan
dis+ungsional sangat banyak, dalam hal ini penderita harus
istirahat baring dan diberi trans+usi darah. !etelah
pemeriksaan ginekologik menunjukkan bah-a perdarahan
berasal dari uterus dan tidak ada abortus inkompletus,
perdarahan untuk sementara -aktu dapat dipengaruhi
dengan hormon steroid. Dapat diberikan:
a. >strogen dalam dosis tinggi, supaya kadarnya dalam darah
meningkat dan perdarahan berhenti. Dapat diberikan
seara intramuskulus dipropionas estradiol $,# mg, atau
ben?oas estradiol %,# mg, atau valeras estradiol $= mg.
1eberatan terapi ini ialah bah-a setelah suntikan
dihentikan, perdarahan timbul lagi.b. rogesteron : pertimbangan disini ialah bah-a sebagian
besar perdarahan +ungsional bersi+at anovulatoar, sehingga
pemberian progesteron mengimbangi pengaruh estrogen
terhadap endometrium. Dapat diberikan kaproas hidroksi&
progesteron %$# mg, seara intramuskulus, atau dapat
diberikan per os sehri norethindrone %# mg atau asetas
medroksi&progesterone (rovera) %= mg, yang dapat
diulangi. 4erapi ini berguna pada -anita dalam masa
pubertas.
1euali pada -anita dalam masa pubertas, terapi yang
paling baik ialah dilatasi dan kuretase. 4indakan ini penting,
baik untuk terapi maupun diagnosis. Dengan terapi ini
banyak kasus perdarahan tidak terulang lagi. Apabila ada
-
7/25/2019 tinpus preskas
12/24
penyakit metabolik, penyakit endokrin, penyakit darah, dan
lain&lain yang menjadi sebab perdarahan, tentulah penyakit
itu harus ditangani.
Apabila setelah dilakukan kuretase perdarahan
dis+ungsional timbul lagi, dapat diusahakan terapi hormonal.
emberian estrogen saja kurang berman+aat karena sebagian
besar perdarahan dis+ungsional disebabkan oleh
hiperestrinisme. emberian progesteron saja berguna apabila
produksi estrogen seara endogen ukup. Dalam hubungan
dengan hal&hal tersebut diatas, pemberian estrogen dan
progesteron dalam kombinasi dapat [email protected] untuk
keperluan ini pil&pil kontrasepsi dapat digunakan. 4erapi ini
dapat dilakukan mulai hari ke perdarahan terus untuk $%
hari. Dapat pula diberikan progesteron untuk hari, mulai
hari ke&$% siklus haid.
Androgen dapat berguna pula dalam terapi terhadap
perdarahan dis+ungsional yang berulang. 4erapi per os
umumnya lebih dianjurkan daripada terapi suntikan. Dapat
diberikan metiltestosteron # mg [email protected] dalil dalam terapi
androgen ialah pemberian dosis yang sekeil&keilnya dan
sependek mungkin.
4erapi dengan klomi+en, yang bertujuan untuk
menimbulkan ovulasi pada perdarahan anovulatoar,
umumnya tidak seberapa banyak digunakan. 4erapi ini lebih
tepat pada in+ertilitas dengan siklus anovulatoar sebagai
sebab.
!ebagai tindakan yang terakhir pada -anita dengan
perdarahan dis+ungsional terus&menerus (-alaupun sudah
dilakukan kuretase beberapa kali, dan yang sudah
mempunyai anak ukup) ialah histerektomi.
-
7/25/2019 tinpus preskas
13/24
enanganan perdaraan uterus abnormal berdasarkan penyebab
!+ olip
enanganan polip endometrium dapat dilakukan dengan 1
o 4eseksi secara isteroskopo
o 0ilatasi dan kuretase
o uret isap
o 3asil dikonfirmasi dengan pemeriksaan istopatologi
B+ !denomiosis
o 0iagnosa adenomiosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan /-G atau
#4I
o 5anyakan pada pasien apaka menginginkan keamilano Bila pasien menginginkan keamilan dapat diberikana analog Gn43 @E taun atau dengan risiko tinggi keganasan
endometrium perlu dilakukan pemeriksaan /-G trans*aginal dan
pengambilan sampel endometrium
o Bila tidak di2umpai faktor resiko untuk keganasan endometrium
lakukan penilaian apaka pasien menginginkan keamilan atau tidak
o Bila menginginkan keamilan dapat langsung mengikuti prosedur
tatalaksana infertilitas
Ba"an . enanganan
-
7/25/2019 tinpus preskas
17/24
o Bila pasien tidak menginginkan keamilan dapat diberikan terapi
ormonal dengan menilai ada atau tidaknya kontraindikasi teradap
o Bila tidak di2umpai kontraindikasi dapat diberikan selama bulan
(rekomendasi !)
o Bila di2umpai kontraindikasi pemberian dapat diberikan preparat
progestin selama [email protected] ari, kemudian stop [email protected] ari+ 3al ini diulang sampai
siklus
o -etela bulan lakukan e*aluasi untuk menilai asil pengobatan
o Bila keluan pasien berkurang pengobatan ormonal dapat dilan2utkan
atau di stop sesuai keinginan pasien
o Bila keluan tidak berkurang lakukan pemberian atau progestin
dosis tinggi (naikkan dosis setiap ari sampai perdaraan berenti
atau dosis maksimal)+ eratian teradap kemungkinan munculnya efek
samping sepert sindrom pra aid+ "akukan pemeriksaan ulang dengan
/-G 5H atau -I- untuk menyingkirkan kemungkinan adanya polip
endometrium atau mioma uteri+ ertimbangkan tindakan kuretase untuk
menyingkirkan keganasan endometrium+ Bila pengobatan
medikamentosa gagal, dapat dilakukan ablasi endometrium, reseksi
mioma dengan isteroskopi dan isterektomi+ 5indakan ablasi
endometrium pada perdaraan uterus yang banyak dapat dita.arkan
setela memberikan informed consent yang 2elas pada pasien+ ada
uterus dengan ukuran ? 8A minggu+
-
7/25/2019 tinpus preskas
18/24
G+ %ndometrial
o erdaraan uterus abnormal yang ter2adi pada perempuan dengan siklus
aid yang teratur
o emeriksaan fungsi tiroid dilakukan bila didapatkan ge2ala dan tanda
ipotiroid atau ipertiroid pada anamnesis dan pemeriksaan fisik+
emeriksaan /-G trans*aginal dan -I- terutama dapat dilakukan untuk
menilai ka*um uteri
-
7/25/2019 tinpus preskas
19/24
o Cika pasien memerlukanb kontrasepsi lan2utkan ke G, 2ika tidak
lan2utkan ke point @o !sam traneksamat 8 g dan asam mefenamat EAAmg merupaka
pilian lini pertama dalam tatalaksana menoragia
o "akukan obser*asi selama sillus menstruasi
o Cika respon pengobatan tidak adekuat lan2utkan ke point
o &ilai apaka terdapat kontraindikasi pemberian
o mampu mengurangi 2umla perdaraan dengan menekan
pertumbuan endometrium+ 0apat dimulai pada ari apa sa2a,
selan2utnya pada ari pertama siklus menstruasi
o
Cika pasien memiliki kontraindikasi teradap maka dapatdiberikan preparat progestin siklik selama [email protected] ari diikuti dengan [email protected] ari
tanpa obat+ emudian diulang selama siklus+ 0apat dita.arkan
penggunaan "&G7I/-
o Cika setela bulan, respon pengobatan tidak adekuat dapat dilakukan
penilaian /-G trans*aginal atau -I- untuk menilai ka*um uteri
o Cika dengan /-G 5H atau -I- didapatkan polip atau mioma
submukosum segera pertimbangkan untuk melakukan reseksi dengan
isteroskopio Cika asil /-G 5H atau -I- didapatkan ketebalan endometrium > 8A
mm, lakukan pengambilan sampel endometrium untuk menyingkirkan
kemungkinan iperplasia
o Cika terdapat adenomiosis dapat dilakukan pemeriksaan #4I, terapi
dengan progestin, "&G I/-, Gn43 atau isterektomi
o Cika asil pemeriksaan /-G 5H atau -I- menun2ukkan asil normal
atau terdapat kelainan tetapi tidak dapat dilakukan terapi konser*atif
maka dilakukan e*aluasi teradap funsi reproduksinyao Cika pasien suda tidak menginginkan fungsi reproduksi dapat
dilakukan ablasi endometrium atau isterektomi+ Cika pasien masi
ingin mempertaankuan fungsi reproduksi an2urkan pasien untuk
mencatat siklus aidnya dengan baik dan memantau kadar 3B
-
7/25/2019 tinpus preskas
20/24
3+ Iatrogenik
& enanganan karena efek samping o enanganan efek sampaing !/B7% disesuaikan dengan algoritma
!/B7%
o erdaraan sela ( breaktroug bleeding) dapat ter2adi dalam
bulan pertama atau setela bulan penggunaan
o Cika perdaraan sela ter2adi dalam bulan pertama makan
penggunaan dilan2utkan dengan mencatat siklus aid
Ba"an . enanganan
-
7/25/2019 tinpus preskas
21/24
o Cika pasien tidak ingin melan2utkan atau perdaraan menetap
selama > bulan lan2utkan ke point Eo "akukan pemeriksaan $lamydia dan &eisseria (endometritis), bila
positif berikan doksisiklin 8AA mg selama 8A ari+ Jakinkan
pasien minum secara teratur+ ertimbangkan untuk
menaikkan dosis estrogen 2ika usia pasien lebi dari E taun
dilakukan biopsi endometrium
o Cika perdaraan abnormal menetap lakukan 5H-, -I- atau
isteroskopi untuk menyingkirkan kelainan saluran reproduksi
o Cika perdaraan sela ter2ad isetela bulan pertama penggunaan
, lan2utkan ke point E
o Cika efek samping berupa amenorea lan2utkan ke point 9
o -ingkirkan keamilan
o Cika tidak amil, naikkan dosis estrogen atau lan2utkan pil yang
sama
& erdaraan karena efek samping kontrasepsi progestino Cika terdapat amenorea atau perdaraan bercak, lan2utkan ke point
o onseling ba.a kelainan ini merupakan al biasa
o Cika efek samping berupa /!7O, lan2utkan ke point @
Ba"an *. enanganan *atrogenik (erdarahan karena e+ek
-
7/25/2019 tinpus preskas
22/24
o Cika usia pasien > E taun dan memiliki risiko tinggi keganasan
endometrium, lan2utkan ke E, 2ika tidak lan2utkan ke =o Biopsi endometrium
o Cika dalam @7= bulan pertama pemakaian kontrasepsi, lan2utkan ke +
Cika tidak lan2utkan ke 9
o Berikan alternatif sebagai berikut 1
"an2utkan kontrasepsi progestin dengan dosis yang sama
Ganti kontrasepsi dengan ( 2ika tidak ada kontraindikasi)
-unti 0#! setiap bulan (kusus akseptor 0#!)
o Bila perdaraan tetap berlangsung setela = bulan lan2utkan ke point 9
o Berikan estrogen 2angka pendek (%% @8+E mgari selama ari)
yang dapat diulang 2ika perdaraan abnormal ter2adi kembali+
ertimbangkan pemilian metoda kontrasepsi lain
& erdaraan karena efek samping !04
o Cika pada pemeriksaan pel*ik di2umpai rasa nyeri, lan2ukan ke point
Ba"an +. Penan"anan Iatro"en!% (erdarahan karena e+ek samping
-
7/25/2019 tinpus preskas
23/24
o Berikan doksisiklin 8AAmg seari selama 8A ari karena perdaraan
pada penggunaan !04 dapat disebabkan ole endometritis+ Cika ridakada perbaikan, pertimbangkan untuk mengangkat !04
o Cika tidak di2umpai rasa nyeri dan !04 digunakan dalam @7= bulan
pertama lan2utkan ke point @+ Cika tidak lan2utkan ke point E
o "an2utkan penggunaan !04, 2ika perlu ditambakan !I&-+ Cika
setela = bulan perdaraan tetap ter2adi dan pasien ingin diobati
lan2utkan ke point E
o Berikan untuk 8 siklus
o Cika perdaraan abnormal menetap lakukan pengangkatan !04+ Bila
usia pasien > E taun lakukan biopsi endometrium
&A'A PU*A+A
Ba"an ,. enanganan *atrogenik (erdarahan karena e+ek
samping penggunaan A1D5)
-
7/25/2019 tinpus preskas
24/24
BaKiad, !li 3estiantoro,!ndon 6i.eko,Budi+ anduan 5atalaksana erdaraan
/terus !bnormal+ 3impunan %ndokrinologi 4eproduksi dan Fertilitas
Indonesia+ erkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia+ Cakarta+A88
Bulun % -erdar, et al, 5e ysiology and atology of te Female 4eproducti*e
!is, dalam William Textbook of Endocrinology, 8At %dition, %lse*ier
AA 1 pp EL7E99
$ou Betty, Hlaos &ikos, !bnormal /terine Bleeding, dalam 1 The John
Hopkins anual of !ynecology and "bstetrics, nd %dition , AA 1 [email protected]
arkata ornia #ade, et al, erdaraan /terus 0isfungsional, dalam1 #edoman
$iagnosis%Terapi dan &agan 'lir #elayanan #asien, AA 1 p =L M 8
#alcom G munor, Geffen 0a*id+ A88+ !bnormal uterine Bleeding+ 0iundu darittp1cambridgemedicine+.ordpress+comA88A8E9A, 8A &o*ember
A8E+
#alcom G #unro, 3ilary O+0+ $ritcley, #icael - Broder, Ian - Fraser+ A88+
FIGO $lassification -ystem (!"#7$O%I&) for $auses of !bnormal
/terine Bleeding in &ongra*id 6omen of 4eproducti*e !ge+ 0iundu
dari
[email protected]=9FIGO