STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileKebutuhan fisiologis merupakan hal yang...
Transcript of STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileKebutuhan fisiologis merupakan hal yang...
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
KEAMANAN; TERMOREGULASI PADA An. A DENGAN
OBSERVASI FEBRIS DI RUANG FLAMBOYAN
RSUD SUKOHARJO
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
DISUSUN OLEH :
ISNA WAHYU UTAMI
NIM P.09083
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
SURAT PERSYARATAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : ISNA WAHYU UTAMI
NIM : P.09083
Program Studi : DIII KEPERAWATAN
Judul Karya Tulis Ilmia :ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN KEAMANAN; TERMOREGULASI
PADA An. A DENGAN OBSERVASI FEBRIS DI
RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisa
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat ddibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.
Surakarta , 27 April 2012
Yang Membuat Pernyataan
ISNA WAHYU UTAMI
NIM P.09083
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................... i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ....................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................... 1
B. Tujuan Penulisan .................................................. 4
C. Manfaat Penulisan ................................................ 5
BAB II LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien ...................................................... 6
B. Pengkajian ............................................................ 6
C. Perumusan Masalah Keperawatan ....................... 13
D. Perencanaan Keperawatan .................................... 13
E. Implementasi Keperawatan ................................. . 14
F. Evaluasi Keperawatan ......................................... . 15
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan .......................................................... 16
B. Kesimpulan ........................................................... 23
C. Saran ..................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam Hierarki
Maslow. Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang mutlak dipenuhi manusia
untuk bertahan hidup. Manusia memiliki delapan macam kebutuhan, salah
satunya adalah kebutuhan kesehatan temperatur tubuh (Mubarak, 2008: 1).
Termoregulasi tak efektif yaitu keadaan ini dimana seorang individu
mengalami atau beresiko mengalami ketidakmampuan untuk
mempertahankan suhu tubuh normal secara efektif karena faktor-faktor
eksternal tidak sesuai atau mengalami perubahan (Tamsuri, 2006: 42).
Salah satu efek dari tergangguanya termoregulasi adalah demam atau
hipertermi. Demam merupakan pengeluaran panas yang tidak mampu untuk
mempertahankan pengeluaran kelebihan produksi panas yang mengakibatkan
peningkatan suhu tubuh abnormal. Demam yang berhubungan dengan infeksi
kurang lebih hanya 29-52%, sedangkan 11-20% dengan keganasan, 4%
dengan penyakit metabolik, 11-12% dengan penyakit lain (Avin, 2007).
Di Amerika Serikat ada sekitar dua pertiga anak yang mendapatkan
bantuan penyediaan perawatan kesehatan atas alasan kondisi febris akut
dalam dua tahun pertama kehidupannya. Sebagian besar kondisi febris yang
terjadi pada bayi serta anak disebabkan oleh virus, dan anak sembuh tanpa
terapi spesifik (Rudolph, 2006: 584). Dalam hasil penelitian yang dilakukan
1
Purwanti di Ruang Cendana Rumah Sakit Dr. Moewardi diketahui bahwa
rincian diagnosis yang ditemukan pada anak dengan suhu tubuh tinggi
meliputi febris typoid (23,1%), observasi febris (30%), GE (17%), DHF
(20%), diare sedang (6,6%) dan kejang demam serta asma (3,3%).
Kebanyakan anak yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah DR Moewardi
Surakarta adalah yang berdiagnosa febris, hal ini ditunjukan dengan
persentase yang paling tinggi dalam penelitian yang dilakukan adalah febris
(Purwanti, 2008: 83).
Normalnya suhu tubuh berkisar 36-37C, suhu tubuh dapat diartikan
sebagai keseimbangan antara panas yang diproduksi dengan panas yang
hilang dari tubuh. Kulit merupakan organ tubuh yang bertanggung jawab
untuk memelihara suhu tubuh agar tetap normal dengan mekanisme tertentu.
Produksi panas dapat meningkat atau menurun dapat dipengaruhi oleh
berbagai sebab, misalnya penyakit atau setres. Suhu tubuh yang terlalu
ekstrim baik panas maupun dingin dapat memicu kematian (Hidayat, 2008:
155).
Demam adalah respon fisiologis tubuh terhadap penyakit yang
diperantarai oleh sitokin dan ditandai dengan peningkatan suhu pusat tubuh
dan aktivitas kompleks imun (Kania, 2007: 1). Demam sering kali dikaitkan
dengan adanya gangguan pada set point hipotalamus oleh karena infeksi,
alergi, endotixin, atau tumor. Exogenous dan virugens (seperti bakteri, virus,
kompleks antigen-antibodi) akan menstimulus sel host inflamasi (seperti
makrofag, sel PMN) yang memproduksi endogenous pyrogen (Eps).
Interleukin 1 sebagai prototypical ER Eps menyebabkan endotelium
hipotalamus meningkatkan prostaglandin dan neurotransmiter, kemudian
beraksi dengan neuron preoptik di hipotalamus anterior dengan memproduksi
peningkatan set point. Mekanisme tubuh secara fisiologis mengalami
(vasokontriksi perifer, menggigil), dan perilaku ingin berpakaian yang tebal
atau ingin diselimuti dan minum air hangat (Suriadi, 2010: 63).
Ada juga yang mengatakan hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh
yang tidak diatur, disebabkan ketidakseimbangan antara produksi dan
pembatasan panas (Soedarmo, 2002: 27). Demam dapat diderita oleh siapa
saja, dari bayi hingga orang berusia paling lanjut sekalipun. Demam
sesungguhnya merupakan reaksi alamiah dari tubuh manusia dalam usaha
melakukan perlawanan terhadap beragam penyakit yang masuk atau berada di
dalam tubuh (Widjaja, 2001: 1).
Panas atau demam kondisi dimana otak mematok suhu diatas setting
normal yaitu diatas 38C. Namun demikian, panas yang sesungguhnya adalah
bila suhu lebih dari 38.5C. Akibat tuntutan peningkatan tersebut tubuh akan
memproduksi panas (Purwanti, 2008: 81).
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka penulis
mengangkat masalah gangguan pemenuhan kebutuhan keamanan;
termoregulasi pada pasien dengan observasi febris di bangsal Flamboyan
Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaporkan kasus pemenuhan kebutuhan keamanan; termoregulasi pada
An. A dengan observasi febris di bangsal Flamboyan Rumah Sakit Umum
Daerah Sukoharjo.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan pemenuhan
kebutuhan keamanan; termoregulasi pada An. A dengan observasi
febris di bangsal Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien
dengan pemenuhan kebutuhan keamanan; termoregulasi pada An. A
dengan observasi febris di bangsal Flamboyan Rumah Sakit Umum
Daerah Sukoharjo.
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien
dengan pemenuhan kebutuhan keamanan; termoregulasi pada An. A
dengan observasi febris di bangsal Flamboyan Rumah Sakit Umum
Daerah Sukoharjo.
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien dengan
pemenuhan kebuthan keamanan; termoregulasi pada An. A dengan
observasi febris di bangsal Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah
Sukoharjo.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan pemenuhan
kebutuhan keamanan; termoregulasi pada An. A dengan observasi
febris di bangsal Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo.
f. Penulis mampu menganalisa kondisi kebutuhan keamanan yang terjadi
pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan keamanan; termoregulasi
pada An. A dengan observasi febris di bangsal Flamboyan Rumah
Sakit Umum Daerah Sukoharjo.
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Penulis
Mendapatkan pengalaman dan dapat menerapkan Asuhan Keperawatan
yang tepat pada pasien febris atau demam.
2. Manfaat Bagi Institusi
Dapat dijadikan sebagai acuan ataupun refrensi dalam pembelajaran di
kampus.
3. Manfaat Bagi Pelayanan Kesehatan
Semoga dapat menambah ilmu dan dapat diterapkan ol