Fisiologis penuaan
date post
25-Oct-2015Category
Documents
view
80download
8
Embed Size (px)
Transcript of Fisiologis penuaan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Penuaan dapat didefinisikan sebagai suatu hal fisiologis di mana proses tersebut
merupakan hal yang genetik, suatu terminasi yang tak terelakkan dari pertumbuhan
normal.5 Manusia lanjut usia yang biasa dikenal sebagai istilah manula merupakan tahap
akhir siklus kehidupan dari perkembangan normal yang dialami dan tidak dapat dihindari
oleh setiap individu. Salah satu contohnya adalah kasus kehilangan gigi karena perubahan
kondisi fisik pada rongga mulut.6
Beberapa siklus kehidupan, seperti pertumbuhan, pubertas dan menopause
ditentukan oleh genetik, demikian pula dengan proses penuaan. Penting untuk
membedakan antara kejadian yang merupakan tanda penuaan normal dengan yang
disebabkan oleh penyakit yang biasanya terjadi pada manula.7
2.1 Teori Penuaan
Salah satu teori proses aging yang diterima secara luas adalah teori
Neuroendokrin yang menguraikan tentang jaringan biokimia yang kompleks yang
mengatur pelepasan hormon oleh tubuh manusia. Hipotalamus melepaskan hormon yang
mempunyai bermacam reaksi berantai yang akan menstimulasikan organ-organ untuk
melepaskan hormon yang akan menstimulasikan pelepasan hormon lain, dan selanjutnya
menstimulasikan fungsi-fungsi tubuh. Proses menua menyebabkan penurunan dalam
produksi hormon, sehingga menyebabkan berkurangnya kemampuan tubuh untuk
mengatur dan memperbaiki bagian yang rusak.1,2
Universitas Sumatera Utara
Teori wear and tear menyatakan bahwa tubuh dan selnya mengalami
kerusakan karena penyalahgunaan dan penggunaan yang berlebihan. Organ-organ seperti
hati, lambung, ginjal, kulit dan lain-lainnya diracuni dengan toksin yang terdapat dalam
makanan dan lingkungan, asupan lemak, gula, kafein, alkohol dan nikotin yang
berlebihan, sinaran ultra-violet dari matahari dan banyak lagi faktor fisikal dan tekanan
emosi yang dihadapi oleh tubuh badan manusia.2
Menurut Harman (1972) yang memperkenalkan teori radikal bebas, dimana
mitokondria bertanggungjawab atas kebanyakan reaksi radikal bebas yang berlaku dalam
sel-sel. Mitokondria menghasilkan radikal bebas secara terus-menerus sepanjang hidup
manusia. Komponen dalam sel tersebut merupakan pengguna oksigen untuk
menghasilkan energi dan secara automatis terlibat dalam menghasilkan radikal bebas
spesis oksigen, reactive oxygen species (ROS).8 ROS dihasilkan apabila radikal bebas
yang dihasilkan dari aktifitas tubuh, terpapar dengan molekul oksidan dari lingkungan
(polusi, radiasi), nutrisi atau keadaan patologis. ROS (contoh ; H2O2, O2-, OH) dapat
mengubah DNA, protein dan membrana fosfolipid. Reaktifitas dari setiap radikal bebas
adalah bervariasi namun dapat menyebabkan kerusakan yang parah pada molekul-
molekul biologis, terutama DNA, protein dan lemak.9
2.2 Fisiologi proses penuaan secara umum
Tahapan hidup manusia dibagi kepada infancy (lahir 2 tahun), childhood (3 12
tahun), early adulthood (20 39 tahun), middle adulthood (40 64 tahun), late
adulthood (65+ tahun) dan kematian, atau berhentinya fungsi dari organ yang vital.1
Universitas Sumatera Utara
Proses penuaan terjadi dalam dua bentuk, yaitu yang kelihatan dan yang tidak
kelihatan. Perubahan yang dapat dilihat seperti rontoknya rambut serta perubahan warna
dari hitam menjadi putih, kulit yang berkerut dan kendur, berkurangnya daya
pendengaran dan penglihatan, berkurangnya stamina, dan lain-lain. Menurut Janssen
(2005), perubahan yang tidak dapat dilihat adalah sistem internal seperti sistem
kardiovaskular, yang menyebabkan tekanan darah tinggi dan serangan jantung,
berkurangnya kapasitas paru, sistem pencernaan dan lain-lain.1 Perubahan-perubahan
penting yang terjadi adalah perubahan pada kulit merupakan manifestasi penuaan yang
paling mudah dilihat. Kerutan dan kulit yang kendur disebabkan oleh kurangnya lemak
subkutan, meningkatnya kolagen dan elastin yang terfragmentasi dan tidak elastik.7
Pada pembuluh darah, jumlah kolagen meningkat dan menjadi kurang elastis,
pembuluh arteri menjadi kaku, tekanan darah sistolik dan denyut nadi cenderung
meningkat. Sering ditemukan arterosklerosis.7 Vaskularisasi yang berkurang
menyebabkan memburuknya nutrisi dan pemberian oksigen ke jaringan.5 Pada gigi,
proses penuaan yang terjadi adalah kalsifikasi fibrillar pada pulpa yang terjadi lebih dari
90% gigi tua, dan lesi umum yang berlaku pada gigi tua adalah kalsifikasi pada arteriol.
Biasanya kalsifikasi yang terjadi lebih banyak pada bagian akar dari pulpa jika
dibandingkan bagian koronal.10
Pada sistem muskulo-skeletal, terjadi atropi secara keseluruhan pada massa otot di
mana jaringan lemak dan jaringan ikat kolagen menggantikan sebagian serat-serat
kontraktil otot.2,5 Akibatnya terjadi kemunduran kekuatan, kelenturan, stamina serta tonus
otot ketika melakukan aktifitas. Sebagai contoh, implikasi yang berlaku pada sistem
pernafasan di mana kekuatan otot yang berkurang menyebabkan manula bernafas secara
Universitas Sumatera Utara
dangkal. Kehilangan kalsium dan massa tulang yang menurun sejalan dengan usia, akan
menyebabkan osteoporosis di mana terjadi penurunan dimensi tulang sehingga tulang
menjadi rapuh dan mudah fraktur. Tulang vertebra yang mengalami kalsifikasi akan
mengakibatkan perubahan postural tubuh.2,5,7,11
Tulang alveolar juga mengalami perubahan berupa hilangnya mineral tulang
secara umum oleh karena usia melalui resorpsi matriks tulang. Proses ini dapat dipercepat
oleh tanggalnya gigi, penyakit periodontal, protesa yang tidak adekuat, dan karena
menderita penyakit sistemik.7
Perubahan normal yang berlaku pada sistem kardiovaskular berupa atropi pada
otot jantung terutama ventrikel kiri, kalsifikasi pada vulva jantung, kehilangan elastisitas
pada dinding arteri (arteriosclerosis) serta deposit-deposit yang bertumpuk di dalam
arteri(atherosclerosis). Akibatnya terjadi penurunan cardiac output, sensitifitas
baroreseptor serta automatisitas nodus SA. Seterusnya suplai darah yang semakin lemah
akan mengakibatkan penurunan stamina, fungsi ginjal dan hati yang semakin lemah serta
berkurangnya suplai oksigen dan energi ke sel-sel seluruh tubuh.2
Secara umum terjadi kemunduran sejumlah organ sejalan dengan meningkatnya
usia. Seperti otak, hati, ginjal, kelenjar saliva, semua perubahan ini dimulai dari sel atau
jaringan : seperti ginjal dengan meningkatnya usia terjadi kerusakan sebagian dari nefron
atau dengan kata lain glomeruli yang abnormal sehingga fungsi dari ginjal akan menurun,
osmolariti urine berkurang.11 Penurunan fungsi sekresi meningkatkan retensi sampah
produk metabolisme dan memiliki potensi penyebab terjadinya kerusakan skala rendah
sel-sel di seluruh tubuh.5
Universitas Sumatera Utara
Dengan meningkatnya usia, sistem imun secara umumnya akan berkurang
efektifitasnya sehingga akan meningkatkan resiko terhadap penyakit akibat infeksi,
berkurangnya kemampuan melawan penyakit, penyembuhan luka menjadi lambat, dan
berkembangnya penyakit autoimun serta kanker.1,11
Pancaindera merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia untuk
mengumpulkan informasi dan mengantisipasi dalam interaksi sosial. Perubahan yang
dapat berlaku adalah pada mata (penglihatan), telinga (pendengaran), hidung (pembauan)
dan lidah (pengecapan).1
2.3 Mukosa mulut normal
2.3.1 Histologi mukosa rongga mulut
Mukosa rongga mulut dilapisi oleh epitel berlapis gepeng (stratified squamous
epithelium), namun diklasifikasikan kepada 3 kelompok menurut lokasi dan fungsinya :
a. Mastikatory Mucosa : Mukosa yang terlibat dalam fungsi mastikasi yaitu gingiva
dan palatum durum, dilapisi oleh epitel berkeratinisasi yang menyerupai epitel
yang melapisi kulit pada tubuh. 12
b. Lining Mucosa : Mukosa yang memerlukan fleksibilitas untuk membantu proses
pengunyahan, percakapan, maupun penelanan bolus makanan yaitu mukosa pipi,
palatum molle dan dasar mulut, dilapisi oleh epitel yang tidak berkeratinisasi. 12
c. Specialized Mucosa : Mukosa yang membalut bagian dorsal lidah yang berikatan
langsung ke otot lidah. Mukosa di lidah dilapisi oleh epitel yang berkeratinisasi
dan tidak berkeratinisasi. 12
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1 : Mukosa rongga mulut menurut lokasi dan fungsinya.12
2.3.2 Fisiologi mukosa mulut
Warna mukosa mulut sangat dipengaruhi oleh ketebalan epitel yang menutupinya
dan vaskularisasi pada lamina propria yang terletak dibawahnya. Mukosa mulut kelihatan
lebih pucat pada daerah-daerah dengan tekstur mukosa yang berkeratinisasi seperti pada
gingiva dan palatum durum. Warna gingival yang normal adalah merah jambu (coral
pink) dengan tekstur permukaan seperti kulit jeruk (stippling) pada gingiva cekat dan
tekstur yang licin pada gingiva bebas. Warnanya dipengaruhi oleh vaskularisasi,
ketebalan dan derajat keratinisasi epitel, dan keberadaan sel-sel yang mengandung
pigmen. Warna gingival bervariasi antar individu, dan tampaknya berkolerasi dengan
pigmentasi pada kulit, artinya warna gingival lebih gelap pada individu yang warna
kulitnya lebih gelap. Biasanya pigmen yang terlibat dalam memberi warna pada mukosa
Universitas Sumatera Utara
rongga mulut adalah melanin dan hemoglobin dalam darah. Melanin diproduksi oleh
specialize