Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

53
CA BULI , RENAL , & STRIKTUR URETRA Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KMB III Oleh Kelompok I : Damanti Novianda P.174201100 Siswinda Cahyani M. P.17420110061 PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG 1

Transcript of Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

Page 1: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

CA BULI , RENAL , & STRIKTUR URETRA

Disusun untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah KMB III

Oleh Kelompok I :

Damanti Novianda P.174201100

Siswinda Cahyani M. P.17420110061

PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2011/2012

1

Page 2: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

KsATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah swt. sehingga dengan rahmat

dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Asuhan

Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Fungsi Sistem Perkemihan : “Ca Buli,

Renal, & Striktur uretra” ini tanpa halangan suatu apa pun.

Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Keperawatan

Medikal Bedah III. Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai penyakit yang sering

menjangkit di sistem perkemihan yaitu Ca Buli, Renal, & Striktur uretra. Di sini kami

juga berusaha memaparkan mengenai Nursing Care Plan yang dapat diterapkan pada

pasien dengan gangguan tersebut. Kami menyadari, penyusunan makalah ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak, antara lain:

1. Ibu Sri Utami D. selaku Koordinator Mata Kuliah KMB III

2. Para dosen pengampu mata kuliah KMB III

3. Segenap tim penyusun makalah

4. Pihak-pihak lain yang telah mendukung terselesaikannya makalah

Kami mengucapkan terimakasih atas dukungan dan bantuan dari pihak-pihak

tersebut.

Tiada gading yang tak retak, kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, kami mohon maaf dan besar harapan kami menerima saran

berikut kritik yang membangun mengenai kekurangan tersebut.

Semarang, Januari 2012

Penyusun

2

Page 3: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

DAFTAR ISI

Halaman Judul 1

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

BAB I – Pendahuluan 4

1.1 Latar Belakang 4

1.2 Rumusan Masalah 4

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan 5

1.4 Tujuan Penulisan 5

1.5 Manfaat Penulisan 5

BAB II –Ca Buli, Renal, & Striktur uretra 6

2.1 Ca Buli 6

2.1.1 Pengertian Ca Buli 7

2.1.2 KlasifikasiCa Buli 8

2.1.3 Tanda & Gejala Ca Buli 11

2.1.4 Patofisiologi Ca Buli 11

2.1.5 Penatalaksanaan 12

2.1.6 Proses Keperawatan pada Klien dengan Ca Buli 15

2.2Renal..............................................................................................

2.2.1 Pengertian Renal 18

2.2.2 Tanda dan Gejala ................................................................ 18

2.2.3. Patofisiologi........................................................................ 19

2.2.4 Askep .................................................................................. 19

2.3 Striktur uretra

2.3.1 Pengertian Striktur uretra 23

2.3.2 PenyebabStriktur uretra 28

2.3.3 Patofisiologi Striktur uretra 28

2.3.4 Manifestasi Klinik & Komplikasi Striktur uretra 28

2.3.5 Proses Keperawatan pada Klien dengan Striktur uretra 31

BAB III – Penutup 34

3.1 Kesimpulan 34

3.2 Saran 34

Daftar Pustaka 36

3

Page 4: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi saluran kemih adalah keadaan dimana kuman tumbuh dan berkembang

biak dalam saluran kemih dalam jumlah yang bermakna. Infeksi saluran kemih ini

dapat berlangsung dengan gejala (simtomatis) atau tanpa gejala (asimtomatis). Infeksi

saluran kemih juga sering menjadi masalah dalam ilmu bedah.

Terdapat banyak sekali neoplasma yang dapat berkembang di saluran kemih,

diantaranya adalah renal karsinoma, karsinoma kandung kemih,  atau karsinoma

prostat. Namun diantara ketiganya, yang paling sering dijangkiti kanker dari alat

perkemihan adalah kandung kemih. Kanker kandung kemih terjadi tiga kali lebih

banyak pada pria dibandingkan pada wanita, dan tumor-tumor multipel juga lebih

sering, kira-kira 25% klien mempunyai lebih dari satu lesi pada satu kali dibuat

diagnosa.

Pada tiga dasawarsa terakhir, kasus kandung kemih pada pria meningkat lebih

dari 20 % sedangkan kasus pada wanita berkurang 25%. Faktor predisposisi yang

diketahui dari kanker kandung kemih adalah karena bahan kimia betanaphytilamine dan

xenylamine, infeksi schistosoma haematobium dan merokok.

Dari data tersebut lah, kami merasa tertarik dan ingin membahas lebih lanjut mengenai

karsinoma kandung kemih tersebut mulai dari pengertian sampai dengan konsep asuhan

keperawatan yang nantinya akan menjadi dasar bagi seorang perawat dalam melakukan

proses keperawatan pada pasien yang mengalami karsinoma kandung kemih.

1.2 Rumusan Masalah

Beberapa rumusan masalah yang akan diungkap dalam makalah mengenai asuhan

keperawatan pada klien dengan gangguan sistem perkemihan : Ca Buli, Renal, &

Striktur Uretra adalah sebagai berikut:

4

Page 5: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Ca Buli, Renal, & Striktur Uretra?

1.2.2 Apa penyebab dari Ca Buli, Renal, & Striktur Uretra?

1.2.3 Bagaimana proses patofisiologis dari Ca Buli, Renal, & Striktur Uretra?

1.2.4 Apa manifestasi klinik dan komplikasi dari Ca Buli, Renal, & Striktur Uretra?

1.2.5 Bagaimana penatalaksanaan medis dari Ca Buli, Renal, & Striktur Uretra?

1.2.6 Bagaimana proses keperawatan untuk pasien dengan Ca Buli, Renal, &

Striktur Uretra?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Pembahasan dalam makalah ini akan dilakukan secara lebih umum dan didapat dari

perpaduan berbagai macam saduran sumber. Ada pun ruang lingkup pembahasan

tersebut diuraikan sebagai berikut:

1.3.1 Definisi Ca Buli, Renal, & Striktur Uretra

1.3.2 Penyebab dari Ca Buli, Renal, & Striktur Uretra

1.3.3 Proses patofisiologis dari Ca Buli, Renal, & Striktur Uretra

1.3.4 Manifestasi klinik dan komplikasi dari Ca Buli, Renal, & Striktur Uretra

1.3.5 Penatalaksanaan medis dari Ca Buli, Renal, & Striktur Uretra

1.3.6 Proses keperawatan untuk pasien dengan Ca Buli, Renal, & Striktur Uretra

1.4 Tujuan Penulisan

Berikut ini adalah tujuan dari penulisan makalah asuhan keperawatan pada klien

dengan gangguan sistem perkemihan: Ca Buli, Renal, & Striktur Uretra

1.2.1 Menjelaskan mengenai definisi Ca Buli, Renal, & Striktur Uretra

1.2.2 Menguraikan penyebab dari Ca Buli, Renal, & Striktur Uretra

1.2.4 Menjabarkan proses patofisiologis dariCa Buli, Renal, & Striktur Uretra

1.2.5 Menjelaskan manifestasi klinik dan komplikasi dari Ca Buli, Renal, & Striktur

Uretra

1.2.6 Menjelaskan penatalaksanaan medis dari Ca Buli, Renal, & Striktur Uretra

1.2.7 Menguraikan proses keperawatan untuk pasien dengan Ca Buli, Renal, &

Striktur Uretra

1.5 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah tentang asuhan keperawatan pada klien dengan

gangguan sistem perkemihan: Ca Buli, Renal, & Striktur Uretradisasarkan kepada

berbagai pihak yaitu manfaat bagi penyusun itu sendiri dan bagi pembaca.

5

Page 6: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

Ada pun uraian mengenai manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai

berikut

1.5.1 Manfaat bagi penyusun

1.5.1.1 Mendapatkan tambahan pengetahuan dalam teknik penulisan makalah

1.5.1.2 Mendapatkan ajang kesempatan untuk melakukan diskusi bersama

1.5.1.3 Mampu merangkum berbagai sumber untuk memberikan bahasan

mengenai asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem

perkemihan: Ca Buli, Renal, & Striktur Uretra.

1.5.2 Manfaat bagi pembaca

1.52.1 Mengetahui pengertian secara umum tentang Ca Buli, Renal, &

Striktur Uretra

1.5.2.2 Mengetahui penyebab dari Ca Buli, Renal, & Striktur Uretra

1.5.2.3 Memahami proses terjadinya Ca Buli, Renal, & Striktur Uretra

1.5.2.4 Mengetahui manifestasi klinik berikut komplikasi dari Ca Buli, Renal,

& Striktur Uretra

.

***

6

Page 7: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

BAB II

Tumor Buli, Tumor Renal dan Striktur uretra

2.1 Pengertian Karsinoma Buli

Karsinoma buli merupakan 2% dari seluruh keganasan,dan merupakan keganasan

kedua terbanyak pada sistem urogenitalia setelah karsinomaprostat. Tumor ini dua

kali lebih sering menyerang pria daripada wanita. Di daerah industri kejadian

tumor ini meningkat tajam.Karsinoma buli-buli yang masih dini merupakan

tumor superfisial.

Tumor inilama kelamaan dapat mengadakan inf i l t ras i ke lamina

propria , otot , dan lemakperivesika yang kemudian menyebar langsung ke jaringan

sekitarnya.Di samping itu tumor dapat menyebar secara limfogen maupun

hematogen.Penyebaran limfogen menuju kelenjar limfe, perivesika, obturator,

iliaka eksterna,dan iliaka komunis. Penyebaran hematogen paling sering ke

hepar, paru-paru dantulang.

2.2 Etiologi dan Faktor Resiko

Penyebab-penyebab tumor buli semakin banyak dan rumit, dan

beberapasubstansi-substansi dalam industri kimia diyakini bersifat

karsinogenik (Hueper,1942). Salah satunya adalah sifat karsinogenisitas dari β-

naphthylamine yang telahditemukan. Substansi ini diyakini terbawa dalam urine dan

menyebabkan asal tumor dalam kaitannya dengan kontak dengan permukaan

mukosa vesika dalam waktul a m a . S u b s t a n s i k i m i a l a i n n y a y a n g

d i w a s p a d a i b e r s i f a t k a r s i n o g e n i k a d a l a h benzidine.Keganasan buli-buli

tejadi karena induksi bahan karsinogen yang banyakterdapat di seki tar ki ta .

Beberapa faktor resiko yang mempermudah seseorang menderita karsinoma

buli-buli adalah:

1. Pekerjaan

Pekerja pabrik kimia, terutama pabrik cat, laboratorium, pabrik korek api ,

tekst i l , pabrik kul i t , dan pekerja salon/ pencukur rambut ser ing terpapar

oleh bahan karsinogen berupa senyawa amin aromatik (2- naftilamin, benzidine,

dan 4-aminobifamil).

2. Perokok

7

Page 8: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

Resiko untuk mendapat karsinoma buli-buli pada perokok 2-6 kali lebihbesar

dibandingdengan bukan perokok. Rokok mengandung bahankarsinogen amin

aromatik dan nitrosamin.

3. Infeksi Saluran Kemih

Telah diketahui bahwa kuman-kuman E.Coli dan proteus spp menghasilkan nitrosamin

yang merupakan zat karsinogen.

4. Kopi, pemanis buatan, dan obat-obatan

Kebiasaan mengkonsumsi kopi, pemanis buatan yang mengandung sakarin dan

siklamat, serta pemakaian obat-obatan siklofosfamid yang diberikan intravesika,

fenasetin, opium, dan obat anti tuberkulosa INH dalam jangka waktu lama dapat

meningkatkan resiko timbulnya karsinoma buli-buli.

2.3 Bentuk Tumor

Tumor buli terdapat dalam bentuk papiler, tumor non invasif (in situ), noduler (infiltratif)

atau campuran antara bentuk papiler dan infiltratif.

2.4 Jenis Histopatologi

Sebagian besar (± 90%) tumor buli-buli adalah karsinoma sel

transisional.Tumor ini bersifat multifokal yaitu dapat terjadi di saluran kemih yang

epitelnya terdiriatas sel transisional yaitu di pielum, ureter, atau uretra posterior.

Sedangkan jenisyang lainnya adalah karsinoma sel squamosa (± 10%) dan

adenokarsinoma (± 2%).

A. Karsinoma Sel Transisional

Sebagian besar dari seluruh tumor buli adalah karsinoma sel transisional. Tumor

ini biasanya berbentuk datar (non papiler anaplastik), sel-sel membesar dan

nukleus tampak jelas. Dapat terjadi dekat atau jauh dari lesi oksofitik, dapat juga

fokal atau difuse. Karsinoma urotelial datar adalah tumor yang sangat agresif dan

bertumbuh lebih cepat dari tumor papilari.

B. Karsinoma Sel Non Transisional

Adenokarsinoma

Terdapat 3 kelompok adenokarsinoma pada buli-buli, diantaranya adalah :

1) Primer terdapat di buli-buli

Biasanya terdapat di dasar dan di fundus buli-buli. Pada beberapa aksus

sistitis glandularis kronis dan ekstrofia vesika pada perjalanan lebih lanjut

dapat mengalami degenerasi menjadi adenokarsinoma buli-buli.

8

Page 9: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

2) Urakhus persisten

Adalah sisa duktus urakhus yang mengalami degenerasi maligna menjadi

adenokarsinoma.

3) Tumor sekunder yang berasal dari fokus metastasis dari organ lain,

diantaranya adalah prostat, rektum, ovarium, lambung, mamma dan

endometrium.

Karsinoma sel skuamosa

Karsinoma sel skuamosa terjadi karena rangsangan kronis pada buli-buli

sehingga sel epitelnya mengalami metaplasia berubah menjadi ganas.

Rangsangan kronis itu dapat terjadi karena infeksi saluran kemih kronis, batu

buli-buli, kateter menetap yang dipasang dalam jangka waktu lama, infestasi

cacing schistosomiasis pada buli-buli, dan pemakaian obat siklofosfamid secara

intravesika.

Karsinoma yang tidak berdiferensiasi

Merupakan tipe tumor yang jarang (kurang dari 2% dari seluruh tipe tumor buli).

Tumor ini tidak memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dari tumor

lain, dan kata undifferentiated merujuk kepada sifat alamiah sel-sel tersebut yang

bersifat anaplastik. Dalam karsinoma yang tidak terdiferensiasi, sel-selnya belum

matang sehingga diferensiasi ke arah pola yang jelas seperti papilari, epidermoid

atau adenokarsinoma tidak terjadi.

Karsinoma campuran

Terdapat 4-6% dari seluruh tipe tumor. Merupakan kombinasi anatara bentuk

transisional, glandular, skuamosa, dan tidak berdiferensiasi. Yang tersering

adalah campuran bentuk transisional dan skuamosa.

C. Karsinoma epitelian dan non epitelial

Karsinoma epitelia di buli ditemukan dengan adenoma villi, tumor

karsinoid. Karsinosarkoma, dan melanoma. Karsinoma nonepitelial

ditemukan bersama dengan feokromositoma, limfoma, koriokarsinoma dan

tumor mesenkim.

2.5 Stadium / derajat invasi tumor

9

Page 10: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

Penentuan derajat invasi tumor berdasarkan sistem TNM dan stadium menurut

marshall.

Pembagian Grade berdasarkan derajat diferensiasi sel tumor :

a. Tumor berbentuk papiler, masih berdiferensiasi baik, ukuran relatif kecil dengan dasar

yang sempit. Tumor hanya menyebar di jaringan di bawah lamina propria, tidak ke

dalam dinding otot kantung kemih atau lebih. Tidak ada kelenjar limfe yang terlibat.

Dapat diatasi dengan cara transuretral, namun sudah radio-resistant.

b. Tumor berbentuk papiler dengan diferensiasi yang kurang baik, cenderung menginvasi

lamina propria atau otot detrusor. Ukuran tumor lebih besar dari grade 1, dan

berhubungan lebih luas dengan dinding vesika. Sering dapat diatasi dengan reseksi

transuretral. Kurang berespon dengan radio terapi.

c. Tumor cenderung berbentuk noduler dan invasif, menyebar sampai kedalam muscularis

propria, yang melibatkan jaringan-jaringan lunak disekitar kantung kemih, prostat,

uterus, atau vagina. Masih belum ada organ limfe yang terpengaruh hingga tahap ini.

10

TNM Marshall Uraian

Tis 0 Karsinoma in situ

Ta 0 Tumor Papilari invasif

T1 A Invasi submukosa

T2 B1 Invasi otot superfisial

T3a B2 Invasi otot profunda

T3b C Invasi jaringan lemak prevesika

T4 D1 Invasi ke organ sekitar

N1-3 D1 Metastasis ke limfonudi regional

M1 D2 Metastasis hematogen

Page 11: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

Transuretral dan sistektomi tidak terlalu berpengaruh, namun masih sensitif terhadap

radio terapi.

d. Tumor telah menyerang pelvis atau dinding abdominal, atau telah menyerang hingga

jaringan limfe . transuretral dan sistektomi tidak terlalu berpengaruh, namun masih

sensitif terhadap radio terapi.

Pembagian Stage berdasarkan derajat invasi tumor :

Stage 0 : menunjukkan tumor papilar, namun belum menginvasi lamina propria

Stage A : tumor sudah menginvasi lamina propria, namun belummenembus otot

dinding vesika.

Stage B1 :neoplasma sudah menyebar superficial sampai setengahdari otot detrusor.

Stage B2 : tumor ditemukan jauh di dalam lapisan otot.

Stage C : tumor menyebar sampai lapisan lemak perivesikal atauke peritoneum.

Stage D : tumor sudah bermetastasis.

2.6 Gejala Klinis

Gejala pada kanker buli-buli tidaklah spesifik. Banyak penyakit-penyakitlain, yang

termasuk kondisi inflamasi, melibatkan ginjal dan kandung

kemih,menunjukkan gejala yang sama. Gejala pertama yang paling umum

adalahadanya darah dalam urin (hematuria). Hematuria dapat terlihat dengan

matatelanjang, ataupun berada dalam level mikroskopik. Gejala seperti

adanyairitasi pada urinasi juga dapat dihubungkan dengan kanker kantung

kemih,seperti rasa sakit dan terbakar ketika urinasi, rasa tidak tuntas ketika

selesaiurinasi, sering urinasi dalam jangka waktu yang pendek. Iritabilitas

vesikaldengan atau tanpa sakit biasanya menandakan adanya infiltrasi,

walaupuntidak dalam semua kasus.

Waspadai bila pasien datang dengan mengeluh hematuria yang bersifat:

1. Tanpa disertai rasa nyeri (painless)

2. Kambuhan (intermitten)

3. Terjadi pada seluruh proses miksi (hematuria total)

11

Page 12: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

Seringkali karsinoma buli-buli tanpa disertai gejala disuri, tetapi pada karsinoma in

situ atau karsinoma yang sudah mengadakan infiltrasi luas tidak jarang menunjukkan

gejala iritasi bulu-buli.Hematuria dapat menimbulkan retensi bekuan darah sehingga pasien

datangmeminta pertolongan karena tidak dapat miksi. Keluhan akibat penyakit yangtelah

lanjut berupa gejala obstruksi saluran kemih bagian atas atau edematungkai. Edema

tungkai ini disebabkan karena adanya penekanan aliran limfe oleh massa tumor atau kelenjar

limfe yang membesar di daerah pelvis. Terdapat nyeri pinggang jika tumor menyumbat

saluran kemih sehingga terjadi hidronefrosis.

2.7 Pemeriksaan Penunjang

Bebrapa pemeriksaan tambahan perlu dilakukan untuk membantu mendiagnosis kanker buli,

diantaranya :

1. Pemeriksaan laboratorium

Kelainan yang ditemukan biasanya hanya ditemukan dalam darah danurin.

Gejala anemia dapat dijumpai bila ada perdarahan dari tumor yangsudah lanjut.

Dapat juga ditemukan gejala gangguan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum

dan kreatinin dalam darah yang terjadi bila tumor tersebut menyumbat kedua muara

ureter. Selain pemeriksaan laboratorium rutin, diperiksa pula :

Sitologi urine, yaitu pemeriksaan sel-sel urotelium yang terlepas bersama urine.

Antigen permukaan sel dan flow cytometri, yaitu mendeteksi adanya kelainan

kromosom sel-sel urotelium

2. Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan foto polos abdomen dan pielografi intra vena (PIV) digunakan sebagai

pemeriksaan baku pada penderita yang diduga memiliki keganasan saluran kemih

termasuk juga keganasan buli-buli. Pada pemeriksaan ini selain melihat adanya filling

defek pada buli-buli juga mendeteksi adanya tumor sel transisional yang berada di ureter

atau pielum dan dapat mengevaluasi ada tidaknya gangguan pada ginjal dan saluran

kemih yang disebabkan oleh tumor buli-buli tersebut. Didapatkannya hidroureter atau

hidronefrosis merupakan salah satu tanda adanya infiltrasi tumor ke ureter atau muara

ureter. Jika penderita alergi terhadap zat yang digunakan pada pemeriksaan PIV, maka

dapat dilakukan pemeriksaan USG. Foto toraks juga perlu dilakukan untuk melihat bila

ada metastasis ke paru-paru.

12

Page 13: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

3. Sistoskopi dan biopsi

Sitoskopi dilakukan oleh urologis, mengevaluasi kantung kemih dengan pemeriksaan visual

langsung dengan menggunakan sebuah alat khusus yaitu cytoscope. Banyak tumor yang

muncul dari bagian yang lebih tergantung darikantung kemih, seperti basal, trigonum,

dan daerah di sekitar orifisium vesika. Namun mereka juga dapat muncul dimana

saja.Pemeriksaan sistoskopi (teropong buli-buli) dan biopsi mutlak dilakukan pada

penderita dengan persangkaan tumor buli-buli, terutama jika penderita

berumur 40-45 tahun. Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat ada atau tidaknyatumor di

buli-buli sekaligus dapat dilakukan biopsi untuk menentukan derajatinfiltrasi tumor

yang menentukan terapi selanjutnya. Selain itu pemeriksaan inidapat juga digunakan

sebagai tindakan pengobatan pada tumor superfisial(permukaan).

4. CT scan atau MRI

Berguna untuk menentukan ekstensi tumor ke organ sekitarnya. CT scanning merupakan

X-ray detail dari tubuh, yang menunjungan persimpangan-persimpangan dari organ-

organ yang mana tidak ditunjukan oleh sinar x-ray konvensioanl. MRI lebih sensitif dari

CT Scan, yang memberikan keuntungan dapat mendeteksi kelenjar limfe yang membesar

di dekat tumor yang menunjukan bahwa kanker telah menyebar ke kelenjar limfe.

13

Page 14: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

2.8 Komplikasi

Dapat terjadi infeksi sekunder kandung kemih yang parah bila terdapat ulserasi

tumor. Pada obstruksi ureter, jarang terjadi infeksi ginjal. Bila tumor menginvasi leher

buli, maka dapat terjadi retensi urine. Cytitis, yang mana sering kali berada dalam tingkat

yang harus diwaspadai, merupakan hasil dari nekrosis dan ulserasi dari permukaan

tumor. Ulserasi ini terkadang dapat dilihat dalam kasus tumor-tumor yang tidak

menembus, dari beberapa gangguan dengan aliran darah,  tetapi muncul dalam 30

persen kasus dimana tumor menembus. Kantung kemihyang terkontraksi

dengan kapasi tas yang sangat keci l dapat mengikut i ulserasi dengan infeksi

dan infiltrasi ekstensif dalam dinding kantung kemih.

Kembalinya tumor dalam kantung kemih dapat menunjukkan tipe lain

darikomplikasi. Jika pertumbuhan tumor kembali terjadi di area yang sama,

kemungkinanhal tersebut adalah hasil dari perawatan yang kurang profesional

dan kurang layakpada tumor asalnya. Namun tumor, yang muncul di tempat

lain di dalam kandungkemih harus berasal dari asal yang berbeda.

Kematian tidak jarang terjadi dikarenakan oleh komplikasi yang timbul

karenadisebabkan oleh tumor itu sendiri atau perawatan atas tumor tersebut.

Hidroneprosisdan urosepsis , dengan gagal renal , toxemia, cachexia , dan

kelelahan f is ik dar i iritabilitas vesikal, sering kali menjadi suatu gambaran

yang harus diperhatikan.Hidronefrosis dapat disebabkan oleh oklusi ureter.

Bila terjadi bilateral, terjadilahuremia

2.9 Asuhan Kperawatan

14

Page 15: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

I. Pengkajian Identitas

Yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah buli-buli. Kanker

Buli-buli terjadi tiga kali lebih banyak pada pria dibandingkan pada wanita, dan tumor-

tumor multipel juga lebih sering, kira-kira 25% klien mempunyai lebih dari satu lesi

pada satu kali dibuat diagnosa.

Riwayat keperawatan

Keluhan penderita yang utama adalah mengeluh kencing darah yang intermitten,

merasa panas waktu kening. Merasa ingin kencing, sering kencing terutama malam hari

dan pada fase selanjutnya sukar kencing, nyeri suprapubik yang konstan, panas badan

dan merasa lemah, nyeri pinggang karena tekanan saraf, dan nyeri pada satu sisi karena

hydronephrosis

Pemeriksaan fisik dan klinis Inspeksi , tampak warna kencing campur darah,

pembesaran suprapubic bila tumor sudah besar. Palpasi, teraba tumor masa suprapubic,

pemeriksaan bimanual teraba tumor pada dasar buli-buli dengan bantuan general

anestesi baik waktu VT atau RT.

Pemeriksaan penunjang

Lihat konsep dasar

II. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan

syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi)efek samping

therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak

mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.

b. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan

hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi,

radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea),

emotional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai dengan

klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera,

berat badan turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan

lemak subkutan, konstipasi, abdominal cramping.

III. Intervensi

a. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit

Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas

15

Page 16: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

Evaluasi therapi: pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi, ajarkan klien

dan keluarga tentang cara menghadapinya

Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti

mendengarkan musik atau nonton TV

Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi,

bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutik.

b. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan

hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker

Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan

kebutuhannya.

Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan berat

badan.

Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis.

Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake

cairan yang adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk klien.

Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan makanan

yang terlalu manis, berlemak dan pedas.

Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama teman

atau keluarga

Anjurkan tehnik relaksasi, visualisasi, latihan moderate sebelum makan.

Anjurkan komunikasi terbuka tentang problem anoreksia yang dialami klien.

Amati studi laboratorium seperti total limposit, serum transferin dan albumin

Berikan pengobatan sesuai indikasiPhenotiazine,antidopaminergic,

corticosteroids, vitamins khususnya A,D,E dan B6, antacida

16

Page 17: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

TUMOR RENAL

III.1 Pengertian

Tumor renal karsinoma maligna terutama adenocarcinoma menduduki 2% dari

semua kanker. Tumor renal maligna yang kecil (adenoma) bisa timbul tanpa membawa

kerusakan yang jelas atau menimbulkan berbagai gejala. Carcinoma sel-sel ginjal jarang

timbul sebelum orang berusia 40 tahun, lebih sering berjangkit pada usia 50 tahun

samapi 70 tahun, terjadi lebih banyak pada pria daripada wanita.

Hematuria merupakan gejala yang paling lumrah pada carcinoma sel-sel renal.

Hematuri yang intermitten mengurangi kepedulian orang untuk mencari pertolongan.

Setiap orang yang mengalami hematuria harus menjalani pemeriksaan urologi yang

lengkap, karena lebih dini diketahui maka peluang sembuh akan lebih bersih. Gejala-

gejala lain terdiri dari rasa nyeri tumpul pada bagian pinggir badan, berat badan turun,

demam, polycytemia. Mungkin timbul hipertensi karena dampak stimulasi sistem renin

angiotensin.

IVP akan memperlihatkan ketidakserasian tepi-tepi ginjal dan memberi gambaran

adanya dugaan tumor ginjal. Tumor kecil pada parenkhim tidak akan jelas, tapi bisa

diperjelas dengan CT scan. Ct scan juga penting untuk membuat diferensiasi carcinoma

sel-sel ginjal dan kista renal. Angiografi juga bisa dikerjakan untuk diferensiasi kista

dengan tumor.

III.2 Etiologi

a. Genetic

b. Paparan bahan kimia : asbes dan petrokimia

c. Kegemukan

d. Sosioekonomi rendah

e. Minum kopi dalam jangka lama

f. Penggunaan diuretik kronik

III.3Tanda dan Gejala

Keluhan klinis ditentukan oleh besar dan invasi terhadap jaringan sekitar seperti kelenjar

getah bening, serta invasi ke dalam pembuluh darah terutama pada vena renalis dan pada

17

Page 18: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

gilirannya memberikan keluhan dan gejala metastasis tumor tersebut. Tiga gejala khas

dari tumor ginjal yang didapatkan 10-15% pasien pada stadium lanjut :

1. hematuria

dibuktikan dengan diagnosis bukan karena batu, infeksi tuberkulosa, dan kista

2. nyeri pinggang

nyeri ini bisa diakibatkan oleh tekanan balik yang oaleh kompresi ureter perluasan

tumor ke daerah perineal atau perdarahan ke dalan jaringan ginjal. Nyeri kronik

terjadi jika bekuan darah atau massa sel tumor bergerak melalui ureter.

3. massa didaerah ginjal.

Gejala lain tumor menimbulkan kelainan neoplasmatik dan eritrositosis. Hipertensi

dan kelainan hati, muncul juga sindrom cushing hipoglikemia, genekomastia,

anemia, hematuria dan peningkatan laju endap darah, kelainan tulang yang diikuti

hiperkalsemia dan peningkatan hormon paratiroid.

III.4Patofisiologi

Tumor ini berasal dari sel tubulus ginjal yang dapat dimulai dari korteks maupun

daerah medulla. Tumor dari daerah korteks cenderung meluas kedarah sekitar ginjal.

Tumor ini mempunyai pseudo kapsul yang terdiri dari jaringan parenkim yang tertekan

serta jaringan fibrous dan sel-sel inflamasi. Infiltrasi tumor ke daerah luar menyebabkan

tonjolan yang dapat digunakan sebagai tanda diagnostik pada pemeriksaan USG atau CT

scan.

Ukuran sangat bervariasi mulai dari yang berukuran kecil sampai ukuran 8-9 cm.

Secara makroskopik akan terlihat pewarnaan kekuningan atau orange oleh karena

mengandung banyak lemak. Permukaan tumor yang lebih kecil tampak homogen sedang

yang besar biasanya disertai kista sekunder di dalamnya dengan daerah perdarahan dan

daerah nekrosis serta kadang ditemukan kalsifikasi didaerah perifer

III.5 Askep pada Tumor Renal

1. Pengkajian

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan

jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf,

inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan pasien mengatakan

18

Page 19: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

nyeri, pasien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri,

kelemahan.

b. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan

hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi,

radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap,

nausea).

c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh

sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur

invasif

3. Intervensi Keperawatan

a. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan

jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf,

inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan pasien mengatakan

nyeri, pasien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri,

kelemahan.

Tujuan :

Pasien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas

Melaporkan nyeri yang dialaminya

Mengikuti program pengobatan

Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui

aktivitas yang mungkin

Tindakan :

Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas

Evaluasi therapi : pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi,

ajarkan pasien dan keluarga tentang cara menghadapinya

Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti

mendengarkan musik atau nonton TV

Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi,

bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutik.

Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu.

Kolaboratif

Disusikan penanganan nyeri dengan dokter dan juga dengan pasien

19

Page 20: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

Berikan analgetik sesuai indikasi seperti morfin, methadone, narcotik

dll

b. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan

hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi,

radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap,

nausea).

Tujuan :

Pasien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan

tidak ada tanda malnutrisi

Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat

Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan

penyakitnya

Tindakan :

Monitor intake makanan setiap hari, apakah pasien makan sesuai

dengan kebutuhannya

Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan

berat badan

Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar

parotis

Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan

intake cairan yang adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk pasien.

Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan

makanan yang terlalu manis, berlemak dan pedas.

c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh

sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur

invasif

Tujuan :

Pasien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan

pecegahan infeksi

Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan penyembuhan luka

berlangsung normal

Tindakan :

20

Page 21: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

Cuci tangan sebelum melakukan tindakan. Pengunjung juga dianjurkan

melakukan hal yang sama

Jaga personal hygine pasien secara baik

Monitor temperatur

Kaji semua sistem untuk melihat tanda-tanda infeksi

Hindarkan/batasi prosedur invasif dan jaga aseptik prosedur

2.3 STRIKTUR URETRA

21

Page 22: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

2.3.1 PENGERTIAN

Striktur uretra adalah penyempitan lumen uretra akibat adanya jaringan

perut dan kontraksi. (C. Smeltzer, Suzanne;2002 hal 1468)

Striktur uretra lebih sering terjadi pada pria daripada wanita terutama karena

perbedaan panjangnya uretra. (C. Long , Barbara;1996 hal 338)

Urine di keluarkan melalui uretra. Uretra wanita jauh lebih pendek dari

pada uretra pria hanya 4 cm panjangnya di bandingkan dengan panjang sekitar

20 cm pada pria. Perbedaan anatomis menyebabkan insiden infeksi saluran

kemih asendens lebih tinggi pada wanita. dengan demikian hitung koloni yang

lebih dari 100.000 sel bakteri permililiter urin di anggap bermakna patologis.

Sfingter internal bagian atas di tempat keluar dari kandung kemih, terdiri atas

otot polos dan dibawah pengendalian otonom. Sfingter eksternal adala otot

rangka dan berada di bawah pengendalian folunter. Uretra pada pria memiliki

fungsi ganda sebagai saluran untuk urin dan spermatozoa melalui koitus. Striktur

urethra merupakan penyakit atau kelainan yang berupa penyempitan atau

konstriksi dari lumen urethra akibat adanya obstruksi . Striktur urethra di sebut

juga penyempitan akibat dari adanya pembentukan jaringan fibrotik (jaringan

parut) pada urethra atau daerah urethra.

2.3.2 ANATOMI FISIOLOGI

Anatomi dan fisiologi kandung kemih, prostat da. (Pearce,1999)

2.3.2.1 Vesika Urinaria (Kandung Kemih)

Vesika urinaria atau yang sering disebut kandung kemih

merupakanviscera pelvis berongga yang tersusun oleh otot polos, lamina

promina, submukosa dan mukosa. Kandung kemih memiliki bentuk

menyerupai buah pir(kendi) dan dilapisi oleh lapisan mukosa sel epitel

transional, muskulus yang tebal (detrusor muscle), jaringan fibrous (kecuali

pada bagian superior dibentuk oleh peritoneum parietal). Kandung kemih

terletak di dalam panggul besar, sekitar bagian posterosuperior dari simpisis

pubis.Pada laki-laki terletak dibagian anterior dari rectum sedangkan pada

wanita terletak disebelah anterior vagina dan uterus.Kandung kemih memiliki

tiga bentuk membuka pada daerah triangular yang disebut sebagai trigone.

Pada saat kosong, vesika urinaria akan terlihatkolaps dan akan tampak rugae-

22

Page 23: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

rugae. Apabila terisi penuh kandung kemih akan menegang dan rugae akan

menghilang. Bentuk, ukuran dan posisi vesika urinaria bervariasi tergantung

dari jumlah urine yang terdapat di dalamnya. Secara umum volume kandung

kemih berkisar antara 350 – 500 ml. Fungsi dari kandung kemih ialah

menampung urine yang dialirkan oleh

ureter dari ginjal dan dibantu uretra kandung kemih berfungsi mendorong

kemih keluar tubuh.

2.3.2.2. Prostat

Ukuran prostate kecil dan letaknya agak ke posterior dan inferior dari

simfisis pubis.Selain bentuknya yang kecil, kelenjar prostat juga menyerupai

kerucut dengan bagian dorsalnya berhimpit dengan kandung kemih serta

bagian apeksnya berhubungan dengan bagian bawah pelvis. Ukuran baguian

tranversalnya ialah sekitar 1,5 inchi (3,75 cm) serta bagian anteroposterior

sepanjang 1 inchi (2,5 cm). Prostate hanya ditemukan pada laki-laki dan

berfungsi untuk motalitas semen selama reproduksi.

2.3.2.3. Uretra

Uretra merupakan saluran sempit yang terdiri dari mukosa membrane

dengan muskulus yang berbentuk spinkter pada bagian bawah dari kandung

kemih.Pada vesikouretra junction terdapat penebalan dari muskulus detrusor

yang disebut internal urethral sphincter (involuntary).Sedangkan

eksternalurethral sphincter (voluntary) dibentuk oleh muskulus skeletal yang

mengelilingi uretra melalui diafragma urogenital. Dindingnya terdiri dari tiga

lapisan yaitu:

epitel transional, columnair pseudostratified dan squamous stratified.

Letak uretr di atas dari orivisium internal uretra pada kandung kemih dan

terbentang sepanjang 1,5 inchi ( 3,75 cm) pada wanita dan 7-8 inchi (18,75

cm) pada pria.

Uretra pria dibagi atas :

1. Uretra Posterior, dibagi menjadi:

a. Pars prostatika : dengan panjang sekitar 2,5 cm, berjalan melaluinkelenjar

prostate.

b.Pars membranacea : dengan panjang sekitar 2 cm, berjalan melalui

diafragma urogenital antara prostate dan penis

23

Page 24: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

2. Uretra Anterior, dibagi menjadi:

a. Pars bulbaris : terletak di proksimal,merupakan bagian uretrayang melewati

bulbus penis.

b. Pars pendulum /cavernosa/spongiosa: dengan panjang sekitar 15cm,

berjalan melalui penis (berfungsi juga sebagai transportsemen).

c. Pars glandis: bagian uretra di gland penis. Uretra ini sangat pendek dan

epitelnya sangat berupa squamosa ( squamouscompleks noncornificatum)

Uretra berfungsi untuk transport urine dari kandung kemih ke meatus eksterna,

uretra merupakan sebuah saluran yang berjalan dari leher kandung kemih

hingga lubang air. (Pearce,1999).

Tanda dan Gejala

Pancaran air kencing lemah

Pancaran air kencing bercabang

Pada pemeriksaan sangat penting untuk ditanyakan bagaimana

pancaran urinnya. Normalnya, pancaran urin jauh dan diameternya

besar. Tapi kalau terjadi penyempitan karena striktur, maka

pancarannya akan jadi turbulen. Mirip seperti pancaran keran di

westafel kalau ditutup sebagiSdr.

Frekuensi

Disebut frekuensi apabila kencing lebih sering dari normal, yaitu lebih

dari tuiuh kali. Apabila sering krencing di malam hari disebut nocturia.

Dikatakan nocturia apabila di malam hari, kencing lebih dari satu kali,

dan keinginan kencingnya itu sampai membangunkannya dari tidur

sehingga mengganggu tidurnya.

Overflow incontinence (inkontinensia paradoxal)

Terjadi karena meningkatnya tekanan di vesica akibat penumpukan

urin yang terus menerus. Tekanan di vesica menjadi lebih tinggi

daripada tekanan di uretra. Akibatnya urin dapat keluar sendiri tanpa

terkontrol. Jadi disini terlihat adanya perbedaan antara overflow

inkontinensia (inkontinesia paradoksal) dengan flow incontinentia.

24

Page 25: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

Pada flow incontinenntia, misalnya akibat paralisis musculus

spshincter urtetra, urin keluar tanpa adanya keinginan untuk kencing.

Kalau pada overflow incontinence, pasien merasa ingin kencing

(karena vesicanya penuh), namun urin keluar tanpa bisa dikontrol.

Itulah sebabnya disebut inkontinensia paradoxal.

Dysuria dan hematuria

PATHWAYS

25

Page 26: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

Kongenital DidapatInfeksi

Anomali saluran kemih yang lain Spasmus otot

Tekanan dari luar:tumor

Cedera uretral

Cedera peregangan

Uretritis Gonorhea

Jaringan parutpenyempitan lumen uretra

Kekuatan pancaran & jumlah urin berkurang

Total tersumbat

Obstruksi saluran kemih yg bermuara ke Vesika Urinaria

Peningkatan tekanan vesika urinaria refluk urin

hidroureter

Penebalan dinding VU

hidronefrosis

penurunan kontraksi otot VU pyelonefritis

kesulitan berkemih GGK

retensi urin

sistostomi luka insisi

26

Gg.rs nyamannyeri

Resiko

Perubahan

polaeliminasi

Perubahan pola

berkemih

Gg .rs nyaman

nyeri

Page 27: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

2.3.3 PENYEBAB

1. Struktur urethra kongenital

Striktur ini biasanya sering terjadi di fossa navikularis dan pars

membranase, sifat striktur ini adalah stationer dan biasanya timbul terpisah

atau bersamaan dengan anomalia sakuran kemih yang lain.

2. Struktur urethra traumatic

Trauma ini akibat trauma sekunder seperti kecelakaan, atau karena

instrumen, infeksi, spasmus otot, atau tekanan dari luar, atau tekanan oleh

struktur sambungan atau oleh pertumbuhan tumor dari luar serta biasanya

terjadi pada daerah kemaluan dapat menimbulkan ruftur urethra, Timbul

striktur traumatik dalam waktu 1 bulan. Striktur akibat trauma lebih

progresif daripada striktur akibat infeksi. Pada ruftur ini ditemukan adanya

hematuria gross.

Cedera uretral (akibat insersi peralatan bedah selama operasi

transuretral, kateter indwelling, atau prosedur sitoskopi)

3. Struktur akibat infeksi

Struktur ini biasanya disebabkan oleh infeksi veneral. Timbulnya lebih

lambat daripada striktur traumatik

2.3.4 MANIFESTASI KLINIS

Kekuatan pancaran dan jumlah urin berkurang

Gejala infeksi

27

Page 28: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

Retensi urinarius

Adanya aliran balik dan mencetuskan sistitis, prostatitis dan pielonefritis

(C. Smeltzer, Suzanne;2002 hal 1468)

Derajat penyempitan uretra:

a. Ringan: jika oklusi yang terjadi kurang dari 1/3 diameter lumen.

b. Sedang: oklusi 1/3 s.d 1/2 diameter lumen uretra.

c. Berat: oklusi lebih besar dari ½ diameter lumen uretra.

Ada derajat berat kadang kala teraba jaringan keras di korpus spongiosum yang

dikenal dengan spongiofibrosis.

(Basuki B. Purnomo; 2000 hal 126 )

Patofisiologi

Proses radang akibat trauma atau infeksi pada uretra akan menyebabkan

terbentuknya jaringan sikatrik pada uretra. Rangkaian patologi yang terjadi di

sekitar uretra adalah:

proses radang akibat trauma dan infeksi pada uretra

jaringan sikatriks dinding uretra (striktur uretra)

hambatan aliran urine-urine mencari jaln lain untuk keluar

mengumpul di suatu tempat di luar uretra (peri uretra)

jika terinfeksi timbul abses uretra, yang kemudian pecah

fistula uretro kutan-fistula multiple

2.3.5 PENCEGAHAN

Elemen penting dalam pencegahan adalah menangani infeksi uretral

dengan tepat.Pemakaian kateter uretral untuk drainase dalam waktu lama harus

dihindari dan perawatan menyeluruh harus dilakukan pada setiap jenis alat uretral

termasuk kateter.

(C. Smeltzer, Suzanne;2002 hal 1468)

28

Page 29: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

2.3.6 PENATALAKSANAAN

2.3.6.1 Filiform bougies untuk membuka jalan jika striktur menghambat pemasangan

kateter

2.3.6.2 Medika mentosa

2.3.6.3 Analgesik non narkotik untuk mengendalikan nyeri.

2.3.6.4 Medikasi antimikrobial untuk mencegah infeksi.

2.3.6.5 Pembedahan

a. Sistostomi suprapubis

b. Businasi ( dilatasi) dengan busi logam yang dilakukan secara hati-hati.

c. Uretrotomi interna : memotong jaringan sikatrik uretra dengan pisau

otis/sachse. Otis dimasukkan secara blind ke dalam buli–buli jika striktur

belum total. Jika lebih berat dengan pisau sachse secara visual.

d. Uretritimi eksterna: tindakan operasi terbuka berupa pemotonganjaringan

fibrosis, kemudian dilakukan anastomosis diantara jaringan uretra yang masih

baik.

(Basuki B. Purnomo; 2000 hal 126 dan Doenges E. Marilynn, 2000 hal 672)

2.3.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Diagnosis pada kasus pasien mengalami kesulitan untuk miksi ditegakkan

pertama kali berdasarkan pemeriksaan fisik, yang meliputi pemeriksaan penis

dan uretra yang kemungkinan adanya meatus uretra yang sempit, vesica dapat

teraba menonjol diatas simpisis pubis karena adanya retensi urine. Untuk

membantu jalannya pengeluaran urine yaitu dipasang kateter melalui saluran

uretra. Jika dalam masa terapi pasien masih mengalami retensi urine, maka

dilakukan operasi pembedahan Sebelum dilakukan pembedahan yaitu dilakukan

diagnosa untuk mengetahui panjang dan lokasi striktur yaitu dengan pemeriksaan

radiologi bipolar uretrocystografi. Kontras bisa lewat atas (pool atas lewat vesica

urinaria) ataupun lewat bawah (pool bawah lewat uretra), sehingga panjang dan

ketebalan striktur dapat diketahui.Dikatakan striktur kontras tidak bisa mengisi

seluruh saluran pada uretra.

29

Page 30: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

a. Urinalisis : warna kuning, coklat gelap, merah gelap/terang, penampilan

keruh, pH : 7 atau lebih besar, bakteria.

b. Kultur urin: adanya staphylokokus aureus. Proteus, klebsiella, pseudomonas,

e. coli.

c. BUN/kreatin : meningkat

d. Uretrografi: adanya penyempitan atau pembuntuan uretra. Untuk mengetahui

panjangnya penyempitan uretra dibuat foto iolar (sisto) uretrografi.

e. Uroflowmetri : untuk mengetahui derasnya pancaran saat miksi

f. Uretroskopi : Untuk mengetahui pembuntuan lumen uretra

(Basuki B. Purnomo; 2000 hal 126 dan Doenges E. Marilynn, 2000 hal 672)

2.3.8 PENGKAJIAN

a. Sirkulasi

Tanda: peningkatan TD ( efek pembesaran ginjal)

b. Eliminasi

Gejala: penurunan aliran urin, ketidakmampuan untuk mengosongkan

kandung kemih dengan lengkap, dorongan dan frekuensi berkemih

Tanda: adanya masa/sumbatan pada uretra

c. Makanan dan cairan

Gejala; anoreksia;mual muntah, penurunan berat badan

d. Nyeri/kenyamanan

Nyeri suprapubik

e. Keamanan : demam

f. Penyuluhan/pembelajaran

(Doenges E. Marilynn, 2000 hal 672)

2.3.9 DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL

1. Nyeri b.d insisi bedah sitostomi suprapubik

Tujuan : nyeri berkurang/ hilang

Kriteria hasil:

a. Melaporkan penurunan nyeri

b. Ekspresi wajah dan posisi tubuh terlihat relaks

30

Page 31: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

Intervensi:

Kaji sifat, intensitas, lokasi, lama dan faktor pencetus dan penghilang nyeri

Kaji tanda nonverbal nyeri ( gelisah, kening berkerut, mengatupkan rahang,

peningkatan TD)

Berikan pilihan tindakan rasa nyaman

Bantu pasien mendapatkan posisi yang nyaman

Ajarkan tehnik relaksasi dan bantu bimbingan imajinasi

Dokumentasikan dan observasi efek dari obat yang diinginkan dan efek

sampingnya

Secara intermiten irigasi kateter uretra/suprapubis sesuaiadvis, gunakan salin

normal steril dan spuit steril

Masukkan cairan perlahan-lahan, jangan terlalu kuat.

Lanjutkan irigasi sampai urin jernih tidak ada bekuan.

Jika tindakan gagal untuk mengurangi nyeri, konsultasikan dengan dokter

untuk penggantian dosis atau interval obat.

Perubahan pola eliminasi perkemihan b.d sitostomi suprapubik

Kriteria hasil:

a.kateter tetap paten pada tempatnya

b.Bekuan irigasi keluar dari dinding kandung kemih dan tidak menyumbat

aliran darah melalui kateter

c.Irigasi dikembalikan melalui aliran keluar tanpa retensi

d.Haluaran urin melebihi 30 ml/jam

e.Berkemih tanpa aliran berlebihan atau bila retensi dihilangkan

Intervensi:

Kaji uretra dan atau kateter suprapubis terhadap kepatenan

Kaji warna, karakter dan aliran urin serta adanya bekuan melalui kateter tiap

2 jam

Catat jumlah irigan dan haluaran urin, kurangi irigan dengan haluaran ,

laporkan retensi dan haluaran urin <30 ml/jam

Beritahu dokter jika terjadi sumbatan komplet pada kateter untuk

menghilangkan bekuan

Pertahankan irigasi kandung kemih kontinu sesuai instruksi

Gunakan salin normal steril untuk irigasi

31

Page 32: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

Pertahankan tehnik steril

Masukkan larutan irigasi melalui lubang yang terkecil dari kateter

Atur aliran larutan pada 40-60 tetes/menit atau untuk mempertahankan urin

jernih

Kaji dengan sering lubang aliran terhadap kepatenan

Berikan 2000-2500 ml cairan oral/hari kecuali dikontraindikasikan

Resiko terhadap infeksi b.d adanya kateter suprapubik, insisi bedah sitostomi

suprapubik

Tujuan: tidak terjadi infeksi

Hasil yang diharapkan:

f.Suhu tubuh pasien dalam batas normal

g. Insisi bedah kering, tidak terjadi infeksi

h. Berkemih dengan urin jernih tanpa kesulitan

Intervensi:

Periksa suhu setiap 4 jam dan laporkan jikadiatas 38,5 derajat C

Perhatikan karakter urin, laporkan bila keruh dan bau busuk

Kaji luka insisi adanya nyeri, kemerahan, bengkak, adanya kebocoran urin, tiap 4

jam sekali

Ganti balutan dengan menggunakan tehnik steril

Pertahankan sistem drainase gravitas tertutup

Pantau dan laporkan tanda dan gejala infeksi saluran perkemihan

Pantau dan laporkan jika terjadi kemerahan, bengkak, nyeri atau adanya

kebocoran di sekitar kateter suprapubis.(M. Tucker, Martin;1998)

32

Page 33: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Karsinoma buli merupakan 2% dari seluruh keganasan,dan merupakan

keganasan kedua terbanyak pada sistem urogenitalia setelah karsinomaprostat.

Tumor ini dua kali lebih sering menyerang pria daripada wanita.

Tumor renal karsinoma maligna terutama adenocarcinoma menduduki 2% dari semua

kanker. Tumor renal maligna yang kecil (adenoma) bisa timbul tanpa membawa

kerusakan yang jelas atau menimbulkan berbagai gejala

Striktur urethra merupakan penyakit atau kelainan yang berupa penyempitan atau

konstriksi dari lumen urethra akibat adanya obstruksi . Striktur urethra di sebut juga

penyempitan akibat dari adanya pembentukan jaringan fibrotik (jaringan parut) pada

urethra atau daerah urethra.

Uretra merupakan tabung yang menyalurkan urine keluar dari buli-buli melalui proses

miksi. Pada pria organ ini berfungsi juga dalam menyalurkan cairan mani.

Berdasarkan penyebab/etiologinya striktur dibagi menjadi 3 jenis : Struktur urethra

congenital, Struktur urethra traumatic dan Struktur akibat infeksi

B. SARAN

Pendidikan kesehatan mengenai cara pencegahan dari gangguan penyakit

perkemihan penting untuk mulai diberikan kepada masyarakat umum sehingga

masyarakat bisa lebih berhati-hati untuk tidak terjadi trauma dan agar tidak terkena

gangguan perkemihan

DAFTAR PUSTAKA

33

Page 34: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

1. Wim de, Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Alih bahasa R. Sjamsuhidayat Penerbit

Kedokteran, EGC, Jakarta, 1997

2. Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Volume 3, Bandung, Yayasan IAPK

pajajaran, 1996

3. M. Tucker, Martin, Standart Perawatan Pasien : Proses keperawatan, Diagnosis dan

Evaluasi, Edisi V, Volume 3, Jakarta, EGC,1998

4. Susanne, C Smelzer, Keperawatan Medikal Bedah (Brunner &Suddart) , Edisi VIII,

Volume 2, Jakarta, EGC, 2002

5. Basuki B. purnomo, Dasar-Dasar Urologi, Malang, Fakultas kedokteran Brawijaya,

2000

6. Doenges E. Marilynn, Rencana Asuhan keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan

dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Jakarta. EGC. 2000

7. C. Smeltzer, Suzanne;2002 hal 1468 dan C. Long , Barbara;1996 hal 338

8. Get this at widgia.com

9. Elizabeth. J.C. 2000.Patofisiologi. EGC. Jakarta

10. Linda Jual. 2000. Dokumentasi Proses Keperawatan. EGC. JakartaSoelarso. Urologi. EGC. Jakarta

34

Page 35: Makalah CA BULI, Renal, Striktur Uretra II

35