Laringitis Akut Non Spesifik

2
LARINGITIS AKUT NON SPESIFIK Sardjono Soedjak, Sri Herawati, Siswantoro BATASAN Laringitis akut adalah infeksi akut pada mukosa laring. Infeksi ini pada umumnya merupakan kelanjutan dari rhinitis akut atau nasofaringitis akut. Walaupun epiglotis termasuk laring, batasan ini tidak untuk epiglotitis akut. ETIOLOGI Penyebab utama adalah: Virus Kuman penyebab infeksi sekunder: H influenzae, S. pneumoniae, S. aureus dan Pneumococcus. PATOFISIOLOGI Laringitis akut ini sering terjadi pada anak usia di bawah 5 tahun dan sering menyebabkan sumbatan jalan napas atas. Terjadi dilatasi kapiler, infiltrasi lekosit pada mukosa dan submukosa dengan lebih banyak sel mononuklear pada awal infeksi tetapi bila terjadi infeksi sekunder akan lebih banyak sel polimorfonuklear. Mukosa laring tampak hipermi dan udim. DIAGNOSIS - Didapatkan gejala panas badan (subferil: 38,5oC), malaise, batuk dan pilek. - Kemudian diikuti suara membesar, kemudian parau sampai afoni (tidak ada suara sama sekali) - Nyeri menelan atau berbicara - Gejala sumbatan jalan napas atas, terutama pada anak. PEMERIKSAAN FISIK - Suara parau sampai afoni - Panas badan subfebril - Gejala sumbatan jalan napas atas: * Stridor inspirasi * Sesak saat inspirasi * Retraksi supravikula, interkostal, epigastrial - Pemeriksaan laringoskopi indirekta / direkta didapatkan * Mukosa laring dan korda voklais hiperemi dan udim * Rima glotis sempit (terutama pada anak) PENYULIT Lebih sering terjadi pada anak, dapat berupa: Sumbatan jalan napas atas

description

THT

Transcript of Laringitis Akut Non Spesifik

Page 1: Laringitis Akut Non Spesifik

LARINGITIS AKUT NON SPESIFIKSardjono Soedjak, Sri Herawati, Siswantoro

BATASAN

Laringitis akut adalah infeksi akut pada mukosa laring. Infeksi ini

pada umumnya merupakan kelanjutan dari rhinitis akut atau

nasofaringitis akut.

Walaupun epiglotis termasuk laring, batasan ini tidak untuk epiglotitis akut.

ETIOLOGI

Penyebab utama adalah: Virus

Kuman penyebab infeksi sekunder: H influenzae, S. pneumoniae, S.

aureus dan Pneumococcus.

PATOFISIOLOGI

Laringitis akut ini sering terjadi pada anak usia di bawah 5 tahun dan

sering menyebabkan sumbatan jalan napas atas.

Terjadi dilatasi kapiler, infiltrasi lekosit pada mukosa dan submukosa

dengan lebih banyak sel mononuklear pada awal infeksi tetapi bila

terjadi infeksi sekunder akan lebih banyak sel polimorfonuklear.

Mukosa laring tampak hipermi dan udim.

DIAGNOSIS

- Didapatkan gejala panas badan (subferil: 38,5oC), malaise, batuk dan pilek.

- Kemudian diikuti suara membesar, kemudian parau sampai afoni (tidak

ada suara sama sekali)

- Nyeri menelan atau berbicara

- Gejala sumbatan jalan napas atas, terutama pada anak.

PEMERIKSAAN FISIK

- Suara parau sampai afoni

- Panas badan subfebril

- Gejala sumbatan jalan napas atas:

* Stridor inspirasi

* Sesak saat inspirasi

* Retraksi supravikula, interkostal, epigastrial

- Pemeriksaan laringoskopi indirekta / direkta didapatkan

* Mukosa laring dan korda voklais hiperemi dan udim

* Rima glotis sempit (terutama pada anak)

PENYULIT

Lebih sering terjadi pada anak, dapat berupa:

Sumbatan jalan napas atas

- Trakeitis

Page 2: Laringitis Akut Non Spesifik

- Bronkitis

- Pneumoni

TERAPI

- Istirahat, khususnya istirahat bicara

- Terapi simptomatis analgetik-antipiretik untuk panas badan dan nyeri menelan

- Ekspektoran untuk batuk dan mengencerkan lendir

- Humidifikasi dalam ruangan yang sejuk . dingin

- Amoksisilin diberikan untuk mencegah infeksi sekunder.

Laringittis Akut Non Spesifik Pada Anak

Sering menyebabkan sumbatan jalan napas atas dan dapat berakibat fatal, karena:

- Rima glotis “sempit”, bila korda vokalis udim, rima glotismenjadi lebih sempit

- Banyak jaringan ikat kendor pada daerah supra/subglotis.

TERAPI

- Kortikosteroid: deksametason 0,1-0,2 mg/kgBB/hr p.o

- Amoksisilin 4 x 25 mg/kgBB/hr p.o

- Obat diberikan selama 5 – 10 hari

Bila ada gejala sumbatan jalan napas atas:

- Berikan oksigen

- Kortikosteroid: deksametason 0,3 mg/KgBB i.m.

- Kalau masih sesak diulang 1 jam kemudian berturut-turut sampai3

kali. Kalau tidak ada kemajuan dilakukan trakeotomi.

- Stoom uap air untuk mengencerkan lendir dengan kelembaban tinggi.

- Infus dan antibiotika