Laporan Kasus Diare Akut

24
LAPORAN KASUS Diare Akut Stase Anak Oleh : Mohammad Khalif Ranroe 2006730051 Pembimbing: Dr. ommy Ariansih, Sp.A Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

description

Diare

Transcript of Laporan Kasus Diare Akut

LAPORAN KASUSDiare Akut Stase Anak

Oleh : Mohammad Khalif Ranroe2006730051Pembimbing: Dr. ommy Ariansih, Sp.A Kepaniteraan KlinikSMF Ilmu Kesehatan AnakRumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih

Fakultas Kedokteran dan KesehatanUniversitas Muhammadiyah Jakarta2010DAFTAR ISI

Daftar IsiBAB I LAPORAN KASUS1.1 Identitas..1.2 Anamnesis.1.3 Pemeriksaan Fisik.1.4 Pemeriksaan Penunjang..1.5 Diagnosis Kerja1.6 Tata Laksana BAB II FOLLOW UP.BAB III KAJIAN PUSTAKA3.1Definisi.3.2Etiologi3.2Gejala Klinis .3.3Patofisiologi .3.4 Tata Laksana........................................................DAFTAR PUSTAKA

BAB ILAPORAN KASUS

Identitas Nama : An.A TTL : Jakarta, 11 November 2009 Usia : 5 bulan Jenis kelamin : Perempan Nama Ayah : Tn. HPekerjaan : Wiraswasta Nama Ibu : Ny. YPekerjaan : IRT Alamat : Cempaka putih barat RT 14 No.14 Tgl masuk : 17 Maret 2010

Anamnesis (alloanamnesis)Keluhan utama : berak-berak 3x sejak 6 jam SMRS dengan frekuensi yang lebih sering

Riwayat penyakit sekarang : Berak-berak 3x sejak 6 jam SMRS dengan konsistensi cair sedikit ampas, lendir (-), darah (-), sebelumnya minum susu formula. muntah >7x sejak 3 hari SMRS, muntahan air. Demam (+) sejak 3x SMRS timbul mendadak, panas sedikit turun dengan pemberian obat panas. batuk (+) tapi jarang, anak agak rewel, BAK lancar dan tidak nyeri. nafsu minum (+).

Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak pernah berak-berak sebelumnya

Riwayat penyakit keluarga Tidak ada yang berak-berak Ibu batuk pilek tapi sudah sembuh Orang tua tidak memiliki riwayat alergi

Riwayat pengobatan Berobat ke bidan tapi tidak ada perubahan

Riwayat psikososial Minum Asi Mulai memasukkan benda-benda ke mulut

Riwayat alergi Disangkal

Riwayat kehamilan dan persalinan Pasien lahir spontan ditolong oleh bidan. Usia kehamilan cukup bulan sesuai masa kehamilan,dengan berat badan lahir 3100 gr, panjang badan 48 cm Kesan neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan , tidak terdapat cacat bawaan

Riwayat imunisasi Imunisai dasar yang belum diberikan campak

Riwayat tumbuh kembang Sudah bisa tengkurap Menaruh benda-benda dimulut Mulai mengoceh Kesan perkembangan sesuai umur

Status gizi Panjang badan : 66 cm Berat badan : 6,7 kg Lingkar kepala : 41 cmBerdasarkan tabel NCHS, anak gizi baik,panjang badan dan lingkar kepala sesuai umur. Pemeriksaan fisik Keadaan umum : tampak sakit sedang Kesadaran : compos mentis Tanda vital -suhu: 38 C- nadi : 122 x/menit, reguler, kuat angkat -pernapasan: 40 x/menit reguler Kepala Bentuk : normocephal Ubun-ubun: UUB tidak cekung Mata : tidak cekung, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik. Hidung: tidak ada deviasi septum nasi, tidak ada sekret, mukosa hidung tidak hiperemis Telinga : normotia, tidak ada serumen, tidak hiperemis Mulut : bibir lembab

Leher Kelenjar getah bening: Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

ThoraxParu-paru inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, retraksi (-/-) auskultasi: vesikuler Jantung BJ I dan BJ II normal

Kulit Turgor kulit elastis

Abdomen Inspeksi: bentuk cembung Auskultasi: bising usus (+) normal Perkusi : timpani Palpasi: tidak nyeri

Inguinal Tidak teraba KGBEkstremitas Atas: akral hangat, RCT < 2 detik Bawah : akral hangat, RCT < 2 detikPemeriksaan DarahHEMATOLOGI HASIL SATUAN NORMAL

Hemoglobin 9,40 gr% 10,1-12,9

Leukosit 9100 mm 6000-17500

Hitung jenis

basofil - % 0-1

eosinofil - % 2-4

batang 2 % 3-5

segmen 23 % 51-67

limfosit 66 % 20-40

monosit 9 % 2-6

LED 25 mm/jam 0-20

Hematokrit 29 % 40-54

Trombosit 726 Ribu/mm 200-400

Elektrolit

natrium 144 Meq/L 136-145

kalium 5,5 Meq/L 3,6-5,8

klorida 103 Meq/L 96-103

Resume:Dari anamnesis didapatkan anak BAB 3x SMRS, konsistensi cair, sedikit ampas, lendir (-), darah (-), sebelunya minum susu formula. Demam (+) timbul mendadak, batuk (+) tapi jarang. Dari pemeriksaan fisik anak tampak sakit sedang, suhu 38C, konjungtiva anemis. Hasil pemeriksaan darah Hb turun, Trombositosis, LED meningkat, Hitung jenis: limfosit dan monosit meningkat, segmen dan batang rendah.

Diagnosa kerja Gastroenteritis akut tanpa dehidrasi Obserfasi febris et causa viral infeksi Anemia suspect et causa defisiensi besi

Rencana pemeriksaan Pemeriksaan tinja Kadar TIBC (Total Iron Binding Capacity),

Penatalaksanaan Pemberian cairan asering 100 cc/kg/BB6,7 x 100 = 670 cc Pemberian ASI tetap diberikan Preparat zink 10 mg Paracetamol Domperidon Lactobasillus

BAB IIFOLLOW UP

Follow up tgl 18 maret 2010 S : BAB 3x konsistensi cair dengan sedikit ampas, lendir (-), darah (-), demam (-), mual muntah (-), batuk jarang O: suhu : 36,5C nadi : 110 x/menit, reguler, kuat angkat pernafasan : 44x/menit Faeces gastro enteritisKarakteristik faeces A. Makroskopis warna : kuning konsistensi : lembek darah : (-)lendir : (-)pus : (-)busa : (-) B. Mikroskopis lekosit /Lpb : 1-2- PMN : %- MMN : %- Eos 1/Lpb : %eritrosit /Lpb : 0-1- bakteri : (+)- epitel : (+) Lemak : (+) Amylum : (+) Serat otot : (-) Serat tumbuhan : (-) Jamur : (-) Telur cacing : (-) Parasit : (-)Pemeriksaan terinci 1. -PH : 5,5-glukosa : (-)- lemak : (+)2. -gram : negatif batang - spora : (-)- jamur : (-) A : Gastroenteritis akut tanpa dehidrasi P : terapi dilanjutkan

Follow up tgl 19 maret 2010 S : BAB 3x konsistensi kental, demam (-), mual muntah (-), batuk (-) O : suhu : 36 C nadi : 110 x / menit, reguler kuat angkat pernafasan : 40 x / menit A : Gastroenteritis akut tanpa dehidrasi P : terapi dilanjutkan

BAB IIIKAJIAN PUSTAKA

Diare akutA) Definisi

1. Diare adalah buang .air besar (defikasi) -dengan tinja berbentuk -cairan atau setengah cairan,sehingga kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal, yaitu 100 - 200 ml sekalidefikasi (Hendarwanto, 1999)2. Diare adalah defikasi encer lebih dari 3 kali sehari tanpa/ dengan darah/ lendir di dalam tinja(WHO, 1980)3. Diare adalah keadaan frekuensi buang air bssar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali padaanak dengan konsistensi faeces encer, dapat berwama hijau atau bercampur lendir dan darah(Ngastiah, 1999)

B) Etiologi1. Faktor infeksia. Infeksi enteral (infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare)Infeksi bakteri : vibrio, E. coli, salmondla, shigella, campylo bacter,yersinia, aeromonas, dan sebagainyaInfeksi virus : enterovirus, adenovirus, rotavirus, astrovirus, dan lain-lainInfeksi parasit : cacing (ascaris), protozoa (entamoeba histolytica,giardia lamblia,tricomonashominis dan jamur (candida albicans)b. Infeksi parenteral (infeksi diluar alat pencernaan) seperti:OMA (Otitis Media Alat), tonsilitis, tonsilofaringitis, brankopneumoma, ensefalitis, dansebagainya (sering terjadi pada bayi dan umur dibawah 2 tahun)

2. Faktor Malabsorpsia. Malabsorbsi karbohidrat- Disakarida ; intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa- Monosakarida: intoleransi glukosa, fruktosadan galaktosab. Molabsorbsi lemakc. Molabsorbsi protein

3. Faktor makananMakanan besi, beracun, alergi terhadap makanan

4. Lain-laina. Imunodefisiensib. Gangguan psikologis (cemas dan takut)c. Faktor-faktor langsung:- KKP (Kurang Kalori Protein)- Kesehatan pribadi dan lingkungan- Sosioekonomi

C) Manifistasi klinisMula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh naik, nafsu makan berkurang kemudian timbul diare.Tinja mungkin disertai lendir dan darah. Warna tinja makin lama berubah kehijauan karena bercampur dengan empedu, Daerah anus dan sekitarnya timbul luka lecet karena sering deflkasi dan tinja yang asam akibat laktosa yang tidak diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila kehilangan cairan terus berlangsung tanpa pergantian yang memadai gejala dehidrasi mulai tampak yaitu : BB turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun cekung (bayi), selaput lender bibir dan mulut, serta kulit kering. Bila berdasarkan terus berlanjut, akan terjadi renjatan hypovolemik dengan gejala takikardi, denyut jantung menjadi cepat, nadi lemah dan tidak teraba, tekanan daran turun, pasien tampak lemah dan kesadaran menurun, karena kurang cairan, deuresis berkurang (oliguria-anuria). Bila terjadi asidosis metabolik pasien akan tampak pucat, nafas cepat dan dalam (pemafasan kusmaul).

D) PatofisiologiMekanisme dasar yang menyebabkan timbul diare :1. Gangguan osmotikAdanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalamlumen usus naik sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam lumen usus. Isi ronggausus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbullah diare.

2. Gangguan sekresiAkibat-rangsangan-tertentu-(toksin)..pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare karena kenaikan isi lumen usus.

3. Gangguan motilitas ususHiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare- Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.

Sebagai akibat diare akan terjadi:1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia)2. Gangguan giziSelama sakit sering terjadi gangguan gizi dengan akibat penurunan berat badan dalam waktu yang singkat oleh karena:- Makanan sering dihentikan oleh orangtua karena takut diare/muntahbertambah hebat- Orang tua hanya memberikan air teh saja- Walaupun susu diteruskan sering diencerkan dalam waktu yang lama- Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorpsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik3. Hipoglikemia- 2-3 % dari anak-anak diare- Jarang terjadi pada anak dengan gizi baik namun sering terjadi pada anak dengan KKP (Kurang Kalori Protein)- Hipoglikemi terjadi karena penyimpanan / persediaan glikogen dalam hati terganggu dan kadang disebabkan adanya gangguan absorpsi glukosa

4. Gangguan sirkulasi darahAkibat diare dengan/tanpa muntah-muntah dapat terjadi gangguan sirkulasi darah berupa syok hipovolemik. Hal ini menyebabkan perfusi jaringan berkurang dan dapat menyebabkan hipoksi.

E). Derajat DehidrasiKategori Langkah

ABC

Lihat / Inspeksi : Keadaan umum Mata Derajat haus

Baik, sadar Normal Minum biasa, tidak terlihat haus

Gelisah Layu / cekung Haus, minum dengan sangat rakus

Letargi, tidak sadar Layu / cekung Minum dengan lemas/ tidak mampu minum

Raba / palpasi : Cubitan pada kulit

Kembali dengan cepat

Kembali dengan lambat

Kembali dengan sangat lambat

TENTUKAN :

Tidak terdapat tanda-tanda dehidrasi

Bila terdapat 2 / lebih tanda pada kategori B Dehidrasi ringan sedangBila terdapat 2 / lebih tanda pada kategori C Dehidrasi berat

TATALAKSANA :

Rencana terapi A

Timbang pasien bila memungkinkan Gunakan rencana terapi B

Timbang pasien Gunakan rencana terapi C

RENCANA TERAPI A Beri anak cairan lebih banyak dari biasanya Beri makan yang cukup dan bergizi Beri suplemen zinc elemental Bawa / rujuk ke sarana kesehatan bila diare tak membaik atau ada tanda dehidrasi atau masalah lainnya

RENCANA TERAPI BUmur< 4 bln4-11 bln12-23 bln2 4 thn5 14 thn 15 thn

Berat badan < 5 kg 5 7,9 kg8 10,9 kg1115,9 kg16-29,9 kg 30 kg

Jumlah (ml) 200-400400-600600-800800-12001200-22002200-4000

PENYEBAB GAGALNYA UPAYA REHIDRASI ORAL Keluarnya tinja yang banyak Muntah terus menerus Tidak dapat atau menolak minum Perut kembung atau ileus Malabsorpsi glukosa

RENCANA TERAPI CBerikan larutan Ringer laktat@ diteruskan KAEN 3B USIA

PEMBERIAN I 30 ml/kg BB dalamKEMUDIAN 70 ml/kg BB dalam

Bayi < 1 tahun

1 jam *

5 jam

Anak > 1 tahun

jam *

2 jam

* Ulangi bila nadi masih lemah atau tidak teraba @ Ringer laktat diberikan untuk 1 jam pertama Reevaluasi 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) pilih rencana terapi A, B atau C

Daftar Pustaka

Buediarso, Aswhita, Halimun dan Suharyonc,. (1999). Gastroenterologi-Anak Praktis, Balai Penerbitan FKUI, Jakarta.

Ngasiiyah (1997), Perawatan Ariak Sakit, EGC, Jakarta,

Price dan Wilson (1995), Patoftsiologl Konsep Klinis, Proses Penyakit, Buku I, Edisi 4, EGC, Jakarta.

Santoso, N. Budi, Diare Pada Bayi Dan Anak, Lab/SMF. Ilmu Kesehatan Anak FK. Unibraw/RSU Dr. Saiful Anwar Malang

Soetjiningsih (1988), TumbuH Kembang Anak, EGC, Jakarta,

Soeparman dan Waspadji (1990), llmu Penyakit Datam, Jilid I, Edisi ke 3, Balai Penerbitan FKUI,Jakarta.

Sariadi dan Yuliani, Rita (2001), Asuhan Keperawatan Pada Anak, Perpustakaan Nasional Rl, Jakarta.

www.hc-sc.gc.ca-fnihb-ons-nursing-resources/pedriatic_guidelineswww.icondata.com/health/pedbasewww.nlm.nih.gov/medlineplushttp://www.emedicine.com/emerg/topic376.htm