Laporan individu

37
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL III) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK) AVICENNA KENDARI KELURAHAN NAMBO, KEC. ABELI KOTA KENDARI PADA TANGGAL 13 DESEMBER 2010 – 18 DESEMBER 2010 O L E H NAMA : NURUL FITRIANI NIM : 9083129061.0050 SEMESTER : V ( LIMA ) PEMINATAN : EPIDEMIOLOGI PROG. STUDI : S1 KESMAS

Transcript of Laporan individu

Page 1: Laporan individu

LAPORAN

HASIL KEGIATAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL III)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK) AVICENNA KENDARI

KELURAHAN NAMBO, KEC. ABELI KOTA KENDARI

PADA TANGGAL 13 DESEMBER 2010 – 18 DESEMBER 2010

O L E H

NAMA : NURUL FITRIANI

NIM : 9083129061.0050

SEMESTER : V ( LIMA )

PEMINATAN : EPIDEMIOLOGI

PROG. STUDI : S1 KESMAS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK) AVICENNA

SULAWESI TENGGARA

KENDARI

2010

Page 2: Laporan individu

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan III (PBL III ), mahasiswa

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Avicena Kendari di Kelurahan Talia, Kec

Abeli, Kota Kendari.

Supervisor

1. Dr. H. Marzuki Hanafi Bantaiyan MD, Msi (......................................)

2. Dr. H. Thamrin Datjing, M.Kes (......................................)

3. Nana Sumarna, S.pd, M.Kes (......................................)

Menyetujui :

Pembimbing Lapangan

1. Rasma, SKM, M.Kes (......................................)

2. Herni Mustaring, SKM, M.Kes (......................................)

Mengetahui : Menyetujui :

Lurah Nambo Tim Pengelola PBL III

Ketua

( S Y A M S I R ) (Dr.H. Thamrin Datjing,M.Kes)

Page 3: Laporan individu

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ i

STRUKTUR KEPENGURUSAN.................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................... 1

B. Rumusan masalah.............................................................................. 2

C. Tujuan Intervensi............................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3

A. Sistimatika Perencanaan Intervensi.................................................... 3

B. Tujuan Dalam Perencanaan Intervensi Masalah Kesehatan............... 3

Definisi Tujuan............................................................................ 3

Hirarki Tujuan............................................................................. 4

Manfaat Kejelasan Tujuan........................................................... 5

C. Proses Pengambilan Keputusan.......................................................... 6

D. Perumusan Kebijaksanaan................................................................. 10

BAB III METODOLOGI............................................................................... 15

A. GAMBARAN UMUM TEMPAT PBL III......................................... 15

Keadaan geografis dan Demografis............................................. 15

1. Keadaan Geografis................................................................... 15

a. Letak Wilayah........................................................... 15

b. Luas Wilayah............................................................ 15

c. Batas Wilayah........................................................... 15

2. Keadaan Demografis............................................................... 15

1. Jumlah Penduduk.................................................... 15

2. Distribusi Penduduk................................................ 15

Keadaan Ekonomi Sosial Budaya................................................. 16

a. Sarana Perhubungan................................................ 16

Page 4: Laporan individu

b. Sarana pendidikan.................................................... 16

c. Agama dan Kepercayaan........................................ 16

d. Sumber Penghasilan................................................ 16

e. Suku dan Bahasa..................................................... 16

f. Adat Istiadat.......................................................... 17

Fasilitas dan Status Kesehatan..................................................... 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 19

A. Masalah Intervensi............................................................................. 19

B. Tujuan Intervensi............................................................................... 19

C. Manfaat Intervensi............................................................................. 19

D. Kerangka Pemecahan Masalah.......................................................... 20

E. Pelaksanaan Kegiatan Intervensi....................................................... 20

Realisasi Pemecahan Masalah..................................................... 20

Sasaran Intervensi........................................................................ 20

Metode Intervensi........................................................................ 21

Hasil Intervensi............................................................................ 21

BAB VI PENUTUP......................................................................................... 22

A. Kesimpulan........................................................................................ 22

B. Saran................................................................................................... 22

Page 5: Laporan individu

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan kegiatan Pengalaman Belajar

Lapangan III (PBL III).Yang merupakan salah satu rangkaian program proses belajar

lapangan dan merupakan lanjutan dari PBL I dan PBL II, yang berlokasi di Kelurahan

Nambo, Kecamatan Abeli Kota Kendari.

Dalam pelaksanaan PBL III ini, dimana dimulai dengan menyusun perencanaan

intervensi suatu masalah yang telah di prioritaskan pada PBL II yang lalu.Intervensi

yang dilakukan pun di usahakan dapat mencakup seluruh masyarakat yang menjadi

sasaran dari intervensi tersebut.Hambatan-hambatan yang kami temukan dalam

pelaksanaan intervensi tidaklah terlalu sulit, disamping karena kerjasama yang baik

dengan anggota juga karena adanya kerjasama dan tanggapan yang baik dari pihak

sasaran intervensi. Dimana intervensi yang kami laksanakan adalah mengenai

penanganan masalah rokok.

Di samping itu,kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh

dari kesempurnaan dimana didalamnya masih terdapat kekurangan-kekurangan.Untuk

itu kami sebagai penyusun dengan senang hati menerima tanggapan dan kritikan yang

sifatnya membangun untuk perkembangan selanjutnya.

Tak lupa pula, kami mengucapkan terimakasih yang yang sebesar-besarnya serta

penghargaan yang dalam kepada :

1. Bapak Kepala Kecamatan Abeli dan Kepala Kelurahan Nambo beserta stafnya,

para tokoh agama. Tokoh masyarakat dan seluruh masyarakat Nambo atas

segala partisipasi,tanggapan dan kerjasama yang baik.

2. Pimpinan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Avicenna Kendari.

3. Bapak /ibu pembimbing,pengelola dan supervisor kegiatan PBL III serta semua

pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan PBL III sampai dengan

tersususnya laporan ini.

Page 6: Laporan individu

Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfat bagi para pembaca dan dapat

digunakan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa selanjutnya yang akan

melaksanakan PBL ini serta dapat menjadi bahan pertimbangan dalam peningkatan

derajat kesehatan masyarakat khususnya di Kelurahan Talia.

Kendari, Desember 2010

Penyusun

Nurul Fitriani

NIM: 9083129061.0050

Page 7: Laporan individu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kesehatan bukan merupakan segalanya

tapi kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk melakukan

aktifitasnya.Derajat kesehatan yang optimal merupakan impian semua

masyarakat,karena dengan derajat kesehatan yang optimal seseorang atau masyarakat

dapat menciptakan kehidupan yang sejahtera bagi dirinya, keluarganya dan orang-orang

disekitarnya.Peningkatan derajat kesehatan tersebut dapat dimulai dari diri sendiri dan

keluaraga dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

PHBS itu sendiri merupakan salah satu program peningkatan mutu kesehatan

masyarakat yang bertumpu pada perilaku hidup masayarakat dan memiliki beberapa

indicator guna menentukan standar perilaku tersebut.dimana indicator-indikator PHBS

tersebut telah dugunakan dalam analisa situasi PBL I yang lalu dengan mengidentifikasi

masalah-masalah yang ada di masyarakat.Kemudian dari masalah-masalah yang telah

ditemukan tersebut ditentukanlah masalah mana yang menjadi prioritas dengan

menggunakan beberapa cara atau metode seperti USG,MCUA dan CARL. Masalah

yang menjadi prioritas itulah yang kemudian di intervensi dalam kegiatan PBL III ini.

Oleh karena itu, hasil dari PBL III ini dapat dilaksanakan dengan tepat sasaran sehingga

untuk hasil evaluasi selanjunya dapat memberikan hasil yang memuaskan.

B. Rumusan Masalah

Hasil intervensi yang telah dilaksanakan, berdasarkan prioritas masalah yaitu :

- Pada PHBS untuk sekolah

- Pada PHBS untuk tatanan instansi pemerintah

C. Tujuan

Untuk menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat di tempat

tersebut berdasarkan hasil penentuan prioritas masalah.

Untuk mendukung peningkatan derajat kesehatan di daerah tersebut

Page 8: Laporan individu

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistematika Perencanaan Intervensi Masalah Kesehatan

Perencanaan intervensi masalah kesehatan seperti juga perencanaan pada

umumnya pada dasarnya merupakan salah satu fungsi manajmen dalam rangka

memecahkan suatu masalah kesehatan. Dalam suatu rangkaian kegiatan perencanaan

terkandung suatu proses sistematis yang mempunyai rangkaian urutan yang logis dari

langkah-langkah yang lebih awal atau langkah sebelumnya.

Dimana perencanaan adalah bagian dari suatu proses untuk memecahkan suatu

masalah. Berdasarkan hal itu maka langkah awal dari suatu proses perencanaanadalah

menguraikan masalah secara jelas dan langkah terakhir dari suatu perencanaan adalah

rencana yang siap untuk dilaksanakan.

B. Tujuan Perencanaan Intervensi Masalah Kesehatan

Perencanaan kesehatan pada dasarnya adalah bagian dari proses pemecahan

masalah kesehatan.Perumusan masalah yang tepat merupakan langkah awal yang sangat

menentukan semua proses berikutnya dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan

rencana. Dalam proses pemecahan masalah, yang amat perlu diperhatikan adalah

penetapan tujuan karena tujuanlah yang memeberi arah tentang kegiatan-kegiatan

selanjutnya.Apabila tujuannya jelas, maka lebih mudah untuk mencari alternative-

alternatif yang mungkin dilakukan serta lebih mudah untuk menguraikan kegiatan-

kegiatan yang perlu dilakukan.

Definisi Tujuan

Definisi dari tujuan adalah gambaran suatu keadaan dimasa yang akan datang,

yang akan diwujudkan melalui beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan. Atau dengan

kata lain adanya masalah yang dihadapi pada masa sekarang yang ingin diatasi atau

dihilangkan pada masa-masa yang akan datang. Dengan ini dapat dikatakan bahwa

“tujuan” adalah berkurangnya masalah yang dihadapi padasaat ini.

Dengan demikian, dalam suatu perencanaan kesehatan ada tujuan yang

menyangkut berkurangnya gangguan masalah kesehatan,misalnya menurunnya angka

Page 9: Laporan individu

kesakitan suatu penyakit tertentu. Ada pula tujuan yang berkaitan dengan aspek-aspek

prioritaskesehatan, misalnya meningkatnya peran serta masyarakat dalam pemeliharaan

kesehatan secara mandiri. Selain itu ada juga tujuan yang berhubungan dengan

kesehatan lingkungan misalnya berkurangnya vector-vektor penyakit atau

meningkatnya cakupan penggunaan air bersih bagi masyarakat. Selanjutnya, ada tujuan

yang menyangkut upaya-upaya kesehatan, misalnya pemerataan pelayanan kesehatan,

meningkatnya cakupan pelayanan pengobatan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan

upaya-upaya kesehatan.

Hirarki Tujuan

Untuk menjelaskan hirarki tujuan tersebut, maka berikut ini akan disampaikan tentang

spectrum upaya kesehatan sebagai suatu sistam yang terdiri dari : Input, Proses, Output,

Efek, dan Dampak.

Dengan skema sebagai berikut:

INPUT PROSES OUTPUT EFEK

DAMPAK

Resource Implementing Program Goal

Objective Objective Objective

Atas dasar spectrum tersebut, maka hirarki atau jenjang tujuan dapat diuraikan

sebagai berikut :

1. Tujuan Umum / Goal adalah suatu pernyataan tentang keadaan kehidupan

masyarakat yang lebih tinggi yang diharapkan akan dicapai pada masa datang.

Contoh tujuan umum seperti tercapainya masyarakat adil,makmur dan merata

atau tercapainya derajat kesehatan masyarakat Indonesia yang optimal.

Page 10: Laporan individu

2. Tujuan Khusus / sasaran/ objective adalah tujuan yang dinyatakan secara

spesifik, dalam arti kata ukurannya jelas, kapan waktunya dicapai jelas, lokasi

pelaksanaan dan target juga jelas. Contoh tujuan khusus seperti Pekan Imunisasi

Nasional pada tahun 2000 telah meningkatkan cakupan imunisasi Polio menjadi

90% pada seluruh kecamatan di Sulawesi Tenggara pada tahun 2000 pada usia

balita.

3. Tujuan Pelaksanaan (implementing objective)adalah keadaan yang

menggambarkan keadaan pelaksanaan kegiatan program dimasa yang akan

datang. Contohnya”terlaksananya 4 kali penyuluhan tentang PHBS bagi ibu-ibu

rumah tangga di Kecamatan A pada tahun 2002.

4. Tujuan Sumber Daya (resource objective) adalah tersedianya berbagai sumber

daya. Contohnya sumber tenaga, sumberdaya pembiayaan, serta sumberdaya

sarana untuk menunjang pelaksanaan berbagai upaya kesehatan.

Dari uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa secara hirarkis

tujuan upaya kesehatan dapat dibagi atas beberapa bagian, yakni :

1. Tujuan umum atau Goal

2. Tujuan Khusus atau sasaran / Objective

3. Tujuan Pelaksanaan atau Implementing Objective

4. Tujuan Pengadaan Sumber Daya atau Resource Objective

Dalam aplikasi sehari-sehari sangat sering terjadi kekaburan makna dari tujuan,

seperti batas antara tujuan umum dengan tujuan khusus. Kelihatannya untuk keduanya

adalah relative, misalnya pernyataan tujuan yang seperti ini “Meningkatkan Derajat

Kesehatan Anak” adalah suatu tujuan umum, tetapi “Menurunkan angka kematian bayi

di Indonesia dari 55 pada tahun 1990 menjadi 50 pada tahun 2000” pada dasarnya

adalah suatu tujuan khusus.

Manfaat Tujuan

Daru sudut perencanaan suatu program, pernyataan tujuan umum dimaksudkan

untuk memberi arah tentang kebijaksanaan-kebijaksanaan yang akan diambil. Sedang

dari segi perumusan alternative intervensi ataupun perumusan kegiatan-kegiatan

program, maka pernyataan tujuan khusus adalah hal yang sangat penting dan sangat

Page 11: Laporan individu

menentukan. Dimana perumusan tujuan khusus harus mengandung sifat-sifat atau hal-

hal sebagai berikut :

1. Spesifik (specific)

2. Terukur atau Kuantitatif (Measurable)

3. Dapat dicapai (Attainable)

4. Jelas sasarannya (Relevant)

5. Jelas waktunya (Time Bound)

Dimana dalam bahasa asingnya disingkat dengan “SMART” yaiu tujuan yang

cerdas.

Apabila sifat-sifat tersebut dapat terpenuhi, maka rumusan tujuan khusus

tersebut sangat bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut :

Penentuan seberapa besar sumber daya yang diperlukan

Penentuan strategi untuk mencapai tujuan tersebut

Penentuan jenis-jenis kegiatan yang perlu dilakukan

Penentuan jadwal palaksanaan kegiatan

Pelaksaan monitoring dan evalluasi setelah kegiatan dilakukan.

C. Proses Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan atau dikenal dengan Analisa Keputusan

merupakan tahapan berikutnya setelah analisis situasi dan analisis permasalahan dalam

pemecahan masalah.

Apabila dalam analisis permasalahan hasil akhirnya adalah rumusan sebab-sebab

yang paling mungkin bagi timbulnya permasalahan yang kita hadapi, maka dalam

analisis keputusan kita mencari pemecahan terbaik untuk mengatasi sebab tersebut.

Pengambilan keputusan dapat didefinisikan sebagai : Proses memilih alternatif

terbaik, dari beberapa alternatif yang ada.

Dari definisi yang ada 3 hal penting yang harus diingat yaitu:

a. Alternatif terbaik, sebagai suatu keputusan mempunyai

arti alternatif yang paling mendekati keinginan atau kondisi kita. Ini berarti kita

harus mempunyai persyaratan yang harus dipenuhi oleh keputusan yang kita pilih.

Page 12: Laporan individu

b. Adanya beberapa alternatif (lebih dari1). Suatu

keputusan yang berasal dari 1 alternatif saja berarti tidak melalui proses

pengambilan keputusan.

c. Adanya proses memilih, yang biasanya dilakukan

dengan pemberian nilai (Scoring)

Suatu pengambilan keputusan harus memenuhi persyaratan tersebut. Satu sajaa dari

ketiga hal tersebut tidak dipenuhi maka pengambilan keputusan sebenarnya tidak

dilaksanakan.

Untuk menghasilkan keputusan yang baik, ada beberapa langkah yang harus ditempuh:

a. Menetapkan Tujuan

Langkah pertama dalam pengambilan keputusan adalah menentukan tujuan dari

keputusan yang akan kita ambil. Tujuan ini harus dinyatakan dalam kuantitatif.

b. Menetapkan Kriteria

Yaitu persyaratan yang harus dipenuhi bagi pencapaian tujuan tersebut. Ada 2

macam kriteria :

Kriteria Mutlak, yaitu persyaratan yang mutlak atau tidak dapat

ditawar,serta harus dipenuhi oleh keputusan yang akan dihasilkan. Biasanya hal

ini menyangkut dua hal, yaitu output atau hasil, serta resource atau sumber daya.

Kriteria keinginan, dengan kegunaan untuk seseorang bagi alternatif-

alternatif yang mutlak memenuhi kriteria mutlak. Kriteria ini tidak

menyingkirkan alternatif.

c. Menetapkan Bobot dari Kriteria Keinginan

Untuk memudahkan dalam penjelasan poin ini maka diambilkan dengan contoh

kasus kriteria keinginan dalam mengadakan sumber air:

Biaya pemeliharaan rumah Bobot: 10

Tidak mudah rusak

Bobot: 8

Bila rusak mudah diperbaiki oleh tenaga setempat Bobot: 6

Tidak mudah terkontaminasi bakteri Bobot: 9

Ket : Bobot menggambarkan derajat kepentingan dari tiap-tiao kriteria.

d. Inventarisasi Alternati

Page 13: Laporan individu

Yaitu kemungkinan-kemungkinan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu alternatif

yang didaftar harus relevan dengan usaha pencapaian tujuan.

e. Pemberian Nilai

Setelah ditetapkannya alternatif-alternatif bagi pencapaian tujuan, maka langkah

selanjutnya adalah menilai alternatif-alternatif tersebut. Dalam menilai alternatif

tersebut ada 2 tahap yang harus dilakukan:

1) Menilai alternatif dengan kriteria mutlak. Alternatif yang tidak memenuhi

salah satu kriteria mutlak yang telah ditetapkan, langsung disingkirkan.

2) Alternatif yang lolos dari kriteria mutlak kemudian dinilai dengan kriteria

keinginan. Nilai setiap kriteria dari alternatif yang ada tidak boleh lebih besar

dari bobot masing-masing kriteria. Disin terlihat bahwa bobot tiap kriteria

disamping menggambarkan tingkat kepentingannya juga menggambarkan

derajat nilai tertingginya.

3) Menghitung jumlah nilai dari tiga alternatif tersebut, dengan cara:

Mengalihkan bobot dengan nilai bagi setiap kriteria

dari alternatif-alternatif yang ada

Menjumlahkan hasil perkalian antara bobot dengan

nilai untuk tiap-tiap alternatif

f. Penentuan Keputusan Sementara

Setelah dilakukan penjumlahan nilai daria alternatif- alternatif yang lolos dari

kriterisa mutlak, maka selanjutnya kita tentukan 2 alternatif yang memeiliki nilai

tertinggi.

g. Konsekwensi

Setelah ditetapkan 2 alternatif sebagai keputusan sementara, selanjutnya dilakukan

inventarisasi konsekwensi, yaitu akibat negatif yang timbul bila keputusan

sementara tersebut dilaksanakan.

Perlu diingat bahwa setiap keputusan mempunyai konsekwensi. Konsekwensi ini

merupakan suatu hal yang negatif atau kerugian yang ditimbulkanoleh suatu

keputusan. Dalam pengambilan keputusan berlaku pula hukum ekonomi yaitu

dipilih suatu keputusan yang memberi keuntungan yang paling besar, dengan

kerugian yang paling kecil.

Page 14: Laporan individu

Didasarkan atas prinsip inilah maka sebelum sampai kepada keputusan yang tetap,

perlu dipikirkan konsekwensi-konsekwensi yang bakal timbul bila keputusan

sementara dilaksanakan, dengan maksud mengetahui sejauh manan kerugian yang

bakal ditimbulkannya.

h. Keputusan Tetap

Dengan mempertimbangkan tingginya nilai yang menggambarkan keinginan kita,

dan konsekwensi yang akan ditimbulkan, serta kemampuan kita untuk mengatasi

konsekwensi yang bakal timbul, maka dapat kita tetapkan salah satu dari alternatif

yang akan kita pilih senagai keputusan tetap. Demikianlah langkah-langkah dasara

dalamm proses pengambilan keputusan. Dengan menggunakan langkah-langkah

tersebut maka akan diperoleh suatu keputusan yang betul-betul akan dapat

mengatasi masalah yang kita hadapi, yang mendekati keinginan kita, setara terjamin

keberhasilannya dalam pelaksanaannya karena konsekwensi yang akan timbul

dapat kita atasi.

Proses pengambilan keputusan seperti diatas dapat dilaksanakan dengan baik secara

perorangan maupun secara kelompok. Adanya banyak macam teori pengambilak

keputusan pada dasarnya karena ada perbedaan tehnik dalam melaksanakan

langkah-langkah yang ada dalam proses keputusan. Namun urutan langkahnya pada

dasarnya tetap seperti yang dijelaskan diatas.

Dalam prakteknya proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan

pemilihan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk suatu program kesehatan

dilakukan atas dasar :

1. Penggunaan data kesehatan, misalnya

Jumlah output yang diharapkan

Anggran yang tersedia

Kondisi dari daerahnya

Data yang berkaitan dengan anggaran

2. Dilaksanakan oleh tim/grup

Hal ini akan lebih memperkaya masukan misalnya dalam inventarisasi alternatif,

inventarisasi kriteria keinginan dan sebagainya.

Sangat sering kita jumpai suatu pengambilan keputusan dimana output

keputusan yang telah ditetapkan, sedangkan biaya untuk menghasilkan output

Page 15: Laporan individu

tersebut harus dihitung, kemudian dipilih usaha yang pembiayaanya paling kecil.

Sedangkan besarnya biaya untuk menghasilkan output tersebut menjadi kriteria

keinginan dengan bobot paling tinggi. Apalagi besarnya biaya untuk

menghasilkan output telahdihitung, selanjutnya berdasarkan hal tersebut kita

dapat memberi nilai bagi masing-masing alternatif.

Setelah dianalisis konsekwensi-konsekwensinya, maka keputuinya dan dihitung

dalam uang, maka keputusan dapat ditetapkan.

Jadi pada dasarnya langkah pengambilan keputusan adalah tetap, seperti yang

telah diuraikan diatas. Dalam hal yang berkaitan dengan uang, maka untuk

melaksanakan langkah-langkah tersebut diatas digunakan tehnik-tehnik tertentu,

misalnya affectiveness, cost benefit analysis, dan sebagainya

D. Perumusan kebijaksanaan

Kebijaksanaan dirumuskan setelah ditetapkannya tujuan dan sasaran.

Kebijaksanaan merupakan pegangan bagi administrator kesehatan dalam memilih

langkah-langkah atau jenis program intervensi yang harus dilaksanakan untuk mencapai

tujuan, untuk itukegiatan PBL harus harus melacak sampai dimana kebijakan mendasari

program interfensi yang telah dilaksanakan oleh jajaran manajemen kesehatan.

Kebijaksanaan memberi arah bagi metode mencapai tujuan karena itu harus didasarkan

ada peraturan dan perundangan yang berlaku.

Kebijaksanaan berisi pola tindakan yang harus dilaksanakan oleh instansi dan

pejabat pemerintah dalam usaha mencegah dan mengatasi masalah yang timbul. Suatu

usaha pencegahan atau penanggulanganmasalah dikerjakan karena didasarai pada suatu

harapan atau tujuan tertentu yang ingin dicapai. Oleh karena itu kebijaksanaan selalu

mempunyai tujuan tertentu.

Perumusan definisi beberapa pakar manajement mengatakan bahwa

“Kebijaksanaan adalah langkah tetap untuk mencegah dan masalah yang senantiasa

berulang”.

Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu bahwa setelah tujuan ditetapkan,

selanjutnya dijabarkan dalam bentuk sasaran yang telah kuantitatif. Untuk mencapai

tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan diperlukan adanya pegangan atau petunjuk

yang dapat memberi arah bagi pelaksana kegiatan, ataupun dijadikan bagi upaya

Page 16: Laporan individu

pencegahan dan penanggulangan masalah yang senantiasa muncul berulang-ulang

ddalam proses pelaksanaan kegiatan. Pegangan atau petunjuk ini senantiasa harus

bersumber dari peraturan dan perundangan yang berlaku. Secara singkat dapat dibuat

rangkuman yang menjelaskan bahwa suatu kebijaksanaan pada dasarnya harus

memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

Kebijaksanaan selalu mempunyai tujuan tertentu atau tindakan yang berorientasi

pada tujuan tertentu, karena mempunyai suatu misi, maka kebijaksanaan ini

menunjukan arah bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan.

Kebijaksanaan berisi tindakan atau pola tindakan dalam upaya pencegahan dan

penanggulangan masalah yang senantiasa timbul, yang secara berulang selalu

muncul.

Kebijaksanaan harus selalu berpijak pada ketentuan peraturan dan perundangan

yang berlaku.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan kata

kebijaksanaan seperti yang dijumpai pada dokumen-dokumen perencanaan, mempunyai

maksud untuk menggambarkan:

1. arah utama dalam mencapai tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan

2. pegangan untuk upaya penegahan dan upaya penanggulangan atas munculnya

masalah yang senantiasa berulang.

Analisis kebijakan didefinisikan sebagai suatu upaya mengenal masalah yang

senantiasa berulang, menemukan penyebabnya dan memilih alternatif pemecahan serta

strategi pelaksanaannya. Para pakar sepakat ada 2 hal yang essensial dalam analisis

kebijaksanaan, yakni:

1. Penelitian untuk mendapatkan data dan informasi bertalian dengan persoalan

yang dihadapi.

2. Mencari dan mengkaji alternatif-alternatif pemecahan atau pencapaian tujuan.

Adapun langkah-langkah pokok dalam melakukan analisis kebijaksanaan adalah

sebagai berikut:

1) Pengkajian Permasalahan

Maksud dari kegiatan ini adalah menemukan dan memahami permasalahan yang

senantiasa berulang, yangg dari waktu kewaktu selalu terjadi. Disiplin yang

berkaitan dengan kegiatan ini adalah metode penilaian, metode kuantitatif dan teori-

Page 17: Laporan individu

teori yang sesuai dengan substansi yang persoalan yang dihadapi. Rumusan

persoalan disini harus terinci dan operasional.

2) Penentuan Tujuan

Tujuan adalah akibat yang secara sadar ingin dicapai atau kebijaksanaan selalu

bertujuan untuk mencapai kebaikan, atau mencegah terjadinya atau mengatasi

kerugian-kerugian yang timbul. Tujuan disini harus dirumuskan secara jelas,

realistis danterukur.

3) Perumusan Alternatif

Alternatif adalah cara/alat yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan yang

telah dipergunakan diatas. alternatif kebijaksanaan dapat muncul dalam pikiran kita

melalui cara :

Incremental

Berdasarkan pernyataan terhadap kebijaksanaan yang ada atau yang sedang

berjalan dan kemudian diperbaiki secara berangsur.

Branching

Dengan melakukan semacam analogidari suatu kebijaksanaan dalam suatu

bidang dan dicoba menerapkannya dalam bidang yang tengah dipelajari.

Inventif

Merupakan hasil pengkajian dari persoalan yang dihadapi dan hubungan sebab

akibat dari persoalan tersebut.

4) Penyusunan Model

Model adalah penyederhanaan dari kenyataan persoalan yang dihadapi, diwujudkan

dalam hubungan konsul atau fungsional. Model dapat dituangkan dalam berbagai

bentuk, antara lain: skema model (flow chart), fisikal model(miniatur), game model,

simbolik model.

Manfaat dari model dalam analisis kebijaksanaan adalah untuk membantu

mempermudah diskripsi akibat-akibat dari ada atau tidaknya perubahan-perubahan

dalam faktor penyebab, model merupakan alat pembantu yang baik dalam

pengkajian persoalan dan dalam perumusan dan penentuan alternatif.

5) Penentuan Kriteria

Analisis kebijaksanaan memerlukan kriteria yang jelas dan konsisten untuk menilai

alternatif-alternatif. Ini menyangkut bukan saja hal-hal yang bersifat progmatis

Page 18: Laporan individu

seperti ekonomi, politik, administrative, juga hal-hal yang menyangkut nilai-nilai

abstrak yang fundamental seperti etik dan filsafat.

6) Penilaian Alternatif

Alternatif-alternatif yang ada perlu dinilai berdasarkan kriteria-kriteria tersebut

diatas. Tujuan penilaian adalah memperoleh gambaran lebih jauh mengenai tingkat

efektifas dan feasibilitas tiap alternatif dalam mencapai tujuan sehingga diperoleh

kesimpulan tentang alternatif feasible mana yang mungkin paling efektif dan efisien.

Tehnik-tehnik yang digunakan dalam penilaian alternatif banyak sekali tetapi pada

dasarnya seperti yang telah diuraikan dalam proses pengambilan keputusan.

7) Perumusan Rekomendasi

Penilaian atas alternatif-alternatif akan memberikan gambaran mengenal sejumlah

pilihan-pilihan tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Langkah akhir

dari analisa kebijaksanaan adalah merumuskan sasaran mengenai alternatif yang

diperhitungkan cadap mencapai tujuan secara optimal pada kondisi administratif dan

ekonomis tertentu. Dalam rekomendasi ini perlu juga dikemukakan strategi

pelaksanaannya.

Bila diperhatikan dengan seksama maka jelas bahwa langkah-langkah dalam analisis

kebijaksanaan ini sama dengan langkah- langkah pemecahan permasalahan. Hal ini

dapat dipahami sesuai dengan batasan tentang kebijaksanaan yang telah

dikemukakan terdahulu, dimana pada analisis kebijaksanaan lebih ditekankan pada

permasalahan yang kita ketahui senantiasa berulang.

Page 19: Laporan individu

BAB III

METODOLOGI

A. GAMBARAN UMUM LOKASI

Keadaan Geografis dan Demografis

1. Keadaan Geografis

a. Letak Wilayah

1. Kelurahan Nambo ke Ibukota Kecamatan dengan jarak 2

km

2. Ke ibukota Kotamadya dengan jarak 25 km

3. Ke ibukota Provinsi 30 km

b. Luas Wilayah

Luas wilayah Kelurahan Nambo secara keseluruhan 1000 km2 yang terdiri dari

pemukiman, bangunan, perkebunan,serta tempat rekreasi dan olah raga

c. Batas wilayah

Kelurahan Nambo adalah salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan Abeli

Kota Kendari dengan batas Kelurahan/Wilayah antara :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Bungkutoko

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Petoaha

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sambuli

2. Keadaan demografis

a. Jumlah penduduk

Berdasarkan data pada tahun 2009 ,jumlah penduduk Kelurahan Nambo

adalah 1.200 jiwa (256 KK) yang terdiri dari 592 jiwa laki – laki dan 608

jiwa perempuan.

b. Distribusi Penduduk

Penduduk Kelurahan nambo tersebar pada 4 RW dan 8 RT, dimana setiap

RW terdapat di sepanjang jalan poros.

Page 20: Laporan individu

Sosial Budaya

a. Sarana perhubungan

Untuk dapat menjangkau Kelurahan Nambo, dapat ditempuh dengan

menggunakan sarana perhubungan darat yaitu kendaraan roda empat dan

roda dua,sedang untuk sarana perhubungan Laut yaitu dengan

menggunakan perahu.

b. Sarana Pendidikan

Kelurahan Nambo terdapat satu buah Sekolah Dasar (SD) dan satu buah

Sekolah Menengah Umum (SMU) sebagai sarana Pendidikan.

c. Agama dan Kepercayan

Agama yang dianut oleh penduduk Kelurahan Nambo adalah Islam

dengan satu buah Masjid sebagai sarana ibadah.

d. Sumber penghasilan

Sumber Penghasilan Utama di Kelurahan Nambo dari sektor Perikanan,

Perkebunan, Peternakan, Sektor Pangan, PNS dan Wiraswasta lainnya.

e. Suku dan Bahasa

Ada beberapa suku di Kelurahan Nambo, antara lain :

1. Tolaki

2. Bugis

3. Muna

4. Jawa

Apabila komunikasi dilakukan dalam situasi resmi maka mereka

menggunakan Bahasa Indonesia, namun bila dalam situasi tidak resmi

mereka menggunakan bahasa daerah Tolaki, dimana mayoritas penduduknya

adalah Suku Tolaki sebagai bahasa daerah sehari – hari.

f. Adat Istiadat

Adat istiadat yang berlaku di Kelurahan Talia adalah adat Tolaki.

Fasilitas dan Status Kesehatan

Page 21: Laporan individu

Terdapat satu buah Pustu dan aktif lima hari dalam seminggu (Senin sampai

Jumat) ditambah dengan tiga tempat posyandu diselenggarakan tiap bulan.

B. Siklus PBL

Kegiatan PBL merupakan wahana bagi mahasiswa untuk melihat secara

langsung berbagai kesenjangan antara teori dan praktek bidang kesehatan masyarakat

sehingga dapat memahami semua proses pemecahan masalah dalam situasi nyata di

lapangan untuk meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara subtansi pendidikan

dengan pengetahuan serta keterampilan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam

pembangunan kesehatan masyarakat.

Dalam melaksanakan kegiatan PBL dengan program-program dapat

menggunakan berbagai metodologi eoidemiologi dalam melakukan analisa situasi,

identifikasi masalah, penetapan alternative pemecahan masalah, perencanaan program

intervensi, pelaksanaan program intervensi, pemantauan dan penilaian program

intervensi.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam diagram PBL berikut :

Page 22: Laporan individu

DATA PRIMER & SEKUNDER

PBL IANALISA SITUASI

PBL II PENENTUAN PROIRITAS MASALAH KESEHATANPBL III

RENCANA INTERVENSI

PENYUSUNAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

KEBIJAKSANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENYUSUNAN POA DAN INTERVENSI

FOCUS GROUP DISCUSIONBRAIN STORMINGDELBECKDISKUSI KELOMPOK

DISKUSIKELOMPOK

FOCUS GROUP DISCUSIONBRAIN STORMINGDELBECKDISKUSI KELOMPOK

FOCUS GROUP DISCUSIONBRAIN STORMINGDELBECKDISKUSI KELOMPOK

DELBECKUSGCARLHANLONMCUA

- FISHBONE- POHOMASALAH- BLUM

PBL IV

ANALISA DERAJAT KESEHATANANALISA KEPENDUDUKANANALISA FAKTOR LINGKUNGANANALISA PERILAKUANALISA UPAYA KESEHATAN

TERSUSUNNYA SKALA PRIORITAS MASALAH KESEHATAN

TUJUAN PERENCANAAN KESEHATAN

PROGRAM KESEHATANPENETAPAN TUJUAN SECARA

KUANTITATIF

KEBIJAKSANAAN DAN KEPUTUSAN YANG DITETAPKAN

KEBUTUHAN TENAGAKEBUTUHAN ALATKABUTUHAN BIAYA

PERENCANAAN KEGIATANPENJADWALANPENGANGGARAN

MODEL EVALUASIPROSES EVALUASISTANDAR EVALUASIALAT UKURINSTRUMEN EVALUASI

FOCUS GROUP DISCUSIONBRAIN STORMINGDELBECKDISKUSI KELOMPOK

Page 23: Laporan individu

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Masalah Intervensi

Berdasarkan hasil prioritas masalah yang telah ditentukan pada PBL II, maka

masalah yang menjadi prioritas di daerah setempat adalah masih banyaknya kepala

keluarga dan anggota keluarganya yang merokok. Dengan hasil scor 160, dengan

menggunakan metode penentuan prioritas yang digunakan adalah metode CARL.

Oleh karena itu, masalah yang menjadi focus intervensi pada PBL III ini adalah

tentang rokok.

B. Tujuan Intervensi

Tujuan Umum :

Untuk meningkatkan taraf derajat kesehatan masyarakat melalui PHBS

Tujuan Khusus :

- Untuk menambah pengetahuan tentang PHBS

- Untuk menciptakan kesadaran, kemauan dan tindakan agar berperilaku sehat

tanpa rokok

- Untuk menciptakan lingkungan yang bersih bebas dari asap rokok

C. Manfaat Intervensi

Sebagai bahan pertimbangan atau

informasi bagi instansi pemerintah setempat akan masalah yang dihadapi di

daerah tersebut

Agar masyarakat memahami pentingnya

hidup sehat tanpa rokok

Sebagai langkah awal bagi mahasiswa

sendiri untuk melatih kemampuan yang diperoleh dilapangan.

D. Kerangka Pemecahan Masalah

Page 24: Laporan individu

Pendekatan kepada pemerintah setempat, tokoh masyarakat serta masyarakat

dalam mendukung kegiatan intervensi serta menentukan kebijakan terkait

dengan masalah kesehatan yang telah ditemukan

Penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya rokok

Pembuatan stiker anti asap rokok

E. Pelaksanaan Kegiatan Intervensi

Realisasi Pemecahan Masalah

Sebelum melaksanakan intervensi, pada proses analisa situasi sampai pada

proses penentuan prioritas masalah oleh masyarakat, telah ditemuka bahwa

masalah yang dihadapi adalah masalah rokok.Dimana pemecahan masalahnya

adalah dengan penyuluhan akan dampak rokok tersebut sekaligus pemasangan

stiker anti asap rokok di rumah warga.

Adapun dana untuk kegiatan tersebut bersumber dari kami sendiri dan

pemerintah setempat.

Sasaran Intervensi

Pada umumnya sasaran penyuluhan dan pemasangan stiker anti rokok adalah

seluruh masyarakat terutama bagi para perokok aktif di 8 KK di RW 02.

Metode Intervensi

1. Jenis Intervensi

Jenis intervensi yang dilakukan meliputi intervensi fisik dan non fisik

2. Teknik pelaksanaan Intervensi

Intervensi fisik yaitu pembuatan dan pemasangan stiker anti asap

rokok.

Intervensi non fisik yaitu penyuluhan akan dampak asap rokok

bagi kesehatan diri sendiri maupun orang lain.

3. Pelaksanaan Intervensi

Intervensi dilaksanakan secara bersama-sama dengan masyarakat dengan

dukungan dari pemerintah daerah setempat

Hasil Intervensi

Dalam proses pelaksanaan penyuluhan dan pemasangan stiker, masyarakat

cukup antusias akan hal tersebut dan ikut berpartisipasi dengan ikut mendukung

Page 25: Laporan individu

kegiatan tersebut. Misalnya dalam proses penyuluhan tentang rokok, seorang

bapak yang merupakan perokok aktif mematikan rokoknya pada waktu

mengikuti penyuluhan. Dan itu merupakan tahap awal dari munculnya

kesadaran.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelaksanaan intervensi pada PBI III yang dilaksanakan di Kelurahan Nambo

Kecamatan Abeli, berupa intervensi fisik yaitu pembuatan dan pemasangan stiker anti

asap rokok serta penyuluhan tantang dampak rokok bagi kesehatan sebagai intervensi

non fisik.

Kegiatan ini dilaksanakan selama seminggu, dimulai pada tanggal 13-18

Desember 2010

B. Saran

Dalam upaya menciptakan perubahan perilaku masyarakat khususnya tentang

rokok, maka perlu adanya dukungan dari instansi kesehatan setempat dengan

mengadakan monitoring dan kontrol bagi masyarakat guna mencapai peningkatan taraf

kesehatan yang lebih baik.

Page 26: Laporan individu