LAPORAN BBL FISIOLOGIS

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia angka kematian bayi dan ibu melahirkan masih tergolong tinggi yaitu mencapai 194/100.000 kelahiran hidup untuk angka kematian bayi pada tahun 1997. penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50% kemtian bayi terjadi dalam perode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan- kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat terjadi hipoksemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak, syok, beberapa bagian tubuh mengeras dan keterlambatan tumbuh kembang. Contoh lain misalnya kurang baiknya pembersihan jalan nafas waktu lahir dapat menyebabkan masuknya cairan lambung kedalam paru-paru yang mengakibatkan kesulitan pernafasan, kekurangan zat asam, dan apabila hal ini berlangsung terlalu lama dapat menimbulkan perdaraha otak, kerusakan otak dan kemudian keterlambatan tumbuh kembang. Ditinjau dari perkembangan dan pertumbuhan bayi periode neonatal merupakan periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, menjaga suhu tubuh bayi, terutama pada bayi dengan berat badan lahir rendah, pemberian air susu ibu (ASI) dalam rangka menurunkan angka kematian oleh karena diare. Pencegahan terhadap infeksi, pemantauan kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi pemantau kesehatan bayi dan anak. Neonatus pada minggu pertama oleh kondisi ibu waktu hamil dan melahirkan. 1

description

laporan bbl fisiologi

Transcript of LAPORAN BBL FISIOLOGIS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang

Di Indonesia angka kematian bayi dan ibu melahirkan masih tergolong tinggi yaitu

mencapai 194/100.000 kelahiran hidup untuk angka kematian bayi pada tahun 1997. penelitian

telah menunjukkan bahwa lebih dari 50% kemtian bayi terjadi dalam perode neonatal yaitu

dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat

akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, kematian.

Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya

dapat terjadi hipoksemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak. Akibat

selanjutnya adalah perdarahan otak, syok, beberapa bagian tubuh mengeras dan keterlambatan

tumbuh kembang. Contoh lain misalnya kurang baiknya pembersihan jalan nafas waktu lahir

dapat menyebabkan masuknya cairan lambung kedalam paru-paru yang mengakibatkan kesulitan

pernafasan, kekurangan zat asam, dan apabila hal ini berlangsung terlalu lama dapat

menimbulkan perdaraha otak, kerusakan otak dan kemudian keterlambatan tumbuh kembang.

Ditinjau dari perkembangan dan pertumbuhan bayi periode neonatal merupakan periode

yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, menjaga suhu tubuh bayi, terutama pada bayi dengan

berat badan lahir rendah, pemberian air susu ibu (ASI) dalam rangka menurunkan angka

kematian oleh karena diare. Pencegahan terhadap infeksi, pemantauan kenaikan berat badan dan

stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi pemantau kesehatan bayi dan anak. Neonatus

pada minggu pertama oleh kondisi ibu waktu hamil dan melahirkan.

Berdasarkan hal yang tersebut diatas penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan

judul Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Normal.

1.2         Tujuan

1.2.1  Tujuan Umum

         Dapat melakuakn asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal dengan pendokumentasian

menggunakan SOAP secara komperhensif.

1

1.2.2  Tujuan Khusus

a.       Dapat melakukan pengkajian data pada bayi Ny. M baik data subyektif

b.      Dapat mengkaji data objektif pada Ny. M dengan tepat

c.       Dapat menentukan diagnosa pada bayi Ny. M

d.      Dapat menentukan tindakan dengan perencanaan segera yang tepat untuk bayi Ny. M

2

BAB II

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI BARU LAHIR Ny “M” USIA 1 JAM

DI PUSKESMAS TAPOS DEPOK

 

I.             PENGKAJIAN DATA

Tanggal     :  29 April 2015

Jam            :  21.45 WIB

Tempat      :  Ruang Bersalin Puskesmas Tapos

A.    Data Subyektif

1.       Identitas / Biodata

Nama bayi          :  Bayi Ny. Mudaronah

Umur                  :  1 jam

Tgl/Jam/Lahir     :  29-04-2015/ 21.45 WIB/Sptn B

Jenis Kelamin     :  Perempuan

Berat Badan       :  2800 gr

Panjang badan    :  47 cm

Nama Ibu            :  Ny. Mudaronah                  Nama Ayah        :  Tn. Rudi

Umur                  :   32 Th                                 Umur                  :  38 Th

Suku :  Betawi    Suku :  Sunda

Agama                :  Islam                                  Agama                :  Islam

Pendidikan          :  SMP                                  Pendidikan         :  SMA

Pekerjaan            :  IRT                                    Pekerjaan            :  Supir

Alamat rumah     : Sukamaju Baru 02/06  

2.  Riwayat Penyakit Kehamilan

·         Pendarahan              :  Tidak ada

·         Pre eklampsia           :  Tidak ada

·         Eklampsia                 :  Tidak ada

·         Penyakit kelamin      :  Tidak ada

·         Lain-lain                   :  -

3

3.  Kebiasaan waktu hamil

·   Makanan         :  Ibu mengatakan selama hamil makan 3 x sehari dengan porsi kecil namun

sering dengan menu nasi, lauk-pauk (tempe, tahu, ikan laut, telur dan daring), sayur-sayuran,

buah-buahan serta tambahan susu.

·   Obat/Jamu       :  Ibu mengatakan tidak pernah minum jamu pada saat hamil muda maupun tua

·   Merokok          :  tidak

·   Aktifitas          :  Ibu mengatakan saat hamil sedikit mengurangi pekerjaan rumah tangga yang

berat-berat.

4. Riwayat persalinan sekarang

Jenis persalinan     :  Spontan

Ditolong oleh        :  Bidan

Waktu/jam            :  21.45 WIB

Bayi lahir              :  Perempuan, menangis spontan

BB, PB                 : 2800 gr, 47 cm

LK, LD : 32cm/33cm

Penilaian bayi waktu lahir (assesment at birth)

0 1 2

Frekuensi nafas < 60 / menit 60-80 / menit > 80 / menit

Retraksi ü  Tidak ada retraksi Retraksi

ringan

Retraksi

berat

Sianosis ü  Tidak sianosis Sianosis

hilang dengan O2

Sianosis

menetap walaupun

diberi O2

Air entry ü  Udara masuk

bilateral baik

Penurunan

ringan udara masuk

Tidak tidak

ada udara masuk

Merintih ü  Tidak merintih Dapat di

dengar dengan

stetoskop

Dapat

didengar tanpa alat

bantu

4

B. Data Obyektif

1.       Pemeriksaan Fisik

·         Keadaan Umum          :  Baik

·         Suhu                            :  36,4 oC                 

·         Pernapasan                  :  46 x/menit

·         HR                              :  141 x/menit

·         Berat badan sekarang  :  2800 gr

·         Panjang badan             :  47 cm

2.       Pemeriksaan Fisik secara sistematis

a.      Inspeksi

·         Kepala          :  simetris, rambut hitam, tidak ada caput succedenum dan hematoma, tidak

ada maoulage.

·         Muka            :  kemerahan, bersih tidak ada lanugo, terdapat millia

·         Mata             :  simetris, conjungtiva merah muda, sclera putih, reflex pupil, terhadap

cahaya baik

·         Telinga         :  simetris, bersih tidak ada serumen

·         Hidung         :  simetris tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada sumbatan, tidak ada

sekret

·         Mulut           :  simetris, bibir kemerahan, tidak terdapat labiopalatokisis, tidak stomatitis,

gusi merah muda

·         Leher            :  tidak ada pembesaran kelenjar hyroid dan limfe

·         Dada            :  simetris tidak ada wheezing dan ronchy, bunyi nafas dan jantung

teratur/normal

·         Payudara      :  menonjol dan putting susu ada

·         Tali pusat      :  lembek, kering dan tidak ada pendarahan, tali pusat di UCC dan dibungkus

kassa.

·         Punggung     :  tidak ada spina bifida, tidak ada pembengkakan atau cekungan

·         Ekstrimitas   :  tidak ada kelainan pada ekstremitas bawah maupun atas

·         Genetalia      :  labia mayora sudah menutupi labia minora

·         Anus             :  tidak ada atresia ani

b.      Palpasi

5

·         Kepala                   :  Tidak ada oedema, tidak ada kelainan seperti chepal hematoma, caput

seccudeneum, anansepalus + hidrosefalus.

·         Ubun                     :  cembung

·         Muka                     :  tidak ada oedema

Reflek

Reflex moro                :  Bisa, dapat diketahui saat dikagetkan dengan menepuk tangan maka

bayi akan kaget

Reflex rooting             :  Bisa, dapat dilihat saat menyentuh pipi bayi, maka bayi akan menoleh

Reflex graphs/plantar  :  Bisa, dapat diketahui saat tangan disentuhkan pada tangan bayi dengan

sendirinya bayi akan menggenggam

Reflex walking            :  Tidak bisa

Reflex sucking            :  Bisa, dapat dilihat saat bayi menyusu pada ibunya

Reflex tonic neck        :  Tidak ada

Antopometri :

·         Lingkar kepala : 32cm

·         Lingkar dada : 33 cm

Eliminasi

·         Miksi         :  sudah, 22.00 WIB

·         Meconium :  sudah, 22.00 WIB

3.       Pemeriksaan Penunjang

Golongan Darah Ibu:  O

Golongan Darah Bayi : O

C. ANALISA DATA

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 1 jam.

6

D. PENATALAKSANAAN

1. Menjelaskan cara menjaga kehangatan bayi. Ibu sudah mengerti  dan akan menghangatkan

bayinya.

2. Menjelaskan cara memberikan pakaian kepada bayi. Ibu sudah mengerti dan memahami cara

memakaikan pakaian terhadap bayi nya.

3. Menjelaskan dan mengkomunikasikan tanda-tanda bahaya pada bayi. Ibu mengerti dan

memahami akan tanda-tanda bahaya bayi.

4. Menjelaskan cara dan tekhnik Menyusui yang benar. Ibu mengerti dan sudah bisa menyusui

anak nya dengan benar. Pada jam 21.50 WIB di lakukan IMD, ibu sudah melakukannya dengan

baik.

5.         Pemberian vit.K 1 jam setelah IMD pada jam 22.45 WIB. Sudah di berikan.

6.       Menjelaskan penerapan Penjegahan Infeksi. Ibu mengerti dan akan menerapkan kebersihan

nya.

7.         Menjelaskan bahwa Setelah 6 jam nanti, bayi dapat di mandikan. Ibu mengerti dan

menyetujui nya.

8.         Menjelaskan cara Perawatan tali pusat. Ibu memahami dan akan menerapkannya kepada

bayi nya.

9.        Memberikan imunisasi HB 0 setelah bayi dimandikan. Sudah di berikan oleh bidan.

10.     Memberikan salep mata. Sudah di berikan oleh bidan.

11.     Memberikan penjelasan tentang Observasi eliminasi. Ibu mengetahui dan memahami

12.     Menjelaskan mengenai Personal hiegiene. Ibu mengerti dan akan menerapkan pada bayinya.

7

BAB III

TINJAUAN TEORI

A.    KONSEP BAYI BARU LAHIR NORMAL

1.      Pengertian Asuhan Bayi Baru Lahir

Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran.

Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernapasan spontan dengan sedikit

bantuan atau gangguan (Bari Syaifuddin,Abdul :2002).

Penanganan dilakukan sejak kepala mulai keluar dari jalan lahir, yaitu dengan melakukan

pembersihan lendir serta cairan yang berada disekitar mulut dan hidung dengan kapas dan kain

kasa steril. Bayi sehat akan menangis dalam 30 detik, Tidak perlu dilakukan apa-apa lagi, karena

bayi sudah bernafas spontan dan warna kulitnya kemerah-merahan. (Bari Syaifuddin,Abdul :

2006).

2.      Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal

Menangis kuat.

Frekuensi nadi >100.

Warna kulit kemerah-merahan.

Tanus otot bagus (Gerak aktif).

3.      Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir

a.      Persalinan Bersih dan Aman

Yaitu dengan menyediakan perlengkapan alat-alat di kamar bersalin diantaranya  adalah :

Alat penghisap lendir (Mucus Extractor)

Tabung oksigen dengan alat pemberi oksigen

Alat pemotong dan pengikat tali pusat

Tanda pengenal bayi

Tempat tidur bayi atau inkubator dengan keadaan hangat dan steril

Lain-lain : kain, kasa, baju steril serta obat antiseptik

Termometer dan stopwacth

Tempat atau ruang dalam keadaan hangat dan terang

8

b.      Membersihkan Jalan Nafas (Inisiasi Pernafasan Spontan)

Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila tidak langsung menangis

penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara :

Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat

Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala

tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.

Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tengah yang dibungkus

kasa steril

Berikan rangsangan taktil dengan cara menepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali

atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar (handuk). Dengan rangsangan ini

biasanya bayi segera menangis.

c.       Klem dan Potong Tali Pusat

·     Klemlah tali pusat dengan buah klem, pada titik kira-kira 2 cm dan 3 cm dari pangkal pusat bayi

(tinggalkan kira-kira 1 cm diantara klem-klem tersebut).

·     Potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari gunting dengan tangan kiri

anda.

·     Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat, ganti sarung tangan anda bila ternyata

sudah kotor. Potonglah tali pusatnya dengan pisau atau gunting yang steril dan Disinfeksi

Tingkat Tinggi (DTT).

·     Periksa tali pusat setiap 15 menit, apabila masih terjadi pendarahan, lakukan pengikatan ulang

yang lebih ketat (Bari Syaifuddin, Abdul : 2002).

d.      Jagalah Bayi Agar Tetap Hangat

-     Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya.

-     Gantikan handuk / kain yang basah dan bungkus bayi tersebut dengan selimut dan jangan lupa

memastikan bahwa kepala telah terlindungi dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.

-     Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak kaki bayi setiap 15 menit

-     Apabila telapak bayi terasa dingin, pastikan suhu aksila bayi.

-     Apabila suhu bayi kurang 36,5 0C, segera hangatkan bayi tersebut.

e.       Kontak Dini Dangan Ibu

-    Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin, kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk :

-    Kehangatan : mempertahankan panas yang benar pada bayi baru lahir.

9

-    Ikatan batin (bonding attachment) dan pemberian ASI.

-    Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila telah siap (dengan menunjukkan reflex rooting).

-    Bayi normal sudah dapat disusui segera sesudah lahir, lamanya disusui hanya untuk 1-2 menit

pada setiap payudara Ibu.

-   Dengan menghisapnya bayi terjadi perangsangan terhadap pembentukan air susu Ibu dan secara

tidak langsung rangsang isap membantu mempercepat pengecilan uterus.

-   Pada hari ketiga bayi sudah harus menyusu selama 10 menit pada Ibu dengan jarak waktu tiap 3-4

jam, namun jika diantara waktu tersebut bayi menangis karena lapar, ASI boleh disusukan ,

f.       Pernapasan

Sebagian besar bayi akan bernapas secara spontan pernapasan bayi  sebaiknya diperiksa secara

teratur untuk mengetahui adanya masalah.

-    Periksa pernapasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit

-    Jika bayi tidak segera bernapas, lakukan hal-hal berikut: keringkan bayi dengan selimut atau

handuk yang hangat, gosoklah punggung bayi dengan lembut.

-    Jika bayi masih belum mulai bernafas setelah 60 detik mulailah resusitasi.

-    Apabila bayi stanosis (kulit biru) atau sukar bernapas (frekuensi pernapasan kurang 30 atau lebih

dari 60 x / menit), berilah oksigen kepada bayi dengan keteter nasal atau nasal frongs (Bari

Syaifuddin, Abdul : 2002)

g.      Perawatan Mata

-    Obat mata entromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1 % dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata

karena klamidia (penyakit menular seksual).

-     Perawatan mata harus dikerjakan segera. Tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai

dengan perawatan tali pusat + diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir

-     Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin dan langsung diteteskan pada mata

bayi segera setelah bayi lahir.

h.      Apgar skor

Penilaian bayi waktu Lahir (assesment at birth) 1 menit dan 5 menit berikutnya:

Tanda 0 1 2Jumlah

nilai

Menit

1

Frekuensi

jantung

(   ) tidak ada (   ) < 100 (   ) < 100

10

Usaha bernafas (   ) tidak ada (   ) lambat tak

teratur

(   ) baik,

menangis

Tonus otot (   ) lumpuh (   ) eks. Fleksi

sedikit

        dari anggota

(   ) gerakan

aktif

Reflex (   ) tidak

bereaksi

(   ) menangis (   ) menangis

kuat

Warna (   ) biru pucat (   )  tubuh

kemerahan

       Tangan & kaki

biru

(   )  kemerahan

       Seluruh tubuh

Menit

5

Frekuensi

jantung

(   ) tidak ada (   ) < 100 (   ) < 100

Usaha bernafas (   ) tidak ada (   ) lambat tak

teratur

(   ) baik,

menangis

Tonus otot (   ) lumpuh (   ) eks. Fleksii

sedikit

        dari anggota

(   ) gerakan

aktif

Reflex (   ) tidak

bereaksi

(   ) menangis (   ) menangis

kuat

Warna (   ) biru pucat (   )  tubuh

kemerahan

       Tangan & kaki

biru

(   )  kemerahan

       seluruh tubuh

(Prawihardjo : 2006)

11

Selain penilaian bayi waktu lahir dinilai dengan APGAR SKOR dapat dinilai juga dengan cara

SKOR DOWN :

Evaluasi Respiratory Distress dengan Skor Down

0 1 2

Frekuensi nafas < 60 / menit 60-80 / menit > 80 / menit

Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Retraksi berat

Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang

dengan O2

Sianosis menetap

walaupun diberi O2

Air entry Udara masuk

bilateral baik

Penurunan ringan

udara masuk

Tidak tidak ada

udara masuk

Merintih Tidak merintih Dapat di dengar

dengan stetoskop

Dapat didengar

tanpa alat bantu

Evaluasi gawat nafas dengan menggunakan Skor Down

1.       Skor < 4             :  Tidak ada gawat nafas

2.       Skor 4-7             :  Gawat nafas

3.       Skor 7                :  Ancaman gagal nafas (pemeriksaan gas darah harus dilakukan)

B.     ASUHAN BAYI BARU LAHIR

Dalam waktu 24 jam, bila bayi tidak mengalami masalah apapun, berikanlah asuhan

berikut :

1.      Lanjutkan pengamatan pernapasan, warna, dan aktivitasnya

2.      Pertahankan suhu tubuh bayi

      Hindari memandikan bayi hingga sedikitnya 6 jam dan hanya setelah itu, jika tidak

terdapat masalah medis dan jika suhunnya 36,5 0C atau lebih. Bungkus bayi dengan kain yang

kering dan hangat, kepala bayi harus tertutup.

3.      Pemeriksaan fisik bayi

Lakukan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap, ketika memeriksa bayi baru lahir.

Pemeriksaan fisik bayi baru lahir secara menyeluruh antara lain:

A. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (TTV)

-         Suhu normal rextal / aksila   :  36,5°C – 37,2 OC

-         Laju pernapasan normal       :  40 -60 x / menit ≠ ada wheezing dan ronchi

12

-         Detak jantung normal          :  100 – 120 x / menit

-         Nadi normal                         :  120 – 150 x / menit, frekuensi nadi perifer

-         Berat badan normal              :  2500 – 4000 gram

-         Panjang badan normal          :  48 – 53 cm

B. Pemeriksaan fisik

1. Kepala   :  simetris atau tidak, adanya kelainan-kelaian atau tidak seperti (keadaan ubun-ubun,

molase, caput succedanium, cepal hematoma, hydrochephalus, anensefalus dan meningokel)

- Ukuran normal lingkar kepala terdiri 3 bagian:

SOB (Sub Occipito Bregmatica)   :  32 cm

2. Mata      :  simetris atu tidak, ada kelainan atau tidak, ada tanda infeksi atau tidak (tanda-tanda

infeksi antara lain) :

- Conjungtiva pucat, atau merah

- Sclera kuning atau putih

- Pupil waktu lahir reflex cahaya

3. Hidung  :  simetris atau tidak, ada secret atu tidak, pernapasan cuping hidung atau tidak.

4. Telinga   :  periksa dalam hubungan letak dengan mata dan kepala simetris atau tidak ada

sekret atau tidak.

5. Mulut     :  simetris atau tidak, stomatitis ada atau tidak, terdapat labiopalatoskizis ada atau

tidak.

6. Leher     :  terdapat pembesaran kelenjar tiroid atu tidak, pembekakan ada atau tidak

7. Dada bentuk simetris atau tidak LD normal : 30,5 – 33 cm

8. Bahu, lengan dan tangan

- Gerakan normal

- Jumlah jari normal

- LILA normal : 9,5 – 11 cm

9. Perut :

- Adakah benjolan sekitar tali pusat, pendarahan tali pusat, lembek pada saat bayi menangis,

benjolan atau tidak.

- Tali pusat normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama mulai kering dan mengkerut /

mengecil dan akhirnya lepas setelah 7-10 hari.

13

10. Jenis Kelamin  :

 Laki-laki (♂)

- Testis berada dalam skrotum atau tidak.

- Penis berlubang atau tidak.

Perempuan (♀)

- Vagina berlubang

- Uretra berlubang

- Labia mayor sudah menutupi labia minor

- Pendarahan withdrawel : cairan darah yang keluar dari kemaluan bayi yang diakibatkan

penghentian hormone wanita yang tiba-tiba dari ibunya

11.   Tungkai dan kaki

-  Gerakan normal atau tidak

-  Tampak normal atau tidak

-  Apakah ada kelainan atau tidak

12.   Punggung dan anus

- Punggung : Periksa akan adanya pembengkakan atau cekungan

o   Lordosis    :  membengkok ke depan

o   Scoliosis    :  membengkok ke kanan dan ke kiri

o   Kifosis       :  membungkuk

o   Spinabifida: selaput sumsum belakang menyembul ke luar pada suatu tempat pada tulang

punggung di dalamnya terdapat jaringan sumsum tulang belakang

-    Anus : Periksa meconium sudah keluar atau belum dalam 24 jam post partum. Bila bayi

sudah minum ASI maka feses akan berubah hijau kekuningan. Kelainan seperti : ATRESIA ANI

13.   Kulit

Selama bayi dianggap normal beberapa kelainan kulit dianggap normal, seperti :

-    Verniks kaseosa (lemak dalam tubuh) tidak perlu dibersihkan karena menjaga kehangatan

tubuh bayi.

-    Milia : titik putih yang khas pada hidung dahi, dan pipi.

-    Laugo : rambut halus yang melapisi janin pada bahu, bokong dan ekstrimitas lebih banyak

pada bayi premature.

14

-    Deskuamasi : kulit bayi daerah tubuh, punggung, dan abdomen yang terkelupas pada hari

pertama / juga terjadi selama 2-4 minggu pertama kehidupan masih dianggap normal, paling

sering pada BBLP.

-    Warna : Bayi baru lahir aterm kelihatan lebih pucat dibanding bayi preterm karena kulit bayi

aterm lebih tebal.

-    Iketerus : warna bayi kuning yang terlihat pada kulit atau pada sclera mata bayi dengan

iketerus hyperbillirubin, kuku jari tangan dan telapak tangan juga berwarna kuning.

C. Reflex

Reflex moro                :  lengan terangkat ke atas dan ke bawah, terkejut (memeluk).

Reflex rooting             :  menoleh kearah sentuhan, rangsangan pada pipi dan bibir.

Reflex graphs/plantar  :  menelan, rangsangan pada vulva, bayi akan menjulurkan lidah.

Reflex sucking            :  menhisap, rangsangan dengan menyentuh bibir.

Reflex tonic neck        :  kepala menengadah.

Reflex walking            :  reflex berjalan bila bayi diberdirikan.

Reflex placing             :  berdiri tegak, dengan melalui / berpegangan dangan benda keras.

Reflex crwling            :  merangkak.

Rflex babinski             :  reflex kaki menendang, bila telapak kaki digesek dengan jari kita.

D. Autopometri

Lingkar kepala            :  SOB : 32 cm, FO : 34 cm, MO:35 cm

Lingkar dada               :  30,5 – 33 cm

Lingakar lengan atas   :  9,5 – 11 cm

Jadi nilai dari antopometri di atas merupakan nilai standart

E. Eliminasi

Miksi               :  sudah keluar / belum, jam berapa?

Meconium       : sudah keluar / belum, jam berapa?

Memberikan Konseling

1.       Jaga kehangatan bayi

2.       Pembenahan ASI, terutama selama 6 bulan (ASI Eksklusif)

3.       Perawatan tali pusat, minimal 2 x sehari

15

4.       Agar ibu mengawasi tanda-tanda bahaya

Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu

1.       Pemberian ASI sulit, sulit menghisap, atau hisapan lemah

2.       Kesulitan bernapas, yaitu pernapasan cepat > 60 /menit atau menggunakan otot napas

tambahan

3.       LETARGI = bayi terus-menerus tidur tanpa bangun untuk makan

4.       Warna abnormal= kulit / bibir biru (sianosis) atau bayi sangat kuning

5.       Suhu terlalu panas (febris) atau terlalu dingin (hipotermi)

(Bari Syaifuddin,Abdul : 2002)

F. Berikan Vitamin K

Untuk mencegah terjadinya pendarahan karena difisiensi vitamin K pada bayi baru lahir, lakukan

hal-hal berikut:

·         Semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg / hari

selama tiga hari

·         Bayi dengan resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg IM

(Bari Syaifuddin, Abdul : 2002)

16

BAB IV

PEMBAHASAN

Pembahasan pada bab ini didasarkan pada ada atau tidak adanya kesenjangan antara teori

dan realita di lapangan tentang manajemen asuhan kebidanan pada bayi baru lahir pada Ny. M.

Bersalin pada tanggal 29 April 2015 pukul 21.45 WIB, di Puskesmas Kecamatan Tapos Depok.

Dalam langkah tersebut penulis membuat langkah-langkah dari metode pendokumentasian

SOAP yaitu dengan mengkaji data subjektif, objektif, Analisa data, dan penatalaksanaan.

A. Pengkajian data subjektif

Dalam pengkajian data subjektif didapatkan dari anamnesa pada Ny. M bahwa ibu

merasa senang dengan kelahiran bayinya. Ibu mengatakan ASInya sudah keluar dan bayi

menghisap dengan baik.

B.Pengkajain data objektif

Dalam pengkajian data objektif di lahan praktik dan teori tidak terdapat kesenjangan.

Penanganan bayi dilakukan sejak kepala mulai keluar dari jalan lahir, yaitu dengan melakukan

pembersihan lendir serta cairan yang berada di sekitar mulut dan hidung dengan kapas atau kasa

steril. Kemudian kelopak matanya dibersihkan dengan kapas atau kasa steril satu demi satu,

dimulai dari dalam ke luar. Sesudah bayi lahir lengkap, saat lahir segera dicatat dengan jam

waktu (stop-watch). Kemudian kedua kaki bayi dipegang dengan satu tangan, sedangkan tangan

yang lain memegang kepala bayi yang lebih rendah daripada kaki dengan posisinya dalam

ekstensi sedikit untuk memungkinkan cairan atau lendir mengalir keluar dari trakea dan farings.

Sementara itu seorang membantu menghisap lendir dan cairan dengan alat penghisap lendir.

Bayi sehat akan menangis dalam waktu 30 detik, tidak perlu dilakukan apa-apa lagi oleh

karena bayi mulai bernafas dan warna kulitnya kemerah-merahan. Kemudian bayi diletakkan

mendatar kira-kira sama tingginya dengan atau sedikit di bawah introitus vaginae. Bila mulut

bayi masih belum bersih dari cairan dan lendir, pengisapan lendir diteruskan, mula-mula dari

mulut, kemudian dari lubang hidung, supaya jalan nafas bebas dan bayi dapat bernafas sebaik-

baiknya.

17

Dengan melihat teori diatas, dapat disimpulkan bayi Ny. M normal karena lahir langsug

menangis. Keadaan umum bayi dinilai satu menit setelah lahir dengan penggunaan nilai Apgar.

Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Yang dinilai

adalah frekuensi jantung (heart rate), usaha nafas (respiratory effort), tonus oto (muscle tone),

warna kulit (colour) dan reaksi terhadap rangsangan (response to stimuli), yaitu dengan

memasukkan kateter ke lubang hidung setelah jalan nafas dibersihkan.

C.Analisa

Dengan menegakkan diagnosa neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam

dengan keadaan normal dan sehat karena dari data obektif dan subjektif tidak ditemukan masalah

yang menjuru pada bayi yang patologis.

D.Penatalaksanaan

Dalam penatalaksanaan, bidan harus mengetahui ciri-ciri bayi  yang normal agar dapat

memberikan edukasi kepada ibu, supaya ia dapat mengenal segera perubahan tingkah lakunya

dan kemajuan atau kemunduran kesehatannya, dan membuat catatan serta laporan kepada dokter.

Hal ini sangat membantu dokter yang bekerja di tempat perawatan bayi untuk melakukan

tindakan dan pemeriksaan yang perlu guna menolong bayi tersebut. Pengamatan sehari-hari

harus dilakukan lengkap, diantaranya:

1.     Keadaan umum: bayi yang sehat tampak kemerah-merahan, aktif, tonus otot baik, menangis

keras, minum baik, suhu tubuh 36⁰C - 37⁰C. Hal-hal yang menyimpang dari keadaan ini

dianggap tidak normal.

2.     Suhu tubuh diukur paling kurang satu kali sehari. Bila suhu rektal di bawah 36⁰C, bayi ini harus

diletakkan di tempat yang lebih panas, misalnya di dalam inkubator yang mempunyai suhu 30⁰C

-32⁰C, atau bayi dibungkus dan diletakkan botol-botol hangat disekitarnya. Dapat pula dipakai

lampu yang disorotkan kearah bayi. Di samping pemanasan harus pula dipikirkan kemungkinan

bayi menderita infeksi. Suhu rektal diukur setiap ½ jam sampai suhu mencapai 37⁰C.

3.     Menimbang berat badan sebaiknya dilakukan setiap hari. Dalam tiga hari pertama berat badan

bayi akan turun oleh karena bayi mengeluarkan air kencing dan mekonium, sedang cairan yang

masuk belum cukup. Pada hari keempat berat badan akan naik lagi.

18

4.     Tinja yang berbentuk mekonium berwarna hijau tua yang telah berada di saluran pecernaan

sejak janin berumur 16 minggu, akan mulai keluar dalam waktu 24 jam; pengeluaran ini akan

berlangsung sampai hari ke 2 – 3. Pada ari ke 4 sampai ke 5 warna tinja kembali cokelat kehijau-

hijauan. Selanjutnya warna tinja akan tergantung dari jenis susu yang diminumnya. Misalnya,

bayi yang mendapat air susu ibu, tinjanya akan berwarna kuning dan lembek. Defekasi mungkin

3 – 8 kali sehari. Bayi yang mendapat susu buatan tinjanya akan berwarna keabu-abuan dengan

bau yang sedikit menusuk.

5.     Air kencing: bila kandung kencing belum kosong pada waktu lahir, air kencing akan keluar

dalam waktu 24 jam. Yang harus dicatat ialah kencing pertama, frekuensi kencing berikutnya,

serta warnanya. Bila bayi tidak kencing atau kencingnya menetes dan tampak perubahan warna

kencing, hal itu harus segera dilaporkan dokter.

6.     Perubahan warna kulit: perlu diteliti apakah kulit tidak menjadi pucat, kuning, biru, atau timbul

perdarahan di kulit seperti purpura, petekia, dan lain-lain. Bila bayi muntah, perlu dicatat jumlah,

warna, konsistensi yang dikeluarkan, cara muntah, dan adakah hubungannya dengan pemberian

minum.

7.     Pada perubahan pernafasan dicatat frekuensi dan bentuk pernafasan (dangkal/ dalam), apakah

ada apnea, dan apakah ada hubungannya dengan pemberian minum.

8.     Hal-hal lain, bila ada keragu-raguan dalam menilai keadaan bayi, sebaiknya diminta pendapat

bidan atau perawat yang berpengalaman atau langsung dilaporkan dokter.  

Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau

tidak ada identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan

penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan. Hal yang dinilai waktu pemantauan

bayi pada jam pertama sesudah lahir meliputi:

·       Kemampuan menghisap kuat atau lemah,

·       Bayi tampak aktif atau lunglai,

·       Bayi kemerahan atau biru.

19

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

1. Pada pengkajian data subjektif bayi Ny. M usia 1 jam sudah sesuai dengan teori

pendokumentasian SOAP dengan langkah melakukan anamnesa dan dengan melihat riwayat

persalinan ibu melalui data pada buku KIA. Pada tahap ini dapat diselesaikan dengan baik karena

ibu kooperatif dengan bidan dan mahasiswi terbukti dengan ibu menjawab pertanyaan-

pertanyaan dengan baik, dan dalam hasil pengkajian data subjektif tidak ditemukan adanya

masalah.

2. Pada pengkajian data objektif Ny. M sudah sesuai dengan teori pendokumentasian SOAP dengan

langkah melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir. Pada tahap ini dapat diselesaikan

dengan baik dan dalam hasil pengkajian data objektif tidak ditemukakn adanya masalah sehingga

kondisi fisik bayi baru lahir dikatakan normal.

3. Intepretasi data telah dilakukakn mengacu pada teori-teori yang ada oleh karena itu, maka

diagnosa bayi adalah neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam. Dengan diagnosa

tersebut dapat dikatakan neonatus dalam keadaan normal atau fisiologis yaitu, dalam keadaan

baik dan sehat, tidak ditemukannya masalah yang patologis.

4. Perencanaan yang dilakukan bidan sudah sesuai dengan standar asuhan kebidanan yang ada pada

kebutuhan ibu yang sesuai dengan teori.

Saran

1. Bagi instansi kesehatan

Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal sehingga meningkatkan kepuasan

klien dan menurunkan angka kematian bayi.

2. Bagi institusi pendidikan

Dapat memberikan bimbingan langsung secara intensif dan kontinyu kepada mahasiswa

dilapangan sesuai dengan kasus yang ditemui. Serta dapat berguna sebagai sumber acuan untuk

membuat format laporan sesuai dengan kasus yang ditemui.

20

3. Bagi mahasiswa

Dapat mengaplikasikan dan melakukan asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir secara mandiri

sesuai dengan teori yang didapatkan selama perkuliahan berlangsung untuk menerapkan deteksi

terhadap kelainan pada bayi baru lahir.

21

DAFTAR PUSTAKA

Depkes, RI. 2009. Pedoman Asuhan Byi Baru Lahir Terpadu. Jakarta: Depkes RI

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Universitas Padjadjaran. 2000. Asuhan Bayi Baru Lahir. Bandung. Universitas Padjadjaran

22