INC Fisiologis

29
BAB I KONSEP DASAR MEDIS A. PENGERTIAN INTRAPARTUM Intrapartal / Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina keduni luar. Persalinan normal adalah suatu proses dimana janin cukup bulan,dengan presentasi belakang kepala, masuk melalui jalan lahir sesuai dengan kurva partopgraf normal dan lahir secara spontan. B. SEBAB-SEBAB TERJADINYA PERSALINAN Pada akhir kehamilan, uterus secara progresif lebih peka sapaio akhirnya mulai berkontraksi kuat secara ritmik dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga bayi dilahirkan. Penyebab peningkatan aktivitas uterus yang sebenarnya tidak diketahui, tetapi sedikitnya ada 2 kategori pengaruh utama yang menyebabkan timbulnya puncak kontraksi yang berperan dalam persalinan : 1. Faktor Hormonal Yang Menyebabkan Peningkatan Kontraksi Uterus a. Rasio Estrogen Terhadap Progesteron Progesteron menghambat kontraksi uterus selama kehamilan, sedangkan estrogen cenderung

description

INC Fisiologis

Transcript of INC Fisiologis

TOSHIBA

BAB I

KONSEP DASAR MEDISPENGERTIAN INTRAPARTUM

Intrapartal / Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina keduni luar. Persalinan normal adalah suatu proses dimana janin cukup bulan,dengan presentasi belakang kepala, masuk melalui jalan lahir sesuai dengan kurva partopgraf normal dan lahir secara spontan.

SEBAB-SEBAB TERJADINYA PERSALINAN

Pada akhir kehamilan, uterus secara progresif lebih peka sapaio akhirnya mulai berkontraksi kuat secara ritmik dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga bayi dilahirkan. Penyebab peningkatan aktivitas uterus yang sebenarnya tidak diketahui, tetapi sedikitnya ada 2 kategori pengaruh utama yang menyebabkan timbulnya puncak kontraksi yang berperan dalam persalinan :

Faktor Hormonal Yang Menyebabkan Peningkatan Kontraksi Uterus

Rasio Estrogen Terhadap Progesteron

Progesteron menghambat kontraksi uterus selama kehamilan, sedangkan estrogen cenderung meningkatkan derajat kontraktilitas uterus, sedikitnya terjadi karena estrogen meningkatkan jumlah gap jungtion antara sel-sel otot polos uterus yang berdekatan.

Baik estrogen maupun progesteron disekresikan dalam jumlah yang secara progresif makin bertambah selama kehamilan, tetapi mulai kehamilan bulan ke-7 dan seterusnya sekresi estrogen terus meningkat sedangkan sekresi progesteron tetap konstan atau mungkin sedikit menurun. Oleh karena itu diduga bahwa rasio estrogen terhadap progesteron cukup meningkat menjelang akhir kehamilan, sehingga paling tidak berperan sebagian dalam peningkatan kontraksi uterus.

Pengaruh oksitosin pada uterus

Oksitosin merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh neurohipofise yang secara khusus menyebabkan kontraksi uterus. 3 alasan peranan oksitosin :

Otot uterus meningkatkan jumlah reseptor-reseptor oksitoksin, oleh karena itu meningkatkan responnya terhadap dosis oksitosin yang diberikan selama beberapa bulan terakhir kehamilan.

Kecepatan sekresi oksitosin oleh neurohipofise sangat meningkat pada saat persalinan.

Iritasi oleh regangan pada serviks uteri, dapat menyebabkan kelenjar hipofise posterior meningkatkan sekresi oksitosinnya.

Pengaruh Hormon Fetus Pada Uterus

Kelenjar hipopisis fetus juga mensekresikan oksitoksin yang jumlahnya semakin meningkat, dan kelenjar adrenalnya mensekresikan sejumlah besar kortisol yang merupakan suatu stimulan uterus. Selain itu, membran fetus melepaskan prostagladin dalam kosentrasi tinggi pada saat persalinan. Prostagladin meningkatkan intensitas kontraksi uterus.

Faktor Mekanis Yang Meningkatkan Kontraktilitas Uterus

Regangan otot-otot uterus

Regangan sederhana otot-otot polos meningkatkan kontraktilitas otot-otot tersebut. Selanjutnya regangan intermitten seperti yang terjadi berulang-ulang pada uterus karena pergerakan fetus juga meningkatkan kontraksi otot polos.

Regangan atau iritasi serviks

Regangan atau iritasi saraf pada serviks mengawali timbulnya refleks pada korpus uteri, tetapi efek ini juga secara sederhana dapat terjadi akibat transmisi iogenik sinyal-sinyal dari serviks ke korpus uterus.

TANDA-TANDA PERSALINANKala I

Tanda dan gejala :

His sudah Adekuat

Penipisan dan pembukaan serviks sekurang kurangnya 3 cm

Keluar cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah

His dianggap Adekuat bila :

His bersifat teratur, minimal 2x tiap 10 menit dan berlangsung sedikitnya 40 detik

Uterus mengeras pada waktu kontraksi, sehingga tidak didapatkan cekungan lagi bila dilakukan penekanan diujung jari

Serviks membuka.

Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase :

Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lembut sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.

Fase aktif : dibagi dalam 3 fase lagi, yakni :Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm

Fase dilaktasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan brlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.

Fase diselarasi : pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap ( 10 cm )

Fase fase tersebut dijumpai pada primigavida. Pada multigrafida pun terjadi demikian, akan tetapi fase laten, aktif, dan diselerasi terjadi lebih pendek.

Kala IIPersalinan kala II dimilai ketika pembukaan lengkap dan berakhir dengan lahirnya seluruh janin

Tanda dan gejala :

Ibu ingin mengedan

Perineum menonjol

Vulva dan anus membuka

Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir

Kepala telah turun didasar panggul

Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin biasanya sudah masuk diruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa meneran. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 45 60 menit, dan multipara 15-30 menit.

Kala III

Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta.

Tanda dan gejala :

Bentuk uterus dan TFU

Setelah bayi dilahirkan dan sebelum meomitrium menyesuaikan dengan perubahan ukuran rongga uterus, uterus berada dalam bentuk diskoid dan TFU berada dibawah umbilikus.

Setalah uterus berkontraksi dan plasenta didorong kebawah, bentuk uterus menjadi globular dan TFU menjadi diatas pusat ( sering kali mengarah kesisi kanan ). Biasanya plasenta lepas dalam 15 30 menit, dapat ditunggu sampai 1 jam.

Tali pusat memanjang

Semburan darah yamg tiba tiba yang diikuti dengan memanjangnya tali pusat keluar vagina menandakan kelepasan plasenta dari dinding uterus.

Semburan darah tiba tiba

Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar bersama bantuan dari gravitasi. Semburan darah yang tiba tiba menandakan bahwa kantung yang terjadi retroplasenta telah robek ketika plasenta memisah.

Kala IV

Kala IV adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya, bukan hanya proses pemulihan secara fisisk setelah melahirkan tetapi juga mengawali hubungan yang baru selama satu sampai dua jam. Pada kala IV ibu masih membutuhkan pengawasan yang intensive karena perdarahan dapat terjadi, misalnya karena atonia uteri, robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata jumlah perdarahan normal adalah 100 300 cc, bila perdarahan diatas 500 cc maka dianggap patologi. Perlu diingat ibu tidak boleh ditinggalkan sendiri dan belum boleh dipindahkan ke kamarnya.

BAB II

KONSEP DASAR KEPERAWATAN INC

KALA I

PENGKAJIAN KALA I

Integritas Ego.

Dapat senang atau cemas

Nyeri/Ketidanyamanan

Kontraksi reguler, peningkatan frekuensi, durasi dan keparahan.

Keamanan

Irama jantung janin paling baik terdengar pada umbilicus ( tergantung posisi janin)

Seksualitas

Adanya dilatasi serviks, rabas vagina, mungkin lender merah muda, kecoklatan, atau terdiri dari plak lendir

Prioritas keperawatan

Meningkatkan emosi dan fisik klien / pasangan terhadap persalinan.

Meningkatkan kemajuan persalinan

Mendukung kemampuan koping klien / pasangan

Mencegah komplikasi maternal / bayi.

Secara Khusus :

Memeriksa tanda-tanda vital.

Mengkaji kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan penurunan karakteristijk yang mengambarkan kontraksi uterus :

Frekuensi

Internal

Intensitas

Durasi

Tonus istirahat

Penipisan cerviks,evasemen mendahului dilatasi cerviks pada kehamilan pertama dan seriong diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya

Pembukaan cerviks adalah sebagian besar tanda-tanda yang menentukan bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan

Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah fetus,letrak janin,penurunan janin.

Pemeriksaan Vagina: membran,cerviks,foetus,station.

Tes diagnostik dan laboratoriumSpesimen urin dan tes darah.

Ruptur membran.

Cairan amnion : Warna ,karakter dan jumlah

DIAGNOSA KEPERAWATAN Fase Laten

Nyeri b/d intensitas kontraksi.

Tujuan : Klien mampu beradaptasi dengan nyeri.

IntervensiRasional

Menggunakan tehnik pernapasan

Melakukan masage atau gosokan pada pinggang (teori gatekontrol terhadap nyeri)

Menganjurkan untuk memberikan air hangat untuk mengomprtes pinggang bawah.

Memberikan HE pada klien bahwa respon nyeri ini sudah indikasi positif dan memmang harus ada un tuk mengakhiri kala I dan mendekati kala transisi Tehnik pernapasan dapat meningkatkan relaksasi otot otot abdomen dengan demikian menambah ukuran kapasitas abdomen sehingga mengurangi gesekan ( priksi ) antara uterus dan dinding abdomen.

Merupakan suatu tehnik untuk mengkanter dan digunakan untuk mengalihkan perhatian ibu dari nyeri

Membantu relaksasi, meningkatkan kenyamanan .

Informasi yang cukup dapat mengurangi kecemasan dan merupakan salah satu aspek sayang ibu

Cemas b/d persalinan dan menjelang kelahiran

Tujuan : Klien akan menunjukan rasa cemas teratasi

IntervensiRasional

Perkenalkan diri pada klien dan berikan suport

Komunikasikan peran seperti support perawatan dan pengetahuan perawat secara verbal dan non verbal

Orientasikan klien ke lingkungan ( tempat persalinan )

Memperkenalkan diri merupakan salah satu pendekatan kepada klien dan suport yang diberikan dapat menambah semangat hidup klien dalam menanti kelahiran .

Ibu akan lebih mengerti dan memahami tentang persalinan, peran perawat sehingga akan mengurangi rasa takut dan klien akan tenang

Orientasi terhadap lingkungan membuat klien lebih mengetahui dan dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat persalinan sehiungga akan mengurangi rasa takut

Fase aktif

Defisit volume cairan b/d intake cairan yang tidak adekuatTujuan : Klien akan menunjukkan defisit voleme cairan adekuat

IntervensiRasional

Pertahankan kalori dan elekrolit

Anjurkan minum air putih selama proses persalinan jika tidak ada mual dan muntah

Berikan cairan IV secara rutin (dextrosa 5 dan RL)Kalori dibutuhkan sebagai sumber energi selama proses persalinanuntuk mencegah dehidrasi

Cairan lebih cepat diabsorbsi melalui lambung dibandingkan dengan makanan padat dan untuk mencegah dehidrasi

Memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan dan elekrolit

Cemas b/d ketidaktahuan tentang situasi persalinan, nyeri pada persalinan

Tujuan : Klien akan mengungkapkan cemas teratasi

IntervensiRasional

Jelaskan prosedur sebelum memulai melakukan tindakan

Beri gambaran yang jelas tentang proses persalinan

Mengingatkan pasien untuk mengendalikan dan mempersiapkan mentalnya, hal ini akan mengurangi kecemasan yang dialami

Dengan gambaran yang jelas tentang persalinan, ibu akan lebih memahami dan mengerti tentang proses persalinan sehingga akan mengurangi perasaan takut dan pasien akan tenang

KALA IIPENGKAJIAN KALA II

Tanda yang menyertai kala II

Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir, adanya mual, bertambahnya perdarahan, gerakan ekstremitas, pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibu merasakan tekanan pada rektum, merasa ingin BAB, ketuban +/-, perineum menonjol, anus dan vulva membuka, gelisah mengatakan saya ingin BAB< usaha keras tanpa disadari, pada waktu his kepala janin tampak di vulva

Melakukan monitoring terhadap :

His (frekuensi, kekuatan, jarak, intensitas), keadaan janin (penurunan janin melalui vagina), kandung kemih penuh/tidak, nadi dan tekanan darah.

Durasi kala II kemajuan pada kala II :

Primigravida berlangsung 45 60 menit , multipara berlangsung 15 30 menitDIAGNOSA KEPERAWATAN

Gangguann rasa nyaman nyeri b/d mengedan dan meregangnya perineumTujuan : Ibu dapat mengontrol rasa nyeri yang dialaminya dan meningkatkan rasa nyaman

IntervensiRasional

Anjurkan sebaiknya posisi miring kliri

Pertahankan kiandung kemih tetap dalam keadaan kosong

Pertahankan alat tenun dalam keadaan bersih, rapi dan kering

Anjurkan ibu untuk kumur-kumur atau basahi bibir dengan lemon gliserin

Jelaskan pada ibu bahwa relaksasi selama kontraksi sangat penting

Anjurekanteknik nafas dalam dan ekspirasi melaui hidung

Lakukan masase ( eufflerage/ deep back massage / firm counter pressure / abdominal lifting )

Pertahankan rasa nyaman dengan pengaturan bantal un tuk menyokonh tubuh

Menghidari penekanan pada vena cava, sehingga meningkatkan sirkulasi ke ibu maupun janin

Kandung kemih yang kosong akan memperlancar penurunan bagian terendah janin dan mengurangio tekanan sehingga sirkulasi lancar

Meningkatkan rasa nyaman ibu

Ibu merasa segar dan nyaman

Ibu mengerti dan kooperatif

Nafas dalam untuk mengisi paru-paru

Impuls rasa sakit diblok dengan memberikan rangsangan pada syaraf berdiameter besar sehungga gate kontrol tertutup dan rangsangan sakit tidak diteruskan kekorteks cerebral

Memberikan posisi yang nyaman pada ibu dan mengurangi tekanan pada daerah punggung yang dapat mengfhambat sirkulasi kejaringan menimbulkan nyeri

Resiko tinggi cedera pada ibu dabn janian b/d penggunaan secara tetap manuver palpasi, posisi kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolongTujuan : Tidak terjadi cedera pada ibu maupun janin

IntervensiRasional

Bantu ibu bentuk posisi yang nyaman yaitu posisi setengah duduk dengan bahu dan pungung yang ditopang oleh seorang anggota keluarga.

Periksa denyut nadi setiap 15 menit dan ukur tekanan darah

Periksa DJJ antara tiap-tiap kontraksi

Yakinkan ibu dengan kata-kata langsung dan dengan cara yang menyenangkan dan rileks

Bila perinium menonjol, anus membuka kepal anak mterlihat didepoan vulva sat kontraksi dan tidak masuk mmaka penolong akan mulai memimpin persalinan

Penolong cuci tangan dan menggunakanm sarung tangan steril

Jika ada dorongan untuk mengedan bantulah persalinan dengan :

Melahirkan kepala

Periksa lilitan tali pusat pada leher

Melahirkan bahu depan dan belakang

Melahirkan badan bayi

Menjepit tali pusat dengan 2 klem dan gunting diantara kedua klem tersebut

Menaikan bayi lebih tinggi dari perut ibu dan menaruh diatas perut ibu

Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui kemungkinan adanya janin yang lain

Injeksi oksitoksin Memperlancar aliran darah dari ibu ke janin dan memudahkan penolong untuk membantu melahirkan.

Untuk mengetahui keadaan umum ibu

Meningkatkan identifikasi awal bahaya pada fetal

Ibu tenang dan tetap koopratif

Merupakan tanda-tanda yang tepat untuk memimpin dan menolong persalinan

Mencegah kontaminasi dan transmisi dari mikroorganisme

KALA III PENGKAJIAN KALA III

Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:

Adanya kontraksi yang kuat

Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk bulat pipih sehingga plasenta bergerak kebagian bawah

Keluarnya darah hitam dari introuterus

Terjadinya perpanjangan taliu pusat sebagai akibat plasenta akan keluar.

Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaan vagina atau rektal , atau membran fetus terlihat pada introitus vagina)

Status Fisik mental

Perubahan secara Psikologi setelah melahirkan akan dijumpai, curah jantung meningkat dengan cepat pada saat sirkulasi maternal ke plasenta berhenti, didapatkan melalui pemeriksaan:

Suhu, nadi, dan pernafasan

Pemeriksaan terhadap perdarahan : warna darah dan jumlah darah

Tanda-tanda masalah potensial

Saat praktisi keperawatan primer mengeluarkan plasenta perawat mengobservasi tanda-tanda dari ibu, perubahan tingkat kesadaran atau perubahan pernafasan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kelelahan b/d pengeluaran energi selama persalinan dan kelahiran

Tujuan : Energi ibu pulih kembali

IntervensiRasional

Ajarkan ibu dan suaminya tentang perlunya istirahat dan tentukan waktu-waktu tertentu untuk istirahat dan tidur

Observasi tingkat kelelahan ibu dan jumlah istirahat yang seharusnyaUntuk memastikan bahwa ibu dapat memulihkan energi yang hilang dalam persiapan untuk merawat bayi baru lahir

Untuk memastikan pemulihan energi

Resiko defisit velume cairan b/d penurunan intake cairan yang hilang salam proses persalinan

Tujuan : Keseimbangan cairan diperetahankan dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi

IntervensiRasional

Monitor kehilangan cairan(darah urtine, pernafasan ) dan tanda-tanda vital, inspeksi turgor kulit dan membran mukosa terhadap kekeringan

Berikan cairan secara oral/parenteral sesuai anjuran dokter

Monitor keras lembutnya uterus setelah lepasnya plasenta

Berikan obat-obatan sesuai anjuran dokterUntuk menilai status hidrasi.

Untuk mempertahankan hidrasi

Untuk memastikan kontraksi uetrus yang adekuat dan mencegah kehilangan darah lebih lanjutUntuk membantu kontraksi uterus

KALA IV Pemeriksaan pada kala IV

1. Tanda-tanda vital

Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa potensial,komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia.

Pada kala IV observasi vital sing sangat penting untuk mengetahui perubahan setelah melahirkan seperti : pulse biasanya stabil sebelum bersalin selama 1 jam pertama dan mengalami perubahan setelah terjadi persalinan yaitu dari cardiovaskuler.

2. Pemeriksaan fundus dan tingginya,selama waktu itu pengosongan kandung kemih mempermudah pengkajian dan hasilnya lebih tepat.

3. Kandung kemih

Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika kandung kemih menengang akan mencapai ketinggian suprapubik dan redup pada perkusi. Kateterisasi mungkin diperlukan mencegah peregangan kandung kemih dan retensi kandung kencing jika klien tidak bisa kencing.

4. Lochia

Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan kain dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika dilihat dicatat hasil dan bekuannya.

5. Perineum

Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk mengiring dan melenturkan kembali otot otot panggul atas dan dengan perlahan-lahan mengangkat bokong untuk melihat perineum.

6. Temperatur

Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan dengan keadaan temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas normal selama rentang waktu satu jam pertama,kenaikan pada periode ini mungkin berhubungan dengan dehidrasi atau kelelahan.

Kenyamanan

Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan selama persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi ketidak nyamanannya

8. Tanda-tanda potensial masalah

Karena pendarahan dapat menyebabkan potensial masalah komplikasi,perawat harus waspada adanya potensial komplikasi

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Resiko kekurangan volume cairan ( perdarahan ) b/d Atonia uterus setelah melahirkan

Tujuan : Perdarahan tidak terjadi sampia klien pulang

INTERVENSIRASIONAL

Monitor VS, warna kulit, dan tonus uterus

Kaji posisi uterus dan lokhia yang keluar, masagge vundus uterus

Kaji distansia kandung kemih

Lakukan Masase pada Fundus UteriPenting untuk mengidentifikasi perubahan dalam vital sign dan tonus uterus segara untuk menghentikan perdarahan post partum

Jika fundus tidak dirasakan pada pertengahan setinggi umblikus, ini menunjukan distansia blas

Distensi dapat mendorong uterus ke luar dari tempatnya dan menambah atonia uterus

Masase fundus uterus merangsang otot-otot uterus untuk berkontraksi

Nyeri b/d terputusnya kontuinitas jaringan akibat proses persalihnan

Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi sebelum pulang, nyeri berkurang sampai hilang

INTERVENSIRASIONAL

Anjurkan untuk merubah posisi selang seling dan menghindari duduk untuk beberapa waktu

Berikan bantal untuk alas ketika duduk dikursi

Pemberian analgetik sesuai program dokter

Beri penjelasan mengenai rasionalisasi dari nyeri dan masage uterus dengan halusTekanan dari tempat satu posisi dapat menyebabkan bertambahnya nyeri

Untuk meningkatkan kenyamanan

Analgetik bekerja pada bagian atas otak untuk mengurangi rasa nyeri

Penggunaan bantuan topokal meningkatkan kenyamanan di daerah perianal

DAFTAR ISI

Doenges Moohouse,2001. Rencana Perawatan Maternal/ Bayi. Pedoman Untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, edisi 2, penerbit Buku kedokteran EGC, Jakarta.

Prawirohardjo Sarwono, 1992. Ilmu Kebidanan, cetakan kedua, Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Mochtar Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

13