PERSALINAN FISIOLOGIS
-
Upload
salma-asri-nova -
Category
Documents
-
view
148 -
download
9
Transcript of PERSALINAN FISIOLOGIS
1
PERSALINAN FISIOLOGIS
dr. Andrianto Dwi UtomoBag.Obstetri Ginekologi
FK. Universitas Sebelas MaretSurakarta
TUTORIALKLINIK
2
Gerakan UtamaPersalinan Letak Belakang Kepala
1. Engagemen
2. Desensus
3. Fleksi
4. Putar paksi dalam ~ rotasi internal
5. Ekstensi
6. Putar paksi luar ~ rotasi eksternal
7. Ekspulsi
CARDINALMOVEMENT
3
ENGAGEMEN
• Ø Biparietal melewati PAP.• Pada primigravida minggu - minggu akhir
kehamilan.• Pada multigravida awal persalinan.• Kepala masuk PAP melalui Ø tranversalis atau Ø
oblique panggul dengan gerakan : » Asynclitismus anterior.» Asynclitismus posterior.» Synclitismus normal.
AsinklitismusAnterior
AsinklitismusPosterior
Sinklitismusnormal
5
DESENSUS
• Pada multipara selalu diawali dengan engagemen.
• Gerakan desensus terjadi oleh karena :
»Tekanan cairan amnion.
»Tekanan fundus pada bokong anak.
»Kontraksi otot dinding abdomen.
6
FLEKSI
• Gerakan fleksi terjadi oleh karena proses desensus menemui rintangan jalan lahir sehingga dagu anak mendekati atau menempel dada.
• Diameter FO ~ Fronto Occipitalis ( 12 cm ) menjadi
Diameter SOB ~ Sub Occipito Bregmatica ( 9 cm )
Ø FO Ø SOB
FLEKSI
8
PUTAR PAKSI DALAM
• Gerak pemutaran kepala janin :– Occiput ke anterior kearah simfisis atau– Occiput ke posterior kearah sacrum.
• Terjadi bersamaan dengan penurunan bagian terendah janin setelah masuk PAP.
9
EKSTENSI
• Kepala dalam keadaan fleksi maksimal , setelah mencapai dasar panggul ekstensi .
• Ekstensi dengan occiput sebagai hipomochlion dibawah simfisis.
• Ekstensi lahir secara berurutan :– Bregma
– Dahi
– Hidung
– Mulut dan dagu
GERAKAN PPD YANG DILANJUTKAN DENGANEKSTENSI UNTUK MELAHIRKAN KEPALA
11
PUTAR PAKSI LUAR
• Setelah kepala lahir terjadi restitusi kepala sebesar 450 Putar Paksi Luar 450.
• Gerakan PPL untuk menyesuaikan diri dimana Ø biacriomial bahu masuk Ø anteroposterior PBP.
12
EKSPULSI
• Menyusul gerakan PPL , bahu nampak dibawah simfisis yang segera diikuti dengan persalinan bahu belakang dan seluruh tubuh janin.
13
TUTORIALKLINIK
14
Kepala
“floating” sebelum
engagemen
15
Desensus
Fleksi
PPD
Desensus
Putar paksi dalam
17
PPD sempurna
Awal gerak
Ekstensi
18
Ekstensi Lengkap
19
Restitusi Putar Paksi Luar
20
Persalinan Bahu Depan
21
Persalinan Bahu Belakang
KEPALA “ FLOATING “
ENGAGEMEN - FLEKSI- DESENSUS
DESENSUSPUTAR PAKSI DALAM
ROTASI SEMPURNAAWAL EKSTENSI
EKSTENSI LENGKAP
RESITUSI - PPL
PERSALINAN BAHU DEPAN
PERSALINAN BAHU BELAKANG
23
24
Penatalaksanaan PersalinanAktif
• Persalinan berakhir MAKSIMUM 12 jam setelah pasien berada dalam kamar bersalin (dinyatakan inpartu).
• Setelah inpartu masuk KALA I fase AKTIF vaginal toucher dilakukan SETIAP 2 JAM.
• Hasil PANTAUAN dan AKTIVITAS MEDIK ditulis dalam partograf.
25
Identifikasi Parturien
• Keadaan umum ibu dan anak.
• Fase persalinan.
• Keadaan selaput ketuban.
• Riwayat perdarahan Pervaginam.
26
Vaginal Toucher
• Servik : dilatasi – pendataran - konsistensi • Bagian terendah janin : situs – habitus –posisi –
presentasi.
• Ketuban : + / - , warna , bau
• Station : penurunan bagian terendah
• Arsitektur panggul & jalan lahir.
• Vagina & Perineum.
• Station bagian terendah janin.
• Station 0 = hodge III ( setinggi spina ischiadica )
• Posisi Lithotomi.
• Labia minor disisihkan kelateral
• Inspeksi untuk melihat kelainan yang ada
Tehnik Vaginal Toucher
• Jari telunjuk dan tengah dalam keadaan lurus dimasukan jalan lahir.
• Hindari kontaminasi dari anus dengan melipat jari ke 4 dan 5
Tehnik Vaginal Toucher
30
Indikasi VT
• Menentukan fase persalinan.
• Menentukan letak janin.
• Memeriksa keadaan jalan lahir.
• Saat ketuban pecah.
• Ibu merasa ingin meneran.
• DJJ mendadak buruk [ gawat janin ].
31
PersiapanPertolongan Persalinan
• Persiapkan perlengkapan pertolongan persalinan fisiologis.
• Bersihkan perineum , pubis dan paha parturien.
• Kosongkan kandung seni dan rectum kalau dianggap perlu.
32
Manajemen Kala I
1. Persetujuan Tindakan Medik2. Menilai kondisi Ibu3. Melakukan periksa luar4. Melakukan periksa dalam5. Menentukan imbang fetopelvik6. Menentukan rencana persalinan7. Menetapkan Dx inpartu8. Menilai Kemajuan persalinan9. Memantau kondisi ibu10. Memantau kondisi janin11. Memasukkan hasil pemantauan ke dlm partograf12. Kesimpulan
33
Penatalaksanaan KALA I
• Persiapkan dan isi partogram sesuai . hasil observasi dan aktivitas medik lain.
• Pada kasus resiko rendah : observasi DJJ setiap 30 menit setelah his.
• Pada kasus resiko tinggi : observasi DJJ dilakukan lebih sering.
34
Posisi Ibu :• Modifikasi posisi DORSAL .
• Lithotomi .
• Lateral .
Penatalaksanaan KALA II
Pembukaan servik lengkap
35
Tujuan pertolongan KALA II
• Melahirkan “ well born baby ”.
• Mengupayakan “ well health mother ”.
• Mencegah infeksi janin dan traktus genitalia.
• Mencegah kerusakan otot dasar panggul dan perineum yang berlebihan.
36
Penatalaksanaan KALA II • Tanda-tanda awal kala II :
– Kontraksi kuat dan terasa sangat nyeri.– Ketuban pecah.– Penderita ingin meneran VT
• His dan kekuatan meneran akan mendorong janin melewati jalan lahir.
• Pada saat “crowning” perlu kerja sama antara parturien dan penolong persalinan.
• Penanganan khusus dilakukan bila :– Kala II memanjang.– Terdapat gawat janin / ibu.– Kepala janin didasar panggul > 30 menit.
37
KALA II
• Kontraksi uterus ã 3 – 5 menit 60 – 90 detik.
• Pemeriksaan DJJ ã 5 menit .• Kateterisasi VU hanya kalau perlu.• Amati warna air ketuban dan kemungkinan
perdarahan pada kala II .• Pemeriksaan nadi ã 30 menit .• Pemeriksaan tekanan darah ã jam .
38
Perkiraan Lama Persalinan
Nuli para Multipara
Kala I8¼ jam
( 2 – 12 jam )
5½ jam
( 1 – 9 jam )
Kala II½ jam
( ¼– 1 jam )
¼ jam
( 0 – ¾ jam )
Kala III¼ jam
( 0 – 1 jam )
¼ jam
( 0 – ½ jam )
Total9 jam
(2¼ – 14 jam)
6 jam
(1-10¼ jam)
Perasat RITGENGerakan defleksi diatur dengan melakukan tekanan ringan keatas pada dagu dan mendekatkan subocciput pada simfisis
Melahirkan bahu depan
Melahirkan bahu belakang
KLEMTALI PUSAT
44
Penatalaksanaan KALA III
• Segera setelah anak lahir , TFU dan kwalitas kontraksi uterus segera ditentukan.
• Bila persalinan tunggal dengan perdarahan biasa :– Injeksi Methergin 0.2 mg i.m ( oksitosin 5 u i.m ).– Amati terjadinya kontraksi uterus dan regangkan tali
pusat .– Bila diperkirakan plasenta sudah terlepas , lahirkan
plasenta !– Hindari tertinggalnya selaput ketuban dalam uterus
HPP !
1. Injeksi Uterotonika.
2. Tarikan terkendali pada tali pusat.
3. Menahan uterus ke postero-kranial.
PERTOLONGAN AKTIF
KALA III
46
Penatalaksanaan KALA IV
• Penilaian kontraksi uterus.
• Perbaiki luka jalan lahir / episiotomi.
• Observasi ketat di kamar bersalin selama
2 jam pasca persalinan.
• Pindahkan ke ruang nifas , bila :– Keadaan umum ibu baik.– Kontraksi uterus baik.– [ - ] Perdarahan pasca persalinan.
47
EPISIOTOMI
TUTORIALKLINIK
48
• Tindakan insisi pada perineun yang menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum rektovaginal, otot-otot dan fasia perineum dan kulit sebelah depan perineum
EPISIOTOMI
49
EPISIOTOMI
• Indikasi ibu :
misalkan pd primipara, persalinan sungsang,
persalinan dgn cunam, ekstraksi vakum, dan
anak besar
• Indikasi janin :
Sewaktu melahirkan janin prematur
Sewaktu melahirkan janin letak sungsang, me-
lahirkan janin dgn cunam, ekstraksi vakum dan janin
besar, distosia bahu
50
EPISIOTOMI
• Lazimnya episotomi dilakukan saat kepala terlihat selama kontraksi sampai diameter 3-4 cm
• Pada kelahiran dengan forceps, episiotomi dilakuan setelah pemasangan forseps
51
EPISIOTOMI
• Episiotomi medialis
• Episiotomi mediolateralis
• Episiotomi lateralis
52
EPISIOTOMI
• Insisi dimulai dari ujung terbawah introitus vagina sampai batas atas otot-otot sfingter ani
53
EPISIOTOMI
• Insisi dimulai dari bagian belakang introitus vagina menuju arah belakang dan samping ( kiri atau ka- nan ) sepanjang kira-kira 4 cm• Teknik penjahitan luka dilakukan sedemikian rupa sehingga setelah penjahitan selesai hasilnya harus simetris
54
EPISIOTOMI
• Insisi dilakukan kearah lateral mulai kira-kira pada jam 3 atau 9 Teknik ini sekarang tidak dilakukan lagi karena banyak menimbulkan komplikasi yaitu luka insisi dapat melebar kearah pembuluh darah pudendal
interna shg menimbulkan perdarahan yg banyak, serta parut yang terjadi dapat menimbulkan rasa
nyeri yang mengganggu penderita
55
EPISIOTOMI
Karakteristik Mediana Mediolateral
Perbaikan scr bedah Mudah Lebih sulitPenyembuhan tdk sempurna Jarang lebih seringNyeri pasca operasi Minimal LazimHasil anatomi Sangat baik Kdg tdk sempurnaKehilangan darah Kurang BanyakDispareuni Jarang Kadang-kadangPelebaran/Ruptur Lazim Tdk lazim
Tipe Episiotomi
56
DIAGRAM EPISIOTOMI
57
58VERTEX TERLIHAT DI VULVA
59
Saat parturien meneran , perineumditahan dengan kasa steril
Introitus vaginae menipisPersiapan episiotomi
INFILTRASI LIGNOCAINE 1%
INFILTRASI LIGNOCAINE 1%
INFILTRASI LIGNOCAINE 1%
Desensussemakin bertambah
EpisiotomiMediolateral
Fleksi dipertahankan
Fleksi dipertahankan
Membantu gerak ekstensi[ RITGEN ]
RESTITUSI 450 KE KIRI
PEMERIKSAANLILITAN TALI PUSAT
AWAL PUTAR PAKSI LUAR
AKHIR PUTAR PAKSI LUAR
BAHU DEPAN AKAN LAHIR
PERSALINAN BAHU DEPAN
PERSALINAN BAHU
BELAKANG
EKSPULSITUBUHJANIN
TALI PUSAT DI KLEM
Injeksi uterotonika
&Traksi
terkendali pada
tali pusat
Melahirkanplasenta
Melahirkanplasenta
Melahirkanplasenta
MenghangatkanTubuh bayi
oksigenasi
Pernafasan buatan
setelah jalan nafas bersih
85
intubasi
86
Media Audio -Visual
Bagian Obstetri Ginekologi
FK. Universitas Sebelas Maret
Surakarta