EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL SISTEM PEMBERIAN … · 2019. 9. 4. · Adekku Michael Pranata Purba...
Transcript of EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL SISTEM PEMBERIAN … · 2019. 9. 4. · Adekku Michael Pranata Purba...
i
EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL
SISTEM PEMBERIAN KREDIT
BERDASARKAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN
(Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia KC Cik Ditiro Yogyakarta)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Vipe Theresia Purba
NIM : 152114142
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
i
EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL
SISTEM PEMBERIAN KREDIT
BERDASARKAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN
(Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia KC Cik Ditiro Yogyakarta)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Vipe Theresia Purba
NIM : 152114142
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh
kepercayaan, kamu akan menerimanya”
(Matius 21:22)
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus
Bapakku Pasti Purba dan Ibuku Emmy br. Nainggolan
Adekku Michael Pranata Purba dan Gamaliel Purba
Kekasihku Dedi Fernandes Saragih
Serta teman-temanku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL
SISTEM PEMBERIAN KREDIT
BERDASARKAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN
(Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia KC Cik Ditiro Yogyakarta)
Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 18 Juni 2019 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan tylisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja ataupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai tulisan
saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,
berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Juli 2019
Yang membuat pernyataan,
Vipe Theresia Purba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Vipe Theresia Purba
Nomor Mahasiswa : 152114142
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma sebuah karya ilmiah yang berjudul:
EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL
SISTEM PEMBERIAN KREDIT
BERDASARKAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN
(Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia KC Cik Ditiro Yogyakarta)
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas,
dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin kepada saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 31 Juli 2019
Yang menyatakan,
Vipe Theresia Purba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehungga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaian skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian penulis.
2. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, MM., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing
yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
3. Bapak/Ibu Pimpinan Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Cik Ditiro
Yogyakarta yang memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan segenap
pegawai yang telah banyak membantu dalam mencari data yang dibutuhkan.
4. Kedua orang tua tercinta Pasti Purba dan Emmy br Nainggolan, yang telah
memberikan kasih sayang, doa, dan dukungan yang tiada hentinya penulis
dapatkan baik moral maupun materi. Juga kepada saudara tersayang Michael
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
viii
Pranata Purba dan Gamaliel Purba, atas doa dan dukungan semangat yang
penulis dapatkan.
5. Pt. Issabella Ginting yang telah membantu penulis dalam proses ijin
penelitian, motivasi sampai penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
6. Partner of everything Dedi Fernandes Saragih yang selalu memberikan
semangat, motivasi dan telah bersedia menemani serta membantu hingga
penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
7. Luh Gede Rina, Septian Sherly, Elvyana dan seluruh anak kos Sanjaya yang
telah membantu penulis dalam mengerjakan skripsi ini serta selalu
memberikan motivasi kepada penulis.
8. Teman-teman sekelas MPAT kelas C yang sudah memberikan motivasi serta
semangat dalam pengerjaan skripsi ini.
9. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang telah
membantu dalam memberikan motivasi, semangat, menghibur dan menemani
dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan serta kelemahan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun guna
menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua pihak yang telah membacanya.
Yogyakarta, 31 Juli 2019
Vipe Theresia Purba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS .............. v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ........................................................ vii
HALAMAN DAFTAR ISI ....................................................................... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL .............................................................. xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR .......................................................... xii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ...................................................... xiii
ABSTRAK ............................................................................................... xiv
ABSTRACT ............................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 5
C. Batasan Masalah ................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ................................................................ 6
F. Sistematika Penulisan ........................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................. 9
A. Bank Umum .......................................................................... 9
B. Kredit ..................................................................................... 12
1. Jenis – Jenis Kredit............................................................ 15
2. Prinsip Pemberian Kredit .................................................. 16
C. Sistem Pemberian Kredit ....................................................... 19
D. Pengendalian Internal ............................................................ 27
1. Ruang Lingkup Pengendalian Internal .............................. 29
a. Tujuan Pengendalian Internal ......................................... 29
b. Keterbatasan Pengendalian Internal ............................... 31
2. Sistem Pengendalian Internal Otoritas Jasa Keuangan ..... 33
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 50
A. Jenis Penelitian ...................................................................... 50
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................... 50
C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................. 50
D. Metode Penelitian .................................................................. 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
x
E. Data Penelitian ....................................................................... 51
F. Cara Pengumpulan Data Penelitian ....................................... 52
G. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................. 54
H. Operasional Variabel .............................................................. 55
I. Teknik Analisis Data .............................................................. 56
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................. 57
A. Sejarah Berdirinya BRI ........................................................ 57
B. Lokasi BRI Kantor Cabang Cik Ditiro Yogyakarta ............. 58
C. Visi dan Misi BRI ................................................................. 58
D. Produk BRI ........................................................................... 59
E. Sumber Daya Manusia (Personalia) ..................................... 65
F. Struktur Organisasi .............................................................. 70
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................... 71
A. Deskripsi Sistem Pemberian Kredit di BRI Kantor Cabang
Cik Ditiro Yogyakarta .......................................................... 71
B. Analisis Pengendalian Internal dalam Pemberian Kredit ..... 90
C. Pembahasan ......................................................................... 113
BAB VI PENUTUP ................................................................................. 122
A. Kesimpulan ......................................................................... 122
B. Keterbatasan Penelitian ....................................................... 122
C. Saran .................................................................................... 123
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 124
LAMPIRAN .............................................................................................. 127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
xi
HALAMAN DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1 Analisis Pengendalian Internal BRI Kantor Cabang
Cik Ditiro Yogyakarta berdasarkan Pengendalian
Internal OJK ............................................................................... 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta ............. 70
Gambar 5.1 BaganAlir Permohonan Kredit BRI KC Cik Ditiro
Yogyakarta .............................................................................. 75
Gambar 5.2 Bagan Alir Survei dan Analisis Kredit BRI KC Cik
Ditiro Yogyakarta ................................................................... 76
Gambar 5.3 Bagan Alir Keputusan Pemberian Kredit BRI KC
Cik Ditiro Yogyakarta ............................................................ 78
Gambar 5.4 Bagan Alir Pencairan Kredit BRI KC Cik Ditiro
Yogyakarta .............................................................................. 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
xiii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I Daftar Pedoman Wawancara ................................................ 128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
xiv
ABSTRAK
EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL
SISTEM PEMBERIAN KREDIT
BERDASARKAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN
(Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia KC Cik Ditiro Yogyakarta)
Vipe Theresia Purba
NIM: 152114142
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2019
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian antara
pengendalian internal sistem pemberian kredit yang diterapkan di Bank Rakyat
Indonesia (BRI) KC Cik Ditiro Yogyakarta dengan sistem pengendalian intern
bagi bank umum menurut Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35 Tahun
2017.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus yang dilaksanakan pada bulan Maret
hingga April 2019 di BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta. Teknik pengumpulan data
yang digunakan yaitu wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik analisis deskriptif komparatif dengan cara
membandingkan pengendalian internal sistem pemberian kredit yang diterapkan
di Bank Rakyat Indonesia (BRI) KC Cik Ditiro Yogyakarta dengan sistem
pengendalian intern bagi bank umum menurut Surat Edaran Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 35 Tahun 2017.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu pengendalian internal
sistem pemberian kredit di Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Cik Ditiro
Yogyakarta belum sesuai dengan sistem pengendalian intern bagi bank umum
menurut Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35 Tahun 2017. Komponen
yang belum sesuai yaitu komponen sistem akuntansi, informasi, dan komunikasi,
pada unsur proses rekonsiliasi antara data akuntansi dan sistem informasi
manajemen.
Kata Kunci: Pengendalian Internal, Sistem Pemberian Kredit, Bank Umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
xv
ABSTRACT
AN EVALUATION OF INTERNAL
CONTROL OF CREDIT SYSTEM
BASED ON SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN
(A Case study in Bank Rakyat Indonesia Branch Office Cik Ditiro
Yogyakarta)
Vipe Theresia Purba
NIM: 152114142
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2019
The purpose of this study was to compatibility between the internal control
of the credit system applied in the Bank Rakyat Indonesia Branch Office Cik
Ditiro Yogyakarta with the internal controls systems for commercial banks
according to Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35 Tahun 2017.
The type of this research was a case study conducted in Maret to April
2019 in the Bank Rakyat Indonesia Branch Office Cik Ditiro Yogyakarta. Data
collection techniques used are interviews and documentation. Data analysis
techniques used was descriptive comparative analysis by comparing the internal
control of credit system applied in the Bank Rakyat Indonesia Branch Office Cik
Ditiro Yogyakarta with the internal controls systems for commercial banks
according to Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35 Tahun 2017
The results obtained in the research was the internal control of credit
system at Bank Rakyat Indonesia Branch Office Cik Ditiro Yogyakarta was not
appropriate yet with the internal control system for commercial banks according
to Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35 Tahun 2017. The components
which were not appropriate yet were system of accounting, information, and
communication on the element of the reconciliation process among accounting
data and management information.
Keywords: Internal Control, Credit System, Commercial Bank
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998). Bank merupakan lembaga
keuangan yang memiliki peranan penting dalam memajukan perekonomian
serta harus mampu menjadi agen pembangunan dalam rangka untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu bank yang tercatat
sebagai lembaga keuangan di Indonesia adalah Bank Rakyat Indonesia.
Bank Rakyat Indonesia atau yang disingkat BRI merupakan salah satu
bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia yang berdiri pada tahun
1895. Salah satu kantor cabang BRI yaitu berlokasi di Kantor Cabang Cik
Ditiro Yogyakarta. Sebagai salah satu lembaga perbankan di Indonesia, BRI
memiliki beberapa upaya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara
nasional, diantaranya melalui pemberian kredit.
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1998). Pemberian kredit bermanfaat untuk mencari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
2
keuntungan yang bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit
dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya
administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah, untuk membantu usaha
nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal
kerja. Pemberian kredit juga bermanfaat untuk membantu pemerintah karena
semakin banyak kredit disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik,
mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di
berbagai sektor (Suryaningrum, 2016).
Kegiatan kredit perbankan mempunyai risiko yang tinggi, karena kredit
merupakan aset bank yang ada di pihak luar bank (debitur). Adapun risiko dari
kegiatan pemberian kredit yaitu kredit macet ataupun kredit bermasalah.
Haninun (2011) menyatakan bahwa pemberian kredit sangatlah penting bagi
bank untuk mempertimbangkan faktor internal maupun faktor ekternal. Faktor
internal meliputi kebijakan dalam prosedur pemberian kredit, sedangkan faktor
eksternal meliputi kemampuan nasabah dalam membayar cicilan dan
pertumbuhan ekonomi. Faktor penyebab terjadinya kredit macet menurut
Nursyahriana, Hadjat, dan Tricahyadinata (2017) adalah karakter dan jaminan
debitur nasabah. Selanjutnya berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
Astuti (2010), menunjukkan bahwa penyebab terjadinya kredit macet
diantaranya dari sisi debitur dikarenakan usahanya kurang lancar bahkan
bangkrut, dikarenakan karakter debiturnya yang kurang bagus. Sementara dari
internal bank dikarenakan human error, kredit fiktif, dan atau kesalahan analisa
kredit. Kerugian dari kredit macet yang dapat timbul akan dapat menghambat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
3
kegiatan operasional bank karena keuntungan utama bank diperoleh dari selisih
bunga simpanan bank kepada nasabah dengan bunga pinjaman atau kredit yang
disalurkan serta dapat mengurangi tingkat kepercayaan nasabah kepada bank.
Bank harus memberikan perhatian yang besar dalam melaksanakan
kegiatan pemberian kredit. Tingginya risiko yang dapat ditimbulkan dari
kegiatan pemberian kredit mengharuskan sebuah lembaga perbankan
melakukan upaya preventif. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 Pasal 8 yang berbunyi, “dalam memberikan kredit atau pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah, bank umum wajib mempunyai keyakinan
berdasarkan analisis yang mendalam atau itikad dan kemampuan serta
kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan
pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan”.
Pengendalian internal yaitu suatu mekanisme pengawasan yang ditetapkan
oleh manajemen Bank secara berkesinambungan (on going basis), guna
menjaga dan mengamankan harta kekayaan Bank, menjamin tersedianya
laporan yang lebih akurat, meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang
berlaku, mengurangi dampak keuangan atau dampak kerugian, penyimpangan
termasuk fraud, dan pelanggaran aspek kehati-hatian, dan meningkatkan
efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya (Surat Edaran Otoritas
Jasa Keuangan Nomor 35 Tahun 2017). Herman (2013) mengungkapkan
bahwa pengendalian internal berfungsi untuk pencegahan (preventive),
mendeteksi (detective), mengoreksi (corrective), mengarahkan (directive), dan
menetralkan (compensative). Mulyadi (2002) menyatakan bahwa pengendalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
4
internal memiliki beberapa fungsi, namun pengendalian internal tetap memiliki
sejumlah keterbatasan yaitu kesalahan dalam pertimbangan, gangguan, kolusi,
pengabaian oleh manajemen, dan biaya lawan manfaat.
Pentingnya tindakan yang bersifat preventif mengharuskan sebuah bank
melakukan pengendalian yang efektif untuk menjamin proses pemberian kredit
dapat berjalan dengan baik dan meminimalisir risiko-risiko yang dapat
ditimbulkan dari kegiatan tersebut. Evaluasi pengendalian internal dibutuhkan
terhadap sistem pemberian kredit pada suatu bank untuk meningkatkan
efektifitas dan produktivitas manajemen dalam perusahaan.
Penelitian yang telah pernah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa
terdapat kurangnya perhatian terhadap penerapan sistem pengendalian internal
terhadap pemberian kredit yang diantaranya dijelaskan oleh Muzamil (2015)
mengungkapkan bahwa penerapan sistem pengendalian internal penyaluran
kredit BRI KCP Unit Karang Paci Samarinda masih terdapat kekurangan dari
pemisahan fungsi tugas dan perputaran jabatan yaitu terjadi perangkapan tugas.
Selanjutnya, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Yasa dan Jati
(2013) mengungkapkan bahwa kredit bermasalah dipengaruhi oleh variabel
komponen pengendalian internal kredit yang terdiri atas jenis-jenis
pengendalian internal kredit, prosedur umum pengendalian internal kredit, dan
kolektibilitas kredit, sehingga harus perlu lebih diperhatikan. Berdasarkan
uraian di atas, menarik untuk diketahui bagaimana evaluasi pengendalian
internal sistem pemberian kredit di Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Cik
Ditiro Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka adapun rumusan masalah
dalam penelitian ini, yaitu apakah pengendalian internal sistem pemberian
kredit yang diterapkan di Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Cik Ditiro
Yogyakarta sesuai dengan sistem pengendalian intern bagi Bank umum
menurut Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35 Tahun 2017?
C. Batasan Masalah
Jenis pembagian kredit di Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Cik
Ditiro Yogyakarta terbagi menjadi 3 bagian, yaitu kredit Ritel, kredit
KUR/program, dan kredit Konsumer. Penelitian ini hanya berfokus pada kredit
Ritel dan kredit KUR/program. Kredit ritel dan Kredit Usaha Rakyat
(KUR)/Program merupakan program kredit yang bersifat produktif dan
bermanfaat untuk membantu para pelaku usaha yang membutuhkan pinjaman
modal untuk memulai atau mengembangkan sebuah bisnis atau usaha.
Keunggulan kredit diatas yaitu dapat meningkatkan dan memperluas akses
pembiayaan kepada usaha produktif seperti usaha mikro, kecil, dan menengah,
serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Aktivitas pemberian kredit tentunya
memiliki risiko seperti kredit macet, namun dapat diminimalisir dengan
pengendalian internal sistem pemberian kredit.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka adapun tujuan penelitian ini,
yaitu mengetahui kesesuaian antara pengendalian internal sistem pemberian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
6
kredit yang diterapkan di Bank Rakyat Indonesia (BRI) KC Cik Ditiro
Yogyakarta dengan sistem pengendalian intern bagi bank umum menurut Surat
Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35 Tahun 2017.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang akan dilaksanakan ini yaitu:
1. Bagi Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Cik Ditiro Yogyakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna
mengenai pengendalian internal sistem pemberian kredit yang terdapat di
Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Cik Ditiro Yogyakarta.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai
pengendalian internal khususnya pengendalian internal dalam pemberian
kredit di Bank dan penelitian ini juga diharapkan dapat menambah refrensi
di perpustakaan.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai
dunia perbankan khususnya segi akuntansi terutama tentang pengendalian
internal dalam menunjang pemberian kredit dan juga dapat digunakan untuk
membandingkan antara teori yang sudah didapat selama di bangku kuliah
dengan kenyataan sesungguhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
7
F. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat peneliian, dan
sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Bab ini menguraikan secara umum mengenai dasar-dasar teori
yang berkaitan dan mendukung dalam pemecahan masalah.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan mengenai langkah-langkah atau metode-
metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan yang
diangkat. Dalam bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian,
waktu dan tempat peneliian, subjek dan objek penelitian, data
penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel
penelitian, dan teknik analisis data.
Bab IV Gambaran Umum Perusahaan
Pada bab ini diuraikan secara jelas mengenai sejarah berdirinya
perusahaan, visi dan misi perusahaan, produk-produk perusahaan
dan struktur organisasi.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Pada bab ini menguraikan data-data yang berhasil dikumpulkan
oleh penulis yang diolah berdasarkan metode yang digunakan serta
pembahasannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
8
Bab VI Penutup
Bab ini menguraikan kesimpulan dari analisis data, keterbatasan
penelitian serta saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Bank Umum
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. Bank merupakan lembaga keuangan yang
memiliki peranan penting dalam memajukan perekonomian Indonesia. Bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Pasal 5 yang telah
diubah menjadi Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, menurut jenisnya,
bank terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum dapat
mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan
perhatian yang lebih besar kepada kegiatan tertentu. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1998 sebagai perubahan atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1992 menyatakan bahwa kegiatan-kegiatan usaha yang dapat
dilakukan oleh Bank Umum yang terdapat pada Pasal 6, yaitu:
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lain yang
dipersamakan dengan itu;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
10
b. Memberikan kredit;
c. Menerbitkan surat pengakuan hutang;
d. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya, yang meliputi surat wesel, surat
pengakuan hutang, kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan
pemerintah, Sertifikat Bank Indonesia, obligasi, surat dagang waktu sampai
dengan 1 tahun, dan instrumen surat berharga lain berjangka waktu sampai
dengan 1 tahun;
e. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah;
f. Menempatkan dana pada, meminjamkan dana dari, atau meminjamkan dana
kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi
maupun wesel unjuk, cek atau sarana lainnya;
g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antara pihak ketiga;
h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang atau surat berharga;
i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan
suatu kontrak;
j. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam
bentuk surat berharga yang tidak tercatat dibursa efek;
k. Dihapus
l. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali
amanat;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
11
m. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan
prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia;
n. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku;
Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana yang diuraikan
diatas, pada Pasal 7, Bank Umum dapat pula melakukan hal-hal sebagai
berikut:
a. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan Bank Indonesia;
b. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain
dibidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan
efek, asuransi, serta lembaga kliring/penyelesaian dan penyimpanan dengan
memenuhi yang ditetapkan oleh bank indonesia;
c. Melakukan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan
kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, dengan
syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan
yang ditetapkan Bank Indonesia;
d. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai
dengan ketentuan dalam peraturan perundangan dana pensiun yang berlaku;
Selanjutnya pada Pasal 3 menyebutkan bahwa fungsi utama
perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana
masyarakat. Sementara pada Pasal 4, tujuannya adalah menunjang pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
12
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan
ekonomi, dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat
banyak.
B. Kredit
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1998).
Pemberi kredit (kreditur) percaya kepada penerima kredit (debitur)
bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian.
Bagi debitur, kredit yang diterima merupakan kepercayaan, yang berarti
menerima amanah sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai
jangka waktu yang telah disepakati.
Namun, terdapat beberapa penyebab kegagalan dalam pemberian kredit
diantaranya adalah faktor internal bank itu sendiri, yaitu adanya self dealing
atau tindak kecurangan dari aparat pengelola kredit, adanya kecurangan
pengetahuan/keterampilan para pengelola kredit, kurang baiknya management
information system yang dibangun pada bank yang bersangkutan, tidak adanya
kebijakan perkreditan yang baik pada bank yang bersangkutan, dan kurangnya
pengawasan kredit yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan kepada para
nasabah debiturnya. Sementara faktor-faktor eksternal bank, yaitu kegiatan
perekonomian makro/kegiatan politik/kebijaksanaan pemerintah yang di luar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
13
jangkauan bank untuk diperkirakan, adanya bencana alam yang di luar dugaan,
adanya persaingan yang cukup tajam di antara perbankan itu sendiri, sehingga
bank yang bersangkutan tidak mampu untuk melakukan seleksi risiko usahanya
di bidang perkreditan, adanya tekanan-tekanan dari berbagai kekuatan politis di
luar bank sehingga menimbulkan kompromi terhadap prinsip-prinsip kredit
yang sehat, dan adanya kesulitan/kegagalan dalam proses likuidasi dari
perjanjian kredit yang telah disepakati antara nasabah dengan bank.
Jika kredit yang disalurkan mengalami kemacetan, langkah yang
dilakukan oleh bank adalah berupaya menyelamatkan kredit tersebut dengan
berbagai cara tergantung dari kondisi nasabah atau penyebab kredit tersebut
macet. Jika nasabah masih dapat dibantu, maka bank akan membantu
menambah jumlah kredit atau dengan memperpanjang jangka waktunya.
Namun, jika sudah tidak bisa diselamatkan kembali maka tindakan terakhir
yang dilakukan oleh bank adalah menyita jaminan yang sudah dijaminkan oleh
nasabah (Kasmir, 2015).
Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit
menurut Kasmir (2013), adalah sebagai berikut: (a). Kepercayaan, yaitu suatu
keyakinan pemberian kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang
atau jasa) akan diterima kembali dimasa tertentu yang akan datang.
Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya sudah dilakukan
penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara internal maupun eksternal.
Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap
nasabah pemohon kredit; (b). Kesepakatan, disamping unsur percaya di dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
14
kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si
penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana
masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing;
(c). Jangka waktu, setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu ini
mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu
tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang;
(d). Risiko, adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan
suatu risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu
kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi
tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun
oleh risiko yang tidak disengaja; dan (e). Balas jasa, merupakan keuntungan
atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama
bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini
merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip
syariah balas jasa ditentukan dengan bagi hasil.
Pemberian kredit mempunyai tujuan tertentu yang tidak akan terlepas
dari misi bank. Adapun tujuan utama pemberian kredit menurut Kasmir (2004)
sebagai berikut: (a). Mencari keuntungan, tujuan utama pemberian kredit
adalah untuk memperoleh keuntungan. Hasil keuntungan ini diperoleh dalam
bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya
administrasi kredit yang dibebankan pada nasabah; (b). Membantu usaha
nasabah, tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang
membutuhkan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
15
Dengan dana itu maka pihak debitur dapat mengembangkan dan memperluas
usahanya; dan (c). Membantu pemerintah, bagi pemerintah semakin banyak
kredit yang diberikan oleh pihak bank, maka semakin meningkatkan jumlah
kegiatan ekonomi yang akan terjadi. Mengingat semakin banyak kredit berarti
adanya peningkatan pembangunan berbagai sektor.
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, diantaranya
adalah Astuti (2010) yang menunjukkan bahwa penyebab terjadinya kredit
macet diantaranya dari sisi debitur yang kemungkinan dikarenakan usahanya
kurang lancar, macet, bahkan bangkrut, dikarena karakter debiturnya yang
kurang bagus, dan atau dikarenakan jaminan hilang yang menyebabkan debitur
tidak membayar. Dari internal bank dikarenakan human error, kredit fiktif, dan
atau kesalahan analisa kredit. Nursyahriana, Hadjat, dan Tricahyadinata (2017)
dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa faktor penyebab terjadinya kredit
macet adalah disebabkan karakter dan jaminan debitur nasabah. Berdasarkan
hasil Uji F bahwa character, capacity, condition of economy dan collateral
secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap kredit macet
pada PT Bank Tabungan Negara (BTN) Cabang Bontang dan berdasarkan hasil
Uji T secara parsial diketahui bahwa character, capacity, condition of economy
dan collateral berpengaruh negatif terhadap kredit macet.
1. Jenis-Jenis Kredit
Pemberian kredit oleh bank untuk masyarakat terdiri dari bebagai jenis.
Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain
(Kasmir, 2013):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
16
a. Berdasarkan segi kegunaan, terdiri dari kredit investasi dan kredit modal
kerja.
b. Berdasarkan segi tujuan kredit, terdiri dari kredit produktif, kredit
konsumtif, dan kredit perdagangan.
c. Berdasarkan segi jangka waktu, terdiri dari kredit jangka pendek, kredit
jangka menengah, dan kredit jangka panjang.
d. Berdasarkan segi jaminan, terdiri dari kredit dengan jaminan dan kredit
tanpa jaminan.
e. Berdasarkan segi sektor usaha, terdiri dari kredit pertanian, kredit
peternakan, kredit industri, kredit pertambangan, kredit pendidikan,
kegiatan profesi, dan kredit perumahan.
2. Prinsip Pemberian Kredit
Pemberian kredit yang dilakukan oleh bank tidak hanya
berdasarkan kepercayaan semata, akan tetapi bank memiliki kriteria
penilaian yang harus dilakukan untuk mendapatkan nasabah yang
menguntungkan yaitu dengan analisis 5C dan 7P. Menurut Kasmir (2013),
penjelasan untuk analisis dengan 5C dan 7P adalah sebagai berikut:
a. Character
Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan
diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar
belakang si nasabah baik yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau
gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobby dan social
standingnya. Ini semua merupakan ukuran “kematian” membayar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
17
b. Capacity
Kemampuan nasabah dapat dilihat dalam bidang bisnis yang
dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuannya dalam memahami
tentang ketentuan-ketentan pemerintah, dan kemampuannya dalam
menjalankan usahanya selama ini. Pada akhirnya akan terlihat
“kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.
c. Capital
Penggunaan modal yang efektif dapat dilihat dari laporan keuangan
(neraca dan laporan laba rugi) dengan melakukan pengukuran seperti
dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya. Capital
juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.
d. Colleteral
Colleteral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang
bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah
kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahanya sehingga
jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat
dipergunakan secepat mungkin.
e. Condition
Penilaian terhadap kredit hendaknya juga dinilai dari kondisi konomi
dan politik sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai dengan sektor
masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang debitur jalankan.
Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
18
prosek yang baik sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah
relatif kecil.
Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7P adalah sebagai
berikut:
a. Personality
Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah
lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup
sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi
suatu masalah.
b. Party
Mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongan-
golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya disebut
dengan party, sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu
dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.
c. Purpose
Purpose yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan
kredit dapat bermacam-macam, misalnya apakah untuk modal kerja atau
investasi, konsumtif atau produktif, dan lain sebagainya.
d. Prospect
Penilaian usaha nasabah di masa yang akan datang apakah
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek
atau sebaliknya disebut dengan prospect. Hal ini penting mengingat jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
19
suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan
hanya bank yang rugi, tetapi juga nasabah.
e. Payment
Payment yaitu ukuran bagaimana cara debitur mengembalikan kredit
yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian
kredit.
f. Profitability
Profitability digunakan untuk menganalisis bagaimana kemampuan
debitur dalam mencari laba yang dapat diukur dari periode ke periode
apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat apalagi dengan
tambahan kredit yang akan diperoleh
g. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan
mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang
atau orang atau jaminan asuransi.
C. Sistem Pemberian Kredit
Sistem menurut Mulyadi (2001) adalah suatu jaringan prosedur yang
dibuat menurut pola yang terpadu untuk melakukan kegiatan pokok
perusahaan. Sistem merupakan kumpulan unsur-unsur atau bagian yang saling
berhubungan untuk mencapai suatu tujuan.
Sistem pemberian kredit adalah rangkaian dari cara atau prosedur dalam
pemberian kredit yang mencakup tahapan permohonan kredit sampai dengan
pencairan kredit yang membentuk suatu sistem yang berurutan dan berkaitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
20
erat dalam pelaksanaan pemberian kredit (Simorangkir, 2000 dalam Cahyani,
2016). Pemberian kredit kepada calon debitur bank memiliki prosedur-prosedur
yang harus dilakukan. Hal ini bermanfaat agar calon debitur dapat memahami
proses pemberian kredit. Menurut Ahmad (2013), prosedur pemberian kredit
merupakan tahap-tahap yang harus dilalui sebelum suatu kredit diputuskan
untuk diberikan dan tujuannya adalah untuk mempermudah bank dalam
menilai kelayakan suatu permohonan kredit.
1. Prosedur Pemberian kredit menurut Widiyono (2009), meliputi:
a. Permohonan Kredit
Pemohonan fasilitas kredit mencakup:
1). Permohonan baru untuk mendapatkan suatu jenis fasilitas kredit.
2). Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan.
3). Permohonan perpanjangan atau pembaharuan masa kredit yang telah
berakhir jangka waktunya.
4). Permohonan-permohonan lainnya untuk perubahan fasilitas kredit
yang sedang berjalan.
b. Penyidikan dan Analisis Kredit
Penyidikan kredit adalah pekerjaan yang meliputi:
1). Wawancara dengan permohonan kredit (debitur).
2). Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang
diajukan nasabah.
3). Pemeriksaan atas kebenaran dan kewajiban mengenai hal-hal yang
ditemukan nasabah dan informasi lain yang diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
21
4). Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang telah
dilaksanakan.
c. Keputusan atas permohonan kredit
Keputusan atas permohonan kredit adalah setiap tindakan pejabat
yang berdasarkan wewenangnya berhak mengambil keputusan berupa
menolak, menyetujui dan atau mengusulkan permohonan fasilitas kredit
kepada pejabar yang lebih tinggi. Setiap keputusan permohonan kredit
harus memperhatikan penilaian syarat-syarat umum yang pada dasarnya
tercantum dalam laporan pemeriksaan kredit dan analisis kredit.
Penolakan permohonan kredit terjadi apabila:
a). Oleh Bagian Kredit atau Cabang
Penolakan ini adalah untuk permohonan kredit yang nyata-nyata
dianggap oleh bank secara teknis tidak memenuhi peryaratan.
Langkah-langkah yang harus diperhatikan, yaitu semua keputusan
penolakan harus disampaikan secara tertulis kepada nasabah dengan
disertai alasan penolakannya, surat penolakan permohonan minimal
dibuat dalam rangkap tiga (yang asli dikirimkan kepada pemohon
kemudian lembar kedua beserta copy surat permohonan nasabah
dikirim kepada direksi, dan selanjutnya lembar ketiga untuk arsip
bagian kredit atau kantor cabang), dalam hal penolakan permohonan
baru, maka jika diminta semua berkas permohonan dapat
dikembalikan kepada pemohon kecuali surat permohonannya, dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
22
hal penolakan permohonan perpanjangan, berarti jangka waktu kredit
diperpanjang.
b). Oleh Bagian Kredit atau Cabang setelah mendapat keputusan
direksi.
d. Persetujuan Permohonan Kredit
Persetujuan permohonan kredit adalah keputusan bank untuk
menyetujui sebagian atau seluruh permohonan kredit dari calon debitur.
Untuk melindugi kepentingan bank dalam pelaksanaan persetujuan
tersebut, maka biasanya ditegaskan terlebih dahulu syarat-syarat fasilitas
kredit dan prosedur yang harus ditempuh oleh nasabah, langkah-langkah
yang harus diambil antara lain:
1). Surat penegasan persetujuan permohonan kredit kepada pemohon.
2). Peningkatan jaminan.
3). Penandatanganan perjanjian kredit.
4). Informasi untuk bagian lain.
5). Pembayaran bea materai kredit.
6). Asuransi barang jaminan.
7). Asuransi kredit.
e. Pencairan Fasilitas Kredit
Pencairan fasilitas kredit adalah setiap transaksi dengan
menggunakan kredit yang telah disetujui oleh bank. Dalam prakteknya,
pencairan kredit ini berupa pembayaran dan atau pemindahbukuan atau
beban rekening pinjaman atau fasilitas lainnya. Bank hanya menyetujui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
23
pencairan kredit oleh nasabah, bila syarat-syarat yang harus dipenuhi
nasabah telah dilaksanakan. Perlu diketahui bahwa peningkatan jaminan
dan penandatanganan warkat-warkat kredit (perjanjian kredit) mutlak
harus mendahului pencairan kredit.
f. Pelunasan Fasilitas Kredit
Pelunasan fasilitas adalah dipenuhinya semua kewajiban nasabah
terhadap bank yang berakibat hapusnya ikatan perjanjian kredit.
2. Dokumen-dokumen dalam pemberian kredit menurut Suyatno (2000),
meliputi:
a. Surat permohonan nasabah
Merupakan surat yang diajukan oleh nasabah kepada pihak bank dan
ditandatangani secara lengkap oleh calon debitur.
b. Daftar isian dari bank
Merupakan daftar isian yang disediakan oleh bank yang harus diisi oleh
calon debitur mengenai data dan informasi yang lengkap.
c. Daftar lampiran sesuai jenis kredit
Merupakan daftar lampiran lainnya yang diperlukan menurut jenis
fasilitas kredit yang diajukan.
d. Surat jaminan
Merupakan surat yang dibuat oleh bank terhadap jaminan yang
digunakan calon debitur untuk memperoleh kredit yang diajukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
24
e. Dokumen penyidikan dan analisis
Merupakan catatan yang dibuat oleh pihak bank mengenai kelengkapan
dan pengajuan kredit.
f. Surat keputusan
Merupakan surat yang menunjukkan diterima atau ditolaknya
permohonan kredit.
g. Dokumen pengikatan jaminan
Merupakan dokumen yang berisi bahwa barang atau benda tersebut
benar-benar dijadikan jaminan untuk memperoleh fasilitas kredit.
h. Dokumen perjanjian kredit
Merupakan dokumen penegasan yang berisi mengenai hak dan
kewajiban yang harus dipenuhi oleh calon debitur.
i. Bukti pencairan kredit
Merupakan bukti bahwa kredit yang diajukan telah disetujui dan telah
dicairkan.
j. Bukti pembayaran atau pelunasan kredit
Merupakan dokumen penegasan yang berisi bahwa debitur telah
menyelesaikan kewajibannya dalam melunasi kredit kepada pihak bank.
3. Catatan-catatan akuntansi yang terkait dalam pemberian kredit menurut
Budiyati (2008), meliputi:
a. Jurnal, yaitu untuk mengklarifikasi dan meringkas data keuangan dan
data lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
25
b. Buku Besar, yaitu pencatatan/pengelompokan transaksi dari jurnal-
jurnal.
c. Laporan ke BI, berupa laporan bulanan ke BI.
4. Pihak-pihak yang terkait dalam pemberian kredit menurut Kuncoro (2002),
meliputi:
a. Seksi administrasi kredit
Tugas utama bagian ini adalah mengadministrasikan dokumen-dokumen
pinjaman mulai dari proses permohonan sampai kredit tersebut lunas.
b. Seksi analisis kredit
Tugas utama bagian ini adalah melakukan analisis atas permohonan
kredit yang diajukan oleh calon nasabah berdasarkan informasi-
informasi yang berkaitan dengan usaha nasabah yang diperoleh secara
langsung maupun tidak langsung melalui baebagai instansi yang
berkaitan dengan usaha calon nasabah.
c. Seksi monitoring kredit
Tugas utamanya adalah memonitor perkembangan usaha dan ketepatan
membayar bunga dan angsuran pokok kredit. Informasi diperoleh dari
laporan rutin oleh debitur dan informasi ketepatan membayar bunga,
angsuran pokok diperoleh dari pembukuan bank.
d. Seksi asuransi
Tugas utamanya adalah melakukan administrasi kredit-kredit yang
diasuransikan, baik asuransi jaminan kredit, asuransi jiwa debiturnya
maupun asuransi kreditnya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
26
e. Seksi pelayanan hukum
Tugas utamanya adalah melakukan pembelaan hukum untuk
kepentingan bank dan pegawainya, baik di pengadilan maupun di tempat
lain.
f. Seksi penagihan tunggakan
Tugas utamanya adalah melakukan administrasi terhadap kredit-kredit
yang sudah macet, baik yang sudah dihapuskan dari pembukuan bank
(off balance sheet) maupun yang masih ada dalam pembukuan bank (on
balance sheet).
g. Bagian pelayanan dana dan jasa
Tugas utamanya adalah memberi pelayanan kepada nasabah/calon
nasabah yang akan menggunakan produk dana dan jasa bank.
h. Bagian pelayanan pinjaman/kredit
Tugas utamanya adalah memberikan pelayanan dalam hal pencairan
kredit, angsuran kredit, perhitungan bunga dan sebagainya. Petugas
dibagian ini memberikan informasi yang diperlukan nasabah berkaitan
dengan produk kredit yang dimiliki oleh bank, cara permohonan, proses
pengajuannya, ketentuan dan syarat-syaratnya.
i. Bagian teller/kasir
Tugas utamanya adalah memberikan pelayanan kepada nasabah dalam
penarikan dan penyetoran uang. Semua kegiatan yang berkaitan dengan
uang tunai harus melalui teller/kasir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
27
j. Bagian teknologi dan akuntansi
Tugas utamanya adalah memastikan bahwa semua kegiatan-kegiatan
bagian operasional telah dibukukan pada hari tersebut, mencetak laporan-
laporan keuangan bank, melakukan verifikasi atas transaksi pembukuan
berdasarkan bukti-bukti pembukuan yang ada.
D. Pengendalian Internal
Pengendalian internal bank merupakan suatu mekanisme pengawasan
yang ditetapkan oleh manajemen bank secara berkesinambungan (on going
basis), guna menjaga dan mengamankan harta kekayaan bank, menjamin
tersedianya laporan yang lebih akurat, meningkatkan kepatuhan terhadap
ketentuan yang berlaku, mengurangi dampak keuangan/kerugian
penyimpangan termasuk kecurangan, dan pelanggaran aspek kehati-hatian,
serta meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya
(Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35 Tahun, 2017).
Alasan perusahaan menyusun pengendalian internal adalah agar dapat
membantu mencapai tujuannya. Dalam menjalankan fungsinya, manajemen
membutuhkan sistem pengendalian yang dapat mengamankan harta
perusahaan, memberikan keyakinan bahwa apa yang dilaporkan adalah benar-
benar dapat dipercaya dan dapat mendorong adanya efisiensi usaha serta dapat
terus menerus memantau bahwa kebijakan yang telah ditetapkan memang
dijalankan sesuai dengan apa yang diharapkan (Munawaroh, 2011). Menurut
Nomor 35 Tahun 2017, Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang efektif
merupakan komponen penting dalam menajemen bank dan menjadi dasar bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
28
kegiatan operasional bank yang sehat dan aman. SPI yang efektif dapat
membentuk direksi dan dewan komisaris menjaga asset bank, menjamin
tersedianya laporan keuangan dan menajerial yang dapat dipercaya,
meningkatkan kepatuhan bank terhadap ketentuan dan peraturan perundang-
undangan, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan, dan
pelanggaran aspek kahati-hatian.
Pengendalian internal dalam suatu entitas memiliki beberapa fungsi.
Menurut Herman (2013), fungsi pengendalian internal adalah: a. Preventive,
yaitu pengendalian untuk pencegahan kesalahan-kesalahan baik berupa
kekeliruan atau ketidakberesan; b. Detektive, untuk mendeteksi kesalahan,
kekeliruan dan penyimpangan yang terjadi; c. Corrective, untuk memperbaiki
kesalahan, kelemahan dan penyimpangan yang terdeteksi; d. Directive, untuk
mengarahkan agar pelaksanaan aktivitas dilakukan dengan tepat dan benar; dan
e. Compensative, untuk menetralkan kelemahan pada aspek kontrol yang lain.
Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, diantaranya adalah Yasa
dan Ketut (2013) yang mengungkapkan bahwa kredit bermasalah yang terjadi
di Bank Pengkreditan Rakyat (BPR) di Kabupaten Buleleng dipengaruhi oleh
variabel komponen pengendalian internal kredit yang terdiri atas jenis-jenis
pengendalian internal kredit, prosedur umum pengendalian internal kredit,
prosedur umum pengendalian internal kredit, kolektibilitas kredit dan struktur
pengendalian internal kredit. Hasil penelitian ketiga variabel tersebut memiliki
pengaruh yang tidak signifikan pada kredit bermasalah meskipun arahnya
negatif. Selanjutnya, Muzamil (2015) mengungkapkan bahwa penerapan sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
29
pengendalian internal penyaluran kredit BRI KCP Unit Karang Paci Samarinda
masih terdapat kekurangan dari pemisahan fungsi tugas dan perputaran jabatan
yaitu terjadi perangkapan tugas.
1. Ruang Lingkup Pengendalian Internal
a. Tujuan Pengendalian Internal
Tujuan pengendalian internal pada umumnya adalah memastikan
bahwa apa yang direncanaan pihak manajemen sudah sesuai dengan apa
yang sedang dijalankan organisasi saat ini. Mulyadi (2008) menyatakan
bahwa tujuan yang akan dicapai dari pengendalian internal adalah:
menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi, mendorong dipenuhinya kebijakan
manajemen. Sedangkan tujuan pengendalian di bank menurut Surat
Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35 Tahun 2017 meliputi: (1).
Kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
(tujuan kepatuhan). Tujuan kepatuhan adalah untuk menjamin bahwa
semua kegiatan usaha bank telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik ketentuan yang
dikeluarkan oleh pemerintah, otoritas pengawasan bank maupun
kebijakan, ketentuan, dan prosedur intern yang ditetapkan oleh bank;
(2). Tersedianya informasi keuangan dan manajemen yang benar,
lengkap dan tepat waktu (tujuan informasi). Tujuan informasi adalah
untuk menyediakan laporan yang benar, lengkap, tepat waktu dan
relevan yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
30
tepat dan dapat dipertanggungjawabkan; (3). Efisiensi dan efektivitas
dari kegiatan usaha Bank (tujuan operasional). Tujuan operasional
dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam
menggunakan aset dan sumber daya lainnya dalam rangka melindungi
bank dari risiko kerugian; dan (4). Meningkatkan efektivitas budaya
risiko (risk culture) pada organisasi secara menyeluruh (tujuan budaya
risiko). Pengendalian internal dapat dikatakan kuat apabila memiliki
beberapa ciri-ciri didalamnya.
Pengendalian internal memiliki beberapa aspek penting yang
berkategori kuat. Menurut Tunggal (2010 dalam Herman, 2013), ciri-ciri
pengendalian internal yang kuat yaitu: karyawan yang kompeten dan
jujur, menguasai standar akuntansi, peraturan perpajakan, dan peraturan
pasar modal; transaksi diotorisasi oleh pejabat yang berwenang; transaksi
dicatat dengan benar (jumlah, estimasi dan perlakuan akuntansi);
pemisahan tugas yang mengambil inisiatif timbulnya suatu transaksi,
yang mencatat dan yang menyimpan; akses terhadap aset dan catatan
perusahaan sesuai dengan tugas dan fungsi karyawan; dan perbandingan
secara periodik antara saldo menurut buku dengan jumlah secara fisik.
Peran pengendalian internal sangat penting di dalam sebuah
perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sasaran yang dapat diukur
guna memaksimalkan pencapaian peran atau efektifitas pengendalian
internal. Menurut Rahayu dan Suhayati (2010), sasaran pengendalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
31
internal meliputi: validitas, kelengkapan, keabsahan pencatatan,
pengamanan, dan pertanggungjawaban.
b. Keterbatasan Pengendalian Internal
Pengendalian internal memiliki beberapa manfaat, namun
pengendalian internal tetap memiliki sejumlah keterbatasan. Mulyadi
(2002) menyatakan bahwa keterbatasan pengendalian internal, meliputi:
1). Kesalahan dalam pertimbangan. Seringkali, manajemen dan personal
lain dapat salah dalam mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil
atau dalam melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya informasi,
keterbatasan waktu, atau tekanan lain; 2). Gangguan, dalam pengendalian
yang telah ditetapkan dapat terjadi karena personal secara keliru
memahami perintah atau membuat kesalahan karena kelalaian, tidak
adanya perhatian, atau kelelahan. Perubahan yang bersifat sementara atau
permanen dalam personal atau dalam sistem dan prosedur dapat pula
mengakibatkan gangguan; 3). Kolusi, merupakan tindakan bersama
beberapa individu untuk tujuan kejahatan. Kolusi dapat mengakibatkan
bobolnya pengendalian internal yang dibangun untuk melindungi
kekayaan entitas dan tidak terungkapnya ketidakberesan atau tidak
terdeteksinya kecurangan oleh pengendalian internal yang dirancang; 4).
Pengabaian oleh manajemen, manajemen dapat mengabaikan kebijakan
atau prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti
keuntungan pribadi manajer, penyajian kondisi keuangan yang
berlebihan, atau kepatuhan semu; dan 5). Biaya lawan manfaat, biaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
32
yang diperlukan untuk mengoperasikan pengendalian internal tidak boleh
melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian internal tersebut.
Karena pengukuran secara tepat baik biaya maupun manfaat biasanya
tidak mungkin dilakukan, menajemen harus memperkirakan dan
mempertimbangkan secara kuantitatif dan kualitatif dalam mengevaluasi
biaya dan manfaat suatu pengendalian.
Pelaksanaan sistem pengendalian internal terdapat beberapa kelemahan
yang menjadi faktor penyebab terjadinya kesulitan usaha bank, Surat
Edaran Otoritas Jasa Keuangan (2017) menyatakan bahwa kelemahan
dalam pelaksanaan sistem pengendalian internal bank, antara lain:
kurangnya mekanisme pengawasan, tidak jelasnya akuntabilitas dari
direksi dan dewan komisaris, dan kegagalan dalam mengembangkan
budaya pengendalian internal pada seluruh jenjang organisasi; kurang
memadainya pelaksanaan identifikasi dan penilaian atas risiko dari
kegiatan operasional bank; tidak ada atau gagalnya suatu pengendalian
pokok terhadap kegiatan operasional bank, seperti pemisahan fungsi,
otorisasi, verifikasi, dan kaji ulang atas eksposur risiko dan kinerja bank;
kurangnya komunikasi dan informasi agar jenjang dalam organisasi bank,
khususnya informasi di tingkat pengambil keputusan tentang penurunan
kualitas eksposur risiko dan penerapan tindakan perbaikan; kurang
memadai atau kurang efektifnya program audit intern dan kegiatan
pemantauan lainnya; dan kurangnya komitmen manajemen bank untuk
melakukan proses pengendalian internal dan menerapkan sanksi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
33
tegas terhadap pelanggaran ketentuan yang berlaku, serta kebijakan dan
prosedur yang telah diterapkan bank.
2. Sistem Pengendalian Intern Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
Pelaksanaan sistem pengendalian internal bank yang handal dan efektif
merupakan tanggung jawab dari semua pihak yang terlibat dalam satu
organisasi bank. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (2017) mengemukakan
bahwa pihak yang berkepentingan dengan sistem pengendalian intern bank
adalah: a. Dewan Komisaris, mempunyai tanggung jawab melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan pengendalian intern secara umum,
termasuk kebijakan direksi yang menetapkan pengendalian intern tersebut; b.
Direksi, mempunyai tanggung jawab menciptakan dan memelihara sistem
pengendalian intern yang efektif serta memastikan bahwa sistem tersebut
berjalan secara aman dan sehat sesuai tujuan pengendalian intern yang
ditetapkan bank. Sementara itu, direktur kepatuhan wajib berperan aktif dalam
mencegah adanya penyimpangan yang dilakukan oleh manajemen dalam
menetapkan kebijakan berkaitan dengan prinsip kehati-hatian; c. Satuan Kerja
Audit Intern (SKAI), harus mampu mengevaluasi dan berperan aktif dalam
meningkatkan efektivitas sistem pengendalian intern secara
berkesinambungan berkaitan dengan pelaksanaan operasional bank yang
berpotensi menimbulkan kerugian dalam pencapaian sasaran yang telah
ditetapkan oleh manajemen bank; d. Pejabat dan pegawai bank, wajib
memahami dan melaksanakan sistem pengendalian intern yang telah
ditetapkan oleh manajemen bank. pengendalian intern yang efektif akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
34
meningkatkan tanggung jawab pejabat dan pegawai bank, mendorong budaya
risiko (risk culture) yang memadai, dan mempercepat proses identifikasi
terhadap praktek perbankan yang tidak sehat dan terhadap organisasi melalui
sistem deteksi dini yang efisien; dan e. Pihak eksternal, antara lain otoritas
pengawasan bank, auditor eksternal, dan nasabah bank yang berkepentingan
terhadap terlaksananya sistem pengendalian intern bank yang handal dan
efektif.
Sistem Pengendalian Intern (SPI) bank menurut Surat Edaran Otoritas
Jasa Keuangan (2017), terdiri dari 5 (lima) komponen utama yang satu sama
lain saling berkaitan, yaitu: a. Pengawasan oleh Manajemen dan Budaya
Pengendalian (Management Oversight and Control Culture), b. Identifikasi
dan Penilaian Risiko (Risk Recognition and Assessment), c. Kegiatan
Pengendalian dan Pemisahan Fungsi (Control Activities and Segregation of
Duties), d. Sistem Akuntansi, Informasi dan Komunikasi (Accountancy,
Information and Communication), dan e. Kegiatan Pemantauan dan Tindakan
Koreksi Penyimpangan atau Kelemahan (Monitoring Activities and
Correcting Deficiencies). Berikut merupakan penjelasan kelima komponen:
a. Pengawasan oleh Manajemen dan Budaya Pengendalian
1). Direksi
Direksi mempunyai tanggung jawab:
a) Melaksanakan kebijakan dan strategi yang telah disetujui oleh
Dewan Komisaris;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
35
b) Mengembangkan prosedur untuk mengidentifikasi, mengukur,
memantau, dan mengendalikan risiko yang dihadapi Bank;
c) Memelihara suatu struktur organisasi yang mencerminkan
kewenangan, tanggung jawab, dan hubungan pelaporan yang jelas;
d) Memastikan bahwa pendelegasian wewenang berjalan secara efektif
yang didukung oleh penerapan akuntabilitas yang konsisten;
e) Menetapkan kebijakan dan strategi serta prosedur pengendalian
intern; dan
f) Memantau kecukupan dan efektivitas dari SPI.
Dalam rangka melaksanakan tanggung jawab tersebut, Direksi harus
melakukan langkah-langkah, antara lain:
a). Menugaskan para manajer atau pejabat dan pegawai yang bertanggung
jawab dalam kegiatan atau fungsi tertentu untuk menyusun kebijakan
dan prosedur pengendalian intern terhadap kegiatan operasional serta
kecukupan organisasi;
b). Melakukan pengendalian yang efektif untuk memastikan bahwa para
manajer atau pejabat dan pegawai telah mengembangkan dan
melaksanakan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan;
c). Mendokumentasikan dan mensosialisasikan struktur organisasi yang
secara jelas menggambarkan jalur kewenangan dan tanggung jawab
pelaporan serta menyelenggarakan suatu sistem komunikasi yang
efektif kepada seluruh jenjang organisasi Bank;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
36
d). Mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan bahwa
kegiatan fungsi pengendalian intern telah dilaksanakan oleh manajer
atau pejabat dan pegawai yang memiliki pengalaman dan kemampuan
yang memadai; dan
e). Melaksanakan secara efektif langkah perbaikan ataurekomendasi dari
auditor intern dan/atau auditor ekstern, antara lain dengan cara
menugaskan pegawai yang bertanggung jawab untuk melaksanakannya.
2). Dewan Komisaris
Dewan Komisaris mempunyai tanggung jawab:
a) Mengesahkan dan mengkaji ulang secara berkala terhadap kebijakan
dan strategi usaha Bank secara keseluruhan;
b) Memahami Risiko utama yang dihadapi Bank, menetapkan tingkat
toleransi Risiko, dan memastikan bahwa Direksi telah melakukan
langkah-langkah yang diperlukan untuk mengidentifikasi, mengukur,
memantau, dan mengendalikan Risiko tersebut;
c) Mengesahkan struktur organisasi; dan
d) Memastikan bahwa Direksi telah memantau efektivitas pelaksanaan
SPI.
3). Budaya Pengendalian
Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab dalam
meningkatkan etika kerja dan integritas yang tinggi serta menciptakan
suatu budaya organisasi yang menekankan kepada seluruh pegawai
Bank mengenai pentingnya pengendalian intern yang berlaku di Bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
37
Dalam rangka menciptakan budaya pengendalian tersebut, langkah-
langkah yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh Bank, antara lain:
a) Direksi dan Dewan Komisaris harus menjadi panutan (role model) bagi
seluruh pegawai atau memiliki komitmen pribadi yang tinggi terhadap
pengembangan Bank yang sehat;
b) Direksi dan Dewan Komisaris harus mampu mengelola sumber daya
manusia, termasuk dalam proses penempatan pegawai yang sesuai
dengan keterampilan, pengetahuan, dan perilaku; dan/atau
c) Meningkatkan kesadaran bagi seluruh pegawai Bank mengenai
pentingnya efektivitas pelaksanaan tugas serta tanggung jawab masing-
masing dan selanjutnya pegawai mengomunikasikan kepada pihak
manajemen yang terkait mengenai setiap permasalahan yang terjadi
dalam kegiatan operasional Bank.
b. Identifikasi dan Penilaian Risiko
1). Penilaian Risiko merupakan serangkaian tindakan yang dilaksanakan
oleh Direksi dalam rangka identifikasi, analisis, dan menilai Risiko yang
dihadapi oleh Bank dalam rangka pencapaian target yang ditetapkan.
2). Risiko dapat timbul atau berubah sesuai dengan kondisi Bank, antara
lain:
a) Perubahan kegiatan operasional Bank;
b) Perubahan susunan personalia;
c) Perubahan sistem informasi;
d) Pertumbuhan yang cepat pada kegiatan usaha tertentu;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
38
e) Perkembangan teknologi;
f) Pengembangan jasa, produk atau aktivitas baru;
g) Terjadinya penggabungan usaha, peleburan usaha, pengambilalihan,
dan restrukturisasi Bank;
h) Perubahan dalam sistem akuntansi;
i) Ekspansi usaha;
j) Perubahan hukum dan peraturan; dan
k) Perubahan perilaku serta ekspektasi nasabah.
3). Suatu SPI yang efektif mengharuskan Bank secara terus menerus
mengidentifikasi dan menilai Risiko yang dapat mempengaruhi
pencapaian sasaran. Penilaian Risiko harus pula dilakukan oleh auditor
intern sehingga cakupan audit yang dilakukan lebih luas dan
menyeluruh.
4). Penilaian Risiko ini harus dapat mengidentifikasi jenis Risiko yang
dihadapi oleh Bank, penetapan limit Risiko, dan teknik pengendalian
Risiko tersebut.
5). Penilaian Risiko tersebut harus mencakup semua Risiko yang dihadapi,
baik Risiko individual maupun secara keseluruhan (aggregate), yang
meliputi Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko
Operasional, Risiko Hukum, Risiko Reputasi, Risiko Stratejik, dan
Risiko Kepatuhan. Khusus untuk Bank Umum Syariah ditambahkan
Risiko Imbal Hasil dan Risiko Investasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
39
6). Pengendalian intern perlu dikaji ulang secara tepat dalam hal terdapat
Risiko yang belum dikendalikan, baik Risiko yang sebelumnya sudah ada
maupun Risiko yang baru muncul. Pelaksanaan kaji ulang tersebut antara
lain dengan melakukan evaluasi secara terus menerus mengenai pengaruh
dari setiap perubahan lingkungan dan kondisi serta dampak dari
pencapaian target atau efektivitas pengendalian intern dalam kegiatan
operasional dan organisasi Bank.
c. Kegiatan Pengendalian dan Pemisahan Fungsi
1). Kegiatan Pengendalian
Kegiatan pengendalian meliputi kebijakan, prosedur, dan praktik yang
memberikan keyakinan pejabat dan pegawai Bank bahwa arahan Direksi
dan Dewan Komisaris Bank telah dilaksanakan secara efektif.. Kegiatan
pengendalian diterapkan pada semua tingkatan fungsional sesuai dengan
struktur organisasi Bank, yang paling sedikit meliputi:
a) Kaji Ulang Manajemen (Top Level Reviews)
Direksi Bank secara berkala meminta penjelasan (informasi) dan
laporan kinerja operasional dari pejabat dan pegawai sehingga
memungkinkan untuk mengkaji ulang hasil kemajuan (realisasi)
dibandingkan dengan target yang akan dicapai, seperti laporan
keuangan dibandingkan dengan rencana anggaran yang ditetapkan.
b) Kaji Ulang Kinerja Operasional (Functional Review)
Kaji ulang ini dilaksanakan oleh SKAI dengan frekuensi yang lebih
tinggi, baik kaji ulang secara harian, mingguan, maupun bulanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
40
c) Pengendalian Sistem Informasi
(1) Bank melaksanakan verifikasi terhadap akurasi dan kelengkapan
dari transaksi dan melaksanakan prosedur otorisasi, sesuai dengan
ketentuan intern.
(2) Kegiatan pengendalian sistem informasi
d) Pengendalian Aset Fisik (Physical Controls)
(1) Pengendalian aset fisik dilaksanakan untuk menjamin
terselenggaranya pengamanan fisik terhadap asset Bank.
(2) Kegiatan ini meliputi pengamanan aset, catatan, dan akses terbatas
terhadap program komputer dan file data, serta membandingkan
nilai aset dan liabilitas Bank dengan nilai yang tercantum pada
catatan pengendali, khususnya pengecekan nilai aset secara
berkala.
e) Dokumentasi
(1) Bank paling sedikit harus memformalkan dan mendokumentasikan
kebijakan, prosedur, sistem dan standar akuntansi, serta proses
audit secara memadai.
(2) Dokumen tersebut harus diperbarui secara berkala guna
menggambarkan kegiatan operasional Bank secara aktual, serta
harus diinformasikan kepada pejabat dan pegawai Bank.
(3) Atas suatu permintaan, dokumen harus senantiasa tersedia untuk
kepentingan auditor intern, akuntan publik, dan pengawasan Bank
oleh Otoritas Jasa Keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
41
(4) Akurasi dan ketersediaan dokumen harus dinilai oleh auditor
intern ketika melakukan audit secara rutin maupun non-rutin.
2). Pemisahan Fungsi
a) Pemisahan fungsi dimaksudkan agar setiap orang dalam jabatannya
tidak memiliki peluang untuk melakukan dan menyembunyikan
kesalahan atau penyimpangan dalam pelaksanaan tugas pada seluruh
jenjang organisasi dan seluruh langkah kegiatan operasional.
b) Dalam hal diperlukan karena perubahan karakteristik kegiatan usaha
dan transaksi serta organisasi Bank, Direksi Bank harus menetapkan
prosedur (kewenangan) termasuk penetapan daftar petugas yang
dapat mengakses suatu transaksi atau kegiatan usaha yang berisiko
tinggi.
c) SPI yang efektif mensyaratkan adanya pemisahan fungsi dan
menghindari pemberian wewenang serta tanggung jawab yang dapat
menimbulkan berbagai benturan kepentingan (conflict of interest).
Seluruh aspek yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan
tersebut harus diidentifikasi, diminimalisasi, dan dipantau secara
hati-hati oleh pihak lain yang independen, seperti akuntan publik.
d) Dalam pelaksanaan pemisahan fungsi tersebut, Bank harus
melakukan langkah-langkah, antara lain:
(1) Menetapkan fungsi atau tugas tertentu pada Bank yang harus
dipisahkan atau dialokasikan kepada beberapa orang dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
42
rangka mengurangi risiko terjadinya manipulasi data keuangan
atau penyalahgunaan aset Bank;
(2) Pemisahan fungsi tersebut tidak terbatas pada kegiatan front dan
back office, tetapi juga dalam rangka pengendalian terhadap:
(a) Persetujuan atas pengeluaran dana dan realisasi pengeluaran;
(b) Rekening nasabah dan rekening pemilik Bank;
(c) Transaksi dalam pembukuan Bank;
(d) Pemberian informasi kepada nasabah Bank;
(e) Penilaian terhadap kecukupan dokumentasi perkreditan atau
pembiayaan dan pemantauan debitur setelah pencairan kredit
atau pembiayaan;
(f) Kegiatan usaha lain yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan yang signifikan; dan
(g) Independensi fungsi manajemen Risiko pada Bank.
d. Sistem Akuntansi, Informasi, dan Komunikasi
1). Sistem Akuntansi
a) Sistem akuntansi meliputi metode dan catatan dalam rangka
mengidentifikasi, mengelompokkan, menganalisis, mengklasifikasi,
mencatat atau membukukan, dan melaporkan transaksi Bank.
b) Untuk menjamin data akuntansi yang akurat dan konsisten dengan
data yang tersedia berdasarkan hasil olahan sistem, proses
rekonsiliasi antara data akuntansi dan sistem informasi manajemen
harus dilaksanakan secara berkala atau paling sedikit setiap bulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
43
Setiap penyimpangan yang terjadi harus segera diinvestigasi dan
diatasi permasalahannya. Proses rekonsiliasi juga harus
didokumentasikan sebagai bagian dari persyaratan proses jejak audit
secara keseluruhan.
2). Sistem Informasi
a) Sistem informasi harus dapat menghasilkan laporan mengenai
kegiatan usaha, kondisi keuangan, penerapan Manajemen Risiko,
dan pemenuhan ketentuan yang mendukung pelaksanaan tugas
Direksi dan Dewan Komisaris.
b) SPI yang efektif paling sedikit menyediakan data atau informasi
internal yang cukup dan menyeluruh mengenai keuangan, kepatuhan
Bank terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan,
informasi pasar (kondisi eksternal), dan setiap kejadian serta kondisi
yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan yang tepat
dan dapat dipertanggungjawabkan.
c) SPI paling sedikit menyediakan sistem informasi yang dapat
dipercaya mengenai seluruh aktivitas fungsional Bank, terutama
aktivitas fungsional yang signifikan dan memiliki potensi risiko
tinggi.
d) Bank paling sedikit harus mengorganisasikan suatu rencana
pemulihan darurat (contingency recovery plan) dan sistem rekam
cadang (back-up) untuk mencegah kegagalan usaha yang berisiko
tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
44
e) Bank paling sedikit harus memiliki dan memelihara sistem informasi
manajemen yang diselenggarakan, baik dalam bentuk elektronik
maupun bukan elektronik.
f) Dalam rangka pengendalian intern terhadap penyelenggaraan sistem
dan teknologi informasi, Bank harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
(1) Ketersediaan bukti dan dokumen yang memadai dalam rangka
mendukung proses jejak audit.
(2) Pelaksanaan pengendalian terhadap sistem komputer dan
pengamanannya (general controls) maupun pengendalian
terhadap aplikasi perangkat lunak dan prosedur manual lainnya
(application controls).
(3) Antisipasi terjadinya Risiko gangguan atau kerugian yang
disebabkan oleh faktor yang berada di luar jangkauan
pengendalian rutin Bank sehingga Bank harus menyelenggarakan
sistem pemulihan (recovery) dan rencana kontinjensi serta
pengecekan secara berkala atas kemungkinan terjadinya hal-hal
yang sulit diprediksi sebelumnya (disaster and recovery plan).
(4) Sistem informasi harus menyediakan data dan informasi yang
relevan, akurat, tepat waktu, dapat diakses oleh pihak yang
berkepentingan, dan disajikan dalam format yang konsisten.
(5) Sebagai bagian dari proses pencatatan atau pembukuan, sistem
informasi harus didukung oleh sistem akuntansi yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
45
termasuk penetapan prosedur dan jadwal retensi pencatatan
transaksi.
3). Sistem Komunikasi
a) Sistem komunikasi harus mampu memberikan informasi kepada
seluruh pihak, baik intern maupun ekstern seperti Otoritas Jasa
Keuangan, auditor ekstern, pemegang saham, dan nasabah Bank.
b) SPI Bank harus memastikan adanya saluran komunikasi yang efektif
agar seluruh pejabat dan pegawai Bank sepenuhnya memahami serta
mematuhi kebijakan dan prosedur dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab.
c) Direksi Bank harus menyelenggarakan saluran komunikasi yang efektif
agar informasi yang diperlukan terjangkau oleh pihak yang
berkepentingan. Persyaratan ini berlaku untuk setiap informasi, baik
mengenai kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan, eksposur
risiko, dan transaksi aktual maupun mengenai kinerja operasional
Bank.
4) Struktur organisasi Bank harus memungkinkan adanya arus informasi
yang memadai, yaitu informasi ke atas, ke bawah, dan lintas satuan
kerja atau unit kerja, sebagai berikut:
(1) Informasi ke atas untuk memastikan bahwa Direksi, Dewan
Komisaris, dan pejabat eksekutif Bank mengetahui risiko dan
kinerja operasional Bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
46
(2) Informasi ke bawah untuk memastikan bahwa tujuan, strategi, dan
ekspektasi Bank serta kebijakan dan prosedur telah
dikomunikasikan kepada para manajer di tingkat bawah dan para
pelaksana.
(3) Informasi lintas satuan kerja atau unit kerja untuk memastikan
bahwa informasi yang diketahui oleh suatu satuan kerja tertentu
dapat disampaikan kepada satuan kerja lain yang terkait
e. Kegiatan Pemantauan dan Tindakan Koreksi Penyimpangan
1). Kegiatan Pemantauan
a) Bank harus melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap
efektivitas keseluruhan pelaksanaan pengendalian intern.
Pemantauan terhadap risiko utama Bank harus diprioritaskan dan
berfungsi sebagai bagian dari kegiatan Bank sehari-hari termasuk
evaluasi secara berkala, baik oleh satuan kerja operasional (risk
taking unit) maupun oleh SKAI.
b) Bank harus memantau dan mengevaluasi kecukupan SPI secara terus
menerus berkaitan dengan adanya perubahan kondisi intern dan
ekstern serta harus meningkatkan kapasitas SPI tersebut agar
efektivitasnya dapat ditingkatkan.
c) Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Bank dalam rangka
terselenggaranya kegiatan pemantauan yang efektif, paling sedikit:
(1) Memastikan bahwa fungsi pemantauan telah ditetapkan secara
jelas dan terstruktur dengan baik dalam organisasi Bank;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
47
(2) Menetapkan satuan kerja atau pegawai yang ditugaskan untuk
memantau efektivitas pengendalian intern;
(3) Menetapkan frekuensi yang tepat untuk kegiatan pemantauan
yang didasarkan pada Risiko yang melekat pada Bank dan sifat
atau frekuensi perubahan yang terjadi dalam kegiatan
operasional;
(4) Mengintegrasikan SPI ke dalam kegiatan operasional dan
menyediakan laporan rutin seperti jurnal pembukuan,
management review, dan laporan mengenai persetujuan atas
eksepsi atau penyimpangan terhadap kebijakan dan prosedur
yang ditetapkan (justifikasi atas irregularities) yang selanjutnya
dilakukan kaji ulang;
(5) Melakukan kaji ulang terhadap dokumentasi dan hasil evaluasi
dari satuan kerja atau pegawai yang ditugaskan untuk melakukan
pemantauan; dan
(6) Menetapkan informasi atau umpan balik (feed back) dalam suatu
format dan frekuensi yang tepat.
2). Fungsi SKAI
a) Bank harus menyelenggarakan audit intern yang efektif dan
menyeluruh terhadap SPI. Pelaksanaan audit intern yang
dilaksanakan oleh SKAI harus didukung oleh tenaga auditor yang
independen, kompeten, dan memiliki jumlah yang memadai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
48
b) Sebagai bagian dari SPI, SKAI harus melaporkan hasil temuan secara
langsung kepada Dewan Komisaris atau Komite Audit (apabila ada),
direktur utama, dan direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.
c) SKAI harus melakukan penilaian yang independen mengenai
kecukupan dari dan kepatuhan Bank terhadap kebijakan dan
prosedur yang telah ditetapkan.
d) Dalam menetapkan kedudukan, wewenang, tanggung jawab,
profesionalisme, organisasi, dan ruang lingkup tugas SKAI maka
Bank harus berpedoman pula pada ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai pelaksanaan fungsi kepatuhan bank umum dan
standar pelaksanaan fungsi audit intern.
3). Perbaikan Kelemahan dan Tindakan Koreksi Penyimpangan
a) Kelemahan dalam pengendalian intern, baik yang diidentifikasi oleh
satuan kerja operasional (risk taking unit), SKAI, maupun pihak
lainnya, harus segera dilaporkan kepada dan menjadi perhatian
pejabat dan/atau Direksi yang berwenang. Kelemahan pengendalian
intern yang material harus dilaporkan kepada Dewan Komisaris.
b) Langkah-langkah perbaikan yang harus dilakukan Bank dalam rangka
memperbaiki kelemahan pengendalian intern, antara lain:
(1) Setiap laporan mengenai kelemahan dalam pengendalian intern
atau tidak efektifnya pengendalian Risiko Bank harus segera
ditindaklanjuti oleh Direksi, Dewan Komisaris, dan pejabat
eksekutif terkait;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
49
(2) SKAI harus melakukan kaji ulang atau langkah pemantauan
lainnya yang memadai terhadap kelemahan yang terjadi dan
segera melaporkan kepada Dewan Komisaris, Komite Audit
(apabila ada), dan direktur utama dalam hal masih terdapat
kelemahan yang belum diperbaiki atau rekomendasi tindakan
korektif yang belum ditindaklanjuti;
(3) Untuk memastikan bahwa seluruh kelemahan segera
ditindaklanjuti maka Direksi harus menciptakan suatu sistem
yang dapat menelusuri kelemahan pada pengendalian intern dan
mengambil langkah perbaikan; dan
(4) Direksi dan Dewan Komisaris harus menerima laporan secara
berkala berupa ikhtisar mengenai hasil identifikasi seluruh
permasalahan dalam pengendalian intern.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan bentuk penelitian yang ingin dilaksanakan oleh
seorang peneliti. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah
suatu proses pengumpulan data dan informasi secara mendalam, mendetail,
intensif, holistic, dan sistematis tentang orang, kejadian, latar sosial, atau
kelompok dengan menggunakan berbagai metode dan teknik serta banyak
sumber informasi untuk memahami secara efektif bagaimana orang, kejadian,
social setting itu beroperasi atau berfungsi seuai dengan konteksnya (Yusuf,
2017).
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – April 2019. Lokasi
penelitian bertempat di Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Cik Ditiro, Jl.
Cik Ditiro No. 3, Terban, Gondokusuman, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang yang menjadi sasaran dalam penelitian
(Jelantik, 2018). Subjek dalam penelitian ini terdiri dari bagian pemberian
kredit, yang meliputi penanggungjawab bagian kredit atau bagian pelaksana
kredit/Account Officer (AO), dan bagian pengendalian internal, yang meliputi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
51
bagian administrasi kredit. Sementara itu, objek penelitian adalah dasar dari
persoalan dan atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian yang kemudian
hendak diteliti untuk mendapatkan data secara lebih terarah (Luthfiyah dan
Fitrah, 2017). Objek dalam penelitian ini terdiri dari bagian pemberian kredit,
yang meliputi data prosedur pemberian kredit yang diterapkan, dokumen-
dokumen yang terkait dengan sistem pemberian kredit, dan catatan-catatan
akuntansi yang terkait dengan sistem pemberian kredit, dan bagian
pengendalian internal, yang meliputi pengendalian internal sistem pemberian
kredit yang diterapkan.
D. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian komparatif dengan menggunakan
pendekatan deskriptif. Penelitian komparatif adalah penelitian yang ingin
membandingkan dua atau lebih kelompok tentang variabel tertentu (Swarjana,
2012). Dalam penelitian deskriptif komparatif ini, peneliti melakukan analisis
penerapan pengendalian internal sistem pemberian kredit yang terdapat di Bank
Rakyat Indonesia Kantor Cabang Cik Ditiro Yogyakarta kemudian
membandingkan hasil analisis dengan pengendalian internal bagi Bank umum
berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35 Tahun 2017.
E. Data Penelitian
Data penelitian yang dikumpulkan akan mempengaruhi hasil dari suatu
penelitian. Menurut Waluya (2007), dalam setiap penelitian, data yang
dibutuhkan adalah data yang bersumber dari subjek penelitian (populasi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
52
sampel) dan mencerminkan objek penelitian (topik dan judul). Adapun data
penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari:
1. Data primer, merupakan data utama yang diperoleh dari hasil wawancara
langsung dengan pihak-pihak terkait dalam perusahaan dan observasi
aktivitas perusahaan (Sulistyo, 2006). Data primer dalam penelitian ini
meliputi:
a. Prosedur pemberian kredit yang meliputi prosedur permohonan,
penyidikan dan analisis, pengambilan keputusan, administrasi,
pencairankredit.
b. Dokumen-dokumen yang terkait dengan sistem pemberian kredit.
c. Catatan-catatan akuntansi yang terkait dengan sistem pemberian kredit.
2. Data sekunder, merupakan data dari sumber tertulis, baik dari buku-buku,
teori, maupun dokumen-dokumen serta laporan-laporan yang dikeluarkan
oleh organisasi (Sulistyo, 2006). Data sekunder dalam penelitian ini
meliputi, sejarah perusahaan, visi dan misi, struktur organisasi perusahaan,
serta literatur yang bersumber dari buku, jurnal, maupun artikel.
F. Cara Pengumpulan Data Penelitian
Pemilihan metode dalam pengumpulan data tergantung pada tujuan
penelitian, jenis desain, tersedianya waktu, uang, dan personil. Pertimbangan
yang penting dalam memutuskan cara yang terbaik mengumpulkan data adalah
apakah penelitian dimaksudkan menghasilkan informasi kuantitatif deskriptif,
kuantitatif analitis, atau informasi kualitatif (Lapau, 2012). Cara pengumpulan
data dalam penelitian ini terdiri dari:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
53
1. Wawancara
Kegiatan wawancara dilaksanakan guna mendapatkan data penelitian
secara objektif. Kegiatan ini dilakukan bersama Penanggungjawab bagian
kredit atau bagian pelaksana kredit/ Account Officer (AO) dan bagian
administrasi kredit. Jumlah pegawai yang diwawancarai terdiri dari 3 orang
bagian pelaksana kredit/ Account Officer (AO) dan 2 orang dari bagian
administrasi kredit. Daftar pertanyaan yang diberikan oleh peneliti kepada
informan berkaitan dengan sistem pengendalian intern bagi bank umum
yang ditetapkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35 Tahun
2017 terhadap pengendalian internal sistem pemberian kredit di Bank
Rakyat Indonesia Kantor Cabang Cik Ditiro Yogyakarta. Jumlah
keseluruhan pertanyaan yang diberikan kepada informan sebanyak 44
pertanyaan. Sementara itu, untuk pilihan jawaban yang diberikan kepada
informan berupa “Sesuai” dan “Tidak Sesuai”.
2. Dokumentasi
Kegiatan dokumentasi dilaksanakan guna melihat secara langsung
berkas dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan sistem pemberian
kredit. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-
dokumen prosedur pemberian kredit mulai dari permohonan kredit sampai
pelunasan kredit yang terdapat di Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang
Cik Ditiro Yogyakarta. Data yang dikumpulkan berupa dokumen dan
catatan yang berkaitan dengan prosedur pemberian kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
54
G. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan satuan analisis yang menjadi sasaran
penelitian (Gulo, 2002). Lapau (2012) menyatakan bahwa populasi penelitian
terdiri atas sejumlah unit penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah
karyawan yang terlibat dalam sistem pemberian kredit dan pengendalian
internal di Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Cik Ditiro Yogyakarta.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi
tersebut (Yusuf, 2017). Sampel dalam penelitian ini adalah bagian pelaksana
kredit/Account Officer (AO) dan bagian administrasi kredit.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non
probability sampling yaitu teknik sampling yang tidak memberi peluang yang
sama bagi anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Salah satu teknik
pengambilan sampelnya adalah purposive sampling. Purposive sampling
merupakan pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu dari
peneliti sehingga sampel hanya representatif untuk populasi yang diteliti
(Arifin, 2017). Morissan (2017) juga mengungkapkan bahwa purposive
sampling merupakan tipe penarikan sampel nonprobabilitas. Unit yang hendak
diamati atau diteliti terpilih berdasarkan pertimbangan peneliti, dalam hal unit
yang dianggap paling bermanfaat dan representatif. Hamdi dan Bahruddin
(2004) juga menjelaskan bahwa berdasarkan pengetahuan peneliti terhadap
populasi, penilaian harus diberikan untuk menentukan kelompok mana yang
akan dijadikan subjek yang dapat memberikan informasi terbaik sejalan
dengan topik penelitian. Pengambilam sampel dalam penelitian ini ditentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
55
atas dasar pertimbangan karyawan/pegawai yang memiliki kompetensi,
informasi, dan data ataupun dokumen yang berkaitan dengan pengendalian
internal sistem pemberian kredit.
H. Operasional Variabel
Operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu
variabel dengan memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau
membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel
tersebut (Sugiyono, 2014 dalam Indrasari, 2017). Operasional variabel dalam
penelitian ini adalah pengendalian internal dan sistem pemberian kredit.
Pengendalian internal merupakan suatu mekanisme pengawasan yang
ditetapkan oleh manajemen bank secara berkesinambungan (on going basis),
guna menjaga dan mengamankan harta kekayaan bank, menjamin tersedianya
laporan yang lebih akurat, meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang
berlaku, mengurangi dampak keuangan/kerugian penyimpangan termasuk
kecurangan, dan pelanggaran aspek kehati-hatian, serta meningkatkan
efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya (Surat Edaran Otoritas
Jasa Keuangan, 2017). Sementara, sistem pemberian kredit adalah rangkaian
dari cara atau prosedur dalam pemberian kredit yang mencakup tahapan
permohonan kredit sampai dengan pencairan kredit yang membentuk suatu
sistem yang berurutan dan berkaitan erat dalam pelaksanaan pemberian kredit
(Simorangkir, 2000 dalam Cahyani, 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
56
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data untuk menjawab permasalahan penelitian dilakukan
dengan analisis deskriptif komparatif yang membandingkan antara
pengendalian internal yang terdapat di Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang
Cik Ditiro Yogyakarta dengan sistem pengendalian intern bagi bank umum
berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35 Tahun 2017 yang
meliputi:
1. Pengawasan oleh Manajemen dan Budaya Pengendalian (Management
Oversight and Control Culture).
2. Identifikasi dan Penilaian Risiko (Risk Recognition and Assessment).
3. Kegiatan Pengendalian dan Pemisahan Fungsi (Control Activities and
Segregation of Duties)
4. Sistem Akuntansi, Informasi dan Komunikasi (Accountancy, Information
and Communication)
5. Kegiatan Pemantauan dan Tindakan Koreksi Penyimpangan atau Kelemahan
(Monitoring Activities and Correcting Deficiencies)
Pengambilan kesimpulan dalam penelitian ini, jika kelima
komponen pengendalian internal yang diterapkan di Bank Rakyat Indonesia
Kantor Cabang Cik Ditiro Yogyakarta sudah terpenuhi, maka telah sesuai
dengan sistem pengendalian intern bagi bank umum berdasarkan Surat
Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35 Tahun 2017.
BAB I\\\\
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
57
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya BRI
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah
yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI)
didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja
dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche atau
“Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto”, suatu
lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia
(pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895 yang
kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank
Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang
mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti
untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian
Renville pada tahun 1949 dengan perubahan nama menjadi Bank Rakyat
Indonesia Serikat.
Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank
Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI,
Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian
berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
58
diintegrasikan kedalam Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.
Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No.17 tahun 1965 tentang
pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam
ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks
BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang
Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor
Impor (Exim).
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7
tahun 1992 dan Peraturan Peerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah
menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan
Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia
memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi
perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk, yang masih digunakan sampai saat ini.
B. Lokasi BRI Kantor Cabang Cik Ditiro
Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kantor Cabang Cik Ditiro berada di Jl. Cik
Ditiro No. 3, Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta.
C. Visi dan Misi BRI
1. Visi BRI
Menjadi The Most Valuable Bank di Asia Tenggara dan Home to the Best
Talent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
59
2. Misi BRI
a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan
pelayanan kepada segmen mikro, kecil, dan menengah untuk
menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.
b. Memberikan pelayanan prima dengan fokus kepada nasabah melalui
sumber daya manusia yang profesional dan memiliki budaya berbasis
kinerja (performance-driven culture), teknologi informasi yang handal
dan future ready, dan jaringan kerja konvensional maupun digital yang
produktif dengan menerapkan prinsip operational dan risk management
excellence.
c. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak
yang berkepentingan (stakeholders) dengan memperhatikan prinsip
keuangan berkelanjutan dan praktik Good Corporate Governance yang
sangat baik.
D. Produk BRI
1. Simpanan
Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank
berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito,
sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu.
a. Tabungan
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
60
dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan
dengan itu.
1) Simpedes, yaitu simpanan masyarakat dalam bentuk tabungan
dengan mata uang Rupiah yang dapat dilayani di KC/KCP/BRI
Unit/Kntor Kas/Teras BRI yang penyetoran dan pengambilannya
tidak dibatasi baik frekuensi maupun jumlahnya sepanjang
memenuhi aturan yang berlaku.
2) Britama, yaitu produk tabungan yang memberikan beragam
kemudahan dalam melakukan transaksi perbankan dengan didukung
fasilitas e-banking dan sistem real time online yang akan
memungkinkan nasabah untuk bertransasksi kapanpun dan
dimanapun.
3) Britama Bisnis, yaitu produk tabungan BRI yang diutamakan untuk
digunakan dalam bisnis dengan memberikan kelekuasaan lebih
dalam bertransaksi, kejelasan lebih dalam pencatatantransaksi dan
keuntungan yang lebih untuk menunjang transaksi kebutuhan bisnis
nasabah.
4) Britama X, yaitu produk tabungan dengan desain kartu debit khusus
yang elegan untuk anak muda serta memberikan beragam
kemudahan dalam melakukan transaksi perbankan dengan didukung
e-banking dan sistem real time online yang akan memungkinkan
nasabah untuk bertransasksi kapanpun dan dimanapun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
61
5) Simpedes TKI, yaitu tabungan yang diperuntukan bagi para TK
untuk mempermudah transaksi mereka termasuk untuk
penyaluran/penampungan gaji TKI.
6) Tabungan Haji, yaitu produk yang diperuntukan bagi perorangan
guna mempersiapkan Biaya Penelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).
7) Britama Rencana, yaitu tabungan invetasi dengan setoran tetap
bulanan yang dilengkapi dengan fasilitas perlindungan asuransi jiwa
bagi nasabah.
8) Britama Valas, yaitu tabungan dalam mata uang asing yang
menawarkan kemudahan transaksi dan nilai tukar yang kompetitif.
Tersedia dalam 10 jenis currency meliputi USD, AUD, SGD, CNY,
EUR, AED, HKD, JPY, SAR, dan GBP.
9) Britama Junior, yaitu produk tabungan BRI yang ditujukan khusus
kepada segmen anak dengan fasilitas dan fitur yang menarik bagi
anak.
10) Tabungan BRI Simple, yaitu tabungan untuk siswa/pelajar yang
ditertibkan oleh Bank BRI dengan persyaratan mudah dan
sederhana serta fitur yang manarik, dalam rangka edukasi dan
inklusi keuangan untuk mendorong budaya menabung sejak dini.
11) Tabunganku, yaitu produk simpanan untuk nasabah perorangan
dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara
bersama oleh bank-bank di Indonesia yang bertujuan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
62
menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejateraan
masyarakat.
b. Deposito
Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan
bank.
1) Deposito Rupiah, yaitu simpanan berjangka dalam mata uang Rupiah
dengan memberikan bunga yang menarik dan beragam keuntungan
lainnya.
2) Deposito Valas, yaitu simpanan berjangka dalam mata uang Rupiah
yang memberikan bunga yang menearik dan beragam keuntungan
lainnya.
3) Deposito Internet Banking, yaitu produk deposito yang menawarkan
suku bunga kompetitif.
c. Giro
Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran
lainnya, atau dengan pemindahbukuan.
1) Giro BRI Rupiah, yaitu simpanan mata uang dengan kemudahan
transaksi menggunakan warkat (Cek/Bilyet Giro), kartu ATM atau
surat perintah lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
63
2) Giro BRI Valas, yaitu simpanan dengan mata uang rupiah dengan
kemudahan transaksi menggunakan warkat (Cek/Bilyet Giro), kartu
ATM atau surat perintah lainnya.
2. Pinjaman
Pinjaman adalah salah satu produk bank dimana bank menyediakan
sejumlah uang untuk dipinjamkan kepada nasabah, dengan pemberian
bunga.
a. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Kredit usaha rakyat merupakan salah satu jenis produk pinjaman BRI
untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah dengan usaha produktif
dan layak dengan suku bunga yang ringan yaitu suku bunga efektif 9%
per tahunnya.
1) KUR Mikro Bank BRI, yaitu Kredit Modal Kerja dan atau Investasi
dengan plafond sampai dengan Rp 25 juta per debitur.
2) KUR Ritel Bank BRI, yaitu Kredit Modal Kerja dan atau Investasi
kepada debitur yang memiliki usaha produktif dan layak dengan
plafond > Rp 25 juta s.d Rp 500 juta per debitur.
3) KUR TKI Bank BRI, diberikan untuk membiayai keberangkatan
calon TKI ke negara penempatan dengan plafond s.d Rp 25 juta.
b. Pinjaman Mikro (Kupedes), yaitu kredit dengan bunga bersaing yang
bersifat umum untuk semua sektor ekonomi, ditujukan untuk individu
(badan sah maupun perorangan) yang memenuhi persyaratan dan
dilayani di seluruh BRI Unit dan Teras BRI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
64
c. Pinjaman Ritel dan Menengah
Pinjaman ritel dan menengah adalah pinjaman yang pada umumnya
diambil oleh pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
1) Kredit Modal Kerja, yaitu fasilitas kredit untuk membiayai
operasional usaha termasuk kebutuhan untuk pengadaan bahan
baku, proses produksi, piutang dan persediaan.
2) Kredit Investasi, yaitu fasilitas kredit jangka menengah atau jangka
panjang untuk membiayai barang modal/aktiva tetap perusahaan,
seperti pengadaan mesin, peralatan, kendaraan, bangunan dan lain-
lain.
3) Kredit Waralaba, yaitu kredit yang diberikan kepada penerima
waralaba (franschisee) yang membutuhkan modal kerja maupun
dana investasi pendirian Toko Waralaba.
4) Kredit Angunan Kas, yaitu fasilitas kredit dengan agunan fully cash
collateral yaitu seluruh agunannya berupa Giro maupun Deposito
atau setara kas lainnya.
5) Bank Garansi, yaitu membantu kelancaran pelaku bisnis UMKM
dalam pengerjaan suatu atas pelaksanaan kontrak kerja yang telah
disepakati.
d. Pinjaman Program
Pinjaman program merupakan produk kredit investasi sebagai solusi
penambahan modal dalam program.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
65
1) Kredit Pangan, yaitu kredit investasi dan/atau modal kerja komersial
khusus di bidang pangan yang diberikan dalam rangka mendukung
kedaulatan pangan dan kemaritiman.
2) Resi Gudang, yaitu kredit dengan jaminan Resi Gudang yang
diberikan bank kepada petani, kelompok tani, gapoktan dan
koperasi dengan jangka waktu maksimum 6 tahun.
3) Kredit Kemitraan, yaitu pemberian dana program kemitraan untuk
membiayai modal kerja dan/atau pembelian aktiva tetap dalam
rangka meningkatkan produksi dan penjualan.
E. Sumber Daya Manusia (Personalia)
Sumber daya manusia adalah salah satu faktor yang sangat penting dan
tidak bisa dilepaskan dalam suatu perusahaan untuk menjalankan kegiatan
operasional dengan efektif dan efisien. Berikut jabatan beserta deskripsi tugas
dan tanggung jawab utamanya:
1. Pimpinan Cabang
Pimpinan cabang memiliki tugas pokok yaitu mengkoordinasikan dan
memonitor kegiatan perencanaan dan pengembangan atas penyelenggaraan
usaha-usaha bank yang meliputi kegiatan pemasaran dan pengelolaan dana,
jasa, pinjaman, kegiatan operasional Kanca, termasuk sebagai booking
branch pinjaman putusan Kantor Pusat, serta kegiatan pengembangan Unit
Kerja dibawahnya, dengan memperhatikan kecukupan dan efektifitas sistem
pengendalian intern serta implementasi manajemen risiko di Kanca
sekaligus sebagai pejabat yang menjalankan fungsi Unit Kerja Khusus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
66
(UKK) untuk melaksanakan program Anti Pencucian Uang (APU) dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) sesuai ketentuan/kebiakan, sistem
dan prosedur yang berlaku dalam upaya mencapai target yang telah
ditetapkan.
2. Manajer Operasional
Tugas pokok Manajer Operasional yaitu mengkoordinasikan dan
memonitor kegiatan pengawasan, pengendalian, evaluasi dan pelaksanaan
operasional di kantor cabang, unit usaha dibawahnya dengan memberikan
pelayanan prima berdasarkan standar layanan dengan prinsip kehati-hatian
serta sekaligus sebagai pejabat yang menjalankan fungsi Unit Kerja Khusus
(UKK) untuk melaksanakan program Anti Pencucian Uang (APU) dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) sesuai ketentuan/kebijakan, sistem
prosedur yang berlaku dalam upata mencapai target yang telah ditetapkan.
3. Manajer Pemasaran
Tugas Pokok dari Manajer pemasaran adalah mengkoordinasikan dan
memonitor kegiatan penyusunan rencana strategis, pengembangan dan
pemasaran pinjaman, simpanan dan cross selling produk BRI lainnya sesuai
kewenangan bidang tugas dengan memperhatikan kecukupan dan efektivitas
sistem pengendalian internal serta implementasi manajemen risiko untuk
mencapai target yang telah ditetapkan serta memberikan keputusan khusus
di bidang kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
67
4. Asisten Manajer Operaional
Tugas pokok Asisten Manajer Operasional adalah mengkkordinasikan
dan memonitor kegiatan pengawasan, pengendalian, evaluasi dan
pelaksanaan operasional di kantor cabang, unit usaha dibawahnya dengan
memberikan pelayanan prima berdasarkan standar layanan dengan prinsip
kehati-hatian serta sekaligus sebagai pejabat yang menjalankan Unit Kerja
Khusus (UKK) untuk melaksanakan program Anti Pencucian Uang (APU)
dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) sesuai ketentuan/kebijakan,
sistem prosedur yang berlaku dalam upaya mencapai target yang telah
ditetapkan serta bertanggung jawab untuk uang masuk dan uang keluar.
5. Supervisor Penunjang Operasional
Tugas pokok Supervisor Penunjang Operasional adalah mengurus
Sumber Daya Manusia (SDM) seperti pengurusan kenaikan jabatan
pegawai, gaji pegawai, cuti/izin pegawai, logistik, dan IT Kantor Cabang.
6. Supervisor Penunjang Bisnis
Tugas Seksi Penunjang Bisnis yaitu melaksanakan fungsi Administrasi
Kredit di Kanca yang meliputi pengelolaan administrasi dan dokumentasi,
pinjaman berdasarkan prosedur yang jelas, bersifat rutin dengan pengelolaan
administrasi yang bersifat kompleks dan membutuhkan supervisi pada
masalah khusus untuk memastikan tugas/kegiatan telah dilaksanakan sesuai
ketentuan/kebijakan serta sistem dan prosedur yang berlaku dalam upaya
mencapat target yang telah ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
68
7. Supervisor Layanan Operasional (Customer Service)
Tugas pokok Supervisor Layanan Operasional (Customer Service)
adalah melayani kebutuhan nasabah misalnya membuka rekening, giro,
pinjaman, dan sebagai komunikator.
8. Supervisor Layanan Kas (Teller)
Tugas Pokok Supervisor Layanan Kas (Teller) adalah mensupervisi
kegiatan layanan transaksi pembukuan, kas dan administrasi serta
rekonsiliasi dengan memberikan pelayanan prima berdasarkan standar
layanan serta memperhatikan kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian
internal dan implementasi manajemen risiko untuk mencapat target yang
telah ditetapkan serta melakukan pembukuan transaksi yang merupakan
uang tunai baik setoran maupun pengambilan.
9. Asisten Manajer Pemasaran dan Dana (AMPD)
Tugas pokok Asisten Manajer Pemasaran dan Dana (AMPD) adalah
membantu manajer pemasaran dan bertanggungjawab atas marketing dana
dalam mencari dana.
10. Marketing Kredit/ Account Officer
Tugas pokok Marketing Kredit/ Account Officer yaitu melaksanakan
kegiatan penyusunan rencana strategis, pengembangan dan pemasaran
pinjaman dan cross selling produk BRI lainnya serta pembinaan account
nasabah dengan kompleksitas paling rendah memerlukan supervisi ketat
sesuai ketentuan/kebijakan yang berlaku serta kewenangan bidang tugasnya
untuk mencapai target yang telah ditetapkan dan mencari kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
69
11. Marketing Dana/ Funding Officer
Tugas pokok Marketing Dana/ Funding Officer yaitu melaksanakan
kegiatan penyusunan dan pemasaran produk simpanan ritel, produk e-
banking dan jasa consumer serta cross selling produk BRI lainnya dengan
komplesitas paling rendah termasuk memberikan pendapat dan masukan
kepada pekerja lainnya pada jenjang jabatan dibawahnya sesuai
ketentuan/kebijakan yang berlaku serta kewenangan bidang tugasnya untuk
mencapai target yang telah ditetapkan serta mencari dana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
70
F. Struktur Organisasi
Gambar 4.1: Struktur Organisasi BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta
PEGAWAI KONTRAK
Supervisor
Layanan
Operasional
Supervisor
Penunjang
Bisnis
Supervisor
Penunjang
Operasional
Asisten
Manajer
Operasional
Supervisor
Layanan
Operasional
DRIVER dan OB
PIMPINAN CABANG
MANAJER OPERASIONAL MANAJER PEMASARAN
MARKETING
KREDIT/AO
Asisten Manajer
Pemasaran & Dana
MARKETING
DANA/(FO)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
71
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Sistem Pemberian Kredit di BRI Kantor Cabang Cik Ditiro
Yogyakarta
Salah satu produk BRI dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara
nasional adalah dengan pemberian pinjaman atau kredit. Fasilitas
pinjaman/kredit memiliki jenis yang berbeda-beda dengan syarat dan
ketentuannya masing-masing. Agar kegiatan pemberian kredit dapat berjalan
dengan baik, maka dibutuhkan suatu sistem yang dapat mendukung kegiatan
pemberian kredit.
Sistem pemberian kredit merupakan suatu cara atau prosedur yang dibuat
berdasarkan kebijakan bank guna mendukung keberlangsungan kegiatan
pemberian kredit. Sistem pemberian kredit yang jelas dapat memudahkan
pihak bank dan nasabah dalam memahami dan malakukan proses pemberian
kredit.
1. Prosedur pemberian kredit di BRI Kantor Cabang Cik Ditiro Yogyakarta
a. Permohonan Kredit
1) Calon debitur mengajukan permohonan kredit kepada Marketing
Kredit/AO.
2) Marketing Kredit/AO memberikan informasi mengenai jenis kredit
yang diinginkan calon debitur dengan memberikan surat
permohonan kredit untuk diisi oleh calon debitur dan melampirkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
72
kelengkapan persyaratan kredit seperti fotocopy KTP, KK, NPWP
dan berkas-berkas lainnya serta dokumen-dokumen jaminan kredit
yang kemudian akan diserahkan kepada Administrasi Kredit.
3) Administrasi Kredit menyusun surat informasi debitur dan credit risk
rating yang kemudian akan diserahkan kepada Marketing
Kredit/AO.
b. Survei dan Analisis Kredit
1) Marketing Kredit/AO melakukan survei kepada calon debitur untuk
melihat kondisi debitur yang sebenarnya, usaha debitur, dan
jaminan debitur sebelum menyusun paket kredit. Paket kredit terdiri
dari Surat Keterangan Permohonan Peminjam (SKPP), legalitas,
Laporan Kunjungan Nasabah (LKN), credit risk rating, penilaian
agunan, Memorandum Analisis Kredit (MAK), Putusan Kredit
(PTK), dan dokumen lainnya seperti kuitansi rekening. Setelah
paket selesai dibuat, maka akan diberikan kembali ke bagian
Administrasi Kredit.
2) Marketing Kredit/AO menyusun memorandum analisis kredit
berdasarkan analisis 5C yaitu charater, capacity, capital, collateral,
dan condition. Memorandum analisis kredit merupakan keseluruhan
data yang dibutuhkan oleh bank dalam pemberian kredit.
3) Administrasi Kredit kemudian mengecek kembali kelengkapan dan
memverifikasi dokumen-dokumen didalam paket kredit yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
73
disusun oleh Marketing Kredit/AO dan kemudian menyerahkannya
kepada Pimpinan Cabang/Manajer Pemasaran.
4) Pimpinan Cabang/Manajer Pemasaran beserta Marketing Kredit/AO
melakukan survei dengan mengecek kembali kondisi nasabah dan
jaminan secara langsung apakah sudah sesuai dengan laporan
kunjungan nasabah pertama. Hasil dari survei ini dituliskan didalam
laporan kunjungan nasabah yang kedua.
c. Keputusan Pemberian Kredit
1) Pimpinan Cabang/Manajer Pemasaran memberikan keputusan,
apakah permohonan kredit calon debitur dapat diterima atau ditolak
beserta dengan jumlah nominal permohonan kredit yang disetujui.
Hasil keputusan ini kemudian dikomunikasikan kepada
Administrasi Kredit.
2) Administrasi Kredit membuat Surat Penawaran Permohonan Kredit
(SPPK) yang berisi jumlah nominal kredit yang disetujui oleh
pemutus dan memberikannya kepada calon nasabah. Jika calon
nasabah menyetujui hasil keputusan pemutus maka, Administrasi
Kredit akan menyusun order notaris dan melakukan persiapan
realisasi kredit.
Bagian Administrasi Kredit membuat kuitansi pencairan kredit dan
slip setoran kredit yang masing-masing terdiri dari 3 rangkap.
Lembar pertama kuitansi pencairan kredit dan slip setoran kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
74
akan diarsipkan oleh Administrasi Kredit, sedangkan untuk lembar
kedua dan ketiga diserahkan kepada bagian Teller.
d. Pencairan Kredit
1) Bagian Teller menerima kuitansi pencairan kredit dari bagian
Administrasi Kredit untuk direalisasikan pencairan kredit kepada
debitur. Bagian Teller memeriksa kembali kebenaran kuitansi
pencairan kredit, kemudian menyiapkan dan menyerahkan pinjaman
kepada nasabah sesuai denan nominal yang sudah tertera di dalam
kuitansi dan slip setoran tersebut.
2) Lembar kedua kuitansi pencairan kredit dan slip setoran kredit
diserahkan kepada debitur sebagai tanda terima sedangkan lembar
ketiga kuitansi pencairan kredit dan slip setoran kredit diserahkan
kepada bagian pembukuan.
e. Pelunasan Kredit
Pelunasan kredit oleh debitur dapat dilakukan pada bagian Teller
sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang sudah ditetapkan. Jika debitur
telah melunasi pinjaman dengan menyelesaikan pembayaran angsuran
kredit beserta dengan bunga angsuran, maka jaminan akan diberikan
kembali kepada debitur. Jika digambarkan dalam diagram alir atau flow
chart prosedur pemberian kredit secara sederhana dapat dilihat pada
gambar berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
75
Permohonan Kredit
Marketing Kredit/AO Administrasi Kredit
Fotocopy sertifikat
tanah atau tempat
usaha, fotocopy BPKB
Fotocopy KTP,
KK, NPWP
Keterangan:
SPK : Surat Permohonan Kredit
CRR : Credit Risk Rating
Gambar 5.1 Bagan Alir Permohonan Kredit BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta
1
Jaminan Kredit
Syarat
SPK
Menyusun
Surat Informasi
Debitur dan
CRR
1
Jaminan Kredit
Syarat
SPK
Surat Informasi
Debitur
CRR
N
Mulai
Memberikan
SPK kepada
debitur untuk
diisi
Jaminan Kredit
Syarat
SPK
1
Menerima SPK
yang sudah
diisi beserta
syarat lainnya
SPK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
76
Survei dan Analisis Kredit
Marketing Kredit/AO Administrasi Kredit
PimpinanCabang/Manajer Pemasaran
1
CRR
Melakukan
survei langsung
kepada debitur
dan menyusun
paket kredit
SKPP
Legalitas
LKN I
Penilaian Agunan
MAK
SPTK
CRR
2
Keterangan:
SKPP : Surat Permohonan Kredit
LKN I : Laporan Kunjungan Nasabah Pertama
CRR : Credit Risk Rating
MAK : Momerendum Analisis Kredit
SPTK : Surat Putusan Kredit
Gambar 5.2 Bagan Alir Survei dan Analisis Kredit BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta
2
SKPP
Legalitas
LKN I
Penilaian Agunan
MAK
SPTK
CRR
Mengecek kembali
kelengkapan dan
memverifikasi
dokumen dalam
paket kredit
SKPP
Legalitas
LKN I
Penilaian Agunan
MAK
SPTK
CRR
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
77
PimpinanCabang/Manajer Pemasaran
2
SKPP
Legalitas
LKN I
Penilaian Agunan
MAK
SPTK
CRR
Survei langsung ke
debitur untuk
memastikan agunan
debitur (LKN II)
SKPP
Legalitas
LKN I
Penilaian Agunan
MAK
SPTK
CRR
LKN II
3
Keterangan:
SKPP : Surat Permohonan Kredit
LKN I : Laporan Kunjungan Nasabah Pertama
LKN II : Laporan Kunjungan Nasabah Kedua
CRR : Credit Risk Rating
MAK : Momerendum Analisis Kredit
SPTK : Surat Putusan Kredit
Gambar 5.2 Bagan Alir Survei dan Analisis Kredit BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
78
Keputusan Pemberian Kredit
Pimpinan Cabang/Manajer Pemaasaran Administrasi Kredit
Keterangan:
SKPP : Surat Permohonan Kredit
LKN I : Laporan Kunjungan Nasabah Pertama
LKN II : Laporan Kunjungan Nasabah Kedua
CRR : Credit Risk Rating
MAK : Momerendum Analisis Kredit
SPTK : Surat Putusan Kredit
Gambar 5.3 Bagan Alir Keputusan Pemberian Kredit BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta
Tidak
SKPP
Legalitas
LKN I
Penilaian Agunan
MAK
SPTK
CRR
LKN II
Membuat surat
penawaran kredit
SKPP
Legalitas
LKN I
Penilaian Agunan
MAK
SPTK
CRR
LKN II
Surat Penawaran
Kredit
N 4
3
Ya
SKPP
Legalitas
LKN I
Penilaian Agunan
MAK
SPTK
CRR
3
Selesai
SKPP
Legalitas
LKN I
Penilaian
Agunan
MAK
SPTK
CRR
LKN II
Dokumen sudah lengkap
dan hasil analisis
menunjukkan calon
debitur dapat membayar
kredit, disetujui?
Mengkomunikasikan
hasil keputusan kepada
Administrasi kredit
3
SKPP
Legalitas
LKN I
Penilaian Agunan
MAK
SPTK
CRR
LKN II
LKN II
Memberitahu debitur
dan menyerahkan
dokumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
79
Administrasi Kredit
Gambar 5.3 Bagan Alir Keputusan Pemberian Kredit BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta
4
Surat Penawaran
Kredit
Membuat Nota
Notaris dan Kuitansi
Pencairan Kredit serta
Slip Setoran Kredit
sebanyak 3 rangkap
Slip Setoran Kredit I
Slip Setoran Kredit II
Slip Setoran Kredit III
Kuitansi Pencairan Kredit I
Kuitansi Pencairan Kredit II
Kuitansi Pencairan Kredit III
Nota Notaris
Surat Penawaran Kredit
N
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
80
Pencairan Kredit
Teller Bagian Pembukuan
Diserahkan
ke debitur
Gambar 5.4 Bagan Alir Pencairan Kredit BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta
5
Slip Setoran Kredit II
Slip Setoran Kredit III
Kuitansi Pencairan Kredit II
Kuitansi Pencairan Kredit III
Melakukan
transaksi
pencairan dana
pinjaman
Slip Setoran Kredit II
Slip Setoran Kredit III
Kuitansi Pencairan Kredit II
Kuitansi Pencairan Kredit III
5
Selesai
5
Slip Setoran Kredit III
Kuitansi Pencairan Kredit III
N
Melakukan
pencatatan jurnal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
81
2. Dokumen-dokumen yang digunakan oleh BRI Kantor Cabang Cik Ditiro
Yogyakarta dalam pemberian kredit.
Berdasarkan data yang diperoleh, dokumen-dokumen yang
digunakan oleh BRI Kantor Cabang Cik Ditiro dalam pemberian kredit
sebagai berikut:
a. Surat Permohonan Kredit
Surat permohan kredit diberikan pihak bank kepada calon debitur
untuk diisi dan dilengkapi guna mengajukan permohonan kredit. Surat
permohonan kredit yang diberikan oleh pihak bank memuat data
mengenai calon debitur, jumlah kredit yang diinginkan, tujuan kredit,
jangka waktu kredit, jaminan kredit, dan data-data nasabah lainnya.
Dalam surat permohonan kredit dilengkapi dengan tanggal permohonan
kredit dilakukan.
b. Jaminan Kredit
Jaminan kredit berisi fotocopy sertifikat tanah atau tempat usaha,
fotocopy BPKB yang diberikan kepada Marketing Kredit/AO setelah
nasabah mengisi surat permohonan kredit.
c. Syarat-syarat Kredit
Syarat-syarat kredit diberikan kepada Marketing Kredit/AO setelah
nasabah mengisi surat permohonan kredit. Syarat-syarat kredit terdiri
dari fotocopy KTP, KK, dan NPWP nasabah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
82
d. Surat Informasi Debitur
Surat informasi debitur berisi data-data mengenai calon debitur
yang diisi oleh bagian Administrasi Kredit berdasarkan surat
permohonan kredit, jaminan kredit dan syarat-syarat kredit yang dierikan
oleh bagian Marketing Kredit/AO.
e. Credit Risk Rating
Credit Risk Rating berisi poin-poin yang terdiri dari penilaian 1-10.
Hal-hal yang dinilai di dalam Credit Risk Rating adalah kondisi nasabah
dan kondisi usaha yang dirintis oleh nasabah. Credit Risk Rating diisi
oleh bagian Administrasi Kredit dan bagian Marketing Kredit/AO saat
membuat paket kredit.
f. Surat Keterangan Permohonan Peminjam (SKPP)
Setelah Administrasi Kredit mengisi info debitur dan credit risk
rating, lalu diberikan kepada Marketing Kredit/AO untuk dibuat paket
kredit. Salah satu isi dari paket kredit adalah surat keterangan
permohonan peminjam. Surat keterangan permohonan peminjam
memuat data yang sama dengan surat permohonan kredit. Hal yang
membedakannya yaitu jika surat permohonan kredit diisi oleh nasabah,
sedangkan SKPP diisi oleh bagian Marketing Kredit/AO
g. Legalitas
Dokumen legalitas adalah dokumen-dokumen yang menyangkut
calon debitur, seperti fotocopy KTP, KK, NPWP, Surat Keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
83
Usaha. Dokumen-dokumen ini diberikan nasabah kepada pihak bank
ketika melakukan pengajuan permohonan kredit.
h. Laporan Kunjungan Nasabah
Laporan kunjungan nasabah yang pertama diisi oleh Marketing
Kredit/AO pada saat mengunjungi calon debitur. Laporan kunjungan
nasabah berisi data calon debitur seperti nomor rekening, pokok
pinjaman, tunggakan pokok, tunggakan bunga, tujuan kunjungan, nama
nasabah, nama AO yang mengunjungi dan hasil kunjungan serta tanggal
kunjungan dilakukan. Pimpinan Cabang/Manajer Pemasaran mengecek
kembali laporan kunjungan nasabah yang disusun oleh Marketing
Kredit/AO dengan melihat kondisi nasabah secara langsung yaitu
dengan dilakukan laporan kunjungan nasabah yang kedua.
i. Penilaian Agunan
Dokumen penilaian agunan berisi tentang laporan agunan/jaminan
seperti kondisi tanah dan bangunan serta kendaran bermotor yang
dimiliki oleh calon debitur. Dalam penilaian agunan ini melibatkan
orang lain seperti ketua RT/RW setempat untuk memastikan kondisi
nasabah yang sesungguhnya. Dokumen ini juga mencakup perincian data
jaminan, foto keadaan bangunan/tanah/kendaraan/tempat usaha nasabah.
Dokumen ini akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
84
j. Memorandum Analisis Kredit
Memorandum analisis kredit merupakan keseluruhan data yang
dibutuhkan oleh bank dalam pemberian kredit. Memorandum analisis
kredit memuat informasi seperti nama debitur, pinjaman calon debitur di
bank lain, agunan yang diberikan, perhitungan kredit, dan hasil analisis
bank terhadap calon debitur dengan menggunakan analisis 5C yaitu
charater, capacity, capital, collateral, dan condition.
k. Surat Putusan Kredit
Surat putusan kredit berisi jumlah kredit yang diinginkan, agunan
yang diberikan debitur, syarat-syarat seperti harus membuka rekening,
tidak boleh menjual agunan, dan kebijakan selama proses pemberian
kredit dilakukan seperti jangka waktu pembayaran, surat bahwasanya
debitur tunduk dan patuh terhadap OJK.
l. Surat Penawaran Permohonan Kredit
Setelah Pimpinan Cabang dan Manajer Pemasaran memberikan
keputusan jumlah kredit yang dapat diberikan kepada calon debitur,
Pimpinan Cabang dan Manajer Pemasaran mengkomunikasikannya
kepada bagian Administrasi Kredit untuk dibuatkan surat penawaran
permohonan kredit yang kemudian akan diberikan kepada calon debitur.
Ketika surat penawaran permohonan kredit ditolak oleh calon debitur
maka prosedur pemberian kredit akan diulangi kembali mulai dari surat
permohonan kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
85
m. Order Notaris
Ketika calon debitur menyetujui isi surat penawaran permohonan
kredit, maka selanjutnya bagian Administrasi Kredit membuat order
notaris. Informasi yang terdapat didalam order notaris sama dengan isi
surat penawaran permohonan kredit, yang membedakannya yaitu jika
surat penawaran permohonan kredit ditujukan kepada debitur sedangkan
order notaris ditujukan kepada administrasi kredit yang kemudian akan
diarsipkan.
n. Kuitansi Pencairan Kredit
Kuitansi pencairan kredit dibuat oleh bagian Administrasi Kredit setelah
membuat order notaris. Kuitansi pencairan kredit berisi jumlah nominal
yang akan direalisasikan.
o. Slip Setoran Kredit
Slip setoran kredit merupakan dokumen yang berisikan rincian setoran
kredit. Slip setoran dibuat oleh bagian Administrasi Kredit dan
digunakan sebagai dokumen untuk membayar setoran kredit.
3. Catatan-catatan Akuntansi yang digunakan oleh BRI Kantor Cabang Cik
Ditiro Yogyakarta dalam pemberian kredit.
Berdasarkan data yang diperoleh, catatan-catatan akuntansi yang
digunakan oleh BRI Kantor Cabang Cik Ditiro dalam pemberian kredit
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
86
a. Buku Besar
Buku besar digunakan untuk meringkas semua data transaksi yang
sudah ditulis dalam jurnal umum dan menggolongkan data keuangan,
mulai dari terbesar hingga terkecil. Semua data yang sudah sudah ditulis
di jurnal berdasarkan transaksi harus dicatat dan digolongkan lagi ke
dalam buku besar sebagai bahan informasi untuk menyusun laporan
keuangan.
b. Kartu Piutang
Kartu piutang digunakan dalam proses pemberian kredit, dimana
kartu piutang merupakan catatan akuntansi berupa buku pembantu yang
berisi rincian piutang perusahaan kepada setiap debitur seperti jumlah
debitur, saldo piutang masing-masing debitur, dan jumlah total piutang
seluruh debitur.
c. Aplikasi Cash Management System
Setiap pemberian kredit, debitur diberikan fasilitas Cash
Management System. Aplikasi ini berisi jumlah pinjaman perhari, jatuh
tempo bayaran angsuran, jumlah saldo yang disajikan dalam bentuk
jurnal umum. Aplikasi ini dapat diakses oleh debitur dan pihak bank.
4. Pihat-pihak yang berkaitan dengan pemberian kredit di dalam BRI Kantor
Cabang Cik Ditiro Yogyakarta.
Berdasarkan data yang diperoleh, pihak-pihak yang berkaitan
dengan pemberian kredit BRI Kantor Cabang Cik Ditiro sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
87
a. Marketing Kredit/AO
Tugas Marketing Kredit adalah menerima surat permohonan kredit
yang diajukan oleh calon debitur. Setelah bagian Administrasi Kredit
membuat info debitur dan credit risk rating, Marketing Kredit/AO
membuat paket kredit yang terdiri dari Surat Keterangan Permohonan
Peminjam (SKPP), legalitas, Laporan Kunjungan Nasabah (LKN),
credit risk rating, penilaian agunan, Memorandum Analisis Kredit
(MAK), Putusan Kredit (PTK), dan dokumen lainnya seperti kwitansi
rekening. Setelah paket selesai dibuat, maka akan diberikan kembali ke
bagian Administrasi Kredit.
b. Administrasi Kredit
Tugas Administrasi Kredit adalah menerima surat permohonan
calon debitur dari Marketing Kredit/AO, membuat daftar info debitur,
mengisi credit risk rating, menerima paket yang sudah dibuat
Marketing Kredit/AO, mengecek kelengkapan data dan memverifikasi
seluruh dokumen yang berkaitan dengan pemberian kredit,
menyerahkan hasil hasil pengecekan beserta dokumen calon debitur
kepada pemutus yaitu Pimpinan Cabang atau Manajer Pemasaran.
Setelah pemutus memberikan hasil keputusannya, maka Administrasi
Kredit kemudian membuat surat penawaran permohonan kredit yag
ditujukan kepada nasabah, jika calon debitur setuju dengan nominal
persetujuan kredit maka selanjutnya Administrasi Kredit membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
88
order notaris serta persiapan realisasi kredit yang ditujukan kepada
Teller.
c. Pimpinan Cabang
Tugas dari Pimpinan Cabang adalah mengambil keputusan apakah
permohonan kredit yang dibuat oleh calon debitur dapat direalisasikan
berdasarkan hasil paket kredit yang sudah disusun oleh Marketing
Kredit/AO dan yang sudah diverifikasi oleh Administrasi Kredit beserta
dengan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan calon debitur.
Pimpinan cabang juga mengecek secara langsung kondisi dari calon
debitur apakah sesuai dengan laporan kunjungan nasabah yang disusun
oleh bagian AO, kemudian mengkomunikasikan kembali hasil
keputusan kepada Administrasi Kredit.
d. Manajer Pemasaran
Tugas dari pimpinan cabang adalah mengambil keputusan
apakah permohonan kredit yang dibuat oleh calon debitur dapat
direalisasikan berdasarkan hasil paket kredit yang sudah disusun oleh
Marketing Kredit/AO dan yang sudah diverifikasi oleh Administrasi
Kredit beserta dengan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan calon
debitur.
f. Teller
Teller bertugas untuk melakukan pemberkasan dengan menerima
kuitansi pencairan kredit dan slip setoran kredit dari Administrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
89
Kredit serta memberikan uang tunai kepada debitur sesuai dengan yang
sudah diputuskan.
g. Bagian Pembukuan
Bagian pembukuan bertugas untuk mencatat transaksi pemberian
kredit setelah menerima slip setoran dari bagian Teller.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
90
B. Analisis Pengendalian Internal dalam Pemberian Kredit
Tabel 5.1 Analisis Pengendalian Internal BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta berdasarkan Pengendalian Internal SE OJK
Komponen
Pengendalian
Internal
Surat Edaran
Pengendalian
Internal OJK
Pengendalian Internal Sistem
Pemberian Kredit di BRI KC Cik
Ditiro
Temuan Lapangan
Keterangan Sesuai
Tidak
Sesuai
Pengawasan oleh Manajemen dan Budaya Pengendalian
1 Direksi dan Dewan
Komisaris harus
mampu mengelola
sumber daya
manusia, termasuk
dalam proses
penempatan
pegawai yang
sesuai dengan
keterampilan,
pengetahuan, dan
perilaku.
Direksi dan Dewan Komisaris BRI
Cik Ditiro sudah menempatkan
pegawai sesuai dengan
keterampilannya masing-masing.
Setiap penerimaan pegawai baru,
Direksi dan Dewan Komisaris sudah
menetapkan syarat-syarat khusus,
menilai keterampilan dan pengetahuan
calon pegawai dari perekrutan calon
pegawai yang dilakukan melalui
beberapa proses seleksi. Setelah lulus
proses seleksi pegawai baru akan di
training dan dikontrak selama 6-12
bulan. Selama waktu kontrak, pegawai
baru akan dinilai posisi mana yang
sesuai untuk ditempati masing-masing
pegawai baru.
Direksi dan
Dewan Komisaris
mampu
mengelola sumber
daya manusia
melalui
perekrutan
pegawai yang
terdiri dari
beberapa seleksi,
training dan
waktu kontrak
6-12 bulan.
2 Direksi dan Dewan
Komisaris harus
menjadi panutan
bagi seluruh
pegawai atau
Dalam BRI Cik Ditiro, pimpinan harus
melalui tahap-tahap jenjang karir,
sehingga sudah memiliki komitmen
yang tinggi. Direksi dan Dewan
Komisaris sudah patuh dan taat pada
Direksi dan
Dewan Komisaris
menjadi panutan
bagi seluruh
pegawai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
91
Tabel 5.1 Tabel Analisis Pengendalian Internal BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta berdasarkan Pengendalian Internal
SE OJK (Lanjutan)
Komponen
Pengendalian
Internal
Surat Edaran
Pengendalian
Internal OJK
Pengendalian Internal Sistem
Pemberian Kredit di BRI KC Cik
Ditiro
Temuan Lapangan
Keterangan Sesuai
Tidak
Sesuai
memiliki komitmen
pribadi yang tinggi
terhadap
pengembangan
Bank yang sehat.
aturan dan kode etik yang ada, disiplin,
tepat waktu, dan memiliki pola kerja
yang bagus.
3 Direksi dan Dewan
Komisaris
bertanggungjawab
dalam
meningkatkan etika
kerja dan integritas
yang tinggi serta
menciptakan suatu
budaya organisasi
yang menekankan
kepada seluruh
pegawai Bank
mengenai
pentingnya
pengendalian intern
yang berlaku di
Bank.
BRI Cik Ditiro sudah memiliki kode etik
secara jelas dan setiap kode etik dijadikan
sebagai indikator dalam menunjukkan
nilai-nilai etik dari pimpinan dan
pegawai. Dalam keseharian pimpinan
biasanya menunjukkan etika kerja dari
presensi melalui kartu ATM. Pimpinan
juga memberi contoh pulang tepat pada
waktunya dan bersifat transparan kepada
seluruh pegawai. Selain itu, untuk
membangun suasana kekeluargaan antara
pimpinan dan karyawan diadakan
kegiatan family gathering dan
mengundang motivator dari luar
perusahaan.
Direksi dan
Dewan
Komisaris
bertanggungja
wab dalam
meningkatkan
etika kerja
dan integritas
yang tinggi
serta
menciptakan
suatu budaya
organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
92
Tabel 5.1 Tabel Analisis Pengendalian Internal BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta berdasarkan Pengendalian Internal
SE OJK (Lanjutan)
Komponen
Pengendalian
Internal
Surat Edaran
Pengendalian
Internal OJK
Pengendalian Internal Sistem
Pemberian Kredit di BRI KC Cik
Ditiro
Temuan Lapangan
Keterangan Sesuai
Tidak
Sesuai
4 Bank harus
menghindari
kebijakan dan
praktik yang dapat
mengakibatkan
dorongan atau
peluang untuk
melakukan
penyimpangan atau
pelanggaran.
Upaya-upaya yang dilakukan BRI Cik
Ditiro untuk menghindari terjadinya
penyimpangan atau pelanggaran, yaitu
dengan mempunyai aturan yang jelas,
punishment yang tegas, reward bagi
pegawai yang sudah bekerja keras,
Standar Operasional Perusahaan dan
control berlapis selain yang dilakukan
oleh pihak audit, mengadakan doa dan
briefing pagi serta menetapkan satuan
audit.
Upaya bank
dalam
menghindari
penyimpangan
yaitu adanya
aturan yang jelas,
punishment yang
tegas, reward,
SOP, dan control
berlapis.
5 Seluruh kebijakan,
standar, dan
prosedur
operasional harus
didokumentasikan
secara tertulis dan
tersedia bagi setiap
pegawai yang
terkait.
Setiap Kebjakan khususnya kredit
dikeluarkan oleh Bank Indonesia, yang
kemudian di spesifikkan lagi menjadi
aturan BRI, kemudian di spesifikkan
lagi menjadi surat-surat yang
ditegaskan. Kebijakan, standar, dan
prosedur pemberian kredit sudah
didokumentasikan secara tertulis
melalui sebuah buku dan surat edaran
yang tersedia bagi setiap pegawai
sesuai dengan bagiannya .
Seluruh
kebijakan,
standar, dan
prosedur
operasional
didokumentasikan
melalui buku dan
surat edaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
93
Tabel 5.1 Tabel Analisis Pengendalian Internal BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta berdasarkan Pengendalian Internal
SE OJK (Lanjutan)
Komponen
Pengendalian
Internal
Surat Edaran
Pengendalian Internal
OJK
Pengendalian Internal Sistem
Pemberian Kredit di BRI KC
Cik Ditiro
Temuan Lapangan
Keterangan Sesuai
Tidak
Sesuai
6 Direksi harus
mendokumentasikan
dan mensosialisasikan
struktur organisasi yang
secara jelas
menggambarkan jalur
kewenangan dan
tanggungjawab
pelaporan serta
menyelenggarakan
suatu sistem
komunikasi yang efektif
kepada seluruh jenjang
organisasi Bank.
Struktur organisasi yang
menggambarkan kewenangan dan
tanggungjawab suatu jabatan di
dokumentasikan oleh pimpinan
secara jelas melalui sebuah buku
dan diberikan kepada seluruh
pegawai. Dengan adanya buku ini,
maka akan menghindari
perangkapan tugas serta
mengetahui batas-batas
tanggungjawab dan wewenang
masing-masing jabatan.
Direksi
mendokumentasik
-an dan
mensosialisasikan
struktur
organisasi yang
secara jelas
menggambarkan
kewenangan dan
tanggungjawab
masing-masing
pegawai.
7 Direksi memastikan
bahwa pendelegasian
wewenang berjalan
secara efektif yang
didukung oleh
penerapan akuntabilitas
yang konsisten.
Setiap prosedur pemberian kredit
sudah jelas menggambarkan tugas
dari setiap bagian kredit. Setiap
tahap prosedur sudah diawasi oleh
pimpinan sehingga dapat
miminimalkan risiko yang terjadi.
Misalnya setiap surat permohonan
kredit selalu ditandatangani oleh
pihak yang berwenang.
Direksi
memastikan
pendelegasian
wewenang
berjalan secara
efektif seperti
adanya tanda
tangan oleh pihak
berwenang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
94
Tabel 5.1 Tabel Analisis Pengendalian Internal BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta berdasarkan Pengendalian Internal
SE OJK (Lanjutan)
Komponen
Pengendalian
Internal
Surat Edaran
Pengendalian Internal
OJK
Pengendalian Internal Sistem
Pemberian Kredit di BRI KC
Cik Ditiro
Temuan Lapangan
Keterangan Sesuai
Tidak
Sesuai
8 Direksi melakukan
pengendalian yang
efektif untuk
memastikan bahwa para
manajer atau pejabat
telah mengembangkan
dan melaksanakan
kebijakan dan prosedur
yang telah ditetapkan.
Direksi sudah memastikan bahwa
para manajer dan pejabat lainnya
melaksanakan kebijakan dan
prosedur yang telah ditetapkan
melalui pengecekan secara
langsung terhadap kinerja manajer
dan pejabat lainnya serta secara
berkala mengadakan pertemuan.
Direksi
memastikan
bahwa para
manajer dan
pejabat lainnya
melaksanakan
kebijakan melalui
pengecekan
secara langsung.
9 Direksi dan Dewan
Komisaris
meningkatkan
kesadaran bagi seluruh
pegawai Bank
mengenai pentingnya
efektivitas pelaksanaan
tugas serta
tanggungjawab masing-
masing dan selanjutnya.
Untuk meningkatkan kesadaran
pegawai, pimpinan mengadakan
pelatihan dalam meningkatkan
kualitas kerja karyawan, adanya
Good Corporate Governance
(GCG), menetapkan budaya
disiplin, patuh dan taat pada
aturan. Selain itu, BRI Cik Ditiro
memiliki visi dan misi dan budaya
kerja yang dikomunikasikan dari
pimpinan keseluruh pegawai
sehingga setiap pegawai secara
langsung meningkatkan arah
perusahaan kedepannya.
Upaya yang
dilakukan Direksi
dan Dewan
Komisaris untuk
meningkatkan
kesadaran
pegawai yaitu
melalui pelatihan,
GCG,
menetapkan
budaya disiplin,
serta melalui visi
dan misi
perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
95
Tabel 5.1 Tabel Analisis Pengendalian Internal BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta berdasarkan Pengendalian Internal
SE OJK (Lanjutan)
Komponen
Pengendalian
Internal
Surat Edaran
Pengendalian Internal
OJK
Pengendalian Internal Sistem
Pemberian Kredit di BRI KC
Cik Ditiro
Temuan Lapangan
Keterangan Sesuai
Tidak
Sesuai
Identifikasi dan Penilaian Risiko
1 Penilaian Risiko
merupakan serangkaian
tindakan yang
dilaksanakan oleh
Direksi dalam rangka
identifikasi, analisis,
dan menilai Risiko
yang dihadapi oleh
Bank dalam rangka
pencapaian target yang
ditetapkan.
Direksi telah melakukan penilaian
risiko dengan mengenali risiko,
menilai risiko dan memitigasi
risiko. Prosedur pemberian kredit
di BRI Cik Ditiro terbagi menjadi
5 tahap, yaitu tahap permohonan
kredit, tahap permohonan kredit,
tahap survei dan analisis kredit,
tahap keputusan pemberian kredit,
tahap pencairan kredit dan tahap
pelunasan kredit. Setiap tahap
prosedur pemberian kredit selalu
diotorisasi oleh pihak yang
berwenang, sehingga dapat
meminimalisasi risiko yang
mungkin terjadi. Selain itu,
pimpinan juga memastikan secara
langsung ke lapangan terkait
identitas dari debitur seperti
mengecek apakah seorang debitur
memang bekerja pada satu
instansi sesuai dengan keterangan
dalam surat permohonan kredit.
Direksi
melakukan
penilaian risiko
dengan mengenali
risiko, menilai
risiko dan
memitigasi risiko.
Setiap tahap
prosedur
pemberian kredit
juga selalu
diotorisasi oleh
pihak yang
berwenang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
96
Tabel 5.1 Tabel Analisis Pengendalian Internal BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta berdasarkan Pengendalian Internal
SE OJK (Lanjutan)
Komponen
Pengendalian
Internal
Surat Edaran
Pengendalian Internal
OJK
Pengendalian Internal Sistem
Pemberian Kredit di BRI KC
Cik Ditiro
Temuan Lapangan
Keterangan Sesuai
Tidak
Sesuai
Secara keseluruhan tujuan
pemberian kredit seperti
tercapainya target laba,
meningkatkan pertumbuhan kredit
dan simpanan, kualitas kredit,
serta daftar perhatian khusus yang
masih dalam batas toleransi sudah
tercapai.
2 SPI yang efektif
mengharuskan Bank
secara terus menerus
mengidentifikasi dan
menilai risiko yang
dapat mempengaruhi
pencapaian sasaran.
Penilaian risiko harus
pula dilakukan oleh
auditor intern sehingga
cakupan audit yang
dilakukan lebih luas
dan menyeluruh.
BRI Cik Ditiro memiliki Komite
audit yang bertugas untuk
memantau kegiatan operasional
yang disebut resident audit.
Resident Audit setiap periodik
yaitu sebulan sekali akan
melakukan pengendalian risiko
dan secara periodik juga akan
melaporkan ke komite audit, dan
setiap tahun internal audit
mengevaluasi kegiatan
operasional.
Secara terus
menerus Resident
Audit dan Komite
Audit sudah
mengidentifikasi
dan menilai risiko
yang dapat
mempengaruhi
pencapaian target.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
97
Tabel 5.1 Tabel Analisis Pengendalian Internal BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta berdasarkan Pengendalian Internal
SE OJK (Lanjutan)
Komponen
Pengendalian
Internal
Surat Edaran
Pengendalian Internal
OJK
Pengendalian Internal Sistem
Pemberian Kredit di BRI KC
Cik Ditiro
Temuan Lapangan
Keterangan Sesuai
Tidak
Sesuai
3 Pengendalian intern
perlu dikaji ulang
secara tepat dalam hal
terdapat Risiko yang
belum dikendalikan,
baik Risiko yang
sebelumnya sudah ada
maupun risiko yang
baru muncul.
Pelaksanaan kaji ulang
tersebut antara lain
dengan melakukan
evaluasi secara terus
menerus mengenai
pengaruh dari setiap
perubahan lingkungan
dan kondisi serta
dampak dari pencapaian
target atau efektivitas
pengendalian intern
dalam kegiatan
operasional dan
organisasi Bank.
Komite Audit bertugas untuk
memantau kegiatan operasional
bank. Selain itu, hasil temuan
yang diperoleh akan dikaji ulang
secara berkala agar kedepannya
tidak ditemukan kesalahan yang
sama. Komite Audit juga selalu
mencari langkah-langkah yang
akan dilakukan bank ketika
ditemukan potensi terjadinya
risiko baik risiko yang sudah ada
sebelumnya maupun yang belum
muncul.
Pengendalian
intern sudah
dikaji ulang
secara berkala
agar tidak
ditemukan
kesalahan yang
sama dan mencari
langkah yang
akan dilakukan
jika ditemukan
potensi risiko.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
98
Tabel 5.1 Tabel Analisis Pengendalian Internal BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta berdasarkan Pengendalian Internal
SE OJK (Lanjutan)
Komponen
Pengendalian
Internal
Surat Edaran
Pengendalian Internal
OJK
Pengendalian Internal Sistem
Pemberian Kredit di BRI KC
Cik Ditiro
Temuan Lapangan
Keterangan Sesuai
Tidak
Sesuai
4 Penilaian risiko harus
mencakup semua risiko
yang dihadapi, baik
risiko individual
maupun secara
keseluruhan
(aggregate), yang
meliputi risiko kredit,
risiko pasar, risiko
likuiditas, risiko
operasional, risiko
hukum, risiko reputasi,
risiko stratejik, dan
risiko kepatuhan.
Untuk menghindari risiko kredit
macet yang terjadi karena debitur
tidak dapat melunasi kreditnya
dikarenakan keadaan tertentu,
BRI Cik Ditiro mempunyai
prosedur pemberian kredit yang
telah ditetapkan sebagai acuan
untuk melakukan pemberian
kredit. Prosedur tersebut terdiri
dari 5 tahap. Pada tahapan
tersebut, pihak berwenang harus
melakukan seleksi kepada calon
debitur dengan analisis 5C yaitu:
Character, Capacity, Capital,
Colleteral, dan Condition.
Analisis ini dilakukan untuk
menentukan apakah calon debitur
layak mendapatkan kredit. Selain
itu, selalu diadakan pemantauan
secara berkala terkait kredit
melalui para debitur dengan
memantau keberadaan dari
debitur.
Penilaian risiko
sudah mencakup
semua risiko yang
dihadapi bank
yaitu dengan
memiliki prosedur
pemberian kredit
yang jelas dan
melakukan seleksi
kepada calon
debitur dengan
analisis 5C.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
99
Tabel 5.1 Tabel Analisis Pengendalian Internal BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta berdasarkan Pengendalian Internal
SE OJK (Lanjutan)
Komponen
Pengendalian
Internal
Surat Edaran
Pengendalian Internal
OJK
Pengendalian Internal Sistem
Pemberian Kredit di BRI KC
Cik Ditiro
Temuan Lapangan
Keterangan Sesuai
Tidak
Sesuai
5 Penilaian risiko harus
dapat mengidentifikasi
jenis risiko yang
dihadapi bank,
penetapan limit risiko,
dan teknik
pengendalian risiko
tersebut
Setiap kegiatan operasional di
dalam BRI Cik Ditiro memiliki
risiko tersendiri. Untuk
meminimalkan risiko dalam
pemberian kredit yaitu kredit
macet, maka dilakukan analisis
5C.
Upaya penilaian
risiko yang
dilakukan BRI
Cik Ditiro adalah
dengan
menggunakan
analisis 5C
Kegiatan Pengendalian dan Pemisahan Fungsi
1 Direksi Bank secara
berkala meminta
penjelasan (informasi)
dan laporan kinerja
operasional dari pejabat
dan pegawai sehingga
memungkinkan untuk
mengkaji ulang hasil
kemajuan (realisasi)
dibandingkan dengan
target yang akan.
Setiap kinerja dalam BRI Cik
Ditiro selalu ada alat ukur yaitu
berupa angka. Angka tersebut
merupakan bentuk laporan kinerja
operasional dan dijadikan sebagai
suatu target yang harus dicapai
dalam kegiatan operasional.
Misalnya angka pemberian kredit
harus tumbuh 5% atau harus
menjadi 1 M dalam setahun.
Setiap angka yang naik atau turun
Direksi Bank
secara berkala
sudah meminta
penjelasan
(informasi)
mengenai laporan
operasional dalam
bentuk angka
sehingga
memungkinkan
untuk mengkaji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
100
Tabel 5.1 Tabel Analisis Pengendalian Internal BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta berdasarkan Pengendalian Internal
SE OJK (Lanjutan)
Komponen
Pengendalian
Internal
Surat Edaran
Pengendalian Internal
OJK
Pengendalian Internal Sistem
Pemberian Kredit di BRI KC
Cik Ditiro
Temuan Lapangan
Keterangan Sesuai
Tidak
Sesuai
dicapai, seperti laporan
keuangan dibandingkan
dengan rencana
anggaran yang
ditetapkan.
selalu dilaporkan beserta dengan
alasan dan solusi untuk
kedepannya.
ulang target yang
sudah dicapai.
2 Bank melaksanakan
verifikasi terhadap
akurasi dan
kelengkapan dari
transaksi dan
melaksanakan prosedur
otorisasi, sesuai dengan
ketentuan intern.
Setiap kegiatan operasional
didalam BRI Cik Ditiro terutama
pemberian kredit selalu ada
prosedurnya. Setiap tahap dalam
prosedur selalu menerangkan
dengan jelas setiap bagian di
dalam pemberian kredit. Setiap
tahapan dalam prosedur ini harus
dijalankan sebelum dilakukannya
pemberian kredit dan pihak
berwenang juga selalu melakukan
verifikasi terhadap akurasi dan
kelengkapan dalam setiap
transaksi, misalnya selalu
memastikan adanya tanda tangan
yang jelas oleh para kepentingan,
adanya nomor urut tercetak
disetiap dokumen.
Bank sudah
melaksanakan
verifikasi
terhadap akurasi
dan kelengkapan
dari transaksi
yang dalam
sistem pemberian
kredit telah
dilakukan oleh
bagian
Administrasi
Kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
101
Tabel 5.1 Tabel Analisis Pengendalian Internal BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta berdasarkan Pengendalian Internal
SE OJK (Lanjutan)
Komponen
Pengendalian
Internal
Surat Edaran
Pengendalian Internal
OJK
Pengendalian Internal Sistem
Pemberian Kredit di BRI KC
Cik Ditiro
Temuan Lapangan
Keterangan Sesuai
Tidak
Sesuai
Jika dalam prosedur pemberian
kredit ada satu tahap yang kurang,
maka pemberian kredit tidak
dapat dilanjutkan. Surat dan
dokumen pemberian kredit akan
dibuat 2 rangkap yaitu surat dan
dokumen asli akan disimpan oleh
bagian Administrasi. Kredit
sedangkan copyan surat dan
dokumen akan disimpan bagian
Account Officer (AO) guna
kepentingan pengawasan internal.
Selain itu, pencatatan dalam jurnal
kredit sudah dicatat sesuai dengan
bukti kredit masuk.
3 Pengendalian aset fisik
dilaksanakan untuk
menjamin
terselenggaranya
pengamanan fisik
terhadap asset Bank.
Kegiatan ini meliputi
pengamanan aset,
BRI Cik Ditiro telah
melaksanakan pengendalian aset
fisik dengan memiliki gedung
yang sudah dimanfaatkan secara
optimal, terdapat tempat khusus
untuk menyimpan arsip,
dokumen, dan catatan-catatan
yang berkaitan dengan aktivitas
Pengendalian aset
fisik telah
dilakukan melalui
pemanfaatan
gedung secara
optimal, memiliki
akses terbatas
terhadap ruangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
102
Tabel 5.1 Tabel Analisis Pengendalian Internal BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta berdasarkan Pengendalian Internal
SE OJK (Lanjutan)
Komponen
Pengendalian
Internal
Surat Edaran
Pengendalian Internal
OJK
Pengendalian Internal Sistem
Pemberian Kredit di BRI KC
Cik Ditiro
Temuan Lapangan
Keterangan
Sesuai
Tidak
Sesuai
catatan, dan akses
terbatas terhadap
program komputer dan
file data, serta
membandingkan nilai
aset dan liabilitas Bank
dengan nilai yang
tercantum pada catatan
pengendali, khususnya
pengecekan nilai aset
secara berkala.
perusahaan khususnya pemberian
kredit, akses terbatas terhadap
ruangan penyimpanan data serta
secara berkala melakukan
rekonsiliasi terhadap nilai asset.
BRI Cik Ditiro juga sudah
melakukan pengendalian agunan
atau jaminan kredit sebelum
pemberian kredit dilakukan.
Pengecekan jaminan dilakukan
oleh bagian Account Officer atau
Pimpinan dengan melakukan
peninjauan secara langsung untuk
menyesuaikan antara data jaminan
yang diberikan debitur dengan
keadaan jaminan yang
sesungguhnya.
penyimpanan
data, adanya
password yang
berbeda di setiap
komputer
pegawai dan
sudah
membandingkan
nilai asset dengan
liabilitas.
4 Bank paling sedikit
harus memformalkan
dan
mendokumentasikan
kebijakan, prosedur,
sistem dan standar
Di dalam BRI Cik Ditiro, seluruh
kebijakan, prosedur, sistem dan
standar akuntansi sudah
didokumentasikan dengan jelas
dan tersedia bagi seluruh pegawai
bank serta diperbaharui secara
Bank sudah
mendokumentasik
an kebijakan,
prosedur, sistem,
standar akuntansi,
dan proses audit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
103
Tabel 5.1 Tabel Analisis Pengendalian Internal BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta berdasarkan Pengendalian Internal
SE OJK (Lanjutan)
Komponen
Pengendalian
Internal
Surat Edaran
Pengendalian Internal
OJK
Pengendalian Internal Sistem
Pemberian Kredit di BRI KC
Cik Ditiro
Temuan Lapangan
Keterangan Sesuai
Tidak
Sesuai
akuntansi, serta proses
audit secara memadai.
Dokumen tersebut
harus diperbarui secara
berkala guna
menggambarkan
kegiatan operasional
Bank secara aktual,
serta harus
diinformasikan kepada
pejabat dan pegawai
Bank.
berkala. Adanya perubahan-
perubahan baru secara cepat
langsung dikomunikasikan kepada
seluruh pegawai melalui digital
office. Setiap pegawai memiliki
user dan password yang ketika
akun tersebut dibuka setiap
kebijakan, prosedur, sistem dan
standar yang baru akan muncul
sehingga memudahkan para
pegawai untuk langsung
mengetahui dan memahami
dengan hanya membaca.
serta secara
berkala sudah
memperbaharui
dokumen tersebut
melalui digital
office.
5 SPI yang efektif
mensyaratkan adanya
pemisahan fungsi dan
menghindari pemberian
wewenang serta
tanggungjawab yang
dapat menimbulkan
berbagai benturan
kepentingan (conflict of
interest).
BRI Cik Ditiro terdapat
pemisahan fungsi setiap bagian
pemberian kredit yaitu bagian
Account Officer dan Manajer
Pemasaran mengusulkan
pemberian kredit, lalu akan
diperiksa oleh Bagian
Administrasi Kredit untuk melihat
apakah legalitas sudah lengkap,
apakah peraturan didalam bank
Sudah terdapat
pemisahan fungsi
setiap bagian dari
setiap tahap
prosedur
pemberian kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
104
Tabel 5.1 Tabel Analisis Pengendalian Internal BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta berdasarkan Pengendalian Internal
SE OJK (Lanjutan)
Komponen
Pengendalian
Internal
Surat Edaran
Pengendalian Internal
OJK
Pengendalian Internal Sistem
Pemberian Kredit di BRI KC
Cik Ditiro
Temuan Lapangan
Keterangan Sesuai
Tidak
Sesuai
sudah diikuti, colleteral bisa
dilakukan peningkatan atau tidak,
lalu Bagian memutuskan apakah
layak atau tidak mendapatkan
kredit, jika layak maka akan
dikembalikan lagi kepada Bagian
Administrasi Kredit untuk
pencairan, dan di komunikasikan
kembali kepada Account Officer
dan Manajer Pemasaran.
Sistem Akuntansi, Informasi, dan Komunikasi
1 Sistem informasi harus
dapat menghasilkan
laporan mengenai
kegiatan usaha, kondisi
keuangan, penerapan
Manajemen Risiko, dan
pemenuhan ketentuan
yang mendukung
pelaksanaan tugas
Direksi dan Dewan
Komisaris.
Setiap pemberian kredit selalu
dilengkapi dengan catatan-catatan
dan dokumen dari debitur. BRI
Cik Ditiro mempunyai suatu
sistem informasi yang pada
awalnya menggunakan Loan
Approval System (LAS), Business
Development Services (BDS).
Untuk mengakses Loan Approval
System hanya membutuhan laptop
dan modem khusus. Akan tetapi
sistem informasi yang digunakan
Sistem informasi
yang ada sudah
dapat
menghasilkan
laporan mengenai
kegiatan usaha
melalui aplikasi
Loan Approval
System, Business
Development
Services dan
brispot.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
105
Tabel 5.1 Tabel Analisis Pengendalian Internal BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta berdasarkan Pengendalian Internal
SE OJK (Lanjutan)
Komponen
Pengendalian
Internal
Surat Edaran
Pengendalian Internal
OJK
Pengendalian Internal Sistem
Pemberian Kredit di BRI KC
Cik Ditiro
Temuan Lapangan
Keterangan Sesuai
Tidak
Sesuai
sekarang adalah brispot, yang cara
mengaksesnya lebih mudah yaitu
cukup menggunakan handphone.
Melalui sistem Informasi tersebut,
pihak berwenang dapat melihat
segala informasi yang berkaitan
dengan pemberian kredit.
2 Untuk menjamin data
akuntansi yang akurat
dan konsisten dengan
data yang tersedia
berdasarkan hasil
olahan sistem, proses
rekonsiliasi antara data
akuntansi dan sistem
informasi manajemen
harus dilaksanakan
secara berkala atau
paling sedikit setiap
bulan.
Bagian Kredit sudah melakukan
pencatatan dokumen kredit sesuai
dengan waktu terjadinya transaksi
dan menyusun jurnal sesuai
dengan transaksi kredit. Selain itu
untuk memastikan kembali, sudah
dilakukan proses rekonsiliasi
setiap adanya pemberian kredit.
Proses
rekonsiliasi antara
data akuntansi
dan sistem
informasi
manajemen
dilakukan tidak
rutin setiap bulan
sekali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
106
Tabel 5.1 Tabel Analisis Pengendalian Internal BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta berdasarkan Pengendalian Internal
SE OJK (Lanjutan)
Komponen
Pengendalian
Internal
Surat Edaran
Pengendalian Internal
OJK
Pengendalian Internal Sistem
Pemberian Kredit di BRI KC
Cik Ditiro
Temuan Lapangan
Keterangan Sesuai
Tidak
Sesuai
3 Sistem komunikasi
harus mampu
memberikan informasi
kepada seluruh pihak,
baik intern maupun
ekstern seperti Otoritas
Jasa Keuangan, auditor
ekstern, pemegang
saham, dan nasabah
Bank.
Ketika kredit diberikan, maka
nasabah tidak hanya menerima
fasilitas dalam bentuk uang. Akan
tetapi setiap nasabah juga akan
mendapatkan kartu ATM, Internet
banking, dan Cash Management
System. Fasilitas Cash
Management System hampir sama
dengan Internet Banking yang
dapat mengakses jumlah pinjaman
perhari, jatuh tempo bayaran
angsuran, jumlah saldo. Fasilitas
ini juga dapat melihat seluruh
rekening baik pinjaman maupun
rekening simpanan. Setiap debitur
dan bagian kredit memiliki akun
masing-masing yang terditri dari
user dan password. Fasilitas ini
juga sudah terkomunikasikan
dengan baik bagi pihak eksternal
dan juga internal.
Sistem
komunikasi yang
ada sudah mampu
memberikan
informasi kepada
seluruh pihak
yaitu melalui
Internet banking,
dan Cash
Management
System.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
107
Tabel 5.1 Tabel Analisis Pengendalian Internal BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta berdasarkan Pengendalian Internal
SE OJK (Lanjutan)
Komponen
Pengendalian
Internal
Surat Edaran
Pengendalian Internal
OJK
Pengendalian Internal Sistem
Pemberian Kredit di BRI KC
Cik Ditiro
Temuan Lapangan
Keterangan Sesuai
Tidak
Sesuai
4 Sistem informasi harus
menyediakan data dan
informasi yang relevan,
akurat, tepat waktu,
dapat diakses oleh
pihak yang
berkepentingan, dan
disajikan dalam format
yang konsisten.
sekarang adalah brispot, yang cara
BRI Cik Ditiro memiliki suatu
sistem yang dapat menyediakan
informasi secara lengkap, relevan,
dan akurat mengenai pemberian
kredit. Sistem tersebut bernama
BDS dan dapat diakses oleh pihak
berkepentingan dengan
menggunakan user dan password.
Pencatatan dokumen kredit sudah
sesuai dengan waktu terjadinya
transaksi.
Sistem informasi
yang ada sudah
menyediakan data
yang relevan,
akurat, tepat
waktu dan dapat
diakses oleh
pihak
berkepentingan.
5 Pelaksanaan
pengendalian terhadap
sistem komputer dan
pengamanannya
(general controls)
maupun pengendalian
terhadap aplikasi
perangkat lunak dan
prosedur manual
lainnya (application
controls)
Setiap komputer yang digunakan
dalam kegiatan operasional bank
selalu memiliki password guna
mengamankan data-data yang ada
didalam komputer. Dalam
pelaksanaan pengendalian, BRI
Cik Ditiro juga memiliki server
yang terdapat di 3 lokasi yaitu,
Jakarta, Bandung, dan Bali serta
selalu di backup. Jika salah satu
lokasi tersebut mengalami
Pengendalian
terhadap sistem
komputer
dilakukan melalui
adanya password
berbeda di setiap
komputer, selalu
memperbaharui
anti virus dan
memiliki server di
3 lokasi serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
108
Tabel 5.1 Tabel Analisis Pengendalian Internal BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta berdasarkan Pengendalian Internal
SE OJK (Lanjutan)
Komponen
Pengendalian
Internal
Surat Edaran
Pengendalian Internal
OJK
Pengendalian Internal Sistem
Pemberian Kredit di BRI KC
Cik Ditiro
Temuan Lapangan
Keterangan Sesuai
Tidak
Sesuai
trouble, maka lokasi lainnya akan
membackup. Ketika ketiga lokasi
tersebut trouble maka satelit lah
yang akan membackup. Serta
secara berkala selalu
memperbaharui anti virus.
satelit.
6 Direksi Bank harus
menyelenggarakan
saluran komunikasi
yang efektif agar
informasi yang
diperlukan terjangkau
oleh pihak yang
berkepentingan.
Persyaratan ini berlaku
untuk setiap informasi,
baik mengenai
kebijakan dan prosedur
yang telah ditetapkan,
eksposur Risiko, dan
transaksi aktual maupun
mengenai kinerja
operasional Bank.
Setiap infomasi baik berupa
kebijakan dan prosedur sudah
dikomunikasikan oleh pimpinan
kepada para pegawai melalui
digital yaitu akun masing-masing
pegawai, Surat Edaran (SE), dan
web. Selain itu, untuk
mempermudah proses
komunikasi, Direksi melakukan
meeting melalui digital yaitu
menggunakan Webinar yang
dapat diakses oleh seluruh pihak
yang berkepentingan. Misalnya
Rapat Direksi dengan seluruh
Account Officer diseluruh
Indonesia.
Direksi sudah
menyelenggarakan
saluran
komunikasi
melalui digital,
Surat Edaran (SE),
dan web.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
109
Tabel 5.1 Tabel Analisis Pengendalian Internal BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta berdasarkan Pengendalian Internal
SE OJK (Lanjutan)
Komponen
Pengendalian
Internal
Surat Edaran
Pengendalian Internal
OJK
Pengendalian Internal
Sistem Pemberian Kredit di
BRI KC Cik Ditiro
Temuan Lapangan
Keterangan Sesuai
Tidak
Sesuai
Kegiatan Pemantauan dan Tindakan Koreksi Penyimpangan
1 Bank harus melakukan
pemantauan secara terus
menerus terhadap efektivitas
keseluruhan pelaksanaan
pengendalian internal.
Pemantauan terhadap Risiko
utama Bank harus
diprioritaskan dan berfungsi
sebagai bagian dari kegiatan
Bank sehari-hari termasuk
evaluasi secara berkala, baik
oleh satuan kerja
operasional (risk taking
unit) maupun oleh SKAI.
BRI Cik Ditiro memiliki
komite audit yaitu Resident
Audit yang bertugas untuk
memantau kegiatan
pemberian kredit secara
berkala yaitu sebuan sekali.
Selain itu juga ada komite
audit internal yang memantau
dan mengevaluasi kegiatan
pemberian kredit selama
setahun sekali.
Bank sudah
melakukan
pemantauan
secara terus
menerus yang
dilakukan oleh
Resident Audit
setiap bulan dan
Komite Audit
setiap tahun.
2 Kelemahan dalam
pengendalian intern, baik
yang diidentifikasi oleh
satuan kerja operasional
(risk taking unit), SKAI,
maupun pihak lainnya,
harus segera dilaporkan
kepada dan menjadi
perhatian pejabat dan/atau
Hasil dari evaluasi yang
dilakukan oleh Komite audit
BRI K Cik Ditiro selalu
dilapokan kepada Dewan
Komisis. Tidak hanya itu,
tindakan koreksi
penyimpangan yang
dilakukan oleh Komite Audit
yaitu dengan
Kelemahan dalam
pengendalian
intern sudah
dilaporkan kepada
Direksi dan sudah
mengambil
langkah
perbaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
110
Tabel 5.1 Tabel Analisis Pengendalian Internal BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta berdasarkan Pengendalian Internal
SE OJK (Lanjutan)
Komponen
Pengendalian
Internal
Surat Edaran
Pengendalian Internal
OJK
Pengendalian Internal
Sistem Pemberian Kredit di
BRI KC Cik Ditiro
Temuan Lapangan
Keterangan Sesuai
Tidak
Sesuai
Direksi yang berwenang.
Kelemahan pengendalian
internal yang material harus
dilaporkan kepada Dewan
Komisaris.
mengkomunikasikan kepada
para pegawai untuk
diperbaiki dengan masa
waktu maksimal 3 bulan
dimulai dari laporan
diberikan. Setiap temuan
yang dianggap berpotensi
penyimpangan atau
ketidaksesuaian akan dibahas
dalam rapat khusus.
3 Direksi harus menciptakan
suatu sistem yang dapat
menelusuri kelemahan pada
pengendalian intern dan
mengambil langkah
perbaikan.
Dalam pemberian kredit
terdapat prosedur yang terdiri
dari beberapa tahap. Prosedur
tersebut digunakan sebagai
acuan dalam proses
pemberian kredit. Ketika
tahap tersebut tidak
dijalankan sesuai dengan
prosedur yang telah
ditetapkan maka pemberian
kredit tidak dapat diberikan
dan penolakan kredit tersebut
akan dikaji ulang.
Direksi sudah
menciptakan
sistem yang dapat
menelusuri
kelemahan
pengendalian
internal
pemberian kredit
yaitu melalui
prosedur
pemberian kredit
yang jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
111
Tabel 5.1 Tabel Analisis Pengendalian Internal BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta berdasarkan Pengendalian Internal
SE OJK (Lanjutan)
Komponen
Pengendalian
Internal
Surat Edaran
Pengendalian Internal
OJK
Pengendalian Internal
Sistem Pemberian Kredit di
BRI KC Cik Ditiro
Temuan Lapangan
Keterangan Sesuai
Tidak
Sesuai
Melalui prosedur tersebut
dapat menelusuri
pengendalian internal pada
pemberian kredit. Selain itu,
untuk memastikan NPWP dan
KTP calon nasabah dapat
menggunakan sistem khusus
yang terintegrasi dengan
OJK.
4 Bank menetapkan satuan
kerja atau pegawai yang
ditugaskan untuk memantau
efektivitas pengendalian
internal dan memastikan
bahwa fungsi pemantauan
telah ditetapkan secara jelas
dan terstruktur dengan baik
dalam organisasi Bank.
BRI Cik Ditiro sudah
memiliki prosedur, aturan,
kebijakan, job description
yang jelas mengenai fungsi
dari Komite audit dan
resident audit. Sehingga,
komite audit sudah
melaksanakan tugasnya
sesuai dengan aturan yang
sudah ditetapkan termasuk
jadwal kegiatan pemantauan.
Bank sudah
menetapkan
satuan kerja untuk
memantau
efektivitas
pengendalian
internal yaitu
Resident Audit
dan Komite audit.
5 Bank melakukan kaji ulang
terhadap dokumen dan hasil
evaluasi dari satuan kerja
BRI Cik Ditiro selalu
melakukan kaji ulang
terhadap dokumen dan hasil
Bank sudah
melakukan kaji
ulang terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
112
Tabel 5.1 Tabel Analisis Pengendalian Internal BRI KC Cik Ditiro Yogyakarta berdasarkan Pengendalian Internal
SE OJK (Lanjutan)
Sumber: Data diolah, 2019
Komponen
Pengendalian
Internal
Surat Edaran
Pengendalian Internal
OJK
Pengendalian Internal
Sistem Pemberian Kredit di
BRI KC Cik Ditiro
Temuan Lapangan
Keterangan Sesuai
Tidak
Sesuai
atau pegawai yang
ditugaskan untuk melakukan
pemantauan.
evaluasi Komite Audit serta
mencari langkah-langkah
yang akan dilakukan untuk
meminimalkan risiko. Selain
itu, permasalahan sama yang
timbul untuk beberapa
cabang, hasil evaluasi
tersebut akan diidentifikasi
penyebab terjadinya apakah
berasal dari karyawan
didalam perusahaan, nasabah
atau sistem yang telah
ditetapkan didalam
perusahaan.
dokumen dan
hasil evaluasi dari
satuan kerja dan
mencari langkah-
langkah untuk
meminimalkan
potensi risiko
yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
113
Berdasarkan hasil analisis data diatas diperoleh bahwa pengendalian
internal sistem pemberian kredit di Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Cik
Ditiro Yogyakarta pada komponen 1 (satu) pengawasan oleh manajemen dan
budaya pengendalian, komponen 2 (dua) identifikasi dan penilaian risiko,
komponen 3 (tiga) kegiatan pengendalian dan pemisahan fungsi, dan
komponen 5 (lima) kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi penyimpangan
sudah sesuai dengan sistem pengendalian intern bagi Bank Umum menurut
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35 Tahun 2017. Sedangkan, pada
komponen 4 (empat) yaitu sistem akuntansi, informasi dan komunikasi,
terdapat satu unsur yang tidak sesuai yaitu pada unsur proses rekonsiliasi
antara data akuntansi dan sistem informasi manajemen dikarenakan dalam
pelaksanaannya tidak secara rutin dilakukan 1 (satu) bulan sekali sebagaimana
yang ditetapkan oleh Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35 Tahun
2017. Hal ini disebabkan oleh faktor eksternal yang berasal dari nasabah yang
terletak pada perkembangan usaha nasabah.
C. Pembahasan
Sistem pemberian kredit di BRI Kantor Cabang Cik Ditiro Yogyakarta
terdiri dari 5 (lima) tahap secara berurut yaitu permohonan kredit, survei dan
analisis kredit, keputusan pemberian kredit, pencairan kredit, dan pelunasan
kredit. Kelima tahapan pemberian kredit tersebut dilakukan secara sistematis.
Hal ini berguna untuk memperlancar dan mengatur proses pemberian kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
114
Berdasarkan hasil analisis pengendalian internal terhadap sistem
pemberian kredit yang merujuk kepada Surat Edaran OJK diuraikan sebagai
berikut:
1. Pengawasan oleh Manajemen dan Budaya Pengendalian
Budaya pengendalian mencerminkan tanggungjawab Direksi dan
Dewan Komisaris dalam meningkatkan etika kerja dan integritas yang tinggi
serta menciptakan suatu kultur organisasi yang menekankan kepada seluruh
pegawai bank mengenai pentingnya pengendalian internal yang berlaku di
bank. Lingkungan pengendalian mencerminkan keseluruhan komitmen,
perilaku, kepedulian dan langkah-langkah Dewan Komisaris dan Direksi
bank dalam melaksanakan kegiatan pengendalian operasional bank.
Berdasarkan Surat Edaran OJK, terdapat sembilan unsur dalam
komponen pengawasan oleh manajemen dan budaya pengendalian.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa BRI Cik
Ditiro Yoyakarta telah menerapkan seluruh unsur dalam komponen
pengawasan oleh manajemen dan budaya pengendalian yang dapat dilihat
dari Direksi dan Dewan Komisaris BRI Cik Diktiro sudah menempatkan
pegawai sesuai dengan keterampilannya masing-masing melalui perekrutan
calon pegawai dengan beberapa proses seleksi dan dikontrak selama 6-12
bulan, setiap pimpinan harus melalui tahap-tahap jenjang karir sehingga
setiap pimpinan sudah memiliki komitmen yang tinggi, disiplin, patuh dan
taat pada aturan dan memiliki pola kerja yang bagus, memiliki kode etik
yang jelas dan dijadikan sebagai pedoman dan indikator dalam menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
115
integritas dan nilai-nilai etik dari pimpinan dan pegawai, untuk membangun
suasana kekeluargaan antara pimpinan dan karyawan diadakan kegiatan
family gathering dan mengundang motivator dari luar perusahaan.
Upaya Direksi untuk menghindari terjadinya penyimpangan atau
pelanggaran yaitu dengan mempunyai aturan yang jelas, punishment yang
tegas, reward bagi pegawai yang sudah bekerja keras, standar operasional
perusahaan dan control berlapis selain yang dilakukan oleh pihak audit,
setiap kebijakan, standar, dan prosedur, struktur organisasi yang
menggambarkan kewenangan dan tanggung jawab suatu jabatan dalam
pemberian kredit sudah didokumentasikan secara tertulis melalui sebuah
buku dan surat edaran yang tersedia bagi setiap pegawai sesuai dengan
bagiannya, sudah memastikan bahwa manajer telah melakukan pengendalian
dengan efektif, dan memiliki visi dan misi perusahaan dan budaya kerja
yang dikomunikasikan dari pimpinan keseluruh pegawai perusahaan
sehingga setiap pegawai mengetahui secara langsung arah perusahaan
kedepannya, serta memiliki Good Corporate Governance yang jelas dimana
hal ini akan meningkatkan kesadaran pegawai mengenai pentingnya
efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
2. Identifikasi dan Penilaian Risiko
Penilaian risiko merupakan serangkaian tindakan yang dilaksanakan
oleh Direksi dalam rangka identifikasi, analisis, dan menilaian risiko yang
dihadapi oleh bank dalam rangka pencapaian target yang ditetapkan.
Penafsiran risiko harus mencakup pertimbangan khusus terhadap risiko yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
116
dapat timbul dari perubahan keadaan. Identifikaasi risiko adalah kegiatan
untuk menemukan atau mengetahui risiko-risiko yang mungkin timbul
dalam kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap faktor eksternal.
Berdasarkan Surat Edaran OJK terdapat lima unsur dalam
komponen identifikasi dan penilaian risiko. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa BRI Kantor Cabang Cik Ditiro Yogyakarta telah menerapkan seluruh
komponen identifikasi dan penilaian risiko yang dapat dilihat dari prosedur
terbagi menjadi 5 (lima) tahap, yaitu tahap permohonan kredit, tahap survei
dan analisis kredit, tahap keputusan kredit, tahap pencairan kredit, dan tahap
pelunasan kredit. Setiap tahap prosedur pemberian kredit selalu diotorisasi
oleh pihak yang berwenang, sehingga dapat meminimalisasi risiko yang
mungkin terjadi, pimpinan juga memastikan secara langsung ke lapangan
terkait identitas dari debitur seperti mengecek apakah seorang debitur
memang bekerja pada satu instansi sesuai dengan keterangan dalam surat
permohonan kredit.
BRI KC Cik Ditiro memiliki Komite audit yaitu resident audit yang
memantau sebulan sekali pengendalian risiko dan secara periodik juga akan
melaporkan kepada komite audit dan setiap tahun internal audit akan
mengevaluasi kegiatan operasional, Komite Audit juga selalu mencari
langkah-langkah yang akan dilakukan bank ketika ditemukan potensi
terjadinya risiko baik risiko yang sudah ada sebelumnya maupun yang
belum muncul, terdapat prosedur pemberian kredit yang jelas guna
menghindari risiko kredit macet yang dalam tahap tersebut sudah melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
117
analisis 5C untuk menentukan apakah calon debitur layak mendapatkan
kredit yang dapat dilihat pada tabel 5.1
3. Kegiatan Pengendalian dan Pemisahan Fungsi
Kegiatan pengendalian harus melibatkan seluruh pegawai bank
termasuk direksi. Oleh karena itu, kegiatan pengendalian akan berjalan
efektif apabila direncanakan dan diterapkan guna mengendalikan risiko yang
telah diidentifikasi. Kegiatan pengendalian mencakup pula penetapan
kebijakan dan prosedur pengendalian serta proses verifikasi lebih dini untuk
memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tersebut secara konsisten
dipatuhi, serta merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari setiap fungsi
atau kegiatan Bank sehari-hari.
Berdasarkan Surat Edaran OJK terdapat lima unsur dalam komponen
kegiatan pengendalian dan pemisahan fungsi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa BRI Kantor Cabang Cik Ditiro Yogyakarta telah menerapkan seluruh
komponen kegiatan pengendalian dan pemisahan fungsi yang terdiri atas
adanya alat ukur berupa angka dimana angka tersebut merupakan bentuk
laporan kinerja operasional dan dijadikan sebagai suatu target yang harus
dicapai dalam kegiatan pemberian kredit, terdapat kebijakan, prosedur,
sistem dan standar akuntansi yang jelas dan selalu diperbaharui dan sudah
menggambarkan tugas dan kewenangan setiap pegawai yang selalu
diinformasikan kepada seluruh pegawai bank.
Tahapan pemberian kredit selalu dilakukan verifikasi terhadap
akurasi dan kelengkapan seperti tanda tangan dari pihak berwenang, nomor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
118
urut tercetak, telah melaksanakan pengendalian asset fisik dengan
memanfaatkan gedung secara optimal, terdapat tempat khusus untuk
menyimpan arsip, dokumen dan catatan, akses terbatas terhadap ruang
penyimpanan data, selalu memperbaharui anti virus, serta sudah melakukan
pencatatan dalam jurnal pemberian kredit sesuai dengan bukti kredit masuk
yang dapat dilihat pada tabel 5.1.
4. Sistem Akuntansi, Informasi, dan Komunikasi
Sistem akuntansi, informasi, dan komunikasi yang memadai
dimaksudkan agar dapat mengidentifikasi masalah yang mungkin timbul dan
digunakan sebagai sarana tukar menukar informasi dalam rangka
pelaksanaan tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.
Komunikasi mencakup pemberian pemahaman yang jelas tentang peran dan
tanggung jawab setiap karyawan berkenaan dengan sistem informasi
perusahaan.
Berdasarkan sistem pengendalian intern bagi Bank umum menurut
Surat Edaran OJK terdapat enam unsur dalam komponen sistem akuntansi,
informasi, dan komunikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
keenam unsur yang ada, hanya pada unsur kedua ditemukan hasil tidak
sesuai, yang diterapkan oleh BRI Kantor Cabang Cik Ditiro Yogyakarta
yang merujuk pada standar Surat Edaran OJK yaitu pada proses rekonsiliasi
antara data akuntansi dan sistem informasi manajemen dilakukan tidak
secara rutin selama 1 (satu) bulan sekali sebagaimana yang ditetapkan oleh
Surat Edaran OJK. Hal ini disebabkan karena adanya faktor eksternal yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
119
yang berasal dari nasabah. Kondisi ini dapat terjadi dipengaruhi oleh
perkembangan dari usaha nasabah. Oleh karena itu, pihak bank melakukan
rekonsiliasi selama 3 (tiga) bulan sekali, dengan harapan perkembangan
usaha nasabah dapat menunjukkan peningkatan atau kemajuan atau
perubahan yang mengarah ke positif.
Sementara itu, pada unsur 1, 3, 4, 5, dan 6 telah sesuai berdasarkan
standar yang telah ditetapkan Surat Edaran OJK yang dapat dilihat dari
setiap pemberian kredit selalu dilengkapi dengan catatan-catatan dan
dokumen dari debitur, mempunyai sistem informasi yang bernama brispot
dan dapat diakses oleh para pihak berkepentingan, bagian kredit sudah
melakukan pencatatan dokumen kredit sesuai dengan waktu terjadinya
transaksi dan menyusun jurnal sesuai dengan transaksi kredit.
Debitur diberikan fasilitas dalam pemberian kredit seperti kartu
ATM, internet banking, dan Cash Management System dimana melalui
fasilitas ini debitur dapat mengetahui dan mengakses jumlah pinjaman
perhari, jatuh tempo bayaran angsuran, jumlah saldo dan dapat diakses oleh
pihak eksternal dan internal, setiap komputer selalu memiliki password guna
mengamankan data-data, memiliki server di 3 lokasi yang tesebar di
Indonesia dan juga memiliki satelit untuk membackup jika terdapat trouble,
serta setiap infomasi baik berupa kebijakan dan prosedur sudah
dikomunikasikan oleh pimpinan kepada para pegawai melalui digital yang
dapat dilihat pada tabel 5.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
120
5. Kegiatan Pemantauan dan Tindakan Koreksi Penyimpangan
Kegiatan pemantauan merupakan proses penilaian kinerja
pengendalian internal sepanjang waktu. Pemantauan dilaksanakan oleh
personal yang berwenang melakukannya, untuk menentukah pengedalian
internal beroperasi sebagaimana yang diharapkan. Pemantauan mencakup
penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan tindakan
perbaikan yang dilakukan.
Berdasarkan Surat Edaran OJK terdapat lima unsur dalam komponen
kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi penyimpangan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa BRI Kantor Cabang Cik Ditiro Yogyakarta telah
menerapkan seluruh komponen kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi
penyimpangan yang dapat dilihat pada tabel 5.1. Pada tabel ini dapat dilihat
bahwa BRI Kantor Cabang Cik Ditiro Yogyakarta memiliki komite audit
yaitu Resident Audit yang bertugas untuk memantau kegiatan pemberian
kredit secara berkala yaitu sebuan sekali, selain itu juga memiliki komite
audit internal yang memantau dan mengevaluasi kegiatan pemberian kredit
selama setahun sekali, melalui job description fungsi, wewenang, tugas dan
aturan jadwal kegiatan pemantauan yang dilakukan komite audit sudah
disusun dengan jelas.
Hasil dari evaluasi komite audit selalu dilapokan kepada Dewan
Komisaris dan tindakan koreksi penyimpangan yang dilakukan Komite
Audit yaitu mengkomunikasikan kepada para pegawai untuk diperbaiki
dengan masa waktu maksimal 3 bulan dimulai dari laporan diberikan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
121
selalu melakukan kaji ulang terhadap dokumen dan hasil evaluasi Komite
Audit serta mencari langkah-langkah yang akan dilakukan untuk
meminimalkan risiko.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
122
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa pengendalian internal sistem pemberian kredit di Bank
Rakyat Indonesia Kantor Cabang Cik Ditiro Yogyakarta belum sesuai dengan
sistem pengendalian intern bagi Bank Umum menurut Surat Edaran Otoritas
Jasa Keuangan Nomor 35 Tahun 2017. Komponen yang belum sesuai yaitu
komponen 4 (empat) sistem akuntansi, informasi dan komunikasi, pada unsur
proses rekonsiliasi antara data akuntansi dan sistem informasi manajemen
dikarenakan dalam pelaksanaannya tidak secara rutin dilakukan 1 (satu) bulan
sekali sebagaimana yang ditetapkan oleh Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 35 Tahun 2017. Hal ini disebabkan oleh faktor eksternal yang berasal
dari nasabah yang terletak pada perkembangan usaha nasabah.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini hanya menggunakan instrumen cara pengumpulan data
berupa wawancara dan dokumentasi sehingga, masih terdapat kemungkinan
kelemahan-kelemahan yang ditemui seperti singkronisasi antara informasi
yang diberikan informan dengan data yang sesungguhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
123
C. Saran
1. Saran untuk BRI Kantor Cabang Cik Ditiro Yogyakarta
sistem pengendalian intern bagi bank umum menurut Surat Edaran OJK
terdiri dari 5 (lima) komponen. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan
salah satu unsur dalam komponen sistem akuntansi, informasi dan
komunikasi yang diterapkan oleh Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang
Cik Ditiro Yogyakarta tidak sesuai dengan pengendalian internal menurut
Surat Edaran OJK yaitu pada unsur proses rekonsiliasi antara data akuntansi
dan sistem informasi manajemen dilakukan tidak secara rutin selama 1
(satu) bulan sekali. Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Cik Ditiro
Yogyakarta sebaiknya melakukan proses rekonsiliasi antara data akuntansi
dan sistem informasi manajemen secara rutin yaitu setiap bulan guna
menjamin data akuntansi yang akurat dan konsisten.
2. Saran untuk Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya, diupayakan untuk melengkapi metode
pengumpulan data dengan metode penelitian lain seperti, observasi atau
pengamatan langsung pada objek penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
124
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A., 2013. “Tinjauan Efektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Internal
Pemberian Kredit pada PT Bank Mega Cabang Makassar”. Skripsi
Dipublikasikan. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Arifin, J. 2017. SPSS 24 untuk Penelitian dan Skripsi. PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Budiyati, 2008. “Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Pemberian Kredit (Studi
Kasus pada PD BPR Bank Pasar Kabupaten Boyolali)”. Skripsi
Dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Cahyani, B.E.P. 2016. “Analisis Efektivitas Pengendalian Internal pada Sistem
Pemberian Kredit: Studi Kasus pada PD. Bank Perkreditan Rakyat Bank
Sleman”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Hadi, P.R., dan Rahayu, Y. 2014. “Sistem Pengendalian Internal Pemberian
Kredit pada Bank Danamon Cabang Kembang Jepun Surabaya”. Jurnal
Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol. 3, No 11, Hal. 1-16
Haninun. 2011. “Pengaruh Pengendalian Intern Perkreditan Terhadap Kredit
Bermasalah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Cabang
Teluk Betung”. Jurnal Akuntansi & Keuangan. Vol. 2, No. 1, Hal. 144-
164.
Indrasari, N. 2017. “Pengaruh Cita Rasa, Nilai Gizi dan Variasi Produk terhadap
Kepuasan Pelanggan Pada Yes Delivery di Plosokandang Tulungagung”.
Artikel Skripsi. Vol. 01, No 07, Hal. 1-12.
Jelantik, A.A.K. 2018. Mengenal Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas Sekolah
Sebuah Gagasan, Menuju Perbaikan Kualitas Secara Berkelanjutan
(Countinous Quality Improvement). Penerbit Deepublish, Yogyakarta.
Jusuf, H. A., 2011. Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 2. Edisi ke-7. Bagian Penerbitan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi. PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
______. 2015. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi. PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
125
Kuncoro, 2002. Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi. BPFE, Yogyakarta.
Lapau, B. 2012. Metode Penelitian Kesehatan: Metode Ilmiah Penulisan Skripsi,
Tesis, dan Disertasi. Yayasan Pustaka Obor Indonensia, Jakarta.
Luthfiyah dan Fitrah, M. 2017. Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif,
Tindakan Kelas & Studi Kasus. CV Jejak, Sukabumi.
Morissan. 2017. Metode Penelitian Survei. Kencana, Jakarta.
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Salemba Empat, Jakarta.
______. 2008. Sistem Akuntansi. Edisi 3. Salemba Empat, Jakarta.
______. 2010. Sistem Akuntansi. Edisi 3. Salemba Empat, Jakarta
Mulyadini, S. 2015. “Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Proses Pemberian
Kredit (Studi Kasus pada PT Bank BJB Cabang Karawang)”. Skripsi
Dipublikasikan. Universitas Widyatama, Bandung.
Munawaroh. 2011. “Peranan Pengendalian Internal dalam Menunjang Efektivitas
Sistem Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah (Studi Kasus di
Koperasi Pegawai Bank Rakyat Indonesia Cabang Kediri)”. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 13. No. 13, Hal 76-82.
Muzamil, M. 2015. “Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Internal Penyaluran
Kredit Pada BRI Kota Samarinda (Studi Kasus Di Bri Kcp Unit Karang
Paci Samarinda)”. E-Journal Ilmu Administrasi Bisnis. Vol. 3 No. 3, Hal.
661-674.
Nursyahriana, A., Hadjat, M., dan Tricahyadinata, I. 2017. “Analisis Faktor
Penyebab Terjadinya Kredit Macet”. Jurnal Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Mulawarman. Vol. 19, No. 1, Hal. 1-14.
Rahayu, S. K., dan Suhayati, E. 2010). Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan
Akuntansi Publik. Graha Ilmu cetakan pertama, Yogyakarta.
Sulistyo, V.Y. 2006. “Evaluasi Penerapan Internal Audit pada Sistem
Pengendalian Internal Penggajian (Studi Kasus di PT “X” Surabaya)”.
Skripsi Dipublikasikan. Universitas Airlangga, Surabaya.
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35 Tahun 2017, Tentang Pedoman
Standar Sistem Pengendalian Intern Bagi Bank Umum. Jakarta
Suryaningrum, P. 2016, “Analisis Proses Pemberian Kredit Dan Pengendalian
Internal Yang Diterapkan (Studi Pada BPR “X” Kabupaten Gresik”,
Jurnal Akuntansi UNESA, Vol 4, No 2, Hal. 1-25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
126
Suyatno, Thomas. 1995. Dasar-dasar Perkreditan. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Swarjana, I.K. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. CV. Andi Offset,
Yogyakarta.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Jakarta.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992.Tentang Perbankan. Jakarta.
Waluya, B. 2007. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat.
Penerbit PT Setia Purna Inves, Bandung.
Widiyono, T. 2009. Agunan Kredit dalam Financial Engineering. Ghalia
Indonesia cetakan pertama.
Yasa, I.D.P.G.S dan Jati, I.K. 2013. “Pengaruh Komponen Pengendalian Internal
Kredit Pada Kredit Bermasalah BPR di Kabupaten Buleleng”. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana Vol. 4, No. 2, Hal. 315-331.
Yusuf, A.M. 2017. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan. Edisi Pertama. Kencana, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
128
Lampiran I
DAFTAR PEDOMAN WAWANCARA
A. Pengawasan oleh Manajemen dan Budaya Pengendalian
1. Apakah direksi dan dewan komisaris sudah mempekerjakan pegawai
bagian kredit sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang dimiliki
masing-masing pegawai?
2. Apakah direksi dan dewan komisaris sudah menjadi panutan bagi seluruh
pegawai?
3. Bagaimana bentuk tanggung jawab direksi dan dewan komisaris dalam
meningkatkan etika kerja dan integritas yang tinggi serta menciptakan
suatu budaya organisasi yang menekankan kepada seluruh pegawai Bank
mengenai pentingnya pengendalian intern yang berlaku di Bank?
4. Bagaimana upaya bank dalam menghindari kebijakan dan praktik yang
dapat mengakibatkan dorongan atau peluang untuk melakukan
penyimpangan atau pelanggaran?
5. Apakah direksi dan dewan komisaris memiliki pedoman dalam prosedur
pemberian kredit secara tertulis?
6. Apakah di dalam struktur organisasi sudah jelas menggambarkan
kewenangan, tugas dan taggungjawab untuk masing-masing karyawan
disetiap bagiannya, sehingga terhindar dari adanya penggandaan tugas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
129
7. Apakah direksi memastiksn bahwa pendelegasian wewenang seperti
tanda tangan dari pihak yang berwewenang berjalan dengan efektif?
8. Apakah direksi sudah memastikan bahwa para manajer atau pejabat telah
mengembangkan dan melaksanakan kebijakan dan prosedur yang telah
diterapkan?
9. Bagaimana upaya dewan komisaris dan direksi dalam meningkatkan
kesadaran seluruh pegawai agar tercapainya pengendalian internal yang
baik?
B. Identifikasi dan Penilaian Risiko
1. Apakah direksi telah melakukan penilaian risiko yang mungkin dihadapi
bank? jika iya, bagaimana direksi melakukannya?
2. Apakah tujuan pemberian kredit dalam Bank Rakyat Indonesia secara
keseluruhan sudah tercapai dengan baik? Dan tujuan-tujuan apa saja yang
sudah tercapai tersebut?
3. Apakah komite audit berperan aktif dalam penilaian risiko yang mungkin
dihadapi bank?
4. Apakah pengendalian internal selalu dievaluasi secara terus menerus
mengenai pengaruh dari setiap perubahan ligkungan dan kondisi serta
dampak dari pencapaian target dalam kegiatan operasional bank?
Khususnya bagi prosedur pemberian kredit
5. Apakah dalam analisa kredit, bagian Account Officer (AO) melakukan
analisis laporan keuangan dan non keuangan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
130
6. Apakah penilaian risiko (jika sudah ada) yang dilakukan bagian Account
Officer (AO) dapat mengidentifikasikan jenis risiko yang dihadapi bank?
C. Kegiatan Pengendalian dan Pemisahan Fungsi
1. Apakah direksi secara berkala meminta penjelasan (informasi) dan
laporan kinerja dari pejabat dan pegawai pemberian kredit?
2. Bagaimana bentuk laporan kinerja operasional yang disusun oleh pegawai
kredit?
3. Apakah dalam pengotorisasian surat dan dokumen dalam prosedur
pemberian kredit telah dilakukan sesuai dengan pejabat yang berwenang?
4. Apakah bukti pemberian kredit masuk terdiri dari beberapan rangkapan
dan didistribusikan kepada bagian AO, Administrasi Kredit, Kepala
Cabang guna kepentingan pengawasan internal?
5. Apakah dokumen pemberian kredit telah bernomor urut tercetak?
6. Apakah bagian kredit melakukan verifikasi terhadap akurasi dan
kelengkapan dari setiap transaksi kredit sesuai dengan ketentuan yang
berlaku?
7. Apakah kegiatan pengendalian asset fisik dilakukan secara berkala?
8. Apakah pihak bank memiliki tempat khusus untuk melindungi dokumen-
dokumen nasabah?
9. Apakah dokumen pemberian kredit telah memiliki desain yang memadai?
10. Apakah bank mendokumentasikan setiap kebijakan, prosedur, sistem dan
standar akuntansi serta proses audit secara berkala dan diinformasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
131
kepada para pegawai bank? seperti hal-hal yang berhubungan dengan
kredit?
11. Apakah pencatatan dalam jurnal pemberian kredit didasarkan pada bukti
kredit masuk yang telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang dan
dilampiri oleh dokumen lengkap?
12. Apakah terdapat pemisahan fungsi pegawai dari setiap prosedur
pemberian kredit?
D. Sistem Akuntansi, Informasi, dan Komunikasi
1. Apakah terdapat sistem informasi yang mencakup metode-metode dan
catatan-catatan untuk menunjukkan dan mencatat semua transaksi
pemberian kredit yang sah?
2. Apakah proses rekonsiliasi antara data akuntansi dan sistem informasi
manajemen untuk menjamin data akuntansi yang akurat dan konsisten
dilakukan secara berkala?
3. Apakah terdapat sistem komunikasi yang dapat memberikan informasi
kepada seluruh pihak baik internal maupun eksternal?
4. Apakah pihak bank telah melakukan pencatatan dokumen kredit sesuai
dengan waktu terjadinya transaksi?
5. Apakah sistem informasi yang ada menyediakan data dan informasi yang
relevan, akurat, tepat waktu dan dapat diakses oleh pihak yang
berkepentingan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
132
6. Apakah pihak bank telah menyusun Jurnal Kredit berdasarkan setiap
transaksi kredit?
7. Apakah terdapat pengendalian terhadap sistem komputer dan
pengamanannya maupun sistem terhadap aplikasi perangkat lunak dan
prosedur manual lainnya?
8. Apakah dewan direksi menyelenggarakan saluran komunikasi yang
efektif mengenai prosedur pemberian kredit agar informasi yang
diperlukan terjangkau oleh pihak yang berkepentingan?
9. Bagaimana bentuk saluran komunikasi yang ada di dalam bank?
E. Kegiatan Pemantauan dan Tindakan Koreksi Penyimpangan
1. Apakah pihak yang berwenang telah melakukan pemantauan secara rutin
atas keseluruhan pelaksanaan pengendalian internal pemberian kredit?
2. Apakah pihak yang berwenang melakukan evaluasi kinerja untuk seluruh
pegawai pemberian kredit di dalam bank?
3. Apakah setelah melakukan pemonitoran, Komite Audit melaporkan
kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam prosedur pemberian kredit?
4. Bagaimana tindakan koreksi penyimpangan yang dilakukan oleh Komite
Audit?
5. Apakah terdapat suatu sistem yang dapat menelusuri kelemahan pada
pengendalian internal prosedur pemberian kredit dan mengambil langkah
perbaikan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
133
6. Apakah bank sudah memastikan fungsi pemantauan/Monitoring telah
ditetapkan secara jelas, terstruktur dan berkala?
7. Apakah bank menetapkan satuan kerja yang bertugas untuk memantau
efektivitas pengendalian internal?
8. Apakah bank sudah melakukan kaji ulang terhadap dokumen dan hasil
evaluasi dari satuan kerja yang ditugaskan untuk melakukan pemantauan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI