EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

70
EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SISWA SMA NEGERI 1 AJANGALE KABUPATEN BONE SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam ( S.Pd.I ) Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar KASMIRAH ADRIANI 105 190 1237 11 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1436 H / 2015 M

Transcript of EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

Page 1: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SISWA SMA

NEGERI 1 AJANGALE KABUPATEN BONE

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam ( S.Pd.I ) Pada Jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

KASMIRAH ADRIANI

105 190 1237 11

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1436 H / 2015 M

Page 2: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …
Page 3: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …
Page 4: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …
Page 5: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman problematika peserta didik di

sekolah semakin beragam. Jalan pikiran siswa menjadi terbagi dengan

masalah diluar sekolah dan didalam sekolah. Suatu tindak layanan

sekolah pada peserta didik yaitu dengan adanya bimbingan konseling

yang mengarahkan para peserta didik untuk mengetahui bakat dan

potensi dalam diri mereka.

Bimbingan konseling biasanya berbicara mengenai aspek

psikologis, ini akan sangat penting jika ada banyak gangguan psikis pada

peserta didik yang biasanya tertekan masalah dan tidak mampu

menangkap pelajaran dengan baik, peserta didik mengalami

permasalahan disekolah, entah itu bolos maupun melakukan pelanggaran

yang telah ditentukan. Maka dari itu perlu adanya Bimbingan konseling

untuk membimbing siswa memotivasi diri bahwa mereka adalah suatu

pribadi yang unik dan mampu bersaing. Apa lagi disekolah SMA Negeri 1

Ajangale Kabupaten Bone ini secara langsung saya melihat keadaan

bagaimana karakter siswa setelah diberikan bimbingan oleh guru BK

ternyata kebanyakan siswa masih dominan belum bisa menjaga

kedisiplinan waktu yang telah diterapkan oleh sekolah, tapi para guru

berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi para siswa.

1

Page 6: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

2

Bimbingan konseling tidak hanya biasa dilakukan oleh guru BK

saja melainkan salah satu tugas wajib wali kelas yang dapat mengontrol

perilaku siswanya sehari-hari.Perbedaan laju pertumbuhan dan

kedewasaan adalah masalah yang dapat dipantau wali kelas yang lebih

banyak masuk kelas saat mengajar ketimbang guru BK yang biasanya

berhadapan pada saat-saat tertentu saja.

Perlunya bimbingan konseling juga dapat berfungsi sebagai

pemantau masalah-masalah siswa yang berkaitan tentang masalah

kelainan tingkah laku dan adaptasi. Sulitnya salah satu siswa untuk

bergaul dan cenderung mengasingkan diri dari teman-temannya memiliki

akar permasalahan yang biasanya beruntun.

Bimbingan konseling juga diperlukan untuk membimbing siswa

dalam aspek agama. Masa remaja adalah masa dimana mereka

mempertanyakan Tuhan mereka, karena hampir seluruhnya adalah

agama warisan orang tua. Proses mempertanyakan ini dikarenakan

keyakinan yang diturunkan belum sepenuhnya mereka percaya.

Bimbingan dalam hal ini memerlukan bukti-bukti nyata yang akan

membuat mereka takjub dan memiliki rasa percaya untuk dasarnya.

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang sitem

Pendidikan Nasional, pendidikan diaktikan sebagai usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembe- lajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

Page 7: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

3

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Lebih lanjut, mengenai fungsi pendidikan

dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Maka dari itu pasti ada perubahan tingkah laku pada diri siswa

setelah diberikan bimbingan entah itu siswa mengalami perubahan atau

tidak tergantung kesadaran mereka menyikapinya. perubahan adalah

suatu hasil seseorang yang mencari cara memecahkan masalah atau

meningkatkan potensi dirinya yang diciptakan sesuai dengan perubahan

dalam lingkungannya.

Sesuai dengan firman Allah SWT. pada QS. Al-Imran : 104

Terjemahnya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar ; merekalah orang-orang yang beruntung. ( Kementerian Agama 2007 : 63 )

Page 8: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas,maka dapat dirumuskan

masalah yakni:

1. Bagaimana pelaksanaan bimbingan dan konselingdi SMA Negeri

1 Ajangale kabupaten Bone?

2. Bagaimana efektifitas bimbingan dan konseling terhadap

perubahan perilaku siswa SMA Negeri 1 Ajangale Kabupaten

Bone?

3. Bagaimana perubahan sikap siswa yang melakukan pelanggaran

setelah diberikan bimbingan di SMA Negeri 1 Ajangale kabupaten

Bone?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan diatas,

maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sikap siswa dalam memahami pelaksanaan

bimbingan dan konseling siswa di SMA Negeri 1 Ajangale.

2. Untuk mengetahui perubahan Sikap siswa yang melakukan

pelanggaran seteleh diberikan bimbingan di SMA Negeri 1

Ajangale?

3. Untuk mengetahui efektifitas bimbingan dan konseling terhadap

perubahan perilaku siswa SMA Negeri 1 Ajangale?

Page 9: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

5

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut :

1. Bagi Penulis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

wawasan dan pemahaman bagi penulis tentang efektifitas

pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap perubahan

perilaku siswa.

2. Bagi Pendidik : Sebagai pegangan atau patokan dalam meninjau

mengenai pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap

perubahan perilaku siswa.

3. Bagi Sekolah : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi mengenai efektifitas pelaksanaan bimbingan dan

konseling terhadap perubahan perilkau siswa. sehingga dapat

memberikan masukan kepada guru dan juga siswa. dengan

adanya informasi itu, maka siswa dapat termotifasi untuk

melakukan perubahan perilaku yang positif.

Page 10: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Efektifitas

Sebagaimana uraian Hidayat dalam Nursinah ( 2010 : 6 )

menyatakan bahwa : “Efektifitas berasal dari kata efek yang artinya

pengaruh yang ditimbulkan oleh sebab, akibat atau dampak.Dalam kamus

Bahasa Indonesia efektif memiliki arti berhasil guna, ketepatan guna, atau

menunjang tujuan”.

Efektifitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang

diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai.

Sabtaneo dalam Bung Santoso (2010: 6) mengemukakan bahwa :

Efektifitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat dalam mencapai tujuan tertentu. seseorang dikatakan memiliki kegiatan efektif apabila ia dapat menentukan cara yang benar untuk mencapai tujuan yang benar pula.

Kemudian A. Hasyim Ali dalam Bung Santoso ( 2010: 6 )

mengemukakan bahwa :

Efektifitas adalah tercapainya sasaran yang emplisit dan implicit”. Rumusan ini mengandung makna bahwa Efektifitas dari suatu organisasi (lembaga) adalah suatu keadaan dimana Organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang diinginkan baik yang dipublikasikan secara umum atau hanya Organisasi yang bersangkutan saja yang mengetahuinya.

Efektifitas merupakan sasaran atau tujuan yang telah

ditentukan sebelumya merupakan sebuah pengukuran dimana suatu

target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

6

Page 11: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

7

Senada dengan Martoyo dalam Nursinah (2010:7) berpendapat

bahwa:

Efektifitas adalah suatu kondisi atau keadaan, dimana memilih tujuan yang hendak dicapai dan sarana serta peralatan yang digunakan disertai dengan kemampuan yang dimiliki tepat sasaran, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan hasil yang memuaskan.

MenurutHidayat dalam Nursinah ( 2010: 6 ) menyatakan bahwa:

“Efektifitas adalah suatau ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

(kualitas, kuantitas, dan waktu) telah tercapai. Dimana semakin besar

persentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya”.

Menurut Prasetyo Budiaksono dalam Nursinah ( 2010: 6 )

mengatakan bahwa : “Efektifitas adalah seberapa besar tingkat kelekatan

output yang dicapai dengan output yang diharapkan dari sejumlah input”.

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa

Efektifitas adalah hal yang bersangkut paut dengan keberhasilan, manfaat

dan bagaimana target (kuantitas, kualitas, dan waktu) yang telah dicapai

dari suatu perlakuan yang diterapkan kepada subjek peneitian.

B. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian Bimbingan

Menurut Jear Book of Education dalam Sartono ( 1998: 9 )

menyatakan bahwa :

Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.

Page 12: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

8

Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada individu

agar mampu memahami dan menerima diri dan ligkungannya,

mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif terhadap tuntutan

norma kehidupan (agama dan budaya) sehingga mencapai kehidupan

yang bermakna baik secara personal maupun sosial.

Menurut Fenti Hikmawati ( 2011: 1 )menyatakan bahwa :

Bimbingan merupakan salah satu bidang dan program dari pendidikan, dan program ini ditujukan untuk membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. sedangkan Menurt Tolbert, Bimbingan adalah seluruh program atau semua kegiatan dan layanan dalam lembaga pendidikan yang diarahkan pada membantu individu agar mereka dapat menyusun dan melaksanakan rencana serta melakukan penyesuaian diri dalam semua aspek kehidupannya sehari-hari. Bimbingan merupakan layanan khusus yang berbeda dengan bidang pendidikan lainnya.

Bimbingan merupakan sebagai usaha untuk membantu orang

dalam memahami dirinya sendiri dan dunia tentang dirinya, atau

sebagai sebuah usaha untuk mencapai realisasi diri.

Menurut Bimo Walgito ( 2005 : 10 ) menyatakan bahwa :

Pada prisipnya bimbingan merupakan pemberian pertolongan atau bantuan, bantuan atau pertolongan itu merupakan hal yang pokok dalam bimbingan. tetapi sekalipun bimbingan merupakan pertolongan, namun tidak semua pertolongan dapat disebut sebagai bimbingan.

Bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu

untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang

dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum

kepada sekolah, keluarga, serta masyarakat. pemahaman ini

pembimbing sama sekali tidak ikut menentukan pilihan atau

Page 13: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

9

keputusan dari orang yang dibimbingnya tapi yang menentukan

pilihan atau keputusan adalah individu itu sendiri.

Bimbingan dapat diberikan kepada seorang individu atau

sekumpulan individu. ini berarti bimbingan dapat diberikan secara

individual dan juga dapat secara kelompok.

Pengertian Bimbingan menurut William A. Yeager dalam Abu

Ahmadi ( 1991 : 5 ) menyatakan :

Bimbingan sebagaimana layanan pendidikan, mengandung berbagai perwujudan, kesemuanya diselenggarakan untuk membantu peserta didik kearah perkembangan diri dan pertumbuhan individual, dan seringkali pula kearah pencapaian suatau tujauan dan penyesuaian yang harmonis dengan lingkungan dan penuh keserasian dengan pandangan hidup demokratis.

Sedangkan Pengertian Bimbimgan menurut Moh. Surya dalam

Dewa Ketut Sukardi ( 2000 : 20 ) menyatakan :

Suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan diri, dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan

merupakan suatu pertolongan yang menuntun. bimbingan merupakan

suatu tuntutan. hal ini mengandung pengertian bahwa didalam

memberikan bantuan, apabila keadaan menuntut, adalah kewajiban dari

pembimbing untuk memberikan bimbingan secara aktif, yaitu memberikan

arah kepada yang dibimbingnya. disamping itu bimbingan juga

mengandung pengertian memberikan pertolongan dengan menentukan

arah dengan diutamakan kepada yang dibimbingnya.

Page 14: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

10

Sebagaimana firman Allah SWT. dalam QS. Al-Luqman 31 : 13

Terjemahnya :

Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. ( Kementerian Agama : 2007 : 412 )

2. Pengertian Konseling

Menurut Herbert M. Surks, Jr. dan Bufford Stefflre dalam Abu

Ahmadi ( 1991 : 23) menyatakan :

Konseling adalah suatu proses yang learnig-Oriented atau suatu proses yang berorientasikan belajar, yang dilaksanakan dalam suatu lingkungan sosial antara seorang dengan seorang, dimana seorang konselor harus memiliki kemampuan profesional dalam bidang keterampilan dan pengetahuan psikologis.

konselor berusaha membantu klien dengan metode yang sesuai

atau cocok dengan kebutuhan klien tersebut dalam hubungannya dengan

keseluruhan program, agar supaya individu dapat mempelajari lebih baik

tentang dirinya sendiri. belajar bagaimana memanfaatkan pemahaman

tentang dirinya untuk memperoleh tujuan-tujuan hidup yang lebih realistis,

sehingga klien dapat menjadi anggota masyarakat yang berbahagia dan

lebih produktif.

Menurut Fenti Hikmawati ( 2011: 2 ) menyatakan bahwa :

“Konseling sebenarnya merupakan salah satu teknik atau layanan didalam

Page 15: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

11

bimbingan, tetapi teknik atau layanan ini sangat istimewa karena sifatnya

yang lentur atau fleksibel dan komprehensif”.

Konseling merupakan salah satu teknik dalam bimbingan. Hal ini

dikarenakan konseling dapat memberikan perubahan yang mendasar

yaitu mengubah sikap. sikap mendasari perbuatan, pemikiran,

pandangan, perasaan, dan lain-lain.

Menurut Leona E. Tylor dalam Fenti Hikmawati ( 2011: 3 ), ada

lima karakteristik yang sekaligus merupakan prinsip-prinsip konseling. lima

karakteristik tersebut adalah :

a. Konseling tidak sama dengan pemberian nasihat (advicement),sebab didalam pemberian nasihat proses berpikir ada dan diberikan oleh penasihat, sedangkan dalam konseling proses berpikir dan pemecahan ditemukan dan dilakukan oleh klien sendiri.

b. Konseling mengusahakan perubahan-perubahan yang bersifat fundamental yang berkenaan dengan pola-pola hidup.

c. Konseling lebih menyangkut sikap dari pada perbuatan atau tindakan

d. Konseling lebiih berkenaan dengan penghayatan emosional dari pada pemecahan intelektual.

e. Konseling menyangkut juga hubungan klien dengan orang lain.

Konseling memegang peranan penting dalam bimbingan, sering disebut sebagai jantungnya bimbingan (counseling is the heart of guidance), konseling sebagai inti bimbingan (counseling is the core of guidance), konseling sebagai pusatnya bimbingan (counseling is the centre of guidance). sebab dikatakan jantung, inti, atau pusat karena konseling ini merupakan layanan atau teknik bimbingan yang bersifat terapeutik atau bersifat menyembuhkan (curative).

Menurut Morten dan Schmuller dalam Sartono ( 1998: 15 )

menyatakan bahwa : “konseling dapat didefenisikan suatu proses

hubungan seorang yang dibantu oleh orang lainnya untuk meningkatkan

pengertian dan kemampuannya dalam menghadapi masalah”.

Page 16: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

12

Pengertian Konseling menurut Moh. Surya dalam Dewa Ketut

Sukardi ( 2000 : 21 ) menyatakan :

Upaya bantuan yang diberikan kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang. Dalam pembentukan konsep yang sewajarnya mengenai : dirinya sendiri, orang lain, pendapat orang lain tentang dirinya, tujuan-tujuan yang hendak dicapai, dan kepercayaan.

Jadi, Pengertian konseling adalah usaha membantu konseli atau

klien secara bertatap muka dengan tujuan peserta didik dapat mengambil

tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah

khusus. Dengan kata lain masalah dapat teratasi.

Scribd.com dalam Susilo Rahardjo ( 2013 : 2 ) mendefinisikan

bimbingan dan konseling sebagai :

Suatu bantuan yang diberikan seseorang (konselor) kepada orang lain (klien) yang bermasalah psikis, social dengan harapan klien tersebut dapat memecahkan masalahnya, memahami dirinya, mengarahkan dirinya, sesuai dengan kemampuan dan potensinya sehingga mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Berdasarkan pengertian bimbingan dan konseling tersebut, dapat

disimpulkan perlunya pemahaman individu dalam bimbingan dan

konseling, sebagai berikut :

1). Didalam bimbingan dan konseling, kita tidak mungkin dapat

memberikan pertolongan kepada seseorang sebelum kita kenal

atau paham dengan orang tersebut.

Page 17: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

13

2). Salah satu hal yang penting dalam bimbingan dan konseling ialah

memahami individu secara keseluruhan baik masalah yang

dihadapi maupun latar belakangnya. dengan demikian individu

akan memperoleh bantuan yang tepat dan terarah dengan kata

lain perlunya pemahaman individu dalam layanan bimbingan dan

konseling adalah agar individu memperoleh bantuan yang sesuai

dengan kemampuan dan potensinya agar apa yang

diharapkannya dapat tercapai (artinya individu dapat mencapai

penyesuaian diri dengan dirinya sendiri, lingkungan keluarga,

sekolah, dan masyarakat).

Bimbingan dan konseling baik dilingkungan sekolah maupun

diluar sekolah, pada dasarnya bertujuan mencegah timbulnya masalah,

mengatasi masalah dan membantu peserta bimbingan (konseling)

berkembang seoptimal mungkin. dengan rumusan tujuan semacam itu,

maka konselor perlu memahami tentang keadaan konseling tersebut

secara tutuh, baik secara individual maupun kelompok.

Bimbingan dan konseling dapat berhasil sesuai dengan tujuan

yang telah direncanakan, antara lain ditentukan oleh pemahaman

konselor terhadap konselingnya. dan pemahaman konseling terhadap

dirinya sendiri.Bimbingan dan konseling yaitu suatu bantuan yang

diberikan oleh konselor kepada klien agar klien mampu menyelesaikan

masalah yang dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi

yang dimilkinya.

Page 18: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

14

3. Fungsi dan Tujuan BK diSekolah

Fungsi dari Bimbingan dan Konseling disekolah menurut Fenti

Hikmawati ( 2011: 16-18 ) diantaranya:

a. Fungsi Pemahaman, yaitu Fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.

b. Fungsi Antisipasi (Preventif), yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan Bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan. diantaranya bahaya minum keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, dikeluarkan dari sekolah, dan pergaulan bebas.

c. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. konselor dan personel sekolah/madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerja sama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembanannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karya wisata.

d. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karier. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.

e. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karier atau jabatan

Page 19: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

15

yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian, dan cirri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya didalam maupun diluar lembaga pendidikan.

f. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah/madrasah dan staf, konselor dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli, pembimbing atau konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi sekolah/madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.

g. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan dari lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

h. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berpikir, berperasaan, dan bertindak (berkehendak). konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berpikir yang sehat, rasional, dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat menghantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normative.

i. Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.

j. Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif, dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.

Tujuan dari Bimbingan dan Konseling menurut Fenti Hikmawati (

2011: 64 ) yaitu “untuk membantu memandirikan peserta didik dalam

mengembangkan potensi-potensi mereka secara optimal”.

Page 20: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

16

Menurut Winkle dalam Fenti Hikmawati ( 2011:65 ) menyatakan

bahwa :

Tujuan pelayanan BK yaitu supaya orang-perorangan atau kelompok orang yang dilayani menjadi mampu menghadapi tugas perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas mewujudkan kesadaran dan kebebasan itu dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana serta mengambil beraneka tindakan penyesuaian diri secara memadai.

Tujuan pelayanan bimbingan disekolah menurut Fenti Hikmawati (

2011 : 65 ) agar konseli dapat :

1) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier serta kehidupannya dimasa yang akan datang

2) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yag dimilikinya seoptimal mungkin.

3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerja.

4) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan sekolah, masyarakat maupun lingkungan kerja.

Adapun Tujuan Umum dari layanan dan Bimbingan dan Konseling

( 1994 : 5 ) adalah sesuai dengan tujuan pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional ( UUSPN ) Tahun 1989 ( UU No. 2/1989 ), yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemsyarakatan dan kebangsaan.

Pelayanan Bimbingan dan Konseling disekolah/madrasah

merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan

kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan

dan pengembangan karier. Pelayanan Bimbingan dan konseling

memfasilitsi pengembangan peserta didik, secara individual, kelompok

dan atau klasikal sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat,

Page 21: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

17

perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimilki. pelayanan ini

juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang

dihadapi peserta didik.

Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang

membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan

potensi dan kecakapan, bakat, dan minat serta kondisi sesuai dengan

karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.

pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu

peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan

kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman

sebaya, anggota keluarga dan lingkungan sosial yang lebih luas.

pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang

membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam

rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara

mandiri.

Penempatan dan penyaluran, yaitu layanan yang membantu

peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat

didalam kelas, kelompok belajar, program studi, program latihan, dan

kegiatan ekstra kurikuler. Bimbingan dan Konseling perorangan yaitu

layanan yang membantu peserta didik dalam memahami masalah

pribadinya. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta

didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial,

kegiatan belajar, dan pengambilan keputusan.

Page 22: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

18

Bimbingan dan Konseling kelompok, yaitu layanan yang

membantu peserta didik dalam membahas masalah pribadi melalui

konsultasi. konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam

memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu

dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.

4. Peran Guru dalam Pelaksanaan BK disekolah

Menurut Fenti Hikmawati (2011:23-24) menyatakan bahwa :

Dalam kedudukan sebagai personel pelaksana proses pembelajaran disekolah guru memiliki posisi strategis. dibanding dengan guru pembimbing atau konselor, misalnya guru lebih sering berinterksi dengan siswa secara langsung. apabila dirinci ada beberapa peranan yang dapat dilakukan seorang guru, ketika ia diminta mengambil bagian dalam penyelenggaraan program bimbingan dan konseling disekolah.

Oleh karena itu ada beberapa peran guru yaitu sebagai berikut :

a. Guru sebagaiinformatory (sumber informasi)Guru dalam kinerja darat berperan sebagai informatory, berkaitan dengan tugasnya membantu guru pembimbing atau konselor dalam memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa pada umumnya.

b. Guru sebagai fasilitator(Pemandu)Guru berperan sebagai fasilitator terutama ketika dilangsungkan layanan pembelajaran baik yang bersifat preventif maupun kuratif. dibandingkan guru pembimbing, guru lebih memahami tentang keterampilan belajar yang perlu dikuasai siswa pada mata pelajaran yang diajarkan.

c. Guru sebagai mediator (Perantara) Guru dapat berperan sebagai mediator antara siswa dengan

guru pembimbing. Misalnya saat diminta untuk melakukan kegiatan identifikasi siswa yang memerlukan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing atau konselor sekolah.

d. Guru sebagai kolaborator (Kerja Sama) Sebagai mitra seprofesi, yakni sama-sama sebagai tenaga

pendidik disekolah, guru dapat berperan sebagai kolaborator.konselor disekolah, misalnya dalam penyelenggaraan berbagai jenis layanan orientasi informasi.

Page 23: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

19

Menurut Wardati dan Mohammad Jauhar ( 2011 : 13 ) mengatakan

bahwa :

Guru disekolah harus melaksanakan ke empat layanan bimbingan konseling terebut agar setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak mengganggu jalannya prose pembelajaran, dengan demikian siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal tanpa mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup mengganggu.

Secara operasional pelaksana utama layanan bimbingan dan

konselor sekolah dibawah pimpinan seorang koordinator bimbingan dan

konseling.penyelenggaraan melibatkan personel sekolah lainnya agar

lebih berperan sesuai batas-batas kewenangan dan tanggung jawab.

Personel mencakup: kepala sekolah, wakil kepala sekolah,

koordinator bimbingan dan konseling, guru pembimbing, guru wali kelas,

dan staf administrasi.

Berikut tugas dan tanggung jawab masing-masing personel

diantaranya :

1) Kepala sekolah

a) melaksanakan layanan bimbingan dan konseling

b) mengadakan kerja sama dengan instalasi lain

c) menyiapkan surat pernyataan

d) membuat surat tugas guru

e) menetapkan koordinator guru

f) melakukan supervise pelaksaan bimbingan dan konseling

Page 24: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

20

g) menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang

diperlukan

h) mengoordinasi kegiatan pendidikan

2) Wakil kepala sekolah

a) melaksanakan bimbingan dan konseling

b) melaksanakan kebijakan pimpinan

c) mengoordinasikan layanan bimbingan dan konseling

3) koordinator guru pembimbing

a) memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling

b) menyusun program

c) melaksanakan program

d) mengadministrasi kegiatan bimbingan dan konseling

e) menilali program

f) mengadakan tindak lanjut

g) membuat usulan kepada kepala sekolah

h) mempertanggung jawabkan pelaksanaan bimbingan dan

konseling

4) Guru Pembimbing

a) mengadministrasi kegiatan bimbingan dan konseling

b) melaksanakan tindak lanjut hasil analisis evaluasi

c) menganalisis hasil evaluasi

d) melaksanakan layanan bidang bimbingan

e) melaksanakan persiapan kegiatan bimbingan dan konseling

Page 25: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

21

f) merencanakan program bimbingan dan konseling

5) Guru mata pelajaran

a) melakukan kerja sama dengan guru

b) mengalihtangakan siswa

c) memberikan kesempatan kepada siswa memperoleh layanan

bimbingan dan konseling

d) membantu mengumpulkan informasi

e) ikut dalam program layanan bimbingan

6) Wali kelas

a) membantu guru pembimbing melaksanakan layanan

b) membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi

siswa

c) memberikan informasi tentang siswa dikelas

d) menginformasikan kepada guru tentang siswa yang perlu

penanganan khusus

e) ikut serta dalam konferensi kasus

7) Staff/tata usaha/administrasi

a) membantu guru dalam mengadministrasi kegiatan bimbingan

dan konseling disekolah

b) mempersiapkan kegiatan bimbingan dan konseling

c) menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan bimbingan

dan konseling

d) melengkapi dokumen tentang siswa

Page 26: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

22

e. Penanganan Siswa Bermasalah disekolah

Menurut Fenti Hikmawati ( 2011:24 ) menyatakan bahwa:

Disekolah sangat mungkin ditemukan siswa yang bermasalah,dengan menunjukkan berbagai gejala penyimpangan perilaku yang merentang dari kategori ringan sampai dengan berat. Upaya untuk menangani siswa yang bermasalah, khususnya yang terkait dengan pelanggaran disiplin sekolah dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu : (1) pendekatan disiplin dan (2) pendekatan bimbingan dan konseling.

Penanganan siswa bermasalah melalui pendekatan disiplin

menuju pada aturan dan ketentuan (tata tertib) yang berlaku disekolah

beserta sangsinya. sebagi salah satu komponen organisasi sekolah,

aturan (tata tertib) siswa beserta sangsinya memang perlu ditegakkan

untuk mencegah sekaligus mengatasi terjadinya berbagai penyimpangan

perilaku siswa. yang terjadi demikian, sekolah bukan “lembaga hukum”

yang harus mengobral sanksi kepada siswa yang mengalami gangguan

penyimpangan perilku. sebagai lembaga pendidikan, justru kepentingan

utamanya adalah bagaimana berusaha memberantas segala

penyimpangan perilaku yang terjadi pada para siswanya.

Oleh karena itu, disinilah pendekatan yang kedua perlu

digunakan, yaitu pendekatan melalui bimbingan dan konseling. berbeda

dengan pendekatan disiplin yang memungkingkan pemberian sanksi

untuk menghasilkan efek jera, penanganan siswa bermasalah melalui

bimbingan dan konseling justru lebih mengutamakan pada upaya

penyembuhan dengan menggunakan berbagai layanan dan teknik yang

ada.

Page 27: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

23

Penanganan siswa bermasalah melalui bimbingan dan konseling

sama sekali tidak menggunakan bentuk sanksi apapun, tetapi lebih

mengandalkan pada terjadinya kualitas hubungan interpersonal yang

saling percaya diantara konselor dan siswa yang bermasalah, sehingga

setahap demi setahap siswa tersebut dapat memahami dan menerima diri

dan lingkungannya, serta dapat mengarahkan diri guna tercapainya

penyesuaian diri lebih baik.Penanganan sisa bermsalah melalui

pendekatan disiplin merujuk pada aturan dan ketentuan (tata tertib) yang

berlaku disekolah beserta sanksinya. sebagi salah satu aturan (tata tertib)

siswa memang perlu ditegakkan untuk mencegah sekaligus mengatasi

terjadinya berbagai penyimpangan perilaku siswa.

Adapunfirman Allah SWT. pada QS. Al-Imran : 104

Terjemahnya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar ; merekalah orang-orang yang beruntung. ( Kementerian Agama 2007 : 63 )

C. Perubahan Perilaku Siswa

1. Pengertian Perilaku ( Tingkah laku )

Menurut Ibnu Araby dalam Nursinah ( 2010: 8 ) mengatakan

bahwa “akhlak sama artinya dengan perilaku dimana suatu keadaan jiwa

manusia yang mendorong untuk melaksanakan sesuatu secara spontan

Page 28: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

24

suatu perbuatan tanpa mengadakan pemikiran dan pertimbangan lebih

dahulu”. Sedangkan perubahan adalah suatu hasil seseorang yang

mencari cara memecahkan masalah atau meningkatkan potensi dirinya

yang diciptakan sesuai dengan perubahan dalam lingkungannya.

Sebagaimana firman Allah QS. Al-Qalam 68: 4.

Terjemahnya :

Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. ( Kementerian Agama 2007 : 564 )

Dari pengertian diatas, menunjukkan bahwa akhlak adalah

tuntunan bagi manusia dalam upaya merealisasikan dalam hidupnya

konsepsi baik dan mencegah dirinya dari perbuatan buruk (amar ma‟ruf

nahi mungkar), menerangkan apa yang seharusnya dilakukan dan

menunjukkan jalan untuk melakukan perbuatan serta menyatakan tujuan

didalam perbuatan.

Menurut Muh. Farozin ( 2004: 2 ) mengemukakan bahwa:

Berkaitan dengan profesi bimbingan dan konseling yang bertugas memberikan layanan bimbingan dan konseling terhadap individu yang memerlukan bantuan pemahaman tingkah laku menjadi suatu kebutuhan yang tidak bias ditinggalkan, karena pemahaman tingkah laku menjadi modal utama dalam upaya pemberian bantuan.

Dengan dipahami secara utuh, individu akan merasa diterima apa

adanya dan selanjutnya dapat mengemukakan berbagai masalahnya

secara terbuka. Bagi petugas yang berprofesi dibidang bimbingan

dankonseling. Pemahaman yang jelas terhadap individu yang dibantu

akan memudahkannya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi

Page 29: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

25

sehingga individu dapat mengembangkan segenap potensinya secara

optimal.

Perilaku menurut Hodges dalam Lenni Latif (2011 : 28) dapat

diartikan sebagai : “sikap seseorang atau kelompok yang berniat untuk

mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan”.

Menurut Adam I, Indrawijaya mengatakan bahwa Perilku manusia

dapat dipelajari dengan berbagai macam cara. misalnya, dari pengalaman

seseorang, dari sejarah, dari filsafat, kemanusiaandan juga dari agama.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Perilkau

adalah keadaan dimana perilaku seseorang mengikuti pola-pola tertentu

yang telah ditetapakan atau disetujui terlebih dahulu baik persetujuan

tertulis, lisan maupun berupa peraturan-perturan atau kebiasaan

seseorang.

2. Kepribadian sebagai Pemahaman Tingkah laku

Menurut Muh. Farozin (2004: 4) Kata kepribadian berasal dari kata

“personality (inggris) yang berasal dari kata persona (latin) yang berarti

topeng”.

Topeng merupakan tutup muka yang sering digunakan oleh

pemain-pemain panggung.maksud dari penggunaan istilah ini adalah

untuk menggambarkan perilaku, watak atau pribadi seseorang yang

dalam manifestasinya kehidupan sehari-hari tidak selalu membawakan

dirinya sebagaimana adanya, melainkan selalu menggunakan tutup muka

dengan tujuan untuk menutupi kelemahannya.

Page 30: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

26

Mengenai kepribadian sebagai tingkah laku sebagai landasan

melaksanakan bimbingan dan konseling agar dapat berlangsung dengan

baik dan menghasilkan perubahan-perubahan positif tingkah laku peserta

didik terdapat dalam QS. An-Nahl : 125

Terjemahnya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. ( Kementerian Agama 2007 : 281 )

Whitheringtone dalam Muh. Farozin( 2004 : 4) Membedakan cara

pemakaian perkataan kepribadian sebagai berikut :

a. Secara popular kepribadian adalah kesan yang ditimbulkan oleh sifat-sifat lahiriah seseorang misalnya cara berpakian, sifat jasmaniah, daya pikat, dan sebagainya.

b. Para Sarjana Psikologi lebih memmperhatikan arti yang lebih dalam dan luas, yang meliputi pula sifat-sifat yang khas, yang unik yang selamanya ada pada orang yang besangkutan, tetapi tidak selalu tampak pada observasi sepintas lalu yang dilakukan pertama kali.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepribadian

adalah perilaku manusia dalam bentuk karasteristik individu yang khas

dan terintegrasi baik berupa pola pikiran, emosi dan perilaku berbeda

antara satu individu dengan individu lain serta mempengaruhi interaksi

individu dengan lingkungannya.

Page 31: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian survey (lapangan)

dan merupakan penelitian kualitatif. Pendekatan secara kualitatif

ini,penulis pilih agar dapat memperoleh keterangan-keterangan yang

detail dan mendalam mengenai Efektiftas Pelaksanaan Bimbingan dan

Konseling terhadap Perubahan Perilaku Siswa SMA Negeri 1 Ajangale

Kabupaten Bone.

Menurut Emzir ( 2009 : 28 ) Menyatakan bahwa :

Pendekatan kualitatif merupakan salah satu pendekatan yang secara primer menggunakan paradigma pengetahuan berdasarkan pandangan konstruktivist (seperti makna jamak dari pengalaman individual, makna yang secara sosial dan historis dibangun dengan maksud mengembangkan suatu teori atau pola) atau pandanhan advokasi/partisipatori (seperti orientasi politik, isu, kolaboratif, atau orienatsi perubahan).

Menurut Bogdan dan Taylor dalam Tohirin ( 2012 : 2 )

mengemukakan bahwa Penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilku yang dapat diamati”.

Dengan menggunakan metode kualitatif, penulis akan lebih

kreatif dalam mengumpulkan data dan informasi di lapangan karena dapat

memanfaatkan nalar dalam memecahkan masalah yang dihadapi,

disamping itu juga dapat mengembangkan hasil penelitian yang

mendukung keabsahan data yang didapatkan di lokasi penelitian dan

dianalisis dengan analisis kualitatif

27

Page 32: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

28

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini yaitu di SMA Negeri 1 Ajangale

kabupaten Bone. Penulis memilih lokasi ini sebagai lokasi penelitian

karena dilokasi ini sangat menekankan beberapa aturan yang menyangkut

kebiasaan tingakah laku siswa dimana siswa sering melakukan

pelanggaran, sedangkan objek penelitiannya yaitu Guru Bimbingan

Konseling dan Siswa di SMA Negeri 1 Ajangale kabupaten Bone.

C. Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto ( 2002 : 96 ) Variabel adalah “Objek

penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Jadi

Variabel Penelitian ini adalahEfektifitas Pelaksnaan Bimbingan dan

Konseling Terhadap Perubahan Perilaku Siswa SMA Negeri 1 Ajangale

Kabupaten Bone.

Maka Variabel dari penelitian ini ada dua yaitu:

1. Variabel bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.

Penelitian ini variabel bebasnya adalah Efektfitas Pelakanaan Bimbingan

dan Konseling.

Page 33: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

29

2. Variabel terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat,

karena adanya variabel bebas. Penelitian ini variabel terikatnya adalah

Perubahan Perilaku Siswa.

D. Defenisi Operasional Variabel

Adapun defenisi operasional variabel adalah sebagai berikut :

1. Bimbingan Konseling

Bimbingan Konseling adalahProses pemberian bantuan yang

dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli

(disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu

masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang

dihadapi konseling serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang

dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu

dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang

optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik

untuk mencapai kesejahteraan hidup.

2. Perubahan Perilaku Siswa

Perilku adalah keadaan dimana perilaku seseorang mengikut

ipola-pola tertentu yang telah ditetapkan atau disetujui terlebih dahulu baik

persetujuan penulisan. Perilaku itu adalah tindakan-tindakan yang

dilakukan oleh siswa sesuai dengan nilai-nilai norma ataupun nilai yang

ada dalam masyarakat yang sudah ada sebelumnya dalam suatu

kelompok sosial masyarakat.

Page 34: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

30

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono ( 2008: 117 ) mengatakan bahwa :

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajaridan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam Penelitian ini populasinya adalah 686 siswa SMA Negeri

Ajangale Kabupaten Bone dan Guru BK sebanyak 2 orang. Jadi jumlah

populasi secara keseluruhan 688 sebagaimana pada gambar tabel berikut

:

Tabel I

Keadaan Populasi

No Guru dan Siswa Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki Perempuan

1 Siswa kelas X 106 120 226

2 Siswa kelas XI 109 125 234

3 Siswa kelas XII 112 114 226

4 Guru BK 2 - 2

Jumlah 329 359 688

Sumber Data : Kantortata usaha SMAN 1 Ajangale Kabupaten Bone

2. Sampel

Menurut Sugiyono ( 2008: 118 ) mengatakan bahwa : Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan

Page 35: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

31

untuk populasi. untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Adapun tekhnik penarikan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini di SMA Negeri 1 Ajangale Kabupaten Bone adalah sebanyak

yang diteliti yaitu 70 orang sedangkan jumlah sampel guru yang diteliti

yaitu 2 orang.

Sampel dalam penelitian ini diambil secara langsung dari kelas XII

Ipa 1, Ipa 2 dan Ipa 3, serta guru BK sebanyak 2 orang. Hal ini dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel II

Keadaan Sampel

No Guru dan Siswa Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 Kelas XII IPA 1 10 15 25

2 Kelas XII IPA 2 9 11 20

3 Kelas XII IPA 3 10 15 25

4 Guru BK 2 - 2

Jumlah 31 41 72

Sumber Data: Kantor tata usaha SMAN 1 Ajangale

F. Instrumen Penelitian Dalam mengumpulkan semua data yang diperlukan penulis

menggunakan beberapa metode yaitu observasi dan wawancara.

Page 36: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

32

1. Pedoman Observasi

Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono ( 2008 : 203 )

mengatakan bahwa : “Observasi merupakan suatu proses yang kompleks,

suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis.

Dua diantara yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan”.

Jadi, Observasi atau pengamatan adalah proses pengambilan

data dalam penelitian dimana peneliti melihat secara lansung keadaan

dan situasi tempat penelitian

2. Pedoman Wawancara (interview)

Menurut Arif Tiro ( 2009: 96 ) menyatakan bahwa :“Wawancara

sebagai cara mengumpulkan data untuk penelitian melibatkan dua pihak,

yaitu pewawancara dan informan”.

Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi ( 1989 : 192 )

mengemukakan bahwa :

Wawancara adalah salah satu bagian yang terpenting dari setiap survey. Tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada respnden. Data semacam itu merupakan tulang punggung suatu penelitian survey. Jadi, Wawancara merupakan proses interaksi antara pewawancara

dan responden memiliki implikasi tertentu. walau pun bagi pewawancara,

proses interaksi adalah suatu bagian dari langkah-langkah jenispenelitian

kualitatif, dan pertanyaan sudah dipersiapkan sebelumnya untuk

melakukan wawancara.

Page 37: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

33

3. Angket

Menurut Arif Tiro ( 2009: 93 ) menyatakan bahwa :

Angket biasanya terdiri atas sejumlah pernyataan yang harus dinilai atau pertanyaan yang harus dijawab oleh respondem.angket dibicarakan dengan memusatkan perhatian pada masalah yang ingin dipecahkan. setiap pertanyaan atau pernyataan merupakan bagian dari hipotesis yang akan diuji.

Menurut Sugiyono ( 2008 : 199 ) mengemukakan bahwa : “Angket

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

caramemberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang tertulis

kepada responden untuk dijawabnya”.

Jadi, angket merupakan seberkas pertanyaan atau pernyataan

tertulis yang diedarkan kepada responden untuk dijawab.

G. Teknik pengumpulan Data

Teknik yang digunakan peneliti untuk pengumpulan data sebagai

berikut :

1. Observasi, yaitu mengamati dan menggunakan komunikasi secara

lansung dengan sumber informasi tentang obyek penelitian dan

melihat secara lansung keadaan dan situasi tempat penelitian.

2. Wawancara (interview), yaitu melakukan wawancara lansung

terhadap responden, berhadapan lansung dengan guru yang

bersangkutan untuk mendapatkan sebuah informasi yang akurat.

3. Angket, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab.

Page 38: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

34

H. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan data kualitatif, lalu dianalisis dengan

menggunakan teknik induktif untuk melihat persentase kecenderungan

variabel penelitian. Menurut Merriam dalam Tohirin ( 2012 : 141 )

menegaskan bahwa analisis data merupakan “proses memberikan makna

terhadap data yang dikumpulkan”. Setelah data terkumpul dari berbagai

sumber. Adapun rumus perhitungan persentase yang digunakan oleh

Suharsimi Arikonto ( 2002 : 246 ) adalah salah satu rumus statistik

deskriptif sebagai berikut :

P= X 100%

Keterangan :

P = Persentase Jawaban

N = Jumlah Seluruh Nilai

F = Frekuensi Nilai Jawaban

F

N

N

Page 39: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Ajangale Kabupaten Bone

SMA Negeri 1 Ajangale Kabupaten Bone merupakan lembaga

pendidikan yang bernaung di bawah Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Nasional, terletak di jalan Jenderal Ahmad Yani Pompanua

Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan

merupakan jalan poros Bone Sengkang (wajo). Sekolah ini didirikan pada

tanggal 1 juli 1983 dan dioperasikan pada tahun 1985. Kehadiran sekolah

ini dapat menunjang kelangsungan pembangunan di bidang pendidikan

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membina generasi

muda.

SMA Negeri 1 Ajangale menerima siswa pada tahun 1985,

sejakberdirinya sekolah ini di tahun 1983 sampai sekarang telah

mengalami pergantian kepala sekolah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

sebagai berikut:

1. Drs. H. Nadjamuddin Mussu

2. Drs. H. Abdul Halim, M.Pd

3. Ahmad. AR, S.Pd tahun 2014 sampai sekarang

35

Page 40: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

36

1. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Ajangale Kabupaten Bone

a. Visi

“Unggul dalam Prestasi ilmu Pengetahuan dan teknologi

berdasarkan iman dan takwa‟‟

b. Misi

1) Meningkatkan Proses Pembelajaran Efektif

2) Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dibidang

teknologi informasi dan komunikasi

3) Mengembangkan Potensi pesrta didik yang inovatif, kreatif

dan sportif

4) Meningkatkan pembinaan ekstrakurikuler bidang olahraga

dan seni budaya

5) Meningkatkan pembinaan baca tulis Al-qu‟an

6) Meningkatkan pengamalan ajaran agama yang dianut

7) Meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan hidup dan

kegiatan sosial

2. Keadaan Guru

Guru adalah komponen yang penting dalam pembelajaran.

Guru mempunyai kewajiban dan kecakapan untuk mencerdaskan

anak-anak bangsa untuk kesejahteraan hidup bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Berdasarkan data yang diperoleh dari

kantor tata usaha SMAN 1 Ajangale Kabupaten Bone menunjukkan

Page 41: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

37

jumlah guru yang ada disekolah tersebut seluruhnya 50 orang. Untuk

lebih jelasnya lihat tabel berikut :

TABEL III

Keadaan Guru SMAN 1 Ajangale Kabupaten Bone tahun2015/2016

No. Nama Pendidikan

Terakhir

Status

kepegawaian

Jabatan

1. Ahmad. AR. S.Pd S1 PNS Kepsek

2. Drs. Kamaruddin S1 PNS Wakasek

3. Dra. Hj. Darmi S1 PNS Guru

4. Dra. Hj. St. Aminah, M.Pd S2 PNS Guru

5. Dra. Naisyah S1 PNS Guru

6. Dra. Hj. St. Aminah S1 PNS Guru

7. Drs. Muhammad Arsyad S1 PNS Guru

8. Drs. Kahar S1 PNS Guru

9. Muing, S.Pd, M.Pd S2 PNS Guru

10. Muhammad Anas S.Pd S1 PNS Guru

11. Dra. Aliyah S1 PNS Guru

12. Hj. Sitti Ramlah, S.Pd S1 PNS Guru

13. Andi Asdariah, S.Pd, M.Pd S2 PNS Guru

14. Rosdiana, S.Pd, M.Pd S2 PNS Guru

15. Dra. Hj. Nurbaya S1 PNS Guru

16. Sri Wahyuni, S.Pd S1 PNS Guru

Page 42: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

38

17. Sitti Juweriah, S.Pd S1 PNS Guru

18. A. Rahmawati, S.Pd.I, M,Pd.I S2 PNS Guru

19. Basir, S.Pd S1 PNS Guru

20. DR. Haerany Halim, S.Pd, M.Pd S3 PNS Guru

21. Akbar Alamsyah, S.Pd S1 PNS Guru

22. Besse Rosnani Diana, S.Pd S1 PNS Guru

23. Abustan, S.Pd, M.M S2 PNS Guru

24. Sudirman, SE, S. Pd S1 Honorer Guru

25. Agusnawati, S.Pd S1 Honorer Guru

26. Heriyanti Suhud, S.Pd S1 Honorer Guru

27. Abd. Latif, S. Ag S1 Honorer Guru

28. Wirdani Ilyas, S. Pd.I S1 Honorer Guru

29. Jumarni, SE S1 Honorer Guru

30. Sri Wahyuni , S.S S1 Honorer Guru

31. Siti Aisyah, S.Pd S1 Honorer Guru

32. Baharuddin, S.Pd S1 Honorer Guru

33. Lili Ervina, S.Pd S1 Honorer Guru

34. Alfi Syahr Yugas, S.Pd.I S1 Honorer Guru

35. Trisna Sinta Optaviani, S.Pd S1 Honorer Guru

36. Baharuddin, S.Pd S1 Honorer Guru

37. Anisman, S.Pd S1 Honorer Guru

38. A. Dewi Purnamasari, S.Pd S1 Honorer Guru

Page 43: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

39

39. Benny Ardi, S.Pd S1 Honorer Guru

40. Andi Kurniati, S.Pd S1 Honorer Guru

41. Resmawati, S.Pd S1 Honorer Guru

42. Andi Asriadi Dwi Harjaya, S.Pd S1 Honorer Guru

43. Andi Fatmawati SLTA Honorer Guru

44. Nuraini SLTA Honorer Guru

45. Wahyu, S.Pd S1 Honorer Guru

46. Sudirman SLTA PNS Peg. Tu

47. Sudarmin, SE S1 Honorer Peg. Tu

48. Abdul Hamid SLTA Honorer Peg. Tu

49. Jumasni, S.Kom S1 Honorer Peg. Tu

50. Muh. Firdaus SLTA Honorer Peg. Tu

Sumber Data : Kantor tata usaha SMAN 1 Ajangale Kabupaten Bone

3. Keadaan Siswa

Siswamerupakan bagian dari komponen yang tidak dapat

dipisahkan dari sekolah karena siswa merupakan objek pendidikan

dan tujuan untuk diberi pengajaran di luar rumah. Pendidikan tidak

mungkin terlaksana tanpa adanya siswa sebagai objek yang menerima

pendidikan.

Untuk mengetahui keadaan siswa SMAN 1 Ajangale Kabupaten

Bone dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Page 44: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

40

TABEL IV

Keadaan Siswa SMAN 1 Ajangale Kabupaten Bone tahun 2015/2016

No Siswa Jeniskelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 Siswa kelas X 106 120 226

2 Siswa Kelas XI (Ipa,

Ips) 109 125 234

3 Siswakelas XII

(Ipa,Ips) 112 114 226

Jumlah 327 359 686

Sumber data: Kantor tata usaha SMAN 1 Ajangale Kabupaten Bone

4. Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana sangat menunjang proses belajar

mengajar, disamping kemampuan siswa menerima pelajaran dan cara

guru menyajikan materi pelajaransesuai dengan keadaan dan situasi

siswa, karena itu dengan adanya fasilitas atau sarana dan prasarana yang

dapat menunjang keefektifan belajar siswa selama proses belajar

mengajar berlangsung.

Untuk lebih jelasnyadapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL V

Sarana dan prasarana Sekolah SMAN 1 Ajangale Kabupaten Bone tahun 2015/2016

NO Sarana dan prasarana Keterangan

Jumlah Baik Rusak

1. Ruang Belajar 21 - 21

2. Ruang Kepala Sekolah 1 - 1

3. Ruang Guru ( Kantor ) 1 - 1

4. Ruang TU 1 - 1

5. Laboratorium Komputer

1 - 1

6. Ruang Perpustakaan 1 - 1

7. Laboratorium Ipa 2 - 2

8. Aula 1 - 1

Sumber Data: Kantor tata usaha SMAN 1 Ajangale Kabupaten Bone

Page 45: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

41

Dari tabel keadaan sarana dan prasarana tersebut maka, penulis

dapat mengambil kesimpulan bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki

oleh Sekolah SMA Negeri 1 Ajangale Kabupaten Bone layak untuk

melakukan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.

B. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1

Ajangale Kabupaten Bone

Bimbingan konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan

tuntutan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada

khususnya di sekolah yang diberikan bimbingan secara langsung tatap

muka (face to face) kepada siswa yang bermasalah disekolah. jadi guru

BK betul-betul memahami karakter siswanya. Menurut Sertzer dan Stone,

bimbingan merupakan proses membantu orang perorangan untuk

memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya.

Bimbingan dan konseling diharapkan untuk membantu siswa

dalam memahami dirinya sendiri, mengeksplorasi lingkungannya, dan

mengatasi tantangan-tantangan yang ia hadapi termasuk dalam hal pola

perubahan perilaku siswa di SMA Negeri 1 Ajangale.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka untuk mengetahui

pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Ajangale

Kab.Bone. Peneliti menggunakan angket siswa.

Hasil tabulasi angket dapat penulis paparkan persentase setiap

item sebagai berikut:

Page 46: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

42

TABEL VI

Pendapat Siswa tentang Bimbingan dan Konseling perlu dilaksanakan di Sekolah

No Jawaban Frekuensi Persentase %

1 Setuju 45 64,2 %

2 Ragu-ragu 25 28,6 %

3 Tidak Setuju 5 7,14 %

Jumlah 70 100 %

Sumber data: tabulasi angket No. 1

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 70 responden ada45 orang

atau 64,2 % yang mengatakan setuju, 25 orang atau 28,6 % mengatakan

ragu-ragu dan 5 orang atau 7,14 %yang mengatakan tidak setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa setuju tentang bimbingan dan konseling yang

dilaksanakan di Sekolah.

TABEL VII

Pendapat Siswa tentang Guru Pembimbing Memberikan Pelayanan Setiap Hari

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Setuju 32 45,7 %

2 Ragu-ragu 33 47.2 %

3 Tidak Setuju 5 7,2 %

Jumlah 70 100 %

Sumber data: tabulasi angket No. 2

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 70 responden ada 32 orang

atau 45,7% yang mengatakan setuju, 33 orang atau 47,2% mengatakan

ragu-ragu dan 5 orang atau 7,2 %yang mengatakan tidak setuju. Hal ini

Page 47: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

43

menunjukkan bahwa siswa ragu-ragu tentang guru pembimbing

memberikan pelayanan setiap hari.

TABEL VIII

Pendapat Siswa tentang Guru Pembimbing menyediakan fasilitas khusus

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Setuju 35 50 %

2 Ragu-ragu 27 38,6 %

3 Tidak Setuju 8 11,4 %

Jumlah 70 100 %

Sumber data: tabulasi angket No. 3

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 70 responden ada 35 orang

atau 50 % yang mengatakan setuju, 27 orang atau 38,6 % mengatakan

ragu-ragu dan 8 orang atau 11,4 %yang mengatakan tidak setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa setuju tentang guru pembimbing yang

menyediakan fasilitas khusus.

TABEL IX

Pendapat Siswa tentang Guru Pembimbing selalu memberikan Informasi yang berguna

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Setuju 56 80 %

2 Ragu-ragu 10 14,3 %

3 Tidak Setuju 4 5,7 %

Jumlah 70 100 %

Sumber data: tabulasi angket No. 4

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 70 responden ada 56 orang

atau 80 % yang mengatakan setuju, 10 orang atau 14,3% mengatakan

Page 48: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

44

ragu-ragu dan 4 orang atau 5,7 %yang mengatakan tidak setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa setuju tentang guru pembimbing selalu

memberikan informasi yang berguna.

Berdasarkan table diatas dipertegas sebagaimana yang dijelaskan

oleh Basir, S.Pd, guru Bimbingan Konseling, mengemukakan bahwa :

“Guru bimbingan konseling memegang peranan penting untuk membina dan membantu siswa dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi”. ( wawancara disekolah, 11 Agustus 2015 )

Menurut Abdul Latif, S.Ag : „‟Profesi sebagai guru bimbingan konseling sangat baik karena kita bisa memberikan arahan kepada siswa untuk bersikap lebih baik, menyelesaikan permasalahan yang dihadapi siswa „‟. ( wawancara disekolah, 11 Agustus 2015 )

Dari Argument diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

pelaksanaan Bimbingan dan konseling di SMAN 1 Ajangale Kabupaten

Bone berjalan dengan lancar sesuai dengan peraturan yang ada

disekolah tersebut. Hal ini dibuktikan dengan guru pembimbing peduli

dengan siswa-siswanya dengan memberikan pelayanan yang terbaik

di dalam pelaksanaan bimbingan konseling mereka dapat membantu,

melayani, dan membina siswa dalam menyelesaikan permasalahan

yang dihadapi oleh siswanya.

C. Efektifitas Bimbingan dan Konseling terhadap Perubahan

Perilaku Siswa di SMA Negeri Ajangale Kab.Bone

Peran bimbingan dan konseling dalam meningkatkan mutu

pendidikan, tidak hanya terbatas pada bimbingan yang bersifat akademik

tetapi juga sosial, pribadi, intelektual dan pemberian nilai.

Page 49: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

45

Dengan bantuan bimbingan dan konseling maka pendidikan yang

tercipta tidak hanya menciptakan manusia-manusia yang beriorentasi

akademik tinggi, namun dalam kepribadian dan hubungan sosialnya

rendah serta tidak mempunyai system nilai yang mengontrol dirinya

sehingga yang dihasilkan pendidikan hanyalah robot-robot intelektual, dan

bukannya manusia seutuhnya.

Dengan adanya bimbingan dan konseling, maka integrasi dari

seluruh potensi ini dapat dimunculkan sehingga keseluruhan aspek yang

muncul, bukan hanya kognitif atau akademis saja tetapi juga seluruh

komponen dirinya baik itu kepribadian, hubungan sosial serta memiliki

nilai-nilai yang dapat dijadikan pegangan.

Jadi, dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa peran

bimbingan dan konseling di dalam meningkatkan mutu pendidikan terletak

pada bagaimana bimbingan dan konseling itu membangun manusia yang

seutuhnya dari berbagai aspek yang ada di dalam diri peserta didik,

seperti yang manyangkut aspek pribadi, sosial, kematangan intelektual

dan sistem nilai.

Untuk mengetahui lebih jauh dapat dilihat dari hasil angket yang

diedarkan pada siswa. Angket yang beriorentasi pada efektifitas

bimbingan konseling terhadap perubahan perilaku siswa di SMA Negeri 1

Ajangale Kab.Bone, sebagai berikut :

Page 50: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

46

TABEL X

Pendapat Siswa tentang Bimbingan Konseling yang membantu Siswa

memahami keadaan Diri Pribadi

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Setuju 33 47,2 %

2 Ragu-ragu 28 40 %

3 Tidak Setuju 9 12,8 %

Jumlah 70 100 %

Sumber data: tabulasi angket No. 5

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 70 responden ada 33 orang

atau 47,2 % yang mengatakan setuju, 28 orang atau 40 % mengatakan

ragu-ragu dan 9 orang atau 12,8 %yang mengatakan tidak setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa siswaSetuju tentang bimbingan konseling yang

membantu dalam memahami keadaan diri pribadi.

TABEL XI

Pendapat Siswa tentang Bimbingan Konseling yang Mampu Mengembangkan Potensi diri

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Setuju 23 32,8 %

2 Ragu-ragu 37 52,8 %

3 Tidak Setuju 10 14,3 %

Jumlah 70 100 %

Sumber data: tabulasi angket No. 6

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 70 responden ada 23 orang

atau 32,8 % yang mengatakan setuju, 37 orang atau 52,8% mengatakan

ragu-ragu dan 10 orang atau 14,3 %yang mengatakan tidak setuju. Hal ini

Page 51: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

47

menunjukkan bahwa siswaragu-ragu tentang bimbingan konseling mampu

mengembangkan potensi.

TABEL XII

Pendapat Siswa tentang Bimbingan Konseling yang membantu dalam memecahkan masalah

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Setuju 30 42,8 %

2 Ragu-ragu 20 28,6 %

3 Tidak Setuju 20 28,6 %

Jumlah 70 100 %

Sumber data: tabulasi angket No. 7

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 70 responden ada 30 orang

atau 42,8% yang mengatakan setuju, 20 orang atau 28,6% mengatakan

ragu-ragu dan 20 orang atau 28,6 %yang mengatakan tidak setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa siswasetuju tentang bimbingan konseling dalam

memecahkan masalah.

Dari Argument diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

efektifitas Bimbingan dan konseling terhadap perubahan perilaku

siswa di SMAN 1 Ajangale Kabupaten Bone cukup berpengaruh, hal

ini dibuktikan dari hasil angket bahwa bimbingan dan konseling dapat

membantu siswa dalam memahami keadaan diri pribadi dan

bimbingan dan konseling membantu dalam memecahkan masalah.

jadi, guru mampu dan berusaha memberikan pelayanan terbaik dan

membina siswa.

Page 52: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

48

D. Perubahan Sikap Siswa yang melakukan Pelanggaran setelah

diberikan bimbingan di SMA Negeri 1 Ajangale Kab.Bone

Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi

masalah-masalah yang dapat timbul dalam kehidupannya bantuan

semacam ini sangat tepat jika diberikan disekolah, agar setiap siswa lebih

berkembang kearah yang semaksimal mungkin..

Selain guru bimbingan konseling guru kelas serta guru bidang studi

yang lain dapat memberikan layanan bimbingan konseling kepada siswa

tanpa terkecuali. Realitas dilapangan khususnya di SMA Negeri 1

Ajangale Kabupaten Bone menunjukkan peran guru kelas dalam

pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal

mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas yang memiliki banyak

beban sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling kurang

membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa.

Dalam pedoman kurikulum tingkat satuan pendidikan bidang

bimbingan konseling tersirat dalam suatu sistem layanan bimbingan dan

konseling berbasis kompetensi tidak mungkin akan tercipta dan tercapai

dengan baik apabila tidak memiliki sistem pengelolaan yang bermutu.

Artinya, hal itu perlu dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. untuk

itu perlu diperlukan guru pembimbing yang profesional dalam mengelolah

kegiatan bimbingan konseling berbasis kompetensi.

Perubahan perilaku siswa menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan

guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pembimbing. perubahan

Page 53: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

49

perilaku siswa kearah yang positif setelah menerima bimbingan akan

berdampak baik pula terhadap prestasi siswa yang dicapai.

Berkaitan dengan perubahan perilaku siswa, kerja sama antara

rekan-rekan guru yang lain tetap terjalin agar proses pemecahan

permasalahan cepat terselesaikan.

Sebagaimana yang dikatakan oleh salah seorang guru BK dan juga

mengajar dibidang studi lain bahwa : “Sikap siswa setelah diberikan

bimbingan sikapnya berpengaruh kearah yang lebih baik dari pada

sebelumnya dimana beliau berusaha memberikan pelayanan terbaik dan

berusaha membina kearah yang lebih baik agar dapat menyelesaiakan

permasalahan yang dihadapi oleh siswa”

( wawancara disekolah, 11 Agustus 2015 )

Mengenai siswa yang melakukan pelanggaran kadang-kadang

terdapat kendala atau kesulitan yang dihadapi oleh guru BK yang

menangani siswa yang bermasalah. Sebagaimana yang dikatakan oleh

Basir S.Pd, salah seorang guru BK bahwa : untuk mengatasi masalah

atau kendala beliau melibatkan berbagai pihak yang ada disekolah

tersebut demi tercapainya suatu penyelesaian masalah.

Dengan demikian, pengaruh bimbingan konseling terhadap siswa

yang melakukan pelanggaran di SMAN 1 Ajangale Kabupaten Bone

mengalami banyak perubahan, hal ini dikarenakan guru mampu dan

berusaha meberikan pelayanan terbaik dan membantu menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi siswa.

Page 54: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

50

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas maka pada bab ini penulis

mengemukakan beberapa kesimpulan antara lain:

1. Pelaksanaan Bimbingan dan konseling di SMAN 1 Ajangale

Kabupaten Bone dilaksanakan pada saat tertentu dengan

kata lain siswa berhadapan langsung menerima bimbingan

dari guru BK atau guru yang menangani siswa yang

bermasalah. Hal ini dibuktikan dengan guru pembimbing

peduli dengan siswa-siswanya dengan memberikan

pembinaan dan pelayanan yang terbaik didalam pelaksanaan

bimbingan konseling.

2. Efektifitas Bimbingan dan konseling terhadap perubahan

perilaku siswa di SMAN 1 Ajangale Kabupaten Bone.

Bimbingan dan Konseling membantu siswa dalam memahami

keadaan diri pribadi dan Bimbingan Konseling membantu

dalam memecahkan masalah.

3. Perubahan perilaku siswa yang melakukan pelanggaran setelah

diberikan bimbingan di SMA Negeri 1 Ajangale Kabupaten Bone

Sikapnya berpengauh positif karena guru berusaha membina

kearah yang lebih baik.

Page 55: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

51

B. Saran-saran

Setelah melakukan penelitian (observasi) secara langsung, maka

penulis ingin memberikan saran sebagai harapan ingin dicapai

sekaligus sebagai kelengkapan dalam skripsi ini.

1. Diharapkan kepada guru sebagai pelaksana pendidikan dalam

mengaplikasikan bimbingan dan konseling diharapkan mampu

menyesuaikan masalah pribadi dan masalah pendidikan.

2. Diharapkan kepada tokoh masyarakat agar sadar akan pentingya

pendidikan, khususnya guru-guru yang memiliki tanggung jawab

dalam mencerdaskan anak bangsa.

3. Diharapkan kepada pemerintah khususnya Dinas Pendidikan untuk

memberikan pelatihan-pelatihan dan penataran guru untuk

membentuk guru yang berkompetensi dalam dunia pendidikan

terlebih khusus pada penguasaan bimbingan dan konseling.

Page 56: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

52

DAFTAR PUSTAKA

Al-quran Al-Karim

Adam I, Indrawijaya. 1989. Perilaku Organisasi. Bandung : Sinar Baru.

Ahmadi Abu. 1991. Bimbingan dan Konseling disekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Cet.12. Rineka Cipta

Basrah Andi. 2012. ( Skripsi Pai ) Efektifitas Pembelajaran Pendidikan Agam Islam dengan menggunakan Pendekatan Individual bagi Siswa bermasalah disekolah Menengah Pertama Negeri 1 Benteng Kabupaten Kepualauan Selayar. Makassar.

Dewa Ketut Sukardi. 2000. Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan

Konseling disekolah.Jakarta : PT Rineka Cipta.

Emzir.2009. Metodologi Penelitian Pendidikan kuantitatif dan kualitatif.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Hikmawati Fenti. 2011. Bimbingan dan Konseling. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Latif Lenni. 2011. (Skripsi Pai) Intensitas Menonton Siaran Televisi Terhadap Perilaku Belajar Siswa SMP Negeri 1 Turatea Kabupaten Jeneponto. Makassar.

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES (anggota IKAPI).

Muh. Farozin. 2004. Pemahaman Tingkah Laku. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Nursinah. 2010. (Skripsi Pai) Efektifitas Bidang Studi Kemuhammadiyahaan dalam Pembinaan Akhlak Pada Siswa Madarasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawa Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. Makassar.

Rahardjo Susilo dan Gudnanto.2013. Pemahaman Individu Teknik Nontes. Jakarta : Kencana Prenada media Group.

Santoso Bung. 2010. (Skripsi Pai) Efektifitas Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa SMP Trisakti Aroeppala Kota Makassar. Makassar.

Page 57: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

53

Sartono. 1998. Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung : CV Pustaka Setia.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV Alfabet.

Tiro Arif. 2009. Penelitian Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Makassar : Andira Publisher

Tohirin.2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Bimbingan dan

Konseling.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Walgito Bimo. 2005. Bimbingan dan Konseling. Jakarta : CV Andi Offset.

Wardati dan Jauhar Mohammad.2011. Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah.Jakarta : Prestasi Pustakarya.

Page 58: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

PRAKATA

Dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan puji dan syukur

kehadirat Allah SWT, karena hanya berkat Rahmat dan petunjuk-Nya

jualah serta kekuatan imam yang diberikan-Nya, sehingga skripsi ini dapat

terwujud serta junjungan Nabi Muhammad saw dan para pengikutnya

hingga akhir zaman.

Skripsi ini dapat terselesaikan dengan rintangan dan hambatan

yang tidak sedikit, mulai rancangan pembuatannya hingga penelitian

dilapangan yang cukup membagi banyak pengorbanan. Oleh karena itu

bantuan pikiran, dan sebagainya bagi segenap kalangan yang telah

memberikan bantuannya,baik moril maupun material, penulis hanturkan

banyak terima kasih.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Kedua orang tua saya yang tercinta. Bapak Mansur dan Ibunda

tercinta Rahmi yang telah mengarahkan atau membimbing dan

memberikan dorongan baik moril maupun materi hingga penulis

mampu menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah SWT senantiasa

mengasihi dan melindungi mereka.

2. DR. H. irwan Akib,M. Pd. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

v

Page 59: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi di Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Drs. H. Mawardi Pewangi, M. Pd.I. selaku Dekan Fakultas Agama

Islam yang telah membantu penulis sejak menjadi mahasiswa

hingga berakhirnya masa perkuliahan di Fakultas Agama Islam.

4. Amirah Mawardi, S.Ag.M.Si selaku ketua jurusan Pendidikan Agama

Islam yang senantiasa membantu penulis dalam persoalan

akademik.

5. Dr. Abd. Rahim Razaq, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan Dra.

A.Fajriwati T, MA. M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang dalam

kesibukannya tetap memberikan bimbingan dan masukan dengan

penuh kesabaran hingga penyelesaian penulisan dan penyusunan

skripsi ini.

6. Bapak / ibu para dosen Fakultas Agama Islam yang telah

membenahi ilmu kepada penulis, yang penuh manfaat dan berkah,

semoga amal jariah selalu mengalir.

7. Semua karyawan Tata Usaha Fakultas Agama Islam yang selalu

melayani penulis dengan ikhlas, penulis ucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya.

8. Saudara-saudara dan para sahabat yang telah memberikan

dukungan dan dorongan sehingga penulis berhasil mencapai cita-

cita yang diharapkan.

vi

Page 60: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

Penulis menyadari bahwa penyusunan karya ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh kerena itu, dengan kerendahan hati penulis

menerima kritikan dan saran demi penyempurnaan.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala

bantuan yang telah diberikan, penulis hanya mampu mengembalikan

kepada Allah SWT semoga mendapatkan balasan yang setimpal. Aamiin

Ya Rabbal Alamin.

Makassar, 5 Dzulqaidah 1436 H 19 Agustus 2015 M

Penulis

KASMIRAH ADRIANI

vii

Page 61: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

ABSTRAK

KASMIRAH ADRIANI, 105 190 1237 11. Efektifitas Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling terhadap Perubahan Perilaku Siswa SMA Negeri Ajangale Kabupaten Bone ( dibimbing oleh Abd.Rahim Razaq dan A.FajriwatiT.) Penilitian ini bertujuan untuk menjelaskan pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMAN 1 Ajangale Kabupaten Bone, efektifitas bimbingan dan konseling terhadap terhadap perubahan perilaku siswa di SMAN 1 Ajangale Kabupaten Bone, perubahan sikap siswa yang melakukan pelanggaran setelah diberikan bimbingan di SMAN 1 Ajangale kabupaten Bone. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey (lapangan) dengan pendekatan kualitatif yang berlokasi di SMA Negeri 1 Ajangale Kabupaten Bone yang mana populasi sebanyak 688 dan sampel sebanyak 70 sebagai responden sekaligus sebagai informan yang dipilih secara langsung. penulis menggunakan instrument memilih angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan menggunakan tekhnik analisis deskriptif.

Hasil penelitian membuktikan bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Ajangale Kabupaten Bone cukup baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dari pendapat siswa tentang guru pembimbing yang selalu memberikan informasi yang berguna. hal ini dibuktikan dari hasil angket siswa yang menyatakan setuju sebanyak 56 orang (80 %). Dan efektifitas bimbingan dan konseling terhadap perubahan perilaku siswa di SMA Negeri 1 Ajangale Kabupaten Bone sudah efektif. Hal tersebut dapat dibuktikan dari pendapat siswa tentang bimbingan konseling yang membantu siswa memahami keadaan diri pribadi. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil angket yang menyatakan setuju sebanyak 33 orang (47,2%). Dan perubahan sikap siswa yang melakukan pelanggaran setelah diberikan bimbingan di SMAN 1 Ajangale Kabupaten Bone. hal ini dibuktikan dari ungkapan salah seorang guru BK hasil wawancara yang dilaksanakan bahwa perubahan sikap siswa setelah diberikan bimbingan dapat berpengaruh pada perubahan kearah yang lebih baik dari pada sebelumnya dimana guru BK berusaha memberikan pelayanan terbaik dan membina siswa kearah yang lebih baik agar proses permasalahan dapat terselesaikan.

viii

Page 62: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................. .i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................... iv

PRAKATA .............................................................................................. v

ABSTRAK .............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ........................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .................................................................................... xi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Efektifitas……………………………………………….6

B. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling………………………….7

1. Pengertian Bimbingan………………………………………….7

2. Pengertian Konseling………………………………………….10

3. Fungsi dan Tujuan BK di sekolah……………………………14

4. Peranan Guru dalam Pelaksanaan BK di sekolah………....18

5. Penanganan Siswa bermasalah di sekolah………………....22

C. Perubahan Perilaku Siswa……………………………………….. 23

1. Pengertian Perilaku ( Tingkah Laku )………………………...23

2. Kepribadian sebagai Pemahaman Tingkah laku…………...25

ix

Page 63: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .......................................................................... 27

B. Lokasi dan Objek Penelitian ....................................................... 28

C. Variabel Penelitian ..................................................................... 28

D. Definisi Operasional Variabel ..................................................... 29

E. Populasi danSampel .................................................................. 30

1. Populasi ................................................................................ 30

2. Sampel .................................................................................. 30

F. Instrumen Penelitian.................................................................. 31

G. sTeknik Pengumpulan data ........................................................ 33

H. Teknik Analisis data ................................................................... 34

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMAN 1 Ajangale Kab.Bone .......................... 35

B. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMAN 1 Ajangale Kab.Bone .................................................................................... 41

C. Efektifitas bimbingan dan konseling terhadap perubahan perilaku siswa di SMAN 1 Ajangale Kab.Bone ......................................... 44

D. Perubahan sikap siswa yang melakukan pelanggaran setelah diberikan bimbingan di SMAN 1 Ajangale Kab.Bone……………. 48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………….50

B. Saran-saran ........................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

x

Page 64: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

DAFTAR TABEL

Tabel I : Keadaan Populasi ................................................................... 30

Tabel II : Keadaan Sampel .................................................................... 31

Tabel III : Keadaan Guru SMAN 1 Ajangale Kabupaten Bone Tahun Ajaran 2015/2016 .......................................................... 37

Tabel IV : Keadaan Siswa SMAN 1 Ajangale Kabupaten Bone

Tahun Ajaran 2015/2016 ........................................................ 40 Tabel V : Sarana dan prasarana SMAN 1 Ajangale Kabupaten

BoneTahun Ajaran 2015/2016 ................................................ 40 Tabel VI : Pendapat Siswa tentang Bimbingan dan Konseling perlu

dilaksanaknan disekolah .......................................................... 42 Tabel VII: Pendapat Siswa tentang Guru Pembimbing memberikan

Pelayanan Setiap Hari ............................................................ 42 Tabel VIII: Pendapat Siswa tentang Guru Pembimbing menyediakan

Fasilitas khusus ...................................................................... 43 Tabel IX: Pendapat siswa tentang Guru Pembimbing selalu memberikan

informasi yang berguna ............................................................ 43 Tabel X: Pendapat Siswa tentang Bimbingan Konseling yang membantu

Siswa yang memahami keadaan diri pribadi ............................. 46 Tabel XI: Pendapat Siswa tentang Bimbingan Konseling yang mampu

Mengembangkan Potensi diri .................................................. 46 Tabel XII: Pendapat Siswa tentang Bimbingan Konseling yang membantu

dalam memecahkan masalah .................................................. 47

xi

Page 65: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 66: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

NAMA SISWA :

KELAS :

TANGGAL :

PETUNJUK

PERHATIKAN DAN CERMATI SETIAP PERNYATAAN SEBELUM MEMILIH JAWABAN

PILIH SALAH SATU JAWABAN PADA MASING-MASING PERNYATAAN DENGAN PASTI

JANGAN RAGU DAN TAKUT

SOAL :

1. Bimbingan Konseling perlu dilaksanakan disekolah

a. Setuju

b. Ragu-ragu

c. Tidak setuju

2. Guru Pembimbing memberikan Pelayanan setiap hari

a. Setuju

b. Ragu-ragu

c. Tidak setuju

3. Guru Pembimbing deisediakan Fasilitas khusus ( Misalnya Ruangan khusus )

a. Setuju

b. Ragu-ragu

c. Tidak setuju

4. Guru Pembimbing selalu memberikan informasi yang berguna

a. Setuju

b. Ragu-ragu

c. Tidak setuju

5. Bimbingan Konseling membantu saya memahami keadaan diri pribadi saya

a. Setuju

b. Ragu-ragu

c. Tidak setuju

6. Karena Bimbingan Konseling saya mampu mengembangkan potensi diri

a. Setuju

b. Ragu-ragu

c. Tidak setuju

7. Bimbingan Konseling membantu saya dalam memecahkan masalah

a. Setuju

b. Ragu-ragu

c. Tidak setuju

Page 67: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

PEDOMAN WAWANCARA

Nama Responden :

Umur :

Pertanyaaan :

1. Boleh Bapak / Ibu ceritakan sudah berapa lama menjadi guru Bimbingan dan

Konseling disekolah ini ?

2. Sambil menjadi guru Bk, apakah Bapak/Ibu mengajar mata pelajaran yang lain ?

3. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu memandang profesi sebagai guru Bk ?

4. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu selama menjadi guru Bk disekolah ini ?

Page 68: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

5. Mungkin dalam memberikan layanan bimbingan kan kadang-kadang ada

kendala atau kesulitan, apabila Bapak/Ibu mengalami kesulitan atau kendala apa

yang akan ibu lakukan ?

6. Dalam layanan bimbingan dan konseling kan mutlak adanya keterbukaan.

seberapa pentingkah ibu memandang tentang keterbukaan itu ?

7. Apakah kerja sama Bapak/Ibu tetap terjalin dengan berbagai pihak yang ada

disekolah ini seperti guru mata pelajaran, guru wali kelas, dan bahkan kepala

sekolah ?

Page 69: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …
Page 70: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING …

RIWAYAT HIDUP

Kasmirah Adriani Lahir di Timurung pada tanggal 14

Mei 1992 di Desa Timurung Kecamatan Ajangale

Kabupaten Bone anak ke 1 dari 2 bersaudara buah hati

dari pasangan ibu RAHMI dan bapak MANSUR.

Memperoleh ijazah SD di SDN No. 116 Timurung Desa Timurung Kec.

Ajangale Kab. Bone pada tahun 2005. Kemudian pada tahun yang sama

melanjutkan studi di MTsN Pompanua Kelurahan Pompanua Kec. Ajangale

Kab. Bone pada tahun 2005-2008 dan tamat pada tahun 2008.

Pada tahun yang sama yaitu tahun 2008 melanjutkan pendidikan di

SMA Negeri 1 Ajangale Kab. Bone, dan tamat pada tahun 2011. Kemudian

pada tahun yang sama tahun 2011 terdaftar sebagai mahasiswi di

Universitas Muhammadiyah Makassar pada Fakultas Agama Islam (FAI)

Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)