Case Paru TB Milier - Copy
-
Upload
yuni-angriani -
Category
Documents
-
view
38 -
download
4
description
Transcript of Case Paru TB Milier - Copy
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi
Tuberkulosis milier adalah penyakit klinis yang dihasilkan dari penyebaranlimfogen
dan hematogen oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis. istilah "miliaria" diciptakan pada
tahun 1700 oleh jhon Jacobus Manget, yang menyamakan penampilan paru terlibat dengan
permukaannya ditutupi dengan nodul putih kecil berbentuk seperti biji millet.
B. Etiologi
Terdapat dua varian yaitu mycobacterium tuberkulosis bovidum dan mycobacterium
tuberculosis humanus, yang menjadi penyebab penyakit pada manusia adalah M.
Tuberkulosis Humanus. berbentuk basil tidak berspora dan tidak berkapsul, panjang 1-4 nm
dan lebar 0,3-0,6 nm. M. tuberkulosis bersifat tahan asam, yaitu apabila sekali diwarnai,
tahan terhadap upaya penghilangan zat warna tersebut dengan larutan asam-alkohol.
C. Patogeneis
Kuman tuberkulosis yang masuk melalui saluran nafas akan bersarang di jaringan
paru , dimana ia akan membentuk suatu sarang pneumonik, yang disebut sebagai sarang
primer atau afek primer. Sarang primer ini kan muncul di bagian mana saja dalam paru,
berbeda dengan sarang reaktivitas. Dari sarang primer akan akan terlihat peradangan saluran
getah bening menuju hilus (Limfangitis akut). Peradangan tersebut diikuti oleh pembesaran
kelenjar getah bening di hilus (Limfadenitis regional). Afek primer bersamaan dengan
limfangitis regional dikenal sebagai komplek primer.waktu yang diperlukan sejak masuknya
kuman TB hingga terbentuknya komplek primer secara lengkap di sebut sebagai masa
inkubasi. Masa inkubasi TB berlangsung selama 2-12 minggu, biasanya berlangsung 4-8
minggu. Komplek primer ini akan mengalamihal sebagai berikut :
1. Sembuh dengan tidak meninggalkan cacat sama sekali (Restitution ad integrum)
2. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas (antara lain sarng ghon, garis fibrotic,
sarang perkapuran di hilus).
3. Menyebar dengan cara :
Perkontinuitatum,menyebar kesekitarnya
Penyebaran secara bronkogen, baik di paru bersangkutan maupun paru ke paru
sebelahnya.
Penyebaran secara hematogen dan limfogen. Kejadian penyebaran ini sangat
bersangkutan dengan daya tahan tubuh, jumlah dan virulensi basil. Sarang
yang ditimbulkan dapat sembuh secara spontan, akan tetapi bila tidak terdapat
imuniti yang adekuat, akan menimbulkan keadaan yang cukup gawat seperti
tuberkulosis milier, meningitis tuberkulosa, penyebaran ini juga dapat
menimbulkan tuberkulosis pada alat tubuh lainnya, misalnya tulang, ginjal,
genitalia dan sebagainya.
D. Factor Resiko
Terjadinya TB milier dipengaruhi oleh dua factor, yaitu jumlah dan virulensi kuman
mycobacterium tuberkulosis dan status imunologis pasien (non spesifik dan spesifik).
Beberapa kondisi yang menurunkan system imun :
Infeksi HIV
Malnutrisi
Infeksi morbili
Pertussis
Diabetes Melitus
Chronic kidney disease
Post gastrectomy
Organ transplantation
kahamilan
Keganasan
Dan penggunaan kortikosteroid jangka lama.
Factor-faktor lain yang mempengaruhi yang mempengaruhi perkembangan penyakit
adalah factor lingkungan , yaitu :
Kurangnya sinar matahari
Perumahan yang padat
Penggunaan alkohol
Social ekonomi rendah
E. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis TB milier bermacam-macam, tergantung pada banyaknya kuman
dan jenis organ yang terkena. Gejala yang sering di jumpai adalah keluhan kronik yag tidak
khas, seperti TB pada umumnya, seperti :
Anoreksia
Berat badan turun
Demam lama dengan penyebab yang tidak jelas,
Batuk serta sesak nafas
Berkerigat saat malam hari
Demam pada malam hari, durasi bisa beberapa minggu
Gejala klinis yang biasanya tibul akibat gangguan pada paru, yaitu gejala respiratorik seperti :
Batuk
Sesak nafas
Ronki atau mengi
F. Diagnosis
Kriteria berikut ini berguna untuk diagnosis tb milier, manifestasi klinis yang
konsisten dengan diagnosis tuberkulosis seperti, demam dengan suhu naik pada malam hari,
penurunan berat badan, anoreksia, takikardia, berkeringat di malam hari, respon dengan
pengobatan anti tuberkulosis, Pola milier klasik pada rontgen dada, mikrobiologi dan / atau
bukti histopatologi TB. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk mendiagnosa TB milier
yaitu, pemeriksaan BTA (sputum) Sewaktu Pagi Sewaktu, Tuberculin skin test, anergi
tuberkulin lebih sering terjadi pada tb milier. Uji tuberculin yang positif menunjukkan ada
infeksi tuberkulosis. Di Indonesia dengan prevalens tuberkulosis yang tinggi, uji tuberculin
sebagai alat bantu diagnostic penyakit kurang berarti pada orang dewasa. Uji ini akan
mempunyai makna bila didapatkan konversi, bula, atau apabila kepositifan dari uji yang
didapat besar sekali. Pada malnutrisi dan infeksi HIV uji tuberculin dapat memberikan hasil.
G. Terapi
Panduan obat yang digunakan kategori I yaitu 2RHZE / 4RH.
Kemasan :
Obat tunggal : obat disajikan secara terpisah, masing-masing Rifampisin, INH,
Pirazinamid dan Etambutol.
Obat kombinasi dosis tetap (Fixed Dose Combination-FDC)
Pada keadaan khusus (sakit berat), tergantung keadaan klinis, radiologi dan evaluasi
pengobatan, maka pengobatan lanjut dapat di perpanjang.
Pemberian kortikosteroid tidak rutin, hanya diberikan pada keadaan :
Tanda atau gejala meningitis
Sesak nafas
Tanda atau gejala toksik
Demam tinggi
ILUSTRASI KASUS
Identitas pasien :
Nama : Tn. Y
Umur : 25 tahun
Pekerjaan : Proyek Bangunan
Tanggal : 28 Juni 2015
No. MR :108674
ANAMNESA (Autoanamnesa)
Keluhan Utama :
Batuk sejak 1 bulan yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
Batuk sejak 1 bulan yang lalu, batuk berdahak, berwarna putih jernih seperti lendir,
dahak sulit di keluarkan, dan batuk tidak berdarah.
Penurunan berat badan sejak 1 bulan yang lalu sekitar 7 kg (dari 65 kg menjadi 58 kg)
Demam 1 minggu yang lalu tidak menggigil.
Nyeri tenggorokan sejak 2 bulan yang lalu
Suara hilang sejak 1 bulan yang lalu
Nafsu makan berkurang sejak 1 bulan yang lalu
Tidak ada nyeri dada
Tidak ada sesak nafas
Tidak ada mual dan muntah
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat minum OAT tidak ada
Riwayat Diabetes Melitus tidak ada
Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama
Riwayat pekerjaan, sosialekonomi, dan kebiasaan :
Pasien bekerja sebagai pekerja bangunan
Kebiasaan : merokok (+)
Merokok mulai umur 5 tahun , berhenti umur 25 tahun, sehari 2 bungkus isi 12 batang
IB : (25-5) x 24
: 20 x 24
: 480
Ada Riwayat Minum alkohol
Pemeriksaan Umum :
Kesadaran : Komposmentis kooperatif
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Nadi : 70 x/menit
Nafas : 20 x/menit
Suhu : 37,5oc
Keadaan Umum : Lemah
Kepala
Mata : Konjungtiva tidak anemis
Sklera tidak ikterik
Leher : Tidak ada peningkatan JVP
Tidak ada pembesaran KGB
Thoraks
Paru
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan dalam keadaan statis dan dinamis
Palpasi : Fremitus sama kiri dan kanan
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : vesikuler, Rn (+/+), Wh (-/-)
Pemeriksaan Penunjang
Hb : 13,4 g/dl
Faal hati :
Diagnosa kerja
Suspect TB Kasus Baru + Laringitis
Diagnosa Banding
Bronkopneumoni
Penatalaksanaan :
Bed rest
IVFD RL 12 jam/ kolf
Ambroxol 3x30 mg
Curcuma 3x200 mg
Amoxicillin 3x500 mg
Ajuran
Pemeriksaan BTA
Foto Thoraks PA