Case Paru TB Milier - Copy

9
TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Tuberkulosis milier adalah penyakit klinis yang dihasilkan dari penyebaranlimfogen dan hematogen oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis. istilah "miliaria" diciptakan pada tahun 1700 oleh jhon Jacobus Manget, yang menyamakan penampilan paru terlibat dengan permukaannya ditutupi dengan nodul putih kecil berbentuk seperti biji millet. B. Etiologi Terdapat dua varian yaitu mycobacterium tuberkulosis bovidum dan mycobacterium tuberculosis humanus, yang menjadi penyebab penyakit pada manusia adalah M. Tuberkulosis Humanus. berbentuk basil tidak berspora dan tidak berkapsul, panjang 1- 4 nm dan lebar 0,3-0,6 nm. M. tuberkulosis bersifat tahan asam, yaitu apabila sekali diwarnai, tahan terhadap upaya penghilangan zat warna tersebut dengan larutan asam-alkohol. C. Patogeneis Kuman tuberkulosis yang masuk melalui saluran nafas akan bersarang di jaringan paru , dimana ia akan membentuk suatu sarang pneumonik, yang disebut sebagai sarang primer atau afek primer. Sarang primer ini kan muncul di bagian mana saja dalam paru, berbeda dengan sarang reaktivitas. Dari sarang primer akan akan terlihat peradangan saluran getah bening menuju hilus (Limfangitis akut). Peradangan tersebut diikuti oleh pembesaran kelenjar getah bening di hilus (Limfadenitis regional). Afek primer bersamaan dengan limfangitis regional

description

fgidgdfgfs

Transcript of Case Paru TB Milier - Copy

Page 1: Case Paru TB Milier - Copy

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi

Tuberkulosis milier adalah penyakit klinis yang dihasilkan dari penyebaranlimfogen

dan hematogen oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis. istilah "miliaria" diciptakan pada

tahun 1700 oleh jhon Jacobus Manget, yang menyamakan penampilan paru terlibat dengan

permukaannya ditutupi dengan nodul putih kecil berbentuk seperti biji millet.

B. Etiologi

Terdapat dua varian yaitu mycobacterium tuberkulosis bovidum dan mycobacterium

tuberculosis humanus, yang menjadi penyebab penyakit pada manusia adalah M.

Tuberkulosis Humanus. berbentuk basil tidak berspora dan tidak berkapsul, panjang 1-4 nm

dan lebar 0,3-0,6 nm. M. tuberkulosis bersifat tahan asam, yaitu apabila sekali diwarnai,

tahan terhadap upaya penghilangan zat warna tersebut dengan larutan asam-alkohol.

C. Patogeneis

Kuman tuberkulosis yang masuk melalui saluran nafas akan bersarang di jaringan

paru , dimana ia akan membentuk suatu sarang pneumonik, yang disebut sebagai sarang

primer atau afek primer. Sarang primer ini kan muncul di bagian mana saja dalam paru,

berbeda dengan sarang reaktivitas. Dari sarang primer akan akan terlihat peradangan saluran

getah bening menuju hilus (Limfangitis akut). Peradangan tersebut diikuti oleh pembesaran

kelenjar getah bening di hilus (Limfadenitis regional). Afek primer bersamaan dengan

limfangitis regional dikenal sebagai komplek primer.waktu yang diperlukan sejak masuknya

kuman TB hingga terbentuknya komplek primer secara lengkap di sebut sebagai masa

inkubasi. Masa inkubasi TB berlangsung selama 2-12 minggu, biasanya berlangsung 4-8

minggu. Komplek primer ini akan mengalamihal sebagai berikut :

1. Sembuh dengan tidak meninggalkan cacat sama sekali (Restitution ad integrum)

2. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas (antara lain sarng ghon, garis fibrotic,

sarang perkapuran di hilus).

3. Menyebar dengan cara :

Perkontinuitatum,menyebar kesekitarnya

Penyebaran secara bronkogen, baik di paru bersangkutan maupun paru ke paru

sebelahnya.

Page 2: Case Paru TB Milier - Copy

Penyebaran secara hematogen dan limfogen. Kejadian penyebaran ini sangat

bersangkutan dengan daya tahan tubuh, jumlah dan virulensi basil. Sarang

yang ditimbulkan dapat sembuh secara spontan, akan tetapi bila tidak terdapat

imuniti yang adekuat, akan menimbulkan keadaan yang cukup gawat seperti

tuberkulosis milier, meningitis tuberkulosa, penyebaran ini juga dapat

menimbulkan tuberkulosis pada alat tubuh lainnya, misalnya tulang, ginjal,

genitalia dan sebagainya.

D. Factor Resiko

Terjadinya TB milier dipengaruhi oleh dua factor, yaitu jumlah dan virulensi kuman

mycobacterium tuberkulosis dan status imunologis pasien (non spesifik dan spesifik).

Beberapa kondisi yang menurunkan system imun :

Infeksi HIV

Malnutrisi

Infeksi morbili

Pertussis

Diabetes Melitus

Chronic kidney disease

Post gastrectomy

Organ transplantation

kahamilan

Keganasan

Dan penggunaan kortikosteroid jangka lama.

Factor-faktor lain yang mempengaruhi yang mempengaruhi perkembangan penyakit

adalah factor lingkungan , yaitu :

Kurangnya sinar matahari

Perumahan yang padat

Penggunaan alkohol

Social ekonomi rendah

Page 3: Case Paru TB Milier - Copy

E. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis TB milier bermacam-macam, tergantung pada banyaknya kuman

dan jenis organ yang terkena. Gejala yang sering di jumpai adalah keluhan kronik yag tidak

khas, seperti TB pada umumnya, seperti :

Anoreksia

Berat badan turun

Demam lama dengan penyebab yang tidak jelas,

Batuk serta sesak nafas

Berkerigat saat malam hari

Demam pada malam hari, durasi bisa beberapa minggu

Gejala klinis yang biasanya tibul akibat gangguan pada paru, yaitu gejala respiratorik seperti :

Batuk

Sesak nafas

Ronki atau mengi

F. Diagnosis

Kriteria berikut ini berguna untuk diagnosis tb milier, manifestasi klinis yang

konsisten dengan diagnosis tuberkulosis seperti, demam dengan suhu naik pada malam hari,

penurunan berat badan, anoreksia, takikardia, berkeringat di malam hari, respon dengan

pengobatan anti tuberkulosis, Pola milier klasik pada rontgen dada, mikrobiologi dan / atau

bukti histopatologi TB. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk mendiagnosa TB milier

yaitu, pemeriksaan BTA (sputum) Sewaktu Pagi Sewaktu, Tuberculin skin test, anergi

tuberkulin lebih sering terjadi pada tb milier. Uji tuberculin yang positif menunjukkan ada

infeksi tuberkulosis. Di Indonesia dengan prevalens tuberkulosis yang tinggi, uji tuberculin

sebagai alat bantu diagnostic penyakit kurang berarti pada orang dewasa. Uji ini akan

mempunyai makna bila didapatkan konversi, bula, atau apabila kepositifan dari uji yang

didapat besar sekali. Pada malnutrisi dan infeksi HIV uji tuberculin dapat memberikan hasil.

Page 4: Case Paru TB Milier - Copy

G. Terapi

Panduan obat yang digunakan kategori I yaitu 2RHZE / 4RH.

Kemasan :

Obat tunggal : obat disajikan secara terpisah, masing-masing Rifampisin, INH,

Pirazinamid dan Etambutol.

Obat kombinasi dosis tetap (Fixed Dose Combination-FDC)

Pada keadaan khusus (sakit berat), tergantung keadaan klinis, radiologi dan evaluasi

pengobatan, maka pengobatan lanjut dapat di perpanjang.

Pemberian kortikosteroid tidak rutin, hanya diberikan pada keadaan :

Tanda atau gejala meningitis

Sesak nafas

Tanda atau gejala toksik

Demam tinggi

ILUSTRASI KASUS

Page 5: Case Paru TB Milier - Copy

Identitas pasien :

Nama : Tn. Y

Umur : 25 tahun

Pekerjaan : Proyek Bangunan

Tanggal : 28 Juni 2015

No. MR :108674

ANAMNESA (Autoanamnesa)

Keluhan Utama :

Batuk sejak 1 bulan yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang :

Batuk sejak 1 bulan yang lalu, batuk berdahak, berwarna putih jernih seperti lendir,

dahak sulit di keluarkan, dan batuk tidak berdarah.

Penurunan berat badan sejak 1 bulan yang lalu sekitar 7 kg (dari 65 kg menjadi 58 kg)

Demam 1 minggu yang lalu tidak menggigil.

Nyeri tenggorokan sejak 2 bulan yang lalu

Suara hilang sejak 1 bulan yang lalu

Nafsu makan berkurang sejak 1 bulan yang lalu

Tidak ada nyeri dada

Tidak ada sesak nafas

Tidak ada mual dan muntah

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat minum OAT tidak ada

Riwayat Diabetes Melitus tidak ada

Riwayat penyakit keluarga :

Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama

Riwayat pekerjaan, sosialekonomi, dan kebiasaan :

Page 6: Case Paru TB Milier - Copy

Pasien bekerja sebagai pekerja bangunan

Kebiasaan : merokok (+)

Merokok mulai umur 5 tahun , berhenti umur 25 tahun, sehari 2 bungkus isi 12 batang

IB : (25-5) x 24

: 20 x 24

: 480

Ada Riwayat Minum alkohol

Pemeriksaan Umum :

Kesadaran : Komposmentis kooperatif

Tekanan Darah : 90/60 mmHg

Nadi : 70 x/menit

Nafas : 20 x/menit

Suhu : 37,5oc

Keadaan Umum : Lemah

Kepala

Mata : Konjungtiva tidak anemis

Sklera tidak ikterik

Leher : Tidak ada peningkatan JVP

Tidak ada pembesaran KGB

Thoraks

Paru

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan dalam keadaan statis dan dinamis

Palpasi : Fremitus sama kiri dan kanan

Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru

Page 7: Case Paru TB Milier - Copy

Auskultasi : vesikuler, Rn (+/+), Wh (-/-)

Pemeriksaan Penunjang

Hb : 13,4 g/dl

Faal hati :

Diagnosa kerja

Suspect TB Kasus Baru + Laringitis

Diagnosa Banding

Bronkopneumoni

Penatalaksanaan :

Bed rest

IVFD RL 12 jam/ kolf

Ambroxol 3x30 mg

Curcuma 3x200 mg

Amoxicillin 3x500 mg

Ajuran

Pemeriksaan BTA

Foto Thoraks PA