BAB II TINJAUAN TEORI · 2016. 2. 19. · 5 BAB II TINJAUAN TEORI . 2.1 Pengertian Bayi dengan...

22
5 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan (Proverawati & Ismawati, 2010). Dahulu neonatus dengan berat badan kurang dari 2.500 gram atau sama dengan 2.500 gram disebut prematur. Pembagian menurut berat badan ini sangat mudah tetapi tidak memuaskan. Sehingga lambat laun diketahui bahwa tingkat morbiditas dan mortalitas pada neonatus tidak hanya bergantung pada berat badan saja, tetapi juga pada tingkat maturitas bayi itu sendiri. Pada tahun 1961 oleh WHO menetapkan bahwa semua bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram disebut Low Birth Weight Infants (LBWI atau dalam bahasa Indonesia BBLR). Pada tahun 1970, kongres European Perinatal Medicine II yang diadakan di London juga mengusulkan definisi untuk mendapatkan keseragaman batasan tentang maturitas bayi lahir, yaitu sebagai berikut (Proverawati & Ismawati, 2010) : a. Bayi kurang bulan, adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari).

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI · 2016. 2. 19. · 5 BAB II TINJAUAN TEORI . 2.1 Pengertian Bayi dengan...

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI · 2016. 2. 19. · 5 BAB II TINJAUAN TEORI . 2.1 Pengertian Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi

5

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR)

Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi

yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa

memandang masa kehamilan (Proverawati & Ismawati, 2010).

Dahulu neonatus dengan berat badan kurang dari 2.500 gram atau

sama dengan 2.500 gram disebut prematur. Pembagian menurut

berat badan ini sangat mudah tetapi tidak memuaskan. Sehingga

lambat laun diketahui bahwa tingkat morbiditas dan mortalitas pada

neonatus tidak hanya bergantung pada berat badan saja, tetapi

juga pada tingkat maturitas bayi itu sendiri.

Pada tahun 1961 oleh WHO menetapkan bahwa semua

bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram

disebut Low Birth Weight Infants (LBWI atau dalam bahasa

Indonesia BBLR). Pada tahun 1970, kongres European Perinatal

Medicine II yang diadakan di London juga mengusulkan definisi

untuk mendapatkan keseragaman batasan tentang maturitas bayi

lahir, yaitu sebagai berikut (Proverawati & Ismawati, 2010) :

a. Bayi kurang bulan, adalah bayi dengan masa kehamilan

kurang dari 37 minggu (259 hari).

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI · 2016. 2. 19. · 5 BAB II TINJAUAN TEORI . 2.1 Pengertian Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi

6

b. Bayi cukup bulan, adalah bayi dengan masa kehamilan

mulai 37 minggu sampai 42 minggu (259-293 hari).

c. Bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan

mulai 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih).

Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia

kehamilan yang belum cukup bulan (prematur), disamping itu juga

disebabkan dismaturitas. Dismaturitas artinya bayi lahir cukup bulan

(usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan lahirnya lebih kecil

ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram.

Ada beberapa cara dalam mengelompokkan bayi BBLR,

yaitu (Proverawati & Ismawati, 2010) :

I. Menurut harapan hidupnya :

a. Bayi berat lahir rendah (BBLR), yaitu berat lahir 1500-

2500 gram.

b. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), yaitu berat lahir

1000-1500 gram.

c. Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER), yaitu berat

lahir kurang dari 1000 gram.

II. Menurut masa gestasinya :

a. Prematuritas murni, yaitu masa gestasinya kurang dari

37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat

badan untuk masa gestasi berat atau biasa disebut

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI · 2016. 2. 19. · 5 BAB II TINJAUAN TEORI . 2.1 Pengertian Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi

7

neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan

(NKB-SMK).

b. Dismaturitas, yaitu bayi lahir dengan berat badan

kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi

itu. Berat bayi mengalami retardasi pertumbuhan

intrauterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa

kehamilannya (KMK).

Berdasarkan jurnal penelitian kesehatan di Tanzania

(2008) menyatakan bahwa di seluruh dunia, sekitar 16% kelahiran

hidup, 20 juta bayi diantaranya lahir dengan berat kurang dari 2500

gram dan 90% di antara mereka lahir di negara berkembang.

Prevalensi berat lahir rendah (BBLR) bervariasi diantara wilayah

geografis. Asia Selatan tengah memimpin dengan prevalensi 31.1%

sementara Asia secara keseluruhan memiliki prevalensi 19.7%.

Prevalensi BBLR di Amerika Utara dan Eropa masing-masing

adalah 6,8% dan 6,5%. Di Amerika Latin persentase bayi BBLR

adalah 10,1% sedangkan di Afrika diperkirakan 14 % .

Prevalensi BBLR diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran

di dunia dengan batasan 3,3%-3,8% dan lebih sering terjadi di

negara-negara berkembang atau sosio ekonomi rendah. Secara

statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara

berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding

bayi dengan berat badan lahir lebih dari 2500 gram (WHO, 2007).

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI · 2016. 2. 19. · 5 BAB II TINJAUAN TEORI . 2.1 Pengertian Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi

8

BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan

mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta

memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya

dimasa depan (WHO, 2004). Dewasa ini angka kematian bayi

(AKB) di Indonesia masih tergolong tinggi. Menurut data Survei

Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKB di Indonesia

yaitu 34 per 1.000 kelahiran hidup (BPS, 2011). Angka kematian

bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 berdasarkan Profil

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah sebesar 10,34 per 1000 kelahiran

(Dinkes Jateng, 2011). Penyebab langsung kematian bayi adalah

Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan kekurangan

oksigen (asfiksia) (Depkes, 2010).

Angka kejadian BBLR di Indonesia sangat bervariasi

antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-

30%. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI (Survey

Demografi dan Kesehatan Indonesia), angka BBLR sekitar 7,5%.

Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada

sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010

yakni maksimal 7% (Depkes, 2010). Berdasarkan Profil Kesehatan

Provinsi Jawa Tengah jumlah berat bayi lahir rendah (BBLR) di

Jawa Tengah pada tahun 2011 sebanyak 21,184 (3,73%)

meningkat apabila dibandingkan tahun 2010 yang sebanyak 15.631

(2,69%).

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI · 2016. 2. 19. · 5 BAB II TINJAUAN TEORI . 2.1 Pengertian Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi

9

Risiko permasalahan yang sering terjadi pada bayi BBLR

(Proverawati & Ismawati, 2010) :

1. Gangguan metabolik

Terjadi karena hanya sedikitnya lemak tubuh dan sistem

pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir belum matang. Asupan

glukosa yang kurang, berakibat sel-sel syaraf di otak mati dan

mempengaruhi kecerdasan bayi kelak. Hiperglikemia sering

merupakan masalah pada bayi yang sangat amat prematur yang

mendapat cairan glukosa berlebihan secara intravena tetapi

mungkin juga terjadi pada bayi BBLR lainnya. Masalah pemberian

ASI pada BBLR terjadi karena ukuran tubuh bayi kecil, kurang

energi, lemah, lambungnya kecil dan tidak dapat menghisap.

2. Gangguan imunitas

Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena

rendahnya kadar Ig G, maupun gamma globulin. Bayi prematur

relatif belum sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis

serta reaksi terhadap infeksi belum baik. Karena sistem kekebalan

tubuh bayi BBLR belum matang. Bayi juga dapat terkena infeksi

saat jalan lahir atau tertular infeksi ibu melalui plasenta.

3. Gangguan pernafasan

Sindroma gangguan pernafasan pada bayi BBLR adalah

perkembangan imatur pada sistem pernafasan atau tidak

adekuatnya jumlah surfaktan pada paru-paru. Bayi BBLR dapat

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI · 2016. 2. 19. · 5 BAB II TINJAUAN TEORI . 2.1 Pengertian Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi

10

mengalami gangguan pernafasan oleh karena bayi menelan air

ketuban sehingga masuk ke dalam paru-paru dan kemudian

mengganggu pernafasannya. Ini tidak hanya dialami bayi BBLR

saja, tetapi juga bayi cukup bulan. Khusus bayi prematur, umumnya

gangguan pernafasannya berkaitan dengan organ paru-paru yang

belum matang.

4. Gangguan sistem peredaran darah

Perdarahan pada neonatus mungkin dapat disebabkan

karena kekurangan faktor pembekuan darah dan faktor fungsi

pembekuan darah abnormal atau menurun. Sebagai tindakan

pencegahan terhadap perdarahan otak dan saluran cerna pada

bayi, dapat diberikan injeksi vitamin K yang penting untuk

mempertahankan mekanisme pembekuan darah normal.

5. Gangguan cairan dan elektrolit

Kerja ginjal masih belum matang, menyebabkan

kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air

masih belum sempurna. Saluran pencernaan bayi BBLR belum

berfungsi sempurna sehingga penyerapan makanan dengan lemah.

Aktivitas otot pencernaan masih belum sempurna, sehingga

pengosongan lambung berkurang.

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI · 2016. 2. 19. · 5 BAB II TINJAUAN TEORI . 2.1 Pengertian Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi

11

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi

BBLR antara lain sebagai berikut (Proverawati & Ismawati, 2010) :

1. Gangguan perkembangan dan pertumbuhan

Pada bayi BBLR, pertumbuhan dan perkembangan lebih

lambat berkaitan dengan maturitas otak.

2. Gangguan bicara dan komunikasi

Penelitian longitudinal menunjukkan perbedaan kecepatan

bicara yang menarik antara BBLR dan berat lahir normal (BLN).

Pada bayi BBLR kemampuan bicaranya akan terlambat

dibandingkan BLN sampai usia 6,5 tahun.

3. Gangguan neurologi dan kognisi

Gejala neurologis yang paling sering dilaporkan adalah

Cerebral Palsy. Makin kecil usia kehamilan bayi makin tinggi

resikonya. Gejala neurologi lain adalah retardasi mental, MMR

(motor, metal retardasi) dan kelainan EEG (dengan atau tanpa

epilepsi). Gangguan selama periode perinatal akan meningkatkan

resiko neurologis. Untuk usia kehamilan tua BBLSR (sehat) tetap

beresiko untuk gangguan belajar dan gangguan perilaku.

4. Gangguan belajar/masalah pendidikan

Sulit menilai untuk negara berkembang karena faktor

kemiskinan juga berperan pada kinerja sekolah. Suatu penelitian

longitudinal di Negara maju menunjukkan bahwa lebih banyak anak

BBLR dimasukkan ke sekolah khusus.

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI · 2016. 2. 19. · 5 BAB II TINJAUAN TEORI . 2.1 Pengertian Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi

12

5. Gangguan atensi dan hiperaktif

Dikenal sebagai Minimal Brain Disorders yang merupakan

gangguan neurologi. Penelitian menunjukkan bahwa gangguan ini

lebih banyak dengan berat lahir < 2041 gram. Sering disertai

dengan gejala ringan dan perubahan perilaku. Paling sering disertai

gangguan disfungsi intregasi sensori.

Menurut Proverawati & Ismawati (2010) penyebab

terjadinya bayi BBLR secara umum bersifat multifaktorial, sehingga

kadang mengalami kesulitan untuk melakukan tindakan

pencegahan. Namun, penyebab terbanyak terjadinya bayi BBLR

adalah kelahiran prematur. Semakin muda usia kehamilan semakin

besar resiko jangka pendek dan jangka panjang dapat terjadi.

Berikut ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan

bayi BBLR secara umum (Proverawati & Ismawati, 2010) yaitu

sebagai berikut :

1. Faktor Ibu

a. Penyakit :

Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia

sel berat, perdarahan antepartum, hipertensi,

preeklampsi berat, eklampsia, infeksi selama

kehamilan (infeksi kandung kemih, dan ginjal),

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI · 2016. 2. 19. · 5 BAB II TINJAUAN TEORI . 2.1 Pengertian Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi

13

Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular

seksual (PMS), penyakit tipoid, hepatitis, ISPA,

bronkitis, atau TBC.

b. Ibu :

Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah

kehamilan pada usia < 20 tahun atau lebih dari 35

tahun.

Jarak kehamilan yang terlalu dekat atau pendek

(kurang dari 1 tahun).

Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.

c. Keadaan sosial ekonomi :

Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial

ekonomi rendah.

Mengerjakan aktivitas fisik beberapa jam tanpa

istirahat.

Keadaan gizi yang kurang baik.

Pengawasan antenatal yang kurang.

d. Sebab lain :

Ibu perokok, ibu peminum alkohol, ibu pecandu

obat narkotik.

2. Faktor janin :

a. Kelainan kromosom.

b. Infeksi janin kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan).

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI · 2016. 2. 19. · 5 BAB II TINJAUAN TEORI . 2.1 Pengertian Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi

14

c. Disautonomia familial.

d. Radiasi.

e. Kehamilan ganda/kembar (gemeli).

f. Aplasia pancreas.

3. Faktor plasenta :

a. Berat plasenta berkurang atau berongga atau keduanya

(hidramnion).

b. Luas permukaan berkurang.

c. Plasentitis vilus (bakteri, virus, dan parasite).

d. Infark.

e. Tumor (korioangioma, mola hidatidosa).

f. Plasenta yang lepas.

g. Sindrom plasenta yang lepas.

h. Sindrom transfusi bayi kembar (sindrom parabiotik).

4. Faktor lingkungan :

a. Bertempat tinggal di dataran yang tinggi.

b. Terkena radiasi.

c. Terpapar zat beracun.

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI · 2016. 2. 19. · 5 BAB II TINJAUAN TEORI . 2.1 Pengertian Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi

15

Berdasarkan tipe BBLR, penyebab terjadinya bayi BBLR

dapat digolongkan menjadi sebagai berikut (Proverawati &

Ismawati, 2010) :

1. BBLR tipe KMK (Kecil untuk Masa Kehamilan), disebabkan

oleh :

a. Ibu hamil yang kekurangan nutrisi.

b. Ibu memiliki hipertensi, preeklampsia atau anemia.

c. Kehamilan kembar, kehamilan lewat waktu.

d. Malaria kronik, penyakit kronik.

e. Ibu hamil merokok.

2. BBLR tipe prematur disebabkan oleh :

a. Berat badan ibu yang rendah, ibu hamil yang masih

remaja, kehamilan kembar.

b. Pernah melahirkan bayi prematur sebelumnya.

c. Cervical imcompetence (mulut rahim yang lemah

hingga tak mampu menahan berat bayi dalam rahim).

d. Perdarahan sebelum atau saat persalinan (antepartum

hemorrhage).

e. Ibu hamil yang sedang sakit.

f. Kebanyakan tidak diketahui penyebabnya.

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI · 2016. 2. 19. · 5 BAB II TINJAUAN TEORI . 2.1 Pengertian Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi

16

2.2 Faktor-Faktor Ibu yang Mempengaruhi Terjadinya

BBLR

1. Status gizi ibu hamil

Status gizi sebelum dan selama hamil dapat

mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila

status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil

kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan

dengan berat badan normal. Ada beberapa cara yang dapat

digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil, salah satu

caranya dengan memantau pertambahan berat badan selama

hamil. Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai

dengan umur kehamilan. Berat badan ibu yang kurang akan

beresiko melahirkan bayi dengan berat badan kurang atau Berat

Bayi Lahir Rendah (Waryana, 2010).

Berikut kenaikan berat badan normal bagi wanita hamil tiap

trimester (Waryana, 2010):

a) Trimester I (0-12 minggu) : kenaikan berat badan sebesar

0,7 – 1,4 kg.

b) Trimester II (sampai usia 28 minggu) : kenaikan berat

badan sebesar 6,7 – 7,4 kg.

c) Trimester III (sampai usia 40 minggu) : kenaikan berat

badan sebesar 12,7 – 13,4 kg.

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI · 2016. 2. 19. · 5 BAB II TINJAUAN TEORI . 2.1 Pengertian Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi

17

Menurut Romauli (2011) proporsi kenaikan berat badan

selama hamil adalah sebagai berikut :

a) Kenaikan berat badan trimester I lebih kurang 1 kg, karena

berat badan ini hampir seluruhnya merupakan kenaikan

berat badan ibu.

b) Kenaikan berat badan trimester II adalah 3 kg atau

0,3kg/minggu. Sebesar 60% kenaikan berat badan ini

dikarenakan pertumbuhan jaringan pada ibu.

c) Kenaikan berat badan trimester III adalah 6 kg atau 0,3-

0,5kg/ minggu. Sebesar 60% kenaikan berat badan ini

karena pertumbuhan jaringan janin.

Pengaruh gizi terhadap kehamilan sangat penting. Berat

badan ibu hamil. Pada wanita hamil dengan gizi buruk, perlu

mendapat gizi yang adekuat baik jumlah maupun susunan menu

atas kualitasnya serta mendapat akses pendidikan kesehatan

tentang gizi. Karena adanya malnutrisi pada ibu hamil,

menyebabkan volume darah menjadi berkurang, aliran darah ke

uterus dan plasenta berkurang, ukuran plasenta berkurang dan

transfer nutrient melalui plasenta berkurang sehingga janin tumbuh

lambat atau terganggu. Ibu hamil dengan kekurangan gizi

cenderung melahirkan prematur atau BBLR (Romauli, 2011).

Ada beberapa cara lain untuk mengetahui status gizi ibu

hamil, yaitu dengan mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) dan

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI · 2016. 2. 19. · 5 BAB II TINJAUAN TEORI . 2.1 Pengertian Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi

18

mengukur kadar Hemoglobin (Hb). Pengukuran LILA dimaksudkan

untuk mengetahui apakah seseorang menderita Kurang Energi

Kronik (KEK). Di Indonesia batas ambang LILA resiko KEK adalah

23,5 cm, hal ini berarti ibu hamil dengan resiko KEK diperkirakan

akan melahirkan bayi BBLR. Pengukuran kadar Hb untuk

mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemia gizi. Ibu hamil

akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai

di bawah 11 gr/dl selama trimester III (Waryana, 2010).

2. Status Ekonomi

Status ekonomi dinyatakan dengan pendapatan keluarga.

Pendapatan memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap

kejadian BBLR. Keluarga dengan pendapatan tinggi akan mampu

memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan. Sebaliknya keluarga

dengan pendapatan rendah akan mengalami kesulitan dalam

memenuhi kebutuhan gizi. Pada ibu hamil, kekurangan nutrisi

sangat berpengaruh pada kondisi janin yang dikandung.

Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemilihan

makanan yang akan dikonsumsi sehari-hari. seorang dengan

ekonomi yang tinggi kemudian hamil maka kemungkinan besar

sekali gizi yang dibutuhkan tercukupi ditambah lagi adanya

pemeriksaan membuat gizi ibu semakin terpantau. Ibu hamil

dengan kekurangan zat gizi yang penting bagi tubuh akan

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI · 2016. 2. 19. · 5 BAB II TINJAUAN TEORI . 2.1 Pengertian Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi

19

menyebabkan anak lahir dengan berat badan rendah (Proverawati

& Asfuah, 2009).

3. Usia Ibu

Usia reproduktif yang optimal bagi seorang ibu adalah 20-

35 tahun (Bartini, 2012). Pada usia tersebut rahim sudah siap

menerima kehamilan, mental ibu sudah matang dan mampu

merawat bayi dan dirinya.

Pada usia kurang dari 20 tahun, organ-organ reproduksi

(rahim, vagina, payudara) belum matang dan belum siap untuk

menerima kehamilan. Pada usia di atas 35 tahun, fungsi-fungsi

organ repoduksi mulai menurun, sehingga tidak bagus untuk

menjalani kehamilan (Bartini, 2012). Menurut Prawirahardjo (2008)

salah satu efek dari proses degeneratif (penurunan fungsi organ)

adalah sklerosis (penyempitan) pembuluh darah arteri kecil dan

arteriole miometrium menyebabkan aliran darah ke endometrium

tidak merata dan maksimal sehingga dapat mempengaruhi

penyaluran nutrisi dari ibu ke janin dan membuat gangguan

pertumbuhan janin dalam rahim.

4. Pengawasan ANC (Antenatal Care)

Perawatan ibu selama kehamilan sangat menentukan

kesehatan ibu dan bayi yang dikandungnya. Selama kehamilan

berbagai program yang termasuk paket pelayanan ANC adalah 5T

(Timbang berat badan, Ukur tekanan darah, Ukur tinggi fundus,

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI · 2016. 2. 19. · 5 BAB II TINJAUAN TEORI . 2.1 Pengertian Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi

20

Tablet Fe, Imunisasi TT) diharapkan ibu secara rutin mengontrol

kehamilannya minimal 4 kali selama kehamilan dengan sebaran, 1

kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester ke dua dan 2 kali pada

trimester ke tiga (Depkes RI, 2009).

Pemeriksaan kadar Hb (haemoglobin dalam darah) pada

ibu hamil juga perlu dilakukan agar kesehatan ibu hamil dapat

terpantau, khususnya terhadap penyakit anemia (kurang darah).

Anemia merupakan salah satu penyebab terbanyak dari kematian

ibu di Indonesia. Kurangnya asupan makanan yang mengandung

zat besi, adalah penyebab anemia. Pemeriksaan Hb dilakukan

minimal 2 kali selama hamil, yakni pada awal kehamilan dan pada

usia 30 minggu, serta sering diulang menjelang persalinan. Untuk

mencegah anemia sebaiknya ibu hamil meminum tablet tambah

darah (zat besi) minimal 90 tablet selama hamil (Bartini, 2012).

Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan

resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan

melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar (Waryana,

2010).

5. Pendidikan

Tingkat pendidikan ibu hamil juga sangat berperan dalam

kualitas perawatan bayinya. Informasi yang berhubungan dengan

perawatan kehamilan sangat dibutuhkan, sehingga akan

meningkatkan pengetahuannya. Penguasaan pengetahuan erat

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI · 2016. 2. 19. · 5 BAB II TINJAUAN TEORI . 2.1 Pengertian Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi

21

kaitannya dengan tingkat pendidikan seseorang. Penelitian

menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, maka

semakin baik pula pengetahuannya tentang sesuatu. Pada ibu

hamil dengan tingkat pendidikan rendah kadang ketika tidak

mendapatkan cukup informasi mengenai kesehatannya maka ia

tidak tahu mengenai bagaimana cara melakukan perawatan

kehamilan yang baik (Romauli, 2011).

6. Penyakit/komplikasi Selama Kehamilan

Beberapa komplikasi langsung dari kehamilan seperti

anemia, perdarahan, preeklamsia/eklamsia, hipertensi, ketuban

pecah dini (KPD) dan kelainan lainnya, keadaan tersebut

mengganggu kesehatan ibu dan juga pertumbuhan janin dalam

kandungan sehingga meningkatkan resiko kelahiran bayi dengan

berat rendah (Cunningham, 2005: Praworahardjo, 2008, Manuaba,

2010).

Perdarahan antepartum perdarahan pervaginam pada

kehamilan di atas 28 minggu atau lebih. Karena perdarahan

antepartum terjadi pada usia kehamilan lebih dari 28 minggu maka

sering disebut atau digolongkan perdarahan pada trimester 3.

Komplikasi dari perdarahan antepartum tersebut adalah kelahiran

prematur dan gawat janin sering tidak terhindarkan sebagian

karena tindakan terminasi kehamilan yang terpaksa dilakukan

dalam kehamilan yang belum aterm (Prawirahardjo, 2008).

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI · 2016. 2. 19. · 5 BAB II TINJAUAN TEORI . 2.1 Pengertian Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi

22

Anemia (kadar Hb kurang dari 11 gr %) pada saat

kehamilan dapat mengakibatkan efek buruk pada bayi dan ibunya.

Anemia mengurangi suplai oksigen pada metabolisme ibu karena

kurangnya hemoglobin yang mengikat oksigen dan mengakibatkan

efek tidak langsung pada ibu dan bayi antara lain, kerentaan ibu

terhadap infeksi, kematian janin, kelahiran prematur dan bayi berat

lahir rendah (Prawirahardjo, 2008)

Menururt Prawirahardjo (2008) dalam keadaan normal,

selaput ketuban pecah dalam proses persalinan. Ketuban pecah

dini (KPD) adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum

persalinan. Bila KPD terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu

disebut KPD pada kehamilan prematur. Selaput ketuban pecah

terjadinya karena ketidakseimbangan antara sintesis dan degradasi

ekstraseluler matriks, perubahan struktur, jumlah sel dan

katabolisme kalogen. Salah satu komplikasi dari KPD adalah

meningkatkan resiko persalinan prematur dan melahirkan bayi

dengan berat lahir rendah. Biasanya setelah ketuban pecah disusul

persalinan, pada kehamilan antara 28-34 minggu 50% persalinan

terjadi selama 24 jam. KPD juga menyebabkan oligohidromnion

yang akan menekan tali pusat sehingga terjadi asfiksia dan hipoksia

pada janin dan membuat nutrisi ke janin berkurang serta

pertumbuhan terganggu (Manuaba, 2010).

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI · 2016. 2. 19. · 5 BAB II TINJAUAN TEORI . 2.1 Pengertian Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi

23

Preeklamsia adalah sindrom spesifik kehamilan berupa

berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivitas

endotel. Eklamsia adalah terjadinya kejang pada wanita dengan

preeklamsia yang tidak dapat disebabkan oleh hal lain. Keadaan ini

mempunyai pengaruh langsung terhadap kualitas janin karena

terjadi penurunan aliran darah ke plasenta menyebabkan janin

kekurangan nutrisi sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin.

Normalnya pada saat proses nidasi terjadi remodelling arteri spiralis

yaitu terjadinya invasi troboblas ke dalam lapisan otot arteri spiralis.

Invasi juga memasuki jaringan sekitar arteri spiralis sehingga

memudahkan arteri spiral menjadi distensi dan dilatasi. Distensi dan

dilatasi lumen arteri spiralis memberikan dampak penurunan

tekanan darah, penurunan resistensi vaskular dan peningkatan

aliran darah uteroplasenta. Namun pada preeklamsia invasi

troboblas tidak optimal sehingga terjadi vasospasme arteri spiralis

menjadi kaku dan keras sehingga membuat aliran uteroplasenta

tidak adekuat (Cunningham, 2005; Prawirahardjo, 2008).

Menurut Prawirahardjo (2008) hipertensi dalam kehamilan

ada yang bersifat kronik, sudah mengalami hipertensi sebelum

hamil dan hipertensi gestasional, hipertensi yang timbul pada

kehamilan dan menghilang setelah tiga bulan pasca persalinan.

Efek hipertensi ini pada janin adalah menghambat pertumbuhan

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI · 2016. 2. 19. · 5 BAB II TINJAUAN TEORI . 2.1 Pengertian Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi

24

janin disebabkan menurunnya perfusi uteroplasenta, sehingga

menimbulkan infusiensi plasenta.

7. Pekerjaan Ibu

Seorang wanita hamil dengan aktifitas kerja yang berat

beresiko mengalami persalinan prematur atau bayi dengan BBLR.

Jenis pekerjaan juga dihubungkan dengan penghasilan yang dapat

mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi wanita hamil tersebut.

Dari beberapa penelitian, persalinan prematur dan BBLR dapat

terjadi pada wanita yang bekerja terus menerus selama kehamilan,

terutama bila pekerjaan tersebut memerlukan kerja fisik atau berdiri

untuk waktu yang lama. Keadaan ini dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan serta kesejahteraan janin yang

dikandungnya (Farrer H, 2001).

8. Paritas

Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami

wanita tanpa memperhatikan hasil konsepsi tersebut hidup atau

mati. Paritas 2 sampai 3 merupakan paritas yang paling aman

ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan lebih dari 3

memiliki angka kematian lebih tinggi. Propil ibu yang meninggal

saat atau sesaat setelah melahirkan antara lain disebabkan oleh

tingginya paritas yaitu telah mempunyai anak sebanyak 4 orang

atau lebih (Winkjosastro, 2007).

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI · 2016. 2. 19. · 5 BAB II TINJAUAN TEORI . 2.1 Pengertian Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi

25

Kehamilan lebih dari 4 kali baik anak hidup maupun anak

mati (grande multi gravida), mempunyai resiko tinggi pada

kehamilan dan persalinan berikutnya. Ini berkaitan dengan kerja

sistem tubuh yang terlalu sering dan dalam jangka waktu yang

relative singkat. Tidak adanya jeda waktu bagi tubuh ibu untuk

beristirahat, akan berakibat munculnya resiko yang berbahaya

(Bartini, 2012).

9. Jarak kehamilan

Jarak kelahiran adalah jarak lahirnya anak yang satu

dengan yang lainnya. Jarak kelahiran < 2 tahun dapat menimbulkan

pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama dan perdarahan

pada saat persalinan karena keadaan rahim belum pulih dengan

baik. Ibu yang melahirkan anak dengan jarak yang sangat

berdekatan < 2 tahun akan mengalami peningkatan risiko terhadap

terjadinya perdarahan pada trimester III, termasuk karena alasan

plasenta previa, anemia dan ketuban pecah dini serta dapat

melahirkan bayi dengan BBLR (Iskandar, 2009).

Menurut Bartini (2012) jarak persalinan terakhir dengan

kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun merupakan faktor resiko

yang menyebabkan komplikasi selama kehamilan dan persalinan.

Hal ini disebabkan karena waktu yang ideal bagi tubuh untuk

memulihkan fungsinya setelah menjalani perubahan selama

kehamilan adalah 2 tahun.

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI · 2016. 2. 19. · 5 BAB II TINJAUAN TEORI . 2.1 Pengertian Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi

26

10. Kebiasaan ibu

Kebiasaan ibu yang menjadi faktor resiko BBLR yaitu, ibu

yang merokok baik aktif maupun pasif dan ibu peminum alkohol

serta ibu pecandu obat narkotik. Asap rokok mengandung sejumlah

teratogen potensial seperti nikotin, karbon monoksida, sianida, tar

dan berbagai hidrkarbon. Zat ini selain bersifat fetotoksin, juga

memiliki efek vasokontriksi pembuluh darah dan mengurangi kadar

oksigen dan gangguan pembuluh darah sehingga membuat aliran

nutrisi dari ibu ke janin terhambat dan terganggu, akhirnya

pertumbuhan janin terhambat (Cunningham, 2005).