Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

25
LAPORAN PENDAHULUAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DISUSUN OLEH : 1. Rahmat Andi Saputro (P27820413004) 2. Farizky Yovie Nevrisetya (P27820413006) Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya Prodi D3 Keperawatan Sidoarjo 2015

description

Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

Transcript of Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

Page 1: Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

LAPORAN PENDAHULUAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

(BBLR)

DISUSUN OLEH : 1. Rahmat Andi Saputro (P27820413004)

2. Farizky Yovie Nevrisetya (P27820413006)

Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Prodi D3 Keperawatan Sidoarjo

2015

Page 2: Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

A. DEFINISI BBLR

• Merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki berat kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram.

• WHO pada tahun 1961 menyatakan bahwa semua bayi baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut low birth weight infant, karena morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya bergantung pada berat badannya tetapi juga pada tingkat kematangan bayi tersebut. Definisi WHO tersebut dapat disimpulkan secara ringkas bahwa bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badat kurang dari atau sama dengan 2500 gram.

Page 3: Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

B. ETIOLOGI

• Penyebab terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Factor ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Factor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta factor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR.

1. Faktor ibu

a. Penyakit • Toksemia gravidarum• Perdarahan anterpartum• Trauma fisik dan psikologis • Nefritis akut• Diabetes mellitus

b. Usia ibu • Usia < 16 tahun • Usia > 35 tahun • Multigravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat

Page 4: Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

c. Keadaan sosial • Golongan sosial ekonomi rendah• Perkawinan yang tidak syah

d. Sebab lain • Ibu yang perokok • Peminum alcohol • Ibu pecandu narkotik

2. Faktor janin • Hidramnion• Kehamilan ganda • Kelainan kromosom

3. Faktor lingkungan • Tempat tinggal dataran tinggi• Radiasi • Zat-zat racun

Page 5: Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

 C. Epidemiologi

Prevalensi BBLR diperkirakan sekitar 15% dari seluuruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosial ekonomi rendah. Secara statistic menunjukkan angka 90% kejadian BBLR didapatkan di Negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi disbanding bayi yang lahir dengan berat normal. BBLR termasuk factor utama dalam peningkatan morbiditas, mortalitas, dan disabilitas neonatus. Angka kejadian BBLR di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-30%, hasil studi di 7 daerah Multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentan 2,1%-17,2%. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran perbaikan gizi menuju Indonesia sehat 2010 yakni maksimal 7%.

Page 6: Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

PrematuritasJaringan lemak sub kutan lebih

tipis

Permukaan tubuh Relatif lebih luas

Penguapan berlebih

Pemaparan dengan suhu luar

Kehilangan cairan

Kehilangan panas

Dehidrasi Dk Hipotermia

Kehilangan panas melalui

kulit

Kekurangan cadangan

energi

Malnutrisi

Hipoglikemi

Penurunan daya tahan

Dk Resiko infeksi

Retrolentral Fibroplasia

Imaturitas Ginjal

Sekunder terapi

Imaturitas sentrum2

Vital

-Imaturitas

Lensa mata

-Sekunder

efek O2

Regulasi Pernafasan

Pernafasan Periodic

Pernafasan Biot Retinopaty

Halus mudah lecet

Resiko Infeksi

Pioderma

Sepsis

Hati Usus Ginjal Otak Mata Kulit

Konjugasi bilirubin blm baik

Hiperbilirubin

Ikterus

Dinding lambung

lunak

Periltastik belum

sempurna

Mudah kembung

Pengosongan lambung belum baik

Paru

Insuf. Pernafasan

Fungsi organ-organ belum baik

-Pertumbuhan ddg dada blm sempurna-Vaskuler Paru imatur

Penyakit membrane

hialin

Dk Pola nafas Idro efektif

Reflek menelan blm

sempurna

Dk Resti gangguan pemenuhan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

Etiologi

Faktor Plasenta

BBLR/BLSR

Faktor Ibu Faktor Janin

PATHWAY

Page 7: Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

D. Manifestasi KlinisManifestasi klinis yang dapat ditemukan pada bayi dengan berat

badan lahir rendah adalah sebagai berikut:

1. Berat badan kurang dari 2.500 gram.

2. Panjang badan kurang dari 45 cm.

3. Lingkar dada kurang dari 35 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm.

4. Masa gestasi kurang dari 37 minggu.

5. Kepala lebih besar dari tubuh.

6. Kulit tipis, transparan, lanugo banyak, dan lemak subkutan amat sedikit.

7. Osifikasi tengkorak sedikit serta ubun-ubun dan sutura lebar.

8. Genetalia imatu, libia minora belum tertutup dengan libia mayora.

9. Tulang rawan dan daun telinga belum cukup, sehingga elastisitas belum sempurna.

10 Pergerakan kurang dan lemah, tangis lemah, pernapasan belum teratur, dan sering mendapat serangan apnea.

11. Bayi lebih banyak tidur daripada bangun, refleks mengisap dan menelan belum sempurna.

Page 8: Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

E. KLASIFIKASI• Berdasarkan definisi tersebut diatas, bayi berat lahir rendah dapat

dikelompokkan menjadi prematuritas murni dan dismaturitas.• Prematuritas murni

Adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan atau disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan (NKB-SMK) (Arief,2009).

• BAYI PREMATUR

Menurut WHO, bayi premature adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bayi premature ditetapkan berdasarkan umur kehamilan.

F. KOMPLIKASI • Hipotermia• Hipoglikemia • Perdarahan intracranial

Page 9: Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

G. PENCEGAHAN

Pada kasus bayi BBLR pencegahan preventif adalah langkah yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan :

• Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan yang dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama factor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.

• Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda-tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatnnya dan janin yang dikandung dengan baik.

• Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinan pada kurun umur reproduksi sehat (20-34 tahun)

• Perlu dukungan sector lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.

Page 10: Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

Asuhan Keperawatan • Pengkajian

Pengakajian yang dapat dilakukan oleh seorang perawat untuk mendapatkan data, baik objektif maupun subjektif dari ibu adalah sebagai berikut:

a. Riwayat kesehatan terdahulu

b. Riwayat kesehatan sekarang

c. Riwayat kesehatan keluarga

Page 11: Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

– Sirkulasi • Nadi apikal mungkin cepat dan tidak teratur

dalam batas normal (120-160 detik per menit).• Murmur jantung yang dapat didengar dapat

menandakan duktus arteriosus (PDA).

– Pernapasan • Mungkin dangkal, tidak teratur, dan

pernapasan diafragmatik intermiten atau periodik (40-60 kali/menit).• Pernapasan cuping hidung, retraksi

suprasternal atau substernal, juga derajat sianosis yang mungkin ada.• Adanya bunyi ampela pada auskultasi,

menandakan sindrom distres pernapasan (RDS).

Page 12: Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

– Neurosensori • Sutura tengkorak dan fontanel tampak melebar, penojolan

karena ketidakadekuatan pertumbuhan tulang mungkin terlihat.

• Kepala kecil dengan dahi menonjol, batang hidung cekung, hidung pendek mencuat, bibir atas tipis, dan dagu maju.

• Tonus otot dapat tampak kencang dengan fleksi ekstremitas bawah dan atas seta keterbatasan gerak.

• Pelebaran tampilan mata.

– Makanan/cairan• Disproporsi berat badan dibandingkan dengan panjang dan

lingkar kepala.• Kulit kering pecah-pecah dan terkelupas dan tidak adanya

jaringan subkutan.• Penurunan massa otot, khususnya pada pipi, bokong, dan

paha.• Ketidakstabilan metabolik dan hipoglikemi/hipokalsemia.

Page 13: Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

– Keamanan• Suhu berfluktuasi dengan mudah.• Tidak terdapat garis alur pada telapak tangan.• Warna mekonium mungkin jelas pada jari tangan dan

dasar tali pusat dengan warna kehijauan.• Menangis mungkin lemah.

– Seksualitas • Labia minora wanita mungkin lebih besar dari labio

mayora dengan klitoris menonjol.• Testis pria mungkin tidak turun, ruge mungkin banyak

atau tidak pada skrotum.

Page 14: Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

• Pemeriksaan Diagnostik

– Jumlah darah lengkap: penurunan pada Hb/Ht mungkin dihubungkan dengan anemia atau kehilangan darah.

– Dektrosik: menyatakan hopoglikemi.– Analisa Gas Darah (AGD): menentukan jumlah keparahan

distres bila ada.– Elaktrolit serum: mengkaji adanya hipokalsemia.– Bilirubin: mungkin menigkat pada polisitemia.– Urinalisis: mengkaji homeostades.– Jumlah trombosit: trombositopenia mungkin menyertai sepsis.– EKG, EEG, USG, aniografi: defek congenital atau

komplikasi.

Page 15: Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

• Diagnosa Keperawatan1. Tidak efektifnya pola pernapasan yang berhubungan dengan

imaturitas pusat pernapasan, keterbatasan perkembangan otot, penurunan energi atau kelelahan, dan ketidakseimbangan metabolik.

2. Risiko tinggi termoregulasi tidak yang berhubungan dengan susunan saraf pusat (SSP) imatur (pusat regulasi residu, penurunan resiko massa tubuh terhadap area permukaan, penurunan lemak subkutan, ketidakmampuan merasakan dingin atau berkeringat, cadangan metabolik buruk).

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan penurunan simpanan nutrisi, imaturitas produksi enzim, otot abdominal lemah, dan refleksi lemah.

4. Risiko tinggi kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan usia dan berat ekstrem (prematur <2.500 gram) kehilangan cairan berlebihan (kulit tipis), kurang lapisan lemak, ginjal imatur/kegagalan mengonsentrasikan urine).

Page 16: Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

• Intervensi Keperawatan • Diagnosa 1 • Tujuan: Setelah dilakukan tindakan, pola napas menjadi

efektif.• Kriteria hasil: Neonatus akan mempertahankan pola

pernapasan periodik, membran mukosa merah muda.• Intervensi Mandiri

1. Kaji frekuensi dan pola pernapasan, perhatikan adanya apnea dan perubahan frekuensi jantung.

• Rasional: Membantu dalam membedakan periode perputaran pernapasan normal dari serangan apnea sejati, terutama sering terjadi pada gestasi minggu ke-30.

2. Isap jalan napas sesuai kebutuhan.• Rasional: menghilangkan mukus yang menyumbat jalan napas.

Page 17: Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

• Kolaborasi

1. Pantau pemeriksaan laboratorium (misalnya: GDA, glukosa, serum, elektrolit, kultur, dan kadar obat) sesuai indikasi.

• Rasional: hipoksia, asidosis metabolik, hiperkapnea, hipoglikemia, hipokalsemia, dan sepsis dapat memperberat serangan apnetik. 

2. Berikan oksigen sesuai indikasi.• Rasional: perbaikan kadar oksigen dan karbondioksida dapat

meningkatkan fungsi pernapasan.

3. Berikan obat-obatan sesuai indikasai seperti berikut:– Natrium karbonat

• Rasional: memperbaiki asidosis.

- Antibiotik• Rasional: mengatasi infeksi pernapasan dan sepsis.

- Aminopilin• Rasional: dapat menigkatkan aktivitas pusat pernapasan dan

menurunkan sensitivitas terhadap CO₂, menurunkan frekuensi apnea.

Page 18: Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

• Diagnosa 2 • Tujuan: Termoregulasi menjadi efektif sesuai dengan

perkembangan.• Kriteria hasil: mempertahankan suhu kulit atau aksila (35-

37,3˚C)bebas stres dan rasa dingin• Intervensi Mandiri

1. Kaji suhu dengan memeriksa suhu rektal pada awalnya, selanjutnya periksa suhu aksila atau gunakan alat termostat dengan dasar terbuka dan penyebar hangat.

• Rasional: hipotermia membuat bayi cenderung merasa stres karena dingin, penggunaan simpanan lemak tidak dapat diperbarui bila ada dan penurunan sensitivitas untuk meningkatkan kadar CO₂ atau penurunan kadar O₂.

2. Tempatkan bayi pada inkubator atau dalam keadaan hangat.• Rasional: mempertahankan lingkungan termonetral,

membantu mencegah stres karena dingin.

Page 19: Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

• Diagnosa 3 • Tujuan: nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan.• Kriteria hasil: mempertahankan pertumbuhan dan peningkatan

berat badan dalam kurva normal dengan penambahan berat badan tetap, sedikit 20-30 gram/hari.

• Intervensi Mandiri

1. Kaji maturitas refleks berkenaan dengan pemberian makan (misalnya: mengisap, menelan, dan batuk).

• Rasional: menentukan metode pemberian makan yang tepat untuk bayi.

2. Auskultasi adanya bising kaji status fisik, dan status pernapasan.

• Rasional: pemberian makan pertama makan pertama bayi stabil memiliki peristaltik dapat dimulai 6-12 jam setelah kelahiran. Bila distres pernapasan ada, cairan parenteral diindikasikan dan cairan per oral harus ditunda .

Page 20: Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

• Diagnosa 4 • Tujuan : cairan terpenuhi • Kriteria hasil : bebas dari tanda dehidrasi

Menunjukkan penambahan berat badan 20-30 gram/hari• Intervensi mandiri

1. Evaluasi turgor kulit, membrane mukosa dan keadaan fontanel anterior.

• Rasional : kehilangan atau perpindahan cairan yang minimal dapat dengan cepat menimbulkan dehidrasi, terlihat oleh turgor kulit yang buruk, membrane mukosa kering, dan fontanel cekung.

2. Pantau tekanan darah,nadi dan tekanan arterial rata-rata • Rasional : kehilangan 25% volume darah mengakibatkan

syok dengan TAR kurang dari 25 mmHg menandakan hipotensi.

Page 21: Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

• Implementasi Keperawatan

1. Medikamentosa

Pemberian vitamin K1 : • Injeksi 1 mg sekali pemberian, atau • Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat

lahir, umur 3-10 hari, dan umur 4-6 minggu)

2. Diabetik

Pemberian nutrisi yang adekuat • Apabila daya isap belum baik, bayi dicoba untuk menetek sedikit

demi sedikit • Apabila bayi belum bias menetek pemberian ASI diberikan melalui

sendok atau pipet.• Apabila bayi belum ada reflek mengisap dan menelan harus

dipasang selang/ sonde fooding.

Page 22: Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

3. Suportif

Hal utama yang perlu dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal :

• Membersihkan jalan nafas • Memotong tali pusat dan perawatan tali pusat• Membersihkan badan bayi dengan baby oil/minyak.• Memberikan obat mata• Membungkus bayi dengan kain hangat • Pengkajian keadaan kesehatan pada bayi dengan

BBLR• Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan : • Membungkus bayi dengan menggunakan selimut bayi

yang dihangatkan terlebih dahulu

Page 23: Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

• Menidurkan bayi didalam incubator buatan yaitu dapat dibuat dari keranjang yang pinggirnya diberi penghangat dari buli-buli panas atau botol yang diisi air hangat.

• Suhu lingkungan harus dijaga • Badan bayi harus dalam keadaan kering • Jangan menyentuh bayi dengan tangan yang

dingin • Ukur suhu badan bayi dengan berkala• Anjurkan ibu tetap bersama bayi. Bila tidak

memungkinkan, biarkan ibu berkunjung setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui.

Page 24: Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

• Evaluasi

Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai.

Page 25: Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)

TERIMA KASIH