BAB 3 manajemen keperawatan

38
BAB III PENGKAJIAN ANALISIS SITUASIONAL 3.1. PENGKAJIAN Pengkajian untuk mendapatkan informasi dilakukan melalui siklus pemecahan masalah (problem, solving, circle) terdapat aspek managemen keperawatan meliputi fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan evaluasi. Adapun metode yang digunakan adalah wawancara, observasi, pengumpulan data terhitung dari tanggal 26 Mei – 29 Juni 2014. Serta kajian literatur dengan studi dokumentasi dan sekunder ruang Interne RSUD Arosuka Rumah Sakit Umum Daerah Arosuka terletak ditempat yang mudah dijangkau dari berbagai arah. Berdiri semenjak tahun 2007, dan disajikan sebagai lahan praktek bagi institusi pendidikan kesehatan yang ada di Sumatra Barat. 3.2. Gambaran Situasi Ruang Interne Rsud Arosuka Rumah Sakit Arosuka mempunyai 6 ruang rawat inap, salah satunya adalah Ruang Rawat Interne. Ruangan ini terdiri dari 1 nurse station, 1 ruangan kepala ruangan, 1 ruang perawat, 1 ruangan dokter, 1 dapur, rawatan kelas I pria dan kelas I wanita, kelas II pria dan kelas II wanita, rawatan kelas III pria dan kelas III wanita. 3.2.1 Visi, Misi, dan Motto 1. Visi, Misi Rumah Sakit Visi Rumah Sakit RSUD Arosuka Solok 31 Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona

description

bab 3 laporan manajemen keperawatan

Transcript of BAB 3 manajemen keperawatan

BAB III

PENGKAJIAN ANALISIS SITUASIONAL

3.1. PENGKAJIAN

Pengkajian untuk mendapatkan informasi dilakukan melalui siklus pemecahan

masalah (problem, solving, circle) terdapat aspek managemen keperawatan meliputi

fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan evaluasi. Adapun

metode yang digunakan adalah wawancara, observasi, pengumpulan data terhitung dari

tanggal 26 Mei – 29 Juni 2014. Serta kajian literatur dengan studi dokumentasi dan

sekunder ruang Interne RSUD Arosuka

Rumah Sakit Umum Daerah Arosuka terletak ditempat yang mudah dijangkau

dari berbagai arah. Berdiri semenjak tahun 2007, dan disajikan sebagai lahan praktek

bagi institusi pendidikan kesehatan yang ada di Sumatra Barat.

3.2. Gambaran Situasi Ruang Interne Rsud Arosuka

Rumah Sakit Arosuka mempunyai 6 ruang rawat inap, salah satunya adalah

Ruang Rawat Interne. Ruangan ini terdiri dari 1 nurse station, 1 ruangan kepala

ruangan, 1 ruang perawat, 1 ruangan dokter, 1 dapur, rawatan kelas I pria dan kelas I

wanita, kelas II pria dan kelas II wanita, rawatan kelas III pria dan kelas III wanita.

3.2.1 Visi, Misi, dan Motto

1. Visi, Misi Rumah Sakit

Visi Rumah Sakit RSUD Arosuka Solok

 Menjadikan Rumah Sakit sebagai pilihan utama masyarakat dengan

pelayanan yang bermutu beretika dan berkeadilan.

Misi Rumah Sakit RSUD Arosuka Solok

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara profeional

dan bertanggung jawab, aman, informatif, efektif,efisiensi dan

manusiawi dengan tetap memperhatikan aspek sosial.

2. Membangun sumber daya manusia (SDM) RS yang profesional,

akuntabel yang berorganisasi pada pelanggan serta mempunyai

integritas dan etika tinggi dalam memberikan pelayanan.

31Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR

Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona

3. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

dalam pemberian pelayanaan kesehatan dan menyelenggrakan

penelitian.

4. Memberikan perlindungan kepada masyarakat pengguna jasa pelayanan

Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

2. Visi, Misi dan Motto Ruangan

Visi misi khusus untuk ruang interne belum ada, tetapi selama ini visi

dan misi ruang interne hanya mengarah ke visi dan misi rumah sakit.

3.3.2 Analisis Terhadap Klien

a. Karakteristik

Pasien memiliki karakteristik yang berbeda-beda, dari segi penyakit

terbanyak, pada 6 bulan terakhir tahun 2014 seperti gastritis, demam tipoid,

DM, febris.

b. Analisis Unit Layanan Keperawatan

a) Flow of care

b) Manajemen unit : penerapan manajerial

a) Perencanaan

b) Pendidikan

c) Pelatihan

d) SOP

c. Pengorganisasian

Dalam melaksanakan tindakan keperawatan tindakan manejerial

membuat pengorganisasian atau membagi tugas atau tanggung jawab antara

karu, PA sore, PA malam. Metode yang dipakai adalah metode fungsional.,

kemudian dengan pembagian tugas berdasarkan fungsi yaitu masing-masing

kepala ruangan mempunyai beberapa perawat pelaksana yang bertanggung

jawab terhadap pasien sebagai tanggung jawabnya. Sekarang di ruangan

rawat Interne kami melihat metode yang dipakai adalah metode fungsional.

d. Staffing/ SDM

Dari hasil wawancara dan kuisioner didapatkan bahwa mayoritas

perawat di ruangan interne (75%) berada pada tingkat pendidikan

vocasional dan (25%) lainnya berada pada tingkat pendidikan professional.

32Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR

Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona

Jumlah tenaga perawat adalah sebanyak 17 orang yang terdiri dari 1

kepala ruangan. Lulusan S1 Ners sebanyak 1 orang termasuk Karu, lulusan

S1 Keperawatan sebanyak 2 orang, lulusan DIII Keperawatan sebanyak 14

orang.

Untuk Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Hasil analisis situasi melalui wawancara, observasi dan pembagian

dengan kuesioner dari tanggal 26 Mei 2014, di Ruang Interne, dimana

ruangan Interne dipimpin oleh Ns, Risna Sofita S.Kep dan tenaga perawat

berjumlah 16 orang. Jadwal pembagian dinas terbagi dalam 2 shift yaitu

mulai dari jam 08.00 WIB s/d 16.00 WIB. Dinas malam jam 16.00 WIB

s/d 08.00 WIB

Ruangan ini mempunyai tempat tidur sebanyak 28. Dengan jumlah

pasien rata-rata dari tanggal 26-29 Mei 2014 pada shift pagi Total Care 1

orang, parcial care 9 orang.

Melihat jumlah ketenagaan dan jumlah pasien dengan tingkat

ketergantungan dan perlu membagi tenaga berdasarkan tingkat

ketergantungan pasien saat dinas.

Tabel 3.1

Klasifikasi Dan Tingkat Ketergantungan Pasien Menurut Douglas

Klasifikasi Pasien

Minimal Partial Total

Pagi Siang Malam Pagi Sian

g

Malam Pagi Siang Malam

1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20

2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40

3 0,51 0,42 0,21 0,81 0.45 0,30 1,08 0,90 0,60

33Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR

Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona

Tabel 3. 2

Jumlah Tenaga Perawat Berdasarkan Tingkat Ketergantungan

Tanggal 26 Mei 2014

Tingkat

ketergantunga

n pasien

Jumlah

pasien

Pagi Malam

Total 1 1x 0,36=

0,36

1 x 0,20 =

0,20

Parsial 9 9 x 0,27=

2.43

9x 0,07=

0,63

Jumlah 10 2,79= ( 3 ) 0,83 = ( 1 )

Berdasarkan pengkajian tanggal 26 Mei 2014 didapatkan jumlah pasien sebanyak

1 orang dengan tingkat ketergantungan pasien dengan total care, jumlah pasien sebanyak

9 orang dengan tingkat ketergantungan pasien dengan parsial care. Berdasarkan teori

Untuk shift pagi membutuhkan 3 orang perawat pelaksana diluar karu dan katim, dan

malam 1 orang perawat pelaksana shift malam, namun hal ini sulit terealisasikan karena

jumlah jam kerja shift malam adalah 16 jam. Selain itu juga dibutuhkan tenaga perawat

untuk mengantisipasi hal-hal yang diluar dugaan, seperti merujuk pasien di malam hari dan

juga jika terjadi kegawatan pada pasien lainnya. Sehingga tambahan tenaga untuk shift

malam dibutuhkan, dan saat ini ruangan interne telah menetapkan jumlah tenaga yang

dinas malam yaitu 2 orang. Disini kita lihat tidak ada masalah yang timbul.

Tabel 3.3

Jumlah Tenaga Perawat Berdasarkan Tingkat Ketergantungan

Tanggal 27 Mei 2014

Tingkat

ketergantungan

pasien

Jumlah

pasien

Pagi Malam

Total 1 1x 0,36= 0,36 1x 0,36 =0,36

Parsial 8 8 x 0,27= 2.16 8x 0,07=0,56

Jumlah 9 2,52= ( 3 ) 0,92= ( 1 )

34Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR

Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona

Berdasarkan pengkajian tanggal 27 Mei 2014 didapatkan jumlah pasien sebanyak

1 orang dengan tingkat ketergantungan pasien dengan total care, jumlah pasien sebanyak

8 orang dengan tingkat ketergantungan pasien dengan parsial care. Berdasarkan teori

Untuk shift pagi membutuhkan 3 orang perawat pelaksana diluar karu dan katim, dan

malam 1 orang perawat pelaksana untuk shift malam, namun hal ini sulit terealisasikan

karena jumlah jam kerja shift malam adalah 16 jam. Selain itu juga dibutuhkan tenaga

perawat untuk mengantisipasi hal-hal yang diluar dugaan, seperti merujuk pasien di malam

hari dan juga jika terjadi kegawatan pada pasien lainnya. Sehingga tambahan tenaga untuk

shift malam dibutuhkan, dan saat ini ruangan interne telah menetapkan jumlah tenaga yang

dinas malam yaitu 2 orang. Disini kita lihat tidak ada masalah yang timbul.

Tabel 3.4

Jumlah Tenaga Perawat Berdasarkan Tingkat Ketergantungan

Tanggal 28 Mei 2014

Tingkat

ketergantungan

pasien

Jumlah

pasien

Pagi Malam

Total 0 0x 0,36= 0 0x 0,20= 0

Parsial 8 8 x 0,27= 2.16 8x 0,07=0,56

Jumlah 8 2,16= ( 3 ) 0,56 = ( 1 )

Berdasarkan pengkajian tanggal 28 Mei 2014 didapatkan tidak ada pasien total

care, jumlah pasien sebanyak 8 orang dengan tingkat ketergantungan pasien dengan

parsial care. Berdasarkan teori Untuk shift pagi membutuhkan 3 orang perawat pelaksana

diluar karu dan katim, dan malam 1 orang perawat pelaksana untuk shift malam, namun

hal ini sulit terealisasikan karena jumlah jam kerja shift malam adalah 16 jam. Selain itu

juga dibutuhkan tenaga perawat untuk mengantisipasi hal-hal yang diluar dugaan, seperti

merujuk pasien di malam hari dan juga jika terjadi kegawatan pada pasien lainnya.

Sehingga tambahan tenaga untuk shift malam dibutuhkan, dan saat ini ruangan interne

telah menetapkan jumlah tenaga yang dinas malam yaitu 2 orang. Disini kita lihat tidak

ada masalah yang timbul.

Tabel 3.535

Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBARAbdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona

Jumlah Tenaga Perawat Berdasarkan Tingkat Ketergantungan

Tanggal 29 Mei 2014

Tingkat

ketergantungan

pasien

Jumlah

pasien

Pagi Malam

Total 0 0x 0,36= 0 0x 0,20 = 0

Parsial 7 7 x 0,27=1,89 7x 0,07= 0,49

Jumlah 7 1,89 = ( 2 ) 0,49 = (1)

Berdasarkan pengkajian tanggal 29 Mei 2014 didapatkan tidak ada pasien total

care, jumlah pasien sebanyak 7 orang dengan tingkat ketergantungan pasien dengan

parsial care. Berdasarkan teori Untuk shift pagi membutuhkan 2 orang perawat pelaksana

diluar karu dan katim, dan malam 1 orang perawat pelaksana untuk shift malam, namun

hal ini sulit terealisasikan karena jumlah jam kerja shift malam adalah 16 jam. Selain itu

juga dibutuhkan tenaga perawat untuk mengantisipasi hal-hal yang diluar dugaan, seperti

merujuk pasien di malam hari dan juga jika terjadi kegawatan pada pasien lainnya.

Sehingga tambahan tenaga untuk shift malam dibutuhkan, dan saat ini ruangan interne

telah menetapkan jumlah tenaga yang dinas malam yaitu 2 orang. Disini kita lihat tidak

ada masalah yang timbul.

Namaun kenyataannya di rung rawat interne dibutuhkan 2 orang tenaga perawat

untuk shift malam, hal ini dikarenakan untuk mengantisipasi datangnya pasien baru pada

jam shift malam dengan keadaan umum atau tingkat kesadaran yang buruk dan tingkat

kebutuhan total care.

Menurut peraturan perundang-undangan ditetapkan mengenai jam kerja yaitu :

Jam Kerja dalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan siang hari dan/atau

malam hari. Jam Kerja bagi para pekerja di sektor swasta diatur dalam Undang-Undang

No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya pasal 77 sampai dengan pasal 85.

 

36Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR

Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona

Pasal 77 ayat 1, UU No.13/2003 mewajibkan setiap pengusaha untuk

melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2 sistem

seperti yang telas disebutkan diatas yaitu:

7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja

dalam 1  minggu; atau

8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja

dalam 1 minggu.

Pada kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan batasan jam kerja yaitu 40

(empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu. Apabila melebihi dari ketentuan waktu kerja

tersebut, maka waktu kerja biasa dianggap masuk sebagai waktu kerja lembur sehingga

pekerja/buruh berhak atas upah lembur. 

Akan tetapi, ketentuan waktu kerja tersebut tidak berlaku bagi sektor usaha atau

pekerjaan tertentu seperti misalnya pekerjaan di pengeboran minyak lepas pantai, sopir

angkutan jarak jauh, penerbangan jarak jauh, pekerjaan di kapal (laut), atau penebangan

hutan. 

Ada pula pekerjaan-pekerjaan tertentu yang harus dijalankan terus-menerus,

termasuk pada hari libur resmi (Pasal 85 ayat 2 UU No.13/2003). Pekerjaan yang terus-

menerus ini kemudian diatur dalam Kepmenakertrans No. Kep-233/Men/2003 Tahun 2003

tentang Jenis dan Sifat Pekerjaan yang Dijalankan Secara Terus Menerus. Dan dalam

penerapannya tentu pekerjaan yang dijalankan terus-menerus ini dijalankan dengan

pembagian waktu kerja ke dalam shift-shift.

Kesimpulan Kelompok

Jadi menurut analisa kami bahwa jam kerja pegawai di ruang interne melebihi

waktu jam kerja normal pada shift malam yaitu 16 jam (16.00 s/d 08.00). Sementara jam

kerja yang ideal yaitu hanya 8 jam. Hal ini tidak ideal dilakukan karena akan mengganggu

kinerja pegawai tersebut. Ditambah hari libur pegawai hanya 1 hari setelah 2 hari dinas

malam. Contoh jadwal dinas pegawai : P P P P M M L, maka jumlah jam kerja pegawai

dalam satu minggu yaitu 64 jam. Sementara jam kerja ideal pegawai dalam 1 minggu yaitu

maksimal 40 jam.

Hal ini disebabkan karena pembagian shift dinas hanya dua shift pagi dan malam,

setelah dikaji ternyata alasan dari pembagian dua shift tersebut adalah masalah transportasi

yang dinilai masih sulit.

37Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR

Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona

Jadi kami memberikan saran agar kinerja pegawai di ruang interne ini bisa optimal

hendaknya dinas malam butuh pegawai minimal 2 atau 3 orang. Selain itu untuk

memenuhi jam kerja yang ideal hendaknya dipertimbangkan juga hari libur pegawai di

ruangan interne, bagaimana cara mensiasati agar jam kerja pegawai tidak berlebih karena

akan berpengaruh ke kinerja pegawai itu sendiri.

a. Sarana dan Prasarana

1) Gambaran umum

Ruangan Rawat interne di peruntukkan untuk kelas 1, kelas 2 dan

kelas 3., ruangan terdiri dari 1 nurse station, 1 ruangan kepala ruangan,

1 ruang perawat, 1 ruang prasat gabung dengan gudang, 1 ruang dokter,

1 ruang rawat kelas 1 pria dan kelas 1 wanita, 1 ruang rawat kelas 2

pria dan kelas 2 wanita, 1 ruang rawat kelas 3 pria dan kelas 3 wanita.

Tabel 3.6

Kapasitas Unit Ruang

Ruangan Jumlah Tempat tidur

Kelas 1 pria 4

Kelas 1wanita 4

Kelas 2 pria 4

Kelas 2 wanita 4

Kelas 3 pria 6

Kelas 3 wanita 6

Total 28

38Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR

Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona

Tabel 3.7

Sarana Dan Prasarana

No Nama Alat Jumlah Kondisi alat KET

1

2.

Alat Tenun

1. Laken besar

2. Sarung Bantal

3. Selimut

4. Perlak

5. Skrem

6. Stik laken

7. Tabung Oksigen

8. Lemari Pasien

Alat Kesehatan

1. Bed pasien

2. Kasur pasien

3. Kursi Roda

4. Standar oksigen

5. Stetoskop

6. TV Set

7. Pinset Anatomi

8. Pinset Sirugis

9. Gunting Jaringan

10. Klem

11. Gunting verban

12. Korentang

13. Com kecil

14. Tiang Infus

15. Tromol Kassa besar

16. Tromol kassa kecil +

menengah

20

2

2

24

5

9

12

28

28

24

1

5

1

1

1

1

1

2

1

1

2

28

1

1

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak Pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak Pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

39Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR

Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona

17. Irigator kanul

18. Bak Instrumen

Sedang

19. Bengkok

20. Termometer

21. Tensimeter

22. Plester

23. O2 kecil lengkap

24. Timbang BB

25. Suctionportabel

26. Tongspatel

27. Troli

28. Ambu bag

29. EKG

30. O2 Elektrik

Lain – Lain

1. Lemari Kain

2. Dispenser

3. Tempat Cuci

Tangan

4. Pelubang kertas

5. Heater Kecil

6. Kabel raun

7. Rol Angka

8. Spidol

9. Red Blue

1

1

1

1

1

1

-

1

1

1

2

-

1

2

1

-

1

1

1

2

1

1

2

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

1 Layak pakai

Layak pakai

Layak Pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Layak pakai

Rusak

1 Rusak

Dari tabel diatas, kepala Ruangan interne, telah membuat perencanaan

sarana dan prasarana yang bagus, dimana standar penyediaan bed di ruangan sebanyak 28

unit, Hal ini merupakan sebuah perencanaan yang matang dari Kepala Ruangan dan staff 40

Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBARAbdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona

Ruang Rawat interne RSUD Arosuka dalam mengoptimalkan pelayanan kesehatan yang

memenuhi harapan sesuai dengan Visi Rumah Sakit.

b. Sumber daya dan kekuatan kerja

No Nama dan tenaga

diruang jantung

Latar belakang Status kepegawaian

1 Ns. Risna sofita, S.Kep Ners PNS

2 Feni rahmawati S1 Keperawatan PNS

3 Yessi mairoza DIII Keperawatan PNS

4 Irawati DIII Keperawatan PNS

5 Susi lastri DIII Keperawatan Honorer

6 Dina yurnalis DIII Keperawatan Honorer

7 Rian hadi putra DIII Keperawatan PNS

8 Sari dewi DIII Keperawatan PNS

9. Sri laila fitri S1 Keperawatan PNS

10. Yelvi novia DIII Keperawatan PNS

11. Eliza afrianti DIII Keperawatan PNS

12. Riza hastuti DIII Keperawatan Honorer

13. Maya susanti DIII Keperawatan Honorer

14. Yuni hermanita DIII Keperawatan Honorer

15. Yuli astuti DIII Keperawatan Honorer

16. Risa delvita DIII Keperawatan Honorer

17 Delky zulfiah DIII Keperawatan Honorer

3.3 Pelaksanaan Fungsi Manajerial Ruang Interne

3.3.1 Perencanaan

41Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR

Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona

Tabel 3.9

Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Fungsi Perencanaan

Di Ruang Rawat Interne tahun 2014

No Fungsi Perencanaan Ya % Tidak %

1. Apakah pada setiap pergantian dinas bapak/ibu

melakukan timbang terima?

13 100 - -

2. Apakah karu, katim dan PP terlibat dalah serah

terima

13 100 - -

3. Apakah pelaksanaan tugas perawat sesuai dengan

uraian tugas pada posisinya

12 92,30 1 7,70

4. Apakah katim ada melakukan prekonfre dan

postkonfre

10 76,92 3 23,08

Berdasarkan table diatas 100% responden mengatakan adanya melakukan

timbang terima saat pergantiaan dinas, 100% responden mengatakan 100% adanya

keterlibatan karu, katim dan PP dalam serah terima. Untuk pelaksanaan tugas perawat

sesuai dengan uraian tugas pada posisinya, 92,30 % responden mengatakan ada. Dalam

melakukan pre confre dan postconfre responden mengatakan belum maksimal dalam

melakukan preconfre, 76,92% mengatakan belum optimal melakukan pre dan post confr.

Data ini diperkuat dengan hasil observasi yang dilakukan bahwa prekonfre belum

dilaksanakan pada setiap shift dinas. Hal ini terjadi berdasarkan wawancara dengan

beberapa orang perawat pelaksana karena belum terlaksananya metode pre dan post

konfren

Berdasarkan data tersebut diatas, ini menunjukkan fungsi perencanaan sudah berjalan,

namun belum dilaksanakan secara konsisten dan maksimal.

3.3.2 Pengorganisasian

Tabel 3.10

42Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR

Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona

Distribusi Frekuensi pelaksanaan fungsi Pengorganisasian

Di ruang Interne tahun 2014

No Fungsi Pengorganisasian Ya % Tidak %

1. Apakah pembagian kerja atau tugas sesuai dengan

tingkat ketergantungan klien

11 84,61 2 15,39

2. Apakah ada kepala ruangan membuat rentang

kendali tentang rencana asuhan keperawatan

7 53,84 6 46,16

3. Apakah bapak/ibu menerima uraian tugas dari

karu dan katim baik secara lisan maupun tulisan setiap hari?

10 76,92 3 23,08

4. Apakah sudah ada uraian tugas anggota tim dalam

pemberian asuhan keperawatan

8 61,53 5 38,47

5. Apakah pendelegasian tugas perawatan pelaksana

sesuai dengan pengetahuan dan kemampuannya

13 100 - 0

Berdasarkan table diatas 84,61% responden mengatakan adanya pembagian kerja

atau tugas sesuai dengan tingkat ketergantungan klien,53,84% responden mengatakan karu

ada membuat rentang kendali tentang asuhan keperawatan, 76,92% responden mengatakan

ada menerima uraian tugas dari karu baik secara lisan maupun tulisan setiap hari, 61,53%

responden mengatakan sudah ada uraian ada tugas anggota tim dalam pemberian asuhan

keperawatan, 100% respoden mengatakan adanya pendelegasian tugas perawatan pelaksana

sesuai dengan pengetahuan dan kemampuannya.

Berdasarkan data diatas, menunjukkan fungsi pengorganisasian secara umum sudah

berjalan dengan baik

Tabel 3.11

Distribusi Frekuensi pengetahuan responden tentang metode pengorganisasian

43Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR

Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona

Pemberian askep di ruang Interne tahun 2014

Pertanyaan ya % Tidak

%

Apa ibu/bapak tahu tentang metode MPKP?

7 53,84 6 46,16

Apa ibu/bapak tahu tentang Metode fungsional?

9 69,23 4 30,77

Apa ibu/bapak tahu tentang Metode tim?

10 76,92 3 23,08

Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa 53,84% responden tahu tentang

metode MPKP, 69,23% responden sudah mengetahui bahwa metode pemberian asuhan

keperawatan di ruang rawat Interne adalah metode fungsional, 76,92% responden

menjawab metode yang digunakan di ruang interne adalah metode tim

Berdasarkan wawancara dengan perawat ruangan mengatakan bahwa metode yang

digunakan metode tim

Tabel 3.13

Distribusi Frekuensi pengetahuan responden tentang metode pengorganisasian

Yang cocok digunakan di ruang Interne tahun 2014

Metode Ya % Tidak %

Metode MPKP

Metode fungsional

Metode tim 8 61,53 - -

Metode situsional 5 38,46 - -

Berdasarkan table diatas, 61,53% responden mengatakan metode yang cocok

digunakan adalah metode tim.

3.3.3 Pengarahan

Tabel 3.1444

Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBARAbdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona

Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Fungsi Pengarahan

Di Ruang Rawat Interne Tahun 2014

No Fungsi Pengarahan Ya % Tidak %

1 Apakah Karu ada memberikan

pengarahan rapat dadakan/ rapat

bulanan saat ada masalah?

13 100 - 0

2. Apakah Katim ada memberikan

pengarahan rapat dadakan/ rapat

bulanan saat ada masalah?

13 100 - 0

3. Apakah karu mencarikan jalan

keluar dari masalah yang dihadapi

dadakan oleh anggota staf

9 69,2

3

4 30,77

4 Apakah katim mencarikan jalan

keluar dari masalah yang dihadapi

dadakan oleh anggota staf ?

13 100 - 0

5. Apakah Karu memberikan motivasi

dalam meningkatkan pengetahuan

dan keterampilan ?

11 84,6

1

2 15,39

6. Apakah Katim memberikan

motivasi dalam meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan ?

11 84,6

1

2 15,39

7. Apakah Karu ada memberikan

bimbingan ketika mengalami

kesulitan dalam melakukan tindakan

?

13 100 - 0

8 Apakah Katim ada memberikan

bimbingan ketika mengalami

kesulitan dalam melakukan

tindakan?

8 61,5

3

5 38,47

9 Apakah Karu memberikan pujian

ketika bapak/ibu melaksanakan

tugas dengan baik ?

8 61,5

3

5 38,47

10 Apakah Katim memberikan pujian 7 53,8 6 46,16

45Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR

Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona

ketika bapak/ibu melaksanakan

tugas dengan baik ?

4

11 Apakah Karu memberikan teguran

ketika melakukan kesalahan

13 100 - 0

12 Apakah Katim memberikan teguran

ketika melakukan kesalahan?

13 100 - 0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa fungsi pengarahan pada 100% responden

mengatakan Karu ada memberikan rapat dadakan, dan begitu pun 100% responden

mengatakan Katim ada memberikan rapat dadakan. Dari hasil observasi, Karu dan katim

ada memimpin stafnya sebelum melakukan kegiatan pagi.

Untuk mencarikan jalan keluar dari masalah yang dihadapi dadakan oleh anggota

staf 69,23% responden mengatakan karu selalu mencarikan, begitupun 100% responden

yang mengatakan katim mencarikan jalan keluar dari masalah yang dihadapi dadakan oleh

anggota. Dari hasil pengamatan Katim Karu ada mencarikan jalan keluar dari masalah

yang dihadapi dadakan oleh anggota.

Untuk motivasi dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan 84,61%

responden mengatakan karu dan katim ada mengadakan motivasi dalam meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan. Dari hasil pengamatan Katim Karu ada motivasi dalam

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

Karu memberikan bimbingan ketika mengalami kesulitan dalam melakukan

tindakan 100% mengatakan ada, dan 61,53% responden mengatakan ada katim

memberikan bimbingan. Dari hasil observasi, Karu dan katim memberikan bimbingan

ketika mengallami kesulitan tindakan.

Karu memberikan teguran ketika melakukan kesalahan 88,23% responden

mengatakan ada, 35,29% responden mengatakan katim memberikan teguran ketika

melakukan kesalahan.

Pemberian pujian dari Karu/Katim setelah melakukan pekerjaan dengan baik

61,53% mengatakan ada, 53,84% responden mengatakan ada pujian dari Katim setelah

melakukan pekerjaan dengan baik.

46Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR

Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona

Ini menunjukkan fungsi pengarahan cukup berjalan dengan baik di Ruang Rawatan

interne.

3.3.4 Pengawasan

Tabel 3.15

Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Fungsi Pengawasan

Di Ruang Rawat Interne Tahun 2014

No Fungsi Pengawasan Ya % Tidak %

1 Apakah setiap bapak/ibu tidak mematuhi

peraturan, mendapat teguran dari Karu ?

13 100 - 0

2 Apakah ada menyalah artikan pengarah

dari karu seakan-akan pengarahan

merupakan pojokan dari diri sendiri??

10 76,92 3 23,08

3 Apakah Karu bapak/ibu mengevaluasi

hasil kerja yang dibandingkan dengan

rencana keperawatan yang disusun ?

4 30,76 9 69,24

Berdasarkan tabel diatas pada Fungsi Pengawasan 100% responden mengatakan

ada mendapat teguran jika tidak mematuhi peraturan. Berdasarkan hasil observasi, Kepala

Ruangan/katim ada melakukan teguran kepada perawat pelaksana.

Untuk menyalah artikan pengarahan, 76,92% responden mengatakan ada, dan

23,08% yang mengatakan tidak.

Dalam hal evaluasi hasil kerja 30,76% responden mengatakan Karu ada

mengevaluasi hasil kerja, dan 69,24% mengatakan tidak. Dan dari hasil wawancara, bahwa

Karu ada melakukan supervisi 1x dalam sebulan.

Ini menunjukkan Fungsi Pengawasan sudah berjalan dengan baik di ruangan rawat

Interne

3.3.5 Pendokumentasian Proses Keperawatan

Tabel 3.16

47Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR

Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona

Distribusi Frekuensi Pengetahauan Responden Tentang Manfaat Pendokumentasian

Di Ruang Rawat Inap Interne tahun 2014

Pertanyaan frekuensi %Apakah menurut ibu/bapak pendokumentasian adalah aspek legal?

10 76,92

Apakah menurut ibu/bapak pendokumentasian untuk memudahkan administrasi?

13 100

Apakah menurut ibu/bapak pendokumentasian untuk pedoman memberikan askep

13 100

Dari tabel diatas 76,92 responden mengatakan pendokumentaian sebagai aspek

legal, 100% mengatakan manfaat pendokumentasian sebagai pedoman dalam memberikan

askep. Ini menunjukan pengetahuan yang baik dari responden tentang manfaat dari

pendokumentasian asuhan keperawatan.

Tabel 3.17

Distribusi Frekuensi Responden Tentang Pendokumentasian Askep

Di Ruang Rawat Inap Interne tahun 2014

No Pendokumentasian askep Ya % Tidak %

1 Apakah bapak/ ibu mendokumentasikan

asuhan keperawatan yang diberikan kepada

klien sesuai dengan format yang ada?

13 100% - -

2 Apakah menurut bapak/ ibu ada hubungan

antara kelengkapan pendokumentasian

status dengan kualitas pemberian asuhan

keperawatan?

9 69,23% 4 30,77%

3 Apakah bapak/ ibu menuliskan pengkajian

sesuai format yang tersedia?

13 100% - -

4 Apakah bapak/ ibu menuliskan intervensi

keperawatan pada format yang disediakan?

13 100% - -

5 Apakah karu bapak/ ibu ada membaca 5 38,46% 8 61,54%

48Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR

Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona

pendokumentasian yang anda lakukan?

Berdasarkan tabel diatas, 100% responden ada melakukan pendokumentasian

asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan format yang ada, 69,24%

responden mengatakan ada hubungan antara kelengkapan pendokumentasian status dengan

kualitas pemberian asuhan keperawatan, 100% responden mengatakan ada menuliskan

format pengkajian sesuai format yang tersedia, 100% responden mengatakan menuliskan

intervensi keperawatan pada format yang disediakan, 38,46% responden mengatakan ada

membaca pendokumentasian yang telah dilakukan, dan 61,54% responden mengatakan

tidak ada karu membaca pendokumentasian yang telah dilakukan.

Tabel 3.18

Distribusi Frekuensi Pengetahauan Responden Tentang Siapa yang Melakukan Pendokumentasian Di Ruang Rawat Interne tahun 2014

Pertanyaan Ya % tidak %Apakah ada Kepala ruangan melakukan pendokumentasian ?

7 53,84 6 46,15

Apakah ada Ka tim melakukan pendokumentasian ?

13 100 13 100

Apakah ada Perawat pelaksana melakukan pendokumentasian ?

13 100 13 100

Berdasarkan tabel diatas 53,84% karu ada melakukan pendokumentasian, 100%

responden mengatakan bahwa perawat pelaksana yang melakukan pendokumentasia

asuhan keperawatan, 100% mengatahan bahwa kepala tim yang melakukan

pendokumentasian asuhan keperawatan.

3.3.6 Ronde Keperawatan

Tabel 3.19

Distribusi Frekuensi Pengetahauan Responden Tentang Tujuan Ronde Keperawatan

Di Ruang Rawat Inap Interne tahun 2014

Pertanyaan Ya % Tidak %

Apakah menurut ibu/bapak tujuan ronde untuk Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan

8 61,53 5 38,47

49Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR

Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona

keperawatan yang berorientasi pada masalah klien ?

Apakah menurut ibu/bapak tujuan ronde untuk Merencanakan kerja untuk dinas berikutnya

8 61,53 5 38,47

Apakah menurut ibu/bapak tujuan ronde untuk Menilai kebenaran dari suatu masalah ?

10 76,92 3 23,08

Berdasarkan tabel diatas 61,53% responden mengatakan bahwa tujuan ronde

keperawatan adalah Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang

berorientasi pada masalah klien, dan 76,92% responden mengatakan tujuan dari ronde

keperawatan adalah menilai kebenaran dari suatu masalah tapi ronde belum optimal

dilakukan

Tabel 3.20

Distribusi Frekuensi Pengetahauan Responden Tentang Kriteria Pelaksanaan

Ronde Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Interne tahun 2014

Pernyataan Ya % Tidak %

Penjelasan oleh perawat primer dalam menyampaikan masalah keperawatan dan rencana tindakan selanjutnya

8 61,53 5 38,47

Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan

2 11,38 11 84,61

Mendiskusiakan hasil temuan dan tindakan pada klien

7 53,84

6 46,16

Berdasarkan tabel diatas 61,53% responden mengatakan kriteria pelaksanaan ronde

keperawatan adalah Penjelasan oleh perawat primer dalam menyampaikan masalah

keperawatan dan rencana tindakan selanjutnya, 11,38% mengatakan kriteria ronde

keperawatan adalah Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi, 53,84%

mengatakan kriteria ronde keperawatan adalah Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan

pada klien.

50Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR

Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona

Tabel 3.21

Distribusi Frekuensi Pengetahauan Responden Tentang Peran Katim Saat

Ronde Keperawatan Di Ruang Rawat Inap interne tahun 2014

Pertanyaan Ya % Tidak %

Apakah ibu/bapak tahu peran katim saat ronde adalah memimpin ronde keperawatan ?

2 15,39 11 84,61

Apakah ibu/bapak tahu peran katim saat ronde adalah mengarahkan dan mengoreksi

- - 13 100

Berdasarkan tabel 15,39 responden mengatakan bahwa peran katim pada saat ronde

keperawatan dan 84,61& mengatakan tidak tahu peran katim dalam memimpin ronde

keperawatan, dan 100% responden mengataka tidak tahu dalam peran katim saat ronde

keperawatan . ini menunjukkan ronde keperawatan belum terlaksana diruang Interne.

Tabel 3.22

Distribusi Frekuensi Pengetahauan Responden Tentang Pasca Ronde

Ronde Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Interne tahun 2014

Pertanyaan Ya % Tidak %

Apakah ibu/bapak ada mendiskusikan dan menetapkan tindakan yang perlu dilakukan setelah ronde dilakukan ?

13 100

Apakah ibu/bapak ada menilai kebenaran suatu masalah setelah ronde dilakukan ?

2 15,39 11 84,61

Apakah ibu/bapak ada memberi informed consent pada klien setelah ronde dilakukan ?

- - 13 100

Berdasarkan tabel diatas 100% responden mengatakan tidak Mendiskusikan dan

menetapkan tindakan yang perlu dilakukan. 15,39% mengatakan menilai kebenaran suatu

masalah dan 100% mengatakan tidak ada memberi informed consent pada klien setelah

ronde.

51Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR

Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona

3.3.7 Timbang Terima

Tabel 3.23

Distribusi Frekuensi Pengetahauan Responden Tentang Tujuan Timbang Terima

Ronde Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Interne tahun 2014

Pertanyaan Ya % Tidak %

Apa ibu/bapak tahu tujuan timbang terima untuk menyampaikan kondisi / keadaan klien secara umum?

10 76,92 3 23,08

Apa ibu/bapak tahu tujuan timbang terima untuk membuat diagnosa keperawatan?

10 76,92 3 23,08

Apa ibu/bapak tahu tujuan timbang terima untuk menetapkan tindakan yang perlu dilakukan ?

13 100 - 0

Berdasarkan tabel diatas 76,92% responden mengatakan tujuan dari timbang terima

adalah menyampaikan kondisi/keadaan klien secara umum, 76,92% mengatakan tujuan

timbang terima adalah membuat diagnosa keperawatan, dan 100% responden mangatakan

bahwa tujuan dari timbang terima adalah menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.

Tabel 3.24

Distribusi Frekuensi Pengetahauan Responden Tentang Langkah Langkah Timbang Terima Ronde Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Interne tahun 2014

Pertanyaan ya % Tidak %

Saat timbang terima, apa kedua kelompok sift dalam keadaan siap menyampaikan overan secara jelas?

13 100 - -

Saat timbang terima, apa kedua kelompok sift menilai suatu kebenaran dari suatu masalah?

13 100 - -

Saat timbang terima, apa kedua kelompok sift menjelasakan tindakan yang diambil ?

13 100 - -

52Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR

Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona

Berdasarkan tabel diatas 100% responden mengatakan bahwa langkahn langkah

yang dilakukan dalam timbang terima adalah Kedua kelompok sift dalam keadaan siap,

menyampaikan overan secara jelas.

3.3.8 Manajemen Ketenagaan

Tabel 3.25

Distribusi Tenaga Keperawatan Ruang Rawat Interne RSUD Arosuka berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2014

No Tingkat Pendidikkan Jumlah (Orang) Presentase

1 S1 Keperawatan ners 1 5,88%

2 S1 Keperawatan 2 11,76%

3 DIII Keperawatan 14 82,36%

Jumlah 17 100%

Sumber : Studi Dokumentasi dan Kuesioner diruangan Interne RSUD Arosuka

Berdasarkan table diatas dapat dilihat sebagian tenaga perawat diruang Interne

berlatar belakang pendidikan DIII keperawatan sebanyak 82,36%.

Tabel 3.26

Distribusi Tenaga Keperawatan Ruang Rawat Interne RSUD Arosuka Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2014

No JenisKelamin Jumlah (Orang) Presentase

1 Laki- Laki 1 5,88%

2 Perempuan 16 94,12%

Jumlah 17 100%

Sumber : Studi Dokumentasi dan Kuesioner diruangan Interne RSUD Arosuka

Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa didominasi oleh perawat perempuan

sebanyak 94,12%

Tabel 3.27

53Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR

Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona

Distribusi Tenaga Medis dan Keperawatan Rawat Interne RSUD Arosuka Berdasarkan Status Kepegawaian Tahun 2014

No Status Kepegawaian Jumlah %

1 PNS 9 orang 52,94%

2 Honorer 8 orang 47,05%

Jumlah 17 orang 100%

Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar tenaga perawat ruang

interne RSUD Arosuka berstatus PNS

Dalam melaksanakan pengeloalaan tenaga keperawatan, berdasarkan hasil

wawncara dengan kepala ruangan, pembagian dinas perwata dibagi atas 2 shift yaitu shift

pagi dari jam 08.00 – s/d 16.00 Wib dan shift malam dimulai dari jam 16.00- s/d 08.00

Wib.

Untuk penjadwalan perawat setiap shift, shift pagi 5-6 orang perawat, shift malam

2 orang dan libur 1orang.

Berdasarkan hasil pengkajian selama 4 hari mulai tanggal 26 Mei – 29 Mei 2014,

jumlah pasien berdasarkan tingkat ketergantungan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.28

Jumlah Pasien Berdasarkkan Tingkat Ketergantungan Pada Ruang Interne RSUD Arosuka dari Tanggal 26- 29 Mei 2014

Hari Tanggal Jumlah Pasien Total

Total Care Parcial Care Minimal

Care

Senin 26 Mei 1 9 - 10

Selasa 27 Mei 1 8 - 9

Rabu 28 Mei 0 8 - 8

Kamis 29 Mei 0 7 - 7

54Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR

Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona

Berdasarkan tabel diatas setelah dihitung menurut Douglas, kebutuhan perawat

pada tanggal 26-29 Mei 2014, dengan jumlah pasien kurang dari 8-9 orang dengan

kapasitas jumlah perawat pagi sebanyak 5-6 orang, dan malam sebanyak 2 orang, jadi

terlihat tidak ada masalah dalam tenaga keperawatan.

55Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR

Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona