BAB 3 manajemen keperawatan
-
Upload
abdillah-fajri -
Category
Documents
-
view
187 -
download
11
description
Transcript of BAB 3 manajemen keperawatan
BAB III
PENGKAJIAN ANALISIS SITUASIONAL
3.1. PENGKAJIAN
Pengkajian untuk mendapatkan informasi dilakukan melalui siklus pemecahan
masalah (problem, solving, circle) terdapat aspek managemen keperawatan meliputi
fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan evaluasi. Adapun
metode yang digunakan adalah wawancara, observasi, pengumpulan data terhitung dari
tanggal 26 Mei – 29 Juni 2014. Serta kajian literatur dengan studi dokumentasi dan
sekunder ruang Interne RSUD Arosuka
Rumah Sakit Umum Daerah Arosuka terletak ditempat yang mudah dijangkau
dari berbagai arah. Berdiri semenjak tahun 2007, dan disajikan sebagai lahan praktek
bagi institusi pendidikan kesehatan yang ada di Sumatra Barat.
3.2. Gambaran Situasi Ruang Interne Rsud Arosuka
Rumah Sakit Arosuka mempunyai 6 ruang rawat inap, salah satunya adalah
Ruang Rawat Interne. Ruangan ini terdiri dari 1 nurse station, 1 ruangan kepala
ruangan, 1 ruang perawat, 1 ruangan dokter, 1 dapur, rawatan kelas I pria dan kelas I
wanita, kelas II pria dan kelas II wanita, rawatan kelas III pria dan kelas III wanita.
3.2.1 Visi, Misi, dan Motto
1. Visi, Misi Rumah Sakit
Visi Rumah Sakit RSUD Arosuka Solok
Menjadikan Rumah Sakit sebagai pilihan utama masyarakat dengan
pelayanan yang bermutu beretika dan berkeadilan.
Misi Rumah Sakit RSUD Arosuka Solok
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara profeional
dan bertanggung jawab, aman, informatif, efektif,efisiensi dan
manusiawi dengan tetap memperhatikan aspek sosial.
2. Membangun sumber daya manusia (SDM) RS yang profesional,
akuntabel yang berorganisasi pada pelanggan serta mempunyai
integritas dan etika tinggi dalam memberikan pelayanan.
31Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR
Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona
3. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam pemberian pelayanaan kesehatan dan menyelenggrakan
penelitian.
4. Memberikan perlindungan kepada masyarakat pengguna jasa pelayanan
Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
2. Visi, Misi dan Motto Ruangan
Visi misi khusus untuk ruang interne belum ada, tetapi selama ini visi
dan misi ruang interne hanya mengarah ke visi dan misi rumah sakit.
3.3.2 Analisis Terhadap Klien
a. Karakteristik
Pasien memiliki karakteristik yang berbeda-beda, dari segi penyakit
terbanyak, pada 6 bulan terakhir tahun 2014 seperti gastritis, demam tipoid,
DM, febris.
b. Analisis Unit Layanan Keperawatan
a) Flow of care
b) Manajemen unit : penerapan manajerial
a) Perencanaan
b) Pendidikan
c) Pelatihan
d) SOP
c. Pengorganisasian
Dalam melaksanakan tindakan keperawatan tindakan manejerial
membuat pengorganisasian atau membagi tugas atau tanggung jawab antara
karu, PA sore, PA malam. Metode yang dipakai adalah metode fungsional.,
kemudian dengan pembagian tugas berdasarkan fungsi yaitu masing-masing
kepala ruangan mempunyai beberapa perawat pelaksana yang bertanggung
jawab terhadap pasien sebagai tanggung jawabnya. Sekarang di ruangan
rawat Interne kami melihat metode yang dipakai adalah metode fungsional.
d. Staffing/ SDM
Dari hasil wawancara dan kuisioner didapatkan bahwa mayoritas
perawat di ruangan interne (75%) berada pada tingkat pendidikan
vocasional dan (25%) lainnya berada pada tingkat pendidikan professional.
32Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR
Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona
Jumlah tenaga perawat adalah sebanyak 17 orang yang terdiri dari 1
kepala ruangan. Lulusan S1 Ners sebanyak 1 orang termasuk Karu, lulusan
S1 Keperawatan sebanyak 2 orang, lulusan DIII Keperawatan sebanyak 14
orang.
Untuk Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Hasil analisis situasi melalui wawancara, observasi dan pembagian
dengan kuesioner dari tanggal 26 Mei 2014, di Ruang Interne, dimana
ruangan Interne dipimpin oleh Ns, Risna Sofita S.Kep dan tenaga perawat
berjumlah 16 orang. Jadwal pembagian dinas terbagi dalam 2 shift yaitu
mulai dari jam 08.00 WIB s/d 16.00 WIB. Dinas malam jam 16.00 WIB
s/d 08.00 WIB
Ruangan ini mempunyai tempat tidur sebanyak 28. Dengan jumlah
pasien rata-rata dari tanggal 26-29 Mei 2014 pada shift pagi Total Care 1
orang, parcial care 9 orang.
Melihat jumlah ketenagaan dan jumlah pasien dengan tingkat
ketergantungan dan perlu membagi tenaga berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien saat dinas.
Tabel 3.1
Klasifikasi Dan Tingkat Ketergantungan Pasien Menurut Douglas
Klasifikasi Pasien
Minimal Partial Total
Pagi Siang Malam Pagi Sian
g
Malam Pagi Siang Malam
1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0.45 0,30 1,08 0,90 0,60
33Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR
Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona
Tabel 3. 2
Jumlah Tenaga Perawat Berdasarkan Tingkat Ketergantungan
Tanggal 26 Mei 2014
Tingkat
ketergantunga
n pasien
Jumlah
pasien
Pagi Malam
Total 1 1x 0,36=
0,36
1 x 0,20 =
0,20
Parsial 9 9 x 0,27=
2.43
9x 0,07=
0,63
Jumlah 10 2,79= ( 3 ) 0,83 = ( 1 )
Berdasarkan pengkajian tanggal 26 Mei 2014 didapatkan jumlah pasien sebanyak
1 orang dengan tingkat ketergantungan pasien dengan total care, jumlah pasien sebanyak
9 orang dengan tingkat ketergantungan pasien dengan parsial care. Berdasarkan teori
Untuk shift pagi membutuhkan 3 orang perawat pelaksana diluar karu dan katim, dan
malam 1 orang perawat pelaksana shift malam, namun hal ini sulit terealisasikan karena
jumlah jam kerja shift malam adalah 16 jam. Selain itu juga dibutuhkan tenaga perawat
untuk mengantisipasi hal-hal yang diluar dugaan, seperti merujuk pasien di malam hari dan
juga jika terjadi kegawatan pada pasien lainnya. Sehingga tambahan tenaga untuk shift
malam dibutuhkan, dan saat ini ruangan interne telah menetapkan jumlah tenaga yang
dinas malam yaitu 2 orang. Disini kita lihat tidak ada masalah yang timbul.
Tabel 3.3
Jumlah Tenaga Perawat Berdasarkan Tingkat Ketergantungan
Tanggal 27 Mei 2014
Tingkat
ketergantungan
pasien
Jumlah
pasien
Pagi Malam
Total 1 1x 0,36= 0,36 1x 0,36 =0,36
Parsial 8 8 x 0,27= 2.16 8x 0,07=0,56
Jumlah 9 2,52= ( 3 ) 0,92= ( 1 )
34Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR
Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona
Berdasarkan pengkajian tanggal 27 Mei 2014 didapatkan jumlah pasien sebanyak
1 orang dengan tingkat ketergantungan pasien dengan total care, jumlah pasien sebanyak
8 orang dengan tingkat ketergantungan pasien dengan parsial care. Berdasarkan teori
Untuk shift pagi membutuhkan 3 orang perawat pelaksana diluar karu dan katim, dan
malam 1 orang perawat pelaksana untuk shift malam, namun hal ini sulit terealisasikan
karena jumlah jam kerja shift malam adalah 16 jam. Selain itu juga dibutuhkan tenaga
perawat untuk mengantisipasi hal-hal yang diluar dugaan, seperti merujuk pasien di malam
hari dan juga jika terjadi kegawatan pada pasien lainnya. Sehingga tambahan tenaga untuk
shift malam dibutuhkan, dan saat ini ruangan interne telah menetapkan jumlah tenaga yang
dinas malam yaitu 2 orang. Disini kita lihat tidak ada masalah yang timbul.
Tabel 3.4
Jumlah Tenaga Perawat Berdasarkan Tingkat Ketergantungan
Tanggal 28 Mei 2014
Tingkat
ketergantungan
pasien
Jumlah
pasien
Pagi Malam
Total 0 0x 0,36= 0 0x 0,20= 0
Parsial 8 8 x 0,27= 2.16 8x 0,07=0,56
Jumlah 8 2,16= ( 3 ) 0,56 = ( 1 )
Berdasarkan pengkajian tanggal 28 Mei 2014 didapatkan tidak ada pasien total
care, jumlah pasien sebanyak 8 orang dengan tingkat ketergantungan pasien dengan
parsial care. Berdasarkan teori Untuk shift pagi membutuhkan 3 orang perawat pelaksana
diluar karu dan katim, dan malam 1 orang perawat pelaksana untuk shift malam, namun
hal ini sulit terealisasikan karena jumlah jam kerja shift malam adalah 16 jam. Selain itu
juga dibutuhkan tenaga perawat untuk mengantisipasi hal-hal yang diluar dugaan, seperti
merujuk pasien di malam hari dan juga jika terjadi kegawatan pada pasien lainnya.
Sehingga tambahan tenaga untuk shift malam dibutuhkan, dan saat ini ruangan interne
telah menetapkan jumlah tenaga yang dinas malam yaitu 2 orang. Disini kita lihat tidak
ada masalah yang timbul.
Tabel 3.535
Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBARAbdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona
Jumlah Tenaga Perawat Berdasarkan Tingkat Ketergantungan
Tanggal 29 Mei 2014
Tingkat
ketergantungan
pasien
Jumlah
pasien
Pagi Malam
Total 0 0x 0,36= 0 0x 0,20 = 0
Parsial 7 7 x 0,27=1,89 7x 0,07= 0,49
Jumlah 7 1,89 = ( 2 ) 0,49 = (1)
Berdasarkan pengkajian tanggal 29 Mei 2014 didapatkan tidak ada pasien total
care, jumlah pasien sebanyak 7 orang dengan tingkat ketergantungan pasien dengan
parsial care. Berdasarkan teori Untuk shift pagi membutuhkan 2 orang perawat pelaksana
diluar karu dan katim, dan malam 1 orang perawat pelaksana untuk shift malam, namun
hal ini sulit terealisasikan karena jumlah jam kerja shift malam adalah 16 jam. Selain itu
juga dibutuhkan tenaga perawat untuk mengantisipasi hal-hal yang diluar dugaan, seperti
merujuk pasien di malam hari dan juga jika terjadi kegawatan pada pasien lainnya.
Sehingga tambahan tenaga untuk shift malam dibutuhkan, dan saat ini ruangan interne
telah menetapkan jumlah tenaga yang dinas malam yaitu 2 orang. Disini kita lihat tidak
ada masalah yang timbul.
Namaun kenyataannya di rung rawat interne dibutuhkan 2 orang tenaga perawat
untuk shift malam, hal ini dikarenakan untuk mengantisipasi datangnya pasien baru pada
jam shift malam dengan keadaan umum atau tingkat kesadaran yang buruk dan tingkat
kebutuhan total care.
Menurut peraturan perundang-undangan ditetapkan mengenai jam kerja yaitu :
Jam Kerja dalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan siang hari dan/atau
malam hari. Jam Kerja bagi para pekerja di sektor swasta diatur dalam Undang-Undang
No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya pasal 77 sampai dengan pasal 85.
36Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR
Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona
Pasal 77 ayat 1, UU No.13/2003 mewajibkan setiap pengusaha untuk
melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2 sistem
seperti yang telas disebutkan diatas yaitu:
7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja
dalam 1 minggu; atau
8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja
dalam 1 minggu.
Pada kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan batasan jam kerja yaitu 40
(empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu. Apabila melebihi dari ketentuan waktu kerja
tersebut, maka waktu kerja biasa dianggap masuk sebagai waktu kerja lembur sehingga
pekerja/buruh berhak atas upah lembur.
Akan tetapi, ketentuan waktu kerja tersebut tidak berlaku bagi sektor usaha atau
pekerjaan tertentu seperti misalnya pekerjaan di pengeboran minyak lepas pantai, sopir
angkutan jarak jauh, penerbangan jarak jauh, pekerjaan di kapal (laut), atau penebangan
hutan.
Ada pula pekerjaan-pekerjaan tertentu yang harus dijalankan terus-menerus,
termasuk pada hari libur resmi (Pasal 85 ayat 2 UU No.13/2003). Pekerjaan yang terus-
menerus ini kemudian diatur dalam Kepmenakertrans No. Kep-233/Men/2003 Tahun 2003
tentang Jenis dan Sifat Pekerjaan yang Dijalankan Secara Terus Menerus. Dan dalam
penerapannya tentu pekerjaan yang dijalankan terus-menerus ini dijalankan dengan
pembagian waktu kerja ke dalam shift-shift.
Kesimpulan Kelompok
Jadi menurut analisa kami bahwa jam kerja pegawai di ruang interne melebihi
waktu jam kerja normal pada shift malam yaitu 16 jam (16.00 s/d 08.00). Sementara jam
kerja yang ideal yaitu hanya 8 jam. Hal ini tidak ideal dilakukan karena akan mengganggu
kinerja pegawai tersebut. Ditambah hari libur pegawai hanya 1 hari setelah 2 hari dinas
malam. Contoh jadwal dinas pegawai : P P P P M M L, maka jumlah jam kerja pegawai
dalam satu minggu yaitu 64 jam. Sementara jam kerja ideal pegawai dalam 1 minggu yaitu
maksimal 40 jam.
Hal ini disebabkan karena pembagian shift dinas hanya dua shift pagi dan malam,
setelah dikaji ternyata alasan dari pembagian dua shift tersebut adalah masalah transportasi
yang dinilai masih sulit.
37Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR
Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona
Jadi kami memberikan saran agar kinerja pegawai di ruang interne ini bisa optimal
hendaknya dinas malam butuh pegawai minimal 2 atau 3 orang. Selain itu untuk
memenuhi jam kerja yang ideal hendaknya dipertimbangkan juga hari libur pegawai di
ruangan interne, bagaimana cara mensiasati agar jam kerja pegawai tidak berlebih karena
akan berpengaruh ke kinerja pegawai itu sendiri.
a. Sarana dan Prasarana
1) Gambaran umum
Ruangan Rawat interne di peruntukkan untuk kelas 1, kelas 2 dan
kelas 3., ruangan terdiri dari 1 nurse station, 1 ruangan kepala ruangan,
1 ruang perawat, 1 ruang prasat gabung dengan gudang, 1 ruang dokter,
1 ruang rawat kelas 1 pria dan kelas 1 wanita, 1 ruang rawat kelas 2
pria dan kelas 2 wanita, 1 ruang rawat kelas 3 pria dan kelas 3 wanita.
Tabel 3.6
Kapasitas Unit Ruang
Ruangan Jumlah Tempat tidur
Kelas 1 pria 4
Kelas 1wanita 4
Kelas 2 pria 4
Kelas 2 wanita 4
Kelas 3 pria 6
Kelas 3 wanita 6
Total 28
38Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR
Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona
Tabel 3.7
Sarana Dan Prasarana
No Nama Alat Jumlah Kondisi alat KET
1
2.
Alat Tenun
1. Laken besar
2. Sarung Bantal
3. Selimut
4. Perlak
5. Skrem
6. Stik laken
7. Tabung Oksigen
8. Lemari Pasien
Alat Kesehatan
1. Bed pasien
2. Kasur pasien
3. Kursi Roda
4. Standar oksigen
5. Stetoskop
6. TV Set
7. Pinset Anatomi
8. Pinset Sirugis
9. Gunting Jaringan
10. Klem
11. Gunting verban
12. Korentang
13. Com kecil
14. Tiang Infus
15. Tromol Kassa besar
16. Tromol kassa kecil +
menengah
20
2
2
24
5
9
12
28
28
24
1
5
1
1
1
1
1
2
1
1
2
28
1
1
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak Pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak Pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
39Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR
Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona
17. Irigator kanul
18. Bak Instrumen
Sedang
19. Bengkok
20. Termometer
21. Tensimeter
22. Plester
23. O2 kecil lengkap
24. Timbang BB
25. Suctionportabel
26. Tongspatel
27. Troli
28. Ambu bag
29. EKG
30. O2 Elektrik
Lain – Lain
1. Lemari Kain
2. Dispenser
3. Tempat Cuci
Tangan
4. Pelubang kertas
5. Heater Kecil
6. Kabel raun
7. Rol Angka
8. Spidol
9. Red Blue
1
1
1
1
1
1
-
1
1
1
2
-
1
2
1
-
1
1
1
2
1
1
2
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
1 Layak pakai
Layak pakai
Layak Pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Layak pakai
Rusak
1 Rusak
Dari tabel diatas, kepala Ruangan interne, telah membuat perencanaan
sarana dan prasarana yang bagus, dimana standar penyediaan bed di ruangan sebanyak 28
unit, Hal ini merupakan sebuah perencanaan yang matang dari Kepala Ruangan dan staff 40
Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBARAbdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona
Ruang Rawat interne RSUD Arosuka dalam mengoptimalkan pelayanan kesehatan yang
memenuhi harapan sesuai dengan Visi Rumah Sakit.
b. Sumber daya dan kekuatan kerja
No Nama dan tenaga
diruang jantung
Latar belakang Status kepegawaian
1 Ns. Risna sofita, S.Kep Ners PNS
2 Feni rahmawati S1 Keperawatan PNS
3 Yessi mairoza DIII Keperawatan PNS
4 Irawati DIII Keperawatan PNS
5 Susi lastri DIII Keperawatan Honorer
6 Dina yurnalis DIII Keperawatan Honorer
7 Rian hadi putra DIII Keperawatan PNS
8 Sari dewi DIII Keperawatan PNS
9. Sri laila fitri S1 Keperawatan PNS
10. Yelvi novia DIII Keperawatan PNS
11. Eliza afrianti DIII Keperawatan PNS
12. Riza hastuti DIII Keperawatan Honorer
13. Maya susanti DIII Keperawatan Honorer
14. Yuni hermanita DIII Keperawatan Honorer
15. Yuli astuti DIII Keperawatan Honorer
16. Risa delvita DIII Keperawatan Honorer
17 Delky zulfiah DIII Keperawatan Honorer
3.3 Pelaksanaan Fungsi Manajerial Ruang Interne
3.3.1 Perencanaan
41Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR
Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona
Tabel 3.9
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Fungsi Perencanaan
Di Ruang Rawat Interne tahun 2014
No Fungsi Perencanaan Ya % Tidak %
1. Apakah pada setiap pergantian dinas bapak/ibu
melakukan timbang terima?
13 100 - -
2. Apakah karu, katim dan PP terlibat dalah serah
terima
13 100 - -
3. Apakah pelaksanaan tugas perawat sesuai dengan
uraian tugas pada posisinya
12 92,30 1 7,70
4. Apakah katim ada melakukan prekonfre dan
postkonfre
10 76,92 3 23,08
Berdasarkan table diatas 100% responden mengatakan adanya melakukan
timbang terima saat pergantiaan dinas, 100% responden mengatakan 100% adanya
keterlibatan karu, katim dan PP dalam serah terima. Untuk pelaksanaan tugas perawat
sesuai dengan uraian tugas pada posisinya, 92,30 % responden mengatakan ada. Dalam
melakukan pre confre dan postconfre responden mengatakan belum maksimal dalam
melakukan preconfre, 76,92% mengatakan belum optimal melakukan pre dan post confr.
Data ini diperkuat dengan hasil observasi yang dilakukan bahwa prekonfre belum
dilaksanakan pada setiap shift dinas. Hal ini terjadi berdasarkan wawancara dengan
beberapa orang perawat pelaksana karena belum terlaksananya metode pre dan post
konfren
Berdasarkan data tersebut diatas, ini menunjukkan fungsi perencanaan sudah berjalan,
namun belum dilaksanakan secara konsisten dan maksimal.
3.3.2 Pengorganisasian
Tabel 3.10
42Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR
Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona
Distribusi Frekuensi pelaksanaan fungsi Pengorganisasian
Di ruang Interne tahun 2014
No Fungsi Pengorganisasian Ya % Tidak %
1. Apakah pembagian kerja atau tugas sesuai dengan
tingkat ketergantungan klien
11 84,61 2 15,39
2. Apakah ada kepala ruangan membuat rentang
kendali tentang rencana asuhan keperawatan
7 53,84 6 46,16
3. Apakah bapak/ibu menerima uraian tugas dari
karu dan katim baik secara lisan maupun tulisan setiap hari?
10 76,92 3 23,08
4. Apakah sudah ada uraian tugas anggota tim dalam
pemberian asuhan keperawatan
8 61,53 5 38,47
5. Apakah pendelegasian tugas perawatan pelaksana
sesuai dengan pengetahuan dan kemampuannya
13 100 - 0
Berdasarkan table diatas 84,61% responden mengatakan adanya pembagian kerja
atau tugas sesuai dengan tingkat ketergantungan klien,53,84% responden mengatakan karu
ada membuat rentang kendali tentang asuhan keperawatan, 76,92% responden mengatakan
ada menerima uraian tugas dari karu baik secara lisan maupun tulisan setiap hari, 61,53%
responden mengatakan sudah ada uraian ada tugas anggota tim dalam pemberian asuhan
keperawatan, 100% respoden mengatakan adanya pendelegasian tugas perawatan pelaksana
sesuai dengan pengetahuan dan kemampuannya.
Berdasarkan data diatas, menunjukkan fungsi pengorganisasian secara umum sudah
berjalan dengan baik
Tabel 3.11
Distribusi Frekuensi pengetahuan responden tentang metode pengorganisasian
43Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR
Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona
Pemberian askep di ruang Interne tahun 2014
Pertanyaan ya % Tidak
%
Apa ibu/bapak tahu tentang metode MPKP?
7 53,84 6 46,16
Apa ibu/bapak tahu tentang Metode fungsional?
9 69,23 4 30,77
Apa ibu/bapak tahu tentang Metode tim?
10 76,92 3 23,08
Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa 53,84% responden tahu tentang
metode MPKP, 69,23% responden sudah mengetahui bahwa metode pemberian asuhan
keperawatan di ruang rawat Interne adalah metode fungsional, 76,92% responden
menjawab metode yang digunakan di ruang interne adalah metode tim
Berdasarkan wawancara dengan perawat ruangan mengatakan bahwa metode yang
digunakan metode tim
Tabel 3.13
Distribusi Frekuensi pengetahuan responden tentang metode pengorganisasian
Yang cocok digunakan di ruang Interne tahun 2014
Metode Ya % Tidak %
Metode MPKP
Metode fungsional
Metode tim 8 61,53 - -
Metode situsional 5 38,46 - -
Berdasarkan table diatas, 61,53% responden mengatakan metode yang cocok
digunakan adalah metode tim.
3.3.3 Pengarahan
Tabel 3.1444
Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBARAbdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Fungsi Pengarahan
Di Ruang Rawat Interne Tahun 2014
No Fungsi Pengarahan Ya % Tidak %
1 Apakah Karu ada memberikan
pengarahan rapat dadakan/ rapat
bulanan saat ada masalah?
13 100 - 0
2. Apakah Katim ada memberikan
pengarahan rapat dadakan/ rapat
bulanan saat ada masalah?
13 100 - 0
3. Apakah karu mencarikan jalan
keluar dari masalah yang dihadapi
dadakan oleh anggota staf
9 69,2
3
4 30,77
4 Apakah katim mencarikan jalan
keluar dari masalah yang dihadapi
dadakan oleh anggota staf ?
13 100 - 0
5. Apakah Karu memberikan motivasi
dalam meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan ?
11 84,6
1
2 15,39
6. Apakah Katim memberikan
motivasi dalam meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan ?
11 84,6
1
2 15,39
7. Apakah Karu ada memberikan
bimbingan ketika mengalami
kesulitan dalam melakukan tindakan
?
13 100 - 0
8 Apakah Katim ada memberikan
bimbingan ketika mengalami
kesulitan dalam melakukan
tindakan?
8 61,5
3
5 38,47
9 Apakah Karu memberikan pujian
ketika bapak/ibu melaksanakan
tugas dengan baik ?
8 61,5
3
5 38,47
10 Apakah Katim memberikan pujian 7 53,8 6 46,16
45Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR
Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona
ketika bapak/ibu melaksanakan
tugas dengan baik ?
4
11 Apakah Karu memberikan teguran
ketika melakukan kesalahan
13 100 - 0
12 Apakah Katim memberikan teguran
ketika melakukan kesalahan?
13 100 - 0
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa fungsi pengarahan pada 100% responden
mengatakan Karu ada memberikan rapat dadakan, dan begitu pun 100% responden
mengatakan Katim ada memberikan rapat dadakan. Dari hasil observasi, Karu dan katim
ada memimpin stafnya sebelum melakukan kegiatan pagi.
Untuk mencarikan jalan keluar dari masalah yang dihadapi dadakan oleh anggota
staf 69,23% responden mengatakan karu selalu mencarikan, begitupun 100% responden
yang mengatakan katim mencarikan jalan keluar dari masalah yang dihadapi dadakan oleh
anggota. Dari hasil pengamatan Katim Karu ada mencarikan jalan keluar dari masalah
yang dihadapi dadakan oleh anggota.
Untuk motivasi dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan 84,61%
responden mengatakan karu dan katim ada mengadakan motivasi dalam meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan. Dari hasil pengamatan Katim Karu ada motivasi dalam
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
Karu memberikan bimbingan ketika mengalami kesulitan dalam melakukan
tindakan 100% mengatakan ada, dan 61,53% responden mengatakan ada katim
memberikan bimbingan. Dari hasil observasi, Karu dan katim memberikan bimbingan
ketika mengallami kesulitan tindakan.
Karu memberikan teguran ketika melakukan kesalahan 88,23% responden
mengatakan ada, 35,29% responden mengatakan katim memberikan teguran ketika
melakukan kesalahan.
Pemberian pujian dari Karu/Katim setelah melakukan pekerjaan dengan baik
61,53% mengatakan ada, 53,84% responden mengatakan ada pujian dari Katim setelah
melakukan pekerjaan dengan baik.
46Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR
Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona
Ini menunjukkan fungsi pengarahan cukup berjalan dengan baik di Ruang Rawatan
interne.
3.3.4 Pengawasan
Tabel 3.15
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Fungsi Pengawasan
Di Ruang Rawat Interne Tahun 2014
No Fungsi Pengawasan Ya % Tidak %
1 Apakah setiap bapak/ibu tidak mematuhi
peraturan, mendapat teguran dari Karu ?
13 100 - 0
2 Apakah ada menyalah artikan pengarah
dari karu seakan-akan pengarahan
merupakan pojokan dari diri sendiri??
10 76,92 3 23,08
3 Apakah Karu bapak/ibu mengevaluasi
hasil kerja yang dibandingkan dengan
rencana keperawatan yang disusun ?
4 30,76 9 69,24
Berdasarkan tabel diatas pada Fungsi Pengawasan 100% responden mengatakan
ada mendapat teguran jika tidak mematuhi peraturan. Berdasarkan hasil observasi, Kepala
Ruangan/katim ada melakukan teguran kepada perawat pelaksana.
Untuk menyalah artikan pengarahan, 76,92% responden mengatakan ada, dan
23,08% yang mengatakan tidak.
Dalam hal evaluasi hasil kerja 30,76% responden mengatakan Karu ada
mengevaluasi hasil kerja, dan 69,24% mengatakan tidak. Dan dari hasil wawancara, bahwa
Karu ada melakukan supervisi 1x dalam sebulan.
Ini menunjukkan Fungsi Pengawasan sudah berjalan dengan baik di ruangan rawat
Interne
3.3.5 Pendokumentasian Proses Keperawatan
Tabel 3.16
47Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR
Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona
Distribusi Frekuensi Pengetahauan Responden Tentang Manfaat Pendokumentasian
Di Ruang Rawat Inap Interne tahun 2014
Pertanyaan frekuensi %Apakah menurut ibu/bapak pendokumentasian adalah aspek legal?
10 76,92
Apakah menurut ibu/bapak pendokumentasian untuk memudahkan administrasi?
13 100
Apakah menurut ibu/bapak pendokumentasian untuk pedoman memberikan askep
13 100
Dari tabel diatas 76,92 responden mengatakan pendokumentaian sebagai aspek
legal, 100% mengatakan manfaat pendokumentasian sebagai pedoman dalam memberikan
askep. Ini menunjukan pengetahuan yang baik dari responden tentang manfaat dari
pendokumentasian asuhan keperawatan.
Tabel 3.17
Distribusi Frekuensi Responden Tentang Pendokumentasian Askep
Di Ruang Rawat Inap Interne tahun 2014
No Pendokumentasian askep Ya % Tidak %
1 Apakah bapak/ ibu mendokumentasikan
asuhan keperawatan yang diberikan kepada
klien sesuai dengan format yang ada?
13 100% - -
2 Apakah menurut bapak/ ibu ada hubungan
antara kelengkapan pendokumentasian
status dengan kualitas pemberian asuhan
keperawatan?
9 69,23% 4 30,77%
3 Apakah bapak/ ibu menuliskan pengkajian
sesuai format yang tersedia?
13 100% - -
4 Apakah bapak/ ibu menuliskan intervensi
keperawatan pada format yang disediakan?
13 100% - -
5 Apakah karu bapak/ ibu ada membaca 5 38,46% 8 61,54%
48Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR
Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona
pendokumentasian yang anda lakukan?
Berdasarkan tabel diatas, 100% responden ada melakukan pendokumentasian
asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan format yang ada, 69,24%
responden mengatakan ada hubungan antara kelengkapan pendokumentasian status dengan
kualitas pemberian asuhan keperawatan, 100% responden mengatakan ada menuliskan
format pengkajian sesuai format yang tersedia, 100% responden mengatakan menuliskan
intervensi keperawatan pada format yang disediakan, 38,46% responden mengatakan ada
membaca pendokumentasian yang telah dilakukan, dan 61,54% responden mengatakan
tidak ada karu membaca pendokumentasian yang telah dilakukan.
Tabel 3.18
Distribusi Frekuensi Pengetahauan Responden Tentang Siapa yang Melakukan Pendokumentasian Di Ruang Rawat Interne tahun 2014
Pertanyaan Ya % tidak %Apakah ada Kepala ruangan melakukan pendokumentasian ?
7 53,84 6 46,15
Apakah ada Ka tim melakukan pendokumentasian ?
13 100 13 100
Apakah ada Perawat pelaksana melakukan pendokumentasian ?
13 100 13 100
Berdasarkan tabel diatas 53,84% karu ada melakukan pendokumentasian, 100%
responden mengatakan bahwa perawat pelaksana yang melakukan pendokumentasia
asuhan keperawatan, 100% mengatahan bahwa kepala tim yang melakukan
pendokumentasian asuhan keperawatan.
3.3.6 Ronde Keperawatan
Tabel 3.19
Distribusi Frekuensi Pengetahauan Responden Tentang Tujuan Ronde Keperawatan
Di Ruang Rawat Inap Interne tahun 2014
Pertanyaan Ya % Tidak %
Apakah menurut ibu/bapak tujuan ronde untuk Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan
8 61,53 5 38,47
49Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR
Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona
keperawatan yang berorientasi pada masalah klien ?
Apakah menurut ibu/bapak tujuan ronde untuk Merencanakan kerja untuk dinas berikutnya
8 61,53 5 38,47
Apakah menurut ibu/bapak tujuan ronde untuk Menilai kebenaran dari suatu masalah ?
10 76,92 3 23,08
Berdasarkan tabel diatas 61,53% responden mengatakan bahwa tujuan ronde
keperawatan adalah Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien, dan 76,92% responden mengatakan tujuan dari ronde
keperawatan adalah menilai kebenaran dari suatu masalah tapi ronde belum optimal
dilakukan
Tabel 3.20
Distribusi Frekuensi Pengetahauan Responden Tentang Kriteria Pelaksanaan
Ronde Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Interne tahun 2014
Pernyataan Ya % Tidak %
Penjelasan oleh perawat primer dalam menyampaikan masalah keperawatan dan rencana tindakan selanjutnya
8 61,53 5 38,47
Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan
2 11,38 11 84,61
Mendiskusiakan hasil temuan dan tindakan pada klien
7 53,84
6 46,16
Berdasarkan tabel diatas 61,53% responden mengatakan kriteria pelaksanaan ronde
keperawatan adalah Penjelasan oleh perawat primer dalam menyampaikan masalah
keperawatan dan rencana tindakan selanjutnya, 11,38% mengatakan kriteria ronde
keperawatan adalah Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi, 53,84%
mengatakan kriteria ronde keperawatan adalah Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan
pada klien.
50Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR
Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona
Tabel 3.21
Distribusi Frekuensi Pengetahauan Responden Tentang Peran Katim Saat
Ronde Keperawatan Di Ruang Rawat Inap interne tahun 2014
Pertanyaan Ya % Tidak %
Apakah ibu/bapak tahu peran katim saat ronde adalah memimpin ronde keperawatan ?
2 15,39 11 84,61
Apakah ibu/bapak tahu peran katim saat ronde adalah mengarahkan dan mengoreksi
- - 13 100
Berdasarkan tabel 15,39 responden mengatakan bahwa peran katim pada saat ronde
keperawatan dan 84,61& mengatakan tidak tahu peran katim dalam memimpin ronde
keperawatan, dan 100% responden mengataka tidak tahu dalam peran katim saat ronde
keperawatan . ini menunjukkan ronde keperawatan belum terlaksana diruang Interne.
Tabel 3.22
Distribusi Frekuensi Pengetahauan Responden Tentang Pasca Ronde
Ronde Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Interne tahun 2014
Pertanyaan Ya % Tidak %
Apakah ibu/bapak ada mendiskusikan dan menetapkan tindakan yang perlu dilakukan setelah ronde dilakukan ?
13 100
Apakah ibu/bapak ada menilai kebenaran suatu masalah setelah ronde dilakukan ?
2 15,39 11 84,61
Apakah ibu/bapak ada memberi informed consent pada klien setelah ronde dilakukan ?
- - 13 100
Berdasarkan tabel diatas 100% responden mengatakan tidak Mendiskusikan dan
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan. 15,39% mengatakan menilai kebenaran suatu
masalah dan 100% mengatakan tidak ada memberi informed consent pada klien setelah
ronde.
51Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR
Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona
3.3.7 Timbang Terima
Tabel 3.23
Distribusi Frekuensi Pengetahauan Responden Tentang Tujuan Timbang Terima
Ronde Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Interne tahun 2014
Pertanyaan Ya % Tidak %
Apa ibu/bapak tahu tujuan timbang terima untuk menyampaikan kondisi / keadaan klien secara umum?
10 76,92 3 23,08
Apa ibu/bapak tahu tujuan timbang terima untuk membuat diagnosa keperawatan?
10 76,92 3 23,08
Apa ibu/bapak tahu tujuan timbang terima untuk menetapkan tindakan yang perlu dilakukan ?
13 100 - 0
Berdasarkan tabel diatas 76,92% responden mengatakan tujuan dari timbang terima
adalah menyampaikan kondisi/keadaan klien secara umum, 76,92% mengatakan tujuan
timbang terima adalah membuat diagnosa keperawatan, dan 100% responden mangatakan
bahwa tujuan dari timbang terima adalah menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
Tabel 3.24
Distribusi Frekuensi Pengetahauan Responden Tentang Langkah Langkah Timbang Terima Ronde Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Interne tahun 2014
Pertanyaan ya % Tidak %
Saat timbang terima, apa kedua kelompok sift dalam keadaan siap menyampaikan overan secara jelas?
13 100 - -
Saat timbang terima, apa kedua kelompok sift menilai suatu kebenaran dari suatu masalah?
13 100 - -
Saat timbang terima, apa kedua kelompok sift menjelasakan tindakan yang diambil ?
13 100 - -
52Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR
Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona
Berdasarkan tabel diatas 100% responden mengatakan bahwa langkahn langkah
yang dilakukan dalam timbang terima adalah Kedua kelompok sift dalam keadaan siap,
menyampaikan overan secara jelas.
3.3.8 Manajemen Ketenagaan
Tabel 3.25
Distribusi Tenaga Keperawatan Ruang Rawat Interne RSUD Arosuka berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2014
No Tingkat Pendidikkan Jumlah (Orang) Presentase
1 S1 Keperawatan ners 1 5,88%
2 S1 Keperawatan 2 11,76%
3 DIII Keperawatan 14 82,36%
Jumlah 17 100%
Sumber : Studi Dokumentasi dan Kuesioner diruangan Interne RSUD Arosuka
Berdasarkan table diatas dapat dilihat sebagian tenaga perawat diruang Interne
berlatar belakang pendidikan DIII keperawatan sebanyak 82,36%.
Tabel 3.26
Distribusi Tenaga Keperawatan Ruang Rawat Interne RSUD Arosuka Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2014
No JenisKelamin Jumlah (Orang) Presentase
1 Laki- Laki 1 5,88%
2 Perempuan 16 94,12%
Jumlah 17 100%
Sumber : Studi Dokumentasi dan Kuesioner diruangan Interne RSUD Arosuka
Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa didominasi oleh perawat perempuan
sebanyak 94,12%
Tabel 3.27
53Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR
Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona
Distribusi Tenaga Medis dan Keperawatan Rawat Interne RSUD Arosuka Berdasarkan Status Kepegawaian Tahun 2014
No Status Kepegawaian Jumlah %
1 PNS 9 orang 52,94%
2 Honorer 8 orang 47,05%
Jumlah 17 orang 100%
Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar tenaga perawat ruang
interne RSUD Arosuka berstatus PNS
Dalam melaksanakan pengeloalaan tenaga keperawatan, berdasarkan hasil
wawncara dengan kepala ruangan, pembagian dinas perwata dibagi atas 2 shift yaitu shift
pagi dari jam 08.00 – s/d 16.00 Wib dan shift malam dimulai dari jam 16.00- s/d 08.00
Wib.
Untuk penjadwalan perawat setiap shift, shift pagi 5-6 orang perawat, shift malam
2 orang dan libur 1orang.
Berdasarkan hasil pengkajian selama 4 hari mulai tanggal 26 Mei – 29 Mei 2014,
jumlah pasien berdasarkan tingkat ketergantungan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.28
Jumlah Pasien Berdasarkkan Tingkat Ketergantungan Pada Ruang Interne RSUD Arosuka dari Tanggal 26- 29 Mei 2014
Hari Tanggal Jumlah Pasien Total
Total Care Parcial Care Minimal
Care
Senin 26 Mei 1 9 - 10
Selasa 27 Mei 1 8 - 9
Rabu 28 Mei 0 8 - 8
Kamis 29 Mei 0 7 - 7
54Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR
Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona
Berdasarkan tabel diatas setelah dihitung menurut Douglas, kebutuhan perawat
pada tanggal 26-29 Mei 2014, dengan jumlah pasien kurang dari 8-9 orang dengan
kapasitas jumlah perawat pagi sebanyak 5-6 orang, dan malam sebanyak 2 orang, jadi
terlihat tidak ada masalah dalam tenaga keperawatan.
55Praktek Profesi Manajemen Keperawatan STIKes Perintin SUMBAR
Abdi,anggi,budi,ed,miftahul,oli,tis,yeni,yona