Bab 3 baru lagi
-
Upload
boyke-p-sirait -
Category
Documents
-
view
65 -
download
0
description
Transcript of Bab 3 baru lagi
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
BAB III
ANALISIS KAWASAN PASAR TITI KUNING
3.1 Orientasi Pasar Titi Kuning terhadap Kota Medan dan Kecamatan Medan
Johor
Pasar Titi Kuning merupakan salah satu pasar yang berada di Kota Medan. Menurut
data PD Pasar, pada tahun 2014 terdapat 55 pasar di Kota Medan. Daftar pasar-
pasar yang ada di Kota Medan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.1.
Daftar Nama-Nama Pasar Berdasarkan Kelas Pasar Pada Tahun 2014
NO NAMA PASAR KELAS PASAR KETERANGAN
1 Pasar Pusat Pasar Medan I-A Cabang I 2 Pasar Petisah I-A Cabang II 3 Pasar Peringgan I-A Cabang II 4 Pasar Hongkong I-A Cabang I 5 Pasar Sukaramai I Cabang I 6 Pasar Aksara I Cabang III 7 Pasar Sambas I Cabang I 8 Pasar Ramai Utama (swasta) I Cabang I 9 Pasar Medan Deli II Cabang III
10 Pasar Muara Takus II Cabang II 11 Pasar Padang Bulan II Cabang II 12 Pasar Glugur Kota II Cabang III 13 Pasar TPI Cemara II Cabang III 14 Pasar Inpres Sei Sikambing II Cabang II 15 Pasar Inpres Desa Lalang II Cabang II 16 Pasar Inpres Helvetia II Cabang II 17 Pasar Inpres Jalan Halat II Cabang I 18 Pasar Inpres Jalan Bakti II Cabang I 19 Pasar Inpres Pendidikan II Cabang III
44
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
NO NAMA PASAR KELAS PASAR KETERANGAN
20 Pasar Inpres Jalan Jawa Belawan II Cabang III 21 Pasar Pisang Belawan II Cabang III 22 Pasar Inpres Kwala Bekala II Cabang II 23 Pasar Inpres Titi Kuning II Cabang I 24 Pasar Pandu Baru II Cabang I 25 Pasar Kampung Baru II Cabang I 26 Pasar Kemiri II Cabang I 27 Pasar Sunggal II Cabang II 28 Pasar Sentosa Baru II Cabang III 29 Pasar Titi Papan II Cabang III 30 Pasar Simalingkar II Cabang II 31 Pasar Beruang/ Gajah II Cabang I 32 Pasar Hindu II Cabang II 33 Pasar jl. Puri-Warni-Mahkamah II Cabang I 34 Pasar Pagaruyung II Cabang II
35 Keg. Malam Semarang/Sel.Panjang
II Cabang I
36 Pasar Kapuas Belawan III Cabang III 37 Pasar Inpres Pekan Labuhan III Cabang III 38 Pasar Inpres Paus Belawan III Cabang III 39 Pasar Sambu III Cabang I 40 Pasar Ikan lama III Cabang II 41 Pasar Pekong III Cabang III 42 Pasar Simpang Atap III Cabang III 43 Pasar Perguruan III Cabang III 44 Pasar Jl. Timah III Cabang I 45 Pasar Komplek TVRI III Cabang III 46 Pasar Martubung III Cabang III 47 Pasar Meranti IV Cabang II 48 Pasar Penampungan /Jl. Bulan IV Cabang I 49 Pasar Jl. Salak IV Cabang I 50 Pasar Pagi Marelan IV Cabang III 51 Pasar Jl. Cahaya IV Cabang III 52 Pasar Jl. Bersama IV Cabang III 53 Pasar Pagi Tj. Mulia IV Cabang III 54 Pasar Ternak IV Cabang II 55 Pasar Jangka IV Cabang II
Sumber : Bagian Usaha Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan
45
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
Pada gambar di bawah ini dapat dilihat jumlah pasar di tiap kecamatan di Kota
Medan.
Gambar 3.1. Jumlah Pasar Tiap Kecamatan di Kota Medan
Kec Medan Area
Kec. Medan Amplas
Kec. Medan Barat
Kec. Medan Baru
Kec. Medan Belawan
Kec. Medan Deli
Kec. Medan Denai
Kec. Medan Helvetia
Kec. Medan Johor
Kec. Medan Kota
Kec. Medan Labuhan
Kec. Medan Maimun
Kec. Medan Marelan
Kec. Medan Perjuangan
Kec. Medan Petisah
Kec. Medan PoloniaKec. Medan Selayang
Kec. Medan Sunggal
Kec. Medan Tembung
Kec. Medan Timur
Kec. Medan Tuntungan
Kota Medan
Kab. Deli Serdang
I-AIII
-12
Jumlah
-III
Kelas
IV 1
I-AIII
---
Jumlah
-III
Kelas
IV 1
I-AIII
--2
Jumlah
-III
Kelas
IV -
I-AIII
1-1
Jumlah
-III
Kelas
IV -
I-AIII
---
Jumlah
-III
Kelas
IV -
I-AIII
--1
Jumlah
-III
Kelas
IV -
Legenda :
N
EW
S
0.7 0 0.7 1.4 Kilometers
GAMBAR : 3.13Peta Sebaran Fasilitas Perdagangan
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAHPEMERINTAH KOTA MEDAN
I-AIII
--1
Jumlah
2III
Kelas
IV 2I-AIII
---
Jumlah
-III
Kelas
IV 1
I-AIII
--2
Jumlah
1III
Kelas
IV 2I-AIII
--2
Jumlah
1III
Kelas
IV 1
I-AIII
-21
Jumlah
1III
Kelas
IV -
I-AIII
---
Jumlah
-III
Kelas
IV -
I-AIII
--1
Jumlah
1III
Kelas
IV 1
I-AIII
--1
Jumlah
-III
Kelas
IV 2
I-AIII
--2
Jumlah
-III
Kelas
IV -
I-AIII
--2
Jumlah
-III
Kelas
IV -
I-AIII
11-
Jumlah
-III
Kelas
IV 1
I-AIII
214
Jumlah
1III
Kelas
IV 1
I-AIII
--
Jumlah
III
Kelas
IV 1--
I-AIII
--1
Jumlah
3III
Kelas
IV -
Sumber : BPSTahun 2005
1:107000Skala
Rel KAJalan
Batas PantaiSungai
Batas AdministrasiBatas KotaBatas KecamatanBatas Kelurahan
Kota Medan
Kab. Deli Serdang
S e l a t M a l a k a
Peta Indeks
9840'9835'
9840'9835'
0230'0245'
0 24 0'023 5'
023
0'02
35 '
02 4
5'0 2
40'
K O T A M E D A N
I-AIII
--1
Jumlah
3III
Kelas
IV -
PENYEMPURNAAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN
N
EW
S
0.7 0 0.7 1.4 Kilometers
1:104000Skala
46
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
Hasil gambar di atas dapat dilihat bahwa di Kecamatan Johor terdapat 2 tradisional
dan kedua pasar tersebut termasuk kedalam pasar kelas II, yang salah satunya
adalah Pasar Titi Kuning sendiri.
3.2 Kontribusi Pasar Tradisional terhadap PAD
Secara menyeluruh, kontribusi Pasar Tradisional terhadap PAD Kota Medan dapat
dibaca pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.2. Penerimaan dan Biaya Operasional PD. Pasar Kota Medan Sampai
Dengan Bulan Juni 2009
Bulan Penerimaan (Rp.) Biaya Operasional
(Rp.) Selisih
Januari 1.062.033.207,- 1.141.193.093,- (79.159.886) Pebruari 1.142.466.063,- 1.175.619.149,- (33.153.086) Maret 1.231.714.646,- 989.916.294,- 241.798.352 April 1.178.474.316,- 1.203.282.043,- (24.807.727) Mei 1.078.097.555,- 925.703.058,- 152.394.497 Juni 1.246.847.766,- 897.435.195,- 349.412.571 Jumlah 6.939.633.453,- 6.333.148.833,- 606.484.721
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penerimaan PAD dari seluruh Pasar
Tradisional di Kota Medan dari Januari hingga Juni 2009 adalah sebesar Rp
606.484.721. Hal ini berarti pengembangan pasar perlu dilakukan untuk
memberikan kontribusi kepada PAD.
3.3 Potensi Pasar Titi Kuning
Pasar Titi Kuning merupakan pasar yang dikelola oleh PD Pasar Jaya yang masuk ke
kelas II yaitu yaitu pasar yang bangunannya semi permanen dan memiliki fasilitas
yang belum memadai. Pasar ini berada di kelurahan titi kuning (di lintasi oleh Jl.
Brigjen Hamid) dan berada di atas lahan seluas 4.700 m2. Sekarang ini terdapat
47
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
169 kios, 124 stand terbuka, 1 surket, 24 stand meja ikan, 16 unit meja untuk
makanan, 49 pedagang informal, dan 6 meja pedagang daging babi, memiliki lahan
parkir seadanya yang dapat menampung 25 unit mobil, dan parkir sepeda motor.
Pasar ini merupakan pasar yang berpotensi untuk dikembangkan karena Pasar Titi
Kuning terdapat di perbatasan Kecamatan Medan Johor, Medan Maimun dan
Medan Polonia dimana di sekitarnya adalah permukiman penduduk yang
merupakan potensi pasar. Selain itu, Pasar Titi Kuning ini juga berada di dekat
persimpangan padat sehingga memiliki aksessibilitas yang baikl ( persimpangan Jl.
Brigjen Katamso, Jl. AH. Nasution, dan Jl. Brigjen Hamid ). Potensi aksessibilitas
yang dimiliki oleh Pasar Titi Kuning juga dilintasi oleh commuter pekerja yang
bekerja di Kota Medan namun banyak bertempat tinggal di Kabupaten Deli Serdang
(daerah deli tua dan namorambe), sehingga penduduk Kabupaten Deli Serdang ini
juga menjadi peluang konsumen yang potensial bagi Pasar Titi Kuning.
Pada gambar di bawah ini dapat dilihat orientasi letak Pasar Titi Kuning. Pada
gambar tersebut dapat dilihat juga bahwa Pasar Titi Kuning berada di sekitar
perumahan kepadatan tinggi dan sekitar lokasi perdagangan.
48
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
Gambar 3.2. Pasar Titi Kuning Dekat Dengan Permukiman Penduduk
LOKASI PASAR TITI KUNING
49
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
3.4 Kesesuaian dengan RTRW Kota Medan tahun 2011-2031 dan RPJMD Kota
Medan
Untuk mendukung rencana struktur wilayah yang akan direncanakan, wilayah Kota
Medan dibagi menjadi 9 (sembilan) Bagian Wilayah Kota (BWK). Pasar Titi Kuning
masuk ke dalam BWK Medan Selayang yang terdiri dari:
Kecamatan Medan Tuntungan,
Kecamatan Medan Baru (kecuali Kelurahan Darat dan Petisah Hulu. Kedua
kelurahan tersebut masuk dalam BWK Pusat Kota);
Kecamatan Medan Selayang, dan
Kecamatan Medan Johor.
Untuk sistem pusat pelayanan Kota Medan, direncanakan terdiri atas 2 (dua) pusat
primer, yaitu satu Pusat Primer di Utara dan 1 (satu) Pusat Primer di Pusat Kota dan
didukung oleh 7 (tujuh) Pusat Sekunder yang sekaligus juga sebagai Pusat-pusat
BWK. BWK Selayang berpusat di Kecamatan Medan Selayang sebagai Pusat
Sekunder dengan fungsi adalah sebagai:
Pusat kegiatan perdagangan/bisnis
Pendidikan
Pelaksanaan fungsi-fungsi ini mencakup seluruh BWK.
Pasar Titi Kuning, yang masuk ke dalam BWK Medan Selayang menjadi salah satu
sasaran pengembangan kawasan komersial. Kawasan komersial yang akan
direncanakan di Kota Medan terdiri dari kegiatan perdagangan, niaga, bisnis,
perkantoran swasta, dan kegiatan informal. Luas lahan untuk kegiatan ini
direncanakan terdapat sekitar 836,82 Ha. Arahan lokasi untuk kegiatan jasa
tersebut adalah:
BWK Pusat Kota (CBD Polonia) yang terdiri dari 7 (tujuh) Kecamatan;
Kawasan Pelabuhan Belawan;
Pusat Primer Utara dan setiap Pusat Sekunder (termasuk Pusat Sekunder
Selayang)
50
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
Program Pengembangan Kawasan Komersial, meliputi:
1. Penyusunan pedoman pengembangan kawasan perdagangan dan jasa dan
fasilitas penunjangnya pada Pusat Primer dan Pusat Sekunder.
2. Pemerataan fasilitas perdagangan menurut skala pelayanan dan struktur
ruang kota.
3. Pengelolaan kegiatan PKL, minimum meliputi ketentuan pendaftaran PKL
resmi, penetapan lokasi dan jenis usaha/dagangan, hak dan kewajiban, serta
besarnya iuran/retribusi.
4. Pembatasan pertumbuhan dan pengembangan konsep perdagangan linier
sepanjang jalan arteri dan kolektor untuk meminimalisasi dampak
menurunnya kinerja jalan.
5. Penertiban usaha kaki lima (UKL) secara konsisten (jangka pendek,
menengah, panjang).
6. Pembatasan ruang publik (jalan atau taman) yang diperbolehkan dan tidak
diperbolehkan untuk kegiatan pedagang kaki lima.
7. Kewajiban dan insentif sektor formal dalam penyediaan ruang untuk
kegiatan pedagang kaki lima.
8. Pengembangan kawasan kantor pemerintahan Kota di Pusat Kota (CBD
Polonia), yang dapat menjadi citra kota dan berwawasan lingkungan.
Oleh sebab itu, disimpulkan bahwa revitalisasi Pasar Titi Kuning sesuai dengan
arahan RTRW yang mengembangkan kecamatan tersebut sebagai pusat pelayanan
ekonomi sekunder dan sesuai dengan program pengembangan kawasan komersial.
Pada dokumen RPJMD Kota Medan 2011-2015 disebutkan bahwa untuk
mewujudkan agenda prioritas pembangunan peningkatan produktivitas dan daya
saing daerah, dirumuskan salah satu sasaran pembangunan adalah meningkatnya
kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB tahun 2015 menjadi 25,22 trilyun.
Disebutkan pula pada RPJMD Kota Medan 2011-2015, langkah-langkah operasional
dari arah kebijakan Peningkatan Produktivitas dan Inovasi Daerah akan
51
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
dilaksanakan melalui salah satu program yaitu Program peningkatan efisiensi
perdagangan dalam negeri. Program ini dimaksudkan menata sistem perdagangan
dalam negeri hingga dapat lebih efisien sehingga dapat mendorong pertumbuhan
sektor perdagangan. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain pengembangan
pasar dan distribusi barang produk, peningkatan sistem dan jaringan informasi
perdagangan dan sosialisasi penggunana produk dalam negeri.
Pada matriks rencana program dan kebutuhan pendanaan disajikan bahwa untuk
rencana program peningkatan efesiensi perdagangan dalam negeri dengan
indikator kinerjanya adalah meningkatnya kontribusi sektor perdagangan terhadap
PDRB, kerangka pendanaannya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.3. Kerangka Pendanaan Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan
Dalam Negeri Tahun Rp (juta)
2011 7.114,3 2012 7.350 2013 7.600 2014 7.755 2015 7.755
3.5 Kondisi Eksisting dan Permasalahan Pasar Titi Kuning
Pasar Titi Kuning terletak di perbatasan Kecamatan Medan Johor, Medan Polonia
dan Medan Maimun sehingga melayani permukiman-permukiman di kedua
kecamatan tersebut. Pasar Titi Kuning berbatasan dengan jalan Bgrigjen Hamid dan
ruko-ruko di sebelah Utara, Selatan dan Barat. Foto-foto kondisi eksisting Pasar Titi
Kuning dapat dilihat di bawah ini.
52
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
Pintu masuk ke dalam lokasi pasar titi kuning
Saluran drainase tertutup dan dangkal sehingga air tidak mengalir
Kios penjual pakaian berdekatan dengan kios penjual buah-
buahan
Deretan kios-kios di pasar titi kuning
Jarak antar kios terlalu rapat Deretan Los buah-buhan dari bahan kayu yang telah usang
Deretan kios terlalu rapat dan kurang pencahaan sehingga
terkesan kumuh
Los penjual ikan dan daging terlalu dekat jaraknya
Tidak adanya saluran drinase yang memadai membuat jalan becek
Gambar 3.3. Kondisi Eksisting Pasar Titi Kuning
53
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
Setelah melakukan observasi dan survey di lapangan, ditemukan beberapa
permasalahan sosial, fisik dan kawasan di Pasar Titi Kuning.
Permasalahan fisik di Pasar Titi Kuning hampir sama dengan permasalahan fisik di
pasar tradisional lain, yaitu:
1. Tapak ini dibatasi oleh jalan lokal sehingga kegiatan pasar harus dilokalisir
sehingga tidak mengganggu sirkulasi kendaraan di jalan raya.
2. Para pedagang meluber hingga ke badan jalan untuk mendekatkan diri pada
calon pembeli.
3. Kegiatan pasar seperti berdagang ikan basah, daging, dll dapat menimbulkan
bau tidak sedap membuat suasana pasar menjadi tidak nyaman.
4. Kondisi drainase yang tidak berfungsi dengan baik (mampet) dan tidak terawat
sehingga menimbulkan genangan di beberapa tempat terutama pada tempat
perdagangan ikan (los basah) yang membutuhkan banyak air, dll. Genangan air
kotor ini menimbulkan becek dan bau tidak sedap.
5. Kios-kios berbahan kayu yang tidak terawat dengan baik menimbulkan kesan
kumuh dan tidak terawat.
6. Jarak antara kios yang sangat dekat sehingga jalur sirkulasi bagi calon pembeli
sangat sempit (berkisar 1 m) sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman.
7. Lokasi jenis barang dagangan tidak diatur dengan rapi sehingga pedagang yang
jual baju (barang kering) bisa berdekatan dengan yang menjual sayur (barang
basah) sehingga situasi becek sampai kemana-mana. Calon pembeli baju harus
melewati tempat becek dulu sehingga menimbulkan suasana tidak nyaman.
8. Tidak teraturnya penempatan jenis barang dagangan membuat hewan seperti
lalat yang biasa ada di tempat basah ikut menghinggapi makanan yang dijual di
kios makanan sehingga makanan yang dijual tidak higienis lagi.
9. Sarana parkir kendaraan roda empat dan roda dua kurang memadai memadai.
Calon pembeli menggunakan bahu jalan untuk memarkirkan kendaraannya.
54
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
10. Atap pasar yang sudah mulai rusak dan tidak terpelihara membuat pasar
menjadi kumuh.
11. Desain dan pengaturan letak kios yang tidak teratur menyulitkan calon pembeli.
12. Tidak adanya pemeliharaan. Kios yang sudah ditutup dibiarkan basah dan
berbau. Hal ini membuat pasar ini berbau busuk sepanjang hari.
Permasalahan-permasalahan sosialnya antara lain:
a. Penghasilan pedagang di Pasar Titi Kuning masih tergolong rendah
dibandingkan beberapa pasar lain seperti Pasar Kapuas Belawan dan
Sukaramai yang pendapatan kotor pedagangnya umumnya lebih besar. Hasil
RDS menunjukkan bahwa umumnya pedagang Pasar Titi Kuning mendapat
penghasilan kotor antara Rp 101.000-250.000/hari (42%) dan antara Rp
25.000-100.000/hari (23,9%).
b. Pedagang di Pasar Titi Kuning sudah mengetahui bahwa pasar akan
direvitalisasi. Seperti yang biasa terjadi bahwa setiap revitalisasi pasar akan
diawali dengan kebakaran dulu sehingga mereka takut pasar ini dibakar atau
terjadi kebakaran juga.
c. Pedagang mempertanyakan tempat mereka berdagang sementara pasar
dibangun kembali.
d. Pedagang mengkhawatirkan harga sewa kios akan mahal setelah pasar
direvitalisasi.
e. Masih banyaknya pedagang yang menggelar barang dagagannya di jalanan
untuk mendekati pembeli.
f. Tidak adanya organisasi bersama yang menampung keluh kesah para
pedagang dan menyampaikannya kepada stakeholder lain. Pembuatan satu
organisasi seperti koperasi sebaiknya dilakukan. Namun organisasi ini harus
mendapat kepercayaan dari pedagang.
55
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
3.6 Analisis Tapak (Fisik Geografis)
3.6.1 Analisis Kondisi Wilayah Potensial untuk Dibangun
Untuk mengetahui wilayah yang potensial dibangun, digunakan gambar figure
ground kawasan Pasar Titi Kuning. Figure ground merupakan teori yang digunakan
untuk mengetahui tekstur dan pola tata ruang perkotaan serta digunakan untuk
mengidentifikasi masalah keteraturan massa/ ruang perkotaan sesuai kaidah
estetika. Dari gambar figure ground dapat terlihat bangunan permanen dan semi
permanen. Gambarnya dapat dilihat di bawah ini.
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa kawasan Pasar Titi Kuning sudah lebih banyak
memiliki massa daripada ruang terbuka. Pola massanya tidak teratur dan tidak membentuk pola. Ruang terbuka yang ada berupa jalan dan sedikit tempat parkir.
Gambar 3.4. Figure Ground
Berikut gambar guna lahan di sekitar Pasar Titi Kuning.
Gambar 3.5. Guna Lahan di Sekitar Pasar Titi Kuning
56
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
Dari hasil observasi, ditemukan bahwa bangunan di sekitar pasar umumnya adalah
bangunan permanen yang berbahan dinding dan berlantai 2 dan 3. Sementara
bangunan pasar umumnya terbuat dari besi, beton dan kayu.
3.6.2 Analisis Kemiringan Lahan
Bentuk kemiringan wilayah sangat menentukan jenis penggunaan lahan, intensitas
penggunaan lahan, kepadatan bangunan, dll. Wilayah dengan kemiringan datar
hingga sedang (0-5%) digunakan untuk berbagai keperluan khususnya pemukiman,
industri dan pertanian.
Kondisi permukaan tanah Pasar Titi Kuning datar. Kemiringan lahan di Pasar Titi
Kuning tidak lebih dari 5%. Hal ini membuat lahan ini tepat digunakan untuk
pembangunan pasar. Kemiringan lahan yang datar membuat tidak sulit untuk
membuat bangunan berlantai lebih dari 1 lantai di lahan ini.
Kemiringan lahan yang datar membuat aliran air drainase harus dibantu agar
mengalir. Di beberapa tempat di pasar ini, air drainase tidak mengalir. Hal ini
menimbulkan becek dan bau.
Karena topografi datar, maka bangunan yang dibangun pun bisa rapat namun harus
mengikuti KDB dan KLB yang berlaku.
3.6.3 Analisa Aksesibilitas
Permasalahan aksesibilitas sudah dibahas secara umum di atas. Untuk lebih
jelasnya dapat kita lihat kondisi eksisting aksesibilitas di sekitar Pasar Titi Kuning
pada gambar di bawah ini.
57
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
Gambar 3.6. Kondisi Aksesibilitas Di Dalam Pasar Dan Di Luar Pasar Titi Kuning
Permasalahan aksesibilitas adalah sebagai berikut:
1. Selalu terjadi kemacetan atau antrian di Jalan Brigjen Hamid (teptanya di
depan pintu masuk pasar) karena jalan ini dipergunakan juga sebagai tempat
berjualan oleh pedagang, lalu dijadikan tempat antrian becak untuk
menunggu penumpang.
2. Akses masuk ke pasar sempit karena hanya terdapat satu akses jalan. Lebar
akses masuk pasar hanya berkisar 3-4 meter yang semakin ke dalam pasar
semakin sempit karena dimanfaatkan untuk berjualan
3. Tempat parkir yang disediakan tidak dimanfaatkan secara maksimal terutama
pada saat aktifitas pasar di pagi hari, karena lahannya terlalu sempit. Parkir
tetap dilakukan di pinggir jalan (on street) baik kendaraan roda dua dan roda
empat.
Kondisi jalan sulit dilewati kendaraan roda 4
Jalan di dalm tertata baik untuk di los terbuka
Lahan parker seadanya sehingga kurang dapat
menampung seluruh aktifitas
Jalan masuk pasar juga dimanfaatkan parkir roda 2
sehingga mempersempit jalan masuk
Jalan masuk banyak dilewati becak yang parkir
sembarangan
Jalan masuk hanya melalui satu lajur
Area parkir kendaraan kurang sehingga kendaraan parkir
sembarangan
58
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
4. Aksesibilitas di dalam pasar juga sangat sempit sehingga tidak nyaman bagi
pembeli.
Aksesibilitas di sekitar Pasar Titi Kuning dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.8. Jalan di sekitar Pasar Titi Kuning
Jalan Brigjen Hamid merupakan jalan lokal primer dengan lebar berkisar 12 m. Jalan
ini terdiri dari 2 lajur yang menhubungkan pasar dengan jalan AH. Nasuton dan
Jalan Brig. Katamso. Jalan AH Nasution merupakan jalan Arteri primer dengan lebar
20 m. Jalan ini menghubungkan Kecamatan Medan Medan Johot dan Medan
Medan Polonia serta Medan Maimun.
Pemecahan permasalahan aksesibilitas di atas adalah sebagai berikut:
1. Penyediaan halte untuk tempat berhenti bagi angkutan umum yang
menurunkan atau menaikkan penumpang dari pasar atau menuju pasar.
2. Penyediaan tempat parkir bagi kendaraan roda dua dan roda empat di
areal pasar (basement).
3. Penyediaan halte khusus untuk becak.
4. Penyediaan jalur khusus keluar masuk barang.
5. Pembuatan marka atau sempadan jalan di Jalan Brigjen Hamid untuk
menertibkan pengguna jalan.
59
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
3.6.4 Analisis Buffer Zone
Dari hasil obervasi di lapangan, ditemukan bahwa konflik bisa saja terjadi antara
dua aktivitas yang saling berdekatan. Konflik tersebut adalah: Aktivitas jual beli
pasar dengan aktivitas sirkulasi lalu lintas. Pasar Titi Kuning dibatasi oleh Jalan
Brigjen Hamid dan gang kecil. Jalan Klambir memiliki lebar kurang lebih 12 meter
dan merupakan jalan lokal primer.
Sebagai jalan lokal primer, jalan ini menghubungkan pusat kegiatan di Kecamatan
Medan johor dan Medan Polonia dengan pusat kegiatan lainnya di pusat Kota
Medan sehingga aktivitasnya tinggi. Selain itu, jalan ini juga merupakan jalan
penghubung Kota Medan dan Kab. Deli Serdang. Sementara itu, Pasar Titi Kuning
adalah pasar tradisional yang besar. Tanpa buffer zone, dua aktivitas ini akan saling
berkonflik terutama, sesuai dengan yang dilihat di lapangan, pedagang umumnya
menggelar dagagannya di bahu dan pinggir jalan, sedekat mungkin dengan calon
pembeli. Oleh sebab itu diperlukan jalur hijau seperti pohon yang memisahkan
aktivitas ini.
Buffer Zone adalah suatu zona penyangga untuk membatasi dua penggunaan lahan
yang bisa saling berkonflik. Dari hasil pengamatan, saat ini tidak ada buffer zone
yang memisahkan kedua jenis aktivitas ini. Sebaiknya dibuat jalur hijau untuk
memisahkan aktivitas perdagangan dengan aktivitas sirkulasi jalan. Gambar di
bawah ini menunjukkan potongan Jalan Brigjen Hamid dimana terdapat pohon yang
memisahkan jalan raya dengan aktivitas pasar dan ruko.
Gambar 3.9. Potongan Jalan Klambir V Dengan Buffer Zone
60
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
3.7 Kebutuhan-kebutuhan Internal Kawasan Pasar Titi Kuning
Kebutuhan internal pada studi ini diartikan sebagai infrastruktur dan fasilitas yang
digunakan bersama oleh para pedagang di Pasar Titi Kuning. Infratruktur dan
fasilitas yang dibutuhkan bersama adalah air bersih, listrik, saluran drainase, tempat
pembuangan sampah, sistem pengangkutan sampah, fasilitas kamar mandi (toilet),
dan fasilitas ibadah (musholla).
3.7.1 Analisis Kebutuhan Pengolahan Lingkungan
Yang dimaksud sebagai kebutuhan pengolahan lingkungan adalah kebutuhan akan
penyaluran air kotor, penampungan sampah dan sistem pengangkutan sampah.
A. Saluran drainase.
Seperti sudah disebutkan di atas bahwa pada Pasar Titi Kuning, saluran drainase
sangat kurang. Hal ini mengakibatkan becek bila terjadi hujan karena air hujan tidak
bisa disalurkan kemana-mana. Untuk mencegah terjadinya tanah lembab dan
becek, maka sebaiknya pasar tradisional merupakan bangunan yang permanen
sehingga lantai tetap bersih bila hujan dan disediakan saluran drainase dari tiap kios
dan di depan bangunan. Khusus untuk pedagang basah seperti ikan, daging, diberi
tempat khusus dimana ada saluran pembuangan khusus dari tiap kiosnya.
B. Penampungan dan pengangkutan sampah.
Sistem penampungan dan pengangkutan sampah penting sekali dimiliki suatu pasar
karena timbunan harian sampah dari pasar umumnya besar dan untuk dagangan
basah mudah busuk. Untuk pasar, diperlukan lokasi khusus untuk menampung
sampah di belakang lokasi pasar yang bisa dilalui truk pengangkut sampah.
Untuk tiap kios sebaiknya menyediakan tong sampah di kiosnya masing-masing dan
untuk jam tertentu atau sehari 2 kali, sampah itu diambil dan diantar ke tempat
penampungan sementara.
61
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
Sistem pelayanan persampahan di Kota Medan terdiri dari 3 tindakan yaitu :
Untuk wilayah inti kota dilayani 100% dengan sistem door to door dengan
menggunakan compactor.
Untuk wilayah luar inti kota dengan sistem door to door melalui sarana
pemindahan transfer depo.
Untuk wilayah pinggir kota dengan sistem komunal melalui sarana
container.
Wilayah Kecamatan Medan Johor termasuk wilayah inti kota sehingga
pelayanan permukiman dan pasarnya (termasuk Pasar Titi Kuning) diangkut
menggunakan compactor.
Manajemen pengangkutan sampah seharusnya diatur oleh PD Pasar Jaya karena
pedagang umumnya sudah diminta iuran untuk kebersihan pasar.
3.7.2 Analisis Kebutuhan Air Bersih
Air bersih untuk sarana perekonomian seperti seperti pasar harus juga disediakan.
Air bersih ini umumya digunakan untuk mencuci sayuran, membersihkan kios,
toilet/kamar mandi, menyediakan air untuk ikan hidup, mencuci barang dagangan
(yang basah), dll.
Sistem penyediaan air bersih di Kota Medan pada umumnya sudah terlayani oleh
PDAM Tirtanadi, dengan memanfaatkan sumber air permukaan, mata air dan
sumur bor. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Medan maka diproduksi
air dari beberapa IPA (Instalasi Pengolahan Air Bersih) yang antara lain IPA Limau
Manis yang berasal dari sungai dengan kapasitas air baku 380,2 l/detik dan
kapasitas produksinya 358 liter/detik. Kecamatan Medan Johor dilewati jaringan
WTP Limau Manis ini artinya jaringan air bersih di Pasar Titi Kuning dilayani oleh
WTP Deli Tua ini.
62
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
3.7.3 Analisis Kebutuhan Listrik
Listrik untuk sarana perekonomian seperti pasar harus diperhatikan. Selain
kebutuhannya harus dipenuhi, pelayanan listrik juga harus aman karena sering
terjadi korslet listrik yang menyebabkan banyak pasar habis terbakar.
Listrik pada pasar digunakan untuk penerangan tiap kios, penerangan jalur sirkulasi
calon pembeli, menyalakan mesin penggiling kelapa, memasak, membuat juice, dll.
Menurut data, penyaluran listrik untuk kebutuhan bisnis mencapai 31.315 unit
sambungan dengan daya 284.361 KVA. Belum ada penjelasan rinci berapa dari
penyaluran listrik bisnis ini yang digunakan oleh Pasar Titi Kuning.
Tabel 3.4. Jumlah Pelanggan Listrik, Daya KVA Tersambung
dan Energi Jual Kota Medan Tahun 2007
No. Jenis Pelanggan Jumlah
Sambungan (unit)
Daya Tersambung
(KVA)
Energi Jual (MWH)
1 Sosial 4.912 46.266 66.074 2 Rumah Tangga 418.504 423.133 706.351 3 Bisnis 31.315 284.361 464.988 4 Industri 1.551 330.473 997.197 5 Publik 6.089 48.327 143.887 6 Multiguna - - 3.197
Jumlah 462.371 1.132.560 2.381.694
Sumber: RTRW Kota Medan, 2008-2028
3.7.4 Analisis Kebutuhan Fasilitas Bersama
Fasilitas bersama yang harus tersedia di pasar adalah fasilitas toilet, musholla,
ruang terbuka, dan sarana parkir, dan jalur input dan output barang, tangga atau
escalator. Pengelolaan fasilitas bersama dapat dilakukan oleh PD Pasar langsung
atau diserahkan ke pihak swasta.
63
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
1. Fasilitas toilet:
Fasilitas ini mutlak diperlukan mengingat banyaknya kios yang ada (bisa
mencapai 200-an kios).
Fasilitas ini dapat menjadi salah satu sumber penghasilan bagi PD Pasar bila
disewakan atau diserahkan pengelolaannya oleh pihak ketiga. Dalam hal ini,
pihak PD Pasar harus melakukan pemeriksaan berkala untuk melihat tingkat
kebersihan toilet dan tingkat pelayanannya.
Penempatan fasilitas ini sebaiknya di tiap lantai pasar
2. Fasilitas Musholla
Fasilitas ini mutlak diperlukan mengingat pedagang hampir seharian berada
di pasar.
Penempatan fasilitas ini bisa di tiap lantai atau di lantai paling atas (bila
bangunan pasar kurang dari 4 lantai) agar jauh dari keributan yang
ditimbulkan dari aktivitas pasar.
3. Ruang terbuka
Untuk menjadikan pasar yang higienis, tidak berbau busuk, diperlukan
saluran udara yang cukup. Saluran udara atau ventilasi tentu saja harus ada
di tiap lantai. Saluran udara selain berbentuk jendela ventilasi juga bisa
berbentuk ruang terbuka.
Keberadaan ruang terbuka membuat pasar menjadi tidak sumpek. Terlebih
lagi apabila ada taman tempat bermain anak di ruang terbuka.
Ruang terbuka menjadi andalan mall untuk menarik perhatian pengunjung
sehingga pengusaha mall sering membuat plaza yang kadang-kadang diisi
dagangan, kadang dibiarkan terbuka untuk tempat bermain anak-anak.
4. Sarana parkir
Pengelolaan fasilitas parkir dapat diserahkan kepada swasta dengan
berbagai macam variasi sistem seperti bagi hasil
64
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
Sarana parkir mutlak perlu apabila ingin menarik pembeli datang. Fasilitas
parkir yang baik adalah salah satu kunci agar pasar tradisional bisa bersaing
dengan pasar modern.
Parkir dapat digratiskan selamanya atau digratiskan pada jam-jam tertentu
untuk menarik peminat pengunjung.
5. Tangga/escalator
Tangga atau escalator tentu mutlak diperlukan pada pasar tradisional yang
lebih dari 1 lantai. Tangga atau escalator merupakan fasilitas bersama yang
harus dipelihara oleh para pedagang.
Pemeliharaan tangga/escalator diserahkan kepada pengelola gedung atau
manajemen PD Pasar. Di beberapa pasar modern, tanggung jawab
pengelolaan gedung diserahkan ke pihak swasta yang professional.
Tangga/escalator harus ditempatkan di tempat yang tepat. Ketepatan
tempat ini bergantung pada peruntukan lokasi kios. Tempat yang tepat
untuk tangga/escalator adalah:
o di depan (dekat pintu masuk). Hal ini penting agar calon pembeli yang memiliki tujuan jelas di lantai 2, dst, tidak perlu masuk ke lantai
1 dulu.
o di tengah. Hal ini penting agar calon pembeli yang sudah berada di dalam salah satu lantai dapat mengakses tangga/escalator dengan
mudah.
6. Jalur Input dan Output Barang
Fasilitas ini mutlak harus ada pada suatu pasar karena pada saat-saat
tertentu setiap pedagang akan memasukkandan mengeluarkan barang
dalam jumlah besar.
Jalur input dan output barang harus berbeda dengan jalur masuk dan keluar
calon pembeli agar aktivitas input dan output barang tidak terganggu. Jalur
ini sebaiknya diperuntukkan hanya bagi para pedagang.
65
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
7. Food Court
Food Court umumnya ditemukan di pasar modern. Namun pasar tradisional
bisa juga memiliki ini. Tentu saja makanan yang disediakan disesuaikan
dengan karakter pembeli di pasar tradisional.
Sering ditemukan di pasar tradisional, tempat makan bercampur dengan
tempat penjualan ayam, daging dan ikan. Hal ini menimbulkan kesan tidak
higienis. Inilah yang membuat pasar tradisional tidak mampu bersaing
dengan pasar modern. Oleh sebab itu perlu dibuat suatu fasilitas bersama
untuk tempat makan dimana pedagang penjual makanan jadi dapat
berdagang di situ.
3.8 Prinsip Pengembangan Kawasan Pasar Titi Kuning
Prinsip Perancangan untuk menyelesaikan permasalahan di Pasar Titi Kuning adalah
sebagai berikut:
1. Harus ada pemisahan yang jelas antara pasar dengan jalan raya agar aktivitas
sirkulasi dan aktivitas pasar tidak saling mengganggu. Pemisahan ini bisa berupa
pagar atau buffer zone.
2. Penyediaan halte di Jalan Klambir Lima agar sirkulasi jalan tidak terganggu
karena banyaknya penumpang yang turun angkot dan naik angkot dari pasar.
3. Pengaturan jalan keluar masuk calon pembeli ke dalam bangunan atau ke luar
bangunan
4. Pembuatan kios permanen dengan dinding bata sehingga tidak mudah lapuk
dan rusak juga tidak mudah terbakar.
5. Penempatan dan pengaturan lokasi kios untuk barang dagangan yang sejenis
dan berbeda jenis. Salah satunya adalah pemisahan barang dagangan basah
(sayur, ikan, daging) dengan barang dagangan kering.
6. Pembuatan saluran drainase yang baik sehingga air kotor dapat segera dibuang
dan dialirkan sehingga tidak menggenang.
66
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
7. Pengaturan jarak antar kios sehingga lebar jalur sirkulasi besar untuk calon
pembeli.
8. Pemindahan pedagagang dari pinggir jalan raya ke dalam kios oleh sebab itu
kios sebaiknya bertingkat dan akses tangga menuju lantai 2, dst, mudah.
9. Penyediaan sarana parkir kendaraan roda 2 dan roda 4.
10. Penyediaan jalur input dan output barang agar pedagang memiliki akses khusus
untuk memasukkan dan mengeluarkan barang dagangannya.
11. Penyediaan saluran air bersih, sistem penampungan sampah, sistem
pengangkutan sampah, penyediaan listrik dan lampu penerangan yang
memadai.
12. Material bangunan yang bagus seperti beton menggantikan struktur kayu dan
atap seng sehingga memberikan kenyamanan dan kualitas yang baik.
3.9 Konsep Pengembangan Pasar Titi Kuning
Pengembangan pasar tradisional tidak hanya bisa melalui pembangunan fisik saja.
Perlu diperhatikan hal-hal lain juga seperti manajemen, dll. Oleh sebab itu perlu
dirumuskan suatu konsep pengembangan pasar untuk mendukung rencana
pengembangan fisik.
Konsep pengembangan Pasar Titi Kuning adalah:
1. Pemberdayaan koperasi pedagang.
Pemberdayaan pedagang diperlukan untuk memperhatikan kesejahteraan
dan memberi kemudahan bagi mereka untuk berdagang di pasar. Salah satu
cara pemberdayaan pedagang adalah memberdayakan koperasi pedagang. Di
beberapa pasar, sudah ada koperasi pedagang pasar yaitu KOPPAS atau
Koperasi Pedagang Pasar. Koperasi ini sebaiknya diberi kesempatan
berkembang agar memudahkan pedagang untuk mendapat kredit baik kredit
67
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
untuk barang dagagannya maupun kredit kendaraan roda dua dan empat
ataupun kredit rumah.
Koperasi yang berjalan baik dapat juga digunakan untuk mengatur pedagang
yang suka menggelar dagangannya di depan jalan atau tidak di kios yang
disediakan. Para pedagang diarahkan untuk mengatur teman-teman
pedagangnya untuk berdagang di tempatnya dan bersama-sama
memberantas premanisme.
2. Perspektif bisnis
Perspektif bisnis diperlukan dalam mengembangkan pasar yaitu terus
menerus melakukan pengembangan atau inovasi agar keuntungan terus
bertambah. Berhubungan dengan lokasi Titi Kuning yang tidak dekat dari
pusat perkotaan, maka dirasakan perlunya untuk diusung konsep tertentu
guna mendukung suksesnya program revitalisasi Pasar Titi Kuning. Pasar Titi
Kuning yang apabila direvitalisasi dengan konsep seperti sebelumnya, yakni
pasar tradisional umum, maka potensi pengunjung yang akan datang
berbelanja diprediksikan adalah masyarakat sekitarnya saja, sementara
masyarakat di tengah kota lebih memilih berkunjung ke pusat perbelanjaan
ataupun pasar tradisional di tengah kota yang mana produk-produk yang
tersedia juga lebih lengkap.
Namun keadaan akan sangat berbeda dengan diusungnya konsep Pasar Seni
yang mana akan membuka pangsa pasar baru, yakni para turis domestik dan
mancanegara. Bahkan dengan dibangunnya pasar seni tidak tertutup
kemungkinan masyarakat di pusat kota juga akan berkunjung untuk mencari
produk kerajinan tangan yang mungkin akan sulit ditemukan di pusat kota.
Masyarakat di pusat kota juga akan berkunjung ke pasar seni ketika
membutuhkan oleh-oleh untuk dibawa keluar kota, atau bahkan
mendampingi untuk berbelanja oleh-oleh saat kedatangan tamu dari luar
kota.
68
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
Kerjasama dengan Dinas Pariwisata dan biro jasa perjalanan akan ditempuh
untuk mengenalkan pasar seni kepada turis-turis yang sedang berkunjung ke
Kota Medan. Turis domestik dan mancanegara justru memiliki kebutuhan dan
keinginan untuk berbelanja suvenir dan oleh-oleh, serta daya beli yang jauh
lebih besar daripada masyarakat lokal, sehingga diyakini peluang usaha di
pasar seni akan lebih maksimal dibandingkan pasar tradisional lainnya.
Adapun pedagang lama akan tetap diakomodir dan bahkan diprioritaskan
dengan ditempatkan di lantai satu. Sedangkan pedagang dari luar akan
ditempatkan di lantai dua dan tiga yang masing-masing akan difungsikan
sebagai pasar seni dan foodcourt. Keberadaan foodcourt diharapkan dapat
menghidupkan lantai tiga yang mana biasanya lantai tiga dalam sebuah pasar
tradisional selama ini selalu gagal dalam menarik pengunjung, seperti yang
terlihat di Pusat Pasar, Pasar Petisah, dan Pasar Ramai.
Dengan mengusung konsep pasar seni dan foodcourt juga diharapkan dapat
memperpanjang jam operasional Pasar Titi Kuning yang hingga sekarang ini
hanya beroperasi setengah hari. Sementara pada siang hingga sore hari justru
pasar seni akan didatangi pengunjung seperti turis dan masyarakat dari luar
dengan berbagai keperluan, seperti berbelanja suvenir, oleh-oleh, barang-
barang kerajinan tangan dari pelaku UKM yang sulit ditemukan di pusat kota,
makan siang di foodcourt, hingga hanya sekadar jalan-jalan menikmati
suasana pasar yang dibuat unik dan modern menyerupai mall.
Pasar tradisional yang berada di lantai satu nantinya tetap akan ramai
didatangi masyarakat sekitarnya pada pagi hari untuk berbelanja barang
kebutuhan pokok seharihari, dan bahkan tidak tertutup kemungkinan juga
bisa beraktivitas hingga sore hari mengikuti jam operasional pasar seni,
sehingga omset para pedagang bisa semakin meningkat. Keadaan pasar pasca
pembangunan yang lebih bersih, rapi, modern, serta memiliki fasilitas parkir
69
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
yang luas juga tentunya akan meningkatkan jumlah pengunjung dengan
sendirinya.
Kunci utama untuk mencapai suksesnya konsep pasar seni terletak pada
pedagang yang akan menempati kios-kios di lantai dua dan tiga. Untuk itu,
system penjualan kios akan diprioritaskan untuk para pedagang yang
menjalankan usaha yang berhubungan dengan suvenir, oleh-oleh, kerajinan
tangan, barang seni, biro perjalanan dan destinasi wisata, dan lain sebagainya.
Sisa dari kios yang tidak terjual baru akan dibuka penjualannya kepada umum.
Sementara untuk pedagang pasar seni yang belum yakin atau tidak sanggup
untuk membeli kios di pasar seni namun memiliki minat untuk membuka
usaha di pasar seni, pihak investor akan memfasilitasi pedagang untuk
menyewa kepada pemilik kios. Situasi seperti ini tentunya menciptakan
keadaan win-win solution karena pihak pemilik kios yang juga terbantu
dengan adanya penyewa daripada kios yang sudah diinvestasikan.
3. Manajemen pengelolaan pasar yang professional. Manajemen pengelolaan
pasar sangat diperlukan. Tiap pasar harus memiliki ini. Saat ini sudah ada
manajemen pasar namun belum bekerja secara professional dan penuh
inovasi sehingga terus kalah dengan pasar modern. Tugasnya adalah:
Melakukan pemeliharaan terhadap fasilitas umum seperti tangga, toilet,
pengangkutan sampah dari tiap kios, kebersihan jalur sirkulasi calon
pembeli, ruang terbuka, saluran drainase, dll.
Mengurus masalah penggunaan dan pembayaran listrik serta
penggunaan dan pembayaran air bersih.
Mengurus masalah parkir.
Mengurus jalur dan jadwal input dan output barang.
Mengatasi para preman yang mengijinkan pedagang menggelar
dagangannya di luar pasar.
70
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
Mengawasi dan menegur para pedagang yang menggelar barang
dagagannya melewati batas kios atau sampai ke jalur sirkulasi calon
pembeli.
Memberi ide untuk pengembangan pasar, misalnya menyelenggarakan
event.
4. Mengadakan pertemuan berkala untuk menyelesaikan permasalahan
bersama seperti penggunaan listrik, kebersihan pasar, mengatasi preman, dst.
Forum pertemuan penting sekali untuk mengetahui keluh kesah para
pedagang dan menyelesaikan permasalahannya tanpa berlarut-larut.
3.10 Analisis SWOT
Analisis SWOT dilakukan untuk menemukan kekuatan, kelemahan, ancaman dan
tantangan bagi pengembangan Pasar Titi Kuning.
Strength Strength Pasar Titi Kuning adalah:
a. Harga barang murah / terjangkau oleh konsumen. Hal ini merupakan
karakter umumnya pasar tradisional yaitu harga yang lebih murah terutama
pada barang-barang yang dibutuhkan sehari-hari seperti sayuran, beras,
minyak goreng, dsb. Ini menjadi kekuatan di Pasar Titi Kuning.
b. Produk lengkap. Untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, Pasar Titi Kuning
dapat diandalkan. Oleh sebab itu pasar ini tidak pernah sepi dari pembeli.
c. Lokasi dikenal. Pasar ini sudah berdiri lama dan dikenal. Oleh sebab itu
lokasi sudah begitu dikenal.
d. Mudah dijangkau. Lokasi pasar yang dekat dengan jalan arteri (Jl. AH
Nasution) dan jalan kolektor (Jl. Brigjen Katamso dan Jl. Brig. Hamid)
membuat pasar ini mudah dijangkau.
71
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
e. Income rata-rata tinggi. Pendapatan rata-rata penjual di pasar tradisional
lumayan besar. Hal ini yang menyebabkan mereka bertahan bekerja sebagai
pedagang di pasar ini.
Weakness
Weakness Pasar Titi Kuning adalah
a. Pengelolaan buruk. Pengelolaan buruk Pasar dapat dilihat dari drainase yang
jelek, kios-kios yang tidak terawat, pengaturan letak kios-kios yang jelek, dll.
Hal ini terlihat di Pasar Titi Kuning dan merupakan tipikal pasar tradisional
yang lain. Hal ini harus diperbaiki untuk peningkatan pelayanan pasar
tradisional.
b. Aksesibilitas dalam pasar jelek. Jalanan yang sempit bagi pembeli, becek,
kotor, membuat suasana dalam pasar menjadi terlihat kumuh, dan tidak
higienis. Hal ini merupakan kelemahan pasar tradisional pada umumnya.
c. Display (produk) jelek. Penataan display barang dagangan yang seadanya
saja membuat pasar tradisional kurang menarik. Begitu juga Pasar Titi
Kuning. Bahan-bahan makanan dan barang jualan ditempatkan begitu saja
tanpa pengaturan yang menarik.
d. HSE (Health Safety Environment) tidak memadai. Sempitnya dan rapatnya
kios yang berbahan kayu sebenarnya sangat tidak aman bagi tindakan
preventif bencana misalnya bencana kebakaran. Pasar tradisional umumnya
dan Pasar Titi Kuning khususnya, tidak memperhatikan hal ini.
e. Tidak nyaman. Situasi sempit, kotor dan berbau membuat pasar ini tidak
nyaman untuk didatangi.
f. Memiliki jalan masuk hanya satu jalur (inlet). Jalur masuk yang hanya dari
depan membuat terjadi penumpukan becak yang menunggu penumpang,
dan kendaraan (angkot) yang menunggu penumpang. Hal ini menimbulkan
kemacetan.
72
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
Melihat Strength dan Weakness diatas, dapat dianalisa bahwa:
1. Pengelolaan pasar buruk tetapi hal ini ditutupi dengan harga yang terjangkau.
Sehingga pembeli di pasar tradisional tetap saja ada.
2. Aksessibilitas dalam pasar sangat jelek tetapi karna produk lengkap dan harga
yang relatif murah, pembeli tetap saja mengunjungi pasar ini dan mencari
kebutuhannya sampai ke dalam pasar.
3. Tata letak barang dagangan jelek namun karna produk lengkap dan harga yang
murah, pasar ini tetap diandalkan oleh masyarakat.
4. Tata letak barang dagangan tidak diatur dengan rapi, tetapi di sisi lain,
pendapatan para pedagang lumayan besar.
5. Pasar ini dinilai tidak nyaman karena kotor dan berbau, namun karna harga
murah, produk lengkap dan mudah dijangkau, sehingga pasar ini tetap
diandalkan.
6. Jalur masuk ke pasar ini hanya 1, namun karena pasar ini mudah dijangkau maka
pasar ini tetap ramai.
Oppurtunities
Opportunities Pasar Titi Kuning adalah sebagai berikut:
a. Konsumen banyak. Pasar yang terletak di tengah permukiman penduduk
memang memiliki konsumen banyak karena penduduk memenuhi
kebutuhannya sehari-hari dengan berbelanja di pasar ini.
b. Pertumbuhan penduduk dan pemukiman sekitar bertambah. Bertumbuhnya
permukiman di sekitar penduduk menjadi peluang baik untuk bertambahnya
jumlah konsumen atau pembeli di pasar ini.
c. Didukung oleh Pemda. Pemda sudah melihat bahwa pasar tradisional harus
siap bersaing dengan pasar modern sehingga Pemda mendukung
pengembangan pasar tradisional. Dukungan ini penting untuk meningkatkan
kemampuan persaiangan pasar tradisional.
73
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
d. Pertumbuhan ekonomi kota Medan. Pertumbuhan ekonomi Kota Medan
terus meningkat, khususnya dalam bidang perdagangan. Hal ini memberi
pengaruh positif bagi perdagangan di pasar tradisional.
e. Akses mudah (diapit oleh jalan penghubung medan deli serdang). Akses ini
membuat lokasi Pasar Titi Kuning strategis.
Threats
Threats Pasar Titi Kuning adalah sebagai berikut:
a. Kompetitor pasar modern (saingan). Pasar modern adalah competitor
utama pasar tradisional. Pasar Titi Kuning harus siap bersaing dengan pasar
modern yang sudah mulai menjual barang kebutuhan sehari-hari dan
memberikan pelayanan yang tidak didapat di pasar tradisional seperti
kenyamanan, kebersihan, dll.
b. Pertumbuhan pasar modern. Pasar modern mulai berhasil merebut para
pembeli yang tidak mau repot dengan bau dan kotoran.
c. Stabilitas harga produk. Harga produk tidak stabil akibat permasalahan
ekonomi seperti isu kenaikan BBM, dst.
d. Terdapat 2 pasar kelas II di kecamatan Medan Johor. Pasar Titi Kuning
adalah salah satu pasar kelas II di kecamatan Medan Johor dan Medan
Maimun. Oleh sebab itu, persaingan antar pasar tradisional juga perlu
dicermati.
e. Perilaku belanja konsumen berubah dari suka berbelanja di pasar tradisional
menjadi lebih memilih berbelanja di pasar yang modern, bersih dan efisien.
Salah satu contohnya adalah sistem tawar menawar di pasar tradisional
sudah dinilai tidak efisien oleh masyarakat kota yang mulai sibuk dengan
pekerjaan dan waktu luang yang makin sedikit.
Melihat Opportunity dan Threats di atas, dapat dianalisa bahwa:
74
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
1. Yang menjadi kompetitor bagi Pasar Titi Kuning adalah pasar-pasar modern yang
memiliki pelayanan yang efisien, dan harga produk yang stabil. Namun
perkembangan jumlah penduduk di sekitar Pasar Titi Kuning yang bisa menjadi
potensi pembeli dapat menjadi kesempatan bagi Pasar Titi Kuning untuk
bersaing.
2. Pertumbuhan pasar modern semakin banyak namun pengembangan Pasar Titi
Kuning khususnya dan pasar tradisional umumnya tetap didukung oleh Pemda
melalui kebijakan-kebijakannya seperti kebijakan harga dan pembatasan
tumbuhnya pasar modern.
3. Pasar Titi Kuning dapat menjadi alternative pasar tradisional yang terdiversifikasi
menjadi pasar seni dan conderamatan
4. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kota Medan, diharapkan
kestabilan harga dapat dicapai.
5. Fakta di lapangan juga menyebutkan terdapat 2 (dua) pasar kelas II setara
dengan Pasar Titi Kuning di kelurahan Medan Johor dan Medan Maimun,
namun konsumen tetap selalu berkunjung ke Pasar Titi Kuning guna memenuhi
kebutuhan pokok sehari-hari dikarenakan akses menuju Pasar Tradisional
tersebut mudah dan dekat dengan terminal.
6. Seiring dengan perkembangan zaman, maka perilaku belanja konsumenpun ikut
berubah akan tetapi pertumbuhan penduduk dan pemukiman sekitar yang
meningkat naik tetap menjadikan Pasar Titi Kuning menjadi pasar yang sering
dikunjungi oleh konsumen karena akses menuju pasar yang mudah dijangkau
oleh penduduk-penduduk sekitar.
Kesimpulan dari analisa SWOT ini adalah kelemahan-kelemahan yang dimiliki Pasar
Titi Kuning dapat ditutupi oleh kekuatannya. Ancaman dari luar juga dapat ditutupi
dengan kesempatan yang ada. Namun, kelemahan-kelemahan yang bisa diperbaiki
atau dihilangkan sebaiknya segera diperbaiki agar kekuatan Pasar Titi Kuning
semakin banyak.
75