Bab 3 baru lagi

download Bab 3 baru lagi

of 32

description

laporan

Transcript of Bab 3 baru lagi

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    BAB III

    ANALISIS KAWASAN PASAR TITI KUNING

    3.1 Orientasi Pasar Titi Kuning terhadap Kota Medan dan Kecamatan Medan

    Johor

    Pasar Titi Kuning merupakan salah satu pasar yang berada di Kota Medan. Menurut

    data PD Pasar, pada tahun 2014 terdapat 55 pasar di Kota Medan. Daftar pasar-

    pasar yang ada di Kota Medan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    Tabel 3.1.

    Daftar Nama-Nama Pasar Berdasarkan Kelas Pasar Pada Tahun 2014

    NO NAMA PASAR KELAS PASAR KETERANGAN

    1 Pasar Pusat Pasar Medan I-A Cabang I 2 Pasar Petisah I-A Cabang II 3 Pasar Peringgan I-A Cabang II 4 Pasar Hongkong I-A Cabang I 5 Pasar Sukaramai I Cabang I 6 Pasar Aksara I Cabang III 7 Pasar Sambas I Cabang I 8 Pasar Ramai Utama (swasta) I Cabang I 9 Pasar Medan Deli II Cabang III

    10 Pasar Muara Takus II Cabang II 11 Pasar Padang Bulan II Cabang II 12 Pasar Glugur Kota II Cabang III 13 Pasar TPI Cemara II Cabang III 14 Pasar Inpres Sei Sikambing II Cabang II 15 Pasar Inpres Desa Lalang II Cabang II 16 Pasar Inpres Helvetia II Cabang II 17 Pasar Inpres Jalan Halat II Cabang I 18 Pasar Inpres Jalan Bakti II Cabang I 19 Pasar Inpres Pendidikan II Cabang III

    44

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    NO NAMA PASAR KELAS PASAR KETERANGAN

    20 Pasar Inpres Jalan Jawa Belawan II Cabang III 21 Pasar Pisang Belawan II Cabang III 22 Pasar Inpres Kwala Bekala II Cabang II 23 Pasar Inpres Titi Kuning II Cabang I 24 Pasar Pandu Baru II Cabang I 25 Pasar Kampung Baru II Cabang I 26 Pasar Kemiri II Cabang I 27 Pasar Sunggal II Cabang II 28 Pasar Sentosa Baru II Cabang III 29 Pasar Titi Papan II Cabang III 30 Pasar Simalingkar II Cabang II 31 Pasar Beruang/ Gajah II Cabang I 32 Pasar Hindu II Cabang II 33 Pasar jl. Puri-Warni-Mahkamah II Cabang I 34 Pasar Pagaruyung II Cabang II

    35 Keg. Malam Semarang/Sel.Panjang

    II Cabang I

    36 Pasar Kapuas Belawan III Cabang III 37 Pasar Inpres Pekan Labuhan III Cabang III 38 Pasar Inpres Paus Belawan III Cabang III 39 Pasar Sambu III Cabang I 40 Pasar Ikan lama III Cabang II 41 Pasar Pekong III Cabang III 42 Pasar Simpang Atap III Cabang III 43 Pasar Perguruan III Cabang III 44 Pasar Jl. Timah III Cabang I 45 Pasar Komplek TVRI III Cabang III 46 Pasar Martubung III Cabang III 47 Pasar Meranti IV Cabang II 48 Pasar Penampungan /Jl. Bulan IV Cabang I 49 Pasar Jl. Salak IV Cabang I 50 Pasar Pagi Marelan IV Cabang III 51 Pasar Jl. Cahaya IV Cabang III 52 Pasar Jl. Bersama IV Cabang III 53 Pasar Pagi Tj. Mulia IV Cabang III 54 Pasar Ternak IV Cabang II 55 Pasar Jangka IV Cabang II

    Sumber : Bagian Usaha Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan

    45

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    Pada gambar di bawah ini dapat dilihat jumlah pasar di tiap kecamatan di Kota

    Medan.

    Gambar 3.1. Jumlah Pasar Tiap Kecamatan di Kota Medan

    Kec Medan Area

    Kec. Medan Amplas

    Kec. Medan Barat

    Kec. Medan Baru

    Kec. Medan Belawan

    Kec. Medan Deli

    Kec. Medan Denai

    Kec. Medan Helvetia

    Kec. Medan Johor

    Kec. Medan Kota

    Kec. Medan Labuhan

    Kec. Medan Maimun

    Kec. Medan Marelan

    Kec. Medan Perjuangan

    Kec. Medan Petisah

    Kec. Medan PoloniaKec. Medan Selayang

    Kec. Medan Sunggal

    Kec. Medan Tembung

    Kec. Medan Timur

    Kec. Medan Tuntungan

    Kota Medan

    Kab. Deli Serdang

    I-AIII

    -12

    Jumlah

    -III

    Kelas

    IV 1

    I-AIII

    ---

    Jumlah

    -III

    Kelas

    IV 1

    I-AIII

    --2

    Jumlah

    -III

    Kelas

    IV -

    I-AIII

    1-1

    Jumlah

    -III

    Kelas

    IV -

    I-AIII

    ---

    Jumlah

    -III

    Kelas

    IV -

    I-AIII

    --1

    Jumlah

    -III

    Kelas

    IV -

    Legenda :

    N

    EW

    S

    0.7 0 0.7 1.4 Kilometers

    GAMBAR : 3.13Peta Sebaran Fasilitas Perdagangan

    BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAHPEMERINTAH KOTA MEDAN

    I-AIII

    --1

    Jumlah

    2III

    Kelas

    IV 2I-AIII

    ---

    Jumlah

    -III

    Kelas

    IV 1

    I-AIII

    --2

    Jumlah

    1III

    Kelas

    IV 2I-AIII

    --2

    Jumlah

    1III

    Kelas

    IV 1

    I-AIII

    -21

    Jumlah

    1III

    Kelas

    IV -

    I-AIII

    ---

    Jumlah

    -III

    Kelas

    IV -

    I-AIII

    --1

    Jumlah

    1III

    Kelas

    IV 1

    I-AIII

    --1

    Jumlah

    -III

    Kelas

    IV 2

    I-AIII

    --2

    Jumlah

    -III

    Kelas

    IV -

    I-AIII

    --2

    Jumlah

    -III

    Kelas

    IV -

    I-AIII

    11-

    Jumlah

    -III

    Kelas

    IV 1

    I-AIII

    214

    Jumlah

    1III

    Kelas

    IV 1

    I-AIII

    --

    Jumlah

    III

    Kelas

    IV 1--

    I-AIII

    --1

    Jumlah

    3III

    Kelas

    IV -

    Sumber : BPSTahun 2005

    1:107000Skala

    Rel KAJalan

    Batas PantaiSungai

    Batas AdministrasiBatas KotaBatas KecamatanBatas Kelurahan

    Kota Medan

    Kab. Deli Serdang

    S e l a t M a l a k a

    Peta Indeks

    9840'9835'

    9840'9835'

    0230'0245'

    0 24 0'023 5'

    023

    0'02

    35 '

    02 4

    5'0 2

    40'

    K O T A M E D A N

    I-AIII

    --1

    Jumlah

    3III

    Kelas

    IV -

    PENYEMPURNAAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN

    N

    EW

    S

    0.7 0 0.7 1.4 Kilometers

    1:104000Skala

    46

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    Hasil gambar di atas dapat dilihat bahwa di Kecamatan Johor terdapat 2 tradisional

    dan kedua pasar tersebut termasuk kedalam pasar kelas II, yang salah satunya

    adalah Pasar Titi Kuning sendiri.

    3.2 Kontribusi Pasar Tradisional terhadap PAD

    Secara menyeluruh, kontribusi Pasar Tradisional terhadap PAD Kota Medan dapat

    dibaca pada tabel di bawah ini.

    Tabel 3.2. Penerimaan dan Biaya Operasional PD. Pasar Kota Medan Sampai

    Dengan Bulan Juni 2009

    Bulan Penerimaan (Rp.) Biaya Operasional

    (Rp.) Selisih

    Januari 1.062.033.207,- 1.141.193.093,- (79.159.886) Pebruari 1.142.466.063,- 1.175.619.149,- (33.153.086) Maret 1.231.714.646,- 989.916.294,- 241.798.352 April 1.178.474.316,- 1.203.282.043,- (24.807.727) Mei 1.078.097.555,- 925.703.058,- 152.394.497 Juni 1.246.847.766,- 897.435.195,- 349.412.571 Jumlah 6.939.633.453,- 6.333.148.833,- 606.484.721

    Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penerimaan PAD dari seluruh Pasar

    Tradisional di Kota Medan dari Januari hingga Juni 2009 adalah sebesar Rp

    606.484.721. Hal ini berarti pengembangan pasar perlu dilakukan untuk

    memberikan kontribusi kepada PAD.

    3.3 Potensi Pasar Titi Kuning

    Pasar Titi Kuning merupakan pasar yang dikelola oleh PD Pasar Jaya yang masuk ke

    kelas II yaitu yaitu pasar yang bangunannya semi permanen dan memiliki fasilitas

    yang belum memadai. Pasar ini berada di kelurahan titi kuning (di lintasi oleh Jl.

    Brigjen Hamid) dan berada di atas lahan seluas 4.700 m2. Sekarang ini terdapat

    47

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    169 kios, 124 stand terbuka, 1 surket, 24 stand meja ikan, 16 unit meja untuk

    makanan, 49 pedagang informal, dan 6 meja pedagang daging babi, memiliki lahan

    parkir seadanya yang dapat menampung 25 unit mobil, dan parkir sepeda motor.

    Pasar ini merupakan pasar yang berpotensi untuk dikembangkan karena Pasar Titi

    Kuning terdapat di perbatasan Kecamatan Medan Johor, Medan Maimun dan

    Medan Polonia dimana di sekitarnya adalah permukiman penduduk yang

    merupakan potensi pasar. Selain itu, Pasar Titi Kuning ini juga berada di dekat

    persimpangan padat sehingga memiliki aksessibilitas yang baikl ( persimpangan Jl.

    Brigjen Katamso, Jl. AH. Nasution, dan Jl. Brigjen Hamid ). Potensi aksessibilitas

    yang dimiliki oleh Pasar Titi Kuning juga dilintasi oleh commuter pekerja yang

    bekerja di Kota Medan namun banyak bertempat tinggal di Kabupaten Deli Serdang

    (daerah deli tua dan namorambe), sehingga penduduk Kabupaten Deli Serdang ini

    juga menjadi peluang konsumen yang potensial bagi Pasar Titi Kuning.

    Pada gambar di bawah ini dapat dilihat orientasi letak Pasar Titi Kuning. Pada

    gambar tersebut dapat dilihat juga bahwa Pasar Titi Kuning berada di sekitar

    perumahan kepadatan tinggi dan sekitar lokasi perdagangan.

    48

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    Gambar 3.2. Pasar Titi Kuning Dekat Dengan Permukiman Penduduk

    LOKASI PASAR TITI KUNING

    49

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    3.4 Kesesuaian dengan RTRW Kota Medan tahun 2011-2031 dan RPJMD Kota

    Medan

    Untuk mendukung rencana struktur wilayah yang akan direncanakan, wilayah Kota

    Medan dibagi menjadi 9 (sembilan) Bagian Wilayah Kota (BWK). Pasar Titi Kuning

    masuk ke dalam BWK Medan Selayang yang terdiri dari:

    Kecamatan Medan Tuntungan,

    Kecamatan Medan Baru (kecuali Kelurahan Darat dan Petisah Hulu. Kedua

    kelurahan tersebut masuk dalam BWK Pusat Kota);

    Kecamatan Medan Selayang, dan

    Kecamatan Medan Johor.

    Untuk sistem pusat pelayanan Kota Medan, direncanakan terdiri atas 2 (dua) pusat

    primer, yaitu satu Pusat Primer di Utara dan 1 (satu) Pusat Primer di Pusat Kota dan

    didukung oleh 7 (tujuh) Pusat Sekunder yang sekaligus juga sebagai Pusat-pusat

    BWK. BWK Selayang berpusat di Kecamatan Medan Selayang sebagai Pusat

    Sekunder dengan fungsi adalah sebagai:

    Pusat kegiatan perdagangan/bisnis

    Pendidikan

    Pelaksanaan fungsi-fungsi ini mencakup seluruh BWK.

    Pasar Titi Kuning, yang masuk ke dalam BWK Medan Selayang menjadi salah satu

    sasaran pengembangan kawasan komersial. Kawasan komersial yang akan

    direncanakan di Kota Medan terdiri dari kegiatan perdagangan, niaga, bisnis,

    perkantoran swasta, dan kegiatan informal. Luas lahan untuk kegiatan ini

    direncanakan terdapat sekitar 836,82 Ha. Arahan lokasi untuk kegiatan jasa

    tersebut adalah:

    BWK Pusat Kota (CBD Polonia) yang terdiri dari 7 (tujuh) Kecamatan;

    Kawasan Pelabuhan Belawan;

    Pusat Primer Utara dan setiap Pusat Sekunder (termasuk Pusat Sekunder

    Selayang)

    50

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    Program Pengembangan Kawasan Komersial, meliputi:

    1. Penyusunan pedoman pengembangan kawasan perdagangan dan jasa dan

    fasilitas penunjangnya pada Pusat Primer dan Pusat Sekunder.

    2. Pemerataan fasilitas perdagangan menurut skala pelayanan dan struktur

    ruang kota.

    3. Pengelolaan kegiatan PKL, minimum meliputi ketentuan pendaftaran PKL

    resmi, penetapan lokasi dan jenis usaha/dagangan, hak dan kewajiban, serta

    besarnya iuran/retribusi.

    4. Pembatasan pertumbuhan dan pengembangan konsep perdagangan linier

    sepanjang jalan arteri dan kolektor untuk meminimalisasi dampak

    menurunnya kinerja jalan.

    5. Penertiban usaha kaki lima (UKL) secara konsisten (jangka pendek,

    menengah, panjang).

    6. Pembatasan ruang publik (jalan atau taman) yang diperbolehkan dan tidak

    diperbolehkan untuk kegiatan pedagang kaki lima.

    7. Kewajiban dan insentif sektor formal dalam penyediaan ruang untuk

    kegiatan pedagang kaki lima.

    8. Pengembangan kawasan kantor pemerintahan Kota di Pusat Kota (CBD

    Polonia), yang dapat menjadi citra kota dan berwawasan lingkungan.

    Oleh sebab itu, disimpulkan bahwa revitalisasi Pasar Titi Kuning sesuai dengan

    arahan RTRW yang mengembangkan kecamatan tersebut sebagai pusat pelayanan

    ekonomi sekunder dan sesuai dengan program pengembangan kawasan komersial.

    Pada dokumen RPJMD Kota Medan 2011-2015 disebutkan bahwa untuk

    mewujudkan agenda prioritas pembangunan peningkatan produktivitas dan daya

    saing daerah, dirumuskan salah satu sasaran pembangunan adalah meningkatnya

    kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB tahun 2015 menjadi 25,22 trilyun.

    Disebutkan pula pada RPJMD Kota Medan 2011-2015, langkah-langkah operasional

    dari arah kebijakan Peningkatan Produktivitas dan Inovasi Daerah akan

    51

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    dilaksanakan melalui salah satu program yaitu Program peningkatan efisiensi

    perdagangan dalam negeri. Program ini dimaksudkan menata sistem perdagangan

    dalam negeri hingga dapat lebih efisien sehingga dapat mendorong pertumbuhan

    sektor perdagangan. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain pengembangan

    pasar dan distribusi barang produk, peningkatan sistem dan jaringan informasi

    perdagangan dan sosialisasi penggunana produk dalam negeri.

    Pada matriks rencana program dan kebutuhan pendanaan disajikan bahwa untuk

    rencana program peningkatan efesiensi perdagangan dalam negeri dengan

    indikator kinerjanya adalah meningkatnya kontribusi sektor perdagangan terhadap

    PDRB, kerangka pendanaannya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    Tabel 3.3. Kerangka Pendanaan Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan

    Dalam Negeri Tahun Rp (juta)

    2011 7.114,3 2012 7.350 2013 7.600 2014 7.755 2015 7.755

    3.5 Kondisi Eksisting dan Permasalahan Pasar Titi Kuning

    Pasar Titi Kuning terletak di perbatasan Kecamatan Medan Johor, Medan Polonia

    dan Medan Maimun sehingga melayani permukiman-permukiman di kedua

    kecamatan tersebut. Pasar Titi Kuning berbatasan dengan jalan Bgrigjen Hamid dan

    ruko-ruko di sebelah Utara, Selatan dan Barat. Foto-foto kondisi eksisting Pasar Titi

    Kuning dapat dilihat di bawah ini.

    52

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    Pintu masuk ke dalam lokasi pasar titi kuning

    Saluran drainase tertutup dan dangkal sehingga air tidak mengalir

    Kios penjual pakaian berdekatan dengan kios penjual buah-

    buahan

    Deretan kios-kios di pasar titi kuning

    Jarak antar kios terlalu rapat Deretan Los buah-buhan dari bahan kayu yang telah usang

    Deretan kios terlalu rapat dan kurang pencahaan sehingga

    terkesan kumuh

    Los penjual ikan dan daging terlalu dekat jaraknya

    Tidak adanya saluran drinase yang memadai membuat jalan becek

    Gambar 3.3. Kondisi Eksisting Pasar Titi Kuning

    53

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    Setelah melakukan observasi dan survey di lapangan, ditemukan beberapa

    permasalahan sosial, fisik dan kawasan di Pasar Titi Kuning.

    Permasalahan fisik di Pasar Titi Kuning hampir sama dengan permasalahan fisik di

    pasar tradisional lain, yaitu:

    1. Tapak ini dibatasi oleh jalan lokal sehingga kegiatan pasar harus dilokalisir

    sehingga tidak mengganggu sirkulasi kendaraan di jalan raya.

    2. Para pedagang meluber hingga ke badan jalan untuk mendekatkan diri pada

    calon pembeli.

    3. Kegiatan pasar seperti berdagang ikan basah, daging, dll dapat menimbulkan

    bau tidak sedap membuat suasana pasar menjadi tidak nyaman.

    4. Kondisi drainase yang tidak berfungsi dengan baik (mampet) dan tidak terawat

    sehingga menimbulkan genangan di beberapa tempat terutama pada tempat

    perdagangan ikan (los basah) yang membutuhkan banyak air, dll. Genangan air

    kotor ini menimbulkan becek dan bau tidak sedap.

    5. Kios-kios berbahan kayu yang tidak terawat dengan baik menimbulkan kesan

    kumuh dan tidak terawat.

    6. Jarak antara kios yang sangat dekat sehingga jalur sirkulasi bagi calon pembeli

    sangat sempit (berkisar 1 m) sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman.

    7. Lokasi jenis barang dagangan tidak diatur dengan rapi sehingga pedagang yang

    jual baju (barang kering) bisa berdekatan dengan yang menjual sayur (barang

    basah) sehingga situasi becek sampai kemana-mana. Calon pembeli baju harus

    melewati tempat becek dulu sehingga menimbulkan suasana tidak nyaman.

    8. Tidak teraturnya penempatan jenis barang dagangan membuat hewan seperti

    lalat yang biasa ada di tempat basah ikut menghinggapi makanan yang dijual di

    kios makanan sehingga makanan yang dijual tidak higienis lagi.

    9. Sarana parkir kendaraan roda empat dan roda dua kurang memadai memadai.

    Calon pembeli menggunakan bahu jalan untuk memarkirkan kendaraannya.

    54

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    10. Atap pasar yang sudah mulai rusak dan tidak terpelihara membuat pasar

    menjadi kumuh.

    11. Desain dan pengaturan letak kios yang tidak teratur menyulitkan calon pembeli.

    12. Tidak adanya pemeliharaan. Kios yang sudah ditutup dibiarkan basah dan

    berbau. Hal ini membuat pasar ini berbau busuk sepanjang hari.

    Permasalahan-permasalahan sosialnya antara lain:

    a. Penghasilan pedagang di Pasar Titi Kuning masih tergolong rendah

    dibandingkan beberapa pasar lain seperti Pasar Kapuas Belawan dan

    Sukaramai yang pendapatan kotor pedagangnya umumnya lebih besar. Hasil

    RDS menunjukkan bahwa umumnya pedagang Pasar Titi Kuning mendapat

    penghasilan kotor antara Rp 101.000-250.000/hari (42%) dan antara Rp

    25.000-100.000/hari (23,9%).

    b. Pedagang di Pasar Titi Kuning sudah mengetahui bahwa pasar akan

    direvitalisasi. Seperti yang biasa terjadi bahwa setiap revitalisasi pasar akan

    diawali dengan kebakaran dulu sehingga mereka takut pasar ini dibakar atau

    terjadi kebakaran juga.

    c. Pedagang mempertanyakan tempat mereka berdagang sementara pasar

    dibangun kembali.

    d. Pedagang mengkhawatirkan harga sewa kios akan mahal setelah pasar

    direvitalisasi.

    e. Masih banyaknya pedagang yang menggelar barang dagagannya di jalanan

    untuk mendekati pembeli.

    f. Tidak adanya organisasi bersama yang menampung keluh kesah para

    pedagang dan menyampaikannya kepada stakeholder lain. Pembuatan satu

    organisasi seperti koperasi sebaiknya dilakukan. Namun organisasi ini harus

    mendapat kepercayaan dari pedagang.

    55

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    3.6 Analisis Tapak (Fisik Geografis)

    3.6.1 Analisis Kondisi Wilayah Potensial untuk Dibangun

    Untuk mengetahui wilayah yang potensial dibangun, digunakan gambar figure

    ground kawasan Pasar Titi Kuning. Figure ground merupakan teori yang digunakan

    untuk mengetahui tekstur dan pola tata ruang perkotaan serta digunakan untuk

    mengidentifikasi masalah keteraturan massa/ ruang perkotaan sesuai kaidah

    estetika. Dari gambar figure ground dapat terlihat bangunan permanen dan semi

    permanen. Gambarnya dapat dilihat di bawah ini.

    Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa kawasan Pasar Titi Kuning sudah lebih banyak

    memiliki massa daripada ruang terbuka. Pola massanya tidak teratur dan tidak membentuk pola. Ruang terbuka yang ada berupa jalan dan sedikit tempat parkir.

    Gambar 3.4. Figure Ground

    Berikut gambar guna lahan di sekitar Pasar Titi Kuning.

    Gambar 3.5. Guna Lahan di Sekitar Pasar Titi Kuning

    56

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    Dari hasil observasi, ditemukan bahwa bangunan di sekitar pasar umumnya adalah

    bangunan permanen yang berbahan dinding dan berlantai 2 dan 3. Sementara

    bangunan pasar umumnya terbuat dari besi, beton dan kayu.

    3.6.2 Analisis Kemiringan Lahan

    Bentuk kemiringan wilayah sangat menentukan jenis penggunaan lahan, intensitas

    penggunaan lahan, kepadatan bangunan, dll. Wilayah dengan kemiringan datar

    hingga sedang (0-5%) digunakan untuk berbagai keperluan khususnya pemukiman,

    industri dan pertanian.

    Kondisi permukaan tanah Pasar Titi Kuning datar. Kemiringan lahan di Pasar Titi

    Kuning tidak lebih dari 5%. Hal ini membuat lahan ini tepat digunakan untuk

    pembangunan pasar. Kemiringan lahan yang datar membuat tidak sulit untuk

    membuat bangunan berlantai lebih dari 1 lantai di lahan ini.

    Kemiringan lahan yang datar membuat aliran air drainase harus dibantu agar

    mengalir. Di beberapa tempat di pasar ini, air drainase tidak mengalir. Hal ini

    menimbulkan becek dan bau.

    Karena topografi datar, maka bangunan yang dibangun pun bisa rapat namun harus

    mengikuti KDB dan KLB yang berlaku.

    3.6.3 Analisa Aksesibilitas

    Permasalahan aksesibilitas sudah dibahas secara umum di atas. Untuk lebih

    jelasnya dapat kita lihat kondisi eksisting aksesibilitas di sekitar Pasar Titi Kuning

    pada gambar di bawah ini.

    57

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    Gambar 3.6. Kondisi Aksesibilitas Di Dalam Pasar Dan Di Luar Pasar Titi Kuning

    Permasalahan aksesibilitas adalah sebagai berikut:

    1. Selalu terjadi kemacetan atau antrian di Jalan Brigjen Hamid (teptanya di

    depan pintu masuk pasar) karena jalan ini dipergunakan juga sebagai tempat

    berjualan oleh pedagang, lalu dijadikan tempat antrian becak untuk

    menunggu penumpang.

    2. Akses masuk ke pasar sempit karena hanya terdapat satu akses jalan. Lebar

    akses masuk pasar hanya berkisar 3-4 meter yang semakin ke dalam pasar

    semakin sempit karena dimanfaatkan untuk berjualan

    3. Tempat parkir yang disediakan tidak dimanfaatkan secara maksimal terutama

    pada saat aktifitas pasar di pagi hari, karena lahannya terlalu sempit. Parkir

    tetap dilakukan di pinggir jalan (on street) baik kendaraan roda dua dan roda

    empat.

    Kondisi jalan sulit dilewati kendaraan roda 4

    Jalan di dalm tertata baik untuk di los terbuka

    Lahan parker seadanya sehingga kurang dapat

    menampung seluruh aktifitas

    Jalan masuk pasar juga dimanfaatkan parkir roda 2

    sehingga mempersempit jalan masuk

    Jalan masuk banyak dilewati becak yang parkir

    sembarangan

    Jalan masuk hanya melalui satu lajur

    Area parkir kendaraan kurang sehingga kendaraan parkir

    sembarangan

    58

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    4. Aksesibilitas di dalam pasar juga sangat sempit sehingga tidak nyaman bagi

    pembeli.

    Aksesibilitas di sekitar Pasar Titi Kuning dapat dilihat pada gambar berikut:

    Gambar 3.8. Jalan di sekitar Pasar Titi Kuning

    Jalan Brigjen Hamid merupakan jalan lokal primer dengan lebar berkisar 12 m. Jalan

    ini terdiri dari 2 lajur yang menhubungkan pasar dengan jalan AH. Nasuton dan

    Jalan Brig. Katamso. Jalan AH Nasution merupakan jalan Arteri primer dengan lebar

    20 m. Jalan ini menghubungkan Kecamatan Medan Medan Johot dan Medan

    Medan Polonia serta Medan Maimun.

    Pemecahan permasalahan aksesibilitas di atas adalah sebagai berikut:

    1. Penyediaan halte untuk tempat berhenti bagi angkutan umum yang

    menurunkan atau menaikkan penumpang dari pasar atau menuju pasar.

    2. Penyediaan tempat parkir bagi kendaraan roda dua dan roda empat di

    areal pasar (basement).

    3. Penyediaan halte khusus untuk becak.

    4. Penyediaan jalur khusus keluar masuk barang.

    5. Pembuatan marka atau sempadan jalan di Jalan Brigjen Hamid untuk

    menertibkan pengguna jalan.

    59

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    3.6.4 Analisis Buffer Zone

    Dari hasil obervasi di lapangan, ditemukan bahwa konflik bisa saja terjadi antara

    dua aktivitas yang saling berdekatan. Konflik tersebut adalah: Aktivitas jual beli

    pasar dengan aktivitas sirkulasi lalu lintas. Pasar Titi Kuning dibatasi oleh Jalan

    Brigjen Hamid dan gang kecil. Jalan Klambir memiliki lebar kurang lebih 12 meter

    dan merupakan jalan lokal primer.

    Sebagai jalan lokal primer, jalan ini menghubungkan pusat kegiatan di Kecamatan

    Medan johor dan Medan Polonia dengan pusat kegiatan lainnya di pusat Kota

    Medan sehingga aktivitasnya tinggi. Selain itu, jalan ini juga merupakan jalan

    penghubung Kota Medan dan Kab. Deli Serdang. Sementara itu, Pasar Titi Kuning

    adalah pasar tradisional yang besar. Tanpa buffer zone, dua aktivitas ini akan saling

    berkonflik terutama, sesuai dengan yang dilihat di lapangan, pedagang umumnya

    menggelar dagagannya di bahu dan pinggir jalan, sedekat mungkin dengan calon

    pembeli. Oleh sebab itu diperlukan jalur hijau seperti pohon yang memisahkan

    aktivitas ini.

    Buffer Zone adalah suatu zona penyangga untuk membatasi dua penggunaan lahan

    yang bisa saling berkonflik. Dari hasil pengamatan, saat ini tidak ada buffer zone

    yang memisahkan kedua jenis aktivitas ini. Sebaiknya dibuat jalur hijau untuk

    memisahkan aktivitas perdagangan dengan aktivitas sirkulasi jalan. Gambar di

    bawah ini menunjukkan potongan Jalan Brigjen Hamid dimana terdapat pohon yang

    memisahkan jalan raya dengan aktivitas pasar dan ruko.

    Gambar 3.9. Potongan Jalan Klambir V Dengan Buffer Zone

    60

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    3.7 Kebutuhan-kebutuhan Internal Kawasan Pasar Titi Kuning

    Kebutuhan internal pada studi ini diartikan sebagai infrastruktur dan fasilitas yang

    digunakan bersama oleh para pedagang di Pasar Titi Kuning. Infratruktur dan

    fasilitas yang dibutuhkan bersama adalah air bersih, listrik, saluran drainase, tempat

    pembuangan sampah, sistem pengangkutan sampah, fasilitas kamar mandi (toilet),

    dan fasilitas ibadah (musholla).

    3.7.1 Analisis Kebutuhan Pengolahan Lingkungan

    Yang dimaksud sebagai kebutuhan pengolahan lingkungan adalah kebutuhan akan

    penyaluran air kotor, penampungan sampah dan sistem pengangkutan sampah.

    A. Saluran drainase.

    Seperti sudah disebutkan di atas bahwa pada Pasar Titi Kuning, saluran drainase

    sangat kurang. Hal ini mengakibatkan becek bila terjadi hujan karena air hujan tidak

    bisa disalurkan kemana-mana. Untuk mencegah terjadinya tanah lembab dan

    becek, maka sebaiknya pasar tradisional merupakan bangunan yang permanen

    sehingga lantai tetap bersih bila hujan dan disediakan saluran drainase dari tiap kios

    dan di depan bangunan. Khusus untuk pedagang basah seperti ikan, daging, diberi

    tempat khusus dimana ada saluran pembuangan khusus dari tiap kiosnya.

    B. Penampungan dan pengangkutan sampah.

    Sistem penampungan dan pengangkutan sampah penting sekali dimiliki suatu pasar

    karena timbunan harian sampah dari pasar umumnya besar dan untuk dagangan

    basah mudah busuk. Untuk pasar, diperlukan lokasi khusus untuk menampung

    sampah di belakang lokasi pasar yang bisa dilalui truk pengangkut sampah.

    Untuk tiap kios sebaiknya menyediakan tong sampah di kiosnya masing-masing dan

    untuk jam tertentu atau sehari 2 kali, sampah itu diambil dan diantar ke tempat

    penampungan sementara.

    61

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    Sistem pelayanan persampahan di Kota Medan terdiri dari 3 tindakan yaitu :

    Untuk wilayah inti kota dilayani 100% dengan sistem door to door dengan

    menggunakan compactor.

    Untuk wilayah luar inti kota dengan sistem door to door melalui sarana

    pemindahan transfer depo.

    Untuk wilayah pinggir kota dengan sistem komunal melalui sarana

    container.

    Wilayah Kecamatan Medan Johor termasuk wilayah inti kota sehingga

    pelayanan permukiman dan pasarnya (termasuk Pasar Titi Kuning) diangkut

    menggunakan compactor.

    Manajemen pengangkutan sampah seharusnya diatur oleh PD Pasar Jaya karena

    pedagang umumnya sudah diminta iuran untuk kebersihan pasar.

    3.7.2 Analisis Kebutuhan Air Bersih

    Air bersih untuk sarana perekonomian seperti seperti pasar harus juga disediakan.

    Air bersih ini umumya digunakan untuk mencuci sayuran, membersihkan kios,

    toilet/kamar mandi, menyediakan air untuk ikan hidup, mencuci barang dagangan

    (yang basah), dll.

    Sistem penyediaan air bersih di Kota Medan pada umumnya sudah terlayani oleh

    PDAM Tirtanadi, dengan memanfaatkan sumber air permukaan, mata air dan

    sumur bor. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Medan maka diproduksi

    air dari beberapa IPA (Instalasi Pengolahan Air Bersih) yang antara lain IPA Limau

    Manis yang berasal dari sungai dengan kapasitas air baku 380,2 l/detik dan

    kapasitas produksinya 358 liter/detik. Kecamatan Medan Johor dilewati jaringan

    WTP Limau Manis ini artinya jaringan air bersih di Pasar Titi Kuning dilayani oleh

    WTP Deli Tua ini.

    62

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    3.7.3 Analisis Kebutuhan Listrik

    Listrik untuk sarana perekonomian seperti pasar harus diperhatikan. Selain

    kebutuhannya harus dipenuhi, pelayanan listrik juga harus aman karena sering

    terjadi korslet listrik yang menyebabkan banyak pasar habis terbakar.

    Listrik pada pasar digunakan untuk penerangan tiap kios, penerangan jalur sirkulasi

    calon pembeli, menyalakan mesin penggiling kelapa, memasak, membuat juice, dll.

    Menurut data, penyaluran listrik untuk kebutuhan bisnis mencapai 31.315 unit

    sambungan dengan daya 284.361 KVA. Belum ada penjelasan rinci berapa dari

    penyaluran listrik bisnis ini yang digunakan oleh Pasar Titi Kuning.

    Tabel 3.4. Jumlah Pelanggan Listrik, Daya KVA Tersambung

    dan Energi Jual Kota Medan Tahun 2007

    No. Jenis Pelanggan Jumlah

    Sambungan (unit)

    Daya Tersambung

    (KVA)

    Energi Jual (MWH)

    1 Sosial 4.912 46.266 66.074 2 Rumah Tangga 418.504 423.133 706.351 3 Bisnis 31.315 284.361 464.988 4 Industri 1.551 330.473 997.197 5 Publik 6.089 48.327 143.887 6 Multiguna - - 3.197

    Jumlah 462.371 1.132.560 2.381.694

    Sumber: RTRW Kota Medan, 2008-2028

    3.7.4 Analisis Kebutuhan Fasilitas Bersama

    Fasilitas bersama yang harus tersedia di pasar adalah fasilitas toilet, musholla,

    ruang terbuka, dan sarana parkir, dan jalur input dan output barang, tangga atau

    escalator. Pengelolaan fasilitas bersama dapat dilakukan oleh PD Pasar langsung

    atau diserahkan ke pihak swasta.

    63

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    1. Fasilitas toilet:

    Fasilitas ini mutlak diperlukan mengingat banyaknya kios yang ada (bisa

    mencapai 200-an kios).

    Fasilitas ini dapat menjadi salah satu sumber penghasilan bagi PD Pasar bila

    disewakan atau diserahkan pengelolaannya oleh pihak ketiga. Dalam hal ini,

    pihak PD Pasar harus melakukan pemeriksaan berkala untuk melihat tingkat

    kebersihan toilet dan tingkat pelayanannya.

    Penempatan fasilitas ini sebaiknya di tiap lantai pasar

    2. Fasilitas Musholla

    Fasilitas ini mutlak diperlukan mengingat pedagang hampir seharian berada

    di pasar.

    Penempatan fasilitas ini bisa di tiap lantai atau di lantai paling atas (bila

    bangunan pasar kurang dari 4 lantai) agar jauh dari keributan yang

    ditimbulkan dari aktivitas pasar.

    3. Ruang terbuka

    Untuk menjadikan pasar yang higienis, tidak berbau busuk, diperlukan

    saluran udara yang cukup. Saluran udara atau ventilasi tentu saja harus ada

    di tiap lantai. Saluran udara selain berbentuk jendela ventilasi juga bisa

    berbentuk ruang terbuka.

    Keberadaan ruang terbuka membuat pasar menjadi tidak sumpek. Terlebih

    lagi apabila ada taman tempat bermain anak di ruang terbuka.

    Ruang terbuka menjadi andalan mall untuk menarik perhatian pengunjung

    sehingga pengusaha mall sering membuat plaza yang kadang-kadang diisi

    dagangan, kadang dibiarkan terbuka untuk tempat bermain anak-anak.

    4. Sarana parkir

    Pengelolaan fasilitas parkir dapat diserahkan kepada swasta dengan

    berbagai macam variasi sistem seperti bagi hasil

    64

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    Sarana parkir mutlak perlu apabila ingin menarik pembeli datang. Fasilitas

    parkir yang baik adalah salah satu kunci agar pasar tradisional bisa bersaing

    dengan pasar modern.

    Parkir dapat digratiskan selamanya atau digratiskan pada jam-jam tertentu

    untuk menarik peminat pengunjung.

    5. Tangga/escalator

    Tangga atau escalator tentu mutlak diperlukan pada pasar tradisional yang

    lebih dari 1 lantai. Tangga atau escalator merupakan fasilitas bersama yang

    harus dipelihara oleh para pedagang.

    Pemeliharaan tangga/escalator diserahkan kepada pengelola gedung atau

    manajemen PD Pasar. Di beberapa pasar modern, tanggung jawab

    pengelolaan gedung diserahkan ke pihak swasta yang professional.

    Tangga/escalator harus ditempatkan di tempat yang tepat. Ketepatan

    tempat ini bergantung pada peruntukan lokasi kios. Tempat yang tepat

    untuk tangga/escalator adalah:

    o di depan (dekat pintu masuk). Hal ini penting agar calon pembeli yang memiliki tujuan jelas di lantai 2, dst, tidak perlu masuk ke lantai

    1 dulu.

    o di tengah. Hal ini penting agar calon pembeli yang sudah berada di dalam salah satu lantai dapat mengakses tangga/escalator dengan

    mudah.

    6. Jalur Input dan Output Barang

    Fasilitas ini mutlak harus ada pada suatu pasar karena pada saat-saat

    tertentu setiap pedagang akan memasukkandan mengeluarkan barang

    dalam jumlah besar.

    Jalur input dan output barang harus berbeda dengan jalur masuk dan keluar

    calon pembeli agar aktivitas input dan output barang tidak terganggu. Jalur

    ini sebaiknya diperuntukkan hanya bagi para pedagang.

    65

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    7. Food Court

    Food Court umumnya ditemukan di pasar modern. Namun pasar tradisional

    bisa juga memiliki ini. Tentu saja makanan yang disediakan disesuaikan

    dengan karakter pembeli di pasar tradisional.

    Sering ditemukan di pasar tradisional, tempat makan bercampur dengan

    tempat penjualan ayam, daging dan ikan. Hal ini menimbulkan kesan tidak

    higienis. Inilah yang membuat pasar tradisional tidak mampu bersaing

    dengan pasar modern. Oleh sebab itu perlu dibuat suatu fasilitas bersama

    untuk tempat makan dimana pedagang penjual makanan jadi dapat

    berdagang di situ.

    3.8 Prinsip Pengembangan Kawasan Pasar Titi Kuning

    Prinsip Perancangan untuk menyelesaikan permasalahan di Pasar Titi Kuning adalah

    sebagai berikut:

    1. Harus ada pemisahan yang jelas antara pasar dengan jalan raya agar aktivitas

    sirkulasi dan aktivitas pasar tidak saling mengganggu. Pemisahan ini bisa berupa

    pagar atau buffer zone.

    2. Penyediaan halte di Jalan Klambir Lima agar sirkulasi jalan tidak terganggu

    karena banyaknya penumpang yang turun angkot dan naik angkot dari pasar.

    3. Pengaturan jalan keluar masuk calon pembeli ke dalam bangunan atau ke luar

    bangunan

    4. Pembuatan kios permanen dengan dinding bata sehingga tidak mudah lapuk

    dan rusak juga tidak mudah terbakar.

    5. Penempatan dan pengaturan lokasi kios untuk barang dagangan yang sejenis

    dan berbeda jenis. Salah satunya adalah pemisahan barang dagangan basah

    (sayur, ikan, daging) dengan barang dagangan kering.

    6. Pembuatan saluran drainase yang baik sehingga air kotor dapat segera dibuang

    dan dialirkan sehingga tidak menggenang.

    66

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    7. Pengaturan jarak antar kios sehingga lebar jalur sirkulasi besar untuk calon

    pembeli.

    8. Pemindahan pedagagang dari pinggir jalan raya ke dalam kios oleh sebab itu

    kios sebaiknya bertingkat dan akses tangga menuju lantai 2, dst, mudah.

    9. Penyediaan sarana parkir kendaraan roda 2 dan roda 4.

    10. Penyediaan jalur input dan output barang agar pedagang memiliki akses khusus

    untuk memasukkan dan mengeluarkan barang dagangannya.

    11. Penyediaan saluran air bersih, sistem penampungan sampah, sistem

    pengangkutan sampah, penyediaan listrik dan lampu penerangan yang

    memadai.

    12. Material bangunan yang bagus seperti beton menggantikan struktur kayu dan

    atap seng sehingga memberikan kenyamanan dan kualitas yang baik.

    3.9 Konsep Pengembangan Pasar Titi Kuning

    Pengembangan pasar tradisional tidak hanya bisa melalui pembangunan fisik saja.

    Perlu diperhatikan hal-hal lain juga seperti manajemen, dll. Oleh sebab itu perlu

    dirumuskan suatu konsep pengembangan pasar untuk mendukung rencana

    pengembangan fisik.

    Konsep pengembangan Pasar Titi Kuning adalah:

    1. Pemberdayaan koperasi pedagang.

    Pemberdayaan pedagang diperlukan untuk memperhatikan kesejahteraan

    dan memberi kemudahan bagi mereka untuk berdagang di pasar. Salah satu

    cara pemberdayaan pedagang adalah memberdayakan koperasi pedagang. Di

    beberapa pasar, sudah ada koperasi pedagang pasar yaitu KOPPAS atau

    Koperasi Pedagang Pasar. Koperasi ini sebaiknya diberi kesempatan

    berkembang agar memudahkan pedagang untuk mendapat kredit baik kredit

    67

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    untuk barang dagagannya maupun kredit kendaraan roda dua dan empat

    ataupun kredit rumah.

    Koperasi yang berjalan baik dapat juga digunakan untuk mengatur pedagang

    yang suka menggelar dagangannya di depan jalan atau tidak di kios yang

    disediakan. Para pedagang diarahkan untuk mengatur teman-teman

    pedagangnya untuk berdagang di tempatnya dan bersama-sama

    memberantas premanisme.

    2. Perspektif bisnis

    Perspektif bisnis diperlukan dalam mengembangkan pasar yaitu terus

    menerus melakukan pengembangan atau inovasi agar keuntungan terus

    bertambah. Berhubungan dengan lokasi Titi Kuning yang tidak dekat dari

    pusat perkotaan, maka dirasakan perlunya untuk diusung konsep tertentu

    guna mendukung suksesnya program revitalisasi Pasar Titi Kuning. Pasar Titi

    Kuning yang apabila direvitalisasi dengan konsep seperti sebelumnya, yakni

    pasar tradisional umum, maka potensi pengunjung yang akan datang

    berbelanja diprediksikan adalah masyarakat sekitarnya saja, sementara

    masyarakat di tengah kota lebih memilih berkunjung ke pusat perbelanjaan

    ataupun pasar tradisional di tengah kota yang mana produk-produk yang

    tersedia juga lebih lengkap.

    Namun keadaan akan sangat berbeda dengan diusungnya konsep Pasar Seni

    yang mana akan membuka pangsa pasar baru, yakni para turis domestik dan

    mancanegara. Bahkan dengan dibangunnya pasar seni tidak tertutup

    kemungkinan masyarakat di pusat kota juga akan berkunjung untuk mencari

    produk kerajinan tangan yang mungkin akan sulit ditemukan di pusat kota.

    Masyarakat di pusat kota juga akan berkunjung ke pasar seni ketika

    membutuhkan oleh-oleh untuk dibawa keluar kota, atau bahkan

    mendampingi untuk berbelanja oleh-oleh saat kedatangan tamu dari luar

    kota.

    68

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    Kerjasama dengan Dinas Pariwisata dan biro jasa perjalanan akan ditempuh

    untuk mengenalkan pasar seni kepada turis-turis yang sedang berkunjung ke

    Kota Medan. Turis domestik dan mancanegara justru memiliki kebutuhan dan

    keinginan untuk berbelanja suvenir dan oleh-oleh, serta daya beli yang jauh

    lebih besar daripada masyarakat lokal, sehingga diyakini peluang usaha di

    pasar seni akan lebih maksimal dibandingkan pasar tradisional lainnya.

    Adapun pedagang lama akan tetap diakomodir dan bahkan diprioritaskan

    dengan ditempatkan di lantai satu. Sedangkan pedagang dari luar akan

    ditempatkan di lantai dua dan tiga yang masing-masing akan difungsikan

    sebagai pasar seni dan foodcourt. Keberadaan foodcourt diharapkan dapat

    menghidupkan lantai tiga yang mana biasanya lantai tiga dalam sebuah pasar

    tradisional selama ini selalu gagal dalam menarik pengunjung, seperti yang

    terlihat di Pusat Pasar, Pasar Petisah, dan Pasar Ramai.

    Dengan mengusung konsep pasar seni dan foodcourt juga diharapkan dapat

    memperpanjang jam operasional Pasar Titi Kuning yang hingga sekarang ini

    hanya beroperasi setengah hari. Sementara pada siang hingga sore hari justru

    pasar seni akan didatangi pengunjung seperti turis dan masyarakat dari luar

    dengan berbagai keperluan, seperti berbelanja suvenir, oleh-oleh, barang-

    barang kerajinan tangan dari pelaku UKM yang sulit ditemukan di pusat kota,

    makan siang di foodcourt, hingga hanya sekadar jalan-jalan menikmati

    suasana pasar yang dibuat unik dan modern menyerupai mall.

    Pasar tradisional yang berada di lantai satu nantinya tetap akan ramai

    didatangi masyarakat sekitarnya pada pagi hari untuk berbelanja barang

    kebutuhan pokok seharihari, dan bahkan tidak tertutup kemungkinan juga

    bisa beraktivitas hingga sore hari mengikuti jam operasional pasar seni,

    sehingga omset para pedagang bisa semakin meningkat. Keadaan pasar pasca

    pembangunan yang lebih bersih, rapi, modern, serta memiliki fasilitas parkir

    69

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    yang luas juga tentunya akan meningkatkan jumlah pengunjung dengan

    sendirinya.

    Kunci utama untuk mencapai suksesnya konsep pasar seni terletak pada

    pedagang yang akan menempati kios-kios di lantai dua dan tiga. Untuk itu,

    system penjualan kios akan diprioritaskan untuk para pedagang yang

    menjalankan usaha yang berhubungan dengan suvenir, oleh-oleh, kerajinan

    tangan, barang seni, biro perjalanan dan destinasi wisata, dan lain sebagainya.

    Sisa dari kios yang tidak terjual baru akan dibuka penjualannya kepada umum.

    Sementara untuk pedagang pasar seni yang belum yakin atau tidak sanggup

    untuk membeli kios di pasar seni namun memiliki minat untuk membuka

    usaha di pasar seni, pihak investor akan memfasilitasi pedagang untuk

    menyewa kepada pemilik kios. Situasi seperti ini tentunya menciptakan

    keadaan win-win solution karena pihak pemilik kios yang juga terbantu

    dengan adanya penyewa daripada kios yang sudah diinvestasikan.

    3. Manajemen pengelolaan pasar yang professional. Manajemen pengelolaan

    pasar sangat diperlukan. Tiap pasar harus memiliki ini. Saat ini sudah ada

    manajemen pasar namun belum bekerja secara professional dan penuh

    inovasi sehingga terus kalah dengan pasar modern. Tugasnya adalah:

    Melakukan pemeliharaan terhadap fasilitas umum seperti tangga, toilet,

    pengangkutan sampah dari tiap kios, kebersihan jalur sirkulasi calon

    pembeli, ruang terbuka, saluran drainase, dll.

    Mengurus masalah penggunaan dan pembayaran listrik serta

    penggunaan dan pembayaran air bersih.

    Mengurus masalah parkir.

    Mengurus jalur dan jadwal input dan output barang.

    Mengatasi para preman yang mengijinkan pedagang menggelar

    dagangannya di luar pasar.

    70

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    Mengawasi dan menegur para pedagang yang menggelar barang

    dagagannya melewati batas kios atau sampai ke jalur sirkulasi calon

    pembeli.

    Memberi ide untuk pengembangan pasar, misalnya menyelenggarakan

    event.

    4. Mengadakan pertemuan berkala untuk menyelesaikan permasalahan

    bersama seperti penggunaan listrik, kebersihan pasar, mengatasi preman, dst.

    Forum pertemuan penting sekali untuk mengetahui keluh kesah para

    pedagang dan menyelesaikan permasalahannya tanpa berlarut-larut.

    3.10 Analisis SWOT

    Analisis SWOT dilakukan untuk menemukan kekuatan, kelemahan, ancaman dan

    tantangan bagi pengembangan Pasar Titi Kuning.

    Strength Strength Pasar Titi Kuning adalah:

    a. Harga barang murah / terjangkau oleh konsumen. Hal ini merupakan

    karakter umumnya pasar tradisional yaitu harga yang lebih murah terutama

    pada barang-barang yang dibutuhkan sehari-hari seperti sayuran, beras,

    minyak goreng, dsb. Ini menjadi kekuatan di Pasar Titi Kuning.

    b. Produk lengkap. Untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, Pasar Titi Kuning

    dapat diandalkan. Oleh sebab itu pasar ini tidak pernah sepi dari pembeli.

    c. Lokasi dikenal. Pasar ini sudah berdiri lama dan dikenal. Oleh sebab itu

    lokasi sudah begitu dikenal.

    d. Mudah dijangkau. Lokasi pasar yang dekat dengan jalan arteri (Jl. AH

    Nasution) dan jalan kolektor (Jl. Brigjen Katamso dan Jl. Brig. Hamid)

    membuat pasar ini mudah dijangkau.

    71

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    e. Income rata-rata tinggi. Pendapatan rata-rata penjual di pasar tradisional

    lumayan besar. Hal ini yang menyebabkan mereka bertahan bekerja sebagai

    pedagang di pasar ini.

    Weakness

    Weakness Pasar Titi Kuning adalah

    a. Pengelolaan buruk. Pengelolaan buruk Pasar dapat dilihat dari drainase yang

    jelek, kios-kios yang tidak terawat, pengaturan letak kios-kios yang jelek, dll.

    Hal ini terlihat di Pasar Titi Kuning dan merupakan tipikal pasar tradisional

    yang lain. Hal ini harus diperbaiki untuk peningkatan pelayanan pasar

    tradisional.

    b. Aksesibilitas dalam pasar jelek. Jalanan yang sempit bagi pembeli, becek,

    kotor, membuat suasana dalam pasar menjadi terlihat kumuh, dan tidak

    higienis. Hal ini merupakan kelemahan pasar tradisional pada umumnya.

    c. Display (produk) jelek. Penataan display barang dagangan yang seadanya

    saja membuat pasar tradisional kurang menarik. Begitu juga Pasar Titi

    Kuning. Bahan-bahan makanan dan barang jualan ditempatkan begitu saja

    tanpa pengaturan yang menarik.

    d. HSE (Health Safety Environment) tidak memadai. Sempitnya dan rapatnya

    kios yang berbahan kayu sebenarnya sangat tidak aman bagi tindakan

    preventif bencana misalnya bencana kebakaran. Pasar tradisional umumnya

    dan Pasar Titi Kuning khususnya, tidak memperhatikan hal ini.

    e. Tidak nyaman. Situasi sempit, kotor dan berbau membuat pasar ini tidak

    nyaman untuk didatangi.

    f. Memiliki jalan masuk hanya satu jalur (inlet). Jalur masuk yang hanya dari

    depan membuat terjadi penumpukan becak yang menunggu penumpang,

    dan kendaraan (angkot) yang menunggu penumpang. Hal ini menimbulkan

    kemacetan.

    72

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    Melihat Strength dan Weakness diatas, dapat dianalisa bahwa:

    1. Pengelolaan pasar buruk tetapi hal ini ditutupi dengan harga yang terjangkau.

    Sehingga pembeli di pasar tradisional tetap saja ada.

    2. Aksessibilitas dalam pasar sangat jelek tetapi karna produk lengkap dan harga

    yang relatif murah, pembeli tetap saja mengunjungi pasar ini dan mencari

    kebutuhannya sampai ke dalam pasar.

    3. Tata letak barang dagangan jelek namun karna produk lengkap dan harga yang

    murah, pasar ini tetap diandalkan oleh masyarakat.

    4. Tata letak barang dagangan tidak diatur dengan rapi, tetapi di sisi lain,

    pendapatan para pedagang lumayan besar.

    5. Pasar ini dinilai tidak nyaman karena kotor dan berbau, namun karna harga

    murah, produk lengkap dan mudah dijangkau, sehingga pasar ini tetap

    diandalkan.

    6. Jalur masuk ke pasar ini hanya 1, namun karena pasar ini mudah dijangkau maka

    pasar ini tetap ramai.

    Oppurtunities

    Opportunities Pasar Titi Kuning adalah sebagai berikut:

    a. Konsumen banyak. Pasar yang terletak di tengah permukiman penduduk

    memang memiliki konsumen banyak karena penduduk memenuhi

    kebutuhannya sehari-hari dengan berbelanja di pasar ini.

    b. Pertumbuhan penduduk dan pemukiman sekitar bertambah. Bertumbuhnya

    permukiman di sekitar penduduk menjadi peluang baik untuk bertambahnya

    jumlah konsumen atau pembeli di pasar ini.

    c. Didukung oleh Pemda. Pemda sudah melihat bahwa pasar tradisional harus

    siap bersaing dengan pasar modern sehingga Pemda mendukung

    pengembangan pasar tradisional. Dukungan ini penting untuk meningkatkan

    kemampuan persaiangan pasar tradisional.

    73

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    d. Pertumbuhan ekonomi kota Medan. Pertumbuhan ekonomi Kota Medan

    terus meningkat, khususnya dalam bidang perdagangan. Hal ini memberi

    pengaruh positif bagi perdagangan di pasar tradisional.

    e. Akses mudah (diapit oleh jalan penghubung medan deli serdang). Akses ini

    membuat lokasi Pasar Titi Kuning strategis.

    Threats

    Threats Pasar Titi Kuning adalah sebagai berikut:

    a. Kompetitor pasar modern (saingan). Pasar modern adalah competitor

    utama pasar tradisional. Pasar Titi Kuning harus siap bersaing dengan pasar

    modern yang sudah mulai menjual barang kebutuhan sehari-hari dan

    memberikan pelayanan yang tidak didapat di pasar tradisional seperti

    kenyamanan, kebersihan, dll.

    b. Pertumbuhan pasar modern. Pasar modern mulai berhasil merebut para

    pembeli yang tidak mau repot dengan bau dan kotoran.

    c. Stabilitas harga produk. Harga produk tidak stabil akibat permasalahan

    ekonomi seperti isu kenaikan BBM, dst.

    d. Terdapat 2 pasar kelas II di kecamatan Medan Johor. Pasar Titi Kuning

    adalah salah satu pasar kelas II di kecamatan Medan Johor dan Medan

    Maimun. Oleh sebab itu, persaingan antar pasar tradisional juga perlu

    dicermati.

    e. Perilaku belanja konsumen berubah dari suka berbelanja di pasar tradisional

    menjadi lebih memilih berbelanja di pasar yang modern, bersih dan efisien.

    Salah satu contohnya adalah sistem tawar menawar di pasar tradisional

    sudah dinilai tidak efisien oleh masyarakat kota yang mulai sibuk dengan

    pekerjaan dan waktu luang yang makin sedikit.

    Melihat Opportunity dan Threats di atas, dapat dianalisa bahwa:

    74

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    1. Yang menjadi kompetitor bagi Pasar Titi Kuning adalah pasar-pasar modern yang

    memiliki pelayanan yang efisien, dan harga produk yang stabil. Namun

    perkembangan jumlah penduduk di sekitar Pasar Titi Kuning yang bisa menjadi

    potensi pembeli dapat menjadi kesempatan bagi Pasar Titi Kuning untuk

    bersaing.

    2. Pertumbuhan pasar modern semakin banyak namun pengembangan Pasar Titi

    Kuning khususnya dan pasar tradisional umumnya tetap didukung oleh Pemda

    melalui kebijakan-kebijakannya seperti kebijakan harga dan pembatasan

    tumbuhnya pasar modern.

    3. Pasar Titi Kuning dapat menjadi alternative pasar tradisional yang terdiversifikasi

    menjadi pasar seni dan conderamatan

    4. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kota Medan, diharapkan

    kestabilan harga dapat dicapai.

    5. Fakta di lapangan juga menyebutkan terdapat 2 (dua) pasar kelas II setara

    dengan Pasar Titi Kuning di kelurahan Medan Johor dan Medan Maimun,

    namun konsumen tetap selalu berkunjung ke Pasar Titi Kuning guna memenuhi

    kebutuhan pokok sehari-hari dikarenakan akses menuju Pasar Tradisional

    tersebut mudah dan dekat dengan terminal.

    6. Seiring dengan perkembangan zaman, maka perilaku belanja konsumenpun ikut

    berubah akan tetapi pertumbuhan penduduk dan pemukiman sekitar yang

    meningkat naik tetap menjadikan Pasar Titi Kuning menjadi pasar yang sering

    dikunjungi oleh konsumen karena akses menuju pasar yang mudah dijangkau

    oleh penduduk-penduduk sekitar.

    Kesimpulan dari analisa SWOT ini adalah kelemahan-kelemahan yang dimiliki Pasar

    Titi Kuning dapat ditutupi oleh kekuatannya. Ancaman dari luar juga dapat ditutupi

    dengan kesempatan yang ada. Namun, kelemahan-kelemahan yang bisa diperbaiki

    atau dihilangkan sebaiknya segera diperbaiki agar kekuatan Pasar Titi Kuning

    semakin banyak.

    75