BAB I lagi bu murni.docx

33
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran ekosistem alam, bukanlah hal yang baru, namun telah ada sejak manusia menggunakan lingkungan untuk memenuhi hidupnya. Pencemaran tersebut terjadi salah satunya adalah disebabkan oleh kegiatan manusia dalam rangka usaha pemenuhan kebutuhan manusia seperti sandang, pangan, papan, pemukiman, bahan bakar dan lain-lain. kegiatan-kegiatan manusia tersebut dapat menghasilkan limbah, baik itu limbah domestik dan limbah industri yang menyebabkan terjadinya pencemaran bila mengkontaminasi lingkungan darat maupun lingkungan perairan Pesatnya laju pertumbuhan pembangunan terutama dibidang industri, pertanian, pertambangan, memungkinkan manusia memanfaatkan berbagai jenis bahan kimia termasuk logam berat untuk proses kegiatan- kegiatan tersebut. Dimana, kecenderungan pembangunan

description

biologi

Transcript of BAB I lagi bu murni.docx

Page 1: BAB I lagi bu murni.docx

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pencemaran ekosistem alam, bukanlah hal yang baru, namun telah ada

sejak manusia menggunakan lingkungan untuk memenuhi hidupnya. Pencemaran

tersebut terjadi salah satunya adalah disebabkan oleh kegiatan manusia dalam

rangka usaha pemenuhan kebutuhan manusia seperti sandang, pangan, papan,

pemukiman, bahan bakar dan lain-lain. kegiatan-kegiatan manusia tersebut dapat

menghasilkan limbah, baik itu limbah domestik dan limbah industri yang

menyebabkan terjadinya pencemaran bila mengkontaminasi lingkungan darat

maupun lingkungan perairan

Pesatnya laju pertumbuhan pembangunan terutama dibidang industri,

pertanian, pertambangan, memungkinkan manusia memanfaatkan berbagai jenis

bahan kimia termasuk logam berat untuk proses kegiatan-kegiatan tersebut.

Dimana, kecenderungan pembangunan industri dan pertambangan yang

dijalankan oleh manusia yang menggunakan logam berat sebagai pendukung

kegiatannya, akan menghasilkan limbah, yang limbahnya tidak dikelola agar tidak

terbuang ke lingkungan. Fakta-fakta tersebutlah yang telah terjadi pada beberapa

daerah di pulau Lombok, lebih khususnya di Kecamatan Janapria Lombok

Tengah. Kegiatan perindustrian tambang tradisional yang marak terjadi,

dikarenakan hasil yang menjanjikan. Kegiatan industri pertambangan yang banyak

dilakukan adalah usaha penggelondongan emas tradisional.

Page 2: BAB I lagi bu murni.docx

2

Pada penelitian ini, diambil sampel berupa air, tanah/sedimen, tanaman

yang berada di sekitar area pertambangan dan rambut pekerja industri

pertambangan emas tradisional, yaitu tepatnya di daerah Desa Saba dan Desa

Loangmaka di Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah yang dimulai

sejak 3 tahun lalu. Penambangan emas ini secara proses menggunakan bahan

kimia yaitu merkuri (Hg).

Dalam kegiatan pertambangan emas rakyat (artisanal mining), salah satu

proses untuk mendapatkan emas adalah proses amalgamasi, di mana proses

amalgamasi adalah proses percampuran antara emas dan merkuri (Hg). Teknik

amalgamasi dilakukan dengan cara mencampur batuan yang mengandung logam

emas dan merkuri dengan menggunakan tromol. Dalam kegiatan tersebut

dibutuhkan aliran air untuk memisahkan batuan halus dan amalgam (campuran

merkuri dan emas) yang dialirkan ke kolam penampungan limbah (tailling).

Proses pertambangan emas tradisional tersebut menggunakan logam merkuri (Hg)

untuk proses produksi emas, sudah pasti menghasilkan limbah dan limbah yang

dikeluarkan dari pertambangan tersebut adalah limbah cair yang selanjutnya

limbah tersebut dibuang pada suatu wadah yang alirannya menuju ke beberapa

titik penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup, antara lain menuju daerah

persawahan dan selokan.

Adanya pertambangan emas tradisional di Kabupaten Lombok Tengah

memberi lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan meningkatkan perekonomian

masyarakat setempat. Namun disamping itu, ternyata pertambangan emas

tradisional ini juga memberi dampak negatif, berdasarkan observasi, banyak

Page 3: BAB I lagi bu murni.docx

3

masyarakat yang mengalami keluhan penyakit seperti gatal-gatal setelah

menyentuh limbah, baik itu berupa tanah ataupun sedimen maupun air limbah

yang ditampung dalam wadah seperti kolam yang salurannya menuju ke daerah

sebagai penghasil pangan bagi manusia seperti sawah dan kebun. Bahkan tak

tanggung-tanggung pengelola industri pertambangan kerap mengonsumsi buah

dari tanaman yang ditanam hanya berjarak beberapa sentimeter dari wadah

penampung limbah. Bukan hanya itu saja, tanaman yang ditanam oleh pengelola

industri pertambangan emas dimakan oleh hewan peliharaan. Berdasarkan

informasi tersebut, maka perlu dilakukan analisis kandungan logam berat seperti

merkuri. Untuk pemeriksaan logam secara kuantitatif dilakukan dengan metode

Spektrofotometri UV visible karena metode ini tidak memerlukan pemisahan

unsur-unsur logam dalam cuplikan dan cocok untuk pengukuran sampel dengan

konsentrasi yang rendah. Spektrofotometer UV-Vis digunakan untuk mengukur

energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau

diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.

Pada penelitian ini, diterapkan metode baru dengan menggunakan bahan

Thio Michlers Ketone dalam menganalisis logam berat khususnya merkuri, guna

mengidentifikasi logam merkuri. Thio Michlers Ketone diharapkan akan

memberikan hasil yang lebih optimal dalam analisis logam berat, khususnya

logam merkuri. Sebelumnya, telah banyak peneliti lain yang telah mengangkat

mengenai analisis logam berat merkuri dengan metode spektrofotometri UV-Vis

namun menggunakan reagen pengompleks yang biasa disebut dengan ditizon,

namun nampaknya ada beberapa kekurangan dari pelarut ditizon, yaitu bahan

ditizon kurang selektif karena dalam pengujiannya, banyak kation lain yang ikut

Page 4: BAB I lagi bu murni.docx

4

bereaksi. Hal ini maksudnya, selain dengan logam Hg, ditizon dalam waktu yang

bersamaan sangat mudah membentuk kompleks dengan logam pengganggu lain

seperti Pb, Cu, Cd, Zn dan Ag. Apabila kompleks logam-ditizonat mempunyai

energi transisi elektronik yang berdekatan maka pengukuran absorbansi dari salah

satu kompleks akan terganggu bila kompleks tersebut bercampur dengan

kompleks lain, selain itu kompleks raksa-ditizonat sangat sensitif terhadap cahaya,

warna dan kestabilannya akan terganggu bila dibiarkan kontak secara langsung

dengan sinar, sehingga agar kondisi larutan kompleks dan absorbansi yang

dihasilkan lebih stabil, maka larutan kompleks harus disimpan di tempat yang

relatif gelap (Imansyah, 1992). Oleh karena zat pengompleks Thio Michlers

Ketone lebih bersifat spesifik, selektif, serta efektif terhadap ion Hg, maka

diharapkan metode tersebut dapat lebih efektif dalam menganalisis logam berat

termasuk merkuri dibandingkan ditizon. Pada penelitian ini pula, bertujuan untuk

mengaplikasikan metode analisis menggunakan Thio Michlers Ketone pada

berbagai sampel, baik itu sampel padat maupun cair, agar dapat membuktikan

keberhasilan dari bahan pengompleks Thio Michlers Ketone pada berbagai jenis

sampel.

Berdasarkan berbagai permasalahan yang dibahas di atas, baik itu

mengenai pembuangan limbah pada lingkungan, juga masalah analisis merkuri

(Hg) yang diharapkan lebih efektif dan selektif menggunakan metode

spektrofotometri dengan bahan Thio Michlers Ketone dibandingkan dengan

ditizon, sehingga diterapkan metode baru yaitu spektrofotomerti UV-visible

dengan bantuan Thio Michler Ketone sebagai bahan yang sangat sensitif dalam

Page 5: BAB I lagi bu murni.docx

5

menganalisis logam berat, khususnya merkuri (Hg), penulis mengangkat

penelitian dengan judul “Penggunaan Thio Michlers Ketone (TMK) Dalam

Menganalisis Merkuri (Hg) Dalam Air, Tanah, Tanaman dan Rambut Secara

Spektrofotometri UV-Vis”

1.2 Batasan Masalah

Batasan masalah yang disajikan pada penelitian ini supaya lebih terarah

dan tidak terbawa pada kajian yang tidak terbatas adalah sebagai berikut.

1. Logam berat yang dianalisis adalah logam merkuri (Hg)

2. Objek penelitian ini adalah di beberapa daerah penggelondongan emas di

Desa Saba dan Desa Loangmaka di Kecamatan Janapria, Kabupaten Lombok

Tengah yang sampelnya berupa sampel air, tanah/sedimen, tanaman dan

rambut.

3. Metode yang digunakan adalah dengan metode spektrofotometri UV-Vis

dengan pereaksi Thio Michler Keton (TMK)

1.3 Rumusan Masalah

Pokok permasalahan yang dikaji dalam penelian ini adalah sebagai berikut.

1. Berapa λ maksimum senyawa kompleks Hg-Thio Michler’s Ketone

berdasarkan pengukuran secara spektrofotometri UV-Vis ?

2. Berapakah kandungan logam merkuri dalam air dan tanah pada penampungan

limbah, tanaman yang tumbuh di sekitar penampungan limbah serta rambut

pekerja gelondongan emas di beberapa desa di Kecamatan Janapria?

Page 6: BAB I lagi bu murni.docx

6

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian ini maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Menentukan λ maksimum senyawa kompleks Hg-Thio Michler’s Ketone

berdasarkan pengukuran secara spektrofotometri UV-Vis

2. Menentukan kandungan logam merkuri dalam air dan tanah pada

penampungan limbah, tanaman yang tumbuh di sekitar penampungan limbah

serta rambut pekerja gelondongan emas di beberapa desa di Kecamatan

Janapria.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Sebagai sumbangsih bagi pengembang ilmu pengetahuan yang ingin

mendalami mengenai studi analisis merkuri dengan metode spektrofotometri

UV-vis.

2. Memberi informasi kepada pembaca mengenai analisis merkuri (Hg) dengan

4,4bis-(Dimethylamino) thiobenzophenone dengan metode spektrofotometri

sinar tampak.

3. Mengemukakan metode baru mengenai analisis merkuri (Hg) dengan metode

spektrofotometri sinar tampak dengan bantuan suatu bahan yang sangat

sensitif dan efektif dalam menganalisis logam berat yaitu 4,4bis-

(Dimethylamino) thiobenzophenone atau Thio Michler Ketone.

Page 7: BAB I lagi bu murni.docx

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pencemaran

Pencemaran lingkungan hidup menurut Undang-Undang No 23 tahun

1997 adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau

komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga

kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup

tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran perairan adalah

suatu perubahan fisika, kimia dan biologi yang tidak dikehendaki pada ekosistem

perairan yang akan menimbulkan kerugian pada sumber kehidupan, kondisi

kehidupan dan proses industri (Bryan, 1984). Darmono (1995) mengklasifikasikan

sumber pencemaran logam berat berdasarkan lokasinya, pada perairan estuaria,

pencemaran memiliki hubungan yang erat dengan penggunaan logam oleh

manusia. Pada perairan laut lepas kontaminasi logam berat biasanya terjadi secara

langsung dari atmosfer atau karena tumpahan minyak dari kapal-kapal tanker.

Sedangkan di perairan sekitar pantai kontaminasi logam kebanyakan berasal dari

mulut sungai yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri atau

pertambangan.

2.2 Logam Berat

Logam berat adalah unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5

gram/cm3, terletak di sudut kanan bawah periodic, mempunyai afinitas yang tinggi

Page 8: BAB I lagi bu murni.docx

8

terhadap unsure S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari periode 4

sampai 7 (Purnama, 2009).

Logam adalah unsur yang dapat diperoleh dari lautan, erosi batuan

tambang dan vulkanisme (Clark, 1986). Proses alam seperti perubahan siklus

alami mengakibatkan batuan-batuan dan gunung berapi memberikan kontribusi

yang sangat besar ke lingkungan. Selain itu masuknya logam berat juga berasal

dari aktivitas manusia, seperti pertambangan minyak, emas dan batu bara,

pembangkit tenaga listrik, pestisida, keramik, peleburan logam dan pabrik-pabrik

pupuk serta kegiatan industri lainnya (Suhendrayatna, 2001).

Logam berat memiliki pengaruh spesifik biokimiawi di dalam hewan dan

tumbuhan. Terdapat 80 jenis dari 109 unsur kimia di muka bumi ini yang telah

teridentifikasi sebagai jenis logam berat. Beberapa logam berat yang berbahaya

dan sering mencemari lingkungan terutama adalah merkuri (Hg), timbal (Pb),

arsenik (As), kadmium (Cd), chromium (Cr), dan nikel (Ni). Di alam, logam

sangat jarang ditemukan dalam elemen tunggal, biasanya dalam bentuk

persenyawaan dengan unsur lain.

Logam berat memiliki tingkat atau daya racun yang berbeda bergantung

pada jenis, sifat kimia dan fisik logam berat. Kementerian Negara Kependudukan

dan Lingkungan Hidup 1990 membagi kelompok logam berat berdasarkan sifat

toksisitas dalam 3 kelompok, yaitu bersifat toksik tinggi yang terdiri atas unsur-

unsur Hg, Cd, Pb, Cu, dan Zn; bersifat toksik sedang terdiri dari unsur-unsur Cr,

Ni, dan Co dan bersifat toksik rendah yang terdiri atas unsur Mn dan Fe (Sanusi,

2006). Sutamihardja et al. (43, 1992) mengurutkan berdasarkan sifat kimia dan

Page 9: BAB I lagi bu murni.docx

9

fisikanya, maka tingkat atau daya racun logam berat terhadap hewan air dapat

diurutkan (dari tinggi ke rendah) sebagai berikut : merkuri (Hg), cadmium (Cd),

seng (Zn), timah hitam (Pb), krom (Cr), nikel (Ni), dan kobalt (Co).

Adanya logam berat di perairan memiliki dampak yang berbahaya baik

secara langsung terhadap kehidupan organisme maupun efeknya secara tidak

langsung terhadap kesehatan manusia (Sutamihardja et al., 1992; Sanusi, 2006).

Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat logam berat yang sulit didegradasi, sehingga

mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan dan keberadaannya secara alami

sulit terurai (dihilangkan), selain itu dapat terakumulasi dalam organisme

termasuk kerang dan ikan serta akan membahayakan kesehatan manusia yang

mengonsumsi organisme tersebut, serta mudah terakumulasi di sedimen, sehingga

konsentrasinya selalu lebih tinggi dari konsentrasi logam dalam air (Harun, 2008).

Sifat toksik dan sifat terurainya suatu logam berat dalam perairan

ditentukan oleh karakteristik fisik dan kimia suatu jenis logam berat dan

ditentukan juga oleh faktor lingkungan. Lingkungan atau ekosistem laut yang

mengalami gangguan kesetimbangan akibat polutan, dapat bersifat tetap

(irreversible) atau sementara (reversible) bergantung pada (Sanusi, 2006)

kemantapan ekosistem atau constancy (kecilnya pengaruh perubahan), persistensi

ekosistem atau persistent (lamanya waktu untuk kelangsungan proses-proses

normal ekosistem), kelembaman ekosistem atau inertia (kemampuan bertahan

terhadap gangguan eksternal), elastisitas ekosistem atau elasticity (kekenyalan

ekosistem untuk kembali ke keadaan semula setelah mengalami gangguan),

Page 10: BAB I lagi bu murni.docx

10

amplitudo ekosistem (besarnya skala gangguan yang masih memungkinkan

adanya daya pulih atau recovery).

Menurut Hutagalung (1984) faktor-faktor yang memengaruhi tingkat

toksisitas logam berat antara lain suhu, salinitas, pH, dan kesadahan. Penurunan

pH dan salinitas perairan menyebabkan toksisitas logam berat semakin besar.

Peningkatan suhu menyebabkan toksisitas logam berat meningkat. Sedangkan

kesadahan yang tinggi dapat mengurangi toksisitas logam berat, karena logam

berat dalam air dengan kesadahan tinggi membentuk senyawa kompleks yang

mengendap dalam air.

Tingkat toksisitas logam berat untuk biota perairan dipengaruhi oleh jenis

logam, spesies biota, daya permeabilitas biota, dan mekanisme detoksikasi,serta

lingkungan seperti pH, suhu dan salinitas (Darmono, 2001). Logam berat dapat

mengumpul (terakumulasi) di dalam tubuh suatu biota dan tetap tinggal dalam

tubuh dalam jangka waktu yang lama sebagai racun (Fardiaz, 2006). Pada batas

dan kadar tertentu semua logam berat dapat menimbulkan pengaruh yang negatif

terhadap biota perairan.

Setiap logam memiliki sifat-sifat menurut bentuk dan kemampuannya

(Palar, 2004) sebagai penghantar daya listrik (konduktor), sebagai penghantar

panas yang baik, memiliki rapatan yang tinggi, dapat membentuk alloy dengan

logam lainnya serta sebagai logam yang padat, dapat ditempa dan dibentuk.

Logam berat dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan

manusia, tergantung pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat

dalam tubuh serta besarnya dosis paparan. Efek toksik dari logam berat mampu

Page 11: BAB I lagi bu murni.docx

11

menghalangi kerja enzim sehingga mengganggu metabolisme tubuh,

menyebabkan alergi, bersifat mutagen, teratogen, atau karsinogen bagi manusia

maupun hewan (Widowati et al., 2008). Logam berat sebagian bersifat essensial

bagi organisme air untuk pertumbuhan dan perkembangan hidupnya, antara lain

dalam pembentukan haemosianin dalam sistem darah dan enzimatik pada biota

(Darmono, 1995).

2.3 Merkuri (Hg)

Logam merkuri (Hg) adalah salah satu trace element yang mempunyai

sifat cair dan daya hantar listrik yang tinggi (Budiono, 2003). Raksa pada fase cair

berwarna putih perak, sedangkan pada fase padat berwarna abu-abu. Logam ini

merupakan satu-satunya unsur logam berat yang berbentuk cair pada suhu kamar

(25oC) (Hutagalung, 1985). Merkuri dalam tabel periodic terdapat pada golongan

XII D, periode VI, memiliki nomor atom 80 dan berat atom 200,59 g/mol (Cotton

dan Geoffrey, 1989:61).

Menurut Fardiaz (2006) merkuri merupakan satu-satunya logam yang

berbentuk cair pada suhu kamar (25oC) dan memilki titik beku yang paling rendah

dibanding logam lainnya, yaitu 39°C. Merkuri dalam bentuk cair memiliki kisaran

suhu yang luas, yaitu 396°C, memiliki volatilitas yang tinggi dibanding logam

lainnya. Merupakan konduktor yang baik karena memilki ketahanan listrik yang

rendah. Banyak logam yang dapat dalam merkuri yang membentuk komponen

yang disebut alloy. Merkuri dan komponen-komponennya bersifat toksik terhadap

semua makhluk hidup.

Page 12: BAB I lagi bu murni.docx

12

Fardiaz (2006) mengatakan bahwa merkuri di alam ditemukan dalam

bentuk gabungan dengan elemen lainnya, dan jarang ditemukan dalam bentuk

terpisah. Beliau juga mengklasifikasikan bentuk merkuri di alam menjadi dua

bentuk, yaitu merkuri anorganik, termasuk logam merkuri (Hg2+ ) dan garam-

garamnya seperti merkuri klorida (HgCl2) dan merkuri oksida (HgO2) dan

komponen merkuri organik atau organomerkuri yang terdiri dari aril merkuri yang

mengandung hidrokarbon aromatik seperti fenil merkuri asetat, adapula alkil

merkuri yang mengandung hidrokarbon alifatik dan merupakan merkuri yang

paling beracun, misalnya metil merkuri dan etil merkuri serta alkoksialkil merkuri

(ROHg).

Di perairan alami logam berat merkuri terdapat dalam bentuk Hg, Hg+ dan

Hg2+ yang ditentukan oleh kondisi reduksi atau oksidasi. Perairan dengan oksigen

terlarut cukup baik, maka Hg2+ terlarut menjadi dominan. Dalam keadaan reduksi

atau fakultatif akan terbentuk Hg dan Hg+ , dan apabila terdapat sulfit akan

terbentuk senyawa HgS (Sanusi, 2006). Kelarutan merkuri di perairan laut dalam

bentuk HgCl4 dan HgCl3 dengan klorida yang dominan. Merkuri tidak hanya larut

dalam air tetapi juga akan terabsorpsi oleh partikel-partikel tersuspensi. Dalam

substrat anoksida, merkuri ada dalam bentuk HgS dan HgS2. Sistem mikroba

dalam laut dapat mengubah semua bentuk merkuri anorganik menjadi metil

merkuri, untuk selanjutnya dapat diakumulasi oleh organisme hidup (Clark,

1999). Hal senada juga dikatakan oleh Lu (2006) bahwa unsur merkuri akan

menjadi senyawa anorganik melalui proses oksidasi dan kembali menjadi unsur

merkuri lewat reduksi.

Page 13: BAB I lagi bu murni.docx

13

Proses metilasi terpengaruh dengan adanya dominasi unsur sulfur (S),

yaitu pada keadaan anaerob dan redoks potensial yang rendah. Faktor-faktor yang

sangat berpengaruh di dalam pembentukan metil merkuri antara lain : suhu, kadar

ion Cl, kandungan organik, derajat keasaman (pH), dan kadar merkuri. Hasil akhir

dari proses metilasi adalah metil merkuri (CH3Hg) yang memiliki daya racun

tinggi dan sukar terurai dibandingkan zat asalnya.

Unsur merkuri di perairan laut secara alamiah berada dalam kadar yang

rendah, yaitu 102-10-5 mg/L. Suatu perairan dikategorikan tidak tercemar jika

kadar Hg2+ terlarut sekitar 0,020 mg/L untuk air tawar dan kurang dari 0,010 mg/L

untuk air laut (Sanusi, 2006). Kadar merkuri yang diperbolehkan untuk air minum

tidak lebih dari 0,3 μg/liter. Kadar merkuri untuk biota laut sebaiknya tidak

melebihi 0,2 μg/l. Sedangkan berdasarkan baku mutu air laut untuk budidaya

perikanan/biota laut yang tercantum Keputusan Menteri Kependudukan dan

Lingkungan Hidup No. 51 tahun 2004, adalah 0,001 ppm.

Merkuri yang terdapat dalam limbah atau waste di perairan umum diubah

oleh aktivitas mikroorganisme menjadi komponen metil merkuri (CH3-Hg) yang

memiliki sifat racun dan daya ikat yang kuat disamping kelarutannya yang tinggi

terutama dalam tubuh hewan air. Hal tersebut mengakibatkan merkuri

terakumulasi melalui proses bioakumulasi dan biomagnifikasi dalam jaringan

tubuh hewan-hewan air, sehingga kadar merkuri dapat mencapai level yang

berbahaya baik bagi kehidupan hewan air maupun kesehatan manusia, yang

makan hasil tangkap hewan-hewan air tersebut (Budiono, 2003). Sanusi (1980)

mengemukakan bahwa terjadinya proses akumulasi merkuri di dalam tubuh

Page 14: BAB I lagi bu murni.docx

14

hewan air, karena kecepatan pengambilan merkuri (up take rate) oleh organisme

air lebih cepat dibandingkan dengan proses eksresi.

Terdapatnya merkuri di perairan dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu

pertama oleh kegiatan perindustrian seperti pabrik cat, kertas, peralatan listrik,

klorin dan soda kaustik dan yang kedua oleh alam itu sendiri melalui proses

pelapukan batuan dan peletusan gunung berapi. Pencemaran merkuri yang

disebabkan kegiatan alam pengaruhnya terhadap biologi maupun ekologi tidak

signifikan (Budiono, 2003). Sanusi (1980) mengemukakan beberapa

kemungkinan bentuk merkuri yang masuk ke dalam lingkungan perairan alam,

yaitu sebagai inorganik merkuri, melalui hujan/run-off ataupun aliran sungai,

unsur ini bersifat stabil terutama pada keadaan pH rendah. Selain itu dalam

bentuk organik merkuri, yaitu fenil merkuri (C6-H5-Hg), metilmerkuri (CH3-Hg)

dan alkoksialkil merkuri atau metioksi-etil merkuri (CH3O-CH2-CH2-Hg+). Bentuk

merkuri organik yang terdapat di perairan alam dapat berasal dari kegiatan

pertanian (pestisida).

2.3.1 Efek dan Manfaat Merkuri Terhadap Manusia

Dalam tubuh manusia memiliki ketahanan homeostatis untuk mengontrol

logam berat. Walaupun begitu dalam konsentrasi yang berlebihan akan

memberikan efek keracunan secara kronik atau akut. Beberapa logam toksik,

dalam hal ini logam merkuri, mempunyai separuh hayat biologi yang panjang dan

menyebabkan akumulasi didalam tubuh.

Merkuri mempunyai tekanan uap yang tinggi dan sukar larut dalam air.

Bila ada oksigen, merkuri diasamkan langsung kedalam bentuk ionic. Uap

Page 15: BAB I lagi bu murni.docx

15

merkuri wujud (hadir) dalam bentuk monoatom yang apabila terserap kedalam

tubuh akan dibebaskan ke dasar alveolar. Merkuri anorganik (Hg+ dan Hg2+),

dimana diantara 2 tahapan pengoksidaan, Hg2+ adalah lebih reaktif. Ia dapat

membentuk kompleks dengan ligan organik, termasuk golongan sulfurhidril.

Merkuri organik yang merupakan senyawa merkuri yang terikat dengan satu

logam karbon, contohnya metil merkuri. Saluran pernapasan adalah jalan utama

penyerapan raksa dalam bentuk unsur. Persen pengendapan dan akumulasinya

adalah tinggi, lebih kurang 80 %, karena sifatnya yang larut didalam lipida. Di

dalam bentuk penyerapannya dari saluran gastrointestin sangat sedikit, mungkin

kurang dari 0,01%, karena merkuri berbentuk partikel globular yang besar. Oleh

karena itu sukar untuk melintasi selaput mukosa. Senyawa merkuri organik

dianggap lebih berbahaya dan ia dapat larut dalam lapisan lemak pada kulit yang

meliputi korda syaraf. Metil merkuri merupakan merkuri organik yang selalu

menjadi perhatian serius dalam toksikologi. Ini karena metil merkuri dapat diserap

secara langsung dalam pernapasan dengan kadar penyerapan 80% uapnya dapat

menembus membran paru-paru. Dan apabila terserap ke tubuh, ia akan terikat

dengan protein sulfurhidril seperti sistein dan glutaimine. Di dalam darah, 90%

dari metil merkuri diserap kedalam sel darah merah dan metil merkuri juga

dijumpai di dalam rambut (Hammond, 2000 : 404).

Toksisitas merkuri pada manusia dibedakan menurut bentuk senyawa Hg

yang sudah dikenal sejak abad ke 18 dan ke 19 yang disebut “Hatter’s Shakes”

(topi bergoyang), karena pada saat itu banyak pekerja di pabrik topi dan wol

menderita gejala tersebut. Gejala berlanjut dengan tremor pada otot muka, yang

Page 16: BAB I lagi bu murni.docx

16

kemudian merambat ke jari-jari, tangan dan seluruh tubuh hingga menyebabkan

kematian. Selain toksisitas Hg anorganik, bentuk Hg organik juga menimbulkan

toksisitas yang sangat berbahaya. Kasus toksisitas metil merkuri pada manusia,

baik anak maupun orang dewasa, diberitakan besar-besaran pasca perang dunia

kedua di Jepang, yang disebut Minamata Disease, yang berdasarkan penelitian

ditemukan penduduk disekitar kawasan tersebut memakan ikan yang berasal dari

laut sekitar teluk minamata yang mengandung merkuri yang berasal dari buangan

sisa industri plastik. Gejala keanehan mental dan cacat saraf mulai tampak

terutama pada anak-anak. System saraf pusat adalah target organ dari toksisitas

metil merkuri tersebut, sehingga gejala yang terlihat erat hubungannya dengan

kerusakan saraf pusat. Gejala yang timbul adalah gangguan saraf sensori

(paraethesia, kepekaan menurun dan sulit menggerakkan jari tangan dan kaki,

penglihatan menyempit, daya pendengaran menurun, serta rasa nyeri pada lengan

dan paha), gangguan saraf motorik (lemah, sulit berdiri, mudah jatuh, ataksia,

tremor, gerakan lambat dan sulit berbicara) serta gangguan lain seperti gangguan

mental, sakit kepala dan hipersalivasi.

Pemanfaatan logam merkuri pada saat ini sudah hampir mencakup seluruh

aspek manusia dan lingkungan. Selama kurun waktu beberapa tahun, merkuri

telah banyak digunakan dalam bidang kedokteran, pertanian dan industri. Bidang

kedokteran telah menggunakan merkuri sejak abad 15. Dimana merkuri

digunakan untuk mengobati penyakit kelamin. HgCl digunakan untuk pembersih

luka dan sebagai bahan kosmetik. Dalam bidang pertanian, merkuri digunakan

untuk membunuh jamur sehingga baik digunakan sebagai pengawet produk

Page 17: BAB I lagi bu murni.docx

17

pertanian. Merkuri organik juga digunakan untuk pembasmi hama. Dalam bidang

industri, terbanyak adalah pabrik-pabrik alat listrik yang menggunakan lampu-

lampu merkuri untuk penerangan jalan raya. Ini disebabkan biaya pemasangan

dan operasi yang murah dan arus listriknya dapat dialiri dengan voltase yang

tinggi. Merkuri juga digunakan pada pembuatan baterai, karena baterai dengan

bahan yang mengandung merkuri dapat tahan lama dan tahan kelembaban yang

tinggi. Selain itu, merkuri juga digunakan dalam industri pembuatan klor alkali

yang menghasilkan klorin (Cl2), dimana perusahaan air minum memanfaatkan

klorin untuk penjernihan air dan pembasmi kuman (proses klorinasi), juga di

dalam pembuatan kaustik soda. Merkuri juga digunakan dalam campuran cat yang

digunakan untuk mengecat pada daerah yang mempunyai kelembaban tinggi

sehingga dapat mencegah tumbuhnya jamur. Dalam hal ini merkuri digunakan

dalam bentuk organik fenil merkuri asetat (PMA). Industri lain yang

menggunakan merkuri sebagai bahan katalis terutama pada industri vinil klorida

yang mensintesis plastic (Fardiaz, 2006).

2.4 Thio Michlers Ketone

Merupakan suatu bahan yang sangat selektif dan efektif dalam analisis

logam berat, terutama merkuri. Berbentuk bubuk berwarna merah, bersifat polar

karena larut dalam pelarut etanol. Dalam proses analisisnya menggunakan

spekrtofotometri sinar tampak, lebih stabil pembacaan absorbansinya jika

larutannya dibuat tidak pekat (0,001%). Warna larutannya yang sebelumnya

adalah kuning akan berwarna biru kehijauan jika bercampur dengan zat yang

mengandung logam berat Karen adanya bantuan dari indicator kalium

Page 18: BAB I lagi bu murni.docx

18

permnganat, sebab kalium permanganat berfungsi sebagai pewarna, sehingga

absorbansinya dapat terbaca dan ditangkap oleh spektrofotometri UV-Vis.

2.5 Metode Analisa

2.5.1 Spektrofotometri Sinar Tampak

Bila seberkas cahaya melewati larutan berwarna, maka sebagian cahaya itu

dapat ditransmisikan dan dapat pula diserap atau diadsorpsi, sesuai dengan energi

cahaya dan konsentrasi larutan itu. Energi cahaya yang diserap menyebabkan

terjadinya transisi elektron terluar atau elektron valensi (Pecksok, 1976).

Dalam spektrofotometri cahaya yang digunakan merupakan cahaya

monokromatis yang mempunyai panjang gelombang tunggal. Studi mengenai

reaksi warna dilakukan pada daerah spektrum tampak. Menurut energi cahayanya,

spektrofotometri terbagi atas daerah sinar ultra violet (220-400 nm), sinar tampak

(400-700 nm) dan sinar infra merah (700-1500 nm). Spektrofotometri ultra violet

dan infra merah biasanya digunakan untuk mempelajari dan menentukan senyawa

organik dan jarang digunakan dalam analisa runutan (Skoog, 1980).

2.5.1.1 Perangkat Peralatan Untuk Spektrofotometi Sinar Tampak

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitans atau absorban

larutan yang secara umum dapat dibagi dalam 5 komponen pokok, seperti yang

terlihat dalam gambar 2.5.1.1

Gambar 2.5.1.4 Lima komponen pokok spektrofotometer.

Sumber Cahaya

Monokromator Kuvet Detektor

Alat Penguat dan Pencatat

Page 19: BAB I lagi bu murni.docx

19

1) Sumber

Sumber radiasi untuk pengukuran serapan adalah sumber radiasi yang

mempunyai spektrum kontinyu, berintensitas yang tinggi dan stabil selama

pengukuran radiasi mula-mula (Io) maupun radiasi setelah melalui contoh (It).

Sumbe radiasi yang biasa digunakan pada daerah tampak adalah lampu

pijar dengan filamen Wolfram dan dapat digunakan pada daerah panjang

gelombang 350 sampai 2500 nm.

2) Monokromator.

Monokromator merupakan peralatan optik untuk mengisolasi panjang

gelombang tertentu dengan kemurnian spektral yang tinggi dari sumber radiasi

kontinyu. Unsur-unsur terpenting dari sebuah monokromator adalah sistim celah

dan unsur dipersif.

3) Sel atau Kuvet.

Tempat sampel, terbuat dari bahan yang tidak menyerap pada daerah

panjang gelombang yang digunakan. Kaca silikat biasa dapat digunakan pada

daerah 350 nm sampai 3,0 μm. Kuarsa dan leburan silika dapat digunakan untuk

daerah UV dibawah 350 nm. Keduanya juga dapat digunakan didalam daerah

tampak. Sel yang digunakan untuk daerah ultra violet tampak (UV-vis)

mempunyai panjang jalan sinar 1 cm.

4) Detektor

Foton-foton sinar ultra violet dan tampak mempunyai energi yang cukup

besar untuk menyebabkan dibebaskannya elektron-elektron, bila foton-foton

tersebut mengenai permukaan yang dilapisi dengan jenis-jenis senyawa tertentu.

Page 20: BAB I lagi bu murni.docx

20

Peristiwa ini akan menghasilkan arus listrik yang berbanding lurus dengan

intensitas foton yang diserap.

5) Alat Pencatat dan Penguat

Sebelum hasil yang didapat detektor dicatat, signalnya perlu diperbesar

dahulu melalui suatu amplifier. Kemudian dicatat oleh recorder melaui bentuk

grafik antara panjang gelombang versus absorbans.

2.6 Kerangka Berfikir

Industri penambangan emas secara tradisional yang dilakukan di beberapa

daerah di pulau Lombok, khususnya daerah Desa Saba dan Desa Loangmaka di

Kecamatan Janapria, memberikan keuntungan dan kerugian yang sangat berarti.

Keuntungan dari industri penambangan emas tradisional ini adalah, membuka

lapangan kerja bagi penduduk yang bertempat tinggal di area penambangan emas.

Namun, kerugiannya adalah merusak lingkungan akibat dari limbah hasil dari

penambangan emas tradisional tersebut, yaitu berupa merkuri yang merupakan

jenis logam berat yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup di sekitarnya jika

mengkontaminasi lingkungan. Maka dari hal tersebut dilakukan penelitian guna

mengetahui kadar logam berat terutama logam merkuri pada air, tanah/sedimen,

tanaman dan rambut.

Analisis logam berat merkuri telah kerap kali dilakukan dengan bantuan

pelarut ditizon. Metode analisis menggunakan ditizon kurang selektif karena

banyak kation lain yang ikut bereaksi. Oleh karena itu peneliti menyarankan

metode lain yaitu menggunakan zat pengompleks yang bersifat sangat efektif

dalam menganalisis logam berat terutama merkuri. Oleh karena zat pengompleks

Page 21: BAB I lagi bu murni.docx

21

Thio Michlers Ketone bersifat spesifik terhadap ion Hg, maka diharapkan metode

tersebut dapat lebih efektif dalam menganalisis logam berat dibandingkan ditizon.