jagung lagi

5
141 Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3 Pendahuluan Kebutuhan jagung terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan bahan baku industri pakan. Produksi jagung tahun 2009 sebesar 17,63 juta ton pipilan kering, meningkat sebanyak 1,31 juta ton (8,04%) dibandingkan tahun 2008. Produksi jagung tahun 2010 (ARAM II) diperkirakan sebesar 18,02 juta ton pipilan kering, mening- kat sebanyak 386,79 ribu ton (2,19%) diban- dingkan tahun 2009. Kenaikan produksi di- perkirakan terjadi karena peningkatan pro- duktivitas sebesar 0,69 kuintal/hektar (1,63 %) dan luas panen seluas 23,43 ribu hektar (0,56%). (BPS, 2010). Walaupun terjadi kenaikan produksi jagung, namun karena tingginya permintaan maka produksi dalam negeri belum mencu- kupi kebutuhan . Pada tahun ini diperkirakan impor komoditas jagung melonjak menjadi 1,2 juta ton atau jauh lebih tinggi dibanding dengan tahun lalu yang hanya sebesar 300.000 ton. Impor komoditas jagung banyak diakibatkan oleh tingginya kebutuhan jagung perusahaan pakan yang mencapai 4,5 juta per tahun. Tulisan ini akan mengulas potensi dan strategi pengembangan jagung Sukmaraga di Provinsi Jambi. Ketersediaan Sumberdaya Lahan Data BPS (2009) menunjukan bahwa luas lahan di Provinsi Jambi pada tahun 2008 seluas 5.356.279 hektar, terdiri atas lahan sawah 179.828 hektar (3,36%), lahan perta- nian bukan sawah 3.151.868 hektar (58,84%) Prospek dan Strategi Pengembangan Jagung Varietas Sukmaraga di Provinsi Jambi Adri 1) , Endrizal 1) dan M. Yasin HG. 2) 1) Peneliti Pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi 2) Peneliti Pada Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi 274 Maros, Sulawesi Selatan Abstrak Sukmaraga merupakan salah satu varietas jagung bersari bebas yang mempunyai keunggulan adaptif pada tanah masam, tahan penyakit bulai dengan potensi hasil 8,5 t/ha. Sasaran produksi jagung meningkat dari tahun ke tahun dan sasaran produksi jagung nasional tahun 2010 mencapai 19,80 juta ton pipilan kering atau meningkat 16,20% dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2009 rata-rata produktivitas nasional dan Provinsi Jambi masih jauh dibawah potensi genetik Varietas Unggul Baru (VUB), yaitu masing-masing 4,2 dan 3,6 t/ha. Pada umumnya jagung ditanam pada la- han kering dan rawa pasang surut dan non-pasang surut yang memiliki tingkat kemasaman tanah tinggi (pH rendah). Kedua tipologi lahan tersebut potensial untuk pengembangan jagung bersari be- bas varietas Sukmaraga. Saat ini pertanaman jagung Sukmaraga di tingkat petani masih rendah, dise- babkan keterbatasan ketersediaan benih, kurangnya sosialisasi dan kebijakan Pemerintah Daerah dalam pengembangan varietas hibrida. Strategi untuk pengembangan jagung bersari bebas varietas Sukmaraga di Provinsi Jambi diupayakan melalui perbanyakan benih sumber dan turunannya, uji adaptasi dan diseminasi hasil-hasil penelitian dan pengkajian. Kata kunci : prospek, strategi, pengembangan, jagung, Sukmaraga, Jambi

Transcript of jagung lagi

Page 1: jagung lagi

141

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3

Pendahuluan

Kebutuhan jagung terus meningkat

seiring dengan meningkatnya permintaan

bahan baku industri pakan. Produksi jagung

tahun 2009 sebesar 17,63 juta ton pipilan

kering, meningkat sebanyak 1,31 juta ton

(8,04%) dibandingkan tahun 2008. Produksi

jagung tahun 2010 (ARAM II) diperkirakan

sebesar 18,02 juta ton pipilan kering, mening-

kat sebanyak 386,79 ribu ton (2,19%) diban-

dingkan tahun 2009. Kenaikan produksi di-

perkirakan terjadi karena peningkatan pro-

duktivitas sebesar 0,69 kuintal/hektar (1,63

%) dan luas panen seluas 23,43 ribu hektar

(0,56%). (BPS, 2010).

Walaupun terjadi kenaikan produksi

jagung, namun karena tingginya permintaan

maka produksi dalam negeri belum mencu-

kupi kebutuhan . Pada tahun ini diperkirakan

impor komoditas jagung melonjak menjadi

1,2 juta ton atau jauh lebih tinggi dibanding

dengan tahun lalu yang hanya sebesar

300.000 ton. Impor komoditas jagung banyak

diakibatkan oleh tingginya kebutuhan jagung

perusahaan pakan yang mencapai 4,5 juta per

tahun.

Tulisan ini akan mengulas potensi dan

strategi pengembangan jagung Sukmaraga di

Provinsi Jambi.

Ketersediaan Sumberdaya Lahan

Data BPS (2009) menunjukan bahwa

luas lahan di Provinsi Jambi pada tahun 2008

seluas 5.356.279 hektar, terdiri atas lahan

sawah 179.828 hektar (3,36%), lahan perta-

nian bukan sawah 3.151.868 hektar (58,84%)

Prospek dan Strategi Pengembangan Jagung Varietas Sukmaraga di Provinsi Jambi

Adri 1), Endrizal 1) dan M. Yasin HG.2) 1)Peneliti Pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

2)Peneliti Pada Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi 274 Maros, Sulawesi Selatan

Abstrak

Sukmaraga merupakan salah satu varietas jagung bersari bebas yang mempunyai keunggulan adaptif pada tanah masam, tahan penyakit bulai dengan potensi hasil 8,5 t/ha. Sasaran produksi jagung meningkat dari tahun ke tahun dan sasaran produksi jagung nasional tahun 2010 mencapai 19,80 juta ton pipilan kering atau meningkat 16,20% dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2009 rata-rata produktivitas nasional dan Provinsi Jambi masih jauh dibawah potensi genetik Varietas Unggul Baru (VUB), yaitu masing-masing 4,2 dan 3,6 t/ha. Pada umumnya jagung ditanam pada la-han kering dan rawa pasang surut dan non-pasang surut yang memiliki tingkat kemasaman tanah tinggi (pH rendah). Kedua tipologi lahan tersebut potensial untuk pengembangan jagung bersari be-bas varietas Sukmaraga. Saat ini pertanaman jagung Sukmaraga di tingkat petani masih rendah, dise-babkan keterbatasan ketersediaan benih, kurangnya sosialisasi dan kebijakan Pemerintah Daerah dalam pengembangan varietas hibrida. Strategi untuk pengembangan jagung bersari bebas varietas Sukmaraga di Provinsi Jambi diupayakan melalui perbanyakan benih sumber dan turunannya, uji adaptasi dan diseminasi hasil-hasil penelitian dan pengkajian.

Kata kunci : prospek, strategi, pengembangan, jagung, Sukmaraga, Jambi

Page 2: jagung lagi

142

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3

dan lahan bukan pertanian 2.024.583 hektar

(37,80%). Hal ini menunjukkan bahwa Pro-

vinsi Jambi merupakan wilayah potensi untuk

tanaman pangan, termasuk jagung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

jagung bersari bebas mempunyai produktivi-

tas yang cukup tinggi. Varietas Lamuru meng-

hasilkan 8,1 t/ha (Wahid, 2004), Srikandi

Kuning 7,9 t/ha, Sukamaraga 8,5 t/ha, dan

Kresna 7 t/ha (Subandi dan Syafruddin,

2004., Taufik, et al, 2009). Uji adaptasi di Ka-

bupaten Sarolangun, varietas Sukmaraga

memberikan hasil 4,99 ton/ha dengan bobot

1000 biji 408,18 gram dan hanya 2,5% rebah

akar (Endrizal, et al., 2005)

Lahan Pasang Surut

Daerah rawa Provinsi Jambi meliputi

luas 1.306.500 ha, terdiri atas rawa pasang

surut 1.137.125 ha(87,03%) dan rawa non-

pasang surut 169.375 ha (12,97%). Dari lu-

asan tersebut, sebagian telah dimanfaatkan

oleh penduduk untuk usaha pertanian

474.300 ha dirawa pasang surut dan 37.950

ha di rawa non pasang surut (Ditjen Peng-

airan, DPU, 1996 dalam Susanto et al., 2004).

Jagung Sebagai Tanaman Sela

Luas pertanaman karet yang sudah tua

dan rusak di Provinsi Jambi mencapai

135.000 ha. Gawangan di antara tanaman ka-

ret belum menghasilkan dapat dimanfaatkan

untuk mengusahakan jagung. Dalam satu hek-

tar pertanaman karet dapat dimanfaatkan

sekitar 65% untuk pertanaman jagung, se-

hingga peluang areal tambahan bagi usa-

hatani jagung adalah 65/100 x 135.000 ha =

87.750 ha.

Teknologi Budidaya dan Teknologi Benih Jagung Sukmaraga

Untuk pengembangan varietas Suk-

maraga, digunakan teknologi sebagai berikut:

Benih: Daya kecambah minimal 90%, seba-

nyak 20 kg/ha. Penyiapan Lahan: Tanah di-

bajak 15 -20 cm, digemburkan dan ratakan,

atau tanpa olah tanah bagi tanah gembur/

ringan. Penanaman: Buat lubang tanam den-

gan tugal sedalam 5 cm dengan Jarak tanam

75 cm x 40 cm (2 tanaman/rumpun), Benih

Tabel 1. Luas panen, produksi, dan produk tivi-

tas jagung di Provinsi Jambi Jambi ta-

hun 2004-2008

BPS Provinsi Jambi (2009)

Tahun Luas

panen

(ha)

Produksi

(t)

Produktivitas

(ku/ha)

2004 8.724 27.540 3,16

2005 8.874 29.679 3,34

2006 8.637 29.289 3,39

2007 8.655 30.028 3,47

2008 9.520 34.616 3,64

Gambar 1. Keragaan Jagung di Lahan Pasang Surut

Page 3: jagung lagi

143

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3

dimasukkan dalam lubang tanam dan ditutup

dengan tanah atau pupuk kandang. Pemupu-

kan: Takaran pupuk 300 – 350 kg urea + 100-

150 kg SP36 + 50-100 kg KCl/ha, Pupuk

diberikan 2 kali, pertama 7–10 hari setelah

tanam (100 kg urea/ha +100 - 150 kg SP36/

ha + 50 – 100kg KCl/ha) dan kedua 30 – 35

hari setelah tanam (200–250 kg urea/ha),

Pupuk diberikan dalam lubang tanam/larikan

+ 10 cm disamping tanaman dan ditutup de-

ngan tanah. Penyiangan: Penyiangan per-

tama pada umur 15 hari setelah tanam. Pe-

Gambar 2. Keragaan Jagung pada Gawangan Karet Muda, Singkut V, Kabupaten

Sarolangun, Provinsi Jambi

Tabel 2. Luas panen, produksi, dan produktivitas jagung tiap Kabupaten di Provinsi Jambi 2008

BPS Provinsi Jambi (2009)

Kabupaten Luas panen (ha) Produksi (t) Produktivitas (t/ha)

Kerinci

Merangin

Sarolangun

Batang Hari

Muaro Jambi

Tanjab . Timur

Tanjab. Barat

Tebo

Bungo

Kota Jambi

Jumlah

3.306

700

66

176

3.067

862

356

122

619

246

9.520

11.220

2.801

236

501

12.341

2.589

753

507

3.018

651

34.616

3,39

4,00

3,57

2,45

4,02

3,00

2,16

4,15

4,88

2,65

34.616

Page 4: jagung lagi

144

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3

nyiangan kedua pada umur 28-30 hari setelah

tanam, dilakukan sebelum pemupukan kedua.

Pengendalian Hama dan Penyakit: Pengen-

dalian penyakit bulai dengan perlakuan benih

yaitu 1 kg benih dicampur dengan 2 g Ridomil

atau Saromil yang dilarutkan dalam 7,5 – 10

ml air. Hama penggerek dikendalikan dengan

pemberian insektisida Furadan 3G melalui

pucuk tanaman (3-4 butir/tanaman). Pembe-

rian Air: Pada saat sebelum tanam,15 hari

setelah tanam (hst), 30, 45, 60, dan 75 hst (6

kali pemberiaan). Panen: Jagung sudah siap

dipanen jika klobot sudah mengering dan

berwarna coklat muda, biji mengkilap, dan

bila ditekan dengan kuku tidak membekas.

Strategi Pengembangan

Produksi Benih

Benih merupakan salah satu kompo-

nen teknologi penentu keberhasilan usaha-

tani dalam meningkatkan produktivitas. Pro-

vinsi Jambi berupaya untuk mandiri benih

tanaman pangan. Upaya penyebarluasan va-

rietas Sukmaraga di Provinsi Jambi dapat

dilakukan melalui penangkaran benih sesuai

teknologi produksi benih (Dahlan, 1998).

Benih Dasar

Benih penjenis ditanam dalam petak

terisolasi, tidak ada tanaman jagung lain yang

berbunga dalam bersamaan minimal selang

satu bulan atau pada pertanaman yang ter-

pisah jarak 200 meter. Tanaman yang me-

nyimpang dibuang agar kemurnian genetic ti-

dak tercemar. Perlu di perhatikan warna ba-

tang dan daun, tinggi tongkol dan batang,

umur, warna rambut tongkol, serta warna

anther dan glume dan dibuang yang menyim-

pang. Namun perlu diingat bahwa varietas

yang dilepas sekarang masih berupa kompo-

sit misalnya varietas Arjuna yang warna daun

dan batang serta warna rambut tongkol dan

malainya masih campuran.

Benih Pokok

Benih dasar ditanam untuk mengha-

silkan benih pokok dalam petak terisolasi.

Isolasi dilakukan seperti pada produksi benih

dasar. Dianjurkan agar kerapatan tanaman

sedikit rendah daripada anjuran sehingga da-

pat diperoleh tanaman yang lebih tegap dan

tongkol lebih besar dengan hasil mutu benih

yang lebih baik. Tanaman-tanaman yang me-

nyimpang dibuang, sebelum menghasilkan

tepungsari.

Benih Sebar

Benih pokok ditanam untuk mengha-

silkan benih sebar dalam petak terisolasi

seperti pada produksi benih dasar. Tanaman-

tanaman yang menyimpang dibuang sebelum

menghasilkan tepungsari. Dalam produksi

benih yang harus diperhatikan adalah asal

Gambar3. Panen Perdana Jagung oleh Gubenur Jambi Pada Pengkajian SUP di Lambur Luar, Kabupaten Tanjung Jabung Timur,

Provinsi Jambi

Page 5: jagung lagi

145

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3

benih, isolasi dan pembuangan tanaman

yang menyimpang.

Kesimpulan

1. maupun sebagai tanaman sela pada

Jagung komposit Sukmaraga merupakan

varietas bersari bebas yang mempunyai

potensi hasil tinggi, tahan penyakit bulai

dan adaptif pada lahan masam.

2. Provinsi Jambi memiliki potensi yang

besar untuk pengembangan jagung Suk-

maraga baik pada lahan kering masam

maupun lahan pasang surut. Pada lahan

kering masam pengembangan penana-

man jagung Sukmaraga dapat dilakukan

secara monokultur perkebunan karet

yang belum menghasilkan.

3. Pengembangan jagung Sukmaraga dapat

diupayakan melalui program perbanya-

kan benih sumber dan keturunannya,

pengujian dan diseminasi.

Daftar Pustaka

BPS. 2009. Biro Pusat Statistik Indonesia. Statistik 2008.

Subandi S., dan Syafruddin. 2004. Potensi Jagung QPM Srikandi Kuning-1 pada Lahan Kering di KP. Maros. Laporan Tahunan Balitsereal 2003/2004. Balitsereal Maros.

Wahid S. 2004. Evaluasi Daya Hasil Jagung Bersari Bebas pada Lahan Kering. La-poran Tahunan Kegiatan UML Balit-sereal Maros. BPTP Sulsel, Maros.

Gambar 4. Uji Multilokasi jagung pada lahan kering

masam oleh Balai Penelitian Tanaman

Serealia Maros di BBI Palawija, Sebapo

Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi