bab 1 baru
-
Upload
achmad-fitrah-biru -
Category
Documents
-
view
1.390 -
download
1
Transcript of bab 1 baru
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KANKER SERVIKS
DI RUANG IV RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2010
SKRIPSI
Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan SarjanaKeperawatan Di Program Studi Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)Mutiara Indonesia Medan
Oleh :
KASNALIA06.02.023
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUTIARA INDONESIAMEDAN
2010
1
ABSTRAK
Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja perawat yang sangat di pengaruhi psikologis. Sebagian besar penderita kanker seviks di Indonesia baru datang berobat setelah stadium lanjut. Jika sudah pada stadium lanjut maka akan sulit untuk mencapai hasil pengobatan yang optimal dan hal tersebut membuat penderita sangat khawatir dan cemas dengan keadaannya dan membutuhkan perhatian dari berbagai pihak termasu perawat. Tujuan dari penelitain ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien kanker serviks di ruang IV RSUD Dr.Pirngadi Medan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan metode cross sectional study dan uji spearman, populasi yakni berjumlah 17 pasien dan sampel dalam penelitain ini sebanyak 17 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien kanker serviks yaitu dari 6 oran (35,5%) yang menerima perlikau caring perawat baik seluruh responden mengalami tingkat kecemsan ringan, dari 6 orang (35,5%) responden yang menerima perilaku caring perawat cukup diantaranya 2 orang (11,8%) mengalami tingkat kecemasan sedang, dan sebnayak 4 orang (23,5%) mengalami kecemasan berat, sedangkan dari 5 orang (29,4%) yang menerima perilaku caring perawat kurang seluruhnya mengalami tingkat kecemasan berat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien denga nilai p = 0,000 (p<0,05) dan r = 0,890 jadi semakin baik perilaku caring perawat maka akan semakin rendah tingkat kecemasan yang di alami pasien, dan sebaliknya semakin buruk perilaku caring perawat maka akan semakin berat tingkat kecemasan yang di alami pasien. Adapun saran dari penelitian ini adalah agar keluarga memberikan perhatian lebih kepada pasien yang mengalami kanker serviks karena perhatian dan dukungan keluarga dapat meringankan tingkat kecemasan pasien.
Kata kunci: Perilaku Caring, Tingkat Kecemasan, Kanker Serviks
2
ABSTARCT
Nursing care is part of nurse performance of primary psychological effect, majority of individuals whit cervical cancer in Indonesia come for treatment in advanced stage. It will be difficult to achieve the optium success of treatment an it will result in axiety in individuals of situation and needing attention from some parties including nurse. The objective of research would be to identify the relationship of nurse caring behavior to anxiety of patients about cervical cancer in Unit IV RSUD Dr. Pirngadi Medan. This research used descriptive and correlative design whit cross sectional study method and spearmen test, population 24 patients, and sample 17 respondents. The result of research indicated the there was significant correlation between behavior of nurse caring whit anxiety of patients about cervical cancer, i.e., of 6 (35.5%) peoples receiving the good behavior of nurse caring, all respondent experience mild anxiety, of 6 (35,5%) respondents receiving sucfficient behavior of caring nurse 2 (11,8%) peoples experienced moderate anxiety, and 4 (23,5%) peoples with heavy anxiety, while of 5 (29,4%) peoples receiving the less behavior of nurse caring, all them experienced heavy anxiety. The conclusion of anxiety of patients with value = 0.000 (p 0.05) and r = 0.890. the better behavior of nurse caring, yhe lower anxiety of patients will be, and vice verse. It is then suggerted that family should pay more anttention on patients with cervical cancer because anttention and support of family can relieve the of patients.
Keyword : caring behavior nurse, anxiety, serviks cancers.
3
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Diri :
Nama : Kasnalia
Tempat/tanggal lahir : Takengon, 15 september 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status Perempuan : Belum Kawin
Anak Ke : 3 dari 3 bersaudara
Alamat : Jln. Takengon-Bireun No.99 Aceh Tengah
Nama Ayah : Syamsuddin
Nama Ibu : Umiaty
Riwayat Pendidikan
1. 1994 - 2000 : SD Negeri Paya Tumpi, Takengon Aceh Tengah
2. 2000 – 2003 : SMP Negeri 2 Takengon, Aceh Tengah
3. 2003 – 2006 : SMA Negeri 2 Takengon, Aceh Tengah
4. 2006 – Sekarang : PSIK STIKes Mutiara Indonesia medan.
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
ini tepat pada waktunya. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Mutiara Indonesia
Medan. Skripsi ini berjudul Hubungan Prilaku Caring Perawat Dengan Tingkat
Kecemasan Pasien Kanker Serviks di Ruang IV Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2010.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan arahan,
dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu dalam
kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. W. Purba, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan.
2. Dra. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Ketua STIKes Mutiara
Indonesia Medan.
3. Ibu Iting, SKp, M.Biomed, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKes Mutiara Indonesia Medan dan selaku penguji I yang telah
meluangkan waktu dan memberikan masukan selama penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Jenny Purba, SKp, MNS, selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu dan memberikan pengarahan kepada peneliti selama
penyusunan skripsi ini.
5
5. Ns.Osak Sitorus, S.Kep, selaku dosen pembimbing II yang telah
menyediakan waktu dan tenaga untuk membimbing dan memberikan pengarahan
kepada peneliti selama penyusunan skripsi ini.
6. Ns.Laura Siregar, S.Kep selaku penguji II yang telah meluangkan waktu
dan memberikan masukan selama penyusunan skripsi ini,
7. Peneliti juga mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada kedua
orang tua : Ayahanda Syamsuddin dan Ibunda Umiaty serta keluarga yang
peneliti sayangi yang telah banyak memberi dorongan dan doa restu serta
pengorbanan materi yang begitu besar sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini.
8. Rekan-rekan khususnya angkatan ke IV dan seluruh mahasiswa/i Program
Studi Ilmu Keperawatan STIKes Mutiara Indonesia Medan
Dengan kerendah hati peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa
maupun isinya, untuk itu peneliti akan membuka diri terhadap kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata peneliti
mengucapkan banyak terima kasih.
Medan, Juli 2010 Peneliti
(Kasnalia)
6
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK ...................................................................................................... iABSTRACT .................................................................................................... iiDAFTAR RIWAYAT HIDUP....................................................................... iiiKATA PENGANTAR.................................................................................... ivDAFTAR ISI .................................................................................................. viDAFTAR TABEL........................................................................................... viiiDAFTAR LAMPIRAN................................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................... 11.1. Latar Belakang ....................................................................... 11.2. Rumusan Masalah .................................................................. 41.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 41.4. Manfaat Penelitian ................................................................. 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 62.1. Konsep Perilaku Caring ........................................................ 6
2.1.1. Definisi ...................................................................... 62.1.2. Peran Perawat yang Caring ........................................ 72.1.3. Asumsi-asumsi Caring Perawat ................................ 92.1.4. Faktor-faktor Pembentuk Caring ............................... 12
2.2. Kecemasan ............................................................................. 142.2.1. Definisi Kecemasan .................................................... 142.2.2. penyebab cemas .......................................................... 152.2.3. Tingkat Kecemasan .................................................... 152.2.4. Kecemasan Pada Pasien Kanker ................................. 172.2.5. Kanker Serviks ............................................................ 182.2.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kanker Serviks ... 192.2.7. Stadium Pada Kanker Serviks .................................... 20
2.3. Kerangka Konsep ................................................................... 212.4. Hipotesa ................................................................................. 21
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................ 223.1. Desain Penelitian ................................................................... 223.2. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 22
7
3.3. Populasi dan Sampel .............................................................. 223.3.1 Populasi ....................................................................... 223.3.2. Sampel ........................................................................ 23
3.4. Definisi Operasional .............................................................. 233.4.1. Variabel Bebas ........................................................... 233.4.2. Variabel Terikat .......................................................... 24
3.5. Aspek Pengukuran ................................................................. 243.6. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data ....................... 263.7. Teknik Pengolahan dan Analisa Data .................................... 27
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... 294.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian....................................... 294.2 Hasil penelitian....................................................................... 30
4.2.1 Data Demografi............................................................ 30 4.2.2 Distribusi Frekuensi Perilaku Caring Perawat............. 31 4.2.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan
Responden..................................................................... 31 4.2.4 Tabulasi Silang Antara Perilaku Perawat Dengan
Tingkat Kecemasan responden..................................... 32 4.2.5 Hasil Uji Statistik.......................................................... 33
4.3 Pembahasan............................................................................. 33 4.3.1 Distribusi Frekuensi Perilaku Caring Perawat............ 33 4.3.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan.................... 34 4.3.3 Hubungan Antara Perilaku Caring Perawat Dengan
Tingkat Kecemasan..................................................... 36
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 395.1 Kesimpulan.............................................................................. 395.2 Saran........................................................................................ 39
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
8
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional Perilaku Caring Perawat............................... 23Tabel 3.2 Defenisi Operasional Tingakat Kecemasan Pasien
Kanker Serviks................................................................................ 24Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Karakteristik Responden Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Medan Tahun 2010......................................................................... 30Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Berdasarkan Perilaku
Caring Perawat Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010......................................................................... 31
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Berdasarkan Tingkat Kecemasan Responden Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010.................................................... 31
Tabel 4.4 Tabulasi Silang Antara Perilaku Caring Perawat DenganTingkat Kecemasan Pasien kanker Serviks Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010.................. 32
Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik Hubungan Perilaku Caring Perawat DenganTingkat Kecemasan Pasien kanker Serviks Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010.................. 33
9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 2 : Lembar Kuesioner
Lampiran 3 : Master Data
Lampiran 4 : Lembar Hasil corelasion
Lampiran 5 : Surat Izin melaksanakan Penelitian Dari PSIK STIKes Mutiara
Indonesia
Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian Dari Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Pirngadi Medan
Lampiran 7 : Surat Keterangan Selesai Penelitian Dari Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Pirngadi Medan
Lampiran 8 : Berita Acara Perbaikan Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Mutiara Indonesia Program Studi Ilmu Keperawatan
Lampiran 9 : Lembaran Konsultasi Skripsi
10
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kanker merupakan penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel
jaringan tubuh, yang dalam perkembanganya sel tersebut berubah menjadi sel kanker.
Sel-sel kanker dapat menyebar kebagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan
kematian. Kanker memiliki berbagai macam jenis dengan berbagai akibat dan salah
satu jenis kanker adalah kanker serviks.
Kanker serviks merupakan kanker yang dapat menyerang semua perempuan,
terbukti di Dunia setiap 2 menit seorang perempuan meninggal karena kanker serviks
sedangkan di Asia Pasifik setiap 4 menit seorang perempuan meninggal karena
kanker serviks. Kanker ini juga merupakan kanker yang paling banyak diderita oleh
perempuan Asia dan lebih dari setengah perempuan Asia yang menderita kanker
serviks meninggal, ini sama artinya dengan 226.000 perempuan yang didiagnosa
terkena kanker serviks sebanyak 143.000 perempuan meninggal karenanya (American
Cencer Society, 1989).
Di Indonesia, sampai saat ini penyakit kanker serviks merupakan salah satu
penyebab kematian wanita yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara
lain di Asia, karena sebagian besar penderita kanker serviks di Indonesia baru datang
berobat setelah stadium lanjut. Jika sudah pada stadium lanjut maka akan sulit untuk
11
mencapai hasil pengobatan yang optimal dan hal tersebut membuat penderita sangat
khawatir dan cemas dengan keadaannya (Setyawan, 2004).
Gangguan afektif atau kecemasan merupakan salah satu gangguan psikologis
yang sangat menonjol pada pasien kanker serviks. Gangguan alam perasaan (afektif)
ini ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan
berkelanjutan tentang penyakit yang dialaminya. Hal ini bisa dilihat dari keluhan-
keluhan pasien seperti khawatir, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung
sehingga diperlukan perhatian khusus untuk mereka (Suliswati, 2005).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmat (2003) tentang dampak kanker
serviks terhadap psikologis pasien menunjukkan bahwa penyakit kanker serviks ini
bisa menimbulkan dampak negatif terhadap keseimbangan psikologis pasien, hal ini
dapat dilihat dari 43 orang responden 33 orang (79%) menunjukkan dampak negatif
terhadap keseimbangan psikologi responden.
Tenaga perawat yang merupakan “The caring profession” memegang peranan
penting dalam mengurangi gangguan afektif atau kecemasan pasien. Caring
seharusnya tumbuh dari dalam diri perawat dan berasal dari hati perawat yang
terdalam. Oleh karenanya, setiap perawat dapat memperlihatkan cara yang berbeda
ketika memberikan asuhan kepada klien. Caring secara umum dapat diartikan
sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan
waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi.
Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam
praktik keperawatan (Kozier, 2007).
12
Penelitian yang dilakukan oleh Sumarwati (2006) di sebuah Rumah Sakit di
Yogyakarta, tentang gambaran perilaku caring perawat pada pasien panderita kanker.
Hasil penelitian menunjukkan dari 67 orang responden 54 orang mengatakan
perilaku caring perawat kurang baik karena mereka kurang mengerti akan kebutuhan
dasar yang diperlukan pasien.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti selama 3 hari di Ruang
IV RSUD Dr. pirngadi Medan, peneliti menemukan 8 orang perempuan dengan
diagnosa kanker serviks dan 5 orang diantaranya sangat cemas karena mereka tahu
kanker serviks sangat berpotensi mengancam nyawa, mereka juga mengatakan
perawat kurang memberikan respon terhadap mereka. Disamping pengakuan pasien,
peneliti juga melihat secara langsung perawat kurang tanggap kepada pasien karena
banyaknya pekerjaan yang harus mereka lakukan sehingga perawat tidak
meperhatikan kebutuhan yang diperlukan oleh pasien. Melihat hal diatas peneliti
tertarik melakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana hubungan antara
perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien kanker serviks di Ruang IV
RSUD Dr. Pirngadi Medan.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimanakah hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan
pasien kanker serviks di Ruang IV Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2010?
13
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat
kecemasan pasien kanker serviks di Ruang IV Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2010.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi pasien penderita kanker serviks
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pasien
sehingga mereka mengerti tentang penyakit yang dialami pasien sehingga dapat
mengurangi kecemasannya.
2. Bagi perawat
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi perawat untuk
memperbaiki bagaimana seorang perawat harus berprilaku professional terutama
perilaku caring dalam melakukan asuhan keperawatan.
3. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi pihak Rumah Sakit dalam
meningkatkan perilaku caring perawat, agar perawat peduli dan empati pada
perubahan psikologis pasien kanker serviks sehingga perawat dapat membantu
pasien untuk mengatasi rasa cemas
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Perilaku Caring
2.1.1. Definisi
Perilaku caring dalam keperawatan adalah hal yang sangat mendasar. Caring
adalah kegiatan langsung untuk memberikan bantuan, dukungan, atau membolehkan
individu (kelompok) melalui antisipasi bantuan untuk meningkatkan kondisi individu
atau kehidupan George (2002) dikutip dalam Leininger (1979)
Leininger dalam Farland, (2002) mengemukakan juga bahwa caring adalah
kebutuhan dasar manusia yang esensial, caring adalah keperawatan, caring adalah
penyembuhan, caring adalah jantung dan jiwa keperawatan, caring adalah kekuatan,
caring adalah ciri-ciri istimewa dari keperawatan sebagai suatu profesi atau disiplin.
Caring adalah esensi dari keperawatan yang berarti juga pertanggung jawaban
hubungan antara perawat dan klien, membantu memperoleh pengetahuan dan
peningkatan kesehatan Barnum (1998) dikutip dalam Watson (1988).
Meskipun perkataan caring telah digunakan secara umum, tetapi tidak
terdapat definisi dan konseptualisasi yang universal mengenai caring itu sendiri
Leddy (1998) dikutip dalam Swanson (1991). Caring sulit untuk didefinisikan karena
memiliki makna yang banyak, sebagai kata benda atau kata kerja, sebagai sesuatu
yang dapat dirasakan, sebagai sikap ataupun perilaku (Berger & William, 1992).
15
2.1.2. Peran perawat yang caring
Peran perawat menurut CHS Community Health Service (1989) dikutip dalam
Zaidin (2002) terdiri dari :
1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan. Peran ini dapat dilakukan perawat dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan
sehingga dapat ditentukan diagnosa keperawatan agar bisa direncanakan dan
dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia,
kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan
keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
2. Sebagai advokat. Peran ini dilakukan perawat dalam membantu pasien dan
keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan
atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan
dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya,
hak atas informasi tentang penyakitnya, hak untuk menetukan nasibnya sendiri
dan hak untuk ganti rugi akibat kelalaian.
3. Sebagai edukator. Peran ini dilakukan dengan membantu pasien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit dan tindakan yang
diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari pasien setelah dilakukan
pendidikan kesehatan.
16
4. Sebagai koordinator. Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan
serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberi
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan pasien.
5. Sebagai kolaborator. Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja
melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain
dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan
termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan
selanjutnya.
6. Sebagai konsultan. Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap
masalah atau tindakan keperawatan yang diberikan tepat tujuan. Peran ini
dilakukan atas permintaan pasien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan
keperawatan yang diberikan.
7. Sebagai pembaharu. Peran disini dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan
metode pemberian pelayanan keperawatan.
Menurut Leininger (1981), dikutip dalam Kozier dkk (2004) menjelaskan
bahwa perawatan dan caring adalah :
1. Caring meliputi tindakan-tindakan membantu, mendukung dan
menfasilitasi orang lain atau kelompok yang mempunyai kebutuhan yang nyata
atau yang dipikirkan sebelumnya.
17
2. Caring berfungsi untuk meningkatkan kondisi manusia. Hal ini
menekankan aktivitas yang membantu dari seseorang dan kelompok yang
didasarkan kepada model yang membantu mendefinisikan secara budaya.
3. Caring sangat penting bagi perkembangan manusia,
pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya.
4. Perilaku-perilaku caring meliputi rasa nyaman, perhatian,
kasih, empati, minat, keterlibatan, kegiatan konsultasi kesehatan, perilaku
membantu, cinta, pengasuhan, keberadaan, perilaku melindungi, perilaku
memberikan stimulasi, penghilangan stress, dukungan, kelembutan, sentuhan dan
kepercayaan.
2.1.3. Asumsi-asumsi caring perawat
Menurut Kozier (2004) caring merupakan kekuatan yang sangat penting
dalam hubungan antara pasien dengan perawat, dan suatu kekuatan untuk melindungi
dan meningkatkan martabat pasien. Sebagai contoh, dibimbing oleh kerangka kerja
ini para perawat menggunakan sentuhan dan ucapan yang jujur untuk menegaskan
kepada pasien sebagai manusia, bukan objek-objek, dan membantu mereka membuat
pilihan-pilihan dan menemukan arti dalam pengalaman sakit mereka.
Watson (1988) dikutip dalam Nuracmah (2001) di dalam bukunya yang
kedua, Nursing Science and Human Care, A Theory of Nursing mengemukakan 11
asumsi yang berhubungan dengan caring :
18
1. Perhatian dan kasih sayang merupakan kekuatan batin yang utama dan
universal.
2. Kasih sayang yang bermutu dan caring adalah penting bagi kemanusiaan,
tetapi sering diabaikan dalam hubungan antar sesama.
3. Kemampuan untuk menyokong ideologi dan ideal caring di dalam praktek
keperawatan akan mempengaruhi perkembangan dari peradaban dan menentukan
kontribusi keperawatan kepada masyarakat.
4. Caring terhadap diri sendiri adalah prasyarat bagi caring terhadap orang lain.
5. Keperawatan selalu memegang konsep caring di dalam berhubungan dengan
orang lain dalam rentang sehat-sakit.
6. Caring adalah esensi dari keperawatan dan merupakan fokus utama dalam
praktek keperawatan.
7. Pelayanan kesehatan secara signifikan telah menekankan pada human care.
8. Pondasi caring keperawatan dipengaruhi oleh tekhnologi medis dan birokrasi
institusi.
9. Penyediaan dan perkembangan dari human care menjadi isu yang hangat bagi
keperawatan untuk saat ini maupun masa yang akan datang.
10. Human care hanya dapat diterapkan secara efektif melalui hubungan
interpersonal.
11. Kontribusi keperawatan kepada masyarakat terletak pada komitmen pada
humancare dikutip dari Benhart, et al, (1994) dalam Fitzpatrik & Whall (1989).
19
Menurut Murray dan Bavis (1982) dalam Rothrock (2000) membagi tahap
perkembangan hubungan caring ini menjadi empat tingkat yang progresif dan serial
yaitu :
1. Attachment (pertalian), empat tugas yang menandai pertalian
yaitu recognisi (menyadari kehadiran orang lain dan menerima orang ini dapat
mempunyai arti), membuka diri (membagi informasi yang beresiko rendah atau
tidak mengancam), validasi (memberikan persetujuan pada informasi yang
dibagikan atau perilaku yang diperlihatkan) dan potensi (kehendak dan kekuatan
untuk memajukan hubungan).
2. Assiduity (perilaku selalu penuh perhatian), selama tahap ini
perhatian yang diteliti diberikan pada kerja menjalin hubungan kepedulian.
Respek adalah perilaku atau tugas pertama dari assiduity, respek melibatkan
mengakui dan menerima keinginan, kebutuhan, kesukaan, perbedaan dan
permintaan orang lain. Selanjutnya potentiality, dimana recognisi diberikan pada
kemungkinan saling meningkatkan hubungan, yang tidak akan terjadi dengan
mengorbankan individualitas orang lain. Memperhatikan, melibatkan, mendengar
dan menerima orang lain. Menurut Murray dan Bevis ini merupakan salah satu
aspek hubungan memperhatikan yang paling penting. Kejujuran diperlukan agar
hubungan menjadi terbuka, kejujuran dapat berupa mengatakan kebenaran atau
keinginan untuk tidak membahas sesuatu. Membuka diri terjadi dalam dua tahap
yaitu rasa tanggung jawab dan keberanian untuk maju.
20
3. Intimasi (melibatkan berbagi diri), tahap ditandai dengan
hubungan fisik dan mental yang tepat. Tugas dalam tahap ini memerlukan
ketulusan (integritas, kepercayaan), membuka diri (yang mempunyai arti
menempatkan seseorang dalam posisi yang terbuka), wawasan (memiliki
pandangan yang cepat terhadap orang lain) dan perlibatan (orang lain dapat
dilibatkan dalam hubungan tanpa terancam).
4. Konfirmasi, validasi personal menghasilkan perasaan positif
tentang kesadaran dan pertumbuhan. Argumentasi memungkinkan untuk
memperbesar, memperkuat dan lebih mempermudah hubungan memperhatikan,
karena kemampuan untuk peduli dengan dasar yang luas.
2.1.4. Faktor-faktor Pembentuk Perilaku Caring
Pakar keperawatan Watson (1979) dikutip dalam Nurachmah (2001)
menekankan dalam sikap caring ini harus mencerminkan sepuluh faktor kuratif
yaitu :
1. Pembentukan sistem nilai humanistic dan altruistik. Perawat menumbuhkan
rasa puas karena mampu memberikan sesuatu kepada pasien. Selain itu, perawat
juga memperlihatkan kemapuan diri dengan memberikan pendidikan kesehatan
pada pasien.
2. Memberikan kepercayaan dan harapan dengan cara memfasilitasi dan
meningkatkan asuhan keperawatan yang holistik. Di samping itu, perawat
meningkatkan perilaku pasien dalam mencari pertolongan kesehatan.
21
3. Menumbuhkan sensitifitas terhadap diri dan orang lain. Perawat belajar
menghargai kesensitifan dan perasaan kepada pasien, sehingga ia sendiri dapat
menjadi lebih sensitif, murni, dan bersikap wajar pada orang lain.
4. Mengembangkan hubungan saling percaya. Perawat memberikan informasi
dengan jujur, dan memperlihatkan sikap empati yaitu turut merasakan apa yang
dialami pasien.
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif pasien.
Perawat memberikan waktunya dengan mendengarkan semua keluhan dan
perasaan pasien.
6. Penggunaan sistematis metoda penyalesaian masalah untuk pengambilan
keputusan. Perawat menggunakan metoda proses keperawatan sebagai pola pikir
dan pendekatan asuhan kepada pasien.
7. Peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal, memberikan asuhan
mandiri, menetapkan kebutuhan personal, dan memberikan kesempatan untuk
pertumbuhan personal pasien.
8. Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spritual yang
mendukung. Perawat perlu mengenali pengaruh lingkungan internal dan eksternal
pasien terhadap kesehatan kondisi penyakit pasien.
9. Memberi bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manusiawi. Perawat perlu
mengenali kebutuhan komperhensif diri dan pasien. Pemenuhan kebutuhan paling
dasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat selanjutnya.
22
10. Mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomologis agar pertumbuhan
diri dan kematangan jiwa pasien dapat tercapai. Kadang-kadang seseorang pasien
perlu dihadapkan pada pengalaman/pemikiran yang bersifat profokatif. Tujuannya
adalah agar dapat meningkatkan pemahaman lebih mendalam tentang diri sendiri.
2.2. Kecemasan
2.2.1. Definisi Kecemasan
Sunaryo (2004), menyatakan bahwa kecemasan merupakan respon individu
terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk
hidup dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan merupakan pengalaman subjektif dari
individu dan tidak dapat diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan
emosi tanpa objek yang spesifik. Kecemasan pada individu dapat memberikan
motivasi mencapai sesuatu dan merupakan sumber penting dalam usaha memelihara
keseimbangan hidup.
Kecemasan adalah respon emosi tanpa objek yang spesifik yang secara
subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal. Kecemasan adalah
kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebabnya yang
tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya.
Kecemasan berbeda dengan rasa takut, karakteristik rasa takut adalah adanya
objek/sumber dan dapat diidentifikasi serta dapat dijelaskan oleh individu. Rasa takut
terbentuk dari proses kognitif yang melibatkan penilaian intelektual terhadap stimulus
23
yang mengancam. Ketakutan disebabkan oleh hal yang bersifat fisik dan psikologis
ketika individu dapat mengidentifikasi dan menggambarkannya.
2.2.2. Penyebab Cemas
Kecemasan terjadi sebagai akibat dari ancaman terhadap harga diri atau
identitas diri yang sangat mendasar bagi keberadaan individu. Kecemasan
dikomunikasikan secara interpersonal dan merupakan peringatan yang berharga dan
penting untuk upaya memelihara keseimbangan diri dan melindungi diri.
Kecemasan tidak dapat dihindari dari kehidupan individu dalam memelihara
keseimbangan. Pengalaman cemas seseorang tidak sama pada beberapa situasi dan
hubungan interpersonal. Hal yang dapat menimbulkan kecemasan biasanya
bersumber dari :
1. Ancaman integritas biologis meliputi gangguan terhadap kebutuhan dasar
makan, minum, kehangatan seks.
2. Ancaman terhadap kecemasan diri :
a. Tidak menemukan integritas diri.
b. Tidak menemukan status dan prestise.
c. Ketidaksesuaian pandangan diri dengan lingkungan yang
nyata.
2.2.3. Tingkat Kecemasan
Menurut Peplau (2001), ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh
individu yaitu ringan, sedang, berat dan panik.
24
1. Kecemasan ringan
kecemasan ini dihubungkan dengan ketegangan yang dialami sehari-hari. Individu
masih waspada serta lapangan persepsinya meluas, menajamkan inderanya dapat
memotivasi individu untuk belajar dan mampu memecahkan masalah secara
efektif dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas beberapa contoh yang
menyebabkan cemas ringan antara lain :
a. Seseorang yang menghadapi ujian akhir.
b. Pasangan dewasa yang akan memasuki jenjang pernikahan.
c. Individu yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
d. Individu yang tiba-tiba dikejar anjing menggonggong.
2. Kecemasan sedang
Individu terfokus pada pikiran yang menjadi perhatiannya, masih dapat
melakukan sesuatu dengan arahan orang lain. Contohnya :
a. Individu yang akan dioperasi
b. Individu yang menghadapi konflik dalam pekerjaan
c. Keluarga yang menghadapi perpecahan (berantakan).
3. Kecemasan berat
Lapangan persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detail yang
kecil (spesifik) dan tidak dapat berpikir tentang hal-hal lain. Seluruh perilaku
dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu banyak perintah/arahan
untuk terfokus pada areal lain. Contohnya :
25
a. Individu yang mengalami kehilangan harta benda dan orang yang dicintai
karena bencana alam.
b. Individu dalam penyanderaan.
4. Panik
Individu kehilangan kendali diri dan detil perhatian hilang. Karena kehilangan
kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah, terjadi
peningkatan aktifitas motorik, bekurangnya kemampuan berhubungan dengan
orang lain, penyimpangan persepsi dan hilangnya pikiran rasional, tidak mampu
berfungsi secara efektif. Biasanya disertai dengan disorganisasi kepribadian.
2.2.4. Kecemasan Pada Pasien Kanker
Cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara kejiwaan dan kanker disebut
dengan psycho-oncology. Dalam psiko-oncology ini dicari factor-faktor kepribadian,
stres, kecemasan dan depresi serta pengalaman hidup yang meneganggkan (stressful
life experience) yang merupakan faktor predisposisi bagi terjadinya kanker pada diri
seseorang ( Hawari D, 2004)
Secara epidemiologic pada penderita kanker baik yang berobat jalan ataupun
yang dirawat inap dilaporkan 51% menunjukkan kejadian gangguan psikiatrik. Dari
penderita kanker yang mengalami gangguan psikiatri tersebut di atas ternyata 68 %
mengalami gangguan penyesuaian, 13% mengalami depresi berat, 11 % mengalami
kecemasan dan 8% mengalami kehilangan kesadaran karena pasien datang sudah
terlambat. Dalam setiap gangguan psikiatri itu sendiri terdapat gejala-gejala
26
kecemasan dan depresi yang disebabkan karena yang bersangkutan tidak mampu
menyesuaikan diri dengan keadaan penyakitnya itu.
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa ada beberapa gangguan yang dirasakan
oleh pasien yang menderita kanker terutama kanker serviks, diantaranya Pasien yang
yang menderita kanker serviks biasanya menjadi agak gelisah dan takut. Perasaan
gelisah dan takut kadang-kadang tidak tampak jelas. Tetapi kadang-kadang pula,
kecemasan itu terlihat dalam bentuk lain. Pasien yang gelisah, takut, cemas sering
bertanya terus menerus dan berulang-ulang, walaupun pertanyaannya telah dijawab.
Ia tidak mau memperhatikan keadaan sekitarnya dan bergerak terus menerus dan
tidak bisa tidur. (Oswari, 2005).
2.2.5. Kanker Serviks
Nama lain dari kanker serviks adalah kanker leher rahim. Kanker ini termasuk
kedalam katagori kanker yang ganas. Kanker serviks adalah suatu proses keganasan
yang terjadi pada serviks, sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat melaksanakan
fungsi sebagaimana mestinya. Keadaan tersebut biasanya disertai dengan adanya
perdarahan dan pengeluaran cairan vagina yang abnormal, penyakit ini dapat terjadi
berulang-ulang.
Kanker serviks merupakan sebuah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher
rahim/serviks. Yaitu bagian terendah pada rahim yang menempel pada puncak
vagina. Kanker serviks ini dapat muncul pada perempuan usia 35 sampai 55 tahun.
Data yang didapat dari Yayasan Kanker Indonesia (2007) menyebutkan setiap
27
tahunnya sekitar 500.000 perempuan didiagnosa menderita kanker serviks dan lebih
dari 250.000 meninggal dunia, totalnya yaitu 2,2 juta perempuan di dunia menderita
kanker serviks.(Sukaca, 2009).
Beberapa data yang lain menyebutkan kanker serviks ternyata dapat tumbuh
pada wanita yang usianya lebih muda dari 35 tahun. Di Indonesia sekarang
diperkirakan dalam setiap harinya terjadi 41 ksus baru kanker serviks dan sekitar 20
orang setiap harinya meninggal dunia karena kanker tersebut.
2.2.6. Faktor Yang Mempengaruhi Kanker Serviks
Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya kanker leher rahim adalah sebagai
pemicu tumbuhnya sel tidak normal. Menurut Baird (1991) ada tiga faktor
predisposisi yang mempengaruhi kanker serviks yaitu :
1. Faktor resiko yaitu : makanan, gangguan sistem kekebalan, pemakaian
kontrasepsi, ras, polusi udara, pemakaian des (dietilstilbestrol), golongan
ekonomi lemah, terlalu sering membersihkan vagina.
2. Faktor individu yaitu : HVP (human virus papillomavirus), faktor
etiologik, herpes simpleks virus (HVS) tipe 2, perubahan fisiologi epitel serviks,
perubahan neoplastik epitel serviks, merokok, penggunaan celana ketat, umur,
parasitas, usia wanita saat menikan.
3. Faktor pasangan yaitu : hubungan seks pada usia muda, pasangan
seksual lebih dari satu (multipatner sex).
28
2.2.7. Stadium Pada Kanker Serviks
Menurut E. Sukaca (2009) stadium kanker serviks dibagi dalam lima stadium
yaitu :
1. Stadium 0, stadium ini disebut juga carcinoma in situ
(CIS). Tumor masih dangkal, hanya tumbuh di lapisan sel serviks.
2. Stadium I, kanker telah tumbuh dalam serviks, namun
belum menyebar kemanapun. Stadium I dibagi menjadi :
a. Stadium IA1, Dokter tidak dapat melihat kanker
tanpa mikroskop. Kedalamannya kurang dari 3 mm dan besarnya kurang dari
7mm.
b. Stadium IA2, Dokter tidak dapat melihat kanker
tanpa mikroskop. Kedalamannya antara 3-5 mm dan besarnya kurang dari 7
mm.
c. Stadium IB1, Dokter dapat melihat kanker
dengan mata telanjang. Ukuran tidak lebih besar dari 4 cm.
d. Stadium IB2, dokter dapat melihat kanker
dengan mata telanjang. Ukurannya lebih dari 4 cm.
3. Stadium II, kanker berada di bagian dekat serviks tapi
bukan di luar panggul. Stadium II dibagi menjadi :
a. Stadium IIA, kanker meluas sampai ke atas
vagina, tapi belum menyebar ke jaringan yang lebih dalam dari vagiana.
29
b. Stadium IIB, kanker telah menyebar ke jaringan
sekitar vagina dan serviks, namun belum sampai ke dinding panggul.
4. Stadium III, kanker telah menyebar ke jaringan lunak
sekitar vagina dan serviks sepanjang dinding panggul. Mungkin dapat
menghambat aliran urin ke kandung kemih.
5. Stadium IV, pada stadium ini, kanker telah menyebar ke bagian tubuh
yang lain, seperti kandung kemih, rektum, atau paru-paru. Stadium IV dibagi
menjadi :
a. Stadium IVA, kanker telah menyebar ke organ
teredekat seperti kandung kemih dan rektum.
b. Stadium IVB, kanker telah menyebar ke organ
yang lebih jauh, seperti paru-paru.
2.3. Kerangka Konsep
Variabel Bebas Variabel Terikat
Gambar 2.1
2.4. Hipotesa
Ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien
kanker serviks di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan.
30
Perilaku Caring Perawat
Tingkat Kecemasan pada Pasien Kanker Serviks- Ringan - Sedang- Berat
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan rancangan studi cross
sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku caring perawat
dengan tingkat kecemasan pasien kanker serviks di Ruang IV Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di ruang IV Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Medan.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan 2 Juli – 1 agustus 2010 di Ruang IV Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
31
Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pasien kanker serviks
yang dirawat inap di ruang IV Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Medan berjumlah 17 orang.
3.3.2. Sampel
Adapun Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan
teknik Purposive Sampling dimana yang menjadi sampel adalah pasien yang
menderita kanker serviks dengan kriteria sebagai berikut:
1. Pasien yang terdiagnosa kanker serviks pada stadium III dan IV
2. Dirawat inap minimal 3 (tiga) hari
3.4. Definisi Operasional
3.4.1. Variabel bebas
Tabel 3.1Definisi Operasional Perilaku Caring Perawat
No
Variabel Definisi operasional Skala Alat ukurOutput/hasil
ukur1 Perilaku
caring perawat
Seluruh perilakudan tindakan keperawatan yang diberikan untuk menolong pasien keluar dari masalah kesehatan yang dialami, misalnya perilaku empati, suportif, perasaan baru, melindungi,memberi
Ordinal Kuesioner 1. Perilaku caring perawat baik = 34 – 40
2. Perilaku caring perawat cukup = 27 – 33
3. Perilaku caring perawat kurang = 20 – 26
32
pertolongan, dan edukasi.
3.4.2. Variabel Terikat
Tabel 3.2Definisi Operasional Tingkat Kecemasan Pasien Kanker Serviks
No
VariabelDefinisi
operasionalSkala Alat ukur
Output/hasil ukur
1 Tingkat kecemasan pasien kanker serviks
perasaan kuatir dan cemasan yang dialami pasien pada saat berada dalam proses perawatan yang diberikan oleh rumah sakit.
Ordinal Kuesioner 1. Tingkat kecemasan berat = 47 – 60
2. Tingkat kecemasan sedang 33 – 46
3. Tingkat kecemasan ringan = 19 – 32
3.5. Aspek Pengukuran
3.5.1. Variabel bebas
Untuk mengetahui / mengukur perilaku caring perawat maka peneliti
mengajukan sebanyak 20 pertanyaan dengan menggunakan jawaban yaitu Ya dengan
nilai 2 dan Tidak dengan nilai 1, maka skor tertinggi 40 dan skor terendah 20. Untuk
mengetahui perilaku caring perawat, peneliti menggunakan metode statistik menurut
Sudjana (2002).
33
Metode Statistic Menurut Sujanna
Rumus :
Ket : P : Panjang kelas
Rentang : Skor tertinggi – skor terendah
Maka interval kelas
= 6,6 (jadi = 7)
Perilaku Caring perawat baik 34 – 40
Perilaku Caring perawat cukup 27 – 33
Perilaku Caring perawat kurang 20 – 26
3.5.2. Variabel Terikat
Untuk mengetahui / mengukur tingkat kecemasan pasien kanker serviks
peneliti mengajukan sebanyak 20 pertanyaan dengan menggunakan jawaban yaitu
tidak pernah dengan nilai 1, kadang-kadang dengan nilai 2, dan selalu denga nilai 3,
34
maka skor tertinggi 60 dan skor terendah 20. Untuk mengetahui tingkat kecemasan,
peneliti menggunakan metode statistik menurut Sudjana (2002).
Metode Statistik Menurut Sujana
Rumus :
Ket : P : Panjang kelas
Rentang : Skor tertinggi – skor terendah
Maka interval kelas
= 13
Tingkat kecemasan berat 47 – 60
Tingkat kecemasan sedang 33 – 46
Tingkat kecemasan ringan 19 – 32
3.6. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data
3.6.1. Sumber data
35
Sumber data dalam penelitian ini berupa data primer yaitu data yang diperoleh
langsung dari responden dan data skunder yaitu data yang diperoleh dari Medical
Recotd Rumah Sakit Umum Daerah Pirngadi Medan.
3.4.2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
kuesioner yang telah disusun oleh peneliti dan akan diisi oleh responden secara
langsung, peneliti akan menjelaskan maksud dan tujuan pengumpulan data tersebut
serta menjelaskan cara mengisi kuesioner, sebelum responden mengisi kuesioner
terlebih dahulu peneliti akan memberikan lembaran persetujuan menjadi responden.
3.7. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data
3.7.1. Teknik Pengolahan Data
a. Proses Editing : untuk pertanyaan perilaku caring dan tingkat kecemasan
masing-masing menjawab 20 pertanyaan, bila pertanyaan
telah terjawab maka setiap pertanyaan di periksa dan di
sesuaikan dengan pengkatagorian jawaban.
b. Proses Koding : pertanyaan-pertanyaan yang telah dijawab diberi kode agar
mempermudah peneliti dalam pengolahan data.
Untuk jawaban pertanyaan perilaku caring :
Ya : 1
36
Tidak : 2
Untuk jawaban pertanyaan tingkat kecemasan :
Tidak pernah : 1
Kadang-kadang : 2
Selalu : 3
c. Proses Tabulating : pertanyaan-pertanyaan yang telah di jawab kemudian
diproses dan dimasukan kedalam tabel-tabel distribusi
sehingga dapat dihitung sesuai kengan katagori yang telah
ditentukan.
3.7.2. Teknik Analisa Data
a. Analisa Univariat
Untuk menjelaskan distribusi frekuensi dan persentase dari masing-masing
variabel idependent dan dependent.
b. Analisa Bivariat
Untuk menjelaskan hubungan dua variabel yaitu variabel independent yang
diduga kuat mempunyai hubungan bermakna dengan variabel dependent. Analisa
ini menggunakan uji korelasi spearman. Besar kecilnya angka korelasi
menentukan kuat atau lemahnya hubungan kedua variabel dengan patokan
sebagai berikut :
a. 0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)
b. 0,26 – 0,5 : Korelasi cukup
37
c. 0,6 – 0,75 : Korelasi kuat
d. 0,76 – 1 : Korelasi sangat kuat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah sakit Pirngadi didirikan pada tanggal 11 Agustus 1928 oleh
Pemerintah Kolonia Belanda dengan nama Gemeta Zieken Huis. Selanjutnya dengan
masuknya Jepang ke Indonesia Rumah Sakit ini diambil alih dan berganti nama
menjadi Syuritsu Byusono Ince, dan sebagai direkturnya dipercayakan kepada putra
indonesia yaitu Dr. Raden Pirngadi Gonggo Putro Medan yang kini akhirnya
ditabalkan menjadi nama Rumah Sakit kita ini.
Saat ini Rumah Sakit Pirngadi menjadi milik Kota Medan, Pemerintah Kota
Medan mempunyai perhatian dan tekat yang besar untuk kemajuan Rumah Sakit
Pirngadi melalui pembenahan dan perbaikan disegala bidang, hal ini diwujudkan
dengan Peraturan Daerah Kota Medan No.30 tahun 2002 tentang perubahan
kelembagaan RSU Pirngadi menjadi Bahan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi
kota Medan. Pada era ini pula sejarah mencatat suatu gebrakan besar dan berani
Bapak Wali Kota Medan dengan melakukan pembangunan RSU Dr. Pirngadi Medan
38
8 (delapan) tingkat dilengkapi dengan peralatan canggih dan perletakan batu
pertamanya telah dilaksanakan 4 maret 2004 dan mulai dioperasikan tanggal 16 April
2005.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Data Demografi
Hasil penelitian yang dilakukan kepada 17 responden yang mengalami
kanker serviks di rumah sakit umum daerah Dr. Pringadi Medan tahun 2010 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.1.Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden
di Ruang IV Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pringadi MedanTahun 2010
NO Karakteristik responden Frekuensi Presentase (%)
1
Umur25-45 tahun> 45 tahun
413
23.576.5
Total 17 100.0
2
Pendidikan SMPSMAPT
872
47.141.211.8
Total 17 100.0
3
PekerjaanPetániWiraswastaPNS
1124
64.711.823.5
39
Total 17 100.0
Dari tabel 4.1 mayoritas umur responden > 45 tahun yaitu sebanyak 13 orang
(76.5%), Mayoritas pendidikan responden SMP sebanyak 8 orang (47.1%),dan
mayoritas pekerjaan responden petani sebanyak 11 orang (64.7%).
4.2.2. Distribusi Frekuensi Perilaku Caring Perawat
Tabel 4.2.Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Perilaku Caring Perawat
di Ruang IV Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010
No Perilaku caring Frekuensi Presentase (%)1. Baik 6 35.32 Cukup 6 35.33. Kurang 5 29.4
Total 17 100.0
Dari tabel 4.2. mayoritas responden yang menerima perilaku caring perawat
cukup sebanyak 6 orang (35.3%)
4.2.3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden
Tabel 4.3.Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Tingkat Kecemasan
Responden di Ruang IV Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010
No Tingkat kecemasan Frekuensi Presentase (%)1. Ringan 6 35.32 Sedang 2 11.83. Berat 9 52.9
Total 17 100.0
40
Dari tabel 4.3 mayoritas responden mengalami tingkat kecemasan berat
sebanyak 9 orang (52.9%)
4.2.4. Tabulasi Silang Antara Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 17 responden dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.4Tabulasi Silang Antara Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kecemasan
Pasien Kanker Serviks di Ruang IV RSUD Dr. Pirngadi Tahun 2010
No Perilaku caring
Tingkat kecemasanRingan Sedang Berat Total (n)
F % F % F % F %1 Baik 6 35,3 - - - - 6 35,32 Cukup - - 2 11,8 4 23,5 6 35,33 Kurang - - - - 5 29,4 5 29,4
Total 6 35.3 2 11.8 9 52.9 17 100
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 6 orang (35,5%) yang menerima
perilaku caring perawat baik seluruh responden mengalami tingkat kecemasan
ringan, dari 6 orang (35,5%) responden yang menerima perilaku caring perawat
cukup diantaranya 2 orang (11,8%) mengalami tingkat kecemasan sedang, dan
sebanyak 4 orang (23,5%) mengalami kecemasan berat, sedangkan dari 5 orang
41
(29,4%) yang menerima perilaku caring perawat kurang seluruhnya menggalami
tingkat kecemasan berat.
4.2.5 Hasil Uji Statistik
Tabel 4.5Hasil Uji Statistik Hubungan Perilku Caring Perawat Dengan Tingkat
Kecemasan Pasien kanker Serviks Di Ruang IV Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010
No Variabel I Variabel 2 R p-value1. Perilaku caring perawat Tingkat kecemasan 0,890 0,000
Dari tabel 4.5 menunjukan bahwa hasil uji korelasi spearman rho menyatakan
ada hubungan yang signifikan antara perilaku caring perawat dengan tingkat
kecemasan pasien kanker serviks dengan nilai (r = 0,890, p-value = 0,000).
4.3. Pembahasan
4.3.1. Distribusi frekuensi Perilaku Caring Perawat
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 17 responden mayoritas
responden yang menerima perilaku caring perawat baik sebanyak 6 orang (35,3%),
yang menerima perilaku caring perawat cukup sebanyak 6 orang (35,3%) dan yang
menerima perilaku caring perawat kurang sebanyak 5 orang (29,4%). Hal ini
42
disebabkan karena dalam pemberian asuhan keperawatan baik secara langsung
maupun tidak langsung perawat tidak dapat menumbuhkan rasa empati, tidak
langsung memberi pertolongan pada saat pasien membutuhkan, artinya perawat
belum peka terhadap diri sendiri dan orang lain karena perawat sibuk dengan
banyaknya pekerjaan yang harus mereka selesaikan Dwidiyanti (1998), mengatakan
bahwa jika perawat berusaha meningkatkan kepekaan dirinya, maka ia akan lebih
autentik (tampil apa adanya). Autentik akan menambah pertumbuhan diri dan
aktualisasi diri baik bagi perawat sendiri maupun bagi orang-orang yang berinteraksi
dengan perawat itu, jadi dengan kata lain perawat belum mampu untuk mengenali dan
mengekspresikan perasaan mereka.
Sebanyak 6 orang (35,3%) responden menerima perilaku caring perawat baik,
sesuai dengan hasil penelitian bahwa perawat yang bekerja di Rumah Sakit Dr.
Pirngadi Medan minimal berpendidikan D-III sehingga perawat sudah lebih
memahami tentang kesehatan dan dapat mengajarkanya kepada pasien. Hasil
penelitian ini sejalan dengan pernyataan Nurachmah (2001), yang mengatakan bahwa
peningkatan belajar mengajar interpersonal adalah konsep penting dalam
keperawatan, yang membedakan antara caring dan curing sehingga pemberian
informasi dari perawat kepada pasien mengenai penyakitnya dapat menambah
pengetahuan pasien dalam menguragi kecemasan yang dialaminya.
4.3.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan
43
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 17 responden, sebanyak 6
orang (35,3%) mengalami kecemasan ringan, kecemasan sedang sebanyak 2 orang
(11,8%) dan kecemasan berat sebanyak 9 orang (52,9%). Hal ini menunjukkan
bahwa pada umumnya penderita kanker serviks mengalami kecemasan berat sehingga
perawat membutuhkan kolaborasi dengan ahli psikiatri, kecemasan berat ini terjadi
karena rata-rata mereka yang terkena penyakit kanker ini sudah berada pada stadium
III dan IV sehingga membutuhkan penyembuhan dan penggunaan obat-obatan dalam
jangka waktu yang lama. Sesuai dengan pendapat Sukaca (2009), faktor yang
mempengaruhi kecemasan yaitu diantaranya ketidaksesuaian pandangan diri dengan
lingkungan yang nyata, hasil wawancara pada saat studi penduhuluan yang di lakukan
oleh peniliti mengenai kecemasan juga tidak berbeda dengan hasil yang didapat
dalam penelitian ini, dimana pasien mengutarakan kekhawatiran tentang penyakitnya
karena selain mendengar penyakitnya sulit untuk di sembuhkan pasien juga
mengatakan dirinya tidak sempurna lagi menjadi seorang wanita, dengan demikian
dapat dikatakan pasien memasuki masa dimana perhatian lebih sangat diperlukan
baik dari keluarga maupun dari perawat yang menjaganya selama sakit.
Responden yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 6 orang (35,3%), dan
kecemasan sedang sebanyak 2 orang (11,8%). Peneliti berasumsi bahwa mekanisme
koping dan pikiran dapat mempengaruhi tingkat kecemasan seseorang. Sesuai dengan
teori Hidayat (2005) yang mengatakan selalu berpikir positif dan terus berusaha dapat
meningkatkan semangat hidup seseorang sehingga mereka termotivasi untuk terus
mejalani pengobatan yang dilakukan tanpa ada munculnya kecemasan.
44
Berdasarkan permasalahan diatas maka tingkat kecemasan pasien dapat
dikurangi yaitu dengan cara perawat harus selalu berperilaku caring terhadap pasien
misalnya dengan memberikan perhatian dan kasih sayang yang universal kepada
pasien, memberikan pelayanan yang maksimal, serta memberikan informasi dan
solusi yang baik tentang penyakit yang dialami pasien sehingga membawa
ketenangan kepada pasien.
4.3.3 Hubungan Antara Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kecemasan
Perilaku caring dalam keperawatan adalah hal yang sangat mendasar. Caring
adalah kegiatan langsung untuk memberikan bantuan, dukungan, atau membolehkan
individu (kelompok) untuk meningkatkan kondisi kehidupannya George (2002).
Seperti yang diutarakan oleh Azwar (2003) menyatakan bahwa perilaku caring yang
berupa pengalaman kerja dan pendidikan dapat berpengaruh besar dan membawa
dampak positif terhadap penurunan tingkat kecemasan yang dialami pasien, jadi
semakin baik perilaku caring perawat maka tingkat kecemasan pasien akan semakin
ringan dan sebaliknya semakin kurang perilaku caring perawat maka tingkat
kecemasan pasien akan semakin berat.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara perilaku caring perawat dengan
tingkat kecemasan kepada 17 responden yang mengalami kanker serviks dapat dilihat
bahwa, 6 orang responden (35,5%) yang menerima perilaku caring perawat baik
seluruhnya mengalami tingkat kecemasan ringan, 6 orang (35,5%) responden yang
menerima perilaku caring perawat cukup diantaranya 2 orang (11,8%) mengalami
45
tingkat kecemasan sedang, dan 4 orang (23,5%) mengalami tingkat kecemasan berat,
sedangkan dari 5 orang (29,4%) yang menerima perilaku caring perawat kurang
seluruhnya menggalami tingkat kecemasan berat.
Jadi, dapat dilihat bahwa responden yang menerima perilaku caring perawat
mayoritas berada pada katagori baik dan cukup sebanyak 12 (70,6%) sedangkan
kecemasan pasien mayoritas berada pada katagori berat sebanyak 9 (52,9%). Dilihat
dari distribusi frekuensi karakteristik responden hal ini terjadi karena ada faktor lain
yang mempengaruhinya, seperti latar belakang pendidikan rendah yang membuat
pasien memerlukan banyak informasi dan perhatian khusus, selain itu perekonomian
juga mempengaruhi, karena rata-rata dari mereka bekerja sebagai petani yang
mempunyai perekonomian menengah kebawah jadi mereka harus bekerja keras untuk
menutupi biaya pengobatan dan mau tidak mau mereka harus menerima keadaan
walaupun harapan tidak sesuai dengan kenyataan yang saat ini terjadi pada dirinya.
Berdasarkan nilai uji statistik dengan menggunakan uji spearman
menunjukkan bahwa hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat
kecemasan pasien kanker serviks memiliki nilai p = 0,000 ( p < 0,05) dan r = 0,890
artinya ada hubungan korelasi sangat kuat antara perilaku caring dengan tingkat
kecemasan. Hal ini dapat menjadi bukti bahwa perilaku caring perawat merupakan
46
salah satu faktor penting dalam mengurangi tingkat kecemasan yang dialami oleh
pasien karena caring merupakan fokus utama dari praktek keperawatan profesional.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anjaswami (2002), bahwa perawat
adalah orang yang paling banyak kontak langsung dengan pasien sehingga apabila
caring dilakukan secara efektif maka secara otomatis akan terjadi penurunan tingkat
kecemasan pada pasien, selain perawat keluarga juga merupakan indikasi yang sangat
penting dalam memberikan motivasi dan dukungan kepada pasien untuk
kesembuhanya.
Maka dari itu seharusnya perawat dapat menjadikan caring sebagai fokus
utama dalam praktek keperawatan dimana perawat harus selalu ada, mengerti akan
kebutuhan pasien, dan selalu memberi dukungan untuk kesembuhan pasien sehingga
apabila perawat tidak caring kepada pasien maka akan berdampak besar terhadap
kualiatas pelayanan yang mereka berikan.
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian tentang hubungan perilaku Caring perawat dengan
tingkat kecemasan pasien kanker serviks di Ruang Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Pringadi Medan tahun 2010 yakni ada hubungan korelasi yang sangat kuat antara
perilaku Caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien kanker serviks dengan
nilai korelasi (p = 0,000 dan r = 0,890)
5.2. Saran
1. Bagi pasien kanker serviks
- Disarankan agar pasien dapat mengalihkan kecemasan dengan cara melakukan
kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
- Disarankan agar keluarga dapat mendampingi pasien misalnya pada saat akan
dilakukan pemeriksaan karna ini juga merupakan bentuk dukungan moral keluarga
untuk dapat meringankan kecemasan pasien.
48
2. Bagi perawat
- Disarankan agar perawat dapat menciptakan lingkungan yang nyaman,
memberi informasai tentang penyakit yang di derita pasien dan dapat
memberi pilihan yang baik tentang keputusan yang harus diambil mengenai
penyakitnya,
- Disarankan agar perawat dapat memberi dukungan moril terhadap pasien
agar pasien merasa nyaman, dan termotivasi untuk bisa keluar dari
penyakitnya.
- Disarankan agar perawat dapat berkolaborasi dengan tim kesehatan lainya
seperti ahli psikiatri dan dokter dalan pemberian obat-obatan yang dapat
mengurangi kecemasan pasien.
3. Bagi Rumah Sakit
- Disarankan agar rumah sakit dapat menanbah sumber daya manusia yang ada
karena melihat banyaknya pekerjaan yang harus di selesaikan oleh perawat.
- Disarankan agar rumah sakit bisa mengadakan penyuluhan tentang kanker
serviks dan cara pencegahan dini terhadap penyakit ini.
49
38
DAFTAR PUSTAKA
Anjaswami, (2002), Analisa Tingkat Kepuasan Klien Terhadap Perilaku Caring Perawat, edisi 6, Jakarta : CV. Infomedika.
Arikunto, (2005), Manajemen penelitian, edisi revisi, Jakarta : Rineka cipta
Barnum, B.S (1998), Nursing Theory, Analysis, Application, Evaluation, Philadelphia, Lippincott
Burnard, P. (2009), Caring & Communicating, Jakarta, EGC
Dwidiyanti, (1998), Aplikasi Model Konseptual Keperawatan, Semarang : Akper Depkes Semarang
Farland, M. (2002), Transcultural Nursing, Concept, Theories, Research & Practice. Mc. Grow-Hill Companies.
Hidayat, (2005), Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan, Jakarta, Salemba Medika
Hawari, D. (2004). Kanker dan Dimensi Psikoreligi,. Jakarta, FKUI
Hawari, D. (2002). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta, FKUI
Kozier, Barbara dkk. (2004), Fundamental of Nursing: Consepts and Procendures, California, Addison-Wesley Publishing Company.
50
Leininger, M. (2002), Transcultural Nursing, Concept, Theories, Research & Practice, Mc, Grow-Hill Companies
Marlindawani, P. (2008), Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa, Medan, USU Press.
Notoadmojo, S. (2003), Metode Penelitian, Jakarta, PT. Rineka Cipta
Nuracmah, E. (2001), Seminar Asuhan Keperawatan Bermutu di Rumah Sakit, Jakarta, situs :http://pusdiknaskes,or,id/?Show=detailnews&kode=76 &tbl= artikel. dibuka tanggal 20 Oktober 2009.
Oswari, E. (2005), Bedah dan Perawatannya, jakarta, Gaya Baru.Rothrock, J.T. (2000), Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif, Jakarta,
Penerbit Buku Kedoktoran, EGC
Sudjana, M. A. (2002), Metode Statistika, Edisi Ketiga, Bandung, Tarsito
Sukaca, E. (2009), Cara Cerdas Menghadapi Kanker Serviks, Yogyakarta, Genius Pulbisher.
Suliswati, (2005), Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta, EGC
Stuart dan sundeen, (1998), Buku saku keperawatan jiwa, edisi 3, Jakarta : EGC
Zaidin, Ali, H, (2002), Dasar-Dasar Keperawatan Profesional, Jakarta, Widya Medika.
51
PENGANTAR KUISIONER PENELITIAN
Dengan Hormat
Sehubungan dengan penyusunan tugas akhir penelitian yang akan saya
lakukan dengan judul “ Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat
Kecemasan Pasien Kanker Serviks di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Medan Tahun 2010” yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Mutiara Indonesia Medan.
Saya selaku mahasiswi dari Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes
Mutiara Indonesia Medan mengharapkan bantuan dari saudari untuk dapat mengisi
kuisioner yang saya sebarkan, karena jawaban diharapkan sesuai dengan kepatuhan
saudari, maka diharapkan di isi sendiri oleh responden tanpa dipengaruhi oleh orang
lain, atas kesediaan dan kerja sama dari saudari saya ucapkan terima kasih.
52
Medan, Juli 2010Peneliti
(Kasnalia)
PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk turut
berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi dari
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Mutiara Indonesia Medan yang bernama
Kasnalia dengan judul penelitian : “ Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan
Tingkat Kecemasan Pasien Kanker Serviks di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2010” saya tahu bahwa informasi yang saya berikan akan
besar manfaatnya bagi mahasiswi yang akan meneliti.
Medan , 2010Responden
( )
53
Kuesioner PenelitianHUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT
KECEMASAN PASIEN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2010
Petunjuk pengisian :
1. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan teliti, kemudian berilah jawaban yang benar menurut saudara/i.
2. Beri tanda cek-lis (√) pada salah satu kolom jawaban yang saudara pilih.3. Setiap jawaban akan kami jaga kerahasiaannya.
1. Data demografi
1. Inisial :
2. Umur : ……… tahun
3. Pendidikan terakhir : SMP
SMA
Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan : Petani
Wiraswasta
PNS
2. Kuesioner Perilaku Caring PerawatNo Aspek yang dinilai Penilaian
54
Ya Tidak 1 Menurut anda apakah tindakan yang diberikan perawat
sudah memuaskan?2 Apakah perawat menjelaskan dengan benar tentang
penyakit yang anda alami?3 Apakah perawat selalu ada setiap anda membutuhkan
kehadiran mereka?4 Apakah perawat meberikan informasi sehingga anda dan
keluarga dapat mengambil keputusan untuk kesembuhan penyakit yang anda derita?
5 Apakah perawat menjelaskan penyakit yang anda derita dengan penuh perhatian?
6 Apakah anda merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan oleh perawat?
7 Apakah perawat selalu berkata jujur apabila memberikan informasi baik itu yang datang dari medis ataupun informasi yang berhubungan dengan perkembangan penyakit anda?
8 Apakah perawat selalu memberi dukungan untuk kesembuhan penyakit anda?
9 Apakah perawat menanggapi segala perasaan susah ataupun senang yang anda utarakan?
10 Apakah perawat meluangkan waktu untuk mendengarkan keluhan anda?
11 Apakah perawat selalu memberi semangat kepada anda untuk mematuhi program pengobatan dan perawatan yang diberikan?
12 Saat berbicara dan berkomunikasi apakah perawat memanggil nama anda dengan benar?
13 Apakah perawat mengajarkan kepada anda untuk bisa mandiri sesuai dengan masalah kesehatan anda?
14 Apakah perawat memberikan kesempatan kepada anda untuk melakukan apa yang masih bisa anda lakukan tanpa bantuan siapapun?
15 Apakah perawat menciptakan ruang perawatan dengan kondisi yang tenang untuk anda?
55
16 Apakah perawat melengkapi segala fasilitas yang anda butuhkan selama dalam perawatan?
17 Apakah pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat kepada anda sesuai dengan kebutuhan anda?
18 Apakah perawat dapat mengetahui apa yang anda butuhkan selama perawatan?
19 Apakah setiap perawat yang ditugaskan untuk mengontrol perkembangan pasien bertanggung jawab penuh kepada pasien?
20 Apakah perawat meberikan rasa hormat kepada pasien dengan memperlakukan hal yang sama antar satu pasien dengan pasien lainnya?
3. Kuesioner Tingkat Kecemasan
Aspek yang dinilaiPenilaian
Tidak pernah
Kadang-kadang
selalu
1 Saya merasa tidak tenang walaupun sudah mendapat pengobatan dan perawatan dari tenaga kesehatan yang profesional
2 Saya merasa tidak aman menjalani perawatan di rumah sakit ini
3 Saya merasa tidak mampu menyesuaikan diri dengan keadaan penyakit yang saya alami
4 Saya sering bertanya kepada dokter dan perawat tentang penyakit yang saya alami
5 Saya merasa tidak nyaman walaupun perawat berada di samping saya ketika rasa nyeri timbul
6 Saya merasa tidak percaya diri karena menderita kanker mulut rahim
7 Saya merasakan khawatir ketika darah keluar terus menerus tanpa berhenti
56
8 Saya merasa senang bila mendengar penyakit saya dapat disembuhkan
9 Saya merasa kuat menjalani pengobatan dan perawatan dirumah sakit ini
10 Saya merasa sesuatu yang menyenangkan akan terjadi bila mematuhi program pengobatan dan perawatan dengan baik
11 Saya merasa tersiksa bila rasa nyeri muncul
12 Saya merasa tegang ketika dokter melakukan pemeriksaan
13 Saya merasa kacau bila mengingat penyakit yang diderita
14 Saya merasa khawatir yang berlebihan akhir-akhir ini
15 Saya merasa takut bila melihat teman satu ruangan yang mempunyai penyakit sama dengan saya meninggal dunia
16 Saya merasa gugup setiap menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan pada saya
17 Saya merasa gelisah bila mendengar bahwa penyakit saya sulit disembuhkan
18 Saya merasa ragu-ragu untuk mengambil keputusan jika tidak di damping keluarga
19 Saya merasa menyusahkan keluarga akibat penyakit ini
20 Saya merasa kebingungan bila ditinggal sendiri di ruangan ini
57
58
noMASTER DATA
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2010
59
nama
pendidikan
Umur Pekerjaan
Perilaku caring
perawatP1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
P20
katagori
1 Ny. F SMA 25-45 PETANI 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 Cukup2 Ny. H SMA > 45 PETANI 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 Cukup3 Ny.R SMA > 45 PETANI 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 Baik4 Ny.N PT > 45 PETANI 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Baik5 Ny.I PT > 45 PETANI 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 Kurang6 Ny.N SMP > 45 PETANI 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 Kurang7 Ny.K SMA > 45 PETANI 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 Cukup8 Ny.L SMP 25-45 PETANI 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 Baik9 Ny.R SMP > 45 PETANI 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 Kurang10 Ny.A SMP 25-45 PNS 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 Kurang11 Ny.E SMP 25-45 Wiraswasta 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 Baik12 Ny.H SMP > 45 PNS 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 Cukup13 Ny.R SMA > 45 Wiraswasta 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 Kurang14 Ny.D SMA > 45 PETANI 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 Cukup15 Ny.K SMP > 45 PETANI 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 Cukup16 Ny.S SMP > 45 PNS 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 Baik17 Ny.S SMA > 45 PNS 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 Baik
no nama pendidikan Umur Pekerjaan Tingkat kecemasan pasienP1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
P20
Katagori
1 Ny. F SMA 25-45 PETANI 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 1 3 2 3 2 3 3 Berat2 Ny. H SMA > 45 PETANI 1 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 Berat3 Ny.R SMA > 45 PETANI 1 1 2 3 3 1 3 1 2 2 1 3 1 2 3 1 1 2 2 1 Ringan4 Ny.N PT > 45 PETANI 1 3 1 3 2 1 1 3 2 3 2 3 2 3 2 1 2 1 1 1 Ringan5 Ny.I PT > 45 PETANI 1 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 Berat6 Ny.N SMP > 45 PETANI 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 Berat7 Ny.K SMA > 45 PETANI 1 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 1 Sedang8 Ny.L SMP 25-45 PETANI 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 1 Ringan9 Ny.R SMP > 45 PETANI 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 1 2 3 2 Berat10 Ny.A SMP 25-45 PNS 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 Berat11 Ny.E SMP 25-45 Wiraswasta 1 3 2 2 2 1 3 2 3 2 3 2 3 2 1 2 2 2 2 1 Ringan12 Ny.H SMP > 45 PNS 1 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 1 3 3 2 2 2 1 3 1 Berat13 Ny.R SMA > 45 Wiraswasta 2 2 2 2 3 2 3 1 2 3 3 2 2 3 2 3 1 2 2 2 Berat14 Ny.D SMA > 45 PETANI 2 2 2 3 1 3 1 3 3 3 1 3 1 3 1 2 2 2 3 1 Sedang15 Ny.K SMP > 45 PETANI 2 2 3 3 1 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 3 1 3 2 Berat16 Ny.S SMP > 45 PNS 1 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 Ringan17 Ny.S SMA > 45 PNS 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 3 1 3 1 1 3 1 2 2 1 Ringan
Ket :Kategori : ( baik, cukup, dan kurang ) kategori perilaku caring perawat dan tingkat kecemasan ( ringan, sedang dan berat ).
60
Frequencies
Statistics
umur responden
pendidikan
respoden
pekerjaan
responden
perilaku
caring
tingkat
kecemasan
N Valid 17 17 17 17 17
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
Umur Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 25-45 tahun 4 23.5 23.5 23.5
> 45 tahun 13 76.5 76.5 100.0
Total 17 100.0 100.0
Pendidikan Respoden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SMP 8 47.1 47.1 47.1
SMA 7 41.2 41.2 88.2
PT 2 11.8 11.8 100.0
Total 17 100.0 100.0
61
Pekerjaan Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid PETANI 11 64.7 64.7 64.7
Wiraswasta 2 11.8 11.8 76.5
PNS 4 23.5 23.5 100.0
Total 17 100.0 100.0
Perilaku Caring
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 6 35.3 35.3 35.3
Cukup 6 35.3 35.3 70.6
Kurang 5 29.4 29.4 100.0
Total 17 100.0 100.0
Tingkat Kecemasan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ringan 6 35.3 35.3 35.3
Sedang 2 11.8 11.8 47.1
Berat 9 52.9 52.9 100.0
Total 17 100.0 100.0
62
Crosstabs
Nonparametric Correlations
Correlations
1.000 .890**
. .000
17 17
.890** 1.000
.000 .
17 17
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
perilaku caring
tingkat kedemasan
Spearman's rho
perilakucaring
tingkatkedemasan
Correlation is significant at the .01 level (2-tailed).**.
perilaku caring * tingkat kedemasan Crosstabulation
6
06
35.3% 35.3%
2 4 6
11.8% 23.5% 35.3%
5 5
29.4% 29.4%
6 2 9 17
35.3% 11.8% 52.9% 100.0%
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Baik
Cukup
Kurang
perilakucaring
Total
Ringan Sedang Berat
tingkat kedemasan
Total
63