askep hemoroid

28

Click here to load reader

Transcript of askep hemoroid

Page 1: askep hemoroid

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN HEMOROID

Oleh :

NI PUTU SUSI PERDANAYANTI

0902105017

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

2011

Page 2: askep hemoroid

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Pengertian

Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena

hemoroidales (bacon) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot &

pembuluh darah sekitar anus / dubur kurang elastis sehingga cairan darah terhambat

dan membesar

2. Epidemiologi

Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai

tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena.

3. Penyebab

Adapun penyebab terjadinya Hemoroid yaitu:

a. terlalu banyak mengedan saat buang air besar

b. kebiasaan berjongkok atau duduk terlalu lama

c. mengangkat beban terlalu berat

d. konstipasi

e. wanita hamil yang mengedan saat melahirkan

f. diare kronik

g. sirosis

h. usia lanjut

i. hubungan seks peranal

j. hereditas

k. sembelit

l. genetik predisposisi

4. Pathofisiologi

Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari

vena hemoroidalis. Telah diajukan beberapa faktor etiologi yaitu konstipasi, diare,

sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prostat, fibroid uteri,

dan tumor rectum. Penyakit hati kronis yang disertai hipertensi portal sering

mengakibatkan hemoroid, karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah ke

dalam sistem portal (Price, 2005:467). Kantung-kantung vena yang melebar

menonjol ke dalam saluran anus dan rektum terjadi trombosis, ulserasi, perdarahan

Page 3: askep hemoroid

dan nyeri. Perdarahan umumnya terjadi akibat trauma oleh feses yang keras. Darah

yang keluar berwarna merah segar meskipun berasal dari vena karena kaya akan

asam. Nyeri yang timbul akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh

thrombosis. Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Trombosis ini

akan mengakibatkan iskemi pada daerah tersebut dan nekrosis (Smeltzer,

2001:1138). Seseorang yang menderita wasir sering mengeluarkan darah sehabis

BAB. Biasanya darah menetes setelah selesai BAB. Selain itu, penderita merasa

ada yang menonjol di daerah dubur atau merasa gatal dan tidak nyaman di sekitar

dubur. Kadang-kadang mengeluarkan lendir dari dubur.

5. Klasifikasi

1. Berdasarkan asal / tempat penyebabnya:

a. Hemoroid interna

Hemoroid ini berasal dari vena hemoroidales superior dan medial, terletak

diatas garis anorektal dan ditutupi oleh mukosa anus. Hemoroid ini tetap

berada di dalam anus.

b. Hemoroid eksterna

Hemoroid ini dikarena adanya dilatasi (pelebaran pembuluh darah) vena

hemoroidales inferior, terletak dibawah garis anorektal dan ditutupi oleh

mukosa usus. Hemoroid ini keluar dari anus (wasir luar)

2. Hemoroid interna diklasifikasikan lagi berdasarkan perkembangannya :

a. Tingkat 1 : varises satu atau lebih vena hemoroidales interna, biasanya

asimtomatik dan tidak dapat dilihat, jarang terjadi perdarahan.

benjolan dapat masuk kembali dengan spontan

b. Tingkat 2 : varises satu atau lebih vena hemoroidales interna gejala

perdarahannya berwarna merah segar pada saat defekasi

(buang air besar) benjolan dapat dilihat disekitar pinggir anus

dan dapat kembali dengan spontan.

c. Tingkat 3 : prolapsus hemoroid, terjasi setelah defekasi dan jarang terjadi

perdarahan, prolapsus dapat kembali dengan dibantu.

d. Tingkat 4 : terjadi prolaps dan sulit kembali dengan spontan

Page 4: askep hemoroid

6. Gejala Klinis

a. Tanda utama adalah pendarahan yang berwana merah segar tidak bercampur

feses, dan jumlahnya berfariasi.

b. terjadi benjolan-benjolan disekitar dubur setiap kali buang air besar

c. dapat membengkak dan menjadi nyeri bila permukaannya terkena gesekan atau

jika di dalamnya terbentuk bekuan darah dan rasa sakit yang timbul karena

prolaps hemoroid (benjolan tidak dapat kembali) dari anus terjepit karena

adanya trombus.

d. Perih

e. perasaan tidak nyaman (duduk terlalu lama dan berjalan tidak kuat lama)

f. keluar lendir yang menyebabkan perasaan isi rektum belum keluar semua

7. Pemeriksaan Fisik

Hemoroid eksterna dapat dilihat dengan inspeksi, apalagi bila telah terjadi

trombosis. Bila hemoroid interna mengalami prolaps maka tonjolan yang tertutupi

epitel penghasil musin dapat dilihat pada satu atau beberapa kuadran.

Selanjutnya secara sistematik dilakukan pemeriksaan dalam rektal secara digital dan

dengan anoskopi. Pada pemeriksaan rektal secara digital mungkin tidak ditemukan

apa- apa bila masih dalam stadium awal. Pemeriksaan anoskopi dilakukan untuk

melihat hemoroid interna yang tidak mengalami penonjolan. Pada pemeriksaan kita

tidak boleh mengabaikan pemeriksaan umum karena keadaan ini dapat disebabkan

oleh penyakit lain seperti sindrom hipertensi portal.

8. Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan colok dubur : pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna

stadium awal tidak dapat diraba sebab tekanan vena didalamnya tidak terlalu

tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar.

Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal. Thrombosis dan

fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok

dubur ini untuk mnyingkirkan kemungkinan karsinoma rectum.

b. Pemeriksaan anoskopi : dengan cara ini dilihat hemoroid internus yang tidak

menonjol keluar. Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran.

Penderita dalan posisi litotomi. Anoskop dan penyumbatanya dimasukkan

Page 5: askep hemoroid

dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh

bernapas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vascular yang

menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit makan

ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata.

Banyaknya benjolan, derajatnya, letak, besarnya dan keadaan lain dalam anus

seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan

c. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi

Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan

disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan ditingkat tinggi, karena

hemoroid merupakan keadaan fisiologi saja atau tanda yang menyertai. Feses

harus diperiksa terhadap adanya darah samar.

(Price, 1995:420-421)

9. Diagnosis

Diagnosis hemoroid ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan di daerah anus dan

rektum, atau jika keadaannya lebih serius lagi misalnya terdapat tumor dapat

dilakukan pemeriksaan sigmoidoskopi dan anoskopi.

Diagnosis banding

Pendarahan rektak dapat terjadi pada karsinoma kolon dan rektum, kelainan

diertikuler, polipusadematosa, kolitis ulserativa, dan kelainan lain pada kolon dan

rektum. Pemeriksaan sigmoidoskopi sebaiknya dilakukan. Barium enema dan

kolonoskopi juga dilakukan secara selektif, tergantung dari keluhan dan gejala yang

ada.

10. Theraphy

1. Medis

a. Farmakologis

menggunakan obat untuk melunakkan feses / psillium akan mengurangi

sembelit dan terlalu mengedan saat defekasi, dengan demikian resiko

terkena hemoroid berkurang.

menggunakan obat untuk mengurangi/menghilangkan keluhan rasa sakit,

gatal, dan kerusakan pada daerah anus. Obat ini tersedia dalam dua

Page 6: askep hemoroid

bentuk yaitu dalam bentuk supositoria untuk hemoroid interna,

dan dalam bentuk krim / salep untuk hemoroid eksterna.

obat untuk menghentikan perdarahan, banyak digunakan adalah

campuran diosmin (90%) dan hesperidin (10%)

bila terjadi infeksi berikan antibiotik pe oral.

Bila pengobatan diatas tidak ada perbaikan, berikan terapi sklerosing

dengan menyuntikan zat sklerosing.

b. Nonfarmakologis

Banyak pasien dengna hemoroid tingkat I dan II dapat diobati dengan

tindakan lokal dan anjurkan diet.

perbaiki pola hidup (makanan dan minum): perbanyak konsumsi

makanan yang mengandung serat (buah dan sayuran) kurang lebih 30

gram/hari, serat selulosa yang tidak dapat diserap selama proses

pencernaan makanan dapat merangsang gerak usus agar lebih lancar,

selain itu serat selulosa dapat menyimpan air sehingga dapat

melunakkan feses. Mengurangi makanan yang terlalu pedas atau terlalu

asam. menghindari makanan yang sulit dicerna oleh usus. Tidak

mengkonsumsi alkohol, kopi, dan minuman bersoda. Perbanyak minum

air putih 30-40 cc/kg BB/hari.

perbaiki pola buang air besar : mengganti closet jongkok menjadi closet

duduk. jika terlalu banyak jongkok otot panggul dapat tertekan kebawah

sehingga dapat menghimpit pembuluh darah.

penderita hemoroid dianjurkan untuk menjaga kebersihan lokal daerah

anus dengan cara merendam anus dalam air selama 10-15 menit tiga kali

sehari. selain itu penderita disarankan untuk tidak terlalu banyak duduk

atau tidur, lebih baik banyak berjalan.

c. Tindakan minimal invasif

dilakukan jika pengobatan farmakologi dan non farmakologi tidak berhasil,

tindakan yang dapat dilakukan diantaranya adalah :

skleroskopi hemoroid, dilakukan dengan cara menyuntikkan obat

langsung kepada benjolan / prolaps hemoroidnya.

Page 7: askep hemoroid

ligasi pita karet, dilakukan dengan cara mengikat hemoroid. prolaps

akan menjadi layu dan putus tanpa rasa sakit.

penyinaran sinar laser.

disinari sinar infra red.

dialiri arus listrik (elektrokoagulasi)

hemoroideolysis

2. Pembedahan

Cara ini dilakukan untuk hemoroid keluhan kronis terutama pada tingkat 3 dan

4. Prinsip utama hemoroidektomi adalah eksisi hanya pada jaringan yang

menonjol dan eksisi konservatif kulit anoderm normal.

11. Komplikasi

Komplikasi penyakit ini adalah pendarahan hebat, abses, fistula para anal, dan

inkarserasi. Komplikasi jangka panjang adalah striktur ani karena eksisi yang

berlebihan.

Page 8: askep hemoroid

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Praoperasi

oData subjektif

a. Idenitas diri dari pasien Meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa,

pekerjaan, agam, alamat, status perkawinan, ruang rawat, nomor medical

record, diagnosa medik, yang mengirim, cara masuk, alasan masuk,

keadaan umum tanda vital.

b. Keluhan dari pasien

Nyeri pada saat defekasi maupun nyeri yang terus menerus

Pendarahanwarna merah segar

Perih sesudah defekasi.

c.Alasan menemui tenaga medis

d. Riwayat penyakit

oData objektif

a. Menginspeksi feses akan adannya darah atau mukus, dan area pariental.

b. Akan adanya hemoroid, fisura, iritasi, atau pus.

c. Auskultasi : bising ususkonstipasi

Posoperasi

oData subjektif

a. Idenitas diri dari pasien Meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa,

pekerjaan, agam, alamat, status perkawinan, ruang rawat, nomor medical

record, diagnosa medik, yang mengirim, cara masuk, alasan masuk,

keadaan umum tanda vital.

b. Keluhan dari pasien

Nyeri pada saat defekasi maupun nyeri yang terus menerus

Pendarahanwarna merah segar

Perih sesudah defekasi.

c. Alasan menemui tenaga medis

d. Riwayat penyakit

oData objektif

Page 9: askep hemoroid

a. Adanya iritasi dan infeksi

b. Pendarahan

c. Adanya perubahan eliminasi urin

2. Diagnosa

Diagnosa yang mungkin muncul :

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi (pada area rectum)

ditandai dengan klien mengekspresikan perilaku (misalnya gelisah,

merengek, menangis, waspada, iritabilitas, mendesah), perubahan posisi

untuk mengurangi nyeri, sikap tubuh melindungi, melaporkan nyeri secara

verbal.

2. Konstipasi berhubungan dengan faktor mekanik (hemorrhoid dan luka

pada rectum) ditandai dengan terasa nyeri saat buang air besar, penurunan

frekuensi BAB, terdapat darah segar pada feses.

3. PK Perdarahan

4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan (hemoroid)

ditandai dengan pasien mengatakan takut dilakukan tindakan operasi,

pasien mengatakan tidak mengetahui proses prosedur pembedahan, pasien

tampa gelisah, pasien tampak gugup dan takut.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi

ditandai dengan klien tampak bertanya-tanya tentang penyakitnya, klien

mengungkapkan tidak mengetahui mengenai penyebab, faktor risiko,

komplikasi dan tindakan pencegahan penyakit.

6. Resiko infeksi berhubungan dengan destruksi jaringan dan peningkatan

paparan lingkungan.

7. Gangguan eliminasi urinarius berhubungan dengan obstruksi anatomi

(hemorrhoid) ditandai dengan keraguan berkemih.

8. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi (akibat

hemorrhoid) ditandai dengan adanya luka.

Page 10: askep hemoroid

3. Rencana Asuhan Keperawatan

(1)

Data Etiologi Masalah Keperawatan

DS :

Klien mengeluh nyeri

di dubur dan sering

keluar darah.

DO :

Terdapat darah

Klien tampak

meringis.

Hemoroid

Trombosis

Iritasi tekanan dan

sensitivitas pada area

rectum

Nyeri akut

Nyeri Akut

Dx. Kep : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (pada area rectum)

ditandai dengan mengekpresikan prilaku (mis. Gelisah, merengek, menangis,

waspada, irritabilitas, mendesah), perubahan posisi untuk mengurangi nyeri, sikap

tubuh melindungi, melaporkan nyeri secara verbal.

Tujuan :

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama … x 24 jam diharapkan nyeri klien

berkurang dengan kriteria hasil :

Mengenali lamanya obat (onset) sakit.

Menggunakan metode pencegahan non analgetik untuk mengurangi nyeri.

Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan.

Melaporkan gejala pada tenaga kesehatan.

Mengenali gejala-gejala nyeri.

Mencatat pengalaman tentang nyeri sebelumnya.

Melaporkan nyeri yang sudah terkontrol

Intervensi Rasional

1. Monitor kenyamanan klien terhadap

manajemen nyeri

1. Meningkatkan relaksasi,

memfokuskan kembali perhatian dan

meningkatkan kemampuan koping

Page 11: askep hemoroid

2. Berikan bantalan flotasi di bawah

bokong pada saat duduk

3. Berikan salep analgesic sesuai resep

4. Berikan kompres hangat

5. Berikan rendaman duduk tiga atau

empat kali sehari

6. Berikan agen anaestetik topical

sesuai resep

7. Anjurkan klien melakukan posisi

telungkup dengan interval tertentu

2. Membantu menurunkan nyeri akibat

penekanan saat duduk

3. Membantu menurunkan nyeri

4. Meningkatkan sirkulasi dan

meringankan jaringan yang teriritasi

5. Menghilangkan rasa sakit dan nyeri

dengan merelakskan spasme sfingter

6. Menghilangkan iritasi lokal dan rasa

sakit

7. Meningkatkan drainase dependen

cairan edema

(2)

Data Etiologi Masalah Keperawatan

DS :

Klien mengatakan

susah BAB.

Klien mengatakan

tidak pernah makan

buah dan sayur.

Klien mengatakan

sering mengejan

keras.

DO :

Feses klien keras.

Hemoroid

Trombosis

Iritasi tekanan dan

sensitivitas pada area

rectum

Mengakibatkan dorongan

untuk defekasi akibat nyeri

Konstipasi

Konstipasi

Dx. Kep : Konstipasi berhubungan dengan faktor mekanik (hemorrhoid dan luka

pada rectum) ditandai dengan terasa nyeri saat buang air besar, penurunan frekuensi

BAB, terdapat darah segar pada feses.

Page 12: askep hemoroid

Tujuan:

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam, diharapkan keadaan

konstipasi klien dapat lebih baik dengan kriteria hasil :

Tidak ada nyeri saat defikasi.

Frekuensi BAB teratur dan reguler.

Tidak terdapat darah segar pada feses.

Intervensi Rasional

1. Perhatikan kebiasaan

defekasi pada klien.

2. Tinjau mengenai keadaan

rektum dan kondisi feses.

3. Tinjau ulang pola diet dan

jumlah/tipe masukan cairan.

4. Berikan makanan kaya

serat.

5. Berikan informasi

mengenai BAB yang teratur dan

pola aktivitas yang berkaitan dengan

hemoroid.

1. Mengetahui

jadwal BAB klien.

2. Mencari tahu

perkembangan kondisi hemoroid

dan darah yang ada di feses.

3. Mengetahui

asupan makanan yang dimakan

klien.

4. Membantu dalam

melancarkan feses agar feses mudah

keluar.

5. Agar klien

memahami mengenai hemoroid dan

melakukan aktivitas, mana yang

boleh dilakukan dan mana yang

tidak.

(3)

Data Etiologi Masalah Keperawatan

DS:

Klien mengatakan

terjadi pedarahan.

Trombosis

Peningkatan tekanan

PK : Perdarahan

Page 13: askep hemoroid

DO:

Nilai Ht dan Hb

berada dalam batas

tidah normal.

Klien tidak

mengalami episode

perdarahan.

Tanda-tanda vital

tidak berada dalam

batas normal

pembuluh darah

Pembuluh darah lisis

Perdarahan

PK. Perdarahan

Dx. Kep : PK Perdarahan

Tujuan:

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama … x 24 jam, perawat dapat

meminimalkan komplikasi yang terjadi dengan kriteria hasil:

Nilai Ht dan Hb berada dalam batas normal

Perdarahan berkurang

Klien tidak mengalami episode perdarahan

Tanda-tanda vital berada dalam batas normal

TD : 100 – 120 mm Hg

Nadi : 60 – 100 x/mnt

RR : 16 – 22 x/mnt

Suhu : 36 - 370C ± 0,50C

Intervensi Rasional

1. Kaji pasien untuk menemukan bukti-

bukti perdarahan atau hemoragi

2. Pantau hasil lab b/d perdarahan

1. Untuk mengetahui tingkat

keparahan perdarahan pada klien

sehingga dapat menentukan

intervensi selanjutnya

2. Banyak komponen darah

yang menurun pada hasil lab dapat

membantu menentukan intervensi

Page 14: askep hemoroid

3. Lindungi pasien terhadap cedera dan

terjatuh

4. Siapkan pasien secara fisik dan

psikologis untuk menjalani bentuk

terapi lain jika diperlukan

5. Kolaborasi pemberian transfusi

faktor VIII, IX sesuai indikasi

selanjutnya

3. Efek cedera terutama

pada cedera tajam umumnya dapat

mengakibatkan perdarahan

4. Keadaan fisik dan

psikologis yang baik akan

mendukung terapi yang diberikan

pada klien sehingga mampu

memberikan hasil yang maksimal

5. Meningkatkan factor

koagulasi sehingga menurunkan

perdarahan

(4)

Data Etiologi Masalah Keperawatan

DS :

Klien mengatakan

tidak mengetahui

tentang prosedur

pembedahan untuk

operasi.

DO :

Klien tampak cemas.

Klien tampak

bingung.

Klien tampak takut

akan operasi nanti.

Hemoroid

Prolaps

Pembedahan

Tidak mengetahui tentang

prosedur pembedahan

yang akan dilakukan

Ansietas

Ansietas

Dx. Kep : Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan (hemoroid)

ditandai dengan pasien mengatakan takut dilakukan tindakan operasi, pasien

Page 15: askep hemoroid

mengatakan tidak mengetahui proses prosedur pembedahan, pasien tampa gelisah,

pasien tampak gugup dan takut.

Tujuan:

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama … x 24 jam diharapkan ansietas klien

berkurang dengan kriteria hasil :

Klien mengatakan ansietasnya berkurang.

Klien mengatakan mampu mengontrol ansietas.

Klien tidak terlihat gelisah , gugup ,dan takut.

Intervensi Rasional

1. Catat adanya, kegelisahan, menolak,

dan/ atau menyangkal (afek tak tepat

atau menolak mengikuti program

medis)

2. Bina hubungan saling percaya

3. Dorong pasien/ orang terdekat untuk

mengkomunikasikan dengan

seseorang, berbagi pertanyaan dan

masalah.

4. Berikan privasi untuk pasien dan

orang terdekat.

5. Berikan anticemas/ hipnotik sesuai

indikasi, contoh: diazepam (valium),

flurazepam (dalmane), lorazepam

(ativan)

1. Mengetahui derajat kecemasan klien

2. Dapat mengurangi kecemasan klen

3. Berbagi informasi membentuk

dukungan/ kenyamanan dan dapat

menghilangkan ketegangan terhadap

khekawatiran yang tidak

diekspresikan

4. Memungkinkan waktu untuk

mengekspresikan perasan,

menghilangkan cemas dan prilaku

adaptif.

5. Meningkatkan relaksasi/ istirahat

dan menurunkan rasa cemas

(5)

Data Etiologi Masalah Keperawatan

Page 16: askep hemoroid

DS:

Klien mengungkapkan

tidak mengetahui

mengenai penyebab,

faktor risiko,

komplikasi dan

tindakan pencegahan

penyakit.

DO:

Klien tampak

bertanya-tanya tentang

penyakitnya.

Hemoroid

Kurang pajanan informasi

Kurang pengetahuan

Kurang Pengetahuan

Dx. Kep : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi

ditandai dengan Klien tampak bertanya-tanya tentang penyakitnya, Klien

mengungkapkan tidak mengetahui mengenai penyebab, faktor risiko, komplikasi dan

tindakan pencegahan penyakit.

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … X 24 jam diharapkan klien dapat

mengetahui mengenai proses penyakit dengan kriteria hasil:

Klien familiar dengan proses penyakit.

Klien dapat mendiskripsikan faktor penyebab.

Klien dapat mendiskripsikan faktor resiko.

Klien dapat mendiskripsikan komplikasi.

Klien dapat mendiskripsikan pencegahan.

Intervensi Rasional

1. Mengobservasi kesiapan klien untuk

mendengar informasi (mental,

kemampuan untuk melihat,

mendengar, kesiapan emosional,

bahasa dan budaya).

1. Agar mengetahui keadaan klien

dalam pemberian informasi.

Page 17: askep hemoroid

2. Menentukan tingkat pengetahuan

klien sebelumnya mengenai penyakit.

3. Menjelaskan proses penyakit

(pengertian, penyebab, faktor resiko,

komplikasi dan pencegahan).

4. Mendiskusikan tentang perubahan

gaya hidup yang bisa untuk mencegah

komplikasi atau mengontrol proses

penyakit.

5. Anjurkan pada pasien untuk

mencegah atau meminimalkan efek

samping.

6. Diskusikan mengenai pilihan terapi

atau peralatan

2. Untuk mengetahui pengetahuan

klien tentang penyakit sebelumnya.

3. Klien mengetahui mengenai proses

penyakit (pengertian, penyebab,

faktor resiko, komplikasi dan

pencegahan).

4. Dengan gaya hidup yang baik dapat

mengontrol proses penyakit dan

mencegah komplikasi.

5. Dapat memeinimalkan efek samping

yang terjadi.

6. Dengan mendiskusikan hal tersebut

dapat membuat terapi medikasi

menjadi teratur.

4. Evaluasi

Dx. 1

Evaluasi

Klien dapat mengenali lamanya obat (onset) sakit.

Klien dapat menggunakan metode pencegahan non analgetik untuk mengurangi

nyeri.

Klien dapat menggunakan analgetik sesuai kebutuhan.

Klien melaporkan gejala pada tenaga kesehatan.

Klien dapat mengenali gejala-gejala nyeri.

Klien mampu mengatakan nyeri sebelumnya.

Klien melaporkan nyeri yang sudah terkontrol.

Page 18: askep hemoroid

Dx.2

Evaluasi

Klien mengatakan tidak merasa nyeri saat defikasi.

Frekuensi BAB klien teratur dan reguler.

Klien mengatakan tidak terdapat darah segar pada feses.

Dx. 3

Evaluasi

Klien mengatakan tidak terjadi pedarahan.

Nilai Ht dan Hb berada dalam batas tidah normal.

Klien tidak mengalami episode perdarahan.

Tanda-tanda vital tidak berada dalam batas normal :

- TD : 100 – 120 mm Hg

- Nadi : 60 – 100 x/mnt

- RR : 16 – 22 x/mnt

- Suhu : 36 - 370C ± 0,50C

Dx. 4

Evaluasi

Klien mengatakan ansietasnya berkurang.

Klien mengatakan mampu mengontrol ansietas.

Klien tidak terlihat gelisah , gugup ,dan takut.

Dx. 5

Evaluasi

Klien familiar dengan proses penyakit

Klien dapat mendiskripsikan faktor penyebab

Klien dapat mendiskripsikan faktor resiko

Klien dapat mendiskripsikan komplikasi

Klien dapat mendiskripsikan pencegahan.

Page 19: askep hemoroid

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 1992. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis, Edisi

6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Joanne C.Mc Closkey. 1996. Nursing Intervention Classification (NIC). Mosby year book. St. Louis

Long. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan

Keperawatan Padjajaran : Bandung

Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius

Marion Johnon,dkk. 2000. Nursing Outcome Classification (NOC). Mosby year book. St. Louis

Price, Sylvia Anderson, Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis

Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah.

Jakarta : EGC