95048122 Penggunaan Ldd

44
PENGGUNAAN LDD LANGKAH – LANGKAH MENGGUNAKAN LAND DESKTOP 2005 Pembuatan Peta Topograpi ( Existing ) Persiapan Sebelum membuat peta topograpi terlebih dahulu dipersiapkan data hasil survey pengukuran topograpi. Jenis data yang dapat di input ada dua jenis data format ASCII yang dapat dibaca yaitu 1. No. Point ( P ), Easting ( X ), Northing ( Y ), Elevation ( Z ) dan Code ( Description ). 2. No. Point, Angle ( Sudut Horisontal ), Distance ( Jarak ), Vertical Angle ( Sudut Vertikal ). Untuk memasukkan data tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain : 1. Down Load data dari alat ukur Total Station Theodolit. 2. Import Data File ( Format ASCII ) 3. Key In ( Manual ) I. Langkah – langkah A. Setting Parameter 1. Buka Land Desktop 2005 2. Klik button New, pada dialog Start Up yang ditampilkan untuk membuat file yang baru. 3. Buat nama file pada baris dialog Drawing Name pada kotak isian Name File tersebut adalah yang disebut sebagai file dengan extension dwg.

Transcript of 95048122 Penggunaan Ldd

PENGGUNAAN LDDLANGKAH – LANGKAH MENGGUNAKAN LAND DESKTOP 2005 Pembuatan Peta Topograpi ( Existing ) Persiapan Sebelum membuat peta topograpi terlebih dahulu dipersiapkan data hasil survey pengukurantopograpi.Jenis data yang dapat di input ada dua jenis data format ASCII yang dapat dibaca yaitu 1. No. Point ( P ), Easting ( X ), Northing ( Y ), Elevation ( Z ) dan Code ( Description ).2. No. Point, Angle ( Sudut Horisontal ), Distance ( Jarak ), Vertical Angle ( Sudut Vertikal ).Untuk memasukkan data tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain : 1. Down Load data dari alat ukur Total Station Theodolit.2. Import Data File ( Format ASCII )3. Key In ( Manual ) I. Langkah – langkahA. Setting Parameter1. Buka Land Desktop 20052. Klik button New, pada dialog Start Up yang ditampilkan untuk membuat file yang baru.3. Buat nama file pada baris dialog Drawing Name pada kotak isian Name File tersebut adalah yang disebut sebagai file dengan extension dwg.

4.Klik button Create Project pada dialog Project base untuk membuat project baru5.Pilih Default ( Meters ) pada kotak pilihan Prototype untuk setting unit yang akan digunakanpada project.6.Ketik nama project pada kotak isian Name yang terdapat baris dialog Project Information7.Ketik keterangan pada kotak isian Description untuk menjelaskan keterangan project.8.Ketik kata kunci pada kotak isian Keywords untuk memudahkan pencarian nama project.9.Klik button OK, maka akan kembali ke tampilan dialog Project base10. Klik button OK11. Ketik angka jumlah karakter pada Kotak isian Point Description Field size seperti diatas12. Klik OK13. Klik jenis Setting atau Klik Load untuk jenis setting yang akan digunakan seperti pada dialogSetting Parameter.14. Klik button Next >15 Klik lingkaran checklist Meters pada kolom dialog Linear Units untuk setting unit Jarak16. Klik lingkaran checklist Degrees pada kolom dialog Angle Units untuk setting Sudut17.Klik pilihan / ketik angka jumlah decimal pada kotak isian masing – masing parameter padakolom dialog Display Precision untuk menentukan jumlah presisi angka dibelakang koma.18. Klik lingkaran checklist North Azimuth pada kolom dialog Angle Display Style untukmenggunakan jenis referensi arah Utara Azimuth

Pada kolom dialog Sample menampilkan resume setting parameter yang telah ditentukanpada dialog Setting Units19.Klik Next >20.Klik / Pilih Skala Horizontal, Vertical, serta Sheet Size untuk ukuran gambar pada daftarmasing – masing parameter pada dialog Scale.21.Klik Next >. Pada dialog Zone di atas dapat diisi apabila akan menggunakan System Koordinat Globaldimana dengan pengisian parameter pada dialog tersebut dapat mereduksi data – data hasil pengukurandengan scope atau cakupan pada areal yang luas ( > 55 Km2 ). Sedangkan untuk penggunaan praktispengisiannya dapat diabaikan. 22. Klik Next > Pada dialog Setting Orientation di atas menjelaskan referensi atau datum UCS dan arah Utara. Defaultnilai parameter pada dialog tersebut diisi dengan nilai nol sesuai keperluan praktis. 23. Klik Next >24. Klik / Pilih Nama Style dan Ukuran Text pada daftar untuk setting Text yang akan digunakan.Catatan:Perlu diperhatikan pemakaian style dan ukuran Text yang ideal sesuai skalajuga pertimbangkan ukuran terkecil Text pada skala yang digunakan.Misalnya, untuk Skala 1 : 1000 ukuran Text ideal ( 1/1000 x Skala ) untuk

ukuran terkecil yang dapat terbaca ½ x Ukuran Text Ideal 25. Klik Next > Pada dialog di atas klik lingkaran checklist Jenis Border ( garis tepi ) dan isi Ukuran Marginserta klik / pilih Block Format Ukuran kertas dan garis tepi apabila akan menggunakan format yangdisediakan pada daftar ( library ) , apabila dibuat Custom , klik None maka pengisian dialog di atasdapat diabaikan. 26. Klik Next >27. Ketik Nama setting parameter yang sudah dibuat pada kotak isian Profile Name untukdisimpan pada Daftar Library dan dapat digunakan untuk project yang lain28. Klik button Save untuk menyimpan pada Daftar Library Format.29. Klik FinishPada dialog ini menampilkan resume Setting Parameter yang sudah dibuat30. Klik OK B. Input DataPada Menu Bar 1. Klik Format => Text Style untuk menyiapkan Jenis dan Ukuran Text yang akan digunakan padatampilan Point Data.2. Klik New pada dialog Text Style3. Ketik Nama Style Text pada kotak isian Style Name4. Klik OK5. Pilih Jenis Font pada kotak pilihan Font Name6. Ketik Ukuran Tinggi Text pada kotak isian Height

Perhatikan Tampilan Jenis dan Ukuran Huruf yang telah ditentukan pada kotak Preview.Catatan : Klik kotak checklist serta ketik kotak isian pada kolom effect untuk mendapatkanmodifikasi tampilan huruf yang digunakan 7. Klick Close8. Klik icon( Layers Properties Manager ) / ketik Layer pada command line9. Klik icon(New layer ), ketik nama layer untuk penyimpanan object point data 10. Klik iconSet Current untuk mengaktifkan layer yang dipilih11. Klik OK untuk menutup dialog Layer Manager12. Klik Points => Point Settings-Klik Insert To Drawing as created untuk memberi penomoran titik sesuai data yang di input-Klik Sequential Numbering membuat penomoran secara berurutan naikKotak isian Current Number menampilkan nomor yang telah disiapkan pada database , apabiladi inginkan mulai dari nomor yang kita tentukan , maka ketik nomor tersebut pada kotak isian.-Klik Manual untuk pilihan memasukkan nilai Elevasi point apabila Data Elevasi point di input dariFile data (dimport ) atau diketik langsung.apabila di klik Automatic , maka kotak isian Default Elevation harus diisi dengan nilai Elevasiyang kita tentukan atau nilai defaultnya adalah 0.00 , sehingga setiap data point mempunyai hargaelevasi yang sama.

-Klik Manual pada pilihan setting Input point Description ( Code Point) ,dimana setting tersebutsama halnya dengan setting input point Elevation.13. Klik MarkerPada dialog point Settings :-Klik Use Custom Marker pilihan untuk menggunakan symbol custom point yang terdapat padaCustom marker style.-klik symbol Node untuk menggunakan jenis symbol point tersebut. apabila di inginkan dapat digabungkan dengan symbol yang terdapat pada pilihansymbol Superimposed.14. Klik Text15. Klik kotak checklist Number, Elevation, Description untuk menampilkan Nomor,Elevasi, dan Deskripsi ( Code ) point pada gambar.apabila diinginkan warna selain default ketiga komponen tersebut , Klik Kotak warna padamasing2 komponen untuk memilih jenis warna diinginkan pada daftar warna .16. Klik Show Full Description untuk menampilkan Deskripsi secara keseluruhan.17. Klik pilihan Style Huruf yang telah dibuat sebelumnya pada kotak pilihan Text Styleand Size maka pada kotak isian Size akan terisi dengan ukuran teks mengikuti pilihan teksstyle.bila diperlukan dapat diisi nilai derajat arah text pada kotak isian Text Rotation18. Klik Coords19. Klik lingkaran checklist X – Y untuk menampilkan Koordinat debgan Format X,Y20. Klik OK21. Klik Points => Import / Export Points => Import Points

22. KlikJenis Format pada kotak pilihan Format sesuai Format Data yang sudah disiapkan23. Klik IconOpen File pada kotak Source File untuk mengambil file data24. Klik kotak checklist Add Point to Point Group untuk menyimpan data point yang diimportke dalam point group yang sudah dibuat sebelumnya25. Klik IconOpen list untuk memilih point group yang sudah dibuat pada daftar pointGroup , apabila point group belum dibuat maka ,Klik IconPoint Group untukmembuar point group26. Klik OK27. Maka tampil dialog COGO Database Import Options,28. Klik lingkaran checklist Use untuk penomoran sesuai no point data yang di input,29. klik lingkaran checklist Use next point number untuk memberikan penomoran selanjutnya30. Klik lingkaran checklist Renumber untuk memberikan penomoran selanjutnya apabilaterdapat nomor yang sama pada database.31. Klik OK32. Klik menu View => Zoom => Extents untuk melihat data yang telah di plot33. klik icon Layer Properties Manager pada toolbar menu atau ketik Layer padacommand line34. Klik icon New Layer pada layer manager untuk membuat layer baru dan ketik namalayer untuk garis boundary, jika perlu lakukan setting warna dan jenis garis yang akandigunakan pada layer tersebut..35.

Klik iconset current pada layer manager untuk menjadi layer yang aktif36. Klik OK C. PEMBUATAN SURFACE DTM1. klik icon Polyline pada toolbar menu atau ketik PLINE pada command line untuk membuat garisboundary. Gunakan fungsi Osnap node atau titik ( fungsi penangkapan cursor untukpoint ). Pilih point terluar untuk batas boundary.Garis Boundary2. Klik menu Terrain => Terrain Mode Explore untuk pembuatan garis kontur3. Klik kanan mouse Folder Terrain pada dialog Terrain Model Explore untuk membuat surfacebaru4. Klik kanan mouse pada folder , pilih Rename untuk membuat nama surfaceBaru5. Ketik Nama Surface pada Kotak isian New surface name , Contoh : Surf_Exs6. Klik OK7. Klik kiri mouse pada , pilih Point Group8. Klik kanan mouse pada9. Klik kiri Add Point Group , Maka ditampilkan sbb :10. Pilih Point Group yang telah berisi data point11. Klik OK12. Klik kanan pada13. Klik Kiri pada Build untuk membuat bidang surface DTM14. Klik OK pada dialog Build Surf Exs.15. Klik OK (Done Building surface )16. Klik button Close pada pojok kanan atas dialog Terrain Model Explorer17. Klik menu Terrain => Edit Surface => Surface Boundaries18. Ketik Add / A atau tekan Enter pada baris Command untuk menambahkan garis batas

(boundary) surface19. Ketik Yes / Y untuk menghapus Definisi boundary jika telah ada sebelumnya , tekan Enter20. Klik garis boundary yang telah dibuat tadi21. Enter untuk menampilkan garis Boundary22. Ketik Yes / Y pada baris Command untuk membuat breaklines23. Enter24. Enter25. Enter untuk menampilkan SurfaceTampilan SutfaceSurface TIN yang ditampilkan tersebut diatas bersifat imaginer , maka bila Scroll bar digeserkan , Surface Tersebut tidak ditampilkan.Agar Tampilan Surface ditampilkan permanent maka26. Klik Menu Terrain => Edit Surface => Import 3D Lines27. Ketik Yes / Y pada Command line untuk menghapus tampilan surface yang sudah dibuat sebelumnya.28. Enter Surface yang telah dibuat diatas secara otomatis tersimpan pada layer SRV-VIEW pada layer Manager D. PEMBUATAN KONTUR1. Klik Terrain => Create Contours2. Klik button pilhan Surface pada kolom daftar Surface untuk membuat kontur pada Surface yang dipilih.Pada baris Elevation Range dijelaskan nilai kontur terendah dan tertinggi dari data surface yang dipilih untuk Elevasi terendah telah diisi pada kolom Isian /pilihan From dengan nilai elevasi dibulatkan keatas , demikian juga untuk nilai Elevasi tertingi di isi pada kolom TO 3. Klik lingkaran checklist Both Minor and Major untuk menampilkan kontur interval pada konturMinor dan kontur Mayor

4. Ketik atau pilih nilai Interval Minor dan Interval Mayor pada kolom isian masing-masing.5. Ketik atau pilih nama layer untuk tempat penyimpanan kontur Minor dan kontur Mayor padaKolom isian Layer . agar kontur tersebut sesuai dengan name sutface , tambahkan namaSurface dibelakng nama masing2 layer kontur tersebut.6. Klik Contour Object untuk menampilkan Jenis properties garis contour7.8. Klik Style manager untuk setting tampilan kontur9. Pada Setting menu Contour Appearances klik Contour and Grip untuk menampilkan garisKontur dan kotak grips pada garis kontur10. Klik Add vertices, geser panel untuk mengatur skala kelenturan kontur.11. KlikText Style, pilih dan isi jenis text ,warna dan Jumah angka di belakang komapada kotak isian masing-masing parameter setting12. Klik Label Position pilih On Contour, pilih Make Plan Readable dan pilih None untuk settingBorder Around Label13. Klik Apply dan klik OK14. Klik Button Preview pada dialog Create Contur untuk melihat contoh kontur yang akan ditampilkan , Klik OK untuk menutup Contour Style preview15. Klik OK pada Dialog Create Contour16. Ketik Yes pada command line untuk menghapus kontur yang sudah ada sebelumnya.17. Enter18. Untuk membedakan kontur Minor dan Mayor lakukan setting color pada Layer Manager19. Lakukan editing pada garis kontur yang tidak sesuai atau berpotongan satu sama lain dengan

cara : klik pada garis kontur yang akan di edit kemudian geser posisi Grip denganmemperhatikan elevasi point disekitarnya sehingga bentuk kontur sesuai dengan bentuksebenarnya.Editing Grip Kontur /geser garis Kontur Kontur yang telah diperbaiki20. Setelah editing buat kembali update surface dari kontur yang telah diperbaiki.21. Klik Terrain => Terrain Model Explorer22. Klik folder Surface Exs => Contour => Klik kanan Add Contour Data => Klik23. Klik OK24. Ketik Layer => Enter25. Klik garis kontur mayor dan minor => Enter26. Enter27. Pada dialog yang tampil menerangkan informasi kontur yang telah dibuat.28. Klik kanan folder surface Exs => Build29. Klik OK pada dialog Build30. Klik OK pada dialog yang tampil31. Klik Terrain => Edit Surface => Surface Boundaries32. Enter33. Ketik Yes pada command line => Enter34. Klik garis boundaries=> Enter35. Ketik Yes pada command line untuk membuat breaklines => Enter36. Enter37. Enter E. Membuat Label KonturSebelum membuat label pada garis kontur lakukan terlebih dulu setting Jenis Text dan ukuran teks Yang akan digunakan pada label kontur.Langkah langkah setting seperti pada langkah B.1 – 7 ( hal 7- hal 8)

1. Klik Terrain => Contour Style Manager => Text Style2. Klik Kolom Pilihan Jenis Text Style untuk memilih style yang akan digunakan3. Klik / Ketik Kolom isian Precision untuk menentukan jumlah angka dibelakang koma padaTampilan label kontur.4. Klik OK5. Klik Terrain => Contour Label => Group Interior6. Ketik Nilai Interval kontur pada Kolom isian Elevation Increment sesuai nilai interval konturpada gambar7. Klik OK8. Klik Crosshair pada suatu tempat untuk membuat garis lurus memotong garis kontur , dimanapada titik perpotongan tersebut akan dibuat label kontur Penarikan garis label konturKontur yang telah diberi label F. Membuat Gambar Potongan ( Longitudinal Section)1. Buat Layer baru dengan cara seperti langkah –langkah pada bagian B 8 s/d B 11 hal 82. Klik Icon Polylineatau ketik pada Baris Command : Pline3. Klik / Buat garis Lurus atau garis yang merupakan Alignment untuk dilihat tampak potongannya pada gambar .4. Klik Terrain => Section => View Quick Section untuk membuat tampak potongan pada garisPolyline tersebut.5. Klik Nama surface pada daftar Select surface6. Klik Ok7. Klik kiri mouse Garis polyline pada gambar8. klik kanan mouse

Pada dialog quick section viewer diatas terdapat fasilitas untuk setting tampilan dan saving dengan Format WMF ( WINDOWS META FILE ) , tampilan diatas adalah salah satu cara membuat tampak Potongan.Cara lainnya adalah sbb : 9. Klik Icon Polylineatau ketik pada garis command : Pline ,buat garis Polyline untukpembuatan Alignment10. Klik Alignment => Define from Polyline untuk menentukan Alignment dari garis polyline yang telahdibuat .11. Klik kiri mouse pada haris polyline.12. Klik kiri mouse membuat point pada garis polyline untuk menentukan referensi awal alignment , atau Tekan Enter apabila menentukan point dimulai dari awal penarikan garis polyline yang dibuat tadi.13. Ketik 0.00 pada baris command untuk memberi penomoran station awal 0+00014. Ketik nama Alignment pada Kotak isian Alignment Name15. Ketik Nomor Start Station awal pada kotak isian Starting station16. Klik OK17. Klik Alignment => Station display Format untuk membuat setting format tampilan Station18. Klik Show leading Zeros untuk menampilkan angka 0 didepan penulisan angka stationContoh : untuk sta 50.00 akan dituliskan 050.0019. Ketik jumlah angka dibelakang koma pada kotak isian Decimal Precision20. Klik Ok untuk menyelesaikan setting21. Klik Alignment => Aignment Label untuk mebuat setting label pada Alignment22. Ketik tanda “ * “ pada kotak isian Layer Prefix ,yaitu untuk mencantumkan nama Alignment pada layer label Station Setting Label text masing-masing parameter Aligment telah diisi secara default seperti pada gambar diatas, bila

ingin dirubah nama label text tersebut ,ketik nama pada masing-masing kotak isian Parameter .23. Klik Ok24. Klik Alignment => Station Label setting untuk membuat setting pada label station25. Klik Station Label untuk membuat label pada Station26. Klik Station point labels untuk menampilkan label pada point station27. Klik Station Equqtion Label untuk menampilkan persamaan Station bila overlap denganAlignment yang lain.28. Klik Perpendicular Labels untuk membuat tampilan label station tegak lurus pada garisAlignment29. Klik Station Read along road untuk membuat label station sepanjang Alignment yang dibuat.30. Klik Plus sign Location untk menampilkan Symbol + ( plus ) pada label station31. Ketik nilai interval label station pada kotak isian Station label increment32. Ketik nilai interval pembuatan symbol station pada kotak isian Station tick increment33. ketik nilai Jarak offset posisi label station pada kotak isian Station label offset34. Klik OK35. Klik Alignment => Create Offset ,untuk setting membuat offset pada Alignment36. Klik Kotak hecklist masing masing parameter Offset dari Alignment yang akan dibuat, dan isinilai Jarak Offset dan nama layer untuk masing – masing parameter tersebut diatas37 Klik Ok38. Klik Alignment = > Create Station Label , untuk menampilkan Label station pada Gambar

39. Ketik pada baris command No station awal yang akan ditampilkan atau ,Enter dimulai dari 0.00040. Ketik pada baris command No STA akhir atau Enter untuk nomor Station Akhir41. Ketik Yes / Y untuk menghapus Alignment Offset yang sudah ada sebelumnya .42. EnterSetelah Pembuatan Alignment Horizontal , selanjutnya dapat dibuat tampak penampang dariAlignment:1. Klik Project => Menu Palettes , untuk menggunakan Menu Program Civil Design2. Klik Civil Design 20053. Klik Load , untuk mengganti menubar Landesktop menjadi Menubar Civil Design4. Klik Alignment => Set Current Alignment5. Klik garis Alignment pada gambar6. Klik Profile => Profile Settings => Value untuk setting tampilan profile8. Ketik nilai Interval Station pada Kotak isian Tangent Label9. Ketik nilai interval Grid Vertikal pada kotak isian Vertical grid line10. Ketik nilai interval label station untuk Curva pada kotak isian Vertical curve labels11. Ketik Jumlah tampilan angka dibelakang koma pada kotak isian Label Precision12. Klik OK13. Klik Profile => Label => Set text style untuk membuat setting text14. Klik New15. ketik nama style untuk Nama text Profile pada kotak Style Name16. Klik Ok untuk menutup dialog New Text style17. Ketik angka ukuran Text pada kotak isian Height18. Klik Kotak pilihan Jenis Huruf dan pilih jenis huruf pada Kolom pilihan Font19. Klik Apply / Klik button Close atau klik

20. Klik Profile => Existing ground => Sample From Surface21. Klik OK22. KetikNomor Station awal pada baris Command atau Enter untuk membuat sample profile mulaidari Station 0 ( 0+000)22. Ketik Nomor Station akhir pada baris Command atau Enter23. Klik Profile => Create Profile => Full Profile24. Klik OK25. Klik Mouse pada area yang kosong pada gambar untuk menampilkan Gambar Propfile G. Membuat Elevasi point pada Grid1. Buat Layer baru untuk Layer tempat penyimpanan tampilan elevasi poinrt Grid Existingmisal : Grading-Existing ,2. lakukan langkah-langkah seperti pada bagian B 8 s/d B 11 hal 8Klik Format => Text Style untuk seting jenis dan ukuran yang akan digunakan pada tampilanElevasi point pada grid.3. Klik New4. ketik nama style untuk Nama text Elevasi-Grid pada kotak Style Name5. Klik Ok untuk menutup dialog New Text style6. Ketik angka ukuran Text pada kotak isian Height7. Klik Kotak pilihan Jenis Huruf dan pilih jenis huruf pada Kolom pilihan Font8. Klik Apply / Klik button Close atau klik9. Klik Point => Settings Point10. Klik subsetting Create untuk setting pembuatan point11. Klik Automatic pada pilihan setting description12. ketik Code point/ nama point untuk point grid pada kotak isian default description , seperti pada Contoh diatas13. Klik Subsetting Text untuk setting tampilan text point

14.klik kotak checklist Number dikosongkan untuk tidak menampilkan Nomor point15. Klik Kotak Color Elevation untuk mengganti warna tampilan text elevasi yang dipilih pada dialog Select a color16. klik kotak checklist Description dikosongkan untuk tidak menampilkan Nama point17. Klik Kotak pilhan Text style untuk menggunakan jenis text yang telah disiapkan sebelumnya pada daftar pilihan Jenis style18. Klik subsetting Marker untuk setting jenis symbol point19. Klik symbol point untuk menggunakan symbol tersebut untuk tampilan point grid20. Klik Ok untuk dialog Setting point21. Klik Tool => Draft settings , untuk setting gerakan Crosshair agar sesuai interval dengan interval Grid22. Klik subsetting Snap and Grid23. Klik Snap On(F9) untuk mengaktifkan fungsi snap Crosshair pada grid24. Ketik nilai interval gerakan snap arah sumbu X pada kotak isian Snap X spacing25. Ketik nilai interval gerakan snap arah sumbu Y pada kotak isian Snap Y spacing26. Klik Ok27. Klik Terrain => Set current surface28. Klik Nama Surface yang terdapat pada daftar dialog Select Surface29. Klik Ok30. Klik Poins => Create Point – Surface => On Grid31. Ketik nilai sudut arah / rotasi pembuatan point grid atau <0d0’0” >default pada Salib sumbu XY32. Enter33. Letakkan poisi Crosshair terletak dipojok paling Kiri bawah dari gambar untuk menentukan GridBase point34. Klik Mouse pada posisi crosshair tersebut.

35. Ketik Nilai Interval grid kearah sumbu X pada baris command36. Ketik Nilai Interval grid kearah sumbu Y pada baris command37. Geserkan Crosshair ke posisi pojok paling kanan atas dari gambar38. Ketik NO atau N pada baris Command untuk tidak merubah ukuran Grid39. Enter H. Menyimpan data Point Grid pada Point Group1. Klik Point => Point management =>Point Group Manager2. Klik Manager => Create Point Group3. Ketik nama Group pada kotak isian Group name4. Klik Kotak checklist With Raw Desc-Matching ,untuk mengaktifkan pengelompokan pointberdasarkan Code Point atau Description Point5. Ketik nama Code point atau Description Point pada kotak isian With Raw Desc-Matching6. Klik Apply , Klik OK7. Klik Button Close untuk menutup dialog Point Group manager J. Mengatur Posisi Tampilan Elevasi Point pada Grid1. Klik Icon Isolate Object’s Layers atau ketik pada baris Command : Layiso2. Klik Object Elevasi Point Grid untuk menampilkan hanya layer tersebut pada gambar3. Klik Icon Move atau ketik pada baris Command : Move4. Klik dan pilih seluruh object yang akan dipindahkan posisinya5. Klik dan Enter6. Perbesar tampilan kesalah satu point pada gambar dengan fasilitas Zoom Window7. Letakkan Crosshair dibawah titk decimal dan angka Elevasi point Grid , Klik kiri mouse8. Ketik Node pada baris Command dan geser Crosshair ke posisi pont grid disebelah angkaElevasi point grid tersebut.

9. Klik kri mouse10. Ketik pada baris Command : snap on atau klik Button Pulldown Snap (F9) ,untuk chek11. Aktifkan Layer lainnya untuk ditampilkan pada pada gambar dengan menggunakan Command : Layer K Superimposed gambar rencana ( Insert Design Drawing)Syarat untuk Superimposed gambar rencana pada gambar Existing Yaitu mempunyai systemKoordinat yang sama .1. Klik Insert => Block2. Klik Button Browse untuk mengambil file gambar rencana yang tersimpan pada folder3. Klik OK4. Ketik Nilai referesi system Koordinat 0,0,0 Pada Baris Command5. Enter L. Membuat Surface Rencana dari data Kontur Rencana1. Tampilkan hanya layer Kontur rencana yang aktif dengan menggunakan perintahIsolate Objectt’s Layer2. Buat layer baru untuk tempat penyimpanan Garis Polyline Boundary rencana dengan3. dengan menggunakan perintah Layer4. Buat Garis polyline Boundary rencana melingkupi Kontur Rencana5. Klik Terrain => Terrain Model explorer6. Klik Manager => Create Surface7. Klik Kanan mouse Subfoder Surface 1 => Rename8. Ketik nama Surface baru untuk mengganti nama Surface1 mis: Rencana9. Klik tanda “ + “ pada Subfolder Rencana10. Klik Kanan Contour pada Subfolder TIN Data11. Klik Add Contour data

12. Klik OK pada dialog Contour Weeding13. Ketik L atau Layer pada baris command untuk menggunakan Object layer kontur pada gambar14. Klik Garis Kontur Minor dan Mayor rencana yang terdapat pada gambar15. Enter16. Klik kanan mouse pada folder Rencana pada dialog Terrain model explorer17. Klik Build18. Klik OK pada dialog Build Rencana19. Klik OK pada dialog done building surface20. Klik button Close pada dialog Terrain Model Explorer21. Klik Terrain => Edit Surface => Surface Boundaries22. Ketik A atau Add atau Enter pada baris command untuk menambahkan garis boundary23. Ketik Yes atau Y pada baris command untuk menghapus Boundary yang telah ada sebelumnya24. Klik Garis boundary rencana pada gambar25. Ketik S atau Show atau Enter untuk menampilkan definisi Boundary26. Ketik Y atau Yes untuk membuat Breakline atau memotong surface pada garis boundary27. Enter28. Enter untuk menampilkan Surface Rencana M. Menampilkan /Membuat Elevasi point Grid Rencana1. Buat Layer baru untuk Layer tempat penyimpanan tampilan elevasi poinrt Grid rencanamisal : Grading-rencana , lakukan langkah-langkah seperti pada bagian B 8 s/d B 11 hal 82. Setting jenis Text dan Ukuran Text seperti pada langkah –langkah bagian G no 2 s/d no 8Hal 283. Lakukan Setting Tampilan point grid rencana , seperti langkah-langkah yang dilakukan pada

bagian G - Langkah no 9 s/d langkah no 194. Lakukan setting snap gerakan Crosshair ,seperti pada langkah –langkah bagian G - Langkah no 21 s/d langkah no 245. Aktifkan Surface rencana ,dilakukan seperti pada langkah –langkah bagian G - Langkah no 26s/d langkah no 286. Buat Elevasi point Grid rencana , seperti pada langkah –langkah bagian G - Langkah no 26s/d langkah no 387. Lakukan pengaturan Posisi Tampilan Elevasi Point Grid rencana , seperti pada langkah –langkahbagian G - Langkah no 26 s/d langkah no 388. Menyimpan Data Elevasi point grid rencana pada Point Group. , dilakukan seperti pada langkah – langkah bagian H - Langkah no 1 s/d langkah no 79. Setting Posisi Tampilan Elevasi Point Rencana pada Grid , dilakukan seperti pada langkah –langkah bagian J - Langkah no 1 s/d langkah no 11 N. Perhitungan Volume Cutt & Fil lSyarat untuk dapat menghitung Volume Cut&Fill , Telah dibuat Surface Existing Dan Surface rencanaYang telah fix1. Setting gerakan Crosshair (snapping) sepert pada langkah pada bagian G langkah no.20 s/d 252. Klik Terrain => Select Current Stratum , untuk mebuat bidang hitungan Volume3. Ketik nama Stratum pada kotak isian Name4. Ketik Keterangan pada kotak isian Description5. Ketik nama Surface Existing pada kotak Isian Surface 1 atau klik Button select untuk mendapatkan surface pada pada dialog Select Surface6. Ketik nama Surface Rencana pada kotak Isian Surface 2 atau klik Button select untuk

mendapatkan surface pada pada dialog Select Surface7. Klik OK8. Klik Terrain = > Site Definition => Site Settings , untuk setting area /bidang pada yang dihitungVolumenya9. Ketik nilai Interval pembagian bidang grid arah sumbu M (x) pada kotak isian Value10. Ketik nilai Interval pembagian bidang grid arah sumbu N (y) pada kotak isian Value11. Klik button select untuk memilih/ menggunakan Jenis Text style untul Site Labeling12. Klik button select untuk memilih/ menggunakan Jenis Text style untul Volume Labeling13. Ketik Satuan Volume pada kotak isian Suffix14. Ketik Jumlah angka dibelakang koma , untuk tampilan angka volume pada kotak isian Precision15. Ketik nama layer tempat penyimpanan Object Bidang hitungan Volume pada kotak isian Site layer16. Klik OK17. Klik Terrain => Define Site untuk menetukan bidang hitungan volume pada gambar18. Ketik nilai Rotasi arah bidang pada baris Command atau Enter untuk nilai arah 0d0’0”19. Klik Crosshair dipojok paling kiri bawah pada Gambar untuk menentukan site base point20. Ketik Nilai interval grid arah sumbu M(x) pada baris Command atau Enter untuk nilai yangsudah di set pada site Setting21. Ketik Nilai interval grid arah sumbu N(y) pada baris Command atau Enter untuk nilai yangsudah di set pada site Setting22. Geserkan dan klik Crosshair kepojok paling kanan atas pada gambar

23. Enter24. Ketik No / N pada baris command atau Enter untuk tidak ukuran dan arah Grid25. Ketik Yes / Y pada baris command atau Enter untuk menghapus site yang sudah ada sebelumnya26. Ketik nama Site pada baris Command27. Enter28. Klik Terrain => Grid Volume=> Calculate Total site volume untuk menghitung VolumeMenggunakan metoda Grid29. Klik /pilih nama site yang akan dihitung pada daftar Site Volume30. Klik OK31. Ketik Nilai Cut Factor dan Fill Factor pada Kotak Isian masing-masing pada dialog Grid VolumeSettings32. Klik Checklist SDF untuk Setting Format hitungan Volume grid menggunakan format SpaceDelimeter Format33. Klik OK34. Ketik nama Surface bidang hitungan metoda Grid pada Kotak Isian New Surface35. Klik OK36. Klik Kotak Checklisk File untuk menyimpan hasil perhitungan volume pada File37. Klik button Output File Name untuk menentukan tempat / Folder dan nama file38. Klik OKMaka Ditampilkan pada baris Command Hasil Perhitungan Volume metoda Grid39. Klik Terrain => Comp Volume => Calculate Total site volume untuk menghitung Volumemenggunakan Composite40. Klik /pilih nama site yang akan dihitung pada daftar Site Volume

41. Klik OK42. Ketik Nilai Cut Factor dan Fill Factor pada Kotak Isian masing-masing pada dialog Comp VolumeSettings43. Klik OK44. Ketik nama Surface bidang hitungan metoda Composite pada Kotak Isian New Surface45. Klik OKMaka Tampil pada baris command hasil perhitungan menggunakan metoda Composite 46. Klik Terrain Section Volume => Sample section untuk menggunakan Sample Potonganpenampang47. Klik /pilih nama site yang akan dihitung pada daftar Site Volume48. Klik OK49. Ketik Nilai Cut Factor dan Fill Factor pada Kotak Isian masing-masing pada dialog50. Klik Lingkaran Checklist Average End Area untuk menggunakan hitungan metoda penampangrata-rata51. Klik Lingkaran Checklist M untuk setting arah grid pada Sumbu M (x)52. Ketik Nilai Cut Factor dan Fill Factor pada Kotak Isian masing-masing pada dialog SectionVolume Settings53. Klik OK54. Klik Terrain => Section Volume => Calculate volume Total untuk menghitung Volumemenggunakan Penampang rata-rata55. Klik /pilih nama site yang akan dihitung pada daftar Site Volume56. Klik OK

57. Ketik Nilai Cut Factor dan Fill Factor pada Kotak Isian masing-masing pada dialog SectionVolume Settings58. Klik OKMaka ditampilkan pada baris Command Hasil Perhitungan menggunakan Metoda Average End Areapada Sumbu M (x)59. Klik Terrain => Section Volume => Volume Report untuk menyimpan Hasil Perihtungan Volumemetoda Average end area pada File Yang telah disetting Sebelumnya ,yaitu pada Bagian NLangkah no. 36 - 3760. Klik Terrain Section Volume => Sample section untuk menggunakan Sample Potonganpenampang61. Klik /pilih nama site yang akan dihitung pada daftar Site Volume62. Klik OK63. Ketik Nilai Cut Factor dan Fill Factor pada Kotak Isian masing-masing pada dialog64. Klik Lingkaran Checklist Prismoidal untuk menggunakan hitungan metoda Prismoidal65. Klik Lingkaran Checklist M untuk setting arah grid pada Sumbu M (x)66. Ketik Nilai Cut Factor dan Fill Factor pada Kotak Isian masing-masing pada dialog Section67. Volume Settings68. Klik OK69. Klik Terrain => Section Volume => Calculate volume Total untuk menghitung Volume70. menggunakan Prismoidal71. Klik /pilih nama site yang akan dihitung pada daftar Site Volume72. Klik OK

73. Ketik Nilai Cut Factor dan Fill Factor pada Kotak Isian masing-masing pada dialog SectionVolume Settings74. Klik OKMaka ditampilkan pada baris Command Hasil Perhitungan menggunakan Metoda Prismoidal padaSumbu M (x) O. Menampilkan Resume Hasil perhitungan Volume1. Klik Terrain => Volume Reports => Site Report untuk menyimpan resume hitungan volumePada File2. Klik OK3. Klik OK4. Klik Terrain => Volume Reports => Site Table untuk Menampilkan resume hitungan volumePada Gambar5. Klik OK6. Klik Crosshair pada gambar untuk membuat Tabel hasil Perhitungan Volume7. Ketik Nlai arah Rotasi pada baris Command atau Enter untuk nilai arah 0d0’0”Untuk membuka file Hasil perhitungan volume , gunakan program Notepad P. Menampilkan Hitungan Cut & Fil pada Grid1. Klik Terrain => Set Current surface2. Klik Lingkaran Checklist Volume Surface pada Dialog Select surface3. Klik Name Surface Composite atau Grid pada Daftar4. Klik OK5. Klik Terrain => Grid Volumes => Grid Volume Ticks6. Klik nama Site pada daftar Site Volume7. Klik OK8. Ketik nilai Interval Symbol Cut & Fill pada pada Kotak Isian Tick Interval

9. Ketik nilai Ukuran Symbol Cut & Fill pada pada Kotak Isian Tick Size10. Ketik nama Layer untuk Symbol Cut & Fill pada Kotak Isian Layer11. Ketik Interval label Cut & Fill pada Kotak Isian Label Interval12. Ketik ukuran Label Cut & Fill pada Kotak Isian Label Size13. ketik tampilan Jumlah angka dibelakang koma pada kotak isian label Precision14. Ketik nama layer masing-masing untuk Cut Label dan Fill Label15. Klik Right untuk menampilkan angka disebelah kanan Symbol Cut & Fill16. Klik Ok17. Ketik Yes atau Y atau Enter untuk menghapus tampilan yang sudah ada sebelumnya18. Lakukan Setting posisi Tampilan Cut & Fill pada langkah – langkah bagian J - Langkahno 1 s/d langkah no 11

PEMBUATAN PETA CONTOUR(file x,y,z dari excel disimpan di notepad dahulu) 1. Double Klik Icon Landesktop2. Klik New=> Beri Nama => Klik Create Proyek => Pilih Meter Pada Default => beri nama pada Proyek Information dan DescriptionKlik Oke = > Oke => Oke3. Pilih Metric 1 : 1000 => klik Next =>Pilih North Azimuth pada Angel Disply Style => Klik Next => Pilih 1 : 1000 => Klih Next => Klik Panah Pada No Datum => klik Indonesia => Pilih Indonesian S of Equator, 120 – 126 IndonesianDatum => klik Next => Klik Next => Pilih Ukuran Huruf (3mm atau yang lain) => klik Next => pilih None => Klik Next => klik Finish

4. Klik Oke5. Klik Point=> Klik Point Setting => Klik Create => Klik Automatic (pada elevation dan discription) => Klik Coord => Klik Easting – Northing=> Klik Marker => Pilih Use Costum Marker=> Pilih Size ( 5 atau 1 ) Unit (tergantung luasan yg diukur, untuk luas 1 Ha, cukup zise 0.5 unit)=> Klik Text => Pilih Absolute Unit Size ( 1 atau 5 ) (tergantung luasan yg diukur, untuk luas 1 Ha, cukup zise 0.5 unit)Klik Oke6. Klik Point => Pilih Import / Export Point => Buat Format, (pilih PENZD scpae delimited)7. Klik Point => Pilih Import / Export Point => Klik Import => isi Source File dengan membuka icon sesuai yang ada di notepad=> Klik pada kotak Add Point to GroupBeri Nama => klik Oke =.>Oke => Oke8. Klik Terrain=> Klik Terrain Model Explorer => Klik kanan pada Terrain dalam kotak =>klik New Create Surface => Klik kanan pada surface => Klik Rename => Beri Nama => klik Oke9. Klik tanda + pada Terrain => Klik tanda + pada Nama Surface (gambar jarring) => klik kanan pada Point File => Pilih Add Point From AutoCAD Obyek => Pilih Point => Tulis E => enter => tulis ALL => enter 2x10. Klik kanan pada gambar jaring yang dibawah Terrain => Klik Build => Klik pada kotak kecil Use Point File Data , yang lain dikosongkan => Klik Apply => klik Oke = > oke => klik tanda silang ( X )11. Klik Terrain => Klik Create Contour => klik Oke => Enter12. Klik Terrain => Pilih Contour Style Manager => klik contoure appearance => klik Add Vertices => atur pakai kursor => klik Text Style => pilih besar huruf yang diinginkan => klik Oke13. Membuat skala pada layout => Z Enter S enter angka enter.

mungkin itu yang anda butuhkan semoga bermanfaat

Tutorial Membuat Sheet ManagerSHEET STANDARDalam latihan ini kita akan membuat Sheet untuk Gambar Profil dan Potongan Memanjang (Plan & Profil) pada kertas ukuran A3. Ikuti langkah-langkah berikut.1. Buat File Baru, Beri Nama “Plan-Profil-Sheet.dwg”, Buat Project Baru beri nama “Sheet Standar”, isi Description dengan “Latihan Membuat Sheet Standar” 2. Pada window Load Settings klik Next, pada Window Unit pilih Meter, Degrees, North Azimuths, pada bagian Display Precision masing-masing isi dengan ”3”, kemudian klik Next. Pada window Scale isi Drawing Scale Horizontal dengan 1:1000, Vertical dengan 1:100, Sheet Size dengan 594x841, klik Next. Pada window zone untuk Categories pilih Indonesia, pada Available Coordinat System pilih Indonesia, Java West;West of 108 deg East, Djakarta datum, klik Next. Pada window Orientation klik Next. Pada window Text Style klik Next. Pada window Border pilih None kemudian klik Next. Pada window Save Settings isi Profile Name dengan “Sheet Standar”, klik Save kemudian klik Finish. 3. Di sini kita akan mulai membuat Sheet Standar, untuk itu pindahkan dari Model Space ke Paper Space dengan meng-klik Tab Layout1 di bagian bawah kiri. Buat Layer BORDER, LEGEND, VIEWPORT, FRAME, GRID.

Buat garis batas Rectangle Polyline ukuran 400x280 dengan layer BORDER. Di sini mungkin akan terlihat bahwa ukuran kertas lebih kecil dari pada ukuran BORDER, untuk itu kita perlu mengatur ukuran kertas.4. Klik File>Page Setup Manager, klik New, ketik “A3” di New Page Setup Name, klik Ok. Atur Printer/Plotter, Pilih Paper Size dengan A3, Plot Area dengan Extents, ketik Plot Scale 1 mm : 1 units, Plot offset Centang Center the plot, Set Plot Style table ke monocrome.stb, Set Drawing Orientation ke Landscape. Klik Ok. Pada Window Page Setup Manager Pilih A3, klik Set Current kemudian klik Close. Sekarang ukuran BORDER sudah muat dalam kertas ukuran A3. 5. Selanjutnya kita akan membuat direktori database style. Klik menu Sheet Manager>Setting. Pada Window Setting, di sebelah kanan Style Database Path klik Set. Kemudian pada Path ketik “SHEET_STANDAR\”, klik Ok. Pada window Setting, Layers Label Frames ketik “FRAME”, pada Sheet Options Layout Page Setup Name pilih A3. Kemudian pastikan terdapat tanda v di depan Use Fixed Profile Stations, Draw MS Match Lines, Draw Grid on Label Draw, dan Adjust Grid View. 6. Langkah berikutnya kita akan membuat Legenda untuk Keterangan Gambar, Skala Gambar, Nama Proyek dan sebagainya. Buatlah Rectangle Polyline ukuran 75x270 dengan layer LEGEND, simpan di sebelah kanan gambar dengan jarak 5 mm dari BORDER.7. Selanjutnya kita akan membuat Viewport-Plan dengan layer VIEWPORT. Klik menu Sheet Manager>Sheet Styles>Create Viewport. Gambar viewport dengan ukuran 310x120. Tempatkan viewport di bagian kiri atas dengan jarak 5 mm dari BORDER.8. Sekarang kita akan mengeset kategori viewport ini untuk plan. Klik menu Sheet Manager>Sheet Styles>Set Viewport Category. Pilih gambar viewport

tadi kemudian pada Window Edit View Data pilih Plan untuk Category dan isikan 1.00 pada View Scale. Klik Ok. 9. Berikutnya kita akan membuat frame dengan layer FRAME untuk Viewport-Plan di atas. Klik menu Sheet Manager>Sheet Style>Create/Edit Frame. Karena kita akan membuat Frame baru maka tekan Enter.Pada window Edit Frame Data, ketik “FRAME” pada Layer, kemudian klik Pick Origin/Size <<. Klik bagian kiri bawah Viewport-Plan untuk Pick Lower Left (Origin) Point, kemudian klik bagian kanan atas Viewport-Plan untuk Pick Upper Right (Origin) Point.Pada window Edit Frame Data, Pilih Plan pada Type dan View pada Category, klik Ok. 10. Langkah berikutnya kita akan membuat Viewport-Profil dengan layer VIEWPORT. Klik menu Sheet Manager>Sheet Styles>Create Viewport. Gambar viewport dengan ukuran 280x130. Tempatkan Viewport-Profil ini di bawah sehingga midpoint sisi atasnya berhimpit dengan midpoint sisi bawah Viewport-Plan.11. Sekarang kita akan mengeset kategori viewport ini untuk Profil. Klik menu Sheet Manager>Sheet Styles>Set Viewport Category. Pilih gambar Viewport-Profil tadi kemudian pada Window Edit View Data pilih Profile untuk Category dan isikan 1.00 pada View Scale, klik Ok. 12. Berikutnya kita akan membuat frame untuk Viewport-Profil di atas. Klik menu Sheet Manager>Sheet Style>Create/Edit Frame. Tekan Enter untuk membuat Frame baru.Pada window Edit Frame Data, ketik “FRAME” pada Layer, kemudian klik Pick Origin/Size <<. Klik bagian kiri bawah Viewport-Profil untuk Pick Lower Left (Origin) Point, kemudian klik bagian kanan atas Viewport-Profil untuk Pick Upper Right (Origin) Point. Pilih Profile pada Type, dan View pada Category.

Sekarang kita akan membuat grid untuk frame tersebut. Klik Grid, klik Add pada window Edit Attached Grid, ketik “Grid Profil” pada Style Name, klik Edit. Pada window Edit Grid Style pilih Vertical pada Line Direction, ketik “5” pada Spacing, ketik “GRID“ pada layer, klik Add’. Kemudian pilih Horizontal pada Line Direction, ketik “5” pada Spacing, ketik “GRID“ pada layer, klik Add, klik Ok 4x. 13. Selanjutnya kita akan membuat Frame Label untuk elevasi profil yang akan diletakan di sebelah kiri dan kanan Viewport-Profil. Sekarang kita buat Frame untuk sebelah Kanan. Klik menu Sheet Manager>Sheet Style>Create/Edit Frame. Tekan Enter untuk membuat Frame baru.Pada window Edit Frame Data, ketik “FRAME” pada Layer, kemudian klik Pick Origin/Size <<. Klik bagian kanan bawah Viewport-Profil untuk Pick Lower Left (Origin) Point, kemudian klik bagian kanan bawah Viewport-Plan untuk Pick Upper Right (Origin) Point. Pilih Profile pada Type dan Label pada Category. Sekarang kita akan menentukan Text-nya. Klik Text di bagian Attached Labels. Klik Add pada window Edit Attached Text Label, Ketik “Profile Elevasi” pada window Select Style di bagian Style Name, klik Edit. Pada window Text Label Properties pilih 5mm untuk Text Style, Middle Center untuk Justify, ketik “2.25” untuk Height, ketik “0” untuk Rotation Angle, ketik “FRAME” untuk Layer. Untuk menentukan format text-nya klik Edit. Pada window Edit Text Format pilih Profile untuk Code Category, pilih Elevation untuk Codes, kemudian klik Add Code to Text Format. Untuk format angkanya klik Numeric Format, pada window Edit Numeric Format isikan “0” pada bagian Decimal Precision, klik Ok 4x hingga muncul window Edit Attached Text Label. Pilih Profile Elevasi pada Currently Attached, pilih Profile|Elevation pada Design Data Point, pilih Incremental pada Label Location, pilih Frame Middle pada Frame Justification, ketik “2” pada Label Increment, klik Ok 2x.

Selesai sudah kita membuat frame label elevasi profil untuk sebelah kanan. Untuk frame sebelah kiri kita tinggal meng-copy frame yang baru saja dibuat.14. Selanjutnya kita akan membuat Frame Label untuk elevasi rencana yang akan diletakan di bagian bawah Viewport-Profil. Klik menu Sheet Manager>Sheet Style>Create/Edit Frame. Tekan Enter untuk membuat Frame baru.Pada window Edit Frame Data, ketik “FRAME” pada Layer, ketik “280” pada Width, ketik “7.5” pada Height, Pilih Profile pada Type dan Label pada Category. Klik Text di bagian Attached Labels. Klik Add pada window Edit Attached Text Label, Ketik “Elevasi Rencana” pada window Select Style di bagian Style Name, klik Edit. Pada window Text Label Properties pilih 5mm untuk Text Style, Middle Center untuk Justify, ketik “1.25” untuk Height, ketik “90” untuk Rotation Angle, ketik “FRAME” untuk Layer. Untuk menentukan format text-nya klik Edit. Pada window Edit Text Format pilih FG Center Line untuk Code Category, pilih Elevation untuk Codes, kemudian klik Add Code to Text Format. Klik Numeric Format, pada window Edit Numeric Format isikan “3” pada bagian Decimal Precision, klik Ok 4x hingga muncul window Edit Attached Text Label. Pilih Elevasi Rencana pada Currently Attached, pilih FG Center Line|Elevation pada Design Data Point, pilih Incremental pada Label Location, pilih Frame Middle pada Frame Justification, ketik “50” pada Label Increment, ketik “1” pada Label Offset Horizontal, klik Ok.Sekarang kita akan membuat garis tegak lurus untuk frame tersebut. Klik Grid, klik Add pada window Edit Attached Grid, ketik “Garis Tegak” pada Style Name, klik Edit. Pada window Edit Grid Style pilih Vertical pada Line Direction, ketik “50” pada Spacing, ketik “FRAME“ pada layer, klik Add, klik Ok 4x. Selesai sudah kita membuat frame label elevasi rencana. Letakan frame tersebut di bagian bawah Viewport-Profil.15. Selanjutnya kita akan membuat Frame Label untuk elevasi eksisting yang akan diletakan di bagian bawah frame elevasi rencana. Klik menu Sheet

Manager>Sheet Style>Create/Edit Frame. Tekan Enter untuk membuat Frame baru.Pada window Edit Frame Data, ketik “FRAME” pada Layer, ketik “280” pada Width, ketik “7.5” pada Height, Pilih Profile pada Type dan Label pada Category. Klik Text di bagian Attached Labels. Klik Add pada window Edit Attached Text Label, Ketik “Elevasi Eksisting” pada window Select Style di bagian Style Name, klik Edit. Pada window Text Label Properties pilih 5mm untuk Text Style, Middle Center untuk Justify, ketik “1.25” untuk Height, ketik “90” untuk Rotation Angle, ketik “FRAME” untuk Layer.Untuk menentukan format text-nya klik Edit. Pada window Edit Text Format pilih EG Center untuk Code Category, pilih Elevation untuk Codes, kemudian klik Add Code to Text Format. Klik Numeric Format, pada window Edit Numeric Format isikan “3” pada bagian Decimal Precision, klik Ok 4x hingga muncul window Edit Attached Text Label. Pilih Elevasi Eksisting pada Currently Attached, pilih EG Center|Elevation pada Design Data Point, pilih Incremental pada Label Location, pilih Frame Middle pada Frame Justification, ketik “50” pada Label Increment, ketik “-1” pada Label Offset Horizontal, klik Ok.Sekarang kita akan membuat gridline tegak lurus untuk frame tersebut. Klik Grid, klik Add pada window Edit Attached Grid, klik Garis Tegak pada Style List, klik Ok 3x.Selesai sudah kita membuat frame label elevasi eksiting. Letakan frame tersebut di bagian bawah frame elevasi rencana.16. Selanjutnya kita akan membuat Frame Label untuk stasion (STA) yang akan diletakan di bagian bawah frame elevasi eksisting. Klik menu Sheet Manager>Sheet Style>Create/Edit Frame. Tekan Enter untuk membuat Frame baru.Pada window Edit Frame Data, ketik “FRAME” pada Layer, ketik “280” pada Width, ketik “5” pada Height, Pilih Profile pada Type dan Label pada Category. Klik Text di bagian Attached Labels. Klik Add pada window Edit Attached Text Label, Ketik “Stasioning” pada window Select Style di bagian Style Name, klik Edit. Pada window Text Label Properties pilih 5mm untuk Text Style, Middle

Center untuk Justify, ketik “2” untuk Height, ketik “0” untuk Rotation Angle, ketik “FRAME” untuk Layer.Untuk menentukan format text-nya klik Edit. Pada window Edit Text Format pilih Alignment untuk Code Category, pilih Station untuk Codes, kemudian klik Add Code to Text Format. Klik Numeric Format, pada window Edit Numeric Format isikan “0” pada bagian Decimal Precision, beri tanda v di depan Use Station Format klik Ok 4x hingga muncul window Edit Attached Text Label. Pilih Stasioning pada Currently Attached, pilih Alignment|Station pada Design Data Point, pilih Incremental pada Label Location, pilih Frame Middle pada Frame Justification, ketik “50” pada Label Increment, klik Ok 2x.Selesai sudah kita membuat frame label stasion. Letakan frame tersebut di bagian bawah frame elevasi eksisting.17. Selanjutnya save gambar sheet tersebut agar bisa digunakan. Klik Sheet Manager>Sheet Style>Save Sheet Style. Ketik “sheet-plan-profil-dinx”. Klik Ok.

POTONGAN MELINTANG (CROSS SECTION)Kita akan membuat potongan melintang (cross section), baik eksiting maupun rencana perkerasan jalan termasuk bahu jalan, saluran samping, dan bentuk lereng samping di daerah timbunan maupun galian. I. Sampling dari Surface: Ikuti langkah-langkah berikut :1-6. Buka file yang akan buat cross section-nya.7. Klik menu Cross Sections>Surfaces>Set Current Surface.8. Pada window Select Surface klik Surface1. Klik Ok.9. Klik menu Cross Sections>Existing Ground>Sample From Surface.10. Pada Select Alignment : tekan Enter.11. Pada window Alignment Librarian pilih CL1. Klik Ok.12. Pada window Section Sampling Setting pada bagian Swath Widths ketik 25 pada Left dan Right.

13. Pada bagian Sample Increment ketik 50 pada Tangents, Curves dan Spirals.14. Contreng pada Alignment Start dan Alignment End. Kemudian klik Ok.15. Pada Beginning station <0.000> : tekan Enter16. Pada Ending Station <12.000> : tekan Enter. II. Menggambar Template Cross Section :17. Template adalah tipikal cross section, pada latihan ini kita akan merencanakan perkerasan jalan dengan data sbb : - Lebar perkerasan = 7.0m, material AC=15cm, Aggregat A=20cm, Agregat B=30cm, grade -2%. - Lebar bahu = 1.5m, material Agregat B=15cm. grade -4%.18. Klik menu Cross Sections>Set Template Path.19. Pada menu Template path ketik cross_template pada bagian path, kemudian klik Ok. Sekarang kita akan menggambar untuk bagian perkerasan aspal (normal surface), Klik menu Cross Sections>Draw Template.20. Pada starting point : klik di tengah layar.21. Pada select point : ketik G.22. Pada grade (%) : ketik -2.23. Pada change in offset : ketik -3.5.24. Pada grade (%) : ketik R.25. Pada change in offset : ketik 0.26. Pada change in elev : ketik -0.15.27. Pada change in offset : ketik G.28. Pada grade (%) : ketik 2.29. Pada change in offset : ketik 3.5.30. Pada grade (%) : ketik X.31. Pada starting point : tekan enter untuk keluar. Sekarang kita akan menggambar untuk bagian bahu (subassembly surface), Klik menu Cross Sections>Draw Template.32. Pada starting point : klik di ujung kiri-atas aspal.33. Pada select point : ketik G.34. Pada grade (%): ketik -4.35. Pada change in offset : ketik -1.5.

36. Pada grade (%): ketik R.37. Pada change in offset : ketik 0.38. Pada change in elev : ketik -0.15.39. Pada change in offset : ketik G.40. Pada grade (%): ketik 4.41. Pada change in offset : ketik 1.5.42. Pada grade (%): ketik C.43. Pada starting point : tekan Enter untuk keluar. Sekarang kita akan menggambar untuk bagian agregat A (normal surface), Klik menu Cross Sections>Draw Template.44. Pada starting point : klik di ujung kanan-bawah aspal.45. Pada grade (%) : ketik 2.46. Pada change in offset : ketik -3.5.47. Pada grade (%) : ketik R.48. Pada ghange in offset : ketik 0.49. Pada change in elev : ketik -0.20.50. Pada change in offset : ketik G.51. Pada grade (%) : ketik 2.52. Pada change in offset : ketik 3.5.53. Pada grade (%) : tekan Enter. Sekarang kita akan menggambar untuk bagian agregat B (normal surface).54. Pada starting point : klik di ujung kanan-bawah agregat A.55. Pada grade (%) : ketik -2.56. Pada change in offset : ketik -3.5.57. Pada grade (%) : ketik R.58. Pada ghange in offset : ketik 0.59. Pada change in elev : ketik -0.30.60. Pada change in offset : ketik G.61. Pada grade (%) : ketik 2. 62. Pada change in offset : ketik 3.5.63. Pada grade (%) : tekan Enter.64. Pada starting point : tekan Enter untuk keluar.

III. Mendefinisikan Template Cross Section65. Sebelumnya kita buat Tabel Material dahulu, klik menu Cross Sections> Templates>Edit Material Table.66. Pada window Material Table Selection Status klik Yes, untuk membuat tabel baru.67. Pada window New Surface Material Table ketik Material pada Table Name. kemudian klik Ok. 68. Pada window New Material Surface ketik AC pada Material, kemudian klik Ok.69. Pada window Material Table Editor klik New di bagian materials.70. Pada window New Material Surface ketik “Agregat A” pada Material.71. Ulangi langkah 69-70 di atas untuk material “Agregat B”, sehingga akan didapat sbb :72. kemudian klik Ok. Sekarang kita akan mendefinisikan bahu (subassembly).73. Klik menu Cross Sections>Templates>Define Subassembly.74. Pada Pick connection point in : klik di ujung kanan-atas bahu.75. Pada window Surface Material Names klik Agregat B.76. Kemudian klik Ok.77. Pada pick entity : klik di gambar bahu.78. Pada Pick connection point out : klik di ujung kiri-atas bahu.79. Pada pick datum points : klik di ujung kiri-atas bahu.80. Pada pick datum points : klik di ujung kiri-bawah bahu.81. Pada pick datum points : klik di ujung kanan-bawah bahu.82. Pada pick datum points : tekan Enter.83. Pada save subassembly [Yes/No] ? : klik Enter.84. Pada subassembly name : ketik Bahu.85. Pada Define another subassembly [Yes/No] : ketik N, kemudian Enter. Sekarang kita akan mendefinisikan perkerasan cross-section (template).86. Klik menu Cross Sections>Templates>Define Template…87. Pada Pick finish ground reference point : klik di ujung kanan-atas aspal.88. Pada Is template symmetrical [Yes/No] ? : ketik Y.89. Pada select object : klik kiri-atas kemudian,90. Klik kanan-bawah sehingga semua gambar terpilih.

91. Pada select object : Tekan Enter. 92. Di gambar tampak bahwa bagian aspal saja yang bergaris putus-putus, maka pada Surface type [Normal/Subgrade] ? : ketik N, kemudian Enter.93. Pada window Surface Material Name pilih AC, kemudian klik Ok.94. Di gambar tampak bahwa sekarang bagian bahu saja yang bergaris putus-putus, maka pada Surface type [Normal/Subgrade] ? : ketik N, kemudian Enter.95. Pada window Surface Material Name pilih Agregat B, kemudian klik Ok.96. Di gambar tampak bahwa sekarang bagian Agregat A saja yang bergaris putus-putus, maka pada Surface type [Normal/Subgrade] ? : ketik N, kemudian Enter.97. Pada window Surface Material Name pilih Agregat A, kemudian klik Ok.98. Di gambar tampak bahwa sekarang bagian Agregat B saja yang bergaris putus-putus, maka pada Surface type [Normal/Subgrade] ? : ketik N, kemudian Enter.99. Pada window Surface Material Name pilih Agregat B, kemudian klik Ok.100. Pada pick connection point out : klik di ujung kiri atas aspal.101. Pada Datum number <1> : tekan Enter.102. Pada pick datum points : klik di ujung kiri-bawah aspal.103. Pada pick datum points : klik di ujung kiri-bawah agregat B.104. Pada pick datum points : klik di ujung kanan-bawah agregat B.105. Pada pick datum points : tekan Enter.106. Pada window Subassembly Attachments, di bagian Left ketik BAHU pada Fill Shoulder dan Cut Shoulder.107. Di bagian Right ketik BAHU pada Fill Shoulder dan Cut Shoulder, kemudian klik Ok.108. Pada save template [Yes/No] ? : tekan Enter.109. Pada template name : ketik bajuri-lembang.110. Pada define another template [Yes/No] : ketik N. Sekarang kita akan mendefinisikan superelevasi pada template tersebut sehingga bisa ikut berputar mengikuti besarnya superelevasi pada tikungan.111. Klik menu Cross Sections>Templates>Edit Template…

112. Pada window Template Librarian klik bajuri-lembang, kemudian klik Ok.113. Pada Pick insertion point : klik di daerah yang kosong.114. Pada Edsrf/SAve/eXit/ASsembly/Display/SRfcon/Redraw : ketik SR.115. Pada Connect/Datum/Redraw/Super/Topsurf/Transition/eXit : ketik S.116. Pada outer left superelevation point : klik ujung kiri-atas aspal.117. Pada inner superelevation reference point : klik ujung tengah-atas aspal.118. Pada outter rollover point : klik di ujung kiri-atas bahu.119. Pada outer right superelevation point : klik ujung kanan-atas aspal.120. Pada inner superelevation reference point : klik ujung tengah-atas aspal.121. Pada outter rollover point : klik di ujung kanan-atas bahu.122. Pada Connect/Datum/Redraw/Super/Topsurf/Transition/eXit : ketik X.123. Pada Edsrf/SAve/eXit/ASsembly/Display/SRfcon/Redraw : ketik SA.124. Pada save template [Yes/No] ? : tekan Enter.125. Pada template name : tekan Enter.126. Pada Template exists. Overwrite [Yes/No] ? : tekan Enter.127. Pada Edsrf/SAve/eXit/ASsembly/Display/SRfcon/Redraw : tekan Enter. IV. Desain Saluran dan Kemiringan LerengPada latihan ini direncanakan dimensi saluran dan kemiringan lereng pada daerah timbunan dan galian dengan data sbb :- Dimensi Saluran : lebar atas 1.5 m, lebar bawah 0.5 m, kedalaman 1.0 m, kemiringan saluran 2:1.- Dimensi Lereng Galian : kemiringan 2:1, tipe berjenjang (stepped) dengan tinggi maksimum 2.0 m dan lebar jenjang 1.0 m.- Dimensi Lereng Timbunan : kemiringan 2:3, tipe berjenjang (stepped) dengan kedalamam maksimum 2.0 m dan lebar jenjang 1.0 m. 128. Klik menu Cross Sections>Design Control>Stepped Slopes…129. Pada window Stepped Control Editor klik Hinge to Match pada bagian Stepped direction.130. Isikan 1, 1.5, 0.5, 1, 0 untuk (Depth, Fill, Cut, Width, Grade) pada baris 1.131. Isikan 3, 1.5, 0.5, 1, 0 untuk (Depth, Fill, Cut, Width, Grade) pada baris 2.

132. Isikan 5, 1.5, 0.5, 1, 0 untuk (Depth, Fill, Cut, Width, Grade) pada baris 3.133. Kemudian klik Ok.134. Klik menu Cross Sections>Design Control>Edit Design Control…135. Pada window Enter Station Range tekan Enter.136. Pada window Design Control klik Template Control…137. Pada window Template Control klik Select… pada Template.138. Pada window Template Librarian pilih bajuri-lembang, kemudian klik Ok.139. Pada window Template Control klik Select… pada Datum.140. Pada window Datum Librarian pilih 1, kemudian klik Ok.141. Pada window Template Control pilih Center pada Pivot, kemudian ketik -0.2, 0, -0.2 masing-masing pada Left, Center, Right.142. Klik Rollover dan ketik 0.1 dan pilih Left pada Side.143. Pilih none pada Subgrade Superelevation Method.144. Kemudian klik Ok.145. Pada window Design Control klik Ditches…146. Pada window Ditch Control pilih Cut pada Type di bagian Left dan Right.147. Contreng Foreslope dan ketik 0.5 di bagian Left dan Right.148. Contreng Depth dan ketik 1 di bagian Left dan Right.149. Contreng Depth from hinge di bagian Left dan Right.150. Pada Base Width ketik 0.5 di bagian Left dan Right.151. Kemudian klik Ok. 152. Pada window Design Control klik Slopes…153. Pada window Slope Control pllih Simple pada Fill Type, kemudian ketik 1.5 pada Typical dan Maximum. Lakukan ini pada bagian Left dan Right.154. Pllih Stepped pada Cut Type, kemudian ketik 0.5 pada Typical dan Maximum. Lakukan ini pada bagian Left dan Right.155. Kemudian klik Ok.156. Pada window Design Control klik Benches…157. Pada window Bench Control contreng Use left cut bench, ketik 2.0, 1.0, dan 0.0 pada Height, Width dan Grade. Lakukan ini pada Left cut bench dan Right cut bench.158. Contreng Use left fill bench, ketik 2.0, 1.0, dan 0.0 pada Height, Width dan Grade. Lakukan ini pada Left fill bench dan Right fill bench.

159. Kemudian klik Ok. 160. Pada window Design Control klik Ok,161. Pada window Process Status klik Ok. V. SuperelevasiPada latihan ini direncanakan tikungan horisontal dengan data sbb :- PI-1 (S-C-S) : V = 40km/jam, e = 6.0 %, Ls = 35 m, Lc = 51.76 m.- PI-2 (FC) : V = 40km/jam, e = 2.0 %, Ls’ = 35 m, Lc = 114.4 m.Parameter-parameter tersebut akan kita masukkan dalam perhitungan sehingga nantinya didapat gambar cross-section beserta superelevasinya.162. Klik menu Cross Sections>Design Control>Superelevation Parameters…163. Pada window Superelevation Control contreng pada Superelevation calculations dan Crown removal by runout distance.164. Kemudian klik Edit Data…165. Pada window Superelevation curve edit pilih A pada Method.166. Ketik 0.06 pada E value, pilih Right pada Direction.167. Ketik 8.75, 26.25 dan 100 pada Runout, Runoff dan %runoff untuk Transition in maupun Transition out.168. Kemudian klik Next.169. Pada window Superelevation curve edit pilih A pada Method.170. Ketik 0.02 pada E value, pilih Right pada Direction.171. Ketik 17.50, 5.833 dan 100 pada Runout, Runoff dan %runoff untuk Transition in maupun Transition out.172. Kemudian klik Ok.173. Pada window Superelevation Control klik Save.174. Kemudian klik Ok.175. Pada window Superelevation Section Sampling contreng pada Sample these stations.176. Klik Select…177. Pada window select surface pilih surface1.178. Kemudian klik Ok 3x untuk kembali ke gambar. VI. Plot Section

di Model Sekarang kita tinggal plotting cross-section di Model dengan ketentuan sbb :- Skala Horisontal = 1 : 100- Skala Vertikal = 1 : 100- Ukuran Kertas = 594 x 841 179.Untuk itu klik menu Projects>Drawing Setup.180. Pada window Drawing Setup klik tab Scale.181. Pada Drawing Scale pilih 1:100 untuk Horizontal.182. Pada Drawing Scale pilih 1:100 untuk Vertical.183. Pada Sheet Size pilih 594 x 841.184. Kemudian klik Ok.185. Klik menu Cross Sections >Section Plot>Settings.186. Pada window Cross Section Plotting Settings contreng pada semua pilihan.187. Kemudian klik Section Layout…188. Pada window Section Layout ketik 5, 2, 0, 3, 1 pada Offset inc, Offset lbl inc, Offset prec, FG lbl prec, dan Rows below datum.189. Kemudian ketik 1, 2, 0, 2, 1 pada Elevation inc, Elevation lbl inc, Elevation prec, EG lbl prec dan Rows above max.190. Kemudian klik Ok.191. Pada window Cross Section Plotting Settings klik Page Layout…192. Pada window Page Layout ketik 594, 50, 25, 4, 4 pada Sheet height, Left margin, Top margin, Column spacing, dan Vertical sheets.193. Ketik 841, 2, 25, 4 pada Sheet width, Right margin, Bottom margin, dan Row spacing.194. Kemudian klik Ok 2x.195. Kemudian klik menu Cross Sections>Section Plot>Page.196. Pada Page import type : ketik M, kemudian Enter.197. Pada Import section into current drawing : ketik Y kemudian Enter.198. Pada beginning station : tekan Enter.199. Pada ending station : tekan Enter.200. Pada sheet origin point : klik di area yang kosong.

VII. Volume Galian TimbunanSekarang kita akan plotting volume galian dan timbunan di model dengan ketentuan sbb :- Perhitungan volume menggunakan type Prismoidal,- Menggunakan koreksi kurva.- Menggunakan Faktor Volume Galian = 0.9- Menggunakan Faktor Volume Timbunan = 1.1201. Klik menu Cross Sections>Total Volume Output>Volume Table.202. Pada Computation type : ketik P.203. Pada Use of curve corection : ketik Y.204. Pada Use of volume adjustment factors : ketik Y.205. Pada Cut adjustment factor : ketik 0.9.206. Pada Fill adjustment factor : ketik 1.1.207. Pada Beginning station : klik Enter.208. Pada Ending station : ketik Enter.209. Pada Pick insertion point : klik di area yang kosong. VIII. Volume TemplateSekarang kita akan plotting volume template yang terdiri dari AC, Agregat A dan Agregat B , volume ini tidak bisa di plot di gambar model jadi kita save ke file text ASCII.210. Klik menu Cross Sections>Surface Volume Output>Template Surface.211. Pada Volume Computation type : ketik P.212. Pada Use of curve corection : ketik Y.213. Pada Use of volume adjustment factors : ketik Y.214. Pada Cut adjustment factor : ketik 0.9.215. Pada Fill adjustment factor : ketik 1.1.216. Pada Output File name: ketik output.txt.217. Pada Beginning station : klik Enter.218. Pada Ending station : ketik Enter.