Post on 27-Jan-2021
KAJIAN PENATALAKSANAAN
GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI EMPAT SMU
DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2004
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
oleh
Martha Noviana Wulandari
NIM : 008114081
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHANKU
“Jika aku dapat meminta agar hidupku sempurna, itu merupakan godaan yang menggiurkan � namun
aku akan terpaksa menolak, karena dengan begitu aku tidak dapat lagi menarik pelajaran dari kehidupan”.�
�� ����������������������������������������
��
�
”Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya”.
���������������
��
“Ucapkanlah syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu”.
�������������������
����
�� ����!����������" ��������������"������������#���������� ��#��������������� �����#����#�����"������ ��#$����%�"�������&�����# !��#���#����������������������������������# ��������#�������������" ��#�������'���� ����������������������#��������������#������� �����"����������# ���# !��#��
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
INTISARI
Gangguan menstruasi adalah keluhan yang dialami wanita ketika menstruasi, antara lain berupa nyeri haid (dysmenorrhea) dan sindrom pra menstruasi. Nyeri haid (dysmenorrhea) adalah menstruasi yang disertai rasa sakit, merupakan keluhan yang paling sering dialami wanita. Dysmenorrhea dibagi menjadi 2, yaitu dysmenorrhea primer dan dysmenorrhea sekunder. Dysmenorrhea primer terjadi apabila tidak ditemukan penyebab yang mendasarinya dan paling sering ditemukan pada wanita. Sindrom pra menstruasi adalah gangguan siklus menstruasi berupa kombinasi perubahan fisik dan emosional yang terjadi sebelum menstruasi dan membaik saat terjadi menstruasi. Penatalaksanaan gangguan menstruasi dapat dilakukan dengan pengobatan mandiri menggunakan obat tanpa resep dan tanpa menggunakan obat.
Penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan rancangan penelitian survei deskriptif. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner. Pemilihan tempat dan subyek penelitian dilakukan secara non random convenience sampling. Data yang diperoleh diolah secara analisis deskriptif. Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui penatalaksanaan gangguan menstruasi pada remaja putri di empat SMU di Kabupaten Bantul dengan dan tanpa menggunakan obat.
Hasil penelitian berdasarkan pada 379 subyek penelitian, diketahui bahwa 64,6% responden mengalami nyeri haid. Responden yang menunjukkan gejala sindrom pra menstruasi berupa peningkatan emosi sebesar 64,9%, food craving sebesar 39,3%. Penatalaksanaan gangguan menstruasi oleh responden yang menggunakan obat tradisional sebesar 81,5% dengan alasan dapat mengurangi keluhan (19,4%) dan obat modern sebesar 12,1% dengan alasan cepat sembuh (32,6%). Merek obat modern yang paling banyak digunakan responden adalah Feminax (66,7%) dan obat tradisional yang banyak digunakan adalah kunyit asam (93,8%). Penatalaksanaan tanpa menggunakan obat sebagian besar responden memilih istirahat yang cukup (59,3%). Kata kunci : Gangguan menstruasi, penatalaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRACT
Menstruation disorders is a complaint that occurred in women when they have menstruation i.e., dysmenorrhea and premenstrual syndrome. Dysmenorrhea is menstruation accompanying with pain, which most occurred in woman. Dysmenorrhea is divided into primary and secondary disease. Primary dysmenorrhea occurred when the cause is unknown and mostly found in women. Premenstrual syndrome can be defined as a cyclic disorder composed from the combination of a physical and emotional changes, that occured before the menstruation and improve within the menstrual flow. Treatment of the menstruation disorders can be done with self care medication using the over the counter products and non pharmacology therapy.
This is an observational research with descriptive survey design. The research instrument was questionnaire. The location and subject of the research was selected with non random convenience sampling method. Data obtained was analyzed using the descriptive analysis. The goals of this research is knowing the treatment of menstruation disorders in adolescent girls at four high schools in Kabupaten Bantul by using over the counter products or not.
According to the result of 379 subjects, 64,6% respondent having dysmenorrhea in their menstrual flow. The symptom of premenstrual syndrome as a mood swing is represented by 64,9% of respondent and 39,3% as a food craving. The treatment of menstruation disorders by the respondent who was using the traditional drugs is 81,5% for the reason of decrease the symptom (19,4%) and 12,1% using the modern drugs for the same reason (32,6%). Feminax (66,7%) is the modern drug trademark that mostly used by the respondent and kunyit asam (93,8%) is the traditional drug that mostly used by the respondent. Mostly respondent (59,3%) choose to take a rest for treatment of the menstruation disorders with non pharmacology therapy. Key words: menstruation disorders, treatment
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PRAKATA
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas setiap
berkat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
berjudul “Kajian Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di
Empat SMU di Kabupaten Bantul pada Tahun 2004”. Skripsi ini disusun dan
diajukan guna melengkapi salah satu syarat menyelesaikan program Strata
Satu (S1) di Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak lepas dari dorongan dan
bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini, dengan rendah hati penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
2. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing utama, atas segala
bimbingan dan sarannya serta kesempatan, kesabaran dan keramahan yang
diberikan kepada penulis.
3. Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes. sebagai dosen penguji atas
kesediaannya menguji serta kritik dan saran yang membangun kepada
penulis.
4. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt. sebagai dosen penguji atas kesediaannya
menguji serta kritik dan saran yang membangun kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
5. Kepala BAPPEDA Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten
Bantul, atas ijin yang telah diberikan sehingga penulis dapat melakukan
penelitian ini.
6. Kepala Sekolah SMU Negeri 1 Sewon, SMU Negeri 1 Kasihan, SMK
Negeri 1 Bantul, dan SMK Negeri 1 Sewon, atas ijin yang telah diberikan
kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang bersangkutan.
7. Adik-adik siswi SMU Negeri 1 Sewon, SMU Negeri 1 Kasihan, SMK
Negeri 1 Bantul, dan SMK Negeri 1 Sewon, atas bantuannya mengisi
kuesioner.
8. Bapak dan Mamaku tercinta (Pak Ayub dan Bu Yanti), atas kasih sayang,
pengertian, kesabaran, kesempatan, dan kerja kerasnya selama ini demi
keberhasilanku. Semua ini tidak ada artinya tanpa kasih sayang dan doa
dari Bapak dan Mama.
9. Adikku Ruth Triana (Nongki) tersayang atas cinta, doa dan dukungannya
setiap hari, yang selalu membantuku dan menemaniku selama ini.
10. Keluarga di Yogyakata, Wates, Tg. Uban, dan Jakarta atas perhatian
dukungannya.
11. Yossie ”mas ku” atas cinta, doa dan perhatiannya selama ini.
12. Nur dan Ndrew atas kebaikannya meminjamkan laptop
13. Sahabat terbaikku Dewi ”dewok” dan Yayuk ”gelok” atas doa, dukungan,
kritik dan sarannya serta pertemanan kita selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
14. Para anggota PABELI : Betha, Dewi, Tri, Wanda, dan Yayuk atas cinta
kasih, doa, dukungan serta persahabatan yang indah.
15. Raul dan Lisa atas pertemanan, semangat, dan bantuannya.
16. Para penghuni ”Canna”: Maya ”monchu”, Yessi, Cahya, Laura, Nur, Ina
“butet”, Nana, Siska, dan Tara atas pertemanan dan kebersamaan kita
selama ini. Senang rasanya bisa kenal kalian semua.
17. Teman-teman persekutuan GKJ Madukismo: Risma ”butet”, Ester ”es-teh”,
mbak Atik, Aan, Andri, Krisna, dan lain-lain atas kebersamaan dan
pertemanan kita dalam persekutuan, juga atas doa dan dukungannya.
18. Mbak Enny ”mbak ku” di Solo atas perhatian, doa dan dukungannya, juga
saran-sarannya. Terima kasih sudah mau mendengarkan keluh kesahku.
19. Maya ”monchu” salah satu penghuni ”Canna” atas kesediaannya
menghiburku. Terima kasih sudah mau jadi bulan-bulananku untuk
menghibur saat jenuh.
20. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari, skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karenanya saran dan kritik akan penulis terima dengan senang hati. Akhirnya,
penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, November 2007
Penulis
Martha Noviana Wulandari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....................................................... v
INTISARI ...................................................................................................... vi
ABSTRACT.................................................................................................... vii
PRAKATA .................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xix
BAB I PENGANTAR .....................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................1
1. Permasalahan.............................................................................6
2. Keaslian penelitian ....................................................................7
3. Manfaat Penelitian.....................................................................7
B. Tujuan Penelitian ............................................................................8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA.............................................................9
A. Menstruasi .......................................................................................9
1. Pengertian ..................................................................................9
2. Siklus Menstruasi ......................................................................10
3. Fisiologi Siklus Menstruasi .......................................................12
B. Karakteristik Usia Responden.........................................................13
C. Dysmenorrhea .................................................................................15
1. Pengertian ..................................................................................15
2. Penggolongan ............................................................................16
3. Patofisiologi Dysmenorrhea Primer ..........................................16
4. Penatalaksanaan Dysmenorrhea Primer ....................................17
5. Dysmenorrhea Sekunder ...........................................................19
D. Sindrom Pra Menstruasi ..................................................................20
1. Pengertian ..................................................................................20
2. Penyebab Sindrom Pra Menstruasi............................................21
3. Gejala Klinis..............................................................................22
4. Penatalaksanaan Sindrom Pra Menstruasi.................................23
E. Sakit, Kesakitan, dan Perilaku Kesehatan.......................................27
F. Obat dan Pengobatan Sendiri ..........................................................29
G. Analgesik.........................................................................................31
H. Keterangan Empiris yang Diharapkan ............................................33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................................................34
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................34
B. Definisi Operasional........................................................................34
C. Subyek Penelitian............................................................................36
D. Tempat Penelitian............................................................................36
E. Instrumen Penelitian........................................................................36
F. Tata Cara Penelitian ........................................................................37
G. Tata Cara Pengolahan Hasil ............................................................39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................42
A. Karakteristik Responden .................................................................42
1. Usia Responden.........................................................................42
2. Usia Responden Saat Pertama Menstruasi ................................43
3. Keteraturan Waktu Menstruasi..................................................44
B. Gangguan Menstruasi yang Dialami Responden ............................45
1. Keluhan pada Tahun Pertama Menstruasi.................................46
2. Gangguan Menstruasi yang Dialami Responden di SMU.........48
3. Pengaruh Menstruasi terhadap Aktivitas Responden................52
C. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi oleh Responden ...............53
1. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi Menggunakan Obat
Tanpa Resep ..............................................................................54
2. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi Tanpa Menggunakan
Obat ..........................................................................................66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
D. Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian yang Dilakukan oleh
Astuti (2004) ...................................................................................68
1. Perbedaan Gangguan Menstruasi yang Dialami oleh
Responden .................................................................................69
2. Perbedaan Penatalaksanaan Nyeri Haid yang Dialami oleh
Responden .................................................................................70
E. Rangkuman .....................................................................................72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................74
A. Kesimpulan .....................................................................................74
B. Saran................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................76
LAMPIRAN ....................................................................................................79
BIOGRAFI ......................................................................................................93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Terapi Dysmenorrhea dengan Obat Tanpa Resep .........................18
Tabel II. Perubahan Fisik dan Emosional pada Sindrom Pra Menstruasi ....22
Tabel III. Gejala-gejala Umum Sindrom Pra Menstruasi...............................23
Tabel IV. Distribusi Usia Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten
Bantul Tahun 2004 .........................................................................43
Tabel V. Distribusi Usia Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten
Bantul Tahun 2004 Saat Pertama Kali Menstruasi ........................44
Tabel VI. Keluhan yang Dialami Remaja Putri di Empat SMU di
Kabupaten Bantul Tahun 2004 pada Tahun Pertama
Menstruasi ......................................................................................47
Tabel VII. Jenis Obat Tanpa Resep yang Digunakan Remaja Putri di
Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004..............................54
Tabel VIII. Gambaran Jenis Obat Tradisional yang Digunakan Usia Remaja
Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004................57
Tabel IX. Alasan Pemilihan Obat Tradisional oleh Remaja Putri di
Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004..............................58
Tabel X. Gambaran Lama Waktu Penggunaan Obat Tradisional pada
Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul
Tahun 2004.....................................................................................59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel XI. Merek Obat Tanpa Resep yang Digunakan Remaja Putri di Empat
SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004 ........................................61
Tabel XII. Alasan Pemilihan Obat Modern oleh Remaja Putri di
Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004..............................64
Tabel XIII. Gambaran Lama Waktu Penggunaan Obat Modern pada
Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul
Tahun 2004....................................................................................65
Tabel XIV. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi Tanpa Menggunakan
Obat pada Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten
Bantul Tahun 2004 .........................................................................68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Sistem Reproduksi Wanita ............................................................10
Gambar 2. Fisiologi Siklus Menstruasi ...........................................................13
Gambar 3. Keteraturan Waktu Menstruasi Remaja Putri di Empat
SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004 .........................................45
Gambar 4. Keteraturan Keluhan Menstruasi Setiap Bulan pada Remaja
Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004.................48
Gambar 5. Gambaran Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di Empat
SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004 yang Sama Seperti
Tahun Pertama Menstruasi setelah Berada di SMU.......................49
Gambar 6. Gambaran Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul
Tahun 2004 yang Mengalami Peningkatan Emosi........................49
Gambar 7. Gambaran Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul
Tahun 2004 yang Mengalami Food Craving ................................50
Gambar 8. Gambaran Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul
Tahun 2004 yang Mengalami Keluhan Lain .................................50
Gambar 9. Gambaran Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul
Tahun 2004 yang Mengalami Dysmenorrhea ...............................51
Gambar 10. Pengaruh Gangguan Menstruasi terhadap Aktivitas Remaja
Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004...............52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Gambar 11. Gambaran Efek Obat Setelah Penggunaan Obat Tradisional
pada Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul
Tahun 2004...................................................................................60
Gambar 12. Gambaran Efek Obat Setelah Penggunaan Obat Modern pada
Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul
Tahun 2004...................................................................................66
Gambar 13. Perbedaan Gangguan Menstruasi yang Dialami Responden
pada Penelitian Astuti (2004) dan Penelitian Kajian
Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di
Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004............................70
Gambar 14. Perbedaan Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi yang
Dialami Responden pada Penelitian Astuti (2004) dan
Penelitian Kajian Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi
pada Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul
Tahun 2004...................................................................................71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Lembar Kuesioner ............................................................................79
Lampiran 3. Rekapitulasi Jawaban Responden.....................................................85
Lampiran 4. Surat Ijin dari BAPPEDA DIY.........................................................91
Lampiran 4. Surat Ijin dari BAPPEDA Bantul .....................................................92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Menstruasi merupakan kejadian yang umumnya dialami oleh setiap
wanita, dimulai dari masa remaja dan biasanya berlanjut sampai akhir paruh
baya. Setiap bulan, secara periodik, seorang wanita akan mengalami
menstruasi yaitu meluruhnya jaringan endometrium karena tidak adanya
telur matang yang dibuahi sperma. Peristiwa ini begitu wajar dan alami
sehingga dapat dipastikan bahwa semua wanita normal akan mengalaminya.
Walaupun demikian, pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami
gangguan menstruasi baik sebelum maupun ketika menstruasi. Gangguan
menstruasi yang dialami oleh kebanyakan wanita antara lain adalah
gangguan sebelum menstruasi/sindrom pra menstruasi dan nyeri
haid/dysmenorrhea (Shimp, 2000).
Nyeri haid paling sering terjadi pada remaja yang berusia antara
duabelas tahun hingga sekitar duapuluh tahun. Suatu penelitian
mengungkapkan bahwa sebagian wanita yang mengalami nyeri haid akan
kehilangan aktivitas hari-hari kerja mereka dalam sebulan karena gejala
yang ditimbulkan tidak dapat ditoleransi. Pada kebanyakan wanita yang
mengalami nyeri haid, membutuhkan waktu sementara untuk beristirahat di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
rumah dan bila perlu menggunakan obat pengurang nyeri haid (Shimp,
2000).
Angka kejadian nyeri haid di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari
50 persen wanita dalam usia reproduksi di setiap negara mengalaminya. Di
Amerika, angka persentase wanita yang mengalami nyeri haid sekitar 60
persen. Di Swedia, angka persentasenya sekitar 72 persen dan diperkirakan
di Indonesia 55 persen wanita wanita usia produktif tersiksa nyeri selama
haid. Untuk mengantisipasi nyeri haid, ada beberapa terapi yang
ditawarkan. Terapi tersebut antara lain terapi dengan obat dan pola hidup
sehat (Anonim, 2004).
Pada umumnya yang terjadi pada masyarakat, untuk mengatasi nyeri
haid, mereka banyak melakukan pengobatan mandiri. Namun, pengobatan
mandiri yang dilakukan dapat menimbulkan bahaya bila mereka tidak
mengerti dengan jelas mengenai informasi obat yang benar. Kasus seperti
ini biasanya terjadi pada masyarakat yang menggunakan obat tanpa resep
yang beredar di pasaran (Shimp, 2000). Hal ini dikarenakan dalam
menggunakan obat tersebut, mereka tidak didampingi oleh tenaga
kesehatan. Selain itu, dari penderita sendiri juga dituntut mampu melakukan
perawatan sendiri dalam mencegah dan menyembuhkan rasa sakit dengan
obat modern ataupun obat tradisional (Holt dan Hall, 1990).
Penelitian mengenai nyeri haid pernah dilakukan oleh Astuti pada
tahun 2004. Penelitian tersebut menggambarkan tentang pola pemilihan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
penggunaan obat pengurang nyeri haid pada siswi SMU. Menilik dari
penelitian tersebut, peneliti pada penelitian ini tertarik untuk mengetahui
lebih lanjut tentang gambaran umum menstruasi seperti yang digambarkan
oleh peneliti sebelumnya. Dalam hal ini, gambaran umum menstruasi yang
akan diteliti tidak hanya gangguan menstruasi yang berupa nyeri haid saja,
tetapi juga mengenai sindrom pra menstruasi. Selain itu, peneliti juga
tertarik untuk melihat bagaimana penatalaksanaan gangguan menstruasi
yang berupa nyeri haid dan sindrom pra menstruasi tersebut. Jadi, penelitian
ini ingin mengetahui apakah responden juga mengalami gangguan
menstruasi lain selain nyeri haid, yaitu sindrom pra menstruasi. Penelitian
ini mengambil tempat penelitian yang sama dengan sebelumnya, yaitu
Kabupaten Bantul, namun subyek penelitian yang digunakan berbeda.
Seperti halnya nyeri haid, sindrom pra menstruasi dewasa ini juga
sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan pendapat
para ahli di dunia bahwa sekitar 40 persen wanita di dunia menghadapi
sindrom pra menstruasi. Biasanya sindrom pra menstruasi ini dialami oleh
mereka yang berumur 14 sampai 50 tahunan. Sindrom pra menstruasi mulai
pada 7 sampai 14 hari sebelum menstruasi dan akan lebih membaik ketika
mulai menstruasi. Ditandai dengan tingginya perubahan emosional dan fisik
yang biasanya meningkat pada hari-hari sebelum menstruasi, sakit kepala
dan nafsu makan yang meningkat, perasaan murung dan gelisah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Gangguan kesehatan berupa pusing, depresi perasaan sensitif
berlebihan sekitar dua minggu sebelum haid umumnya dianggap hal yang
wajar bagi wanita usia produktif. Penelitian berdasarkan survey tahun 1982
di Amerika Serikat menunjukkan sindrom pra menstruasi dialami 50 persen
wanita dengan sosio ekonomi menengah yang datang ke klinik ginekologi.
Sindrom pra menstruasi memang kumpulan gejala akibat perubahan
hormonal yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur
dari ovarium) dan menstruasi. Sindrom ini akan menghilang pada saat
menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah selesai menstruasi
(Karyadi, 1999).
Banyak wanita yang mengalami gangguan menstruasi mengatakan
bahwa mereka dapat sedikit mengatasinya dengan olah raga teratur atau
dengan mengkonsumsi vitamin. Bagi mereka yang mengalami gejala lebih
parah, akan sangat membantu bila mengkonsumsi obat-obatan tertentu
seperti misalnya obat pengurang nyeri haid. Kenyataan yang terlihat, tidak
semua wanita yang mengalami gangguan menstruasi mampu mengatasinya
dengan mudah. Untuk mengatasi gangguan menstruasi ini terkadang
dilakukan dengan cara yang kurang benar, misalnya pada sindrom pra
menstruasi, pelampiasan emosi yang meningkat secara berlebihan atau
dengan makan makanan yang berlebihan ketika rasa lapar muncul. Padahal,
gangguan menstruasi dapat diatasi dengan cara yang lebih baik. Contohnya,
para wanita dapat mengalihkan perhatiannya dari gangguan menstruasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
yang dialaminya dengan istirahat cukup, bila rasa lapar berlebihan muncul
dapat mengkonsumsi makanan sehat, buah dan air mineral (Agustini, 2007).
Di Negara maju seperti Amerika Serikat, diperkirakan dalam waktu
satu tahun penduduk yang mengeluh atau merasa menderita sakit sebanyak
75% dari jumlah penduduknya. Dari jumlah tersebut, 10% tidak berbuat
apa-apa, 25% pergi ke dokter untuk mendapatkan pertolongan, dan sisanya
sebanyak 65% melakukan pengobatan sendiri. Dengan demikian, dapat
diperkirakan bahwa di Indonesia yang pergi ke dokter kurang dari 25%,
sedangkan yang melakukan pengobatan sendiri lebih dari 65% jumlah
penduduk yang mengeluh atau merasa menderita sakit dalam setahun.
Pengobatan sendiri di Indonesia dilakukan dengan menggunakan obat
tradisional atau jamu dan obat-obat paten, seperti golongan obat bebas.
Pada umumnya, dasar pemilihan dalam menentukan jamu atau obat paten
untuk pengobatan sendiri adalah pengalamam menggunakan jamu atau obat
tertentu pada waktu yang lalu atau informasi dari orang lain (Sartono,
1993).
Berdasarkan hal tersebut, penelitian tentang kajian penatalaksanaan
gangguan menstruasi pada remaja putri di empat SMU di Kabupaten Bantul
menarik untuk dilakukan. Hal ini berkaitan dengan pengobatan sendiri yang
dilakukan oleh remaja putri usia SMU dalam mengatasi gangguan
menstruasi yang dialaminya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Penelitian ini menggunakan remaja usia SMU sebagai sampel karena
diperkirakan pada usia tersebut keseluruhan siswi sudah mengalami
menstruasi, dan tentu saja yang mengalami gangguan menstruasi adalah
wanita yang sudah menstruasi. Penelitian menggunakan 4 sekolah karena
observasi di tempat yang berlainan akan lebih representatif. Selain itu, tidak
ada alasan khusus mengapa penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bantul.
1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut ini.
a. Seperti apakah karakteristik remaja putri di 4 SMU di Kabupaten
Bantul yang mengalami gangguan menstruasi?
b. Gangguan menstruasi apa saja yang dialami oleh remaja putri di 4
SMU di Kabupaten Bantul?
c. Bagaimanakah penatalaksanaan gangguan menstruasi yang
dilakukan oleh remaja putri di 4 SMU di Kabupaten Bantul ketika
mengalami gangguan menstruasi?
d. Apakah perbedaan yang terdapat pada penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan Astuti pada tahun 2004?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Keaslian Penelitian
Penulis menemukan penelitian yang sejenis dengan judul “Pola
Pemilihan dan Penggunaan Obat Pengurang Nyeri Haid oleh Siswi di 5
SMU Kabupaten Bantul Tahun 2004” (Astuti, 2004). Hasil penelitian
tersebut menyimpulkan bahwa sebagian siswi pernah mengalami nyeri haid.
Penelitian tersebut dilakukan di 5 SMU di Kabupaten Bantul dan
menyajikan pola pemilihan dan penggunaan obat nyeri haid. Sejauh
pengamatan penulis, belum pernah dilakukan penelitian yang berjudul
“Kajian Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di
Empat SMU di Kabupaten Bantul”. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan Astuti adalah penelitian ini juga dilakukan di
Kabupaten Bantul tetapi pada empat SMU yang berbeda. Di samping itu,
penelitian ini menyajikan perbandingan hasil yang diperoleh dengan
penelitian yang dilakukan Astuti. Penelitian ini juga membahas mengenai
sindrom pra menstruasi yang dialami oleh remaja putri di empat SMU di
Kabupaten Bantul.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat praktis
Hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam
pemberian informasi tentang penggunaan obat bebas secara rasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
sehingga dapat mencegah atau mengurangi kesalahan dalam
penggunaan obat-obat tersebut.
b. Manfaat teoritis
Memberikan gambaran yang jelas tentang penatalaksanaan gangguan
menstruasi oleh remaja putri di empat SMU di Kabupaten Bantul.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini dilakukan untuk evaluasi penatalaksanaan gangguan
menstruasi pada remaja putri di 4 SMU di Kabupaten Bantul.
2. Tujuan Khusus
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui:
a. karakteristik remaja putri di empat SMU di Kabupaten Bantul yang
mengalami gangguan menstruasi.
b. gangguan menstruasi yang dialami oleh remaja putri di empat SMU
di Kabupaten Bantul.
c. penatalaksanaan gangguan menstruasi yang dilakukan oleh remaja
putri di empat SMU di Kabupaten Bantul ketika mengalami
gangguan menstruasi.
d. perbedaan yang terdapat pada penelitian ini dengan penelitian yang
dilakukan Astuti pada tahun 2004.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Menstruasi
1. Pengertian
Menstruasi atau haid adalah proses keluarnya darah yang terjadi
secara periodik. Keluarnya darah dari vagina disebabkan luruhnya lapisan
dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah dan sel telur yang
tidak dibuahi (Kasdu, 2005). Menstruasi merupakan kondisi fisiologis
berupa pelepasan sel telur (ovum) yang tidak dibuahi oleh sperma. Sel telur
yang tidak dibuahi akan mati sesudah ± 20 jam. Kemudian setelah ± 14 hari
(10-16) selaput lendir yang tidak terpakai itu mengelupas dan dikeluarkan
(Sohn dan Korberly, 1990).
Proses menstruasi berlangsung terus sampai berakhirnya masa
produktif wanita, yaitu saat menstruasi berhenti secara permanen (Kasdu,
2005). Masa produktif wanita dimulai saat usia remaja, ketika mengalami
fase pubertas. Pubertas (puberty) adalah suatu periode kematangan
kerangka dan seksual terjadi dengan pesat terutama pada awal masa remaja.
Kematangan seksual merupakan suatu rangkaian dari perubahan-
perubahan yang terjadi pada masa remaja, yang ditandai dengan perubahan
pada ciri-ciri seks primer (primary sex characteristics) dan ciri-ciri seks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sekunder (secondary sex characteristics). Ciri-ciri seks primer menunjuk
pada organ tubuh yang secara langsung berhubungan dengan proses
reproduksi. Pada wanita, perubahan ciri-ciri seks primer ditandai dengan
munculnya periode menstruasi, yang disebut dengan menarche, yaitu
menstruasi yang pertama kali dialami oleh seorang wanita. Perubahan ciri-
ciri seks sekunder yang dialami oleh wanita ditandai dengan membesarnya
payudara dan pinggul, suara menjadi halus, dan tumbuhnya rambut pada
beberapa bagian tubuh (Desmita, 2005).
Gambar 1. Sistem Reproduksi Wanita Sumber: www.web-books.com/.../Reproductive/uterus.jpg
2. Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi secara fisiologis biasanya dialami oleh wanita,
dimulai dari masa remaja dan berlanjut sampai menopause (Shimp, 2000).
Menopause sering diartikan sebagai titik awal menurunnya fungsi seorang
wanita. Menstruasi tidak muncul dan fungsi reproduksi juga tidak terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
lagi (Indarti, 2004). Menstruasi terjadi karena pengaruh siklus bulanan dari
hormon-hormon reproduktif wanita. Menstruasi dialami pertama kali oleh
wanita antara umur 9 sampai 17 tahun. Usia umum dimana seorang wanita
mengalami menstruasi pertama kali (menarche) adalah antara 12-14 tahun.
Namun, ditemukan juga wanita dimana mengalami kematangan seksual
lebih cepat pada usia kurang dari 12 tahun dan lebih lambat kematangan
seksualnya, yaitu pada usia > 14 tahun. Hal tersebut terjadi karena berbagai
faktor seperti nutrisi dan faktor keturunan (Cherry, 1999). Sementara itu
Sarwono (2005) mengatakan bahwa keadaan gizi yang semakin baik dapat
mempecepat pertumbuhan organ-organ seksual manusia. Peneliti lain juga
berpendapat bahwa usia menarche yang semakin cepat disebabkan oleh
hubungan antar jenis yang serba boleh (permisif) sehingga mempercepat
kematangan tubuhnya. Selain itu, terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti ras, faktor gen, status nutrisi, intensitas latihan (olah raga),
dan faktor psikologi (Shimp, 2000).
Lamanya siklus menstruasi yang normal dihitung dari jarak antara
tanggal mulainya menstruasi sebelumnya dengan mulainya menstruasi
berikutnya, yaitu berkisar antara 25 sampai 32 hari (Indarti, 2004). Menurut
Guyton (1991), lama siklus menstruasi rata-rata 28 hari, dapat juga
sependek 20 hari atau selama 45 hari, bahkan pada wanita yang normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
3. Fisiologi Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi terjadi karena aktivitas hormon-hormon di
hipotalamus, kelenjar pituitary, dan ovarium. Kelenjar pituitari adalah
kelenjar di bawah otak yang mempengaruhi fungsi dan pertumbuhan badan.
Sel-sel dalam hipotalamus berperan penting pada pengaturan siklus
menstruasi dengan memproduksi Gonadotropin – Releasing Hormon
(GnRH). Hormon GnRH mendorong sel-sel gonadotrop pituitari untuk
mensintesis dan mengsekresi Luitenizing Hormon (LH) dan Follicle
Stimulating Hormon (FSH). Hormon FSH kemudian merangsang folikel
dalam ovarium agar cepat matang (Shimp, 2000).
Folikel yang matang karena rangsangan dari Follicle Stimulating
Hormon (FSH), akan dikeluarkan dari ovum. Kemudian folikel ini akan
menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh
Luteinizing Hormon (LH). Korpus luteum akan mengeluarkan hormon
estrogen dan progesteron yang semakin lama semakin tinggi kadarnya.
Estrogen dan progesteron berguna untuk membentuk dan mempertahankan
ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar
progesteron akan terus dipertahankan selama trimester awal (tiga bulan)
kehamilan sampai fungsiya digantikan oleh plasenta (Guyton, 1991).
Apabila pembuahan tidak terjadi, korpus luteum akan mengalami
degenerasi. Akibat degenerasi korpus luteum, maka kadar estrogen dan
progesteron mengalami penurunan, semakin berkurang sampai akhirnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
berhenti. Hal ini menyebabkan terjadinya vasokonstriksi pada pembuluh
darah dan segera diikuti vasodilatasi. Keadaan seperti ini meyebabkan
pelepasan lapisan endometrium dan pendarahan yang disebut menstruasi
(Manuaba, 1998).
Gambar 2. Fisiologi Siklus Menstruasi Sumber: http://www.nordica.org/reproductive
B. Karakteristik Usia Remaja
Masa remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari anak-anak ke
dewasa, bukan hanya dalam artian psikologis, tetapi juga fisik. Bahkan,
perubahan-perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala
primer dalam pertumbuhan remaja. Batasan usia remaja yang ditetapkan
oleh WHO adalah batas usia 10-20 tahun. Remaja awal adalah remaja yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
berusia 10-14 tahun dan usia 15-20 tahun digolongkan pada remaja akhir
(Sarwono, 2005).
Usia 14-19 tahun termasuk kategori usia remaja. Remaja dikenal
sebagai tahap perkembangan fisik ketika organ reproduksi manusia
mencapai kematangannya dan berfungsi secara sempurna. Kematangan
organ reproduksi pada remaja wanita ditandai dengan menstruasi setiap
bulannya.
Tidak hanya kematangan fisik saja yang terjadi pada usia remaja,
tetapi juga kematangan perilaku dan pola pikir remaja itu sendiri.
Responden yang tidak lain adalah remaja, sudah selayaknya mengalami
kematangan perilaku dan pola pikir, dapat mengambil keputusan sendiri,
mempunyai inisiatif dan bertanggung jawab atas keputusan yang telah
diambil. Seorang remaja memiliki kebebasan untuk memilih apa yang
seharusnya dilakukan ketika menghadapi sesuatu.
Didalam kebebasan memilih menurut Covey (1990) yang dituliskan
oleh Desmita (2005) , terkandung unsur-unsur:
a. Self-awareness (kesadaran diri), yaitu kemampuan untuk melihat,
memikirkan, menenangkan dan menilai diri sendiri.
b. Imagination (imajinasi), yaitu kemampuan untuk membayangkan
sesuatu melampaui realitas yang dimungkinkan manusia untuk
menciptakan sesuatu dalam pikirannya yang tidak dibatasi oleh dunia
nyata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
c. Concience (kata hati), yaitu kesadaran batin yang mendalam tentang
benar-salah, baik-buruk, yang diharapkan-tidak diharapkan, sebagai
prinsip yang mengatur perilaku manusia sehingga ia dapat
menyelaraskan pikiran, perasaan dan tindakannya.
d. Independent-will (kehendak bebas), yaitu kemampuan untuk bertindak
berdasarkan kesadaran dirinya dan bebas dari segala pengaruh lain.
C. Dysmenorrhea
1. Pengertian
Dysmenorrhea (nyeri haid) adalah nyeri yang timbul akibat
kontraksi yang tidak teratur ketika peluruhan dinding endometrium. Nyeri
yang dirasakan mulai dari nyeri ringan sampai berat pada perut bagian
bawah. Pada keadaan yang berat dapat disertai berbagai gejala dan tanda,
mulai dari mual, muntah, diare, pusing, nyeri kepala bahkan sampai pingsan
(Anonim, 2004; Cherry, 1999).
Rasa nyeri ketika menstruasi yang demikian hebat seringkali
memerlukan obat pereda sakit. Gejala-gejala klinis biasanya dimulai sehari
sebelum menstruasi berlangsung, selama hari pertama dan kedua
menstruasi, dan jarang terjadi setelah itu. Nyeri terasa hilang timbul, tajam
dan bergelombang, biasanya mengikuti gerak rahim dan dapat menjalar ke
arah pinggang bagian belakang. Selain rasa nyeri, dapat pula disertai
perasaan mudah tersinggung atau depresi (Riyanto, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2. Penggolongan
Berdasarkan penyebabnya, dikenal dua jenis dysmenorrhea (nyeri
haid) yaitu dysmenorrhea primer dan dysmenorrhea sekunder.
Dysmenorrhea primer terjadi apabila tidak ditemukan penyebab yang
mendasarinya dan dysmenorrhea sekunder jika penyebabnya adalah
kelainan kandungan.
3. Patofisiologi Dysmenorrhea Primer
Dysmenorrhea primer hanya terjadi saat siklus ovulatori. Oleh
karena itu, angka kejadiannya lebih tinggi pada wanita diawal masa
remajanya (awal menstruasi) dan ketika menginjak dewasa. Karena pada
masa ini, keteraturan ovulasi meningkat (Shimp, 2000).
Penyebab terjadinya dysmenorrhea primer adalah kontraksi pada
uterus, yang berhubungan dengan kadar prostaglandin. Endometrium dan
miometrium pada uterus memegang peranan atau mempunyai kapasitas
pada sintesis prostaglandin. Kadar prostaglandin dalam endometrium dan
cairan menstruasi pada wanita dengan dysmenorrhea primer ditemukan
mempunyai kadar yang tinggi. Perbandingannya adalah 5-13 kali lebih
besar prostaglandin yang ditemukan pada wanita dengan dysmenorrhea
primer dibandingkan yang tidak mengalami dysmenorrhea primer.
Kadar prostaglandin yang meningkat, menyebabkan turunnya kadar
progesteron selama siklus menstruasi. Bersamaan dengan itu, kadar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
prostacyclin juga mengalami penurunan. Kondisi ini dapat memicu
terjadinya kontraksi uterin yang kuat dan mengalami vasokonstriksi.
Akibatnya, terjadi defisiensi oksigen untuk mencapai jaringan dan
menyebabkan atau menimbulkan rasa sakit pada beberapa wanita.
Pada menstruasi yang normal, tekanan kontraksi berkisar antara 50-
80 mmHg dan berlangsung selama 15-30 detik setiap 10 menit. Sedangkan
pada kasus dysmenorrhea primer, tekanan kontraksinya mencapai 400
mmHg, waktu kontraksi dapat lebih dari 90 detik dan jarak antar kontraksi
bisa kurang dari 15 detik (Shimp, 2000).
4. Penatalaksanaan Dysmenorrhea Primer
Untuk mengatasi dysmenorrhea primer, perlu dipahami mengenai
sasaran terapi, strategi terapi serta pemilihan obat untuk dysmenorrhea
primer. Tujuannya agar terapi yang dilakukan benar-benar efektif dalam
mengatasi nyeri haid (dysmenorrhea primer).
a. Tujuan Terapi
Terapi dimaksudkan untuk mengurangi gejala-gejala dysmenorrhea
primer dan untuk meredakan ketidak nyamanan dan gangguan saat
beraktivitas (Shimp, 2000).
b. Strategi Terapi
Strategi terapi dysmenorrhea primer dibagi menjadi dua, yaitu
strategi terapi non farmakologi dan strategi terapi farmakologi. Strategi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
terapi non farmakologi antara lain dapat dilakukan dengan cara
mengompres daerah sekitar perut dengan air hangat atau dengan
menggunakan “Heating pad”. Selain itu, mengatur diet makanan,
mengurangi konsumsi kafein, alkohol dan meningkatkan konsumsi
karbohidrat serta olahraga secara teratur dipercaya dapat meringankan rasa
nyeri saat menstruasi (Shimp, 2000). Kafein dengan dosis yang tinggi akan
menyebabkan gugup, gelisah, tremor dan insomnia (Wilmana, 1995).
Tabel I. Terapi Dysmenorrhea dengan Obat Tanpa Resep (Shimp,2000)
OBAT REKOMENDASI DOSIS
DOSIS MAKSIMAL HARIAN
Acetaminophen 650-1000 mg setiap 4-6 jam
4000 mg
Aspirin 650-1000 mg setiap 4-6 jam
4000 mg
Ibuprofen 200-400 mg setiap 4-6 jam
1200 mg
Ketoprofen 12.5-25 mg setiap 4-8 jam; tidak lebih dari 25 mg dalam 4-6 jam.
75 mg
Noproxen sodium
220-440 mg diawal: kemudian 220 mg setiap 8-12 jam
660 mg
Strategi terapi farmakologi merupakan terapi mengatasi
dysmenorrhea primer dengan menggunakan obat. Pada umumnya obat yang
digunakan adalah obat tanpa resep, antara lain aspirin, acetaminophen, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
obat anti inflamasi non steroid (AINS). Tiga anti inflamasi non steroid
(AINS) yang tersedia sebagai obat tanpa resep dan sering digunakan untuk
mengatasi dysmenorrhea primer adalah ibuprofen, naproxen sodium, dan
ketoprofen. Tabel I menunjukkan dosis beberapa jenis obat yang
direkomendasikan untuk mengatasi dysmenorrhea primer.
5. Dysmenorhea Sekunder
Dysmenorrhea sekunder biasanya berhubungan dengan patologi
pelvic yaitu terjadi karena adanya kelainan atau penyakit dan biasanya
terjadi pada usia dewasa. Nyeri pada dysmenorrhea sekunder biasanya
mulai pada awal siklus menstruasi dan lebih lama dari pada nyeri haid pada
umumnya.
Kemungkinan penyebab dysmenorrhea sekunder antara lain
endometriosis (adanya jaringan endometrial pada tempat yang tidak
semestinya), tumor jinak pada rahim, kista indung telur, polip dinding
rahim, infeksi panggul rahim, cervical stenosis, dan kelainan bawaan
(Shimp, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
D. Sindrom Pra Menstruasi
1. Pengertian
Sindrom pra menstruasi didefinisikan sebagai gangguan siklus
menstruasi berupa kombinasi perubahan fisik dan emosional yang terjadi
dalam fase luteal siklus menstruasi, secara nyata membaik atau hilang
dalam beberapa hari pertama aliran menstruasi, dan absen selama minggu
pertama setelah menstruasi (Shimp, 2000). Keluhan yang dialami ini bisa
bervariasi dari bulan ke bulan, bisa menjadi lebih ringan ataupun lebih
berat. Diperkirakan kurang lebih 85% wanita usia produktif antara usia 25-
35 tahun mengalami satu atau lebih gejala dari sindrom pra menstruasi.
Namun, hanya 2-10% yang menunjukkan gejala sindrom pra menstruasi
berat yang biasa disebut Premenstrual Dysphoric Disorder/PMDD
(Agustini, 2007).
Kira-kira 80% wanita mengalami beberapa perubahan fisik dan
emosional sebelum menstruasi. Sekitar 66% wanita dengan sindrom pra
menstruasi menunjukkan perubahan yang positif seperti meningkatnya
aktivitas, kreativitas, dan produktivitas dalam bekerja. Sebagian wanita
menunjukkan kemunduran kemampuan mereka dalam keadaan normal
ketika mengalami sindrom pra menstruasi. Sebagian besar wanita dengan
sindrom pra menstruasi dapat mengatasi gangguan yang mereka alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dengan baik, perubahan fisik yang dialami tidak mengganggu aktivitas
kesehariannya (Shimp, 2000).
2. Penyebab Sindrom Pra Menstruasi
Penyebab pasti sindrom pra menstruasi belum diketahui hingga kini.
Salah satu dugaan penyebab sindrom pra menstruasi adalah peranan dari
hormon estrogen dan progesteron. Umumnya, menjelang menstruasi
dijumpai peningkatan hormon progesteron dan penurunan hormon estrogen.
(Baziad, 2005).
Penurunan kadar hormon estrogen setelah ovulasi mempengaruhi
neurotransmitter di otak terutama serotonin. Serotonin memegang peranan
dalam regulasi emosi. Meskipun demikian, diduga interaksi kompleks
antara hormon estrogen, progesteron dan serotonin dengan sindrom pra
menstruasi masih perlu diteliti lebih lanjut.
Gangguan metabolisme dan pola hidup yang tidak sehat (terutama
faktor nutrisi) juga mungkin turut berperan dalam menyebabkan sindrom
pra menstruasi. Diduga terjadi gangguan metabolisme prostaglandin akibat
kurangnya gamma linolenic acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk
mengatur efek hormon estrogen dan progesteron pada sistem reproduksi,
juga mengatur kerja neurotransmitter pada sistem saraf. Selain gangguan
metabolisme, pola nutrisi yang tidak seimbang berupa diet tinggi lemak,
tinggi garam dan gula, rendah vitamin dan mineral, sedikit serat dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
menimbulkan sindrom pra menstruasi. Konsumsi kafein serta alkohol yang
berlebihan dapat memperberat gejala yang ada (Agustini, 2007).
3. Gejala Klinis
Gejala yang paling sering ditemukan adalah perasaan mudah
tersinggung (irritability) dan perasaan sedih (dysphoria). Gejala mulai
dirasakan 7-10 hari menjelang menstruasi berupa gejala fisik maupun psikis
yang mengganggu aktivitas sehari-hari dan biasanya menghilang setelah
menstruasi (Agustini, 2007). Gejala yang berupa perubahan fisik dan
mental (emosional) pada wanita yang mengalami sindrom pra menstruasi
dapat dilihat pada tabel II.
Tabel II. Perubahan Fisik dan Emosional pada Sindrom Pra Menstruasi
Fisik Emosional
Kelemahan umum (lekas letih, pegal)
Gangguan konsentrasi
Acne (jerawat) Insomnia Nyeri pada kepala, punggung, perut bagian bawah
Irritability (mudah tersinggung)
Nyeri pada payudara Depresi Gangguan saluran cerna Mood swings Food craving Oversensitivity
Setiap wanita dengan sindrom pra menstruasi, mengalami gejala
yang berbeda-beda ketika sindrom pra menstruasi menyerang. Persentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
banyaknya wanita dengan sindrom pra menstruasi yang memperlihatkan
beberapa gejala dan tanda dapat dilihat pada tabel III (Shimp, 2000).
Tabel III. Gejala-Gejala Umum Sindrom Pra Menstruasi (Shimp, 2000)
Gejala/tanda % wanita-SPM
memperlihatkan gejala
PERILAKU Letih
92 Mudah marah
91 Suasana hati labil (kadang sedih/marah)
81
Depresi
80 Peka sekali (oversensitivity)
69 Cepat menangis (crying spells)
65 Enggan bersosialisasi
63 Pelupa
56 Sulit konsentrasi
47
FISIK Perut terasa penuh (abdominal bloating)
90
Nyeri pada payudara
85 Jerawat
71 Sering merasa lapar (food craving)
70 Kaki-tangan bengkak
67 Nyeri pada kepala
60 Gangguan saluran cerna 48
4. Penatalaksanaan Sindrom Pra menstruasi
Untuk mengurangi keluhan dan gejala sindrom pra menstruasi,
diperlukan suatu pemahaman mengenai sasaran terapi, strategi terapi serta
pemilihan obat yang dapat mengatasi gejala maupun keluhan yang dialami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
wanita dengan sindrom menstruasi. Terapi ditujukan pada gejala serta
keluhan saat sindrom pra menstruasi menyerang, dengan cara meringankan
atau menghilangkan keluhan-keluhan yang dirasa paling berat.
a. Tujuan Terapi
Tujuan terapi yang diharapkan adalah adanya pemahaman tentang
sindrom pra menstruasi. Pengetahuan tentang gangguan ini dapat digunakan
oleh wanita agar dapat lebih mengontrol gejala-gejala gangguan tersebut
dan meringankan kondisi ini dalam lingkungan sosial dan pekerjaan
mereka.
b. Strategi Terapi
Strategi terapi sindrom pra menstruasi dilakukan dengan terapi non
farmakologi dan terapi farmakologi.
1) Terapi non farmakologi
Terapi non farmakologi merupakan terapi untuk mengatasi sindrom
pra menstruasi tanpa menggunakan obat. Terapi tersebut meliputi olah raga
(aerobik) secara rutin, pola makan yang sehat, dan terapi perilaku-kognitif.
Wanita dengan sindrom pra menstruasi yang berolahraga lebih dapat
merasakan berkurangnya gejala dan keluhan sindrom pra menstruasi
dibandingkan wanita dengan sindrom pra menstruasi yang tidak
berolahraga. Untuk menjaga pola makan yang sehat, disarankan untuk
mengurangi masukan gula, garam, alkohol, dan kafein serta menambah
masukan karbohidrat. Terapi perilaku-kognitif ditujukan untuk relaksasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dengan meredakan gangguan emosional ketika sindrom menstruasi
menyerang. Terapi ini dapat berupa hipnoterapi, meditasi, aromaterapi, dan
sebagainya (Shimp, 2000).
Selain menjaga pola nutrisi dan melakukan relaksasi melalui terapi
perilaku-kognitif, menghindari rokok dan stres berkepanjangan juga dapat
mengatasi gejala sindrom pra menstruasi (Agustini, 2007).
2) Terapi farmakologi
Terapi pada sindrom pra menstruasi umumnya menggunakan obat
tanpa resep atau obat bebas. Obat bebas yang dianggap efektif adalah
vitamin, mineral, dan anti inflamasi non steroid (AINS). Kalsium
diperlukan untuk mengurangi gejala sindrom pra menstruasi. Sebuah
penelitian pada 466 wanita dengan sindrom pra menstruasi sedang sampai
berat merasakan berkurangnya gejala sindrom pra menstruasi setelah dua
bulan terapi. Gejala sindrom pra menstruasi tersebut antara lain berupa
depresi, mood swings, food craving, retensi cairan, dan kram abdominal.
Piridoxin (vitamin B6) dipercaya dapat mengatasi sindrom pra
menstruasi. Vitamin B6 dapat mengurangi gejala-gejala yang menyertai
sindrom pra menstruasi seperti mastalgia, irritability (perasaan mudah
tersinggung), perasaan tegang, dan kembung. Tetapi, dosis Piridoxin yang
direkomendasikan untuk sindrom pra menstruasi tidak boleh lebih dari 100
mg per hari, karena pada dosis tinggi berpotensi menyebabkan neuropathi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gejala yang menunjukkan ketoksikan piridoxin antara lain paresthesia,
hyperesthesia, nyeri tulang, dan kelemahan otot (Shimp, 2000).
Vitamin E direkomendasikan untuk mengurangi rasa nyeri pada
payudara. Vitamin E menghambat produksi prostaglandin dan membantu
mempertahankan fungsi dan struktur saraf (Wilmana, 1995).
Kadar magnesium dalam darah pada wanita dengan sindrom pra
menstruasi lebih rendah dibanding wanita normal. Defisiensi magnesium
menyebabkan irritability pada wanita dengan sindrom pra menstruasi.
Selain magnesium, mineral lain seperti kalsium, mangan, dan potasium juga
digunakan untuk mengurangi gejala sindrom pra menstruasi.
Anti inflamasi non steroid (AINS) sebagai inhibitor prostaglandin
juga dapat mengatasi sindrom pra menstruasi, yaitu mengatasi gejala
sindrom pra menstruasi yang bersifat fisik seperti nyeri pada kepala dan
cepat merasa lelah. Anti inflamasi non steroid (AINS) yang biasa digunakan
adalah mefanamic acid dan naproksen sodium.
Salah satu keluhan yang biasa dirasakan pada wanita dengan
sindrom pra menstruasi adalah akumulasi cairan, perut terasa penuh
(gembung abdominal). Rasa kembung dan bengkak pada sindrom pra
menstruasi dikarenakan adanya perubahan cairan. Oleh karena itu, diuretik
yang diindikasikan untuk mengurangi retensi cairan dapat digunakan bagi
sebagian besar wanita dengan sindrom pra menstruasi. Beberapa diuretik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
yang dapat diperoleh tanpa resep adalah ammonium klorida, kafein, dan
pamabrom (Shimp, 2000).
E. Sakit, Kesakitan dan Perilaku Kesehatan
Penyakit dan kesakitan, meskipun sangat berkaitan satu dengan yang
lainnya, namun mencerminkan suatu perbedaan. Kesakitan adalah apa yang
dirasakan pasien saat dia pergi ke dokter, sedang penyakit adalah apa yang
didapatnya sepulang dari dokter. Jadi penyakit adalah sesuatu yang dimiliki
suatu organ, sedang kesakitan adalah sesuatu yang dimiliki seseorang.
Kesakitan adalah respon subyektif dari pasien, serta respon disekitarnya,
terhadap keadaan tidak sehat (Helman,1990, cit., Smet, 1994). Hal ini akan
mepengaruhi perilaku seseorang dalam menanggapi rasa sakit dan gejala-
gejalanya.
Setiap individu mempunyai perbedaan dalam menanggapi gejala-
gejala kesakitan yang dialami. Pertama, orang yang memusatkan perhatian
pada diri sendiri lebih cepat memperhatikan adanya gejala daripada orang
yang memusatkan perhatian pada lingkungan serta kegiatan mereka. Kedua,
bila orang berada pada tekanan stress, mereka mungkin percaya bahwa
mereka akan lebih mudah terserang kesakitan sehingga akan lebih
memperhatikan tubuhnya. Mereka juga bisa mengalami perubahan-
perubahan fisiologis yang berkaitan dengan stres, serta mengintepretasikan
oerubahan-perubahan ini sebagai gejala kesakitan. Ketiga, suasana hati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
(mood) juga mempengaruhi penghargaan diri terhadap kesehatan. Bila
orang dalam suasana hati positif, mereka mengira bahwa mereka lebih
sehat, lebih jarang melaporkan tentang ingatan yang berhubungan dengan
kesakitan, serta lebih sedikit melaporkan tentang gejala (Smet, 1994).
Rasa sakit merupakan tanda atau gejala bahwa kesehatan seseorang
terganggu, Pada umumnya, rasa sakit kurang mempunyai arti sebagai tanda
peringatan maupun dalam menegakkan diagnosa. Rasa sakit dapat
dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu rasa sakit di permukaan, rasa
sakit di dalam dan rasa sakit somatik. Rasa sakit di permukaan dirasakan di
bagian kulit atau selaput lendir dan pada bagian tertentu. Rasa sakit di
dalam dirasakan pada organ-organ tubuh yang terdiri dari otot polos. Kedua
golongan rasa sakit ini biasanya memerlukan obat-obat yang didapatkan
dengan resep dokter. Rasa sakit somatik, dirasakan di bagian-bagian otot
rangka, sendi-sendi dan pembuluh-pembuluh yang tidak jelas tempatnya,
misalnya sakit kepala, sakit gigi, pegal-pegal dan sebagainya. Rasa sakit
somatik yang tidak berat, biasanya dapat dihilangkan dengan obat-obat
penghilang rasa sakit yang dapat diperoleh tanpa resep dokter atau dijual
bebas (Sartono, 1993).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
F. Obat dan Pengobatan Sendiri
Dalam arti luas, obat adalah setiap zat kimia yang dapat
mempengaruhi proses hidup (Suyatna, 1995). Obat merupakan bahan atau
paduan bahan yang digunakan untuk mempengaruhi sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, penscegahan penyakit,
penyembuhan penyakit, pemulihan, dan peningkatan kesehatan termasuk
kontrasepsi dan sediaan biologis (Anonim, 1998).
Pengobatan mandiri lebih banyak dipilih orang untuk mengobati
sakit dan penyakit selama bertahun-tahun (Pal, 2000). Pengobatan sendiri di
Indonesia dilakukan dengan menggunakan obat tradisional atau jamu dan
obat-obat paten baik dari golongan obat bebas maupun golongan obat bebas
terbatas. Pada umumnya, dasar pemilihan dalam menentukan jamu atau
obat paten untuk pengobatan sendiri ialah pengalaman menggunakan jamu
atau obat tertentu pada waktu yang lalu atau diberi tahu orang lain
(Sartono,1993).
Obat tanpa resep (OTR) atau obat bebas digunakan untuk
pencegahan, terapi, meringankan gejala, atau pengobatan penyakit, luka,
dan kondisi lainnya, yang mana konsumen dapat mengidentifikasi dan
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri atau dengan bantuan tenaga
kesehatan yang profesional termasuk farmasis (Pal, 2000). World Heath
Organization (WHO), mendefinisikan pengobatan sendiri sebagai
pemilihan dan penggunaan obat tidak semata-mata obat modern saja tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
juga herbal dan obat tradisional oleh dirinya sendiri untuk mengobati
penyakit atau gejalanya. Pengobatan sendiri merupakan salah satu upaya
untuk mencapai kesehatan bagi semua yang memungkinkan masyarakat
dapat hidup poduktif secara sosial dan ekonomi (Supardi, 1997).
Setelah mendapatkan obat bebas, ada 2 hal yang harus diperhatikan
sebelum menggunakan obat tersebut. Hal pertama adalah membaca dengan
teliti indikasi, kontraindikasi, misalnya bagi penderita penyakit jantung,
tekanan darah tinggi, dan penyakit ginjal serta dosis pemakaiannya. Hal
yang kedua adalah memperhatikan efek samping yang tidak dikehendaki
dan mungkin berbahaya bagi beberapa oang tertentu karena bidang tugas
atau pekerjaannya, seperti sopir, atlet, dan sebagainya (Sartono, 1993).
Obat bebas dan obat bebas terbatas dapat dibeli secara bebas (obat
tanpa resep) di apotek, toko obat, toko, dan warung. Obat bebas terbatas
meskipun dapat dijual dengan bebas, berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 6355/Dir. Djen/S.K./1969 tanggal 28 Oktober 1969,
harus dicantumkan tanda peringatan pada wadah atau kemasannya. Tanda
peringatan tersebut berwarna hitam dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar
2 cm atau disesuaikan dengan kemasannya, dan memuat pemberitahuan
dengan huruf berwarna putih. Sesuai dengan obatnya, pemberitahuan
tersebut adalah sebagai berikut:
a. P.No.1 Awas! Obat Keras. Bacalah aturan pemakaiannya di dalam
b. P.No.2 Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
c. P.No.3 Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar dari badan
d. P.No.4 Awas! Obat Keras. Hanya untuk dibakar
e. P.No.5 Awas! Obat Keras. Tidak boleh ditelan
f. P.No.6 Awas! Obat Keras. Obat wasir, jangan ditelan
Selain itu, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
2380/A/SK/VI/1983 tertanggal 15 Juli 1983, obat bebas dan obat bebas
terbatas harus diberi tanda khusus berupa lingkaran dengan diameter 1,5
cm atau disesuaikan dengan kemasannya. Untuk obat bebas, warna
lingkarannya hijau dengan garis tepi hitam. Sedangkan untuk obat bebas
terbatas, warna lingkarannya biru tua dengan garis tepi hitam (Sartono,
1993).
G. Analgesik
Obat analgesik antipiretik serta obat anti-inflamasi nonstreroid
(AINS) merupakan suatu kelompok obat yang heterogen. Walaupun
demikian obat-obat ini ternyata memiliki banyak persamaan dalam efek
terapi maupun fek samping. Prototip obat golongan ini adalah aspirin,
karena itu obat golongan ini sering disebut juga sebagai obat mirip aspirin
(aspirin-like drugs). Semua obat mirip aspirin bersifat anti piretik, analgesik
dan anti-inflamasi.
Sebagai analgesik, obat mirip aspirin hanya efektif terhadap nyeri
dengan intensitas rendah sampai sedang misalnya sakit kepala, mialgia dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
nyeri lain yang berasal dari integumen, juga efektif terhadap nyeri yang
berkaitan dengan inflamasi. Efek analgesiknya jauh lebih lemah daripada
efek analgesik opiat. Tetapi berbeda dengan opiat, obat mirip aspirin tidak
menimbulkan ketagihan atau tidak menimbulkan efek samping yang
merugikan. Obat mirip aspirin ini hanya meringankan gejala nyeri dan
inflamasi yang berkaitan dengan penyakitnya secara simtomatik, tidak
menghentikan, memperbaiki atau mencegah kerusakan jaringan. Selain itu,
obat mirip aspirin hanya mengubah persepsi modalitas sensorik nyeri, tidak
mempengaruhi sensorik lain (Wilmana,1995).
Parasetamol bersifat antipiretik dan analgesik tetapi sifat anti-
inflamasinya lemah sekali. Parasetamol tersedia sebagai obat bebas. Efek
analgesik parasetamol yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan
sampai sedang, dan dapat menurunkan suhu tubuh. Reaksi alergi
parasetamol jarang terjadi. Akibat dosis toksik yang paling serius ialah
nekrosis hati. Kerusakan hati dapat mengakibatkan ensefalopati, koma dan
kematian (Wilmana, 1995).
Ibuprofen bersifat analgesik dengan daya anti inflamasi yang tidak
terlalu kuat. Efek analgesiknya sama seperti aspirin. Efek samping terhadap
saluran cerna lebih ringan dibandingkan dengan aspirin. Efek samping
lainnya yang jarang ialah eritema kulit, sakit kepala, dan trombositopenia.
Ibuprofen dijual sebagai obat generik bebas di beberapa negara dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
alasan bahwa ibuprofen relatif lebih lama dikenal dan tidak menimbulkan
efek samping serius pada dosis analgesik.
Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin
adalah analgesik antipiretik dan anti-inflamasi yang sangat luas digunakan
dan digolongkan dalam obat bebas. Aspirin dosis terapi bekerja cepat dan
efektif sebagai antipiretik. Asetosal tidak boleh diberikan pada penderita
dengan kerusakan hati berat, defisiensi vitamin K dan hemofilia, sebab
dapat menimbulkan pendarahan (Wilmana,1995).
Efek samping yang paling sering terjadi berupa iritasi mukosa
lambung dengan resiko tukak lambung dan pendarahan samar (occult).
Penderita asma juga tidak boleh diberikan obat ini, karena akan
menyebabkan bronchokonstriksi (Tjay dan Rahardja, 2002). Salisilat
merangsang langsung pusat pernapasan sehingga terjadi hiperventilasi
dengan pernapasan yang dalam dan cepat (Wilmana, 1995).
H. Keterangan Empiris yang Diharapkan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan deskripsi tentang kajian
penatalaksanaan gangguan menstruasi pada remaja putri di 4 SMU di
Kabupaten Bantul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan rancangan
penelitian deskriptif, yaitu untuk mengetahui penatalaksanaan gangguan
menstruasi pada remaja putri usia SMU di empat SMU di Kabupaten Bantul
ketika mengalami gangguan menstruasi tersebut.
B. Definisi Operasional
1. Menstruasi merupakan peristiwa yang umumnya dialami oleh wanita dewasa
setiap bulannya berupa pendarahan dari liang vagina.
2. Gangguan menstruasi adalah tanda atau gejala mengganggu pada wanita
ketika menstruasi. Gangguan dapat terjadi sebelum atau saat menstruasi.
Gangguan menstruasi antara lain berupa sindrom pra menstruasi dan nyeri
haid (dysmenorrhea).
3. Sindrom pra menstruasi adalah gangguan menstruasi berupa tanda atau gejala
mengganggu yang dialami sebagian wanita sebelum sampai saat menstruasi
terjadi.
4. Nyeri haid (dysmenorrhea) adalah rasa sakit atau nyeri berupa kontraksi uterus
yang terjadi ketika menstruasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
5. Siklus menstruasi adalah rentang waktu yang dibutuhkan seseorang untuk
mengalami menstruasi dari satu masa menstruasi ke masa menstruasi
berikutnya.
6. Pengobatan mandiri adalah pengobatan gangguan menstruasi menggunakan
obat tanpa resep, baik obat modern maupun obat tradisional.
7. Obat tanpa resep adalah obat bebas dan obat bebas terbatas yang digunakan
responden untuk mengatasi gangguan menstruasi.
8. Obat tradisional adalah obat dari bahan atau ramuan bahan alami yang
digunakan oleh responden untuk mengatasi gangguan menstruasi, yang
biasanya sudah menjadi kebiasaan secara turun-temurun
9. Kajian adalah studi yang dilakukan untuk memperdalam atau mengetahui
dengan lebih jelas kejadian, kasus sesuatu hal dari suatu fenomena.
10. Cara mengatasi gangguan menstruasi adalah beberapa cara yang biasa
dilakukan atau dipilih oleh responden untuk mengatasi gangguan menstruasi
yang dialami.
11. Responden adalah siswi di empat SMU di Kabupaten Bantul tahun 2004 yang
telah mengisi kuesioner yang disediakan oleh peneliti untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan.
12. Karakteristik responden dalam hal ini adalah mencakup usia responden dan
usia responden ketika pertama kali menstruasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah sebagian siswi di 2 Sekolah Menengah Umum
(SMU) dan 2 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Bantul. Subyek
penelitian ini adalah remaja putri usia SMU yang dalam hal ini adalah siswi SMU
dan SMK. Diperkirakan pada usia SMU ini, seluruh responden sudah mengalami
menstruasi. Selain itu, gangguan menstruasi umumnya terjadi pada usia remaja.
Pemilihan subyek penelitian dilakukan secara non random convenience sampling.
Selanjutnya, subyek penelitian disebut dengan responden.
D. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di empat SMU di Kabupaten Bantul. Empat SMU
tersebut adalah SMU Negeri 1 Sewon, SMU Negeri 1 Kasihan, SMK Negeri 1
Bantul, dan SMK Negeri 1 Sewon. Pemilihan tempat penelitian dilakukan secara
non random convenience sampling.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang terdiri dari
beberapa pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti bersifat terbuka dan
pilihan, yang akan diisi oleh responden. Secara keseluruhan, kuesioner terdiri atas
26 pertanyaan. Terdapat 2 pertanyaan yang merupakan data pribadi responden,
dan 24 pertanyaan lainnya mengenai gangguan menstruasi yang dialami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
responden dan cara responden mengatasi gangguan menstruasi tersebut. Dari 24
pertanyaan tersebut, dibagi menjadi 2 bagian, yaitu 6 pertanyaan ketika pertama
kali mengalami menstruasi dan 18 pertanyaan ketika sudah berada di bangku
SMU.
Setelah penyusunan kuesioner dilakukan, selanjutnya diadakan uji coba
penelitian terhadap kuesioner yang telah dibuat untuk mengetahui validitas tiap
soal. Pemahaman bahasa dan perintah soal pada kuesioner antara lain menjadi
parameter validitas yang digunakan peneliti.
Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan bantuan guru dan
kepala sekolah dari sekolah yang bersangkutan. Peneliti diberi kesempatan oleh
pihak sekolah yang bersangkutan untuk melakukan penelitian pada salah satu jam
pelajaran sekolah. Jadi, kuesioner yang akan diajukan kepada responden dapat
disajikan langsung oleh peneliti, selanjutnya diisi langsung oleh responden.
F. Tata Cara Penelitian
1. Pembuatan Kuesioner
Peneliti membuat kuesioner dengan mengacu pada informasi yang didapat dan
buku yang dibaca, serta melalui konsultasi dengan dosen pembimbing.
2. Penentuan Besar Sampel
Ukuran minimum sampel yang dapat diterima dalam penelitian deskriptif
adalah 10 persen dari populasi. Untuk populasi yang sangat kecil diperlukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
ukuran minimum sampel sebanyak 20 persen (Sevilla, dkk, 1993). Jumlah
keseluruhan siswi putri di 4 SMU di Kabupeten Bantul pada penelitian ini
adalah 1684 orang, sehingga ukuran minimum sampel yang dapat diterima
adalah 10 persen dari 1684, yaitu sebesar 168 orang. Peneliti menyebarkan
kuesioner sebanyak 380 eksemplar, dan kuesioner yang kembali sebanyak 379
eksemplar. Jumlah siswi di SMU Negeri 1 Sewon adalah 367 orang dan
kuesioner yang disebarkan sebanyak 81 eksemplar. Siswi di SMU Negeri 1
Kasihan berjumlah 518 orang dan kuesioner yang disebarkan sebanyak 102
eksemplar. Jumlah siswi di SMK Negeri 1 Bantul adalah 405 orang dan
kuesioner yang disebarkan sebanyak 107 eksemplar, siswi di SMK Negeri 1
Sewon berjumlah 394 orang dan kuesioner yang disebarkan sebanyak 90
eksemplar.
3. Penyebaran Kuesioner dan Pengumpulan Data
Penyebaran kuesioner dilakukan sendiri oleh peneliti di 2 SMU dan 2 SMK di
kabupaten Bantul dengan ijin dari sekolah yang bersangkutan. Selanjutnya,
peneliti diberi kesempatan oleh pihak sekolah untuk melakukan penelitian
dengan mengambil satu jam pelajaran, yaitu pada Bimbingan dan Konseling
(BK). Dengan demikian, peneliti berkesempatan untuk menyebarkan
kuesioner secara langsung dan responden diberi kesempatan untuk langsung
mengisi kusioner tersebut. Dari 380 kuesioner yang disebarkan, yang kembali
sebanyak 379 eksemplar. Hal ini dikarenakan terdapat 1 orang yang belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
mengalami menstruasi sehingga tidak memungkinkan untuk mengisi kuesioner
yang telah diajukan.
4. Analisis Hasil
Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan meggolongkan data
tersebut berdasarkan kriteria tertentu. Setelah itu, data yang telah diperoleh
diolah dengan perhitungan statistik deskriptif, yaitu dengan menghitung
persentasi (%) setiap kemungkinan jawaban. Data kemudian disajikan dalam
bentuk tabel dan diagram.
G. Tata Cara Pengolahan Hasil
Pengolahan hasil dilakukan dengan cara menghitung frekuensi dan jumlah
setiap alternatif jawaban responden. Setelah itu, peneliti mengelompokkan setiap
alternatif jawaban tersebut berdasarkan beberapa kategori. Kemudian hasil
disajikan dalam bentuk persentasi (%) dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan
diagram pie. Hasil yang ditampilkan dalam bentuk tabel mencakup berbagai
alternatif jawaban, namun lebih kepada penekanan perbandingan persentasi
alternatif jawaban satu dengan alternatif jawaban lainnya.
Pengolahan hasil dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama adalah
karakteristik responden, yang mana pada penelitian ini adalah nama responden
dan umur responden. Persentasi hasil dari bagian ini berdasarkan pada jumlah
total responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Rumusnya adalah:
Keterangan: P = Persentasi jawaban responden X = Jumlah responden yang memilih alternatif jawaban tertentu R = Jumlah total responden
Bagian kedua dengan rumus yang sama dengan bagian pertama merupakan
gambaran tentang menstruasi yang dialami responden pada tahun pertama
menstruasi. Bagian ini meliputi usia responden ketika pertama mendapat
menstruasi, keteraturan menstruasi responden, keluhan yang dirasakan pada tahun
pertama menstruasi dan keteraturan gangguan menstruasi responden setiap bulan.
Bagian ini juga memberi gambaran tentang menstruasi yang dialami dan
pamilihan obat bebas oleh responden.
Bagian ketiga adalah gambaran cara mengatasi gangguan menstruasi
dengan obat bebas meliputi alasan pemilihan obat, lama waktu mengkonsumsi
obat dan cara lain yang dilakukan untuk mengatasi gangguan menstruasi.
Persentasi jawaban diperoleh dengan menggunakan jumlah responden yang
memilih obat modern atau jumlah responden yang memilih obat tradisional pada
bagian kedua sebagai pembagi.
P = X R
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Rumusnya adalah:
1. Perhitungan persentasi mengenai gambaran responden menggunakan obat
modern
Keterangan: P = Persentasi jawaban responden X = Jumlah responden yang memilih alternatif jawaban tertentu (terdapat
responden yang memilih jawaban labih dari satu) Rm= Responden yang memilih obat modern
2. Perhitungan persentasi mengenai gambaran responden menggunakan obat
tradisonal
Keterangan: P = Persentasi jawaban responden X = Jumlah responden yang memilih alternatif jawaban tertentu (terdapat
respoden yang menjawab lebih dari satu jawaban) Rt = Responden yang memilih obat tradisional
P = X Rm
P = X Rt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menunjukkan gambaran umum tentang
menstruasi dan gangguan menstruasi yang dialami oleh responden. Seluruh
responden pada penelitian ini, yaitu sebanyak 379 responden, sudah
mengalami menstruasi. Hasil penelitian dan pembahasannya disajikan
sebagai berikut.
A. Karakteristik Responden
Karakteristik responden pada penelitian ini mencakup usia
responden dan karakteristik responden ketika pertama mengalami
menstruasi, yang antara lain meliputi usia responden dan gangguan
menstruasi yang dialami responden saat itu.
1. Usia Responden
Usia responden pada penelitian ini bervariasi, yaitu antara 14-19
tahun. Usia responden yang menempati persentasi terbesar adalah
responden yang berusia 16 tahun (54,6%) dan responden yang berusia 17
tahun (23,5%). Usia tersebut tergolong usia remaja, yang memiliki
kemampuan pola pikir, sehingga dapat menentukan keputusan sendiri dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
memiliki kebebasan untuk memilih apa yang seharusnya dilakukan ketika
menghadapi sesuatu, dalam hal ini adalah gangguan menstruasi.
Tabel IV. Distribusi Usia Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004
No Usia (th) Jumlah Persentasi (%) 1 14 1 0,3 2 15 72 19,0 3 16 207 54,6 4 17 89 23,5 5 18 9 2,4 6 19 1 0,3 Total 379 100,0
2. Usia Responden Saat Pertama Menstruasi
Dari data yang diperoleh, usia responden saat pertama kali
menstruasi (menarche), sebagian besar berusia 12-14 tahun. Responden
yang mengalami menstruasi pertama kali pada usia 12 tahun sebesar 32,4%,
pada usia 13 tahun sebesar 35,9%, dan 14 tahun sebesar 25,6%. Menurut
teori (Cherry, 1999), usia umum ketika seorang wanita mengalami
menstruasi pertama kali adalah antara 12-14 tahun. Jadi, usia responden
saat pertama kali menstruasi sesuai dengan yang disebutkan menurut teori.
Namun, didapat juga data responden yang mengalami menstruasi pertama
kali pada usia < 12 tahun dan > 14 tahun. Hal ini dapat disebabkan oleh
banyak faktor, seperti keadaan nutrisi seseorang dan faktor lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Faktor lingkungan merupakan hubungan responden dengan lingkungannya,
seperti hubungan antar jenis yang serba boleh, yang mempercepat
kematangan tubuhnya. Hal ini menyebabkan seorang wanita akan
mengalami mentruasi pertama kali lebih cepat daripada yang seharusnya.
Tabel V. Distribusi Usia Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004 Saat Pertama Kali Menstruasi
No Usia (th) Jumlah Persentasi (%) 1 9 1 0,3 2 11 7 1,8 3 12 123 32,4 4 13 136 35,9 5 14 97 25,6 6 15 9 2,4 7 16 1 0,3
8 Tidak menjawab 5 1,3
Total 379 100,0
3. Keteraturan Waktu Menstruasi
Umumnya menstruasi terjadi setiap satu bulan sekali. Namun,
seringkali menstruasi tidak teratur setiap bulannya. Hal tersebut
dikarenakan siklus menstruasi seorang dengan yang lain berbeda-beda,
sehingga mungkin saja seorang wanita tidak mengalami menstruasi dalam
satu bulan. Responden yang mengalami menstruasi secara rutin sebesar
76,8%, dan yang tidak rutin sebesar 23,2%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Keteraturan menstruasi yang tidak rutin pada responden terjadi
karena siklus menstruasi yang bervariasi pada masing-masing responden.
Hal ini merupakan suatu kekurangan pada penelitian ini, yang tidak
menggambarkan secara jelas tentang ketidakrutinan menstruasi seperti apa
yang dialami oleh responden. Menstruasi tidak rutin yang dialami oleh
responden tidak dapat diketahui dengan pasti apakah karena siklus
menstruasi responden yang panjang atau karena adanya faktor lain
76,8%
23,2%
Rutin Tidak rutin
Gambar 3. Keteraturan Waktu Menstruasi Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004
B. Gangguan Menstruasi yang Dialami Responden
Penelitian ini akan melihat gambaran bagaimana responden dapat
mengatasi gangguan menstruasi yang dialami. Responden, sebagai individu
yang merasakan keluhan saat terjadi gangguan menstruasi, diharapkan
dapat mengambil tindakan sendiri. Responden dituntut untuk berpikir dan
dapat memilih apa yang seharusnya dilakukan, langkah apa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
seharusnya diambil. Selain itu, dapat membuat pertimbangan benar-salah,
baik-buruknya pilihan dan langkah yang diambil responden sendiri untuk
mengatasi gangguan menstruasi.
1. Keluhan