Hal. Judul+intisari - COnnecting REpositories · 2017. 12. 17. · Title: Hal.Judul+intisari...

112
KAJIAN PENATALAKSANAAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI EMPAT SMU DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2004 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Ilmu Farmasi oleh Martha Noviana Wulandari NIM : 008114081 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of Hal. Judul+intisari - COnnecting REpositories · 2017. 12. 17. · Title: Hal.Judul+intisari...

  • KAJIAN PENATALAKSANAAN

    GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI EMPAT SMU

    DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2004

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

    Program Studi Ilmu Farmasi

    oleh

    Martha Noviana Wulandari

    NIM : 008114081

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2007

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PERSEMBAHANKU

    “Jika aku dapat meminta agar hidupku sempurna, itu merupakan godaan yang menggiurkan � namun

    aku akan terpaksa menolak, karena dengan begitu aku tidak dapat lagi menarik pelajaran dari kehidupan”.�

    �� ����������������������������������������

    ��

    ”Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya”.

    ���������������

    ��

    “Ucapkanlah syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu”.

    �������������������

    ����

    �� ����!����������" ��������������"������������#���������� ��#��������������� �����#����#�����"������ ��#$����%�"�������&�����# !��#���#����������������������������������# ��������#�������������" ��#�������'���� ����������������������#��������������#������� �����"����������# ���# !��#��

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    INTISARI

    Gangguan menstruasi adalah keluhan yang dialami wanita ketika menstruasi, antara lain berupa nyeri haid (dysmenorrhea) dan sindrom pra menstruasi. Nyeri haid (dysmenorrhea) adalah menstruasi yang disertai rasa sakit, merupakan keluhan yang paling sering dialami wanita. Dysmenorrhea dibagi menjadi 2, yaitu dysmenorrhea primer dan dysmenorrhea sekunder. Dysmenorrhea primer terjadi apabila tidak ditemukan penyebab yang mendasarinya dan paling sering ditemukan pada wanita. Sindrom pra menstruasi adalah gangguan siklus menstruasi berupa kombinasi perubahan fisik dan emosional yang terjadi sebelum menstruasi dan membaik saat terjadi menstruasi. Penatalaksanaan gangguan menstruasi dapat dilakukan dengan pengobatan mandiri menggunakan obat tanpa resep dan tanpa menggunakan obat.

    Penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan rancangan penelitian survei deskriptif. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner. Pemilihan tempat dan subyek penelitian dilakukan secara non random convenience sampling. Data yang diperoleh diolah secara analisis deskriptif. Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui penatalaksanaan gangguan menstruasi pada remaja putri di empat SMU di Kabupaten Bantul dengan dan tanpa menggunakan obat.

    Hasil penelitian berdasarkan pada 379 subyek penelitian, diketahui bahwa 64,6% responden mengalami nyeri haid. Responden yang menunjukkan gejala sindrom pra menstruasi berupa peningkatan emosi sebesar 64,9%, food craving sebesar 39,3%. Penatalaksanaan gangguan menstruasi oleh responden yang menggunakan obat tradisional sebesar 81,5% dengan alasan dapat mengurangi keluhan (19,4%) dan obat modern sebesar 12,1% dengan alasan cepat sembuh (32,6%). Merek obat modern yang paling banyak digunakan responden adalah Feminax (66,7%) dan obat tradisional yang banyak digunakan adalah kunyit asam (93,8%). Penatalaksanaan tanpa menggunakan obat sebagian besar responden memilih istirahat yang cukup (59,3%). Kata kunci : Gangguan menstruasi, penatalaksanaan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    ABSTRACT

    Menstruation disorders is a complaint that occurred in women when they have menstruation i.e., dysmenorrhea and premenstrual syndrome. Dysmenorrhea is menstruation accompanying with pain, which most occurred in woman. Dysmenorrhea is divided into primary and secondary disease. Primary dysmenorrhea occurred when the cause is unknown and mostly found in women. Premenstrual syndrome can be defined as a cyclic disorder composed from the combination of a physical and emotional changes, that occured before the menstruation and improve within the menstrual flow. Treatment of the menstruation disorders can be done with self care medication using the over the counter products and non pharmacology therapy.

    This is an observational research with descriptive survey design. The research instrument was questionnaire. The location and subject of the research was selected with non random convenience sampling method. Data obtained was analyzed using the descriptive analysis. The goals of this research is knowing the treatment of menstruation disorders in adolescent girls at four high schools in Kabupaten Bantul by using over the counter products or not.

    According to the result of 379 subjects, 64,6% respondent having dysmenorrhea in their menstrual flow. The symptom of premenstrual syndrome as a mood swing is represented by 64,9% of respondent and 39,3% as a food craving. The treatment of menstruation disorders by the respondent who was using the traditional drugs is 81,5% for the reason of decrease the symptom (19,4%) and 12,1% using the modern drugs for the same reason (32,6%). Feminax (66,7%) is the modern drug trademark that mostly used by the respondent and kunyit asam (93,8%) is the traditional drug that mostly used by the respondent. Mostly respondent (59,3%) choose to take a rest for treatment of the menstruation disorders with non pharmacology therapy. Key words: menstruation disorders, treatment

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    PRAKATA

    Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas setiap

    berkat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

    berjudul “Kajian Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di

    Empat SMU di Kabupaten Bantul pada Tahun 2004”. Skripsi ini disusun dan

    diajukan guna melengkapi salah satu syarat menyelesaikan program Strata

    Satu (S1) di Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta.

    Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak lepas dari dorongan dan

    bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini, dengan rendah hati penulis ingin

    mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

    1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas

    Sanata Dharma.

    2. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing utama, atas segala

    bimbingan dan sarannya serta kesempatan, kesabaran dan keramahan yang

    diberikan kepada penulis.

    3. Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes. sebagai dosen penguji atas

    kesediaannya menguji serta kritik dan saran yang membangun kepada

    penulis.

    4. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt. sebagai dosen penguji atas kesediaannya

    menguji serta kritik dan saran yang membangun kepada penulis.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    5. Kepala BAPPEDA Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten

    Bantul, atas ijin yang telah diberikan sehingga penulis dapat melakukan

    penelitian ini.

    6. Kepala Sekolah SMU Negeri 1 Sewon, SMU Negeri 1 Kasihan, SMK

    Negeri 1 Bantul, dan SMK Negeri 1 Sewon, atas ijin yang telah diberikan

    kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang bersangkutan.

    7. Adik-adik siswi SMU Negeri 1 Sewon, SMU Negeri 1 Kasihan, SMK

    Negeri 1 Bantul, dan SMK Negeri 1 Sewon, atas bantuannya mengisi

    kuesioner.

    8. Bapak dan Mamaku tercinta (Pak Ayub dan Bu Yanti), atas kasih sayang,

    pengertian, kesabaran, kesempatan, dan kerja kerasnya selama ini demi

    keberhasilanku. Semua ini tidak ada artinya tanpa kasih sayang dan doa

    dari Bapak dan Mama.

    9. Adikku Ruth Triana (Nongki) tersayang atas cinta, doa dan dukungannya

    setiap hari, yang selalu membantuku dan menemaniku selama ini.

    10. Keluarga di Yogyakata, Wates, Tg. Uban, dan Jakarta atas perhatian

    dukungannya.

    11. Yossie ”mas ku” atas cinta, doa dan perhatiannya selama ini.

    12. Nur dan Ndrew atas kebaikannya meminjamkan laptop

    13. Sahabat terbaikku Dewi ”dewok” dan Yayuk ”gelok” atas doa, dukungan,

    kritik dan sarannya serta pertemanan kita selama ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    14. Para anggota PABELI : Betha, Dewi, Tri, Wanda, dan Yayuk atas cinta

    kasih, doa, dukungan serta persahabatan yang indah.

    15. Raul dan Lisa atas pertemanan, semangat, dan bantuannya.

    16. Para penghuni ”Canna”: Maya ”monchu”, Yessi, Cahya, Laura, Nur, Ina

    “butet”, Nana, Siska, dan Tara atas pertemanan dan kebersamaan kita

    selama ini. Senang rasanya bisa kenal kalian semua.

    17. Teman-teman persekutuan GKJ Madukismo: Risma ”butet”, Ester ”es-teh”,

    mbak Atik, Aan, Andri, Krisna, dan lain-lain atas kebersamaan dan

    pertemanan kita dalam persekutuan, juga atas doa dan dukungannya.

    18. Mbak Enny ”mbak ku” di Solo atas perhatian, doa dan dukungannya, juga

    saran-sarannya. Terima kasih sudah mau mendengarkan keluh kesahku.

    19. Maya ”monchu” salah satu penghuni ”Canna” atas kesediaannya

    menghiburku. Terima kasih sudah mau jadi bulan-bulananku untuk

    menghibur saat jenuh.

    20. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

    Penulis menyadari, skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

    karenanya saran dan kritik akan penulis terima dengan senang hati. Akhirnya,

    penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

    Yogyakarta, November 2007

    Penulis

    Martha Noviana Wulandari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....................................................... v

    INTISARI ...................................................................................................... vi

    ABSTRACT.................................................................................................... vii

    PRAKATA .................................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xix

    BAB I PENGANTAR .....................................................................................1

    A. Latar Belakang ................................................................................1

    1. Permasalahan.............................................................................6

    2. Keaslian penelitian ....................................................................7

    3. Manfaat Penelitian.....................................................................7

    B. Tujuan Penelitian ............................................................................8

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    BAB II PENELAAHAN PUSTAKA.............................................................9

    A. Menstruasi .......................................................................................9

    1. Pengertian ..................................................................................9

    2. Siklus Menstruasi ......................................................................10

    3. Fisiologi Siklus Menstruasi .......................................................12

    B. Karakteristik Usia Responden.........................................................13

    C. Dysmenorrhea .................................................................................15

    1. Pengertian ..................................................................................15

    2. Penggolongan ............................................................................16

    3. Patofisiologi Dysmenorrhea Primer ..........................................16

    4. Penatalaksanaan Dysmenorrhea Primer ....................................17

    5. Dysmenorrhea Sekunder ...........................................................19

    D. Sindrom Pra Menstruasi ..................................................................20

    1. Pengertian ..................................................................................20

    2. Penyebab Sindrom Pra Menstruasi............................................21

    3. Gejala Klinis..............................................................................22

    4. Penatalaksanaan Sindrom Pra Menstruasi.................................23

    E. Sakit, Kesakitan, dan Perilaku Kesehatan.......................................27

    F. Obat dan Pengobatan Sendiri ..........................................................29

    G. Analgesik.........................................................................................31

    H. Keterangan Empiris yang Diharapkan ............................................33

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................................................34

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................34

    B. Definisi Operasional........................................................................34

    C. Subyek Penelitian............................................................................36

    D. Tempat Penelitian............................................................................36

    E. Instrumen Penelitian........................................................................36

    F. Tata Cara Penelitian ........................................................................37

    G. Tata Cara Pengolahan Hasil ............................................................39

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................42

    A. Karakteristik Responden .................................................................42

    1. Usia Responden.........................................................................42

    2. Usia Responden Saat Pertama Menstruasi ................................43

    3. Keteraturan Waktu Menstruasi..................................................44

    B. Gangguan Menstruasi yang Dialami Responden ............................45

    1. Keluhan pada Tahun Pertama Menstruasi.................................46

    2. Gangguan Menstruasi yang Dialami Responden di SMU.........48

    3. Pengaruh Menstruasi terhadap Aktivitas Responden................52

    C. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi oleh Responden ...............53

    1. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi Menggunakan Obat

    Tanpa Resep ..............................................................................54

    2. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi Tanpa Menggunakan

    Obat ..........................................................................................66

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    D. Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian yang Dilakukan oleh

    Astuti (2004) ...................................................................................68

    1. Perbedaan Gangguan Menstruasi yang Dialami oleh

    Responden .................................................................................69

    2. Perbedaan Penatalaksanaan Nyeri Haid yang Dialami oleh

    Responden .................................................................................70

    E. Rangkuman .....................................................................................72

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................74

    A. Kesimpulan .....................................................................................74

    B. Saran................................................................................................75

    DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................76

    LAMPIRAN ....................................................................................................79

    BIOGRAFI ......................................................................................................93

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel I. Terapi Dysmenorrhea dengan Obat Tanpa Resep .........................18

    Tabel II. Perubahan Fisik dan Emosional pada Sindrom Pra Menstruasi ....22

    Tabel III. Gejala-gejala Umum Sindrom Pra Menstruasi...............................23

    Tabel IV. Distribusi Usia Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten

    Bantul Tahun 2004 .........................................................................43

    Tabel V. Distribusi Usia Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten

    Bantul Tahun 2004 Saat Pertama Kali Menstruasi ........................44

    Tabel VI. Keluhan yang Dialami Remaja Putri di Empat SMU di

    Kabupaten Bantul Tahun 2004 pada Tahun Pertama

    Menstruasi ......................................................................................47

    Tabel VII. Jenis Obat Tanpa Resep yang Digunakan Remaja Putri di

    Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004..............................54

    Tabel VIII. Gambaran Jenis Obat Tradisional yang Digunakan Usia Remaja

    Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004................57

    Tabel IX. Alasan Pemilihan Obat Tradisional oleh Remaja Putri di

    Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004..............................58

    Tabel X. Gambaran Lama Waktu Penggunaan Obat Tradisional pada

    Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul

    Tahun 2004.....................................................................................59

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    Tabel XI. Merek Obat Tanpa Resep yang Digunakan Remaja Putri di Empat

    SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004 ........................................61

    Tabel XII. Alasan Pemilihan Obat Modern oleh Remaja Putri di

    Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004..............................64

    Tabel XIII. Gambaran Lama Waktu Penggunaan Obat Modern pada

    Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul

    Tahun 2004....................................................................................65

    Tabel XIV. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi Tanpa Menggunakan

    Obat pada Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten

    Bantul Tahun 2004 .........................................................................68

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Sistem Reproduksi Wanita ............................................................10

    Gambar 2. Fisiologi Siklus Menstruasi ...........................................................13

    Gambar 3. Keteraturan Waktu Menstruasi Remaja Putri di Empat

    SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004 .........................................45

    Gambar 4. Keteraturan Keluhan Menstruasi Setiap Bulan pada Remaja

    Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004.................48

    Gambar 5. Gambaran Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di Empat

    SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004 yang Sama Seperti

    Tahun Pertama Menstruasi setelah Berada di SMU.......................49

    Gambar 6. Gambaran Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul

    Tahun 2004 yang Mengalami Peningkatan Emosi........................49

    Gambar 7. Gambaran Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul

    Tahun 2004 yang Mengalami Food Craving ................................50

    Gambar 8. Gambaran Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul

    Tahun 2004 yang Mengalami Keluhan Lain .................................50

    Gambar 9. Gambaran Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul

    Tahun 2004 yang Mengalami Dysmenorrhea ...............................51

    Gambar 10. Pengaruh Gangguan Menstruasi terhadap Aktivitas Remaja

    Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004...............52

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    Gambar 11. Gambaran Efek Obat Setelah Penggunaan Obat Tradisional

    pada Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul

    Tahun 2004...................................................................................60

    Gambar 12. Gambaran Efek Obat Setelah Penggunaan Obat Modern pada

    Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul

    Tahun 2004...................................................................................66

    Gambar 13. Perbedaan Gangguan Menstruasi yang Dialami Responden

    pada Penelitian Astuti (2004) dan Penelitian Kajian

    Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di

    Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004............................70

    Gambar 14. Perbedaan Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi yang

    Dialami Responden pada Penelitian Astuti (2004) dan

    Penelitian Kajian Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi

    pada Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul

    Tahun 2004...................................................................................71

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1. Lembar Kuesioner ............................................................................79

    Lampiran 3. Rekapitulasi Jawaban Responden.....................................................85

    Lampiran 4. Surat Ijin dari BAPPEDA DIY.........................................................91

    Lampiran 4. Surat Ijin dari BAPPEDA Bantul .....................................................92

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENGANTAR

    A. Latar Belakang

    Menstruasi merupakan kejadian yang umumnya dialami oleh setiap

    wanita, dimulai dari masa remaja dan biasanya berlanjut sampai akhir paruh

    baya. Setiap bulan, secara periodik, seorang wanita akan mengalami

    menstruasi yaitu meluruhnya jaringan endometrium karena tidak adanya

    telur matang yang dibuahi sperma. Peristiwa ini begitu wajar dan alami

    sehingga dapat dipastikan bahwa semua wanita normal akan mengalaminya.

    Walaupun demikian, pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami

    gangguan menstruasi baik sebelum maupun ketika menstruasi. Gangguan

    menstruasi yang dialami oleh kebanyakan wanita antara lain adalah

    gangguan sebelum menstruasi/sindrom pra menstruasi dan nyeri

    haid/dysmenorrhea (Shimp, 2000).

    Nyeri haid paling sering terjadi pada remaja yang berusia antara

    duabelas tahun hingga sekitar duapuluh tahun. Suatu penelitian

    mengungkapkan bahwa sebagian wanita yang mengalami nyeri haid akan

    kehilangan aktivitas hari-hari kerja mereka dalam sebulan karena gejala

    yang ditimbulkan tidak dapat ditoleransi. Pada kebanyakan wanita yang

    mengalami nyeri haid, membutuhkan waktu sementara untuk beristirahat di

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    rumah dan bila perlu menggunakan obat pengurang nyeri haid (Shimp,

    2000).

    Angka kejadian nyeri haid di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari

    50 persen wanita dalam usia reproduksi di setiap negara mengalaminya. Di

    Amerika, angka persentase wanita yang mengalami nyeri haid sekitar 60

    persen. Di Swedia, angka persentasenya sekitar 72 persen dan diperkirakan

    di Indonesia 55 persen wanita wanita usia produktif tersiksa nyeri selama

    haid. Untuk mengantisipasi nyeri haid, ada beberapa terapi yang

    ditawarkan. Terapi tersebut antara lain terapi dengan obat dan pola hidup

    sehat (Anonim, 2004).

    Pada umumnya yang terjadi pada masyarakat, untuk mengatasi nyeri

    haid, mereka banyak melakukan pengobatan mandiri. Namun, pengobatan

    mandiri yang dilakukan dapat menimbulkan bahaya bila mereka tidak

    mengerti dengan jelas mengenai informasi obat yang benar. Kasus seperti

    ini biasanya terjadi pada masyarakat yang menggunakan obat tanpa resep

    yang beredar di pasaran (Shimp, 2000). Hal ini dikarenakan dalam

    menggunakan obat tersebut, mereka tidak didampingi oleh tenaga

    kesehatan. Selain itu, dari penderita sendiri juga dituntut mampu melakukan

    perawatan sendiri dalam mencegah dan menyembuhkan rasa sakit dengan

    obat modern ataupun obat tradisional (Holt dan Hall, 1990).

    Penelitian mengenai nyeri haid pernah dilakukan oleh Astuti pada

    tahun 2004. Penelitian tersebut menggambarkan tentang pola pemilihan dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    penggunaan obat pengurang nyeri haid pada siswi SMU. Menilik dari

    penelitian tersebut, peneliti pada penelitian ini tertarik untuk mengetahui

    lebih lanjut tentang gambaran umum menstruasi seperti yang digambarkan

    oleh peneliti sebelumnya. Dalam hal ini, gambaran umum menstruasi yang

    akan diteliti tidak hanya gangguan menstruasi yang berupa nyeri haid saja,

    tetapi juga mengenai sindrom pra menstruasi. Selain itu, peneliti juga

    tertarik untuk melihat bagaimana penatalaksanaan gangguan menstruasi

    yang berupa nyeri haid dan sindrom pra menstruasi tersebut. Jadi, penelitian

    ini ingin mengetahui apakah responden juga mengalami gangguan

    menstruasi lain selain nyeri haid, yaitu sindrom pra menstruasi. Penelitian

    ini mengambil tempat penelitian yang sama dengan sebelumnya, yaitu

    Kabupaten Bantul, namun subyek penelitian yang digunakan berbeda.

    Seperti halnya nyeri haid, sindrom pra menstruasi dewasa ini juga

    sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan pendapat

    para ahli di dunia bahwa sekitar 40 persen wanita di dunia menghadapi

    sindrom pra menstruasi. Biasanya sindrom pra menstruasi ini dialami oleh

    mereka yang berumur 14 sampai 50 tahunan. Sindrom pra menstruasi mulai

    pada 7 sampai 14 hari sebelum menstruasi dan akan lebih membaik ketika

    mulai menstruasi. Ditandai dengan tingginya perubahan emosional dan fisik

    yang biasanya meningkat pada hari-hari sebelum menstruasi, sakit kepala

    dan nafsu makan yang meningkat, perasaan murung dan gelisah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    Gangguan kesehatan berupa pusing, depresi perasaan sensitif

    berlebihan sekitar dua minggu sebelum haid umumnya dianggap hal yang

    wajar bagi wanita usia produktif. Penelitian berdasarkan survey tahun 1982

    di Amerika Serikat menunjukkan sindrom pra menstruasi dialami 50 persen

    wanita dengan sosio ekonomi menengah yang datang ke klinik ginekologi.

    Sindrom pra menstruasi memang kumpulan gejala akibat perubahan

    hormonal yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur

    dari ovarium) dan menstruasi. Sindrom ini akan menghilang pada saat

    menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah selesai menstruasi

    (Karyadi, 1999).

    Banyak wanita yang mengalami gangguan menstruasi mengatakan

    bahwa mereka dapat sedikit mengatasinya dengan olah raga teratur atau

    dengan mengkonsumsi vitamin. Bagi mereka yang mengalami gejala lebih

    parah, akan sangat membantu bila mengkonsumsi obat-obatan tertentu

    seperti misalnya obat pengurang nyeri haid. Kenyataan yang terlihat, tidak

    semua wanita yang mengalami gangguan menstruasi mampu mengatasinya

    dengan mudah. Untuk mengatasi gangguan menstruasi ini terkadang

    dilakukan dengan cara yang kurang benar, misalnya pada sindrom pra

    menstruasi, pelampiasan emosi yang meningkat secara berlebihan atau

    dengan makan makanan yang berlebihan ketika rasa lapar muncul. Padahal,

    gangguan menstruasi dapat diatasi dengan cara yang lebih baik. Contohnya,

    para wanita dapat mengalihkan perhatiannya dari gangguan menstruasi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    yang dialaminya dengan istirahat cukup, bila rasa lapar berlebihan muncul

    dapat mengkonsumsi makanan sehat, buah dan air mineral (Agustini, 2007).

    Di Negara maju seperti Amerika Serikat, diperkirakan dalam waktu

    satu tahun penduduk yang mengeluh atau merasa menderita sakit sebanyak

    75% dari jumlah penduduknya. Dari jumlah tersebut, 10% tidak berbuat

    apa-apa, 25% pergi ke dokter untuk mendapatkan pertolongan, dan sisanya

    sebanyak 65% melakukan pengobatan sendiri. Dengan demikian, dapat

    diperkirakan bahwa di Indonesia yang pergi ke dokter kurang dari 25%,

    sedangkan yang melakukan pengobatan sendiri lebih dari 65% jumlah

    penduduk yang mengeluh atau merasa menderita sakit dalam setahun.

    Pengobatan sendiri di Indonesia dilakukan dengan menggunakan obat

    tradisional atau jamu dan obat-obat paten, seperti golongan obat bebas.

    Pada umumnya, dasar pemilihan dalam menentukan jamu atau obat paten

    untuk pengobatan sendiri adalah pengalamam menggunakan jamu atau obat

    tertentu pada waktu yang lalu atau informasi dari orang lain (Sartono,

    1993).

    Berdasarkan hal tersebut, penelitian tentang kajian penatalaksanaan

    gangguan menstruasi pada remaja putri di empat SMU di Kabupaten Bantul

    menarik untuk dilakukan. Hal ini berkaitan dengan pengobatan sendiri yang

    dilakukan oleh remaja putri usia SMU dalam mengatasi gangguan

    menstruasi yang dialaminya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    Penelitian ini menggunakan remaja usia SMU sebagai sampel karena

    diperkirakan pada usia tersebut keseluruhan siswi sudah mengalami

    menstruasi, dan tentu saja yang mengalami gangguan menstruasi adalah

    wanita yang sudah menstruasi. Penelitian menggunakan 4 sekolah karena

    observasi di tempat yang berlainan akan lebih representatif. Selain itu, tidak

    ada alasan khusus mengapa penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bantul.

    1. Permasalahan

    Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan

    sebagai berikut ini.

    a. Seperti apakah karakteristik remaja putri di 4 SMU di Kabupaten

    Bantul yang mengalami gangguan menstruasi?

    b. Gangguan menstruasi apa saja yang dialami oleh remaja putri di 4

    SMU di Kabupaten Bantul?

    c. Bagaimanakah penatalaksanaan gangguan menstruasi yang

    dilakukan oleh remaja putri di 4 SMU di Kabupaten Bantul ketika

    mengalami gangguan menstruasi?

    d. Apakah perbedaan yang terdapat pada penelitian ini dengan

    penelitian yang dilakukan Astuti pada tahun 2004?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    2. Keaslian Penelitian

    Penulis menemukan penelitian yang sejenis dengan judul “Pola

    Pemilihan dan Penggunaan Obat Pengurang Nyeri Haid oleh Siswi di 5

    SMU Kabupaten Bantul Tahun 2004” (Astuti, 2004). Hasil penelitian

    tersebut menyimpulkan bahwa sebagian siswi pernah mengalami nyeri haid.

    Penelitian tersebut dilakukan di 5 SMU di Kabupaten Bantul dan

    menyajikan pola pemilihan dan penggunaan obat nyeri haid. Sejauh

    pengamatan penulis, belum pernah dilakukan penelitian yang berjudul

    “Kajian Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di

    Empat SMU di Kabupaten Bantul”. Perbedaan penelitian ini dengan

    penelitian yang dilakukan Astuti adalah penelitian ini juga dilakukan di

    Kabupaten Bantul tetapi pada empat SMU yang berbeda. Di samping itu,

    penelitian ini menyajikan perbandingan hasil yang diperoleh dengan

    penelitian yang dilakukan Astuti. Penelitian ini juga membahas mengenai

    sindrom pra menstruasi yang dialami oleh remaja putri di empat SMU di

    Kabupaten Bantul.

    3. Manfaat penelitian

    a. Manfaat praktis

    Hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam

    pemberian informasi tentang penggunaan obat bebas secara rasional

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    sehingga dapat mencegah atau mengurangi kesalahan dalam

    penggunaan obat-obat tersebut.

    b. Manfaat teoritis

    Memberikan gambaran yang jelas tentang penatalaksanaan gangguan

    menstruasi oleh remaja putri di empat SMU di Kabupaten Bantul.

    B. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Penelitian ini dilakukan untuk evaluasi penatalaksanaan gangguan

    menstruasi pada remaja putri di 4 SMU di Kabupaten Bantul.

    2. Tujuan Khusus

    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui:

    a. karakteristik remaja putri di empat SMU di Kabupaten Bantul yang

    mengalami gangguan menstruasi.

    b. gangguan menstruasi yang dialami oleh remaja putri di empat SMU

    di Kabupaten Bantul.

    c. penatalaksanaan gangguan menstruasi yang dilakukan oleh remaja

    putri di empat SMU di Kabupaten Bantul ketika mengalami

    gangguan menstruasi.

    d. perbedaan yang terdapat pada penelitian ini dengan penelitian yang

    dilakukan Astuti pada tahun 2004.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    BAB II

    PENELAAHAN PUSTAKA

    A. Menstruasi

    1. Pengertian

    Menstruasi atau haid adalah proses keluarnya darah yang terjadi

    secara periodik. Keluarnya darah dari vagina disebabkan luruhnya lapisan

    dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah dan sel telur yang

    tidak dibuahi (Kasdu, 2005). Menstruasi merupakan kondisi fisiologis

    berupa pelepasan sel telur (ovum) yang tidak dibuahi oleh sperma. Sel telur

    yang tidak dibuahi akan mati sesudah ± 20 jam. Kemudian setelah ± 14 hari

    (10-16) selaput lendir yang tidak terpakai itu mengelupas dan dikeluarkan

    (Sohn dan Korberly, 1990).

    Proses menstruasi berlangsung terus sampai berakhirnya masa

    produktif wanita, yaitu saat menstruasi berhenti secara permanen (Kasdu,

    2005). Masa produktif wanita dimulai saat usia remaja, ketika mengalami

    fase pubertas. Pubertas (puberty) adalah suatu periode kematangan

    kerangka dan seksual terjadi dengan pesat terutama pada awal masa remaja.

    Kematangan seksual merupakan suatu rangkaian dari perubahan-

    perubahan yang terjadi pada masa remaja, yang ditandai dengan perubahan

    pada ciri-ciri seks primer (primary sex characteristics) dan ciri-ciri seks

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    sekunder (secondary sex characteristics). Ciri-ciri seks primer menunjuk

    pada organ tubuh yang secara langsung berhubungan dengan proses

    reproduksi. Pada wanita, perubahan ciri-ciri seks primer ditandai dengan

    munculnya periode menstruasi, yang disebut dengan menarche, yaitu

    menstruasi yang pertama kali dialami oleh seorang wanita. Perubahan ciri-

    ciri seks sekunder yang dialami oleh wanita ditandai dengan membesarnya

    payudara dan pinggul, suara menjadi halus, dan tumbuhnya rambut pada

    beberapa bagian tubuh (Desmita, 2005).

    Gambar 1. Sistem Reproduksi Wanita Sumber: www.web-books.com/.../Reproductive/uterus.jpg

    2. Siklus Menstruasi

    Siklus menstruasi secara fisiologis biasanya dialami oleh wanita,

    dimulai dari masa remaja dan berlanjut sampai menopause (Shimp, 2000).

    Menopause sering diartikan sebagai titik awal menurunnya fungsi seorang

    wanita. Menstruasi tidak muncul dan fungsi reproduksi juga tidak terjadi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    lagi (Indarti, 2004). Menstruasi terjadi karena pengaruh siklus bulanan dari

    hormon-hormon reproduktif wanita. Menstruasi dialami pertama kali oleh

    wanita antara umur 9 sampai 17 tahun. Usia umum dimana seorang wanita

    mengalami menstruasi pertama kali (menarche) adalah antara 12-14 tahun.

    Namun, ditemukan juga wanita dimana mengalami kematangan seksual

    lebih cepat pada usia kurang dari 12 tahun dan lebih lambat kematangan

    seksualnya, yaitu pada usia > 14 tahun. Hal tersebut terjadi karena berbagai

    faktor seperti nutrisi dan faktor keturunan (Cherry, 1999). Sementara itu

    Sarwono (2005) mengatakan bahwa keadaan gizi yang semakin baik dapat

    mempecepat pertumbuhan organ-organ seksual manusia. Peneliti lain juga

    berpendapat bahwa usia menarche yang semakin cepat disebabkan oleh

    hubungan antar jenis yang serba boleh (permisif) sehingga mempercepat

    kematangan tubuhnya. Selain itu, terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa

    faktor seperti ras, faktor gen, status nutrisi, intensitas latihan (olah raga),

    dan faktor psikologi (Shimp, 2000).

    Lamanya siklus menstruasi yang normal dihitung dari jarak antara

    tanggal mulainya menstruasi sebelumnya dengan mulainya menstruasi

    berikutnya, yaitu berkisar antara 25 sampai 32 hari (Indarti, 2004). Menurut

    Guyton (1991), lama siklus menstruasi rata-rata 28 hari, dapat juga

    sependek 20 hari atau selama 45 hari, bahkan pada wanita yang normal.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    3. Fisiologi Siklus Menstruasi

    Siklus menstruasi terjadi karena aktivitas hormon-hormon di

    hipotalamus, kelenjar pituitary, dan ovarium. Kelenjar pituitari adalah

    kelenjar di bawah otak yang mempengaruhi fungsi dan pertumbuhan badan.

    Sel-sel dalam hipotalamus berperan penting pada pengaturan siklus

    menstruasi dengan memproduksi Gonadotropin – Releasing Hormon

    (GnRH). Hormon GnRH mendorong sel-sel gonadotrop pituitari untuk

    mensintesis dan mengsekresi Luitenizing Hormon (LH) dan Follicle

    Stimulating Hormon (FSH). Hormon FSH kemudian merangsang folikel

    dalam ovarium agar cepat matang (Shimp, 2000).

    Folikel yang matang karena rangsangan dari Follicle Stimulating

    Hormon (FSH), akan dikeluarkan dari ovum. Kemudian folikel ini akan

    menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh

    Luteinizing Hormon (LH). Korpus luteum akan mengeluarkan hormon

    estrogen dan progesteron yang semakin lama semakin tinggi kadarnya.

    Estrogen dan progesteron berguna untuk membentuk dan mempertahankan

    ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar

    progesteron akan terus dipertahankan selama trimester awal (tiga bulan)

    kehamilan sampai fungsiya digantikan oleh plasenta (Guyton, 1991).

    Apabila pembuahan tidak terjadi, korpus luteum akan mengalami

    degenerasi. Akibat degenerasi korpus luteum, maka kadar estrogen dan

    progesteron mengalami penurunan, semakin berkurang sampai akhirnya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    berhenti. Hal ini menyebabkan terjadinya vasokonstriksi pada pembuluh

    darah dan segera diikuti vasodilatasi. Keadaan seperti ini meyebabkan

    pelepasan lapisan endometrium dan pendarahan yang disebut menstruasi

    (Manuaba, 1998).

    Gambar 2. Fisiologi Siklus Menstruasi Sumber: http://www.nordica.org/reproductive

    B. Karakteristik Usia Remaja

    Masa remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari anak-anak ke

    dewasa, bukan hanya dalam artian psikologis, tetapi juga fisik. Bahkan,

    perubahan-perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala

    primer dalam pertumbuhan remaja. Batasan usia remaja yang ditetapkan

    oleh WHO adalah batas usia 10-20 tahun. Remaja awal adalah remaja yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    berusia 10-14 tahun dan usia 15-20 tahun digolongkan pada remaja akhir

    (Sarwono, 2005).

    Usia 14-19 tahun termasuk kategori usia remaja. Remaja dikenal

    sebagai tahap perkembangan fisik ketika organ reproduksi manusia

    mencapai kematangannya dan berfungsi secara sempurna. Kematangan

    organ reproduksi pada remaja wanita ditandai dengan menstruasi setiap

    bulannya.

    Tidak hanya kematangan fisik saja yang terjadi pada usia remaja,

    tetapi juga kematangan perilaku dan pola pikir remaja itu sendiri.

    Responden yang tidak lain adalah remaja, sudah selayaknya mengalami

    kematangan perilaku dan pola pikir, dapat mengambil keputusan sendiri,

    mempunyai inisiatif dan bertanggung jawab atas keputusan yang telah

    diambil. Seorang remaja memiliki kebebasan untuk memilih apa yang

    seharusnya dilakukan ketika menghadapi sesuatu.

    Didalam kebebasan memilih menurut Covey (1990) yang dituliskan

    oleh Desmita (2005) , terkandung unsur-unsur:

    a. Self-awareness (kesadaran diri), yaitu kemampuan untuk melihat,

    memikirkan, menenangkan dan menilai diri sendiri.

    b. Imagination (imajinasi), yaitu kemampuan untuk membayangkan

    sesuatu melampaui realitas yang dimungkinkan manusia untuk

    menciptakan sesuatu dalam pikirannya yang tidak dibatasi oleh dunia

    nyata.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    c. Concience (kata hati), yaitu kesadaran batin yang mendalam tentang

    benar-salah, baik-buruk, yang diharapkan-tidak diharapkan, sebagai

    prinsip yang mengatur perilaku manusia sehingga ia dapat

    menyelaraskan pikiran, perasaan dan tindakannya.

    d. Independent-will (kehendak bebas), yaitu kemampuan untuk bertindak

    berdasarkan kesadaran dirinya dan bebas dari segala pengaruh lain.

    C. Dysmenorrhea

    1. Pengertian

    Dysmenorrhea (nyeri haid) adalah nyeri yang timbul akibat

    kontraksi yang tidak teratur ketika peluruhan dinding endometrium. Nyeri

    yang dirasakan mulai dari nyeri ringan sampai berat pada perut bagian

    bawah. Pada keadaan yang berat dapat disertai berbagai gejala dan tanda,

    mulai dari mual, muntah, diare, pusing, nyeri kepala bahkan sampai pingsan

    (Anonim, 2004; Cherry, 1999).

    Rasa nyeri ketika menstruasi yang demikian hebat seringkali

    memerlukan obat pereda sakit. Gejala-gejala klinis biasanya dimulai sehari

    sebelum menstruasi berlangsung, selama hari pertama dan kedua

    menstruasi, dan jarang terjadi setelah itu. Nyeri terasa hilang timbul, tajam

    dan bergelombang, biasanya mengikuti gerak rahim dan dapat menjalar ke

    arah pinggang bagian belakang. Selain rasa nyeri, dapat pula disertai

    perasaan mudah tersinggung atau depresi (Riyanto, 2002).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    2. Penggolongan

    Berdasarkan penyebabnya, dikenal dua jenis dysmenorrhea (nyeri

    haid) yaitu dysmenorrhea primer dan dysmenorrhea sekunder.

    Dysmenorrhea primer terjadi apabila tidak ditemukan penyebab yang

    mendasarinya dan dysmenorrhea sekunder jika penyebabnya adalah

    kelainan kandungan.

    3. Patofisiologi Dysmenorrhea Primer

    Dysmenorrhea primer hanya terjadi saat siklus ovulatori. Oleh

    karena itu, angka kejadiannya lebih tinggi pada wanita diawal masa

    remajanya (awal menstruasi) dan ketika menginjak dewasa. Karena pada

    masa ini, keteraturan ovulasi meningkat (Shimp, 2000).

    Penyebab terjadinya dysmenorrhea primer adalah kontraksi pada

    uterus, yang berhubungan dengan kadar prostaglandin. Endometrium dan

    miometrium pada uterus memegang peranan atau mempunyai kapasitas

    pada sintesis prostaglandin. Kadar prostaglandin dalam endometrium dan

    cairan menstruasi pada wanita dengan dysmenorrhea primer ditemukan

    mempunyai kadar yang tinggi. Perbandingannya adalah 5-13 kali lebih

    besar prostaglandin yang ditemukan pada wanita dengan dysmenorrhea

    primer dibandingkan yang tidak mengalami dysmenorrhea primer.

    Kadar prostaglandin yang meningkat, menyebabkan turunnya kadar

    progesteron selama siklus menstruasi. Bersamaan dengan itu, kadar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    prostacyclin juga mengalami penurunan. Kondisi ini dapat memicu

    terjadinya kontraksi uterin yang kuat dan mengalami vasokonstriksi.

    Akibatnya, terjadi defisiensi oksigen untuk mencapai jaringan dan

    menyebabkan atau menimbulkan rasa sakit pada beberapa wanita.

    Pada menstruasi yang normal, tekanan kontraksi berkisar antara 50-

    80 mmHg dan berlangsung selama 15-30 detik setiap 10 menit. Sedangkan

    pada kasus dysmenorrhea primer, tekanan kontraksinya mencapai 400

    mmHg, waktu kontraksi dapat lebih dari 90 detik dan jarak antar kontraksi

    bisa kurang dari 15 detik (Shimp, 2000).

    4. Penatalaksanaan Dysmenorrhea Primer

    Untuk mengatasi dysmenorrhea primer, perlu dipahami mengenai

    sasaran terapi, strategi terapi serta pemilihan obat untuk dysmenorrhea

    primer. Tujuannya agar terapi yang dilakukan benar-benar efektif dalam

    mengatasi nyeri haid (dysmenorrhea primer).

    a. Tujuan Terapi

    Terapi dimaksudkan untuk mengurangi gejala-gejala dysmenorrhea

    primer dan untuk meredakan ketidak nyamanan dan gangguan saat

    beraktivitas (Shimp, 2000).

    b. Strategi Terapi

    Strategi terapi dysmenorrhea primer dibagi menjadi dua, yaitu

    strategi terapi non farmakologi dan strategi terapi farmakologi. Strategi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    terapi non farmakologi antara lain dapat dilakukan dengan cara

    mengompres daerah sekitar perut dengan air hangat atau dengan

    menggunakan “Heating pad”. Selain itu, mengatur diet makanan,

    mengurangi konsumsi kafein, alkohol dan meningkatkan konsumsi

    karbohidrat serta olahraga secara teratur dipercaya dapat meringankan rasa

    nyeri saat menstruasi (Shimp, 2000). Kafein dengan dosis yang tinggi akan

    menyebabkan gugup, gelisah, tremor dan insomnia (Wilmana, 1995).

    Tabel I. Terapi Dysmenorrhea dengan Obat Tanpa Resep (Shimp,2000)

    OBAT REKOMENDASI DOSIS

    DOSIS MAKSIMAL HARIAN

    Acetaminophen 650-1000 mg setiap 4-6 jam

    4000 mg

    Aspirin 650-1000 mg setiap 4-6 jam

    4000 mg

    Ibuprofen 200-400 mg setiap 4-6 jam

    1200 mg

    Ketoprofen 12.5-25 mg setiap 4-8 jam; tidak lebih dari 25 mg dalam 4-6 jam.

    75 mg

    Noproxen sodium

    220-440 mg diawal: kemudian 220 mg setiap 8-12 jam

    660 mg

    Strategi terapi farmakologi merupakan terapi mengatasi

    dysmenorrhea primer dengan menggunakan obat. Pada umumnya obat yang

    digunakan adalah obat tanpa resep, antara lain aspirin, acetaminophen, dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    obat anti inflamasi non steroid (AINS). Tiga anti inflamasi non steroid

    (AINS) yang tersedia sebagai obat tanpa resep dan sering digunakan untuk

    mengatasi dysmenorrhea primer adalah ibuprofen, naproxen sodium, dan

    ketoprofen. Tabel I menunjukkan dosis beberapa jenis obat yang

    direkomendasikan untuk mengatasi dysmenorrhea primer.

    5. Dysmenorhea Sekunder

    Dysmenorrhea sekunder biasanya berhubungan dengan patologi

    pelvic yaitu terjadi karena adanya kelainan atau penyakit dan biasanya

    terjadi pada usia dewasa. Nyeri pada dysmenorrhea sekunder biasanya

    mulai pada awal siklus menstruasi dan lebih lama dari pada nyeri haid pada

    umumnya.

    Kemungkinan penyebab dysmenorrhea sekunder antara lain

    endometriosis (adanya jaringan endometrial pada tempat yang tidak

    semestinya), tumor jinak pada rahim, kista indung telur, polip dinding

    rahim, infeksi panggul rahim, cervical stenosis, dan kelainan bawaan

    (Shimp, 2000).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    D. Sindrom Pra Menstruasi

    1. Pengertian

    Sindrom pra menstruasi didefinisikan sebagai gangguan siklus

    menstruasi berupa kombinasi perubahan fisik dan emosional yang terjadi

    dalam fase luteal siklus menstruasi, secara nyata membaik atau hilang

    dalam beberapa hari pertama aliran menstruasi, dan absen selama minggu

    pertama setelah menstruasi (Shimp, 2000). Keluhan yang dialami ini bisa

    bervariasi dari bulan ke bulan, bisa menjadi lebih ringan ataupun lebih

    berat. Diperkirakan kurang lebih 85% wanita usia produktif antara usia 25-

    35 tahun mengalami satu atau lebih gejala dari sindrom pra menstruasi.

    Namun, hanya 2-10% yang menunjukkan gejala sindrom pra menstruasi

    berat yang biasa disebut Premenstrual Dysphoric Disorder/PMDD

    (Agustini, 2007).

    Kira-kira 80% wanita mengalami beberapa perubahan fisik dan

    emosional sebelum menstruasi. Sekitar 66% wanita dengan sindrom pra

    menstruasi menunjukkan perubahan yang positif seperti meningkatnya

    aktivitas, kreativitas, dan produktivitas dalam bekerja. Sebagian wanita

    menunjukkan kemunduran kemampuan mereka dalam keadaan normal

    ketika mengalami sindrom pra menstruasi. Sebagian besar wanita dengan

    sindrom pra menstruasi dapat mengatasi gangguan yang mereka alami

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    dengan baik, perubahan fisik yang dialami tidak mengganggu aktivitas

    kesehariannya (Shimp, 2000).

    2. Penyebab Sindrom Pra Menstruasi

    Penyebab pasti sindrom pra menstruasi belum diketahui hingga kini.

    Salah satu dugaan penyebab sindrom pra menstruasi adalah peranan dari

    hormon estrogen dan progesteron. Umumnya, menjelang menstruasi

    dijumpai peningkatan hormon progesteron dan penurunan hormon estrogen.

    (Baziad, 2005).

    Penurunan kadar hormon estrogen setelah ovulasi mempengaruhi

    neurotransmitter di otak terutama serotonin. Serotonin memegang peranan

    dalam regulasi emosi. Meskipun demikian, diduga interaksi kompleks

    antara hormon estrogen, progesteron dan serotonin dengan sindrom pra

    menstruasi masih perlu diteliti lebih lanjut.

    Gangguan metabolisme dan pola hidup yang tidak sehat (terutama

    faktor nutrisi) juga mungkin turut berperan dalam menyebabkan sindrom

    pra menstruasi. Diduga terjadi gangguan metabolisme prostaglandin akibat

    kurangnya gamma linolenic acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk

    mengatur efek hormon estrogen dan progesteron pada sistem reproduksi,

    juga mengatur kerja neurotransmitter pada sistem saraf. Selain gangguan

    metabolisme, pola nutrisi yang tidak seimbang berupa diet tinggi lemak,

    tinggi garam dan gula, rendah vitamin dan mineral, sedikit serat dapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    menimbulkan sindrom pra menstruasi. Konsumsi kafein serta alkohol yang

    berlebihan dapat memperberat gejala yang ada (Agustini, 2007).

    3. Gejala Klinis

    Gejala yang paling sering ditemukan adalah perasaan mudah

    tersinggung (irritability) dan perasaan sedih (dysphoria). Gejala mulai

    dirasakan 7-10 hari menjelang menstruasi berupa gejala fisik maupun psikis

    yang mengganggu aktivitas sehari-hari dan biasanya menghilang setelah

    menstruasi (Agustini, 2007). Gejala yang berupa perubahan fisik dan

    mental (emosional) pada wanita yang mengalami sindrom pra menstruasi

    dapat dilihat pada tabel II.

    Tabel II. Perubahan Fisik dan Emosional pada Sindrom Pra Menstruasi

    Fisik Emosional

    Kelemahan umum (lekas letih, pegal)

    Gangguan konsentrasi

    Acne (jerawat) Insomnia Nyeri pada kepala, punggung, perut bagian bawah

    Irritability (mudah tersinggung)

    Nyeri pada payudara Depresi Gangguan saluran cerna Mood swings Food craving Oversensitivity

    Setiap wanita dengan sindrom pra menstruasi, mengalami gejala

    yang berbeda-beda ketika sindrom pra menstruasi menyerang. Persentasi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    banyaknya wanita dengan sindrom pra menstruasi yang memperlihatkan

    beberapa gejala dan tanda dapat dilihat pada tabel III (Shimp, 2000).

    Tabel III. Gejala-Gejala Umum Sindrom Pra Menstruasi (Shimp, 2000)

    Gejala/tanda % wanita-SPM

    memperlihatkan gejala

    PERILAKU Letih

    92 Mudah marah

    91 Suasana hati labil (kadang sedih/marah)

    81

    Depresi

    80 Peka sekali (oversensitivity)

    69 Cepat menangis (crying spells)

    65 Enggan bersosialisasi

    63 Pelupa

    56 Sulit konsentrasi

    47

    FISIK Perut terasa penuh (abdominal bloating)

    90

    Nyeri pada payudara

    85 Jerawat

    71 Sering merasa lapar (food craving)

    70 Kaki-tangan bengkak

    67 Nyeri pada kepala

    60 Gangguan saluran cerna 48

    4. Penatalaksanaan Sindrom Pra menstruasi

    Untuk mengurangi keluhan dan gejala sindrom pra menstruasi,

    diperlukan suatu pemahaman mengenai sasaran terapi, strategi terapi serta

    pemilihan obat yang dapat mengatasi gejala maupun keluhan yang dialami

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    wanita dengan sindrom menstruasi. Terapi ditujukan pada gejala serta

    keluhan saat sindrom pra menstruasi menyerang, dengan cara meringankan

    atau menghilangkan keluhan-keluhan yang dirasa paling berat.

    a. Tujuan Terapi

    Tujuan terapi yang diharapkan adalah adanya pemahaman tentang

    sindrom pra menstruasi. Pengetahuan tentang gangguan ini dapat digunakan

    oleh wanita agar dapat lebih mengontrol gejala-gejala gangguan tersebut

    dan meringankan kondisi ini dalam lingkungan sosial dan pekerjaan

    mereka.

    b. Strategi Terapi

    Strategi terapi sindrom pra menstruasi dilakukan dengan terapi non

    farmakologi dan terapi farmakologi.

    1) Terapi non farmakologi

    Terapi non farmakologi merupakan terapi untuk mengatasi sindrom

    pra menstruasi tanpa menggunakan obat. Terapi tersebut meliputi olah raga

    (aerobik) secara rutin, pola makan yang sehat, dan terapi perilaku-kognitif.

    Wanita dengan sindrom pra menstruasi yang berolahraga lebih dapat

    merasakan berkurangnya gejala dan keluhan sindrom pra menstruasi

    dibandingkan wanita dengan sindrom pra menstruasi yang tidak

    berolahraga. Untuk menjaga pola makan yang sehat, disarankan untuk

    mengurangi masukan gula, garam, alkohol, dan kafein serta menambah

    masukan karbohidrat. Terapi perilaku-kognitif ditujukan untuk relaksasi,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    dengan meredakan gangguan emosional ketika sindrom menstruasi

    menyerang. Terapi ini dapat berupa hipnoterapi, meditasi, aromaterapi, dan

    sebagainya (Shimp, 2000).

    Selain menjaga pola nutrisi dan melakukan relaksasi melalui terapi

    perilaku-kognitif, menghindari rokok dan stres berkepanjangan juga dapat

    mengatasi gejala sindrom pra menstruasi (Agustini, 2007).

    2) Terapi farmakologi

    Terapi pada sindrom pra menstruasi umumnya menggunakan obat

    tanpa resep atau obat bebas. Obat bebas yang dianggap efektif adalah

    vitamin, mineral, dan anti inflamasi non steroid (AINS). Kalsium

    diperlukan untuk mengurangi gejala sindrom pra menstruasi. Sebuah

    penelitian pada 466 wanita dengan sindrom pra menstruasi sedang sampai

    berat merasakan berkurangnya gejala sindrom pra menstruasi setelah dua

    bulan terapi. Gejala sindrom pra menstruasi tersebut antara lain berupa

    depresi, mood swings, food craving, retensi cairan, dan kram abdominal.

    Piridoxin (vitamin B6) dipercaya dapat mengatasi sindrom pra

    menstruasi. Vitamin B6 dapat mengurangi gejala-gejala yang menyertai

    sindrom pra menstruasi seperti mastalgia, irritability (perasaan mudah

    tersinggung), perasaan tegang, dan kembung. Tetapi, dosis Piridoxin yang

    direkomendasikan untuk sindrom pra menstruasi tidak boleh lebih dari 100

    mg per hari, karena pada dosis tinggi berpotensi menyebabkan neuropathi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    Gejala yang menunjukkan ketoksikan piridoxin antara lain paresthesia,

    hyperesthesia, nyeri tulang, dan kelemahan otot (Shimp, 2000).

    Vitamin E direkomendasikan untuk mengurangi rasa nyeri pada

    payudara. Vitamin E menghambat produksi prostaglandin dan membantu

    mempertahankan fungsi dan struktur saraf (Wilmana, 1995).

    Kadar magnesium dalam darah pada wanita dengan sindrom pra

    menstruasi lebih rendah dibanding wanita normal. Defisiensi magnesium

    menyebabkan irritability pada wanita dengan sindrom pra menstruasi.

    Selain magnesium, mineral lain seperti kalsium, mangan, dan potasium juga

    digunakan untuk mengurangi gejala sindrom pra menstruasi.

    Anti inflamasi non steroid (AINS) sebagai inhibitor prostaglandin

    juga dapat mengatasi sindrom pra menstruasi, yaitu mengatasi gejala

    sindrom pra menstruasi yang bersifat fisik seperti nyeri pada kepala dan

    cepat merasa lelah. Anti inflamasi non steroid (AINS) yang biasa digunakan

    adalah mefanamic acid dan naproksen sodium.

    Salah satu keluhan yang biasa dirasakan pada wanita dengan

    sindrom pra menstruasi adalah akumulasi cairan, perut terasa penuh

    (gembung abdominal). Rasa kembung dan bengkak pada sindrom pra

    menstruasi dikarenakan adanya perubahan cairan. Oleh karena itu, diuretik

    yang diindikasikan untuk mengurangi retensi cairan dapat digunakan bagi

    sebagian besar wanita dengan sindrom pra menstruasi. Beberapa diuretik

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    yang dapat diperoleh tanpa resep adalah ammonium klorida, kafein, dan

    pamabrom (Shimp, 2000).

    E. Sakit, Kesakitan dan Perilaku Kesehatan

    Penyakit dan kesakitan, meskipun sangat berkaitan satu dengan yang

    lainnya, namun mencerminkan suatu perbedaan. Kesakitan adalah apa yang

    dirasakan pasien saat dia pergi ke dokter, sedang penyakit adalah apa yang

    didapatnya sepulang dari dokter. Jadi penyakit adalah sesuatu yang dimiliki

    suatu organ, sedang kesakitan adalah sesuatu yang dimiliki seseorang.

    Kesakitan adalah respon subyektif dari pasien, serta respon disekitarnya,

    terhadap keadaan tidak sehat (Helman,1990, cit., Smet, 1994). Hal ini akan

    mepengaruhi perilaku seseorang dalam menanggapi rasa sakit dan gejala-

    gejalanya.

    Setiap individu mempunyai perbedaan dalam menanggapi gejala-

    gejala kesakitan yang dialami. Pertama, orang yang memusatkan perhatian

    pada diri sendiri lebih cepat memperhatikan adanya gejala daripada orang

    yang memusatkan perhatian pada lingkungan serta kegiatan mereka. Kedua,

    bila orang berada pada tekanan stress, mereka mungkin percaya bahwa

    mereka akan lebih mudah terserang kesakitan sehingga akan lebih

    memperhatikan tubuhnya. Mereka juga bisa mengalami perubahan-

    perubahan fisiologis yang berkaitan dengan stres, serta mengintepretasikan

    oerubahan-perubahan ini sebagai gejala kesakitan. Ketiga, suasana hati

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    (mood) juga mempengaruhi penghargaan diri terhadap kesehatan. Bila

    orang dalam suasana hati positif, mereka mengira bahwa mereka lebih

    sehat, lebih jarang melaporkan tentang ingatan yang berhubungan dengan

    kesakitan, serta lebih sedikit melaporkan tentang gejala (Smet, 1994).

    Rasa sakit merupakan tanda atau gejala bahwa kesehatan seseorang

    terganggu, Pada umumnya, rasa sakit kurang mempunyai arti sebagai tanda

    peringatan maupun dalam menegakkan diagnosa. Rasa sakit dapat

    dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu rasa sakit di permukaan, rasa

    sakit di dalam dan rasa sakit somatik. Rasa sakit di permukaan dirasakan di

    bagian kulit atau selaput lendir dan pada bagian tertentu. Rasa sakit di

    dalam dirasakan pada organ-organ tubuh yang terdiri dari otot polos. Kedua

    golongan rasa sakit ini biasanya memerlukan obat-obat yang didapatkan

    dengan resep dokter. Rasa sakit somatik, dirasakan di bagian-bagian otot

    rangka, sendi-sendi dan pembuluh-pembuluh yang tidak jelas tempatnya,

    misalnya sakit kepala, sakit gigi, pegal-pegal dan sebagainya. Rasa sakit

    somatik yang tidak berat, biasanya dapat dihilangkan dengan obat-obat

    penghilang rasa sakit yang dapat diperoleh tanpa resep dokter atau dijual

    bebas (Sartono, 1993).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    F. Obat dan Pengobatan Sendiri

    Dalam arti luas, obat adalah setiap zat kimia yang dapat

    mempengaruhi proses hidup (Suyatna, 1995). Obat merupakan bahan atau

    paduan bahan yang digunakan untuk mempengaruhi sistem fisiologi atau

    keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, penscegahan penyakit,

    penyembuhan penyakit, pemulihan, dan peningkatan kesehatan termasuk

    kontrasepsi dan sediaan biologis (Anonim, 1998).

    Pengobatan mandiri lebih banyak dipilih orang untuk mengobati

    sakit dan penyakit selama bertahun-tahun (Pal, 2000). Pengobatan sendiri di

    Indonesia dilakukan dengan menggunakan obat tradisional atau jamu dan

    obat-obat paten baik dari golongan obat bebas maupun golongan obat bebas

    terbatas. Pada umumnya, dasar pemilihan dalam menentukan jamu atau

    obat paten untuk pengobatan sendiri ialah pengalaman menggunakan jamu

    atau obat tertentu pada waktu yang lalu atau diberi tahu orang lain

    (Sartono,1993).

    Obat tanpa resep (OTR) atau obat bebas digunakan untuk

    pencegahan, terapi, meringankan gejala, atau pengobatan penyakit, luka,

    dan kondisi lainnya, yang mana konsumen dapat mengidentifikasi dan

    bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri atau dengan bantuan tenaga

    kesehatan yang profesional termasuk farmasis (Pal, 2000). World Heath

    Organization (WHO), mendefinisikan pengobatan sendiri sebagai

    pemilihan dan penggunaan obat tidak semata-mata obat modern saja tetapi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    juga herbal dan obat tradisional oleh dirinya sendiri untuk mengobati

    penyakit atau gejalanya. Pengobatan sendiri merupakan salah satu upaya

    untuk mencapai kesehatan bagi semua yang memungkinkan masyarakat

    dapat hidup poduktif secara sosial dan ekonomi (Supardi, 1997).

    Setelah mendapatkan obat bebas, ada 2 hal yang harus diperhatikan

    sebelum menggunakan obat tersebut. Hal pertama adalah membaca dengan

    teliti indikasi, kontraindikasi, misalnya bagi penderita penyakit jantung,

    tekanan darah tinggi, dan penyakit ginjal serta dosis pemakaiannya. Hal

    yang kedua adalah memperhatikan efek samping yang tidak dikehendaki

    dan mungkin berbahaya bagi beberapa oang tertentu karena bidang tugas

    atau pekerjaannya, seperti sopir, atlet, dan sebagainya (Sartono, 1993).

    Obat bebas dan obat bebas terbatas dapat dibeli secara bebas (obat

    tanpa resep) di apotek, toko obat, toko, dan warung. Obat bebas terbatas

    meskipun dapat dijual dengan bebas, berdasarkan Surat Keputusan Menteri

    Kesehatan RI No. 6355/Dir. Djen/S.K./1969 tanggal 28 Oktober 1969,

    harus dicantumkan tanda peringatan pada wadah atau kemasannya. Tanda

    peringatan tersebut berwarna hitam dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar

    2 cm atau disesuaikan dengan kemasannya, dan memuat pemberitahuan

    dengan huruf berwarna putih. Sesuai dengan obatnya, pemberitahuan

    tersebut adalah sebagai berikut:

    a. P.No.1 Awas! Obat Keras. Bacalah aturan pemakaiannya di dalam

    b. P.No.2 Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    c. P.No.3 Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar dari badan

    d. P.No.4 Awas! Obat Keras. Hanya untuk dibakar

    e. P.No.5 Awas! Obat Keras. Tidak boleh ditelan

    f. P.No.6 Awas! Obat Keras. Obat wasir, jangan ditelan

    Selain itu, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

    2380/A/SK/VI/1983 tertanggal 15 Juli 1983, obat bebas dan obat bebas

    terbatas harus diberi tanda khusus berupa lingkaran dengan diameter 1,5

    cm atau disesuaikan dengan kemasannya. Untuk obat bebas, warna

    lingkarannya hijau dengan garis tepi hitam. Sedangkan untuk obat bebas

    terbatas, warna lingkarannya biru tua dengan garis tepi hitam (Sartono,

    1993).

    G. Analgesik

    Obat analgesik antipiretik serta obat anti-inflamasi nonstreroid

    (AINS) merupakan suatu kelompok obat yang heterogen. Walaupun

    demikian obat-obat ini ternyata memiliki banyak persamaan dalam efek

    terapi maupun fek samping. Prototip obat golongan ini adalah aspirin,

    karena itu obat golongan ini sering disebut juga sebagai obat mirip aspirin

    (aspirin-like drugs). Semua obat mirip aspirin bersifat anti piretik, analgesik

    dan anti-inflamasi.

    Sebagai analgesik, obat mirip aspirin hanya efektif terhadap nyeri

    dengan intensitas rendah sampai sedang misalnya sakit kepala, mialgia dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    nyeri lain yang berasal dari integumen, juga efektif terhadap nyeri yang

    berkaitan dengan inflamasi. Efek analgesiknya jauh lebih lemah daripada

    efek analgesik opiat. Tetapi berbeda dengan opiat, obat mirip aspirin tidak

    menimbulkan ketagihan atau tidak menimbulkan efek samping yang

    merugikan. Obat mirip aspirin ini hanya meringankan gejala nyeri dan

    inflamasi yang berkaitan dengan penyakitnya secara simtomatik, tidak

    menghentikan, memperbaiki atau mencegah kerusakan jaringan. Selain itu,

    obat mirip aspirin hanya mengubah persepsi modalitas sensorik nyeri, tidak

    mempengaruhi sensorik lain (Wilmana,1995).

    Parasetamol bersifat antipiretik dan analgesik tetapi sifat anti-

    inflamasinya lemah sekali. Parasetamol tersedia sebagai obat bebas. Efek

    analgesik parasetamol yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan

    sampai sedang, dan dapat menurunkan suhu tubuh. Reaksi alergi

    parasetamol jarang terjadi. Akibat dosis toksik yang paling serius ialah

    nekrosis hati. Kerusakan hati dapat mengakibatkan ensefalopati, koma dan

    kematian (Wilmana, 1995).

    Ibuprofen bersifat analgesik dengan daya anti inflamasi yang tidak

    terlalu kuat. Efek analgesiknya sama seperti aspirin. Efek samping terhadap

    saluran cerna lebih ringan dibandingkan dengan aspirin. Efek samping

    lainnya yang jarang ialah eritema kulit, sakit kepala, dan trombositopenia.

    Ibuprofen dijual sebagai obat generik bebas di beberapa negara dengan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    alasan bahwa ibuprofen relatif lebih lama dikenal dan tidak menimbulkan

    efek samping serius pada dosis analgesik.

    Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin

    adalah analgesik antipiretik dan anti-inflamasi yang sangat luas digunakan

    dan digolongkan dalam obat bebas. Aspirin dosis terapi bekerja cepat dan

    efektif sebagai antipiretik. Asetosal tidak boleh diberikan pada penderita

    dengan kerusakan hati berat, defisiensi vitamin K dan hemofilia, sebab

    dapat menimbulkan pendarahan (Wilmana,1995).

    Efek samping yang paling sering terjadi berupa iritasi mukosa

    lambung dengan resiko tukak lambung dan pendarahan samar (occult).

    Penderita asma juga tidak boleh diberikan obat ini, karena akan

    menyebabkan bronchokonstriksi (Tjay dan Rahardja, 2002). Salisilat

    merangsang langsung pusat pernapasan sehingga terjadi hiperventilasi

    dengan pernapasan yang dalam dan cepat (Wilmana, 1995).

    H. Keterangan Empiris yang Diharapkan

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan deskripsi tentang kajian

    penatalaksanaan gangguan menstruasi pada remaja putri di 4 SMU di

    Kabupaten Bantul.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian

    Jenis penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan rancangan

    penelitian deskriptif, yaitu untuk mengetahui penatalaksanaan gangguan

    menstruasi pada remaja putri usia SMU di empat SMU di Kabupaten Bantul

    ketika mengalami gangguan menstruasi tersebut.

    B. Definisi Operasional

    1. Menstruasi merupakan peristiwa yang umumnya dialami oleh wanita dewasa

    setiap bulannya berupa pendarahan dari liang vagina.

    2. Gangguan menstruasi adalah tanda atau gejala mengganggu pada wanita

    ketika menstruasi. Gangguan dapat terjadi sebelum atau saat menstruasi.

    Gangguan menstruasi antara lain berupa sindrom pra menstruasi dan nyeri

    haid (dysmenorrhea).

    3. Sindrom pra menstruasi adalah gangguan menstruasi berupa tanda atau gejala

    mengganggu yang dialami sebagian wanita sebelum sampai saat menstruasi

    terjadi.

    4. Nyeri haid (dysmenorrhea) adalah rasa sakit atau nyeri berupa kontraksi uterus

    yang terjadi ketika menstruasi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    5. Siklus menstruasi adalah rentang waktu yang dibutuhkan seseorang untuk

    mengalami menstruasi dari satu masa menstruasi ke masa menstruasi

    berikutnya.

    6. Pengobatan mandiri adalah pengobatan gangguan menstruasi menggunakan

    obat tanpa resep, baik obat modern maupun obat tradisional.

    7. Obat tanpa resep adalah obat bebas dan obat bebas terbatas yang digunakan

    responden untuk mengatasi gangguan menstruasi.

    8. Obat tradisional adalah obat dari bahan atau ramuan bahan alami yang

    digunakan oleh responden untuk mengatasi gangguan menstruasi, yang

    biasanya sudah menjadi kebiasaan secara turun-temurun

    9. Kajian adalah studi yang dilakukan untuk memperdalam atau mengetahui

    dengan lebih jelas kejadian, kasus sesuatu hal dari suatu fenomena.

    10. Cara mengatasi gangguan menstruasi adalah beberapa cara yang biasa

    dilakukan atau dipilih oleh responden untuk mengatasi gangguan menstruasi

    yang dialami.

    11. Responden adalah siswi di empat SMU di Kabupaten Bantul tahun 2004 yang

    telah mengisi kuesioner yang disediakan oleh peneliti untuk mendapatkan

    informasi yang diperlukan.

    12. Karakteristik responden dalam hal ini adalah mencakup usia responden dan

    usia responden ketika pertama kali menstruasi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    C. Subyek Penelitian

    Subyek penelitian adalah sebagian siswi di 2 Sekolah Menengah Umum

    (SMU) dan 2 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Bantul. Subyek

    penelitian ini adalah remaja putri usia SMU yang dalam hal ini adalah siswi SMU

    dan SMK. Diperkirakan pada usia SMU ini, seluruh responden sudah mengalami

    menstruasi. Selain itu, gangguan menstruasi umumnya terjadi pada usia remaja.

    Pemilihan subyek penelitian dilakukan secara non random convenience sampling.

    Selanjutnya, subyek penelitian disebut dengan responden.

    D. Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di empat SMU di Kabupaten Bantul. Empat SMU

    tersebut adalah SMU Negeri 1 Sewon, SMU Negeri 1 Kasihan, SMK Negeri 1

    Bantul, dan SMK Negeri 1 Sewon. Pemilihan tempat penelitian dilakukan secara

    non random convenience sampling.

    E. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang terdiri dari

    beberapa pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti bersifat terbuka dan

    pilihan, yang akan diisi oleh responden. Secara keseluruhan, kuesioner terdiri atas

    26 pertanyaan. Terdapat 2 pertanyaan yang merupakan data pribadi responden,

    dan 24 pertanyaan lainnya mengenai gangguan menstruasi yang dialami

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    responden dan cara responden mengatasi gangguan menstruasi tersebut. Dari 24

    pertanyaan tersebut, dibagi menjadi 2 bagian, yaitu 6 pertanyaan ketika pertama

    kali mengalami menstruasi dan 18 pertanyaan ketika sudah berada di bangku

    SMU.

    Setelah penyusunan kuesioner dilakukan, selanjutnya diadakan uji coba

    penelitian terhadap kuesioner yang telah dibuat untuk mengetahui validitas tiap

    soal. Pemahaman bahasa dan perintah soal pada kuesioner antara lain menjadi

    parameter validitas yang digunakan peneliti.

    Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan bantuan guru dan

    kepala sekolah dari sekolah yang bersangkutan. Peneliti diberi kesempatan oleh

    pihak sekolah yang bersangkutan untuk melakukan penelitian pada salah satu jam

    pelajaran sekolah. Jadi, kuesioner yang akan diajukan kepada responden dapat

    disajikan langsung oleh peneliti, selanjutnya diisi langsung oleh responden.

    F. Tata Cara Penelitian

    1. Pembuatan Kuesioner

    Peneliti membuat kuesioner dengan mengacu pada informasi yang didapat dan

    buku yang dibaca, serta melalui konsultasi dengan dosen pembimbing.

    2. Penentuan Besar Sampel

    Ukuran minimum sampel yang dapat diterima dalam penelitian deskriptif

    adalah 10 persen dari populasi. Untuk populasi yang sangat kecil diperlukan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    ukuran minimum sampel sebanyak 20 persen (Sevilla, dkk, 1993). Jumlah

    keseluruhan siswi putri di 4 SMU di Kabupeten Bantul pada penelitian ini

    adalah 1684 orang, sehingga ukuran minimum sampel yang dapat diterima

    adalah 10 persen dari 1684, yaitu sebesar 168 orang. Peneliti menyebarkan

    kuesioner sebanyak 380 eksemplar, dan kuesioner yang kembali sebanyak 379

    eksemplar. Jumlah siswi di SMU Negeri 1 Sewon adalah 367 orang dan

    kuesioner yang disebarkan sebanyak 81 eksemplar. Siswi di SMU Negeri 1

    Kasihan berjumlah 518 orang dan kuesioner yang disebarkan sebanyak 102

    eksemplar. Jumlah siswi di SMK Negeri 1 Bantul adalah 405 orang dan

    kuesioner yang disebarkan sebanyak 107 eksemplar, siswi di SMK Negeri 1

    Sewon berjumlah 394 orang dan kuesioner yang disebarkan sebanyak 90

    eksemplar.

    3. Penyebaran Kuesioner dan Pengumpulan Data

    Penyebaran kuesioner dilakukan sendiri oleh peneliti di 2 SMU dan 2 SMK di

    kabupaten Bantul dengan ijin dari sekolah yang bersangkutan. Selanjutnya,

    peneliti diberi kesempatan oleh pihak sekolah untuk melakukan penelitian

    dengan mengambil satu jam pelajaran, yaitu pada Bimbingan dan Konseling

    (BK). Dengan demikian, peneliti berkesempatan untuk menyebarkan

    kuesioner secara langsung dan responden diberi kesempatan untuk langsung

    mengisi kusioner tersebut. Dari 380 kuesioner yang disebarkan, yang kembali

    sebanyak 379 eksemplar. Hal ini dikarenakan terdapat 1 orang yang belum

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    mengalami menstruasi sehingga tidak memungkinkan untuk mengisi kuesioner

    yang telah diajukan.

    4. Analisis Hasil

    Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan meggolongkan data

    tersebut berdasarkan kriteria tertentu. Setelah itu, data yang telah diperoleh

    diolah dengan perhitungan statistik deskriptif, yaitu dengan menghitung

    persentasi (%) setiap kemungkinan jawaban. Data kemudian disajikan dalam

    bentuk tabel dan diagram.

    G. Tata Cara Pengolahan Hasil

    Pengolahan hasil dilakukan dengan cara menghitung frekuensi dan jumlah

    setiap alternatif jawaban responden. Setelah itu, peneliti mengelompokkan setiap

    alternatif jawaban tersebut berdasarkan beberapa kategori. Kemudian hasil

    disajikan dalam bentuk persentasi (%) dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan

    diagram pie. Hasil yang ditampilkan dalam bentuk tabel mencakup berbagai

    alternatif jawaban, namun lebih kepada penekanan perbandingan persentasi

    alternatif jawaban satu dengan alternatif jawaban lainnya.

    Pengolahan hasil dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama adalah

    karakteristik responden, yang mana pada penelitian ini adalah nama responden

    dan umur responden. Persentasi hasil dari bagian ini berdasarkan pada jumlah

    total responden.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    Rumusnya adalah:

    Keterangan: P = Persentasi jawaban responden X = Jumlah responden yang memilih alternatif jawaban tertentu R = Jumlah total responden

    Bagian kedua dengan rumus yang sama dengan bagian pertama merupakan

    gambaran tentang menstruasi yang dialami responden pada tahun pertama

    menstruasi. Bagian ini meliputi usia responden ketika pertama mendapat

    menstruasi, keteraturan menstruasi responden, keluhan yang dirasakan pada tahun

    pertama menstruasi dan keteraturan gangguan menstruasi responden setiap bulan.

    Bagian ini juga memberi gambaran tentang menstruasi yang dialami dan

    pamilihan obat bebas oleh responden.

    Bagian ketiga adalah gambaran cara mengatasi gangguan menstruasi

    dengan obat bebas meliputi alasan pemilihan obat, lama waktu mengkonsumsi

    obat dan cara lain yang dilakukan untuk mengatasi gangguan menstruasi.

    Persentasi jawaban diperoleh dengan menggunakan jumlah responden yang

    memilih obat modern atau jumlah responden yang memilih obat tradisional pada

    bagian kedua sebagai pembagi.

    P = X R

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    Rumusnya adalah:

    1. Perhitungan persentasi mengenai gambaran responden menggunakan obat

    modern

    Keterangan: P = Persentasi jawaban responden X = Jumlah responden yang memilih alternatif jawaban tertentu (terdapat

    responden yang memilih jawaban labih dari satu) Rm= Responden yang memilih obat modern

    2. Perhitungan persentasi mengenai gambaran responden menggunakan obat

    tradisonal

    Keterangan: P = Persentasi jawaban responden X = Jumlah responden yang memilih alternatif jawaban tertentu (terdapat

    respoden yang menjawab lebih dari satu jawaban) Rt = Responden yang memilih obat tradisional

    P = X Rm

    P = X Rt

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil penelitian ini menunjukkan gambaran umum tentang

    menstruasi dan gangguan menstruasi yang dialami oleh responden. Seluruh

    responden pada penelitian ini, yaitu sebanyak 379 responden, sudah

    mengalami menstruasi. Hasil penelitian dan pembahasannya disajikan

    sebagai berikut.

    A. Karakteristik Responden

    Karakteristik responden pada penelitian ini mencakup usia

    responden dan karakteristik responden ketika pertama mengalami

    menstruasi, yang antara lain meliputi usia responden dan gangguan

    menstruasi yang dialami responden saat itu.

    1. Usia Responden

    Usia responden pada penelitian ini bervariasi, yaitu antara 14-19

    tahun. Usia responden yang menempati persentasi terbesar adalah

    responden yang berusia 16 tahun (54,6%) dan responden yang berusia 17

    tahun (23,5%). Usia tersebut tergolong usia remaja, yang memiliki

    kemampuan pola pikir, sehingga dapat menentukan keputusan sendiri dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    memiliki kebebasan untuk memilih apa yang seharusnya dilakukan ketika

    menghadapi sesuatu, dalam hal ini adalah gangguan menstruasi.

    Tabel IV. Distribusi Usia Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004

    No Usia (th) Jumlah Persentasi (%) 1 14 1 0,3 2 15 72 19,0 3 16 207 54,6 4 17 89 23,5 5 18 9 2,4 6 19 1 0,3 Total 379 100,0

    2. Usia Responden Saat Pertama Menstruasi

    Dari data yang diperoleh, usia responden saat pertama kali

    menstruasi (menarche), sebagian besar berusia 12-14 tahun. Responden

    yang mengalami menstruasi pertama kali pada usia 12 tahun sebesar 32,4%,

    pada usia 13 tahun sebesar 35,9%, dan 14 tahun sebesar 25,6%. Menurut

    teori (Cherry, 1999), usia umum ketika seorang wanita mengalami

    menstruasi pertama kali adalah antara 12-14 tahun. Jadi, usia responden

    saat pertama kali menstruasi sesuai dengan yang disebutkan menurut teori.

    Namun, didapat juga data responden yang mengalami menstruasi pertama

    kali pada usia < 12 tahun dan > 14 tahun. Hal ini dapat disebabkan oleh

    banyak faktor, seperti keadaan nutrisi seseorang dan faktor lingkungan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    Faktor lingkungan merupakan hubungan responden dengan lingkungannya,

    seperti hubungan antar jenis yang serba boleh, yang mempercepat

    kematangan tubuhnya. Hal ini menyebabkan seorang wanita akan

    mengalami mentruasi pertama kali lebih cepat daripada yang seharusnya.

    Tabel V. Distribusi Usia Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004 Saat Pertama Kali Menstruasi

    No Usia (th) Jumlah Persentasi (%) 1 9 1 0,3 2 11 7 1,8 3 12 123 32,4 4 13 136 35,9 5 14 97 25,6 6 15 9 2,4 7 16 1 0,3

    8 Tidak menjawab 5 1,3

    Total 379 100,0

    3. Keteraturan Waktu Menstruasi

    Umumnya menstruasi terjadi setiap satu bulan sekali. Namun,

    seringkali menstruasi tidak teratur setiap bulannya. Hal tersebut

    dikarenakan siklus menstruasi seorang dengan yang lain berbeda-beda,

    sehingga mungkin saja seorang wanita tidak mengalami menstruasi dalam

    satu bulan. Responden yang mengalami menstruasi secara rutin sebesar

    76,8%, dan yang tidak rutin sebesar 23,2%.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    Keteraturan menstruasi yang tidak rutin pada responden terjadi

    karena siklus menstruasi yang bervariasi pada masing-masing responden.

    Hal ini merupakan suatu kekurangan pada penelitian ini, yang tidak

    menggambarkan secara jelas tentang ketidakrutinan menstruasi seperti apa

    yang dialami oleh responden. Menstruasi tidak rutin yang dialami oleh

    responden tidak dapat diketahui dengan pasti apakah karena siklus

    menstruasi responden yang panjang atau karena adanya faktor lain

    76,8%

    23,2%

    Rutin Tidak rutin

    Gambar 3. Keteraturan Waktu Menstruasi Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004

    B. Gangguan Menstruasi yang Dialami Responden

    Penelitian ini akan melihat gambaran bagaimana responden dapat

    mengatasi gangguan menstruasi yang dialami. Responden, sebagai individu

    yang merasakan keluhan saat terjadi gangguan menstruasi, diharapkan

    dapat mengambil tindakan sendiri. Responden dituntut untuk berpikir dan

    dapat memilih apa yang seharusnya dilakukan, langkah apa yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    seharusnya diambil. Selain itu, dapat membuat pertimbangan benar-salah,

    baik-buruknya pilihan dan langkah yang diambil responden sendiri untuk

    mengatasi gangguan menstruasi.

    1. Keluhan