Post on 31-Dec-2015
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN AUTIS
Tanggal pengkajian: 29 Oktober 2013
Tanggal masuk : 29 Oktober 2013
Pengkaji :
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Pasien
Nama : An. B
Umur : 18 bulan
Jenis Kelamin : laki laki
Agama : Islam
Alamat : Kuwarasan, RT07/03, Kec Kuarasan
Diagnosa Medis : Autisme
Penanggungjawab
Nama : Ny A
Umur : 27 tahun
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan anak : Ibu kandung
2. Keluhan Utama : Jarang bicara.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat dikaji ibu klien mengatakan An.B di bawa ke poli tumbuh kembang dengan
keluhan belum bisa berjalan, hanya bisa mengucapkan kata “mama papa”, jarang
bermain keluar, An. B jarang berbicara dan hanya menunjuk-nunjuk jika menginginkan
sesuatu dan lebih suka bermain sendiri disbanding bermain bersama teman-temannya.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Saat dikaji ibu klien mengatakan jarang bermain keluar dan kedua orang tuanya bekerja
sehingga dirawat oleh pengasuhnya
c. Riayat Kesehatan keluarga
Saat dikaji ibu klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit menurun
4. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Virginia Hendeson
a. Pola Oksigenasi
Sebelum sakit: saat dikaji ibu klien mengatakan anak tidak sesak nafas dan tidak
memiliki riwayat penyakit saluran pernafasan.
Saat dikaji: ibu klien mengatakan anak tidak mengalami sesak nafas
b. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : saat dikaji ibu klien mengatakan minum 6-7 gelas sehari dan makan 3 x
sehari dengan menu makan sayur, nasi, lauk, dan segelas susu setelah
makan
Saat dikaji : saat dikaji ibu klien mengatakan baru minum segelas susu gelas
(@200cc).
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit: saat dikaji ibu klien mengatakan BAB 1x/hari, BAK 5-6 x/hari dengan
warna kuning jernih, bau khas amoniak, tidak ada nyeri saat berkemih
maupun BAB.
Saat dikaji: saat dikaji ibu klien mengatakan anak tidak ada perubahan dalam BAK dan
BAB
d. Pola Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Sebelum sakit :Saat dikaji ibu pasien mengatakan anak merasa aman dan nyaman
dengan kondisi kesehatan anaknya
Saat dikaji :Saat dikaji ibu pasien mengatakan anaknya merasa aman dan nyaman
e. Pola Komunikasi
Sebelum Sakit : Saat dikaji ibu klien mengatakan anak hanya bias berkata “mama papa”
dan menunjuk-nunjuk saat menginginkan sesuatu
Saat dikaji: Saat dikaji ibu klien mengatakan anak hanya bias berkata “mama papa”
dan menunjuk-nunjuk saat menginginkan sesuatu
f. Pola Aktifitas
Sebelum Sakit: Saat dikaji ibu klien mengatakan anak melakukan aktivitasnya
bersama pengasuhnya dan jika bermain selalu sendiri
Saat dikaji: Saat dikaji ibu klien mengatakan anak jarang beraktivitas bersama
sama
g. Pola Istirahat
Sebelum Sakit: Saat dikaji ibu pasien mengatakan tidur 7-8 jam/hari dan tidur siang 1-
2 jam /hari
Saat dikaji: Saat dikaji ibu pasien mengatakan anak tidurnya lelap 7-8 jam /hari
h. Pola Mempertahankan Suhu
Sebelum Sakit: Saat dikaji ibu pasien mengatakan saat panas mengenakan pakaian
tipis dan tebal saat dingin.
Saat dikaji : saat dikaji klien mengenakan kaos lengan pendek dg bahan tipis
karena cuaca yang panas
i. Pola Berpakaian
Sebelum Sakit: Saat dikaji ibu pasien mengatakan belum mampu berpakaian secara
mandiri
Saat dikaji : Saat dikaji ibu pasien mengatakan anak di bantu ibunya jika
berpakaian
j. Pola Rekreasi
Sebelum Sakit: Saat dikaji ibu pasien mengatakan jarang keluar rumah dan bermain
bersama teman-temannya
Saat dikaji : Saat dikaji ibu klien mengatakan anak jarang rekreasi atau keluar
rumah
k. Pola Spiritual
Sebelum Sakit: Saat dikaji ibu pasien mengatakan belum sholat 5 waktu, dan puasa
sunnah ataupun wajib
Saat dikaji: Saat dikaji ibu pasien mengatakan anak belum mampu melakukan
ibadah
l. Pola Belajar
Sebelum Sakit: Saat dikaji ibu klien mengatakan klien hanya dirumah dan jarang keluar
untuk belajar bersama dengan balita lainnya
Saat dikaji: Saat dikaji ibu pasien mengatakan anak jarang keluar untuk belajar
m. Pola Personal Hygiene
Sebelum Sakit: Saat dikaji pasien mengatakan mandi 2 kali sehari dan sikat gigi 2
kali sehari
Saat dikaji: Saat dikaji pasien mengatakan segala keperluan dibantu keluarga
dan pengasuh
n. Pola Bekerja
Sebelum Sakit: -
Saat dikaji: -
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum: sedang
Kesadaran: Compos menthis
TD: - mmHg
RR: 25x/mnt
N: 90x/mnt
S: 36,5ºC
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala: mesochephal tanpa lesi
b. Mata: konjungtiva tidak anaemis dextra et sinistra, sclera: anikterik dextra et
sinistra, tidak ada edema phalpebral.
c. Hidung: terlihat bersih, tidak ada cuping hidung.
d. Mulut: mukosa bibir lembab, bersih
e. Telinga: bentuk simetris, tampak bersih, pendengaran normal
f. Leher: tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tyroid
g. Thorak: Paru
I :Tidak ada retraksi dinding dada
P :Tidak ada nyeri
P :sonor
A :vesikuler
h. Jantung
I: Tidak terlihat pulsasi jantung
P: Tidak ada nyeri tekan
P: Apex jantung normal (ICS 5), tidak ada cardiomegali
A: Terdengar suara s1 lub, s2 dub
i. Abdomen :
I: Tidak terdapat edema peritonium,
A: Bising usus 16x/menit
P: Tidak nyeri tekan,
P: Thimpany
j. Ekstremitas
atas: tidak ada lesi dan edema, berfungsi dengan baik
bawah: tidak ada lesi dan edema, belum bias berjalan
k. Kulit : turgor lembab, CRT<2 detik
C. ANALISA DATA
N
o
Data Fokus Etiologi Problem
1 Ds:
a. ibu klien mengatakan An
b hanya bias berkata
“mama papa”, jarang
berbicara dan hanya
menunjuk-nunjuk jika
menginginkan sesuatu
Do:
a. tampak klien jarang
berbicara
b. tampak klien menunjuk-
nunjuk jika menginginkan
Perubahan sistem
saraf pusat
Hambatan
komunikasi
verbal
sesuatu
c. TTV:
TD: - mmHg
RR: 25x/mnt
N: 90x/mnt
S: 36,5ºC
2 Ds:
a. ibu pasien mengatakan
An B jarang bermain
keluar
b. ibu pasien mengatakan
an B lebih sering bersama
pengasuhnya
Do
a. tampak klien lebih suka
bermain sendiri
TD: - mmHg
RR: 25x/mnt
N: 90x/mnt
S: 36,5ºC
Gangguan proses
fikir
Hambatan
interaksi sosial
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Intervensi
1 Hambatan
komunikasi verbal
b.d Perubahan
sistem saraf pusat
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
2 x 24 jam
diharapkan masalah
teratasi dengan
criteria hasil:
a. Pasien mampu
berkomunikasi
dengan cara
yang dimengerti
oleh orang lain
b. Pesan-pesan
nonverbal pasien
sesuai dengan
pengungkapan
verbal
c. Pasien memulai
berinteraksi
verbal dan non
verbal dengan
orang lain
a. Pertahankan
konsistensi tugas staf
untuk memahami
tindakan-tindakan dan
komunikasi anak (bina
hubungan saling
percaya)
b. Antisipasi dan penuhi
kebutuhan-kebutuhan
anak sampai kepuasan
pola komunikasi
terbentuk
c. Gunakan pendekatan
tatap muka berhadapan
untuk menyampaikan
ekspresi-ekspresi
nonverbal yang benar
dengan menggunakan
contoh
2 Hambatan interaksi
social b.d gangguan
proses fikir
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
2 x 24 jam
diharapkan masalah
teratasi dengan
criteria hasil:
a. Anak mulai
berinteraksi
dengan diri dan
orang lain
b. Pasien
menggunakan
kontak mata,
sifat responsive
pada wajah dan
perilaku-perilaku
nonverbal
lainnya dalam
berinteraksi
dengan orang
lain
c. Pasien tidak
menarik diri dari
kontak fisik
dengan orang
lain
a. Jalin hubungan satu –
satu dengan anak untuk
meningkatkan keper-
cayaan
b. Berikan benda-benda
yang dikenal (misalnya:
mainan kesukaan,
selimut) untuk
memberikan rasa aman
dalam waktu-waktu
tertentu agar anak tidak
mengalami distress
c. Sampaikan sikap yang
hangat, dukungan, dan
kebersediaan ketika
anak berusaha untuk
memenuhi kebutuhan –
kebutuhan dasarnya
untuk meningkatkan
pembentukan dan
mempertahankan
hubungan saling percaya
d. Lakukan dengan
perlahan-lahan, jangan
memaksakan interaksi-
interaksi, mulai dengan
penguatan yang positif
pada kontak mata,
perkenalkan dengan
berangsur-angsur
dengan sentuhan,
senyuman , dan pelukan
e. Dengan kehadiran anda
beri dukungan pada
pasien yang berusaha
keras untuk membentuk
hubungan dengan orang
lain dilingkungannya