Nova Fridalni

Perubahan Pelayanan Keperawatan

Melakukan Inovasi Dirubah oleh SiKon

Cara keperawatan utk mempertahankan diri sbg profesi dan berperan aktif dlm menghadapai era globalisasi

Era Kesejagatan ( Millenium III )

Era Kesejagatan ( Millenium III )

Tantangan untuk berupaya lebih keras memacu proses profesionalisasi keperawatan di Indonesia dan mensejajarkan diri dengan keperawatan di negara lain

1. Masyarakat Berkembang2. Rentang Masalah Kesehatan Melebar3. Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi yang

maju pesat4. Tuntutan Profesi terus meningkat

Masyarakat akan lebih berpendidikan, lebih sadar akan hak dan hukum menuntut berbagai bentuk dan jenjang pelayanan kes/kep yang profesional dan rentang kehidupan daya ekonomi masyarakat makin melebar

Sistem pemberian pelayanan kes/kep yang meluas mulai dari tekhnologi yg sederhana sampai pada tekhnologi yang sangat canggih

IPTEK terus berkembang dan harus dimanfaatkan dengan tepat guna

Didorong oleh perkembangan IPTEK medis, permasalahan internal pada profesi kep dan era kesejagatan

Rendahnya penguasaan IPTEK keperawatan karena kemampuan dan kualitas tenaga keperawatan masih rendah. Hal ini disebabkan oleh beragamnya latar belakang pendidikan perawat serta belum ada kualifikasi tenaga keperawatan secara jelas terutama dari segi peran dan fungsi perawat.

Akibatnya tidak sedikit perawat yang memiliki pesepsi dan pola pikir yang berbeda tentang berbagai fenomena dalam profesi keperawatan termasuk pentingnya penguasaan IPTEK

Belum terealisasinya RUU keperawatan menjadi UU

Adanya fenomena ‘Nurses Migration’ karena faktor ekonomi dan sosial serta implikasi dari iklim perdagangan bebas◦ Migrasi perawat terjadi dalam 3 bentuk :

Perpindahan perawat dari RS ke RS lain di dalam negeri

Pengiriman perawat Indonesia bekerja ke LN Masuknya perawat asing ke Indonesia

1. Peran perawat profesional yang tidak optimal peran perawat dlm SKN adalah berupaya mewujudkan sistem kes yang baik sedemikian rupa shg penyelenggaraan yankes sesuai kebutuhan dan tuntutan kesehatan masyarakat kenyataannya perawat belum melaksanakan perannya secara optimal shg sampai saat ini masih byk keluhan masyarakat thd yankes / kep di Ind

di Indonesia pengakuan tsb baru tjd tahun 1985 yll ketika PSIK dibuka utk 1x di FKUI padahal di negara maju pengakuan body of knowledge tsb sejak thn 1869 yakni ketika Florence Nightingale memperkenalkan teori keperawatan yg menekankan pentingnya faktor lingkungan

SPK dan AKPER di Ind telah lama dikenal, tetapi dulu pelaksanaannya krn desakan kebutuhan akan tenaga medis dan ternyata lebih diarahkan pd pendidikan asisten dokter dan bukan berdasarkan body of knowledge keperawatan.

sampai saat ini kejelasan yankep belum dimiliki, tidak hanya menyangkut bentuk praktek kep tetapi kewenangan penyelenggaraannya akibatnya sampai saat ini peran perawat profesional dalam sistem yankes belum tampak begitu berarti.

1. Antithetical thd perkembangan ilmu keperawatan karena rendahnya dasar pendidikan profesi dan belum dilaksanakannya pendidikan keperawatan secara profesioanal. Perawat lebih cendrung utk melaksanakan peran secara rutin atau menunggu instruksi dokter mereka cendrung menolak thd perubahan ataupun suatu yg baru dlm melaksanakan peran secara profesional.

Banyak perawat yang tidak melihat dirinya sbg sumber info dari klien. Perasaan rendah diri/kurang PD timbul karena rendahnya penguasaan IPTEK serta sistem yankes Ind yg menempatkan Perawat sbg “Second Class Citizen”

Perawat dipandang tidak cukup memiliki kemampuan yg memadai dan kewenangan dalam pengambilan keputusan di bidang yankes.

> 90% perawat tidak melaksanakan perannya dalam melaksanakan riset.Hal ini disebabkan oleh :

Pengetahuan/keterampilan riset yg sangat kurang

Keterbatasan waktu Tidak adanya anggaran

Thn 1998 Pusdiknakes memberikan kesempatan kepada perawat untuk melaksanakan riset, hasilnya masih dipertanyakan karena lebih mengarah pada riset kesehatan secara umum sedangkan riset keperawatan hampir belum tersentuh.

Pembinaan kep dirasakan kurang memenuhi sasaran dlm memenuhi tuntutan perkembangan zaman. Pendidikan keperawatan dianggap sbg objek untuk kepentingan tertentu dan dikelola secara profesional.

gaji perawat masih sangat kurang dibandingkan dg beberapa negara di Asia aataupun Amerika Keadaan ini berdampak terhadap kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang profesional.

Masalah ini sangat krusial bagi perkembangan profesi keperawatan karena sistemnya berpengaruh terhadap pelayanan yang baik

Perawat merupakan anggota terbesar di sistem pelayanan kesehatan di Indonesia

80% pimpinan di instansi kesehatan dipegang bukan oleh perawat meskipun tugasnya berhubungan dengan profesi keperawatan

Hal ini mempengaruhi perkembangan keperawatan di Indonesia karena semua policy yang ada dan biasanya berdampak kurang berpihak kepada profesi keperawatan