(Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur...
Transcript of (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur...
PENGARUH PENGUNGKAPAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA
TERHADAP ASIMETRI INFORMASI PERUSAHAAN
(Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Strata Satu (Sl)
II • 8 lllPlll!lla.
111
DISUSUN OLER:
FERRIL FEBRYAN rl·t · ~=~~=~ -1 eruna . _, 103082029415 dari . ·~-..-~
Tgl. ; ;{,I;:\J;;::····b·i·········~l No. Induk · Q( 8- ···;oz:··~············ . .. . . . ...... L ............ .t..~ .. "2-.r klasifikasi : ....................................... ~ ..... ~
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIA.L
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008
PENGARUH PENGUNGKAPAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP
ASil\1ETRI INFORMASI PERUSAHAAN
(Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor lVfanufaktur)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial
Untuk memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sai:jana Ekonomi
Pembimbing I
I». Wi1~"i, Ak., M.Si NIP.13 l 664 643
Disusun oleh :
Ferri! Febryan
NIM. I 03082029415
li~ERPUSTAKAAN UTAMA. L UIN SYAHID JAKARTA
Di Bawah Bimbingan ;
Pembimbing II
Y''"iFlirillSi NIP. 150 377 440
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI & ILMU SOSIAL
UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAY ATULLAH
JAKARTA
2008
PENGARUH PENGUNGKAPAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA
TERHADAP ASIMETRI INFORMASI PERUSAHAAN
(Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Manufaktur)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Pembimbing I
~~ Dr. Wiwik Utami, Ak., M.Si
NIP. 131 664 643
Oleh Ferri! Febryan
NIM: 103082029415
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing II
Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si NIP. 150 377 440
Penguji Ahli
Ami . , SE, Ak, M.Si NIP.150 370 232
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2008
Hari ini Senin Tanggal Tujuh Belas Bulan September Tahun Dua Ribu Tujuh
telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Ferri! Febryan NIM:
103082029415 dengan judul Skripsi PENG AR UH PENGUNGKAP AN GOOD
CORPORATE GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA TERIIADAP
ASIMETRI INFORMASI PERUSAHAAN (Studi kasus pada Perusahaan
Publik sektor Manufaktur). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut
selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sa1jana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Jaka1ta, 29 Mei 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
~ Amili1!; SE, Ak, M.Si
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Penguj i Ah Ii
Sekretaris
A. DATA PRIBADI
Nama
Jenis Kelamin
Tempat/Tanggal Lahir
Ag am a
RIWAYATHJDUP
: Ferril Febryan
: Laki-laki
: Jakarta, 13 Juni 1985
: Islam
: Indonesia Ke'.Varganegaraan
Alamat : JI. Ciputa!,Raya No. 207 Rt 006 R"' 002 Pondok
Pinang, KebayonmLama,]akatta Selatan 12310
No. Telp I HP : 021-75900243 /98722674
Alamat email : febryan _f~~il@yahoo:com B. PENDIDIKAN FORMAL
1. SDN 02 Petang Pondok Pinang
2. SLTPN 87 Pondok Pinang
3. SMUN 47 Jakarta
4. UIN SyarifHidayatullah Jakarta
C. PENDIDIKAN NON-FORMAL
I. Magang di PT Sena Sat'Nika (FEDEX Group)
D. PENGALAMAN KERJA
I. PT. Sena Satwika (FEDEX Group)
StafBilling and Collection
2. KAP B BANGUN
Junior Auditor
E. PENGALAMAN ORGANISASI
I. Koordinator Div. Syiar LOK KomDa FEIS
2. Koordinator Div. Syiar LOK KomDa FEIS
3. StafDepartemen Keagamaan BEM FEIS
4. Ketua IKARIS 47 Jakarta
5. Wakil Ketua LSI lnsan Kami!
: 1991 - 1997
: 1997 -2000
: 2000-2003
: 2003 - 2008
: 2006
: 2006 -2007
: 2007-2007
: 2004-2005
: 2005-2006
: 2004-2005
: 2005-2007
: 2005 - 2006
ABSTRACT
The purposes of this research are knowing and analyzing to influence of Good Corporate Governance Disclosure and Earnings Management toward the asymetric information go public manufacture company. Sampling method that use in this research in non probabilistic sampling with the purposive sampling. The purposive sampling is a kind of the technique in sampling method based on a ce1tain criteria. From 96 company we have only 85 company that have enough the criteria. Multiple regresion analysis is the method that use in this research to test the hyphotesis.
The result of this research show that Good Corporate Governance Disclosure and Earnings Management have positive influence to asymetric information company with R Square 8, 1 %. Based on the double linier regresion analysis method show that disclosure have coeffiecient 0,013 and significancy level 0,012. It mean that have positive impact with 0,013 and significant. The coeffient of Earnings Management is 0,001 and significancy level 0,398. It mean have positive impact and not significant (a= 0,05).
Keyword: Good Corporate Governance, Earnings Management, Asymetric Information
ABSTRAK
Penelitian m1 bertujuan menganalisis pengaruh dari tingkat pengungkapan Good Corporate Governance dan Manajemen Laba terhadap Asimetri Informasi Perusahaan Sektor Manufaktur yang go publik. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non probabilistik sampling, dengan teknik yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah sampel be1tujuan (purposive sampling atau judgement sampling) yaitu salah satu teknik pengambilan sampel non probabilistic yang dilakukan berdasarkan kriteria atau pe1timbangan tertentu. Dari 96 perusahaan hanya 85 perusahaan yang memenuhi syarat yang telah ditetapkan sebelumnya. Metode analisis yang akan digunakan untuk menguj i hipotesis dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda (multiple regression analysis).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel tingkat pengungkapan GCG dan Manajemen Laba berpengaruh psoitif terhadap asimetri informasi perusahaan dengan R Square sebesar 8, 1 %. Berdasarkan hasil penghitungan metode analisis regresi tinier berganda diperoleh hasil tingkat pengungkapan mempunyai koefisien 0,013 dan tingkat signifikansi sebesar 0,012. Artinya berpengaruh positif sebesar 0,013 dan berpengaruh secara signifikan. Manajemen laba mempunyai koefisien 0,001 dan tingkat signifikansi sebesar 0,398. Artinya berpengaruh positif dan amat kecil serta tidak signifikan (a= 0,05).
Kata kunci: tingkat pengungkapan, manajemen laba dan asimetri informasi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang telah
memberikan nikmat dan karuniaNya serta limpahan kasih sayang yang tak pernah
terputus. Sujud syukur penulis haturkan karena berkat pertolonganNya dan segala
kemudahan yang diberikan akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Semua kesulitan yang datang selalu berdampingan dengan
kemudahanNya. Begitu banyak hikmah dan manfaat di setiap cobaan yang engkau
berikan. Ya Allah hanya Engkaulah penolongku, memberiku jalan keluar dengan
cahaya dan petunjukMu.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW, sang
qudwah kita, khatamul nabiyyin yang membawa kita kejalan kebenaran, serta
keluarga, sahabat dan ummatnya yang istiqomah hingga yaumil akhir kelak.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat akademis untuk mencapai
gelar Saijana Ekonomi & Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang menjelaskan tentang pengaruh pengungkapan Good
Corporate Governance dan manajemen laba terhadap asimetri inforrnasi
perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efok Indonesia. Penulis
dengan segala kekurangannya memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan skripsi ini karena skripsi ini arnat jauh dari sempurna. Kritik dan saran
yang membangun arnat kami harapkan.
Penulisan skripsi ini banyak sekali ban1uan dan dukungan yang penulis
dapatkan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin berterima kasih
kepada:
l. Ayahanda Muhada yang telah membesarkan penulis dengan setiap tetes
keringatnya mencari nafkah. Semoga Allah menyayangimu sebagaimana
kau menyayangiku diwaktu kecil.
2. !bu (almarhumah) Hasunah yang telah melahirkan, merawat dan
menyayangi penulis di waktu kecil walaupun kini kau tak sempat
melihatku dewasa. Tak henti-hentinya aku mendoakanmu disetiap sujud
dan doaku.
3. Rasa terima kasih juga penulis haturkan untuk kakak-kakakku. Pamanku
yang selalu mendoakan agar penulis cepat lulus dan rasa sayang untuk
para keponakaknku yang lucu dan menghibur penulis: Dini, Hanifah
Shabira, Nisrina Nurshofwa, Fadil Malik, Fahrni Geysian Putra dan Fira
Hilaliyah Keysia.
4. Bapak Drs M. Faisal Badroen, MBA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi &
Ilmu Sosial.
5. Bapak Drs Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA., selaku Ketua Jurusan
Akuntansi.
6. !bu Dr Wiwik Utami Akt., Msi., selaku Dosen Pembimbing I yang dengan
sabar membimbing penulis.
7. !bu Drs Y essi Fitri Ak., Msi selaku Dosen Pembimbing II atas segala
kesabarannya dalam menghadapi penulis.
8. Terima kasih tak lupa penulis ucapkan untuk Bapak Dr. Yahya Hamza atas
taujihnya yang menyemangati penulis. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS
atas tausyiahnya dikala sidang. Pak Hepy (dosen clan teman yang baik),
Pak Amilin, Pak Afif, Bu Rini, Bu Rahma, Pak Fuat clan dosen-dosen lain
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
9. Rasa terima kasih untuk murabbiku sekaligus teman clan ayah yang baik
yang menenangkan penulis dengan segala taujih dan tausyiahnya. Teman
temanku sekalian Mame, Hilman, SEi, SHum, Marhali, Eky, Dodo, Zaenal
al hafiz, Toni, Trio, Eko, Gimon, Ihwan atas kebersamaan yang kita lalui.
I 0. Sohib yang berperan dalam skripsi ini mulai dari proposal sampai selesai:
Adi clan keluarga (terima kasih atas kebaikannya, semoga Allah membalas
dengan balasan yang lebih baik), Hern (yang selalu penulis repotkan), Eha
(teman perjuangan waktu di RPX clan sampai saat ini), Jouji (terima kasih
atas bantuannya), Deni (makasih ya dipinjemin laptop), Harum (yang
membantu proses editing), Sala (akhirnya lulus juga), Astari (atas nasehat
nasehatnya), Dumi(teman yang jauh tapi dekat dihati), Septia (teman
waktu sidang).
11. Teman-teman KomDa, LDK & IKABEM yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu. Ingatlah selalu kenangan perjuangan kita semoga perjuangan
yang kita lakukan menjadi syafaat di yaumil akhir kelak. Amin.
12. Teman-teman anak C: Adi Setyo, Aditya Rizka, Agung , Akhmad Riyadi,
Ardial Albar, Badawi, Damayanti, Dina Mahdalena, Dwi Rodia Arieswita,
Hartono, Indra Irmawan, Intan Safitri, Ima Yunia Madjid, M Burhan
Khaironi, M Zainal Abduh, M. Fahmi, M. Rosyidi, Mutrialisa Septiani,
Neneng Nursiah, Nina Ainimar, Nur Wachidah, Nurul Fajri, Nurul Hadi,
Nurul Masruroh, Pritta Megasari, Sandi Sulistyadi, Siti Zulfah, Solikhin,
Tarmiyah, (alm) Yasin Puasa, Yunita Rahmawati, Fitri Yuniarti, Danang
Kurniawan, Ilham Mustaqim, Muhammad.
13. Teman-temanku kelas Auditing: Agus Suhadi, Eko Wahyu, Mira
Khumaira, Fauzan, Reni Ratnawati, Ahmad Lutfi, Yasmin, Ika Suci,
Bulchia, Abdul Khalil, Wulan, Siti Aisyah, Syamsiah, Ahmad Winanto,
Dede Zulkarnaen,Rosita Dewi, Muhajir, Farah M 17.zi, Zainal Fanani,
Nadiroh, Bariyah, Oriza Prastiwi, Azwar Hanas, Ahmad Ma'mun, Endah
Kurniawati (yang bikin pusing), Reni Akmaliya, Hevindra Yopy.
14. Teman-teman futsal: Okta (cepet lulus ta), Ahmad Mawardi, Ajie, Agus
Subekti, Wahid, Iwan, Taufik, Ilhamdi, Ilham., Oky dll.
15. Ikaris 47: Angkatan '98 (Kak Bowo, Kak Hendratno, Kak Pungky, Kak
Dennis, Kak Kris, Mba Mely), angkatan '00 (Kak Fajar), angkatan '01
(Novel), angkatan '02 (Anas, Roy, Fajri), angkatan '03 (Reta, Juli, Eva,
Ratna, Iik), angkatan '04 (Ahmad Rifa'i, Rudiyana, Irma), angkatan '05
(Eko Budi), angkatan '06 (Panji, Ilham, Afrizal, Areif, Yuni, Nur Rahmi
dll), angkatan '07 (Jupri, Hafiz), angkatan 2008 serta teman-teman Rohis
angkatan 2003.
16. Teman-teman LSI Insan Kami!: Yadi, Andes, Erna, Retno, Fahru serta
adik-adikku (Dwi, Farhan, Ina!, Arfan, Bayu, Tia, Eko, Rian, Aziz, Faris).
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua.
DAFTARISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. .
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. iii
DAFTARRIWAYATHIDUP ......................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR !SI.................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFT AR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFT AR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................... .
A. La tar Belakang Penelitian ..... ................................................. I
B. Perumusan Masalah ............................................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 8
1. Tujuan Penelitian ............................................................. 8
2. Manfaat Penelitian ........................................................... 8
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 10
A. Landasan Teori ...................................................................... I 0
1. Manajemen Laba............................................................. 10
2. Alasan Melakukan Manajemen Laba .... .......................... 12
3. Bentuk-bentuk Manajemen Laba.................................... 14
4. Metode Pengukuran Manajemen Laba........................... 15
5. Tingkat Pengungkapan .................................................... 16
6. Good Corporate Governance .......................................... 17
7. Manajemen Laba dan Asimetri Informasi ....................... 19
8. Tingkat Pengungkapan dan Asimetri Informasi .............. 21
B. Penelitian Terdahulu .............................................................. 22
C. Kerangka Pemikiran ... ':~....................................................... 28
\ D. Hipotesis ................................................................................ 29
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 30
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 30
B. Metode Penentuan Sampel .................................................... 30
C. Metode Pengumpulan Data ........ ·........................................... 32
D. Metode Analisis ..................................................................... 32
!. Uji Asumsi Klasik ........................................................... 32
2. Metode Analisis Data...................................................... 35
3. Pengujian Hipotesis ......................................................... 36
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................ 41
I. Variabel Dependen .......................................................... 41
2. Variabel Independen ....................................................... 42
BAB IV : Hasil dan Pembahasan ................................... ................................. 4 7
A. Hasil dan Pembahasan........................................................... 4 7
B. Hasil Analisis ........................................................................ 59
I. Statistik Deskriptif .......................................................... 59
2. Uji Asumsi Klasik ........................................................... 60
3. Model Analisis Regresi Linier Berganda ........................ 65
4. Hasil Pengujian Hipotesis ................................................ 67
a. Hasil Uj i adjusted R2 (koefisien determinasi ) ..... ..... 67
b. Hasil Uji F (pengujian secara simultan) ................... 68
c. Hasil Uji t (pengujian secara parsial) ........................ 69
BAB V : PENUTUP ..................... ..................................... ......................... 72
A. Kesimpulan ..... .......................................................................... 72
B. Implikasi .................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 73
LAMPIRAN 75
DAFTAR TABEL
NO KETERANGAN HALAMAN
1.1 Firm-Level Corporate Governance Index........................................ 5
2.1 Ikhtisar Metode Pengukuran Akrual dan Abnormal Akrual ............ 15
3.1 Proses Pemilihan Sampel.. ............................................................... 31
3.2 Bobot Relevansi Pengungkapan aspek GCG bagi Investor.............. 43
3 .3 Operasionalisasi Variabel ................................................................ 45
4.1 Hasil Tk pengungkapan GCG dari penelitian yang berbeda ........... 47
4.2 Data perhitungan Manajemen Laba................................................. 58
4.3 Nilai penghitungan Asimetri Informasi perusahaan ........................ 59
4.4 Deskriptive Statistic ......................................................................... 59
4.5 Coefficients ...................................................................................... 62
4.6 Model Summary............................................................................... 64
4. 7 Coefficients (Model Regresi Berganda) ........................................... 66
4.8 Model Summary (1-lasil Uji R Square)............................................. 68
4.9 Anova (Hasil Uji F) ......................................................................... 69
4.10 Coefficient......................................................................................... 70
DAFTARGAMBAR
NO KETERANGAN HAL AMAN
2.1 Skema Kerangka Pemikiran ............................................................... 28
4.1 Grafik PP Plot ..................................................................................... 61
4.2 Grafik Scatter Plot .............................................................................. 65
NO
DAFTAR LAMPIRAN
KE TERAN GAN HALAMAN
Lampiran I :Daftar Perusahaan Manufaktur yang Menjadi Sampel Penelitian 75
Lampiran 2:Data hasil pengungkapan GCG perusahaan manufaktur............ 77
Lampiran 3:Penghitungan Akrual Modal Ke1ja,Penjualan dan Mnj Laba....... 84
Lampiran 4: Data Asimetri Informasi Saham Perusahaan Manufaktur........... 86
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Laporan keuangan merupakan alat yang digunakan manajemen untuk
menyampaikan pertanggungjawaban kinerja perusahaan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan itu adalah para
karyawan, pemegang saham, kreditor, investor, pemerintah dan masyarakat
luas. Kondisi keuangan perusahaan dan kinerja manajemen dapat dinilai dari
laporan keuangan. Informasi didalam laporan keuangan perusahaan amat
penting bagi para kreditor maupun investor dalam proses pengambilan
keputusan mereka. Informasi yang disajikan harus memiliki kriteria sehingga
dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) menetapkan suatu kriteria yang harus dimiliki informasi
akuntansi. Kriteria utama adalah relevan dan reliabel. Informasi akuntansi
dikatakan relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan dengan menguatkan
atau mengubah pengharapan para pengambil keputusan dan informasi tersebut
adalah reliabel apabila dapat dipercaya dan menyebabkan pemakai informasi
tergantung dengan informasi tersebut (Kusuma:2006).
Pada masa sekarang ini telah terjadi banyak penyimpangan dalam
laporan keuangan yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan.
Penyimpangan yang terjadi pada perusahaan publik tidak hanya berdampak
pada pihak internal saja tetapi juga merugikan masyarakat luas sebagai
pemegang saham. Sejarah telah mencatat akan penyimpangan laporan
keuangan yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2001 dan 2002 yaitu
Enron Corp, Word Com, Merck dan beberapa perusahaan publik lainnya
(Utami:2006). Kasus Enron misalnya, satu dampak yang sangat jelas yaitu
kerugian yang ditanggung para investor dari ambruknya nilai saham yang
sangat dramatis dari harga saham US$ 30 menjadi US$ 10 dalam waktu dua
minggu (Ujiyantho,tanpa tahun). Penyimpangan laporan keuanganjuga terjadi
di Indonesia, tercatat pada tahun 2002 PT Kimia Farma, Tbk terindikasi
menaikkan laba hingga Rp 32, 7 milyar. Hal yang sama juga terjadi pada PT
Lippo Tbk dan PT Indofarma Tbk (Boediono:2005).
Salah satu cara yang dapat dilakukan guna mencegah terjadinya
penyimpangan adalah dengan cara mendeteksi laporan keuangan. Laporan
keuangan dapat digunakan untuk mengawasi kine1ja manajer dan mencegah
adanya manipulasi akuntansi, untuk itu diperlukan pengungkapan yang lebih
banyak tentang kondisi keuangan dan sumber daya yang dimiliki perusahaan
kepada pihak luar yang dituangkan dalam laporan keuangan. PSAK No. 1
tentang pengungkapan kebijakan akuntansi menyebutkan bahwa laporan
keuangan meliputi neraca, laporan !aha rugi, laporan perubahan posisi
keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya: sebagai laporan
arus kas atau laporan arus dana) dan catatan atas laporan keuangan, laporan
lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan. Menurut Mahmudi (2001) Laporan Laba-Rugi telah dipersepsikan
oleh investor, kreditor, manajemen dan pihak-pihak lain yang berkepentingan
dengan perusahaan sebagai informasi yang paling penting dalam laporan
keuangan dasar (Neraca, Laporan Laba-Rugi dan Laporan Perubahan Modal).
Investor menggunakan data laba perusahaan di masa lalu sebagai alat untuk
memprediksi laba yang akan datang (future earnings peiformance).
Konsekuensinya, laba masa lalu (past income) pada umumnya dianggap
sebagai indikator terbaik untuk memprediksi dividen dimasa yang akan datang
dan harga saham.
Informasi mengenai laba perusahaan amat penting karena memiliki
nilai prediktif. Menurut PSAK Nomor I informasi laba diperlukan untuk
menilai perubahan potensi sumber daya ekonomis yang mungkin dapat
dikendalikan di masa depan, menghasilkan arus kas dari sumber daya yang
ada dan untuk perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan tambahan sumber daya (IAI:2004). Bagi pemilik saham atau
investor, laba berarti peningkatan nilai ekonomis (wealth) yang akan diterima
melalui pembagian dividen. Laba juga digunakan sebagai alat untuk mengukur
kinerja manajemen perusahaan selama periode tertentu yang pada umurnnya
menjadi perhatian pihak-pihak tertentu terutama dalarn rnenaksir kinerja atas
pe1tanggungjawaban manajemen dalam pengelolaan surnber daya yang
dipercayakan kepada mereka serta dapat dipergunakan untuk rnernperkirakan
prospeknya di rnasa depan.
Sebagai perusahaan publik tentunya harus rnenyarnpaikan inforrnasi
laporan keuangannya (dalarn ha! ini laba perusahaan) kepada masyarakat
melalui pasar modal. Penyarnpaian laporan diatur secara jelas oleh Badan
Pengatur yaitu Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(BAPEPAM-LK). Laporan keuangan tidak hanya meliputi neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam
berbagai cara seperti, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) tetapi
juga pengungkapan yang tidak diwajibkan seperti tercantum dalam Surat
Edaran No.02/PM/2002. Pengungkapannya yang tidak diwajibkan mencakup:
profil perusahaan, informasi tentang komisaris dan direksi perusahaan, strategi
dan kinerja perusahaan, prospek bisnis, informasi pegawai, tanggung jawab
sosial, produk, informasi tata kelola perusahaan yang baik dan lain-lain
(Veronica:2003).
Praktik pengungkapan yang baik tentunya berpengaruh terhadap
kualitas laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2005),
Veronica (2004), Khomsyiah (2003), Boediono (2005), Halim (2005)
menemukan bahwa tingkat pengungkapan berpengaruh terhadap kualitas laba
dan manajemen laba. Craig dan Diga seperti dikutip Utami (2006) melakukan
analisis praktik pengungkapan dalam laporan tahunan pada perusahaan publik
yang meliputi lima negara ASEAN yaitu: (1) Malaysia; (2) Indonesia; (3)
Filipina; ( 4) Thailand; dan (5) Singapura. Hasilnya menmtjukkan bahwa
Indonesia tergolong Negara yang memberikan pengungkapan paling sedikit
dan peran profesi akuntan dalam mengatur pengungkapan laporan keuangan
juga paling sedikit. Penelitian yang dilakukan Khomsyiah (2003)
menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat yang sangat rendah
dalam hal pengungkapan dan transparansi laporan keuangan.
Hal ini bisa dijelaskan pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.1 F' L 1 C G I d 1rm- eve on orate overnance n ex
No Negara Observasi Rafa-rata Index 1 South Afrika 32 66,53 2 Singapore 38 65,34 3 Chile 13 61,63 4 Hongkong 35 58,27 5 Brazil 24 57,26 6 Malaysia 40 54,44 7 Thailand 18 53,45 8 Taiwan 37 53,45 9 India 68 52,78 IO Turkey 9 43,04 11 Philinhines 17 40,72 12 South Korea 18 40,66 13 Indonesia 16 37,81 14 Pakistan 9 31,85
Sumber: Klapper dan Love, 2002 sepe1t1 d1kut1p Khomsymh, 2003
Pad a tabel diatas, Indonesia menempati peringkat I 3 dari I 4 negara atau
peringkat ke-2 dari bawah. Tabel tersebut juga memperlihatkan rata-rata
indeks sebesar 37,81. Hal ini mencerminkan tingkat pengungkapan di
Indonesia amatlah rendah.
Tingkat pengungkapan laporan keuangan di Indonesia diatur oleh
standar akuntansi yang berlaku. Salah satu standar akuntansi tersebut
memberikan kelonggaran dalam menentukan kebijakan akuntansinya.
Perusahaan diperbolehkan menggunakan asumsi akrual dalam metode
akuntansi. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyatakan akrual adalah
"Pengukuran aktiva, kewaj iban, pendapatan, be ban serta perubahannya diakui
pada saat terjadi, tidak pada saat uang diterima atau dibayarkan, dicatat dan
berpengaruh pada laporan keuangan pada periode kejadian". Sejalan dengan
SAK, asumsi akrual ini tertuang dalam definisi kebijakan akrual dari Financial
Accounting Standard Board (FASB) seperti dikutip Djakman (2003):
Accrual accounting attempts to record the financial effects on an entity of transaction and other events and circumstances the have cash consequences for the entity in the periods in which those transaction, events and circumstance occur rather than only in the periods in which cash is received or paid by the entity (FASB 1985, SFAC No. 6, para. 139)
Berdasarkan keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan
akrual dibolehkan dalam standar akuntansi baik di Indonesia maupun di
Amerika.
Keleluasaan pemilihan kebijakan akuntansi dalam laporan keuangan inilah
yang menyebabkan manajemen dapat melakukan penyimpangan keuangan
dengan cara mengatur laba perusahaan. Tindakan manajemen dalam memilih
kebijakan akuntansi untuk mengatur besaran laba perusahaan untuk
kepentingan tertentu dikenal dengan sebutan manajemen laba (earnings
management).
Manajemen laba (earnings management) merupakan salah satu
pelanggaran dalam etika bisnis (Mahmudi: 2001). Menurut Setiawati (2002)
manajemen laba tampaknya memang fenomena yang sukar dihindari karena
fenomena ini hanyalah dampak dari penggunaan dasar akrual dalam
penyusunan laporan keuangan. Dasar akrual disepakati sebagai dasar
penyusunan laporan keuangan karena dasar akrual memang lebih rasional dan
adil dibandingkan dengan dasar kas. Oleh karena itu total akrual dapat
dibedakan menjadi proses penyusunan laporan keuangan (nondiscretionmy
accruals) dan bagian akrual yang merupakan basil rnkayasa (discretionary
accrual).
Manajemen menetapkan earning berdasarkan accruals, berarti
manajemen memiliki kesempatan untuk menetapkan beberapa kebijakan
melalui accruals. Earnings sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan,
memberikan informasi berkaitan dengan tanggung jawab manajemen dalam
pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Implikasinya,
earnings diterbitkan oleh manajemen yang lebih mengetahui kondisi didalam
perusahaan (Nurin dan Kusuma:2000).
Earnings Management dapat te1jadi disebabkan oleh berbagai ha!.
Penelitian yang dilakukan oleh Setiawati (2002), Saiful (2002) dan Gumanti
(2001) menemukan earnings management dilakukan perusahaan pada saat
Initial Public Offering (!PO). Saa! dimana kine1ja laporan keuangan
perusahaan diukur dari seberapa besar laba yang dihasilkan. Mahmudi (2001)
menyatakan manajer melakukan manajemen laba dengan menggunakan
variabel artifisial melalui pemilihan metode akuntansi yang diijinkan atau
dengan menggunakan variabel riil yaitu dengan melakukan manipulasi
pendapatan dan biaya se1ta aktivitas perusahaan yang tidak normal dilakukan.
Menurut Nurin dan Kusuma (2000) manajemen laba bisa juga terjadi karena
adanya kebebasan yang diberikan Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum
(PABU) atau karena perusahaan tersebut tergolong perusahaan manufaktur
(Setiawati: 2002).
Manajemen laba juga dapat terjadi karena tingkat pengungkapan yang
rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Halim (2005), Utami (2005) dan
Veronica (2003) membuktikan bahwa tingkat pengungkapan berpengaruh
terhadap manajemen laba. Tingkat pengungkapan yang rendah dan indikasi
manajemen laba dapat mempengaruhi kepercayaan investor.
Ketidakpercayaan investor akan tercermin dalam bid-ask spread, semakin
tidak percaya maka bid-ask spread semakin tinggi. Ukuran bid-ask spread
juga merupakan indikator dari adanya asimetri informasi (Utami:2006).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji
apakah pengungkapan dan manajemen laba berpengaruh terhadap asimetri
informasi.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukan penelitian dan penulisan skripsi ini adalah:
Untuk melihat pengaruh dari tingkat pengungkapan dalam ha! ini
mekanisme Good Corporate Governance dan Manajemen Laba terhadap
variasi Asimetri Informasi pada perusahaan publik sektor manufaktur.
2. Maufaat Penelitian
a. Bagi Pengelola Pasar Modal
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan tambahan dalam
pengambilan keputusan mengenai sejauh mana pengungkapan yang
diharuskan bagi para emiten dengan mempertimbangkan asas biaya
dan manfaat yang ditimbulkan.
b. Bagi Investor
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dalam
pengambilan keputusan investasi saham, terutama dalam menilai
kualitas laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
c. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan dan pe1timbangan untuk tidak melakukan
manajemen laba (earning management) karena sangat merugikan bagi
pihak pemegang saham.
d. Bagi Penulis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan penulis dapat menerapkan
teori-teori yang telah didapat selama bangku perkuliahan.
e. Bagi Pembaca
Dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca
tentang manajemen laba di perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Manajemen Laba
Beberapa pengertian manajemen laba dari berbagai penelitian
diperoleh definisi sebagai berikut:
Scott (2003) mendefinisikan laba sebagai berikut "Given that managers can choose accounting polices ji·om asset (for example, GAAP), it is natural to expect that they will choose policies as to maximize their own utility and or the market value of the firm"
Earnings management adalah suatu usaha untuk mempengaruhi
laba yang dilaporkan dalam jangka pendek dengan harapan manajer dapat
mempengaruhi investor dan sebagai alat untuk mencapai beberapa
keuntungan pribadi manajemen (Schroeder dan Clark seperti dikutip
dalam Setiawati, 2002).
Mechant ( 1989) seperti dikutip dalam Saiful (2002)
mendefinisikan laba sebagai suatu tindakan yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan untuk mempengaruhi laba (income) yang
dilaporkan yang dapat memberikan informasi mengenai keuntungan
ekonomis (economic advantage) yang tidak sesungguhnya dialami
perusahaan yang dalam jangka panjang merugikan perusahaan.
Schipper (1989) seperti dikutip dalam Ujiyhanto (tanpa tahun)
mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu intervensi dengan maksud
tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja
memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Rosenzweig (1995) seperti
dikutip dalam Ujiyhanto (tanpa tahun) mendefinisikan manajemen laba
sebagai tindakan seorang manajer dengan menyajikan laporan keuangan
yang menaikkan (menurunkan) laba periode berjala.n clari unit usaha yang
menjadi tanggung jawabnya, tanpa menimbulkan kenaikan (penurunan)
profitabilitas ekonomi unit tersebut clalam jangka panjang.
Healy dan Wahlen (1999) seperti dikutip dalam Ujiyhanto (tanpa
tahun) manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan pertimbangan
(judgement) dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk
merubah laporan keuangan dengan tujuan untuk memanipulasi besaran
(magnitude) laba kepada beberapa stakeholders tentang kinerja ekonomi
perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil perjanjian (kontrak) yang
tergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan. Copeland
(1968:10) seperti yang dikutip Utami (2005) mendefinisikan manajemen
laba sebagai "some ability to increase or decrease reported net income at
will". Hal ini berarti bahwa manajemen laba mencakup usaha manajemen
untuk memaksimumkan atau meminimumkan laba termasuk perataan laba
sesuai dengan keinginan manajemen.
Kesimpulan yang dapat diambil dari berbagai definisi diatas bahwa
manajemen laba adalah usaha yang dilakukan manajemen untuk merubah
angka akuntansi perusahaan dengan menaikkan atau menurunkan laba
perusahaan untuk kepentingan tertentu.
Scott (2003) dalam Financial Accounting Theory mengatakan
manajemen laba dapat dilihat dari perspektif laporan keuangan dan
kontrak dari perspektif kontrak, manajemen laba dapat digunakan sebagai
cara untuk menurunkan biaya proteksi perusahaan dari konsekuensi
ketidakjelasan masa depan dan kontrak yang merugikan dari perspektif
laporan keuangan, manajer akan leluasa untuk mempengaruhi nilai pasar
perusahaannya dengan memanipulasi laba. Sebagai contoh, mereka akan
membuat kenaikan yang berkesan dan menaikkan laba setiap waktu.
Dilihat dari perspektif kontrak, manajemen berkesempatan
melakukan manajemen laba untuk menguntungkan mereka sendiri.
Manajemen leluasa untuk berbuat demikian karena mereka mempunyai
informasi yang tidak diketahui pihak luar. Kondisi ini terjadi karena
adanya teori keagenan antara manajemen dengan pihak pemegang saham.
2. Alasan Melakukan Manajemen Laba
Menurut Scott (2003), alasan perusahaan melakukan manajemen laba
adalah:
a. Blwnus scheme (Rencana Bou us)
Manajer yang bekerja di perusahaan dengan rencana bonus akan
berusaha mengatur laba yang dilaporkan agar dapat memaksimalkan
bonus yang akan diterimanya.
b. Debt Covenant (Kontrak Hutaug Jaugka Panjang)
Motivasi ini sejalan dengan hipotesis debt covenant dalam teori
akuntansi positif yaitu semakin dekat suatu perusahaan ke pelanggaran
hutang maka manajer akan cenderung memilih metode akuntansi yang
dapat "memindahkan" laba periode mendatang ke periode berjalan
sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami
pelanggaran kontrak.
c. Political Motivations (Motivasi Politik)
Perusahaan-perusahaan besar dan industri strategis akan cenderung
menurunkan laba untuk mengurangi visibilitasnya, khususnya selama
periode kemakmuran tinggi. Tindakan ini dilakukan untuk
memperoleh kemudahan dan fasilitas dari pemerintah misalnya
subsidi.
d. Taxation Motivations (Motivasi Perpajakan)
Perpajakan merupakan salah satu alasan utama mengapa perusahaan
mengurangi laba yang dilaporkan dengan mengurangi laba yang
dilaporkan maka perusahaan dapat meminimalkan besar pajak yang
harus dibayarkan kepada pemerintah.
e. Changes of CEO (Pcrgantian CEO)
CEO yang akan habis masa penugasannya atau pensiun akan
melakukan strategi memaksimalkan laba untuk meningkatkan bonus.
Demikian pula dengan CEO yang kinerjanya kurang baik, ia akan
cenderung memaksimalkan laba untuk mencegah atau membatalkan
pemecatannya.
f. Initial Public Offering (Penawaran Saham Perdana)
Saat perusahaan go publik, informasi keuangan yang ada dalam
prospektus merupakan sumber informasi yang penting. Informasi ini
dapat sebagai sinyal kepada calon investor tentang nilai perusahaan
untuk mempengaruhi keputusan calon investor maka manajer berusaha
menaikkan laba yang dilaporkan.
3. Bentuk-bentuk Manajemen Laba
Scott (2003) juga mengemukakan bentuk-bentuk manajemen laba yang
dilakukan oleh manajer antara lain:
a. Taking a bath, dilakukan ketika keadaan buruk tidak menguntungkan
tidak bisa dihindari pada periode berjalan dengan cara mengakui biaya
biaya pada periode-periode yang akan datang dan kerugian periode
berjalan.
b. Income Minimization, dilakukan saat perusahaan memperoleh
profitabilitas yang tinggi dengan tujuan agar ticlak mendapat perhatian
secara politis. Kebijakan yang diambil bisa berupa pembebanan
pengeluaran iklan, rise! dan pengembangan yang cepat dan sebagainya.
Cara ini mirip dengan taking a bath namun kurang ekstrim.
c. Income Maximization, yaitu memaksimalkan laba agar memperoleh
bonus yang lebih besar. Demikian pula dengan perusahaan yang
mendekati suatu pelanggaran kontrak hutang jangka panjang, manajer
perusahaan tersebut akan cenderung untuk memaksimalkan laba.
d. Income Smoothing, merupakan bentuk manajemen laba yang paling sering
dilakukan dan paling popular. Lewat income smoothing, manajer menaikkan
atau menurunkan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan
sehingga perusahaan terlihat stabil dan tidak betisiko tinggi.
4. Metode Pengukuran Manajemen Laba
Metode pengukuran ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya
manajemen laba. Penghitungan dilihat dari total akrual perusahaan yang
dapat dibebankan menjadi dua bagian yaitu bagian akrual yang memang
sewajarnya ada dalam proses penyusunan laporan keuangan
(nondiscretionmy accruals) dan bagian akrual yang merupakan hasil
rekayasa (discretionary accruals). Berikut berbagai metode pengukuran
yang dilakukan oleh berbagai penelitian:
Tabel 2.1 Ikhf 1sar Mt d P eo e Cll!!U k Ak Id Ab uran rna an norma IAk rna I
Peneliti Metode nenl!nkuran van!! dig!!!takan Healy ( 1985) Non Discretionary accruals are estimated by a mean value over a certain period
De Angelo (1986) Total Accruals
Dechow and Sloan (1991) Non Discretionary accruals are measured by the mean of the industry sector
Jones (1991) Non Discretionary accruals are taken into accounts the growth in revenues and fixes assets by standardizing by the total asset at the beginning
Friedlan (1994) De Angelo's model standardized by sales
Kang and Sivaramakrisnan Predict the level current asset and liabilities (1995)
Francis, Maydes and Average Discretionary accruals: different between total accruals and estimated non Sparks (1999) discretionary accnmls.
Jater and Shivakumar Modified Jones model with cash flows. Cross~sectional model (1999)
Peasnell, Pope and Young Margin model or working capital accrual (2000)
Dechow and Sichev (2002) The residuals from specific regressions if changes in \Vorking capital on past, present and future operating cash flows,
Sumber: W1w1k Utam1, 2006, hal. 26
5. Tingkat Pengnngkapan
Tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan akan membantu
mengurangi asimetri informasi antara manajemen dengan pemakai laporan
keuangan. Tingginya asimetri informasi dapat menyebabkan antara lain
tingginya modal (cost of capital) yang harus ditanggung perusahaan.
Penelitian Botosan (1997) seperti dikutip Veronica (2003) menemukan
bahwa terdapat hubungan negatif antara biaya modal dengan tingkat
pengungkapan sukarela atau pengungkapan yang tidak diwajibkan oleh
badan pengatur. Terdapat tiga tingkatan pengungkapan yaitu:
I. Pengungkapan Penuh
Pengungkapan penuh mengacu pada seluruh informasi yang diberikan
perusahaan, baik informasi keuangan maupun non keuangan.
2. Pengungkapan Wajar
Pengungkapan wajar adalah pengungkapan cukup ditambah dengan
informasi lain yang dapat berpengaruh pada kewajaran laporan
keuangan seperti contingencies, commitments dan sebagainya.
3. Pengungkapan Cukup
Pengungkapan cukup adalah pengungkapan yang diwajibkan oleh
standar akuntansi yang berlaku.
Penelitian yang sama telah dilakukan oleh Mardiyah (200 I),
Veronica (2003) dan Utami (2005), yang menunjukkan bahwa apabila
terjadi informasi asimetri yang rendah maka dibutuhkan pengungkapan
yang semakin andal untuk menurunkan biaya modal.
Penelitian lain membuktikan bahwa asimetri informasi berkurang
jika tingkat pengungkapan meningkat. Welker (1995) seperti dikutip
Veronica (2003) membuktikan secara empiris bahwa asimetri informasi,
yang diukur melaui perbedaan harga penawaran dan pembelian saham (bid
ask spread) akan berkurang dan likuiditas pasar meningkat sejalan dengan
peningkatan tingkat pengungkapan. Tingkat pengungkapan yang tinggi
akan mengurangi asimetri informasi yang terjadi antara manajer dan
pengguna laporan keuangan.
6. Good Corporate Governance
Melihat beberapa contoh kasus skandal pelaporan akuntansi yang
terjadi, sangat relevan bila ditarik suatu benang merah dari kacamata
corporate governance. Good Co1porate Governance merupakan salah satu
elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi
serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan direksi, para
pemegang saham dan stakeholder lainnya (Ujiyhanto, 1anpa tahun). OECD
(2004) dan FCGI (2001) seperti dikutip Boediono (2005) mendefinisikan
corporate governance sebagai seperangkat peraturan yang menetapkan
hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya
sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain
sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Watts (2003)
dalam Ujiyhanto (tanpa tahun) menyatakan bahwa salah satu cara yang
digunakan untuk memonitor masalah kontrak dan membatasi perilaku
opportunistik manajemen adalah Good Corporate Governance.
Menurut Herwidayatmo (2000), prinsip-prinsip pokok Good
Corporate Governance yang dikembangkan OECD meliputi 5 ha! sebagai
berikut:
I. Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham
Hak-hak tersebut meliputi hak-hak dasar pemegang saham, yaitu
hak untuk (1) menjamin keamanan metode pendaftaran pemilik, (2)
mengalihkan atau memindahkan saham yang dimilikinya, (3)
memperoleh informasi yang relevan dengan perusahaan secara berkala
atau teratur, (4) ikut berperan dan memberikan suara dalam RUPS, (5)
memilih anggota dewan komisaris dan direksi serta ( 6) memperoleh
pembagian keuntungan perusahaan.
2. Persamaan perlakuan terhadap seluruh pemegang saham
Kerangka corporate governance harus menjamin adanya perlakuan
yang sama terhadap seluruh pemegang saham, termasuk pemegang
saham minoritas dan asing. Seluruh pemegang saham harus memiliki
kesempatan untuk mendapatkan penggantian atau perbaikan atas
pelanggaran dari hak-hak mereka.
3. Peranan stakeholders yang terkait dengan perusahaan
Kerangka corporate governance harus memberikan pengakuan
terhadap hak-hak stakeholders seperti ditentukan dalam undang
undang dan mendorong kerjasama yang aktif antara perusahaan
dengan para stakeholders tersebut dalam rangka menciptakan
kesejahteraan, lapangan kerja dan kesinambungan usaha.
4. Keterbukaan dan Transparansi
Kerangka corporate governance harus menjamin adanya
pengungkapan yang tepat waktu dan akurat untuk setiap permasalahan
yang berkaitan dengan perusahaan. Pengungkapan ini meliputi
informasi mengenai keadaan keuangan, kine1ja perusahaan,
kepemilikan dan pengelolaan perusahaan.
5. Akuntabilitas Dewan Komisaris (board of directors)
Kerangka corporate governance harus menjamin adanya pedoman
strategis perusahaan, pemantauan yang efektif terhadap manajemen
yang dilakukan dewan komisaris dan akuntabilitas dewan komisaris
terhadap perusahaan dan pemegang saham.
7. Manajemen Laba dan Asimetri Informasi
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui
informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang
dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai
pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi
perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat melalui
pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Akan tetapi
informasi yang disampaikan terkadang diterima tidak sesuai dengan
kondisi perusahaan sebenarnya. Kondisi ini dikenal sebagai informasi
yang tidak simetris atau asimetri informasi (information asymmetric).
Asimetri informasi terjadi karena manajer lebih superior dalam menguasai
informasi dibandingkan pihak lain (pemilik atau pemegang saham).
Asimetri antara manajemen (agen) dengan pemilik (prinsipal)
memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunis, yaitu
memperoleh keuntungan pribadi. Dalam hal pelaporan keuangan, manajer
dapat melakukan manajemen laba (earnings management) untuk
menyesatkan pemilik (pemegang saham) mengenai kinerja ekonomi
perusahaan.
Asimetri informasi yang terjadi antara manajer dan pemegang
saham sebagai pengguna laporan keuangan menyebabkan pemegang
saham tidak dapat mengamati seluruh kinerja dan prospek perusahaan
secara sempurna. Situasi dimana pemegang saham memiliki informasi
yang lebih sedikit dari manajer, manajer dapat menggunakan fleksibilitas
yang dimilikinya untuk melakukan earnings management.
Tindakan earnings management telah memunculkan dalam
beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi secant luas diketahui, antara
lain Enron, Merck, WorldCom dan mayoritas perusahaan lain di Amerika
Serikat (Utami:2006). Kejadian yang takjauh berbeda dengan yang terjadi
di Amerika Serikat, di Indonesia terdapat beberapa kasus seperti, PT Lippo
Tbk dan PT Kimia Farma Tbk yang melibatkan adanya kecurangan dalam
pelaporan keuangan (Boediono:2005).
Menurut Scott (2003), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:
I. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam
lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan
prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar, dan fakta yang
mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh
pemegang saham tersebut tidak dapat disampaikan informasinya
kepada pemegang saham.
2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang
manajer tidak seharusnya diketahui pemegang saham maupun pemberi
pinjaman sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar
pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan
sebenarnya secara etika atau nonna mungkin tidak layak dilakukan.
8. Tingkat Pengungkapan dan Asimetri Informasi
Pemegang saham tidak mempunyai informasi yang cukup untuk
mengetahui apakah laporan keuangan, khususnya laba telah dimanipulasi
dalam keadaan asimetri informasi yang tinggi. Teori market
microstructure mengatakan bahwa salah satu masalah adverse selection
yang dihadapi pengambil keputusan adalah adanya kemungkinan
informasi firm specific yang material tidak diungkapkan ke publik.
Regulator pasar modal dapat mengurangi asimetri informasi ini dengan
membuat ketentuan minimal alas pengungkapan yang perlu dilakukan oleh
perusahaan yang terdaftar dibursa saham (Veronica:2003).
Tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan akan membantu
pengguna laporan keuangan untuk memahami isi dan angka yang
dilaporkan dalam laporan keuangan. Diamond dan Verrecchia ( 1991) serta
Kim dan Verrecchia (2001) seperti dikutip oleh Utami (2003) menjelaskan
bahwa jika perusahaan memiliki tingkat pengungkapan yang tinggi, maka
investor relatif percaya bahwa setiap transaksi terjadi pada tingkat harga
yang wajar dengan demikian bid-ask spread menjadi kecil dan selanjutnya
likuiditas saham di pasar juga meningkat. Hasil yang sama juga didapat
oleh Welker (1995) seperti dikutip Veronica (2003) yang mengatakan
bahwa asimetri informasi, yang diukur melalui perbedaan harga
penawaran dan pembelian (bid-ask spread) akan berkurang dan likuiditas
pasar meningkat sejalan dengan peningkatan tingkat pengungkapan.
Kesimpulannya adalah bila tingkat pengungkapan meningkat maka
asimetri informasi semakin mengecil.
B. Penelitian Terdahulu
Dalam penulisan ini mengacu pada beberapa studi yang pernah
dilakukan peneliti, diantaranya adalah:
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmudi (2001) menyimpulkan dilihat
dari perspektif etika, manajemen laba merupakan masalah yang kontroversial.
Kebanyakan praktik manajemen laba bersifat legal tidak melanggar prinsip
prinsip akuntansi yang diterima umum dan tindakan tersebut merupakan
kesewenangan manajer. Manajer melakukan manajemen laba dengan
menggunakan dua cara, yaitu melalui variabel artifisial dan variabel riil.
Baharudin dan Satyanugraha (2004) meneliti tentang persepsi profesi
akuntan terhadap earnings management dan menyimpulkan bahwa bagi
seluruh kelompok responden (mahasiswa akuntansi, dosen akuntansi maupun
praktisi akuntan) terdapat peranan positif dari filsafat moral individu dalam
dimensi ideologi idealisme terhadap persepsi tentang perilaku moral praktik
earnings management dalam seluruh tipenya, manipulasi operasional,
manipulasi akuntansi dan manipulasi total.
Penelitian yang dilakukan Saiful (2002) menemukan manajemen laba
disekitar IPO, yaitu pada periode dua tahun sebelum IPO, ketika IPO dan dua
tahun setelah IPO. Peneliti juga menemukan kinerja operasi setelah IPO
rendah. Rendahnya kinerja tersebut dipengaruhi oleh manajemen laba.
Peneliti juga menemukan bahwa retur satu tahun setelah !PO rendah, namun
peneliti tidak berhasil menemukan hubungan antara rendahnya retur saham
setahun setelah !PO dengan manajemen laba disekitar IPO.
Penelitian yang dilakukan oleh Setiawati (2002) menemukan ada
estimasi ala'ual yang nondiscretionary dengan model Jones maupun median
tingkat industry membuktikan bahwa ada tingkat ala'ual yang discretionary
pada laporan keuangan satu periode sebelum dan setelah IPO. Penelitian yang
dikemukakan oleh Kusuma (2006) dikatakan bahwa manajemen laba akan
mengurangi relevansi laba namun akan menyebabkan peningkatan relevansi
nilai buku ekuitas perusahaan. Manajemen laba melalui short-term
discretionary accruals terbukti tidak memiliki dampak apapun terhadap
relevansi laba maupun relevansi nilai buku. Namun, manajemen laba terbukti
mengakibatkan penurunan relevansi nilai laba ketika perusahaan melakukan
manajemen laba melalui total discretionary accruals.
Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2005) tentang pengaruh
manajemen laba terhadap biaya modal ekuitas pada perusahaan publik sektor
manufaktur memberikan bukti empirik bahwa manajemen laba berpengaruh
positif dan signifikan terhadap biaya modal ekuitas, artinya bahwa semakin
tinggi tingkat akrual maka semakin tinggi biaya modal ekuitas. Manajemen
laba yang diproksi dengan rasio akrual modal kerja dengan penjualan (model
Utami) terbukti memberikan kontribusi yang paling besar dalam menjelaskan
variasi biaya modal ekuitas.
Penelitian yang dilakukan oleh Boediono (2005) menyatakan
mekanisme corporate governance mampu mengendalikan pihak-pihak yang
terlibat dalam pengelolaan perusahaan, sehingga dapat menekan terjadinya
masalah keagenan (agency problem) karena dapat menselaraskan perbedaan
kepentingan atau tujuan antara pihak agen dengan principal maupun pihak
principal (pemegang saham) denganprincipal lainnya (pemberi pinjaman).
Penelitian yang dilakukan oleh Ujiyantho (tanpa tahun) memberikan
paparan deskriptif tentang hubungan asimetri informasi dengan tindakan
manajemen laba sebagai implikasi dari hubungan keagenan. Masalah
keagenan yang timbul antara manajemen dengan komisaris dapat
diminimalisir melalui corporate governance. Corporate governance
diarahkan untuk mengurangi asimetri informasi antara prinsipal dan agen
yang pada akhirnya diharapkan dapat meminimalkan tindakan manajemen
laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2005) dengan menggunakan
informasi aspek GCG yang diungkapkan dalam laporan tahunan
membuktikan adanya hubungan antara Good Corporate Governance dengan
pengungkapan. Kesimpulan yang didapat adalah I) Informasi yang paling
banyak tidak diungkap oleh emiten adalah kinerja non keuangan (aspek
strategi bisnis, pemasaran, dan distribusi produk), 2) Pengungkapan aspek
proses GCG oleh emiten masih rendah, 3) Pengungkapan aspek GCG
berpengaruh positif dam signifikan terhadap harga saham dan volume
transaksi saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Midiastuty dan Mahfoedz (2003)
menganalisis hubungan mekanisme corporate governance dengan
manajemen laba dan kualitas laba. Hasil penelitian secara ringkas adalah
sebagai berikut: I) Kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional
berhubungan negatif dengan manajemen laba. Artinya bahwa mekanisme
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan ukuran atau jumlah
dewan direksi mampu mengarungi konflik kepentingan yang timbul dari
hubungan keagenan antara manajemen dengan pemegang saham
(shareholders). 2) Pengujian hubungan anatara kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional dengan kualitas laba (yang diukur dengan earnings
response coefficient) yang dirumuskan dalam hipotesis, kedua mekanisme
kepemilikan ini berhubungan positif dengan ERC. Hal ini
mengidentifikasikan bahwa kepemilikan manajerial dan kepemilikan
institusional berhasil menjadi mekanisme yang mengontrol dan
meminimalkan perilaku manipulasi laba oleh manajer sehingga kualitas laba
yang dilaporkan dapat meningkat.
Penelitian yang dilakukan oleh Khomsyiah (2003) dengan cara
menguji hubungan simultanitas implementasi co1porate governance dengan
tingkat pengungkapan informasi dalam laporan tahunan perusahaan
perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menyimpulkan
analisis korelasi sederhana menunjukkan adanya hubungan antara
implementasi corporate governance dan pengungkapan infonnasi. Struktur
kepemilikan masyarakat, komposisi komisaris independen dan keberadaan
komite audit mempunyai hubungan yang signifikan dengan indeks corporate
governance dan pengungkapan infmmasi, namun penelitian ini tidak berhasil
memberikan bukti adanya korelasi antara komposisi komisaris independen
dan komite audit dengan indeks pengungkapan wajib. Pemsahaan-perusahaan
yang melaksanakan corporate governance akan memberikan lebih banyak
informasi dalam rangka mengurangi asimetri informasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Halim dkk (2005) terhadap 34
perusahaan manufaktur yang termasuk indeks LQ-45 terlihat melakukan
tindakan manajemen laba. Dalam melihat hubungan manajemen laba dengan
indeks pengungkapan ternyata manajemen laba berpengaruh signifikan positif
pada tingkat pengungkapan laporan keuangan sejalan dengan perspektif
Efficient Earnings Management. Namun sebaliknya tingkat pengungkapan
berpengaruh signifikan negatif pada manajemen laba sejalan dengan
perspektif Opportunistic Earnings Management. Asimetri informasi, kinerja
masa kini dan masa depan, factor leverage, ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan pada manajemen laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Veronica (2003) mengatakan analisa
empiris memberikan indikasi bahwa tingkat pengungkapan laporan keuangan
memiliki korelasi negatif yang significan dengan manajemen laba.
Perusahaan dengan tingkat pengungkapan yang rendah cenderung melakukan
manajemen laba yang lebih banyak dan sebaliknya, perusahaan yang banyak
melakukan manajemen laba cenderung untuk mengungkapkan informasi yang
lebih sedikit. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa korelasi negatif yang
signifikan ini terjadi baik pada periode sebelum maupun setelah krisis.
Korelasi negatif antara manajemen laba dan kebijakan pengungkapan yang
dianut perusahaan memberikan indikasi bahwa sejauh mana perusahaan
melakukan manajemen laba merupakan penentu dari keputusan manajemen
untuk memilih menyajikan informasi yang lebih sedikit atau lebih banyak
dalam laporan keuangannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2006) clikemukakan bahwa 1)
pengungkapan sukarela dan manajemen laba secara simultan berpengaruh
terhadap asimetri informasi (signifikan level 10%), 2) pengungkapan sukarela
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap asimetri informasi, 3)
manajemen laba tidak berpengaruh terhadap asimetri informasi.
PERPUST AKAAN UT AMA UIN SYAHID JAKARTA
Penelitian yang dilakukan oleh Veronica (2004) menguji hubungan
antara Good Corporate Governance, Asimetri Informasi dan Earnings
Management didapatkan hasil bahwa variabel corporate governance
(kepemilikan institusional), kualitas audit, presentase komisaris independen)
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap discretionary accruals. Akan
tetapi discretionary accruals dan komite audit menunjukkan koefisien yang
positif dan signifikan. Hal ini membuktikan bahwa pasar modal menilai baik
discretionary accruals perusahaan yang mempunyai komite audit.
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian pustaka, baik teoritis maupun empirik peneliti
menggambarkan kerangka pemikiran hubungan pengungkapan sukarela,
manajemen laba, dan asimetri informasi adalah sebagai berikut:
Pengungkapan
GCG
Manajemen Laba
Gambar2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Asimetri Informasi
D. Hipotesis
Berdasarkan masalah penelitian dan kajian pustaka maka hipotesis
dirumuskan sebagai berikut:
HI: Pengungkapan GCG dan manajemen laba berpengaruh secara simultan
terhadap asimetri informasi.
H2: Pengungkapan GCG berpengaruh terhadap asimetri informasi
H3: Manajemen laba berpengaruh terhadap asimetri informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan publik sektor manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 dan 2006. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal yang merupakan penelitian
penjelasan atau explanatory research. Data dikumpulkan dan dianalisis
menggunakan pool data, yaitu gabungan dari data time series dengan data
cross sectional.
Data yang digunakan bersumber dari yang pertama, annual report
perusahaan kurun waktu 2005-2006. Kedua dari laporan keuangan tahun 2005
dan 2006 dan yang ketiga dari Capital Market Elektronic Document Service
(CMEDS) milik Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia.
Ruang lingkup penelitian ini menguji variabel independen (variabel
be bas) yaitu tingkat pengungkapan Good Corporate Governance dan
Manajemen Laba sedangkan variabel dependen (variabel terikat) yaitn
Asimetri Informasi.
B. Metode Penentuan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non probabilistic
sampling yaitu pengambilan sampel yang bersifat tidak acak, dimana sampel
dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Teknik yang digunakan untnk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sampel
bertujuan (purposive sampling atau judgement sampling) yaitu salah satu
teknik pengambilan sampel non probabilistic yang dilakukan berdasarkan
kriteria atau pertimbangan tertentu.
Populasi penelitian adalah perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia.
Populasi sasaran adalah perusahaan publik sektor manufaktur. Perusahaan
manufaktur tersebut minimal telah menerbitkan laporan keuangan tahunan
selama 2 tahun, yaitu tahun 2005 dan 2006. Pertimbangan untuk memilih
populasi sasaran perusahaan manufaktur adalah berdasarkan hasil studi
empirik sebelumnya yang menunjukkan bahwa pengungkapan dan manajemen
laba mempunyai variasi yang berbeda untuk setiap jenis industri.
Total perusahaan publik sektor manufaktur sebanyak 96 perusahaan.
Populasi sasaran harus memenuhi tiga kriteria sebagai berikut:
1. Emiten mempunyai tahun buku berakhir 31 Desember.
2. Emiten mempunyai nilai buku ekuitas positif untuk tahun 2005 - 2006
3. Laporan keuangan emiten len~kap untuk periode tahun 2005 - 2006
Berdasarkan kriteria tersebut terdapat 85 perusahaan yang memenuhi kriteria
dengan rincian sebagai berikut:
Tabet 3.1 Proses Pemilihan Sampel
No Keteran!!an Jnmlah % 1 Populasi sasaran 96 100 2 Perusahaan publik sektor manufaktur yang tidak 11 11,458
memenuhi kriteria 3 Perusahaan publik sektor manufaktur yang 85 88,542
memenuhi kriteria Sumber: data yang diolah
Analisis dilakukan dengan menggunakan pool data untuk tahun 2005 dan 2006
sehingga jumlah unit analisis adalah l 70 perusahaan (85 x 2).
C. Metode Pengnmpnlan Data
Untuk memperoleh hasil yang diharapkan, dibutuhkan data dan
informasi yang mendukung penelitian ini. Data sekunder dan informasi ynag
dibutuhkan peneliti diperoleh dari:
1. Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia dengan
menggunakan Capital Market Electronic Document Services (CMEDS).
2. Website Bursa Efek Indonesia yaitu: http://www.idx.co.id.
3. Jurnal-jurnal akuntansi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda (multiple regresion
analysis). Regresi linier berganda bertujuan untuk menguji dua atau lebih
variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini, regresi linier
berganda digunakan untuk mengetahui kelinieran pengaruh secara bersamaan
antara tingkat pengungkapan Good Corporate Governance dan Manajemen
Laba terhadap Asimetri Informasi.
1. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian regresi linier berganda, terlebih
dahulu dilakukan uji asumsi klasik meliputi uji normalitas,
multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedasitas. Model yang baik dan
representatif harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimation)
sehingga memenuhi asumsi dasar klasik, yaitu:
a. Tidak adanya Multikolinearitas diantara variabel yang dijelaskan.
b. Tidak te1jadi Heteroskedastisitas.
c. Tidak ada autokorelasi.
d. Data yang digunakan dalam penelitian ini harus berdistribusi normal.
Dalam penelitian ini, uji asumsi klasik yang digunakan diantaranya:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal. Menurut Ghozali
(2002:76) uji normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat
histogram dari residualnya. Adapun dasar pengambilan keputusan
dalam uji normalitas adalah sebagai berikut:
I) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
nonnalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak
menunjukkan distribusi pola normal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
bebas (Ghozali, 2002: 57). Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat
dilihat dari nilai tolerance dan Variance lY(f/ation Faktor (VIF).
Apabila tolerance mendekati I atau nilai VIF disekitar angka I maka
tidak terjadi multikolinearitas.
c. Uj i Autokorelasi
Menurut Ghozali (2002) uji autokorelasi bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi kesalahan
penggunaan pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya
(t-1). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Dalam
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji
Durbin-Watson, dimana hipotesis yang diuji adalah:
Ho : tidak ada autokorelasi (r = 0)
Ha : ada autokorelasi (r # 0)
Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai
berikut:
I) Bila nilai Durbin-Watson dibawah -2, berarti ada autokorelasi
positif.
2) Bila nilai Durbin-Watson diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada
autokorelasi.
3) Bila nilai Durbin-Watson diatas +2, berarti ada autokorelasi
negatif.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uj i heteroskedastisitas bertujuan untuk menguj i apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan yang lain.
Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.
Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan
residualnya (SRESID). Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan melihat ada tidalmya pola te1tentu pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y
yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y
sesungguhnya) yang telah distudentized (Ghozali, 2002). Berdasarkan
analisis jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas
dan dibawah angka 0 (no!) pada sumbu Y maka tidak te1jadi
heteroskedastisitas.
2. Metode Analisis Data
Berdasarkan kerangka pemikiran dan bentuk diagram hubungan
antar variabel maim metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi
berganda. Uji hipotesis statistik dilakukan untuk parameter regresi secara
parsial (uji statistik t) dan uji parameter regresi secara simultan (uji
statistik F). Fungsi regresi dirumuskan sebagai berikut:
LnY =a1 +a2X1 +a3X2+e
Y = asimetri informasi
X1 = pengungkapan Good Corporate Governance
X2 = manajemen laba
e = residual error
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan melalui 2 tahap yaitu: pengujian
hipotesis pe1tama dengan uji atjjustedR2 (koefisien determinasi), uji F, uji
t dan meranking standardized coefficients beta yang diperoleh dari hasil
analisis regresi linier berganda.
Pengujian hipotesis pertama yang diajukan pada penelitian ini yaitu
diduga adanya pengaruh yang signifikan dan positif antara pengungkapan
Good Corporate Governance dan manajemen laba terhadap asimetri
informasi perusahaan manufaktur yang dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
I) Uji Adjusted R2 (Koefisien Determinasi)
Uji adjusted R2 dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel
independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu
diketahui nilai koefisien determinasi (Atjjusted R Square). Jika
Atjjusted R Square adalah sebesar I maka fluktuasi variabel dependen
seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada
faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel. Nilai Arfjusted R
Square berkisar hampir 1, berarti semakin kuat kemampuan variabel
independen dapat menjelaskan variabel dependen. Sebaliknya, jika
nilai Arfjusted R Square semakin mendekati 0 berarti semakin lemah
kemampuan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen
(Ghozali, 2002: 45).
2) Uji F (Pengujian Secara Simultan)
Uji F dilakukan untuk mengetahui variabel independen secara
bersama-sama (simultan atau serempak) terhadap variabel dependen
maka digunakan uji F dengan melihat F1iitung lebih besar dari Fiabel dan
tingkat signifikan lebih kecil daripada alpha 0,05. Jika F1iitung lebih
besar dari Ftabel dan tingkat signifikan lebih kecil daripada alpha maka
variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel
dependen. Sebatiknya, jika Fhitung lebih kecit dari Ftabel dan tingkat
signifikan lebih besar daripada alpha maka variabel independen secara
bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen (Santosa, 2005:
162).
Langkah-langkah dalam uji F antara lain:
a) Merumuskan hipotesis
Ho: P1-P6= 0
Artinya variabel bebas (X) secara simultan tidak berpengaruh
terhadap variabel terikat (Y).
b) Menentukan tingkat signifikasi
Untuk menentukan nilai F statistik tabel dapat menggunakan
tingkat signifikasi 5% dengan derajat kebesaran df= (k-1) dan (n-
k). n= jumlah observasi; k = jumlah variabel termasuk intersep.
Menurut Singgih (2004: 119) dalam Rosida (2007: 57) Fiabel bisa
secara praktis diperoleh melalui software excel dengan menulis
sembarang sel = FINV (probability, djl, df2). Probability adalah
tingkat signifikasi (a), dfl (numerator) adalah jumlah variabel
dikurangi 1, dan df2 (denumerator) a.da!ah jumlah sampel
dikurangi jumlah variabel.
c) Menghitung nilai Fhitung
Menurut Gujarati (1997) yang dikutip Rosida (2007), Fhitung dapat
dicari dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
R2 = Koefisien Determinasi
k = banyaknya variabel bebas
n = banyaknya observasi
untuk menentukan Ho diterima atau ditolak adalah:
Bila Fhitung< F1abel berarti I-11 ditolak.
Bila Fhitung> Fiabel berarti H1 diterima.
3) Uji t (Pengujian Secara Parsial)
Uj i t dilakukan untuk mengetahui hubunga.n variabel independen
secara parsial terhadap variabel dependen dan untuk mengetahui arah
hubungan variabel independen terhadap variabel dependen, apakah
mempunyai hubungan yang positif atau hubungan yang negatif
terhadap variabel dependen. Apakah setiap variabel independen
mempunyai pengaruh yang positif atau negatif, malca pertama-tama
dilihat taraf signifikasinya. Jika lebih kecil dari pada alpha (0,05),
maka variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel independen. Jika lebih besar dari pada
alpha (0,05), maka variabel independen tersebut tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan. Melihat a.rah hubungan variabel independen
terhadap variabel dependen, maka dilihat dari t hitung, jika t hitungnya
positif maka mempunyai arah hubungan yang positif yang artinya jika
variabel independen naik maka variabel dependen juga naik.
Sebaliknya jika t hitungnya negatif maka mempunyai arah hubungan
yang negatif yang artinya jika variabel independen naik maka variabel
dependen akan turun (Ghozali, 2002:48).
Langkah-langkah dalam uji t (Rosida, 2007: 58), antara lain:
a) Merumuskan Hipotesis
Ho : ~ = 0, berarti variabel X secara parsial tidak berpengaruh
terhadap Y
H1 : j3 op 0, berarti variabel X secara parsial berpengaruh
terhadap Y
b) Menentukan Tingkat Signifikasi
Menentukan nilai t statistik tabel dapat menggunakan tingkat
signifikasi 5% dengan derajat kebebasan df=(n-k) dan (k-1 ). n =
jumlah observasi, k = jumlah variabel termasuk intersep.
Menghitung nilai thitung menurut Djarwanto (2001) dalam Rosida
(2007) adalah:
bi - j3i th· ltung Sbi
Notasi:
Sbi = standar deviasi koefisien regresi Xi
Bi = koefisien regresi Xi
c) Membandingkan nilai thitung dengan trabel
Cara untuk menentukan Ho diterima atau ditolak adalah:
Bila t1iitung < trabel berarti H1 ditolak
Bila thitung > trabel berarti H1 diterima
Menurut Arif (1993:13) dalam Rosida (2007:59), untuk
menentukan variabel bebas mempengaruhi nilai variabel dependen
dalam suatu model regresi linier, maka digunakan koefisien beta
(beta coefficient). Koefisien tersebut disebut standardized
coefficient.Hal ini dilakukan dengan merangking standardized
coefficient beta yang diperoleh dari hasil analisis regresi berganda
dengan menggunakan SPSS. Nilai koefisien regresi yang paling
besar mengindikasikan bahwa variabel tersebut mempunyai
pengaruh yang paling besar atau dominan.
E. Operasional Variabel Penclitian
Variabel-variabel dalam penelitian ini diukur melalui instrumen
instrumen yang telah dikembangkan dan digunakan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya. Penggunaan instrumen-instrumen dari penelitian-penelitian
terdahulu dimungkinkan karena telah teruji tingkat validitas dan
reliabilitasnya.
Berdasarkan tema diatas terdapat tiga variabel penelitian, yaitu:
1. Variabcl Dcpcnden (depe11de11t variable)
Variabel Dependen adalah variabel tidak bebas yang keadaaannya
dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah Asimetri Informasi perusahaan.
Pengukuran dapat dilakukan berdasarkan besarnya residual error dari
spread yang merupakan proksi asimetri informasi dengan mengacu pada
model yang digunakan oleh Laux (1993), Greenstein dan Sarni (1994),
Coller dan Yohn (I 997). Model regresi yang dipakai adalah:
SP =al + a2 P + a3 Tr+ a4 Vr + a4 Dp + e
Keterangan:
SP = Mean spreads saham perusahaan i selama 3 hari window
Spread = Harga penawaran saham - harga permintaan saham pada
setiap hari window
Pr = mean harga saham penutupan (closing price) selama 3 hari
Tr = mean volume transaksi saham perusahaan i selama 3 hari
Vr =mean varian return saham perusahaan i selama 3 hari
Dp =Depth yaitu mean dari jumlah saham yang tersedia pada
harga penawaran ditambah jumlah saham pada harga
permintaan dibagi dua.
a = koefisien regresi
e = residual error sebagai proksi asimetri informasi
2. Variabel Independen (independent variabel)
Variabel Independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain. Penelitian ini yang menjadi variabel
independen adalah tingkat Pengungkapan Good Corporate Governance
dan Manajemen Laba.
a. Pengungkapan Good Co1porate Governance
Pengungkapan aspek good corporate governance adalah
pengungkapan dalam laporan tahunan yang meliputi struktur dan
proses GCG, kine1ja emiten serta pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan sebagaimana yang dijelaskan dalam teori stakeholder.
Pengungkapan GCG mengacu pada daftar pengungkapan yang
digunakan Utami (2005). Pengukuran pengungkapan GCG dilakukan
berdasarkan pada dua aspek yaitu:
(a) banyaknya item pengungkapan good corporate governance dan
(b) tingkat relevansi setiap item pengungkapan GCG.
Skor pengungkapan GCG dihitung sebagai berikut:
Skor pengungkapan = 2: (P x Q)
Keterangan:
P: Mean skor setiap item pengungkapan
Q: Item pengungkapan yang disajikan dalam laporan tahunan. Jika
perusahaan menyajikan pengungkapan diberi skor satu (1) dan no!
j ika tidak mengungkapkan.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan bobot relevansi
pengungkapan aspek GCG bagi investor, dimana penilaian ini
menunjukkan seberapa penting pengungkapan itu bagi investor.
Tabel 3.2 Bobot Relevansi Pengnnglmpan aspek GCG bagi Investor
NO ITEM PENGUNGKAP AN MEAN SKOR
STRUKTUR & PROSES GCG 1 Struktur Organisasi 3,55 2 Komposisi pemilikan saham 4,38 3 Nama dan photo Komisaris 3,3 4 Latar belakang pendidikan & karier Komisaris 3,53 5 Nama dan photo Direksi 3,43 6 Latar belakang pendidikan & karier Direksi 3,81 7 Remunerasi Komisaris/Direktur 3,19 8 Latar belakang Komisaris Independen 3,89 9 Jumlah Komisaris Independen 3,62 IO Jumlah anggota Komite Audit 3,66 I I Frekuensi rapat Komite Audit setahun 3,38 I2 Deskripsi aktivitas Komite Audit dalam tahun 3,57
pelaporan keuangan I3 Deskripsi tentang penerapan prinsip tata kelola 3,87
perusahaan yang baik pada operasi perusahaan ASPEK STRA TEGI DAN KINERJA
14 Strategi bisnis!corporate strateJ<Y 4,45 15 Deskripsi kinerja keuangan 4,7
berlanJut ke halaman 44
Tabel Bobot Relevansi Pengungkapan aspek GCG bagi Investor (lanjutan)
16 Deskripsi kinerja produksi/operasi 4,58
17 Deskriosi kineria oemasaran 4,6 18 Deskripsi kinerja distribusi 4,51 19 Penghargaan yang diperoleh dalam tahun pelaporan 3,57
keuangan 20 Informasi tentang kerja sama dengan organisasi lain 3,87
yang terkait dengan bisnis perusahaan 22 Rencana bisnis 4,53
TANGGUNG JA WAB SOSIAL 23 Jumlah pegawai 3,26 24 Rincian pegawai menurut pendidikan 3,06 25 PeJatihan oegawai 3,17 26 Kompensasi dan upah minimum 3,04 27 Jaminan Sosial Tenaga Kerja 3,08 28 Dana pensiun karyawan 3,08 29 Penghargaan prestasi keria 2,92 30 Koperasi karyawan 2,81 31 Pengendalian polusi & lingkun)l;an 3,08 32 Beasiswa sekolah/kuliah 3,04 33 Menyediakan fasilitas social 2,83 34 Mendukung program pemerintah 3,06
,
35 Jaminan kualitas produk 4,08 36 Sertifikasi Nasional/Internasional 4,06
Sumber: W1w1k Utam1, 2005, ha! 35
b. Manajemen Laba
Manajemen laba diproksi berdasarkan rasio akrual modal kerja dengan
penjualan.
Manajemen Laba (ML)= Akmal Modal Ke1ja (t)/penjualan periode (t)
Akrual modal kerja = L'. AL - L'. HL - L'. Kas
Keterangan: L'. AL = Perubahan aktiva lancar pada periode t
L'. HL = Perubahan hutang lancar pada periode t
L'. Kas = Perubahan kas dan ekuivalen kas pada
periode t
JENIS Independen
Definisi dan pengukuran variabel dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabcl 3.3 Opcrasionalisasi Va riabcl
VARIABEL INDIKATOR Pengungkapan Pengungkapan yang mencakup Good Corporate 1. Profil perusahaan: Governance a. Latru· Belakang pendirian
b. Struktur organisasi 2. Informasi tentang Komisaris dan
direksi perusahaan: a. Nama dan photo Komisaris b. Nama dan photo Direksi c. Latar belakang Pendidikan
dan kru·ier Komisaris d. Latar belakang Pendidikan
dan karier Direksi e. Remunerasi
Komisaris/Direksi 3. Strategi dan kinerja perusahaan:
a. Strategi bisnis b. Deskripsi kinerja keuangan c. Deskripsi kinerja produksi d. Deskripsi distribusi e. Penghargaan yang dipero !eh f. Informasi bisnis
4. Prospek bisnis: a. Rencana bisnis
5. Informasi pegawai a.Jwnlah pegawai b.Rincian pegawai menurut
pendidikan 6. Tangung jawab sosial
a.Koperasi karyawan b.Pengendalian polusi c.Beasiswa sekolah/kuliah d.Menyediakan fasilitas sosial e.Mendukung progrrun
Pemerintah 7. Produk
a.Jaminan kualitas produk b. Se11ifikasi
nasional/internasional
SKALA
Rasio
Tabel Operasionalisasi variabel (lanjutan) a. Latar belaka.ng Komisaris
Independen b. .Tumlah Komisaris Independen c. Frekuensi rapat komite audit
setahun d. Deskripsi ta ta kelo la
perusahaan
Independen Manajemen Laba Akrual modal ke1ja pada periode t Rasio dibagi Peniualan pada periode t
Depend en Asimetri Informasi Residual error dari regresi bid-ask Rasia dengan volume transaksi, harga saham, depth dan variance return saham
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil dan Pembahasan
Besaran Asimetri Infonnasi dipengaruhi oleh berbagai hal, salah
satunya adalah besaran tingkat pengungkapan perusahaan dan kecenderungan
ada tidaknya manajemen laba dalam perusahaan. Berikut ini adalah gambaran
kondisi umum masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Pengnngkapan GCG
Pengungkapan GCG dihitung dengan cara mengalikan mean skor dari tiap-
tiap item pengungkapan dengan pengungkapan GCG yang disaj ikan
perusahaan. Berikut daftar pengungkapan yang ban yak disaj ikan oleh
perusahaan.
Tabel 4.1 Hasil Tingkat Pengungkapan GCG dari Penelitian yang Berbeda
Uta mi Febryan Selisih
2003 2008 No ITEM PENGUNGKAPAN % %
% Emiten
Emiten Emiten ungkap
nni?kap UD!!kap STRUKTUR & PROSES GCG
I Struktur Organisasi 48,91 86,20 37,2~
2 Komposisi kepemilikan saham 66,30 98,25 31,95 3 Nama dan photo Komisaris 86,96 95,50 8,5' 4 Latar belakang pendidikan & karier Komisaris 72,83 90,64 17,81 5 Nama dan photo Direksi 86,96 95,50 8,5' 6 Latar belakang pendidikan & karier Direksi 72,83 90,64 I 7,81 7 Remunerasi Komisaris/Direktur 69,02 98,29 29,2' 8 Latar Belakang Komisaris Independen 53,26 88,56 9,2" 9 Jumlah Komisaris Independen 72,28 90,25 I 7,9" IO Jumlah anggota Komite Audit 64,67 90,25 25,28 Berlanjut kehalaman 48
Tabel Basil Tingkat Pengungkapan GCG dari Penelitian yang Berbeda (lanjutan) 11 Frekuensi rapat Komite Audit setahun 46,20 76,64 30,44 12 Deskripsi aktivitas Komite Audit 51,63 74,06 22,43 13 Deskriosi tentang oenerapan prinsip GCG 45,10 72,84 27,7,
ASPEK STRA TEGI DAN KINERJA 14 Strategi bisnis/corporate stratef!V 75,00 88,95 15 Deskriosi kinerja keuangan 100,00 100,00 16 Deskripsi kinerja produksi/operasi 98,91 100,00 17 Deskripsi kine~ja pemasaran 67,93 82,45 18 Deskripsi kinerja distribusi 50,54 70,21 19 Penghargaan yang diperoleh dalam emiten 57,07 69,81 20 Informasi tentang kerja sama dengan pihak lain 48,91 65,37 21 Rencana bisnis (business plan) 78,26 92,68
TANGGUNGJAWAB SOSIAL 22 Jumlah pegawai 91,85 97,36 23 Rincian pegawai menurut pendidikan 47,28 70,52 24 Pelatihan pegawai 78,80 91,64 25 Kompensasi dan upah minimum 74,46 93,19 26 Jaminan Sosial Tenaga Kerja 60,87 90,49 27 Dana pensiun karyawan 45,65 75,63 28 Penghargaaan prestasi kerja 45,11 69,42 29 Koperasi karyawan 41,30 60,25
30 Pengendalian oolusi & lingkungan 71,74 86,56 31 Beasiswa sekolah/kuliah 50,00 82,40 32 Menvediakan fasilitas sosial 48,37 76,85 33 Mendukung program pemerintah 46,74 79,28 34 Jaminan kualitas produk 88,04 92,50 35 Sertifikasi Nasional/Internasional 71,20 86,16 Sumber Data: Wiwik Utam1, Praktik Pengungkapan Aspek Tata Kelola
Perusahaan dalam Laporan Tahunan clan Relevansinya bagi Investor, 2005, Data yang diolah
Pada gambar tabel di atas terdapat perbedaan/selisih dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Utami (2003) dan penelitian yang
dilakukan oleh Febryan (2008).
Untuk penjelasan lebih detail antara selisih penelitian keduanya
akan dijelaskan seperti di bawah ini:
13,95 (
14,5'. 14,5'. 19,6 1,7'
16,41 14,4;
5,51 23,2' 12,8• 18,73 29,6' 29,98 24,31 18,73
14,8; 32,'
28,4! 32,54
4,41 14,91
a. Struktur dan Proses GCG
Pada bagian ini terdapat 13 item pengungkapan.
Pengungkapannya meliputi struktur organisasi, masalah komisaris dan
direktur, komite audit dan penerapan GCG. Pengungkapannya tersebut
mengalami perubahan. Perubahan itu meliputi:
I) Struktur Organisasi
Pad a item ini terdapat selisih 3 7,29 dari hasil penelitian sebelumnya
sebesar 48,91 % di tahun 2003 menjadi 86,20%. Perubahan ini bila
dilihat secara kasat mata sangat be1tambah drastis tetapi dari logika
ilmiah pada tahun penelitian 2001-2002 pengungkapan amat
terbatas dan struktur organisasi menjadi identitas penting
perusahaan. Kenyataannya pada tahun pelaporan 2005-2006
sebanyak 86,20% perusahaan yang mencantumkan struktur
organisasi pada annual reportnya.
2) Komposisi pemilikan saham
Item ini mengalami kenaikan sebesar 31,95% dari basil
sebelumnya sebesar 66,30% menjadi 98,25%. Selisih nilai ini
melebihi 20% sehingga dapat dikatakan menjadi berpengaruh
perubahannya.
3) Nama dan Foto Komisaris
Pada item pengungkapan yang ketiga ini tidak terdapat selisih yang
besar yaitu sebesar 8,54%. Hasil sebelumnya senilai 86,96%
menjadi 95,50%. Tingginya nilai pengungkapan karena
pengungkapan ini sudah diwajibkan bagi perusahaan yang go
public.
4) Latar Belakang Pendidikan & Karier Komisaris
Pada item ini terdapat peningkatan sebesar 17,81 %. Nilai
pengungkapan sebesar 90,64%. Item ini begitu penting mengingat
begitu besar peran para Komisaris menentukan langkah perusahaan
ke depan. Pendidikan dan karier Komisaris menjadi salah satu
peran kesuksesan Komisaris dalam memimpin perusahaan.
5) Nama dan Poto Direksi
Nama dan foto Direksi memiliki nilai yang sama dengan nama dan
foto Komisaris, ha! ini wajar karena bila perusahaan
mencantumkan nama dan foto Komisaris mereka akan juga
mencantumkan nama dan foto Direksinya. Penjelasannya kurang
lebih sama dengan item nomor 3 (nama dan foto Komisaris).
6) Latar Belakang Pendidikan & Karier Direksi
Pada item ini mengalami kenaikan sebesar 17,81 % dari nilai
sebelumnya sebesar 72,83% menjadi 90,64%. Item ini begitu
penting mengingat begitu besar peran para Direksi menentukan
langkah perusahaan ke depan. Pendidikan dan karier Direksi
menjadi salah satu peran kesuksesan Direksi dalam memimpin
perusahaan.
7) Remunerasi Komisaris/ Direktur
Item pengungkapan ini mengalami kenaikan yang besar.
Kenaikannya sebesar 29,27% sebelumnya sebesar 69,02% menjadi
98,29%. Tingginya nilai ini karena item ini sudah diwajibkan
untuk perusahaan.
8) Latar Belakang Komisaris lndependen
Nilai pengungkapan item ini mengalami kenaikan sebesar 35,3%
dari nilai sebesar 53,26% menjadi 88,56%. Item ini menjadi
penting untuk diungkapkan karena latar belakang Komisaris
Independen menjelaskan riwayat Komisaris Independen selaku
Komisaris yang dalam posisi "netral" dalam pengambilan
keputusan perusahaan. Penerapan GCG menuntut adanya peran
Komisaris lndependen yang lebih besar dalam perusahaan.
9) Jumlah Komisaris Independen
Item ini mengalami kenaikan tetapi tidak begitu besar. Kenaikan
te1jadi dari nilai sebelumnya sebesar 72,28% menjadi 90,25% atau
sebesar 17,97%. Item pengungkapan ini mempunyai nilai yang
sama dengan nilaijumlah anggota komite audit.
I 0) Jumlah Anggota Komite Audit
Penjelasan nilai item ini tidak jauh berbeda dengan item
sebelumnya yaitu Jumlah Komisaris Independen. Penjelasan
tambahannya adalah nilai kenaikannya yang lebih besar yaitu
sebesar 25,28%. Nilai ini sama dengan item pengungkapan
sebelumnya.
11) Frekuensi Ra pat Ko mite Audit dalam setahun
Nilai kenaikan item ini mengalami kenaikan yang amat besar yaitu
sebesar 30,44% dari nilai sebelumnya 76,64%. Adanya kewajiban
untuk mengungkapkan penerapan GCG agaknya menjadi alasan
kenaikan nilai item ini.
12) Deskripsi Aktivitas Komite Audit
Deskripsi aktivitas komite audit memiliki nilai yang tidak jauh
berbeda dengan item No. 11 (frekuensi rapat komite audit setahun)
kenaikan nilainya sebesar 22,43% dari sebelumnya 51,63%
menjadi 74,06%.
13) Deskripsi tentang Penerapan Prinsip GCG
Hal terakhir dalam pengungkapan struktur dan proses GCG adalah
deskripsi tentang penerapan prinsip GCG. Item ini mengalami
kenaikan dari 45, I 0% menjadi 72,84%. Hal ini berarti te1jadi
peningkatan sebesar 27, 74%. Wajar jika item ini mengalami
kenaikan karena pad a dasarnya GCG sud ah diwaj ibkan untuk
perusahaan go public dan deskripsi tentang penerapannya menjadi
ha! yang waj ib dilakukan.
b. Aspek Strategi dan Kinerja
Pada kelompok pengungkapan ini terdiri dari strategi bisnis/
corporate strategy, deskripsi kinerja distribusi, penghargaan yang
diperoleh emiten, informasi tentang kerja sama dengan pihak lain,
rencana bisnis (business plan). Penjelasan lebih lanjutnya seperti di
bawah ini:
14) Strategi Bisnis/ Corporate Strategy
Item pengungkapan ini mengalami kenaikan sekitar 13,95% dari
nilai 75% menjadi 88,95%. Sebelunmya hanya tiga perempat
perusahaan yang melaporkan kini lebih dari 80% yang
mencantumkan item ini.
15) Deskripsi Kinerja Keuangan
Nilai dari item ini menjadi tetap, tidak mengalami penurunan atau
kenaikan. Setiap perusahaan yang go public mencantumkan
pengungkapan ini pada annual reportnya.
16) Deskripsi Kinerja Produksi/ Operasi
Item ini mengalami kenaikan dengan nilai kenaikan sebesar 1,09%.
Nilai item ini sama dengan deskripsi kinerja keuangan. Setiap
perusahaan yang go public mencantumkan pengungkapan ini pada
annual reportnya.
17) Deskripsi Kinerja Pemasaran
Kenaikan item ini sekitar 14,52% berbeda dengan pengungkapan
deskripsi kine1ja keuangan dan deskripsi kinerja produksi/ operasi.
Nilai item ini tidak mencapai 100% hanya sebesar 82,45%
perusahaan saja yang melaporkan.
18) Deskripsi Kinerja Distribusi
Melihat dari empat deskripsi kinerja yang diteliti, deskripsi kinerja
distribusi yang mengalami kenaikan yang paling besar yaitu
sebesar 19,67%. Kenaikannya dari angka 50,54% menjadi 70,21%.
Yang menandakan dari sekitar setengah perusahaan yang
mengungkapkan menjadi hampfr tiga per empat yang
mengungkapkan. Hal ini menandakan deskripsi kinerja distribusi
dianggap begitu penting dibandingkan dengan deskripsi kinerja
yang Iain.
19) Penghargaan yang diperoleh Emiten
Item ini juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 12,74% dari nilai
57,07% menjadi 69,81%.
20) Informasi tentang Kerja Sama dengan Pihak Lain
Item ini juga mengalami perubahan dari semula 48,91%
perusahaan yang mengungkapkan menjadi hanya 65,37%.
Kenaikannya sebesar 16,46%. Perusahaan mengungkapkan
informasinya tentang kerja sama dengan pihak lain walaupun tidak
banyak yang mengungkapkan hanya sekitar Iebih dari setengahnya
saja.
21) Rencana Bisnis (Business Plan)
Rencana bisnis agaknya merupakan informasi penting perusahaan
sehingga nilai yang tadinya lebih dari tiga per empat perusahaan
(78,26%) menjadi 92,68%. Kenaikannya sebesar 14,42%.
B. Tanggung Jawab Sosial
Pada kelompok ini yang meliputi informasi tentang tanggung
jawab perusahaan kepada pegawai dan lingkungannya. Hampir semua
item pengungkapan mengalami kenaikan di atas I 0% ini menandakan
kepedulian perusahaan terhadap pegawai dan lingkungannya cukup
baik.
22) Jumlah Pegawai
Kenaikan item ini sebesar 5,51% dari nilai 91,85% menjadi 97,36%
atau hampir semua perusahaan melaporkan jumlah pegawai mereka
dalam annual reportnya.
23) Rincian Pegawai Menurut Pendidikan
Hal yang sama berlaku untuk item ini nilai kenaikannya sebesar
23,24%. Sebanyak 70,52% perusahaan yang melaporkan dari
sebelumnya sebesar 47,28%.
24) Pelatihan Pegawai
Item pengungkapan ini mengalami kenaikan dari nilai sebesar
78,80% menjadi 91,64% kenaikannya sebesar 12,84%. Walaupun
kenaikannya tidak begitu besar tetapi hampir semua perusahaan
mencantumkan pengungkapan ini.
25) Kompensasi dan Upah Minimum
Item pengungkapan ini mengalami kenaikan sebesar I 8, 73% dari
nilai sebelumnya 74,46% menjadi hanya tinggal 93,19%. Hampir
seluruh perusahaan mengungkapkan item pengungkapan ini.
26) Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Sama seperti item sebelumnya item ini juga mengalami kenaikan
yang besar, lebih dari 29,62% dari nilai 60,87% me1tjadi 90,49%
agaknya perhatian terhadap pegawai masih sangat besar.
27) Dana Pensiun Karyawan
Item pengungkapan ini mengalami kenaikan yang cukup besar.
Nilai pengungkapan yang besar ini sama dengan kenaikan item
jaminan sosial tenaga ke1ja. Nilai kenaikan item ini menjadi yang
paling besar dalam kelompok ini yaitu sebesar 29,98%.
28) Penghargaan Prestasi Kerja
Pada item ini juga terjadi kenaikan yaitu sekitar 69,42%.
Kenaikannya sebesar 24,31 % dari nilai sebelumnya yaitu 45, 11 %.
Perusahaan agaknya memberikan perhatian lebih kepada
karyawannya dengan memberikan penghargaan prestasi kerja.
29) Koperasi Karyawan
Perusahaan mengungkapkan item ini sebesat 60,25% dari nilai
sebelumnya 41,30%. Item ini mengalami kenaikan sebesar
18,95%.
30) Pengendalian Polusi dan Lingkungan
Item ini menunjukkan kesadaran perusahaan dalam menjaga
lingkungannya lumayan baik dari nilai semula 71,74% menjadi
86,56% atau naik sebesar 14,82%.
31) Beasiswa Sekolah/ Kuliah
Peningkatan kualitas karyawan menjadi perhatian perusahaan.
Dilihat dari nilai yang semula 50% menjadi hanya 82,40%.
Kenaikan yang te1jadi sebesar 32,4%. Nilai ini menandakan
perusahaan memperhatikan tingkat pendidikan karyawan.
32) Menyediakan Fasilitas Sosial
Item ini mengalami kenaikan sebesar 28,48% dari nilai sebelumnya
yang bernilai 48,37% menjadi 76,85% perusahaan menyediakan
fasilitas sosial untuk masyarakat sekitar mereka.
33) Mendukung Program Pemerintah
Item ini tidak jauh berbeda dengan item lain yang mengalami
kenaikan. Kenaikannya manjadi sangat drastis yaitu sebesar
32,54% dari nilai sebelumnya 46, 74% menjadi 79,28%.
34) Jaminan Kualitas Produk
Jaminan akan kualitas produk menjadi amat penting bagi
perusahaan untuk melaporkan karena ha! ini menjadi kredibilitas
perusahaan di mata konsumen dan investor. Wajar jika nilai untuk
item ini menjadi begitu tinggi dari nilai sebelumnya sebesar
88,04% menjadi 92,5%.
35) Sertifikasi Nasional/ Internasional
Nilai item ini juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 14,96% dari
nilai sebelumnya 71,20% menjadi 86,16% perusahaan yang
melaporkan sertifikasi nasional/ internasional.
Berdasarkan uraian label di atas kita dapat melihat adanya
perbedaan yang antara hasil penelitian Utami (2003) dan penelitian yang
dilakukan oleh Febryan (2008). Dimana terlihat selama jangka waktu lima
tahun penelitian terdapat kenaikan rata-rata diatas 20% pada setiap item
pengungkapan.
1. Manajemen Laba
Manajemen laba adalah indikasi perusahaan melakukan
penyimpangan dalam laporan keuangan. Penghitungan menajemen laba
disajikan pada label di bawah ini:
Tabel 4.2. Data perhituugan Manajemen Laba
Sid. N Minimum Maximum Sum Mean Std. Error Deviation
Manlaba 85 -849,84 1197,07 1223,65 14,395882 22,745485 205,362 Valid N(listwise) 85
Tabel perhitungan di atas dapat terlihat sejumlah angka-angka yang
menggambarkan keadaan manajemen laba perusahaan. Nilai manajemen
laba terendah sekitar -898,84 dan nilai maksimumnya sebesar 1197,07
dengan nilai mean, standar error dan standar deviasinya sebesar 14,40,
22, 75 dan 205,36.
2. Asimetri Informasi
Hasil Asimetri Informasi yang didapat clari residual error dari
regresi, bid-ask clengan volume transaksi, harga saharn, depth dan variance
return saham clapat clilihat pada label di bawah ini.
Tabel 4.3 D h" ata peng 1tu11ga11 A . . I f' s1metn n ormas1 pernsa 1aan
Std. N Minimum Maximum Sum Mean Std.Deviation Error
spread 85 -114000 84000 -1297 -14,57303 17218,925 0,25541 Pr 85 32,67 59000 444633 4995,8807 11848,232 0,25541 Tr 85 0 23618500 1,90E+08 2140827,7 4874915,2 0,25541 Vr 85 -0,04478 0,06923 0,32297 0,0036289 0,0167027 0,25541 Dp 85 0 49500 275567 3096,2621 7485,9262 0,25541 Valid N 85 (listwise)
Tabel perhitungan menunjukkan nilai spread saham, harga saham
penawaran, harga penutupan, volume transaksi, dan nilai depth. Nilai-nilai
tersebut menggambarkan gerak perdagangan saham yang dilihat dari nilai
minimum, maksimum, sum, mean, std deviation, dan standar error.
C. Hasil Analisis
1. Statistik Deskriptif
Tabel berikut ini menyajikan statistik deskriptif dari variabel penelitian.
Tabel 4.4 Descnptive s tatistics
N RanQe Mean Std. Deviation Variance ln_asimetri 83 6.15 8.1416 1.44774 2.096 pengungkapan 85 104.93 45.3031 29.49279 869.825 Manlaba 85 2046.91 5.5165 187.42864 35129.494 Valid N (listwise) 83
Berdasarkan tabel di atas, maka jumlah data yang dinyatakan valid adalah
83 dari jumlah sampel sebanyak 85 perusahaan. Penjelasan untuk masing-
masing variabel adalah sebagai berikut:
a. Asimetri Informasi
Asimetri Informasi menggambarkan kondisi saham perusahaan. Nilai
rata-rata diperoleh sebesar 8,1416 dengan standar deviasi 1,44774 dan
varian 2,096. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat Asimetri Informasi
perusahaan rata-rata sebanyak 8, 1416.
b. Pengungkapan GCG
Rata-rata pengungkapan GCG perusahaan manufaktur yang go public
sebesar 45,3031 dengan standar deviasi sebesar 29,49279 dan varian
sebesar 869.825.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memperoleh nilai penduga yang
tidak bias dan efisien dari persamaan regresi dengan metode penafsiran
kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square), sehingga dalam
melaksanakan analisis data harus memenuhi asumsi klasik yaitu terbebas
dari multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi, dan data harus
terdistribusi normal.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Menurut Ghozali (2002:76) uji normalitas dapat dideteksi dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal di grafik. Adapun
dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah sebagai
berikut:
a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas
b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
Hasil uji normalitas ditunjukkan pada grafik berikut:
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: ln_asimetri
0.8
.a e 0. E o.a
"' (.) .., .$ g 0.4 c. >< w
0.2
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
Melihat grafik tersebut diatas, terlihat titik-titik menyebar di sekitar
garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.
Model regresi ini telah layak dipakai untuk memprediksi asimetri
informasi berdasarkan masukan variabel manajemen laba dan
pengungkapan GCG karena data telah terdistribusi normal dengan
demikian model regresi ini memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikoliuearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel
independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak te1jadi
korelasi diantara variabel bebas (independen). Ada atau
tidaknya multikolinearitas dapat dinilai dari nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIF). Suatu model regresi yang bebas
multikolinearitas adalah mempunyai nilai tolerance mendekati
I (satu) dan VIF berkisar diangka I hingga 8 (Singgih, 2004:06)
dalam Rosida (2007: 104). Hasil pengujian ditunjukkan pada
tabel berikut:
Unstandardized
Tabel 4.5 Coeficients (a)
Coefficienbf
Standardized Coefficients Coefficients Col!inearit Statistics
Model B Std. Error Beta t Sio. Tolerance VIF 1 (Constant) 7.490 .283 26.475 .000
pengungkapan .013 .005 .269 2.535 .013 .998 1.002 manlaba .001 .001 .086 .808 .422 .998 1.002
a. Dependent Variable: ln_asimetri
Berdasarkan label diatas dapat disimpulkan bahwa tolerance
mendekati satu dan VIF sebesar 1,002 ini berarti penelitian ini
bebas dari multikolinearitas.
b. Uji Autokolerasi
Menurut Ghozali (2002: 61), uji autokolerasi bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi
antara kesalahan penggunaan pada periode t dengan kesalahan
pada periode sebelumnya (t-1). Jika te1jadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik
adalah yang bebas dari autokorelasi. Dalam mendeteksi ada
atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin
Watson, dimana hipotesis yang diuji adalah
Ho : tidak ada auto korelasi (r = 0)
Ha : ada autokorelasi ( r i- 0)
Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokolerasi adalah
sebagai berikut:
1) Bila nilai Darwin Watson dibawah -2, berarti ada
autokorelasi positif;
2) Bila nilai Darwin Watson diantara -2 sampai +2, berarti
tidak ada autokorelasi positif;
3) Bila nilai Daiwin Watson diatas +2, berarti ada autokorelasi
negatif;
Hasil pengujian tentang ada tidaknya autokorelasi ditunjukkan
pada tabel berikut:
Model R
1 .2as•
Tabet 4.6 Model Summary
Adjusted
R Square R Square
.081 .059 a. Predictors: (Consant), n1anlaba, pengungkapan b.Dependent Variable: ln_asimetri
Std. Error of Durbin-
the Estimate Watson
141.690 1.864
Berdasarkan tabel tersebut diatas, terlihat angka Durbin-
Watson sebesar 1,864. Hal ini berarti tidak terdapat masalah
autokorelasi karena angka Durbin-Watson diantara -2 sampai
+2.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas be1tujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan
yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak te1jadi
heteroskedastisitas. Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat grafik plot, dengan dasar analisis jika tidak
ada po la yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka
0 (no!) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil
pengujian tentang ada tidaknya heterokedasitas ditunjukkan pada
grafik berikut
2-
-3-
' -2
Scatterplot
Dependent Variable: ln_asimetri
O'() 0 0 0
0 <&00 0 0 0 Oo 8 Cl 0'0
0 0
0 0 0 & 00 o0 \<to oc9
0 0 Cl 0 & 0 0 0 Cl 0 0
'll> OoCl 0 0
0 Cl 0
0 Cl 0
00 0 0 0 Clo Cl 0
0
0 0
0 0
I I I I
~ 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value
0
' 3
Melihat grafik diatas, terlihat titik-titik menyebar secara acak,
tidak membentuk suatu pola yang jelas, serta tersebar baik diatas
maupun dibawah angka 0 pada sum bu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi.
3. Model Analisis Regrcsi Linier Berganda
Mengolah data dengan menggunakan analisis regresi linier
berganda, dilakukan dengan beberapa tahapan untuk mencari pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen, dimana masing-masing
variabel diberi simbol sebagai berikut: pengungkapan GCG (X1),
Manajemen Laba (X2), dan Asimetri Informasi (Y). Hasil analisis regresi
linier berganda dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.7 Coefficients( a)
Unstandardized Standardized Model Coefficients Coefficients t
B Std. Error Beta B 1 (Constant) 7,490 ,283 26,475
pengungkapan ,013 ,005 ,269 2,535 Manlaba ,001 ,001 ,086 ,808
a Dependent Vanable: ln_as1metn
Berdasarkan basil regresi linier berganda diatas, maka diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut:
Ln Y = 7,490 + 0,013 X1 + 0,001 X2 + e
a. al= 7,490
Nilai ini merupakan konstanta yaitu estimasi Asimetri Informasi
perusahaan. Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada
variabel pengungkapan GCG dan Manajemen Laba (X1 dan X2 = 0),
maka Asimetri Informasi sebesar 7,490. Dalam arti kata Asimetri
Informasi sebesar 7,490 sebelum atau tanpa adanya variabel
Pengungkapan GCG dan Manajemen Laba (X1 dan X2 = 0) atau ceteris
paribus.
b. a2 = 0,013
Nilai parameter atau koefisien ini menunjukkan bahwa setiap variabel
pengungkapan GCG meningkat sebesar 1 %, maka Asimetri Informasi
akan meningkat 0,013 atau dengan kata lain setiap peningkatan
Sia.
Std. Error
,000
,013
,422
Asimetri Informasi akan dibutuhkan variabel Pengungkapan GCG
sebesar 0,013 dengan asumsi variabel bebas yang lain (X2 = 0) atau
ceteris paribus.
c. a3 = 0,001
Nilai parameter atau koefisien ini menunjukkan bahwa setiap variabel
manajemen laba meningkat 1 %, maka Asimetri Informasi akan
meningkat sebesar 0,001 atau dengan kata lain setiap peningkatan
Asimetri Informasi akan dibutuhkan variabel manajemen laba sebesar
0,001 dengan asumsi variabel bebas yang lain (X1 = 0) atau ceteris
paribus.
4. Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis ini mencakup uji adjusted R2, uji F dan
uji t. Masing-masing pengujian hipotesis dijelaskan satu persatu dibawah
ini.
a. Hasil Uji Adjusted R2 (Koefisien Determinasi)
Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar
kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam model
regresi linier berganda dalam menjelaskan variabilitas variabel
terikatnya. Jika Acijusted R Square adalah sebesar 1, maka fluktuasi
variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel
independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi
dependen. Nilai Acijusted R Square berkisar hampir 1, berarti semakin
kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan variabel
dependen. Sebaliknya, jika nilai Ac/justed R Square semakin mendekati
0, berarti lemah kemampuan variabel independen dapat menjelaskan
variabel dependen (Ghozali, 2002:45). Hasil perhitungan koefisien
korelasi r dan koefisien dete1minasi (R2) disajikan pada tabel berikut:
Model R
1 .285"
Tabel 4.8 Model Summary
Adjusted
R Square R Square
.081 .059 a. Predictors: (Consant), manlaba, pengungkapan b.Dependent Variable: ln_asimetri
Std. Error of Durbin-
the Estimate Watson
141.690 1.864
Melihat hasil perhitungan diatas diperoleh nilai koefisien
determinan (Adjusted R Square) sebesar 0,059 atau 5,9%. Hal ini
menunjukkan bahwa 5,9% variasi dari Asimetri Informasi bisa
dijelaskan oleh variasi dari variabel independen (Pengungkapan GCG
dan Manajemen Laba) sedangkan sisanya sebesar 94, I% (I 00%-5,9%
= 94, I%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar penelitian.
b. Hasil Uji F (Pengujian secara Simultau)
Uji F dimaksudkan untuk melihat pengaruh secara simultan
atau bersama-sama variabel Pengungkapan GCG dan Manajemen Laba
terhadap Asimetri Informasi. Pengambilan keputusan dilakukan
berdasarkan perhitungan nilai Fhitung dan Ftabel· Tabel 4.9 berikut
menggambarkan hasil uji F.
Sum of
Tabet 4.9
ANO\l'A
Model Squarei df Mean Squ; F Sig. 1 Regressio i 14.57· 2 7.28" 3.631 .OOO(a'
Residual 164.62 82 2.001 Total 179.19 84
a. Predictors: (Constant), manlaba, pengungkapan
b. Dependent Variable: ln_asimetri
Berdasarkan tabel dapat dijelaskan bahwa pengujian secara
bersama-sama antara variabel independen dan variabel dependen
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dengan nilai Fhitung
sebesar 3,630 dengan signifikan 0,000. Melihat pada Fiabeb dengan dfl
= 2 dan df2 = 82, diperoleh Ftabel sebesar 2,49. Kondisi dimana F1i;iung
lebih besar dari Fiabel dan signifikasi lebih kecil dari pada alpha (0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama semua variabel
independen diatas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Asimetri Informasi perusahaan industri manufaktur.
c. Hasil Uji t (Pcngujian sccara Parsial)
Uji t dimaksudkan untuk melihat pengaruh dari variabel bebas
secara individual (parsial) terhadap variabel terikatnya. Dalam
penelitian ini diperoleh hasil uji t sebagai berikut:
Model 1 (Constant)
pengungkapan
manlaba
Tabel 4.10 Coefficients (a)
Coefficien~
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 7.490 .283
.013 .005 .269
.001 .001 .086
Collinearit
t Si~. Tolerance 26.475 .000
2.535 .013 .998 .808 .422 .998
a. Dependent Variable: ln_asimetri
I) Pengungkapan GCG = 2,535
Variabel pengungkapan GCG dengan nilai t hitung sebesar
2,535 dengan signifikansi 0,013 pada taraf signifikasi o. = 0,05, maka
HI diterima dan Ho ditolak yang bera1ti variabel pengungkapan GCG
berpengaruh secara signifikan terhadap Asimetri Informasi.
Pengungkapan aspek GCG adalah pengungkapan dalam laporan
tahunan yang meliputi struktur dan proses GCG, kine1ja emiten serta
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sebagaimana yang
dijelaskan dalam teori stakeholder.
Hasil pengujian terhadap variabel pengungkapan GCG
menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Asimetri
Informasi. Hasil penelitian ini konsisten dengan basil penelitian Utami
(2005), namun pada penelitian Utami (2005) koefisien regresinya
negatif. Semakin tinggi tingkat pengungkapan, maka semakin besar
nilai asimetri infomasi saham perusahaan di pasar modal. Alasannya
adalah ketika itu terjadi gejolak ekonomi di Indonesia yang dimulai
dengan adanya kenaikan BBM yang fantastis, mencapai 120%.
Statistics
VIF
1.002
1.002
Kenaikan BBM ini mengakibatkan banyak investor yang menahan
pembelian dan penjualan sahamnya mengingat kondisi ekonomi
Indonesia yang kolaps dengan tingkat inflasi sebesar 17%, keadaan ini
semakin memperparah kondisi pasar modal saat itu dan memicu
Asimetri Informasi saham perusahaan. Tingkat pengungkapan yang
tinggi menjadi tidak berarti karena kondisi diluar perusahaan yang
semakin hebat mengguncang pasar modal.
2) Manajemen Laba= 0,808
Variabel manajemen laba dengan nilai t hitung 0,808 dengan
signifikan 0,422 pada taraf signifikan a= 0,05, maka Ho diterima dan
H 1 ditolak yang berarti variabel manajemen laba tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel Asimetri Infonnasi.
Manajemen Laba merupakan bentuk penyimpangan dari manajer
dalam penyampaian laporan keuangan. Hal ini terjadi melalui
pengambilan kebijakan akuntansi. Salah satunya adalah asumsi akrual.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Utami
(2005).
A. Kesimpulan
BABV
PENUTUP
Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
Pengungkapan GCG dan Manajemen Laba terhadap Asimetri Informasi
perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan basil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
sebagai berikut: Tingkat Pengungkapan GCG berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Asimetri Informasi. Manajemen laba tidak berpengaruh
terhadap Asimetri lnformasi.
B. Implikasi
I) Tingkat Pengungkapan GCG berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Asimetri Informasi perusahaan. Investor sangat menilai setiap
pengungkapan dan relevansinya terhadap kinetja perusahaan sehingga
berdampak pada harga saham perusahaan. Perusahaan yang memiliki
tingkat pengungkapan GCG yang baik akan memiliki nilai lebih dimata
investor.
2) Manajemen Laba tidak berpengaruh dan tidak memiliki nilai signifikasi
terhadap Asimetri Informasi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Baharudin, Ishar dan Satyanugraha,Heru.2004.Faktor:faktor yang mempengaruhi persepsi profesi akuntan terhadap praktek earnings management.Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol 4 No. l ha! 1-22. ,.
Boediono, Gideon SB.2005.Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur.SNA VIII.Solo:
Dechow, R.G. Sloan and A. P. Sweeney.1995.Detecting Earnings Management.The Accounting Review,Vol 70,No.2 ha! 193-225.
Djakman,Chaerul D.2003.Manajemen Laba dan Penganih Kebijakan Multi Papan Bursa Efek Jakarta. SNA VI.Surabaya:
Ghozali, Imam. 2002.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. UNDIP Semarang. Jawa Timur:
Gumanti, Tatang Ari.2001.Earnings Management dalam Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta.Jurnal Riset Akuntansi,Vol 4, No.2, ha! 165-183.
Halim, Julia dkk.2005.Pengaruh Manajemen Laba pada Tingk(lt Pengungkapan Laporan Keuangan pada Penisahaan Manufaktur yang termasuk dalam Indeks LQ 45.SNA VIII.Solo:
Hamid, Abdul. 2005. Panduan Penulisan Skripsi. FEIS UIN Press.Jakarta:
Herwidayatmo.2000.Implementasi Good Co1porate Governance untuk Perusahaan Publik Indonesia.Usahawan No.IO Tahun XXIX, Oktober 2000.
Ikatan Akuntan Indonesia.2004.Standar Akuntansi Keuangan.Salemba Empat.Jakaita:
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang.2002.Metodelogi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen.BPFE Yogyakarta.Yogyakarta:
Khomsyiah.2003.Hubungan C01porate Governance & Pengungkapan Informasi: Pengujian secara Simultan.SNA VI.Surabaya:
Kusuma, Hadri.Dampak Manajemen Laba terhadap Relevansi Informasi Akuntansi (Bukti Empiris dari Indonesia).Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 8 No.1Mei2006 ha! 1-12.
Mahmudi.2001.Manqjemen Laba (Earnings Management): Sebuah Tirifauan Etika Akuntansi.Jurnal Bisnis dan Akuntansi.
Mardiyah, Aida Ainul.2001.Pengaruh Asimetri Informasi dan Disclosure terhadap Cost ofCapital.SNA IV.Bandung:
Midiastuty, Pratana Puspa dan Mahfoedz, Mas'ud.2003.Analisis Hubungan Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. SNA VI.Surabaya:
Nurin,Yavida dan Kusuma, Indra Wijaya.2000.Penggunaan Variabel Akuntansl\ untuk Mendeteksi Earnings Management.JAM STIE YKPN. J
Rosida, Ainur. 2007.Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Deviden, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Perusahaan Mantifaktur yang terdafiar di Bursa Efek Jakarta.Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Malang:
Saiful.2002.Hubungan Manajemen Laba (Earnings Management) dengan Kinelja Operasi dan Retur Saham disekitar IPO.SNA V hal: 148-162.Semarang:
Santosa, Purbayu Budi.2005.Analisis Statistic dengan Microsoft Excel dan SPSS. Pustaka Andi.Yogyakarta:
Scott, W.R.2003.Financial Accounting Theory.Third Ed.University of Waterloo.Prentice Hall Inc.Canada:
Setiawati, Lilis.Manajemen Laba dan IPO di Bursa Efek Jakarta.SNA V ha!: 112-125 .Semarang:
Ujiyhanto, M. Arief.Asimetri Ieformasi dan Manajemen Laba Suatu Tinjauan dalam Hubungan Keagenan.artikel diakses tanggal 20 November 2007, dari http://www.google.co.id.
Utami, Wiwik.2005. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Biaya Modal Ekuitas: Studi pada Perusahaan Public Sektor Manufaktur.SNA VIII.Solo:
-----,2005 .Praktik Pengungkapan Aspek Tata Kelola Perusahaan dalam Laporan Tahunan dan Relevansinya bagi Investor.Media Rise! Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol.5 No.2 ha! 153-174.Jakarta:
-----,2006.Dampak Pengungkapan Sukarela & Manajemen Laba terhadap Informasi Asimetri.Jurnal Rise! Akuntansi Indonesia.Jakarta:
Veronica, Sylvia N.P.s dan Bachtiar, Yanizi, S.2003.Hubungan antara Manajemen Laba dengan Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan. SNA VI ha! 328-340.Surabaya:
-----,.2004.Good C01porate Governance, Information Asymmetry and Earnings Management.SNA VII.Bali:
Lampiran 1: Daftar Pernsahaan Manufaktnr yang Menjadi Sampel Penelitian
NO KODE NAMAEMITEN I ADES Ades Alfindo Putrasetia Tbk 2 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk 3 AKRA Aneka Kimia Raya Tbk 4 ALKA Alakasa Industrindo Tbk 5 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk 6 AMFG Asahimes Flat Glass Co Ltd Tbk 7 ARGO Argo Pantes Tbk 8 ASII Astra Internasional Tbk .
9 BATA Sepatu Bata Tbk 10 BAT! Bat Indonesia Tbk 11 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk 12 BRAM Branta Mulia Tbk 13 BRNA Berlina Co Ltd Tbk 14 BRPT Barito Pasific Timer Tbk 15 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 16 CTBN Citra Tubindo Tbk 17 DAVO Davomas Abadi Tbk 18 DLTA Delta Djakarta Tbk 19 DSUC Daya Sakti Un!!!rnl Corporation Tbk 20 DYNA Dynaolast Tbk 21 ERTX Eratex Djaja Limited Tbk 22 EST! Ever Shine Textile Industry Tbk 23 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk 24 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk 25 GDYR Goodyear Indonesia Tbk 26 GGRM Gudang Garam Tbk 27 GJTL Gajah Tun•rnal Tbk 28 HEXA Hexindo Adiperkasa Tbk 29 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 30 IKBI Sumi Inda Kabel Tbk (Indah Kabel Indonesia) 31 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk 32 INAI Indal Alumuninm Industry Tbk 33 INCI Intan Wijaya Chemical Tbk 34 INDR Indorama Syntetics Tbk 35 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Comoration Tbk 36 INTP Indocement Tunggal Perkasa Tbk 37 JECC JEMBO Cable Company Tbk 38 JPRS Jaya Pari Stell Tbk 39 KARW Karwel Indonesia Tbk 40 KBLI GT Kabel Indonesia Tbk (Kabel Metal Indonesia) 41 KBLM Kabelindo Murni Tbk 42 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk
Lampiran 1: Daftar Pernsahaan Ma1111faktur yang Menjadi Sampel Penelitian (laniutan)
NO KODE NAMAEMITEN 43 KLBF Kalbe Parma Tbk 44 KONI Perdana Bangun Pusaka Tbk 45 LION Lion Metal Works Tbk 46 LMPI Lan'"'eng Makmur Plastik Industry Tbk 47 LMSH Lion Mesh Prima Tbk 48 MDRN Modern Photo Film Companv Tbk 49 MERK Merck Indonesia Tbk 50 MLBI Multi Bintang: Indonesia Tbk 51 MLIA Mulia Industrindo Tbk 52 MLPL Multioolar Corporation Tbk 53 MRAT Mustika Ratu Tbk 54 MTDL Metrodata Elektronik Tbk 55 MYOR Mavora Indah Tbk 56 MYRX Hanson Industri Utama Tbk 57 MYTX AP AC Citra Centertex Tbk 58 NIPS Nipres Tbk 59 PBRX Pan Brothers Tex Tbk 60 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 61 PRAS Prima Allov Steel Universal Tbk 62 PTSP Pioneerindo Gourment Internasional Tbk 63 SHDA Sari Husada Tbk 64 SKLT Sekar Laut Tbk 65 SMAR Sinar Mas Agro Resources dan Tech Com Tbk 66 SMGR Semen Gresik Tbk 67 SMSM Selamat Semourna Tbk 68 SOBI Sorini Corooration Tbk 69 SPMA Suoarma Tbk 70 SQBI Bristol-Mvers Squibb Indonesia Tbk 71 SRSN Sarasa Nugraha Tbk 72 STTP Siantar TOP Tbk 73 SUBA Suba Indah Tbk 74 SUDI Surya Dumai Industry Tbk 75 SULI Sumalindo Lestari Java Tbk 76 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk 77 TCID Mandom Indonesia (Tancho Indonesia Tbk) 78 TKIM Pabrik Kertas 1]iwi Kimia Tbk 79 TSPC Tempo Scan oasific Tbk 80 TURI Tunas Ridean Tbk 81 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry and Trading: Company Tbk 82 UNIC Unggul Indah Cahava Tbk 83 UNTR United Tractors Tbk 84 UNVR Unilever Indonesia Tbk 85 VOKS Voksel Electric Tbk
Sumber: Indonesian Capital Market Directory
NO PENGUNGKAPAN MEAN SKOR ADES AKPI AKRA ALKA 1 Deskripsi kinerja keuangan 4.70 1 1 1 2 Deskripsi kinerja pemasaran 4.60 0 1 1 3 Deskripsi kinerja produksi 4.58 0 1 1 4 Rencana bisnis/business plan 4.53 0 0 0 5 Deskripsi distribusi 4.51 0 0 1 6 Strategi bisnis 4.45 1 1 1 7 Komposisi kepemilikan saham 4.38 0 0 1 8 Jaminan kualitas produk 4.08 1 0 1 9 Sertifikasi produk nas/internasional 4.06 0 0 1
10 Latar belakang Komisaris lndependen 3.89 1 0 1 11 Deskripsi penerapan GCG 3.87 0 1 1 12 lnformasi kerjasama bisnis 3.87 1 0 1 13 Latar belakang pendidikan direksi 3.81 1 0 1 14 Jumlah anggota komite audit 3.66 0 0 1 15 Jumlah komisaris independen 3.62 0 0 1 16 Deskripsi aktivitas komite audit 3.57 0 1 1 17 Penghargaan yang diperoleh emiten 3.57 0 0 1 18 Struktur Organisasi 3.55 0 0 0 19 Latar belakang pendidikan komisaris 3.53 1 0 1 20 Nama dan photo direksi 3.43 0 0 1 21 Frekuensi rapat komite audit 1 tahun 3.38 0 0 1 22 Nama dan photo komisaris 3.30 0 0 1 23 Jumlah pegawai 3.26j 0 0 0 24 Remunerasi 3.19 0 0 1 25 Pelatihan pegawai 3.17 0 0 0 26 Pengendalian polusi dan lingkungan 3.08 0 0 0 27 Jaminan sosial tenaga kerja 3.08 0 0 0 28 Dana pensiun kar;awan 3.08 0 0 0 29 Rincian pegawai menurut pendidikan 3.06 0 0 0 30 Mendukung program pemerintah 3.06 0 0 0 31 Kompensasi dan upah minimum 3.04 0 0 0 32 Beasiswa sekolah/kuliah 3.04 0 0 0 33 Penghargaan prestasi kerja 2.92 0 0 0 34 Menyediakan fasilitas sosial 2.83 0 0 0 35 Koperasi karyawan 2.81 0 0 0
Page I
ALM! AMFG ARGO 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 • 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
' 0 0 1 0 0 0
ASll 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0
I:'" ., 3
"" ~-= ..., t::i ~ =., ~
"" "' = "" = = ? "" ., = c;'l n c;'l
"" "' ... = jfl =., ., = 3 ., = = ;> ::;: = ...
BRPT BATI BRNA BRAM SQBI BUDI CTBN DAVO DSUC DLTA 'DYNA ERTX ETWA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 t" ., 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 = 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 'E
'"I
0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 ., = 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ..
0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 ~
0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 ., ~
" 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 = 0 1 0 0 0
., 0 D D 0 0 0 0 1 ~ 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 '=
1 0 D 1 0 1 0 " 1 1 0 1 0 1 = 1
~ 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 = = 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 ~
;:, 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 .,
'= 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 .,
= 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 !;'. 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 ('.
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 !;'. '=
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 " '"I
1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 = "' 0 0 0 0 0
., 0 0 0 0 0 0 0 0 = ., 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 .,
= 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 = 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 .,
0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 ,, 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 cm
- ::0 " 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 :z 1J
0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 enc: ~en
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 :r.: ~ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
::: ~ 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 >z 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 ~ c: 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 ::0 ;:
Page2 :;; ~ -~
.. . . ·-·· , ................ '-" ...... , , ... '-;:1'-:J°'IVI n1v1vr- MT t'(Ji. Mt:.IV\ JNKP
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 D 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 D 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 01 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
, 0 0 0 0 1 I
0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Page 3
INAI INTP INDR 1 1 1 ' 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 D 1 D 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
INCi 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 D 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 01 0
t-< "' s
'O
~· = N .. t::I a. "' =., . ~
'O §
"" s ca ~
'O
"' = C'l (") 0 'O ., .., = "' ::. ;.; "' = s "' = = ;;> ~ = ..,
INTD INTA JPRS JECC KLBF KARW KDSI LMPI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 i 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 • 0 1 0 1 1 ' 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
Page4
LMSH LION TCID MYOR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 • I 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0
MERK 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
~ = "" ::;· Si N
i:::i
~ =' ~ "" <> = "" = = "" £;"
"" "' = C':l l""'.l C':l
"" "' .... = "' "' ; "' = = "' = = >!' ~ = ....
···-· ~· - ·-·-". .......... IVll-1-11 IVIL.r L. !Vlr\r, : l'lltV I t\IM 1-'tlKA
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
1' 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
Page 5
1-'ICO KONI PTSP 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PRAS -
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
~ a "C :;· ., = N
t::i s =-~
"C g "" = = "" Er "C ., = C"l ('.l C"l
"C ('I> .. ill ., ; ., = a ., = = S' a' = ..
------. -····· ......... 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 " 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
Page 6
._.IYlr\I" >J'-'Uf VVD/"\
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 ' 0 0 0 -
VULI
1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
t" ., El "C :;· ., = !'::' l:;I
~ =., "' = "C
" Jg = = ~ "C ., = C'.l n ()
"C
~ "' ., =., ., = El ., = = S' ~ ..,
.. , ..... , VOIVll""\ C>UUI I t1M~ 1::WG TPEN TURI ULTJ 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1. 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 D 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 D 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 D 0 1 1 0 1 0 0 D 1 D 1 D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 'Q 0 0 0 0 0 0 0 0 0 D
Page 7
UNIC UNVR UNTR 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 - 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 D 0 0 0 0 1 0 1 1 0 D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
/OKS 11 1 • 1 " 11 1 1i 1 1 j 0 11 1 11 0 11 1 1 1
i 1 1' 1 11 1 11 0
1' 1 1) 1 1 1 1, 1 11 1 0.l 0 1 j 1 11 1 1; 1 ·1 I 1 1 - 1 " 1: D 1 'i 1 Di D O! 0 Ol 0 DI 0 Di 0 DI 0 01 0 01 0 DI 0 01 0
!:"' "' 9
""' ::;· "' = !':' I:'
~ ="' ~ ""' ;g "" = = §-""' "' = C'.l n C'.l
""' ~ "' "' =-"' "' = 9 "' = = ;> ::;:' = .,
1m nran 3 p h' : eng! 1tnngan Akr IM IK ua oda eria, p eniualau dan Mn.i. Laba AKRUAL MODAL MANAJEMEN
0 EMITEN KERJA PEN JU ALAN LABA 1 ADES -157.883 135.043 -0,86 2 AKPI 36.631.862 1.161.845.813 31,72 3 AKRA 266.230.145 3.970.323.262 14,91 4 ALKA 8.839.315 1.699.337.949 192,25 5 ALMI -97.999.540.795 1.969.676.821.813 -20, 10 6 AMFG -70.137.626 1.541.550.668 -21,98 7 ARGO 299.470.563 928.349.925 3,10 8 ASll 628.261 55.508.135 88,35 9 BATA 104. 762.838 428.629.637 4,09
10 BATI 9.521 509.741 53,54 11 BIMA -3.610.597.124 133.075.483.746 -36,86 12 BRAM -54.385.418 1.500.834.620 -27,60 13 BRNA -46.741.563.999 306.651.990.794 -6,56 14 BRPT 260.136.692.396 451.028.735.277 1,73 15 BUOi 17.622 1.072.908 60,88 16 CTBN -321.452 273.181.321 -849,84 17 DAVO 160.540.632.600 1.656.584.248.000 10,32 18 DLTA 47.040.626 396. 732. 902 8,43 19 DSUC -9.308.296.550 397.009.155.580 -42,65 20 DYNA -63.497.755.915 1.002.785.768.190 -15,79 21 ERTX -843.478 580.862.838 -688,65 22 ESTI -19.846.608.006 478.015.954.425 -24,09 23 ETWA 25. 102. 029. 005 396.281.887.783 15,79 24 FASW 78.949.143.693 1.693.080.667.327 21,45 25 GDYR -18.646.310 982.428.331 -52,69 26 GGRM 721.257 26.339.297 36,52 27 GJTL -236.053 5.470.730 -23, 18 28 HEXA -160.598.499.930 1.395. 735. 768.380 -8,69 29 HMSP 554.615 29.545.083 53,27 30 IKBI 21.157.948.310 1.914.344.810.073 90,48 31 IMAS -163.814.789.085 2.909.094.130.573 -17,76 32 INAI 94.355.185.881 557.582.757.699 5,91 33 INCi -3.354.882.411 116.715.011.598 -34,79 34 INDR -40.136. 073 471.671.916 -11,75 35 INKP -262.372.180 1.584.276.307 -6,04 36 INTP -685.773.865.615 6.325.329.027.717 -9,22 37 JECC 3.293.771 448. 020. 924 136,02 38 JPRS 78.802.602.603 340.210.077.953 4,32 39 KARW 20.346.307.653 273.123.348.602 13,42 40 KBLI 80.069.333.613 1.130.748.428.391 14,12 41 KBLM -8.436.506.442 285.471.994.622 -33,84 42 KDSI 30.645.823.388 173.899.967.765 5,67 43 KLBF -337.352.975.123 6.071.550.437.967 -18,00 44 KONI 232.648.157 58.719.723.472 252,40 45 LION -1.132.864.310 143.271.657.090 -126,47 erlaujut kehalaman 85
1m p1ran : cng 1tungan 3 p h' {rua o a I cna, Pemualan dan Al IM di(. M ni.Laba (lanjutan) AKRUAL MODAL MANAJEMEN
0 EMITEN KERJA PENJUALAN LABA 16 LMPI 65.652.166.969 270.682.412.211 4,12 17 LMSH 2.562.868.496 79.342.796.777 30,96 18 MORN 185.366. 723.817 1.191.495.437.553 6,43 ~9 MERK 3.331.498 487.601.198 146,36 )Q MLBI -71.069 891.001 -12,54 51 MLIA -1.665.167.578 2.464.572.582 -1,48 52 MLPL -366.393 9.100.380 -24,84 53 MRAT 14.530.517.426 226.386.523.590 15,58 54 MTDL -18.604.320.254 1.636.281.896.338 -87,95 55 MYOR 166.845.510.749 1.971.513.231.132 11,82 56 MYRX -152.382.653.453 391.856.408.220 -2,57 57 MYTX -24.634.983.230 2.216.604.854.678 -89,98 58 NIPS -2.461.554.967 260.153.168.468 -105,69 59 PBRX -44.453.310.349 1.426.609.341.813 -32,09 60 PICO 16.187.365.779 249.389.571.007 15,41 61 PRAS -39.618.790.088 746.120.875.043 -18,83 62 PTSP -17.367.683.436 142.149.419.030 -8,18 63 SHDA -61.386 1.785.224 -29,08 64 SKLT 9.486.884.165 193.927.732.153 20,44 65 SMAR 167.886.947.041 4.708.250.428.465 28,04 66 SMGR 722.984.413 8.727.857.819 12,07 67 SMSM 44.816.287.982 881.116.458.927 19,66 68 SOBI 18.737.466 806.580.272 43,05 69 SPMA 268.013.164.977 688.433.555.935 2,57 70 SQBI 312.475 243.775.614 780, 14 71 SRSN 72.980.315 269.380.370 3,69 72 STTP 26.284.260.175 555.207.734.543 21,12 73 SUBA 35.436.256.865 37.721.875.105 1,06 74 SUDI 81.436.979.272 77.585.563.242 0,95 75 SULI -73.028.063.517 703.992.374.835 -9,64 76 TBMS 54.460.972.853 3.913.278.983.156 71,85 77 TCID 56.827.884.727 951.630.228.944 16,75 78 TKIM -10.087.722 956.664.027 -94,83 79 TSPC 97.187.305.564 2. 729.223.518.328 28,08 80 TURI 14.577 3.874.394 265,79 81 ULTJ -116.388.033.259 835.229.966.049 -7,18 82 UNIC 270.046 323.263.246 1.197,07 83 UNTR -948.861 13.719.587 -14,46 84 UNVR -290.786 11.335.241 -38,98 85 VOKS 52.005.235.942 919.536.800.179 17,68
:umber : Data yang d10lah
L am Jiran 4 D : ata As1metri In ormasi s aham Pernsahaan Mannfaktnr OFFER-
NO EMIT EN CLOSE VOLUME OFFER BID BID DEPTH 1 ADES 946,67 9.333,33 970,00 933,33 1903,33 951,665 2 AKPI 490,00 0,00 500,00 0,00 500 250 3 AKRA 3.000,00 778.166,67 3.000,00 2.975,00 5975 2987,5 4 ALKA 375,00 0,00 0,00 88,33 88,33 44, 165 5 ALMI 1.026,67 2.465.000,00 1.036,67 1.023,33 2060 1030 6 AMFG 2.566,67 27.500,00 2.558,33 2.483,33 5041,66 2520,83 7 ARGO 1.300,00 0,00 0,00 0,00 0 0 8 ASll 13.650,00 16.490.500,00 13.650,00 13.600,00 27250 13625 9 BATA 15.300,00 0,00 10.133,33 9.666,67 19800 9900
10 BATI 5.600,00 0,00 6.000,00 4.700,00 10700 5350 11 BIMA 900,00 0,00 0,00 213,33 213,33 106,665 12 BRAM 2.000,00 0,00 0,00 0,00 0 0 13 BRNA 870,00 0,00 900,00 456,67 1356,67 678,335 14 BRPT 766,67 13.322.833,33 766,67 756,67 1523,34 761,67 15 BUDI 183,67 653.000,00 184,67 183,33 368 184 16 CTBN 17.000,00 0,00 0,00 0,00 0 0 17 DAVO 776,67 952.333,33 776,67 766,67 1543,34 771,67 18 DLTA 27.300,00 0,00 28.000,00 0,00 28000 14000 19 DSUC 200,00 6.833,33 133,33 136,67 270 135 20 DYNA 1.000,00 15.666,67 1.043,33 1.000,00 2043,33 1021,665 21 ERTX 140,00 0,00 0,00 32,00 32 16 22 ESTI 61,00 0,00 0,00 56,00 56 28 23 ETWA 248,33 1.317.833 33 250,00 243.33 493,33 246,665 24 FASW 1.120,00 117. 166,67 1.133,33 1.083,33 2216,66 1108,33 25 GDYR 8.350,00 1.666,67 8.533,33 8.133,33 16666,66 8333,33 26 GGRM 11.050,00 1.305.666,67 11, 166,67 11.050,00 22216,67 11108,34 27 GJTL 520,00 4.348.666,67 520,00 510,00 1030 515 28 HEXA 963,33 1.709.500,00 963,33 946,67 1910 955 29 HMSP 13. 100,00 54.000,00 13.100,00 12.916,67 26016,67 13008,34 30 IKBI 800,00 0,00 850,00 763,33 1613,33 806,665 31 IMAS 760,00 0,00 0,00 253,33 253,33 126,665 32 INAI 220,00 1.382.666,67 226,67 218,33 445 222,5 33 INCi 278,33 51.166,67 280,00 271,67 551,67 275,835 34 INDR 566,67 931.333,33 570,00 560,00 1130 565 35 INKP 873,33 9. 195.000,00 880,00 863,33 1743,33 871,665 36 INTP 5.233,33 7.584.166,67 5.266,67 5.216,67 10483,34 5241,67 37 JECC 212,00 0,00 231,67 103,33 335 167,5 38 JPRS 1.903,33 7.829.000,00 1.913,33 1.900,00 3813,33 1906,665 39 KARW 51,00 0,00 0,00 61,00 61 30,5 40 KBLI 81,00 121.833,33 82,33 80,67 163 81,5 41 KBLM 83,00 166,67 88,00 82,33 170,33 85,165 42 KDSI 213,33 1.841.666,67 221,67 21,00 242,67 121,335 43 KLBF 1.250,00 21.111.333,33 1.250,00 1.240,00 2490 1245 44 KONI 130,00 0,00 0,00 0,00 0 0
berlamut kehalaman 87
Lampiran 4: Data Asimetri Informasi Saham Perusahaau Mauufaktur (laujutau) OFFER-
NO EMIT EN CLOSE VOLUME OFFER BID . BID DEPTH 45 LION 2.000,00 0,00 2.350,00 633,33 2983,33 1491,665 46 LMPI 152,67 5.833,33 156,33 143,00 .. 299,33 149,665 47 LMSH 1.610,00 0,00 0,00 0,00 0 0 48 MERK 49.666,67 3.333,33 50.000,00 49.000,00 99000 .. 49500 49 MLBI 57.500,00 0,00 19.166,67 0,00 19166,67 9583,335 50 MLIA. 148,33 150.166,67 149,67 146,00 295,67 147,835 51 MLPL 108,67 6.432.333,33 108,67 107,67 216,34 108, 17 52 MRAT 283,33 126.166,67 290,00 281,67 571,67 285,835 53 MTDL 79,67 4.982.000,00 80,67 79,67 160,34 80,17 54 MYOR 1.400,00 243.666,67 1.400,00 1.373,33 2773,33 1386,665 55 MYRX 32,67 3.293.500,00 33,00 32,00 65 . 32,5 56 MYTX 87,67 122.000,00 90,67 87,00 177,67 . 88,835 57 NIPS 2.191,67 198.000,00 2.233,33 2.125,00 4358,33 2179,165 58 PBRX 656,67 23.618.500,00 660,00 650,00 1310 . · .. 655 59 PICO 231,67 108.500,00 231,67 201,67 433,34 • ... • 216,67
60 PRAS. 76,00 3.333,33 100,67 50 67 151,34 . 75,67 61 SMAR 3.675,00 5.500,00 3;700,00 3.633,33 7333,33 3666,665
\ 62 SMGR 39.716,67 242.500,00 39.716,67 39.633,33 79350 . "':39675 63 SMSM 310,00 0,00 355,00 280,00 635 317,5 64 SOBI 2.091,67 26.333,33 2.058,33 1.933,33 3991,66 1995,83 65 SPMA 240,00 795.166,67 243,33 238,33 481,66 . 240 83 66 SQBI 59.000,00 0,00 0,00 38.000,00 38000 ! 19000 67 SRSN 125,67 4.044.000,00 127,33 125,67 253 126,5 68 STTP 330,00 0,00 335,00 325,00 660 . .. ;:330
69 SULI 2.400,00 5.721.833,33 2.416,67 2.375,00 4791,67 2395,835 70 TBMS 4.000,00 3.500,00 2.666,67 3.033,33 5700 . 2850 71 TCID 7.700,00 11.500,00 7.833,33 7.483,33 15316,66 '7658,33 72 TKIM 1.390,00 1.037.166,67 1.393,33 1.380,00 .· 2773,33 1386,665 73 TSPC 836,67 22.752.500,00 836,67 826,67 'j 1663,34 . .•• 831,67 74 TURI 683,33 1.142.333,33 700,00
. 680,00 .. 1380 ·. ·. 690
; 75 ULTJ 400,00 141.000,00 .' 411,67 391,67 803,34 . 401,67 76 UNIC 2.833,33 2.000,00 I 2.866,67 2.7.50,00 5616,67 2808,335 77 UNTR 7.866,67 10.633.166,67 7.933,33 7.8'66,67 · 1.5800 . 7900 .
78 UNVR 5.716,67 2.816.666,67 5.750,00 22.966,67 28t~6.67 14358,34 79 VOKS 380,00 0,00 391,67 371,67 . 763,34 381,67 80 MDRN 480,00 0,00 493,33 0,00 493,33 246,665
• 81 SUDI 360,00 0,00 0,00 0,00 .. . 0 0 82 IGAR 115,33 4.942.500,00
. 116,00 .. 115,00 .·· ... 231 115,5
83 INTD 316,67 4.000,00 383,33 300,00 683,33 341,665 84 INTA . 480,00 3.300.666,67 ' 486,67 480,00 966:67 483,335 85 TEJA 2.950,00 0,00 . 0,00 0,00 . 0 0
Sumber : Data yang d10lah