PKP bab 3,4,5

25
III. PERSIAPAN PENYULUHAN A. Khalayak Sasaran Desa yang dipilih untuk melakukan penyuluahan ialah Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar. 1. Keadaan Desa Secara Umum (monografi) Lokasi yang kami pilih untuk melaksanakan praktikum Pennyuluhan Kokmunikasi Pertanian adalah Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar. a. Luas Daerah Wilayah Tabel 3.1.1. Luas Daerah Wilayah Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar Tahun 2012. No Jenis tanah Luas wilayah (ha) 1. Tanah sawah (irigasi teknis) 281,179 2. 3. Tanah kering (pekarangan ) Lain - lain (kolam dan tambak) 162,000 5,45 448,629 Sumber: Data Sekunder Dari tabel data 3.1.1 diatas dapat diketahui bahwa Desa Lalung mempunyai luas wilayah total 448,629 ha yang terdiri dari tanah sawah (irigasi tehnis) seluas 281,179 ha,

Transcript of PKP bab 3,4,5

Page 1: PKP bab 3,4,5

III. PERSIAPAN PENYULUHAN

A. Khalayak Sasaran

Desa yang dipilih untuk melakukan penyuluahan ialah Desa Lalung,

Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar.

1. Keadaan Desa Secara Umum (monografi)

Lokasi yang kami pilih untuk melaksanakan praktikum

Pennyuluhan Kokmunikasi Pertanian adalah Desa Lalung, Kecamatan

Karanganyar, Kabupaten Karanganyar.

a. Luas Daerah Wilayah

Tabel 3.1.1. Luas Daerah Wilayah Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar Tahun 2012.

No Jenis tanah Luas wilayah (ha)1. Tanah sawah (irigasi teknis) 281,1792.3.

Tanah kering (pekarangan )Lain - lain (kolam dan tambak)

162,0005,45

∑ 448,629

Sumber: Data SekunderDari tabel data 3.1.1 diatas dapat diketahui bahwa Desa Lalung

mempunyai luas wilayah total 448,629 ha yang terdiri dari tanah

sawah (irigasi tehnis) seluas 281,179 ha, tanah kering (pekarangan &

bangunan) seluas 162,000 ha dan lain-lain yang meliputi : kolam dan

tambak seluas 5,45 ha.

Tabel 3.1.2 Sarana dan Prasarana Pemerintahan di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar Tahun 2012.

No Sarana dan Prasarana Jumlah1.2.3.4.5.6.7.8.

BUUD/KUDKoperasi di luar KUDBank Unit Desa (BPR, BRI)Kios saprotanLembaga Swadaya MasyarakatJumlah hullerHand SprayerTraktor

1 buah2 buah1 buah6 buah1 buah4 buah38 buah5 buah

Sumber : Data Sekunder

Page 2: PKP bab 3,4,5

Dari data tabel 3.1.2 diatas dapat diketahui bahwa di desa

Lalung memiliki sarana dan prasarana pemerintahan berupa :

BUUD/KUD 1 buah, Koperasi diluar KUD 2 buah, Bank Unit Desa

(BPR/BRI) 1 buah, Kios Saprotan 6 buah, Lembaga Swadaya Desa 1

buah, Huller 4 buah, hand spreyer 38 buah, dan traktor 5 buah.

Tabel 3.1.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tamatan Sekolah di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar Tahun 2012.

No Penduduk Jumlah1 Tamat Akademik Perguruan Tinggi -2 Tamatan SLTA 3763456

Tamatan SLTPTamatan SDTidak TamatBelum Tamat

3975433981263

∑ 2618

Sumber : Data Sekunder

Dari data table 3.1.3 tersebut dapat diketahui bahwa penduduk

di desa Lalung mayoritas merupakan tamatan SD yaitu dengan jumlah

543 orang, tamatan SLTA sebanyak 376 orang, tamatan SLTP

sebanyak 397 orang, yang tidak tamat sebanyak 398 orang, dan yang

belum tamar adalah sebesar 1263 orang

b. Mata Pencaharian

Tabel 3.1.4 Mata Pencaharian di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar tahun 2012.

No Mata Pencaharian Jumlah1. Pemilik Lahan Penggarap 1452. Buruh tani 6753. Pemilik lahan tidak menggarap 85

∑ 905

Sumber : Data Sekunder

Dari data tabel 3.1.4 di atas dapat diketahui bahwa penduduk di

desa Lalung sebagian besar bermata pencaharian di bidang pertanian

yaitu sebagai penggarap 1206 orang, sedangkan yang lainnya sebagai

Page 3: PKP bab 3,4,5

pemilik lahan tidak menggarap 85, pemilik lahan penggarap 145, dan

buruh tani 675.

c. Jumlah Hewan Ternak

Banyak hewan ternak yang ada di desa Karangwuni dapat di lihat pada

tabel di bawah ini :

Tabel 3.1.5 Jumlah Hewan Ternak di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar Tahun 2012

No. Jenis Ternak Jumlah1. Kerbau 42. Sapi 3573.4.5.6.

KambingAyam KampungItikLain - lain

622346175111

∑ 4531

Sumber : Data Sekunder

Berdasarkan dari data tabel 3.1.5 Jumlah Hewan Ternak di

Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar tahun

2012 di atas dapat diketahui bahwa kebanyakan ternak yang di pelihara

yaitu ayam kampung sebanyak 2346 ekor. Unggas yang lain yaitu itik

sebanyak 1751 ekor sedangkan yang lain adalah sapi sebanyak 357

ekor, kerbau 4 ekor dan hewan yang dipelihara lainnya ada 11 ekor.

d. Jumlah Hasil Pertanian

Jumlah Hasil Pertanian yang di miliki oleh masyarakat di Desa

Lalung dapat dilihat di tabel di bawah ini.

Tabel 3.1.6 Jumlah Hasil Pertanian yang Dimiliki di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar Tahun 2012.

No. Jenis Hasil Pertanian Luas Lahan (Ha/Batang)

1 Padi 192,322 Cabe 13 Kacang panjang 1,75∑ 195,07

Sumber : Data Sekunder

Page 4: PKP bab 3,4,5

Berdasarkan data tabel Tabel 3.1.6 Jumlah hasil pertanian yang

dimiliki di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten

Karanganyar tahun 2012 diatas dapat diketahui bahwa jumlah hasil

pertanian di Desa Lalung adalah padi sebanyak 192,32 ha/batang, cabe

5500 batang, dan kacang panjang 1,75 ha/batang. Dengan demikian

dapat diketahui bahwa hasil utama desa Lalung adalah padi.

2. Kelompok Tani

a. Profil Kelompok Tani

Gabungan Kelompok Tani Rukun Tani (GAPOKTAN) Desa

Lalung, kecamatan Karanganyar, kabupaten Karanganyar yang perlu

dibina agar lebih aktif dari pada saat ini. Adapun kelompok tani

beranggotakan) 1194 orang di wilayah seluruh kelompok tani Rukun

Tani

b. Struktur Organisasi Kelompok Tani

Keberadaan Gabungan Kelompok Tani, Desa Lalung,

Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, pada tahun 2012

melakukan reorganisasi. Adapun kepengurusannya adalah sebagai

berikut :

Ketua : Sumarso

Sekretaris : Sutardi

Bendahara : H. Sukamto

Sie lain : ( pengurus terpilih diberi amanat memilih )

Jumlah anggota ada 271 KK dan 301 jiwa yang ada di wilayah

c. Sejarah Pembentukan

Petani merupakan subjek dalam kegiatan pertanian dalam hal

ini petani merupakan penentu kebijaksanaan dalm mengelola usaha

tani yang melibatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia.

Keefektifkan serta keaktifan dalam mengelola usaha tani merupakan

faktor penentu keberhasilan produksi pertanian. Untuk meningkatkan

keefektifan dan keaktifan dibutukkan kelompok tani untuk mewadahi

petani dalam proses peningkatannya.

Page 5: PKP bab 3,4,5

Kelompok tani yang digunakan sebagai tempat tujuan

penyuluhan adalah Gapoktan Rukun Tani. Kelompok tani ini berdiri

pada tanggal 1 September 2007. Kelompok tani ini didirikan

berdasarkan kesadaran warga desa sendiri. Pendirian kelompok tani ini

dipelopori oleh Bapak Sumarso, seorang petani padi yang dapat

dikatakan cukup sukses. Tujuan dari pendirian kelompok tani ini

adalah sebagai wadah bagi pera petani untuk menyalurkan aspirasinya

kepada pemerintah. Selain itu kelompok tani ini bertujuan untuk

memberikan pendidikan kepada petani dengan memberikan kegiatan

seperti penyuluhan atau sekolah lapang sehingga petani dapat

ditingkatkan kesejahteraannya.

d. Kegiatan Kelompok Tani

Kegiatan Gapoktan Rukun Tani memiliki semboyan yakni Tanah

Subur Petani Makmur. Kelompok tani secara aktif , inovatif berusaha

mencari informasi teknologi pertanian baru. Hal ini dimaklumi di

samping tingkat pendidikan dan penguasaan teknologi cukup, dan

pengaruh informasi sangat cepat, melalui media elektronik sehingga

penyuluh kadang agak tertinggal daripada petani jika tidak aktif

mengikuti perkembangan teknologi baru. Kegiatan yang dilakukan

kelompok diantaranya :

1). Pertemuan kelompok tani dilaksanakan awal musim dan selapanan

bila perlu. Pertemuan sering dilaksanakan pada malam hari

bersamaan pertemuan RT dan arisan.

2). Di awal musim dilakukan sekaligus membicarakan kerjasama

pengadaan bahan benih padi dengan PP kerja. Hal ini dilakukan

sejak tahun 2007 sampai sekarang. Sebagai pelaksanaan di

lapangan para pengurus kelompok tani.

3). Tanaman Padi Hibrida

Petani juga ingin mencoba tanaman padi hibrida, dalam luasan

sempit. Dari informasi yang berkembang pemasaran hasil belum

baik sehingga petani takut harga persatuan luas rendah.

Page 6: PKP bab 3,4,5

4). Pupuk Organik

Dari keinginan petani tentang pemanfaatan pupuk organik kurang,

karena harga semi organik dan harga pembelian padi hibrida masih

relatif di bawahnya sedang syarat untuk semi organik jauh lebih

rumit. Untuk itu sosialisasi tentang pemanfaatan pupuk organik

terus dilakukan, untuk memeperbaiki tanah.

5). Pemantauan pemupukan dengan dasar bagian warna daun (BWD)

Hal ini dilakukan agar penggunaan pupuk konvensional bagi petani

khususnya pupuk “N” bias di antisipasi. Hal ini kaitannya dengan

pengendalian hama terpadu (menjaga tanaman tidak sekulen)

mudah terserang hama penggerek batang padi.

6). Pengaturan Varietas

Kerjasama pengadaan bahan benih ke tempat pelaksanaan lapangan

yang di tunjuk PP kerja wilayah Bentak sudah ditentukan. Dari PP.

Kerja Varietas Way Opo Buru, IR 64, ataupun Ciherang.

7). Kajian Penggunaan Pupuk Organik dari kotoran sapi dan sisa

tumbuhan maupun pupuk alternative yang lain.

8). Kajian pengendalian hama penggerek batang padi dengan agen

serangga seperti laba-laba dan kepik merah. PHT ini dilakukan

agar petani dapat mengendalikan hama dengan ramah lingkungan,

memperhatikan lingkungan ekosistem.

9). Pembuatan Pupuk Organik dan Pestisida Botanik

Pembuatan pupuk organik Fine Compost dari kotoran hewan

dengan bahan aktif Stardek. Walaupun produksinya relatif kecil,

kurang lebih 2 ton cukup memberikan kontribusi memotivasi

petani untuk lebih meningkatkan hasil produksinya.

B. Penggalian Permasalahan dan Perumusan Tujuan

1. Penggalian permasalahan

Sebelum dilakukan penyuluhan, perlu diketahui terlebih dahulu

permasalahan apa yang ada di tempat tujuan. Penggalian permasalahan

disusun untuk memberikan arah, pedoman, dan alat pengendali pencapaian

Page 7: PKP bab 3,4,5

tujuan penyelenggara penyuluhan. Dengan demikian penyuluhan dapat

berjalan dengan tepat guna dan tepat sasaran.

Setelah permasalahan diketemukan maka dapat dibuat program

penyuluhan pertanian. Program penyuluhan pertanian merupakan rencana

tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan

pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Setelah

program terumuskan maka dapat dilakukan perencanaan dalam melakukan

penyuluhan. Perencanaan adalah suatu proses pengambilan keputusan

yang berdasarkan fakta, mengenai kegiatan-kegiatan yang harus

dilaksanakan demi tercapainya tujuan yang diharapkan atau yang

dikehendaki.

Pada langkah penggalian permasalahan di tempat tujuan praktikum

yaitu desa Lalung didapatkan permasalahan ada di desa tersebut.

Permasalahan tersebut adalah tidak adanya Pos Penyuluhan Pertanian yang

dapat digunakan sebagai tempat penyuluhan pertanian itu berlangsung.

Biasanya para petani melakukan aktifitas penyuluhan di rumah warga yang

secara bergantian setiap minggunya dari desa satu ke desa yang lain.

2. Perumusan Tujuan

Untuk menyelesaikan permasalahan yang ada maka kami

mengambil langkah usaha yaitu dengan mengadakan penyuluhan yang

berjudul ”Pembuatan Pos Penyuluhan dalam Rangka Mempermudah

Sistem Penyuluhan”. Yaitu sebuah penyuluhan yang menginformasikan

pentingnya sebuah pos penyuluhan pertanian untuk menunjang kegiatan-

kegiatan pertanian dalam sitem penyuluhan. Selain itu juga dapat

digunakan sebagai tempa Adapun tujuan penyuluhan yang dapat kami

sampaikan di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten

Karanganyar dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Mempermudah para petani untuk mengadakan pertemuan-pertemuan

mengenai pertanian.

b. Mempertemukan antara penyuluh, pelaku utama (petani) dan pelaku

usaha (stekholder).

Page 8: PKP bab 3,4,5

c. Mempermudah penyuluh untuk menyampaikan informasi baik seputar

bidang pertanian ataupun bidang yang lainnya .

d. Mempererat hubungan kekeluargaan antar warga desa tersebut

e. Menjadi tempat bertukar pikiran ataupun diskusi antar petani seputar

permasalahan yang terjadi saat bertani.

f. Mempermudah petani untuk menyalurkan masalah-masalah yang

dihadapinya saat bertani kepada penyuluh untuk dapat dicari jalan

penyelesaian masalah tersebut.

C. Metode dan Teknik Penyuluhan

1. Metode Penyuluhan

Metode penyuluhan pertanian adalah cara penyuluh mendekatkan

dirinya kepada sasaran, agar kegiatan penyuluhan menjadi lebih

efektif.

Tabel 3.3.1 Metode Penyuluhan Pertanian di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar Tahun 2012

No Teknik Penjelasan1

2

3

Individu

Kelompok

Massal

Penyampaian materi penyuluhan antar penyuluh dengan petani secara langsung (face to face).Penyampaian materi penyuluahan antar penyuluh dengan kelompok tani. Skala penyuluhan lebih besar dari teknik individuPenyampaian materi penyuluhan antar penyuluh dengan gabungan kelompok tani.

Sumber : Data Primer

Dari data tabel 3.3.1 dapat disimpulkan bahwa di Desa Lalung

menggunakan tiga metode yaitu individu, kelompok, dan massal.

Adapun metode yang dipakai dalam penyuluhan adalah massal yaitu

dalam penyampaian materi penyuluahan antar penyuluh dengan

gabungan kelompok tani. Skala penyuluhan lebih besar dari teknik

kelompok.

2. Teknik Penyuluhan

Page 9: PKP bab 3,4,5

Teknik penyuluhan merupakan langkah lanjut untuk menunjang

dari metode penyuluhan tersebut. Teknik penyuluhan bisa dikatakan

sebagai mekanisme tersampainya materi penyuluahan yang akan

diberikan kepada petani

Tabel 3.3.2 Teknik Penyuluhan Pertanian di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar Tahun 2012

Dari

Sumber: Data Primer

No Metode Penjelasan

1

2

3

Ceramah

Diskusi

Praktik

Penyuluh memberikan informasi suatu inovasi pada petani setempat.Dengan adanya kegiatan ceramah, petani bersama-sama dapat mengungkapkan pendapat/tanggapannya di dalam forum diskusi, membahas apakah suatu inovasi dapat diterapkan pada lahan pertanian mereka, dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari inovasi.Petani mempraktikkan inovasi dari penyuluh terhadap lahan mereka

Page 10: PKP bab 3,4,5

Dari data tabel 3.3.2 dapat disimpulkan bahwa teknik yang

efektif untuk awal dari penyampaian materi penyuluhan adalah dengan

cara teknik diskusi. Dengan adanya kegiatan ceramah, petani bersama-

sama dapat mengungkapkan pendapat/tanggapannya di dalam forum

diskusi, membahas apakah pos penyuluhan dapat diterapkan pada

daerah tersebut, dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan

dari inovasi tersebut.

B. Perlengkapan Penyuluhan Pertanian

1. Alat Bantu Penyuluhan Pertanian

Alat bantu penyuluhan pertanian merupakan alat yang digunakan

dalam penyuluhan sehingga kegiatan penyuluhan menjadi lebih efektif,

antara lain kurikulum, lembar-lembar persiapan penyuluhan, papan

tulis atau papan penempel, alat tulis, perlengkapan ruangan, serta

proyektor.

Tabel 3.4.1 Perlengkapan Alat Bantu Penyuluhan Pertanian di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar Tahun 2012

No Alat Bantu Keterangan1

2

3

Buku Tulis

Bolpoint

Ruangan

Tempat menuliskan materi yang diberikan penyuluhAlat untuk menuliskan materi yang diberikan penyuluhTempat berkumpulnya antara penyuluh dengan sasaran penyuluhan

Sumber : Data Primer

Dari data tabel 3.4.1 dapat disimpulkan bahwa alat yang

digunakan dalam penyuluhan cukup sederhana yaitu berupa buku tulis,

bolponit, dan ruangan. Alat bantu ini dapat membantu petani untuk

menulis materi penyuluhan yang disampaikan oleh penyuluh. Dengan

seperti itu mudah memahami apa yang disampaikan oleh penyuluh

sehingga materi yang diberikan tidak hanya dapat didengar oleh petani

namun juga dapat ditulis dan dibaca kapan saja.

Page 11: PKP bab 3,4,5

2. Alat Peraga Penyuluhan Pertanian

Alat peraga adalah alat atau benda yang dapat diamati, diraba

atau dirasakan oleh indera manusia, yang berfungsi sebagai alat untuk

memeragakan dan atau menjelaskan uraian yang disampaikan secara

lisan oleh penyuluh guna membantu proses belajar mengajar sasaran

penyuluhan agar materi penyuluhan lebih mudah diterima dan

dipahami oleh sasaran penyuluhan yang bersangkutan.

Tabel 3.4.2 Perlengkapan Alat Peraga Penyuluhan Pertanian Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar tahun 2012

No Alat Peraga Keterangan1 Poster Menunjukkan mekanisme dari materi yang

diberikan oleh penyuluhan.

Sumber : Data Primer

Dari data table 3.4.2 dapat disimpulkan bahwa alat peraga yang

digunakan saat penyuluhan adalah poster. Penggunaan poster penyuluh

dapat dengan mudah menyampaikan mekanisme dari penyuluhan yang

diberikan. Jadi petani tidak hanya dapat membayangkan

mekanismenya saja namun juga mendapatkan gambaran nyata dari

mekanisme tersebut.

Page 12: PKP bab 3,4,5

IV. PELAKSANAAN PENYULUHAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penyuluhan

Praktikum Penyuluah Komunikasi Pertanian dilaksanakan pada hari

Selasa, 3 Mei 2012 di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten

Karanganyar Jawa Tengah pukul 09.00-13.00 WIB.

B. Faktor yang Menunjang Penyuluhan

Di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar,

kegiatan penyuluhan yang diadakan disana memiliki beberapa faktor

penunjang agar penyuluhan tersebut dapat berjalanan dengan lancer, antara

lain sebagai berikut:

1. Kelompok tani terorganisir dengan baik

Organisasi kelompk tani di Desa Lalung, Kecamatan

Karanganyar, Kabupaten Boyolai sudah terorganisir dengan baik.

Sudah ada kelompok tani di setiap dusunnya. Susunan keanggotaan

juga sudah terstruktur dengan baik mulai dari ketua sampai anggota-

anggotanya.

2. Rutin diadakan pertemuan-pertemuan antar kelompok tani

Kelompok tani dari setiap dusun rutin melakukan pertemuan

sendiri-sendiri setiap minggunya. Pertemuan tersebut bertujuan untuk

menyelesaikan masalah pertanian yang terjadi di sana. Selain itu juga

membicarakan tentang keaktifan anggota dari kelompok tani tersebut.

Membicarakan tentang keberlanjutan dari inovasi yang diberikan oleh

penyuluh tidak luput diperbincangkan pada pertemuan tersebut.

Pertemuan gabungan seluruh kelompok tani di Desa Lalung,

Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar di adakan setiap 35

hari sekali yaitu pada hari Sabtu pon siang.

3. Lembaga yang bergerak dalam bidang penyuluhan sudah ada

Tidak hanya dari segi kelompok tani yang sudah terorganisir

dengan baik serta sering diadakannya pertemuan dari beberapa

kelompok tani tersebut, lembaga yang bergerak dalam bidang

24

Page 13: PKP bab 3,4,5

penyuluhan sudah ada. Lembaga yang pernah melakukan penyuluhan

di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar

antara lain kelompok tani daerah tersebut, penyuluh dari Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM), dan penyuluh dari Dinas Kecamatan

Karanganyar serta Dinas Kabupaten Karanganyar.

4. Petani dan kelompok tani yang aktif

Dasar dari keberhasilan penyuluhan adalah aktifnya petani di

daerah tersebut mengikuti dan mencari tahu tentang materi yang

diberikan oleh penyuluh. Penyuluhan pun akan berjalan dengan aktif

karena ada timbal balik antar penyuluh dengan sasaran penyuluhan.

Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya keaktifan dari petani dan

kelompok tani ini dapat mempengaruhi petani-petani yang belum

mengerti manfaat dari materi penyuluhan yang berisikan motivasi-

motivai tersebut.

C. Faktor yang Menghambat Penyuluhan

Selain ada faktor pendukung suatu penyuluhan pasti ada juga faktor

penghambat dari penyuluhan di Desa Lalung, Kecamatan Lalung,

Kabupaten Karanganyar sebagai berikut:

1. Tempat penyuluhan pertanian yang belum ada

Ini merupakan faktor penghambat yang sangat berarti di Desa

Lalung, Kecamatan Lalung, Kabupaten Karanganyar. Petani di sana

sangat menginginkan adanya pos penyuluhan tersebut agar

mempermudah sistem penyuluhan pertanian disana. Pemerintah

melalui perantara penyuluh dinas kecamatan dan kabupaten setempat

membuat rencana akan dibangun pos penyuluhan pertanian tersebut

yang menggunakan tempat bekas puskesmas Desa Lalung.

2. Tidak semua petani mengikuti penyuluhan

Tidak semua petani mengikuti penyuluhan ini menjadi salah satu

faktor penghambat jalannya penyuluhan. Sebagian petani masih belum

tergerak untuk menncari tahu tentang inovasi-inovasi pertanian yang

diberikan saat penyuluhan. Ini dikarenakan masih terpakunya sistem

Page 14: PKP bab 3,4,5

pertanian tradisional yang diturukan oleh nenek moyang terdahulu.

Dengan demikian, materi penyuluhan yang diberikan tidak dapat

diberikan kepada seluruh petani.

3. Jabatan lebih dari satu yang dipegang oleh ketua gabungan kelompok

tani.

Ketua kelompok tani di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar,

Kabupaten Karanganyar tidak hanya memegang jabatan sebagai ketua

gabungan kelompok tani namun juga akan memegang ketua dari pos

penyuluhan pertanian tersebut. Banyaknya memegang jabatan akan

memecah konsentrasi antar satu amanah jabatan dengan amanah

jabatan yang lain. Mengurangi jabatan ketua akan membuat ketua

gapoktan tersebut lebih terfokuskan akan amanah yang beliau

dapatkan.

Page 15: PKP bab 3,4,5

V. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian yang

telah dilaksanakan pada tanggal 03 Mei 2012, di Desa Lalung, Kecamatan

Karanganyar, Kabupaten Karanganyar dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pembangunan pos penyuluhan desa dapat mengefektifkan kerja seorang

penyuluh untuk menyampaikan materi penyuluhannya

2. Pos penyuluhan desa dapat menjadi pusat informasi berkaitan dengan

inovasi-inovasi yang diberikan oleh penyuluh

3. Pertemuan antar kelompok tani dapat dilaksanakan dan terpusat di pos

penyuluhan desa

4. Pos penyuluhan desa dapat diisi dengan poster-poster berisikan inovasi-

inovasi sehingga para sasaran (petani) dapat dengan mudah membacanya

sewaktu-waktu

5. Mempererat tali silahturahmi antar warga dapat terwujud dengan adanya

pembangunan pos penyuluhan desa.

B. SARAN

1. Mengefektikan fungsi dari pembangunan pos penyuluhan desa ini

2. Keanggotaan dalam mengurus pos penyuluhan desa lebih diperkuat lagi

agar pos penyuluhan desa dapat berjalanan lancar

27

Page 16: PKP bab 3,4,5

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2006. Perkembangan Pertanian Perkebunan. http://www.indra.blogspot .com . Diakses pada tanggal 11 Mei 2012 pukul 15.30 WIB

Anonimb. 2008. Dasar-dasar Penyuluhan. http://subejo.staff.ugm.ac.id. Diakses pada tanggal 8 Mei 2012 Pukul 15.30 WIB.

Adrianto, Joko. 2009. Filosofi, Defenisi dan Istilah Penyuluhan. http://JokoAdrianto_blogspot.com. Diakses pada tanggal 8 Mei 2012. Pukul 15.15 WIB.

Departemen Pertanian Indonesia. 2008. Strategi, Metode dan Teknik Penyuluhan. http://pfi3pdata.litbang.deptan.go.id.Diakses pada tanggal 8 Mei 2012. Pukul 15.00 WIB.

Kartasapoetra, A.G. 1991. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.

Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Press UNS. Surakarta.

Mardikanto, Totok dan Arif Wijianto. 2005. Metode Dan Teknik Penyuluhan Pertanian. Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Rochaeni, S, danLakollo, E.M. 2005. Faktor –faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Ekonomi Rumah Tangga Petani di Kelurahan Setugede Kota Bogor. Jurnal Agro Ekonomi. 23-2. UniversitasPatimurra, Ambon

Rohman, Moch Khayatul. 2008. Alat Peraga dalam Dunia Pertanian .http://www.rohman.tripod.com. Diakses pada tanggal 8 Mei 2012. Pukul 15.00 WIB.

Seespersad dan Henderson. 1984. Prinsip Dasar Manajemen. Jurnal Evaluasidan Monitoring. Vol 3 hal 25 – 37.

Setiana, L. 2005. Pengertian Dasar Penyuluhan Pertanian. PT Gramedia, Jakarta.

Suhardiyono, L. 1990. PenyuluhanPetunjukbagiPenyuluhPertanian.Erlangga, Jakarta.

Suradisastra, Kedi. 2006. Revitalisasi Kelembagaan untuk Mempercepat Pembangunan Sektor Pertanian dalam Otonomi Daerah. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian. Vol 1 hal 22 - 31 No. 3 September 2006.

Suradisastra, K. 2008. Strategi Pemberdayaan Kelembagaan Petani. Forum Penelitian Agro Ekonomi-Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor

Wastutiningsih, Sri Peni. 2009. Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian. www.subejo.staff.ugm.ac.id. Diakses tanggal 11 Mei 2010 pukul 19.13 WIB