Pencegahan Dan Pengobatan Bakteri

22
PENGENDALIAN MIKROBA

description

yo

Transcript of Pencegahan Dan Pengobatan Bakteri

PENGENDALIAN MIKROBA

ISTILAH

Antiseptis : Mencegah pertumbuhan atau aktivitas mikroorganisme yang dilakukan

kepada jaringan hidup

Antiseptik : Zat kimia yang dipakai untuk antiseptis

Disinfeksi : Membunuh organisme-organisme patogen (kecuali spora kuman)

yang dilakukan terhadap benda mati

Desinfektan : Zat yang dipakai untuk disinfeksi

Sterilisasi : Setiap proses (kimia atau fisik) yang membunuh semua bentuk hidup terutama mikroorganisme

-Cide : Akhiran yang menunjukkan bahwa zat yang dipakai mampu membunuh

-Statik : Akhiran untuk menunjukkan bahwa zat yang dipakai mampu mencegah pertumbuhan organisme

Pengendalian mikroba secara kimia

1. Antiseptik kimia▪ Halogen = Mengoksidasi protein shg

merusak membran dan menginaktifkan enzim

▪ Yodium = Antiseptik kulit

▪ Klorin = Standar pengolahan air minum, disinfeksi ruangan & alat nonbedah,

Halazon atau parasulfone dicholoramidobenzoic

acid (Salmonella typhi)

Alkohol = Desinfektan, merusak membran sel shg enzim

diinaktifkan, isopropil alkohol

Fenol = Germicide, merusak membran sel dengan menurunkan

teg.permukaan, heksaklorofen Peroksida = Peroksida oksigen (H2O2)

konsentrasi 0,3-6.0 % (disinfeksi) konsentrasi 6,0-25.0 % (sterilisasi)

2. Zat warnaBakteriostatik, mis : derivat akridin & zat warna rosanilin

Akriflavin = mengobati infeksi traktus urinarius

3. Deterjen Non ionik = bukan desinfektan baik Ionik (-) = bakterisid lemah Ionik (+) = bakterisid kuat

4. Logam berat Hg (HgCl2) desinfektan, mengobati luka kecil Ag(AgNO3) mencegah infeksi gonokokus As obat pertama sifilis, desinfektan Zn dalam bentuk pasta, mengobati infeksi bakteri

5. Aldehidalarutan formaldehid 20% dalam 65-70% alkohol = cairan pensteril

alat-alat (18 jam)

6. Gas Oksida etilen (ETO) sterilisasi alat optik, kateter uap formaldehid desinfektan alat-alat yang tercemar spora atau

Mycobacterium tuberculosis Beta-propiolakton

Pengendalian mikroba secara fisik

1. Pemanasan basah▪ Autoklaf

penggunaan uap air disertai tekanantekanan 1.5 atm dan suhu 121 oC (10-12 menit) steril

▪ Merebus (boiling)desinfeksi 15 menitspora masih ada

▪ Pasteurisasi 65oC (30 menit)membunuh bakteri susu (tbc, brusela, streptokokus, stafilokokus, salmonella dan shigella, dan difteri)

2. Pemanasan kering▪ Pembakaran

sterilisiasi alat ose/sengkelit

▪ Sterilisasi dengan udara panas (oven)suhu 160-180oC (1-2 jam)sterilisasi alat-alat gelas (cawan petri, pipet, tabung reaksi, labu)

3. Pendinginan (kulkas/freezer)suhu dibawah 0 derajat C, memperlambat pertumbuhan bakteri

4. Radiasisinar UV, sinar X, sinar gammadi depot air minum isi ulang yang memakai 260 nm UV

bisamembunuh bakteri

5. Penyaringan (filtrasi)mengalirkan cairan atau gas melalui suatu bahan penyaring (pori kecil) umtuk menahan baktericairan : Saringan Seitz, Berkefeld, Chamberland, fritted

glass filterudara : laminar flow bench

Pengendalian mikroba secara biologi

1. Antibiotik

adalah suatu substansi kimia yang diperoleh dan dibentuk oleh berbagai spesies mikroorganisme yangmampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya.

Antibiotik yang mempengaruhi dinding sel= penisilin, fosfomisin, sikloserin, ristosetin, vankomisin,

basitrasin

Antibiotik yang mengganggu/merusak membran sel= polimiksin, poliena

Antibiotik yang mengganggu fungsi DNA= mitosin, asam nalidiksat

Antibiotik yang menghambat sintesis protein= aktinomisin, rifampisin, streptomisin, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, klindamisin

2. Vaksinasi

adalah pencegahan penyakit dengan pemberian vaksin, bakteri yang dilemahkan, sehingga tubuh bertahan terhadap bakteri penyebab penyakit tertentu

Contoh :▪ Vaksin BCG (Bacile Calmette-Guerin) TBC▪ Vaksin DTP (Dipteria-Tetanus Pertusis) Difteri,

pertusis, & Tetanus▪ Vaksin Tifoid Tifus

RESISTENSI BAKTERI

Mekanisme

1. Mikroorganisme memproduksi enzim yang merusak daya kerja obatContoh :Stafilokokus resisten terhadap penisilin (beta laktamase)

2. Mikroorganisme mengubah permeabilitas mereka terhadap obatContoh :Streptokokus memiliki sawar alami terhadap aminoglikosida

3. Terjadinya perubahan pada tempat/lokus tertentu di dalam sel sekelompok mikroorganisme tertentu yang menjadi target dari obatContoh : bakteri tidak sensitif terhadap obat golongan

aminoglikosida yang merusak sistem ribosom sub unit 30S.

4. Terjadinya perubahan pada metabolic pathway yang menjadi target obatContoh : Bakteri yang resisten obat gol. sulfonamida, tidak perlu PABA dari luar sel, tetapi dapat menggunakan asam folat sehingga sulfonamida

yang berkompetisi dengan PABA tidak berpengaruh apa-apa pada metabolisme sel.

5. Terjadi perubahan enzimatik sehingga bakteri meskipun masih dapat hidup dengan baik tapi kurang sensitif terhadap antibiotik.Contoh : Pada bakteri resisten-trimetoprim, dihydrolic acid reductase dihambat secara tidak efisien dibandingkan pada bakteri yang sensitif terhadap trimetoprim.

Penyebab

1. Non genetik

Populasi bakteri yang tidak berada pada fase pembelahan aktif akan resisten terhadap obat

Contoh : Terjadi perubahan struktur target obat. Bakteri yang berbentuk sferoplas kehilangan dinding sel. Pada pemberian beberapa antibiotika yang merusak d.sel (penisilin, sefalosporin) tidak

mempan.

2. Genetik R. Kromosonal

Terjadi mutasi spontan pada lokus yang mengatur kerentanan terhadap obat antibiotik tertentu

Contoh : Protein P12 pada ribosom bakteri subunit 30s adalah reseptor dari antibiotika streptomisin. Mutasi pada gen yang mengontrol struktur protein P12 tsb akan menyebabkan bakteri menjadi resisten.

R. Ekstrakromosonal

Bakteri mengandung plasmid (materi genetik di luar kromosom) membawa gen untuk resistensi beberapa obat antimikroba.

Contoh : Plasmid memberikan resistensi terhadap penisilin dan sefalosporin dengan membawa gen untuk pembentukan laktamase-beta. Ditransfer melalui transduksi, transformasi, dan konjugasi.

Resistensi Silang

Bakteri yang resisten terhadap suatu obat tertentu dapat resisten pula terhadap obat yang lain yang mempunyai mekanisme kerja obat yang mirip.

Terjadi pada obat yang komposisi kimiawinya sama seperti : polimiksin B dengan kolistin, eritromisin dengan oleandomisin, dan neomisin dengan kanamisin.

Terjadi juga pada obat yang berlainan struktur kimianya seperti : eritromisin dengan linkomisin