modulSMK3AVSINYALVIDEO

download modulSMK3AVSINYALVIDEO

of 130

Transcript of modulSMK3AVSINYALVIDEO

BAB I PENDAHULUAN

A.

Deskripsi Modul Menjelaskan Dasar-Dasar Sinyal Video ini disusun untuk membantu siswa Mata Diklat kejuruan Audio Video semester 4. Isi modul ini terdiri atas teori singkat, praktek lab. elektronika, soal-soal beserta penyelesaiannya Hasil belajar yang akan dicapai setelah menguasai modul ini adalah memiliki pengetahuan penerimaan transimisi sinyal video dalam pembentukan proses sinyal gambar penerima TV baik system PAL maupun NTSC pada tabung gambar CRT yang akhirnya diharapkan terampil dalam menganalisis sinyal video .

Prasyarat Untuk mempelajari modul ini, siswa dipersyaratkan telah menguasai peralatan oskiloskop,pattern generator , dan juga amplitudo, peroide frekuensi, dan modulasi dan demodulasi. Petunjuk Penggunaan Modul 1. 2. 3. 4. Pelajari daftar isi Pelajari tiap kegiatan belajar ini dengan membaca secara berulang-ulang sehingga kamu benar-benar paham dan mengerti. Jawablah tes formatif dengan jawaban yang singkat dan jelas, kemudian cocokkanlah hasil latihanmu dengan kunci jawaban dari instruktur. Apabila jawabanmu sudah benar lanjutkanlah ke kegiatan belajar selanjutnya.

1

5. 6.

Bila terdapat penugasan, kerjakan tugas tersebut dengan baik dan jika perlu konsultasikan hasil tersebut pada instruktur. Catatlah kesulitan yang kamu dapatkan dalam modul ini untuk ditanyakan pada instruktur saat kegiatan tatap muka. Bacalah referensi lain yang berhubungan dengan materi modul agar kamu mendapatkan pengetahuan tambahan.

7.

Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan modul ini terdiri dari enam bagian, yaitu

D. Alokasi Waktu Kegiatan Belajar 1: Menjelaskan bagian-bagian sinyal video komposit dan fungsinya = 10 jam tatap muka dan 2 jam praktikum. Kegiatan Belajar 2: Menjelaskan bagian-bagian sinyal video komposit dan fungsinya = 8 jam tatap muka dan 4 jam praktikum. Kegiatan Belajar 3: Menjelaskan perbedaan sistem PAL dan NTSC = 8 jam tatap muka 4 terstruktur. Kegiatan Belajar 4: Menjelaskan sistem pembentukan gambar = 8 jam tatap muka 8 jam praktikum. Kegiatan Belajar 5: Melakukan pengujian Sinyal Video = 11 jam tatap muka 7 jam terstruktur. Kegiatan Belajar 6: Menjelaskan Prinsip tabung gambar = 6 jam tatap muka 6 jam terstruktur.

2

Kompetensi dan Indikator Setelah mempelajari modul ini diharapkan Saudara memiliki kompetensi sebagai berikut. 1. Menjelaskan hubungan jumlah piksel dan kualitas resolusi gambar yang meliputi delapan indikator berikut ini: a. Menjelaskan hubungan jumlah piksel dan kualitas resolusi gambar b. Menjelaskan bagian-bagian sinyal video komposit dan fungsinya c. Menjelaskan perbedaan Sistem PAL dan NTSC d. Menjelaskan system pembentukan gambar e. Memahami pengujian sinyal Video f. Menjelaskan prinsip kerja tabung gambar g. Mengitung bandwidth sinyal video sistem-B h. Menganalisis hubungan jumlah piksel dan kualitas resolusi gambar pada sinyal video sistem- B 2. Menjelaskan bagian-bagian sinyal video komposit dan fungsinya yang meliputi sepuluh indikator sebagai berikut. a. Menjelaskan bagian-bagian sinyal video komposit dan fungsinya b. Memahami Konstruksi sinyal video komposit c. Memahami Informasi gambar dan amplutido sinyal video d. Memahami Bentuk gelombang osiloskop e. Memahami Informasi gambar dan Amplutido sinyal Video f. Memahami Informasi gambar dan frekuensi sinyal Video

3

g. Memahami Komponen arus searah sinyal Video h. Memahami Gamma dan kontras dalam gambar Informasi warna sinyal Video i. Menganalisis jumlah maksimum pada elemen gambar j. 3. Menganalisis hubungannya dengan frekuensi dan fase gelombang TV sub pembawa warna Menjelaskan perbedaan Sistem PAL dan NTSC yang meliputi tujuh belas indikator sebagai berikut: a. Menjelaskan perbedaan Sistem PAL dan NTSC b. Menjelaskan Garis setiap kerangka c. Menjelaskan Kerangka setiap detik d. Menjelaskan Frekuensi medan, Hz e. Menjelaskan Frekuensi garis, Hz f. Menjelaskan Lebar bidang Video, MHz g. Menjelaskan Lebar saluran, MHz h. Menjelaskan Modulasi Video i. Menjelaskan Sinyal Suara j. Menjelaskan Sistem berwarna k. Menjelaskan Pembawa tambahan warna, MHz l. Menjelaskan Saklar PAL m. Menjelaskan Sinyal luminan dan sinyal perbedaan warna n. Menjelaskan Sinyal sub pembawa warna o. Menjelaskan Burs Warna p. Menjelaskan Frekuensi sub pembawa warna q. Mengitung perbedaan bandwith setiap chanel 4. Menjelaskan system pembentukan gambar yang meliputi tujuh indikator sebagai berikut:

4

a. Menjelaskan system pembentukan gambar b. Menjelaskan bentuk gelombang gigi gergaji untuk pemayaran linier c. Menjelaskan pola pemayaran yang saling terjalin d. Menjelaskan kerangka sampel dari pemayaran saling terjalin (sample frame of interlaced scanning) e. Menganalisis kerangka sampel dari pemayaran interlaced scanning f. Menjelaskan pembentukan gelombang gergaji untuk pemayaran linier g. Menjelaskan pemayaran yang saling terjalin 5. Melakukan pengujian sinyal video yang meliputi sepuluh indikator sebagai berikut: a. Menjelaskan Uji EIA b. Menjelaskan Resolusi c. Menjelaskan Strealing dan swear d. Menjelaskan Ringing e. Memahami Sinyal monoskop f. Memahami Uji kuadrat sinus g. Memahami Pengosongan interval h. Memahami VITS i. Memahami VIRS vertical 6. Menjelaskan prinsip kerja tabung gambar yang meliputi lima sebagai berikut:. a. Menjelaskan proses penguraian gambar pada kamera video b. c. d. e. Menjelaskan sistem penyusunan kembali gambar pada tabung Menjelaskan konstruksi dan bagian-bagian tabung gambar Menjelaskan prinsip kerja tabung gambar Menjelaskan mekanisme penyetelan tabung gambar gambar penerima TV indikator

5

MODUL I I. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran A. Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan / Teknik Audio Video B. Standar Kompetensi Menjelaskan Dasar-Dasar Sinyal Video C. Kompetensi Dasar Menjelaskan hubungan jumlah piksel dan kualitas resolusi gambar D. Indikator 1. Keterampilan Pengetahuan a. Menjelaskan hubungan jumlah piksel dan kualitas resolusi gambar b. Menjelaskan bagian-bagian sinyal video komposit dan fungsinya c. Menjelaskan perbedaan Sistem PAL dan NTSC d. Menjelaskan system pembentukan gambar e. Memahami pengujian sinyal Video

6

f.

Menjelaskan prinsip kerja tabung gambar

2. Keterampilan Psikomotor a. b. Mengitung bandwidth sinyal video sistem-B Menganalisis hubungan jumlah piksel dan kualitas resolusi gambar pada sinyal video sistem- B 3. Keterampilan Proses a. Mencari sumber informasi diinternet hubungan pixel dengan kualitas resolusi pada video sistem B 4. Keterampilan Afektif a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai ketentuan dan aturan yang ditetapkan. b. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2 sesuai tugas kinerja c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat E. Tujuan 1. Keterampilan Pengetahuan a. Tanpa membuka Modul Siswa dapat menjelaskan hubungan jumlah piksel dan kualitas resolusi gambar paling sedikit dapat membuat hipotesis dengan benar b. Tanpa membuka Modul Siswa dapat menjelaskan bagian-bagian sinyal video komposit dan fungsinya paling sedikit 75 persen dengan benar c. Tanpa membuka Modul Siswa dapat Menjelaskan perbedaan Sistem PAL dan NTSC Menjelaskan bagian-bagian sinyal video komposit dan fungsinya paling sedikit 75 persen dengan benar

7

d. Tanpa membuka Modul Siswa dapat Memahami pengujian sinyal Video paling sedikit 75 persen dengan benar e. Tanpa membuka Modul Siswa dapat menjelaskan system pembentukan gambar paling sedikit 75 persen dengan benar f. Tanpa membuka Modul Siswa dapat Menjelaskan prinsip kerja tabung gambar paling sedikit 75 persen dengan benar 2. Keterampilan Psikomotor a. b. Diberikan LP2 siswa dapat Mengitung bandwidth sinyal video sistem-B dengan rincian tugas keterampilan psikomotor Diberikan LP2 siswa dapat Menganalisis hubungan jumlah piksel dan kualitas resolusi gambar pada sinyal video sistem- B 3. Keterampilan Proses a. Diberikan LP2 siswa dapat membuat kesimpulan terkait sumber informasi diinternet hubungan pixel dengan kualitas resolusi pada video sistem B 4. Keterampilan Afektif a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai ketentuan dan aturan yang ditetapkan. b. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2 sesuai tugas kinerja c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat

8

II. Uraian Materi 1.1 Sistem televisi Sistem Televisi atau lengkapnya sistem penyiaran televisi, adalah juga termasuk telekomunikasi, yang bekerja dengan satu system modulasi, yaitu AM dan FM. Sinyal gambar (vision) dikirimkan dengan modulasi AM vestigial sideband, sedang sinyal suara (sound) dipancarkan dengan modulasi FM. Kedua sinyal tersebut akhirnya dipancarkan ke udara dengan bandwidth RF (radio frequency) sebesar 7 MHz (sistem-B, 625 garis) seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1 Ilustrasi di samping ini menunjukkan satu sistem antena DTV (digital TV, yang di ujung menara dengan radome berwarna putih-merah) salah satu stasiun televisi di Korea.

9

Antena TV diinstal bersama dengan antena alternatif 14 panel yang diinstal keliling menara (dengan radome berwarna putih).

Gambar 1.1 Spektrum frekuensi sinyal TV selebar 7 MHz,(sistem-B, 625 garis) Dalam hal sistem penyiaran televisi yang sampai saat ini masih dalam versi analog, kedua sinyal informasi tersebut dikirim, baik melalui media udara (offair) maupun melalui media kabel (televisi kabel). Pada sisi penerima, sinyal televisi yang dikirimkan tersebut diterima dengan pesawat penerima televisi yang mempunyai ukuran layar kaca dengan perbandingan 4:3 untuk panjang dan tingginya. Ukuran itu disebut dengan aspect ratio. Dalam perkembangan teknologinya, ukuran layar tersebut dirancang lebih lebar, yaitu 16:9 atau 5,33 : 3, yang dikenal dengan nama sistem televisi layar lebar atau high definition television (HDTV). Sistem layar lebar inilah yang merupakan system televisi abad 21 yang sebetulnya telah mulai dikembangkan sejak tahun 1980-an untuk versi analognya. Seperti halnya sistem televisi konvensional (aspect ratio 4:3) dalam perkembangannya, tidak berhasil tercipta sistem yang worldwide, maka sistem televisi layar lebar inipun dalam perkembangannya tidak terwujud satu sistem yang satu untuk seluruh dunia, melainkan terdapat tiga kubu yang masing-masing menciptakan sistemnya sendirisendiri. Lingkup tegangan sawtooth tersebut pada proses scanning ditunjukkan pada Gambar 1. Pada gambar nampak, bahwa waktu scanning aktif dinyatakan dengan TH' untuk scanning horizontal, sedang untuk scanning vertikal, perioda aktifnya dinyatakan dengan TV'. Dengan kombinasi tegangan sawtooth tersebut, maka gerak beam mengikuti garis lurus miring dari kiri ke kanan yang makin lama posisinya makin kebawah untuk menghasilkan sinyal gambar garis berikutnya. Setelah menyelesaikan satu frame penuh, maka beam kembali di sudut kiri atas untuk memulai satu frame gambar selanjutnya. Perlu diketahui disini, bahwa arah dari kiri ke kanan adalah arah yang dilihat dari sisi pengamat (observer) layar monitor, sehingga bila dilihat dari sisi cathode ray gun, maka beam melakukan scanning dari

10

arah kanan ke kiri dengan kemiringan lintasannya ke arah kiri seperti ditunjukkan pada Gambar 1.3.

Gambar 1.2 Lingkup tegangan sawtooth pada proses scanning.

Gambar 1.3 sistem scanning yang berlangsung didalam tabung pengambil gambar (picup tube) Pada sistem scanning ini terdapat dua metoda, yaitu scanning dilakukan langsung satu frame gambar dari sudut kiri atas sampai berakhir pada sudut kanan bawah. Scanning metoda ini dinamakan sebagai progressive scanning. Metoda scanning yang kedua dilakukan dengan membagi satu frame gambar ini menjadi dua field, yaitu field garis-garis ganjil (odd field) dan field garis-garis genap (even field), sehingga satu frame penuh disusun dari kedua field tersebut secara berurutan. Metoda kedua ini dinamakan interlaced scanning. Gambar 1.3 di atas, menunjukkan proses progressive scanning.

11

Gambar 1.4 Sistem scanning metoda kedua, interlaced sacnning. Pada sistem interlaced scanning, satu frame gambar dibagi menjadi dua field seperti ditunjukkan pada Gambar 1.4 , yaitu field ganjil dan field genap. Sehingga bila jumlah garis total adalah 625 garis, maka pada field ganjil maupun field genap masing-masing dilakukan scanning sebanyak 312,5 garis = 625/2. Scanning pada field ganjil diawali pada sudut kiri atas dan berakhir pada tengah-tengah batas frame yang paling bawah. Sedang untuk field genap, scanning diawali pada titik tengah batas frame yang paling atas dan berakhir pada sudut kanan bawah seperti nampak pada gambar. Pada Gambar 1.4 dicontohkan jumlah garis yang tidak 625 garis sebagai ilustrasi.Pada gambar 1.4 tidak dilukiskan jalur-jalur retrace garis (horizontal) untuk menyederhanakan gambar. Jalur retrace vertikal pada field ganjil, lurus keatas sehingga sampai ditengah- tengah batas frame yang paling atas untuk memulai proses scanning field genap. Sementara retrace vertikal pada field genap mulai dari sudut kanan bawah langsung ke sudut kiri atas frame untuk memulai proses scanning field ganjil. Kemudian sinyal gambar kedua field tersebut diurutkan secara waktu dan dipisahkan oleh perioda vertical blanking, yaitu perioda pada saat retrace vertikal. Pada saat reproduksi pada layar kaca monitor video (TV receiver), garis-garis field ganjil dan genap tersebut saling mengisi celah-celah masing-masing garis pada framenya yang disebut interlace seperti kita memadukan jari-jari kedua tangan kita satu diantara yang lain. 1.2 Menentukan pixel per-garis Telah diuraikan bahwa gambar tersusun dari garis-garis seperti diuraikan diatas. Tetapi lebih dari itu sebetulnya gambar tersebut tersusun dari elemen gambar atau biasa disebut dengan pixel (picture element) yang mempunyai ukuran tergantung dari luasan bidang gambar. Misalnya pickup tube ukuran 1 inci akan mempunyai pixel sebesar kurang lebih 0,00086 mm2, sementara layar pesawat televisi ukuran 21 inci

12

akan mempunyai pixel berukuran 0,24 mm2. Ukuran-ukuran luas tersebut diambil dengan anggapan bahwa, pixel berbentuk lingkaran dan ditentukan dari formulasi r2, dimana r adalah jari-jari pixel serta jumlah garis aktif sebanyak 575 karena diambil sebagai contoh bahasan adalah sistem-B, 625 garis. Jumlah garis sebanyak 575 tersebut, adalah yang nampak pada layar. Untuk menentukan jumlah pixel pada setiap garis aktif, nilai 575 tersebut dikalikandengan nilai aspect ratio 4/3. Hasilnya adalah 766,67 pixel. Dengan jumlah itu, Disamping ukuran pixel dinyatakan dalam ukuran luasannya, pixel (pe = picture element) juga dapat dinyatakan dalam ukuran waktu, yaitu dalam ns ( nanosekon =10-9 sekon). Nilai ini tidak berubah besarnya seperti dalam ukuran luasnya terhadap ukuran layar pickup tube maupun layar CRT (cathode ray tube) TV receiver. Ukuran dalam waktu tersebut berkisar 67,76 ns yang tertentu dari, Ukuran pe = (waktu perioda aktif garis)/(jumlah pixel per garis)= (64 12) s / 766,67 sekon= 0,0678 ns 70 ns Berkaitan erat dengan jumlah pixel/garis, terdapat satu pengertian, yaitu resolusi (resolution) yang didefinisikan sebagai kemampuan tayangan detil (detail) satu pickup device untuk satu frame gambar. Atau dengan kata lain kemampuan pickup device menunjukkan ketajaman gambar. Resolusi dinyatakan dengan satuan sejumlah garis televisi, misalnya 600 TV lines, 750 TV lines, dsb. Ternyata resolusi sebanding dengan jumlah pixel/garis. Makin tinggi jumlah pixel/garis, makin tinggi juga tingkat resolusinya. 1.3 Beberapa Sistem Garis Terdapat beberapa sistem garis yang pernah dirancang di dunia ini, tetapi beberapa darinya kemudian tidak dioperasikan lagi untuk sistem televisi negara bersangkutan yang merancangnya. Jumlah garis ternyata akan mempengarugi lebar bidang sinyal video yang dihasilkan, yaitu berbanding lurus. Makin banyak jumlah garis yang digunakan, makin lebar spektrum sinyal videonya. Beberapa sistem garis tersebut ditabulasikan pada Tabel-1. Dari sistem garis yang disebutkan dalam Tabel1, system garis 400 dan 819 yang sekarang tidak dioperasikan lagi. Sistem yang dioperasikan adalah sistem 525 garis yang disebut sebagai Sistem-M, sedang sistem 625 garis dinamakan Sistem-B. Bila sistem warnanya menggunakan PAL seperti di Indonesia, maka secara lengkap sistem televisinya adalah, Sistem PAL-B. Demikian juga karena di Perancis menggunakan sistem warna SECAM dan 625 garis, maka system di sama disebut sebagai Sistem SECAM-B.

13

Pada Tabel-1 disebutkan bahwa, modulasi vision posisf atau negatif. Maksudnya adalah polaritas sinyal video tersebut. Bila polaritas negatif, maka level puncak sinyal sinkronisasi berada pada level atau prosentasi modulasi yang rendah. Sementara pada puncak sinyal gambar, prosentasi modulasi pada nilai yang terbesar. Tabel 1.2. Representasion visual

14

1.4 Bandwidth Sinyal Video Bandwidth spektrum sinyal video dapat ditentukan dari frekuensi horizontal ( = fH ) dan frekuensi frame ( = fV ) sistem garis yang dioperasikan, yang umumnya bekerja dengan sistem interlaced scanning. Nilai bandwidth tersebut tertentu dari hubungan, Bv = fH x fV ................................................................ (1-1) Sehingga untuk Sistem-B, yaitu dengan, fH = 15.625 Hz, fV = 50 Hz, interlaced scanning, maka bandwidth sinyal video yang dihasilkan adalah, 5 MHz. Tetapi nilai bandwidth tersebut dapat juga dihitung secara pendekatan dari ukuran pixel layar pickup tube yang bersangkutan. Data yang diperlukan juga spesifikasi sistem garis yang digunakan dan ukuran aspect ratio yang dioperasikan, yaitu: a. Jumlah garis scanning b. Jumlah garis aktif c. Format scanning d. Aspect ratio Perhitungan pertama adalah, menentukan ukuran pixel dalam satuan waktu ( = TPE ). Kemudian, akibat dari variasi sinyal yang terjadi, maka frekuensi sinyal akan mencapai nilai yang paling tinggi bila terjadi perubahan dari sinyal hitam (level paling rendah) ke sinyal putih (level paling tinggi) atau sebaliknya. Pada saat itu perioda sinyal nilainya mencapai: TP = 2 TPE .................................................................................. (1-2) Dan kemudian, frekuensi sinyal video yang paling tinggi adalah, 1 fmax = .................................................................................... (1-3) TP Karena ukuran diameter beam yang melakukan scanning tidak sebesar ukuran pixel ( > pixel ), maka terjadilah penurunan resolusi vertikal dibandingkan hasil perhitungan di atas. Penurunan itu ditunjukkan oleh satu faktor, yaitu factor Kell yang besarnya sekitar , sehingga bandwidth yang sebenarnya adalah, 1 B=x ... (1-4) Tp Misalnya untuk sistem-B, maka jumlah pixel total pada layar adalah, 766,67 x 575 440.833 pixel ( = pe) Pixel total tersebut dikirimkan dalam waktu, = waktu 1 garis aktif x jumlah garis aktif = (64 12) s x 575 = 29.900 s 15

Jadi waktu 1 pe ( = per TPE), = waktu total / jumlah total pe = 29.900 / 440.833= 0,067826138 s Sesuai rumus (1-1), (1-2), dan (1-3), maka bandwidth sinyal video sistem-B sebesar, 1 B=x = 4,9145 MHz 5 MHz TP Film yaitu : 1.Media visual film bioskop/cinema yang mempunyai aspect ratio V/H = 1:2, 2.Mata manusia peka melihat bidang horisontal dibanding vertical 3.Kelemahan-kelemahan Mata Manusia Mata manusia tidak dapat mengikuti perubahan sumber gambar dengan kecepatan cukup tinggi 4.Mata manusia tidak dapat mengikuti perubahan gambar dengan pergantian gambar lebih dari 16 gambar per detik 1.5 Resolusi Gambar Adalah suatu ukuran suatu elemen gambar terkecil yang dapat dibedakan atau kemampuan mata untuk dapat membedakan dua buah titik hitam dan putih yang berdampingan baik secara vertikal maupun horisontal. Dari gambar diberikan suatu contoh hasil satu garis scanning oleh electron gambar pagar, dimana pada setiap pergantian gambar hitam putih akan membentuk sinyal segi empat (sinyal gelombang segi empat atau square wave) dalam sinyal gambar yang harus dipancarkan seperti berikut: 1. Maka elemen horisontal terdapat titik-titik elemen gambar = 4/3 x 625 garis atau 833 elemen gambar. 2. Dalam satu frame layar tv terdapat jumlah titik elemen gambar sebanyak = jumlah titik elemen gambar arah vertikal x jumlah titik elemen gambar arah horizontal = 625x(4/3x625) = 520.625 titik elemen gambar

Gambar 1.5 pixel yang menunjukan sinyal luminansi warna putih dan hitam dalam suatu scanning interlace berbentuk persegi

16

1.6 Frekuensi maksimum dari suatu sistem pengiriman gambar TV Frekuensi maksimum dari suatu sistem pengiriman gambar TV: a. Jumlah titik elemen gambar berjumlah 833 titik hitam dan putih. b. Gambar yang paling halus dilihat kearah horisontal adalah 416 garis vertikal putih dan 416 gris vertikal hitam/selang-seling c. Setiap satu garis vertikal putih dan satu garis scanning akan terdapat 416,5 periode, karena satu detik terdapat 25 frame, sedang satu frame diperlukan 625 garis. d. Maka dalam 1s terdapat:(25x625)x416,5=6.507.812,5 periode frekuensi Untuk gambar televisi yang berupa 416,5 garis hitam putih berselang-seling dengan arah vertikal mempunyai frekuensi gambar 6.507.812,5 Hertz atau 6,5 MHz (gambar TV paling halus) dan jarang digunakan . Maka untuk pemancaran siaran TV biasa, frekuensi gambar yang dipancarkan dibatasi hingga 5 MHZ.Padansetiap langkah balik (horisontal/vertikal) berkas elektron tidak boleh membekas di layar shg hrs dilakukan pemadaman (blanking) 1.7 Teknologi pertelevisian Teknologi terdiri dari system: a.) NTSC (National Television System Committee) a. 525 baris, 60 Hz refresh rate. b. Digunakan di Amerika, Korea, Jepang, dan Canada. c. Frame rate 30 fps d. Menggunakan format YIQ b.) PAL (Phase Alternating Line) a. 625 baris, 50 Hz refresh rate b. Digunakan di sebagian besar Eropa Barat. c. Frame rate25 fps d. Menggunakan format YUV 1.8 Teknologi grafis Teknologi grafis terdiri : a. CGA (Color Graphics Array): Menampung 4 colors dengan resolusi 320 pixels x 200 pixels. b. EGA (Enhanced Graphics Array) a) Menampung 16 colors dengan resolusi 640 pixels x 350 pixels. c. VGA (Video Graphics Array) a) Menampung 256 colors dengan resolusi 640 pixels x 480 pixels. d. XGA (Extended Graphics Array) a) Menampung 65000 colors dengan resolusi 640 x 480 b) Menampung 256 colors dengan resolusi 1024 x 768

17

e. SVGA (Super VGA) a) Menampung 16 juta warna dengan resolusi 1024 x 768 1.9 Resolusi Megapixel Resolusi Megapixel terdiri dari: a. 1,3 Megapixels (1280 x 1024) b. 2.0 Megapixels (1600 x 1200) c. 5,0 Megapixels (2560 x 1920) d. 11 Megapixels (4008 x 2672) e. 16 Megapixels (4872 x 3248) Nama (siswa): __________________________ (____) Kelas: _______ Tgl: ____

LP1 : Kinerja Keterampilan Pengetahuan Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Jelaskan pengertian berikut ini: a.) Pixel b.) Aspek ratio c.) Resolusi d.) Frekuensi field e.) Frekuensi garis f.) Frekuensi frame 2. Pada system PALUntuk menentukan jumlah pixel pada setiap garis aktif, nilai 575 yang Nampak pada layar dikalikan dengan nilai aspect ratio 4/3. Hasilnya adalah 766,67 pixel. Dengan jumlah itu, maka tentukan a. Jumlah pixel untuk satu frame gambar b. Ukuran pe dan TPE c. Waktu 1 pe d. Bandwith video negara manakah manakah yang dipakai 3. Berapakah jumlah pixel pada suatu layar 17 inci? 4. Setiap satu garis vertikal putih dan satu garis scanning akan terdapat 416,5 periode, karena satu detik terdapat 25 frame, sedang satu frame diperlukan 625 garis.Maka dalam satu detik terdapat? 5. Jelaskan bagian-bagian sinyal video komposit dan fungsinya 6. Jelaskan perbedaan Sistem PAL dan NTSC ditinjau dari pembentukan frame , system garis ,pixel, field,frame,interlaced,horizontal resolution,garis aktif

18

7. Jelaskan system pembentukan gambar berikut ini 8. Pada pengujian sinyal video sinyal modulasi apakah yang di transimisikan ke penerima TV ? 9. Jelaskan prinsip kerja tabung gambar ? 10. Pada penerima TV terdapat resolusi 1024 x 678 dengan 32 bit berapakah jumlah warna?

2. Petunjuk : a. Beri siswa LP2.

Keterampilan psikomotor

b. Tugas untuk siswa : Carilah sumber informasi bandwith system B di internet terkait dengan jumlah pixel untuk 1 frame, ukuran pixel, bandwith ? c. Penilaian (100) Kinerja Menghitung, Menganalisis, dan Mengukur Resolusi gambar Rincian Tugas Kinerja (Skor Maksimum) Penilaian Siswa Dapat Tidak Penilaian Guru Mengacu Skor Maksimum

19

1. memperoleh data informasi dari internet bandwith system B di internet terkait dengan jumlah pixel untuk 1 frame, ukuran pixel, bandwith (20) 2. Menghitung sesuai rumusan pe:Vx4/3XH(garis aktif) (20) 3. menganalisis resolusi gambar (20) 4. Mengukur resolusi gambar(20)

3. Keterampilan proses 20

Petunjuk : a. Beri siswa LP2. b. Tugas untuk siswa : Tentukan hipotesis dari permasalahan bagaimanakah hubungan pixel dengan resolusi? c. Penilaian (100)

Nama (Kelompok): ______________________ (____) Kelas: _______ Tgl: _______

21

LP2 : Kinerja Menghitung, Menganalisis, dan Mengukur Resolusi gambar Soal ! Diskusikanlah dan rumuskan jawaban dengan hasil laporan makalah kelompok1. Carilah sumber informasi bandwith system B di internet terkait dengan

jumlah pixel untuk 1 frame, ukuran pixel, bandwith. 2. Tentukan hipotesis dari permasalahan bagaimanakah hubungan pixel dengan resolusi?3. Buatlah analisis data hasil perhitungan dengan data di Internet/ sumber buku

lainnya?4. Kesimpulan apakah yang bisa di generalisasikan?

Format Penilaian Keterampilan Proses tentang resolusi gambar. 22

No.

Rincian tugas kinerja (Skor Maksimum)kinerja

Penilaian Siswa Dapat Tidak

Penilaian GuruSiswa Mengacu skor Maksimum

1. 2.

Merumuskan hipotesis (20) Merencanakan hipotesis (40) a. Mengidentihikasi variabel manipulasi (5) b. Mengidentifikasi variabel respon (5) c. Mengidentifikasi variabel control (5) d.Merumuskan e.Merumuskan respon (10) f. Membuat tabel data (5) definisi definisi operasional operasional variabel variabel manipulasi (10) komponen untuk menguji

3.

Melaksanakan eksperimen a. Melaksanakan eksperimen sesuai rencana(20) b. Mengisikan data yang diperoleh ke tabel data (10)

4.

Menarik kesimpulan berdasarkan data (10)

LP3 : Kinerja Keterampilan afektif Petunjuk : Keterampilan afektif

23

1. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai ketentuan dan aturan yang ditetapkan. 2. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas sesuai tugas kinerja 3. Siswa diberi nilai untuk tiap rincian tugas LP1,LP2,LP3 kinerja dengan mengacu pada skor maksimum tiap RTK. 4 Berikan format LP3 ini kepada siswa sebelum hari penilaian agar siswa dapat menilai dirinya sendiri Format Penilaian Keterampilan afektif tentang resolusi gambar No. Rincian tugas kinerja (Skor Maksimum)kinerja Dapat 1. a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai aturan yang ditetapkan. (30) 2. 3 b. siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2 sesuai tugas kinerja (30) c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan ko-munikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat (40) ketentuan dan Tidak Penilaian Siswa Penilaian Guru Siswa Mengacu skor Maksimum

Siswa yang Dinilai LP3 : Kinerja Keterampilan afektif Guru yang menilai Petunjuk :Keterampilan afektif ( 1. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai ketentuan ) ( ) dan aturan yang ditetapkan. 24

2. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas sesuai tugas kinerja 3. Siswa diberi nilai untuk tiap rincian tugas LP1,LP2,LP3 kinerja dengan mengacu pada skor maksimum tiap RTK. 4 Berikan format LP3 ini kepada siswa sebelum hari penilaian agar siswa dapat menilai dirinya sendiri Format Penilaian Keterampilan afektif tentang resolusi gambar No. Rincian tugas kinerja (Skor Maksimum)kinerja Dapat 1. a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai 2. 3 ketentuan dan aturan yang ditetapkan. (30) b. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2 sesuai tugas kinerja (30) c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat (40) Tidak Penilaian Siswa Penilaian Guru Siswa Mengacu skor Maksimum

Siswa yang Dinilai MODUL II ( )

Guru yang menilai

(

)

I. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran

25

A. Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan / Teknik Audio Video B. Standar Kompetensi Menjelaskan Dasar-Dasar Sinyal Video C. Kompetensi Dasar Menjelaskan bagian-bagian sinyal video komposit dan fungsinya D. Indikator 1. Keterampilan Pengetahuan a. Menjelaskan bagian-bagian sinyal video komposit dan fungsinya b. Memahami Konstruksi sinyal video komposit c. Memahami Informasi gambar dan amplutido sinyal video d. Memahami Bentuk gelombang osiloskop e. g. Memahami Informasi gambar dan Amplutido sinyal Video f. Memahami Informasi gambar dan frekuensi sinyal Video Memahami Komponen arus searah sinyal Video h.Memahami Gamma dan kontras dalam gambar Informasi warna sinyal Video i. Menganalisis jumlah maksimum pada elemen gambar 2. Keterampilan Psikomotor a. Mencari informasi sinyal burs di internet terkait hubungannya dengan frekuensi dan fase gelombang TV sub pembawa warna

3. Keterampilan afektif a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai dan aturan yang ditetapkan. b. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2,LP3 sesuai tugas kinerja ketentuan

26

c.

Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat

E. Tujuan Pembelajaran 1. Keterampilan Pengetahuan a. Tanpa membuka modul Siswa dapat Menjelaskan bagian-bagian sinyal video komposit dan fungsinya sesuai dengan yang tertulis dimodul. b. Tanpa Membuka Modul Memahami Konstruksi sinyal video komposit c. Tanpa Membuka Modul Memahami Informasi gambar dan amplutido sinyal video d. Tanpa Membuka Modul Memahami Bentuk gelombang osiloskop e. Tanpa Membuka Modul Memahami Informasi gambar dan Amplutido sinyal Video f. Tanpa Membuka Modul Memahami Informasi gambar dan frekuensi sinyal Video g. Tanpa Membuka Modul Memahami Komponen arus searah sinyal Video h. Tanpa Membuka Modul Memahami Gamma dan kontras dalam gambar Informasi warna dalam sinyal Video i. Dengan membuka modul siswa dapat menganalisis jumlah maksimum pada elemen gambar paling sedikit 75 persen benar

2. Keterampilan psikomotor a. Diberikan LP2 siswa mencari informasi sinyal burs di internet terkait hubungannya dengan frekuensi dan fase gelombang TV sub pembawa warna paling sedikit hipotesis benar

27

3. Keterampilan afektif a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai dan aturan yang ditetapkan. b. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2,LP3 sesuai tugas kinerja c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat ketentuan

II. Uraian Materi 2.1 Sinyal Video Komposit Gambar yang dilihat pada televisi warna sebenarnya dibentuk oleh tiga berkas elektron, warna merah, hijau dan biru dan gambar dibangkitkan dengan membaca sepintas berkas elektron yang bergerak secara horisontal dan vertikal

28

pada layar. Sebagaimana berkas dibaca sepintas, arus diubah untuk membuat daerah terang dan gelap pada permukaan tabung gambar yang berbentuk sebagaimana yang tampak. Pertama apakah sinyal warna? sinyal warna disusun dari sinyal video composite hitam putih. Sinyal video monokrom sebenarnya merupakan kombinasi dari dua komponen sinyal yang diperlukan untuk membentuk gambar hitam putih lengkap. Dua komponen sinyal dibaca pengendali informasi yang dinamakan pulsa sinkronisasi atau disingkat syn, dan intensitas informasi gambar hitam putih dinamakan sinyal luminansi. Gelombang Video komposit mengandung semua informasi yang dibutuhkan untuk melengkapi gambar CRT, garis ke garis dan field ke field . sinyal yang telah dipakai dalam gambar tabung kemudian di pancarkan kembali kegambar yaitu proses scaning raster . video komposit terdiri dari sinyal luminan (sinyal hitam / putih) , sinyal sub pembawa warana (sinyal informasi) , burs sinkronisasi ,blanking dan sinyal sinkronisasi yang dibutuhkan untuk mereproduksi proses sinkronisasi. Dalam pembuatan sebuah gambar di CRT , raster mengulas nya dua kali sehingga diperoleh 262 garis pada bagian interlace field . total 525 garis per frame untuk gambar penuh. Tidak semua 525 garis memuat gambar information , bagaimanapun, beberapa garis horizontal untuk video diantara bagian atas dan bawah dalam layar adalah blanked out, dan beberapa yang dipakai dalam vertical menggarisi kembali (retrace). Dua aspek penting untuk sinyal video komposit yaitu polar dan amplitude. Sinyal video memiliki dua polaritas: 1. Polaritas sinkronisasi positif, dengan sinyal sync atas, seperti gambar 2.1.a 2. Polaritas sinkronisasi negative, dengan sinyal sync bawah, seperti gambar2.1.b sinyal dalam gambar 2.1.a dan 2.2.b diantaranya memuat beberapa informasi gambar. Hanya terdapat perbedaan polaritas. Polaritas sinkronisasi negatif yang merupakan standart input atau output sinyal video untuk berbagai peralatan kamera,TV video control dan port video dalam monitor dan VCRs. Untuk polaritas lainnya, bagian putih untuk sinyal video opposite dalam sinyal sync. Bagian hitam sinyal video adalah penutup blanking dan tip sync tiap level, yang benar benar paling hitam bukan warna hitam. Standart input/output amplitude untuk peralatan sinyal video menyebutkan 1 VPP kedalam 75 ohms. Peralatan untuk sinyal video komposit pada inputan yang berbeda CRTs, bagaimanpun beraneka ragam untuk 30 ke 150 VPP atau lebih untuk tabung besar. Dalam relasi kurun waktu, sinyal video composite biasa dibagi kedalam dibagi kedalam 2 perbedaan per bagian yaitu interval horizontal dan interval vertical. 2.1.1 Horizontal interval

29

Sinyal video komposit, pada rate horizontal digambar 2.2 terdiri rangkaian kompleks yang membentuk gelombang dengan menggambarkan 1 garis gambar dalam waktu 63,5detik (15,750 Hz). Di sebelah kiri level tinggi adalah sinyal horizontal blanking dengan cut off beam pada tabung gambar selama periode retrace horizontal. Setelah satu garis ditampilkan video, CRT melakukan scan beam yang tak kelihatan saat kembali ke sebelah kiri CRT. Sinyal horizontal blanking alas nya ialah 75% level yang akurat, terbentuk hitam untuk video level hitam. Menumpu diatas alasnya sebuah sinyal sync horizontal. Ayunan oscillator horizontal direset ditepi sinyal sync. Sinyal Vpeak to peak untuk sinyal sync horizontal memiliki 25% total bentuk gelombang back porch (kembali keasal) untuk blanking alasnya menyediakan waktu blanked beam kembali ke sebelah kiri pada layar. amplutido sinyal video system NTSC dalam bentuk gelombang osiloskop

Gambar . 2.1 a.) 2 garis horizontal untuk video composite dengan sync positif . b.) sama dengan sinyal video a.), tapi memiliki polaritas sync negative.Polaritas sinkronisasi negatif untuk mendapatkan pembeda warna (EG-EY)

30

Gambar . 2.2 secara detail untuk 1 horisontal baik dan sync (positive sync). Selama transimisi warna yaitu 3,58 MHz warna gelombang sinus sync sinyal burst adalah penambahan ke back porch (kembali keasal) pada frekuensi dan fase kunci warna informasi gambar. Amplitude nampak lebih sedikit dibandingkan sinyal sinkronisasi. penempatan bagaimanapun antara sync horizontal dan warna burst harus diperoleh 25% bentuk amplitude gelombang. interval mengikuti horizontal blanking alas dalam satu garis video. Area video mengandung frekuensi tinggi dengan variasi amplitude, yang memberikan level relatif hitam ke putih, pada penglihatan terbentuk gambar. Video terus menerus mengubah level tegangan sedikit sinyal yang telah ditransmisikan akurat dengan obyek alami (sebagai pattern batang) .level variabel video untuk warna hitam ke putih baru nampak seperti gambar 2.2. Putih pada level 12,5% sisanya untuk hitam dengan level blanking 75%. Beberapa tegangan antara 2 points akan membentuk kelabu, pada tingkat level tegangan. Blanking dan sinyal sync berulang ulang , namun video selalu mengubah menurut gambar yang discan. Untuk warna televisi, video komposit sekitar 3,58 MHz sinyal chrominance. Sebagai perbandingan , gambar 2.3 menampakkan sinkronisasi video negative sinyal dengan dan tanpa warna. Level relatifnya pada gambar 2.3a menampakkan relative brightness, atau luminance, nilai untuk informasi mochrome. Pada gambar 2.3b. 3,58 MHz chrominance sinyal ditambah ke sinyal video untuk informasi warna. Warna yang specific dalam sinyal warna adalah tidak jelas karena sudut phase relative tidak ditampakkan. 31

Poin terpenting disini berbeda diantara monochrome dan warna televisi sekitar 3,58 MHz chominance sinyal. Tecatat bahwa level luminansi dalam gambar 2.3a adalah pada level sama rata untuk sinyal yang bervariasi pada gambar 2.3b. ini mengartikan bahwa tanpa sinyal informasi warna, warna batang dalam gambar 2.3b akan digandakan dalam monochrome sebagai putih,kelabu, dan hitam bars seperti gambar 2.3a.

Gambar . 2.3 sinyal video dengan dan tanpa warna. a.) sinyal monokrom sendiri, dengan putih,kelabu dan hitam gambar informasi . b.) beberapa sinyal campuran dengan 3,58 MHz krominansi sinyal pada warna informasi. 2.2 Sinyal Pengetesan 2.2.1 Komponen Sinkronisasi Penyesuaian ulasan pengirim dan penerima disebut sinkronisasi .pada sinkronisasi burs dari sinyal video komposit TV berwarna yang dating dari penguat dari penguat band-pass, dengan patokan 4,43 MHz agar terjadi sinkronisasi frekuensi dan switch modulator. Pada televisi hitam putih hanya memiliki satu senapan electron (elektron gun). Berkas electron tunggal dibaca sepintas oleh tabung gambar diperagakan secara berjalinan, berkas electron bergerak dari kiri kekanan dan dari puncak ke dasar, untuk pembacaan 312 dinamakan bidang gambar kemudian proses diulangi berjalinan ke garis berikutnya dimulai dari 312 hingga 625. Dua bidang gambar ini membentuk satu frame gambar dari garis 1 sampai 625.

32

Gambar 2.4 penjejakan bingkai gambar Informasi sinkronisasi berupa sederetan pulsa yang mengendalikan bagian pembelok horisontal saat kembali ke sisi kiri layar untuk memulai sapuan garis baru, dan pembelok vertikal saatnya kembali ke puncak layar untuk memuliai frame baru. Ini dikerjakan dengan kecapatan baca sekitar 15625 garis perdetik dan vertikal 25 frame perdetik (kecepatan baca vertikal sebanarnya 50Hz, ini digunakan untuk dua kali perjalanan turun layar melengkapi satu frame. Proses ini diulangi untuk untuk memuliai baca yang baru disebut kembali baca (retrace) atau melayang kembali (flyback). 2.3 Ukuran IRE Beberapa definisi istilah terminology televisi. Satuan ini digunakan untuk menguraikan karakteristik amplitudo sinyal video. Ahli televisi menemukan spesifikasi level sinyal yang lebih meyakinkan dalam IRE lebih baik dari pada milli volt. Warna putih murni didefinisikan sebagai 100 IRE dan level sinyal blanking 0 IRE. Video sistem NTSC memiliki 714 mV berada diantara blanking dan sinyal puncak putih sehingga 1 IRE sama dengan 7.14 mV.berikut ini akan dijelaskan pola pengujian. 2.3.1 Cross Hatch Dengan Titik Pola ini membangkitkan sebuah garis matrix horisontal dan vertical sangat membantu dalam pengaturan konvergensi monitor. Karena garis putih pada layar terbuat dari komponen warna merah, hiau dan biru, masing -masing senapan elektron dalam tabung gambar h arus memiliki berkas masing-masing secara sempurna saling melapisi satu sama lain di daerah pembentukan gambar.

Gambar 2.6 pengaturan konvergensi 33

2.3.2 Area aman pusat perpotongan Sinyal ini serupa dengan Cross Hatch namun digunakan untuk menegaskan bahwa gambar aman. Sinyal video diproduksi tidak akan berisi banyak informasi gambar di luar dari area aman atau diluar kemampuan melihat. Monitor televisi akan menunjukkan area aman ataukah perlu pengaturan.

Gambar 2.7 pengetesan area gambar aman 2.3.3. Pola Pergantian Perdetik Tes Sinyal ini sebagian besar untuk menguji respon frekuensi rendah dan sistem clamp. Sinyal video akan bervariasi dari 0 IRE sampai 100 IRE pada kecepatan per satu detik. Sinyal video tidak akan terdistorsi atau terpotong didan sinyal sinkronisasi tetap konstan pada level tertentu, jika rangkaian pengklem berfungsi secara tepat. Monitor televisi tidak akan berubah tingkat kecerahannya atau lebar rerata dari variasi level kuat sinyal gambar. 2.3.4 Matrik Sinyal Penguji Pola matrix merupakan suatu kombinasi dari Pola yang telah didiskusikan sebelumnya. Setiap Pola memiliki 48 garis untuk membuat satu gambar yang terdiri atas 5 pola yang berbeda. Lima pola membuat matrix dengan batang warna merah, hijau, biru dan sinyal datar 50 IRE. 2.3.5. Sinyal Tes TV Sinyal pengetesan video sangat berguna untuk membantu mengevaluasi sistem pemrosesan sinyal video. Beberapa penggunaan untuk mengatur monitor televisi, Pola tes direkam diproduksi pada head pita video sehingga dapat di playback diatur secara akurat untuk disesuaikan dengan yang direkam atau digunakan sebagai sinyal tetap pada jaringan transmisi sinyal video. Ini diperlukan ketika tidak ada sinyal video yang dipancarkan. Cara terbaik dan termudah untuk mengevaluasi peralatan video dengan uji kestabilan arakteristik system video yang telah diketahui. Semua sinyal video di uji didasarkan pada prinsip input sederhana berupa penerapan tes sinyal yang telah diketahui pada sistem video atau peralatan input dan pengamatan pada sinyal outputnya. Terdapat beberapa cacat (distorsi) 34

yang disebabkan oleh sistem yang diamati dan diukur pada sinyal keluaran atau tampak di monitor. jika terdapat distorsi, peralatan diatur untuk mengeliminasi atau meminimkannya dengan mengganti atau memperbaiki komponen yang cacat. Hasil akhir jika sistem dapat melewatkan sinyal secara tepat dapat melewatkan sinyal gambar dengan jelas baik. Sinyal diperlukan untuk pengujian demikian dapat dipenuhi dari generator tes sinyal. Instrumen ini menghasilkan sinyal video yang akurat dengan baik karakteristik ditegaskan dan dikontrol. Masing-masing sinyal ideal membuktikan satu atau lebih perlengkapan spesifik dari sinyal video yang diuji. Dalam setiap pola pengetesan memiliki tugas yang dikerjakan dengan baik. Terdapat beberapa aplikasi dan penggunaan pola yang disediakan pada generator video 2.3.4 Jumlah elemen gambar Keseluruhan kualitas gambar Semisalnya : jika diketahui pada layar adalah 1024 x 768 dengan 16 warna dan 10 redraw rate berapakah bandwith bus dalam satuan Mbps. Jawab : Bandwith bus= 1024 x 768 x 16 x 10 =125.829.120 bit/s = 15 MB/s (diperoleh dari 1MB= 1024576 , 1byte = 8 bit) Frame Rate (Jumlah gambar per detik). Representasi sinyal video meliputi 3 aspek Representasi Visual Tujuan utamanya adalah agar orang yang melihat merasa berada di scene (lokasi) atau ikut berpartisipasi dalam kejadian yang ditampilkan. Oleh sebab itu, suatu gambar harus dapat menyampaikan informasi spatial dan temporal dari suatu scene. 1. Vertical Detail dan Viewing Distance a. Aspek rasio adalah perbandingan lebar dan tinggi, yaitu 4:3. b. Tinggi gambar digunakan untuk menentukan jarak pandang dengan menghitung rasio viewing distance (D) dengan tinggi gambar (H) -> D/H. c. Setiap detail image pada video ditampilkan dalam pixel-pixel. 2. Horizontal Detail dan Picture Width Lebar gambar pada TV konvensional = 4/3 x tinggi gambar 3. Total Detail Content Resolusi vertikal = jumlah elemen pada tinggi gambar Resolusi horizontal = jumlah elemen pada lebar gambar x aspek rasio.

35

2.4 Gamma dan kontras Prinsip kerja kamera video

1.

2.

3. 4. 5. 6.

Gambar 2.8 Blok diagram kamera Prinsip kerja : Kamera dilengkapi dengan dilengkapi camera control unit (CCU), Waveform monitor Picture monitor, pada monitor telah terdapat komponen Ic dan demodulasi IF sinyal video terutama sinyal sub pembawa warna yang akan didemodulasi. Sinyal video output dikuatkan oleh penguat buffer yang melewatkan sinyal sinkronisasi , sinyal krominan dan luminansi didelay (diperlambat) . sinyal luminan dan krominan yang masih harus di pisahkan. Penguat luminan merespon warna 0 sampai 5 MHz dan krominan hanya mampu dilewatkan 4,43 1 MHz melalui band pass yang harus diperlambat dari sinyal luminan agar gambar lebih baik sinyal luminan dan sinyal krominan dikembalikan saat ditabung gambar berwarna. sinyal warna dikuatkan dan diatur penyetel mutu gambar (gamma) dan kontras sinyal komponen krominan sub pembawa gambar dihilangkan. Penguat akhir terdapat penyetel kuat cahaya, ABL, rangkaian penghilang garis melayang kembali (flyback), dan matrik yang digunakan sebagai sinyal perbedaan warna U,V,Y di grid tabung CCVS adalah sinyal yang sudah lengkap mengandung informasi gambar, blanking dan sinyal Sync Gambar primer (ER,EG,EB) diberikan ketiap gambar tabung warna 2.4.1 Warna Combined Gambar berwarna dihasilkan dengan mencampur 3 warna primer RGB (merah, hijau, biru). Properti warna pada sistem broadcast: a. LUMINANCE Brightness = jumlah energi yang menstimulasi mata (kadar terang dan gelap) 36

b. CHROMINANCE adalah informasi warna. a) Hue (warna) = warna yang ditangkap mata (frekuensi) b) Saturation = color strength (vividness) / intensitas warna c) Cb = komponen U dan Cr = komponen V pada sistem YUV

Dalam sistem PAL, digunakan parameter U (Cb) dan V (Cr) Y = 0.299 R + 0.587 G + 0.114 B (luminance) U = 0.492 (B Y) (chrominance) V = 0.877 (R Y) (chrominance) Dalam sistem NTSC, digunakan parameter I, singkatan dari in-phase (Cb) dan Q, singkatan dari quadrature (Cr) Y = 0.299 R + 0.587 G + 0.114 B I = 0.74 (R Y) 0.27 (B Y) Q = 0.48 (R Y) + 0.41 (B Y) Suatu siaran Televisi hitam putih harus dapat diterima oleh pesawat TV berwarna Tabel 2. Enconding

1 R R GAMMA CORECTOR G GAMMA CORECTOR 3 2 59 % 30 %

Y MATRIK 4

Y AMP DELAYED LINE 7

CV S

9 ADDER STAGE CCV S

G

PULSA-2 PHASE SINKRON INVERTOR

B

Syarat-Syarat : B GAMMA 11 a.) harus ada luminan signal dan chroma signal CORECTOR RANGKAIAN PEMBAGI % b.) Y signal harus 100% (R+G+B) = 30%+59%+11% TEGANGAN c.) Chroma signal warna jenuh yang dihilangkan nilai luminannyaR+(R-Y')=(R-Y') (R'-Y') BLOK DIAGRAM NTSC ENCODING -Y' B' -Y' MATRIK 6 (B-Y') MATRIK MODULAT OR R 5 MODULAT OR 8

+CHROMA SIGNAL

TEST POINT MATRIK : SUATU SUSUNAN RESISTOR

37

B'+(B'-Y') =(B'-Y)

Gambar 2.9 Blok diagram encoding system NTSC

Nama (siswa): _________________ (____) Kelas: _______ Tgl: __________ LP1 : Kinerja Keterampilan Pengetahuan

38

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Jelaskan peranan penting dari: a.Sinyal luminansi : b.Sinyal krominansi : c.Sinyal sinkronisasi: d.Sinyal burst: 2. Apa yang dimaksud dengan sinyal video komposit dan jelaskan bagian bagian fungsinya? 3. Pada gambar video komposite berikut ini tentukan a,b,c,d,e D. E.

C . A . B.

4. Pada bentuk gelombang tersebut berapakah Standart input/output amplitude untuk peralatan sinyal video? 5. Berapakah frekuensi sinyal Video tersebut untuk periode 63,5S? 6. Gelombang arus apakah pada gambar tersebut? 7. Sinyal luminansi apakah yang digunakan pada penembak electron katode pik up tube ? 8. Jika diketahui pada layar TV LG 14 inci adalah 640 pixel x 480 pixel dengan 32 warna dan 10 redraw ? 9. Apakah fungsi dari Gamma dan kontras dalam output gambar Informasi penguat warna sinyal Video ? 10. Fasa sudut berapakah sinyal burs disisipkan agar frekuensi sinkron? 2. Keterampilan psikomotor Petunjuk :

39

a. Beri siswa LP2. b. Tugas untuk siswa : 1. Carilah sumber informasi sinyal burs di internet terkait frekuensi dan fase gelombang TV sub pembawa warna. c. Penilaian (50) 3. Keterampilan proses Petunjuk : a. b. 1. Beri siswa LP2. Tugas untuk siswa : Tentukan hipotesis dari permasalahan bagaimanakah hubungan

sinyal burs terhadap sinyal gelombang TV? c. Penilaian (50)

Nama (Kelompok): ______________________ (____) Kelas: _______ Tgl:________

40

LP2 : Kinerja Menghitung, Menganalisis, dan Mengukur sinyal sub pembawa warna Soal ! diskusikanlah dan rumuskan jawaban dengan hasil rancangan kelompok1.

Carilah sumber informasi sinyal burs di internet terkait frekuensi dan fase gelombang TV sub pembawa warna. Tentukan hipotesis dari permasalahan bagaimanakah hubungan sinyal burs terhadap sinyal gelombang TV? Buatlah analisis data hasil perhitungan dengan data di Internet atau sumber buku lainnya? Kesimpulan apakah yang bisa di generalisasikan?

2. 3. 4.

LP3 : Kinerja Keterampilan afektif Petunjuk :

41

Keterampilan afektif 1. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai ketentuan dan aturan yang ditetapkan. 2. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas sesuai tugas kinerja 3. Siswa diberi nilai untuk tiap rincian tugas LP1,LP2 kinerja dengan mengacu pada skor maksimum tiap RTK. 4 Berikan format LP3 ini kepada siswa sebelum hari penilaian agar siswa dapat menilai dirinya sendiri. Format Penilaian Keterampilan afektif tentang sinyal sub pembawa warna No. Rincian tugas kinerja (Skor Maksimum)kinerja Dapat 1. a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai ketentuan dan aturan yang ditetapkan. (30) 2. 3 b. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2,LP3 sesuai tugas kinerja (30) c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan ko-munikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat (40) Tidak Penilaian Siswa Penilaian Guru Siswa Mengacu skor Maksimum

Siswa yang Dinilai MODUL III

Guru yang menilai

(I. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran ) ( )

42

A. Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan / Teknik Audio Video B. Standar Kompetensi Menjelaskan Dasar-Dasar Sinyal Video C. Kompetensi Dasar Menjelaskan perbedaan Sistem PAL dan NTSC D. Indikator 1. Keterampilan Pengetahuan a. Menjelaskan perbedaan Sistem PAL dan NTSC a.Menjelaskan Garis setiap kerangka b.Menjelaskan Kerangka setiap detik c.Menjelaskan Frekuensi medan, Hz d.Menjelaskan Frekuensi garis, Hz e.Menjelaskan Lebar bidang Video, MHz f. Menjelaskan Lebar saluran, MHz g.Menjelaskan Modulasi Video h.Menjelaskan Sinyal Suara i. Menjelaskan Sistem berwarna j. Menjelaskan Pembawa tambahan warna, MHz k.Menjelaskan Saklar PAL l. Menjelaskan Sinyal luminan dan sinyal perbedaan warna m. Menjelaskan Sinyal sub pembawa warna n.Menjelaskan Burs Warna o.Menjelaskan Frekuensi sub pembawa warna 2. Keterampilan Psikomotor a. Menghitung, Menganalisis, dan Mengukur perbedaan bandwith setiap chanel sistem PAL

43

3. Keterampilan Proses a.Mengitung perbedaan bandwith setiap chanel 4. Keterampilan Afektif a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai dan aturan yang ditetapkan. b. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2 sesuai tugas kinerja c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat E. Tujuan Pembelajaran 1. Keterampilan Pengetahuan a. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan perbedaan Sistem PAL dan NTSC sesuai dengan yang tertulis dimodul. b. Tanpa membuka modul miswa dapat menjelaskan Garis setiap kerangka sesuai dengan yang tertulis dimodul sesuai dengan yang tertulis dimodul. c. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan Kerangka setiap detik sesuai dengan yang tertulis dimodul. d. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan Frekuensi medan, Hz sesuai dengan yang tertulis dimodul. e. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan Frekuensi garis, Hz sesuai dengan yang tertulis dimodul. f. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan Lebar bidang Video, MHz sesuai dengan yang tertulis dimodul. g. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan Lebar saluran, MHz sesuai dengan yang tertulis dimodul. h. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan Modulasi Video sesuai dengan yang tertulis dimodul. 44 ketentuan

i. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan Sinyal Suara sesuai dengan yang tertulis dimodul. j. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan Sistem berwarna sesuai dengan yang tertulis dimodul. k. Tanpa membuka modul Siswa dapat Menjelaskan Pembawa tambahan warna, MHz sesuai dengan yang tertulis dimodul. l. Tanpa membuka modul Siswa dapat menjelaskan Saklar PAL sesuai dengan yang tertulis dimodul. m. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan Sinyal luminan dan sinyal perbedaan warna sesuai dengan yang tertulis dimodul. n. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan Sinyal sub pembawa warna sesuai dengan yang tertulis dimodul. o. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan Burs Warna sesuai dengan yang tertulis dimodul. p. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan Frekuensi sub pembawa warna sesuai dengan yang tertulis dimodul. 2. Keterampilan psikomotor a. Diberikan LP2 Siswa menghitung, menganalisis, dan mengukur perbedaan setiap chanel sistem PAL menghitung lebar bidang sesuai rincian tugas kinerja yang ditentukan.

3. keterampilan Proses a. Diberikan LP2 Siswa menghitung siswa perbedaan bandwith setiap chanel sesuai rincian tugas kinerja yang ditentukan.

45

4. Keterampilan Afektif a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai dan aturan yang ditetapkan. b. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2,LP3 sesuai tugas kinerja c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat ketentuan

II. Uraian Materi 3.1 Garsi kerangka 3.1.1. Sinkronisasi Pengiriman Gambar

46

Setelah sinyal gambar diperoleh melalui proses scanning seperti diuraikan di atas, proses selanjutnya adalah pengiriman atau penyalurannya ke peralatan reproduksi, yaitu system monitor atau pesawat penerima televisi, disamping untuk keperluan perekaman. Di sisi penerima sinyal gambar ditayangkan oleh CRT (cathode ray tube) dengan cara yang sama saat diambil oleh pickup device, yaitu juga garis demi garis. Dengan demikian harus terdapat sinkronisasi antara sisi kirim dan sisi terima. Sinkronisasi diperlukan oleh sistem scanning di sisi penerima, yaitu CRT-nya. Jadi sinkronisasi yang diperlukan adalah kearah horizontal (sapuan garis dari kiri ke kanan) maupun ke arah vertikal (penggeseran sapuan garis dari atas ke bawah). Dalam hal ini, sinyal sinkronisasi juga harus dikirimkan bersama-sama sinyal gambarnya. Kemungkinan yang ada, yaitu menempatkan sinyal sinkronisasi tersebut pada perioda sinyal blanking gambar, yaitu pada saat beam menjalani waktu retrace. Hubungan sinyal video, sinyal sinkronisasi, dan tegangan sawtooth untuk proses scanning, ditunjukkan pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Hubungan antara sinyal video dengan sinyal sawtooth. Terlihat pada gambar 3.1, bahwa sinyal sinkronisasi atau disebut dengan synch signal berbentuk pulsa mengarah kebawah yang mempunyai level sebesar 0,3 volt, sehingga level sinyal video keseluruhan distandarkan sebesar 1 volt peak-peak. Sinyal sinkronisasi yang ditujukkan pada gambar 3.1, adalah sinyal sinkronisasi horizontal. Sementara untuk sinyal sinkronisasi vertikal, diletakkan pada saat perioda blanking vertikal seperti ditunjukkan pada gambar 3.2. Sinyal sinkronisasi vertikal juga berbentuk pulsa dengan lebar 2,5 x lebar pulsa horizontal sync atau 2,5H. 47

Terlihat pada gambar 3.2, bahwa pulsa sinkronisasi vertikal terletak pada garis ke-1 sampai garis ke-2,5 untuk field pertama atau ganjil, dan pada garis ke312,5 sampai garis ke- 315 untuk field kedua atau genap. Terlihat bahwa, pulsa sinkronisasi vertikal dipotong (serrated) menjadi lima pulsa. Tujuan membuat menjadi lima pulsa tersebut adalah agar generator pulsa sinkronisasi horizontal di sisi terima tetap mendapatkan trigger sinkronisasi pada saat pulsa sinkronisasi vertikal tersebut. Disamping itu, pada saat sebelum dan sesudah pulsa sinkronisasi vertikal, terdapat lima pulsa yang disebut sebagai equalizing pulse yang keseluruhannya mempunyai waktu 2,5H juga. Fungsi dari pulsa ini adalah untuk menyamakan saat sinkronisasi horizontal field pertama dengan field kedua atau membuat tetap kontinyu urutannya, sehingga tidak terjadi saat diskontinyu pergantiannya. Dengan proses sinkronisasi ini, maka proses scanning satu gambar pada sisi pengirim akan diikuti tepat oleh proses scanning di sisi penerima seperti ditunjukkan pada gambar 3.3. Disamping itu bila terjadi kerusakan sinyal sinkronisasi, maka proses reproduksi gambar juga akan terganggu. Rusaknya sinkronisasi horizontal, akan menyebabkan gambar nampak tercabik-cabik, sedang rusaknya sinkronisasi vertikal, maka gambar akan turun kebawah frame demi frame yang disebut dengan rolling. Akibat rusaknya sinkronisasi horizontal, yaitu gambar tercabik-cabik ke arah kanan tepat pada garis yang mengalami kerusakan sinkronisasi (tidak keseluruhan frame). Kerusakan sinkronisasi horizontal adalah termasuk disebabkan karena bila pulsa sinkronisasi vertikal tidak dipotong-potong menjadi lima pulsa. Kerusakan frame gambar yang terjadi ditunjukkan pada ilustrasi gambar 3.4. Pengulasan vertikal Garis pengulasan

Pengulasan horisontal Gambar 3.3 Proses sinkronisasi yang terjadi antara pengirim dan penerima

48

Gambar 3.4 Kerusakan tayangan frame gambar karena pulsa sinkronisasi vertikal tidak dipotong-potong (serrated). Nampak pada gambar 3.3, bahwa antara sisi kirim dan sisi terima terdapat media transmisi yang menghubungkannya. Media ini dapat berbentuk kabel koaksial maupun udara. Melalui kabel koaksial, sinyal video dapat berbentuk sinyal baseband (misalnya dari kamera ke video monitor), ataupun gelombang RF (misalnya pada sistem televisi kabel). Kalau media udara biasa digunakan untuk penyiaran. gambar 3.5 menunjukkan satu kamera tipe ENG (electronic news gathering) dimana proses scanning terjadi. Kamera tipe ini sudah menggunakan CCD block sebagai pengganti pickup tube seperti diuraikan di atas. gambar 3.6 menunjukkan diagram peletakan CCD chip dalam kamera.

Gambar 3.5 Kamera ENG yang sudah menggunakan CCD chip.

49

Gambar 3.6 Diagram peletakan CCD chip di kamera 3.3. 2 Beberapa Sistem Garis Terdapat beberapa sistem garis yang pernah dirancang di dunia ini, tetapi beberapa darinya kemudian tidak dioperasikan lagi untuk sistem televisi negara bersangkutan yang merancangnya. Jumlah garis ternyata akan mempengarugi lebar bidang sinyal video yang dihasilkan, yaitu berbanding lurus. Makin banyak jumlah garis yang digunakan, makin lebar spektrum sinyal videonya. Beberapa sistem garis tersebut ditabulasikan pada Tabel-1. Dari sistem garis yang disebutkan dalam Tabel-1, system garis 400 dan 819 yang sekarang tidak dioperasikan lagi. Sistem yang dioperasikan adalah sistem 525 garis yang disebut sebagai Sistem-M, sedang sistem 625 garis dinamakan Sistem-B. Bila sistem warnanya menggunakan PAL seperti di Indonesia, maka secara lengkap sistem televisinya adalah, Sistem PAL-B. Demikian juga karena di Perancis menggunakan sistem warna SECAM dan 625 garis, maka sistem di sama disebut sebagai Sistem SECAM-B. Pada Tabel-1 disebutkan bahwa, modulasi vision posisf atau negatif. Maksudnya adalah polaritas sinyal video tersebut. Bila polaritas negatif, maka level puncak sinyal sinkronisasi berada pada level atau prosentasi modulasi yang rendah. Sementara pada puncak sinyal gambar, prosentasi modulasi pada nilai yang terbesar.

Tabel 2.1 Perbedaan PAL dan NTSC

50

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

standar Fields per detik Frame per detik Frekuensi subcarrier warna Garis per field Garis per frame Frekuensi pengulasan Horizontal Frekuensi pengulasan Vertikal Resolusi Horisontal dan Vertikal Format pixel Sinyal video Sinyal audio Modulasi video bandwith

PAL 50 field per detik 25 fps 4,43 MHz 312,5 garis 625 garis 15.625 Hz 50Hz 425: 290 YUV(U:Cb&V:Cr) 165.000 AM FM negatif 7

NTSC 60 field perdetik 30 fps 3,58 MHz 265,5 garis 525 garis 15.734,624 Hz 59,94 Hz 330:242 YIQ(Infase:Cb& Quadrature:Cr) 106.000 AM FM negatif 6

3.3.6 Lebar saluran 3.3.6.1 Vestigial Sideband (VSB) Penapisan salah satu komponen bidang sisi (LSB atau USB) pada transmisi SSB dapat menghemat lebar bidang dan daya pancar. Penapisan semacam ini membutuhkan cara khusus dan proses konversi. Terdapat suatu teknik intermediet antara SSB dan DSBFC yang disebut vestigial sideband (VSB), yang digunakan dalam industri televisi komersial untuk transmisi dan penerimaan sinyal video. Dalam VSB, sebagian (vestige) komponen bidang sisi bawah (LSB) ikut ditransmisikan bersama komponen bidang sisi atas (USB) dan komponen pembawa. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa komponen USB termasuk pembawa video benar-benar ditransmisikan secara keseluruhan. Disamping itu juga didapatkan penghematan daya dan lebar bidang jika dibandingkan dengan transmisi DSBFC. Perhatikan gambar 3.6

51

Gambar 3.7 format kanal standart FCC untuk transmisi gambar warna dan monokrom di US 3.3.6.2 Modulator Gambar Untuk siaran TV di Indonesia, sinyal gambar dipancarkan menggunakan modulasi AM. Untuk itu perlu diketahui lebih dulu tentang bagaimana cara membuat gelombang bermodulasi AM. Salah satu cara yang paling umum dilakukan adalah dengan memanfaatkan transkonduktansi transistor. Dalam sebuah transistor Penguat Tegangan besarnya faktor penguatan tegangan adalah: Av = - gm . ZL ................................................................ (2-1) Diketahui : Av = Faktor penguatan tegangan gm = Transkonduktansi ZL = Impedansi beban output penguat 52

Besarnya nilai transkonduktansi (gm) adalah berbanding lurus dengan arus bias di kolektor (Ic), dan nilai transkonduktansi (gm) ini juga dipengaruhi oleh suhu dimana pada suhu kamar (300 K) nilai gm = Ic / 0.026, sehingga persamaan Penguat Tegangan di atas bisa diubah menjadi : Av = (Ic / 0.026) . ZL ................................................................ (2-2) Dari persamaan ini terlihat bahwa faktor penguatan tegangan berbanding lurus dengan arus bias yang mengalir pada kolektornya (Ic). Dengan demikian bila dengan suatu cara kita bisa mengubah Ic ini maka faktor penguatan tegangan akan berubah secara linier terhadap perubahan Ic itu. Bila penguatan ini berubah-ubah berarti tegangan atau amplitudo sinyal output yang dihasilkan akan berubah-ubah pula. Nah dari sinilah sinyal bermodulasi AM kemudian dihasilkan. Sekarang kita lihat cara kerja rangkaian Penguat Arus. Sesuai namanya, Penguat Arus tidak memperkuat amplitudo tegangan, tetapi memperkuat arus. Jadi bila kita masukkan sinyal input ke dalam Penguat Arus maka tegangan di output akan sama dengan tegangan di input, sedangkan arus yang mengalir di output yang membesar. Selanjutnya Penguat Tegangan dan Penguat Arus itu kita rangkai secara seri sehingga kita akan mendapatkan rangkaian modulator AM yang sangat populer yang disebut Two Transistor Transconductance Modulator (T3M). Rangkaian ini dinilai sangat cocok digunakan sebagai modulator gambar karena: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Hasil modulasinya sangat linier Mampu dimodulasi oleh sinyal video yang memiliki bandwitdh sangat lebar Mampu menghasilkan indeks modulasi yang tinggi (lebih dari 90%). Daya RF output yang dihasilkan relatif besar Rangkaiannya sederhana / tidak rumit Komponennya mudah diperoleh dan harganya relatif murah

T3M adalah rangkaian penguat dua transistor yang dirangkai secara seri sebagaimana terlihat pada gambar (1). Transistor pertama (TR1) adalah Penguat Tegangan dengan input berupa sinyal carrier (Vc), sedangkan Transistor kedua (TR2) adalah Penguat Arus dengan input berupa sinyal video (Vm) . Secara garis besar cara kerja rangkain ini adalah sbb.:

53

Gambar 3.8 Rangkaian Two Transistor Transconductance Modulator (T3M) Besarnya faktor penguatan TR1 tergantung dari arus yang mengalir pada arus bias di kolektornya (IC1) dimana besarnya IC1 ini kira-kira akan sama dengan arus yang mengalir di emitor (IE1), dengan asumsi arus yang mengalir di Base sangat kecil sehingga bisa diabaikan. Demikian juga besarnya IE1 kira-kira akan sama dengan IE2, yaitu arus yang mengalir pada emitor TR2, mengingat TR1 dan TR2 ini dirangkai secara seri. Besarnya IE2 adalah sama dengan Tegangan VE2 dibagi dengan resitor R4. Dan berhubung R4 berharga tetap, maka IE2 akan sebanding dengan VE2. Nah berhubung TR2 adalah penguat arus (bukan penguat tegangan) maka VE2 akan selalu sebanding dengan sinyal inputnya (Vm). Jadi faktor penguatan TR1 akan menjadi sebanding dengan sinyal yang dimasukkan ke input TR2, yaitu Vm. Lalu mengingat input TR1 adalah sinyal carrier yang amplitudonya tetap tetap maka output dari TR1 (Vo) akan berupa sinyal AM dimana amplitudonya akan berubah-ubah sebanding dengan sinyal Vm. Gambar (3.8) adalah sebuah contoh rangkaian T3M dimana TR1 diberi input sinyal pembawa [Vc(t)] sedangkan TR2 diberi input berupa sinyal video dengan polarisasi yang sudah terbalik [Vm(t)]. Dari rangkaian inilah kemudian dihasilkan sinyal gambar bermudulasi AM [Vo(t)]. Dalam gambar (3.8) terlihat adanya rangkaian clamping yang befungsi mengembalikan komponen DC sinyal video akibat kopling kapasitor.

54

Gambar 3.9 Salah satu contoh rangkaian modulator gambar Indeks modulasi (dinyatakan dalam persen) adalah sebuah angka yang menyatakan seberapa besar sinyal pembawa menyimpang akibat dari sinyal pemodulasi. Indeks modulasi 100 % berarti seluruh sinyal pembawa termodulasi total, dan hal ini harus di hindari. Menurut standar yang berlaku, indeks modulasi maksimum untuk sinyal gambar adalah 90%. Angka ini akan dicapai pada saat sinyal video berada pada putih puncak (peak white) atau gambar yang paling terang. Bila indeks modulasi melebihi 90% akan menyebabkan terjadinya Incidental Carrier Phase Modulation (ICPM) di pesawat penerima. Efeknya adalah berupa suara berisik yang sangat mengganggu pada saat di layar terdapat gambar yang sangat terang atau putih puncak. Untuk itu indeks modulasi harus dibatasi agar tidak melampaui 90%. Rangkaian "White Clip" biasanya dipasang untuk membatasi indeks modulasi ini. Sinyal pemodulasi yang dimasukkan ke dalam rangkaian ini adalah sinyal video, maka besarnya indeks modulasi dapat diatur dengan cara mengatur besarnya level video input. Dalam contoh pada gambar (3.9) besarnya indeks modulasi diatur melalui resistor variabel 100 ohm yang terletak di input penguat video. Gambar (3.10) adalah sebuah contoh rangkaian modulator gambar lengkap dengan

55

osilator sinyal pembawa gambar (33,9 MHz), penguat video dan pembalik fasa, rangkaian clamping dan modulator AM.

Gambar 3.10 Sebuah contoh rangkaian modulator gambar3.3.7 Sinyal Luminansi (Video Monokrom)

Level tegangan sinyal luminansi menentukan kecerahan gambar pada layar. Tegangan Sinyal negatip ekstrim berkaitan dengan daerah gelap dari gambar dan sinyal positip ekstrem berkaitan dengan daerah terang dari gambar. Level tegangan sinyal luminanasi menentukan kecerahan gambar pada layar sesaat. Sinyal ekstrim negative berhubungan dengan gambar area gelap dan sinyal positip ekstrim berhubungan dengan kecerahan area gambar. Sekarang dilihat perubahan sinyal hitam putih dan pembuatan video warna. NTSC mengenalkan suatu cara genius untuk menjaga kompatibilitas dengan keberadaan sistem televise hitam putih dan menambahkan warna. Sinyal sub pembawa warna ditambahkan untuk sinyal luminansi.

56

3.3.8 Informasi Warna (Krominansi) Sebuah tabung gambar warna memiliki tiga buah senapan elektron merah, hijau dan biru. Secara virtual banyak warna dapat dibuat sebaik hitam dan putih, dengan pengaturan yang tepat intensitas dari masing-masing warna primer. Sub pembawa warna digunakan untuk mengkodekan informasi warna merah, hijau dan biru pada kamera dan dikodekan kembali pada penerima televisi ke dalam warnawarna primer. Sinyal merah, hijau dan biru digunakan untuk memodulasi sub pembawa warna (dalam televisi hitam putih ini diabaikan) untuk menghasilkan sinyal perbedaan warna, didesain R-Y, B-Y dan G-Y, pada system NTSC memiliki frekuensi 3,58 MHz. Sedangkan pada system PAL seperti yang digunakan di Indonesia frekuensi sinyal pembawa warna adalah 4,43 MHz Meskipun jenis modulasi yang digunakan pada sub pembawa merupakan kompleks alami namun dapat diturunkan hasil yang sederhana : 1. Pasa dari sinyal 4,43 MHz menentukan warna apakah yang akan diperagakan (dinamakan hue atau tint). 2. Amplitudo sinyal 4,43 MHz menentukan seberapa banyak warna yang akan diperagakan (dianamakan sa turasi). 3 .3 .9 Sinyal sub pembawa warna Sinyal sub pembawa warna terbagi dua di sub pembawa warna dan sebagian sub pembawa warna disisipkan diserambi belakang sinyal sync . Sub pembawa warna terdiri dari komponen (B-Y) sinyal U, komponen (R-Y) sinyal V, polaritas sinyal V berubah setiap garis pengulasan horisontal. Pada tabung gambar RGB diperoleh dari sinyal U,V didemodulator kecuali (G-Y) dengan proses matrik. Pada sinyal sub pebawa warna dipisahkan dari sinyal TV komposit dengan transformator band-pass (band frekuensi 4,43 0,5 MHz) dan diperkuat bandpass. Demodulator Sinyal penguat Output B B-Y U Sinyal penguat U Sub pembawa baku 4,43 MHz Rangkaian matrik Demodulator R-Y Output G Output R

Gambar 2.5 rangkaian demodulasi UV dan matriknya 57

3.3.10 Burs warna

Pesan (informasi) warna dipancarkan oleh sinyal sub pembawa warna, tetapi gelombang pembawanya sendiri tidak ikut serta. Jadi yang dipancarkan hanya jalur samping (side-band) yang diisi pesan warna saja sedangkan pembawanya tidak. Pada penerima TV berwarna perlu membangkitkan getaran sub pembawa warna yang digunakan sub-pembawa yang digunakan untuk mendemodulasi sinyal sinyal warna itu. Getaran itu disebut sub pembawa warna supres yang dipancarkan. Agar pada penerima TV berwarna dapat membangkitkan sub pembawa warna dengan frekuensi dan fasa yang benar , pada pengirim ( pemancar) sebagian dari sub pembawa warna disisipkan pada serambi belakang sinyal sinkronisasi horizontal seperti pada gambar 2.2 getaran ini disebut burs warna. Didalam penerima TV berwarna burs warna itu mensinkronkan frekuensi serta fasa osilator 4,43 MHz yang ada, sehingga dengan getaran dari osilator itu sinyal warna dapat didemodulasi. Fasa burs ini dipilih besarnya 135 dari sumbumbu (EB-EY) sesuai dengan polaritas (fase180) switching sinyal (ER EY).

58

Nama (siswa): ______________________ (____) Kelas: _______ Tgl: __________

LP1 : Kinerja Keterampilan Pengetahuan Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Apa perbedaan dari ulasan berurutan dengan ulasan bersisipan? 2. Dalam satu frame layar tv tentukan jumlah titik elemen gambar jika diketahui 625 garis rasio 4/3? 3. Setiap satu garis vertikal putih dan satu garis scanning akan terdapat 312,5 periode, karena satu detik terdapat 30 frame, sedang satu frame diperlukan 525 garis maka dalam satu detik terdapat ? 4. Jelaskan perbedaan Sistem PAL dan NTSC ? 5. Jika diketahui pemakaian resolusi monitor LG 17inc adalah 640x480, 24 warna, 30 frame/s berapakah bandwith bus ?

6. Gambarkan karakteristik respon frekuensi penguat gambar IF pada system TV Pal dengan frekuensi dengan frekuensi penyiaran TVRI 210 217?

59

2. Keterampilan psikomotor Petunjuk : a. Beri siswa LP2. b. Tugas untuk siswa : 1. Degan menggunakan TV sony tentukan masing masing canel ? c. Penilaian (50) Kinerja Menghitung, Menganalisis, dan Mengukur Resolusi gambar Rincian Tugas Kinerja (Skor Maksimum) 1. mengecek TV Sony yang terdapat penggantian channel (20) 2. Menghitung sesuai lebar band chanel VHF dari yang terendah sampai tinggi (30) 3. menganalisis chanel masingmasing (30) 4. Mengukur bandwith chanel (20) Penilaian Siswa Dapat Tidak Penilaian Guru Mengacu Skor Maksimum

3. Keterampilan proses 60

Petunjuk : a. Beri siswa LP2. b. Tugas untuk siswa : 1. Tentukan hipotesis dari permasalahan adakah perbedaan lebar bandwith masing-masing chanel? c. Penilaian (100) Format Penilaian Keterampilan Proses tentang perbedaan setiap chanel sistem PAL. No . Rincian tugas kinerja (Skor Maksimum)kinerja Dapat Tidak Penilaian Siswa Penilaian GuruSiswa Mengacu skor Maksimum 1. 2. Merumuskan hipotesis (20) Merencanakan komponen untuk menguji hipotesis (40) a. mengidentihikasi variabel manipulasi (5) b. mengidentifikasi variabel respon (5) c. Mengidentifikasi variabel control (5) d. merumuskan definisi operasional variabel manipulasi (10) e. merumuskan definisi operasional variabel respon (10) f. membuat tabel data (5) 3. 4. 5. Melaksanakan eksperimen Melaksanakan eksperimen sesuai rencana(20) Mengisikan data yang diperoleh ke tabel data (10) Menarik kesimpulan berdasarkan data (10)

61

Nama (Kelompok): ______________________ (____) Kelas: _______ Tgl: _______

LP2 : Kinerja Menghitung, Menganalisis, dan Mengukur perbedaan setiap chanel sistem PAL Soal ! diskusikanlah dan rumuskan jawaban dengan hasil rancangan kelompok B. Keterampilan psikomotor

1. Degan menggunakan TV sony tentukan masing masing canel ? 2. Tentukan hipotesis dari permasalahan adakah perbedaan lebar bandwith masing-masing chanel? 3. Buatlah analisis data hasil perhitungan dengan data di TVsony tersebut catatlah? 4. Kesimpulan apakah yang bisa di generalisasikan?

62

LP3 : Kinerja Keterampilan afektif Petunjuk : Keterampilan afektif 1. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai ketentuan dan aturan yang ditetapkan. 2. siswa aktif dalam menyelesaikan tugas sesuai tugas kinerja 3. Siswa diberi nilai untuk tiap rincian tugas LP1,LP2,LP3 kinerja dengan mengacu pada skor maksimum tiap RTK. 4 Berikan format LP3 ini kepada siswa sebelum hari penilaian agar siswa dapat menilai dirinya sendiri. Format Penilaian Keterampilan afektif tentang perbedaan setiap chanel sistem PAL No. Rincian tugas kinerja (Skor Maksimum)kinerja Penilaian Siswa Dapa Tidak t 1. a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai ketentuan 2. 3 dan aturan yang ditetapkan. (30) b. siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2,LP3 sesuai tugas kinerja (30) c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan ko-munikasi meliputi presentasi, Guru yang menilai bertanya dan berpendapat (40) Siswa yang Dinilai Penilaian Guru Siswa Mengacu skor Maksimum

(

)

63

(

)

MODUL IV I. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran A. Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan / Teknik Audio Video B. Standar Kompetensi Menjelaskan Dasar-Dasar Sinyal Video C. Kompetensi Dasar Menjelaskan system pembentukan gambar D. Indikator 1. Keterampilan Pengetahuan a. Menjelaskan system pembentukan gambar b. Menjelaskan bentuk gelombang gigi gergaji untuk pemayaran linier c. Menjelaskan pola pemayaran yang saling terjalin d. Menjelaskan kerangka sampel dari pemayaran saling terjalin (sample frame of interlaced scanning) 2. Keterampilan Psikomotor a. Menganalisis kerangka sampel dari pemayaran interlaced scanning 3. Keterampilan Proses a. Menjelaskan pembentukan gelombang gergaji untuk pemayaran linier b. Menjelaskan pemayaran yang saling terjalin 4. Keterampilan Afektif

64

a. b. kinerja c. bertanya dan berpendapat E. Tujuan Pembelajaran 1. Keterampilan Pengetahuan

Siswa disiplin tepat waktu Bekerja sama dan aktif

pada saat mengumpulkan tugas sesuai ketentuan dan aturan yang ditetapkan. dalam kelompok berdiskusi dalam menyelesaikan tugas LKS2 sesuai tugas Terlibat dalam KBM yang

berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan ko-munikasi meliputi presentasi,

a. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan system pembentukan gambar sesuai dengan yang tertulis dimodul. b. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan bentuk gelombang gigi gergaji untuk pemayaran linier sesuai dengan yang tertulis dimodul. c. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan pola pemayaran yang saling terjalin sesuai dengan yang tertulis dimodul. d. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan kerangka sampel dari pemayaran saling terjalin (sample frame of interlaced scanning) sesuai dengan yang tertulis dimodul. 2. Keterampilan Psikomotor a. Diberikan LP2 Siswa menganalisis kerangka sampel dari pemayaran interlaced scanning sesuai rincian tugas kinerja yang ditentukan. 3. Keterampilan proses a. Diberikan LP2 Siswa Menjelaskan pembentukan gelombang gergaji untuk pemayaran linier

65

b. Diberikan LP2 Siswa Menjelaskan pemayaran yang saling terjalin

4. Keterampilan afektif a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai dan aturan yang ditetapkan. b. Bekerja sama dan aktif dalam kelompok berdiskusi dalam menyelesaikan tugas LKS2 sesuai tugas kinerja c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat ketentuan

66

II.

Uraian Materi 4.1 Gelombang gergaji untuk pemayaran linier

Lingkup tegangan sawtooth tersebut pada proses scanning ditunjukkan pada Gamabr 4.1. Pada gambar nampak, bahwa waktu scanning aktif dinyatakan dengan TH' untuk scanning horizontal, sedang untuk scanning vertikal, perioda aktifnya dinyatakan dengan TV'. Dengan kombinasi tegangan sawtooth tersebut, maka gerak beam mengikuti garis lurus miring dari kiri ke kanan yang makin lama posisinya makin kebawah untuk menghasilkan sinyal gambar garis berikutnya. Setelah menyelesaikan satu frame penuh, maka beam kembali di sudut kiri atas untuk memulai satu frame gambar selanjutnya. Perlu diketahui disini, bahwa arah dari kiri ke kanan adalah arah yang dilihat dari sisi pengamat (observer) layar monitor, sehingga bila dilihat dari sisi cathode ray gun, maka beam melakukan scanning dari arah kanan ke kiri dengan kemiringan lintasannya ke arah kiri seperti ditunjukkan pada gambar 4.1

Gambar 4.1 Lingkup tegangan sawtooth pada proses scanning.

67

Biasanya gambar discan sepanjang tampilan garis sampai penuh menscan gambar yang disebut sebagai progressive scanning. Namun mengurangi efek flickering pada keberadaan frame tentang penyimpangan dalam 2 field dan field lainnya yang dipakai gambar berurutan . odd field menampilkan gambar pertama dan even field dipakai untuk menampilkan mengikuti gambar. Tipe scanning ini dinamai dengan interlaced scanning tipe scanning reduces memberikan efek flicker yang patut dipertimbangkan,

horizontal

Gambar 4.2 Scanning pattern pada field Bahwa pada scaning horizontal terdapat 262,5 garis tiap field atau 525 garis tiap frame dan scaning vertical 1 garis tiap frame

68

Gambar 4.3 a) bentuk gelombang gigi gergaji horizontal sweep b) sinyal sync horizontal pada level warna hitam dan putih 4.3 Pola pemayaran Bayangan listrik pada permukaan tabung pengambil diuraikan menjadi banyak elemen gambar, dan pesan tiap elemen gambar (pesan bayangan gelap dan kroma) berubah dari waktu ke waktu karena objek kamera berubah. Untuk mengirimkan pesan keseluruh objek secara simultan dibutuhkan sangat banyak saluran. Maka untuk mengatasi kesulitan dengan banyak saluran sinyal dikirimkan secara berurutan, yaitu sinyal listrik yang menyatakan kuat cahaya dan warna elemen gambar diambil satu per satu dari tabung pengambil dan dikirimkan / dipancarkan Pada pengiriman, sinyal yang sesuai dengan kuat cahaya dan warna dari tiap elemen gambar itu datang secara berurutan satu per satu dan dirubah kembali menjadi elemen gambar yang menyala pada tabung gambar itu. Maka dengan jalan ini dapat direproduksi gambar aslinya. Metoda penguraian dan penyusunan gambar secara itu disebut pengulasan (scanning). Garis horizontal yang timbul dengan pengulasan itu disebut garis ulasan. Pengulasan dapat disamakan dengan mata yang sedang membaca tulisan horizontal seperti pada gambar 4.10 . pada waktu membaca, mata bergeser dari arah kiri kekanan, baris demi baris sampai pada bagian bawah halaman buku dan beralih kehalaman berikutnya. Pengulasan pada TV mempunyai gerakan yang serupa dengan itu. Pada TV pengulasan berkas electron digunakan pada permukaan tabung pengambil yang menghasilkan bayangan gambar listrik pada permukaan tabung gambar. Berkas listrik yang bergerak secara horizontal disebut pengulasan horizontal dan berkas listrik yang bergerak vertical disebut pengulasan vertical.pada TV pengulasan berkas electron 69

digunakan pada permukaan tabung pengambil yang menghasilkan bayangan gambar listrik pada permukaan tabung gambar. Bidang yang dihasilkan oleh pengulasan horizontal dan pengulasan vertical bersama sama disebut raster. pada kenyataan digunakan pengulasan secara bersisipan (interlace scanning) agar mengurangi kedipan (flickering) gambar. Pada metode pengulasan gambar ini , pertama berkas listrik menjadi garis garis 1,2,3,4 dengan jarak antara seperti pada gambar 10.4 pengulasan berikutnya menjejaki 5,6,7 yang berada di antara garis garis ulasan pertama kali. Setelah duakali mengulas maka dipenuhi jumlah ulasan untuk satu gambar. Di sistrm TV Indonesia terdapat 625 ulasan.

4.4 Interlaced scanning

Pada sistem scanning ini terdapat dua metoda, yaitu scanning dilakukan langsung satu frame gambar dari sudut kiri atas sampai berakhir pada sudut kanan bawah. Scanning metoda ini dinamakan sebagai progressive scanning. Metoda scanning yang kedua dilakukan dengan membagi satu frame gambar ini menjadi dua field, yaitu field garis-garis ganjil (odd field) dan field garis-garis genap (even field), sehingga satu frame penuh disusun dari kedua field tersebut secara berurutan. Metoda kedua ini dinamakan interlaced scanning.

Pada sistem interlaced scanning, satu frame gambar dibagi menjadi dua field seperti ditunjukkan pada gambar 4.10, yaitu field ganjil dan field genap. Sehingga bila jumlah garis total adalah 625 garis, maka pada field ganjil maupun field genap masing-masing dilakukan scanning sebanyak 312,5 garis = 625/2. Scanning pada field ganjil diawali pada sudut kiri atas dan berakhir pada tengahtengah batas frame yang paling bawah. Sedang untuk field genap, scanning diawali pada titik tengah batas frame yang paling atas dan berakhir pada sudut kanan bawah seperti nampak pada gambar. Pada Gambar 4.9 dicontohkan jumlah garis yang tidak 625 garis sebagai ilustrasi.Pada gambar 4.9 tidak dilukiskan jalurjalur retrace garis (horizontal) untuk menyederhanakan gambar. Jalur retrace vertikal pada field ganjil, lurus keatas sehingga sampai ditengah- tengah batas frame yang paling atas untuk memulai proses scanning field genap. Sementara retrace vertikal pada field genap mulai dari sudut kanan bawah langsung ke sudut kiri atas frame untuk memulai proses scanning field ganjil. Kemudian sinyal 70

gambar kedua field tersebut diurutkan secara waktu dan dipisahkan oleh perioda vertical blanking, yaitu perioda pada saat retrace vertikal. Pada saat reproduksi pada layar kaca monitor video (TV receiver), garis-garis field ganjil dan genap tersebut saling mengisi celah-celah masing-masing garis pada framenya yang disebut interlace seperti kita memadukan jari-jari kedua tangan kita satu diantara yang lain TV PAL

Gambar 4.9 Interlaced Scanning TV PAL Pada proses interlaced scanning terdapat dua field yaitu field ganjil (odd field) dan field genap (even field) untuk membentuk 1 frame = 1/25 s ,dalam 1 detik menghasilkan 25 frame TV NTSC 525 Horizontal scan paths per frame. 262.5 Horizontal scan paths per field. 30 frames (complete pictures per second). 60 fields (half pictures) per second. So the horizontal scan frequency = 525 x 30= 15,750 . Therefore Time for each scan = 63.5 x 10 6 s

71

Gambar 4.10 Sistem scanning metoda kedua, interlaced sacnning.

Gambar 4.11 Interlaced scaning pada frame yang terdapat even field ,field field ganjil dan odd field, field genap

72

Nama (siswa): ________________ (____) Kelas: _______ Tgl: __________

LP1 : Kinerja Keterampilan Pengetahuan Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Jelaskan pengertian berikut ini: a. Scanning d. garis ulasan b. Scanning berurutan e. pengulasan horizontal c. Scanning bersisipan f. pengulasan vertical 1. Pada gambar berikut ini tentukan a,b,c :

g. raster h. gambar field

a b c

2. Dalam system tv NTSC diketahui 525 Horizontal scan paths terdapat 30 frames (complete pictures per second).60 fields (half pictures) per second. Berapakah frekuensi dan peride waktunya? 3. Berapakah garis ulasan field horizontal pada system TV NTSC pada gambar berikut

4. Pada scaning horizontal berapakah frekuensi sinyal perbedaan warna,sinyal sinkronisasi,blanking horisontal? 73

5. 6.

Gambarkan progressive scanning (ulasan berurutan) dan interlaced scanning(ulasan bersisipan) pada TV PAL Pada sinyal gelom bang gigi gergaji yang terjadi pada field system TV PAL berikut ini berapkah nilai waktu masing-masing TH dan Tv

(a)

(b)

74

2.Keterampilan psikomotor Petunjuk : a. Beri siswa LP2. b. Tugas untuk siswa : 1. Tentukan hipotesis dari permasalahan adakah perbedaan dari vertical dan horizontal pada proses interlacing scanning? Ada perbedaan bahwa pada scaning horizontal terdapat 262,5 garis tiap field atau 525 garis tiap frame dan scaning vertical 1 garis tiap frame Retrace harus berlangsung sesingkat mungkin. Namun retrace vertikal membutuhkan waktu 20 garis. Maka 2 X 20 = 40 garis hilang setiap frame. Jadi jumlah garis tiap frame yg efektif dinikmati pemirsa sekitar 625 40 = 585 garis c. Penilaian (50)

Nama (Kelompok): ______________________ (____) Kelas: _______ Tgl: ______

75

LP2 : Kinerja Menghitung, Menganalisis, dan Mengukur kerangka sampel dari pemayaran interlaced scanning Soal ! diskusikanlah dan rumuskan jawaban dengan hasil rancangan kelompok

1. Tentukan hipotesis dari permasalahan adakah perbedaan dari vertical dan horizontal pada proses interlacing scanning? 2. Analisislah kerangka sampel dari pemayaran interlaced scanning berikut ini tersebut catatlah? 3. Kesimpulan apakah yang bisa di generalisasikan?

LP3 : Kinerja Keterampilan afektif 76

Petunjuk Keterampilan afektif: 1. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai aturan yang ditetapkan. 2. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas sesuai tugas kinerja 3. Siswa diberi nilai untuk tiap rincian tugas LP1,LP2,LP3 kinerja dengan mengacu pada skor maksimum tiap RTK. 4 Berikan format LP3 ini kepada siswa sebelum hari penilaian agar siswa dapat menilai dirinya sendiri. Format Penilaian Keterampilan afektif kerangka sampel dari pemayaran interlaced scanning No. Rincian tugas kinerja (Skor Maksimum)kinerja Dapat 1. a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai aturan yang ditetapkan. (30) 2. 3 b. siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2,LP3 sesuai tugas kinerja (30) c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat (40) ketentuan dan Tidak Penilaian Siswa Penilaian Siswa Mengacu Maksimum Guru skor ketentuan dan

Siswa yang Dinilai

MODUL V

Guru yang menilai

(

)

77

(

)

I. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran A. Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan / Teknik Audio Video B. Standar Kompetensi Menjelaskan Dasar-Dasar Sinyal Video C. Kompetensi Dasar Melakukan pengujian sinyal video D. Indikator 1. Keterampilan Pengetahuan a. Menjelaskan Uji EIA b.Menjelaskan Resolusi c. Menjelaskan Strealing dan swear d. Menjelaskan Ringing e. Memahami Sinyal monoskop f. Memahami Uji kuadrat sinus g. Memahami Pengosongan interval h. Memahami VITS a. Memahami VIRS vertical 2. Keterampilan psikomotor a. Menganalisis uji EIA b. Menganalisis resolusi dalam pola uji c. Menganalisis pengujian strealing dan swear d. Menganalisis kart bola untuk kelinieritasan kamera e. Menganalisis sinyal batang berwarna IEA f. Menganalisis sinyal jendela g. Menganalisis sinyal uji kuadrat sinus h. Menganalisis sinyal uji VITS dan VIRS 3. Keterampilan afektif

78

a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai dan aturan yang ditetapkan.

ketentuan

b. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2,LP3 sesuai tugas kinerja c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat E. Tujuan Pembelajaran 1. Keterampilan Pengetahuan a. Tanpa Membuka Modul Siswa dapat Menjelaskan Uii EIA sesuai dimodul b. Tanpa Membuka Modul Siswa Menjelaskan Resolusi sesuai dimodul c. Tanpa Membuka Modul Siswa Menjelaskan Strealing dan swear sesuai dimodul d. Tanpa Membuka Modul Siswa Menjelaskan Ringing sesuai dimodul e. Tanpa Membuka Modul Siswa Memahami Sinyal monoskop sesuai dimodul f. Tanpa Membuka Modul Siswa Memahami Uji kuadrat sinus sesuai dimodul g. h. Tanpa Membuka Modul Siswa Memahami Pengosongan interval sesuai Tanpa Membuka Modul Siswa Memahami VITS sesuai dimodul dimodul i. Tanpa Membuka Modul Siswa Memahami VIRS vertical sesuai dimodul 2. Keterampilan psikomotor a. b. c. d. kinerja Diberikan LP2 siswa Menganalisis pengujian strealing dan swear Diberikan LP2 siswa Menganalisis kart bola untuk kelinieritasan sesuai tugas kinerja kamera sesuai tugas kinerja Diberikan LP2 siswa Menganalisis uji EIA sesuai tugas kinerja Diberikan LP2 siswa Menganalisis resolusi di pola uji sesuai tugas

79

e. f. g. h.

Diberikan LP2 siswa Menganalisis sinyal batang berwarna IEA sesuai Diberikan LP2 siswa Diberikan LP2 siswa Menganalisisi sinyal Diberikan LP2 siswa Menganalisisi sinyal uji kuadrat sinus sesuai tugas Diberikan LP2 siswa Menganalisis sinyal uji VITS dan VIRS sesuai

tugas kinerja jendela sesuai tugas kinerja kinerja tugas kinerja 3. Keterampilan afektif a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai dan aturan yang ditetapkan. b. Siswa akt