makalah regenerasi

28
REGENERASI MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Struktur Perkembangan Hewan II yang dibina oleh Bapak Abdul Ghofur dan Ibu Nursasi Disusun Oleh : Kelompok IV Offering A-A/A-D 1. Amalia Asmarawicitra (130341603382) 2. Endah Wahyuningtyas (130341603381) 3. Erlinda Eri Palupi (130341614820) 4. Nanik Yuliyanti (130341603367) 5. Ricky Angga Pratama (130341603378) 6. Rosita Buana Putri (130341614825)

description

makalah regenerasi

Transcript of makalah regenerasi

Page 1: makalah regenerasi

REGENERASI

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Struktur Perkembangan Hewan II

yang dibina oleh Bapak Abdul Ghofur dan Ibu Nursasi

Disusun Oleh :

Kelompok IV

Offering A-A/A-D

1. Amalia Asmarawicitra (130341603382)

2. Endah Wahyuningtyas (130341603381)

3. Erlinda Eri Palupi (130341614820)

4. Nanik Yuliyanti (130341603367)

5. Ricky Angga Pratama (130341603378)

6. Rosita Buana Putri (130341614825)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Desember 2014

Page 2: makalah regenerasi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya.

Makalah yang diberi judul “REGENERASI” ini disusun untuk melengkapi tugas

mata kuliah Sistem Perkembangan Hewan II, penulis berharap semoga makalah

ini bermanfaat bagi pembaca.

Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan yang diberikan oleh

beberapa pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa

terimakasih kepada :

1. Ibu Nursasi dan Bapak Abdul Ghofur selaku dosen pengampu mata kuliah

Sistem Perkembangan Hewan II

2. Teman-teman yang telah membantu selama penyusunan dari awal hingga

selesainya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh

dari sempurna, sehingga kritik dan saran diharapkan dari pembaca. Semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya penulis.

Malang, Desember 2014

Penulis

Page 3: makalah regenerasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rumusan Masalah

Regenerasi merupakan proses yang begitu penting artinya bagi

kehidupan makhluk hidup. Tanpa regenerasi maka tubuh organisme tak akan ada

yang sempurna. Dalam tubuh makhluk hidup terdapat kemampuan untuk

melakukan regenerasi pada tingkat sel atau jaringan sedangkan pada hewan

tertentu mampu melakukan regenerasi pada tingkat organ. Proses regenerasi yang

efektif adalah pada masa embrio hingga masa bayi, setelah dewasa kemampuan

regenerasi ini terbatas pada sel atau jaringan tertentu saja. Namun tidak demikian

dengan bangsa avertebrata dan reptilia tertentu, kemampuan untuk memperbaiki

dirinya sangat menakjubkan hingga dia mencapai dewasa.

Daya regenerasi tak sama pada berbagai organisme. Ada yang tinggi dan

ada yang rendah sekali dayanya. Tak jelas hubungan linier antara kedudukan

sistematik hewan dengan daya regenerasi. Yang terkenal tinggi dayanya adalah

Coelenterata, Platyhelminthes, Annelida, Crustacea, dan Urodela. Aves dan

Mammalia paling rendah dayanya, biasanya terbatas kepada penyembuhan luka,

bagian tubuh yang terlepas tak dapat ditumbuhkan kembali. Dalam melakukan

regenerasi banyak faktor yang mempengaruhi, salah satu diantaranya yaitu

enzimatis dalam tubuh. Semakin baik dan fertile kondisi enzim dalam tubuh

makkhluk hidup maka semakin besar pula melakukan proses regenerasi.

Regenerasi bila ditinjau lebih lanjut, ternyata terdiri dari berbagai kegiatan, mulai

dari pemulihan kerusakan yang parah akibat hilangnya bagian tubuh utama.

Misalnya penggantin anggota bagian badan sampai pada penggantian kerusakan

kecil yang terjadi dalam proses biasa, misalnya rontoknya rambut. Regenerasi

dapat juga berbentuk sebagai poliferasi dan diferensiasi sel-sel lapisan marginal.

Page 4: makalah regenerasi

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari regenerasi ?

2. Bagaimana cara tahapan pada regenasi anggota tubuh ?

3. Bagaimana contoh regenerasi anggota tubuh pada beberapa hewan?

4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi regenerasi anggota tubuh?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari regenerasi

2. Mengetahui cara tahapan regenerasi tubuh

3. Mengetahui contoh regenerasi anggota tubuh pada beberapa hewan

4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi regenerasi anggota tubuh.

Page 5: makalah regenerasi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Regenerasi

Regenerasi adalah pemulihan kerusakan parah akibat bilamana hilangnya

bagian tubuh utama, misalnya anggota tubuh, samapai pada pergantian kerusakan

kecil yang merupkan proses fisiologis biasa, misalnya pergantian rambut yang

rontok (Tim Dosen, 2010).

Pada daya regenerasi tak sama pada berbagai organisme. Ada yang tinggi

dan ada yang rendah sekali dayanya. Tak jelas hubungan linier antara kedudukan

sistematik hewan dengan daya regenerasi. Yang terkenal tinggi dayanya adalah

Coelenterata, Platyhelminthes, Annelida, Crustacea, dan Urodela. Aves dan

Mammalia paling rendah dayanya, biasanya terbatas kepada penyembuhan luka,

bagian tubuh yang terlepas tak dapat ditumbuhkan kembali. Setiap larva dan

hewan dewasa mempunyai kemampuan untuk menumbuhkan kembali bagian

tubuh mereka yang secara kebetulan hilang atau rusak terpisah.

Kemampuan menumbuhkan kembali bagian tubuh yang hilang ini disebut

regenerasi. Kemampuan setiap hewan dalam melakukan regenerasi berbeda-beda.

Hewan avertebrata mempunyai kemampuan regenerasi yang lebih tinggi dari pada

hewan vertebrata (Majumdar, 1985). Menurut Balinsky (1981), suatu organisme

khususnya hewan memiliki kemampuan untuk memperbaiki struktur atau jaringan

yang mengalami kerusakan akibat kecelakaan yang tidak disengaja karena kondisi

natural atau kerusakan yang disengaja oleh manusia untuk keperluan penelitian

atau experimen. Hilangnya bagian tubuh yang terjadi ini setiap saat dapat muncul

kembali, dan dalam kasus ini proses memperbaiki diri ini kita sebut sebagai

regenerasi.

Proses regenerasi dalam banyak hal mirip dengan proses perkembangan

embrio. Pembelahan yang cepat, dari sel-sel yang belum khusus timbullah

organisasi yang kompleks dari sel-sel khusus. Proses ini melibatkan morfogenesis

dan diferensiasi seperti perkembangan embrio akan tetapi paling tidak ada satu

cara proses regenerasi yang berbeda dari proses perkembangan embrio.

Page 6: makalah regenerasi

Kemampuan regenerasi dari hewan-hewan yang berbeda dapat dibedakan,

hal ini tampak dengan adanya beberapa hubungan antara kompleksitas dengan

kemampuan untuk regenerasi. Daya regenerasi Spons hampir sempurna.

Regenerasi pada manusia hanya terbatas pada perbaikan organ dan jaringan

tertentu. Kemampuan hewan untuk meregenerasi bagian-bagian yang hilang

sangat bervariasi dari spesies ke spesies. Hewan avertebrata seperti cacing tanah,

udang, ikan, salamander dan kadal tidak mempunyai daya regenerasi yang dapat

meregenerasi seluruh organisme, melainkan hanya sebagian dari organ atau

jaringan organisme tersebut (Kimball, 1992).

Regenerasi yang terjadi pada hewan dapat dilakukan dengan tiga cara.

Pertama regenerasi epimorfosis, yang mana pada regenerasi ini melibatkan

dediferensiasi struktur dewasa untuk membentuk masa sel yang belum

terdiferensiasi yang kemudian direspesifikasi. Regenerasi ini khas pada membra,

contohnya regenerasi pada kaki kecoa. Tipe regenerasi yang kedua adalah

regenerasi morfolaksis yang terjadi lewat pemulihan kembali jaringan yang masih

ada (tersisa), yang tidak disertai dengan pembelahan sel. Contohnya adalah hydra.

Regenerasi yang ketiga yaitu regenerasi intermediet, yang diduga sebagai

regenerasi kompensatori. Regenerasi ini sel-selnya membelah, tetapi

mempertahankan fungsi yang telah terdiferensiasi. Mereka memproduksi sel-sel

serupa pada dirinya sendiri dan tidak membentuk masa jaringan yang belum

terdiferensiasi. Tipe regenerasi kompensatori ini khas pada hati manusia

(Soeminto, 2000).

B. Tahap-tahap Terjadinya Regenerasi

Dalam melakukan regenerasi banyak faktor yang mempengaruhi, salah

satu diantaranya yaitu enzimatis dalam tubuh. Semakin baik dan fertile kondisi

enzim dalam tubuh makhluk hidup maka semakin besar pula melakukan proses

regenerasi. Adapun beberapa tahapan dalam regenerasi anggota tubuh pada hewan

yaitu :

1. Luka akan tertutup oleh darah yang mengalir, lalu membeku membentuk scab

yang bersifat sebagai pelindung.

Page 7: makalah regenerasi

2. Sel epitel bergerak secara amoeboid menyebar di bawah permukaan luka, di

bawah scab. Proses ini membutuhkan waktu selama dua hari, dimana pada saat itu

luka telah tertutup oleh kulit.

3. Diferensiasi sel-sel jaringan sekitar luka, sehingga menjadi bersifat muda

kembali dan pluripotent untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru. Matriks

tulang dan tulang rawan akan melarut, sel-selnya lepas tersebar di bawah epitel.

Serat jaringan ikat juga berdisintegrasi dan semua sel-selnya mengalami

diferensiasi. Sehingga dapat dibedakan antara sel tulang, tulang rawan, dan

jaringan ikat. Setelah itu sel-sel otot akan berdiferensiasi, serat miofibril hilang,

inti membesar dan sitoplasma menyempit.

4. Pembentukan kuncup regenerasi (blastema) pada permukaan bekas luka. Pada

saat ini scab mungkin sudah terlepas. Blastema berasal dari penimbunan sel-sel

diferensiasi atau sel-sel satelit pengembara yang ada dalam jaringan, terutama di

dinding kapiler darah. Pada saatnya nanti, sel- sel pengembara akan berproliferasi

membentuk blastema.

5. Proliferasi sel-sel berdiferensiasi secara mitosis, yang terjadi secara serentak

dengan proses dediferensiasi dan memuncak pada waktu blastema mempunyai

besar yang maksimal dan tidak membesar lagi.

6. Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi

sel-sel blastema tersebut.

Sel-sel yang berasal dari parenkim dapat menumbuhkan alat derifat

mesodermal, jaringan saraf dan saluran pencernaan. Sehingga bagian yang

dipotong akan tumbuh lagi dengan struktur anatomis dan histologis yang serupa

dengan asalnya.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Regenrasi

Regenerasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

Temperatur, dimana peningkatan temperatur sampai titik tertentu maka akan

meningkatkan regenerasi.

Makanan, tingkat regenerasi akan cepat jika memperhatikan aspek makanan.

Makanan yang cukup dapat membantu mempercepat proses regenerasi.

Sistem saraf, sel-sel yang membentuk regenerasi baru berasal dari sel sekitar

luka. Hal ini dapat dibuktikan dengan radiasi seluruh bagian tubuh terkecuali

Page 8: makalah regenerasi

bagian yang terpotong, maka terjadilah regenerasi dan faktor yang menentukan

macam organ yang diregenerasi. Dalam proses terjadinya regenerasi memerlukan

kehadiran urat saraf. Jika saraf dipotong waktu larva, kemudian anggota tubuh

tersebut diamputasi, maka tidak ada regenerasi yang berlangsung.

Dedifferensiasi akan terus berlangsung, tapi sel-selnya diabsorbsi masuk

ke dalam tubuh, sehingga akhirnya proses regenerasi berhenti. Jika hanya saraf

saja yang dipotong, tapi anggota tubuh tetap, anggota itu tidak akan berdegererasi.

Tapi jika saraf dipotong dan anggota tubuh diamputasi, maka tunggulnya akan

berdegerasi. Jika dialihkan saraf lain ke tunggul amputasi yang sarafnya sendiri

lebih dulu sudah diangkat, ternyata ada regenerasi. Hal tersebut membuktikan

bahwa perlu kehadiran saraf dalam proses regenerasi. Tentang zat yang

terkandung atau keluar dari saraf, yang bersifat trophic terhadap regenerasi

tersebut belum diketahui.eksperimen selanjutnya terhadap amputasi anggota tubuh

salamander ialah jika saraf diangkat setelah blastema terbentuk, maka regenerasi

akan terus berlangsung. Jadi nampaknya saraf perlu untuk pembentukan blastema.

Namun terjadi keanehan, yaitu jika sejak embrio saraf diangkat, pertumbuhan

anggota akan terus berlangsung. Jika diamputasi pun, bagian tersebut akan

beregenerasi.

Serat saraf tepi yang putus dapat beregenerasi, asalkan perikaryon (soma

neuron) tidak ikut rusak. Jika urat saraf terpotong, bagian ujung yang lepas dari

perikaryon akan berdegerasi dan debrisnya diphagocytisis makrofag. Bagian

pangkal yang berhubungan dengan perikaryon tetap bertahan dan akan

beregenerasi. Proses yang terjadi adalah sebagai berikut: Chromatolysis, yakni

melarutnya badan Nissl, Perikaryon membesar, Inti berpindah ke tepi, Bagian

ujung akson yang dekat luka berdegenerasi sedikit, lalu tumbuh lagi. Dan Di

ujung akson yang putus, setelah semua hancur dan dibersihkan makrofag, sel

Schwann berproliferasi membentuk batang sel-sel. Bagian proximal akson

kemudian tumbuh dan bercabang-cabang mengikuti batang sel-sel Schwann ke

bagian distal, sehingga mencapai alat effector (otot, kelenjar). Jika jarak antara

proksimal dengan distal yang putus jauh sekali dan batang sel-sel Schwann tak

mencapai ujung bagian proksimal itu, ujung proksimal yang tumbuh tak sampai

Page 9: makalah regenerasi

ke alat effector. Terbentuk gumpalan serabut saraf lepas di bawah kulit bekas luka

atau amputasi, yang akan terasa sangat nyeri.

Oleh karena itu, kehadiran sel-sel Schwann di bagian effector sangat perlu

untuk mengarahkan atau jadi pedoman bagi axon untuk tumbuh. Jika neuron yang

putus jaraknya terlalu dekat dengan bagian perikaryon, tidak aka nada reaksi sel-

sel Schwann di bagian effector dan perikaryon lama- kelamaan akan mati.

Neuroglia, termasuk sel Schwann, dapat beregenerasi dengan melakukan mitosis.

Celah-celah bekas tempat neuron yang rusak dan hancur di saraf pusat (otak atau

sumsum tulang belakang), misalnya karena penyakit atau kerusakan lain, akan

diisi lagi oleh neuroglia, bukan oleh neuron baru. Ada beberapa contoh dari

regenerasi anggota tubuh yaitu : Dari Filum Invertebrata yaitu pada planaria.

D. Regenerasi pada Planaria

Planaria merupakan hewan invertebrata, termasuk cacing pipih yang

hidupnya bebas di alam, umumnya hidup di air tawar,sungai, danau atau di laut.

Cacing ini merupakan anggota dari kelas Turbellaria. Planaria dapat di pelihara

pada temperatur 68-72oC, dengan tidak menurunkan suhunya, serta tidak

menempatkan pada cahaya yang kuat dan sebaiknya memelihara Planaria pada

tempat gelap. Planaria sensitif terhadap cahaya kuat, temperatur dan pH. Jika

kondisi lingkungan diubah ukurannya tubuh Planaria menjadi kecil dari ukuran

semula. Salah satu faktor abiotik (suhu) dapat mempengaruhi ukuran tubuh

planaria, karena pada suhu tinggi intensitas cahaya juga tinggi. Sehingga planaria

dalam beregenerasi atau bergerak perlu energi banyak. Maka dengan kondisi suhu

yang tinggi ini, tubuh planaria akan mengecil atau menyusut. Suhu dalam proses

beregenerasi berpengaruh pada saat planaria menutup luka atau bagian tubuh yang

rusak dalam neoblast. Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang utama,

dimana suhu memberikan efek yang berbeda-beda pada organisme-organisme di

bawah ini (Soeminto, 2000).

Dibandingkan dengan lingkungan daratan, lingkungan perairan

mempunyai variasi suhu yang relatif sempit. Sehubungan dengan itu, maka

kisaran toleransi hewan-hewan aquatik pada umumnya relatif sempit pula

dibandingkan dengan hewan-hewan daratan. Cacing Planaria hidup di dalam air

yang dingin dengan suhu yang rendah dimana air jernih, pada anak sungai dan

Page 10: makalah regenerasi

bernaung pada tanaman air atau batu karang dan sangat menghindari sinar

matahari. Reganerasi adalah kemampuan untuk memproduksi sel, jaringan atau

bagian tubuh yang rusak, hilang atau mati. Planaria menunjukan daya regenerasi

yang kuat, bila cacing tersebut mengalami luka baik secara alami maupun secara

buatan, bagian tubuh manapun yang mengalami kerusakan akan diganti dengan

yang baru. Individu cacing yang di potong-potong akan menghasilkan cacing-

cacing kecil yang utuh.

Setiap potongan dapat tumbuh kembali (regenerasi) menjadi individu-

individu baru yang lengkap bagian-bagiannya seperti induknya. Pada Planaria

telah diteliti bahwa sel-sel yang berasal dari parenkim (berasal dari lapis benih

mesoderm), selain menumbuhkan alat derivate mesodermal (yakni otot dan

parenkim lagi), juga sanggup menumbuhkan jaringan saraf dan saluran

pencernaan (masing-masing berasal dari lapis benih ectoderm dan endoderm).

Akhirnya anggota badan yang diamputasi itu akan tumbuh lagi sebesar semula,

dengan struktur anatomis dan histologis yang serupa dengan asalnya.

Gambar 1. Contoh Regerenasi Planaria

Sumber : www.brainly.co.id

E. Regenerasi pada Cicak

Dari Filum Vertebrata yaitu Cicak. Cicak adalah sebagai salah satu contoh

dari sekian banyak makhluk hidup yang mempunyai kemampuan dalam

regenerasi organ. Cicak akan memutuskan ekornya bila merasa dirinya dalam

keadaan bahaya atau menghadapi musuh. Ekor yang diputuskan tersebut akan

tergantikan kembali melalui proses regenerasi organ yang memerlukan waktu

tertentu dalam proses pembentukannya. Regenerasi adalah proses memperbaiki

Page 11: makalah regenerasi

bagian yang rusak kembali seperti semula. Cicak memiliki daya regenerasi yang

terdapat pada ekornya.

Daya regenerasi pada berbagai organisme tidak sama karena ada yang

rendah sekali dayanya dan ada yang tinggi. Vertebrata paling rendah daya

regenerasinya dibandingkan dengan avertebrata. Sub phylum dari vertebrata yang

paling tinggi daya regenerasinya adalah urodela. Reptilia daya regenerasinya

hanya terbatas pada ekornya Setiap hewan mempunyai kemampuan hidup yang

bervariasi antara makhluk yang satu dengan yang lainnya. Salah satu contoh

adalah regenerasi dari organ. Regenerasi organ dapat diartikan sebagai

kemampuan tubuh suatu organisme untuk menggantikan bagian tubuh yang rusak

baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja (karena kecelakaan) dengan

bagian tubuh yang baru dengan bentuk yang sama persis dengan sebelumnya.

Ekor cicak memiliki bentuk yang panjang dan lunak yang memungkinkan untuk

bisa memendek dan menumpul. Ekor akan mengalami regenerasi bila ekor

tersebut putus dalam usaha perlindungan diri dari predator.

Regenerasi tersebut diikuti oleh suatu proses, yaitu autotomi. Autotomi

adalah proses adaptasi yang khusus membantu hewan melepaskan diri dari

serangan musuh. Jadi, autotomi merupakan perwujudan dari mutilasi diri. Cicak

jika akan dimangsa oleh predatornya maka akan segera memutuskan ekornya

untuk menyelamatkan diri. Ekor yang putus tersebut dapat tumbuh lagi tetapi

tidak sama seperti semula (Balinsky, 1976). Proses regenerasi dalam banyak hal

mirip dengan proses perkembangan embrio. Pembelahan yang cepat, dari sel-sel

yang belum khusus timbullah organisasi yang kompleks dari sel-sel khusus.

Proses ini melibatkan morfogenesis dan diferensiasi seperti perkembangan embrio

akan tetapi paling tidak ada satu cara proses regenerasi yang berbeda dari proses

perkembangan embrio. Cicak akan melepaskan ekornya bila ditangkap pada

bagian ekornya. Cicak kemudian meregenerasi ekor baru pada tepi lainnya pada

waktu senggang. Dalam stadium- stadium permulaan dari regenerasi tidak ada sel-

sel dewasa sehingga tidak ada penghambatan pembelahan sel. Sel-sel pada

permukaan depan mempunyai laju metabolik yang tinggi daripada permukaan di

tepi belakang. Kemampuan regenerasi dari hewan-hewan yang berbeda dapat

Page 12: makalah regenerasi

dibedakan, hal ini tampak dengan adanya beberapa hubungan antara kompleksitas

dengan kemampuan untuk regenerasi.

Daya regenerasi Spons hampir sempurna. Regenerasi pada manusia hanya

terbatas pada perbaikan organ dan jaringan tertentu. Cicak mempunyai daya

regenerasi pada bagian ekor yang putus dengan cukup kokoh. Berdasarkan hasil

praktikum yang dilakukan pada cicak dengan memotong ekornya, setelah diamati

selama empat minggu, ternyata bagian ekor yang telah dipotong mengalami

pertumbuhan. Ekor yang putus tersebut tumbuh tetapi tidak dapat sama seperti

semula.

Ekor cicak yang dipotong sel epidermisnya menyebar menutupi

permukaan luka dan membentuk tudung epidermis apikal. Semua jaringan

mengalami diferensiasi dan generasi membentuk sel kerucut yang disebut

blastema regenerasi di bawah tudung. Berakhirnya periode proliferasi, sel

blastema mengadakan rediferensiasi dan memperbaiki ekornya. Ketika salah satu

anggota badan terpotong hanya bagian tersebut yang disuplai darah dan dapat

bergenerasi. Hal inilah yang memberi pertimbangan bahwa bagian yang dipotong

selalu bagian distal (Kalthoff, 1996). Proses regenerasi pada reptil berbeda dengan

pada hewan golongan amfibi. Regenerasi tidak berasal dari proliferasi atau

perbanyakan sel-sel blastema. Regenerasi pada reptil diketahui bahwa ekor yang

terbentuk setelah autotomi menghasikan hasil dengan catatan khusus karena baik

secara struktur maupun cara regenerasinya berbeda (Balinsky, 1976).

Gambar 2. Hasil Regenerasi Ekor Cicak

Sumber : www.skitcafe.co.id

Secara eksperimental pada ekor cicak yang telah dipotong, ternyata hasil

regenerasinya tidak sama dengan semula. Pertambahan panjang tidak sama

dengan ekor yang dipotong. Ekor baru tidak mengandung notochord dan vertebrae

yang baru hanya terdiri dari ruas-ruas tulang rawan. Ruas-ruas ini hanya meliputi

Page 13: makalah regenerasi

batang syaraf (medula spinalis), jumlah ruas itu pun tidak lengkap seperti semula.

Proses perbaikan pertama pada regenerasi ekor cicak adalah penyembuhan luka

dengan cara penumbuhan kulit di atas luka tersebut. Kemudian tunas-tunas sel

yang belum berdiferensiasi terlihat. Tunas ini menyerupai tunas anggota tubuh

pada embrio yang sedang berkembang. Ketika waktu berlalu sel-sel dari anggota

tubuh yang sedang regenerasi diatur dan berdiferensiasi sekali lagi menjadi otot,

tulang dan jaringan lajunya yang menjadikan ekor fungsional.

Proses regenerasi ini secara mendasar tidak ada perusakan jaringan otot,

akibatnya tidak ada pelepasan sel-sel otot. Sumber utama sel-sel untuk

beregenerasi adalah berasal dari ependima dan dari berbagai macam jaringan ikat

yang menyusun septum otot, dermis, jaringan lemak, periosteum dan mungkin

juga osteosit vertebrae. Sumber sel untuk regenerasi pada reptile berasal dari

beberapa sumber yaitu ependima dan berbagai jaringan ikat (Manylov, 1994).

F. Regenerasi pada Amfibia

Menurut Singer dalam Browder (1984), bahwa proses-proses yang terlibat

dalam regenerasi anggota tubuh Cristurus cristatus, setelah diamputasi meliputi

hal-hal sebagai berikut :

a. Periode penyembuhan luka

Tahap penyembuhan luka ini diawali dari tepi luka dengan penyebaran

epidermis dari tepi luka yang akan menutupi permukaan yang terluka.

Penyebarannya dengan cara gerakan amoeboid sel-sel yang tidak melibatkan

pembelahan mitosis sel. Akan tetapi sekali penutupan selesaikan sel-sel epidermis

berproliferasi untuk menghasilkan mas sel yang berlapis-lapis dan membentuk

sebuah tudung berbentuk kerucut pada ujun anggota badan. Struktur tersebut

dikenal dengan “Apical epidermis cap”. Waktu penyembuhan luka relatif cepat,

namun tergantung juga pada ukuran hewan yng beregenerasi dan ukuran luka

serta faktor-faktor eksternal seperti suhu. Pada salamander proses penutupan luka

setelah anggota badan diamputasi berlangsung kira-kira satu atau dua hari.

b. Periode penghancuran jaringan (histolisis)

Page 14: makalah regenerasi

Setelah proses penutupan luka, proses lain yang sangat penting dalam

regeneras adalah terjadinya dediferensiasi jaringan-jaringan yang berdekatan

dengan permukaa luka, dediferensiasi didahului dengan histolisis jaringan-

jaringan didalam puntung secara besarbesaran. Jaringan yang telah terdiferensiasi

seperti otot, tulang rawa, tulang ikat, matriks, interselulernya hancur dan

melepaskan individu sel-sel mesenkhim yang merupakan sel-sel awal dari

jaringan yng telah berdiferensiasi tersebut.

c. Periode pembentukan blastema

Sel-sel mesenkhim yang dilepaskan selama diferensiasi tertimbun di

bawah epidermis, sel-sel berproliferasi cepat dan menyebabkan epidermis menjadi

semakin menonjol. Masa sel-sel mesenkhim ini dinamakan blastema regenerasi.

d. Diferensiasi dan morfogenesis

Jaringan pertama yang berdiferensiasi dari blastema adalah tulang rawan.

Mula-mula muncul pada ujung tulang sejati dan terjadi penambahan secara

progresif pada distal bagian ujungnya, ketika konstruksi tulang menjadi sempurna

rangka yang telah beregenerasi berubah menjadi tulang. Berikutnya otot terbentuk

disekitar tulang rawan. Sedangkan pembuluh darah tidak jelas pada tahap

konstruksi awal, serabut saraf yang terpotong pada saat amputasi segera aksonnya

tumbuh ke daerah luka dan merekontruksi pola-pola persarafan. Dibagian luar

terjadi perubahanperubahan bentuk puntung anggota yang semula menyerupai

kerucut, selanjutnya mulai memipih dorsoventral pada bagian ujungnya, bagian

pipih menunjukkan tanda-tanda jari awal yakni korpus atau tarsus rudimen yang

dinamakan plat kaki atau tangan. Selanjutnya pola-pola pembentukan jari-jari

yang progresif dimana segera jari-jari sederhana muncul, terpisah satu sama

lainnya. Akhirnya anggota tubuh sempurna terbentuk dan berfungsi normal.

G. Asal Sel yang Beregenerasi

Darimanakah sel-sel yang beregenerasi itu berasal pada uraian

sebelumnya bahwa sel-sel blastema yang terlibat yang terlibat dalam regenerasi

anggota tubuh berasal dari dediferensiasi lokal jaringan puntung selama

Page 15: makalah regenerasi

penghancuran jaringan (histolisis). Alternatif lain menyatakan bahwa sumber sel-

sel blastema berasal dari sel-sel cadangan yang bergerak dari wilayah lain sebagai

akibat amputasi. Mengenai asal sel lokal yang bergerak dalam ikut serta dalam

regenerasi anggota tubuh amfibia telah diketahui oleh Hertwig (1927) melakukan

eksperimen yaitu, suatu anggota tubuh haploid (n) yang diamputasi, selanjutnya

dicangkokkan di salamander diploid (2n). Hasil pencangkokan ini dibiarkan

sampai sembuh, berikutnya dilakukan amputasi pada bagian lengan atas dari

anggota badan haploid (n) yang telah sembuh. Setelah dibiarkan beberapa saat

serta merta telah muncul blastema, dan hasil eksperimen menunjukkan bahwa

semua sel-sel yang beregenerasi adalah haploid (n).

Sebenarnya asal blastema dari anggota badan yang beregenerasi asalnya

heterogen muncul dari diferensiasi jaringan-jaringan otot, tulang, tulang rawan,

ikat, dimana ujud sel blastema itu merupakan hal yang sangat penting dalam

analisis regenerasi anggota badan vertebrata. Suatu eksperimen standar telah

dilakukan dengan menggunakan radiasi sinar-X yaitu sebuah anggota badan

amfibia diiradiasi sinar-X sebelum amputasi ternyata mencegah terjadinya

regenerasi yakni jaringan puntung diiradiasi tidak sanggup berproliferasi

membentuk blastema regenerasi. Kejadian ini dimungkinkan sebagai akibat

adanya iradiasi sinar-X merusak kemampuan mitosis dari jaringan yang diiradiasi.

Page 16: makalah regenerasi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Regenerasi merupakan proses yang begitu penting artinya bagi

kehidupan makhluk hidup. Adapun beberapa tahapan dalam regenerasi anggota

tubuh pada hewan yaitu :

1. Luka akan tertutup oleh darah yang mengalir, lalu membeku membentuk scab

yang bersifat sebagai pelindung.

2. Sel epitel bergerak secara amoeboid menyebar di bawah permukaan luka, di

bawah scab. Proses ini membutuhkan waktu selama dua hari, dimana pada saat

itu luka telah tertutup oleh kulit.

3. Diferensiasi sel-sel jaringan sekitar luka, sehingga menjadi bersifat muda

kembali dan pluripotent untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru.

Matriks tulang dan tulang rawan akan melarut, sel-selnya lepas tersebar di

bawah epitel. Serat jaringan ikat juga berdisintegrasi dan semua sel- selnya

mengalami diferensiasi. Sehingga dapat dibedakan antara sel tulang, tulang

rawan, dan jaringan ikat. Setelah itu sel-sel otot akan berdiferensiasi, serat

miofibril hilang, inti membesar dan sitoplasma menyempit.

4. Pembentukan kuncup regenerasi (blastema) pada permukaan bekas luka. Pada

saat ini scab mungkin sudah terlepas. Blastema berasal dari penimbunan sel-sel

diferensiasi atau sel-sel satelit pengembara yang ada dalam jaringan, terutama

di dinding kapiler darah. Pada saatnya nanti, sel-sel pengembara akan

berproliferasi membentuk blastema.

5. Proliferasi sel-sel berdiferensiasi secara mitosis, yang terjadi secara serentak

dengan proses dediferensiasi dan memuncak pada waktu blastema mempunyai

besar yang maksimal dan tidak membesar lagi.

6. Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi

sel-sel blastema tersebut. Sel-sel yang berasal dari parenkim dapat

menumbuhkan alat derifat mesodermal, jaringan saraf dan saluran pencernaan.

Page 17: makalah regenerasi

Sehingga bagian yang dipotong akan tumbuh lagi dengan struktur anatomis dan

histologis yang serupa dengan asalnya.

Regenerasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain temperatur, makanan,

dan sistem saraf.

Page 18: makalah regenerasi

DAFTAR PUSTAKA

Balinsky, B.I. 1976. An Introduction Embryology 4 th ed, W.B. saunders Co.

Philadelphia, London.

Browder, L.W. 1984. Developmental Biology 2 th ed, W.B. Saunders, London.

Hertwig, J.J. 1927. Fundamental of Comparative Embryology the Vertebrata. The

Mac Millan company. New York.

Kalthoff, Klaus. 1996. Analysis of Biological Development. New York: Mc Graww-Hill.

Kimball, John W. 1992. Biology. New York: Addison-Wishley Publishing Company Inc.

Majumdar, N.N. 1985. Text Book of Vertebrae Embriology. New Delhi: Mc Graw-Hill Pusblishing Company Limited

Soeminto. 2000. Embriologi Vertebrata. Purwokerto: Fakultas Biologi UNSOED.

Tim Dosen. 2010. Struktur Perkembangan Hewan. Medan : UNIMED.