jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel902ED8EE1... · Web viewContoh...

21
KALAM INSYA’ THALABI DALAM SURAT AL-KAHFI Fathul Lailatul Khoiriah Nurul Murtadho Yusuf Hanafi Jurusan Sastra Arab, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang E-mail: [email protected] Abstract: The purpose of this reseach is to analyse form and meaning of kalam insya’ thalabi in surah al-kahfi. This reseach is using the descriptive method of content analysis. The procedur of data analysis includes tables and classification of kalam insya’ thalabi. The result of this reseach reveals that there are 48 verses of kalam insya’ thalabi in surah al-kahfi. Those are amar (command) 20 verses, nahi (prohibition) 6 verses, istifham (question) 17 verses, nida’ (call) 2 verses, and tamanni (hope) 3 verses. According to its form, kalam insya’ thalabi in surah al-kahfi has several forms including amar (command), nahi (prohibition), istifham (question), nida’ (call), and tamanni (hope). Based on the meaning, kalam insya’ thalabi has two meanings. The first is denotative (haqiqi) and the second is connotative (idhafi). Denotative means the sentence expression does not have a certain purpose, while connotative means the sentence has a certain purpose depends on the context and the situation expressed by the sentence. The other meanings of kalam insya’ thalabi that can be found in the verses of surah al-kahfi are ta’jiz (weaken), iltimas (expression to the same age), tahdid (threat), irsyad (guidance), doa (prayer), taubikh (insult), and taqrir (confirmation). Key words: kalam insya’ thalabi, surah al-kahfi ص: خ مل ل ا ه و واع ن و ا ي ب ل لطء ا ا ش ن إم الإ ل ك ل ي ل ح( ت ى ل ا ي ف ي ك ل ا ث ح ب ل ا ا ذ ه ذف ه ي. ( ه ي ل ي ل ح( ت( ه ي ف ص و( ه( ق ري ط ي ه ف ث ح ب ل ا ا ذ ه( ه( ق ري ط ا م . ا ف ه لك ا( ورة س ي ف ه ي ن عا م ا م ا( ات وم ل ع م ل ا ات ش( كت ا ذاول ح ل ذام ا ح( ت س ا ب اء ش ن إم الإ ل ك\ ن ا ث ح ب ل ا ا ذ ه( ه ج ب_ تa ن . و1

Transcript of jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel902ED8EE1... · Web viewContoh...

Page 1: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel902ED8EE1... · Web viewContoh اجتهد، جئ.تعلم. Sedangkan menurut Nadwi (1986:34) fi’il amar adalah tiap-tiap

KALAM INSYA’ THALABI DALAM SURAT AL-KAHFI

Fathul Lailatul Khoiriah

Nurul Murtadho

Yusuf Hanafi

Jurusan Sastra Arab, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang,

Jl. Semarang 5 Malang

E-mail: [email protected]

Abstract: The purpose of this reseach is to analyse form and meaning of kalam insya’ thalabi in surah al-kahfi. This reseach is using the descriptive method of content analysis. The procedur of data analysis includes tables and classification of kalam insya’ thalabi. The result of this reseach reveals that there are 48 verses of kalam insya’ thalabi in surah al-kahfi. Those are amar (command) 20 verses, nahi (prohibition) 6 verses, istifham (question) 17 verses, nida’ (call) 2 verses, and tamanni (hope) 3 verses. According to its form, kalam insya’ thalabi in surah al-kahfi has several forms including amar (command), nahi (prohibition), istifham (question), nida’ (call), and tamanni (hope). Based on the meaning, kalam insya’ thalabi has two meanings. The first is denotative (haqiqi) and the second is connotative (idhafi). Denotative means the sentence expression does not have a certain purpose, while connotative means the sentence has a certain purpose depends on the context and the situation expressed by the sentence. The other meanings of kalam insya’ thalabi that can be found in the verses of surah al-kahfi are ta’jiz (weaken), iltimas (expression to the same age), tahdid (threat), irsyad (guidance), doa (prayer), taubikh (insult), and taqrir (confirmation). Key words: kalam insya’ thalabi, surah al-kahfi

يه��دف ه��ذا البحث الكيفي إلى تحلي��ل كالم اإلنش��اءالملخص: الطلبي و أنواع��ه و معاني��ه في س��ورة الكه��ف. أم��ا طريق��ة ه��ذا

أم��ا اكتس��اب المعلوم��ات البحث فهي طريق��ة وص��فية تحليلي��ة. . ونتيجة ه��ذا البحث أن كالم اإلنش��اء الطل��بيباستخدام الجداول

آي��ات للنهي و ٦ ي��ة لألم��ر وآ ٢٠ي��ة وهيآ ٤٨في س��ورة الكه��ف سة آيات للتمني. و أنواعه خم٣ية للنداء و آ ٢ية لالستفهام و آ١٧

وهي األمر والنهي واالستفهام والنداء والتمني. ومن ناحية معانيه ،أن كالم اإلنش��اء الطل��بي بمع��نى حقيقى فه��و مع��نى أص��لي

تكون من معنى التعجيز والتحق��ير وااللتم��اسيإضافي المعنى الو.والتحديد واإلرشاد والتقرير والتعجب والتقرير وغير ذلك

كالم اإلنشاء الطلبي، سورة الكهفالكلمات الرئيسة:Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk dan makna kalam insya thalabi dalam Surat al-Kahfi. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif analisis isi (content analisis). Prosedur analisis data meliputi tabelisasi dan klasifikasi kalam insya’. Hasil penelitian ini, dapat dikemukakan bahwa kalam insya’ thalabi dalam Surat al-Kahfi 48 ayat yaitu amar (perintah) 20, nahi

1

Page 2: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel902ED8EE1... · Web viewContoh اجتهد، جئ.تعلم. Sedangkan menurut Nadwi (1986:34) fi’il amar adalah tiap-tiap

2

(larangan) 6 ayat, istifham (pertanyaan) 17, nida’ (panggilan) 2, dan tamanni (harapan) 3 ayat. Adapun dilihat dari segi bentuknya, ayat-ayat Surat al-Kahfi terdapat berbagai bentuk kalam insya’ thalabi yang meliputi amar (perintah), nahi (larangan), istifham (pertanyaan), nida’ (panggilan), dan tamanni (harapan). Adapun dari segi makna kalam insya’ thalabi mempunyai makna haqiqi yaitu makna asli dan makna idhafi di antaranya adalah ta’jiz (melemahkan), iltimas (ungkapan kepada yang sebaya), tahdid (ancaman), irsyad (petunjuk), dan doa (permohonan), taubikh (menghina) dan taqrir (penegasan).

Kata kunci: kalam insya’ thalabi, surat al-Kahfi.

Dalam memahami al-Quran umat Islam harus memahami bahasanya juga, yaitu

bahasa Arab. Bahasa yang digunakan al-Quran sangatlah indah, namun hanya

orang tertentu saja yang bisa menikmatinya (Qutb, 1978). Hal ini karena berbagai

disiplin ilmu yang harus dikuasai untuk memahami al-Quran, di antaranya ilmu

Sharaf, Nahwu, I’lal dan Balaghah. Al-Ghulayayniy (1987) menyatakan,

turunnya al-Quran dan Hadits melahirkan tiga belas ilmu, yaitu: Sharaf, I’rab,

Nahwu, Rasm, Ma’ani, Bayan, Badi’, Urdh, Qawafi, Ghard Syi’ir, Insya’,

Khithobah, Sejarah Sastra dan Kajian Bahasa.

Dalam pandangan ilmu Ma’ani, kalam insya’ thalabi adalah kalimat yang

menghendaki terjadinya sesuatu yang belum terjadi pada waktu kalimat itu

diucapkan. Kalam insya’ thalabi ada yang berupa amar (kalimat perintah), nahi

(kalimat larangan), istifham (kalimat pertanyaan), nida’ (kalimat panggilan),

tamanni (kalimat harapan). Masing-masing jenis kalam insya’ thalabi ini

mempunyai macam-macam makna selain makna asli.

Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

(1)Ayat-ayat yang mengandung kalam insya’ thalabi dalam Surat al-Kahfi,

(2)Bentuk kalam insya thalabi dalam Surat al-Kahfi, (3)Makna yang terdapat

dalam kalam insya’ thalabi dalam Surat al-Kahfi.

Dalam penelitian ini surat yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah

Surat al-Kahfi karena dalam Surat al-Kahfi terdapat ayat-ayat yang menjelaskan

keimanan, hukum-hukum, dan kisah-kisah yang semuanya mengandung hikmah

dan pelajaran yang amat berguna bagi kehidupan manusia (Makhdhari, 2009).

Alasan lain pemilihan Surat al-Kahfi sebagai objek penelitian, karena Surat al-

Kahfi berisi kisah-kisah inspiratif yang menggugah, yaitu kisah ashabul kahfi

yang rela menentang raja yang berkuasa di Negeri tersebut demi membela agama

Page 3: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel902ED8EE1... · Web viewContoh اجتهد، جئ.تعلم. Sedangkan menurut Nadwi (1986:34) fi’il amar adalah tiap-tiap

3

Allah SWT, dan kisah Ya’juj Ma’juj serta kisah Dzulkarnain. Penelitian ini

membahas kalam insya’ thalabi secara menyeluruh yang meliputi kalam insya’

thalabi amar (kalimat perintah), nahi (kalimat larangan), istifham (kalimat

pertanyaan), nida’ (kalimat panggilan), tamanni (kalimat harapan). Judul

penelitian yang dipilih oleh penulis adala kalam insya’ thalabi dalam Surat al-

Kahfi.

METODE

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis kalam

insya’ thalabi dalam Surat al-Kahfi. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan

metode analisis isi (content analisis). Alasan yang mendukung digunakannya

analisis isi sebagai rancangan dalam penelitian ini adalah: (a) sumber data dalam

penelitian ini berupa dokumen, (b) masalah yang dianalisis adalah isi komunikasi,

(c) dan tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan isi komunikasi

dan membuat inferensi (Zuchdi (dalam Ainin, 2010:12).

Berdasarkan pada rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah

ditetapkan oleh peneliti bahwa data dalam penelitian ini adalah kalam insya’ yang

terdapat dalam ayat-ayat al-Quran Surat al-Kahfi. Sedangkan sumber datanya

adalah ayat-ayat al-Quran Surat al-Kahfi yang terdiri atas 110 ayat. Instrumen

dalam penelitian ini berupa tabel penjaringan data, guna menjaga keabsahan data

dalam penelitian ini.

Data-data yang diperoleh diolah berdasarkan teknik analisis data kualitatif

untuk menganalisis data yang telah terkumpul, langkah yang dilakukan adalah

(1)Menandai ayat yang mengandung kalam insya’ thalabi (2)Memasukkan ke

dalam tabel jenis kalam insya’ (3)Mengklasifikasikan bentuk kalam insya’ thalabi

dengan menggunakan tabel (4)Mengklasifikasikan huruf istifham dan nida’

dengan menggunakan tabel (5)Mengklasifikasikan makna kalam insya’ thalabi

dengan menggunakan tabel (6)Membahas hasil penelitian (7)Menyimpulkan

Page 4: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel902ED8EE1... · Web viewContoh اجتهد، جئ.تعلم. Sedangkan menurut Nadwi (1986:34) fi’il amar adalah tiap-tiap

4

HASIL

Surat al-Kahfi, memuat ayat-ayat yang mengandung kalam insya thalabi

yang terdiri atas (1)amar/perintah = 20 ayat, (2)nahi/larangan = 6 ayat, (3)

istifham/pertanyaan = 17 ayat, (4)nida/panggilan = 2 ayat, dan (5)

tamanni/harapan = 3 ayat.

نا دنك من آتنا رب ئو رحمة ل أمرنا من لنا هي -١٠- الكهف: رشدا“Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan

sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”.

مراء إال فيهم تمار فال منهم فيهم تستفت وال ظاهرا -٢٢ الكهف:- أحدا“Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka,

kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka

(pemuda-pemuda itu) kepada seorang pun di antara mereka”.

ا ها زينة األرض على ما جعلنا إن لنبلوهم ل أحسن همأي -٧ الكهف:- عمال“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan

baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik

perbuatannya”.

خذ أن وإما تعذب أن إما القرنين ذا يا فيهم تت -٨٦ الكهف:- حسنا"Hai Zulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap

mereka".

يا ي أشرك لم نيليت برب -٤٢ الكهف:- أحدا"Aduhai kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorang pun dengan Tuhanku".

Dalam Surat al-Kahfi, terdapat ayat-ayat yang mengandung bentuk kalam

insya’ thalabi amar yaitu fi’il amar dan fi’il mudhari’ didahului lam amar.

Menurut Al-Ghalayaini (2000:33) fi’il amar adalah sesuatu yang menunjukkan

pekerjaan (fi’il) dari seorang pelaku (fa’il) tanpa lam amar. Contoh ،اجتهدتعلم. Sedangkan menurut Nadwi (1986:34) fi’il amar adalah tiap-tiap fi’il .جئ

Page 5: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel902ED8EE1... · Web viewContoh اجتهد، جئ.تعلم. Sedangkan menurut Nadwi (1986:34) fi’il amar adalah tiap-tiap

5

(kata kerja) yang menunjukkan arti perintah dan menerima nun taukid (nun untuk

menguatkan kalimat) contoh اعملن Sedangkan fi’il mudhari’ Menurut .احترمن،

Dayyab, dkk (1990:5) adalah fi’il yang menunjukkan kejadian sesuatu pada waktu

berbicara atau sesudahnya, sedangkan ciri fi’il mudhari’ bisa didahului oleh لم , seperti يكتب Adapun fi’il .(أنيت) dan pasti didahului dengan huruf mudharaah لم

mudhari’ yang didahului dengan lam amar, seperti ليكتب “Tulislah”, mempunyai

arti perintah.

Selain itu, surat al-Kahfi juga terdapat ayat-ayat yang mengandung bentuk

kalam insya’ thalabi nahi, istifham, nida’ dan tamanni. Redaksi untuk bentuk

nahi hanya satu yaitu fi’il mudhari, yang didahului dengan la nahi (Al-Jarim dan

Usman, 1998:263; Al-Hasyimi, 1960: 83; Kulaib dan Shaleh, 1990). Ayat-ayat

surat al-Kahfi juga mengandung huruf-huruf istifham yaitu هل, ما, أ, كم, من, أي ,

dan كيف, dan hanya terdapat satu bentuk huruf nida’ yaitu يا, serta mempunyai 2

bentuk kata tamanni yaitu ليت dan لو.Tabel 1.1 Bentuk Thalabi Amar dalam Surat al-Kahfi

No. Bentuk Thalabi Amar Jumlah Sebaran Ayat

1. Fi’il amar 23 18

2. Fi’il mudhari’ didahului

lam amar

3 2

Jumlah 26 20

Tabel 1.2 Huruf Istifham dalam Surat al-Kahfi

No. Huruf Istifham Jumlah Sebaran Ayat

1. أي 2 2

2. من 2 2

3. كم 1 1

4. أ 7 7

5. ما 1 1

6. هل 3 3

7. كيف 1 1

Jumlah 17 17

Page 6: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel902ED8EE1... · Web viewContoh اجتهد، جئ.تعلم. Sedangkan menurut Nadwi (1986:34) fi’il amar adalah tiap-tiap

6

Dalam ayat-ayat yang terdapat dalam Surat al-Kahfi, peneliti menemukan

makna asli amar (perintah mengandung arti perintah) sebanyak 6 ayat dan makna

lain amar (kata perintah mengandung makna bukan perintah)yang lebih banyak

dari pada makna asli amar (perintah mengandung makna perintah) yaitu 14 ayat .

Jumlah tersebut mencakup semua makna lain amar yang terdiri atas 5 makna,

dengan urutan yang paling banyak jumlahnya yaitu ta’jiz (melemahkan), iltimas

(permintaan kepada yang sebaya), irsyad (petunjuk), tahdid (ancaman), doa.

Makna nahi ada 2 macam yaitu makna nahi asli (kata larangan bermakna

larangan) sebanyak 3 kata yang tersebar dalam 2 ayat dan makna lain nahi (kata

larangan bermakna bukan larangan) sebanyak 5 kata yang tersebar dalam 4 ayat.

Makna lain nahi ada 2 macam yaitu iltimas dan tahdid. Makna asli istifham (kata

pertanyaan bermakna bukan pertanyaan) sebanyak 4 kata yang tersebar dalam 4

ayat dan makna lain istifham (kata pertanyaan bermakna bukan pertanyaan), yang

tidak selalu formal atau makna sebenarnya. Makna lain istifham (kata pertanyaan

bermakna bukan pertanyaan) sebanyak 13 kata yang tersebar dalam 13 ayat,

makna istifham ada 6 macam yaitu taqrir (penegasan), tahqir (mencela), taubikh

(menghina), ta’ajub (heran), tamanni (harapan),dan ta’jiz (melemahkan). istifham

ada 6 macam yaitu taqrir (penegasan), tahqir (mencela), taubikh (menghina),

ta’ajub (heran), tamanni (harapan),dan ta’jiz (melemahkan). Makna nida’ hanya

mengandung makna nida’ lain (kata panggilan bermaksud untuk tidak

memanggil) sebanyak 2 kata yang tersebar dalam 2 ayat, yaitu takhyir (memilih)

dan makna iltimas (permohonan terhadap sesama). Makna tamanni hanya

mengandung makna tamanni lain (kata harapan bermakna bukan harapan)

sebanyak 3 kata yang tersebar dalam 3 ayat., sebagai makna ta’jiz (melemahkan),

makna penyesalan, makna ta’dzim (mengagungkan).

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil temuan di atas, bahwa pada ayat 10 terdapat kata آتنا dan ئ yang merupakan kata perintah sehingga tegolong هي kalam insya’ thalabi

amar. Pada ayat 22 terdapat kata تمار dan ال تستفت yang merupakan kata ال

larangan kalam insya’ thalabi nahi karena ayat-ayat tersebut mengandung suatu

larangan. Sedangkan ayat ke-7 huruf yang merupakan huruf أي istifham, maka

Page 7: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel902ED8EE1... · Web viewContoh اجتهد، جئ.تعلم. Sedangkan menurut Nadwi (1986:34) fi’il amar adalah tiap-tiap

7

ayat-ayat tersebut dapat diklasifikasikan menjadi kalam insya’ thalabi istifham.

Pada ayat 86 terdapat huruf yang يا merupakan huruf nida’, maka ayat-ayat

tersebut dapat diklasifikasikan menjadi kalam insya’ thalabi nida’.Dan pada ayat

18 terdapat huruf يت yang merupakan huruf ل tamanni, maka ayat-ayat tersebut

dapat diklasifikasikan menjadi kalam insya’ thalabi tamanni.

Berdasarkan penelitian ini, bentuk amar yang terdapat dalam aya-ayat

Surat al-Kahfi, memuat dua bentuk amar, yaitu fi’il amar dan fi’il mudhari’

didahului lam amar. Sedangkan isim fi’il amar dan masdar menjadi bentuk amar

tidak ditemukan. Bentuk nahi mempunyai satu bentuk saja yaitu fi’il mudhari’

yang didahului lam nahi (fi’il nahi). Huruf istifham yang terdapat dalam ayat-ayat

surat Al-Kahfi, memuat tujuh macam bentuk huruf istifham, yaitu ) ,هل), همزةأ

أي , كم, كيف, من, ما . Sedangkan ى أيان, أين , متى , أن tidak ditemukan. Bentuk

huruf nida’ hanya satu yaitu huruf saja يا yang berarti wahai, dan haruf ini

menghendaki suatu tindakan untuk merespon stimulus orang yang memenggil.

Dan mempunyai 2 bentuk huruf tamanni yaitu dan ليت yang mempunyai لو

maksud mengharapkan terjadinya sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Sehingga

huruf-huruf tersebut hanya sebagai harapan saja.

Dari aspek makna, hasil penelitian menunjukkan bahwa makna kalam

insya thalabi tidak selalu mengandung makna sebenarnya tetapi juga mengandung

makna lain yang sesuai konteks. Makna kalam insya thalabi dalam Surat al-Kahfi

meliputi; (1) amar (perintah) ada 2 macam yaitu makna hakiki (perintah

mempunyai makna perintah) dan makna idhafi (perintah mempunyai makna

bukan perintah). Makna hakiki seperti lafal

ك اذكرو ب ي يهدين أن عسى وقل نسيت إذا ر هذا من ألقرب رب ٢٤الكهف:– رشدا -

Kata اذكر “ingatlah”, yaitu ungkapan perintah untuk orang kedua tunggal

(laki-laki ,(أنت dan dilihat dari konteks kalimatnya bahwa ungkapan tersebut

merupakan suatu perintah Allah kepada hambanya agar selalu ingat kepadaNya

jika menghadapi suatu kesulitan. Sedangkan makna idhafi amar sebanyak 17 kata

yang tersebar dalam14 ayat, yang terdiri atas 5 makna yaitu (a) ta’jiz

(melemahkan) contohnya ي قل ب تهم أعلم ر قليل- الكهف: إال يعلمهم ما بعد٢٢-

Page 8: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel902ED8EE1... · Web viewContoh اجتهد، جئ.تعلم. Sedangkan menurut Nadwi (1986:34) fi’il amar adalah tiap-tiap

8

Pada lafal ini penuturnya adalah Allah dan petuturnya adalah nabi Muhammad,

konteks kalimat ini diucapkan untuk melemahkan orang kafir yang tidak percaya

adanya Ashabul Kahfi. (b) iltimas (ungkapan kepada yang sebaya) contohnya

غداءنا آتنا هذا سفرنا من لقينا لقد ٦٢ الكهف:- نصبا - lafal ini penuturnya

adalah nabi Musa dan petuturnya adalah pelayan nabi Musa, konteks kalimat ini

diucapkan ketika nabi Musa bersama pelayannya berjalanan mencari nabi Khidir

untuk menuntut ilmu, (c) tahdid (ancaman) contohnya عليهم ابنوا فقالوا بنيانا

هم ب ٢١ الكهف:-بهم أعلم ر - pada lafal ini kata “ابنوا” (dirikanlah), ungkapan

ini penuturnya adalah Allah dan petuturnya adalah orang kafir. Konteks kalimat

pada ayat ini menunjukkan ancaman kepada orang-orang yang dhalim kepada

Allah, (d) irsyad (petunjuk) contohnya ١٦الكهف:-الكهف إلى فأووا Lafal di

atas memiliki makna irsyad, “فأووا” (berlindunglah), penuturnya adalah Allah dan

petuturnya adalah Ashabul Kahfi , konteks kalimat ini diucapkan sbagai petunjuk

bagi Ashabul Kahfi ketika Ashabul Kahfi dikejar oleh parajurit suruhan raja

Diqyanus, dan (e) doa (permohonan) contohnya نا دنك من آتنا رب ئ رحمة ل وهي

أمرنا من لنا ١٠ الكهف:- رشدا - Lafal “آتنا” (berikanlah) dan lafal “هيئ”

(sempurnakanlah), ungkapan ini penuturnya adalah manusia dan petuturnya

adalah Allah. Konteks kalimat ini diungkapkan sebagai permohonan manusia

kepada Allah SWT yang memohon agar diberikan rahmat dan disempurnakan

petunjuk yang lurus. Sehingga ayat ini mempunyai makna doa. (2) nahi

(larangan) ada 2 macam makna yaitu hakiki (larangan mempunyai makna

larangan) contohnya مراء إال فيهم تمار فال منهم فيهم تستفت وال ظاهرا

أحداlafal “ تمار di atas menjadi ungkapan larangan yang diungkapkan pihak atasan ”ال

kepada pihak bawahan dan tidak ada maksud tertentu selain melarang. Ungkapan

diatas penuturnya adalah Allah dan petuturnya adalah nabi Muhammad. Konteks

ungkapan ini diucapkan karena Allah melarang nabi Muhammad bergaul dengan

orang kafir. Sedangkan makna idhafi nahi (larangan mempunyai makna bukan

larangan) yang terdiri atas 2 makna yaitu iltimas contohnya

Page 9: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel902ED8EE1... · Web viewContoh اجتهد، جئ.تعلم. Sedangkan menurut Nadwi (1986:34) fi’il amar adalah tiap-tiap

9

ى شيء عن تسألني فال منه لك أحدث حت ٧٠ الكهف:- ذكرا - Lafal ini

penuturnya adalah nabi Khidir dan petuturnya adalah nabi Musa. Konteks kalimat

ini diungkapkan ketika nabi Khidir dan nabi Musa berjalan bersama, yang mana

pada saat itu nabi Musa menuntut ilmu kepada nabi Khidir, dan tahdid (ancaman)

contohnya

ي لشيء تقولن الو ذلك فاعل إن ٢٣ الكهف:- غدا - lafal “ تقولن ”وال

(janganlah kamu mengatakan). Penutur kalimat ini adalah Allah dan petuturnya

adalah manusia. Konteks ungkapan ini merupakan larangan berkata apa yang

belum diketahui (berbohong). Sehingga pada ayat ini menunjukkan ancaman

kepada orang-orang yang berbohong. (3) istifham (pertanyaan) ada 2 macam

yaitu (1) makna asli (pertanyaan mempunyai makna pertanyaan) seperti لبثتم كم

لبثنا قالوا يوم بعض أو يوما

Lafal ini menunjukkan makna istifham asli (kata pertanyaan bermakna

pertanyaan) karena dalam lafal ini penuturnya adalah salah satu Ashabul Kahfi

dan petuturnya adalah Ashabul Kahfi yang lain, dan konteks kalimat ini diucapkan

karena salah satu Ashabul Kahfi benar-benar bertanya kepada teman-temannya

sudah berapa lama mereka tinggal dalam Gua. (2) makna idhafi (pertanyaan

mempunyai makna bukan pertanyaan) yaitu (a)taqrir (penegasan) contohnya

لبثوا لما أحصى الحزبين أي لنعلم بعثناهم ثم ١٢ الكهف:- أمدا - Lafal ini

penuturnya adalah Allah SWT dan petuturnya adalah nabi Muhammad. Konteks

kalimat ini diucapkan sebagai ungkapan untuk mempertegas orang-orang kafir

yang menentang Rasulullah tentang kisah Ashabul Kahfi. (b) tahqir (mencela)

contohnya ا ها زينة األرض على ما جعلنا إن هم لنبلوهم ل أحسن أي - عمال٧الكهف: - pada lafal ini penuturnya adalah Allah dan petuturnya adalah nabi

Muhammad. Konteks ungkapan pertanyaan ini diucapkan untuk mencela, karena

konteks kalimat pada ayat tersebut menunjukkan celaan kepada orang-orang yang

dhalim kepada nabi Muhammad SAW. (c) taubikh (menghina) contohnya

به تحط لم ما على تصبر كيفو ٦٨- الكهف: خبرا - Lafal ini penuturnya

adalah nabi Khidir petuturnya adalah nabi Musa. Konteks kalimat ini diucapakan

Page 10: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel902ED8EE1... · Web viewContoh اجتهد، جئ.تعلم. Sedangkan menurut Nadwi (1986:34) fi’il amar adalah tiap-tiap

10

sebagai penghinaan nabi Khidir kepada nabi Musa, karena nabi Musa tidak sabar

dalam menuntut ilmu kepada beliau. (d) ta’ajub (heran) contohnya

٤٩ الكهف:-أحصاها إال كبيرة وال صغيرة يغادر ال الكتاب هذا لما - Lafal di

atas mengandung makna lain istifham, sebagai makna ta’ajub. Penutur dalam lafal

ini adalah manusia dan petuturnya Allah. Konteks kalimat ini diucapkan sebagai

ungkapan manusia yang heran terhadap kitab amal perbuatan mereka selama

hidup di dunia ketika datang hari pembalasan. (e) tamanni (harapan) contohnya

لك نجعل فهل وبينهم بيننا تجعل أن على خرجا ٩٤ الكهف:- سدا - Lafal di

atas mengandung makna lain istifham, sebagai makna tamanni. Penutur lafal ini

adalah rakyat dan petuturnya adalah raja Dzulqarnain. Konteks kalimat ini

diucapkan sebagai ungkapan harapan orang muslim kepada raja Dzulkarnain agar

dibuatkan dinding penghalang antara mereka dan Ya’jud dan Ma’jud.

dan (f) ta’jiz (melemahkan) contohnya

ذين أفحسب خذوا أن كفروا ال ا دونيأولياء من عبادي يت م أعتدنا إن جهن

للكافرين ١٠٢ الكهف:- نزال -

Lafal ini penuturnya adalah Allah SWT dan petuturnya adalah nabi Muhammad.

Konteks kalimat ini diungkapan Allah kepada nabi Muhammad sebagai ungkapan

untuk melemahkan orang-orang kafir yang menyekutukan Allah SWT.

(4) ) nida’ (panggilan) hanya memiliki 1 macam makna saja yaitu makna idhafi

(panggilan mempunyai makna bukan panggilan). Makna nida’ lain sebanyak 2

kata yang tersebar dalam 2 ayat, yang terdiri atas 2 macam, yaitu takhyir

(memilih) contohnya خذ أن وإما تعذب أن إما القرنين ذا يا فيهم تت - حسنا٨٦الكهف: -Penutur dari kata lafal ini adalah Allah dan petuturnya adalah raja

Dzulqarnain. Konteks kalimat lafal ke-1 ini diungkapkan Allah agar raja

Dzulkarnain memilih antara berbuat baik atau menyiksa orang-orang yang dhalim

kepada raja Dzulkarnain, ketika itu banyak orang yang menentang raja

Dzulqarnain.dan iltimas (perohonan terhadap sesama) إن القرنين ذا يا قالوا

٩٤ الكهف:-األرض في مفسدون ومأجوج يأجوج - lafal ini mengandung

makna lain nida’, sebagai makna iltimas (permohonan terhadap sesama). Penutur

kalimat ini adalah rakyat raja Dzulqarnain dan petuturnya adalah Dzulqarnain.

Page 11: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel902ED8EE1... · Web viewContoh اجتهد، جئ.تعلم. Sedangkan menurut Nadwi (1986:34) fi’il amar adalah tiap-tiap

11

Konteks kalimat ini diucapkan sebagai ungkapan permohonan orang muslim

kepada raja Dzulkarnain agar raja Dzulkarnain mampu menolong orang muslim

dari Ya’jud dan Ma’jud. Dan (5) tamanni (harapan) juga hanya memiliki 1 macam

makna saja yaitu makna idhafi (harapan mempunyai makna bukan harapan).

Makna tamanni lain sebanyak 3 kata yang tersebar dalam 3 ayat, yang terdiri atas

3 macam yaitu (a) ta’jiz (melemahkan) contohnya

يت اطلعت لو منهم لول منهم ولملئت فرارا ١٨ الكهف:- رعبا - Pada lafal ini

mengandung makna lain tamanni, sebagai makna ta’jiz (melemahkan). Penutur

kalimat ini adalah Allah dan petuturnya adalah nabi Muhammad. Konteks kalimat

ini sebagai ungkapan Allah untuk melemahkan Dzulkarnain orang kafir yang

tidak percaya akan adanya Ashabul Kahfi. (b) Penyesalan contohnya لم ليتني يا

ي أشرك برب أحدا

Lafal ini mengandung makna lain tamanni sebagai makna penyesalan. Penutur

kalimat ini adalah orang yang menyesal akan perbuatannya yang telah

mempersekutukan Allah dan petuturnya adalah dirinya sendiri. Konteks kalimat

ini merupakan ungkapan penyesalan atas kelakuannya yang telah

mempersekutukan Allah SWT. Dan (c) ta’dzim (mengagungkan) contohnya

و البحر كان ل كلمات مدادا ي ل رب أن قبل البحر لنفد ي كلمات تنفد ولو رب

بمثله جئنا ١٠٩ الكهف:- مددا -lafal ini mengandung makna lain tamanni,

sebagai makna ta’dzim (mengagungkan). Penutur kalimat ini adalah nabi

Muhammad dan petuturnya adalah umat Islam. Konteks kalimat ini sebagai

ungkapan nabi Muhammad yang menjelaskan tentang ilmu Allah kepada umatnya

dengan mengagungkan Allah SWT. Nabi Muhammad menyatakan bahwa Allah

lah zat yang Maha Agung, Perkasa, dan Berkuasa.

Kesimpulan

Ayat-ayat Surat al-Kahfi mengandung kalam insya’ thalabi yang meliputi

amar (perintah) sebanyak 26 kata yang tersebar dalam 20 ayat, nahi (larangan) 8

kata yang tersebar dalam 6 ayat, istifham (pertanyaan) 18 kata yang tersebar

dalam 18 ayat, nida’ (panggilan) 2 kata yang tersebar dalam 2 ayat dan tamanni

(harapan) 4 kata yang tersebar dalam 4 ayat.

Page 12: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel902ED8EE1... · Web viewContoh اجتهد، جئ.تعلم. Sedangkan menurut Nadwi (1986:34) fi’il amar adalah tiap-tiap

12

Bentuk kalam insya thalabi dalam Surat al-Kahfi meliputi; (1) amar

(perintah) yang terdiri atas dua bentuk yaitu fi’il amar dan fi’il mudhari’ yang

didahului oleh lam amar. Kedua bentuk tersebut mempunyai ciri-ciri yang

berbeda. (2) nahi (larangan) yang terdiri atas satu bentuk saja yaitu berupa fi’il

nahi (fi’il mudhari’ yang didahului la nahi), (3) istifham (pertanyaan) yang

mengandung huruf-huruf istifham yaitu هل, ما, أ, كم, من, أي , dan yang ,كيف

paling banyak adalah huruf ) )4), (همزةأ nida’ (panggilan) yang terdiri atas satu

huruf saja yaitu berupa 5, (يا( tamanni (harapan) yang terdiri atas 2 bentuk kata

saja yaitu ليت dan لو.Dari aspek makna, hasil penelitian menunjukkan bahwa makna kalam

insya thalabi tidak selalu mengandung makna sebenarnya tetapi juga mengandung

makna lain yang sesuai konteks.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disampaikan saran-saran sebagai

berikut (1) hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Surat al-Kahfi terdapat

ayat-ayat yang mengandung kalam insya thalabi dengan berbagai bentuk, maka

para peneliti karya sastra hendaknya melakukan penelitian lebih lanjut tentang

kalam insya’ thalabi maupun kalam insya’ ghairu thalabi dalam surat-surat lain

yang terdapat dalam al-Quran yang lebih banyak dan lebih panjang, (2) penelitian

ini memiliki keterbatasan, baik yang berkaitan dengan datanya, substansi

masalahnya, maupun metodenya (model analisisnya). Oleh karena itu, disarankan

kepada berbagai pihak yang berkompeten dengan ilmu ma’ani maupun tafsir al-

Quran untuk melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan data, substansi

masalah, dan model analisisnya yang berbeda dan lebih komprehensif.

DAFTAR RUJUKAN

Ainin, Moh. 2010. Fenomena Pragmatik dalam Al-Quran. Malang: Misykat.Al-Ghulayayniy. 1987. Jami’u Ad-Durus Al-Arabiyyah. Bairt: Al-Maktabah Al-

Ashriyah. Al-Hasyimy, Ahmad. 1960. Jawahirul Balaghah Fil Ma’ani Wal Bayan Wal

Badi’. Indonesia: Maktabah Dar Ihyaul Kutub Al-A’rabiyyah.Al-Jarim, Ali dan Musthafa Usman.1998. Al-Balaghah Al-Wadhihah. Terjemahan

oleh Mujiyo Nurkholis, Bahrun Abu Bakar dan H.Anwar Abu Bakar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Page 13: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel902ED8EE1... · Web viewContoh اجتهد، جئ.تعلم. Sedangkan menurut Nadwi (1986:34) fi’il amar adalah tiap-tiap

13

Kulaib, Ahmad Taufiq dan Abu Shaleh, Abdul Qudus.1403. Kitabul Al-Balaghah, Ilmu Al-Ma’ani Wa Al-Badi’. Riyadh: Idaratus Al Abhas wa Al Manahij wa Al Kutubid Dirasiyyah, Jami’atu Al-Imam Muhammad bin Su’ud Al-Islamiyyah.

Makhdhari, Moch. 2009. Mencerdaskan Pikiran dan Hati dengan Kemukjizatan Surat Al-Kahfi. Jogjakarta: Diva Press.

Nadwi, Moh. 1986H.Tata Bahasa Arab. Surabaya: Putra Jaya.Qutb. Sayid. 1978. At-Tashwir Al-Fani Fil Quran. Makkah: Daarusy Syuruq.