jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel902ED8EE1... · Web viewContoh...
Transcript of jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel902ED8EE1... · Web viewContoh...
KALAM INSYA’ THALABI DALAM SURAT AL-KAHFI
Fathul Lailatul Khoiriah
Nurul Murtadho
Yusuf Hanafi
Jurusan Sastra Arab, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang,
Jl. Semarang 5 Malang
E-mail: [email protected]
Abstract: The purpose of this reseach is to analyse form and meaning of kalam insya’ thalabi in surah al-kahfi. This reseach is using the descriptive method of content analysis. The procedur of data analysis includes tables and classification of kalam insya’ thalabi. The result of this reseach reveals that there are 48 verses of kalam insya’ thalabi in surah al-kahfi. Those are amar (command) 20 verses, nahi (prohibition) 6 verses, istifham (question) 17 verses, nida’ (call) 2 verses, and tamanni (hope) 3 verses. According to its form, kalam insya’ thalabi in surah al-kahfi has several forms including amar (command), nahi (prohibition), istifham (question), nida’ (call), and tamanni (hope). Based on the meaning, kalam insya’ thalabi has two meanings. The first is denotative (haqiqi) and the second is connotative (idhafi). Denotative means the sentence expression does not have a certain purpose, while connotative means the sentence has a certain purpose depends on the context and the situation expressed by the sentence. The other meanings of kalam insya’ thalabi that can be found in the verses of surah al-kahfi are ta’jiz (weaken), iltimas (expression to the same age), tahdid (threat), irsyad (guidance), doa (prayer), taubikh (insult), and taqrir (confirmation). Key words: kalam insya’ thalabi, surah al-kahfi
يه��دف ه��ذا البحث الكيفي إلى تحلي��ل كالم اإلنش��اءالملخص: الطلبي و أنواع��ه و معاني��ه في س��ورة الكه��ف. أم��ا طريق��ة ه��ذا
أم��ا اكتس��اب المعلوم��ات البحث فهي طريق��ة وص��فية تحليلي��ة. . ونتيجة ه��ذا البحث أن كالم اإلنش��اء الطل��بيباستخدام الجداول
آي��ات للنهي و ٦ ي��ة لألم��ر وآ ٢٠ي��ة وهيآ ٤٨في س��ورة الكه��ف سة آيات للتمني. و أنواعه خم٣ية للنداء و آ ٢ية لالستفهام و آ١٧
وهي األمر والنهي واالستفهام والنداء والتمني. ومن ناحية معانيه ،أن كالم اإلنش��اء الطل��بي بمع��نى حقيقى فه��و مع��نى أص��لي
تكون من معنى التعجيز والتحق��ير وااللتم��اسيإضافي المعنى الو.والتحديد واإلرشاد والتقرير والتعجب والتقرير وغير ذلك
كالم اإلنشاء الطلبي، سورة الكهفالكلمات الرئيسة:Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk dan makna kalam insya thalabi dalam Surat al-Kahfi. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif analisis isi (content analisis). Prosedur analisis data meliputi tabelisasi dan klasifikasi kalam insya’. Hasil penelitian ini, dapat dikemukakan bahwa kalam insya’ thalabi dalam Surat al-Kahfi 48 ayat yaitu amar (perintah) 20, nahi
1
2
(larangan) 6 ayat, istifham (pertanyaan) 17, nida’ (panggilan) 2, dan tamanni (harapan) 3 ayat. Adapun dilihat dari segi bentuknya, ayat-ayat Surat al-Kahfi terdapat berbagai bentuk kalam insya’ thalabi yang meliputi amar (perintah), nahi (larangan), istifham (pertanyaan), nida’ (panggilan), dan tamanni (harapan). Adapun dari segi makna kalam insya’ thalabi mempunyai makna haqiqi yaitu makna asli dan makna idhafi di antaranya adalah ta’jiz (melemahkan), iltimas (ungkapan kepada yang sebaya), tahdid (ancaman), irsyad (petunjuk), dan doa (permohonan), taubikh (menghina) dan taqrir (penegasan).
Kata kunci: kalam insya’ thalabi, surat al-Kahfi.
Dalam memahami al-Quran umat Islam harus memahami bahasanya juga, yaitu
bahasa Arab. Bahasa yang digunakan al-Quran sangatlah indah, namun hanya
orang tertentu saja yang bisa menikmatinya (Qutb, 1978). Hal ini karena berbagai
disiplin ilmu yang harus dikuasai untuk memahami al-Quran, di antaranya ilmu
Sharaf, Nahwu, I’lal dan Balaghah. Al-Ghulayayniy (1987) menyatakan,
turunnya al-Quran dan Hadits melahirkan tiga belas ilmu, yaitu: Sharaf, I’rab,
Nahwu, Rasm, Ma’ani, Bayan, Badi’, Urdh, Qawafi, Ghard Syi’ir, Insya’,
Khithobah, Sejarah Sastra dan Kajian Bahasa.
Dalam pandangan ilmu Ma’ani, kalam insya’ thalabi adalah kalimat yang
menghendaki terjadinya sesuatu yang belum terjadi pada waktu kalimat itu
diucapkan. Kalam insya’ thalabi ada yang berupa amar (kalimat perintah), nahi
(kalimat larangan), istifham (kalimat pertanyaan), nida’ (kalimat panggilan),
tamanni (kalimat harapan). Masing-masing jenis kalam insya’ thalabi ini
mempunyai macam-macam makna selain makna asli.
Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
(1)Ayat-ayat yang mengandung kalam insya’ thalabi dalam Surat al-Kahfi,
(2)Bentuk kalam insya thalabi dalam Surat al-Kahfi, (3)Makna yang terdapat
dalam kalam insya’ thalabi dalam Surat al-Kahfi.
Dalam penelitian ini surat yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah
Surat al-Kahfi karena dalam Surat al-Kahfi terdapat ayat-ayat yang menjelaskan
keimanan, hukum-hukum, dan kisah-kisah yang semuanya mengandung hikmah
dan pelajaran yang amat berguna bagi kehidupan manusia (Makhdhari, 2009).
Alasan lain pemilihan Surat al-Kahfi sebagai objek penelitian, karena Surat al-
Kahfi berisi kisah-kisah inspiratif yang menggugah, yaitu kisah ashabul kahfi
yang rela menentang raja yang berkuasa di Negeri tersebut demi membela agama
3
Allah SWT, dan kisah Ya’juj Ma’juj serta kisah Dzulkarnain. Penelitian ini
membahas kalam insya’ thalabi secara menyeluruh yang meliputi kalam insya’
thalabi amar (kalimat perintah), nahi (kalimat larangan), istifham (kalimat
pertanyaan), nida’ (kalimat panggilan), tamanni (kalimat harapan). Judul
penelitian yang dipilih oleh penulis adala kalam insya’ thalabi dalam Surat al-
Kahfi.
METODE
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis kalam
insya’ thalabi dalam Surat al-Kahfi. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan
metode analisis isi (content analisis). Alasan yang mendukung digunakannya
analisis isi sebagai rancangan dalam penelitian ini adalah: (a) sumber data dalam
penelitian ini berupa dokumen, (b) masalah yang dianalisis adalah isi komunikasi,
(c) dan tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan isi komunikasi
dan membuat inferensi (Zuchdi (dalam Ainin, 2010:12).
Berdasarkan pada rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah
ditetapkan oleh peneliti bahwa data dalam penelitian ini adalah kalam insya’ yang
terdapat dalam ayat-ayat al-Quran Surat al-Kahfi. Sedangkan sumber datanya
adalah ayat-ayat al-Quran Surat al-Kahfi yang terdiri atas 110 ayat. Instrumen
dalam penelitian ini berupa tabel penjaringan data, guna menjaga keabsahan data
dalam penelitian ini.
Data-data yang diperoleh diolah berdasarkan teknik analisis data kualitatif
untuk menganalisis data yang telah terkumpul, langkah yang dilakukan adalah
(1)Menandai ayat yang mengandung kalam insya’ thalabi (2)Memasukkan ke
dalam tabel jenis kalam insya’ (3)Mengklasifikasikan bentuk kalam insya’ thalabi
dengan menggunakan tabel (4)Mengklasifikasikan huruf istifham dan nida’
dengan menggunakan tabel (5)Mengklasifikasikan makna kalam insya’ thalabi
dengan menggunakan tabel (6)Membahas hasil penelitian (7)Menyimpulkan
4
HASIL
Surat al-Kahfi, memuat ayat-ayat yang mengandung kalam insya thalabi
yang terdiri atas (1)amar/perintah = 20 ayat, (2)nahi/larangan = 6 ayat, (3)
istifham/pertanyaan = 17 ayat, (4)nida/panggilan = 2 ayat, dan (5)
tamanni/harapan = 3 ayat.
نا دنك من آتنا رب ئو رحمة ل أمرنا من لنا هي -١٠- الكهف: رشدا“Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan
sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”.
مراء إال فيهم تمار فال منهم فيهم تستفت وال ظاهرا -٢٢ الكهف:- أحدا“Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka,
kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka
(pemuda-pemuda itu) kepada seorang pun di antara mereka”.
ا ها زينة األرض على ما جعلنا إن لنبلوهم ل أحسن همأي -٧ الكهف:- عمال“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan
baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik
perbuatannya”.
خذ أن وإما تعذب أن إما القرنين ذا يا فيهم تت -٨٦ الكهف:- حسنا"Hai Zulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap
mereka".
يا ي أشرك لم نيليت برب -٤٢ الكهف:- أحدا"Aduhai kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorang pun dengan Tuhanku".
Dalam Surat al-Kahfi, terdapat ayat-ayat yang mengandung bentuk kalam
insya’ thalabi amar yaitu fi’il amar dan fi’il mudhari’ didahului lam amar.
Menurut Al-Ghalayaini (2000:33) fi’il amar adalah sesuatu yang menunjukkan
pekerjaan (fi’il) dari seorang pelaku (fa’il) tanpa lam amar. Contoh ،اجتهدتعلم. Sedangkan menurut Nadwi (1986:34) fi’il amar adalah tiap-tiap fi’il .جئ
5
(kata kerja) yang menunjukkan arti perintah dan menerima nun taukid (nun untuk
menguatkan kalimat) contoh اعملن Sedangkan fi’il mudhari’ Menurut .احترمن،
Dayyab, dkk (1990:5) adalah fi’il yang menunjukkan kejadian sesuatu pada waktu
berbicara atau sesudahnya, sedangkan ciri fi’il mudhari’ bisa didahului oleh لم , seperti يكتب Adapun fi’il .(أنيت) dan pasti didahului dengan huruf mudharaah لم
mudhari’ yang didahului dengan lam amar, seperti ليكتب “Tulislah”, mempunyai
arti perintah.
Selain itu, surat al-Kahfi juga terdapat ayat-ayat yang mengandung bentuk
kalam insya’ thalabi nahi, istifham, nida’ dan tamanni. Redaksi untuk bentuk
nahi hanya satu yaitu fi’il mudhari, yang didahului dengan la nahi (Al-Jarim dan
Usman, 1998:263; Al-Hasyimi, 1960: 83; Kulaib dan Shaleh, 1990). Ayat-ayat
surat al-Kahfi juga mengandung huruf-huruf istifham yaitu هل, ما, أ, كم, من, أي ,
dan كيف, dan hanya terdapat satu bentuk huruf nida’ yaitu يا, serta mempunyai 2
bentuk kata tamanni yaitu ليت dan لو.Tabel 1.1 Bentuk Thalabi Amar dalam Surat al-Kahfi
No. Bentuk Thalabi Amar Jumlah Sebaran Ayat
1. Fi’il amar 23 18
2. Fi’il mudhari’ didahului
lam amar
3 2
Jumlah 26 20
Tabel 1.2 Huruf Istifham dalam Surat al-Kahfi
No. Huruf Istifham Jumlah Sebaran Ayat
1. أي 2 2
2. من 2 2
3. كم 1 1
4. أ 7 7
5. ما 1 1
6. هل 3 3
7. كيف 1 1
Jumlah 17 17
6
Dalam ayat-ayat yang terdapat dalam Surat al-Kahfi, peneliti menemukan
makna asli amar (perintah mengandung arti perintah) sebanyak 6 ayat dan makna
lain amar (kata perintah mengandung makna bukan perintah)yang lebih banyak
dari pada makna asli amar (perintah mengandung makna perintah) yaitu 14 ayat .
Jumlah tersebut mencakup semua makna lain amar yang terdiri atas 5 makna,
dengan urutan yang paling banyak jumlahnya yaitu ta’jiz (melemahkan), iltimas
(permintaan kepada yang sebaya), irsyad (petunjuk), tahdid (ancaman), doa.
Makna nahi ada 2 macam yaitu makna nahi asli (kata larangan bermakna
larangan) sebanyak 3 kata yang tersebar dalam 2 ayat dan makna lain nahi (kata
larangan bermakna bukan larangan) sebanyak 5 kata yang tersebar dalam 4 ayat.
Makna lain nahi ada 2 macam yaitu iltimas dan tahdid. Makna asli istifham (kata
pertanyaan bermakna bukan pertanyaan) sebanyak 4 kata yang tersebar dalam 4
ayat dan makna lain istifham (kata pertanyaan bermakna bukan pertanyaan), yang
tidak selalu formal atau makna sebenarnya. Makna lain istifham (kata pertanyaan
bermakna bukan pertanyaan) sebanyak 13 kata yang tersebar dalam 13 ayat,
makna istifham ada 6 macam yaitu taqrir (penegasan), tahqir (mencela), taubikh
(menghina), ta’ajub (heran), tamanni (harapan),dan ta’jiz (melemahkan). istifham
ada 6 macam yaitu taqrir (penegasan), tahqir (mencela), taubikh (menghina),
ta’ajub (heran), tamanni (harapan),dan ta’jiz (melemahkan). Makna nida’ hanya
mengandung makna nida’ lain (kata panggilan bermaksud untuk tidak
memanggil) sebanyak 2 kata yang tersebar dalam 2 ayat, yaitu takhyir (memilih)
dan makna iltimas (permohonan terhadap sesama). Makna tamanni hanya
mengandung makna tamanni lain (kata harapan bermakna bukan harapan)
sebanyak 3 kata yang tersebar dalam 3 ayat., sebagai makna ta’jiz (melemahkan),
makna penyesalan, makna ta’dzim (mengagungkan).
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil temuan di atas, bahwa pada ayat 10 terdapat kata آتنا dan ئ yang merupakan kata perintah sehingga tegolong هي kalam insya’ thalabi
amar. Pada ayat 22 terdapat kata تمار dan ال تستفت yang merupakan kata ال
larangan kalam insya’ thalabi nahi karena ayat-ayat tersebut mengandung suatu
larangan. Sedangkan ayat ke-7 huruf yang merupakan huruf أي istifham, maka
7
ayat-ayat tersebut dapat diklasifikasikan menjadi kalam insya’ thalabi istifham.
Pada ayat 86 terdapat huruf yang يا merupakan huruf nida’, maka ayat-ayat
tersebut dapat diklasifikasikan menjadi kalam insya’ thalabi nida’.Dan pada ayat
18 terdapat huruf يت yang merupakan huruf ل tamanni, maka ayat-ayat tersebut
dapat diklasifikasikan menjadi kalam insya’ thalabi tamanni.
Berdasarkan penelitian ini, bentuk amar yang terdapat dalam aya-ayat
Surat al-Kahfi, memuat dua bentuk amar, yaitu fi’il amar dan fi’il mudhari’
didahului lam amar. Sedangkan isim fi’il amar dan masdar menjadi bentuk amar
tidak ditemukan. Bentuk nahi mempunyai satu bentuk saja yaitu fi’il mudhari’
yang didahului lam nahi (fi’il nahi). Huruf istifham yang terdapat dalam ayat-ayat
surat Al-Kahfi, memuat tujuh macam bentuk huruf istifham, yaitu ) ,هل), همزةأ
أي , كم, كيف, من, ما . Sedangkan ى أيان, أين , متى , أن tidak ditemukan. Bentuk
huruf nida’ hanya satu yaitu huruf saja يا yang berarti wahai, dan haruf ini
menghendaki suatu tindakan untuk merespon stimulus orang yang memenggil.
Dan mempunyai 2 bentuk huruf tamanni yaitu dan ليت yang mempunyai لو
maksud mengharapkan terjadinya sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Sehingga
huruf-huruf tersebut hanya sebagai harapan saja.
Dari aspek makna, hasil penelitian menunjukkan bahwa makna kalam
insya thalabi tidak selalu mengandung makna sebenarnya tetapi juga mengandung
makna lain yang sesuai konteks. Makna kalam insya thalabi dalam Surat al-Kahfi
meliputi; (1) amar (perintah) ada 2 macam yaitu makna hakiki (perintah
mempunyai makna perintah) dan makna idhafi (perintah mempunyai makna
bukan perintah). Makna hakiki seperti lafal
ك اذكرو ب ي يهدين أن عسى وقل نسيت إذا ر هذا من ألقرب رب ٢٤الكهف:– رشدا -
Kata اذكر “ingatlah”, yaitu ungkapan perintah untuk orang kedua tunggal
(laki-laki ,(أنت dan dilihat dari konteks kalimatnya bahwa ungkapan tersebut
merupakan suatu perintah Allah kepada hambanya agar selalu ingat kepadaNya
jika menghadapi suatu kesulitan. Sedangkan makna idhafi amar sebanyak 17 kata
yang tersebar dalam14 ayat, yang terdiri atas 5 makna yaitu (a) ta’jiz
(melemahkan) contohnya ي قل ب تهم أعلم ر قليل- الكهف: إال يعلمهم ما بعد٢٢-
8
Pada lafal ini penuturnya adalah Allah dan petuturnya adalah nabi Muhammad,
konteks kalimat ini diucapkan untuk melemahkan orang kafir yang tidak percaya
adanya Ashabul Kahfi. (b) iltimas (ungkapan kepada yang sebaya) contohnya
غداءنا آتنا هذا سفرنا من لقينا لقد ٦٢ الكهف:- نصبا - lafal ini penuturnya
adalah nabi Musa dan petuturnya adalah pelayan nabi Musa, konteks kalimat ini
diucapkan ketika nabi Musa bersama pelayannya berjalanan mencari nabi Khidir
untuk menuntut ilmu, (c) tahdid (ancaman) contohnya عليهم ابنوا فقالوا بنيانا
هم ب ٢١ الكهف:-بهم أعلم ر - pada lafal ini kata “ابنوا” (dirikanlah), ungkapan
ini penuturnya adalah Allah dan petuturnya adalah orang kafir. Konteks kalimat
pada ayat ini menunjukkan ancaman kepada orang-orang yang dhalim kepada
Allah, (d) irsyad (petunjuk) contohnya ١٦الكهف:-الكهف إلى فأووا Lafal di
atas memiliki makna irsyad, “فأووا” (berlindunglah), penuturnya adalah Allah dan
petuturnya adalah Ashabul Kahfi , konteks kalimat ini diucapkan sbagai petunjuk
bagi Ashabul Kahfi ketika Ashabul Kahfi dikejar oleh parajurit suruhan raja
Diqyanus, dan (e) doa (permohonan) contohnya نا دنك من آتنا رب ئ رحمة ل وهي
أمرنا من لنا ١٠ الكهف:- رشدا - Lafal “آتنا” (berikanlah) dan lafal “هيئ”
(sempurnakanlah), ungkapan ini penuturnya adalah manusia dan petuturnya
adalah Allah. Konteks kalimat ini diungkapkan sebagai permohonan manusia
kepada Allah SWT yang memohon agar diberikan rahmat dan disempurnakan
petunjuk yang lurus. Sehingga ayat ini mempunyai makna doa. (2) nahi
(larangan) ada 2 macam makna yaitu hakiki (larangan mempunyai makna
larangan) contohnya مراء إال فيهم تمار فال منهم فيهم تستفت وال ظاهرا
أحداlafal “ تمار di atas menjadi ungkapan larangan yang diungkapkan pihak atasan ”ال
kepada pihak bawahan dan tidak ada maksud tertentu selain melarang. Ungkapan
diatas penuturnya adalah Allah dan petuturnya adalah nabi Muhammad. Konteks
ungkapan ini diucapkan karena Allah melarang nabi Muhammad bergaul dengan
orang kafir. Sedangkan makna idhafi nahi (larangan mempunyai makna bukan
larangan) yang terdiri atas 2 makna yaitu iltimas contohnya
9
ى شيء عن تسألني فال منه لك أحدث حت ٧٠ الكهف:- ذكرا - Lafal ini
penuturnya adalah nabi Khidir dan petuturnya adalah nabi Musa. Konteks kalimat
ini diungkapkan ketika nabi Khidir dan nabi Musa berjalan bersama, yang mana
pada saat itu nabi Musa menuntut ilmu kepada nabi Khidir, dan tahdid (ancaman)
contohnya
ي لشيء تقولن الو ذلك فاعل إن ٢٣ الكهف:- غدا - lafal “ تقولن ”وال
(janganlah kamu mengatakan). Penutur kalimat ini adalah Allah dan petuturnya
adalah manusia. Konteks ungkapan ini merupakan larangan berkata apa yang
belum diketahui (berbohong). Sehingga pada ayat ini menunjukkan ancaman
kepada orang-orang yang berbohong. (3) istifham (pertanyaan) ada 2 macam
yaitu (1) makna asli (pertanyaan mempunyai makna pertanyaan) seperti لبثتم كم
لبثنا قالوا يوم بعض أو يوما
Lafal ini menunjukkan makna istifham asli (kata pertanyaan bermakna
pertanyaan) karena dalam lafal ini penuturnya adalah salah satu Ashabul Kahfi
dan petuturnya adalah Ashabul Kahfi yang lain, dan konteks kalimat ini diucapkan
karena salah satu Ashabul Kahfi benar-benar bertanya kepada teman-temannya
sudah berapa lama mereka tinggal dalam Gua. (2) makna idhafi (pertanyaan
mempunyai makna bukan pertanyaan) yaitu (a)taqrir (penegasan) contohnya
لبثوا لما أحصى الحزبين أي لنعلم بعثناهم ثم ١٢ الكهف:- أمدا - Lafal ini
penuturnya adalah Allah SWT dan petuturnya adalah nabi Muhammad. Konteks
kalimat ini diucapkan sebagai ungkapan untuk mempertegas orang-orang kafir
yang menentang Rasulullah tentang kisah Ashabul Kahfi. (b) tahqir (mencela)
contohnya ا ها زينة األرض على ما جعلنا إن هم لنبلوهم ل أحسن أي - عمال٧الكهف: - pada lafal ini penuturnya adalah Allah dan petuturnya adalah nabi
Muhammad. Konteks ungkapan pertanyaan ini diucapkan untuk mencela, karena
konteks kalimat pada ayat tersebut menunjukkan celaan kepada orang-orang yang
dhalim kepada nabi Muhammad SAW. (c) taubikh (menghina) contohnya
به تحط لم ما على تصبر كيفو ٦٨- الكهف: خبرا - Lafal ini penuturnya
adalah nabi Khidir petuturnya adalah nabi Musa. Konteks kalimat ini diucapakan
10
sebagai penghinaan nabi Khidir kepada nabi Musa, karena nabi Musa tidak sabar
dalam menuntut ilmu kepada beliau. (d) ta’ajub (heran) contohnya
٤٩ الكهف:-أحصاها إال كبيرة وال صغيرة يغادر ال الكتاب هذا لما - Lafal di
atas mengandung makna lain istifham, sebagai makna ta’ajub. Penutur dalam lafal
ini adalah manusia dan petuturnya Allah. Konteks kalimat ini diucapkan sebagai
ungkapan manusia yang heran terhadap kitab amal perbuatan mereka selama
hidup di dunia ketika datang hari pembalasan. (e) tamanni (harapan) contohnya
لك نجعل فهل وبينهم بيننا تجعل أن على خرجا ٩٤ الكهف:- سدا - Lafal di
atas mengandung makna lain istifham, sebagai makna tamanni. Penutur lafal ini
adalah rakyat dan petuturnya adalah raja Dzulqarnain. Konteks kalimat ini
diucapkan sebagai ungkapan harapan orang muslim kepada raja Dzulkarnain agar
dibuatkan dinding penghalang antara mereka dan Ya’jud dan Ma’jud.
dan (f) ta’jiz (melemahkan) contohnya
ذين أفحسب خذوا أن كفروا ال ا دونيأولياء من عبادي يت م أعتدنا إن جهن
للكافرين ١٠٢ الكهف:- نزال -
Lafal ini penuturnya adalah Allah SWT dan petuturnya adalah nabi Muhammad.
Konteks kalimat ini diungkapan Allah kepada nabi Muhammad sebagai ungkapan
untuk melemahkan orang-orang kafir yang menyekutukan Allah SWT.
(4) ) nida’ (panggilan) hanya memiliki 1 macam makna saja yaitu makna idhafi
(panggilan mempunyai makna bukan panggilan). Makna nida’ lain sebanyak 2
kata yang tersebar dalam 2 ayat, yang terdiri atas 2 macam, yaitu takhyir
(memilih) contohnya خذ أن وإما تعذب أن إما القرنين ذا يا فيهم تت - حسنا٨٦الكهف: -Penutur dari kata lafal ini adalah Allah dan petuturnya adalah raja
Dzulqarnain. Konteks kalimat lafal ke-1 ini diungkapkan Allah agar raja
Dzulkarnain memilih antara berbuat baik atau menyiksa orang-orang yang dhalim
kepada raja Dzulkarnain, ketika itu banyak orang yang menentang raja
Dzulqarnain.dan iltimas (perohonan terhadap sesama) إن القرنين ذا يا قالوا
٩٤ الكهف:-األرض في مفسدون ومأجوج يأجوج - lafal ini mengandung
makna lain nida’, sebagai makna iltimas (permohonan terhadap sesama). Penutur
kalimat ini adalah rakyat raja Dzulqarnain dan petuturnya adalah Dzulqarnain.
11
Konteks kalimat ini diucapkan sebagai ungkapan permohonan orang muslim
kepada raja Dzulkarnain agar raja Dzulkarnain mampu menolong orang muslim
dari Ya’jud dan Ma’jud. Dan (5) tamanni (harapan) juga hanya memiliki 1 macam
makna saja yaitu makna idhafi (harapan mempunyai makna bukan harapan).
Makna tamanni lain sebanyak 3 kata yang tersebar dalam 3 ayat, yang terdiri atas
3 macam yaitu (a) ta’jiz (melemahkan) contohnya
يت اطلعت لو منهم لول منهم ولملئت فرارا ١٨ الكهف:- رعبا - Pada lafal ini
mengandung makna lain tamanni, sebagai makna ta’jiz (melemahkan). Penutur
kalimat ini adalah Allah dan petuturnya adalah nabi Muhammad. Konteks kalimat
ini sebagai ungkapan Allah untuk melemahkan Dzulkarnain orang kafir yang
tidak percaya akan adanya Ashabul Kahfi. (b) Penyesalan contohnya لم ليتني يا
ي أشرك برب أحدا
Lafal ini mengandung makna lain tamanni sebagai makna penyesalan. Penutur
kalimat ini adalah orang yang menyesal akan perbuatannya yang telah
mempersekutukan Allah dan petuturnya adalah dirinya sendiri. Konteks kalimat
ini merupakan ungkapan penyesalan atas kelakuannya yang telah
mempersekutukan Allah SWT. Dan (c) ta’dzim (mengagungkan) contohnya
و البحر كان ل كلمات مدادا ي ل رب أن قبل البحر لنفد ي كلمات تنفد ولو رب
بمثله جئنا ١٠٩ الكهف:- مددا -lafal ini mengandung makna lain tamanni,
sebagai makna ta’dzim (mengagungkan). Penutur kalimat ini adalah nabi
Muhammad dan petuturnya adalah umat Islam. Konteks kalimat ini sebagai
ungkapan nabi Muhammad yang menjelaskan tentang ilmu Allah kepada umatnya
dengan mengagungkan Allah SWT. Nabi Muhammad menyatakan bahwa Allah
lah zat yang Maha Agung, Perkasa, dan Berkuasa.
Kesimpulan
Ayat-ayat Surat al-Kahfi mengandung kalam insya’ thalabi yang meliputi
amar (perintah) sebanyak 26 kata yang tersebar dalam 20 ayat, nahi (larangan) 8
kata yang tersebar dalam 6 ayat, istifham (pertanyaan) 18 kata yang tersebar
dalam 18 ayat, nida’ (panggilan) 2 kata yang tersebar dalam 2 ayat dan tamanni
(harapan) 4 kata yang tersebar dalam 4 ayat.
12
Bentuk kalam insya thalabi dalam Surat al-Kahfi meliputi; (1) amar
(perintah) yang terdiri atas dua bentuk yaitu fi’il amar dan fi’il mudhari’ yang
didahului oleh lam amar. Kedua bentuk tersebut mempunyai ciri-ciri yang
berbeda. (2) nahi (larangan) yang terdiri atas satu bentuk saja yaitu berupa fi’il
nahi (fi’il mudhari’ yang didahului la nahi), (3) istifham (pertanyaan) yang
mengandung huruf-huruf istifham yaitu هل, ما, أ, كم, من, أي , dan yang ,كيف
paling banyak adalah huruf ) )4), (همزةأ nida’ (panggilan) yang terdiri atas satu
huruf saja yaitu berupa 5, (يا( tamanni (harapan) yang terdiri atas 2 bentuk kata
saja yaitu ليت dan لو.Dari aspek makna, hasil penelitian menunjukkan bahwa makna kalam
insya thalabi tidak selalu mengandung makna sebenarnya tetapi juga mengandung
makna lain yang sesuai konteks.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disampaikan saran-saran sebagai
berikut (1) hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Surat al-Kahfi terdapat
ayat-ayat yang mengandung kalam insya thalabi dengan berbagai bentuk, maka
para peneliti karya sastra hendaknya melakukan penelitian lebih lanjut tentang
kalam insya’ thalabi maupun kalam insya’ ghairu thalabi dalam surat-surat lain
yang terdapat dalam al-Quran yang lebih banyak dan lebih panjang, (2) penelitian
ini memiliki keterbatasan, baik yang berkaitan dengan datanya, substansi
masalahnya, maupun metodenya (model analisisnya). Oleh karena itu, disarankan
kepada berbagai pihak yang berkompeten dengan ilmu ma’ani maupun tafsir al-
Quran untuk melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan data, substansi
masalah, dan model analisisnya yang berbeda dan lebih komprehensif.
DAFTAR RUJUKAN
Ainin, Moh. 2010. Fenomena Pragmatik dalam Al-Quran. Malang: Misykat.Al-Ghulayayniy. 1987. Jami’u Ad-Durus Al-Arabiyyah. Bairt: Al-Maktabah Al-
Ashriyah. Al-Hasyimy, Ahmad. 1960. Jawahirul Balaghah Fil Ma’ani Wal Bayan Wal
Badi’. Indonesia: Maktabah Dar Ihyaul Kutub Al-A’rabiyyah.Al-Jarim, Ali dan Musthafa Usman.1998. Al-Balaghah Al-Wadhihah. Terjemahan
oleh Mujiyo Nurkholis, Bahrun Abu Bakar dan H.Anwar Abu Bakar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
13
Kulaib, Ahmad Taufiq dan Abu Shaleh, Abdul Qudus.1403. Kitabul Al-Balaghah, Ilmu Al-Ma’ani Wa Al-Badi’. Riyadh: Idaratus Al Abhas wa Al Manahij wa Al Kutubid Dirasiyyah, Jami’atu Al-Imam Muhammad bin Su’ud Al-Islamiyyah.
Makhdhari, Moch. 2009. Mencerdaskan Pikiran dan Hati dengan Kemukjizatan Surat Al-Kahfi. Jogjakarta: Diva Press.
Nadwi, Moh. 1986H.Tata Bahasa Arab. Surabaya: Putra Jaya.Qutb. Sayid. 1978. At-Tashwir Al-Fani Fil Quran. Makkah: Daarusy Syuruq.