ANALISIS FI’IL TSULASI MUJARROD DAN MAZID BESERTA

18
702 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021 ANALISIS FI’IL TSULASI MUJARROD DAN MAZID BESERTA FAIDAHNYA DALAM SURAT AL- JUMU’AH Darisy Syafaah UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung [email protected] ABSTRAK Al-Qur’an merupakan wahyu Ilahi yang memiliki nilai sastra yang tinggi. Sehingga sangat menarik untuk dikaji dari berbagai persepektif keilmuan termasuk keilmuan lingusitik. Pada penelitian ini akan dibahasa dari persepektif morfologis (al-siyagh al-shorfiyah) dari fi’il tsulasi mujarrad dan mazid beserta faidahnya. Melalui penelitian ini akan dideskripsikan wazan- wazan fi’il yang terdapat pada surat al-jumu’ah beserta faidahnya. Metode poenelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain library research (kajian pustaka). Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya pada surat Al- Jumu’ah terdapat 36 fi’il yang meliputi fi’il tsulasi mujarrad sebanyak 20 dan fi’il tsulasi mazid ruba’i sebanyak 11 dan fi’il tsulasi mazid khumasi sebanyak 5 dengan makna yang bervariasi mulai dari lazim, muta’addi, muthowa’ah,dan tholab. Kata kunci: Fi’il tsulasi mujarrad dan mazid, faidah, Surat Al- Jumu’ah. Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw dengan perantara malaikat Jibril secara berangsur- angsur. Al-Qur’an juga sebagai mukjizat nabi Muhammad sekaligus pedoman bagi umat Islam yang bersifat kekal hingga akhir zaman yang terjaga keotentikannya dan kemurniannya. Alqur’an memiliki keistimewaan dari berbagai sisi, di antaranya adalah pada aspek kandungan yang terdapat dalam Al-Qur’an yang relevan sepanjang zaman seperti persoalan Aqidah, ibadah dan muamalah, persoalan hukum, sejarah dan kisah kisah umat terdahulu serta rujukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak hanya pada aspek kandungannya, dalam aspek linguistik, Bahasa Arab yang terdapat dalam Al-Qur’an memiliki susunan bahasa yang indah serta uslubnya berbeda dengan bahasa- bahasa Arab lainnya. Sehingga Bahasa Arab yang terdapat dalam Al-Qur’an memiliki nilai sastra yang tinggi dan tidak tertandingi. Keindahan Bahasa yang terdapat dalam Al-Qur’an ini dibahas dalam berbagai bidang ilmu di antaranya adalah ilmu lughah, ilmu nahwu, ilmu Sharaf,, ilmu ashwat, ilmu balaghah, dan lain sebagainya.

Transcript of ANALISIS FI’IL TSULASI MUJARROD DAN MAZID BESERTA

Page 1: ANALISIS FI’IL TSULASI MUJARROD DAN MAZID BESERTA

702 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021

ANALISIS FI’IL TSULASI MUJARROD DAN MAZID BESERTA

FAIDAHNYA DALAM SURAT AL- JUMU’AH

Darisy Syafaah

UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

[email protected]

ABSTRAK

Al-Qur’an merupakan wahyu Ilahi yang memiliki nilai sastra yang tinggi. Sehingga sangat

menarik untuk dikaji dari berbagai persepektif keilmuan termasuk keilmuan lingusitik. Pada

penelitian ini akan dibahasa dari persepektif morfologis (al-siyagh al-shorfiyah) dari fi’il

tsulasi mujarrad dan mazid beserta faidahnya. Melalui penelitian ini akan dideskripsikan

wazan- wazan fi’il yang terdapat pada surat al-jumu’ah beserta faidahnya. Metode

poenelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain

library research (kajian pustaka). Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya pada surat Al-

Jumu’ah terdapat 36 fi’il yang meliputi fi’il tsulasi mujarrad sebanyak 20 dan fi’il tsulasi

mazid ruba’i sebanyak 11 dan fi’il tsulasi mazid khumasi sebanyak 5 dengan makna yang

bervariasi mulai dari lazim, muta’addi, muthowa’ah,dan tholab.

Kata kunci: Fi’il tsulasi mujarrad dan mazid, faidah, Surat Al- Jumu’ah.

Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad

Saw dengan perantara malaikat Jibril secara berangsur- angsur. Al-Qur’an juga sebagai

mukjizat nabi Muhammad sekaligus pedoman bagi umat Islam yang bersifat kekal

hingga akhir zaman yang terjaga keotentikannya dan kemurniannya.

Alqur’an memiliki keistimewaan dari berbagai sisi, di antaranya adalah pada

aspek kandungan yang terdapat dalam Al-Qur’an yang relevan sepanjang zaman seperti

persoalan Aqidah, ibadah dan muamalah, persoalan hukum, sejarah dan kisah – kisah

umat terdahulu serta rujukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tidak hanya pada aspek kandungannya, dalam aspek linguistik, Bahasa Arab

yang terdapat dalam Al-Qur’an memiliki susunan bahasa yang indah serta uslubnya

berbeda dengan bahasa- bahasa Arab lainnya. Sehingga Bahasa Arab yang terdapat

dalam Al-Qur’an memiliki nilai sastra yang tinggi dan tidak tertandingi. Keindahan

Bahasa yang terdapat dalam Al-Qur’an ini dibahas dalam berbagai bidang ilmu di

antaranya adalah ilmu lughah, ilmu nahwu, ilmu Sharaf,, ilmu ashwat, ilmu balaghah,

dan lain sebagainya.

Page 2: ANALISIS FI’IL TSULASI MUJARROD DAN MAZID BESERTA

703 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021

Kajian- kajian ilmu tersebut pada hakikatnya merupakan ruang lingkup kajian

ilmu linguistik yang diterapkan pada aspek pembelajaran di semua bahasa termasuk

Bahasa Arab. Mengkaji Al-Qur’an dari aspek kebahasaannya seperti membahas unsur

yang luas sekali. Dalam satu ayat saja kita bisa melihat aspek balaghahnya, wazannya

dan faidah- faidah yang terdapat dalam setiap wazan kata tersebut. Menurut Ghalayaini

(1984:9) wazan merupakan patokan yang digunakan bvagian selain akhir kata yang

berupa urutan harakat seperti fathah, dhammah, kasrah, sukun. Wazan ini diterapkan

pada fi’il maupun isim, terutama kata- kata yang bukan mabni (tetap).

Penelitian ini memilih fi’il sebagai obyek kajiannya karena di dalam unsur

kebahasaan baik dalam al-Qur’an atau yang lainnya banyak menggunakan fi’il pada

pola penyusunanannya baik jumlah ismiyyah maupun fi’liyyah. Dalama segi

penyusunannya sendiri, fi’il berbeda dengan isim dan huruf mukhatabah seperti

menerima ta’ taknis sakinah, ta’ fa’il mutaharrikah pada fi’il madhi, menerima huruf

lam ( لم ) dan didahului huruf mudhara’ah ( أنيت) serta menerima nun taukid , pada fiil

mudhari’, dan pada fiil amr sighatnya menunjukkan permintaan terhadap mukhatab

serta menerima ya’ mukhatabah Fuad Ni’mah ( 1985:18). Selain itu dari tataran

marfologis, fi’il menerina afiksasi (ziyadah) dari mujarrad menjadi mazid yang akan

berpengaruh terhadap perbedaan makna pada fi’il tersebut.

Pada penelitian ini, peneliti akan menganalisis fiil tsulasi mujarrad dan mazid

yang terdapat pada Al-Qur’an surat Al-Jumu’ah yang secara garis besar menjelaskan

sifat-sifat orang-orang munafik dan sifat-sifat buruk pada umumnya seperti berdusta,

bersumpah palsu dan penakut; mengajak orang-orang mukmin supaya taat dan patuh

kepada Allah dan Rasul-Nya dan supaya bersedia menafkahkan harta untuk

menegakkan agama-Nya sebelum ajal datang

Shorof (Morfologi)

Ilmu shorof dari segi Bahasa memiliki makna perubahan ( تغيير ) sedangkan

menururt istilah memiliki makna perubahan asal suatu kata kepada beberapa kata yang

berbeda untuk mencapai arti yang dikehendaki yang bisa tercapai dengan dengan

perubahan tersebut (al-kaylani: 2). Hal ini sebagaimana yang diucapkan oleh Mushthofa

Al-Ghalayyini (2007:8) bahwa Sharaf secara istilah memiliki makna ilmu yang

digunakan untuk mengetahui sighat- sighat kata berbahasa Arab dan perubahannya

Page 3: ANALISIS FI’IL TSULASI MUJARROD DAN MAZID BESERTA

704 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021

bukan dari aspek i’rob dan bina’nya. Jadi shorof adalah ilmu yang membahas tentang

kalim yang di dalamya terdapat tashrif, i’lal, idgham, ibdal, serta melalui shorof kita

bisa mengetahui susunan kata sebelum masuk ke dalam struktur sebuah kalimat.

Pembahasan dalam ilmu shorof meliputi isim-isim yang متمكن (yang dapat

diubah- ubah) dan fi’il- fi;il yang mutasharrif (dapat ditashrif). Ilmu shorof memiliki

fungsi untk menjaga lisan agar jangan sampai salah dalam mengucapkan tiap- tiap kata

atau kalimat dan untuk menjaga peraturan – peraturan Bahasa Arab yang terdapat pada

tulisan (Muhtarom, 2016: 22).

Ilmu shorof memiliki hubungan yang erat dengan ilmu nahwu. Keduanya saling

melengkapi dan membutuhkan seperti ibu dan bapak. Ilmu shorof adalah ilmu tata

Bahasa Arab yang sangat penting karena sebagai pedoman untuk mengetahui sighat

atau bentuk kalimat, tasghirnyan, nisbatnya, jamaknya, (baik sama’iy, qiyasy, syadz) ,

I’lalnya, idghamnya, ibdalnya dan lain- lain (Al-Ghalayani, 2007:6).

Adapun perbedaan ilmu shorof dan nahwu adalah posisi kata tersebut. Jika ilmu

shorof membahas suatu kata sebelum masuk di dalam susunan kalimat. Sedangkan ilmu

nahwu membahas suatu kata ketika sudah masuk dalam susunan kalimat.

Fi’il

Fi’il merupakan salah satu bagian dari taqsim al-kalimat selain isim dan huruf

(Ghayati: 11). Fiil adalah kata yang menunjukkan makna pada dirinya sendiri disertai

dengan waktu tertentu (Gahalayyani, 2007: 10). Melalui pernyataan ini, fiil dari aspek

waktunya dibagi menjadi waktu madhi (lampu), mudhari’ (masa sekarang), dan amr.

Dari aspek maknya fi’il dibedakan menjadi fi’il muta’addi dan fi’il lazim.

Karakteristik dari fi’il yang lain adalah fi’il dalam Bahasa Arab menunjukkan adanya

morfem rangkap yaitu fi’il dan fa’il. Perubahan- perubahan yang terjadi pada fi’il

memberikan perubahan makna semantik, misal sighat fi’il madhi, sighat fi’il mudhari’

dan juga sighat fi’il amr dan setiap penambahan pada fi’il yang berupa taukid

(penguatan)dan tadh’if (mendobelkan) juga berpengaruh terhadap maknanya.

Sebagaimana dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Arab juga megalami afiksasi atau

proses pembentukan kata melalui pembubuhan imbuhan atau afiks pada bentuk dasar

tunggal maupun kompleks. Dalam Bahasa Arab afiksasi disebut dengan ahrufu al-

ziyadah yaitu huruf- huruf tambahan yang masuk dalam kata Bahasa Arab yang

Page 4: ANALISIS FI’IL TSULASI MUJARROD DAN MAZID BESERTA

705 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021

mengkibatkan munculnya berbagai makna (Al-Khuli, 1982:8). Afikasasi dalam Bahasa

Arab muncul pada fi’il (verba) dan isim (nomina).

Afiksasi pada fi’il (verba) dalam Bahasa Arab dilihat dari aspek penyusunnya

terbagi menjadi dua yaitu fiil tsulasi (tiga huruf konsonan asli) dan ruba’i, (empat huruf

konsonan asli). Masing- masing dari fi’il tsulasi dan ruba’i dibedakan menjadi tsulasi

mujarrad , tsulasi mazid ,ruba’i mujarrad dan ruba’i mazid.

Fi’il mujarrad adalah fi’il yang seluruh hurufnya asli atau disepikan dari

tambahan. Fi’il mazid adalah jika terdapat penambahan huruf dari aslinya. Adapun

penambahan- penambahan tersebut sebagai berikut:

a. Wazan- Wazan Tsulasi Mujarrad

Wazan fi’il tsulasi mujarrad terdiri dari enam bab. Fi’il tsulasi mujarrad

didahulukan daripada fi’l mazid karena di pandang dari segi keasalannya.

a) ) نصر - ينصر :contoh فعل - يفعل )فتح ضم

b) ) ضرب - يضرب :contoh فعل - يفعل )فتح كسر

c) ) فع ل - يفعل )فتحتان contoh: فتح - يفتح

d)) فعل - يفعل )كسر فتح contoh: علم - يعلم

e) ) فعل - يفعل )ضم ضم contoh: حسن - يحسن

f) )فعل يفعل )كسرتان contoh: حسب - يحسب

Dari setiap kata kerja yang terdapat pada fi’il tsulasi menunjukkan muta’addi

dalam artian dikerjakan oleh setiap anggota badan sasaran/ maf’ul bih

sedangkan sebagian menun jukkan fiil lazim. Adapun wazan yang kelima

yaitu فعل - يفعل merupakan fi’il lazim, karena menunjukkan watak, tabiat atau

sifat. Sedangkan wazan yang kelima kebanyakan beripa fi’il muta’addi.

b. Fiil Tsulasi Mazid

Fi’il tsulasi mazid ( المزيد لثلاثي adalah kata kerja tiga huruf yang ( الفعل

mendapat tambahan huruf atau tambahan reduplikasi.

1) Fiil tsulasi mazid ruba’i yaitu fiil tsulasi yang mendapat tambahan satu huruf

Menjadi Kata Kerja Prefiks Wazan

أفعل أ كرم أكرم

Page 5: ANALISIS FI’IL TSULASI MUJARROD DAN MAZID BESERTA

706 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021

Manjadi Infiks Kata Kerja Wazan

فاعل قتل ا قاتل

Menjadi Reduplikasi Kata Kerja Wazan

ر فعل كرر ر كر

Adapun faidah fi’il tsulasi mazid ruba’i yang mengikuti wazan أفعل adalah:

a) Menunjukkan makna ta’diyah (fi’ilnya membutuhkan maf’ul)

b) Menunjukkan makna masuknya fa’il pada suatu waktu contoh: مساء menjadi

امسى

c) Menunjukkan makna menujunya fa’il pada suatu tempat (fa’il menuju asal

fi’il) contoh: احجز (menuju tanah Hijaz)

d) Menunjukkan makna wujudnya sesuatu (asal fi’il) pada fa’il yang fi’ilnya

dicetak dari asal fi’il tersebut contoh أثمر ( berbuah)

e) Menunjukkan makma mubalaghah (berlebih-lebihannya makna yang

ditunjukkan oleh asal fi’il) contoh أشغل (sangat menyibukkan)

f) Menunjukkan makna menemukan sesuatu (maf’ul) dalam suatu sifat contoh:

أعظمته

(aku temukan sifat agung padanya)

g) Menunjukkan makna shoiruroh yaitu berubahnya fa’il menjadi asal fi’il

contoh أقفر (telah menjadi kosong)

h) Menunjukkan ma’na ta’ridh yaitu menawarkan sesuatu (fa’il menawarkan

maf’ul untuk diberi hukum asal fi’il) contoh أباع (menawarkan)

i) Menunjukkan makna Salbu yaitu hilangnya asal fi’il dari fa’il contoh: أشفى

(telah hilang kesembuhannya)

j) Menunjukkan makna Hainunah yaitu: datangnya suatu masa yang mana fa’il

harus berhubungan dengan asal fi’il maksudnya telah tibanya masa

melaksanakan hadats (asal fi’il) contoh: أحصد (telah sampai masa panen)

Adapun faidah fi’il tsulasi mazid ruba’i yang mengikuti wazan فعل adalah

sebagai berikut:

Page 6: ANALISIS FI’IL TSULASI MUJARROD DAN MAZID BESERTA

707 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021

a) Menunjukkan makna ta’diyah ( fi’il membutuhkan pada maf’ul, sasaran atau

obyek ) contoh: ح (membahagiakan) فر

b) Menunjukkan makna taksir / memperbanyak ( memperbanyak fa’il asal fi’il)

Contoh: قطع (memotong- motong)

c) Menunjukkan arti menisbatkan maf’ul pada asal fi’il atau memberi hukuman

maf’ul dengan asal fi’il atau menyebut maf’ul dengan asal fi’il

Contoh: كفر (menisbatkan/ menghukumi fa’ilnya pada tindakan kufur)

Adapun faidah fi’il tsulasi mazid ruba’i yang mengikuti wazan فاعل adalah

sebagai berikut:

a) Menunjukkan arti musyarokah atau persekutuan antara dua orang dalam

melakukan sesuatu (asal fi’il). Contoh: ضارب

b) Menunjukkan arti yang sama dengan artinya wazan فعل yang berfaidah

memperbanyak ( للتكثير) menunjukkan makna taksir (memperbanyak )

sebagaimana wazanفعل contoh: ضاعف الله= Allah melipatgandakan.

c) Menunjukkan ma’na seperti ma’nanya wazan أفعل yang menunjukkan makna

ta’diyah , contoh: عافاك الله Allah memberi ampun kepadamu

d) Menunjukkan makna sebagaimana ma’nanya wazan فعل yang mujarrad.

contoh.سافر زيد Zaid telah pergi.

hanya saja maknanya lebih mubalaghah.

2) Fi’il Tsulasi Mazid Khumasi

Yaitu kalimat yang fi’il madzinya terdiri dari lima huruf yang tiga berupa

huruf asal dan yang 2 berupa huruf tambahan. Dinamakan khumasi

(sebangsa lima huruf) Contoh yang mendapat tambahan dua huruf dan/atau

tambahan satu huruf plus reduplikasi yaitu:

a) Huruf ta’ yang ada dipermulaan beserta alif yang berada di antara fa’ dan

‘ain fi’il (wazan تفاعل )

Fi’il tsulasi mujarrad yang mengukuti wazan تفاعل memiliki faidah-

faidah sebagai berikut: 1) Menunjukkan makna pesersekutuan antara dua

orang aatau lebih dalam melakukan sesuatu (musyarokah), contoh: تضارب

Zaid dan Amar saling pukul memukul, 2) Menunjukkan arti fa’il =زيد وعمر

meenampakkan suatu (asal fi’il) tetapi tidak sesuai dengan sebanarnya.

Page 7: ANALISIS FI’IL TSULASI MUJARROD DAN MAZID BESERTA

708 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021

Contoh: تمارض زيد = Zaid pura- pura sakit. 3) Menunjukan arti jatuhnya atau

terjadinya sesuatu (asal fi’il) secara bertahap. Contoh: توارد القوم = Para kaum

itu dating secara bertahap, 4) Menunjukkan arti sama dengan arti

mujarradnya. Seperti pada lafadh تعالى = Maha tinggi. 5) Menunjukkan arti

mutowa’ah dari wazan فاعل yang berfaidah ta’diyah. Contoh: باعدته فتباعد

= Saya jauhkan Zaid, maka jauhlah dia.

b) Fiil tsulasi Mujarrad diikutkan wazan تفعل dengan menambahkan ta’

dipermulaan dan tasydid pada ‘ain fi’ilnya.

Beberapa faidah dari wazan tersebut adalah: 1) Muthawa’ah, seperti pada

lafadh تكسر = memecah 2) taakalluf (kesungguhan fail dalam usaha (asal

fi’il) supaya berhasil ع / memberanikan diri, 3) menunjukkan arti = تشج

mengambil fa’il pada maf’ul untuk dijadikan asal fi’il, contoh: تبنيت = aku

ambil anak angkat, 4) menunjukkan arti fa’il menjauhi suatu perbuatan (asal

fi’il) maksudnya fa’il menjauhi asal fi’il contoh: تذمم= menjauhi perbuatan

tercela, 5) menunjukkan arti صيرورة = berubahnya fa’il menjadi asal fi’il

contoh تأيمت = menjanda,6) menunjukkan arti hasilnya asal fi’il dalam suatu

tahap setelah tahap yang lain (bertahap) contoh: ع minum sedikit demi) تجر

sedikit) 7) menunjukkan arti thalab /mencari (mencari asal fi’il dari maf’ul)

contoh: تبين berusaha memperjelas

c) Fi’il tsulasi mujarrad yang mengikuti wazan إفتعل dengan menambahkan

hamzah di permulaan dan huruf ta’ diantara fa’ fi’il dan a’in fi’il.

Adapun faidah dari fi’il- fi’il ini di antaranya adalah: 1)Muthowa’ah dari

wazan فعل seperti pada lafadh إجتمع yang artinya berkumpullah, 2)

menunjukkan arti اتخاذ (fa’il membuat atau mengambil asal fi’il) contoh

yang artinya membuat roti, 3) Menunjukkan arti bertambahnya bobotإختبز

makna fi’il contoh:إكتسب yang berarti bekerja keras , 4) menunjukkan arti

sama dengan wazannya فعلmujarrad, contoh: اجتنب yang artinya menarik ,

5) Bermakna musyarakah sebagaimana wazan تفاعل contoh: احتصم yang

artinya, saling bertengkar 6) menunjukkan arti tholab atau fa’il mencari asal

fi’il, contoh:اكتد yang artimya mencari pekerjaan.

d) Fi’il tsulasi Mujarrad diikutkan wazan إنفعلdengan menambah hamzah

washal dan huruf nun dipermulaannya.

Page 8: ANALISIS FI’IL TSULASI MUJARROD DAN MAZID BESERTA

709 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021

Adapun faidahnya sebagai berikut: 1)Menunjukkan arti muthawa’ah dari

wazan فعل , contoh : انكسر yang artinya pecahlah, 2) menunjukkan arti

muthawa’ah dari wazan افعنل(hukumnya qolil/ sedikit) contoh: انرجع yang

artinya bergeraklah.

e) Fi’il tsulasi mujarrad diikutkan wazan افعل dengan menambahkan

hamzah washal di permulaan dan tasydid pada lam fi’il mempunyai dua

faidah yaitu: 1) menunjukkan arti masuknya fa’il pada suatu sifat (asal fi’il)

contoh: احمر yang artinya memerah (telah masuk warna merah, 2)

menunjukkan arti mubalaghah yaitu berlebih- lebihannya suatu sifat (asal

fi’il) yang ada pada fa’il.

3) Fi’il tsulasi mazid tsudasi yaitu kalimat yang fi’il madhinya terdiri dari 6

huruf yang tiga berupa huruf yang tiga berupa huruf asal dan tiga huruf yang

lain berupa tambahan. Dinamakan sudasi karena jumlah gurufnya ada 6.

Adapun wazan- wazan fi’il tersebut beserta maknanya adalah sebagai

berikut:

(a) Fiil tsulasi mujarrad pindah ke wazan استفعل dengan menambah hamzah

washol, sin, dan ta’.

Faidah dari fi’l yang mengikuti wazan tersebut adalah : 1) menunjukkan

arti طلب contoh استغفر yang artinya meminta ampun,2) menunjukkan

arti wujdan (وجدان) yaitu menemukan maf’ul dalam suatu sifat (asal fi’il)

contoh: استعظمت yang artinya aku anggap besar, 3) menunjukkan arti

tahawwul ( تحول ) yang artinya berubah atau pindahnya fa’il pada asal

fi’il, contoh استحجر yang artinya membatu (berubah menjadi baru), 4)

menunjukkan arti takalluf ( تكلف ) yang artunya kesungguhan fa’il untuk

menghasilkan asal fi’il contoh: استجرأ yang artinya memberanikan diri,

5) menunjukkan arti seperti artiya فعل yang mujarrad, contoh: استقر

yang artinya tetap itu perkara, 6) menunjukkan arti muthawa’ah

(muthawa’ah yang tidak mutlak)

(b) Fi’il tsulasi mujarrad dipindah ikut wazan افعوعل dengan menambahkan

hamzah washal dipermulaan dan menta’dlif ‘ain fi’ilnya serta

menambahkan wawu diantara dua ‘ain.

Page 9: ANALISIS FI’IL TSULASI MUJARROD DAN MAZID BESERTA

710 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021

Faidah daru wazan tersebut adalah : 1) menunjukkan arti

mubalaghah ( مبالغة ) yaitu berlebih- lebihan maknanya fi’il , contoh

yang artinya sangat bongkok, 2) menunjukkan artii sama dengan اجدودب

arti mujarrad فعل contoh احلولى yang artinya: manis.

(c) Fi’il tsulasi Mujarrad diikutkan wazan افعال dengan menambahkan

hamzah washal dipermulaan dan alif setelah ‘ain fi’il serta menta’dlif

lam fi’ilnya.

Wazan ini memiliki faidah mubalaghah yaitu berlebihannya suatu sifat

(asal fi’il) yang dimasuki / dimiliki oleh fa’il. Contoh: اصفار yang

artimya sangat kuning.

(d) Fi’il tsulasi mujarrad diikutkan wazan ل dengan menambahkan افعو

hamzah washal dipermulaan dan dua wawu setelah ‘ain fi’il

Wazan ini menunjukkan arti berlebihannya makna fi’il lazim, contoh:

ط .yang artinya sangat tajam اخرو

(e) Wazan افعنلال dan افعنلاء di dalam kitab matan maqsud digolongkan

pada jajaran tsulasi mazid, namun dalam kitab tashrif dan mayoritas ahli

shorof digolongkan Mulhaq dengan اخرنجم (ruba’i mazid).

c. Fi’il Ruba’i Mulhak ( الفعل الرباعي ملحق )

Fi’il ruba’i mulhak kalimat yang fi’il madzinya terdiri dari empat

huruf, yang tiga berupa huruf asal dan yang satu berupa huruf ilhaq

(huruf yang ditambahkan karena ilhaq /agar sama bilangan hurufnya

dengan kalimat lain). Adapun wazan- wazan fi’il ruba’i mulhak

adalah sebagai berikut:

:yang menunjukkan makna muta’addi contoh فعلل - يفعلل - فعللة (1

جلبب - يجلبب - جلببة

حوقل- :yang menunjukkan makna lazim contoh فوعل - يفوعل - فوعلة (2

يحوقل- حوقلة

:yang menunjukkan makna muta’addi contoh فيعل - يفيعل – فيعلة (3

بيطر - يبيطر - بيطرة

: yang menunjukkan makna muta’addi contohفعول - يفعول - فعولة (4

جهور - يجهور – جهورة

Page 10: ANALISIS FI’IL TSULASI MUJARROD DAN MAZID BESERTA

711 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021

شريف - yang menunjukkan makna lazim contoh ,فعيل - يفعيل - فعيلة (5

يشريف - شر يفة

سلقى :yang menunjukkan makna muta’addi contoh فعلى- يفعلى- فعلاة (6

– يسلقى- سلقاة

قلنس - يقلنس - قلنسة :contoh فعنل - يفعنل - فعنلة (7

Pada wazan yang ketujuh ini terdapat perbedaan pendapat antara

ulama’ Bashrah dan ulama’ Kufah. Menurut ulama’ bashrah

wazan tersebut termasuk ruba’i mujarrad, namun menurut ulama’

Kufah termasuk ruba’I Mulhaq. Makna yang terdapat pada

lafadh- lafadh yang mengikuti wazan tersebut adalah berbentuk

lazim.

d. Ruba’i

Fi’il ruba’i ( الرباعي adalah struktur kata kerja yang terdiri dari ( الفعل

empat huruf . Adapun fi’il ruba’i dibedakan dalam dua kategori.

1) Fi’il Rubai Mujarad ( الفعل الرباعي المجرد)

Yaitu kata kerja yang terdiri dari empat huruf asli dan tidak ada

tambahan. Contoh:ب سمل .Lafadh- lafadh yang terdapat pada ruba’i

mujarrad kebanyakan berupa fi’il; muta’addi.

2) Fi’il Ruba’i Mazid ( الفعل الرباعي المزيد )

Yaitu kata kerja empat huruf yang mendapat tambahan huruf atau

tambahan berupa reduplikasi.

a) Fi’il ruba’i mazid khumasi yaitu kalimat yang fi’il madhinya terdiri

dari 5 huruf, yang empat berupa huruf asal dan satu beruba huruf

tambahan. Fi’il ruba’i mujarrad diikutkan wazan تفعلل dengan

menambahkan huruf ta’ dipermulaan .

Adapun faidah dari wazan tersebut adalah: 1) menunjukkan arti

muthowa’ah contoh: تدخرج yang artinya menggelinding, 2)

menunjukkan arti sama dengan mujarradnya contoh: تلأل yang

artinya mengkilat.

3) Fi’il – fi’il tsulasi yang disamakan (mulhaq) dengan تدخرج

Page 11: ANALISIS FI’IL TSULASI MUJARROD DAN MAZID BESERTA

712 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021

Adapun fi’il tsulasi dapat diilhaqkan dengan lafadh تدخرج dengan cara

menambahkan dua huruf. Adapun wazan- wazannya adalah sebagai

berikut:

(a) تفعلل - يتفعلل - تفعللا yaitu dengan menambah huruf ta’ di permulaan dan

huruf yang sejenis dengan lam fi’il di akhirnya. Adapun makna yang

ditimbulkan adalah menunjukkan makna muthowa’ah contoh: جلبب

yang artinya memakaikan baju kurung.

(b) تفوعل - يتفوعل - تفوعلا yaitu dengan menambahkan huruf ta’

dipermulaan dan wawu di antara fa’ dan ‘ain fi’il. Adapun faidahnya

menunjukkan makna muthowa’ah dari فعلل contoh: تجورب yang

artinya memakai kaos kaki

(c) تمفعل - يتمفعل - تمفعلا yaitu dengan menambahkan huruf ta’ dan nun

dipermulaan. Adapun tidak mempunyai faidah gan kemulhaqkannya

masih diragukan.

(d) ت فيعل - يتفيعل- تفيعلا yaitu dengan tambahan ta’ dipermulaan dan ya’

diantara fa’ dan ‘ain fi’il. Faidah makna yang ditunjukkan adalah

muthowa’ah. Contoh: تشيطن

Yang artinya melakukan perbuatan yang dimakruhkan atau bermakna

tasybih yang artinya: berbuat seperti perbuatan setan.

(e) تفعول - يتفعول - تفعول yaitu dengan tambahan ta’ dipermulaan dan huruf

wawu di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il. Faidah makana yang

ditunjukkan adalah makna muthowa’ah contoh: تزهوك yang artinya

berjalan dengan sombong.

(f) تفعيل - يتفعيل – تفعيلا yaitu dengan tambahan huruf ta’ dipermulaan dan

ya’ diantara ‘ain fi’il dan lam fi’il. Tidak ada makna dalam wazan ini

sehingga jarang dibahas dalam kitab syarah.

(g) تفعلى- يتفعلى- تفعلي ا yaitu dengan tambahan ta’ di permulaan dan ya’ di

akhirnya. Faidah makna yang ditunjukkan adalah muthowa’ah dari

wazan فعلل (ruba’i mulhaq) contoh: تسلقى, yang artinya tidaur dengan

terlentang.

Page 12: ANALISIS FI’IL TSULASI MUJARROD DAN MAZID BESERTA

713 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021

b) Fi’il ruba’i mazid sudasi yaitu: kalimat yang fi’il madhinya memuat

6 huruf , yang empat huruf berupa asal dan dua huruf merupakan

tambahan. Diantarara wazan- wazan fi’il ruba’I mazid sudasi adalah

sebagai berukut:

1) Mengikuti wazan افعنلل dengan menambah hamzah washal di

permulaan beserta huruf nun setelah ‘ain fi’il.

Adapun faidah dari wazan ini adalag muthawa’ah dari wazan فعلل

, contoh: احرنجم yang artinya berkumpul

2) Yang mengikuti wazan افعلل dengan menambahkan hamzah

washol dan ta’dlif lam fi’ilnya. Adapun faidah dari wazan

tersebut adalah memubalaghahkan makna fi’il lazim, misalnya

pada lafadh اقسعر yang memiliki arti sangat mengerut.

c) Fi’il tsulasi mujarrad yang diilhaqkan pada احرنجم

Fi’il tsulasi yang diilhaqkan dengan احرنجم (ruba’i mazid sudasi ada

dua yaitu:

yaitu dengan menambah hamzah washol dipermulaan dan افعنلل (1

nun setelah ‘ain fi’il serta ta’dlif lam fi’ilnya. Faidah yang

ditunjukkan adalah muthowa’ah dari lazim, contoh: اقعنسس yang

artinya sangat mengedek.

, yaitu dengan menambahkan hamzah washal dipermulaan افعنلى (2

nun setelah ‘ain fi’il dan huruf ya’ di akhir. Faidah makna yang

ditunjukkan adalah muthowa’ah dari fi’il lazim فعلى , contoh:

.yang artinya: tidur terlentang اسلنقى

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis fi’il mujarrad dan mazid pada surat Al-Jumu’ah beserta maknanya.

Surat Al-Jumu’ah adalah surat ke-62 dalam Al-Qur’an. Surat Al-Jumu’ah

tergolong surat madaniyah yang terdiri 11 ayat. Al-jumu’ah memiliki makna hari

perkumpulan. Pada pembahasan ini akan dibahas tentang fi’il mazid dan mujarrad

beserta maknanya yang terdapat pada surat tersebut. Adapun pembahasannya adalah

sebagai berikut:

Page 13: ANALISIS FI’IL TSULASI MUJARROD DAN MAZID BESERTA

714 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021

Ayat 1

ما فى السموت وما فى الرض الملك القدوس العزيز الحكيم يسب ح لله

langit dan apa yang ada di bumi senantiasa bertasbih kepada Allah. Apa yang ada di“

Maharaja, Yang Mahasuci, Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana”

Pada ayat tersebut terdapat tsulasi mazid ruba’i (fi’il tsulasi yang mendapat

tambahan 1 huruf) yaitu pada kata يسب ح yang merupakan fi’il mudhari dari madhi سبح

yang mengikuti wazan ل Faidah makna yang ditunjukkan pada lafadh tersebut .فعل - يفع

adalah menisbatkan maf’ul pada asal fi’il yaitu apa yang ada di langit dan bumi

bertasbih (menyucikan) Allah.

Ayat 2

نهم عث الذي ب هو ي ن رسول م ي عليهم ايته ويز يتلوافى الم الكتب والحكمة وان كانوا من قبل لفي ضلل يعل مهم هم و ك

بين ل م

“Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan

mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa)

mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah), meskipun

sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata”

Pada ayat 2 terdapat 2 fi’il tsulasi mujarrad yaitu pada lafadh بعث (fi’il madhi)

danيتلو ا ( f’il mudhari’ dari fi’il madhi تلى ) keduanya merupakan fi’il muta’addi

(membutuhkan maf’ul). Pada ayat ini juga terdapat 2 fi’il tsulasi mazid ruba’i yaitu ي يزك

)fi’il mudhari dari fi’il madhi زكى)dan يعل م (fi’il mudhari’ dari madhi علم ) mengikuti

wazanل yang bermakna ta’diyah (membutuhkan maf’ul) فعل - يفع

Ayat 3

ا اخرين منهم لم بهم وهو العزيز الحكيم يلحقواو

“Dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan

mereka. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana”

Pada ayat 3 terdapat 1 fi’il tsulsi mazid ruba’i yaitu pada lafadh يلحق وا yang

merupakan fi’il mudhari’ dari fi’il madhi الحق mengikuti wazan ا فعل - يفعل yang

bermakna ta’diyah.

Page 14: ANALISIS FI’IL TSULASI MUJARROD DAN MAZID BESERTA

715 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021

Ayat 4

ي ذو الفضل العظيم يشاء من ؤتيه ذلك فضل الله والله

“Demikianlah karunia Allah, yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki; dan

”Allah memiliki karunia yang besar

Pada ayat tersebut terdapat 2 fi’il tsulasi mujarrad yaitu lafadh يؤتي yang

merupakan fi’il mudhari(majhul) dari fi’il madhi أتى yang bermakna muta’addi dan

lafadh يشاء) fi’il mudhari’) dari fi’il madhi شآء mengikuti wazan فعل - يفعل yang bermakna

muta’addi.

Ayat 5

لوامثل الذين ح ل ذبوااسفارا بئس مثل القوم الذين ك حمل وها كمثل الحمار ي حمل التورة ثم لم ي م والله يهدىبايت الله

القوم الظهلمين

“Perumpamaan orang-orang yang diberi tugas membawa Taurat, kemudian mereka

tidak membawanya (tidak mengamalkannya) adalah seperti keledai yang membawa

kitab-kitab yang tebal. Sangat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat

Allah. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”

Pada ayat tersebut terdapat lima fi’il dengan perinciannya adalah sebagai

berikut: 1) fi’il لوا yang فعل yakni fi'iul tsulasi mazid ruba'i yang mengikuti wazan حم

menunjukkan makna ta’diyah, 2) fi’il tsulasi mujarrad pada lafadh ’ يحملوها dan يحمل

(mudhari’) yang mengikuti wazan فعل - يفعل dan menunjukkan makna muta’addi, 3) fi’il

tsulasi mazid rruba’i pada fi’il madhi كذبوا mengikuti wazan فعل menunjukkan makna

ta'diyah, 4) fiil tsulasi mujarrad pada fi’il madhi يهدى mengikuti wazan فعل - يفعل yang

memiliki makna muta’addi.

Ayat 6

من دون الناس ف عمتم ان ز ادوايايها الذين ه قل الموت ان كنتم صدقين تمنواانكم اولياء لله

“Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang Yahudi! Jika kamu mengira bahwa

kamulah kekasih Allah, bukan orang-orang yang lain, maka harapkanlah kematianmu,

jika kamu orang yang benar.”

Pada ayat ini terdapat fi’il tsulasi mujarrad yaitu lafadh قل yang merupakan fi’il

amar dari fi’il قال - يقول yang mengikuti wazan فعل - يفعل yang memiliki makna muta’addi

Page 15: ANALISIS FI’IL TSULASI MUJARROD DAN MAZID BESERTA

716 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021

. Kemudian ada lafadh هادوا (fi’il madhi) merupakan fi’il tsulasi mujarrad yang

mengikuti wazan فعل - يفعل yang bermakna lazim. Lafadh زع متم (fi’il madhi) merupakan

fi’il tsulasi mujarrad yang menikuti wazan فعل - يفعل yang bermakna lazim. Lafadh فتمنوه

merupakan tsulasi mazid khumasi yang menikuti wazan تفعل - يتفعل yang menunjukkan

makna tholab.

Ayat 7

عليم بالظهلمين دمت ه ابدا بما ق منونول يت ايديهم والله

“Dan mereka tidak akan mengharapkan kematian itu selamanya disebabkan kejahatan

yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui

orang-orang yang zalim”

Pada ayat tersebut terdapat dua lafadh fi’il yang merupakan fi’il tsulasi mazid

yaitu: 1)يتمنونه merupakan fi’il tsulasi mazid khumasi yang mengikuti wazan تفعل - يتفعل

yang menunjukkan makna tholab. Kemudian pada lafadh قد مت (fi’il madhi) merupakan

fi’il tsulasi mazid ruba’i yang megikuti wazan ل yang menunjukkan makna فعل - يفع

ta’diyah.

Ayat 8

ون ان الموت الذي ت قل تعملون بما كنتم فينب ئكم هادة الى عالم الغيب والش ردون منه فانه ملقيكم ثم ت فر

“Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui

kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib

dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Pada ayat ini terdapat lima fi’il yaitu 1) قل yang merupakan fi’il amar dari fi’il

ون (yang memiliki makna muta’addi , 2 فعل - يفعل yang mengikuti wazan قال - يقول تفر

(fi’il mudhari’ dari fi’il madhi فر )merupakan fi’il tsulasi mujarrad yang mengikutu

wazan فعل - يفعل yang menunjukkan makna lazim 3) تردون )merupakan fi’il tsulasi

mujarrad yang mengikuti wazan فعل - يفعل yang memiliki makna muta'addi , 4) )فينب ئكم(

ل merupakan fi’il tsulasi mazid ruba’i yang menikuti wazan ينب ئ yang memiliki,فعل- يفع

makna ta’diyah 5) lafadh تعملون (fi’il mudhari’ dari fi’il madhi عمل ) merupakan fi'il

tsulasi mujarrad yang mengikuti wazan فعل- يفعل menunjukkan makna muta’addi.

Ayat 9

لوة من يوم الجمعة نودي اذا امنوايايها الذين و فاسعواللص تعلمون ا البيع ذلكم خير لكم ان كنتم ذروالى ذكر الله

Page 16: ANALISIS FI’IL TSULASI MUJARROD DAN MAZID BESERTA

717 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan salat

pada hari Jum‘at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.

Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”

Pada ayat ini terdapat 5 fi’il sebagai berikut: 1) منوا , merupakan fiil madhi dari

fi’il tsulasi mazid ruba’i yang mengikuti wazan فاعل- يفاعل yang memiliki makna

seperti wazan افعل yang bermakna ta’diyah 2) نودي (fi’il mudhari’ majhul dari fi’il

madhiنادى ) yang mengikuti wazan فاعل- يفاعل ( yang menunjukkan makna seperti

wazan افعل yang berfaidah ta’diyah , 3) اسعوا,( fi’il amr dari fil madhiسعى) yang

merupakan fi’il tsulasi mujarrad yang mengkuti wazan فعل- يفعل yang memiliki makna

muta’addi 4) ذروا (fi’il amr dari fi’il madhi ذر ا( yang merupakan fi’il tsulasi mujarrad

mengikuti wazan فعل- يفعل bermakna muta’addi , 5) lafadh تعملون (fi’il mudhari’ dari

fi’il madhi عمل ) merupakan fi'il tsulasi mujarrad yang mengikuti wazan فعل- يفعل

menunjukkan makna muta’addi.

Ayat 10

لوة فاقضيت فاذا واابتغوا فى الرض و نتشرواالص كثيرا لعلكم ذكروامن فضل الله تفلحون الله

“Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia

Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.”

Pada ayat tersebut terdapat 5 fi’il sebagai berikut : 1) قضيت (fi’il madhi majhul)

merupakan fi’il tsulasi mujarrad yang mengikuti wazan فعل- يفعل yang berfaidah

muta’adi 2) انتشروا (fi’il amr dari fi’il madhiانتشر ( merupakan fi’il tsulasi mazid

khumasi yang mengikuti wazan افتعل yang menunjukkan makna muthowa’ah 3) ابتغوا

(fi’il amr dari fi’il madhi ابتغى ) merupakan fi’il tsulasi mazid khumasi yang

menunjukkan makna muthowa’ah 4) اذكروا (fi'il amr dari fi'il madhi ذكر ) merupakan

fi’il tsulasi mujarrad yang mengikuti wazan فعل - يفعل yang berfaidah muta’adi 5)

merupakan fi’il tsulasi mazid ( افلح fi’il mudhari jamak- mukhatab dari fi’il madhi)تفلحون

ruba’i yang mengikuti wazan افعل - يفعل yang menunjukkan makna menemukan sesuatu

(maf’ul) dalam suatu sifat.

Ayat 11

و تجارة او لهوا راواواذا ن اللهو و قل قائما تركوك ا اليها و انفض خير م زقين ما عند الله خير الره من الت جارة والله

Page 17: ANALISIS FI’IL TSULASI MUJARROD DAN MAZID BESERTA

718 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021

“Dan apabila mereka melihat perdagangan atau permainan, mereka segera menuju

kepadanya dan mereka tinggalkan engkau (Muhammad) sedang berdiri (berkhotbah).

Katakanlah, “Apa yang ada di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan

perdagangan,” dan Allah pemberi rezeki yang terbaik.”

Pada ayat tersebut terdapat 4 fi’il sebagai berikut: 1راوا (fi’il madhi ) merupakan

fi’il tsulasi mujarrad yang mengikuti wazan فعل - يفعل yang berfaidah muta’addi 2)

وا انفعل merupakan fi’il tsulasi mazid khumasi yang mengikuti wazan ( fi’il madhi)ان فض

yang menunjukkan makna muthowa’ah 3) تركو (fi’il madhi jamak-ghoib) fi’il tsulasi

mujarrad yang mengikuti wazan فعل- يفعل yang berfaidah muta’addi 4) ق ل yang

merupakan fi’il amar dari fi’il قال - يقول (fi’il tsulasi mujarrad) yang mengikuti wazan - فعل

.yang memiliki makna muta’addi يفعل

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang fi’il tsulasi mujarrad dan mazid beserta

maknanya yang terdapat dalam surat Al-Jumu’ah ditemukan sebanyak 36 fi’il. Terdapat

17 fi’il tsulasi mujarrad yang bermakna muta’addi dan 3 fiil tsulasi mujarrad yang

bermakna lazim. Adapun fi’il mazid ruba’i yang menunjukkan makna ta’diyah

sebanyak 9, menunjukkan makna menisbatkan maf’ul pada asal fi’il sebanyak 1 dan 1

fi’il yang menunjukkan makna menemukan sesuatu (maf’ul) dalam sifat. Selain itu juga

terdapat 3 fi’il tsulasi mazid khumasi yang bermakna muthowa’ah dan 2 fi’il tsulasi

mazid khumasi bermakna tholab.

DAFTAR RUJUKAN

Abdullah Ibn Malik, Muhammad. Alfiyyah Ibnu Malik. Kediri: P.P Lirboyo

Busyro, Mukhtarom. 2016. Shorof Praktis; Metode Krapyak. Jogjakarta: Menara Kudus

Jogjakarta.

Ghalayini, Mustafa. 2007.Jami’ud Durus. Beirut: Darul Kutub Al- Ilmiyah

Ghayati, Sa’id Muhammad. Mulakhos Qowa’idul Lughah Al-‘Arabiyyah. Kairo: Al-

Maktabah Al-Taufiqiyah.

Maksum, Muhammad. Al-Amtsilah Al- Tashrifiyyah.Maktabah Salim bin Sa’id Nubhan

Page 18: ANALISIS FI’IL TSULASI MUJARROD DAN MAZID BESERTA

719 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021

Manaf, Abdul Hamid.1993. Pengantar Ilmu Shorof Istilahi- Lughawi .Nganjuk: PP.

Fathul Mubtadi’in

Mufid, Ahmad. 2014. Mudahnya Belajar Ilmu Shorof. Jakarta: PT Suka Buku

Ni’mah Fuad. Mulakhos Qowa’idul Lughah Al-‘Arabiyyah. Beirut: Dar Al- Tsaqofah

Al-Islamiyyah

.

.