Jumlah uang beredar

26
UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL Jumlah Uang Beredar di Indonesia Periode 1996 – 2013 Nama : Jechlien Melinda (3121032) Mata Kuliah : Seminar Perbankan dan Jasa Keuangan FAKULTAS BISNIS dan EKONOMIKA UNIVERSITAS SURABAYA 2014-2015

description

kebijakan moneter dan uang

Transcript of Jumlah uang beredar

UJIAN TENGAH SEMESTER GASALJumlah Uang Beredar di Indonesia Periode 1996 2013

Nama: Jechlien Melinda (3121032)Mata Kuliah: Seminar Perbankan dan Jasa Keuangan

FAKULTAS BISNIS dan EKONOMIKA UNIVERSITAS SURABAYA2014-2015

1BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangUang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang panjang. Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan yang sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri; dengan kata lain, apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya.Dalam ilmu ekonomi tradisional, uang didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran. Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah daripada barter yang lebih kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efisiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran.Pada awalnya di Indonesia, uang dalam hal ini uang kartal diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia. Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, hak pemerintah untuk mencetak uang dicabut. Pemerintah kemudian menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia, sebagai satu-satunya lembaga yang berhak menciptakan uang kartal. Hak untuk menciptakan uang itu disebut dengan hak oktroi.Dalam penulisan makalah ini, penulis ingin mencoba untuk mengulas tentang jumlah peredaran uang kartal dan uang giral di Indonesia yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.1.2 Rumusan MasalahDalam makalah ini akan membahas tentang deskripsi uang itu sendiri dan jumlah peredaran uang di Indonesia dalam kurun waktu 1996 2013.1.3 Tujuan PenulisanMakalah ini ditulis untuk memenuhi tuntutan tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah Seminar Perbakan dan Jasa Keuangan, serta menambah wawasan penulis maupun pembaca sendiri dalam mengetahui Jumlah Uang Beredar di Indonesia.1.4 Manfaat PenulisanAdapun manfaat yang diharapkan oleh penulis dari makalah ini yaitu dapat digunakan sebagai sumber acuan kepada penulis maupun pembaca sendiri dalam mempelajari dan mengetahui Jumlah Uang Beredar di Indonesia.

BAB IILANDASAN TEORI2.1 Deskripsi UangDalam kehidupan sehari-hari, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang disetujui dan diterima oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk melakukan pertukaran atau perdagangan. Berdasarkan definisi tersebut, uang dapat berupa barang yakni pada sistem pertukaran barter.Dalam ilmu ekonomi tradisional uang dapat didefinisikan sebagai alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu berupa benda apa saja yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang danjasa. Sedangkan uang dalam ilmu ekonomi modern, yang didefinisikan oleh beberapa ahli yaitu :1. AC Pigou mengatakan bahwa uang adalah segala sesuatu yang dipergunakan sebagai alat tukar.2. DH Robertson mengatakan bahwa uang adalah sesuatu yang bisa diterima dalam pembayaran untuk mendapatkan barang- barang.3. RG Thomas mengatakan bahwa uang adalah sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang.4. RS. Sayers mengatakan bahwa uang adalah segala sesuatu yang diterima sebagai pembayar utang.5. Albert Gailorrt Hart mengatakan bahwa uang adalah kekayaan di mana si pemilik dapat melunaskan utangnya dalamjumlah tertentu pada waktu itu juga.6. Rollin G. Thomas mengatakan bahwa uang adalah segala sesuatu yang siap sedia dan biasanya diterima umum dalam pembayaran pembelian barang-barang, jasa-jasa dan pembayaran utang.7. Walker mendefinisikan uang dengan mengatakan: Money is what money does. Artinya, uang adalah semua hal yang dapat dilakukan oleh uang itu. Dengan kata lain, uang adalah uang karena fungsinya sebagai uang dan bukan karena fungsi- fungsi yang lain.8. Menurut Ensiklopedi Indonesia, uang adalah segala sesuatu yang biasanya digunakan dan diterima secara umum sebagai alat penukar atau standar pengukur nilai, yaitu standar daya beli, standar uang, dan garansi menanggung utang.2.2 Fungsi dan Tujuan Memegang UangPenggunaan uang oleh masyarakat karena uang memiliki empat fungsi :1. Uang sebagai alat tukar-menukar (medium of exchange).2. Uang sebagai satuan nilai (measure of value).3. Uang sebagai standar atau ukuran pembayaran yang tertunda (standard for deferred payments).4. Uang sebagai alat penyimpan nilai dan kekayaan (store ofvalue and store of wealth).Berkaitan dengan fungsi-fungsi uang tersebut, maka seseorang yang memegang uang setidaknya dilandasi tiga motif; yaitu :1. Motif Transaksi (Transaction Motive) adalah dorongan orang memegang untuk kebutuhan transaksi atau pembayaran, baik yang dilakukan oleh rumah tangga konsumen ataupun rumah tangga perusahaan.2. Motif Berjaga-jaga (Precautionary Motive). Keynes menganalisis teori permintaan uang Klasik lebih jauh dari sekedar untuk transaksi. Permintaan uang tersebut adalah untuk berjaga-jaga terhadap kebutuhan yang tak terduga (unexpected need). Tersedianya uang di tangan untuk jaga-jaga memberikan rasa aman menghadapi rekening yang tidak terduga (unexpected bill) misalnya untuk biaya pengobatan dan perbaikan secara tiba-tiba.3. Motif untuk Spekulasi (Speculative Motive). Pemikiran ini murni merupakan ide dari Keynes. Tujuan seseorang memegang uang untuk spekulasi ini sesuai dengan fungsi uang sebagai alat penyimpan nilai dan kekayaan. Dalam hal ini uang dianggap sebagai aset. Permintaan untuk motif spekulasi ini terjadi karena adanya faktor ketidakpastian (uncertainty) dan ekspektasi (expectation) yang mempengaruhi seseorang dalam memegang uang.2.3 Jenis Jenis UangUang yang beredar dalam masyarakat dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu uang kartal (sering pula disebut sebagai common money) dan uang giral. Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual-beli sehari-hari, sedangkan yang dimaksud dengan uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan. Untuk menarik uang giral, nasabah harus menggunakan cek.1. Uang KartalUang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam. Menurut Undang-undang Bank Sentral No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang logam dan kertas. Hak tunggal untuk mengeluarkan uang yang dimiliki Bank Indonesia tersebut disebut hak oktroi.Jenis Uang Kartal Menurut Lembaga Yang MengeluarkannyaMenurut Undang-Undang Pokok Bank Indonesia No. 11/1953, terdapat dua jenis uang kartal, yaitu uang negara dan uang bank.Uang negara adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, terbuat dari kertas yang memiliki ciri-ciri : Dikeluarkan oleh pemerintah Dijamin dengan undang-undang Bertuliskan nama negara yang mengeluarkannya Ditanda tangani oleh mentri keuanganNamun, sejak berlakunya Undang-undang No. 13/1968, uang negara dihentikan peredarannya dan diganti dengan Uang Bank.Uang Bank adalah uang yang dikeluarkan oleh Bank Sentral berupa uang logam dan uang kertas, Ciri-cirinya sebagai berikut. Dikeluarkan oleh Bank Sentral Dijamin dengan emas atau valuta asing yang disimpan di bank sentral Bertuliskan nama bank sentral negara yang bersangkutan (di Indonesia : Bank Indonesia) Ditandatangani oleh gubernur bank sentral.Jenis Uang Kartal Menurut Bahan Pembuatnyaa. Uang LogamUang logam biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak memenuhi syarat-syarat uang yang efesien. Karena harga emas dan perak yang cenderung tinggi dan stabil, emas dan perak mudah dikenali dan diterima orang. Di samping itu, emas dan perak tidak mudah musnah. Emas dan perak juga mudah dibagi-bagi menjadi unit yang lebih kecil. Di zaman sekarang, uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal itu merupakan pernyataan bahwa sejumlah emas dengan berat tertentu terkandung di dalamnya. Uang logam memiliki tiga macam nilai : Nilai Intrinsik yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang. Nilai Nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera pada mata uang. Nilai Tukar, nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan suatu barang (daya beli uang).

b. Uang KertasUang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).Uang kertas mempunyai nilai karena nominalnya. Oleh karena itu, uang kertas hanya memiliki dua macam nilai, yaitu nilai nominal dan nilai tukar.2. Uang GiralUang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis dan aman. Di Indonesia, bank yang berhak menciptakan uang giral adalah bank umum selain Bank Indonesia. Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, definisi uang giral adalah tagihan yang ada di bank umum, yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegrafic transfer. Uang giral bukan merupakan alat pembayaran yang sah, artinya masyarakat boleh menolak dibayar dengan uang giral.3. Uang Kuasi (Quasi Money).Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran. Beberapa contoh uang kuasi antara lain deposito berjangka, tabungan, dan obligasi pemerintah. Sebuah paham yang berpandangan luas menyatakan bahwa yang termasuk uang adalah terdiri dari uang kartal, uang giral dan kuasi, sedangkan paham yang berpandangan sempit menyatakan bahwa uang itu hanya terdiri dari uang kartal dan uang giral. Dang kartal dan uang giral yang ada di masyarakat lazimnya disebut jumlah uang beredar. Dalam sistem moneter Indonesia, uang kuasi terdiri dari simpanan berjangka dan tabungan penduduk baik dalam Rupiah maupun valuta asing.

BAB IIIPEMBAHASAN3.1 Pengertian Jumlah Uang BeredarJumlah uang beredar (money supply) adalah jumlah uang yang beredar dalam sebuah perekonomian. Ada sebagian ahli yang mengkalifikasikan jumlah uang beredar menjadi dua, yaitu: 1. Uang beredar dalam arti sempit atau disebut Narrow Money (M1), yang terdiri dari uang kartal dan uang giral (demand deposit); dan 2. Uang beredar dalam arti luas atau Broad Money (M2), yang terdiri dari M1 ditambah dengan deposito berjangka (time deposit).3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Uang BeredarDi dalam kehidupan masyarakat, jumlah uang yang beredar ditentukan oleh kebijakan dari bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang melalui kebijakan moneter. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar adalah:1. Kebijakan Bank Sentral berupa hak otonom dan kebijakan moneter (meliputi: politik diskonto, politik pasar terbuka, politik cash ratio, politik kredit selektif) dalam mencetak dan mengedarkan uang kartal.2. Kebijakan pemerintah melalui menteri keuangan untuk menambah peredaran uang dengan cara mencetak uang logam dan uang kertas yang nominalnya kecil.3. Bank umum dapat menciptakan uang giral melalui pembelian saham dan surat berharga.4. Tingkat pendapatan masyarakat.5. Tingkat suku bunga bank.6. Selera konsumen terhadap suatu barang (semakin tinggi selera konsumen terhadap suatu barang maka harga barang tersebut akan terdorong naik, sehingga akan mendorong jumlah uang yang beredar semakin banyak, demikian sebaliknya).7. Harga barang.8. Kebijakan kredit dari pemerintah.3.3 Kebijakan Pemerintah dalam Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar.Secara garis besar terdapat dua jenis kebijakan yang dilakukan pemerintah (Bank Indonesia dan Departemen Keuangan) dalam mengendalikan jumlah uang beredar, yaitu :1. Kebijakan MoneterKebijakan moneter merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, yang dibedakan menjadi dua, yaitu :a. Kebijakan moneter kuantitatif, yang meliputi: Poltik Pasar TerbukaBI mengendalikan jumlah uang beredar dengan cara jual beli surat-surat berharga. BI mempunyai instrumen yaitu Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Apabila jumlah uang beredar dalam masyarakat terlalu besar, maka BI dapat menjual SBI kepada masyarakat (bank-bank umum). Apabila bank umum membeli SBI artinya ada uang yang tersedot ke pemerintah (BI), yang berarti jumlah uang beredar berkurang. Politk Diskonto dan bunga pinjaman.BI dapat membeli surat-surat berharga bank-bank umum yang tingkat likuiditasnya tinggi, dengan tingkat diskonto yang telah ditetapkan oleh BI. BI juga bisa memberikan pinjaman kepada bank-bank umum, yang artinya terjadi penambahan jumlah uang beredar. BI dapat juga menaikkan bunga pinjaman kepada bank-bank umum, maka bank umum akan mengurangi jumlah pinjamannya dari bank Indonesia. Politik merubah cadangan minimal bank-bank umum pada BI.Setiap bank umum wajib mempunyai cadangan di BI dan jumlahnya ditetapkan oleh BI. Istilahnya adalah reserve requirement. Apabila Bank Indonesia menaikkan tingkat cadangan minimal bank-bank umum, katakanlah dari 10% menjadi 15%, maka hal ini akan mengurangi jumlah uang beredar, karena semakin besarnya modal bank-bank umum yang harus disimpan di BI.b. Kebijakan moneter kualitatif, yang meliputi: Pengawasan pinjaman secara selektifBank sentral mengawasi pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank-bank umum, agar bank-bank umum selektif dalam memberikan kredit kepada debitur. Pembujukan moralBank sentral mengadakan pertemuan langsung dengan pimpinan bank-bank umum untuk meminta langkah-langkah tertentu dalam rangka membantu kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah. Melalui pembujukan moral ini, bak\nk sentral dapat meminta bank-bank umum untuk menambah atau mengurangi pinjaman di semua sektor atau hanya di sektor-sektor tertentu saja. Ataupun membuat perubahan-perubahan tingkat bunga yang mereka tetapkan.2. Kebijakan Fiskal (Pajak)Kebijakan ini juga dapat mempengaruhi jumlah uang beredar, yaitu melalui pajak. Apabila pemerintah, dalam hal ini Departemen Keuangan, memperluas objek pajak, berarti akan lebih banyak uang yang tersedot ke pemerintah. Dalam hal ini berarti jumlah uang beredar menjadi berkurang. Demikian pula misalnya ketika pemerintah menaikkan pajak kendaraan bermotor pada tahun 1999 sebesar kurang lebih 100%, hal ini berarti terjadi penyerapan (absorbsi) uang yang beredar.

3.4 Data Jumlah Uang Beredar di Indonesia TahunUang KartalUang Giral

199622.487,0041.602,00

199728.424,0049.919,00

199841.394,0059.803,00

199958.353,006.628,00

200072.371,0089.815,00

200176.342,00101.389,00

200280.686,00111.253,00

200394.542,00129.257,00

2004109.265,00144.553,00

2005124.316,00157.589,00

2006151.009,00210.064,00

2007183.419,00277.423,00

2008209.378,00257.001,00

2009226.006,00289.818,00

2010260.194,00345.184,00

2011307.760,00415.231,00

2012361.967,00479.755,00

2013399.589,00487.474,00

Sumber: SEKI BI, Processed by Trade Data and Information Center, Ministry of Trade

Di Indonesia, jumlah permintaan uang tiap tahunnya selalu mengalami peningkatan sehingga memberikan perubahan yang cukup signifikan pada jumlah uang beredar. Bila dilihat dari grafik jumlah peredaran uang di Indonesia 1996 2013 maka sebagian besar akan kita dapati trend jumlah uang beredar yang terus meningkat setiap tahunnya.Pada grafik di atas, jumlah uang beredar berupa uang kartal setiap tahun selalu mengalami peningkatan dan tidak pernah mengalami penurunan dari ke tahun. Jumlah uang beredar tertinggi pada uang kartal tedapat pada tahun 2013 yaitu mencapai 399.589 milyar rupiah bila ditinjau dari segi total jumlah uang yang beredar, sedangkan apabila ditinjau dari jumlah peningkatan maka jumlah peningkatan uang beredar yang terendah terdapat pada tahun 2002, yaitu hanya meningkat sebesar 5,69% dan jumlah peningkatan uang kartal beredar yang tertinggi terdapat pada tahun 2012 di mana, mencapai 361.967 milyar rupiah, atau naik lebih dari 17% dari tahun sebelumnya. Hal yang mungkin saja dapat menyebabkan uang kartal mengalami jumlah peningkatan begitu drastis pada tahun 2012 yaitu faktor inflasi yang terjadi pada saat itu ataupun faktor musiman yang pada umumnya sering terjadi.Di awal tahun seperti tahun sebelumnya pada Triwulan I 2012, uang kartal yang beredar terjadi penurunan rata-rata sebesar 1,70 persen dibanding Triwulan IV tahun 2011. Penurunan peredaran uang kartal di awal tahun disebabkan masa libur telah usai, dimana transaksi pembayaran tunai konsumsi rumah tangga lebih sedikit dilakukan. Konsumsi rumah tangga dalam menghadapi tahun ajaran baru cukup berpengaruh terhadap peningkatan peredaran uang kartal di akhir Triwulan II, dimana pada bulan Juni volume uang kartal naik 6,75 persen menjadi Rp314,67 triliun.

Selama tahun 2012 inflasi cukup terkendali dan bergerak cukup rendah hanya 4,3 persen. Inflasi tertinggi terjadi pada Agustus 2012 sebesar 0,95 persen Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks seluruh kelompok pengeluaran, dimana kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga memberi kontribusi tertinggi sebesar 1,70 persen, kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 1,50 persen, kelompok bahan makanan 1,48 persen, kelompok sandang 0,86 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,67 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,26 persen dan yang terendah kelompok kesehatan 0,24 persen. Jumlah uang kartal yang beredar pada Triwulan III terutama pada bulan Agustus naik sebesar 3,70 persen dari bulan sebelumnya mencapai Rp327,01 triliun. Kenaikan ini disebabkan konsumsi masyarakat yang meningkat saat Ramadhan dan perayaan Idul Fitri yang juga berdekatan dengan awal tahun ajaran baru sekolah.Seperti biasa setelah perayaan keagamaan dan libur hari raya terjadi penurunan konsumsi masyarakat yang diikuti dengan penurunan volume uang kartal yang beredar. Hal inipun terjadi pada bulan September dimana uang kartal yang beredar turun 0,46 persen menjadi Rp325,57 triliun dan inflasi yang terjadi hanya sebesar 0,01 persen.Di akhir Triwulan IV, pada Desember 2012 uang kartal yang beredar sebanyak Rp361,97 triliun atau naik 10,67 persen dari bulan sebelumnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang merayakan Natal dan tahun baru serta masyarakat yang akan berlibur akhir tahun. Peningkatan ini lebih tinggi dibandingkan yang terjadi pada pertengahan tahun. Namun inflasi yang terjadi lebih rendah dibandingkan pada Agustus 2012 yaitu hanya 0,54 persen. Jika pada Agustus inflasi yang tertinggi pada sektor pendidikan, rekreasi dan olah raga, pada Desember kenaikan harga tertinggi ditunjukkan oleh kenaikan indeks kelompok bahan makanan 1,59 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,29 persen; kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,26 persen; kelompok sandang 0,24 persen; kelompok kesehatan 0,18 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,17 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,05 persen.Sama halnya dengan uang kartal peningkatan uang giral juga dapat dilihat cukup bervariasi dari tahun ke tahun, hanya saja pada uang giral terdapat dua kali penurunan yang begitu signifikan. Penurunan yang pertama pada tahun 1999 di mana, penurunan yang terjadi yaitu dari 59.803 milyar rupiah menurun hingga 6.628 milyar rupiah. Penurunan jumlah uang beredar yang kedua pada uang giral terjadi juga pada tahun 2008, namun tidak begitu drastis seperti penurunan yang terjadi pada tahun 1999. Penurunan tahun 2008 hanya berkisar 7% dari tahun 2007 atau sekitar 20.422 milyar rupiah. Jumlah peningkatan uang beredar tertinggi pada uang giral yaitu berada pada tahun 2011, peningkatannya sebesar 20,29% atau mencapai 415.231 milyar rupiah. Dalam peredaran uang giral, jumlah uang beredar tertinggi yaitu pada tahun 2013 sebesar 487.474 milyar rupiah.

BAB IVPENUTUP4.1 KesimpulanAkhir dari makalah ini dapat disimpulkan kembali bahwa uang didefinisikan sebagai sesuatu yang disetujui dan diterima oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk melakukan pertukaran atau perdagangan. Uang digunakam oleh masyarakat karena uang memiliki fungsi sebagai alat tukar menukar, sebagai satuan nilai, sebagai standar atau ukuran pembayaran, dan sebagai alat penyimpanan, sedangkan motif memegang uang meliputi motif untuk transaksi, motif berjaga jaga, serta motif untuk berspekulasi. Uang dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu uang kartal, uang giral, dan uang kuasi.Jumlah uang beredar (money supply) adalah jumlah uang yang beredar dalam sebuah perekonomian suatu negara. Di dalam kehidupan masyarakat, jumlah uang yang beredar ditentukan oleh kebijakan dari bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang melalui kebijakan moneter. Di Indonesia jumlah uang beredar dari periode 1996 2013 memperlihatkan sebagian besar jumlah uang beredar yang terus meningkat setiap tahunnya, walaupun ada yang mengalami penurunan tetapi tidak bertahan lama.4.2 SaranBank Indonesia harus mampu mengendalikan jumlah uang beredar dengan sebaiknya agar tidak menyebabkan kestabilan nilai uang menjadi tidak terpelihara dan tidak memicu kemakmuran masyarakat secara keseluruhan mengalami penurunan, namun sebaiknya dalam hal pengendalian jumlah uang beredar Bank Indonesia juga tidak perlu terlalu intervensi agar tidak mempersulit atau menyebabkan aktivitas ekonomi menjadi terkendala dan lesu.

DAFTAR PUSTAKAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Uanghttp://www.kemendag.go.id/id/economic-profile/economic-indicators/amount-of-circulate-moneyhttp://littlesweetenemy7.blogspot.com/2012/05/uang-teori-uang-dan-motif-memegang-uang.htmlhttp://avychapy.wordpress.com/about/materi-e-mon/teori-jumlah-uang-beredar/