ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

151
ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, DAN SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH TERHADAP NAB REKSADANA SYARIAH STUDI KASUS : PNM EKUITAS SYARIAH SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : MUSA SAIFUL ISLAM NIM: 1113086000048 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2018

Transcript of ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

Page 1: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR RUPIAH,

INFLASI, DAN SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH TERHADAP NAB

REKSADANA SYARIAH

STUDI KASUS : PNM EKUITAS SYARIAH

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

MUSA SAIFUL ISLAM

NIM: 1113086000048

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2018

Page 2: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

i

ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR

RUPIAH, INFLASI, DAN SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH

TERHADAP NAB REKSADANA SYARIAH

STUDI KASUS: PNM EKUITAS SYARIAH

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Musa Saiful Islam

NIM: 1113086000048

Di Bawah Bimbingan

Dr. Ir H Roikhan Mochamad Aziz,MM RR. Tini Aggraini, ST M.SI

NIDN. 2025067001 NIDN. 2010088001

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2018 M

Page 3: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini, Senin 11 September 2017 telah dilakukan uji komprehensif atas

mahasiswa:

Nama : Musa Saiful Islam

No. Induk Mahasiswa : 1113086000048

Jurusan : Ekonomi Syariah

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Nilai

Tukar Rupiah, Inflasi, dan Sertifikat Bank

Indonesia Syariah Terhadap NAB Reksadana

Syariah Studi kasus: PNM Ekuitas Syariah

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut dinyataka LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan

ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 September 2017

a. Endra Kasni Laila Yuda, S.Ag., M.Si (......................................)

NIP: 19720818 1998103 2 003 Penguji I

b. Nurul Ichsan, MA (......................................)

NIP: 19731128 200501 1 004 Penguji II

Page 4: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

iii

Page 5: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

iv

Page 6: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

a. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Musa Saiful Islam

2. Tempat Tanggal Lahir : Klaten, 11 Mei 1993

3. Alamat : Perum BJI Mekarsari Blok

C 7 / No 08 jl. Jakarta Raya Rt. 011 Rw 10. Bekasi

4. Telepon : 081311306312

5. E-mail : [email protected]

b. PENDIDIKAN

1. SDIT Salsabila Bekasi Tahun 1998 – 2005

2. SMP Labschool Karawang Tahun 2005 – 2009

3. MAs Malnu Kananga Tahun 2009 – 2012

4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 – 2018

c. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Budi Nur Sakti

2. Pekerjaan Ayah : Pegawai Swasta

3. Ibu : Astutiningsih

4. Pekerjaan Ibu : PNS

d. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Organisasi : Divisi Sepak bola UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jabatan : Anggota

Tahun : 2013 – 2014

2. Organisasi : Divisi Sepak bola UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jabatan : Bendahara

Tahun : 2014 – 2015

3. Organisasi : Divisi Sepak bola UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jabatan : Sekertaris

Tahun : 2015 – 2016

4. Orgnisasi : KKN Einhil

Page 7: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

vi

Jabatan : Bendahara

Tahun : 2016

Page 8: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

vii

Page 9: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

vii

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of money supply, exchange rate, inflation,

and Certificates of Sharia Indonesia Bank (SBIS) on Net Asset Value of Islamic

Mutual Funds represented by PNM Ekuitas Syariah products using research

method Vector Auto Regression / Vector error Correction Model (VAR / VECM).

The results of this study indicate in the long term all the variables have a

significant influence on Islamic mutual funds except SBIS variables. In IRF test

results, when shock occurs on the variable of money supply, exchange rate,

inflation, and SBIS will be responded fluctuate by Islamic mutual funds. And the

FEVD results show that exchange rate variable has the greatest contribution to

Sharia mutual fund.

Keywords: Money Supply, Exchange Rate, Inflation, and Certificates of Sharia

Indonesia Bank (SBIS), Islamic Mutual Fund, VECM

Page 10: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel jumlah uang beredar,

nilai tukar rupiah, inflasi, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap

Nilai Aktiva Bersih reksadana syariah yang diwakili oleh produk PNM Ekuitas

Syariah dengan menggunakan metodolagi penelitian Vector Auto Regression /

Vector error Correction Model (VAR/VECM). Hasil penelitian ini menunjukkan

dalam jangka panjang seluruh variabel memiliki pengaruh signifikan terhadap

reksadana syariah kecuali variabel SBIS. Pada hasil uji IRF, ketika terjadi shock

pada variabel jumlah uang beredar, nilai tukar rupiah, inflasi, dan SBIS akan

direspon secara fluktuatif oleh reksadana syariah. Dan hasil FEVD menujukkan

bahwa variabel nilai tukar rupiah memiliki kontribusi paling besar terhadap

reksadana syariah.

Kata kunci: Jumlah Uang Beredar, Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan Sertifikat

Bank Indonesia Syariah (SBIS), Reksadana Syariah, VECM

Page 11: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

ix

Page 12: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulilla puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah membirikan

berbagai kenikmatan iman, islam, dan ihsan sehingga menjadi pedoman bagi para

hamba-NYA. Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan sehingga peneliti

dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Jumlah Uang

Beredar, Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah

terhadap NAB Reksadana Syariah Studi Kasus: PNM Ekuitas Syariah”. Shalawat

serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya hingga

akhir Zaman. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian

syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Terkait dengan penelitian ini, peneliti mengucapkan terimakasih kepada

banyak pihak yang telah membantu selama proses pengerjaan penelitian ini.

Untuk itu, peneliti mengucapkan terimakasih terutama kepada:

1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan ampunan, hidayah, kemudahan

dan pertolongan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Terima

kasih ALLAH SWT atas segala kenikmatan yang telah Kau berikan kepada

hamba-Mu ini, hanyalah kepadamu hamba menyembah dan meminta

pertolongan.

2. Setelah kepada Allah SWt, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih

kepada ke dua orang tua yang telah mendidik saya dari awal saya dilahirkan

hingga sekarang dan juga pada masa yang akan datang. Sehingga ucapan

terima kasih tidaklah akan cukup untuk membalas semua kebaikan yang telah

kalian berikan kepada saya, maka saya hanya mampu berdoa kepada Allah

SWT untuk membalas semua kebaikan kalian berdua selama di dunia akan

dibalas di akhirat dengan syurga Allah SWT. Saya bangga menjadi anak

kalian berdua dan maafkan saya kalua saya masih belum bisa membahgiakan

kalian berdua.

3. Kepada ke tiga adik saya, terima kasih telah menjadi adik, teman, dan lawan

sehingga menjadi cerita indah kelak, semoga kita semua dapat

Page 13: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

x

membahagiakan bapak ibu bersama-sama, karena tiada yang paling bahagia

di dunia ini selain melihat mereka berdua bahagaia karena kita semua.

4. Bapak Dr. Arief Mufraini, M.Si, Lc selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan selaku dosen pembimbing

akademik saya. Terima kasih atas semua pelajaran dan juga nasehat yang

bapak berikan kepada saya.

5. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si Selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah.

Terima kasih atas semua arahan dan juga ilmu-ilmu yang bapak berikan

selama saya menempuh pendidikan di kampus. Semoga menjadi amal baik

bapak di akhirat kelak.

6. Bapak Dr. Ir. H. Roikhan MA. MM. HAH. SLM sebagai penemu teori H

bahwa petunjuk jalan lurus manusia ke Allah dengan ibadah dan paramater

H=a+h+S+L+M serta dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan serta arahan dan memotivasi penulis

agar skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik.

7. Ibu RR. Tini Anggraeni, ST M.SI selaku dosen pembimbing penulis selama

menyelesaikan skripsi. Terima kasih atas semua curahan ilmu yang ibu

berikan kepada saya dan juga waktu yang ibu berikan untuk membimbing

saya selama saya menyelesaikan skripsi.

8. Kepada kawan-kawan PASDREKS yang menjadi tempat suka maupun duka

di masa-masa saya menempuh kuliah di kampus kita tercinta. Semoga kita

tetap bersilaturahmi hingga masa yang akan datang. Karena kalian saya jadi

tahu PACITAN, PUNCAK, KARIMUN JAWA, GUNUNG PRAU, dan

KOTA TUA

9. Kepada rekan-rekan EKONOMI SYARIAH angkatan 2013, terima kasih atas

semangat, persaingan, dan ilmu-ilmu yang kalian berikan sehingga

berdampak baik pada penulis. Semoga kita semua sukses di dunia dan akhirat

kelak amiin.

10. Kepada teman-teman dan pelatih di TIM SEPAK BOLA UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA. Karena kita pernah mempunyai momen-

momen indah dalam membangun TIM ini sehingga dapat terkenal di regional

Page 14: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

xi

maupun nasioanal. Terima kasih atas latihan, usaha keras, semangat, dan hasil

yang dicapai TIM ini selama saya ada di TIM. Semoga ke depannya TIM ini

menjadi lebih baik lagi. Untuk satu nama UIN JAKARTA BISA!!!!!!

Meskipun demikian, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu penulis membutuhkan kritik atau saran yang

membangun. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak

dan dapat menjadi amal shaleh bagi penulis.

Jakarta, 2 Januari 2018

Musa Saiful Islam

Page 15: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

xii

Page 16: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

xii

Daftar Isi

LEMBAR PENEGSAHAN SKRIPSI ............................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI…………………….…………………iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH....... Error! Bookmark not

defined.v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... iv

ABSTRACT .................................................................................................................. viii

ABSTRAK ................................................................................................................... viiii

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ixx

Daftar Isi ....................................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xv

DAFTAR GRAFIK .................................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Pembatasan Masalah ............................................................................................. 15

C. Rumusan Masalah ................................................................................................. 15

D. Tujuan dan Manfaat penelitian ............................................................................. 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 18

A. Landasan Teori ...................................................................................................... 18

1. Filosofi Ekonomi Islam ..................................................................................... 18

2. Konsep Investasi ............................................................................................... 20

3. Reksadana Syariah ............................................................................................ 23

4. Jumlah Uang Beredar ........................................................................................ 33

5. Nilai Tukar Rupiah (KURS) ............................................................................. 34

6. Inflasi ................................................................................................................ 37

7. Sertifikat Bank Indonesia Syariah ..................................................................... 41

8. Sekilas mengenai PNM Ekuitas Syariah ........................................................... 43

B. Keterkaintan Antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ............................... 46

C. Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 49

D. Kerangka Pemikiran .............................................................................................. 57

Page 17: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

xiii

E. Hipotesis ............................................................................................................... 60

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................. 62

A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................................... 62

B. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 62

C. Metode Analisis Data ............................................................................................ 63

D. Operasional Variabel Penelitian ............................................................................ 67

BAB IV ANALISIS DAN PEMABAHASAN ............................................................. 71

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................................ 71

1. Perkembangan NAB PNM Ekuitas Syariah ...................................................... 71

2. Perkembanagan Jumlah Uang Beredar ............................................................. 73

3. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah ................................................................... 75

4. Perkembangan Inflasi ........................................................................................ 77

5. Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah ............................................ 78

B. Hasil dan Pembahasan .......................................................................................... 80

1. Uji Stasioneritas ................................................................................................ 80

2. Uji Lag Lenght .................................................................................................. 82

3. Uji Kausalitas Granger ..................................................................................... 83

4. Uji Kointegrasi .................................................................................................. 87

5. Estimasi Vector Error Correction Model (VECM) ........................................... 88

6. Uji Impulse Response Function (IRF) .............................................................. 96

7. Uji Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) ................................... 100

BAB V KESIMPULAN .............................................................................................. 102

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 102

B. Saran ................................................................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 105

LAMPIRAN ................................................................................................................ 111

Page 18: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

xiv

Page 19: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Perkembangan JUB, KURS, Inflasi, SBIS, dan NAB 9

2.1 Penelitian Terdahulu 49

4.1 Hasil Uji Stasioneritas Data Tingkat Level 81

4.2 Hasil Uji Stasioneritas Data Tingkat First Difference 81

4.3 Hasil Uji Lag Optimal 83

4.4 Hasil Uji Kausalitas Granger 84

4.5 Hasil Uji Kointegrasi 88

4.6 Hasil Estimasi VECM Dalam Jangka Pendek 89

4.7 Hasil Estimasi VECM Dalam Jangka Panjang 93

4.8 Hasil Uji FEVD 100

Page 20: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Penelitian 58

Page 21: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

xvi

DAFTAR GRAFIK

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Perkembangan NAB Reksadana Syariah 6

1.2 Perkembangan NAB Reksadana PNM Ekuitas Syariah 8

4.1 Perkembangan NAB Perunit PNM Ekuitas Syariah 72

4.2 Perkembangan Jumlah Uang Beredar 74

4.3 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah 75

4.4 Perkembangan Inflasi 77

4.5 Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah 79

4.6 Hasil IRF NAB PNMES Terhadap SBIS 97

4.7 Hasil IRF NAB PNMES Terhadap Kurs 98

4.8 Hasil IRF NAB PNMES Terhadap Inflasi 98

4.9 Hasil IRF NAB PNMES Terhadap JUB 99

Page 22: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1. Data Observasi sebelum Log 112

2. Data Obsevasi Setelah Log 113

3. Hasil Olahan Eviews 9.0 115

Page 23: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

xviii

Page 24: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam memandang bahwa bumi dan segala isinya adalah "amanah" dari

Allah SWT kepada manusia sebagai khalifah di muka bumi ini, untuk

dipergunakan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan mereka dan makhuk

lainnya. Untuk mencapai tujuan yang suci ini, Allah SWT tidak meninggalkan

manusia sendirian, tanpa aturan, tetapi diberikan petunjuk melalui para Rasul-

Nya. Dalam petunjuk ini, Allah SWT memberikan segala sesuatu yang

dibutuhkan manusia (basic needs), baik akidah, baik akhlak (etika/norma/budi

perkerti), syariah (hukum-hukum), maupun aturan alamiah (sunnatullah atau

natural of law).

Karena itu, islam disebut juga sebagai jalan hidup (way of life). Ia

mencakup kehidupan rohani dan jasmani, dunia dan akhirat, lahir dan batin.

Pokoknya segala masalah dan bidang yang dihadapi manusia, termasuk juga

ilmu pengetahuan dan teknologi, politik, ekonomi, hukum, dan masalah sosial

budaya. Semuanya tidak dibiarkan berjalan sendiri. Ada bimbingan yang

harus diikuti, ada pedoman yang harus dipegang.(Aziz,2010)

Investasi secara sederhana dapat diartikan sebagai sesuatu kegiatan yang

bertujuan untuk mengembangkan harta. Selain daripada itu tujuan investasi

merupakan suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang

dilakukan pada saat sekarang ini, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah

Page 25: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

2

keuntungan dimasa yang akan datang. Kamus lengkap ekonomi, investasi

didefenisiskan sebagai penukaran uang dengan bentuk-bentuk kekayaan lain,

seperti saham atau harta tidak bergerak yang diharapkan dapat ditahan selama

periode waktu tertentu supaya menghasilkan pendapatan.

Seorang investor yang berinvestasi dengan harapan memperoleh

keuntungan dimasa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko

yang terkait dengan investasi. Salah satu alasan utama melakukan invesatasi

adalah mempersiapkan masa depan sendini mungkin melalui perencanaan

kebutuhan yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan saat ini. (Rodoni,

2009)

Salah satu media dalam berinvestasi adalah melalui pasar modal. Pada

prinsipnya, investasi syari'ah di pasar modal tidak terlalu berbeda dengan

investasi keuagan konvensional. Namun, ada beberapa prinsip mendasar yang

membedakan antara invesatsi syari'ah dan konvensional di pasar modal

tersebut. Pertama, investasi di pasar modal tidak boleh mengandung unsur

riba' (bunga). Kedua, gharar (ketidakpastian atau spekulasi), dan ketiga

maysir (judi). Media ini disebut juga dengan pasar modal syariah. Pasar modal

syariah adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan

perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek yang

menjalankan kegiatannya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam.

Page 26: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

3

Pasar modal pada dasarnya merupakan pasar untuk berbagai instrumen

keuangan atau surat-surat berharga jangka panjang yang biasa

diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Institusi

pasar modal syariah merupakan salah satu pengejawantahan dari seruan Allah

tentang investasi tersebut. Pasar modal merupakan salah satu pilar penting

dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang

menggunakan institusi pasar modal sebagai media untuk menyerap investasi

dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Bahkan, perekonomian

modern tidak akan mungkin eksis tanpa adanya pasar modal yang terorganisir

dengan baik. Setiap hari terjadi transaksi triliunan rupiah melalui institusi ini.

(Aziz, 2010)

Salah satu instrument investasi yang saat ini dikenal di Indonesia selain

deposito, saham, obligasi atau efek adalah reksadana. Model investasi sejenis

reksadana mempunyai akar sejarah yang panjang menurut berbagai versi,

bahkan terungkap bahwa commenda adalah bentuk reksadana klasik yang

sudah dipraktekan oleh para pelaut yang berniaga di Medieval Italy. Bentuk

asli reksadana sebenarnya sangat sesuai dengan prinsip-prisip bisnis dalam

islam, karena beberapa komponen inti dalam mekanisme reksadana selain

profit sharing diantara pihak/pelaku bisnis yang terlibat. Dalam

perkembangannya, praktek reksadana harus diubah atau dikurangi

komponennya terkait dengan unsur yang tidak sesuai dengan syariah

compliant. maka kemudian, diperkenalkanlah reksadna syariah pertama kali

Page 27: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

4

oleh Natinal Commercial Bank Saudi Arabia dengan kapitalisasi sebesar U$

150 juta.

Reksadana syariah berasal dari kata reksa, yang berarti kelola atau pelihara

dana yang berarti uang dan syariah adalah aturan-aturan yang sesuai dengan

islam. Jadi reksadana syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk

menghimpun dana dari masyarakat pemodal, dan selanjutnya diinvestasikan

dalam portofolio efek oleh manajer investasi serta sesuai dengan ketentuan

atau peraturan dan hukum yang telah ditetapkan pokok-pokonya oleh Allah

SWT. Dana yang terkumpul kemudian diinvesatsikan dalam portofolio efek

terdiversifikasi oleh manejer investasi. (Rodoni, 2009)

Reksadana syariah mulai diperkenalkan di Indonesia sejak 1997 dengan

diterbitkannya reksadana danareksa syariah oleh Danareksa Investment

Management. Di awal perkembangannya reksadana syariah belum banyak

memperoleh perhatian masyarakat. Namun sejalan dengan booming reksadana

pada 2004, reksadana syariah menunjukan pertumbuhan yang pesat, ditandai

dengan diterbitkannya 7 reksadana syariah yang mendorong peningkatan NAB

reksdana syariah sebesar Rp459 miliar. (Arifin, 2012)

Reksadana syariah merupakan salah satu alternatif investasi bagi

masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak

memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi

mereka. Reksadana syariah dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana

dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk

Page 28: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

5

melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang

terbatas. Sealain itu reksadana syariah juga diharpakan dapat meningkatkan

peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. (Aziz, 2010)

Reksadana syariah dikelola umumnya berdasarkan prinsip mudharabah,

dimana manajer investasi dari Bank Kustodian bertindak sebagai

pengelola(mudharib) dan investor sebagai pemilik dana (shahibul maal).

Pemilik aset dalam portofolio reksadana syariah dilakukan melalui proses

penyaringan yang ketat berdasarkan prinsip syariah, misalnya memilih

aset/saham perusahaan yang tidak memiliki aktivitas haram seperti riba',

gharar, judi, produksi makanan/minuman haram.

Jika reksadana membeli saham, maka saham yang dibeli harus saham

perusahaan yang sudah dinyatakan sesuai syariah. Salah satu indikasinya

adalah saham perusahaan bersangkutan terdaftar dalam JII. Di samping itu,

dalam pengeloalaan dana reksadana ini tidak mengizinkan penggunaan

strategi investasi yang menjurus ke arah spekulasi. Selanjutnya, hasil

keuntungan investasi tersebut dibagihasilkan dikulasi. Selanjutnya, hasil

keuntungan investasi tersebut dibagihasilkan diantara para investor dan

manejer investasi sesuai dengan proporsi modal yang dimiliki. Produk

investasi ini bisa menjadi alternatif yang baik untuk menggantikan produk

perbankan yang pada saat ini dirasakan memberikan hasil yang relatif kecil.

Reksadana syariah memang sangat sesuai untuk investasi jangka panjang.

(Aziz, 2010)

Page 29: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

6

Salah satu ukuran kinerja reksadana syariah dengan melihat kepada nilai

aktiva bersih ( NAB). NAB merupakan nilai total dari portofolio reksadana

dibagi dengan jumlah saham yang diterbitkan setelah terlebih dahulu

dikurangi dengan biaya manajemen dari reksa dana. Dimana NAB adalah

harga wajar dari portofolio suatu reksa dana (aktiva) dikurangi kewajiban-

kewajiban yang ada kemudian dibagi jumlah unit penyertaan. Aktiva atau

portofolio reksadana reksadana reksadana terdiri dari obligasi, kas, deposito,

SBPU, SBI, Surat berharga komersial, saham, right dan efek lainnya.

Sedangkan kewajiban reksadana terdiri dari fee manajer investasi, fee bank

kustodian, pajak, fee broker. Besar NAB/NAV reksadana berfluktuatif tiap

hari tergantung perubahan nilai efek portofolio. Meningkatnya nilai NAV

berarti naiknya nilai investasi pemegang saham/unit penyertaan begitu pula

sebaliknya. (Hamid, 2009)

Perkembangan reksadana syariah di Indonesia dari tahun 2012 sampai

tahun 2016 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut

Grafik 1.1

PERKEMBANGAN NAB REKSADANA SYARIAH

(dalam Rp Miliar)

Page 30: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

7

S

umber: OJK

Perkambangan reksadana syariah di indonesia mengalami perkembangan

yang cukup pesat apabila melihat pada grafik tersebut. Dapat dilihat dari

kurun waktu 2012 hingga 2016 pertumbuhan Nilai Aktiva Bersih (NAB)

reksadana syariah mengalami kecenderungan peningkatan dari tahun ke

tahunnya. Pada tahun 2012 jumlah reksadana syariah sebanyak 58 produk

yang menghasilkan NAB sebesar Rp 8.050,07 miliar, pada tahun 2013

reksadana syariah mengalami peningkatan sebesar 7,9% yang menghasilkan

NAB sebesar Rp 9.432,19 miliar. Tahun 2014 NAB reksadana syariah

mengalami peningkatan juga seperti pada tahun sebelumnya, peningkatan

tersebut sebesar 8,31% sebesar Rp 11.158,00 miliar. Peningkatan yang paling

tinggi dari tahun 2015-2016, dari Rp 11.019,43 miliar meningkat sebesar

9,54% menjadi Rp 14.914,63

Secara umum reksadana syariah mengalami peningkatan pada tiap

tahunnya, terbukti dari tahun 2003 jumlah produk reksadana sebanyak 4

dengan persentase 2.15%, dan nilai Aktiva Bersih sebesar Rp 66.94 miliar

Page 31: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

8

dari total reksadana sebesar Rp 69,447.00 miliar dengan persentasa 0.10%

saja. Lalu pada tahun-tahun berikutnya reksadana syariah mengalami

peningkatan seperti pada tahun 2009 jumlah reksadana meningkat sebesar 46

dengan tingkat persentase 7.54%, dan total Nilai Aktiva Bersih sebesar Rp

4.629,22 miliar dari total reksadana sebesar Rp 112,983.35 miliar dengan

persentase 4.10%. Peningkatan terus terjadi hingga tahun 2016 jumlah

reksadana sebanyak 136 dari total reksadana sebanyak 1425 dengan

persentase 9,54%, pada Nilai Aktiva Bersih juga terus mengalami

peningkatan sebesar Rp 14.914,63 miliar.

Pada saat ini NAB reksadana syariah di Indonesia meningkat secara

keseluruhan pada setiap tahunnya, dan juga jumlah produk reksadana

semakin bertambah, akan tetapi fakta yang berbeda dengan produk reksadana

saham syariah PNM Ekuitas Syariah, pada kurun waktu yang sama

menunjukkan hal yang berbeda, produk tersebut justru memilki nilai aktiva

bersih yang mengalami grafik penurunan yang cukup signifikan. Seperti yang

ditunjukkan pada grafik berikut

Grafik 1.2

PERKEMBANGAN NAB REKSADANA

PNM EKUITAS SYARIAH

(dalam Rp Miliar)

Page 32: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

9

Sumber:OJK

Pada tahun 2012 produk PNM Ekuitas Syariah tersebut mengahasilkan

nilai aktiva bersih sebesar Rp 80.585,06 Miliar. Pada tahun berikutnya produk

PNM Ekuitas Syariah mengalami penurunan pendapatan nilai aktiva bersih

sebesar Rp 49.317,68 miliar. Tahun 2014 produk tersebut juga mengalami

penurunan nilai aktiva bersih sebesar Rp 46.503,62 miliar. Hingga pada tahun

2016 nilai aktiva bersih reksadana syariah produk tersebut hanya

menghasilkan Rp 25.328,81 miliar.

Menurut I Made B. Tirthayasa sebagai Deputi Perizinan Pengelolaan

Investasi Direktorat Pengelolaan Invesatsi OJK, beliau mengatkan kinerja

reksadana saham syariah turun karena harga saham-saham di pasar modal

turun, turunnya harga saham-saham dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti

kondisi perekonomian. (Dream.co.id)

Page 33: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

10

Tabel 1.1

PERKEMBANGAN JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR

RUPIAH, INFLASI, SBIS dan NAB REKSADANA SYARIAH

tahun Jumlah uang Beredar

Nilai Tukar Rupiah

inflasi SBIS NAB Reksadana Syariah

2012 3307507,55 9427,22 4,30 4,8 8.050,07

2013 3730409,35 10503,67 8,36 7,22 9.432,19

2014 4173326,5 11937,73 8,36 6,9 11.158,00

2015 4548800,27 13458,93 3,35 7,1 11.019,43

2016 5004976,79 13373,89 3,02 5,9 14.914,63

Sumber: OJK, BI

Pada tabel diatas pada tahun 2012 ketika jumlah uang beredar sebesar Rp

3307507,55 trilyun, nilai tukar rupiah pada Dollar AS sebesar Rp Rp 9.427,

tingkat inflasi pada tahun tersebut sebesar 4,3 persen, dan imbal hasil SBIS

sebesar 4,8 persen diduga memliki pengaruh terhadap NAB reksadana syraiah

pada tahun tersebut sebesar Rp 8.050,07 Milyar, pada tahun 2013 terjadi

peningkatan pada jumlah uang beredar sebesar Rp 373049,35 Trilyun, lalu

Nilai tukar rupiah terjadi depresiasi terhadap Dollar AS pada tahun yang

artinya nilai Rupiah melemah terhadap Dollar sebesar Rp 10.503,67, lalu

tingkat inflasi yang juga meningkat menjadi seebsar 8,36 persen dan imbal

hasil pada SBIS juga mengalami peningkatan sebesar 7,22 persen didudga

memiliki pengaruh terhadap peningkatan NAB reksadana Syariah yang pada

tahun tersebut juga mengalami peningkatan sebesar Rp 9.432,19 Milyar. Lalu

pada tahun 2014 jumlah uang beredar meningkat kembali dari tahun

sebelumnya sebesar Rp 4173326,6 Trilyun, lau nilai tukar yang mengalami

depresiasi lagi sebesar Rp 11.937,73, lalu tingkat inflasi yang sama dengan

Page 34: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

11

tahun sebelumnya sebesar 8,36 persen, dan imbal hasil SBIS yang mengalami

penurunan menjadi sebesar 6,9 persen diduga memilki pengaruh terhdapa

peningkatan NAB reksadana syariah yang pada tahun tersebut mengalami

poeningkatan dari tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp 11.158,00 Milyar.

Pada tahun 2015, faktor jumlah uang beredar kembali mengalami

peningkatan sebesar Rp 4.548.800,00 Trilyun, nilai tukar rupiah kembali

mengalami depresiasi dari tahun sebelumnya sebesar Rp 13.458,93, inflasi

pada tahun tersebut mengalami penurunan menjadi sebesar 3,35 persen

dibandingkan dari tahun sebelumnya, dan imbal hasil SBIS mengalami

peningkatan kembali sebesar 7,1 persen diduga memiliki pengaruh terhadap

NAB reksadana syariah. Dan pada tahun 2016 terjadi peningkatan lagi dari

faktor jumlah uang beredar seebsar Rp 5.004.976,79 Trilyun, lalu pada faktor

nilai tukar rupiah mengalami apresiasi terhadap Dollar AS sebesar Rp

13.373,89, inflasi yang mengalami penurunan lagi sebesar 3,02 persen dan

imbal hasil SBIS mengalami penuruan lagi sebesar 5,9 persen diduga

memiliki pengaruh terhadap peningkatan NAB reksadana syariah sebesar Rp

14.914,63 Milyar rupiah.

Terlepas hal tersebut baik maupun buruknya kinerja NAB reksadana

syariah dipengaruhi oleh faktor-faktor yang diduga memiliki pengaruh

terhadap kinerja NAB reksadana syariah diantaranya Jumlah uang beredar,

Nilai Tukar Rupiah, Inflasi dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah.

Page 35: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

12

Faktor pertama dalam penelitian ini yang diduga memiliki pengaruh

terhadap NAB reksadana syariah adalah adalah jumlah uang beredar. Uang

beredar adalah semua jenis uang yang beredar di perekonomian, yaitu jumlah

dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral dalam bank-

bank umum. Jumlah uang yang beredar di masyarakat akan mecerminkan

kondisi perekonomian negara tersebut. (Sukirno : 2010)

Menurut Al Abbasy (2012) ketika jumlah uang beredar meningkat maka

harga keseluruhan akan naik (inflasi), ini akan berdampak pada kenaikan

harga aset di pasar keuangan dari harga barang lainnya, karena harga barang

dan hal lainnya akan dikendalikan oleh pemerintah, saat pemerintah

menegendalikan harga bahan pokok dan sebagainya, maka semua

peningkatan jumlah uang beredar akan dialokasikan pada sektor pasar

keuangan yang akan cenderung menaikkan harga, sehingga ini juga akan

berdampak pada NAB reksadana syariah.

Faktor kedua adalah nilai tukar rupiah (KURS) yang menjadi salah satu

indikator makroekonomi. Semakin berkembangnya zaman di dunia, maka

kebutuhan juga akan semakin meningkat pada setiap negara-negara, dan pada

setiap negara memiliki kelebihan dan kekurangnnya masing-masing. Oleh

karena itu, dalam memenuhi kebutuhannya diperlukan hubungan dengan

negara yang berbeda untuk saling membantu dalam memenuhi setiap

kebutuhan. Pada era saat ini semakin terintegrasinya perekonomian

domestik dengan perekonomian global serta derasnya aliran masuk modal

Page 36: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

13

asing meningkatkan komplesitas manajemen makroekonomi, khususnya nilai

tukar. (Iskandar Simorangkir : 2014)

Perubahan yang terjadi pada nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sangat

berpengaruh terhadap NAB reksadana syariah. Semakin hari nilai tukar

rupiah meningkat terhadap dollar AS menunjukkan semakin murah harga

rupiah terhadap mata uang asing. Maka investor asing berlomba untuk

mengalirkan modalnya ke Indonesia. Kemudian aliran modal tersebut akan

meningkatkan nilai Reksadana Syariah. Pengaruh nilai tukar rupiah terhadap

NAB reksadana syariah telah dikemukakan oleh Fitria saraswati (2013)

Faktor ketiga adalah inflasi, Inflasi terjadi apabila tingkat harga-harga dan

biaya-biaya umum naik; harga beras, bahan bakar, mobil naik; tingkat upah,

harga tanah, sewa barang-barang modal juga naik. (Samuelson dan Nordhaus

: 1985) Inflasi merupakan salah satu faktor makroekonomi yang sangat

penting dan berpengaruh dalam dunia investasi. Setiap terjadi kenaikan atau

penurunan angka inflasi akan mempengaruhi otoritas moneter dalam mebuat

kebijakan yang pada akhirnya akan mempengaruhi investor dalam

penempatan dana investasinya. Menurut Sujoko (2009), inflasi yang tinggi

dan berlebihan akan berdampak negatif terhadap pasar modal, yaitu dengan

turunnya harga-harga saham sebagai cerminan menurunnya imbal hasil

perusahaan dan akibat lainnya akan menurunkan imbal hasil reksadana

syariah. Inflasi yang stabil merupakan prasyarat yang mendasar dalam

mencapai pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Penelitian sebelumnya

Page 37: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

14

oleh Rena Agustina (2015) telah mengemukakan bahwa hubungan antara

inflasi terhadap NAB reksdana syariah bersifat negatif.

Faktor keempat adalah Sertifikat Bank Indonesia Syariah ( SBIS ), pada

umumnya hubungan suku bunga SBIS terhadap NAB reksadana syariah

bersifat negatif. Apabila pemerintah menaikkan suku bunga SBIS maka

kebanyakan investor akan menjual unit penyertaannya dan akan beralih ke

SBIS. Kaitan hubungan antara suku bunga SBIS dan NAB reksadana syariah

telah dikemukakan oleh Reno Virlandana dan Hermana (2005) yang

menyimpulkan bahwa suku bunga SBIS berpengaruh negatif terhadap NAB

reksadana syariah.

Adapun faktor-faktor yang diduga memiliki pengaruh terhadap kinerja

reksadana syariah diantaranya adalah Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS), Gross Domestic Product (GDP), Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, Jumlah

Peredaran Uang, Jakarta Islamic Index, Indeks Harga Saham Gabungan, dan

lainnya. Dalam penelitian ini penulis hanya akan membahas empat variabel

yag di duga paling kuat mempengaruhi reksadana syariah yaitu Sertifikat

Bank Indonesia Syariah (SBIS), Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar, Inflasi,

dan Jumlah Uang Beredar.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah di jelaskan maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul "Analisis

Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan

Page 38: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

15

Sertifikat Bank Indonesia Syariah terhadap NAB Reksadana Syariah

Studi Kasus: PNM Ekuitas Syariah"

B. Pembatasan Masalah

Banyak faktor-faktor yang di duga dapat mempengaruhi kinerja nilai

aktiva bersih reksadana syariah anatara lain Indeks Harga Saham gabungan

(IHSG), Jakarta Islamic Indeks (JII), Inflasi, Suku Bunga Bank Indonesia

(SBI), Nilai Tukar Rupiah, Jumlah Uang Beredar, Gross Domestic Product

(GDP) dan lain-lain. Agar tidak meluas maka penulis akan membatasi pada :

1. Peneliti hanya akan menggunakan Empat variabel independent yaitu

Jumlah Uang Beredar, Nilai Tukar rupiah, Inflasi, dan Sertifikat Bank

Indonesia Syariah.

2. Peneliti hanya mengguakan satu variabel dependent yaitu Nilai Aktiva

Bersih Reksadana Syariah

3. Peneliti menggunakan data Nilai Aktiva Bersih pada produk reksadana

saham syariah PNM Ekuitas Syariah yang terdaftar di OJK sebagai objek

penelitian

4. Peneliti hanya meneliti objek penelitian selama periode Januari 2012

hingga Maret 2017.

C. Rumusan Masalah

Agar pembahasan ini lebih terarah maka dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh Jumlah Uang Beredar, Nilai Tukar Rupiah,

Inflasi, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah terhadap Nilai Aktiva

Page 39: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

16

Bersih Reksadana Syariah dalam jangka pendek?

2. Apakah terdapat pengaruh Jumlah Uang Beredar, Nilai Tukar Rupiah,

Inflasi, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah terhadap Nilai Aktiva

Bersih Reksadana Syariah dalam jangka panjang?

3. Apakah terdapat pola dinamis Jumlah Uang Beredar, Nilai Tukar Rupiah,

Inflasi, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah terhadap Nilai Aktiva

Bersih Reksadana Syariah?

D. Tujuan dan Manfaat penelitian

1. Adapun tujuan penelitian adalah:

a. Untuk menganalisis hubungan Jumlah Uang Beredar, Nilai Tukar

Rupiah, Inflasi, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah terhadap Nilai

Aktiva Bersih Reksadana Syariah dalam jangka pendek.

b. Untuk menganalisis hubungan Jumlah Uang Beredar, Nilai Tukar

Rupiah, Inflasi, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah terhadap Nilai

Aktiva Bersih Reksadana Syariah dalam jangka panjang.

c. Untuk menganalisis pola dinamis hubungan Jumlah Uang Beredar,

Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah

terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah.

2. Adapun manfaat penelitian

a. Bagi penulis

Penelitian ini bermanfaat untuk pengetahuan dan pemahaman

penulis tentang pengaruh pengaruh Jumlah Uang Beredar, Nilai Tukar

Page 40: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

17

Rupiah, Inflasi dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah terhadap Nilai

Aktiva Bersih Reksadana Syariah.

b. Bagi akademisi

Penelitian ini bisa menjadi tambahan referensi bagi penulis atau

peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti reksadana syariah.

c. Bagi investor

Penelitian ini bisa menjadi informasi tambahan dan wawasan abgi

para calon investor sehingga dapat membantu jadi landasan

pengambilan keputusan dalam investasi pasar modal khususnya terkait

dengan reksadana sayriah.

Page 41: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

18

Page 42: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Filosofi Ekonomi Islam

Islam merupakan agama yang paling adil bagi setiap pemeluknya, Allah

SWT menciptakan seluruh yang ada di muka bumi ini dalam keadaan yang

sempurna. Sehingga seluruh yang terjadi dalam setiap keadaan manusia

sudah ada pedomannya, sehingga tidak bisa dipisahkan antara agama dan

setiap tindakan manusia termasuk didalamnya dalam kegiatan

perekonomian. Ekonomi Islam berlandaskan pada keimanan dan

kepercayaan. Seorang muslim dalam melakukan kegiatan perekonomian

semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT, yang harus sesuai

dengan ketentuan-ketentuan yang di syariatkan sehingga tidak melampaui

batas. Sehingga nilai-nilai ibadah dalam kegiatan perekonomian dapat

mendatangkan keberkahan, keadilan dan kesejahteraan pada umumnya

misalnya dapat membedakan antara halal dan haram, antara apa yang

diperbolehkan dan dilarang dalam kegiatan perekonomian, dan lain

sebagainya. ( Boutayeba dkk, 2014)

Menurut Hasanuzzaman (1984) dalam buku yang berjudul Ekonomi

Islam, Ekonomi Islam adalah pengetahuan dan aplikasi dari ajaran dan

aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam Memperoleh sumber-

sumber daya material memenuhi kebutuhan manusia yang memungkinkan

untuk melaksanakan kewajiban kepada Allah dan masyarakat. ( Rozalinda,

Page 43: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

19

2014)

Menurut Muhammda Abdul Mannan (1992) dalam Al Arif (2015)

berpendapat bahwa bahwa ilmu ekonomi Islam dapat dikatakan sebagai

ilmu penegetahuan sosial yang mempelajari masalah ekonomi masyarakat

yang diilhami oleh nilai-nilai Islam. Ia mengatakan bahwa ekonimi Islam

merupakan bagian dari tata kehidupan lengkap, berdasarkan sumber

hukum Islam, yaitu: Al-Qur’an, As-sunnah, ijma’ , dan qiyas. Setiap

pengambilan hukum dalam ekonomi Islam harus berbasis minimal pada

keempat hal tersebut agar hukum yang diambil sesuai dengan prinsip dan

filosofi yang terdapat pada ekonomi Islam.

Maka Ekonomi Islam dapat didefenisikan sebagai suatu ilmu yang

mempelajari prilaku manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang

berlandasakan pada prinsip-prinsip syariah

Karakteristik ekonomi Islam menurut At- Tariqi (2004) dalam Hakim (

2012) antara lain:

a. Bersumber pada Illahiyah

Ekonomi Islama diahsilkan dari agama Allah dan mengikat semua

manusia tanpa terkecuali. Sistem ini meliputi semua aspek universal

dan partikular dari kehidupan dalam satu bentuk. Dalam posisi sebagai

pondasi, sistem ekonomi Islam tidak berubah, sedangkan yang

berubah adalah cabangnya dan bagian partikularnya, namun bukan

dalam sisi pokok dan sifat universalnya.

b. Ekonomi Pertengahan dan Berimbang

Page 44: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

20

Ekonomi Islam mendukung kepentingan pribadi dan kemaslahatan

masyarakatnya dalam bentuk yang berimbang. Ekonomi islam berdiri

dalam posisi diantara individu (kapitalis) yang melihat bahwa hak

kepimilikan individu bersifat absolut dan tidak boleh diintervensi oleh

siapapun, dan aliran sosialis (komunis) yang menyatakan ketiadaan

hak individu dan mengubahnya ke dalam kepemilikan bersama

dengan menempatkan di bawah dominasi negara.

c. Ekonomi berkecukupan dan berkeadilan

Ekonimi Islam memiliki kelebihan dengan menjadikan manusia

sebagai fokus perhatian. Manusia diposisikan sebagai pengganti Allah

di bumi untuk memakmurkannya dan tidak hanya untuk

mengekplorasi kekayaan dan memanfaatkannya saja. Ekonomi ini

ditunjukkan untuk memenuhi dan mencukupi kebutuhan manusia.

d. Ekonomi Pertumbuhan dan Keberkahan

Ekonomi Isalm, beroperasi atas dasar pertumbuhan dan investasi harta

secara legal. Islam memandang bahwa harta dapat dikembangkan

hanya dengan bekerja. Hal itu hanya dapat terwujud dalam usaha

keras untuk menumbuhkan kemitaraan dan mmeperluas unsur-unsur

produksi demi terciptanya pertumbuhan ekonomi dan keberkahan

secara kebersamaan.

2. Konsep Investasi

a. Investasi Dalam Islam

Investasi pada umumnya merupakan suatu istilah dengan beberapa

Page 45: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

21

pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi, to use

(money) make more money out of something that expected to increase in

value. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva

dengan suatu harapan mendapat keuntungan di masa depan. Terkadang,

investasi disebut juga sebagai penanaman modal.

Investasi dalam islam pada dasarnya adalah bentuk aktif dari ekonomi

syari'ah. Dalam islam setiap harta ada zakatnya. Jika harta tersebut

didiamkan, maka lambat laun akan termakan oleh zakatnya. Salah satu

hikmah dari zakat ini adalah mendorong setiap muslim untuk

menginvesatsikan hartanya agar bertambah. Jadi investasi bukanlah

semata-mata bercerita tentang berapa keuntungan materi yang bisa

didapatkan melalui aktivitas invesatsi, tapi ada beberapa faktor yang

mendominasi motifasi invetasi dalam Islam:

1) Akibat implementasi mekanisme zakat maka aset produkif yang

dimiliki seseorang pada jumlah tertentu (memenuhi batas nisab

zakat) akan selalu dikenakan zakat, sehingga hal ini akan mendorong

pemiliknya untuk mengelolanya melalui investasi. Dengan demikian

melalui investasi tersebut pemilik aset memiliki potensi

memepertahankan jumlah dan nilai asetnya.

2) Aktivitas investasi dilakukan lebih didasarkan pada motivasi sosial

yaitu membantu sebagian masyarakat yang tidak memiliki modal

namun memiliki kemampuan berupa keahlian (skill) dalam

menjalankan usaha, baik dilakukan dengan bersyariakat (musyarkah)

Page 46: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

22

maupun dengan berbagi hasil (Mudharabah). Jadi dapat dikatakan

bahwa investasi dalam isalm bukan hanya dipengaruhi oleh faktor

keuntungan materi, tapi juga sangat dipengaruhi oleh faktor syari'ah

dan faktor sosial (kemaslahatan ummat).

Investasi dalam Islam justru didorong karena 4 (empat) prinsip utama,

sebagaimana ijtihad yang dikemukakan oleh ahmad ghazali, sebagai

berikut:

1) Halal

Halal atau tidaknya suatu investasi dapat dilihat dari tempat dan

proses investasi. Tempat investasi yang halal adalah usaha-usaha yang

didirikan secara halal, tidak ada penipuan, memberikan barang/jasa

(output) yang halal, serta tidak mengandung unsur maysir (

judi/spekulasi ), gharar, dan riba'.

Proses yang halal dalam berinvestasi adalah melalui kesepakatan

yang diketahui dan dimngerti kejelasannya oleh pihak-pihak yang

bertransaksi, dari segi isi, operasional dan pembagian keuntunga.

Proses investasi ini tidak boleh dilakukan keterpaksaan dan penipuan.

2) Berkah

Keberkahan dapat diartikan sebagai kebaikan yang bertambah,

tidak hanya secara fisik (ekonomi) tetapi juga rohani karena

ketenangan dan kepuasaan batin dalam memanfaatkan kekayaan secara

produktif sehingga dapat dimanfaatkan pula oleh orang lain.

3) Bertambah ( Profit Margin )

Page 47: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

23

Tujuan investasi salah satunya adalah meningkatkan tambahan

kekayaan dari kegiatan investasi tersebut. Hendaknya invesatsi yang

ditanamkan diatur sedemikian rupa sehingga mendatangkan

keuntungan sebnayka-banyaknya, tetapi dengan tidak melupakan

prinsip halal dan berkah.

4) Realistis

Tentu dengan gambaran proyeksi hasil investasi yang didapat

adalah tidak hanya sekedar mimpi dan janji di kertas saja, namun

berdasarkan juga nilai kenyataan/ riil yang kemungkinan besar akan

terjadi dan tidak mengada-ngada dan tentunya dalam proses

pengelolaan dan manajemnnya harus sesaui dengan prinsip syari'ah

dan tidak bercampur dengan riba', dan hal-hal yang tidak jelas. ( Aziz,

2010)

3. Reksadana Syariah

a. Pengertian Reksadana Syariah

Reksadana syariah berasal dari kata reksa, yang berartikelola atau

pelihara, dana ynag berarti uang dan syariah adalah aturan-aturan yang

sesuai dengan islam. Jadi reksadana syariah adalah wadah yang

dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal, dan

selanjutnya diinvestasikan dalam efek oleh manajer investasi serta

sesuai dengan ketentuan atau peraturan dan hukum yang telah

dtetapkan pokok-pokonya oleh Allah SWT. (Rodoni, 2009)

b. Jenis- Jenis Reksadana Syariah

Page 48: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

24

Berdasarkan bentuk hukumnya di Indonesia, secara umum

reksadana dapat dibagi atas dua bentuk yaitu:

1) Reksadana berbentuk perseroan terbatas (PT)

Reksadana suatu perusahaan (perseroan terbatas) yang dari sisi

bentuk hukum tidak berbeda dengan perusahaan lainnya. Perbedaan

terletak pada jenis usaha, yaitu jenis usaha pengelolaan portofolio

investasi. Jadi, reksadana yang berbentuk perusahaan penerbit

reksadana kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dan

menjual saham, selanjutnya dana dari penjualan saham tersebut

diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di

pasar modal dan pasar uang.

2) Kontrak Investasi Kolektif (KIK)

Reksdana berbentuk kontrak investasi kolektif (KIK) meupakan

instrumen penghimpun dana dengan menerbitkan unit pernyataan

kepada masyarkat pemodal dan selanjutnya dana tersebut

diinvestasikan pada berbagai jenis investasi baik di pasar modal

maupun dipasar uang. Pada reksadana berbentuk perseroan pihak

menghimpun dana melalui unit penyertaan. Namun keduanya

sama-sama menginvestasikan dana yang dihimpun pada berbagai

efek yang diperdagangkan. (Aziz, 2010)

Berdsarkan sifat operasionalnya, reksadana dibagi menjadi dua

bentuk:

1) Reksadana Terbuka (Open-End)

Page 49: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

25

Yang penjualan sahamnya dilakukan melalui penawaran umum

untuk seterusnya dicatatkan pada bursa efek. Investor tidak dapat

menjual kembali sahamnya kepada reksadana, melainkan kepada

investor lain melalui bursa dimana harga jualnya ditentukan oleh

harga pasar.

2) Reksadana Tertutup

Yang mana penjualannya dapat dilakukan terus menerus

sepanjang ada pembeli. Saham ini tidak perlu dicatat di bursa efek

dan harganya ditentukan atas nilai Aktiva Bersih (NAB) persaham

yang dihitung nantinya oleh bank kustodian. (Hamid, 2009)

Berdasarkan jenisnya investasi reksadana terbagi menjadi empat

kategori yaitu:

1) Reksadana Pasar Uang (Money Market Funds/MMF)

Reksadana pasar uang adalah reksadana yang melakukan

investasi 100% pada efek pasar uang, yaitu efek-efek utang yang

berjangka kurang dari satu tahun. Umumnya, instrumen atau efek

yang masuk dalam kategori ini, meliputi deposito, SBI, obligasi,

serta efek utang lainnya dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun.

Reksadana pasar uang merupakan reksadana dengan tingkat risiko

paling rendah dan cocok untuk investor yang ingin

meninvestasikan dananya dalam jangka pendek.

2) Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds/FIF)

Reksadana pendapatan tetap merupakan reksadana yang

Page 50: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

26

melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari porofolio yang

dikelolanya ke dalam efek bersifat utang, seperti obligasi dan surat

utang lainnya dan 20% dari dana yang dikelola dapat dinvestasikan

pada instrumen lainnya. Reksadana jenis ini memiliki risiko yang

relatif lebih besar dari reksadana pasar uang dengan tujuan

investasi untuk menghasilkan return yang stabil. Efek bersifat

utang umumnya memberikan penghasilan dalm bentuk bungan,

seperti deposito, SBI, obligasi, dan instrumen lainnya. FIFyang

terdapat di Indonesia lebih banyak memanfaatkan instrumen

obligasi sebagai bagian terbesar investasinya.

3) Reksadana Saham (Equity Funds/EF)

Reksadana saham adalah reksadana yang melakukan investasi

sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolannyake

dalam efek bersifat ekuitas (saham) dan 20% dari dana yang

dikelola diinvestasikan pada instrumen lainnya. Reksadana jenis ini

memiliki tingkat resiko yang paling tinggi di bandingkan dengan

jenis reksadana lain, tetntunya juga memiliki return yang lebih

tinggi.

4) Reksadana Dana Campuran (Balance Fund/BF)

Tidak seperti MMF, FIF, dan EF yang memiliki batasan alokasi

investasi yang boleh dilakukan, reksadana campuran dapat

melakukan investasinya baik pada efek utang maupun ekuitas dan

porsi alokasi yang lebih fleksibel. Reksadana camapuran dapat

Page 51: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

27

diartikan reksadana yang mealakukan investasi dalam efek ekuitas

dan efek utang yang perbandingannya (alokasi) tidak termasuk

dalam kategori FIF. (Huda dan Edwin, 2007)

c. Prinsip-Prinsip Reksadana Syariah

Dalam pelaksanaan di pasar modal syariah, reksadana syariah harus

sesuai dengan prinsip- prinsip syariah yaitu;

1) Pemilihan portofolio investasi yang sesuia dengan syariah

Dimana pemilihan portofolio efek harus didasarkan pada prinsip

keuangan Islam yaitu menghindari unsur riba', gharar, dan maysir

dan transaksi-transaksi yang batil yang dilarang oleh syariah

sebagaimana firman Allah SWT:

" Hai orang-orang yang beriman, janganlah engkau memakan

harta sesamamu secara batil kecuali dengan perniagaan yang

berlangsung secara suka-sama suka dantara kamu..." (Qs; Annisa :

29)

2) Larangan Riba'

Islam melarang riba' sudah diketahui bersama, dan pelarangan

ini bukan saja untuk muslim tetapi juga dilarang dalam ajaran lain

selain Islam. Walaupun masih terdapat perbedaan pandangan

terhadp bunga akan tetapi pelarangan riba' telah tercantum jelas

didalam Al-qur'an surat (Al Baqarah: 275-290)

3) Larangan Gharar

Gharar atau transaksi yang tidak jelas adalah bagian dari sistim

Page 52: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

28

judi. Judi adalah permainan tentang kesempatan, yaitu dimana tidak

ada kemungkinan untuk memprediksi keuntungan. Gharar

dipahami sebagai transaksi yang tidak jelas.

4) Larangan investasi pada makanan dan minuman yang tidak halal.

Al qur'an telah melarang menjelaskan bahwa barang yang haram

adalah khamar, babi, darah, dan bangkai. Dan Al qur'an

memberikan landasan kepada manusia untuk memilih makanan dan

minuman selain dilarang dengan tetap megedepankan dengan

prinsip mashlahah.

5) Prinsip Keseimbangan

Syariah menekankan kepada umatnya untuk menjaga

keseimbangan dalam segala hal yang dilakukan. Didalam semua

aspek hukum yang berkaitan dengan tingkah laku manusia, muslim

harus bersikap membangun (seimbang) bukan perusak termasuk

juga dalam makanan dan minuman. Landasan ini dapat dijadikan

acuan bagi muslim terutama dalam bertransaksi di pasar modal

sehingga terhindar dari sikap serakah dan melakukan tindakan-

tindakan yang dilarang syariah.

6) Prinsip Etika

Etika merupakan hal yang ditekankan dalam syariah. Islam

bukan hanya membahas tentang bagaimana etika dan moral yang

baik akan tetapi juga memberikan guidelines tentang hal-hal yang

dapat mencegah tindakan yang tidak etis dan bermoral dalam

Page 53: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

29

berbagai aspek. Hal-hal yang jelas-jelas tidak diperbolehkan adalah

insider trading, manipulasi pasar yang seringkali terjadi karena

keserakahan manusia.

7) Kepemilikan Penuh

Artinya melarang kita bertindak curang, dan menjual barang

yang tidak kita miliki. Seperti perilaku short selling yang biasa

terjadi dipasar modal. ( Hamid, 2009)

d. Keuntungan dan Risiko Investasi Melalui Reksadana Syariah

Berikut ini terdapat beberapa keuntungan dalam meginvestasikan

melalui reksadana:

1) Tingkat Likuiditas Yang Baik

Yang dimaksud dengan liquiditas disini adalah kemampuan

untuk mengelola uang masuk dan keluar dari reksadana. Dalam hal

ini yang paling sesuai adalah reksadana untuk saham-saham yang

telah di catatkan di bursa di mana transaksi terjadi setiap hari, tidak

seperti deposito berjangka atau sertifikat deposito periode tertentu.

Selain itu, pemodal dapat mencairkan kembali saham/unit

penyertaan setiap saat sesuai dengan ketetapan yang dibuat masing-

masing reksadana sehingga memudahkan investor untuk mengelola

kasnya.

2) Manajer Profesional

Reksadana dikelola oleh manajer investasi yang andal, ia

mencari peluang investasi yang paling baik untuk reksadana

Page 54: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

30

tersebut. Pada prinsipnya, manajer investasi bekerja keras untuk

meneliti ribuan peluang investasi bagi pemegang saham/unit

reksada. Sedangkan pilihan investasi itu sendiri dipengaruhi oleh

tujuan investasi dari reksadana tersebut.

3) Diversifikasi

Adalah istilah investasi dimana anda tidak menempatkan seluruh

dana anda dalam satu peluang investasi, dengan maksud membagi

risiko. Manajer investasi memilih berbagai macam saham, sehingga

kinerja satu saham tidak akan memengaruhi keseluruhan kinerja

reksadana.

4) Biaya Rendah

Karena reksadana merupakan kumpulan dana dari banyak

investor sehingga besarnya keamampuan melakukan investasi akan

menghasilkan biaya transaksi yang murah.

Di samping keuntungan-keuntungan yang akan mereka dapatkan,

terdapat juga beberapa risiko dalam melakukan investasi melalui

reksadana.

1) Risiko Perubahan Kondisi Ekonomi dan Politik

Sitem ekonomi terbuka yang dianut oleh Indonesia sangat rentan

terhadap perubahan ekonomi internasional. Perubahan ekonomi

dan politik di dalam maupun luar negeri atau peraturan khusunya di

bidang pasar uang dan pasar modal merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia, yang

Page 55: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

31

secara tidak lansung akan memengaruhi kinerja portofolio

reksadana.

2) Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan

Nilai unit penyertaan reksadana dapat berfluktuasi akibat

kenaikna atau penirunan nilai kativa bersih reksadana. Penurunan

dapat disebabkan oleh, antara lain:

Perubahan harga efek ekuitas dan efek lainnya.

Biaya-biaya yang dikenakan setiap kali pemodal melakukan

pembelian dan penjualan.

3) Risiko Wanprestasi oleh Pihak-Pihak Terkait

Risiko ini dapat terjadi apabila rekan usaha manajer investasi

gagal memenuhi kewajibannya. Rekan usaha dapat termasuk tetapi

tidak terbatas pada emiten, pialang, bank kustodian, dana agen

penjualan.

4) Risiko Likuiditas

Penjualan kembali (pelunasan) tergantung kepada likuiditas dari

portofolio atau kemampuan dari manajer investasi untuk membeli

kembali (melunasi) dengan menyediakan uang tunai.

5) Risiko Kehilangan Kesempatan Transaksi Investasi pada Saat

Pengajuan Klaim Asuransi

Dalam hal terjadinya kerusakan atau kehilangan atas surat-surat

berharga dan aset reksadana yang disimpan di bank Kustodian,

bank kustodian dilindungi oleh asuransi yang akan menanggung

Page 56: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

32

biaya penggantian surat-surat berharga tersebut. Selama tenggang

waktu penggantian tersebut, manajer investasi tidak dapat

melakukan transaksi investasi ini dapat berpengaruh terhadap nilai

aktiba bersih per unit penyertaan. (Huda dan Edwin, 2007)

e. Nilai Aktiva Bersih (NAB)

Kinerja investasi pengelolaan portofolio reksadana tercermin dari

Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV). Baik tidaknya

kinerja investasi portofolio yang dikelola oleh manajer investasi

dipengaruhi oleh kebijakan dan startegi investasi yang dijalankan oleh

manajer investasi yang bersangkutan. NAB reksadana terbuka

persaham dihitung setiap hari dan diumumkan kepada masyarakat.

Sedangkan NAB reksadana tertutup dihitung cukup hanya sekali

seminggu. Dalam perhitungan NAB reksadana telah dimasukkan semua

biaya pengelolaan investasi oleh manajer investasi (investment

management fee), biaya bank kustodian, biaya akuntan publik dan

biaya-biaya lainnya pembebananan biaya-biaya tersebut selalu

dikurangkan dari reksadana setiap hari sehingga NAB yang diumumkan

oleh bank kustodian merupakan nilai instrumen investasi yang dimiliki

investor.

Nilai aktiva bersih reksadana pada suatu periode dapat dihitung

dengan menggunakan formula sebagai berikut:

Total Nilai Aktiva Bersih pada periode tertentu:

Page 57: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

33

Total NAB = Nilai Aktiva - Total Kewajiban

Nilai Aktiva Bersih per unit:

NAB per unit = Total Nilai Aktiva Bersih

Total unit penyertaan (saham) diterbitkan.

Dimana:

Total NAB = Jumlah Nilai Aktiva Bersih pada periode tertentu

NAB per unit = Nilai Aktiva Bersih per saham atau unit

penyertaan periode tertentu. (Soemitra, 2009)

4. Jumlah Uang Beredar

Menurut Sadono Sukirno dalam bukunya "Makro Ekonomi", yang

dimasud dengan penawaran uang adalah jumlah uang yang ada (beredar)

dalam perekonomian pada suatu waktu tertentu. Dengan bahasa yang lebih

singkat, penawaran uang diartikan sebagai jumlah uang yang beredar.

(Hasoloan, 2014)

Secara mudah dan sederhana dapat dikatakan apa yang dimaksud

dengan jumlah uang yang beredar adalah total persedian uang dalam suatu

perekonomian pada suatu saat tertentu (biasanya satu tahun anggaran). Jadi

berdasarkan pengertian diatas kita ketahui bahwa uang beredar itu

bukanlah uang yang hanya beredar dan berada di tangan masyarakat, akan

tetapi dalm penegertian keseluruhan jumlah uang yang dikeluarkan secara

resmi baik bank sentral berupa uang kartal, maupun uang giral dan uang

kuasi (tabungan, valas dan sebgainya). (Putong, 2015)

Dalam praktik, berbagai negara menggunkan uang beredar dengan jenis

Page 58: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

34

yang beragam. Jenis-jenis uang beredar tersebut secara resmi

didefenesikan berdasarkan komponen-komponen yang tercakup

didalamnya. Komponen tersebut pada umumnya adalah ketiga jenis uang

yang telah dikenal pada bagian sebelumnya, yaitu uang kartal, uang giral,

dan uang kuasi. Dengan demikian, sesuai dengan cakupan uang beredar

yang beragam. Di Indonesia saat kita hanya mengenal dua macam uang

beredar saja, yaitu:

1) Uang beredar dalam arti sempit, yang seiring diberi simbol M1,

didefenisikan sebagai kewajiban sistem moneter terhadap sektor

swasta domestik yang terdiri dari uang kartal (C) dan uang giral (D)

2) Uang beredar dalam arti luas, yang sering juga disebut sebagai

liquiditas perekonomian dan diberi simbol M2, didefenesikan sebagai

kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik yang

terdiri dari uang kartal (C), uang giral (D), dan uang kuasi (T).

Dengan kata lain M2 adalah M1 ditambah dengan uang kuasi (T).

Sementara itu, defenisi uang beredar di berabagai negara dapat

bervariasi sesuai dengan kondisi sektor keuangan dan perbankan serta

kebutuhan otoritas moneter negara yang bersangkutan. Di Amerika serikat

misalnya, defenisi uang beredar tidak hanya mengenal istilah M1 dan M2

saja, namun juga M3. (Solikin: 2017)

5. Nilai Tukar Rupiah (KURS)

Uang didefenisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara

umum. Alat tukar itu berupa benda apa saja yang dapat diterima oleh

Page 59: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

35

setipa orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa.

Sedangkan uang dalam ilmu ekonomi modern, didefenisikan bebrapa ahli,

RG Thomas dalam bukunya Our Modern Banking, menjelaskan uang

adalah sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat

pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan

berharga lainnya serta untuk pembayaran. (Naf`an, 2014)

Nilai tukar suatu mata uang didefenisikan sebagai harga relatif dari

suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Pada dasarnya terdapat tiga

sistem nilai tukar yaitu :

a. Fixed exchange rate (sistem nilai tukar tetap)

b. Managed floating exchange rate (sistem nilai tukar mengambang

terkendali)

c. Floating exchange rate (sistem nilai tukar mengambang)

Penetapan nilai tukar pada sistem nilai tukar tetap tersebut dapat

dilakukan dengan beberapa cara. Yang pertama pagged to a currency,

yakni nilai tukar ditetapkan dengan mengaitkan langsung terhadap mata

uang tertentu. Cara kedua disebut pegged to basket of currency, yaitu nilai

tukar ditetapkan dengan mengaitkan terhadap sejumlah mata uang tertentu,

dengan bobot masing-massing mata uang yang umumnya disesuaikan

dengan besarnya hubungan perdagangan dan investasi. Selain itu, terdapat

penetapan nilai tukar yang dikaitkan langsung pada mata uang terentu dan

dijamin dengan cadangan devisa yang dimiliki oleh bank sentral, atau

disebut dengan currency board system.

Page 60: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

36

Pada sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar dibiarkan bergerak

sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar.

Dengan demikian, nilai tukar akan menguat apabila terjadi kelebihan

penawaran di atas permintaan, dan sebaliknya nilai tukar akan melemah

apabila terjadi kelebihan permintaan di atas penawaran yang ada di pasar

valuta asing.

Selain kedua sisem tersebut diatas, terdapat variasi sistem nilai tukar

diantara keduanya, seperti sistem nilai tukar mengambang terkendali.

Dalam sistem nilai tukar mengambang terkendali ini nilai tukar ditentukan

sesuai mekanisme pasar sepanjang dalam intervention band (batas pita

intervensi) yang ditetapkan bank sentral. (Warjiyo:2017)

Dalam pelaksanaan interaksi ekonomi antarnegara, keberadaan alat

tukar sangatlah penting untuk memudahkan proses pertukaran tersebut,

sebagaimana proses pertukaran dalam negeri, akan tetapi terdapat suatu

permasalahan bagaimana mengukur harga mata uang suatu negara

dibandingkan dengan harga mata uang negara lain dalam aktifitas ekonomi

tersebut. Oleh karena itu, pentingnya peranan kurs mata uang bagi suatu

negara diperlukan berbagai upaya untuk menjaga posisi kurs mata uang

suatu negara dalam keadaan yang relatif stabil. Stabilitas kurs mata uang

juga dipengaruhi oleh sistem kurs yang dianut oleh suatu negara. Suatu

negara yang menganut sistem kurs tetap (fixed exchange rate system),

harus secara aktif melakukan intervensi pasar agar kurs mata uangnya

berada pada tingkat yang diinginkan. Sedangkan suatu negara yang

Page 61: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

37

menganut sistem kurs mengambang (floating exchange rate system), kurs

mata uang sepenuhnya diserahkan pada kekuatan permintaan dan

penawaran valuta asing. ( Ardiyanto dan Ma'ruf: 2014

6. Inflasi

1) Pengertian Inflasi

Inflasi (inflation) adalah kenaikan dalam tingkat harga barang dan

jasa secara umum selama periode waktu tertentu. Tingkat inflasi dapat

diestimasikan dengan mengukur persentase perubahan dalam indeks

harga konsumen, yang mengindikasikan harga dari sejumlah besar

produk konsumen seperti produk kebutuhan sehari-hari, perumahan,

bahan bakar, layanan kesehatan, dan listrik. (Madura, 2007)

Faktor keanaikan harga, maksud dari kenaikan harga adalah bahwa

harga saat ini lebih mahal dari harga sebelumnya. Faktor berlaku secara

umum, bisa diatakan bahwa kenaikan harga tertentu yang diikuti oleh

kenaikan harga-harga lainnya, artinya bahwa kenaikan harga tersebt

terjadi atau berlangsung secra terus-menerus (tidak terjadi sesaat).

(Ambarini, 2015)

2) Inflasi memiliki tiga bentuk dari tingkat kesengasaraannya:

a) Inflasi moderat

Bentuk inflasi ini terjadi ketika harga-harga meningkat dengan

perlahan-lahan. Secara kasar, kita bisa mengatakan inflasi bersifat

moderat bila angkanya masih di bawah 10 persen per tahun, atau

inflasi satu angka/satu digit. Dalam situasi inflasi moderat dan

Page 62: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

38

stabil, harga-harga relatif tidak akan bergerak jauh menyimpang.

Orang tidak terlalu banyak berpikir untuk menggunakan uangnya,

karena tingkat suku bunga riil tidaklah terlalu rendah.

b) Inflasi Ganas (Galloping Inflation)

Bentuk inflasi ini terjadi jika harga-harga mulai melonjak 20,

100 atau 200 persen per tahun, yang sering disebut dengan inflasi

dua atau tiga digit. Begitu inflasi ganas mulai mengakar, maka

gangguan ekonomi yang gawat bermunculan. Pada umumnya,

sebagian besar kontrak-kontrak transaksi dikaitkan dengan indeks

harga atau mata uang asing, dollar misalnya. Uang kehilangan

nilainya begitu cepat, di mana uang memperoleh suku bunga

rielnya sebesar negatif 50 persen atau 100 persen per tahun. Karena

itu orang-orang tidak mau lagi menyimpan uang lebih dari jumlah

minimum yang dibutuhkannya. Pasar uang makin bertambah

buruk, dan dana biasanya dialokasikan lebih dengan cara

penjatahan ketimbang perhitungan tingkat bunga. Orag-orang

berlomba-lomba menimbun barang, membeli rumah, tanah, dan

tidak akan pernah meminjamkan uang dengan tingkat bunga yang

biasa.

c) Hiperinflasi

Sementara kegiatan ekonomi bisa bertahan, dan

memungkinkan harus berhemat, bentuk inflasi ketiga dan yang

mematikan adalah hiperinflasi. Tak ada sesuatu yang baik yang

Page 63: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

39

bisa dikatakan mengenai membubungnya harga berlipat-lipat kali.

Inflasi semacam ini pernah terjadi di Jerman pada tahun 1920-

1923, atau Cina, dan Hungaria sesudah perang dunia II.

(Samuelson dan Nordhaus,1985)

3) Inflasi dapat digolongkan karena penyebab-penyebabnya:

a) Demand pull inflation.

Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan yang

tinggi di satu pihak, di pihak lain kondisi produksi telah mencapai

kesempatan kerja penuh (full employment), akibatnya adalah

sesuai dengan hukum permintaan, bia permintaan banyak

semantara penawaran tetap maka harga akan naik. Dan bila hal ini

berlansung secara terus-menerus akan mengakibatkan inflasi yang

berkepanjangan.

b) Cosh push inflation.

Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena naiknya biaya

produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak

efisiennya perusahaan, nilai kurs ,ata uang negara yang

bersangkutan jatuh/menurun, kenaikan harga bahan baku industri,

adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat dan

sebagainya).

4) Inflasi terjadi berdasarkan asalnya dibagi menjadi dua, yaitu:

a) Domestic Inflation

Inflasi yang berasala dari dalam negeri timbul karena

Page 64: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

40

terjadinya defidit dalam pembiayaan dan belanja negara yang

terlihat pada anggaran belanja negara. Untuk mengatasinya

biasanya pemerintah mencetak uang baru. Selain itu harga-harga

naik dikarenakan musim paceklik (gagal panen), bencana alam

yang berkepanjangan dan sebagainya.

b) Imported inflation

Inflasi yang berasal dari luar negeri. Karena negara-negara

menjadi yang menjadi mitra dagang suatu negara mengalami

inflasi yang tinggi, dapatlah diketahui bahwa negara-negara yang

menjadi mitra dagang suatu negara mengalami inflasi yang tinggi,

dapatlah diketahui bahwa harga-harga dan juga ongkos produksi

relatof mahal, sehingga bila terpaksa negara lain harus mengimpor

barang tersebut maka harga jualnya di dalam negeri tentu saja

bertambah mahal.( Idris, 2016)

5) Dampak Inflasi

Inflasi mempunyai dampak terhadap individu maupun bagi

kegiatan perekonomian secara luas. Dampak yang ditimbulkan dapat

bersifat negative atau pun positif, tergantung pada tingkat

keparahannya.

a) Dampak Positif

Pengaruh positif apabila tingkat inflasi masih berada pada

persentase tingkat bunga kredit yang berlaku. Misalnya, pada saat

itu tingkat bunga kredit adalah 15% per tahun dan tingkat inflasi

Page 65: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

41

5%.bbagi negara maju, inflasi seperti ini akan mendorong

kegiatan ekonomi dan pembangunan. Hal ini terjadi karena

pengusaha/wirausahawan di negara maju dapat memanfaatkan

kenaikan harga untuk berinvestasi, memproduksi, serta menjual

barang dan jasa.

b) Dampak Negatif

Inflasi yang terlalu tinggi membawa dampak yang tidak

sedikit terhadap perekonomian, terutama tingkat kemakmuran

masyarkat. Dampak inflasi tersebut, antara lain:

Dampak inflasi terhadap pemerataan pendapatan

Dampak inflasi terhadap output (hasil produksi)

Mendorong spekulan

Menyebabkan tingkat bunga meningkat dan akan mengurangi

investasi

Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi di masa

depan

Menimbulkan masalah neraca pembayaran. (Ambarini, 2015)

7. Sertifikat Bank Indonesia Syariah

1) Pengertian Sertifikat Bank Indonesia Syariah

Menurut peraturan Bank Indonesia tentang SBIS Nomor 16/12/PBI

tahun 2014, didefenisikan bahwa SBIS adalah surat berharga

berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dala mata uang

rupiah yang diterbitkan Bank Indonesia.SBIS diterbitkan oleh Bank

Page 66: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

42

Indonesia sebagai salah satu instrumen operasi pasar terbuka dalam

rangka pengendalian moneter yang dilakukan berdasarkan prinsip

syariah. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) bagi bank syariah

dijadikan sebagai alat instrumen investasi, sebagaimana Sertifikat Bank

Indonesia (SBI) di bank konvensional.

Akad yang digunakan dalam SBIS adalah jualah, yaitu adalah janji

atau komitmen (iltizam) untuk memberikan imbalan (reward/ju'l) atas

pencapaian hasil (natijah) yang ditentukan dalam suatu pekerjaan.

SBIS memiliki karakter sebagai berikut:

a) Satuan unit sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah)

b) Berjangka waktu paling kurang 1 (satu) bulan dan paling lama 12

(dua belas) bulan;

c) Diterbitkan tanpa warkat (scripless)

d) Dapat digunakan kepada Bank Indonesia

e) Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder

Bank Indonesia menetapkan dan memberikan imbalan atas SBIS

yang diterbitkan. Bank Indonesia membayar imbalan atas SBIS milik

BUS atau UUS pada saat SBIS jatuh tempo. SBIS diterbitkan oleh

Bank Indonesia melalui mekanisme lelang. Pihak yang berhak

mengikuti lelang adalah Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha

Syariah (UUS), dan pialang yang bertindak untuk dan atas nama BUS

atau UUS. Namun, BUS dan UUS baru dapat mengikuti lelang SBIS

jika memenuhi persyaratan Financing to Deposit Ratio yang ditetapkan

Page 67: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

43

oleh Bank Indonesia. Hawari (1996) menyebutkan bahwa religiusitas

merupakan penghayatan keagamaan dan kedalaman kepercayaan yang

diekspresikan dengan melakukan ibadah sehari-hari, berdoa, dan

membaca kitab suci.

8. Sekilas mengenai PNM Ekuitas Syariah

Reksadana PNM Ekuitas Syariah (selanjutnya disebut "PNM EKUITAS

SYARIAH") adalah reksadana terbuka kontrak investasi kolektif

berdasarkan undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal beserta

peraturan pelaksannaanya. Kontrak invesatsi kolektif PNM EKUITAS

SYARIAH dilakukan berdasarkan Akta No.15 tanggal 28 juni 2007 yang

dibuat dihadapan Hadijah SH., Notasris dijakarta.

PNM EKUITAS Syariah bertujuan memperoleh pertumbuhan nilai

investasi yang optimal dalam jangka panjang dengan melakukan investasi

pada efek ekuitas syariah, obligasi syariah serta pasar uang syariah. Efek

syariah adalah efek yang tercantum daam daftar efek syariah yang

ditetapkan BAPEPAM-LK atau pihak lainnya yang diakui komposisi

invesatsi yang direncanakan adalah investasi pada efek ekuitas syariah

minimum 80%, obligasi syariah dan atau instrumen pasar uang syariah

maksimum sebesar 20% dan minimum 0% dan maksimum 20% pada kas.

PT PNM Investment Manangement (selanjutnya disebut dengan

"Manajer Investsi" melakukan penawaran umum atas unit penyertaan

PNM Ekuitas Syariah secara terus menerus sampai dengan 500.000.000

(lima ratus juta) unit penyertaan. Setiap unit penyertaan telah ditawarkan

Page 68: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

44

pada hari pertama penawaran dengan harga Rp 1.000,00 (seribu rupiah)

per unit. Harga pembelian unit penyertaan PNM EKUITAS SYARIAH

selanjutnya adalah sebesar Nilai Aktiva Bersih per uint pada akhir bursa

yang bersangkutan. Biaya pembelian (subscription fee) yang dikenakan

adalam maksimum 3% (tiga persen), biaya penjualan kembali (redemption

fee) adalam maksimum 1% (satu persen) dan biaya pengalihan (switching

fee) maksimum 0,5% (nol koma lima persen).

1) Manfaat PNM Ekuitas Syariah

PNM Ekuitas Syariah adalah salah satu alternatif investasi yang

memungkinkan pemegang unit penyertaan PNM Ekuitas Syariah untuk

memperoleh beberapa manfaat investasi sebagai berikut:

a) Dikelola oleh Manajemen Profesional

Pengelolaan portofolio PNM Ekuitas Syariah dilakukan oleh

manajer investasi yang memiliki keahlian khusus di idang pengelolaan

dana yang didukung informasi dan akses informasi pasar modal yang

lengkap. Mengingat pemodal individu umumnya memiliki

keterbatasan waktu dan akses informasi, maka peranan manajer

investasi menjadi sangat penting dalam melakukan invesatsi di pasar

modal.

b) Diversifikasi Investasi

Untuk mengurangi risiko investasi, maka portofolio efek PNM

Ekuitas Syariah diversifikasikan ke tingkat yang paling optimal,

sehingga pemodal kecil dengan dana terbataspun dapat memperoleh

Page 69: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

45

manfaat diversifikasi invesatsi seagaimana layaknya pemodal besar.

c) Kemudahan Investasi

Mulai dengan nilai invesatsi sebesar Rp 500.000,00 (lima ratus

ribu rupiah), pemodal dapat melakukan invesatsi secara tidak langsug

di pasar modal, tanpa melalui prosedur yang rumit dan persyaratan

yang merepotkan yang disertai penyediaan fasilitas pelayananan yang

luas dan tersebar di berbagai tempat. Kemudahan lainnnya adalah

pemodal setiap saat dapat menambah nilai investasinya maupun dapat

menjual kembali unit penyertaannya secara sebagian-sebagian atau

secara keseluruhan.

d) Likuiditas

Pemegang unit penyertaan PNM ekuitas syariah yang

memerlukan uang tunai dapat menjual kembali unit penyertaannya

kepada manajer investasi dengan penerimaan pembayaran paling lama

7 (tujuh) hari bursa setelah tanggal transaksi penjualan kembali

disetujui oleh manajer investasi dan bank kustodian.

e) Transparansi Informasi

Reksadana wajib memberiakn informasi atas perkemabnagan

portofolio investasi dan pembiayaannya secara berkesinambungan,

sehingga pemegang unit penyertaan dapat memantau perkembangan

keuntungan, biaya, dan tingkat risiko investasi setiap saat. Manajer

investasi wajib mengumumkan NAB setiap hari di surat kabar serta

menerbitkan laporan keuangan tahunan melalui pembaharuan

Page 70: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

46

prospektus setiap tahunnya.

f) Biaya Rendah

Reksadana adalah kumpulan dana dri pemodal yang dikelola

secara profesioanl, maka dengan besaran kemampuannya untuk

melakukan transaksi secara kolektif tersebut akan dihasilkan efisiensi

biaya transaksi. Dengan kata lain, biaya transaksi akan menjadi lebih

rendah dibandingkan apabila pemodal individu melakukan transaksi

sendiri di Bursa Efek.

g) Perlindungan Asuransi Kecelakaan Diri

Pemegang unit penyertaan PNM ekuitas syariah (perorangan)

dapat memperoleh perlindungan asuransi kecelakaan diri yaitu

perlindungan dengan memberikan jaminan berupa santunan kematian

dalam pemegang unit penyertaan PNM ekuitas syariah meninggal

dunia oleh sebab suatu kecelakaan. Tata cara pencairan manfaat

tunduk pada ketentuan perusahaan asuransi dimana manajer investasi

membayar premi. Program pemberian manfaat asuransi kecelakaan

diri ini berlangsung sepanjang jumlah dana kelolaan PNM ekuitas

syariah tidak kurang dari Rp 5 Milyar, kecuali manajer investasi

menentukan lain.

B. Keterkaintan Antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

1. Jumlah Uang Beredar terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana

Syariah

Firia saraswati (2013) menyimpulkan bahwa jumlah uang beredar

Page 71: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

47

berpengaruh positif terhadap NAB rekasdana syariah. Peningkatan jumlah

uang beredar dikaitkan dengan business cycle expansion. Peningkatan

jumlah uang beredar akan mendorong pada sumber pembiayaan

perusahaan yang akan meningkatkan ekspansi perusahaan pada pangsa

pasar yang lebih luas yang akan berdampak pada peningkatan kinerja

perushaan. Meningkatnya kinerja perusaahaan akan tercermin pada sisi

saham yang ikut naik pula. Sehingga perusahaan dapat menjadi pilihan

para investor yang menanamkan modalnya. Ketika jumlah uang beredar

meningkat maka ekspektasi terhadap harga-harga juga akan meningkat

yang menyebabkan tingkata suku bunga deposito dala perekonomian

menurun. Penurunan tingkat suku bungan deposito akan berdampak pada

beralihnya investor menginvestasikan dananya di pasar saham dengan

harapana akan mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi di kemudian

hari. Hal ini akan meningkatkan NAB reksadana karena pengelolaan dana

investasi reksadana sebagian dialokasikan pada saham

2. Nilai Tukar Rupiah (KURS) dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB)

Reksadana Syariah

Penelitian yang dilakukan oleh Rachman dan Mawardi (2015)

hubungan memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap NAB reksadana

syariah. Jika nilai tukar menurun maka akan berimbas pada menurunnya

investasi. Apabila investasi menurun akan berdampak pada penurunan

NAB. (JESTT vol 2 2015).

Apabila kurs rupiah mengalami apresiasi, misalnya akan berdampak

Page 72: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

48

pada harga jual produk Indonesia di luar negeri terutama pada persaingan

harga. Apabila ini terjadi, secara tidak langsung akan berdampak pada

meningkatnya neraca perdagangan karena nilai ekspor Indonesia lebih

tinggi bila dibandingkan dengan nilai impornya dan sebaliknya. Hal ini

juga akan berdampak pada neraca pembayaran Indonesia. Memburuknya

neraca pembayaran negara akan megurangi cadangan devisa.

Berkurangnya cadangan devisa akan memengaruhi kepercayaan investor

yang akan menanamkan modalnya. Pada hal ini investor akan cenderung

menarik modalnya sehingga terjadi capital outflow. Sehingga investasi di

pasar modal juga akan menurun yang akan berdampak pada penurunan

NAB reksadana syariah.

3. Inflasi terhadap Nilai Aktiva bersih (NAB) Reksadana syariah

Menurut muhammed dkk (2013) bahwasannya inflasi yang tercermin

pada consumer price index (CPI) yang ada di malaysia memiliki hubungan

positif terhadap NAB reksadana syariah. (Jurnal ilmu pengetahuan terapan

dunia 2013).

Inflasi adalah kecenderungan tingkat harga yang meningkat, dari sisi

riil ekonomi, kenaikan inflasi akan menyebabkan peningkatan pada harga

barang dan jasa, sehingga akan berdampak pada penurunan omset

perusahaan, omset perusahaan yang turun akan berdampak pada

penurunan saham perusahaan dengan diikuti nili aktiva bersih yang ikut

turun pula. Namun jika dilihat dari sisi pasar modal, kenaikan inflasi akan

menyebabkan suku bunga yang tinggi pula. Hal ini memungkinkan

Page 73: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

49

investor akan mengalihkan investasi ke pasar uang. Yang akan berdampak

pada peningkatan NAB reksadana syariah. (Jurnal, Rachman dan mawardi,

2015)

4. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Nilai Aktiva Bersih

(NAB) Reksadana Syariah

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Virlandana dan Hermana

(2005). Hubungan NAB dengan SBIS menunjukkan hubungan kuat

negatif. Jadi jika SBIS menurun maka NAB meningkat. Hal ini

menunjukkan bahwa NAB merupakan alternatif yang lebih menarik pada

saat tingkat suku bunga bank syariah menurun. Jika tingkat Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) menurun maka akan mempengaruhi iklim

investasi di pasar modal dan pasar uang syariah. Dengan turunnya tingkat

SBIS, maka investasi akan berpindah ke instrumen-instrumen yang

memberikan tingkat keuntngan/bagi hasil yang lebih tinggi di pasar modal,

misalnya reksadana syariah (Jurnal proceeding, seminar Nasional PESAT

2005).

C. Penelitian Terdahulu

Sebelum penulis ingin meneliti mengenai pembahasan reksadana syariah,

penulis mendapatkan penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang sama.

Terkadang, dalam penulisan skripsi dan penelitian ada tema yang sama

walaupun tujuan penelitian tersebut berbeda. Diantara penelitian tersebut:

No Nama penulis/Judul skripsi,

Jurnal/Tahun

Subtansi Perbedaan

dengan penulis

Page 74: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

50

1 Reno virlandana dan hermana/

Hubungan Antara Reksadana

Syariah, Nisbah Bank Syariah

dan Sertifikat Wadiah Bank

Indonesia/Jurnal Seminar

Nasional PESAT 2005

- Jurnal ini

membahas

hubungan

antara

reksadana

syariah, nisbah

bank

syariah,dan

sertifikat

wadiah bank

Indonesia pada

periode Januari

2001-

Desember

2004

- jurnal ini

mengggunakan

data sekunder

pada periode

yang sama

- Alat analisis

yang

digunakan

yaitu statistik

desktriptif dan

analisis

korelasi.

- hasil dari

analisi tersebut

adalah NAB

Reksadana

Syariah

terhadap JII

dan IHSG

berhubungan

kuat positif.

-Penulis

meneliti

mengenai

hubungan

reksadana

syariah, nisbah

bank syariah

dan SWBI

Page 75: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

51

Adapun NAB

Reksadana

Syariah

terhadap

Nisbah bank

syariah dan

SWBI

berhubungan

kuat negatif

2 Musembi Michael

Makau/Effect of

Macroeconomic Variables on

Financial Performance Unit

Trust in Kenya/Research

Journal of Finance and

Accounting 2016

- jurnal ini

membahas

pengaruh

hubungan

makroekonomi

terhadap

kinerja

reksadana di

kenya periode

Januari 2011-

Dsmber 2015.

- jurnal ini

menggunakan

data sekunder

pada periode

yang sama

- alat analsis

yang

digunakan

pada penelitian

tersebut

menggunakan

regresi linier

berganda dan

koefisien

korelasi karl

pearson.

- Hasil analisis

tersebut

mengahsilkan

kesempilan

- penulis

meneliti

mengenai

hubungan

makroekonomi

(inflasi, suku

bunga, jumlah

uang beredar

dan GDP)

periode 2011-

2015

Page 76: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

52

kinerja

keuangan unit

trust (NAV)

bereaksi positif

terhadap

inflasi-CPI,

negatif

terhadap suku

bunga dan

jumlah uang

beredar-M3

dan tidak

terpengaruh

oleh GDP riil

3 Relationship Between NAV of

Equity Funds and

Macroeconomic Variables in

Pakistan

- Jurnal ini

membahas

menegenai

hubungan

makroekonomi

dan NAB

reksadana

saham di

pakistan

periode 2008-

2012

- Jurnal ini

menggunakan

data sekunder

pada periode

yang sama

- Alat analisis

yang dipakai

pada

peneletian

tersebut

memakai

kointegrasi dan

- penulis

meneliti

mengenai

hubungan NAB

reksadana

saham dan

makroekonomi (

Indeks CPI, M2,

KIBOR dan

KSE 100 (Bursa

Efek Karachi)

Page 77: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

53

kausalitas

- hasil analsis

tersebut

menghasilkan

NAB

mayoritas

reksa dana

saham berbasis

reksa dana

berjangka

panjang dan

jangka pendek

hubungan

dengan

variabel

makroekonomi

dan tidak

dengan indeks

KSE 100.

NAB seluruh

reksa dana

dianalisis

bersama

dengan

variabel

makroekonomi

dan indeks

KSE 100

memiliki

hubungan

jangka panjang

kecuali satu

reksa dana. Di

kasus

hubungan

sebab akibat

bivariat,

variabel

makroekonomi

memiliki

hubungan

kausal dengan

Page 78: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

54

NAB reksa

dana dan NAB

beberapa reksa

dana memiliki

hubungan

kausal dengan

indeks KSE

100. Secara

singkat, jangka

pendek

Hubungan

tidak ada untuk

semua reksa

dana NAB

kecuali tiga

reksadana.

4 Firia Saraswati/ Analisis

Pengaruh SBIS, Inflasi, Nilai

Tukar Rupiah dan Jumlah uang

beredar terhadap Reksadana

Syariah/Skripsi 2013

- Skripsi

tersebut

membahas

mengenai

pengaruh

SBIS, Inflasi,

Nilai Tukar

Rupiah dan

JUB terhadap

reksadana

syariah periode

Januari 2008-

Desember

2012

- Skripsi ini

menggunkan

data sekunder

pada periode

yang sama

- Skripsi

tersebut

menggunkan

alat analisis

- penulis

meneliti

pengaruh SBIS,

Inflasi, Nilai

Tukar Rupiah

dan Jumlah

uang beredar

terhadap

Reksadana

Syariah pada

periode 2008-

2012

Page 79: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

55

regresi linear

berganda.

- skripsi

tersebut

menyimpulkan

secara parsial

SBIS dan

Inflasi tidak

berpengaruh

terhadap NAB

reksadana

syariah,

adapun nilai

tukar

berpengaruh

negatif dan

jumlah uang

beredar

berpengaruh

positif

terhadap

reksadana

syariah.

Adapun secara

simultan

variabel SBIS,

Inflasi, Nilai

tukar Rupiah

dan JUB

berpengaruh

terhadap NAB

reksadana

Syariah

5 Ainur Rachman/Pengaruh

Inflasi,Nilai tukar rupiah, Bi

rate terhadap Net Asset Value

Reksadana Saham Syariah/

Jurnal 2015

- Jurnal ini

meneliti

mengenai

Pengaruh

Inflasi,Nilai

tukar rupiah,

Bi rate

terhadap Net

Peneliti meneliti

mengenai

Pengaruh

Inflasi,Nilai

tukar rupiah, Bi

rate terhadap

Net Asset Value

Reksadana

Page 80: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

56

Asset Value

Reksadana

Saham Syariah

periode

January 2011-

Desember

2014

- penelitian ini

menggungakan

data sekunder

- peneliti

menggunkan

alat analisis

regresi linear

berganda

- peneletian

tersebut

menyimpulkan

Secara parsial

Inflasi

berpengaruh

tidak

signifikan

terhadap net

asset value

reksa dana

saham syariah.

Nilai Tukar

Rupiah secara

parsial

berpengaruh

signifikan

terhadap net

asset value

reksa dana

saham syariah.

Secara parsial

BI Rate

berpengaruh

tidak

Saham Syariah

periode 2011-

2014

Page 81: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

57

Tabel 2.1

.

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana

teori berhubungan dengan faktor yang telah diidentifukasi sebagai masalah

yang penting. Kerangka pemikiran yang baik akan menjelaskan teoritis

pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan

hubungan antar variabel independen dan dependen. Pertautan antar varibel

tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. (

Priadana dan Muis: 2009)

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

signifikan

terhadap net

asset value

reksa dana

saham syariah.

Inflasi, Nilai

Tukar Rupiah

dan BI rate

secara simultan

berpengaruh

signifikan

terhadap net

asset value

reksa dana

saham syariah.

Page 82: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

58

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Faktor-faktor yang Mempenagruhi NAB Reksadana Syariah

Variabel Independen (X):

Jumlah Uang Beredar (X1)

Nilai Tukar Rupiah (x2)

Inflasi (X3)

SBIS (X4)

Variabel dependen (Y):

NAB Reksadana Syariah

(Y)

Uji Stationeritas

stationer Tidak stationer

Stationer pada difference

Uji Lag Optimal

Uji Kausalitas Granger

Uji kointegrasi

Terkointegrasi Tidak Terkointegrasi

VAR VECM

Impulse Response Function

Forecast Error Variance Decompsition

Page 83: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

59

VECM ( vector error correction model) merupakan suatu model analisis

ekonometrika yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkah laku jangka

pendek dari suatu variabel terhadap jangka panjangnya, akibat adanya shock

yang permanen ( kostov dan lingard, 2000 dalam Ajija: 2011). VECM

merupakan bentuk VAR yang yang teretriksi karena keberadaan bentuk data

yang tidak stationer namun terkointegrasi. Langkah pertama dalam peneltian

yang menggunakan VECM adalah melakukan uji stasioneritas data untuk

mendapatkan data yang variansnya tidak terlalu besar, jika data variabel

stasioner pada tingkat level maka kita akan mendapatkan model VAR biasa,

namun apabila tidak stationer maka harus dilanjutkan pada tingkat

selanjtutnya yaitu pada tingkat difference hingga mendapatkan data variabel

yang stasioner. Setelah itu melakukan uji lag optimal, lalu melakukan uji

kausalitas granger untuk mengetahui hubungan sebab akibat antar variabel.

Kemudian melakukan uji kointegrasi pada data variabel untuk

mengetahui apakah model VECM dapat dipakai dalam penelitian. Apabila

data terkointegrasi maka ini mengindikasikan adanya pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependennya dan sebaliknya apabila data tidak

terkointegrasi maka uji VECM tidak dapat dilakukan. Kemudian melakukan

estimasi VECM untuk mendapatkan hasil penelitian. Kemudian untuk

mengetahui pola dinamis dalam penelitian menggunkan uji IRF ( impulse

response function) dan FEVD ( forecasting error variance decomposition).

Page 84: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

60

Pada tahap akhir akan melakukan interpretasi pada hasil penelitian dan

kesimpulan.

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun

dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang

diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada

fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis

juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah

penelitian, belum jawaban empirik. (Priadana dan muis: 2009)

Sesuai dengan apa yang telah dipaparkan penulis mengenai penelitian ini,

maka hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

1. Dalam jangka pendek

a. Jumlah Uang Beredar terhadap NAB Reksadana Syariah

0H : Tidak terdapat pengaruh signifikan jumlah uang beredar

sebagai terhadap NAB reksadana syariah dalam jangka

pendek.

1H : Terdapat pengaruh signifikan jumlah uang beredar sebagai

terhadap NAB reksadana syariah dalam jangka pendek.

b. Nilai Tukar Rupiah terhadap NAB Reksadana Syariah

0H : Tidak terdapat pengaruh signifikan Nilai Tukar Rupiah

terhadap NAB reksadana syariah dalam jangka pendek.

Page 85: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

61

1H : terdapat pengaruh signifikan Nilai Tukar Rupiah terhadap

NAB reksadana syariah dalam jangka pendek.

c. Inflasi terhadap NAB Reksadana Syariah

0H : Tidak terdapat pengaruh signifikan inflasi terhadap NAB

Reksadana Syariah dalam jangka pendek.

1H : Terdapat pengaruh signifikan inflasi terhadap NAB Reksadana

Syariah dalam jangka pendek

d. Sertifikat Bank Indonesia Syariah terhadap NAB Reksadana Syariah

0H : Tidak terdapat pengaruh signifikan Sertifikat Bank Indonesia

Syariah terhadap NAB Reksadana Syariah dalam jangka

pendek.

1H : Terdapat Pengaruh signifikan Sertifikat Bank Indonesia

Syariah terhadap NAB Reksadana Syariah dalam jangka pendek.

2. Dalam jangka panjang

a. Jumlah Uang Beredar terhadap NAB Reksadana Syariah

0H : Tidak terdapat pengaruh signifikan jumlah uang beredar

terhadap NAB reksadana syariah dalam jangka panjang.

1H : Terdapat pengaruh signifikan jumlah uang beredar terhadap

NAB reksadana syariah dalam jangka panjang.

b. Nilai Tukar Rupiah terhadap Reksadana Syariah

0H : Tidak terdapat pengaruh signifikan Nilai Tukar Rupiah

terhadap NAB reksadana syariah dalam jangka panjang.

Page 86: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

62

1H : Terdapat pengaruh signifikan Nilai Tukar Rupiah terhadap

NAB reksadana syariah dalam jangka panjang.

c. Inflasi terhadap NAB Reksadana Syariah

0H : Tidak terdapat pengaruh signifikan inflasi terhadap NAB

Reksadana Syariah dalam jangka panjang.

1H : Terdapat pengaruh signifikan inflasi terhadap NAB Reksadana

Syariah dalam jangka panjang.

d. Sertifikat Bank Indonesia Syariah terhadap NAB Reksadana Syariah

0H : Tidak terdapat pengaruh signifikan Sertifikat Bank Indonesia

Syariah terhadap NAB Reksadana Syariah dalam jangka

panjang.

1H : Terdapat Pengaruh signifikan Sertifikat Bank Indonesia

Syariah terhadap NAB Reksadana Syariah dalam jangka

panjang.

Page 87: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

62

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup yang akan di bahas pada penelitian ini adalah melihat

pengaruh variabel makro terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah

Januari 2012-Maret 2017. Akan tetapi mengigat keterbatasan biaya, waktu

dan kemampuan penulis, maka penelitian ini hanya terbatas pada 1 (satu)

jenis produk Reksadana syariah saja, yaitu PNM Ekuitas Syariah yang

merupakan jenis reksadana saham yang ditebitkan oleh PT PNM Investment

Management. Oleh karena itu, ruang lingkup penelitian ini terdiri atas

variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Nilai Tukar Rupiah,

Inflasi, Jumlah Uang Beredar sebagai Variabel Bebas (independent) dan Nilai

Aktiva Bersih Reksadana Syariah pada produk PNM Ekuitas Syariah yang

merupakan variabel terikat. Sumber data dalam penelitian ini adalah data

sekunder yang diperoleh dari publikasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK),

Publikasi Bank Indonesia (BI), buku-buku, dan Jurnal ilmiah yang

memmbahas mengenai pengaruh variabel makro terhadap Nilai Aktiva Bersih

Reksadana Syariah.

B. Metode Pengumpulan Data

Data yang di pakai dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan

skala bulanan yaitu dari Januari 2012-Maret 2017. Data-data tersebut adalah

adalah data-data yang berhubungan lansung dengan penelitian yang

Page 88: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

63

dilaksanakan dan bersumber dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank

Indonesia, Kementrian Perdagangan. Data-data sekunder yang digunkan oleh

penulis adalah sebagai berikut:

1. Data Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah PNM Ekuitas

Syariah PT PNM Investment Management setiap bulannya selam periode

Januari 2012-Maret 2017 diperoleh dari laporan bulanan kinerja

reksadana syariah di website Otoritas Jasa Keuangan (www.ojk.go.id)

2. Data Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Nilai Tukar Rupiah terhadap

USD, dan data Inflasi setiap Bulannya selama periodeJanuari 2012-Maret

2017 diperoleh dari website Bank Indonesia (www.bi.go.id)

3. Data Jumlah Uang Beredar setiap bulannya selama periode januari

2012-Maret 2017 diperoleh dari website Kemendagri.

C. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

vektor autoregression (VAR). Apabila data yang digunakan tidak stasioner

dan kointegrasi maka dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction

Model (VECM). Data-data dalam penelitian diolah dengan bantuan perangkat

lunak (software) Eviews 9.0 dan kingsoft excel.

Metode ini dipakai untuk membantu mengamati pengaruh dari Sertifikat

Bank Indonesia Syariah, Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan Jumlah Uang

beredar terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah. Metode VECM

digunakan untuk melihat pengaruh jangka panjang dan jangka pendek

variabel independen terhadap dependennya. Sebelum mengestimasi metode

Page 89: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

64

tersebut baiknya melakukan langkah-langkah sebelum mengestimasi sebagai

berikut:

Pengujian tersebut antara lain Uji Stasioneritas data, Penentuan lag

optimal, dan Uji Kointegrasi.

1. Uji Stasioneritas data

Tahap awal untuk mengawali metode ini adalah melakukan uji

stationeritas data. Data dapat dikatakan stasioner apabila nilai rata-rata

(mean) dan varian (variance) adalah konstan sepanjang waktu. Selain itu

syarat lain adalah nilai kovarian antara dua periode waktu tergantung dari

jarak atau lagged antara dua periode waktu dan bukan waktu

sesungguhnya dimana kovarian itu dihitung. Jika data runtun waktu

stasioner maka, maka nilai mean, variance dan autovariance (pada

berbagai lags) tetap sama tidak perduli pada titik mana kita

mengukurnya. Dalam hal ini tidak terpengaruh oleh waktu (time

invariant).

Uji stationeritas dalam penelitian ini memakai Augmented Dickey

Fuller (ADF) merupakan pengujian stationer dengan menentukan apakah

data runtun waktu yang digunakan dalam penelitian mengandung akar

unit (unit root). Data bisa dikatakan stationer dapat dilihat dari

perbandingan nilai statistik ADF yang diperoleh dari nilai t hitung

koefisien dengan nilai kritis statistik dari mackinnon pada level 1 persen,

5 persen, atau 10 persen. Jika nilai mutlak statistik ADF lebih kecil dari

nilai kritis mackinnon maka data stasioner pada taraf nyata dan

Page 90: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

65

sebaliknya. Apabila berdasarkan hasil uji ADF data tidak stattioner pada

tingkat level maka harus dilakukan penarikan diferensial sampai data

stationer pada tingkat first difference atau second difference. Sehingga

akan membentuk hipotesis sebagai berikut:

1:

1:

1

0

H

H

Kriteria penolakan

Ho ditolak jika | t hitung | > t tabel, pada taraf nyata signifikansi a.

2. Uji Lag Optimal

Menurut Nugroho dalam Basuki dan Prawoto (2016) estimasi VAR

sangat peka terhadap panjang lag yang digunakan. Penentuan jumlah lag

(ordo) yang akan digunakan dalam model VAR dapat ditentukan

berdasarkan kriteria Akaike Information Criterion (AIC), Schwarz

Information Criterion (SC), ataupun Hannan Quinnon (HQ). Selain itu

pengujian panjang lag optimal sangat berguna untuk menghilangkan

masalah autokorelasi dalam sistem VAR, sehingga dengan digunakannya

lag optimal diharapkan tidak lagi muncul masalah autokorelasi.

3. Uji Kausalitas Granger

Uji kausalitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel

endogen dapat diperlakukan sebagai variabel eksogen. Hal ini bermula

dari ketidaktahuan keterngaruhan antar variabel. Jika ada dua variabel y

dan z, maka apakah y menyebabkan z atau z menyebabkan y atau berlaku

keduannya atau tidak ada hubungan keduannya. Variabel. Variabel y

Page 91: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

66

menyebabkan variabel z artinya berapa banyak nilai z pada periode

sebelumnya dan nilai y pada periode sebelumnya.( Basuki dan

Prawoto,2016)

4. Uji Kointegrasi

Sebagaimana dinyatakan oleh engle-granger, keberadaan variabel

non-stationer menyebabkan kemungkinan besar adanya hubungan jangka

panjang diantara variabel dalam sistem. Uji kointegrasi dilakukan untuk

mengetahui keberadaan hubungan antar variabel, khususnya dalam

jangka panjang. Jika terdapat kointegrasi pada variabel-variabel yang

digunakan di dalam model, maka dapat dipastikan adanya hubungan

jangka panjang diantara variabel. (Ajija dkk: 2009)

Pada tahap ini peneliti menggunakan uji johansen cointegration.

Untuk melihat adanya kointegrasi maka nilai trace statistic yang

dibandingkan dengan nilai kritis (critical value). Apabila nilai trace

statistic > nilai kritis, maka disimpulkan bahw variabel tersebut

terkointegrasi.

5. Estimasi VECM

VECM merupakan bentuk VAR yang yang teretriksi karena

keberadaan bentuk data yang tidak stationer namun terkointegrasi.

VECM sering disebut sebagai desain VAR bagi series nonstationer yang

memiliki hubungan kointegrasi. Spesifikasi VECM merestriksi

hubungan jangka panjang variabel-variabel endogen agar konvergen ke

Page 92: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

67

dalam hubungan kointegrasinya, namun tetap membiarkan keberadan

dinamisasi jangka pendek.(Basuki dan Prawoto, 2016)

6. Impulse Response Function (IRF)

Menurut Nugroho (2009) dalam Basuki dan Prawoto 2016 analisa

IRF adalah metode yang digunakan untuk menentukan respon suatu

variabel endogen terhadap guncangan dari suatu variabel lain dan

beberapa lama pengaruh tersebut terjadi. Melalui IRF, respon sebuah

perubahan independen sebesar satu standar deviasi ditinjau. IRF

menelusuri dampak gangguan sebesar satu standar kesalahan (standard

error) sebagai inovasi pada suatu variabel endogen terhadap variabel

endogen lain. Suatu inovasi pada satu variabel, secara langsung akan

berdampak pada variabel yang bersangkutan, kemudian dilanjutkan ke

semua variabel endogen yang lain melalui struktur dinamik dari VAR.

7. Forecast Error Variance Decomposition (FEVD)

Menurut Nugroho (2009) dalam Basuki dan Prawoto 2016 FEVD

atau dekomposisi ragam kesalahan peramalan menguraikan inovasi pada

suatu variabel terhadap komponen-komponen variabel yang lain dalam

VAR. Informasi yang disampaikan dalam FEVD adalah proporsi

pergerakan secara beruntun yang diakibatkan oleh guncangan sendiri dan

variabel lain.

D. Operasional Variabel Penelitian

Page 93: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

68

1. Variabel Dependen

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah Nilai Aktiva Bersih

(NAB) Reksadana Syariah. Meururut Soemitra (2009), Kinerja investasi

pengelolaan portofolio reksadana tercermin dari Nilai Aktiva Bersih

(NAB) atau Net Asset Value (NAV). Baik tidaknya kinerja investasi

portofolio yang dikelola oleh manajer investasi dipengaruhi oleh kebijakan

dan startegi investasi yang dijalankan oleh manajer investasi yang

bersangkutan.

Nilai aktiva bersih reksadana pada suatu periode dapat dihitung

dengan menggunakan formula sebagai berikut:

Total Nilai Aktiva Bersih pada periode tertentu:

Total NAB = Nilai Aktiva - Total Kewajiban

Nilai Aktiva Bersih per unit:

NAB per unit = Total Nilai Aktiva Bersih

Total unit penyertaan (saham) diterbitkan.

Dimana:

Total NAB = Jumlah Nilai Aktiva Bersih pada periode tertentu

NAB per unit = Nilai Aktiva Bersih per saham atau unit

penyertaan

2. Variabel Independen

a. Jumlah Uang Beredar

Page 94: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

69

Jumlah uang beredar merupakan variabel bebas pertama (X1).

Uang secara umum adalah sesuatu yang dapat dijadikan alat tukar

yang diakui oleh masyarakat secara umum. Dalam penelitian ini

jumlah uang beredar yang di pakai adalah M2 selam periode Januari

2012- Maret 2017.

b. Nilai Tukar rupiah

Nilai tukar rupiah adalah variabel bebas ke dua (X2). Kurs

merupakan nilai mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam nilai

matau uang negara lain. Dalam penelitian ini yatu kurs rupuah

terhadap USD selam peride Januari 2012 - Maret 2017.

c. Inflasi

Inflasi merpakan variabel ke tiga (X3). Inflasi adalah

kecenderungan harga meningkat secara terus-menerus. Adapun

tingkat inflasi adalah perubahan angka inflasi yang dikeluarkan oleh

Bank Indonesia pada periode Januari 2012-Maret 2017 yang dihitung

tiap bulan dalam satuan persen (%).

d. Sertifikat Bank Indonesia Syariah

SBIS merupakan variabel bebas pertama (X1).SBIS diterbitkan

oleh Bank Indonesia sebagai salah satu instrumen operasi pasar

terbuka dalam rangka pengendalian moneter yang dilakukan

berdasarkan prinsip syariah dan akad yang digunakan adalah akad

jualah. SBIS merupakan kebijakan moneter yang bertujuan untuk

mengatasi kesulitan likuiditas pada bank yang beroperasi dengan

Page 95: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

70

prinsip syariah. Dalam prakteknya, Besarnya SBIS dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

P = nilai nominal investasi

R = tingkat realisasi imbalan simpanan investasi

t = jangka waktu investasi (jumlah hari dalam bulan / periode)

k = nisbah (bagi hasil) bagi bank penitip dana

SBIS =P x R x t x k

360

Page 96: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

71

BAB IV

ANALISIS DAN PEMABAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Perkembangan NAB PNM Ekuitas Syariah

NAB merupakan salah satu tolak ukur untuk mengetahui kinerja

reksadana syariah pada suatu periode. Perubahan pada NAB dapat terjadi

setiap harinya karena dipengaruhi oleh perubahan nilai efek dri portofolio.

Ketika NAB mengalami peningkatan akan merepresentasikan kenaikan

pada nilai investasi pemegang saham atau Unit Penyertaan. Begitu juga

sebaliknya, menurunnya NAB berarti berkurangnya nilai investasi

pemegang saham atau unit penyertaan. Adapun data NAB perunit PNM

Ekuitas Syariah periode 31 januari 2012 higga 31 maret 2017 sebagai

berikut:

Page 97: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

72

Grafik 4.1

Perkembangan NAB perunit PNM Ekuitas Syariah

Periode Januari 2012 s.d Maret 2017

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

Pada grafik 4.1 terlihat nilai NAB Ekuitas Syariah tertinggi pada tahun

2012 terjadi pada bulan Maret sebesar 1.568,83 dan terendah pada bulan

Agustus sebesar 1.349,92. Pada tahun 2013 nilai NAB tertinggi pada bulan

Mei sebesar 1.828,74 dan terendah pada bulan Desember sebesa 1.405,36.

Pada tahun 2014 nilai NAB tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar

1.684,26 dan terendah terjadi pada bulan Januari sebesar 1.393,29. Pada

tahun 2015 nilai NAB tertinggi pada bulan Februari sebesar 1.704,60 dan

NAB paling rendah pada tahun tersebut pada bulan Desember sebesar

1.207,79. pada tahun tersebut trejadi penurunan pada produk PNM ekuitas

Page 98: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

73

karena adanya pengerucutan dana kelola pada reksadana syariah yang

semula untuk reksadana saham syariah memiliki porsi sebesar 48,31

persen menjadi 45,25 persen dari total seluruh dana

kelolaan(www.bareksa.com). Pada tahun 2016 nilai NAB tertinggi terjadi

pada bulan Agustus sebesar 1.482,83 dan terendah pada bulan Januari

sebesar 1.226,75. Adapun selama periode penelitian produk PNM Ekuitas

Syariah memiliki nilai NAB tertinggi pada bulan Mei tahun 2013 sebesar

1.828,74 dan nilai terendah terjadi pada bulan Desember tahun 2015

sebesar 1.207,79.

2. Perkembanagan Jumlah Uang Beredar

Uang beredar adalah kewajiban sistem moneter (Bank Sentral, Bank

Umum, dan Bank Perkreditan Rakyat/BPR) terhadap sektor swasta

domestik (tidak termasuk pemerintah pusat dan bukan penduduk).

Kewajiban yang menjadi komponen uang beredar terdiri dari uang kartal

yang dipegang masyarkat (di luar Bank Umum dan BPR), uang giral, uang

kuasi yang dimiliki oleh sektor swasta domestik, dan surat berharga selain

saham yang diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki sektor swasta

domestik dengan sisa jangka waktu samapai dengan satu tahun.

Uang beredar dapat didefenisikan dalam arti sempit (M1) dan dalam

arti luas (M2). M1 meliputi uang kartal yang dipegang masyarakat dan

uang giral (giro berdenominasi Rupiah), sedangkan M2 meliputi M1, uang

kuasi (mencakup tabungan, simpanan bejangka dalam rupiah dan valas,

serta giro dalam valuta asing), dan surat berharga yang diterbitkan oleh

Page 99: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

74

sistem moneter yang dimiliki sektor swasta domestik dengan sisa jangka

waktu sampai dengan satu tahun. Uang beredar yang dipakai dalam

penelitian ini adalah M2 periode januari 2012 hingga Maret 2017 yang

dijelaskan pada grafik berikut

Grafik 4.5

Perkembangan Jumlah Uang Beredar

Periode januari 2012 s.d Maret 2017 (dalam triliun)

Sumber: Kementrian Perdagangan (data diolah)

Pada tahun 2012 jumlah uang beredar terbesar pada bulan Desember

sebesar Rp 3.307 triliun dan terendah terjadi pada bulan Februari sebesar

Rp 2.852 triliun. Pada tahun 2013 uang beredar terbesar pada bulan

Desember sebesar Rp 3.730 triliun dan yang terendah terjadi pada bulan

Januari sebesar Rp 3.268 triliun. Lalu pada tahun 2014 uang beredar

tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar Rp 4.173 triliun dan yang

terendah terjadi pada bulan Februari sebesar Rp 3.643 triliun, pada tahun

2016 uang beredar yang ada dimasyarakat mencapai nilai tertingginya

pada bulan Desember Rp 5.004 triliun dan yang terendah terjadi pada

Page 100: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

75

bulan Januari sebesar Rp 4.448 triliun. Selama periode penelitian nilai

terbesar yang dapat dicapai uang beredar terjadi pada bulan Maret 2017

sebesar Rp 5.017 triliun dan yang terendah pada tahun 2012 bulan

Februari sebesar Rp 2.852 triliun.

3. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah

Kurs adalah harga sebuah mata uang dari satu negara yang diukur atau

dinyatakan dalam mata uang lainnya. Kurs memainkan peranan penting

bagi sebuah negara dalam mengambil keputusan-keputusan dalam suatu

kebijakan, karena kurs memungkinkan kita untuk menerjemahkan harga-

harga dari berbagai negara ke dalam suatu bahasa yang sama. Dalam

penelitian ini data kurs yang dipakai adalah kurs jual, data tersebut

dijelaskan sebagai berikut

Grafik 4.3

Perkembangan Nilai Tukar Rupiah

Periode Januari 2012 s.d Maret 2017

Sumber: Bank Indonesia

Page 101: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

76

Pada grafik diatas dijelaskan bahwasaannya pada tahun 2012 rupiah

mengalami depresiasi tertinggi pada bulan Desember sebesar Rp 13.819,00

dan yang terendah pada bulan Maret Rp 12.952,00. Pada tahun 2013

rupiah juga mengalami peningkatan depresiasi tertinggi yang terjadi pada

bulan April sebesar Rp 13.324,00 dan yang terendah pada bulan Desember

sebesar Rp 12.516,00. Menurut Gubernur BI Agus Martowardojo

pelemahan nilai tukar rupiah terhadap Dollar salah satunya disebabkan

oleh besarnya defisit transakasi berjalan akibat neraca perdagangan yang

defisit. Selain itu tingginya kebutuhan impor di Indonesia khususnya pada

BBM. Di sisi luar negri rencana bank sentral AS yaitu The Fed

mengurangi paket stimulusnya yang mengakibatkan dana asing yang

investasi pada negara-negara berkembang termasuk di Indonesia banyak

yang ditarik oleh pemiliknya.(www.detik.com)

Pada tahun 2014 rupiah menglami apresiasi dari tahun sebelumnya,

tahun tersebut menyentuh nilai tertinggi pada bulan Januari sebesar Rp

12.376,00 dan yang terendah pada Desember sebesar Rp 12.118,00. Pada

tahun 2015 menyentuh nilai tertinnginya pada bulan Januari sebesar Rp

12.026,00 dan terendah pada bulan November sebesar Rp 9.638,00. Pada

tahun 2016 mengalami penguatan kembali yang nilai tertingginya pada

bulan Januari Rp 9.597,00 dan terendah pada bulan November yang

menyentuh nilai terkuatnya sebesar Rp 8.980,00. Penguatan ini disebabkan

oleh kebijkan pemerintah yang melakukan amnesti pajak, sehingga pasar

merespon positif terhadap pemberlakuan kebijakan tersebut. Selama

Page 102: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

77

periode penelitian nilai rupiah terlemah terjadi pada tahun 2012 bulan

Desember sebesar Rp 13.819,00 dan yang terendah selama periode

penelitian terjadi pada tahun 2016 bulan November sebesar Rp 8.980,00.

4. Perkembangan Inflasi

Inflasi merupakan cerminan dari tingginya harga-harga secara umum

yang berlangsung secara terus menerus. Inflasi merukan sebuah indikator

untuk mengamati suatu perubahan perekonomian pada suatu daerah. Yang

dapat dinggap apabila terjadi peningkatan harga-harga secara maka akan

saling pengaruhi-memengaruhi pada faktor perekonomiannya lainnya.

Berikut adalah data peneliti mengenai inflasi periode Januari 2012 hingga

Maret 2017 dapat dijelaskan sebagai berikut.

Grafik 4.4

Perkembangan Inflasi

Periode Januari 2012 s.d Maret 2017

Sumber: Bank Indonesia

Page 103: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

78

Grafik 4.4 diatas menjelaskan tingkat inflasi pada tahun 2012 tertinggi

terjadi pada bulan Oktober sebesar 4,61 persen dan yang terendah sebesar

2,56 persen. Pada tahun 2013 inflasi tertinggi terjadi pada bulan Agustus

sebesae 8,79 persen dan terendah pada bulan Januari sebesar 4,57 persen.

Tingginya persentase inflasi pada tahun tersebut disebabkan oleh naiknya

harga BBM yang kurang diprediksi, kenaikan tersebut terjadi ketika

sebelum lebaran yang menyebabkan masyarakat mengharuskan membeli

BBM ketika harganya meningkat, selain itu kebijakan pengurangan impor

yang menyebabkan harga bawang dan juga daging sapi meningkat secara

signifikan menurut sasmito Deputi Bidang Statistik Ditribusi dan Jasa

BPS. (www.katadata.co.id)

Pada tahun 2014 tingkat inflasi tertinggi pada bulan Desember 8,36

persen dan yang terendah pada bulan Juli dan September sebesar 4,53

persen. Lalu pada tahun 2015 inflasi tertinggi sebesar 7,26 persen terjadi

pada bulan Juni dan Juli dan yang terendah terjadi pada bulan Desember

sebesar 3,35 persen. Sedangkan pada tahun 2016 inflasi tertinggi terjadi

pada bulan Maret 4,45 persen dan yang terendah pada bulan Desember

sebesar 3,02 persen dan sampai tahun 2017 bulan Maret inflasi sebesar

3,61 persen. Selama periode pengamatan nilai tingkat inflasi tertinggi

direpresentasikan pada tahun 2013 bulan Agustus sebesar 8,79 persen dan

yang terendah pada tahun 2016 sebesar 3,02 persen.

5. Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah

Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang selanjutnya disingkat SBIS

Page 104: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

79

adalah surat berharga bedasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek

dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.

(www.bi.go.id)SBIS merupakan salah satu instrumen pemerintah melalui

Bank Indonesia dalam melakukan kebijakan moneter melalui kegiatan

operasi pasar terbuka syariah pada pasar uang berdasarkan prinsip syariah

dengan bank lain dalam rangka mencapai kebijakan moneter Bank

Indonesia. Adapun data SBIS periode 31 Januari 2012 Hingga 31 Maret

2017 sebagai berikut

Grafik 4.2

Perkembangan Imbal Hasil SBIS

Periode 31 Januari 2012 s.d 31 maret 2017

Sumber: Bank Indonesia

Pada grafik 4.2 imbal hasil secara keseluruhan pada periode penelitian

berubah-ubah. Pada tahun 2012 imbal hasil tertinggi pada bulan Desember

sebesar 4,8 persen dan terendah pada bulan Februari sebesar 3,82 persen.

Pada tahun 2013 imbal hasil tertinggi dicapai pada bulan Desember

Page 105: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

80

sebesar 7,22 persen dan yang terendah pada bulan Januari sebesar 4,82

persen. Pada tahun 2014 imbal hasil tertinggi pada bulan Januari sebesar

7,23 persen dan yang terendah pada bulan Oktober sebesar 6,85 persen.

Pada tahun 2015 imbal hasil tertinggi pada bulan September sampai

Desember sebesar 7,1 persen dan yang terendah terjadi pada bulan Maret

sampai Juli sebesar 6,65 persen. Pada tahun 2016 imbal hasil tertinggi

pada bulan Januari sebesar 6,65 persen dan yang terendah sebesar pada

bulan September sebesar 6,15 persen. Selama periode penelitian

berlangsung imbal hasil tertinggi pada bulan Januari 2014 sebesar 7,23

persen dan yang paling rendah pada bulan Februari 2012 sebesar 3,82

persen.

B. Hasil dan Pembahasan

1. Uji Stasioneritas

Uji stasioneritas data dalam peneletian ini menggunakan nilai

Augmented Dickey Fuller (ADF) yang dibandingkan dengan nilai taraf

nyata sebesar 5%. Apabila nilai test statistic dari ADF lebih kecil dari

critical values (nilai kritis) Mac Kinnon atau jika nilai probabilitas test

statistics dari ADF lebih kecil dari 0.05 maka dapat dikatakan bahwa data

yang digunakan tidak terdapat akar unit atau dengan kata lain sudah

stasioner.

Pada pengujian yang dilakukan peneliti dengan uji ADF, semua data

tidak stationer pada tingkat level, untuk mendapatkan data yang stasioner

maka perlu dilakukan pengujian selanjutnya pada tingkat first difference

Page 106: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

81

yang hasilnya data tersebut tidak terdapat unit root atau dapat dikatakan

data dalam penelitian ini stasioner.

Tabel 4.1

Hasil Uji Stasioneritas Data Tingkat Level

Variabel ADF test Critical

Value

ket.

NAB PNMES

-2.384138 -2.910019

Tidak

Stasioner

SBIS

-2.709838 -2.910019

Tidak

Stasioner

Nilai Tukar Rupiah

-1.463173 -2.909206

Tidak

Stationer

Inflasi

-2.176265 -2.910019

Tidak

Stasioner

Jumlah Uang Beredar

-1.448097 -2.910019

Tidak

Stasioner

Pada tabel tersebut terlihat semua data pada penelitian tidak ada yang

stasioner pada tingkat level, maka perlu dilakukan uji ADF pada tingkat

difference. Pada tabel di bawah akan menunjukkan hasil pada first

difference.

Tabel 4.2

Hasil Uji Stasioner Data Tingkat First Difference

Variabel ADF test Critical Value ket.

NAB PNMES

-5.881593 -2.910019 Stasioner

Page 107: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

82

SBIS

-7.696412 -2.910019 Stasioner

Nilai Tukar Rupiah

-7.102955 -2.910019 Stationer

Inflasi

-6.04156 -2.910860 Stasioner

Jumlah Uang Beredar

-11.95088 -2.910019 Stasioner

Pada pengujian data pada tingkat first difference semua variabel NAB

PNM Ekuitas Syariah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Nilai Tukar

Rupiah, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar telah stasioner karena nilai ADF

test lebih besar dari nilai Mc Kinnon Critical Value. Maka penelitian dapat

dilanjutkan pada tahap selanjutnya yaitu uji lag length.

2. Uji Lag Lenght

Tahap selanjutnya adalah menentukan lag optimum yang untuk

mengetahui seberapa besar lag yang akan dipakai dalam penelitian ini. Lag

berguna untuk menghilangkan masalah autokorelasi dan untuk

menujukkan berapa lama reaksi suatu variabel terhadap variabel lainnya .

Dalam penentuan lag optimal dengan menggunakan kriterian yang

mempunyai final prediction error corection (FPE) atau jumlah dari AIC,

SIC dan HQ yang paling kecil diantara berbagai lag yang diajukan.

Page 108: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

83

Tabel 4.3

Hasil Uji Lag Optimal

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 129.3178 NA 9.46e-09 -4.286821 -4.109196 -4.217632

1 475.5336 620.8008 1.47e-13 -15.36323 -14.29748* -14.94810*

2 496.0784 33.29667 1.75e-13 -15.20960 -13.25573 -14.44853

3 529.5203 48.43306* 1.37e-13* -15.50070* -12.65871 -14.39369

4 546.4342 21.57980 2.00e-13 -15.22187 -11.49176 -13.76891

5 577.9463 34.77204 1.90e-13 -15.44642 -10.82819 -13.64753

Dalam tabel diatas dapat dilihat bahwa lag optimal yang

direkomendasikan Evies 9.0 adalah lag 3. Pada umunya lag yang dipilih

adalah lag yang memiliki (*) terbanyak. Selain itu nilai AIC merupakan

nilai terkecil dari semua lag yang diajukan.

3. Uji Kausalitas Granger

Uji kausalitas granger umumnya untuk melihat arah hubungan diantara

variabel-variabel penelitian atau untuk melihat apakah dua variabel

memiliki hubungan timbal balik atau tidak. Dapat dikatakan, apakah satu

variabel memiliki hubungan sebab akibat dengan variabel lainnya secara

signifikan, karena setiap variabel dalam penelitian mempunyai kesempatan

untuk menjadi variabel endogen ataupun eksogen. Pada penelitian ini

menggunkanakan taraf nyata sebesar 5% atau 0,05.

Page 109: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

84

Tabel 4.4

Hasil Uji Kausalitas Granger

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.

SBIS does not Granger Cause LOG_NABPNMES 60 0.19956 0.8962

LOG_NABPNMES does not Granger Cause SBIS 1.79054 0.1602

LOG_KURS does not Granger Cause LOG_NABPNMES 60 1.61522 0.1968

LOG_NABPNMES does not Granger Cause LOG_KURS 0.25927 0.8544

INFLASI does not Granger Cause LOG_NABPNMES 60 0.07427 0.9736

LOG_NABPNMES does not Granger Cause INFLASI 4.22525 0.0094

LOG_JUB does not Granger Cause LOG_NABPNMES 60 0.42832 0.7335

LOG_NABPNMES does not Granger Cause LOG_JUB 1.51750 0.2206

LOG_KURS does not Granger Cause SBIS 60 0.51386 0.6745

SBIS does not Granger Cause LOG_KURS 1.34508 0.2697

INFLASI does not Granger Cause SBIS 60 7.93637 0.0002

SBIS does not Granger Cause INFLASI 0.81344 0.4921

LOG_JUB does not Granger Cause SBIS 60 0.52401 0.6677

SBIS does not Granger Cause LOG_JUB 0.02814 0.9936

INFLASI does not Granger Cause LOG_KURS 60 1.23945 0.3046

LOG_KURS does not Granger Cause INFLASI 2.37811 0.0801

LOG_JUB does not Granger Cause LOG_KURS 60 1.80475 0.1575

LOG_KURS does not Granger Cause LOG_JUB 0.75565 0.5240

LOG_JUB does not Granger Cause INFLASI 60 1.75917 0.1662

INFLASI does not Granger Cause LOG_JUB 0.67844 0.5691

Dari hasil pengujian granger diketahui bahwa

1) oH : SBIS tidak memengaruhi NAB PNMES

1H : SBIS memengaruhi NAB PNMES

Apabila nilai probabilitas F-statistik < , maka oH ditolak.

Page 110: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

85

Hasil uji granger menunjukkan nilai probablitas F-stastistik sebesar

0.8962 lebih besar dari 0.05. Maka 0H diterima yang berarti SBIS tidak

memengaruhi NABPNMES.

2) oH : NAB PNMES tidak memengaruhi nilai tukar rupiah

1H : NAB PNMES memengaruhi nilai tukar rupiah

Apabila nilai probabilitas F-statistik < , maka oH ditolak.

Pada tabel tersebut nilai probabilitas F-statistik sebesar 0.8544 lebih

besar dari 0.05. Maka dapat disimpulkan 0H diterima yang berarti NAB

PNMES tidak memengaruhi nilai tukar rupiah.

3) oH : NAB PNMES tidak memengaruhi inflasi

1H : NAB PNMES memengaruhi inflasi

Apabila nilai probabilitas F-statistik < , maka oH ditolak.

Pada tabel tersebut nilai probabilitas F-statistik sebesar 0.0094 lebih

kecil dari 0.05. Maka dapat disimpulkan 0H ditolak yang berarti NAB

PNMES memengaruhi inflasi.

4) oH : NAB PNMES tidak memengaruhi jumlah uang beredar

1H : NAB PNMES memengaruhi jumlah uang beredar

Page 111: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

86

Apabila nilai probabilitas F-statistik < , maka oH ditolak.

Pada tabel tersebut nilai probabilitas F-statistik sebesar 0.2206 lebih

besar dari 0.05. Maka dapat disimpulkan 0H diterima yang berarti NAB

PNMES tidak memengaruhi jumlah uang beredar.

5) oH : SBIS tidak memengaruhi nilai tukar rupiah

1H : SBIS memengaruhi nilai tukar rupiah

Apabila nilai probabilitas F-statistik < , maka oH ditolak.

Pada tabel tersebut nilai probabilitas F-statistik sebesar 0.2697 lebih

besar dari 0.05. Maka dapat disimpulkan 0H diterima yang berarti SBIS

tidak memengaruhi nilai tukar rupiah.

6) oH : SBIS tidak memengaruhi inflasi

1H : SBIS memengaruhi inflasi

Apabila nilai probabilitas F-statistik < , maka oH ditolak.

Pada tabel tersebut nilai probabilitas F-statistik sebesar 0.4921 lebih

besar dari 0.05. Maka dapat disimpulkan 0H diterima yang berarti SBIS

tidak memengaruhi nilai tukar rupiah. Akan tetapi inflasi memengaruhi

SBIS karena nilai probabilitas F-statistik 0.0002 lebih kecil dari 0.05.

Page 112: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

87

7) oH : SBIS tidak memengaruhi jumlah uang beredar

1H : SBIS memengaruhi jumlah uang beredar

Apabila nilai probabilitas F-statistik < , maka oH ditolak.

Pada tabel tersebut nilai probabilitas F-statistik sebesar 0.9936 lebih

besar dari 0.05. Maka dapat disimpulkan 0H diterima yang berarti SBIS

tidak memengaruhi jumlah uang beredar.

8) oH : Inflasi tidak memengaruhi jumlah uang beredar

1H : Inflasi memengaruhi jumlah uang beredar

Apabila nilai probabilitas F-statistik < , maka oH ditolak.

Pada tabel tersebut nilai probabilitas F-statistik sebesar 0.5691 lebih

besar dari 0.05. Maka dapat disimpulkan 0H diterima yang berarti nilai

tukar rupiah tidak memengaruhi jumlah uang beredar.

4. Uji Kointegrasi

Selanjutnya uji kointegrasi untuk menentukan apakah grup dari variabel

yang tidak stasioner pada tingkat level tersebut memenuhi syarat untuk

proses integrasi, yaitu dimana semua variabel telah stasioner pada derajat

sama yaitu derajat 1. Pada penelitian ini menggunkan uji kointegrasi dari

johansen trace statistic test. Informasi jangka panjang diperoleh dengan

menentukan terlebih dahulu rank kointegrasi untuk mengetahui berapa

Page 113: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

88

sistem persamaan yang dapat menerangkan dari keseluruhan sistem yang

ada. Kriteria pengujian kointegrasi pada penelitian ini didasarkan pada

nilai trace statistics. Apabila nilai trace statistics lebih besar dari critical

value 0.05. Maka dapat dipastikan bahwa jumlah persamaan tersebut

terdapat kointegrasi.

Uji ini juga untuk mengetahui apakah ada tidaknya pengaruh jangka

panjang untuk variabel pengamatan ini. Apabila terjadi kointegrasi. Maka

tahapan VECM dapat dilanjutkan.

Tabel 4.5

Hasil Uji Kointegrasi

Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None * 0.504375 114.3817 76.97277 0.0000

At most 1 * 0.462836 72.96746 54.07904 0.0004

At most 2 * 0.293956 36.30186 35.19275 0.0378

At most 3 0.184366 15.76530 20.26184 0.1856

At most 4 0.061450 3.741717 9.164546 0.4519

Pada tabel diatas menunjukkan terdapat tiga persamaan pada model

yang terkointegrasi. Dengan demikian hasil tersebut mengindikasikan

bahwa diantara NAB PNMES, SBIS, nilai tukar rupiah, inflasi, dan jumlah

uang beredar memiliki hubungan stabilitas/keseimbanagan dan kesamaan

pergerakan dalam jangka panjang.

5. Estimasi Vector Error Correction Model (VECM)

Hasil estimasi VECM akan menunjukkan hubungan jangka pendek dan

panjang antara variabel NAB PNM Ekuitas Syariah, Sertifikat Bank

Page 114: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

89

Indonesia Syariah, nilai tukar rupiah, inflasi, dan jumlah uang beredar.

pada estimasi pengamatam ini NAB Reksadana Syariah yang diwakili oleh

produk PNM Ekuitas Syariah sebagai variabel dependennya, sedangkan

SBIS, nilai tukar rupiah, inflasi, dan jumlah uang beredar sebagai variabel

independennya. Hasil Estimasi VECM ini dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 4.6

Hasil

Esti

masi

VEC

M

dala

m

Jang

ka

Pend

ek

P

a

d

a

t

a

Variabel Koefisien t statistik

CointEq1 -0.199595 -1.87451

D(NABPNMES(-1)) 0.337759 2.20595

D(NABPNMES(-2)) -0.014956 -0.09501

D(NABPNMES(-3)) -0.022237 -0.14584

D(SBIS(-1)) 0.000254 0.01538

D(SBIS(-2)) -0.025891 -1.76593

D(SBIS(-3)) 0.009860 0.75341

D(KURS(-1)) -0.381064 -1.47662

D(KURS(-2)) -0.189065 -0.90600

D(KURS(-3)) -0.254496 -0.69884

D(INF(-1)) 0.002304 0.58140

D(INF(-2)) -8.06E-05 -0.02095

D(INF(-3)) 0.002750 0.65481

D(JUB(-1)) 0.162512 0.37711

D(JUB(-2)) 0.815375 1.69454

D(JUB(-3)) 0.484273 1.06843

Page 115: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

90

bel diatas menunjukkan bahwa dalam jangka pendek terdapat tiga variabel

signifikan ditambah satu variabel error corection term pada taraf nyata

lima persen pada t-tabel sebesar 1,67356. Pada empat variabel tersebut

yang signifikan pada taraf nyata lima persen adalah NAB PNM Ekuitas

Syariah pada lag 1, SBIS pada lag 2, dan jumlah uang beredar pada lag 2.

Adapun error corection term merupakan residual yang timbul dalm

metode ECM. Apabila koefisien ECT signifikan secara statistik yaitu

koefisien ECT < 1 maka spesifikasi model yang digunakan adalah valid

(safari, 2016). Pada hasil diatas bahwa ECT < 1 yang mana sebesar -

0199595 dan dapat dipastikan bahwa hasil penelitian ini adalah valid.

Variabel JUB berpengaruh signifikan terhadap NAB PNM Ekuitas

syariah dengan korelasi positif, pada tabel diatas menunjukkan T statistik

sebesar 1.69454 lebih besar dari T tabel sebesar 1,67356. Dengan

koefisien sebesar 0.815375 sehingga kenaikan jumlah uang beredar

sebesar 1 persen akan meningkatkan nilai aktiva bersih reksadana syariah

sebesar 0.815375

Penelitian ini didukung oleh penelitian Fadhil dan Azizan (2007) dalam

Iza Nur Aviva (2016) bahwa JUB berpengaruh signifikan positif.

Peningkatan JUB dikaitkan dengan business cycle expansion. adanya

peningkatan JUB akan mendorong bertambahnya sumber pembiayaan bagi

perusahaan, sehingga perusahaan dapat melebarkan ekspansi usahanya

lebih luas. Akan tetapi peningkatan JUB tidak selalu bagus dalam jangka

panjang peningkatan JUB juga akan berdampak pada banyaknya uang

Page 116: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

91

beredar yang bisa berdampak inflasi yang lama kelamaan akan

memengaruhi iklim perekonomian yang akan berakibat buruk.

Variabel nilai tukar rupiah dalam jangka pendek tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap NAB PNM Ekuitas Syariah, dapat

dilihat pada tabel yang lalu dari lag 1 hingga lag 3 nilai T statitistik tidak

ada yang lebih besar dari T tabel sehingga ini mengindikasikan menerima

yang berarti dalam jangka pendek nilai tukar rupiah tidak berpengaruh

terhadap reksadana syariah.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ali dan Beik (2012)

dalam jangka pendek nilai tukar rupiah terdapat pengaruh signifikan

terhadap reksadana syariah yang berkorelasi positif. Peningkatan nilai

tukar rupiah terhadap dolar AS, akan mendorong terjadinya aliran modal

masuk (capital inflow) ke Indonesia akibat meningkatnya permintaan

rupiah. Capital inflow ini yang akan meningkatkan NAB reksadana

syariah.

Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilkaukan oleh

Rahmah (2011) yang menyatakan bahwa nilai tukar rupiah tidak memiliki

pengaruh terhadap pertumbuhan NAB rekasadana syariah.

Variabel inflasi dalam jangka pendek tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap NAB PNM Ekuitas Syariah karena nilai T statistik dari

lag 1 hingga lag 3 lebih kecil dari T tabelnya sehingga akan menerima

Page 117: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

92

bahwa inflasi tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap rekasadana

syariah.

Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Albab (2016) yang

menyatakan bahwa inflasi tidak memiliki pengaruh terhadap reksadana

syariah dalam jangka pendek.

Berbeda dengan penelitian Agustina (2015) yang menyatakan inflasi

berpengaruh secara negatif, dikarenakan inflasi berakibat sangat buruk

bagi perekonomian karena menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang

terutama terhadap fungsi tabungan yang mengarahkan investasi pada hal-

hal yang non produktif.

Variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dalam jangka

pendek akan berpengaruh secara negatif terhadap NAB PNM Ekuitas

Syariah, tabel lalu telah menunjukkan pada lag 2 T statistik sebesar -

1.76593 lebih besar dari T tabel sebesar 1,67356, maka penelitian ini

menolak yang berarti terdapat pengaruh variabel SBIS terhadap NAB

PNM Ekuitas Syariah. Apbila terjadi kenaikan sebesar 1 persen SBIS

dalam jangka pendek akan menurunkan NAB PNM Ekuitas Syariah

sebesar 0.025891 persen.

Maka penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Virlandana

dan Hermana (2004) pada penelitiannya variabel SBIS memiliki pengaruh

signifikan negatif. Pengaruh tersebut akan menunjukkan bila SBIS

menurun maka NAB akan meningkat. Maka ini akan membuktikan bahwa

Page 118: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

93

rekasadana syariah merupakan alternatif investasi yang lebih menarik pada

saat SBIS menurun. Dengan turunnya tingkat SBIS menyebabkan

turunnya equivalent rate nisbah simpanan dan deposito mudharabah,

maka investasi akan berpindah ke instrumen-intrumen yang memberikan

tingkat keuntungan/bagi hasil yang lebih tinggi di pasar modal, misalnya

reksadana syariah.

Hasil estimasi VECM dalam jangka panjang dapat dijelaskan pada tabel

berikut:

Tabel 4.7

Hasil Estimasi VECM dalam Jangka Panjang

Variabel Koefisien T statistik

SBIS(-1) -0.015515 -1.45740

KURS(-1) -2.104371 -8.14557

INF(-1) 0.018886 2.88412

JUB(-1) -1.345130 -6.13324

Pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa hasil penelitian ini dalam jangka

panjang mimiliki pengaruh pada tiga variabelnya yaitu nilai tukar rupiah,

inflasi dan jumlah uang beredar. Kecuali pada variabel SBIS yang tidak

ada pengaruh dalam jangka panjang

Variabel jumlah uang beredar memiliki pengaruh signifikan terhadap

NAB PNM Ekuitas Syariah dalam jangka panjang yang berkorelasi

negatif, pada tabel diatas menunjukkan nilai T statistik -6.13324 lebih

besar dari T tabel sebesar 1.67356. Sehingga pada jangka panjang setiap

Page 119: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

94

kenaikan 1 persen akan menurunkan nilai NAB PNM Ekuitas Syariah

sebesar -1.345130 persen

Menurut Othman (2011) dalam Al Abbasy kenaikan jumlah uang

beredar akan meneyebabkan inflasi dalam jangka panjang, sehingga orang-

orang akan menjaga keseimbangan keuangan riil mereka, maka mereka

akan menjual saham dan akan mengivesatasikan uang mereka di pasar riil

dengan membeli aset yang sebenarnya, yang akan berdampak pada

penurunan harga saham, maka inilah yang akan menyebabkan penurun

pada NAB reksadana syariah

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Al Abbasy (2012)

ketika jumlah uang beredar meningkat maka harga keseluruhan akan naik

(inflasi), ini akan berdampak pada kenaikan harga aset di pasar keuangan

dari harga barang lainnya, karena harga barang dan hal lainnya akan

dikendalikan oleh pemerintah, saat pemerintah menegendalikan harga

bahan pokok dan sebagainya, maka semua peningkatan jumlah uang

beredar akan dialokasikan pada sektor pasar keuangan yang akan

cenderung menaikkan harga, sehingga ini juga akan berdampak pada NAB

reksadana syariah.

Variabel nilai tukar rupiah juga memiliki pengaruh signifikan yang

berkorelasi negatif terhadap NAB PNM Ekuitas Syariah. Hasil estimasi

VECM menunjukkan dalam jangka panjang nilai tukar rupiah memiliki

pengaruh signifikan sebesar -8.14557 lebih besar dari nilai t-tabelnya

Page 120: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

95

sebesar 1.67356. Sehingga menolak yang dapat dipastikan nilai tukar

memiliki penagruh signifikan yang berkolerasi negatif. Apabila terjadi

keanikan 1 persen nilai tukar rupiah akan menurunkan NAB PNM Ekuitas

Syariah sebesar 2.104371 persen.

Namun hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Setyarini (2015) yang menyatakan bahwa nilai tukar rupiah memiliki

pengaruh negatif terhadap reksadana syariah, menurunnya nilai tukar akan

mengakibatkan para investor menarik modalnya, dan akan

meninvestasikan danaya pada sektor lain yang lebih menguntungkan, ini

akan meyebabkan menurunnya NAB reksadana syariah

Variabel inflasi dalam jangka panjang inflasi memiliki pengaruh yang

signifikan berkorelasi positif, pada hasil estimasi tersebut menunjukkan

nilai t statistik sebesar 2.88412 lebih besar dari t tabelnya sebesar 1.67356.

Sehingga hasil Penelitian ini menolak , dalam artian inflasi memiliki

pengaruh terhadap NAB PNM Ekuitas Syariah dalam jangka panjangnya.

Maka kenaikan inflasi sebesar 1 persen akan meningkatkan NAB PNM

Ekuita Syariah sebesar 0.018886 persen

Penelitian ini didukung oleh penelitian Ali dan Beik (2012) yang

berjudul pengaruh makroekonomi terhadap reksadana syariah

menyimpulkan inflasi memiliki pengaruh signifikan positif hal ini terjadi

karena ketika inflasi maka bank sentral akan merespon untuk menaikkan

suku bunga untuk mengurangi jumlah uang beredar. Tingginya suku

Page 121: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

96

bunga/imbal hasil inilah yang akan menjadi insentif bagi para investor

yang inginkan return yang tinggi, untuk berinvesatasi pada rekasdana

syariah, sehingga NAB rekasadana syariah, sehingga NAB reksadana

syariah mengalami peningkatan.

Yang terakhir adalah variabel SBIS dalam jangka panjang SBIS tidak

memiliki pengaruh karena nilai t-statistik sebesar -1.45740 lebih kecil dari

nilai t tabelnya sebesar 1.67356. Maka hasil penelitian ini menerima

bahwa SBIS dalam jangka panjang tidak memiliki pengaruh terhadap

NAB PNM Ekuitas Syariah.

Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Rahmah

(2011) yang menyatakan bahwa varaibel SBIS tidak memiliki pengaruh

terhadap NAB reksadana syariah.

6. Uji Impulse Response Function (IRF)

Analisis IRF akan menjelaskan dampak dari guncangan (shock) pada

satu variabel terhadap variabel lainnya, dalam analisis ini tidak hanya

dalam jangka waktu yang pendek teatpi dapat melihat respon dinamika

jangka panjang setiap variabel apabila ada shock tertentu.

Page 122: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

97

Grafik 4.6

Hasil IRF NAB PNMES Terhadap SBIS

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

2 4 6 8 10

Response of NABPNMES to SBIS

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Pada gambar diatas menunjukkan bahwa shock yang ditimbulkan oleh

SBIS direspon fluktuatif oleh NAB PNM Ekuitas Syariah, pada periode

pertama belum direspon oleh NAB PNM Ekuitas Syariah, mulai memasuki

periode ke dua respon dari NAB mulai timbul yaitu positif sebesar 0.001%

lalu memasuki periode ke -3 dan ke -4, variabel NAB PNMES mulai

menunjukkan penurunan yang negatif sebesar 0.002% dan 0.001%, lalu

pada periode 6 shock yang ditimbulkan berupa positif sebesar 0.001 %,

lalu shock turun kembali dimulai dai periode ke-8 menjadi negatif hingga

stabil sampai periode ke -10 sebesar 0.003%.

Page 123: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

98

Grafik 4.7

Hasil IRF NAB PNMES Terhadap KURS

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

2 4 6 8 10

Response of NABPNMES to KURS

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Lalu pada gambar tersebut menunjukkan respon NAB PNMES

terhadap shock yang ditimbulkan oleh nilai tukar rupiah, pada periode

awal NAB PNMES tidak merespon, mulai timbul respon diawal periode

ke -2 sebesar 0.001%, kemudian respon yang ditimbulkan melonjak naik

pada periode ke-3 sebesar 0.006%,dan kemudian naik hingga periode ke-6

dan mulai stabil pada periode ke-8 sebesar 0.029% hingga periode ke -10.

Grafik 4.8

Hasil IRF NAB PNMES terhadap Inflasi

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

2 4 6 8 10

Response of NABPNMES to INF

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Page 124: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

99

Kemudian gambar selanjutnya menerangkan respon yang di

timbulkan NAB PNMES terhadap shock yang ditimbulkan oleh variabel

inflasi. Pada periode pertama respon yang ditimbulkan masih belum

nampak, pada periode ke-2 respon NAB PNMES muncul berupa respon

yang negatif sebesar 0.001%, lalu pada periode ke-3 turun lagi sebesar

0.002%, lalu mulai stabil dimulai dari periode ke-6 sebesar 0.003%,

hingga pada periode ke -10 sebesar 0.004%.

Grafik 4.9

Hasil IRF NAB PNMES Terhadap JUB

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

2 4 6 8 10

Response of NABPNMES to JUB

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Lalu hasil IRF diatas menunjukkan respon NAB PNMES terhadap

shock yang ditimbulkan oleh variabel jumlah uang yang beredar. Pada

periode pertama respon masih belum timbul, lalu pada periode ke-2 respon

positif timbul sebesar 0.002%, lalu pada periode ke -3 respon meningkat

hingga periode ke-4 sebesar 0.009%, lalu meningkat lagi pada periode ke-

7 sebesar 0.012%, lalu respon yang timbul mulai stabil mulai dari periode

ke-8 hingga periode ke-10 sebesar 0.010%.

Page 125: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

100

7. Uji Forecast Error Variance Decomposition (FEVD)

variance decomposition bertujuan untuk mengukur besarnya kontribusi

atau komposisi pengaruh masing-masing variabel independen terhadap

variabel dependennya.

Tabel 4.8

Hasil uji FEVD

Variance Decomposition of NABPNMES:

Perio... S.E. NABPNMES SBIS KURS INF JUB

1 0.018633 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 0.028961 99.21533 0.075571 0.083351 0.044276 0.581474

3 0.037419 92.98592 0.475137 2.684754 0.288855 3.565332

4 0.044910 85.11635 0.361294 7.589788 0.290247 6.642320

5 0.053040 74.22617 0.260991 18.03682 0.403184 7.072839

6 0.063195 61.19340 0.200808 30.83043 0.513163 7.262189

7 0.072714 52.29069 0.152102 38.80872 0.593539 8.154953

8 0.080883 46.29015 0.163651 44.64085 0.556579 8.348764

9 0.088948 41.45214 0.201016 49.67113 0.550030 8.125683

10 0.095916 38.59224 0.262211 52.31645 0.652256 8.176841

11 0.102008 37.08543 0.412491 53.56198 0.723822 8.216275

12 0.107633 36.23364 0.584019 54.30314 0.756516 8.122683

13 0.112438 36.07627 0.737220 54.21550 0.814981 8.156026

14 0.116678 36.30707 0.895206 53.73657 0.864313 8.196833

15 0.120800 36.66658 1.017462 53.26288 0.888807 8.164270

Tabel diatas menunjukkan hasil FEVD, dijelaskan bahwa pada periaode

awal kontribusi terhadap NAB PNM Ekuitas Syariah disumbang oleh

variabel NAB PNMES itu sendiri sebesar 100%. Lalu variabel lain mulai

berkontribusi dimulai pada periode ke 2 yang mana SBIS berkontribusi

sebesar 0.075571%, nilai tukar rupiah sebesar 0.083351%, inflasi sebesar

0.044276%, dan jumlah uang beredar sebesar 0.581474%. Kontribusi

mulia terlihat signifikan mulai pada periode ke-5 NAB PNMES

berkontribusi sebesar 74.22617% untuk dirinya sendiri, lau varibel lin juga

Page 126: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

101

mulai meningkatkan kontribusinya seperti yang terlihat pada tabel yang

mana SBIS berkontribusi sebesar 0.260991%, nilai tukar rupiah

berkontribusi sebesar18.03682%, inflasi sebesar 0.403184%, dan jumlah

uang beredar sebesar 7.072839%.

Kemudian pada periode selanjutnya periode ke-6 kontribusi varibael

independen terhadap dependennya juga meningkat dar SBIS sebesar

0.200808, nilai tukar rupiah sebesar 30.83043%, inflasi sebesar

0.513613%, dan jumlah uang beredar sebesar 7.262189% dan sisanya

masih dikontribusikan oleh NAB PNMES itu sendiri. Kemudian pada

akhir periode pertengahan penelitian ini yaitu periode ke-10 variabel SBIS

berkontribusi sebesar 0.262211%, nilai tukar rupiah sebesar 52.31645%,

inflasi sebesar 0.652256%, dan jumlah uang beredar sebesar 8.176841%,

dan kontribusi terbesar disumbangkan oleh variabel nilai tukar rupiah

sebesar 52.31645% dan yang terendah adalah SBIS yang betkontribusi

yang hanya sebesar 0.262211%.

Lalu pada akhir periode penelitian ini pada periode ke-15 kontribusi

NAB PNMES kepada dirinya sendiri sebesar 36.66658%, SBIS sebesar

1.017462%, nilai tukar rupiah sebesar 53.26288%, inflasi sebesar

0.888807%, dan jumlah uang beredar sebesar 8.164270%. Terlihat bahwa

variabel SBIS, inflasi, dan jumlah uang beredar berkontribusi dibawah

10% hal ini mungkin disebabkan oleh adanya faktor lain yang memiliki

kontribusi lebih besar dari variabel tersebut. Kontribusi teritinggi masih

dipegang oleh nilai tukar rupiah sebesar 53.26288%.

Page 127: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

102

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini mengamati pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah,

nilai tukar rupiah, inflasi, dan jumlah uang beredar terhadap reksadana

syariah. Reksadana syariah diwakili oleh nilai aktiva bersih pada produk

PNM Ekuitas Syariah. Berdasarkan penelitian ini yang menggunakan metode

Vector Error Correction Model (VECM) dan berdasarkan pada hipotesis

sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

A. Berdasarkan uji VECM, dalam jangka pendek yang memiliki pengaruh

terhadap NAB reksadana syariah hanya variabel Jumlah Uang Beredar dan

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) sementara variabel Nilai Tukar

Rupiah dan Inflasi tidak mempengaruhi NAB Reksadana Syariah.

B. Berdasarkan uji VECM, dalam jangka panjang hanya variabel Sertifikat

Bank Indonesia Syariah (SBIS) yang tidak mempengaruhi NAB

Reksadana Syariah sementara variabel Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan

Jumlah Uang Beredar yang memiliki pengaruh terhadap NAB Reksadana

Syariah.

C. Berdasarkan hasil uji IRF, respon yang ditimbulkan oleh NAB

Reksadana Syariah berfluktuatif, apabila shock yang ditimbulkan oleh

variabel Inflasi dan Sertifikak Bank Indonesia Syariah (SBIS) maka NAB

Reksadana Syariah akan merespon secara negatif, namun apabila shock

Page 128: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

103

yang ditimbulkan oleh Jumlah Uang Beredar dan Nilai Tukar Rupiah

respon yang ditimbulkan oleh NAB Reksadana Syariag akan positif.

Kemudian hasil FEVD menunjukkan kontribusi variabel Jumlah Uang

Beredar sebesar 8,16 persen, Nilai tukar Rupiah berkonteribusi sebesar

53,26 persen, Inflasi berkontribusi sebesar 0,89 persen, dan SBIS

berkontribusi sebesar 1,02 persen. Dan sisanya dikontribusikan oleh

variabel-variabel lainnya. Maka kontribusi paling besar dalam penelitian

ini oleh variabel Nilai Tukar rupiah, dan yang paling kecil oleh variabel

Inflasi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan peneliti, maka peneliti

memiliki saran sebagai berikut:

1. Bagi investor yang akan berinvestasi pada reksadana syariah hendaknya

memperhatikan variabel-variabel yang telah diteliti oleh peneliti diatas

sehingga dapat menjadi bahan acuan untuk menentukan pilihan investor

pada investasi jenis reksadana syariah.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti mengenai reksadana syariah,

hendaknya menambahkan objek penelitian dengan reksadana

konvensional agar mendapatkan hasil yang berbeda, dan dapat menjadi

perbandingan antara syariah dan konvensional, manakah yang lebih

menguntungkan dari keduannya.

3. Bagi regulator hendaknya lebih mendukung investasi di bidang syariah,

dengan membuat regulasi yang kuat pada sektor investasi syariah, karena

Page 129: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

104

ini akan memberikan peluang bagi dana syariah untuk meningkatkan

kekuatan keungan pada negara. Karena investasi syariah sudah banyak

dipakai di luar negri yang telah memberi tempat pada sektor syariah.

Page 130: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

105

DAFTAR PUSTAKA

Al Abbasy, Anwar. 2012. Micro & Macroeconomics Determinants of NAV OF

Islamic Equity Unit Trust Funds In Malaysia: Qualitative Approach. Kuala

Lumpur. International Journal Economics And Business

Afza dan Nafees. 2014. Relationship Between NAV of Equity Funds and

MAcroeconomic Variables in Pakistan. Lahore. Vidyabharati Internasional

Interdisciplinary Reserach Journal

Agustina, Rena. 2015. Analisis Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS), Inflasi, dan Jakarta Islamic Index (JII) Terhadap Nilai Aktiva

Bersih (NAB) Danareksa Syariah Berimbang. Skripsi. Palembang:

Universitas Islam Negri Raden Fatah

Ajija, Sochrul R dkk. 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba

Empat

Al Arif, M. Nur Rianto. 2015. Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik.

Bandung : CV Pustaka Setia

Albab, Ulul. 2016. Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, Jumlah Uang Beredar,

dan Jakarta Islamic Index (JII) Terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana

Syariah. Skripsi. Jakarta.: Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah

Ali, Kasyfurrohman dan Irfan Syauqi Beik. 2012. Pengaruh Makroekonomi

Terhadap Reksadana Syariah. Bogor: Jurnal Ekonomi Islam Republika

Page 131: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

106

Ambarini, Lestari. 2015. Ekonomi Moneter. Bogor: In Media

Ardiyanto, Ferdy dan Ma'ruf, Ahmad. 2014. Pergerakan Nilai Tukar Rupiah

Terhadap Dolar Amerika Dalam Dua Periode Penerapan Sistem Nilai

Tukar. Yoyakarta. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan. Volume 15.

Nomer 2.

Arifin, Zainul. 2012. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Tangerang : Pustaka

Alvabet

Aziz, Abdul. 2010. Manajemen Investasi Syariah. Bandung: Alfabeta, cv

Basuki, Agus Tri dan Prawoto, Nano. 2016. Analisis Regresi Dalam Penelitian

Ekonomi &Bisnis. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Jakarta: Rajawali

Press.

Boutayeba, Faical dkk. 2014. Annales Ethic in Economic Life. University Of

Saida: Aljazair. Jurnal Vol 17 No 4

Dewan Syariah Nasional MUI. "Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI,

Jakarta, 2003.

Gusnaini, Darman. 2016. Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap

Pertumbuhan Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah Di Indonesia.

Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor

Hamid, Abdul. 2009. Pasar Modal Syariah. Jakarta : Lembaga Penelitian UIN

Jakarta

Hakim, Lukman. 2012. Prinsip-Prinsip ekonomi Islam. Surakarta : Erlangga

Page 132: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

107

Hasoloan, Jimmy. 2014. Ekonomi moneter. Yogyakarta: Deepublish

Huda,Nurul dan Edwin, Mustafa. 2007. Investasi Pasar Modal Syariah. Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group.

Idris, Amiruddin. 2016. Ekonomi publik. Yogyakarta: Deepublish

Madura, jeff. 2007. Pengantar Bisnis. Jakarta: Salemba Empat

Micahel Makau, Musembi. 2016. Effect of Macroeconomics Variables on

Financial Performance of Unit Trust in Kenya. Nairobi. Research Journal

of Finance and Accounting

Muchtar, Muhammad Alhidadi. 2005. Analisis Pengaruh SBI, Jumlah Uang

Beredar, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksadana

Saham Di Indonesia Periode 1999.07-2004.11. Skripsi, Fakultas Ekonomi

Universitas Padjajaran Bandung

Mohammed, Wan Shahidah W dkk. 2013. Macroeconomics Fundamentals and

Unit Investment Trust In Malaysia. Terengganu. Science Journal

(Enhaching Emerging Market Compentitiveness in the Global

economy):53-56

Naf'an. 2014. Ekonomi Makro Tinjauan Ekonomi Syariah. Yogyakarta : Graha

Ilmu

Nur Aviva, Iza. 2016. Pengaruh jumlah uang beredar (JUB), Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS), Dan Jakarta Islamic Index (JII) Terhadap Nilai

Page 133: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

108

Aktiva Bersih Reksadana Syariah Periode 2011-2015. Jakarta. Jurnal

Akuntansi

Perry Warjiyo, solikin. 2017. Kebijakan Moneter Indonesia. Jakarta : Pusat

Pendidikan Dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia

Peraturan Bank Indonesia. 2014. Operasi Moneter Syariah. Jakarta. No 16/12.

PNM Investment Management. 2016. Pembaharuan Prospektus Reksadana PNM

Ekuitas Syariah. Jakarta: PNM Investment Management

Priadana, Moh. Sidik dan Muis, Saludin. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi

Dan Bisnis. Yogyakarta. Graha Ilmu

Putong, Iskandar. 2015. Ekonomi Makro: Pengantar Ilmu Ekonomi Makro.

Jakarta. Buku & Artikel Karya Iskandar Putong.

Rachman, Ainur dan Imron Mawardi. 2015. Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah,

BI Rate Terhadap Net Asset Value Reksadana Saham Syariah. Surabaya.

Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol 2 No 12

Rahmah, Layaly. 2011. Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS),

Indeks Harga Saham Gabnungan (IHSG), dan Nilai Tukar Rupiah terhadap

Nilai Aktiva Bersih Dareksa Syariah Berimbang Periode Januari 2008-

Oktober 2010. Skripsi. Jakarta.: Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah

Rodoni, Ahmad. 2009. Investasi Syariah. Jakarta : Lembaga Penelitian UIN

Jakarta

Page 134: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

109

Rozalinda. 2014. Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi.

Jakarta: Rajawali Pers

Samuelson, Paul A dan Nordhaus, William D. 1985. Ekonomi. Edisi Bahasa

Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Safari, Menik Fitriani. 2016. Analisis Pengaruh Ekspor, Pembentukan Modal, Dan

Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.

Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Saraswati, Fitria. 2013. Analisis Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah,

Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Jumlah uang Beredar terhadap Nilai

Aktiva Bersih Reksadana Syariah. Skrpsi. Jakarta.: Universitas Islam

Negri Syarif Hidayatullah

Setyarani, Febrian Dwi. 2015. Pengaruh SBIS, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah,

Jumlah Uang Beredar, dan IHSG terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana

Syariah Priose 2009-2013. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negri

Islam Sunan kalijaga

Simorangkir, Iskandar. 2014. Pengantar Kebanksentralan: Teori dan Praktik di

Indonesia. Jakarta: Rajawalin pers

Soemitra, Andri. 2009. Bank Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta : Kencana

Prenadamedia Group

Page 135: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

110

Solikin, Suseno . 2017. Uang: Pengertian, Penciptaan dan Peranannya dalam

Perekonomian . Jakarta : Pusat Pendidikan Dan Studi Kebanksentralan

(PPSK) Bank Indonesia

Sujoko. 2009. Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Kurs Mata Uang, IHSG dan

Dana Kelola Terhadap Imbal Hasil Reksadana Saham. Surabaya. Jurnal

Ekonomi dan Manajemen. Volume 5. Nomer 2

Sukirno, Sadono. 2010. Makroekonomi. Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada

Virlandana, Reno dan Hermana, Budi.2005. Hubungan Antara Reksa Dana

Syariah, Nisbah Bank Syariah dan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia pada

Periode Januari 2001-Desember 2004. Jakarta. Proceeding Seminar

Nasional PESAT

www.bi.go.id

www.dream.co.id

www.katadata.com

www.kemendag.go.id

www.ojk.go.id

Page 136: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

111

Page 137: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

111

LAMPIRAN

1. Data Observasi Sebelum Log

NAB PNMES SBIS KURS INFLASI JUB

1484,39 4,88 13350,57 3,65 2857126,93

1540,51 3,82 13243,95 3,56 2852004,94

1568,83 3,83 12952,24 3,97 2914194,47

1554,32 3,93 13052,71 4,5 2929610,37

1396,18 4,24 13099,09 4,45 2994474,39

1389,16 4,32 13053,12 4,53 3052786,1

1457,85 4,46 13288,41 4,56 3057335,75

1349,92 4,54 13352,6 4,58 3091568,49

1413,38 4,67 13113,9 4,31 3128179,27

1491,61 4,75 13127,14 4,61 3164443,15

1548,07 4,77 13448,2 4,32 3207908,29

1496,10 4,8 13819,75 4,3 3307507,55

1495,36 4,84 13785,45 4,57 3268789,15

1576,63 4,86 13604,19 5,31 3280420,25

1641,92 4,87 13726,95 5,9 3322528,96

1739,76 4,89 14324,19 5,57 3360928,07

1828,74 5,02 13712,8 5,47 3426304,92

1655,49 5,28 13307,79 5,9 3413378,66

1547,15 5,52 13246,52 8,61 3506573,6

1481,25 5,82 13074,79 8,79 3502419,8

1478,50 6,96 12882,9 8,4 3584080,54

1527,47 6,97 13001,55 8,32 3576869,35

1428,20 7,22 12686,16 8,37 3615972,96

1405,36 7,22 12516,24 8,38 3730197,02

1393,29 7,23 12376,1 8,22 3652349,28

1465,77 7,17 12097,35 7,75 3643059,46

1543,91 7,13 12084,17 7,32 3660605,98

1570,28 7,14 11831,18 7,25 3730376,45

1600,05 7,15 11648,1 7,32 3789278,64

1588,62 7,14 11630,61 6,7 3865890,61

1660,64 7,09 11833,14 4,53 3895981,2

1652,77 6,97 11468,17 3,99 3895374,36

1641,19 6,88 11378,55 4,53 4010146,66

1599,52 6,85 11369,95 4,83 4024488,87

1629,99 6,87 11875,45 6,23 4076669,88

1684,26 6,9 12118,75 8,36 4173326,5

1700,79 6,93 12026,65 6,96 4174825,91

1704,60 6,67 11554,95 6,29 4218122,76

1661,88 6,65 11309,95 6,38 4246361,19

1567,62 6,65 11289,52 6,79 4275711,11

1598,10 6,65 10519,72 7,15 4288369,26

1491,49 6,65 10023,09 7,26 4358801,51

Page 138: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

112

1423,76 6,65 9832,05 7,26 4373208,1

1306,72 6,75 9711,91 7,18 4404085,03

1230,92 7,1 9675,14 6,83 4508603,17

1236,17 7,1 9660,74 6,25 4443078,08

1183,38 7,1 9638,25 4,89 4452324,65

1207,79 7,1 9639,1 3,35 4546743,03

1226,75 6,65 9597,83 4,14 4498361,28

1275,33 6,55 9579,95 4,42 4521951,2

1311,41 6,6 9549,14 4,45 4561872,52

1319,69 6,6 9518,45 3,6 4581877,87

1319,79 6,6 9452,53 3,33 4614061,82

1403,92 6,4 9409,59 3,45 4737451,23

1464,70 6,4 9404,14 3,21 4730379,68

1482,83 6,4 9243,9 2,79 4746026,68

1447,15 6,15 9129,5 3,07 4737630,76

1461,23 5,9 9119,38 3,31 4778478,89

1380,14 5,9 8980,71 3,58 4868651,16

1387,19 5,9 9063,52 3,02 5004976,79

1363,21 5,9 13845,5 3,49 4936881,99

1362,51 5,9 13840,84 3,83 4942919,76

1399,9 5,9 13858,71 3,61 5017643,55

2. Data Observasi Setelah Di Log

NAB PNMES SBIS KURS INFLASI JUB

3,17 4,88 4,13 3,65 6,46

3,19 3,82 4,12 3,56 6,46

3,2 3,83 4,11 3,97 6,46

3,19 3,93 4,12 4,5 6,47

3,14 4,24 4,12 4,45 6,48

3,14 4,32 4,12 4,53 6,48

3,16 4,46 4,12 4,56 6,49

3,13 4,54 4,13 4,58 6,49

3,15 4,67 4,12 4,31 6,5

3,17 4,75 4,12 4,61 6,5

3,19 4,77 4,13 4,32 6,51

3,17 4,8 4,14 4,3 6,52

3,17 4,84 4,14 4,57 6,51

3,2 4,86 4,13 5,31 6,52

3,22 4,87 4,14 5,9 6,52

3,24 4,89 4,16 5,57 6,53

3,26 5,02 4,14 5,47 6,53

3,22 5,28 4,12 5,9 6,53

3,19 5,52 4,12 8,61 6,54

3,17 5,82 4,12 8,79 6,54

3,17 6,96 4,11 8,4 6,55

3,18 6,97 4,11 8,32 6,55

3,15 7,22 4,1 8,37 6,56

3,15 7,22 4,1 8,38 6,57

Page 139: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

113

3,14 7,23 4,09 8,22 6,56

3,17 7,17 4,08 7,75 6,56

3,19 7,13 4,08 7,32 6,56

3,2 7,14 4,07 7,25 6,57

3,2 7,15 4,07 7,32 6,58

3,2 7,14 4,07 6,7 6,59

3,22 7,09 4,07 4,53 6,59

3,22 6,97 4,06 3,99 6,59

3,22 6,88 4,06 4,53 6,6

3,2 6,85 4,06 4,83 6,6

3,21 6,87 4,07 6,23 6,61

3,23 6,9 4,08 8,36 6,62

3,23 6,93 4,08 6,96 6,62

3,23 6,67 4,06 6,29 6,63

3,22 6,65 4,05 6,38 6,63

3,2 6,65 4,05 6,79 6,63

3,2 6,65 4,02 7,15 6,63

3,17 6,65 4 7,26 6,64

3,15 6,65 3,99 7,26 6,64

3,12 6,75 3,99 7,18 6,64

3,09 7,1 3,99 6,83 6,65

3,09 7,1 3,99 6,25 6,65

3,07 7,1 3,98 4,89 6,65

3,08 7,1 3,98 3,35 6,66

3,09 6,65 3,98 4,14 6,65

3,11 6,55 3,98 4,42 6,66

3,12 6,6 3,98 4,45 6,66

3,12 6,6 3,98 3,6 6,66

3,12 6,6 3,98 3,33 6,66

3,15 6,4 3,97 3,45 6,68

3,17 6,4 3,97 3,21 6,67

3,17 6,4 3,97 2,79 6,68

3,16 6,15 3,96 3,07 6,68

3,16 5,9 3,96 3,31 6,68

3,14 5,9 3,95 3,58 6,69

3,14 5,9 3,96 3,02 6,7

3,13 5,9 4,14 3,49 6,69

3,13 5,9 4,14 3,83 6,69

3,15 5,9 4,14 3,61 6,7

Page 140: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

114

3. Hasil Olahan EVIEWS 9.0

1. Uji Stasioneritas

Reksadana syariah pada Tingkat level dan first difference

Null Hypothesis: NABPNMES has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.384138 0.1504

Test critical values: 1% level -3.542097

5% level -2.910019

10% level -2.592645

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Null Hypothesis: D(NABPNMES) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.881593 0.0000

Test critical values: 1% level -3.542097

5% level -2.910019

10% level -2.592645

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 141: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

115

Jumlah Uang Beredar pada Tingkat level dan first difference

Null Hypothesis: JUB has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.448097 0.5529

Test critical values: 1% level -3.542097

5% level -2.910019

10% level -2.592645

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Null Hypothesis: D(JUB) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -11.95088 0.0000

Test critical values: 1% level -3.542097

5% level -2.910019

10% level -2.592645

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Nilai Tukar Rupiah pada Tingkat level dan first difference

Null Hypothesis: KURS has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.463173 0.5455

Test critical values: 1% level -3.540198

5% level -2.909206

10% level -2.592215

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 142: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

116

Inflasi pada Tingkat level dan first difference

Null Hypothesis: INF has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.176265 0.2169

Test critical values: 1% level -3.542097

5% level -2.910019

10% level -2.592645

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Null Hypothesis: D(INF) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.041506 0.0000

Test critical values: 1% level -3.544063

5% level -2.910860

10% level -2.593090

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Sertifikat Bank Indonesia Syariah pada Tingkat level dan first difference

Null Hypothesis: SBIS has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.709838 0.0782

Test critical values: 1% level -3.542097

5% level -2.910019

10% level -2.592645

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 143: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

117

Null Hypothesis: D(SBIS) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.696412 0.0000

Test critical values: 1% level -3.542097

5% level -2.910019

10% level -2.592645

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

2. Uji Lag Lenght

VAR Lag Order Selection Criteria

Endogenous variables: NABPNMES SBIS KURS INF JUB

Exogenous variables: C

Date: 11/07/17 Time: 21:22

Sample: 2012M01 2017M03

Included observations: 58

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 129.3178 NA 9.46e-09 -4.286821 -4.109196 -4.217632

1 475.5336 620.8008 1.47e-13 -15.36323 -14.29748* -14.94810*

2 496.0784 33.29667 1.75e-13 -15.20960 -13.25573 -14.44853

3 529.5203 48.43306* 1.37e-13* -15.50070* -12.65871 -14.39369

4 546.4342 21.57980 2.00e-13 -15.22187 -11.49176 -13.76891

5 577.9463 34.77204 1.90e-13 -15.44642 -10.82819 -13.64753

* indicates lag order selected by the criterion

LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level)

FPE: Final prediction error

AIC: Akaike information criterion

SC: Schwarz information criterion

HQ: Hannan-Quinn information criterion

3. Uji Stabilitas VAR

Page 144: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

118

Roots of Characteristic Polynomial

Endogenous variables: NABPNMES SBIS KURS INF ...

Exogenous variables: C

Lag specification: 1 2

Date: 11/07/17 Time: 21:23

Root Modulus

0.983783 0.983783

0.952497 - 0.097479i 0.957472

0.952497 + 0.097479i 0.957472

0.746722 - 0.326548i 0.815001

0.746722 + 0.326548i 0.815001

-0.408987 0.408987

0.188283 - 0.361768i 0.407832

0.188283 + 0.361768i 0.407832

0.167816 0.167816

-0.035211 0.035211

No root lies outside the unit circle.

VAR satisfies the stability condition.

4. Uji Kointegrasi

Date: 11/07/17 Time: 21:34

Sample (adjusted): 2012M05 2017M03

Included observations: 59 after adjustments

Trend assumption: No deterministic trend (restricted constant)

Series: NABPNMES SBIS KURS INF JUB

Lags interval (in first differences): 1 to 3

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)

Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None * 0.504375 114.3817 76.97277 0.0000

At most 1 * 0.462836 72.96746 54.07904 0.0004

At most 2 * 0.293956 36.30186 35.19275 0.0378

At most 3 0.184366 15.76530 20.26184 0.1856

At most 4 0.061450 3.741717 9.164546 0.4519

Trace test indicates 3 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

5. Uji Kausalitas Granger

Page 145: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

119

Pairwise Granger Causality Tests

Date: 11/07/17 Time: 21:26

Sample: 2012M01 2017M03

Lags: 3

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.

SBIS does not Granger Cause NABPNMES 60 0.19956 0.8962

NABPNMES does not Granger Cause SBIS 1.79054 0.1602

KURS does not Granger Cause NABPNMES 60 1.61522 0.1968

NABPNMES does not Granger Cause KURS 0.25927 0.8544

INF does not Granger Cause NABPNMES 60 0.07427 0.9736

NABPNMES does not Granger Cause INF 4.22525 0.0094

JUB does not Granger Cause NABPNMES 60 0.42832 0.7335

NABPNMES does not Granger Cause JUB 1.51750 0.2206

KURS does not Granger Cause SBIS 60 0.51386 0.6745

SBIS does not Granger Cause KURS 1.34508 0.2697

INF does not Granger Cause SBIS 60 7.93637 0.0002

SBIS does not Granger Cause INF 0.81344 0.4921

JUB does not Granger Cause SBIS 60 0.52401 0.6677

SBIS does not Granger Cause JUB 0.02814 0.9936

INF does not Granger Cause KURS 60 1.23945 0.3046

KURS does not Granger Cause INF 2.37811 0.0801

JUB does not Granger Cause KURS 60 1.80475 0.1575

KURS does not Granger Cause JUB 0.75565 0.5240

JUB does not Granger Cause INF 60 1.75917 0.1662

INF does not Granger Cause JUB 0.67844 0.5691

Page 146: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

120

6. Estimasi VECM

Vector Error Correction Estimates

Date: 11/07/17 Time: 21:36

Sample (adjusted): 2012M05 2017M03

Included observations: 59 after adjustments

Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ]

Cointegrating Eq: CointEq1

NABPNMES(-1) 1.000000

SBIS(-1) -0.015515

(0.01065)

[-1.45740]

KURS(-1) -2.104371

(0.25835)

[-8.14557]

INF(-1) 0.018886

(0.00655)

[ 2.88412]

JUB(-1) -1.345130

(0.21932)

[-6.13324]

C 14.27456

(2.33854)

[ 6.10406]

Page 147: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

121

Page 148: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

122

Error Correction: D(NABPNME... D(SBIS) D(KURS) D(INF) D(JUB)

CointEq1 -0.199595 0.798288 -0.124686 -0.340317 0.162985

(0.10648) (0.97887) (0.15362) (3.94506) (0.03223)

[-1.87451] [ 0.81552] [-0.81166] [-0.08626] [ 5.05748]

D(NABPNMES(-1)) 0.337759 -1.101387 0.054823 -5.838341 -0.084200

(0.15311) (1.40758) (0.22090) (5.67287) (0.04634)

[ 2.20595] [-0.78247] [ 0.24818] [-1.02917] [-1.81697]

D(NABPNMES(-2)) -0.014946 -0.159472 -0.179007 -2.450686 0.066361

(0.15732) (1.44624) (0.22696) (5.82868) (0.04761)

[-0.09501] [-0.11027] [-0.78870] [-0.42045] [ 1.39374]

D(NABPNMES(-3)) -0.022237 -0.801587 -0.199158 10.36916 -0.001250

(0.15247) (1.40167) (0.21997) (5.64903) (0.04615)

[-0.14584] [-0.57188] [-0.90539] [ 1.83557] [-0.02709]

D(SBIS(-1)) 0.000254 0.131712 -0.001473 0.601325 0.003424

(0.01653) (0.15201) (0.02385) (0.61262) (0.00500)

[ 0.01538] [ 0.86649] [-0.06175] [ 0.98157] [ 0.68423]

D(SBIS(-2)) -0.025891 0.285934 -0.019052 0.028864 0.005760

(0.01466) (0.13478) (0.02115) (0.54321) (0.00444)

[-1.76593] [ 2.12142] [-0.90073] [ 0.05314] [ 1.29807]

D(SBIS(-3)) 0.009860 -0.008686 -0.018174 -0.178012 0.007693

(0.01309) (0.12032) (0.01888) (0.48490) (0.00396)

[ 0.75341] [-0.07219] [-0.96255] [-0.36711] [ 1.94218]

D(KURS(-1)) -0.381064 1.101428 -0.110218 0.275574 0.279331

(0.25807) (2.37242) (0.37231) (9.56138) (0.07811)

[-1.47662] [ 0.46426] [-0.29603] [ 0.02882] [ 3.57632]

D(KURS(-2)) -0.189065 1.133601 -0.248691 -6.401745 0.316455

(0.20868) (1.91843) (0.30107) (7.73170) (0.06316)

[-0.90600] [ 0.59090] [-0.82603] [-0.82799] [ 5.01043]

D(KURS(-3)) -0.254496 -2.058712 0.300819 22.60511 0.174278

(0.36417) (3.34783) (0.52539) (13.4925) (0.11022)

[-0.69884] [-0.61494] [ 0.57256] [ 1.67538] [ 1.58121]

D(INF(-1)) 0.002304 0.040060 -0.001547 0.344370 0.000242

(0.00396) (0.03644) (0.00572) (0.14684) (0.00120)

[ 0.58140] [ 1.09949] [-0.27056] [ 2.34516] [ 0.20166]

D(INF(-2)) -8.06E-05 0.102937 0.001162 -0.189742 -0.000505

(0.00385) (0.03538) (0.00555) (0.14260) (0.00116)

[-0.02095] [ 2.90925] [ 0.20920] [-1.33060] [-0.43376]

D(INF(-3)) 0.002750 -0.033407 -0.001101 -0.115270 -0.001673

(0.00420) (0.03861) (0.00606) (0.15560) (0.00127)

[ 0.65481] [-0.86529] [-0.18163] [-0.74081] [-1.31642]

D(JUB(-1)) 0.162512 -3.851845 1.272640 -14.01167 -0.532700

(0.43094) (3.96168) (0.62172) (15.9665) (0.13043)

[ 0.37711] [-0.97227] [ 2.04696] [-0.87757] [-4.08425]

D(JUB(-2)) 0.815375 -1.110875 0.812640 -11.45260 -0.242010

(0.48118) (4.42351) (0.69420) (17.8277) (0.14563)

[ 1.69454] [-0.25113] [ 1.17062] [-0.64240] [-1.66179]

D(JUB(-3)) 0.484273 0.319521 -0.287897 21.71585 0.053977

(0.45326) (4.16682) (0.65392) (16.7932) (0.13718)

[ 1.06843] [ 0.07668] [-0.44027] [ 1.29313] [ 0.39347]

R-squared 0.294869 0.451013 0.168974 0.356068 0.474691

Adj. R-squared 0.048894 0.259506 -0.120919 0.131441 0.291444

Sum sq. resids 0.014930 1.261749 0.031075 20.49420 0.001368

S.E. equation 0.018633 0.171298 0.026882 0.690369 0.005640

F-statistic 1.198774 2.355073 0.582883 1.585152 2.590443

Log likelihood 160.6000 29.71127 138.9751 -52.52421 231.1139

Akaike AIC -4.901694 -0.464789 -4.168647 2.322854 -7.291998

Schwarz SC -4.338294 0.098611 -3.605247 2.886254 -6.728598

Mean dependent -0.000678 0.033390 0.000339 -0.015085 0.003898

S.D. dependent 0.019106 0.199063 0.025391 0.740767 0.006700

Determinant resid covariance (dof adj.) 8.28E-14

Determinant resid covariance 1.70E-14

Log likelihood 516.6721

Akaike information criterion -14.59905

Schwarz criterion -11.57078

Page 149: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

123

7. Uji IRF

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

2 4 6 8 10

Response of NABPNMES to NABPNMES

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

2 4 6 8 10

Response of NABPNMES to SBIS

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

2 4 6 8 10

Response of NABPNMES to KURS

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

2 4 6 8 10

Response of NABPNMES to INF

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

2 4 6 8 10

Response of NABPNMES to JUB

-.4

-.2

.0

.2

.4

2 4 6 8 10

Response of SBIS to NABPNMES

-.4

-.2

.0

.2

.4

2 4 6 8 10

Response of SBIS to SBIS

-.4

-.2

.0

.2

.4

2 4 6 8 10

Response of SBIS to KURS

-.4

-.2

.0

.2

.4

2 4 6 8 10

Response of SBIS to INF

-.4

-.2

.0

.2

.4

2 4 6 8 10

Response of SBIS to JUB

-.02

.00

.02

.04

.06

2 4 6 8 10

Response of KURS to NABPNMES

-.02

.00

.02

.04

.06

2 4 6 8 10

Response of KURS to SBIS

-.02

.00

.02

.04

.06

2 4 6 8 10

Response of KURS to KURS

-.02

.00

.02

.04

.06

2 4 6 8 10

Response of KURS to INF

-.02

.00

.02

.04

.06

2 4 6 8 10

Response of KURS to JUB

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2 4 6 8 10

Response of INF to NABPNMES

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2 4 6 8 10

Response of INF to SBIS

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2 4 6 8 10

Response of INF to KURS

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2 4 6 8 10

Response of INF to INF

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2 4 6 8 10

Response of INF to JUB

-.02

-.01

.00

.01

.02

2 4 6 8 10

Response of JUB to NABPNMES

-.02

-.01

.00

.01

.02

2 4 6 8 10

Response of JUB to SBIS

-.02

-.01

.00

.01

.02

2 4 6 8 10

Response of JUB to KURS

-.02

-.01

.00

.01

.02

2 4 6 8 10

Response of JUB to INF

-.02

-.01

.00

.01

.02

2 4 6 8 10

Response of JUB to JUB

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Page 150: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

124

8. Uji FEVD

Variance Decomposition of NABPNMES:

Perio... S.E. NABPNMES SBIS KURS INF JUB

1 0.018633 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 0.028961 99.21533 0.075571 0.083351 0.044276 0.581474

3 0.037419 92.98592 0.475137 2.684754 0.288855 3.565332

4 0.044910 85.11635 0.361294 7.589788 0.290247 6.642320

5 0.053040 74.22617 0.260991 18.03682 0.403184 7.072839

6 0.063195 61.19340 0.200808 30.83043 0.513163 7.262189

7 0.072714 52.29069 0.152102 38.80872 0.593539 8.154953

8 0.080883 46.29015 0.163651 44.64085 0.556579 8.348764

9 0.088948 41.45214 0.201016 49.67113 0.550030 8.125683

10 0.095916 38.59224 0.262211 52.31645 0.652256 8.176841

11 0.102008 37.08543 0.412491 53.56198 0.723822 8.216275

12 0.107633 36.23364 0.584019 54.30314 0.756516 8.122683

13 0.112438 36.07627 0.737220 54.21550 0.814981 8.156026

14 0.116678 36.30707 0.895206 53.73657 0.864313 8.196833

15 0.120800 36.66658 1.017462 53.26288 0.888807 8.164270

Variance Decomposition of SBIS:

Perio... S.E. NABPNMES SBIS KURS INF JUB

1 0.171298 4.181610 95.81839 0.000000 0.000000 0.000000

2 0.264168 6.526417 90.94413 0.088491 1.528118 0.912842

3 0.392293 7.134535 82.00831 0.040398 9.847443 0.969317

4 0.525007 9.717024 72.40936 4.055077 12.46597 1.352574

5 0.654587 10.88537 65.01281 7.797844 13.87086 2.433120

6 0.762610 10.35702 63.62400 8.565302 14.33817 3.115506

7 0.868600 9.143263 62.04522 11.53245 14.16460 3.114467

8 0.969683 8.168885 59.88052 14.26162 14.51160 3.177370

9 1.062994 7.569737 58.77003 15.39525 14.89889 3.366090

10 1.153810 7.036941 58.19538 16.64608 14.83148 3.290128

11 1.238840 6.652741 57.77854 17.43258 14.87788 3.258256

12 1.316344 6.374518 57.86298 17.37639 15.10700 3.279110

13 1.391544 6.175416 58.05685 17.38347 15.18429 3.199975

14 1.462842 6.084551 58.08613 17.39119 15.28783 3.150305

15 1.528866 6.036678 58.29601 17.06203 15.45636 3.148918

Variance Decomposition of KURS:

Perio... S.E. NABPNMES SBIS KURS INF JUB

1 0.026882 0.132529 0.012225 99.85525 0.000000 0.000000

2 0.041283 0.088033 0.095835 96.50977 0.110253 3.196113

3 0.051138 0.190470 0.159588 94.99696 0.071934 4.581049

4 0.067318 0.523175 0.514686 95.98907 0.044312 2.928754

5 0.081472 0.451649 0.499618 95.82070 0.204509 3.023528

6 0.090852 0.420502 0.912323 94.86165 0.374814 3.430715

7 0.101311 0.359114 1.595353 94.67978 0.336429 3.029320

8 0.109882 0.305646 1.950563 94.37083 0.405087 2.967876

9 0.115280 0.278461 2.560752 93.50744 0.532344 3.121007

10 0.120960 0.269069 3.232529 92.97629 0.538678 2.983436

11 0.125916 0.308372 3.610741 92.56504 0.578632 2.937215

12 0.129264 0.364092 4.043541 91.91671 0.641103 3.034552

13 0.132817 0.415676 4.470033 91.48765 0.637463 2.989179

14 0.136349 0.486795 4.674733 91.23127 0.639687 2.967511

15 0.139136 0.552549 4.861995 90.88781 0.659443 3.038202

Page 151: ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR …

125

Variance Decomposition of INF:

Perio... S.E. NABPNMES SBIS KURS INF JUB

1 0.690369 0.757825 1.319201 3.963251 93.95972 0.000000

2 1.185749 4.543335 3.219825 4.504240 87.38954 0.343062

3 1.516548 9.603811 4.233098 2.945709 82.39532 0.822063

4 1.811242 8.750025 4.707857 11.83166 74.07503 0.635423

5 2.112925 6.834075 4.869507 22.96250 64.80561 0.528299

6 2.372879 5.632794 4.467577 28.98548 60.08859 0.825564

7 2.676408 5.091999 3.712078 35.94718 54.46159 0.787156

8 2.978538 4.680288 3.151938 42.39525 48.95296 0.819563

9 3.229457 4.373620 2.782498 46.50716 45.38299 0.953735

10 3.474447 4.053808 2.416699 49.89603 42.69375 0.939718

11 3.697072 3.771462 2.141354 52.34507 40.79738 0.944733

12 3.865262 3.618876 1.959254 53.45004 39.98810 0.983729

13 4.021040 3.461358 1.813396 54.22250 39.54246 0.960290

14 4.166069 3.281197 1.689524 54.87679 39.21364 0.938847

15 4.283867 3.136273 1.597898 55.02669 39.28963 0.949501

Variance Decomposition of JUB:

Perio... S.E. NABPNMES SBIS KURS INF JUB

1 0.005640 13.16794 1.943934 0.001378 2.331535 82.55522

2 0.006674 16.73120 2.168008 3.557678 14.97810 62.56502

3 0.009012 35.19740 4.055852 2.393417 22.09095 36.26238

4 0.012114 36.40693 5.911659 15.53724 18.17871 23.96546

5 0.017001 31.59959 3.406108 35.56246 16.45819 12.97365

6 0.021621 30.59480 3.030406 41.07463 17.25896 8.041201

7 0.027274 28.12817 2.931447 49.32473 14.52872 5.086927

8 0.033574 26.03910 2.740603 55.02221 12.81000 3.388089

9 0.039211 25.27361 2.824085 56.89158 12.52426 2.486468

10 0.044960 24.33600 3.166674 58.57651 12.02843 1.892390

11 0.050513 23.30423 3.480233 60.02536 11.68903 1.501148

12 0.055325 22.81895 3.863442 60.24163 11.82369 1.252294

13 0.059834 22.46886 4.375157 60.17233 11.91145 1.072201

14 0.064112 22.01851 4.794248 60.24983 12.00067 0.936737

15 0.067879 21.76016 5.186266 59.94073 12.27686 0.835977

Cholesky Ordering: NABPNMES SBIS KURS INF JUB